Ppt kdpk

18
1. Aprilia Fatimah D.A 2. Elviana Yuliandari 3. Jati Sari Wanti 4. Mariawati 5. Marganila Purwanigrum 6. Siti Fatimah 7. Winda Kartika

Transcript of Ppt kdpk

Page 1: Ppt kdpk

1. Aprilia Fatimah D.A

2. Elviana Yuliandari

3. Jati Sari Wanti

4. Mariawati

5. Marganila Purwanigrum

6. Siti Fatimah

7. Winda Kartika

Page 2: Ppt kdpk

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan,

emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus

dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu

sebelum digunakan, yang disuntikkan secara

merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui

kulit atau selaput lendir.

Page 3: Ppt kdpk

Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan

tujuan untuk mempercepat proses

penyerapan (absorbsi) obat untuk

mendapatkan efek obat yang cepat.

Page 4: Ppt kdpk

Injeksi biasanya dilakukan pada pasien yang

tidak sadar dan tidak mau bekerja sama

karena tidak memungkinkan untuk diberikan

obat secara oral. Apabila klien tidak

sadar atau bingung, sehingga klien tidak

mampu menelan atau mempertahankan obat

dibawah lidah. Oleh karena itu, untuk

memenuhi kebutuhan obat klien dilakukan

dengan pemberian obat secara injeksi.

Page 5: Ppt kdpk

a.Spuit

Spuit terdiri dari tabung (barrel) berbentuk silinder

dengan bagian ujung (tip) di desain tepat

berpasangan dengan jarum hypodermis dan alat

pengisap (plunger) yang tepat menempati rongga

spuit. Spuit, secara umum, diklasifikasikan sebagai

Luer-lok atau nonLuer-lok. Nomenklatur ini

didasarkan pada desain ujung spuit.

Page 6: Ppt kdpk

Adapun tipe-tipe spuit yaitu:

Spuit Luer-lok yang ditandai dengan 0,1 persepuluh

Spuit tuberkulin yang ditandai dengan 0,01

(seperseratus) untuk dosis kurang dari 1 ml

Spuit insulin yang ditandai dalam unit (100)

Spuit insulin yang ditandai dengan unit (50)

Page 7: Ppt kdpk

b.Jarum

Jarum memiliki tiga bagian: hub, yang tepat

terpasang pada ujung sebuah spuit; batang

jarum (shaft), yang terhubung dengan bagian

pusat; dan bevel, yakni bagian ujung yang

miring.

Page 8: Ppt kdpk

Memberikan injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril. Setelah jarum menembus kulit, muncul resiko infeksi. Petugas kesehatan memberi obat secara parenteral melalui rute SC, IM, ID, dan IV. Setiap tipe injeksi membutuhkan keterampilan yang tertentu untuk menjamin obat mencapai lokasi yang tepat. Efek obat yang diberikan secara parenteral dapat berkembang dengan cepat, bergantung pada kecepatan absorbsi obat. Petugas kesehatan mengobservasi respons klien dengan ketat.

Page 9: Ppt kdpk

1. Subkutan/sc (hypodermal).

Injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat yang tidak merangsang dan melarut baik dalam air atau minyak. Efeknya tidak secepat injeksi intramuscular atau intravena. Mudah dilakukan sendiri, misalnya insulin pada penyakit gula.

2. Intrakutan/ic (=di dalam kulit)

Perawat biasanya memberi injeksi intrakutan untuk uji kulit. Karena keras, obat intradermal disuntikkan ke dalam dermis. Karena suplai darah lebih sedikit, absorbsi lambat.

3. Intramuskuler (i.m),

Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat daripada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah.

Page 10: Ppt kdpk

4. Intravena (i.v),

Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan

efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu

waktu satu peredaran darah, obat sudah

tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama

kerja obat biasanya hanya singkat.

5. Intra arteri.

Injeksi ke pembuluh nadi adakalanya dilakukan

untuk membanjiri suatu organ, misalnya hati,

dengan obat yang sangat cepat diinaktifkan

atau terikat pada jaringan, misalnya obat

kanker nitrogenmustard

Page 11: Ppt kdpk

Pemberian obat secara injeksi dapat berfungsi

sebagaimana mestinya, maka kita harus

memperhatikan beberapa hal berikut ini :

a. Jenis spuit dan jarum yang digunakan

b. Jenis dan dosis obat yang diinjeksikan

c. Tempat injeksi

d. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi

e. Kondisi/penyakit klien

Page 12: Ppt kdpk

Adapun cara-cara yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya infeksi selama injeksi

dilakukan yaitu :

a. Untuk mencegah kontaminasi larutan

b. Untuk mencegah kontaminasi jarum

c.Untuk mencegah spuit terkontaminasi jangan

sentuh badan pengisap (plunger) atau bagian

dalam karet (barrel).

d. Untuk menyiapkan kulit

Page 13: Ppt kdpk

Dari Vial Lepaskan penutup metal pada bagian atas vial (dengan menggunakan pinset) dan

letakkan pada kidney basin.

Bersihkan bagian atas vial dengan kapas dan alkohol, biarkan mengering.

Buang kapas alkohol kedalam instrumen basin.

Ambil jarum suntik dan lepaskan penutup jarum dengan teknik satu tangan. Letakkan penutup jarum pada instrumen basin.

Campur dengan rata obat yang terdapat pada vial.

Tusuk jarum pada vial.

Ambil vial dengan tangan kiri (tangan yang tidak dominan) dan ambil volume yang sesuai untuk pengobatan.

Periksa ada tidaknya gelembung udara pada jarum suntik dan dikeluarkan gelembung udara tersebut.

Periksa ulang volume yang sesuai yang diperlukan untuk pengobatan

Lepaskan jarum dari vial.

Masukkan jarum pada penutupnya dengan teknik satu tangan.

Ganti jarum dengan yang baru dan letakkan jarum yang telah dipergunakan sebelumnya (untuk mengambil obat dari vial) pada instrumen basin.

Page 14: Ppt kdpk

Dari Ampul Pastikan bahwa isi cairan obat dalam ampul terletak di bagian bawah

dari leher ampul.

Patahkan leher ampul dengan cara sbb :

1) Potong leher ampul dengan kassa steril dan patahkan dengan

menekan jari jempol.

2) Menggunakan pisau pemotong botol yang biasa dipergunakan oleh

bagian farmasi.

a. Ambil jarum suntik dan lepaskan penutup jarum dengan teknik satu tangan. Letakkan penutup jarum pada instrumen basin.

b. Pegang ampul dengan tangan kiri (tangan yang tidak dominan) jika memungkinkan.

c. Masukkan jarum kedalam ampul dan ambil volume obat sesuai.

d. Tarik kembali jarum dari dalam ampul.

e. Arahkan jarum secara vertikal dan masukkan kedalam penutupnya.

f. Keluarkan gelembung udara dalam syringe.

g. Cek ulang secara tepat volume obat yang diberikan.

h. Lepaskan jarum dari syringe dengan teknik satu tangan.

i. Letakkan syringe dan jarumnya pada instrument basin.

Page 15: Ppt kdpk

1. Periksa kembali vial atau ampul untuk mengecek label obat yang akan diberikan (untuk ketiga kalinya) dan lakukan penghitungan kembali dosis yang diperlukan.

2. Jelaskan sekali lagi bahwa kita akan melakukan penyuntikan.

3. Secara santun konfirmasi ulang kepada pasien/bantu pasien menyingkirkan tempat yangg akan dilakukan penyuntikan.

4. Tentukan daerah penyuntikan dengan tepat.

5. Untuk penyuntikan intramuskular : Identifikasi daerah penyuntikan secara anatomis dengan tangan kiri

(tangan yang tidak dominan).

Lakukan peregangan pada area tersebut dengan gentle.

Bersihkan area tersebut dengan kapas dan alkohol.

Biarkan mengering.

Lepaskan penutup jarum, letakkan penutupnya pada instrument basin.

Suntikkan jarum membentuk 90% pada daerah yang telah diidentifikasi untuk dilakukan penyuntikan.

Yakin bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah dengan melakukan prosedur sbb :

Page 16: Ppt kdpk

1) Lakukan aspirasi dengan cara menarik pendorong jarum suntik (plunger).

2) Jika darah mengisi syringe, atur kembali kedalaman invasi jarum. Kemudian lakukan aspirasi kembali (tarik kembali plunge).

3) Jika terdapat darah pada syringe maka dapat dilanjutkan prosedur berikutnya.

4) Dorong plunge secara perlahan untuk mengalirkan seluruh obat dalam syringe.

5) Tarik jarum suntik kembali keluar dengan cepat, usap dan lakukan massage (jika diperlukan) pada area penyuntikan dengan kapas alkohol.

Observasi :

Jika darah keluar dari tempat penyuntikan, bersihkan dan lakukan penekanan dengan gentle daerah penyuntikan dengan kapas dan alkohol.

Jika tidak, lakukan langkah berikutnya.Katakan pada pasien bahwa prosedur penyuntikan telah selesai.Dampingi dan bantu pasien untuk mengenakan kembali pakaiannya.Evaluasi keadaan pasien selama beberapa saat, untuk melihat tanda ada tidaknya efek samping yang ditimbulkan.Biarkan pasien kembali kebangku periksa.

Page 17: Ppt kdpk

1.Isi jarum suntik bekas pakai dengan lar. Chloride 0,5% dan potong jarum, masukkan kedalam tempat jarum bekas.

2.Masukkan peralatan lainnya (termasuk kapas, kassa steril) kedalam lar. Chloride 0,5%.

3.Rendam kedua tangan kedalam lar. Chloride 0,5% selama beberapa menit, kemudian lepaskan kedua sarung tangan dengan cara skin to skin, glove to glove.

4.Cuci tangan.

5.Keringkan dengan handuk.

Persilahkan pasien kembali ke meja periksa, untuk melengkapi data pada catatan medik pasien

1.Isi tanggal dan waktu pengobatan.

2.Dosis dan cara penyuntikan

3.Respons khusus yang mungkin timbul pada pasien setelah dilakukan penyuntikan.

4.Nama dan tanda tangan perawat

Page 18: Ppt kdpk