Ppt Alat Bantu Jalan

27
ALAT BANTU JALAN/WALKING AIDS

description

tenik alat bantu jalan

Transcript of Ppt Alat Bantu Jalan

ALAT BANTU JALAN/WALKING AIDS

Macam-macam alat bantu jalan :

1. Paralel Bar 4. Tripod/Quadripod2. Walker 5. Tongkat/Stick3. Kruk

Saat permulaan pasien dikenalkan pada posisi berdiri dan berjalan dibutuhkan alat bantu yang dapat mensuport berat badan dan membantu keseimbangannya. Apalagi bila kondisi pasien mengharuskan untuk tidak menumpukan berat badan/hanya boleh menumpukan sebagian berat badan pada tungkainya, maka alat bantu jalan ini sangat dibutuhkan.

Lanjutan…….

Kestabilan alat bantu jalan perlu dipertimbangkan sebelum alat tersebut dipilih untuk pasien, dimana juga disesuaikan dengan kondisinya. Pada pengenalan berdiri dan berjalan pertama kali akan lebih stabil apabila digunakan paralel bar. Kemudian apabila keseimbangan dan kestabilan pasien sudah lebih baik maka bisa diganti dengan alat bantu jalan yang lain seperti walker, kruk, tripod/quadripod atau tongkat/ stick.

Paralel Bar

Alat bantu jalan ini cenderung lebih stabil karena tertanam pada lantai atau dinding. Berupa dua buah tongkat yang dipasang sejajar, bisa dari logam, kayu ataupun bambu. Dimana fungsinya adalah sebagai pegangan kedua tangan pada saat berdiri dan berjalan. Ketinggian yang ideal adalah setinggi pinggul pasien.

Walker

Kerangka dengan kaki empat yang saling berhubungan dan sesuai tingginya. Pasien mengangkat walker ke depan kemudian diikuti dua langkah ke depan. Walker harus lurus maju ke depan. Suatu pemberat bisa ditaruh di atas walker supaya lebih stabil. Pasien ataxia yang kadang tidak stabil untuk mengangkat walker bisa dengan walker yang beroda kemudian didorong.

Kruk

Ada 3 macam kruk , biasanya digunakan untuk membantu menumpu berat (weight bearing) pada satu / kedua tungkai atau untuk memberi tambahan support pada kondisi kurang keseimbangan atau kekuatan yang tidak merata.

1. Kruk Axillaris

Terbuat dari kayu atau alumunium dengan pad/bantalan pada daerah axilla (ketiak), sebuah pegangan tangan, ujung kaki kruk dari karet. Bantalan ketiak berjarak 5 cm dari dinding thoraks, tepat dibawah axilla(ketiak). Pegangan tangan diatur sedemikian rupa sehingga posisi elbow sedikit fleksi ketika badan tidak sedang disangga. Bila akan berjalan beban disalurkan ke bawah dari lengan ke pegangan tangan, elbow diekstensikan.

Lanjutan…

Berat badan tidak boleh ditekankan keatas axilla pad, karena dapat menyebabkan cidera neuropraxia dari N. Radius atau Plexus Brachialis.

Pengukuran panjang krukAda beberapa cara untuk menentukan panjang kruk yang dibutuhkan, biasanya di ukur pada pasien posisi tidur.

a. Dengan sepatu dilepas :1. Dari axilla sampai kaki ditambah 2 inchi (5cm)2. Dari axilla sampai 15 cm sisi lateral kaki.

Lanjutan…..

b. Dengan memakai sepatu :Diukur dari 5 cm di bawah axilla sampai dengan 20 cm ke samping tumit sepatu.

Pengukuran dari axilla pad sampai dengan pegangan tangan diambil dengan fleksi elbow 15º, diukur dari axilla ke processus styloideus ulna. Pada pemakaian kruk, berat badan ditumpukan pada pegangan tangan.

2. Kruk Elbow

Terbuat dari logam, dengan pita dari logam atau plastikuntuk lengan bawah. Alat ini panjangnya menjadi mantap oleh adanya klip yang pas atau kancing logam, ujung kruk berlapis karet. Kruk ini dianjurkan untuk pasien dengan keseimbangan bagus dan lengan masih kuat. Berat badan disalurkan sama seperti memakai axilla kruk.

Lanjutan….

Pengukuran panjang kruk Dilakukan dengan posisi tidur terlentang

memakai sepatu, elbow fleksi 15º. Pengukuran dari processus styloideus ulna sampai dengan 20 cm lateral tumit sepatu. Saat pasien berdiri dengan support, panjang kruk harus dicek/diperiksa.

3. Kruk Gutter

Terbuat dari logam dengan pad untuk menyangga lengan bawah dan dilengkapi sabuk kulit, pegangan tangan, ujung kruk dari karet. Alat ini untuk pasien dengan artritis yang membutuhkan suatu support, tetapi tidak kuat menahan beban, baik pada lengan, pergelangan tangan,siku, karena deformitas atau karena nyeri. Bila lengan bawah tersangga dan ada sudut pada pergelangan tangan, deformitas bisa terkoreksi.

Lanjutan…..

Pengukuran panjang kruk :a. Jika bisa berdiri, lebih baik diukur pada posisi ini,

dari siku sampai ke lantai.b. Bila posisi tidur, memakai sepatu, diukur dari titik

siku pada posisi agak fleksi sampai dengan 20 cm ke samping dari tumit.Pasien dengan rematik artritis, mungkin hip dan knee berada pada posisi menekuk saat berdiri, karena nyeri. Tetapi dengan kruk gutter ini pasien bisa dibantu untuk tegak atau ekstensi.

Persiapan untuk melatih jalan dengan kruk

a. Untuk lenganKelemahan dari otot-otot ekstensor dan adduktor bahu serta ekstensor siku harus diukur, jika perlu dikuatkan lebih dahulu sebelum latihan berjalan. Juga kekuatan otot-otot jari tangan diukur untuk kemampuan memegang kruk. Hasil pemeriksaan ini untuk menentukan tipe kruk yang sesuai.

b. Tungkai1. Non Weight Bearing (NWB)

Tungkai yang sakit tidak menyentuh lantai,

Lanjutan….

kekuatan dan gerak dari tungkai yang sehat perlu diperiksa dengan memberi perhatian khusus pada abduktor & ekstensor hip, ekstensor knee, plantar fleksor telapak kaki. Otot-otot tersebut harus cukup kuat untuk menyangga berat badan. Pasien diajarkan mengangkat hip pada posisi NWB bila diperlukan.

2. Partial Weight Bearing (PWB) Gerak dan kekuatan kedua tungkai perlu diperiksa, otot-otot perlu dikuatkan.

Lanjutan……

c. KeseimbanganKeseimbangan duduk-berdiriharus

diukur, bila perlu dilatih.

Demonstrasi Fisioterapis harus

mendemonstrasikan terlebih dahulu cara berjalan dengan alat-alat tersebut, dengan titik berat pada point-point yang penting.

Berjalan dengan kruk

Fisioterapis sebaiknya didampingi tenaga kesehatan lainnya pada saatpasien mulai berdiri dan berjalan pertama kali.

# NWBPasien harus selalu dengan suatu base yang membentuk segitiga yaitu ke 2 kruk di depan atau di belakang tungkai yang menjadi tumpuan.a. b.

Lanjutan….

Pertama pasien menggerakkan kruk maju ke depan sedikit, alihkan berat badan/ tumpuan ke kruk dan kaki diangkat ke depan sedikit dibelakang kedua kruk, kemudian mengangkat tungkai yang sakit sedikit lebih ke depan dari kruk.

a. b.

Lanjutan…..

c.

Pada kasus-kasus tertentu pasien perlu dilatih untuk jalan bayangan dimana tungkai yang cidera ditapakkan dan digerakkan di lantai tetapi hanya menyentuh lantai tanpa menyangga berat badan.

Lanjutan …

# PWB, ada 2 macama. Ini kelanjutan dari jalan bayangan, dimana

tidak ada berat badan yang ditumpukkan pada tungkai yang cidera.Kruk dan tungkai yang cidera diangkat maju dan ditapakkan bersama segaris, berat badan ditumpukan ke kruk dan tungkai yang cidera. Sementara tungkai yang sehat diangkat lebih kedepan dari kruk. A. B.

Lanjutan…

b. Metode ini menyerupai pola jalan normal, lebih banyak berat yang ditumpukan ke tungkai yang cidera (mis : sebelah kanan). Kruk kanan maju ke depan diikuti tungkai kiri kemudian kruk kiri ke depan bersama tungkai kanan. Ini dapat mempercepat dengan menggerakkan tungkai kanan, kiri bersamaan dan sebaliknya.

a. b.

Tripod / Quadripod

Pada prinsipnya pengukuran dan penggunaan tripod ataupun quadripod adalah sama seperti tongkat / stick. Hanya pada desain kaki diberi tambahan kaki menjadi 3 untuk tripod dan 4 pada quadripod. Dengan basenya yang lebih lebar, maka tripod atau quadripod lebih stabil dari tongkat biasa.

Tongkat

Bisa terbuat dari kayu atau logam dengan pegangan tangan berbentuk lengkung atau lurus. Yang dari logam sangat cocok untuk tujuan pemeriksaan. Dan yang dari kayu bisa dipotong sesuai panjang yang dibutuhkan.

Pengukuran :Biasanya pasien dalam posisi berdiri. Siku agak ditekuk dan pengukuran diambil dari processus styloideus ulna sampai dengan lantai ±15 cm dari tumit.

Penggunaan tongkat

Pasien dapat menggunakan 2 tongkat dengan cara sama seperti menggunakan kruk PWB. Tongkat memungkinkan berat badan yang ditumpukan ke tungkai lebih besar daripada dengan kruk.

Bila 1 tongkat, digunakan pada sisi tungkai yang sehat, sehingga tongkat dan tungkai yang cidera maju bersama ke depan, dengan berat badan sebagian ditumpukan ke tongkat.

Cara lain berjalan dengan tongkat atau kruk

# Ipsilateral two point gait denga satu stickContoh : kaki dan stick kanan maju lalu kaki kiri.

# Contralateral two point gait dengan satu stickContoh : kaki kiri dan stick sebelah kanan maju baru kaki kanan maju.

# PWB dengan kruk/tongkat bisa menggunakan metode point gait :> Two point gait > Four point gait> Three point gait

Lanjutan…

# PWB dengan kruk bisa juga dengan metode swing gait:> Swing to gait> Swing through gait Ini terutama untuk kondisi parese kedua tungkai.

Keamanan

Fisioterapis harus mengecek keamanan dari semua alat bantu jalan yang ada, sebelum dan selama latihan. Pasien diajarkan untuk memeriksa alat bantu jalannya untuk mengetahui kapan harus mengganti bagian-bagian tertentu. Ujung tongkat dari karet harus diperhatikan ketipisannya karena gesekan-gesekan dengan lantai. Susunan keseluruhan termasuk skrup-skrup, klip-klip logam, pegangan tangan, bantalan axilla harus dijaga selalu dalam keadaan baik.