PPT saraf
-
Upload
anggrian-iba -
Category
Documents
-
view
224 -
download
4
description
Transcript of PPT saraf
Laporan KasusHemiparese Dextra Tipe Spastik et
causa Trombosis Serebri
Oleh:Anggrian Iba, S.Ked.
Pembimbing:dr. Budiman Juniwijaya, Sp. S.
Status Penderita NeurologiNama : Ny. I.Umur : 43 tahunJenis Kelamin : PerempuanAlamat : Griya HarapanAgama : IslamMRS tanggal : 8 Desember 2015
ANAMNESISPenderita dirawat di bagian syaraf RSUD Palembang BARI karena sulit untuk berjalan akibat kelemahan tungkai kanan dan lengan kanan yang terjadi secara tiba-tiba.
Sejak ± 4 hari SMRS, saat penderita istirahat tiba-tiba mengalami kelemahan tungkai kanan dan lengan kanan tanpa disertai penurunan kesadaran. Saat serangan terjadi penderita tidak mengalami sakit kepala, tidak ada mual dan muntah, tidak ada kejang dan ada gangguan rasa pada sisi yang lemah. Saat serangan penderita tidak mengalami jantung berdebar-debar dan tidak ada sesak nafas. Kelemahan pada tungkai kiri dan lengan kiri dirasakan tidak sama berat. Sehari-hari penderita bekerja menggunakan tangan kanan. Penderita dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan, tulisan dan isyarat. Penderita dapat mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan, dan isyarat. Saat bicara mulut penderita sedikit mengot dan pelo.
Riwayat darah tinggi diketahui sejak 3 tahun yang lalu dan berobat tidak rutin. Riwayat kencing manis disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat trauma disangkal. Riwayat merokok disangkal dan riwayat minum alkohol disangkal.
Penderita baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
Pemeriksaan (8 Des 2015)
Pemeriksaan (8 Desember 2015)
Pemeriksaan (8 Desember 2015)
Pemeriksaan (8 Desember 2015)
Pemeriksaan (8 Desember 2015)
Pemeriksaan (8 Desember 2015)
Pemeriksaan (20 April 2015)
Pemeriksaan (20 April 2015)
Pemeriksaan ( 8 Desember 2015)
Pemeriksaan (8 Desember 2015)
Pemeriksaan (8 Desember 2015)
Pemeriksaan (8 Desember 2015)
• SENSORIS• Tidak ada kelainan pada dermatom
Pemeriksaan (20 April 2015)
Lain-lain (CT-Scan) : (9 Desember 2015)infark lama pada nucleus lentiformis kananInfark pada nucleus lentiformis kiri, korona radiate kanan kiri.
Diagnosa • DIAGNOSA• DIAGNOSA KLINIK : Hemiparese dextra +
parese nervus VII & XII tipe sentral• DIAGNOSA TOPIK : Capsula interna
hemisferium cerebri sinistra• DIAGNOSA ETIOLOGI : Trombosis cerebri
Terapi• Perawatan – Bed rest– Diet nasi biasa
• Medikamentosa • IVFD Ringer Laktat gtt xv makro • Citikoline 2 x 500 mg iv• Ranitidin 2 x 1 amp iv• Aspilet 2 x 80 mg• Neurodex 1 x 1 tab • Simvastatin 1 x 10 mg
Prognosa Quo ad Vitam : ad bonamQuo ad Functionam : dubia ad bonam
Diskusi Diagnosis Banding Klinis:Hemiparese Dextra tipe Spastik
Diskusi
DIAGNOSA TOPIKDiagnosa banding topikLesi di capsula interna hemisferium cerebri sinistraLesi di subkorteks hemisferium cerebri sinistraLesi di korteks hemisferium cerebri sinistra
Diskusi
Diskusi
3. DIAGNOSA ETIOLOGIDiagnosa banding etiologi :
Emboli cerebriThrombosis cerebri
Haemorrhagic cerebri
A. AnatomiSirkulus Wilisi
B. FisiologiSecara anatomi sistem tersebut terdiri atas 1)
Upper Motor Neuron (UMN), 2) Lower Motor Neuron (LMN), 3) penghubung antara unsur saraf dan otot serta 4) otot skeletal. (Mardjono dan Sidharta, 2012).
Penyelidikan dengan elektrostimulasi mengungkapkan bahwa gerak otot seluruh belahan tubuh dapat dipetakan pada seluruh kawasan korteks motorik sisi kontralateral. Peta itu dikenal sebagai Homunkulus motorik (Mardjono dan Sidharta, 2012).
C. DefinisiMenurut World Health Organization (WHO), stroke
didefinisikan sebagai suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
D. EtiologiLesi vascular regional yang terjadi diotak sebagian
besar disebabkan oleh proses oklusi pada lumen arteri serebral, sebagian lainnnya disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah. Penyakit vascular utama yang menimbulkan penyumbatan ialah aterosklerosisdan arteriosklerosis. (Mardjono dan Sidharta, 2012).
E. EpidemiologiDi Indonesia jumlah penderita gangguan peredaran
darah otak (GPDO) selalu menempati urutan pertama dari seluruh penderita rawat inap. Trombosis lebih sering pada umur 50-an hingga 70-an. GPDO pada anak muda banyak dijumpai akibat infark karena emboli, yaitu mulai dari usia di bawah 20 tahun dan meningkat pada dekade ke-4 hingga ke-6 dari usia, lalu menurun dan jarang dijumpai pada usia yang lebih tua (Aliah, dkk, 2003).
F. KlasifikasiStroke dibedakan menjadi dua yaitu stroke non hemoragik
dan stroke hemoragik.1. Klasifikasi Stroke Non Hemoragik a. Berdasarkan waktu :• Serangan Iskemik Sepintas / Transient Ischemic Attack
(TIA)• Defisit Neurologik Iskemik Sepintas (Reversible Ischemic
Neurological Deficit)b. Berdasarkan etiologi :• Stroke Trombotik • Stroke Emboli
F. Klasifikasi2. Klasifikasi Stroke HemoragikMenurut WHO, dalam International Statistical
Classification of Diseases and Related Health Problem 10th Revision (ICD 10), stroke hemoragik dibagi atas:
• Perdarahan Intraserebral (PIS), perdarahan primer yang berasal dari pembuluh darah parenkim otak.
• Perdarahan Subaraknoid (PSA), keadaan terdapatnya atau masuknya darah ke dalam ruang subaraknoid karena pecahnya aneurisma, malformasi arteriovena (AVM), atau sekunder dari perdarahan PIS.
G. PatofisiologiAterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-
macam manifestasi klinik dengan cara : 1.Menyempitkan lumen pembuluh darah dan
mengakibatkan insufisiensi aliran darah.2.Oklusi mendadak pembuluh darah karena
terjadinya trombus atau perdarahan aterom.3. Merupakan terbentuknya trombus yang
kemudian terlepas sebagai emboli.4. Menyebabkan dinding pembuluh menjadi lemah
dan terjadi aneurisma yang kemudian dapat robek.
H. DiagnosisDiagnosis stroke ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 1. Skor stroke : skor stroke siriraj atau skor gadjah mada2. Laboratorium darah :• hemoglobin, hematokrit, eritrosit, leukosit, hitung jenis,
trombosit dan laju endap darah.• Agregasi trombosit dan fibrinogen.• Gula darah. Profil lipid, kolestreol dan asam urat.3. EKG dan Ekokardiograf untuk mengetahui pencetus
stroke akibat penyakit jantung.4. Foto toraks5. CT-Scan dan MRI
I. PenatalaksanaanStroke non hemoragik (Dewanto dan George, 2009) :1. Umum :• Nutrisi• Hidrasi intravena• Koreksi glukosa jika mengalami hiper atau hipoglikemi.• Neurorehabilitasi dini• Perawatan kandung kemih 2. Khusus :• Terapi spesifik stroke iskemik akut : antiplatelet asam salisilat
clopidogrel 75mg/hari setelah awitan stroke• Obat neuroprotektif• Antihipertensi
I. PenatalaksanaanStroke hemoragik :1. Jalan nafas dan oksigenasi2. Kontrol tekanan darah, pada fase akut tekanan darah tidak
boleh diturunkan lebih dari 20%3. Penatalaksanaan tekanan intrakranial : manitol 20%
1g/kgbb dalam waktu 20 menit, kemudian dilanjutkan dengan 0,25-0,5 g/kgbb dalam waktu 20 menit, sisanya dihabiskan dalam waktu 4 jam.
4. Pembedahan emergensi jika :Pasien usia muda dengan perdarahan lobus sedang atau
besar dengan klinis memburukPasien dengan perdarahn serebelar > 3cm yang memburuk
dengan kompresi pada batang otak dan hidosefalus karena obstruksi ventrikel
Perdarahan sereberal dengna lesi struktural
J. Komplikasi• Komplikasi dini (0-48 jam pertama) (Sudoyo, dkk,
2007):1.Edema serebri: defisit neurologis cenderung
memberat, dapatmengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnyamenimbulkan kematian.
2. Infark miokard : penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
J. Komplikasi• Komplikasi jangka pendek (1-14 hari pertama)
(Sudoyo, dkk, 2007) :1. Pneumonia : Akibat immobilisasi lama.2. Infark miokard.3.Emboli paru : Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca
stroke, seringkali padasaat penderita mulai mobilisasi.
4. Stroke rekuren : Dapat terjadi pada setiap saat. • Komplikasi Jangka Panjang (Sudoyo, dkk, 2007) :1. Kelemahan otot (Sequele)
K. Pencegahan• Primer : Mengendalikan faktor resiko, gizi
seimbang dan olahraga teratur.• Sekunder: Mengendalikan faktor resiko,
medikamentosa, dan tindakan invasif bila perlu.
L. PrognosisPrognosis bergantung dari usia pasien, penyebab
stroke dan kondisi medis lain yang mengawali dan menyertai stroke.
Penderita yang selamat akan memiliki resiko 2 kali untuk menjadi stroke di kemudian hari.
Daftar Pustaka• Aliah A., Kuswara FF., Limoa RA., Wuysang. Gangguan
Peredaran Darah Otak. Kapita Selekta Neuorologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2003: 79-102.
• Dewanto, George dkk. 2009. Panduan Praktis : Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf . EGC. Jakarta.
• Israr, Y. 2008. Stroke. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Rumah Sakit Umum Arifin Achmas Pekanbaru.
• Mardjono, Mahar dan Priguna Sidharta. 2012. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
• Price, Silvia Anderson dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
• Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC.
• Sudoyo, Aru W dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit dalam, Edisi 4, Balai Penerbitan FKUI, Jakarta.