ppt laringomalasia

53
PRESENTASI KASUS GASTRO-ESOFAGITIS REFLUKS DENGAN LARINGOMALASIA Pembimbing : Dr. Endang Poerwati, Sp.A(K) Disusun oleh : Husna Nadia 1102010126

description

laringomalasia

Transcript of ppt laringomalasia

Page 1: ppt laringomalasia

PRESENTASI KASUSGASTRO-ESOFAGITIS REFLUKS DENGAN LARINGOMALASIA

 

Pembimbing :

Dr. Endang Poerwati, Sp.A(K)

Disusun oleh :

Husna Nadia 1102010126

Page 2: ppt laringomalasia

I. IDENTITASA. Identitas PasienNama : An. VMUmur : 1 Tahun 5 BulanBB/TB : 9.3 kg/ 74 cmJenis Kelamin : Laki – lakiAgama : KristenAlamat : Jl. Kenanga 2 No.1Masuk RS : 17 Januari 2015Tgl.Pemeriksaan : 23 Januari 2015No. RM : 2013-503995 

Page 3: ppt laringomalasia

B. Identitas Orang Tua

Ayah Ibu

Nama : Tn. HS Ny. A

Usia : 44 Tahun 40 Tahun

Agama : Kristen Kristen

Pekerjaan : Pegawai toko IRT

Page 4: ppt laringomalasia

II. ANAMNESIS

Alloanamnesa dengan orang tua pasien pada tanggal 23 Januari 2015

A. Keluhan utama

Sesak sejak 5 jam SMRS

B. Keluhan tambahan

Terdapat keluhan demam 2 hari, menggigil dan gelisah

Page 5: ppt laringomalasia

Riwayat Penyakit Sekarang• Usia 3 hari setelah lahir pasein boleh pulang

sesampainya dirumah pasein sama sekali tidak mau ngenyot dan muntah-muntah setiap dipaksakan diberi susu.

• Dirawat incubator 16 hari di RS POLRI krn bilirubin 20 dan CRP 55

• Saat jam pemberian bayi ke ibu, ibu melihat kotoran di hidung bayi bekas muntah tetapi tidak ada laporan bayi muntah saat di RS.

Page 6: ppt laringomalasia

• NGT 16 hari• Susu botol 30 cc

• Setelah pulang dirawat pasein masih sering rawat jalan, masih sering batuk dan muntah saat minum susu, serta mulai terdengar suara nafas nggrok”. Seiring bertambahnya usia, suara ”nafas nggrok” tersebut semakin jelas terdengar.

Page 7: ppt laringomalasia

• Ibu mengatakan bahwa pasein juga mengalami keterlambatan perkembangan, sampai usia 1,5 tahun belum bisa berbicara tetapi bisa berjalan, dan mengerti saat diberikan perintah sederhana.

Page 8: ppt laringomalasia

• Usia 5 bulan pasein terkena morbili yang berat diare, muntah, sesak

• Berat badan tidak naik, sesak tidak berkurang, rujuk RSCM

• RSCM dilakukan endoskopi THT dan bayi dinyatakan “laringomalasia”

• Usia 8 bulan gastrostomi

Page 9: ppt laringomalasia

• Usia 1,5 tahun pasein datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan sesak sejak 5 jam SMRS, panas tinggi sudah 2 hari menggigil dan gelisah. Keluhan tidak disertai adanya diare, muntah maupun batuk pilek. Saat dirawat pasein mulai ada diare dan muntah, pasein dirawat selama 6 hari.

Page 10: ppt laringomalasia

D. Riwayat penyakit dahuluPenyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteri - Penyakit Jantung -

 

Cacingan - Diare - Penyakit Ginjal - 

Demam

berdarah

- Kejang - Penyakit Darah -

 

Demam

Typhoid

- Kecelakaan - Radang Paru -

 

Otitis - Morbili + Tuberkulosis - 

Page 11: ppt laringomalasia

E. Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.

 

F. Riwayat kehamilan dan kelahiran

Riwayat Antenatal :

Ibu rajin memeriksakan kehamilan ke dokter sesuai dengan jadwal pemeriksaan.

Riwayat Natal :

Spontan/tidak spontan : Sectio Cessarea karena ketuban pecah dini

Nilai APGAR : 9/10

Berat badan lahir : 2880 gram

Panjang badan lahir : 43 cm

Lingkar kepala : 32 cm

Penolong : dokteer spesialis

Tempat : RSUD Pasar Rebo

Riwayat Neonatal :

Setelah lahir pasien langsung menangis, kulit kemerahan, gerak aktif, tidak ada refleks mengenyot/mengisap

Page 12: ppt laringomalasia

G. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

Gangguan perkembangan mental : Tidak ada

PsikomotorTengkurap : 5,5 bulan (Normal: 6-9 bulan)

Duduk : 10 bulan (Normal: 6-9 bulan)

Berdiri : 10 bulan (Normal: 9-12 bulan)

Berjalan : 14 bulan (Normal: 12-18 bulan)

Bicara per kata : 15 bulan (Normal: 12-18 bulan)

 

Riwayat imunisasi

Imunisasi dilakukan di Puskesmas

Lahir : Hepatitis B (HB) 0

1 Bulan : BCG, Polio 1

2 Bulan : DPT/HB/HIb 1, Polio 2

3 Bulan : DPT/HB/Hib 2, Polio 3

4 Bulan : DPT/HB/Hib 3, Polio 4

9 Bulan : Tidak imunisasi campak

Page 13: ppt laringomalasia

Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Penghasilan orang tua mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Ibu tidak bekerja karena harus merawat anak. Ayah bekerja di toko komputer milik paman. Sumber air di dalam rumah cukup memadai dan air bersih. Lingkungan rumah bersih, ada jarak antara rumah dengan rumah tetangga. Rumah bersih, tidak ada sampah yang berserakan disekitar halaman rumah.

 

Riwayat makan

Pasien tidak mendapatkan ASI, minum susu formula NAN. Usia 8 bulan susu diberikan melalui gastrostomi dan tidak diberikan asupan sama sekali melalui mulut. Usia 14 bulan diberikan bubur tim breda, dan diberikan makanan tambahan seperti ayam, sayur, dan buah sampai usia sekarang.

Page 14: ppt laringomalasia

III. PEMERIKSAAN FISIK (23-01-2015)

Keadaan umum : Sakit Sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital :

Nadi : 120 x/menit

Frek. napas : 44 x/menit

Suhu : 36,10C

Kepala : Normocephal, rambut tumbuh banyak

Mata : Pupil bulat isokor, Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, sekret (-), serumen (-)

Hidung : Bentuk normal, nafas cuping hidung (-), sekret (-), septum deviasi (-)

Page 15: ppt laringomalasia

Mulut : Sariawan (-)

Bibir : Bibir kering (+), pecah-pecah (+), sianosis (-)

Lidah : Bercak putih (-), tremor (-)

Tenggorokan : Tonsil T3-T3, faring hiperemis (-)

Leher : Trakea terletak ditengah, KGB tidak teraba membesar, kel. tiroid tidak teraba membesar

Page 16: ppt laringomalasia

Toraks

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 Linea mid clavicula sinistra

Perkusi : Batas pinggang jantung linea parastrenalis sinistra ICS 3

Batas jantung kanan linea parasternalis dekstra ICS 4

Batas jantung kiri linea mid clavicula sinistra ICS 5

Auskultasi :Bunyi jantung 1 & 2 reguler, gallop (-) murmur (-)

Page 17: ppt laringomalasia

Paru

Inspeksi :Bentuk dada normal, pernapasan simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi sela iga (-)

Palpasi : Tidak teraba kelainan dan masa pada seluruh lapang paru. Fremitus taktil dan vocal statis dan dinamis kanan kiri.

Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi (+/+), wheezing (-/-), slam (+/+)

Abdomen

Inspeksi : Abdomen datar, tampak terpasang gastrstomi

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), Hepar dan lien tidak teraba membesar, turgor kembali cepat.

Perkusi : Tympani di seluruh regio abdomen

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Page 18: ppt laringomalasia

Extremitas

Akral hangat, edema (-)

Pemeriksaan Genital

Phymosis

Page 19: ppt laringomalasia

STATUS GIZI

Klinis: edema -, tampak gemuk

Antropometris:

Berat Badan (BB) : 9,3 kg (P50-75 CDC 2000)

Tinggi/Panjang Badan(TB/PB) : 73 cm (P50-75 CDC 2000)

Lingkar kepala : 44 cm

BB/TB : 9.3 / 9.2 x 100% = 101,08%

Kesimpulan status gizi : Status Gizi Baik

Page 20: ppt laringomalasia

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan

laboratorium17/01/15 21/01/15 Satuan Nilai normal

Hematologi        

Hemoglobin 10,9 11,1 gr/dl 13,2-17,3

Hematokrit 384 36 % 40-52

Leukosit 42,49 16,49 10^3/UL 3,80-10,60

Eritrosit 4,3 4,3 Juta/UL 4,4-5,9

Trombosit 281 305 Ribu/UL 150-440

Page 21: ppt laringomalasia

Analisa Tinja (19-10-15)    

Makroskopis Mikroskopis  

Warna Kuning Amoeba Negatif

Konsistensi Lembek Amilum Negatif

Lendir Negatif Leukosit 1-2 /LBP

Pus Negatif Trombosit 1-1/LBP

Darah Negatif Jamur Negatif

    Telur cacing Negatif

Page 22: ppt laringomalasia

• RIWAYAT PEMERIKSAAN PENUNJANG RSCM• 1. Pemeriksaan DNA (13 Agustus 2013)• Kesimpulan : 46, XY Tidak didapatkan kelainan struktur

kromososm•  • 2. Radiologi Vertebra Lumbal Proyeksi AP Lateral (28-

03-14)• Kesimpulan : Tidak tampak kelainan radiologis pada

vertebra lumba; tidak tampak spina bifida

Page 23: ppt laringomalasia
Page 24: ppt laringomalasia

3. Pemeriksaan FEES (Flexible Endoscopic Evaluation of Swallowing (21-5-14)

Kesimpulan :

- Disfagia fase faring dengan risiko penetrasi aspirasi ke saluran napas tanpa disertai dengan refleks batuk kurang adekuat

- Feeding dificulties

- Laryngomalacia grade I

 

4. Pemeriksaan FEES (Flexible Endoscopic Evaluation of Swallowing (3-6-14)

Kesimpulan :

- Disfagia fase faring dengan risiko penetrasi aspirasi ke saluran napas tanpa disertai dengan refleks batuk kurang adekuat

- Feeding dificulties

- Laryngomalacia grade I

Page 25: ppt laringomalasia

5. Pemeriksaan FEES (Flexible Endoscopic Evaluation of Swallowing (9-9-14)

Kesimpulan :

- Epiglottis Stiffnes

- Hipertrofi tonsil dan adenoid

 

6. Pemeriksaan Toraks Rontgen

Page 26: ppt laringomalasia

6. Pemeriksaan Gastrostomi

Page 27: ppt laringomalasia
Page 28: ppt laringomalasia

V. RESUME• Pasien datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan sesak, demam

tinggi sejak 2 hari• Keluhan tidak disertai adanya diare, muntah maupun batuk pilek. Saat

dirawat pasein mulai ada diare dan muntah, pasein dirawat selama 6 hari.• Pasien dengan Laringomalasia grade I, terpasang gastrostomy sejak usia 8

bulan tidak diberikan asupan melalui mulut hanya melalui selang gastrostomy.

• Riwayat neonatal dirawat incubator 16 hari, tidak ada reflex menghisap, stridor (+) semakin bertambah usia stridor semakin jelas terdengar, riwayat batuk dan sesak berulang

• Pemeriksaan fisik toraks didapatkan auskultasi suara dasar paru vesicular dengan suara tambahan rhonki basah kasar

• Dari Pemeriksaan laboratorium darah (17-01-15) didapat hasil leukositosis 42,49 x 103 /uL

Page 29: ppt laringomalasia

VI. DIAGNOSA KERJA

Laringomalasia grade I

Gastro-Esofagal Refluks

Feeding dificulties

Phymosis

 

DIAGNOSA BANDING

- Pneumonia

- Kista laring

 

PEMERIKSAAN ANJURAN

Melanjutkan pemeriksaan di RSCM

 

Page 30: ppt laringomalasia

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :• IVFD KN3B 30 ml/jam• Injeksi Paracetamol 3 x 100 mg• Injeksi Ceftiaxone 500 mg• Lacto-b 2x1 sch• Esomeprazole (Nexium) 1 x 10 mg• Zinc Sulfate (Orezinc) 1x1

• Pembedahan: melakukan sirkumsisi untuk phymosis

Page 31: ppt laringomalasia

Non Medikamentosa :

Edukasi• Menghindari bantal, selimut dan kasur yang lembut untuk

memberikan posisi yang baik agar bayi tidak stridor• Memberi keterangan dan keyakinan utnuk menenangkan

orang tua pasien tentang prognosis dan tindak lanjut yang teratur hingga akhirnya stridor menghilang dan pertumbuhan yang normal dapat dicapai

Page 32: ppt laringomalasia

X. PROGNOSIS• Ad vitam : Dubia ad bonam• Ad fungtionam : Dubia ad bonam• Ad sanationam : Dubia ad malam

Page 33: ppt laringomalasia

17 18 19 20 21 220

50

100

150

200

250

300

Muntah

Diare

HR

RR

Demam

Page 34: ppt laringomalasia

Tanggal Demam RR HR Diare Muntah

17 40.1 44 160 0 0

18 35.9 38 116 40 0

19 36.4 40 120 40 20

20 36.3 44 128 1 20

21 36.8 44 112 20 0

22 37.1 40 110 10 0

Tabel 1. Keterangan follow up pasien sejak tanggal 17 Januari 2015Keterangan satuan:- Demam °C- Respiration Rate (RR) kali/menit- Heart Rate kali/menit- Diare 40= 4x/hari, 20=2x/hari, 10=1x/hari- Muntah 20=2x/hari

Page 35: ppt laringomalasia

Tinjauan Pustaka• GERD

Esofagitis refluks adalah proses inflamasi pada esophagus yang terjadi akibat RGE.

Proses inflamasi tersebut dapat disertai perubahan pada mukosa esofagus seperti erosi atau hiperplasi epitel.

Page 36: ppt laringomalasia

• Refluks gastroesofagus sendiri didefinisikan sebagai masuknya isi lambung kedalam esophagus yang berlangsung secara involunter.

Page 37: ppt laringomalasia

• Regurgitasi nausea dan muntah merupakan gejala spesifik yang paling sering terlihat pada bayi,

• sedangkan pada anak yang lebih besar didapatkan keluhan disfagia, heartburn dan nyeri epigastrium.

• Pada esophagitis berat dapat terjadi hematemesis dan melena.

Page 38: ppt laringomalasia

Laringomalasia• Laringomalasia adalah kelainan kongenital pada laring

berupa flaksiditas dan inkoordinasi kartilago supraglotik dan mukosa aritenoid, plika ariepiglotik dan epiglotis,

• sehingga terjadi kolaps dan obstruksi saluran napas yang menimbulkan gejala utama berupa stridor inspiratoris kronik pada bayi dan anak.

Page 39: ppt laringomalasia

• laringomalasia 2 kali lebih sering daripada anak perempuan. Laringomalasia secara umum merupakan kondisi self-limiting

Kelainan Laringomalasia pada:• Anatomis• Neuromuskular• Laringomalasia merupakan suatu proses jinak yang dapat

sembuh spontan pada 70% bayi saat usia 1-2 tahun.

Page 40: ppt laringomalasia

Klasifikasi• Laringomalasia umumnya dikategorikan ke dalam tiga

tipe besar berdasarkan bagian anatomis supraglotis yang mengalami prolaps walaupun kombinasi apapun dapat terjadi.

• 1 melibatkan prolapsnya epiglotis di atas glotis. • 2 melipatnya tepi lateral epiglotis di atas dirinya sendiri,• 3 prolapsnya mukosa aritenoid yang berlebihan ke dalam

jalan napas selama periode inspirasi.

Page 41: ppt laringomalasia

Klasifikasi

Gambar 5. Tipe 1 laringomalasia, yaitu prolaps dari mukosa kartilago aritenoid yang tumpang

tindih;

Gambar 6.Tipe 2 laringomalasia, yaitu memendeknya plika ariepiglotika;

Page 42: ppt laringomalasia

Gambar 7. Tipe 3 Laringomalasia, yaitu melekuknya epiglotis ke arah posterior.

Page 43: ppt laringomalasia

Gambar 4. Gambaran Pemeriksaan Fisik Laringomalasia

Page 44: ppt laringomalasia

Gejala Kinis• Gejala berbagai tingkat :• obstruksi jalan napas, • tangis abnormal yang dapat berupa tangis tanpa suara

(muffle) atau disertai stridor inspiratoris serta kesulitan menelan yang merupakan akibat dari anomali laring yang dapat menekan esofagus.

Page 45: ppt laringomalasia

• Pada beberapa bayi tidak menimbulkan gejala sampai anak mulai aktif (sekitar 3 bulan) atau dipresipitasi oleh infeksi saluran nafas.

• Stridor yang terjadi bersifat bervibrasi dan bernada tinggi. Stridor akan bertambah berat sampai usia 8 bulan, menetap sampai usia 9 bulan dan kemudian bersifat intermiten

Page 46: ppt laringomalasia

Anamnesis

• Dari anamnesis dapat kita temukan :• Riwayat stridor inspiratoris diketahui mulai 2 bulan awal

kehidupan. Suara biasa muncul pada minggu 4-6 awal.• Stridor berupa tipe inspiratoris dan terdengar seperti

kongesti nasal, yang biasanya membingungkan. Namun demikian stridornya persisten dan tidak terdapat sekret nasal.

Page 47: ppt laringomalasia

• Stridor bertambah jika bayi dalam posisi terlentang, ketika menangis, ketika terjadi infeksi saluran nafas bagian atas, dan pada beberapa kasus, selama dan setelah makan.

• Tangisan bayi biasanya normal • Biasanya tidak terdapat intoleransi ketika diberi makanan,

namun bayi kadang tersedak atau batuk ketika diberi makan jika ada refluks pada bayi.

• Bayi gembira dan tidak menderita.

Page 48: ppt laringomalasia

Pemeriksaan Fisik

• - Pada pemeriksaan bayi terlihat gembira dan berinteraksi secara wajar.

• - Dapat terlihat takipneu ringan • - Tanda-tanda vital normal, saturasi oksigen juga

normal• - Biasanya terdengar aliran udara nasal, suara ini

meningkat jika posisi bayi terlentang• - Tangisan bayi biasanya normal, penting untuk

mendengar tangisan bayi selama pemeriksaan• - Stridor murni berupa inspiratoris. Suara terdengar

lebih jelas di sekitar angulus sternalis

Page 49: ppt laringomalasia

Diagnosis Banding

• Setiap kelainan yang menyebabkan obstruksi pada laring diagnosis banding dari laringomalasia baik akibat kelainan kongenital, infeksi, trauma, benda asing, tumor, paralisis pita suara, stenosis laring dan trakea.

Page 50: ppt laringomalasia

Penatalaksanaan• Pada lebih dari 99% kasus, satu-satunya pengobatan

yang dibutuhkan adalah waktu. Lesi sembuh secara berkala, dan stridor rata-rata hilang setelah dua tahun

• Sebagian besar anak dengan kelainan ini dapat ditangani secara konservatif

Page 51: ppt laringomalasia

Stridor mengganggu tidur:• menghindari tempat tidur, • bantal atau selimut yang terlalu lembut, sehingga akan

memperbaiki posisi bayi sehingga dapat mengurangi bunyi.

• Jika terjadi hipoksemia berat pada bayi (ditandai dengan saturasi oksigen <90%) maka sebaiknya diberikan tambahan oksigen. Tidak ada obat-obatan yang dibutuhkan untuk kelainan ini.

Page 52: ppt laringomalasia

Supraglotoplasti• tipe 1, dimana terjadi prolaps mukosa aritenoid pada

kartilago aritenoid yang tumpang tindih, dilakukan eksisi jaringan mukosa yang berlebihan pada bagian posterolateral dengan menggunakan pisau bedah atau dengan laser CO2.

• tipe 2 dikoreksi dengan cara memotong plika ariepiglotika yang pendek yang menyebabkan mendekatnya struktur anterior dan posterior supraglotis

Page 53: ppt laringomalasia

tipe 3 ditangani dengan cara eksisi melewati ligament glosoepiglotika untuk menarik

epiglottis ke depan dan menjahitkan sebagian dari epiglottis ke dasar lidah.

Gambar 9. Supraglotoplasti