ppt krloid

28
REFERAT KELOID Pembibing : dr. BUDI YUWONO. Sp.B Diajukan oleh : Retno Ageng Cahyaningtyas, S.Ked (J5000 800 53) KEPANITRAAN KLINIK ILMU BEDAH DI RSUD SKH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Transcript of ppt krloid

Page 1: ppt krloid

REFERATKELOID

Pembibing :dr. BUDI YUWONO. Sp.B

Diajukan oleh :Retno Ageng Cahyaningtyas, S.Ked(J5000 800 53)

KEPANITRAAN KLINIK ILMU BEDAH DI RSUD SKHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2012

Page 2: ppt krloid

BAB IPendahuluan

Keloid terjadi karena proses peradangan pada kulit akibat luka, jerawat, atau berbagai sebab yang bisa menimbulkan peradangan

Keloid adalah pertumbuhan jaringan ikat padat hiperproliferatif jinak akibat respon penyembuhan luka abnormal

Keloid berbeda dengan skar hipertrofik karena keloid menyebar melewati garis batas luka awal, menginvasi kulit normal di sekitarnya, tumbuh mirip pseudotumor dan cenderung rekuren setelah eksisi

Page 3: ppt krloid

LANJUTAN..

Metoda terapi keloid yang banyak digunakan saat ini adalah kortikosteroid, pembedahan, radiasi, laser dan silicone gel sheets.

Oleh karena itu, pemahaman mendasar tentang patogenesis, berbagai metoda penanganan dan pencegahan kekambuhan keloid penting untuk dimiliki oleh dokter yang akan menangani kondisi ini

Page 4: ppt krloid

Tujuan :membahas tentang patogenesis, manifestasi klinis, gambaran histopatologis, pencegahan dan terutama berbagai metode penanganan keloid.

Page 5: ppt krloid

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi :Keloid merupakan jaringan parut akibat luka atau trauma yang berkembang berlebihan, biasanya timbul, serta melebihi ukuran luka atau trauma yang terjadi

Page 6: ppt krloid

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu :

1. Lapisan epidermis atau kutikel

2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)

3. Lapisan subkutis (hipodermis).

B. Anatomi Dan Fisiologi Kulit

Page 7: ppt krloid

C. Etiologi

Meskipun keloid dapat terjadi pada semua usia,namun cenderung dialami

pada usia pubertas. Bahwa individu yang lebih muda lebih sering mengalami

trauma dan kulit mereka lebih elastis dibandingkan kulit seseorang yang

usianya lebih tua

Scar yang melalui sendi atau lipatan kulit di sudut kanan

cenderung untuk membentuk bekas luka hipertrofik,karena

kekuatan disebabkan oleh ketegangan konstan yang terjadi

Terbentuknya keloid terutama terjadi pada bagian tubuh

dengan konsentrasi melanosit yang tinggi, dan sangat jarang pada telapak kaki dan telapak

tangan

Page 8: ppt krloid

Gambar: Keloid linier telinga anterior sinistra

Gambar: Keloid linear lateral leher dekstra

Page 9: ppt krloid

d. Patogenesis

Faktor pencetus

Profokasi Inflamasi

Dreganulasi ptelet

Fibrin

Homeostasis

Aktifasi Sitokin

merekrut dan mengaktifkan sel netrofil, epitel, endotel makrofag, sel

mast dan fibroblas

Page 10: ppt krloid

bergerak ke tempat luka untuk mengembalikan integritas dermal yang

rusak.

Makrofag merupakan

sumber sitokin yang

berfungsi untuk

stimulasi fibroplasia

dan angiogenesis

Fibroblas berfungsi

membangun komponen

matriks ekstraseluler

baru, memulai sintesis kolagen

Dihambat Interferon

Maturasi scar

Scar Hiperemis

Fase Inflamasi memanjang

Keloid

Page 11: ppt krloid

Manifestasi

Klinis

• Plak atau nodul kenyal, berwarna merah atau merah muda (sering disertai telangiektasis)

• Gatal dan nyeri, yang tidak dapat pulih secara spontan

Manifestasi

Klinis

• Ukurannya makin lebar seiring dengan waktu

• Tanda karakteristik keloid adalah skar tebal berwarna merah di area sternal

Page 12: ppt krloid

Manifestasi klinis

• keloid sering terjadi pada dada, bahu, punggung atas, leher belakang dan lobus telinga

Page 13: ppt krloid

F.HistopatolgiKarakteristik histologis keloid adalah1. peningkatan kolagen dan Glikosaminoglikan2. serabut kolagen berhyalin tebal tidak teratur

= keloidal collagen3. gambaran seperti ujung lidah di bawah

epidermis dan papiler dermis yang tampak normal

4. gambaran horizontal fibrous band dan fascia like band di dermis retikuler pada bagian atas

Gambar 2. Pewarnaan hematoksilin eosin pada paraffin sections jaringan keloid. Tampak penebalan epidermis dan gambaran seperti ujung lidah di bawah epidermis dan papiler dermis yang tampak normal. E, epidermis; D, dermis

Page 14: ppt krloid

PENATALAKSANAAN

Triamsinolon asetonid dengan

konsentrasi 10-40

mg/ml,

Bekerja dg cara menghambat pertumbuhan

fibroblas

migrasi leukosit, monosit dan fagositosis

Dosis awal triamsinolon asetonid yang

diperlukan sebesar 40 mg/ml

Injeksi dapat diulang tiap 4-6

pekan tergantung respons keloid

sebelum injeksi digunakan salap anestetik eutectic mixture of local anesthetics (EMLA),

dapat juga dengan cara triamsinolon diencerkan

dengan lidokain, atau anestesi dengan cara infiltrasi

menggunakan lidokain

1.Injeksi Kortikosteroid Intralesi

Page 15: ppt krloid

Injeksi Kortikosteroi

d

Page 16: ppt krloid

2.Bedah eksisi

membuang sumber yang dapat

menyebabkan inflamasi

Rekonstruksi bedah untuk mengurangi trauma jaringan dan wound tension, serta mencegah terjadinya dead space, hematom dan infeksi

Reorientasi skar harus sejajar

dengan garis skin tension.

Jika kulit sekitar eksisi tidak dalam kondisi

tension yang berlebihan, keloid berukuran kecil dapat dieksisi dan luka ditutup secara primer

jika penutupan primer tidak mungkin dilakukan dilakukan eksisi keloid dengan meninggalkan daerah berbentuk elips yang akan ditanamkan

tandur kulit

Page 17: ppt krloid

3. Radiasi

mengeliminasi fibroblas abnormal dan meningkatkan fibroblas normal yang telah ada

menghambat pembentukan

neovascular buds dan proliferating young fibroblasts

produksi kolagen menurun pada fase awal penyembuhan

luka

Sehingga dapat meningkatan apoptosis sel akibat radiasi

Page 18: ppt krloid

4. Cryotheraphy

Menggunakan refrigerant, sebagai terapi tunggal atau dikombinasi dengan injeksi KIL dg cara ditempelkan, disemprotkan, dan disuntikkan intralesi

Akan terjadi pembentukan trombus sehingga terjadi nekrosis serta perlunakan dan pendataran keloid.

Secara in vitro, cryotherapy mampu mengubah sintesis kolagen dan differensiasi keloidal collagen menjadi normal

Page 19: ppt krloid

5. Laser

Coagulation necrosis pembuluh yang dihasilkan oleh energi laser menyebabkan penghancuran kolagen

Terjadilah perbaikan susunan serat kolagen, sintesis kolagen baru dan pelepasan histamin

Lalu menimbulkan nekrosis pembuluh dan membentuk kolagen normal

Page 20: ppt krloid

6. Silicone gel sheeting

Silicone gel sheeting

gel like transparent,

flexible, inert sheet dengan ketebalan

3,5 mm

Silicone gel sheeting

Lapisan terbuat dari medical-grade

silicone dan diperkuat dengan

silicon membranebacking

Silicone gel sheeting

Silicone gel sheeting sebaiknya

diaplikasikan segera setelah eksisi dan

dilanjutkan selama 12 jam per hari untuk

1 bulan

Page 21: ppt krloid

7. 5-Fluorouracil

merupakan analog pirimidin yang banyak digunakan dalam pengobatan

kanker dan glaukoma.

sel 5-FU dikonversikan menjadi substrat aktif yang menghambat sintesis DNA dengan cara kompetitif terhadap penggabungan urasil

untuk menghambat pembentukan keloid. Teknik yang digunakan dalam penelitian efikasi 5-FU terhadap keloid adalah dengan injeksi intralesi

atau menempatkan kain yang sebelumnya direndam dengan 5-FU selama 5 menit sebelum

luka ditutup

Page 22: ppt krloid

BEBERAPA TERAPI BARU YANG POTENSIAL DARI PENATALAKSANAAN KELOID

1. Panjang gelombang ultraviolet A(340-400 nm, UVA1), dapat

membantu mencegah kekambuhan setelah eksisi keloid melalui

kemampuannya untuk mengurangi sel mast.

2. Quercetin, flavonol, telah berhasil ditemukan untuk

menghambat proliferasi dan kontraksi fibroblas dari bekas luka

yang berlebihan.

3.Sedangkan Prostaglandin E2 (Dinoprostone) berfungsi untuk mengembalikan perbaikan luka

yang normal.

4. Zat pemutih yang kuat , keloid belum ditemukan dialbinos dan mengalami penurunan ketika vitiligo berkembang pada kulitas

keloid

5.Sel mast inhibitor , tidak hanyameningkat pada keloid, tetapi juga memiliki hubungan

yang kuat dengan fibroblas

6. Terapi Gen

Page 23: ppt krloid

PENCEGAHAN

• Untuk pasien dengan luka di supra pubik, dianjurkan untuk memakai korset

• hindari kontak antara dermis daerah luka dengan benda asing

• Gunakan gel sheeting dan plester perekat

• Hindari gerakan berlebihan yang dapat meregangkan luka

Gunakan perban dan

kain pembalut luka dengan

tepat

Hindarkan luka dari daya mekanis langsung (misalnya

gesekan dan garukan)

Untuk pasien dengan luka di telinga, kurangi kontak dengan bantal ketika tidur, untuk mencegah gesekan

lakukan irrigasi dan

mengoleskan obat

antibakteri atau antijamur

Page 24: ppt krloid

KESIMPULANterdapat tiga pendekatan terapi yang dapat digunakan manipulasi terhadap aspek mekanis penyembuhan luka, koreksi terhadap ketidakseimbangan antara sintesis dan degradasi kolagen, dan perubahan respon imun/inflamasi. Berbagai metoda terbaru, seperti penggunaan antineoplastic agent, hasilnya cukup baik .

Page 25: ppt krloid

DAFTAR PUSTAKA

1. Robles, D.T., Berg, D. 2007. Abnormal wound healing: keloids. Clinics in Dermatology 25:26-32.

2. Urioste, S.S., Arndt, K.A., Dover, J.S. 1999. Keloids and hypertrophic scars: Review and treatment strategies. Seminars in Cutaneous Medicine and Surgery 18(2):159-71

3. Durani, P., Bayat, A. 2008 Level of evidence for the treatment of keloid disease. Journal of Plastic, Reconstructive & Aesthetic Surgery 61:4-17

4. Sridharani, S.M., Magarakis, M., Manson, P.N., Singh, N.K., Basdag, B., Rosson, G.D. 2010. The emerging role of antineoplastic agents in the treatment of keloids and hypertrophic scars. Annals of Plastic Surgery 64:355-61

5. Kose O, Waseem A: Keloids and Hypertrophic Scars: Are They Two Different Sides of the Same Coin? Dermatol Surg 2008. http://www.cardiothoracicsurgery.org.

6. Atiyeh BS: Nonsurgical Management of Hypertrophic Scars: Evidence Based Therapies, Standard Practices, and Emerging Methods. Aesthetic Plast Surg 2007, 31(5):468-92. http://www.cardiothoracicsurgery.org.

7. Sjamsuhidayat R & Wim de jong. 20012.Buku Ajar Ilmu bedah edisi III. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

8. Sjamsoe Daili. E,dkk. 2005. Penyakit kulit yang umum di Indonesia. Jakarta: PT Medical Multimedia Indonesia.

9. Siregar, RS, Dr. SpKK . 2005. Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. EGC. Jakarta.

10. Moore, KL. 2002. Anataomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates

Page 26: ppt krloid

1. Tedd woods. 2012. www.skinlayer.net/3-layers-of-skin

2. DOLORES WOLFRAM, MD, .2009.Hypertrophic Scars and KeloidsFA Review of Their Pathophysiology, Risk Factors, and Therapeutic Management . www.theaaams.com/wp.../12/Kelloids-rx.pdf

3. Paul A.K . 2004. Medical and surgical therapies for keloids. http://www.ncbi.nlm.nih.gov.

4. Ulrich, D., Ulrich, F., Unglaub, F., Piatkowski, A., Pallua, N. 2010. Matrix metalloproteinases and tissue inhibitors of metalloproteinases in patients with different types of scars and keloids. Journal of Plastic, Reconstructive & Aesthetic Surgery 63:1015-21

5. Butler, P.D., Longaker, M.T., Yang, G.P. 2008. Current progress in keloid research and treatment. J Am Coll Surg 206:731-41.

6. Steifert, O., Mrowietz, U. 2009. Keloid scarring: bench and bedside. Arch Dermatol Res 301:259-72

7. Harting, M., Hicks, M.J., Levy, M.L. 2008. Dermal hypertrophies. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, editors. Fizpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7thed. New York: The McGraw-Hill Companies, 553-4

8. Shelley, B.W., Shelley, E.D. 1992. Scar. Dalam: Advanced dermatologic diagnosis. 1st ed. Philadelphia:WB Saunders Company, 1153-6

9. Lee, S., Yosipovitch, G., Chan, Y., Goh, C. 2004. Pruritus, pain, and small nerve fiber function in keloids: A controlled study. J Am Acad Dermatol 51:1002-6.

Page 27: ppt krloid

1. Ong, C.T., Khoo, Y.T., Mukhopadhyay, A., Masilamani, J., Do, D.V., Lim, J., dkk. 2010. Comparative proteomic analysis between normal skin and keloid scar. British Journal of Dermatology 162:1302

2. Ogawa, R. 2010. The most current algorithms for the treatment and prevention of hypertrophic scars and keloids. Plast Reconstr Surg 125:557-68.

3. Hochman, B., Locali R.F., Matsuoka, P.K., Ferreira, L.M. 2008. Intralesional Triamcinolone Acetonide for Keloid Treatment:A Systematic Review. Aesth Plast Surg 32:705-9

4. Speranza, G., Sultanem, K., Muanza, T. 2008. Descriptive study of patients receiving excision and radiotherapy for keloids. Int J Radiation Oncology Biol Phys 71:1465-9

5. Berman, B., Villa A.M., Ramirez, C.C. 2005. Novel opportunities in the treatment and prevention of scarring. J Cutan Med Surg 32-6

6. Cho, S.B., Lee, J.H., Lee, S.H., Lee, S.J., Bang, D., Oh S.H. 2010. Efficacy and safety of 1064-nm Q-switched Nd:YAG laser with low fluence for keloids and hypertrophic scars. JEADV24:1070-4

7. Staff pengajar Bagian Ilmu bedah FK UI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Bina Rupa Aksara

8. Kelly, A.P. 2009. Update on the management of the keloids. Semin Cutan Med Surg. 28:71-6.

Page 28: ppt krloid

TERIMA KASIH