wrap up pbl muskulo ske2

42
Daftar Isi 1 Skenario 2 Kata Sulit 3 Pertanyaan 3 Jawaban 3 Hipotesa 5 Sasaran Belajar Pembahasan LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Tendon Achilles LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Tendon Achilles 7 LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Tendon Achilles 8 LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi yang Berkaitan dengan Tendon Achilles 10 LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rupture Tendon Achilles LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Rupture Tendon Achilles 14 LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Rupture Tendon Achilles 14 LO.2.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Rupture Tendon Achilles 15 LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Rupture Tendon Achilles 15 LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Rupture Tendon 1

description

Rupture tendon achilles

Transcript of wrap up pbl muskulo ske2

Page 1: wrap up pbl muskulo ske2

Daftar Isi 1

Skenario 2

Kata Sulit 3

Pertanyaan 3

Jawaban 3

Hipotesa 5

Sasaran Belajar

Pembahasan

LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Tendon Achilles

LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Tendon Achilles 7

LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Tendon Achilles 8

LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi yang Berkaitan dengan

Tendon Achilles 10

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rupture Tendon Achilles

LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Rupture Tendon Achilles 14

LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Rupture Tendon Achilles 14

LO.2.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Rupture Tendon Achilles 15

LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Rupture Tendon Achilles 15

LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Rupture Tendon

Achilles 16

LO.2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding

Rupture Tendon Achilles 17

LO.2.7 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi pada Rupture Tendon Achilles 23

LO.2.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan pada Rupture Tendon

Achilles 25

LO.2.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rupture Tendon Achilles 30

Daftar Pustaka 29

1

Page 2: wrap up pbl muskulo ske2

SKENARIO

SULIT BERJALAN

Seorang laki-laki atlet sprinter berusia 35 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan

sulit berjalan dan nyeri sekali di pergelangan kaki kanannya sejak 1 jam yang lalu.

Informasi tambahan:

Sebelumnya pasien sedang menjalani latihan lari, ketika sedang lari cepat, tiba-tiba terdengar

bunyi ‘krek’ dari pergelangan kakinya dan ia pun berhenti mendadak. Pada pemeriksaan

fisik, keadaan umum pasien baik dan tanda vital baik. Ditemukan nyeri tekan pada

pergelangan kaki kanan. Pada tes Simmonds, tidak ditemukan plantar fleksi pada kaki kanan.

2

Page 3: wrap up pbl muskulo ske2

KATA SULIT

1. Tes Simmonds : tes yang dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi di tulang calcaneus.

2. Plantar fleksi : gerakan ke bawah dari telapak kaki ke pergelangan kaki atau menekuk.

PERTANYAAN

1. Pada kasus di atas, adakah tes lain yang dapat dilakukan selain tes Simmonds?2. Mengapa pada pasien tidak ditemukan gerakan plantar fleksi?3. Siapa saja yang beresiko terkena kasus seperti pada skenario di atas?4. Mengapa dokter melakukan tes Simmonds?5. Pada kasus ini, bagian apakah yang bermasalah? Apakah tulang, otot, atau bagian

persendiannya?6. Bagaimana penanganan pertama pada kasus di atas?7. Apa diagnosis yang dapat ditegakkan dari skenario?8. Bagaimana prosedur melakukan tes Simmonds?9. Bagaimanakah pengaruh usia pada kasus seperti di atas?10. Apakah pasien dengan kasus di atas dapat pulih kembali?11. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis

kasus di atas?12. Apa saja penyebab terjadinya kasus di atas?

JAWABAN

1. Ada tes lain yang dapat dilakukan, yaitu tes Thompson, dengan cara pasien diminta melakukan posisi seperti sujud, kemudian bagian betis diremas dan perhatikan apakah ada gerakan plantar fleksi atau tidak.

2. Karena tendon Achilles merupakan fleksor pada articulation talocruralis, sehingga jika ada masalah pada tendon Achilles, maka pasien tidak akan dapat melakukan gerakan plantar fleksi.

3. - Atlet, terutama pada cabang olang raga yang membutuhkan footwork yang baik, contohnya badminton, sepak bola, dan atlet lari.- Pekerja berat- Pendaki gunung

4. Untuk mengetahui apakah ada masalah di tendon pada pergelangan kaki (tendon Achilles)

5. Yang bermasalah adalah tendon achillesnya.6. Penanganan pertama pada kasus di atas dapat dengan cara memasang spalk (bidai)

yang harus melalui 2 sendi. Kemudian segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

7. Diagnosis kasus di atas adalah rupture tendon Achilles.8. Prosedur melakukan tes Simmonds adalah sebagai berikut:

- Pasien diminta melakukan posisi telungkup.- Kaki pasien diposisikan menggantung.

3

Page 4: wrap up pbl muskulo ske2

- Pasien diminta melakukan gerakan dorsofleksi dan plantar fleksi.

Pada keadaan normal akan didapatkan gerakan dorsofleksi dan plantar fleksi. Sedangkan pada keadaan tidak normal maka dorsofleksi dan plantar fleksi tidak akan ditemukan.

9. Usia berpengaruh pada risiko kejadian seperti pada kasus di atas. Karena pada usia tua, biasnya tulang semakin rapuh dan fungsi otot juga berkurang. Terutama pada wanita.

10. Bisa pulih kembali, tapi aktivitas akan lebih terbatas.11. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus di atas antara lain

pemeriksaan radiologi, seperti rontgen untuk mengetahui apakah terdapat fraktur atau tidak serta apakah terdapat soft tissue swelling atau tidak, dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk mengetahui bagian otot atau tendon apa sajakah yang bermasalah.

12. Penyebab terjadinya kasus di atas di antaranya:- Stress yang berat pada tendon yang bersangkutan.- Intensitas latihan yang berat (contohnya pada para atlet).- Gerakan dorsofleksi yang berlebihan (contohnya pada pendaki gunung).

4

Page 5: wrap up pbl muskulo ske2

HIPOTESA

Faktor risiko seperti stress yang berat pada tendon, dorsofleksi yang berlebihan, serta intensitas latihan yang berat seperti yang dilakukan oleh para atlet atau pekerja berat dapat menyebabkan masalah pada tendon di pergelangan kaki. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan plantar fleksi. Kasus tersebut didiagnosa sebagai rupture tendon Achilles. Kasus seperti ini dapat ditatalaksana dengan terapi konservatif dan operatif.

5

Page 6: wrap up pbl muskulo ske2

SASARAN BELAJAR

LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Tendon Achilles

LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Tendon Achilles

LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Tendon Achilles

LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi yang Berkaitan dengan Tendon Achilles

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rupture Tendon Achilles

LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Rupture Tendon Achilles

LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Rupture Tendon Achilles

LO.2.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Rupture Tendon Achilles

LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Rupture Tendon Achilles

LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Rupture Tendon Achilles

LO.2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Rupture Tendon Achilles

LO.2.7 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi pada Rupture Tendon Achilles

LO.2.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan pada Rupture Tendon Achilles

LO.2.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rupture Tendon Achilles

6

Page 7: wrap up pbl muskulo ske2

PEMBAHASAN

LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Tendon Achilles

LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Tendon Achilles

Tendon adalah sebuah pita jaringan ikat (fibrosa) yang melekat pada otot dan ujung yang lain berinsersi ke dalam tulang. Fungsi tendon diantaranya adalah membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang- tulang, membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol, menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk menahan tulang. Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak, karena tendon yang menghubungkan otot dengan tulang.

Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia,letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 cm, dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah-belakang tulang calcaneus.

Dibandingkan dengan bagian lain dari tubuh, tendo Achilles memiliki suplai darah yang relatif sedikit. Darah dipasok ke Achilles tendo oleh dua arteri yaitu A. Tibilais posterior yang mensuplai darah pada bagian proksimal dan distal. A. Peroneus pada bagian medial dari tendo. Vaskularisasi terlemah pada sambungan Achilles - tumit dan suplai darah yang paling lemah pada titik sekitar 2-6 cm di atas sambungan tendo Achilles - tumit tulang.

Fungsi dari tendon Achilles sendiri adalah menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Ketika otot betis berkontraksi (jika berkontraksi otot akan memendek), otot betis akan menarik tendon Achilles. Kontraksi otot betis ini menarik tulang tumit,sehingga terjadi gerakan plantarfleksi (posisi kaki dalam keadaan seperti menjinjit).Kontraksi otot betis yang dibantu tendon Achilles ini berguna dalam aktivitas sehari-hariseperti berjalan, berlari, dan melompat.

7

Page 8: wrap up pbl muskulo ske2

LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Tendon Achilles

Tendon Achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendonadalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot ini dalam tubuh adalah bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan seseorang untuk berjalan, melompat, mengangkat beban, dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik tulang menyebabkan gerakan ini.

Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau Ligamentum atau tendon kemudian dipecah menjadi entitas yang lebih kecil disebut fasciles (lembaran).Lembaran berisi fibril dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis yang menghasilkan ligamen atau tendon.Ada karakterisitik struktural pada tingkat ini yang memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari fibril. Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan kontribusi signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan tendon.

Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon.Serat kolagen terdapat pada semua jenis jaringan ikat yang terdiri atas protein- protein kolagen. Dalam keadaan segar, kolagen berwarna putih. Diameternya berkisar antara 1-12 mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi berkas serabut yang lebih besar. Dalam keadaan segar bersifat lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut kolagen bergelombang, karenannya bersifat lentur. Benang serabut kolagen yang paling halus yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya adalah fibril dengan tebal kurang lebih 0,3 sampai 0,5 µm.

Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan serabut yang lebih kecil yang disebut miofibril dengan diameter 45sampai 100nm. Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop elekron dan tampak mempunyai garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm. Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen direbus akan menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsin dan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling utama dan secara genetik berbeda. Keenam tipe kolagen tersebut adalah :

1. Tipe I tipe kolagen yang paling banyak ditenukan. Terdapat pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi dan sementum

2. Tipe II tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elastic

8

Page 9: wrap up pbl muskulo ske2

3. Tipe III Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler.

4. Tipe IV terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan dengan lamina tersebut

5. Tipe V terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I6.6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina

Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I, tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast daritendon Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur. Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dank arena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara spontan. Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular yang terorganisir dengan baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang merupakan fibroblast khusus,muncul pada potongan longitudinal.Pengaturan yang baik ini disebabkan oleh sekresi kolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolom tenosit, yang menghasilkan baik komponen fibriler dan nonfibriler darimatriks eksraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-serat kolagen.

9

Page 10: wrap up pbl muskulo ske2

Fibroblast dari tendo achilles dikelilingi oleh matriks ekstraselular dari kolagen, mukopokisakarida, elastin, dan glikoprotein. Setiap urat saraf dikelilingi oleh endotenon, dan unit ini dikelilingi oleh epitenon sangat vaskular. Dalam keadaan normal struktur tendo Achilles berubah saat mengalami penuaan. Perubahan ini termasuk kepadatan sel menurun, penurunan kolagen urat saraf, dan hilangnya kelenturan serat, yang dapat menjelaskan insiden yang lebih tinggi dari cedera tendo di atlet tua.

Tidak seperti tendo lainnya, tendo Achilles tidak memiliki selubung tendo yang benar atau sejati. Sebaliknya, tendo Achilles dikelilingi oleh paratenon yang terdiri dari jaringan lunak. Lapisan luar paratenon adalah bagian dari fasia profunda, lapisan tengah disebut mesotenon dan lapisan dalam kontinu dengan lapisan tipis yang mengelilingi tendo itu sendiri disebut epitenon.

LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi yang Berkaitan dengan Tendon Achilles

(sumber gambar: http://newsroom.aaos.org/images/9064/media_gallery/Foot72dpiRGB.jpg)

Secara anatomis, kaki dapat dibagi menjadi tiga bagian fungsional yaitu:1. Bagian depan kaki, terdiri dari lima tulang metatarsal dan empat belas tulang

falang.2. Bagian tengah kaki, terdiri dari tiga tulang kuneiformis, sebuah tulang kuboid

dan tulang navikularis membentuk sebuah deretan.3. Bagian belakang kaki, terdiri dari, a. tulang talus pada bagian apex kaki yang

merupakan bagian dari sendi pergelangan kaki, merupakan kunci mekanis pada bagian apex kaki, mempunyai korpus, kolum dan kaput, berbentuk cembung,

10

Page 11: wrap up pbl muskulo ske2

pada permukaan superiornya menyerupai pelana kuda, b. tulang kalkaneus merupakan bagian paling belakang dari kaki yang menyentuh permukaan tanah.

Persendian kaki dan Pergelangan kaki

Sendi pergelangan kaki terdiri dari bagian bawah tulang tibia, tulang fibula dan tulang talus yang berbentuk kubah, sering disebut ankle mortis. Dalam ankle mortis, talus berfungsi sebagai sendi pegas. Bila dilihat dari atas, ankle mortis berada pada sudut lateral karena maleolus medial berada di anterior maleolus lateral pada bidang transversal. Corpus talus berbentuk baji dengan bagian anterior yang lebih lebar

Gerakannya berupa plantar fleksi dan dorso fleksi. Sendi pergelangan kaki ini stabil dan terbatas pada semua bidang gerak yang lain. Saat dorsofleksi, bagian anterior yang lebih lebar akan berada diantara ke dua maleolus dan akan berfungsi membatasi gerakan. Saat plantarfleksi bagian posterior yang lebih sempit akan berada diantara ke dua maleolus dan akan memungkinkan gerakan-gerakan ke arah lateral dari talus dalam ankle mortis.

Ligamen Kaki Dan Pergelangan Kaki

Ligamen dari ankle mortise adalah ligament interoseus beserta membrannya dan ligamen tibiofibular. Ligamen interoseus dan membran melekat pada bagian dalam tibia, berjalan lateral dan ke bawah pada bagian dalam fibula.

Pada saat dorso fleksi fibula terangkat sedikit ke atas menyebabkan ligamen ini menjadi lebih datar melebarkan ankle mortise, sehingga bagian terluas dari talus dapat melaluinya.

Pada plantar fleksi akan terjadi sebaliknya. Ligamen interoseus diperkuat oleh ligamen tibiofibular yang berjalan paralel terhadapnya.

Penyangga terkuat dari sendi pergelangan kaki adalah ligamen kolateral pada bagian lateral. Ligamen kolateral ini mempunyai 3 bagian, yaitu :

1. Ligamen talofibular anterior, berasal dari kolum talus dan melekat pada ujung fibula.

2. Ligamen kalkaneofibular, berasal dari kalkaneus melekat pada ujung fibula.

3. Ligamen talofibular posterior, berasal dari korpus talus melekat pada ujung fibula.

Penyangga terkuat bagian medial pergelangan kaki adalah ligamen deltoid yang menghubungkan maleous medialis dengan navikular, sustentakum tali dan bagian posterior talus.

11

Page 12: wrap up pbl muskulo ske2

Ligamen deltoid mempunyai 4 bagian, yaitu :

1. Tibionavikular,

2. Talotibial anterior,

3. Calcaneotibial,

4. Talotibial posterior

Otot-Otot Kaki Dan Pergelangan Kaki

Otot-otot kaki dan pergelangan kaki dapat dibagi menjadi otot intrinsik dimana otot-otot tersebut beroigo dan berinsersi di dalam kaki, dan otot ekstrinsik yang memiliki origo di luar kaki. Pembagian ini seperti pada otot-otot tangan.

Otot-otot posterior. Terdiri dari : 1. Otot triseps surae,

Disebut triseps surae karena mempunyai tiga kaput, yaitu dua kaput gastrolonemius dan satu kaput soleus. Nama lain otot triseps surae adalah otot gastrosoleus. Otot triseps surae juga menyebabkan supinasi kaki ketika kaki terfiksasi pada lantai. Otot soleus menyebabkan gerakan plantar fleksi pada saat lutut fleksi. Kelompok otot-otot yang lain pada kaki dan pergelangan kaki melalui bagian belakang maleolus, membantu plantar fleksi kaki. Otot triseps surae sangat berperan mengangkat tumit dari lantai pada saat heel off gait.

2. Otot gastroknemius Berasal dari bagian atas lutut, mempunyai dua kaput yang melekat pada

setiap kondilus femur. Setengah bagian bawah dari otot gastroknemius menjadi tendon yang tipis disebut tendon Achilles, melekat pada bagian posterior kalkaneus, menyebabkan plantar fleksi pergelangan kaki.

Gerak sendi- Fleksi Dorsalis : M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M.

proneus tertius dan M. extensor hallucis longus.- Fleksi Plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis

longus, M. peroneus longus dan brevis M. tibialis posterior

12

Page 13: wrap up pbl muskulo ske2

Articulatio:1. Articularis Subtalaris (Talocalcanea)

- Tulang : Os. Talus & os. Calcaneus- Jenis sendi : Gliding- Gerak sendi : Geser- Sumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posterior inferior

menuju anterosuperior os. Calcaneus.- Penguat sendi :Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum

talocacaneum mediale, anterior, posterior & logamentum talocalcaneum interoseum. Pada articulatio subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak kaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi bergerak ke medial. Seringkali istilah inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dan supinasi. Eversi 5 derajat terjadi akibat dorsofleksi dan abduksi. Sedangkan inversi 20 derajat akibat plantarfleksi dan adduksi.

2. Articularis Talocalcaneonavicularis- Tulang : Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. Cuboideum- Jenis sendi : Gliding- Gerak sendi : Geser & Rotasi- Penguat sendi : Ligamentum talonaviculare & ligamentum calcaneonaviculare

3. Articularis Calcaneocuboidea- Tulang : Os. Calcaneus & Os. Cuboideum- Jenis sendi : Plana- Gerak sendi : Geser & sedikit rotasi- Penguat sendi :Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at plantare,

ligamentum plantar longum & articulationes tarsometatarsales

4. Articulatio Talocruralis- Tulang : antara trochlea tali dan lengkung yang dibentuk oleh maleoli

ossa cruris

- Jenis sendi : gynglimus

- Penguat sendi : ligamentum mediale (deltoideum) pars tibionavicularis, pars

tibiocalcanea, pars tibiotalaris anterior, pars tibiotalaris posterior, ligamentum

talofibulare anterius, ligamnetum talofibulare posterius dan ligamnetum

calcaneofibulare.

- Sumbu gerak : sumbu gerak pada sendi ini adalah sumbu frontal yang

berjalan dari kranio medialis ujung bawah malleolus medialis sampai

kaudolateralis ujung bawah malleolus lateralis. Sumbu ini membentuk sudut

terhadap bidang transverse sebesar 7o. bila dilihat dari atas anteromedial ke

posterolateral dan membentuk sudut 13o dari bidang frontal.

13

Page 14: wrap up pbl muskulo ske2

- Gerak sendi

Fleksi dorsalis : M.tibialis anterior, M.ekstensor digitorum longus ,

M.peroneus tertius, dan M extensor hallucis longus.

Fleksi plantar : M.gastrocnemius, M.soleus, M.plantaris, M.flexor halucis

longus, M.peroneus longus dan brevis , M.tibialis posterior

Pada articulation talocruralis dalam sikap dorsofleksi, gerakan pronasi dan supinasi

terbatas, karena bagian depan trochlea tali lebih lebar daripada bagian belakang sehingga

lebih memungkinkan terjepitnya trochlea tali oleh malleolus lateralis dan medialis

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rupture Tendon Achilles

LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Rupture Tendon Achilles

Rupture tendon Achilles adalah robek atau putusnya hubungan tendon (jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cedera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal.

(sumber gambar: http://graphicwitness.medicalillustration.com/imagescooked/70202W.jpg)

LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Rupture Tendon Achilles

Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon Achilles paling sering terluka karena gerakan pergelangan kaki berupa plantarfleksi atau dorsofleksi mendadak, atau dari tekanan paksa dorsofleksi pada pergelangan kaki diluar batas normal gerak.

14

Page 15: wrap up pbl muskulo ske2

Rupture tendo Achilles sering diderita oleh orang yang memiliki kondisi buruk dengan riwayat tendinitis calcaneal. Cedera biasanya dialami sebagai suatu snap yang dapat didengar selama tolakan kuat (plantarfleksi dengan lutut ekstensi) diikuti segera oleh nyeri betis mendadak dan dorsofleksi mendadak kaki yang plantarfleksi.

Usia dan kurangnya penggunaan otot dapat menyebabkan tendo Achilles menjadi tipis dan lemah yang dapat mengakibatkan tendo rentan cedera. Tendo achilles bisa robek karena kurang menerima aliran darah. Lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan. Antibiotik Fluorokuinolon, ciprofloxacin, dan kortison dapat meningkatkan risiko terjadinya rupture tendo Achilles. Kortison merupakan efek tidak langsung dari cedera tendo Achilles. Kortison dapat membuat tendo Achilles yang melemah merasa terlalu nyaman. Seorang pasien yang telah menerima suntikan kortison di atau dekat tendo Achilles dapat terlalu meregangkan tendo Achilles tanpa rasa sakit, sehingga pasien meregangkan tendo Achilles sampai di titik pecah. Dan penyakit tertentu, seperti arthritis, diabetes, trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis juga berpengaruh.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan rupture tendon Achilles:

Dorso flexsi pasif secara tiba tiba saat kontraksi maksimal pada otot betis. Saat berlari, melompat, tersandung , dan jatuh dari ketinggian. Tendo achilles bisa robek karena kurang menerima aliran darah. Usia meningkatkan terjadinya rupture tendo achilles. Peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendo achilles. Lebih sering pada laki laki dibanding perempuan. Penyakit tertentu seperti arthritis dan diabetes. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat

meningkatkan risiko pecah. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga

badminton, tenis, basket dansepak bola. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis. Obesitas.

LO.2.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Rupture Tendon Achilles

Insiden ruptur tendon achilles meningkat hingga 50% di negara maju. Robekan tendon achilles paling umum terjadi di negara-negara maju dengan prevalensi bervariasi. Insiden meningkat dari 18/100.000 pada tahun 1984 menjadi 37/100.000 pada tahun 1996. Insiden tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun. Tujuh puluh tiga persen cedera berhubungan dengan olah raga. Puncak cedera yang berhubungan dengan olah raga terjadi pada usia rata-rata 53 tahun . Gangguan pada tendon achilles lebih umum terjadi di sebelah kiri dari pada sisi kanan dengan alasan yang tidak diketahui. Terjadi peningkatan 200 kali lipat resiko pada tendon kontralateral pada pasien yang sebelumnya pernah menderita ruptur tendon achilles. Ruptur tendon paling banyak terjadi pada laki-laki dengan rasio antara laki-laki dan perempuan kira-kira 10:1.

LO.2.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Rupture Tendon Achilles

15

Page 16: wrap up pbl muskulo ske2

Rupture traumatic tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo akibat perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal sehingga terjadi kontraksi mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat kebawah dan diluar kemampuan tendon Achilles untuk menerima suatu beban.

Rupture tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas pada klien. (Arif, 2011)

Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabkan pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat keteganganantara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.

Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau akibat tendinitis Achilles . Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-otot kaki belakang yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot betis berkontraksi.

LO.2.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Rupture Tendon Achilles

Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada rupture tendo Achilles adalah sebagai berikut:

1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.

2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.

3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit.4. Tumit tidak bisa digerakan turun naik5. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang

tumit.

16

Page 17: wrap up pbl muskulo ske2

6. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki.Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.

7. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.

8. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan diagnosis.

LO.2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Rupture Tendon Achilles

Disamping memeriksa daerah yang sakit, memperhitungkan berbagai faktor-faktor yang menyebabkannya seperti keketatan betis, kekakuan tulang sendi pada pergelangan kaki atau sendi subtalar dan tungkai biomekanik yang lebih rendah. Menurut Brukner, P., dan Khan, K., (1993: 426) perlu adanya pemeriksaaan pada daerah dimaksud dengan cara pengamatan dan perlakuan sebagai berikut: 1. Pengamatan

berdiri berjalan tengkurap

2. gerakan aktif penegangan/pelenturan (plantarfleksi) pengangan/pelenturan saraf punggung kaki (dorsofleksi)

3. gerakan pasif plantarfleksi plantarfleksi dengan tekanan lebih dorsifleksi tulang sendi subtalar peregangan otot

i. gastrocnemiusii. soleus

4. gerakan tertahan

17

Page 18: wrap up pbl muskulo ske2

plantarfleksi 5. pengujian secara fungsional

betis diangkat meloncat menjatuhkan tumit secara tiba-tiba

6. palpasi/pijatan tendo achilles bursa retrocalacaneal talus bagian belakang otot betis

7. pengujian khusus tes Thomson penilaian secara biomekanik tes refleks achilles

c. Gerakan pasif – sendi subtalar (subtalar joint). Gerakan tertahan pada sendi subtalar adalah penyebab potensial dari rasa sakit pada tendo Achilles dan juga turut mengakibatkan kelainan pada biomekanik.

d. Gerakan pasif – peregangan otot (gastrocnemius). Dilakukan dengan berdiri dan memanfaatkan berat badan sebagai tekanan. Lutut diregangkan dan tumit tetap di atas permukaan tanah. Kaki tetap di posisi netral dengan tempurung lutut sejajar dengan tulang telapak kaki. Bandingkan peregangan pada kedua sisi.

18

Page 19: wrap up pbl muskulo ske2

e. Gerakan pasif – peregangan otot (soleus). Dilakukan dengan cara pasien berdiri tegak dengan lutut dilenturkan. Pastikan kaki dalam posisi normal.

f. Pengujian secara fungsional. Dapat digunakan untuk menimbulkan rasa sakit kembali jika memang dibutuhkan. Pengujian meliputi mengangkat lutut secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri, melompat, menjatuhkan tumit secara tiba-tiba dan menerjang.

g. Palpasi (pijatan)– tiarap. Pijat tendo dan para tendo selama pergerakan tendo untuk menentukan bagian mana yang tergabung. Pijat bagian gastrocnemius, soleus (telapak kaki) dan bursa retrocalcaneal.

Pemeriksaan Penunjang pada Kasus Rupture Tendon Achilles

Tes Thompson

Test Thompson / Simmonds-Thompson test digunakan dalam pemeriksaan ekstremitas bawah untuk menguji ruptur tendo Achilles. Pasien terletak menghadap ke bawah (tengkurap) dengan kaki ditepi tempat tidur. Jika tidak ada gerakan kaki (sedangkan pada keadaan fisiologis akan terdapat gerakan plantar fleksi) pada saat meremas betis yang sesuai, menandakan kemungkinan ruptur tendo Achilles. Nilai Prediksi benar 13,7 sedangkan nilai prediksi salah kira-kira <0,1

Test fleksi Lutut

Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring rawan di meja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral atau dorsofleksi, diagnosis ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.

Test jarum/ Obrien’s Test

Sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan 10 cm proksimal terhadap masuknya tendon.Jarum dimasukkan dampai ujungnya ada di dalam substansi tendon.Pergelangan kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan dorso fleksi.Jika, pada dorsofleksi, titik jarum distal, bagian dari tendon distal jarum dianggap

19

Page 20: wrap up pbl muskulo ske2

utuh.Jika titik jarum proksimal, diduga hilangnya kontinuitas antara jarum dan tempat penyisipan dari tendon.

Tes sphygmomanometer/ Copeland Test

Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasien berbaring rawan. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal) dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar 140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap menjadi utuh. Namun, jika tekanan tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis ruptur tendon Achilles dapat ditegakkan.

Pemeriksaan Radiologi:

Pemeriksaan Dengan Sinar X

Citra sinar X yang biasa memiliki peran yang terbatas dalam pemeriksaan pasien dengan rasa sakit pada tendo achilles. Kadang-kadang adanya penonjolan yang tampak dan berlebihan pada calcaneus perlu diperhatikan. Hal ini mungkin saja merupakan faktor yang menimbulkan dan menambah retro calnaceal bursitis semakin parah. Pemeriksaan secara ultrasound dapat membantu membedakan antara tendinitis, paratendinitis, degenerasi focal, dan putus sebagian (partial tear). Pemeriksaan secara ultrasound harus dilakukan saat luka pada tendo Achilles tidak bereaksi terhadap cara tradisional.

MRI(Magnetic Resonance Imaging)

MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah teknik diagnostik yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar rinci jaringan lunak tubuh dan tulang. MRI membuat pencitraan tulang dengan menggunakan magnet yang terbentuk di sekitar tubuh untuk merangsang atom hidrogen. Setelah atom kembali ke tingkat rangsang normal, mereka memancarkan energi yang terdeteksi pada scanner. MRI scan umumnya dianggap sebagai studi pencitraan yang terbaik.

Alat scan MRI terlihat sama dengan CT Scan, tapi metode pencitraan keduanya sangat berbeda karena radiasi yang digunakan pada MRI adalah radiasi gelombang frekuensi radio dalam suatu medan magnetik yang sangat kuat. Pemeriksaan MRI digunakan untuk mengecek putusnya tendo Achilles atau tidak.

20

Page 21: wrap up pbl muskulo ske2

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah prosedur non-invasif yang menghasilkan gambar dua dimensi suatu organ atau struktur internal dari jaringan lunak. Jaringan yang baik divisualisasikan menggunakan MRI adalah otak dan sumsum tulang belakang, perut, dan sendi.

Pada pemeriksaan ini dapat dilihat adanya plantar fascitis dengan calcaneus spur. MRI dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan seragam jutaan proton berjalan melalui tubuh. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto kualitas yang sangat tinggi sehingga mudah bagi teknisi untuk melihat air mata dan cedera lainnya.

(Gambaran MRI yang didapat pada rupture tendon Achilles, sumber: http://img.webmd.com/dtmcms/live/webmd/consumer_assets/site_images/media/medical/hw/h9991196.jpg)

USG (ultrasonografi)

Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan.Bekerjadengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh pasien.Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang.Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar.Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi pergerakantendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.Perangkat ini membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan struktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera.

21

Page 22: wrap up pbl muskulo ske2

Dalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedera terjadi dan apakah pasien sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Rentang gerak dan kekuatan otot akan dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki. Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini.Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes pencitraan MRI atau lainnya.

Ada 4 klasifikasi ruptur Tendon achilles yaitu:

1. Tipe I: Pecah parsial, yaitu sobek yang kurang dari 50%, biasanya diobati dengan manajemen konservatif

2. Tipe II: sobekan yang penuh dengan kesenjangan tendon kurang dari sama dengan 3 cm, biasanya diobati dengan akhir-akhir anastomosis

3. Tipe III: sobek yang penuh dengan jarak tendon 3 sampai 6 cm4. Tipe IV: perpisahan yang penuh dengan cacat lebih 6 cm (pecah diabaikan)

Tipe Robekan Ligamen :

a. Robekan pada ligamen lateral- Robekan ligamen total

Trauma adduksi yang hebat dapat menyebabkan robekan total pada ligamen lateral. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinik serta foto stres pada pergelangan kaki. Pengobatan dengan restorasi ligamen secara konservatif atau operatif.

- Robekan ligamen parsial (strain)Diagnosis strain ligamen lateral sama dengan yang total tetapi dengan pemeriksaan foto stres tidak ditemukan adanya robekan. Pengobatan dengan pemasangan verban elastis atau pemasangan gips dibawah lutut.

b. Robekan pada ligamen medial (ligamen deltoid)Robekan terjadi karena adanya trauma abduksi. Robekan dapat bersama-sama dengan lepasnya fragmen kecil pada robekan ligamen lateral. Pengobatan seperti robekan ligamen lateral.

Diagnosis Banding

1. Tendo calcaneal bursitis

Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.

22

Page 23: wrap up pbl muskulo ske2

2. Achilles tendoncitis

Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.

3. Achilles tendinopathy atau tendonosis

Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

Pemeriksaan secara ultrasound dapat membantu membedakan antara tendinitis, paratendinitis, degenerasi focal, ruptur sebagian atau ruptur total. Pemeriksaan secara ultrasound harus dilakukan saat luka pada tendo achilles tidak bereaksi terhadap cara tradisional. MRI juga dapat membantu pemeriksaan luka pada tendo achilles.

Tendinitis adalah sebuah peradangan padan tendon achilles. Terjadi karena inflamasi tendo achilles karena penekanan yang berulang ulang pada daerah belakang tumit.

Bursa adalah lapisan dan cairan sinovia yang terbungkus sakus. Secara normal bursa terletak antara daerah pergeseran otot dengan tulang dan antara keduanya dengan kulit. Adanya penonjolan jaringan misalnya penonjolan tulang pada haluks valgus dapat mengakibatkan pembentukan jaringan bursa tambahan pada daerah yang sering tergesek. Akibat pergeseran yang berulang ulang dapat terjadi bursitis gesekan dimana dinding bursa menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa.

LO.2.7 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi pada Rupture Tendon Achilles

Komplikasi yang dapat terjadi adalah : Tendonitis achilles ( peradangan tendon achilles), Fasilitis plantaris ( inflamasi insersi fasia plantaris), Fibrositis (peradangan jaringan ikat, dalam hal ini jaringan ikat padat terkait tendon).

Non-Surgical / Conservative Treatment

21% Re-Rupture

Surgery

1,7% Re-Rupture

5% Infection

2% Sural Nerve Injure

23

Page 24: wrap up pbl muskulo ske2

Bedah:

Mengurangi 68% terjadi Re-Rupture tapi meningkatkan resiko infeksi

Disisi lain, komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan pembedahan adalah infeksi MRSA (Methylcillin Resistant Staphylococcus Aureus), perdarahan, Deep Vein Thrombosis, dan efek samping anastesi terkait operasi.

24

Page 25: wrap up pbl muskulo ske2

LO.2.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan pada Rupture Tendon Achilles

1. Pengobatan secara operatif (surgical) ruptur tendon achilles

Ada 2 macam operasi untuk penyembuhan Ruptur Tendo Achilles:

a. Operasi Terbuka

Selama operasi terbuka sebuah sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendo achilles di jahit bersama-sama. Pada ruptur lengkap atau serius tendon plantaris atau sisa otot yang lain ditanam dan dibungkus di sekitar tendon achilles, untuk meningkatkan kekuatan perbaikan tendon. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera yang diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan jaring penguat (kolagen, artelon, atau material terdegradasi lainnya). Efek samping: dapat terjadi komplikasi masalah penyembuhan luka.

-Teknik Fascia lata.

Sumber www.medscape.com

-Teknik V-Y Myotendinous Lengthening

25

Page 26: wrap up pbl muskulo ske2

Sumber www.medscape.com

-Teknik Krackow

Sumber www.medscape.com

26

Page 27: wrap up pbl muskulo ske2

-FHL Tendon Transfer

Sumber www.medscape.com

b. Operasi Perkutan

Pada operasi perkutan, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil dibanding satu sayatan besar, dan menjahit kembali tendon bersama melalui sayatan. Operasi bisa di tunda sekitar satu minggu setelah terjadi ruptur untuk mendinginkan atau menurunkan pembengkakan. Untuk pasien yang menetap dan yang mengalami vasculopati atau risiko penyembuhan buruk, operasi perkutan bisa menjadi pengobatan yang lebih baik dibandingkan operasi terbuka. Efek samping : dapat terjadi kerusakan syaraf.

27

Page 28: wrap up pbl muskulo ske2

Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan mengenakan gips, boot berjalan, atau perangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot diposisikan untuk menjaga kaki menunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan secara bertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau bawah). Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.

Lebih dari 80 dari100 orang yang menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles dapat kembali ke semua aktivitas yang mereka lakukan sebelum cedera, termasuk kembali berolahraga.

• Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang memiliki tingkat rerupture tinggi dibandingkan operasi terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya sebenarnya sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukan operasi untuk ruptur tendon achilles akan rerupture setelah operasi

• Operasi Terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi perkutan untuk menghasilkan komplikasi masalah penyembuhan luka. Tapi kerusakan saraf lebih mungkin dapat terjadi pada operasi perkutan. Teknik-teknik baru untuk operasi perkutan dapat membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih sedikit dibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan.

Sulit untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka yang berbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenis prosedur bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelah pecah operasi dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasi dan seberapa baik pasien mengikutinya.

Risiko operasi tendon Achilles:

• Infeksi kulit di tempat sayatan

• Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek samping obat-obatan

• Kerusakan saraf.

• Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil dibanding pengobatan nonsurgical

• Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelum cedera.

• Penurunan ruang gerak.

28

Page 29: wrap up pbl muskulo ske2

2. Pengobatan secara non operative

Pasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit vaskular, neuropati, atau komorbiditas sistemik yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperative karena risiko yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi, luka rincian, dehiscence perbaikan, komplikasi perioperatif).

• Gips kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan kaki ditempatkan di plantar fleksi sedikit (equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selama sekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kaki secara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah periode imobilisasi (4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan casting serial atau pergelangan kaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkan saat masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat setinggi 2 cm dab dipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini, program rehabilitasi dimulai.

• Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya, kerusakan kulit, infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumah sakit menurun dan biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparan anestesi.

• Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture (hingga 40%) dan lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapat menyembuhkan dalam posisi memanjang karena celah di ujung tendon yang mengakibatkan penurunan daya fleksi plantar dan daya tahan.

3. Terapi obat

a. NSAIDs

Ibuprofen → DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, juga menghambat reaksi inflamasi dan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandin.

b. Analgesik

Asetaminofen → DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, org dengan gangguan GI tract bagian atas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri, memiliki efek sedative.

4.Pengobatan Konservatif

Imobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial, maupun seluruhnya.

• Latihan bergerak sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo Achilles

29

Page 30: wrap up pbl muskulo ske2

• Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujung tendin dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak.

• Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6 minggu dalam posisi fleksi 30°-40° pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.

• fisioterapi

Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Twaddle dan Poon yand dipublikasian di American Journal of Sports Medicine pada tahun 2007, pasien dalam kelompok bedah memperbaiki tendon Achilles dengan menjalani menggunakan prosedur Krackow, diikuti oleh pemasangan gips equinus, sedangkan pasien non-bedah yang ditempatkan langsung di cor. Setelah pelepasan gips, pasien dipakaikan orthosis yang dapat dilepas dengan posisi pergelangan kaki pada 20 º dari fleksi plantar. Pasien melepas splint selama 5 menit setiap jam, dan duduk dengan kaki menggantung, melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar pasif, yang memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman.

Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi netral, dengan protokol ROM yang sama seperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk menanggung berat badan yang ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas orthosis dan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan.

LO.2.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rupture Tendon Achilles

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembai normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelahcedera terjadi.

30

Page 31: wrap up pbl muskulo ske2

DAFTAR PUSTAKA

Bloom dan Fawcett. (2002). Buku Ajar Histologi edisi 12. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif. (2011). Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.

Paulsen, F, J. Wasche. (2012). Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum dan

Muskuloskeletal Jilid I. Jakarta: EGC.

Price, Anderson Sylvia. (1996). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta:

EGC.

Syamsir, M. (2014). Kinesiologi Muskuloskeletal. Jakarta: FKUY.

V. Sammarco. (2009). Perbaikan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan kronis.

Jakarta: EGC.

http://indonesian.orthopaedicclinic.com.sg/?p=854 (diakses pada 15 September 2015 pukul

22.00)

http://www.news-medical.net/health/Deep-Vein-Thrombosis-(DVT)-(Indonesian).aspx

(diakses pada 15 September 2015 pukul 22.00)

31