PPOK

10
 KATA PENGANTAR Puji sukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan referat ini yang berjudul Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Referat ini disusun sebagai salah satu tugas persyaratan kelulusan kepaniteraan klinik Bagian Radiologi RSUP Fatmawati Jakarta Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Farida Yunus, SpR sebagai pembimbing dalam pembuatan referat ini. Tidakk lupa terima kasih juga penulis sampaikan kepada dokter-dokter pembimbing di RSUP Fatmawati atas bimbingan yang kami dapat selama kepaniteraan klinik ini. Kami men yad ari bah wa refe rat ini masih jauh dar i sempur na, dan masih  banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu diharapkan bantuan dari dok ter pembimbin g serta rekan-r eka n mah asi swa unt uk member ika n sar an dan masukan yang berguna bag i penulis . Lepas dari segala kekurangan yang ada, kami berharap semoga referat ini membawa manfaat bagi kita semua. Jakarta, Februari 2004  Penulis

Transcript of PPOK

5/11/2018 PPOK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ppok5571fdb1497959916999b43a 1/10

KATA PENGANTAR 

Puji sukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-Nya

saya dapat menyelesaikan referat ini yang berjudul Penyakit Paru Obstruktif Kronik.

Referat ini disusun sebagai salah satu tugas persyaratan kelulusan kepaniteraan klinik 

Bagian Radiologi RSUP Fatmawati Jakarta

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Farida

Yunus, SpR sebagai pembimbing dalam pembuatan referat ini. Tidakk lupa terima

kasih juga penulis sampaikan kepada dokter-dokter pembimbing di RSUP Fatmawatiatas bimbingan yang kami dapat selama kepaniteraan klinik ini.

Kami menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, dan masih

 banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu diharapkan bantuan dari

dokter pembimbing serta rekan-rekan mahasiswa untuk memberikan saran dan

masukan yang berguna bagi penulis.

Lepas dari segala kekurangan yang ada, kami berharap semoga referat ini

membawa manfaat bagi kita semua.

Jakarta, Februari 2004

 

Penulis

5/11/2018 PPOK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ppok5571fdb1497959916999b43a 2/10

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang

 progresif, artinya penyakit ini berlangsung seumur hidup dan semakin memburuk 

secara lambat dari tahun ke tahun. Dalam perjalanan penyakit ini terdapat fase-fase

eksaserbasi akut.

Berbagai faktor berperan pada perjalanan penyakit ini, antara lain faktor 

resiko yaitu factor yang menimbulkan atau memperburuk penyakit seperti kebiasaan

merokok, polusi udara, polusi lingkungan, infeksi, genetic dan perubahan cuaca.Derajat obtruksi saluran nafas yang terjadi, dan identifikasi komponen yang

memugkinkan adanya reversibilitas. Tahap perjalanan penyakit dan penyakit lain

diluar paru seperti sinusitis dan faringitis kronik. Yang pada akhirnya faktor-faktor 

tersebut membuat perburukan makin lebih cepat terjadi. Untuk melakukan

 penatalaksanaan PPOK perlu diperhatikan factor-faktor tersebut, sehingga pengobatan

PPOK menjadi lebih baik.

5/11/2018 PPOK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ppok5571fdb1497959916999b43a 3/10

BAB II

PENYAKIT PARU OBTRUKSI KRONIK 

DEFINISI

Penyakit obtruksi jalan nafas karana bronchitis kronis atau emfisema.

obstruksi tersebut umumnya bersifat progresif, bias disertai hiper aktitas bronkus dan

sebagian bersifat reversible.

Bronchitis kronis adalah suatu definisi klinis yaitu ditandai dengan batuk-

  batuk hamper setiap hari disertai pengeluarn dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan

 berturut-turut dalam satu tahun dan paling sedikit selama 2 tahun.Emfisema adalah suatu perubahan anatomi paru-paru yang ditandai dengan

melebarnya secara abnormal saluran udara sebelah distal bronkus terminal disertai

kerusakan diding alveolus.

ANATOMI PARU

Paru-paru terletak sedemikian rupa sehingga setiap paru terletak disamping

mediastinum. Oleh karena itu ,masing-masing paru-paru satu sama lain dipisahkanoleh jantung dan pembuluh pembuluh besar serta struktur lain dalam mediastinum

Masing-masing paru berbentuk konus dan diliputi oleh pleura viceralis. Paru-paru

terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri,hanya dilekatkan ke mediastinum

oleh radix pulmonis.

Masing-masing paru mempunyai apex yang tumpul, yang menjorok ke

atas,masuk ke leher sekitar 2,5 cm di atas clavicula, facies costalis yang konveks,yang

  berhubungan dengan dinding dada, dan facies mediastinalis yang konkaf,yang

membentuk cetakan pada pericardium dan struktur-struktur mediastinum lain Sekitar 

  pertengahan permukaan kiri,terdapat hillus pulmonalis, suatu lekukan dimana

  bronkus,pembuluh darah dan saraf masuk ke paru-paru untuk membentuk radix

 pulmonalis

Paru-paru kanan sedikit lebih besar dibanding paru-paru kiri dan dibagi oleh

fissura oblique dan fissura horisontalis menjadi 3 lobus, Lobus superior, medius dan

inferior. Paru-paru kiri dibagi fisura obliqua menjadi 2 lobus, lobus superior dan lobus

inferior.

5/11/2018 PPOK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ppok5571fdb1497959916999b43a 4/10

ETIOLOGI

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya PPOK adalah:

1. kebiasaan merokok 

2. polusi udara

3. paparan debu dan asap

4. riwayat infeksi saluran nafas.

PATOFISIOLOGI

Pada bronchitis kronik maupuun emfisema terjadi penyempitan saluran

nafas.Penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan menimbulkan

sesak.

Pada bronchitis kronik,saluran pernafasan kecil yang berdiameter kurang dari

2 mm menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan berobliterasi. Penyempitan ini terjadi

 juga oleh metaplasia sel goblet, saluran nafas besar juga menyempit karena hipertrofi

dan hiperplasia kelenjar mukus.

Pada emfisema paru penyempitan saluran nafas disebabkan oleh berkurangnya

elastisitas paru-paru.

Pada orang normal sewaktu terjadi ekspirasi maksimal,tekanan yang menarik 

 jaringan paru akan berkurang ,sehingga saluran-saluran pernafasan bagian bawah paru

akan tertutup.

Pada penderita bronchitis kronik dan emfisema, saluran-saluran pernafasan

tersebut akan lebih cepat dan lebih banyak tertutup. Akibat cepatnya saluran

  pernafasan tertutup serta dinding alveoli yang rusak, akan menyebabkan ventilasi

tidak seimbang..Tergantung dari kerusakannya dapat terjadi alveoli dengan ventilasi

kurang atau tidak ada, akan tetapi perfusi baik ,sehingga penyebaran udara pernafasan

maupun aliran darah ke alveoli tidak sama dan merata , atau dapat dikatakan juga

tidak ada keseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli yang akhirnya

menimbulkan hipoksia dan sesak nafas.

Pada PPOK terutama karena emfisema dapat terjadi kelainan

kardiovaskuler ,jantung menjadi kecil,ini disebabkan peningkatan retrosternal air 

space.

5/11/2018 PPOK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ppok5571fdb1497959916999b43a 5/10

DIAGNOSIS

I. Anamnesis : riwayat penyakit yang ditandai batuk-batuk setiap hari

disertai pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut

dalam 1 tahun, dan paling sedikit selama 2 tahun.

II. Pemeriksaan fisik :

1. Pasien tampak kurus dengan barrel shape chest (diameter 

anteroposterior dada meningkat).

2. Fremitus taktil dada tidak ada atau berkurang.

3. Perkusi dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati

lebih rendah, tukak jantung berkurang.

4. Suara nafas berkurang dengan expirasi panjang.

III. Gambaran radiologi

Foto thorax pada bronchitis kronis memperlihatkan tubular shadow

 berupa bayangan garis-garis yang parallel keluar dari hilus menuju apex

 paru dan corakan paru yang bertambah.

Pada emfisema paru thorax menunjukan adanya overventilasi dengan

gambaran diafragma yang rendah dan datar,peningkatan retrosternal air 

space dan bayangan penyempitan jantung yang panjang, penciutan

 pembuluh darah pulmonal dan penampakan ke distal.

Pada ct-scan lebih sensitif daripada foto thorax biasa karena pada

High-resolution CT (HRCT) scan memiliki sensivitas tinggi untuk 

menggambarkan emfisema, tapi tidak dianjurkan untuk pemeriksaan rutin.

5/11/2018 PPOK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ppok5571fdb1497959916999b43a 6/10

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada penderita PPOK mempunyai tujuan untuk :

1. Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala-gejala tidak 

hanya pada fase akut, tapi juga pada fase kronik.

2. Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas

sehari-hari sesuai dengan pola kehidupannya.

3. Mengurangi laju perkembangan penyakit apabila dapat dideteksi

lebih awal.

Dasar-dasar penatalaksanaan PPOK secara umum adalah :

1. Usaha-usaha pencegahan, terutama ditujukan terhadap

memburuknya penyakit.

2. Mobilisasi dahak.

3. Mengatasi bronkospasme.

4. Memberantas infeksi.

5. Penanganan terhadap komplikasi.

6. Fisioterapi, inhalasi terapi dan rehabilitasi.

Secara garis besar penatalaksanaan PPOK dapat dibagi atas 4 kelompok,

yaitu :

I. Penatalaksanaan umum

1. Pendidikan terhadap penderita dan keluarganya.

2. Menghindari rokok dan zat-zat inhalasi lain yang bersifat iritasi.

3. Menghindari infeksi.

4. Lingkungan yang sehat.

5. Kebutuhan cairan yang cukup.

6. Imunoterapi.

II. Penggunaan obat-obatan

1. Bronkodilator (untuk mengatasi obstruksi jalan nafas) :

salbutamol 4x 0,25-0,5mg/hari

2. Ekspektoran

3. Antibiotik, dll

5/11/2018 PPOK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ppok5571fdb1497959916999b43a 7/10

III. Terapi respirasi . Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan

  pernafasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sesitivitas

terhadap CO2.

IV. Rehabilitasi , pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa

sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu kegiatan sosialisasi agar 

terhindar dari depresi.

Rehabilitasi untuk pasien PPOK adalah :

• Fisioterapi

• Rehabilitasi psikis

Rehabilitasi pekerjaan

5/11/2018 PPOK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ppok5571fdb1497959916999b43a 8/10

BAB III

KESIMPULAN

Untuk penatalaksanaan penderita PPOK perlu dilakukan penilaian awal yang

teliti mengenai tingkat perjalanan penyakit, lamanya gejala, adanya gangguan faal

obstruksi jalan nafas dan derajat obstruksi. Penatalaksanaan selalu mencakup suatu

  pengobatan yang terarah dan rasional, bukan semata-mata pengobatan medika

mentosa. Mengusahakan penghentian merokok harus diusahakan semaksimal

mungkin dan secara terus-menerus.

Prinsip pengobatan terdiri dari usaha pencegahan, mobilisasi dahak yang

lancar, memberantas infeksi yang ada, mengatasi obstruksi jalan nafas, mengatasi

hipoksemia pada keadaan dengan gangguan faal yang berat, fisioterapi dan

rehabilitasi dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang lama

hidup.

5/11/2018 PPOK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ppok5571fdb1497959916999b43a 9/10

DAFTAR PUSTAKA

1. Grainger, Allison : Diagnostic Raddiology An Anglo American

Textbook of Imaging, second edition, Churchil Livingstone, page :

122.

2. Sutton : Textbook of Radiology and Imaging, seventh edition,

volume I, Churchil Livingstone, page :165-171.

3. Horrison : Principle of Internal Medicine, 15th edition, McGraw-

Hill, page :1491-1493.4. G.Simon : Diagnostik Rontgen, cetakan ke-2, Erlangga, 1981, hal :

310-312.

5. Meschan : Analysis of Rontgen Signs in General Radiology,

Volume II, page : 954,990-993.

6. Danu Santoso Halim,Dr.SpP : Ilmu Penyakit Paru, Jakarta 1998,

hal :169-192.

7. Gofton, Douglas : Respiratory Disease, 3rd edition, PG Publishing

Pte Ltd, 1984, page : 346-379.

8. Harrison : Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, edisi 13, volume

ketiga, Jakarta 20003, hal :1347-1353.

9. Lothar, Wicke, Atlas Radiologi, edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran

1985, page :157.

10. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, Media Aesculapius 1999,

Jakarta, hal :480-482.

5/11/2018 PPOK - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ppok5571fdb1497959916999b43a 10/10

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK 2

Definisi

AnatomiEtiologi

Patofisiologi

Diagnosis

Penatalaksanaan

BAB III KESIMPULAN 6

BAB IV LAMPIRAN 7

DAFTAR PUSTAKA