PPT ReEmergingDisease

download PPT ReEmergingDisease

of 85

description

reemerging disease

Transcript of PPT ReEmergingDisease

  • Re emerging disease Oleh Kelompok I :Icha Sukmatriani 1102009135Muhammad Ardly 1102010176Novia Rizky Z.A 1102010211Riezky Trinawaty 1102010240

  • Re-emerging Disease Re-emerging Disease (resurging disease) :wabah penyakit menularyang muncul kembali setelah penurunan yang signifikan dalam insiden dimasa lampau.

    Atau dengan kata lain re-emerging adalah penyakit infeksi sebelumnya pernah dikenal, kemudian hilang tetapi muncul kembali dengan tampilan lebih virulen dan pola epidemilogik.

  • Faktor yang mempengaruhi :AGENT

    Evolution of pathogenic infectious agents (microbial adaptation & change)Development of resistance to drugs Resistance of vectors to pesticides

  • HOSTHuman demographic change (inhabiting new areas)Human behaviour (sexual & drug use)Human susceptibility to infection (Immunosuppression)Poverty & social inequality

  • ENVIRONMENT

    Climate & changing ecosystemsEconomic development & Land use (urbanization, deforestation)Technology & industry (food processing & handling)

  • Faktor yang mempengaruhi :

    Evolusi dari microbial agent seperti variasi genetik, rekombinasi, mutasi dan adaptasiHubungan microbial agent dengan hewan perantara (zoonotic encounter)Perubahan iklim dan lingkunganPerubahan prilaku manusia seperti penggunaan pestisida, penggunaan obat antimikrobial yang bisa menyebabkan resistensi dan penurunan penggunaan vaksin.Pekembangan industri dan ekonomiPerpindahan secara massal yang membawa serta wabah penyakit tertentu (travel diseases)Perang seperti ancaman penggunaan bioterorisme atau senjata biologis.

  • Re emerging diseaseMalaria Antharx Rabies dan infeksi lyssavirusMarbug virusBovine tuberculosisBrucella Plaqueleptospirosis

  • MALARIA

  • Sekitar 350-500 juta orang terinfeksi dan lebih dari 1 juta kematian setiap tahun, terutama di daerah tropis dan di Afrika di bawah gurun Sahara termasuk Indonesia bag Timur

    Penemu atas penyebab malaria: seorang dokter militer Prancis Charles Louis Alphonse Laveran dpt Penghargaan Nobel untuk Fisiologi dan Medis pada 1907.

    Penyakit infeksi menular oleh parasit dari genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles

  • ETIOLOGI

  • Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas sporozoa. Plasmodium vivax : malaria vivax (malaria tertiana ringan). Plasmodium malariae : malaria kuartanaPlasmodium falcifarum : malaria falsifarum (malaria tertiana berat), malaria pernisiosa dan Blackwater faver.Plasmodium malariae : malaria kuartana

  • BEBERAPA SIFAT PERBANDINGAN DAN DIAGNOSTIK PADA EMPAT SPESIES PLASMODIUM PADA MANUSIA

    SifatP. falciparumP. vivaxP. ovaleP. malariaeDaur praeritrosit5,5 hari8 hari9hari10-15 hariHipnozoit-++-Jumlah merozoit hati40.00010.00015.00015.000Daur eritrosit48 jam48 jam50 jam72 jamEritrosit yg dihinggapiMuda dan normositRetikulosit dan normositRetikulosit dannormosit mudaNormositPembesaran eritrosit-+++-Titik-titik eritrositMaurerSchuffnerSchuffner (james)ZiemannPigmenHitamKuning tengguliTengguli tuaTengguli hitamJumlah merozoit8 2412 188 108Daur dalam nyamuk pada 27C10 hari8-9 hari12-14 hari26-28 hari

  • JENIS MALARIA

  • Malaria tertiana (paling ringan), yg disebabkan Plasmodium vivax gejala demam dpt terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dpt terjadi selama dua minggu stlah infeksi).

    Malaria kuartana disebabkan Plasmodium malariae, masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari. Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika, disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau dan kematian.Malaria pernisiosadisebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

    JENIS

    MALARIA

  • PATOLOGI

  • Ciri khas demam malaria adalah periodisitasnya.

  • CARA PENULARAN

  • SIKLUS HIDUP PLASMODIUM DALAM TUBUH MANUSIA

  • GEJALA KLINIS

  • demam secara periodik berhubungan dengan waktu pecahnya sejumlah skizon matang dan keluarnya merozoit yang masuk dalam aliran darah (sporulasi)Dimulai dengan gejala prodromal yaitu lesu, sakit kepala, tidak nafsu makan, kadang-kadang disertai dengan mual dan muntahSTADIUM:menggigil,puncak demam,berkeringatDEMAM

  • gejala khas terutama pada malaria yang menahun. Perubahan limpa biasanya disebabkan oleh kongesti, tetapi kemudian limpa berubah warna menjadi hitam, karena pigmen yang ditimbun dalam eritsosit yang mengandung kapiler dan sinusoidPada malaria menahun jaringan ikat bertambah tebal, sehingga limpa menjadi keras.SPLENOMEGALI

  • Derajat anemia tergantung pada spesies parasit yang menyebabkannyaJenis anemia pada malaria adalah hemolitik, normokrom dan normositik.

    Pada serangan akut kadar hemoglobin turun secara mendadak. Anemia terutama tampak jelas pada malaria falsiparum dengan penghancuran eritrosit yang cepat dan hebat dan pada malaria menahun. ANEMIA

  • Gejala klasik, biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali menderita malariaTiga stadium berurutan :menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin.demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan suhu badan sekitar 37,5-40 derajad celcius, pada penderita hiperparasitemia (lebih dari 5 persen) suhu meningkat sampai lebih dari 40 derajad celcius.berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat kembali.

    GEJALA

  • Gejala malaria dalam program pemberantasan malaria :DemamMenggigilBerkeringatDapat disertai dengan gejala lain: Sakit kepala, mual dan muntah. Gejala khas daerah setempat: diare pada balita (di Timtim), nyeri otot atau pegal-pegal pada orang dewasa (di Papua), pucat dan menggigil-dingin pada orang dewasa (di Yogyakarta).

    Gejala malaria berat atau komplikasi,:gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai salah satu gejala di bawah ini :Gangguan kesadaran (>30 menit)Kejang, beberapa kali kejangPanas tinggi diikuti gang kesadaranMata kuning dan tubuh kuningPrdrhan hidung,gusi/ sal pcernaanJumlah kencing kurang (oliguri)Warna urine seperti I tuaKlemahan (tdk bs duduk/berdiri)Nafas sesak

    GEJALA

  • MANIFESTASI KLINIK

  • MANIFESTASI KLINIK

    Malaria ringan atau tanpa komplikasiMalaria ini umumnya disertai gejala dan tanda klinis yang ringan terutama sakit kepala, demam, menggigil dan mual serta tanpa kelainan fungsi organ. Kadang-kadang dapat disertai dengan sedikit penurunan trombosit dan sedikit peningkatan bilirubin serum.Malaria berat atau dengan komplikasiMalaria berat adalah malaria falsiparum yang cenderung menjadi fatal atau malaria dengan komplikasi Patofisiologi malaria berat sangat kompleks dan tergantung pada sistim organ yang terkena.

  • ANTHRAX

    Penyakit menular akut atau perakut pd hewan ternak (pemamah biak, kuda, babi dll), disertai demam tinggiSinonim radang limpa, malignant pustule, woolsorters` disease, miltvuur, malignant edema, ragpicker diseaseBacillus anthracis Indonesia : Teluk Betung (1884)Endemis DKI Jakarta, Ja-Bar, Ja-Teng, Yogyakarta, NTB, NTT, Sum-Bar, Jambi, Sul-Teng, Sul-Sel dan Papua (DEPKES RI, 2004).

  • ETIOLOGIBacillus anthracisbatang, lurus dgn ujung siku-siku, berkapsul (jar. Tubuh)bersifat gram (+), Uk. 1 mikron dan panjang 3 mikron dan tidak dapat bergerakbersifat aerob spora (tanah puluhan thn)Bentuk spora lebih tahan terhadap suhu pasteurisasi, oleh macam-macam desinfektan atau proses pembusukan dibandingkan bentuk vegetatif B. anthracis

  • CARA PENULARAN

  • inhaled anthrax spora terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasancutaneous anthrax (95%) spora mel. kulit yang terlukagastrointestinal anthrax daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih megandung spora dan termakan.

  • GEJALA KLINISDalam 24 jam demam 400CCutaneus anthrax Masa inkubasi 2-5 hari gatal, kemudian melepuh yang jika pecah membentuk keropeng hitam di tengahnya bengkak & nyeriGI anthrax mual, muntah darah, diare disertai darah, nyeri epigastriumInhalation anthrax batuk, sesak napasMeningitis anthrax sakit kepala dan kejang

  • PENGOBATANAntibiotik penisilin akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin Antitoksin mencegah pengikatan toksin terhadap selTerapi tambahan : sedationJika toksin sudah menyebar dalam PD dan telah menempel pada jaringan tidak dapat dinetralisasi risiko kematian

  • PENCEGAHANcuci tangan sebelum makanhindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah terjangkit anthraxbeli daging dari rumah potong hewan yang resmimasaklah daging dengan sempurnahindari menyentuh cairan dari luka anthraxmelaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthraxbagi peternak atau pemilik hewan ternak, upayakan untuk menvaksinkan hewan ternaknya

  • RABIES

  • Rabies ?RABIES : adalah suatu penyakit infeksi, akut menyerang S.S.P. dan biasanya berakibat fatalTermasuk : penyakit ZoonosisPenyakit yang dapat ditularkan dari Hewan yang menderita Rabies pada manusia melalui gigitan / jilatan* 90% oleh karena anjing

  • Epidemiologi

    Seluruh dunia, kecuali AntartikaLebih dari 30.000 kasus per tahunTerbanyak di Asia tenggara, PhilipinaAkhir tahun 1977, 5 Propinsi di Indonesia bebas historis rabies, yaitu Kalimantan Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Irian Jaya.Data tahun 2001menunjukkan terdapat 7 provinsi yang bebas rabies adalah Jawa tengah, Jawa timur, Kalimantan Barat, Bali, NTB, Maluku dan Irian Jaya.Data terakhir pada tahun 2004, di Ambon, Maluku jumlah orang yang meninggal akibat rabies tercatat 21 orang

  • Epidemiologi

  • CARA PENULARAN RABIES :Gigitan / jilatan binatang yang terkena rabiesExposure laboratorium SuntikanGigitan hewan percobaanMucosa conjunctiva (di Laboratorium) cara menggosok bola mataInhalasi aerosolTransplasental tidak terjadi

  • VIROLOGI :Famili : Rhabdoviridae, genus Lyssavirus, dgn 7 genotype sudah teridentifikasiBentuk seperti peluruVirus neurotropik = sarafSingle-strand RNAPanjang : 120 200 nmDiameter : 100 150 nmEnvelope (+)

  • Virus ini akan cepat mati, oleh karena :Sinar UVSinar matahariAsam kuat & Basa kuatIon-ion Mg

  • PATOGENESISGigitan anjing (Rabies)SuntikanLUKAS.S.PJaringan tubuh / Kelenjar ludah* Untuk virus Rabies tidak terjadi viremiaManusiaSusunan saraf sensorisSusunan saraf perifer(Replikasi)

  • GEJALA KLINIS :I. Periode inkubasi :Sangat bervariasi ( 18-90 hari) tergantung : jumlah virus, lokasi gigitan dan keadaan umum penderitaII. Phase Prodromal : malaise, mual, pusing demamrasa semutan / tidak enak (rasa nyeri) pada luka gigitanBerlangsung 2-10 hari

  • III. Phase Neurologik Akut cemas rangsang sensoris (peka terhadap sentuhan) kemudian terjadi stadium Eksitasi = tonus-otot meningkat sehingga timbul gejala-gejala : - Hiperhidrosis- Hipersalivasi- HiperlakrimasiPada stadium eksitasi timbul suatu fobi HIDROFOBI (takut air)IV. KOMA meninggaloleh karena spasme otot-otot pernafasan

  • PERAWATAN / PENCEGAHANPerawatan Luka gigitan / jilatan dicuci dengan sabun atau detergen, kemudian disiram dengan alkohol 40-70% (jauh dari R.S.)Luka dalam dicuci alkohol diberi lokal anaestesi disayat X sekitar gigitan dicuci dengan H2O2 3%Kemudian ditutup kasa steril tanpa dijahit + desinfectansDiberi ATS (Anti Tetanus Serum) / AntibiotikDiberi H.I.S. (Hiper Immune Serum) -(serum antibodi Rabies) (imunisasi pasif) (WHO)

    Pencegahan 1. Oleh karena penularannya melalui gigitan anjing (90%) Vaksinasi Hewan Peliharaan2. Vaksinasi manusianya untuk pekerja-pekerja Laboratorium Rabies / Pemburu (Pre-Exp. Imun)Di USA banyak kasus Rabies diperoleh pada pemburu oleh karena gigitan hewan liar di hutan3. Pencatatan & PelaporanPada kasus-kasus gigitan hewan4. Bila ada orang digigit anjing Observasi* Jangan dibunuh keperluan Tx

    Tx / Diteruskan / stop a.d. ada / tidak negri-bodies pada anjing

  • PENGOBATANVAR = Vaksin Anti Rabies(masa tunas yang panjang)

    Jenis VAR :I. NTV = Neurotropic Vaccine (jaringan otak) - SMB (suckling mouse brain) (Biofarma) mencitII. Non NTV 1. Duck Embryo Vaccine 2. TCV (HDCRV = Human Diploid Cell Rabies Vaccine)

    ES: NTV : Encephalitis AllergicaJenis HDCRV lebih aman daripada NTV

  • DefinisiLEPTOSPIROSISDef :Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme leptospira.Etiology:Leptospira, anggota dari ordo Spirochaetales. Leptospira yang menularkan penyakit termasuk kedalam spesies Leptospira interrogansTransmisi : - kontak urin,darah hewan terinfeksi - Kontak langs. dgn lingkungan (tanah/air) yg terkontaminasi Tahan hidup ditanah/air lama (musim hujan banjir) Masa inkubasi biasanya 10 hari, dengan rentang 4-19 hari.

  • Manifestasi KlinisLeptospirosis mempunyai 2 fase:1.Fase septicemia atau fase leptospiraemania Septik (4-7 hari) Leptospira (-) darah.Lcs Gejala: - Demam tinggi disertai menggigil - Mialgia (betis,pinggang abdomen) - Mual dan Muntah - Mata foto fobia,merah pada konjungtiva - limpadenofati,splenomegali,ruam kulit 2.Fase Imun Meningkatnya titer antibodi leptospira Leptospiuria Gejala: - Demam - meningitis aseptik - Gangguan fungsi ginjal - Ikterik

  • Diagnosis Anamnesis : -Kontak dengan binatang/tanah/air yg terkontaminasi dengan urin hewan - Demam,mengigil,mialgia,nyeri kepala - Ikterik - Mata Merah pada konjungtiva - Ggn ginjal - Meningitis

    Laboratorium- Leptospira (+) dari cairan tubuh (pasti) Kenaikan titer antibodi

    Pengobatan -ampisilin/amoksilin 7 hari Prognosis - Baik - tergantung virulensi & daya tahan - anak > tua - ikterus (+) 15 -40 %

  • Plague/PES(Sampar)Pes (sampar), merupakan penyakit yang terdaftar dalam Karantina International, dan masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) atupun wabah.Selain itu pes juga dikenal dengan nama Pesteurellosis atau Yersiniosis/Plague

  • Definisi :Pes merupakan penyakit Zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain dan dapat ditularkan kepada manusiaEtiologi:Kuman/BAKTERI Yersinia pestis(Pasteurella pestis), bakteri yersinia : - Berbentuk batang - Gram negatifReservoir utama dari penyakit pes adalah hewan - hewan rodent (tikus,kelinci)Cara penularan : Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent.Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung kuman pes tadi, dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.

  • \

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    TIKUS HUTANPINJALMANUSIATIKUS HUTANMANUSIATIKUS RUMAHPINJALMANUSIATIKUS HUTANPINJALTIKUS RUMAHMANUSIAPINJALMANUSIAPINJAL MANUSIAMANUSIAMANUSIADROPLETMANUSIA

  • VEKTOR PES- Vektor pes adalah pinjal.Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu :Xenopsylla cheopis culex iritansNeopsylla sondaicaStivalus cognatus

  • MASA INKUBASIMasa inkubasi untuk penyakit pes bubo adalah 2-6 hari, sedang masa inkubasi untuk pes paru paru adalah 2-4 hari

    Gejala Klinis :Pes Bubo : Demam tinggi. Tubuh menggigil. Nyeri otot. Sakit Kepala hebat. Pembengkakan kelenjar lipat paha,ketiak,dan leher (bubo sebesar buah duku bentuk oval dan lunak,serta nyeri). Pembengkakan kelenjar limpa. Serangan tiba-tiba Pes Pneumonik : Batuk hebat. Berbuih air liur berdarah. Susah bernafas. Sesak nafas.

  • PENGOBATAN1. Tersangka pes :a) Tetracycline 4x250 mg biberikan selama 5 hari berturut-turut atau b) Cholamphenicol 4x250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut2. Untuk Penderita Pes : Streptomycine 3gr/hari (IM) selama 2 haridosis dikurangi menjadi 2gr/hari selama 5 hari

    Setelah panas hilang dilanjutkan dengan pemberian : a) Tetracycline 4-6 gr/hari selama 2 hari kemudian 2 gr/hari selama 5 hari, atau b) Chlomphenicol 6-8 gr/hari selama 5 hari kemudian 2 gr/hari selama 53. Untuk pencegahan terutama ditujukan pada: a) Penduduk yang kontak (serumah) dengan pendeita pes bobo. b) Seluruh penduduk desa/dusun/RW jika ada penderita pes paru

    dianjurkan adalah dengan pemberian Tertracycline500mg/hari selama 10 hari berturut-turut.

  • PENCEGAHANPenempatan kandang ternak di luar rumah.Perbaikan konstruksi rumah dan gedung-gedung sehingga mengurangi kesempatan bagi tikus untuk bersarang (rat proof).Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau memasang genting kaca sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah sebanyak-banyaknya. Lantai semen. 5.Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi di tempat yang tidak mungkin dicapai atau mengundang tikus.6.Melaporkan kepada petugas Puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus mati tanpa sebab yang jelas (rat fall).7.Tinggi tempat tidur lebih dari 20 cm dari tanah

  • BrucellosisBrucellosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri genus Brucella dan dikategorikan oleh OFFICE INTERNATIONAL DES EPIZOOTIES (OIE) sebagai penyakit zoonosis (ALTON et al., 1988)

    Brucella abortus, B. melitensis, B. suis dan B. canis adalah strain yang patogen terhadap manusia.

  • PENDAHULUANHewan yang terinfeksi kuman Brucella dapat mengalami abortus, retensi plasenta, orchitis dan epididimitis serta dapat mengekskresikan kuman ke dalam uterus dan susu .Penularan penyakit ke manusia terjadi melalui konsumsi susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi atau melalui membrana mukosa dan kulit yang luka . Berat ringan penyakit tergantung strain Brucella yang menginfeksi.

  • BRUCELLOSIS DI INDONESIAbrucellosis di Indonesia hanya dikenal oleh masyarakat sebagai penyakit reproduksi menular pada sapi, yang mengakibatkan terjadinya abortus pada sapi bunting yang terinfeksi . Sedangkan,brucellosis sebagai penyakit zoonosis belum banyak diketahui oleh masyarakat.

  • Gejala klinisMasa inkubasi brucellosis pada manusia umumnya berkisar 1 - 2 bulan dan kemudian penyakit dapat bersifat akut atau kronis. Brucellosis yang bersifat akut ditandai dengan gejala klinis :demam yang intermiten, sakit kepala, arthralgia, myalgia, orchitis (epididimitis) pada laki-laki dan abortus spontan pada wanita hamil .Brucellosis kronis dapat menimbulkan :sacroilitis, hepatitis, endocarditis, colitis dan meningitis . Kematian akibat brucellosis pada manusia biasanya terjadi karena adanya komplikasi endocarditis yang disebabkan oleh infeksi B. melitensis dengan angka kejadian mencapai 80%.

  • Penularan penyakitCara penularan brucellosis pada manusia dapat melalui konsumsi susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi . Penularan brucellosis melalui aerosol, kontaminasi kulit yang luka dan membran mukosa biasanya terjadi pada pekerja rumah potong hewan dan peternak . Dokter hewan biasanya dapat tertular ketika melakukan vaksinasi dengan vaksin B. abortus dan B.melitensis ke hewan . Sedangkan, pekerja laboratorium mikrobiologi dapat terekspos secara aerosol pada waktu memproses spesimen .

  • DiagnosisGambaran klinis dan lesi yang ditimbulkan oleh infeksi brucellosis pada manusia sering kali sulit dikenali sehingga peneguhan diagnosis harus didukung dengan uji secara laboratorium (SANTINI et al ., 1994 MADKOUR, 1989).Isolasi bakteri dari darah masih merupakan metode standar yang digunakan untuk diagnosis tetapi metode ini hanya efektif selama fase akut(KOLMAN et al., 1991) .Diagnosis brucellosis secara serologis dengan enzyme immunoassay banyak digunakan secara luas . Terdeteksinya antibodi IgA dan IgG dalam darah merupakan indikasi terjadinya infeksi aktif dalam tubuh

  • TerapiPengobatan brucellosis harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan relapsis,Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik seperti doksisiklin, streptomisin dan rifampisin setiap hari selama minimal 6 minggu (WHO, 1986).

  • MARBURG VIRUSYaitu penyakit yang ditandai dengan gejala akut yang parah dan diikuti :demam mendadakkelemahannyeri ototsakit kepala serta faringitismuntahdiare dan ruam makulopapulersering diikuti dengan diatesa hemoragia disertaikerusakan hatigagal ginjalkerusakan otak berat

  • Hasil pemeriksaan laboratorium :LimfopeniTrombositopeniapeningkatan kadar transaminase (AST lebih banyak daripada ALT)kadang diikuti hiperamilasemia. Selanjutnya sekitar 25% kasus primer dari Marburg virus berakibat fatal; CFR infeksi Ebola di Afrika berkisar antara 50-90%. Selanjutnya sekitar 25% kasus primer dari Marburg virus berakibat fatal; CFR infeksi Ebola di Afrika berkisar antara 50-90%.

  • Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan : Elisa terhadap antibodi Ig G (adanya antibodi lg M sebagai tanda infeksi baru) :dengan tes Elisa dapat dideteksi antigen dalam darah, serum atau organ homogenitasPCR dengan tes IFA menggunakan antibodi monoklonal dapat ditemukan antigen virus didalam sel hati; dengan isolasi virus pada kultur sel pada marmut.

  • Virus kadang-kadang dapat dilihat dengan preparat irisan hati dengan menggunakan Electron Microscope (EM)Diagnosa postmortem melalui uji Immunohistochemical dari biopsi kulit yang difiksasi dengan formalin dapat juga dilakukanTes IFA terhadap antibodi sering salah terutama dalam survei serologis untuk membuktikan adanya infeksi masa laluPengamanan terhadap masyarakat, petugas dan staf laboratorium dari infeksi Ebola harus benar-benar dilakukan (BSL-4= Biosafety Level-4), oleh karena virus ini sangat menular dan berbahaya.

  • 2. PENYEBAB PENYAKITVirion Marburg berdiameter 80nm dengan panjang 790 nm sedangkan virion Ebola berdiameter 80 nm dengan panjang 970 nm termasuk filoviridae. Dengan ukuran yang lebih panjang, struktur yang berhubungan dengan virion yang berbentuk aneh, bercabang, melingkar mencapai panjang sampai 10 nm. Virus Marburg memiliki antigen berbeda dengan Ebola. Strain Ebola dari Republik Demokratik Kongo (Zaire), Pantai Gading, Gabon dan Sudan menyebabkan penyakit pada manusia. Strain keempat dari Ebola yaitu Reston dapat menyebabkan penyakit perdarahan fatal pada primata, namun infeksi dapat terjadi juga pada manusia dengan gejala yang asimtomatik. 3. RESERVOIRBelum diketahui dan masih dalam penelitian yang ekstensif.

  • 4. CARA PENULARAN

    Penularan dari orang ke orang dapat terjadi karena kontak langsung melalui darah, sekret, organ dan semen yang terinfeksi. Risiko penularah tertinggi terjadi selama stadium lanjut dari penyakit pada saat penderita muntah, diare, atau mengalami perdarahan. Sedangkan risiko selama masa inkubasi adalah rendah. Pada kondisi alami penularan melalui udara pada manusia belum pernah dilaporkan. Infeksi nosokomial sering terjadi; sebagai gambaran semua penderita Ebola (Zaire) terjadi karena terpajan alat suntik dan jarum yang tercemar dan semua penderita meninggal. Penularan melalui semen pernah ditemukan setelah 7 minggu si penderita sembuh. Masa inkubasi 3 9 hari untuk virus Marburg

  • LyssavirusGenus virus yang termasuk dalam virus rabies dan terkait virus yang menginfeksi hewan pengerat serta mamalia (Rabies) .Morfologi : Virus memiliki bentuk heliks atau kubik simetris . lyssaviruses memiliki partikel infeksius didalam nukleus . Ini adalah ciri dari plant-infecting virus . Human-infecting virus lebih sering berbentuk kubik simetris dan polyhedra . Strukturnya terdiri dari sebuah envelope , lapisan luar berduri berupa glikoprotein dan lapisan tengah terdiri dari matriks protein , dan lapisan yang lebih dalam terdiri dari kompleks ribonucleocapsid , yang terdiri dari genom terkait dengan protein lainnya .

  • MORFOLOGI

  • KLASIFIKASIGenus Lyssavirus dalam keluarga Rhabdoviridae terdiri dari klasik virus Rabies (RABV; genotipe 1) dan setidaknya ada enam garis-keturunan genetik tambahan yang berbeda genotipe virus. Genetika virus ini terdiri dari , rantai RNA: nucleoprotein, phosphoprotein, matriks protein, glikoprotein dan RNA polimerase (Tordo, 1996). Genus Lyssavirus termasuk: Lagos bat virus (genotipe 2), Mokola virus (genotipe 3), Duvenhage virus (genotipe 4),European bat lyssavirus 1 dan 2 (EBLV-1 dan 2, genotipe 5 dan 6) dan Australian bat lyssavirus (genotipe 7) (Bourhy et al., 1993). Anggota dari genus ini dapat ditempatkan ke dalam dua kelompok yang luas. Genotipe 1, 4, 5, 6 dan 7 milik phylogroup I, sementara genotipe 2 dan 3 ditempatkan di phylogroup II pada dasar dari urutan glikoprotein.

  • GEJALAGejala dari lyssavirus meliputi : Sakit kepala Demam Mati rasa Kelemahan otot Pingsan koma

    Lyssavirus bisa menjadi fatal ,dilaporkan terdapat dua kematian di australia sejak virus itu pertama kali ditemukan .

  • TRANSMISILyssavirus ditularkan melalui gigitan , goresan atau percikan darah atau urin dari hewan yang terinfeksi melalui mata , mulut atau hidung seseorang .

  • IMUNISASIImmunisasi dengan vaksin rabies yang dapat mencegah penyakit . vaksinasi terdiri dari tiga suntikan vaksin rabies secara intramuskular di bahu . dosis yang kedua diberikan tujuh hari setelah suntikan pertama dan kemudian yang ketiga diberikan 21 hari dari yang pertama. Booster tambahan mungkin diperlukan oleh orang yang memiliki kebiasaan kontak langsung dengan kelelawar. Tes darah setiap dua tahun harus dilakukan untuk memeriksa apakah booster diperlukan .

  • PENATALAKSANAANMencuci luka dengan air dan sabun Segera mengobati dengan lima dari dosis vaksin rabies ( hari ke- 0 ) dan pada hari ke- 3 , 7 , 14 dan 28 jika orang tersebut belum di vaksinasi sebelumnya. jika orang yang telah divaksinasi , sebelumnya mereka hanya membutuhkan dua dosis vaksin rabies ( hari ke- 0 ) dan pada hari ke- 3 . Ditambah dengan imunoglobulin rabies ( untuk memberikan tambahan perlindungan ) , jika tidak divaksinasi sebelumnya

  • TUBERKULOSIS PADA SAPI, SUATU PENYAKIT ZOONOSISPenyebab Tuberkulosis sapi disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis var. bovis (M. bovis) Merupakan penyakit infeksius,menular dan menahun.Spesies bakteri ini merupakan bagian dari Mycobacterium tuberculosis complex, dapat menginfeksi ternak sapi, dan lainnya, hewan liar dan manusia (zoonosis).Transmisi Patogen tuberkulosis dapat ditularkan ke hewan lain dan manusia.Melalui sekresi pernafasan dan ekskresi.Manusia dapat tertulari M. bovis melalui saluran pencernaan.

  • Gejala klinis :temperatur fluktuatif, anoreksia, bobot hidup turun, pembengkakan kelenjar limfoglandula, batuk-batuk dan frekuensi pernafasan naik.Lesi patologik anatomik terbentuknya granuloma (tuberkel) yang melokalisir bakteri penyebab, terutama pada organ paru-paru dan limfoglandula, Lesi granuloma biasanya berbentuk nodul kecil atau tuberkel berwarna kekuningan, perkejuan-perkapuran

  • Patogenesis tuberkulosis sapi terdiri dari dua tahapan yaitu: masa infeksi primer (pada semua jenis hewan) masa reinfeksi (hanya pada sapi).Diagnosis tuberkulosis pada sapi hidup dapat dilakukan secara serologik dan secara bakteriologik adanya bakteri M. bovis pada sampel sekresi dan ekskresi. Pada hewan yang mati dapat dilakukan pemeriksaan secara PA dan histopatologik untuk melihat adanya lesi limfogranuloma

  • Pencegahan infeksi M. bovis pada manusia adalah dengan melakukan pasteurisasi pada susu sapi sebelum dikonsumsi.Tindakan eradikasi biasanya diawali dengan uji tuberkulinasi secara berulang, uji menyeluruh sehingga seluruh sapi diketahui status kesehatannya: bebas tuberkulosis, atauJika ditemukan reaktor positif tuberkulosis, maka segera dimusnahkan

    ****