PPOk baru sekar.doc

24
LAPORAN KASUS DOKTER INTERNSHIP Oleh : dr. Sekartika Dien Aspuri RSUD PANDAN ARANG 1

description

PPOk baru sekar.doc

Transcript of PPOk baru sekar.doc

Page 1: PPOk baru sekar.doc

LAPORAN KASUS

DOKTER INTERNSHIP

Oleh :

dr. Sekartika Dien Aspuri

RSUD PANDAN ARANG

BOYOLALI

2015

1

Page 2: PPOk baru sekar.doc

LAPORAN KASUS

A. STATUS PENDERITA

IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. P

Umur : 95 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Alamat : Gedongsari RT 1/6, Sruni, Musuk, boyolali

No. CM : 07254398

Tanggal masuk : 31 Januari 2015

Tanggal pemeriksaan : 31 Januari 2015

B. ANAMNESIS

1. Keluhan utama

Sesak Napas

2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas ini dirasakan pasien

sudah kurang lebih seminggu yang lalu. Sesak bersifat kambuh kambuhan

dan semakin hari semakin memberat. Selain itu pasien mengeluhkan adanya

batuk berdahak yang menurut pasien sudah lama. Sekitar 1 tahun. Batuknya

bersifat mengeluarkan dahak yang semakin hari dahak yang dikeluarkan

semakin banyak. Sudah meminum obat dari warung namun keluhan tidak

berkurang. dahak (+), darah (-), pusing, dan demam naik turun (sumeng

sumeng) kurang lebih 10 hari. Pasien tidak mengeluhkan mual dan muntah.

Untuk BAK dan BAB normal seperti biasanya. Pasien merupakan perokok

yang masih aktif sejak umur remaja hingga sekarang.

3. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat darah tinggi : disangkal

Riwayat kencing manis : disangkal

Riwayat batuk lama : terdapat kambuh-kambuhan

Riwayat jatuh/ trauma : disangkal

2

Page 3: PPOk baru sekar.doc

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat sakit jantug : disangkal

Riwayat sakit ginjal : disangkal

4. Riwayat kebiasaan pribadi

Riwayat minum obat : disangkal

Riwayat merokok : terdapat sejak masa remaja hingga

sekarang

Riwayat minum jamu : disangkal

Riwayat kebersihan : cukup

5. Riwayat sosial ekonomi

Penderita adalah seorang bapak dengan pekerjaan sampingan petani

memiliki 4 orang anak. Biaya pengobatan ditanggung sendiri (umum).

C. ANAMNESIS SISTEMIK

Kulit : keringat dingin (+), pucat (-)

Kepala : sakit kepala (-), pusing (+), jejas (-), leher kaku (-)

Mata : penglihatan kabur (-), penglihatan ganda (-), pandangan

berputar (-)

Hidung : mimisan (-), krepitasi (-), pilek (-)

Telinga : pendengaran berkurang (-), berdeging (-), keluar cairan (-)

Mulut : sariawan (-), gusi berdarah (-), mulut kering (-)

Tenggorokan : sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-)

Sistem Respiras i : sesak napas (+), batuk (+), dahak (+), batuk darah(-),

mengi (-)

Sistem kardiovaskuler : sesak saat beraktifitas (-), nyeri dada (-), berdebar-debar(-)

Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), kembung (-), nyeri ulu hati (-), berat

badan turun (-)

Sistem muskuloskeletal : nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-)

Sistem genitalia : susah BAK (-), nyeri BAK (-)

Ekstremitas :

Atas : luka (-), akral dingin (-), bengkak (-), nyeri sendi (-), berkeringat(-)

Bawah : luka (-), akral dingin (-), bengkak (-), nyeri sendi (-), berkeringat(-)

D. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : sakit sedang, compos mentis

3

Page 4: PPOk baru sekar.doc

Tanda Vital

TD : 140/100mmHg

Nadi : 84x/menit

Frekuensi Pernapasan : 30x/menit

Suhu : 37,30 C

Status Gizi BB : 50 kg

TB : 161

BMI : 50 (1,61)2 = 19,29 kg/m2 kesan normoweight

Kulit : ikterik (-), turgor (+)normal

Kepala : mesocephal, rambut warna hitam keputihan, tidak rontok

Wajah : simetris

Mata : conjungtiva anemis (-/-), skelera ikterik (-/-), pupil isokor diameter

3mm/3mm

Telingga : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan (-/-)

Hidung : epistaksis (-), sekret (-)

Mulut : sianosis (-), gusi berdarah (-),

Leher : JVP normal R+2 cm

Thoraks

Pulmo Inpeksi : pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan

Palpasi : fremitus sama kiri dan kanan

Perkusi : sonor kiri dan kanan

Auskultasi : vesikuler kiri dan kanan, rhonki (+/+) ronkhi

basah kasar seluruh lapang paru

Jantung inpeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di SIC IV 2cm medial line

midclavikula sinistra

Perkusi :

kiri atas : SIC II line parastenalis sinistra

Kanan atas : SIC II line strenalis dextra

Kiri bawa : SIC IV 2cm medial line midclavicularis

sinistra

Kanan bawah : SIC IV line strenalis dextra

Auskultasi:

Bunyi jantung I dan II murni, murmur (-), gallop (-),

M1>M2, A2>A1, P2>P1

4

Page 5: PPOk baru sekar.doc

Abdomen inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, distended (-)

Palpasi : supel, nyeri tekan (+) daerah epigastrium, hepar

tidak teraba, lien tidak teraba

Perkusi : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas: palmar eritema –

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI

NORMAL

HEMATOLOGI

DARAH

LENGKAP

HB 12,1 g/dl 12-16

Leukosit 11300 /ul 4800-10800

LED 89 /mm 0-20

Hitung jenis sel

Eosinofil 0.2 % 1-2

Basofil 0.2 % 0-1

Neutrofil batang 0 %

Neutrofil segmen 83,5 % 50-70

Limfosit 8,8 % 20-40

Monosit 7,3 % 2-8

Hematokrit 36,9 % 37-47

Protein plasma g/dl 6-8

Trombosit 308 10^3 150-450

Eritrosit 4,15 10^6 4.2-5.4

MCV 89 Fl 80-100

MCH 29 Pg 27-32

MCHC 33 g/dl 32-36

KIMIA

Ureum 45 mg/dl 10-50

Creatinin 1,15 mg/dl 0.6-1.1

SGPT 13 u/l <31

5

Page 6: PPOk baru sekar.doc

SGOT 17 u/l <31

EKG

F. RESUME

Anamnesis :

Pada anamnesis disimpulkan Pasien dengan keluhan sesak nafas

kurang lebih seminggu yang lalu. Sesak bersifat kambuh kambuhan dan

semakin hari semakin memberat. Selain itu pasien mengeluhkan adanya

batuk berdahak yang sudah lama. Sekitar 1 tahun. Batuknya berdahak yang

semakin hari dahak yang dikeluarkan semakin banyak. Sudah meminum

obat dari warung namun keluhan tidak berkurang. Pasien juga mengeluhkan

pusing dan demam naik turun (sumeng sumeng) ± 10hari. Untuk BAK dan

BAB normal seperti biasanya. Pasien merupakan perokok yang masih aktif

sejak umur 17tahun hingga sekarang.

Pemeriksaan Fisik :

Tanda Vital

Frekuensi Pernapasan : 30x/menit

6

Page 7: PPOk baru sekar.doc

Thoraks

Pulmo

Auskultasi : rhonki (+/+) ronkhi basah kasar di seluruh

lapang paru

Pemeriksaan Tambahan :

Laboratorium :

Leukosit 11300/ ul, LED 89/mm, Netrofil segmen 83,5%, Limfosit

8,8%

G. DIAGNOSIS KERJA

PPOK eksaserbasi akut

o dd/ Pneumoni

H. PENATALAKSANAAN

Assesment : PPOK eksaserbasi akut

IP Tx :

- Inf RL 20 tpm

Pengobatan symptom :

- Inj Ceftriaxon 1 g/12jam

- Inj Antrain 1amp/8 jam

- Inj Methyl Prednisolon 62,5mg/12jam

- Inj Omeprazole 1amp/12jam

P.O

• Aminophilin 3x200mg

Nebul

• Combivent

7

Page 8: PPOk baru sekar.doc

PEMBAHASAN

DEFINISI

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang

ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya

reversibel. Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan

respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun / berbahaya.

Pada PPOK, bronkitis kronik dan emfisema sering ditemukan bersama,

meskipun keduanya memiliki proses yang berbeda. Akan tetapi menurut PDPI 2010,

bronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK, karena bronkitis

kronik merupakan diagnosis klinis, sedangkan emfisema merupakan diagnosis

patologi. Bronkitis kronik merupakan suatu gangguan klinis yang ditandai oleh

pembentukan mukus yang meningkat dan bermanifestasi sebagai batuk kronik.

Emfisema merupakan suatu perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai oleh

pembesaran alveoulus dan duktus alveolaris serta destruksi dinding alveolar.

FAKTOR RISIKO

Identifikasi faktor risiko merupakan langkah penting untuk menentukan

strategi pencegahan dan pengobatannya. Identifikasi merokok merupakan hal yang

utama, namun masih banyak faktor risiko lain yang menyebabkan timbulnya PPOK.

Banyak pula ditemukan pasien PPOK yang bukan perokok.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan PPOK :

o Gen

o Paparan partikel

o Asap rokok

o Debu organik dan anorganik

o Polusi udara ruangan yang berasal dari asap alat memasak

o Polusi udara

o Perkembangan Paru

o Oxidative stress

o Gender

8

Page 9: PPOk baru sekar.doc

o Umur

o Infeksi saluran pernafasan

o Riwayat Tuberkulosis

o Status Sosioekonomi

o Nutrisi

o Penyakit penyerta

PATOFISIOLOGI PPOK

Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK

yang diakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian

proksimal, perifer, parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakan adanya suatu

inflamasi yang kronik dan perubahan struktural pada paru. Terjadinya peningkatan

penebalan pada saluran nafas kecil dengan peningkatan formasi folikel limfoid dan

deposisi kolagen dalam dinding luar saluran nafas mengakibatkan restriksi

pembukaan jalan nafas. Lumen saluran nafas kecil berkurang akibat penebalan

mukosa yang mengandung eksudat inflamasi, yang meningkat sesuai berat sakit.

Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan berada dalam keadaan

seimbang. Apabila terjadi gangguan keseimbangan maka akan terjadi kerusakan di

paru. Radikal bebas mempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan

menjadi dasar dari berbagai macam penyakit paru.

Pengaruh gas polutan dapat menyebabkan stress oksidan, selanjutnya akan

menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid selanjutnya akan

menimbulkan kerusakan sel dan inflamasi. Proses inflamasi akan mengaktifkan sel

makrofag alveolar, aktivasi sel tersebut akan menyebabkan dilepaskannya faktor

kemotataktik neutrofil seperti interleukin 8 dan leukotrienB4, tumuor necrosis factor

(TNF), monocyte chemotactic peptide (MCP)-1 dan reactive oxygen species (ROS).

Faktor-faktor tersebut akan merangsang neutrofil melepaskan protease yang akan

merusak jaringan ikat parenkim paru sehingga timbul kerusakan dinding alveolar dan

hipersekresi mukus. Rangsangan sel epitel akan menyebabkan dilepaskannya

limfosit CD8, selanjutnya terjadi kerusakan seperti proses inflamasi. Pada keadaan

normal terdapat keseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Enzim NADPH yang

ada dipermukaan makrofag dan neutrofil akan mentransfer satu elektron ke molekul

oksigen menjadi anion superoksida dengan bantuan enzim superoksid dismutase. Zat

9

Page 10: PPOk baru sekar.doc

hidrogen peroksida (H2O2) yang toksik akan diubah menjadi OH dengan menerima

elektron dari ion feri menjadi ion fero, ion fero dengan halida akan diubah menjadi

anion hipohalida (HOCl).

Pengaruh radikal bebas yang berasal dari polusi udara dapat menginduksi

batuk kronis sehingga percabangan bronkus lebih mudah terinfeksi. Penurunan

fungsi paru terjadi sekunder setelah perubahan struktur saluran napas. Kerusakan

struktur berupa destruksi alveol yang menuju ke arah emfisema karena produksi

radikal bebas yang berlebihan oleh leukosit dan polusi dan asap rokok.

Gambar 1. Patogenesis PPOK

DIAGNOSIS PPOK

Anamnesis

PPOK sudah dapat dicurigai pada hampir semua pasien berdasarkan

tanda dan gejala. Diagnosis lain seperti asma, TB paru, bronkiektasis,

keganasan dan penyakit paru kronik lainnya dapat dipisahkan. Anamnesis

lebih lanjut dapat menegakkan diagnosis.

10

Page 11: PPOk baru sekar.doc

Gejala klinis yang biasa ditemukan pada penderita PPOK adalah

sebagai berikut:

a. Batuk kronik

Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan dalam

2 tahun terakhir yang tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan.

Batuk dapat terjadi sepanjang hari atau intermiten. Batuk kadang

terjadi pada malam hari.

b. Berdahak kronik

Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi sputum.

Kadang kadang pasien menyatakan hanya berdahak terus

menerustanpa disertai batuk. Karakterisktik batuk dan dahak kronik

ini terjadi pada pagi hari ketika bangun tidur.

c. Sesak napas

Terutama pada saat melakukan aktivitas. Seringkali pasien

sudah mengalami adaptasi dengan sesak nafas yang bersifat progressif

lambat sehingga sesak ini tidak dikeluhkan. Anamnesis harus

dilakukan dengan teliti, gunakan ukuran sesak napas sesuai skala

sesak

Selain gejala klinis, dalam anamnesis pasien juga perlu ditanyakan

riwayat pasien dan keluarga untuk mengetahui apakah ada faktor resiko yang

terlibat. Merokok merupakan faktor resiko utama untuk PPOK. Lebih dari

80% kematian pada penyakit ini berkaitan dengan merokok dan orang yang

merokok memiliki resiko yang lebih tinggi (12-13 kali) dari yang tidak

merokok. Resiko untuk perokok aktif sekitar 25%.

Akan tetapi, faktor resiko lain juga berperan dalam peningkatan kasus

PPOK. Faktor resiko lain dapat antara lain paparan asap rokok pada perokok

pasif, paparan kronis polutan lingkungan atau pekerjaan, penyakit pernapasan

ketika masa kanak-kanak, riwayat PPOK pada keluarga dan defisiensi α1-

antitripsin.

Dinyatakan PPOK (secara klinis) apabila sekurang-kurangnya pada

anamnesis ditemukan adanya riwayat pajanan faktor risiko disertai batuk

kronik dan berdahak dengan sesak nafas terutama pada saat melakukan

aktivitas pada seseorang yang berusia pertengahan atau yang lebih tua.

Pemeriksaan Fisik

11

Page 12: PPOk baru sekar.doc

Pada pemeriksaan fisik seringkali tidak ditemukan kelainan yang jelas

terutama auskultasi pada PPOK ringan, karena sudah mulai terdapat

hiperinflasi alveoli. Sedangkan pada PPOK derajat sedang dan PPOK derajat

berat seringkali terlihat perubahan cara bernapas atau perubahan bentuk

anatomi toraks. Secara umum pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan hal-

hal sebagai berikut:

o Inspeksi

Bentuk dada: barrel chest (dada seperti tong)

Terdapat purse lips breathing (seperti orang meniup)

Terlihat penggunaan dan hipertrofi (pembesaran) otot bantu

nafas

o Palpasi

Sela iga melebar

Perkusi

Hipersonor

o Auskultasi

Fremitus melemah

Suara nafas vesikuler melemah atau normal

Ekspirasi memanjang

Bunyi jantung menjauh

Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau

pada ekspirasi paksa

Pemeriksaan Penunjang

o Pemeriksaan Spirometri

Pasien yang dicurigai PPOK harus ditegakkan diagnosisnya

menggunakan spirometri. The National Heart, Lung, dan Darah

Institute merekomendasikan spirometri untuk semua perokok 45

tahun atau lebih tua, terutama mereka yang dengan sesak napas,

batuk, mengi, atau dahak persisten. Meskipun spirometri merupakan

gold standard dengan prosedur sederhana yang dapat dilakukan di

tempat, tetapi itu kurang dimanfaatkan oleh praktisi kesehatan.

Kunci pada pemeriksaan spirometri ialah rasio FEV1 (Forced

Expiratory Volume in 1s) dan FVC (Forced Vital Capacity). FEV1

12

Page 13: PPOk baru sekar.doc

adalah volume udara yang pasien dapat keluarkan secara pak dalam

satu detik pertama setelah inspirasi penuh. FEV1 pada pasien dapat

diprediksi dari usia, jenis kelamin dan tinggi badan. FVC adalah

volume maksimum total udara yang pasien dapat hembuskan secara

paksa setelah inspirasi penuh.

Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung

Disease (GOLD) 2011, PPOK diklasifikasikan berdasarkan derajat

berikut.

1. Derajat 0 (berisiko)

Gejala klinis : Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis,

produksi sputum, dan dispnea. Ada paparan terhadap faktor

resiko.

Spirometri : Normal

2. Derajat I (PPOK ringan)

Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa

produksi sputum.Sesak napas derajat sesak 0 sampai derajat sesak

1

Spirometri : FEV1/FVC < 70%, FEV1 ≥ 80%

3. Derajat II (PPOK sedang)

Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa

produksi sputum. Sesak napas derajat sesak 2 (sesak timbul pada

saat aktivitas).

Spirometri :FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%

4. Derajat III (PPOK berat)

Gejala klinis : Sesak napas derajat sesak 3 dan 4.Eksaserbasi

lebih sering terjadi

Spirometri :FEV1/FVC < 70%; 30% < FEV1 < 50%

5. Derajat IV (PPOK sangat berat)

Gejala klinis : Pasien derajat III dengan gagal napas kronik.

Disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung kanan.

Spirometri :FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50%

Pemeriksaan Penunjang lain

Spirometri adalah tes utama untuk mendiagnosis PPOK,

namun beberapa tes tambahan berguna untuk menyingkirkan penyakit

13

Page 14: PPOk baru sekar.doc

bersamaan. Radiografi dada harus dilakukan untuk mencari bukti

nodul paru, massa, atau perubahan fibrosis. Radiografi berulang atau

tahunan dan computed tomography untuk memonitor kanker paru-

paru. Hitung darah lengkap harus dilakukan untuk menyingkirkan

anemia atau polisitemia.Hal ini wajar untuk melakukan

elektrokardiografi dan ekokardiografi pada pasien dengan tanda-tanda

corpulmonale untuk mengevaluasi tekanan sirkulasi paru. Pulse

oksimetri saat istirahat, dengan pengerahan tenaga, dan selama tidur

harus dilakukan untuk mengevaluasi hipoksemia dan kebutuhan

oksigen tambahan.

Penatalaksanaan PPOK

Penatalaksanaan pada PPOK dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

terapi non-farmakologis dan terapi farmakologis. Tujuan terapi tersebut

adalah mengurangi gejala, mencegah progresivitas penyakit, mencegah dan

mengatasi ekserbasasi dan komplikasi, menaikkan keadaan fisik dan

psikologis pasien, meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi angka

kematian.

Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan cara menghentikan

kebiasaan merokok, meningkatkan toleransi paru dengan olahraga dan latihan

pernapasan serta memperbaiki nutrisi. Edukasi merupakan hal penting dalam

pengelolaan jangkan panjang pada PPOK stabil. Edukasi pada PPOK berbeda

dengan edukasi pada asma. Karena PPOK adalah penyakit kronik yang

bersifat irreversible dan progresif, inti dari edukasi adalah menyesuaikan

keterbatasan aktivitas dan mencegah kecepatan perburukan penyakit.

Pada terapi farmakologis, obat-obatan yang paling sering digunakan

dan merupakan pilihan utama adalah bronchodilator. Penggunaan obat lain

seperti kortikoteroid, antibiotic dan antiinflamasi diberikan pada beberapa

kondisi tertentu. Bronkodilator diberikan secara tunggal atau kombinasi dari

ketiga jenis bronkodilator dan disesuaikan dengan klasifikasi derajat berat

penyakit. Pemilihan bentuk obat diutamakan inhalasi,nebuliser tidak

dianjurkan pada penggunaan jangka panjang. Pada derajat berat diutamakan

pemberian obat lepas lambat (slow release) atau obat berefek panjang (long

acting).

14

Page 15: PPOk baru sekar.doc

Macam-macam bronkodilator :

a. Golongan antikolinergik.

Digunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping

sebagaibronkodilator juga mengurangi sekresi lendir (maksimal 4

kaliperhari).

b. Golonganβ– 2 agonis.

Bentuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, peningkatan jumlah

penggunaan dapat sebagai monitor timbulnyaeksaserbasi. Sebagai

obat pemeliharaan sebaiknya digunakanbentuk tablet yang berefek

panjang. Bentuk nebuliser dapatdigunakan untuk mengatasi

eksaserbasi akut, tidak dianjurkanuntuk penggunaan jangka panjang.

Bentuk injeksi subkutanatau drip untuk mengatasi eksaserbasi berat.

c. Kombinasi antikolinergik danβ– 2 agonis.

Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek

bronkodilatasi, karena keduanya mempunyai tempat kerja yang

berbeda. Disamping itu penggunaan obat kombinasi lebihsederhana

dan mempermudah penderita.

d. Golongan xantin.

Dalam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka

panjang, terutama pada derajat sedang dan berat.Bentuk tablet biasa

atau puyer untuk mengatasi sesak (pelega napas),bentuk suntikan

bolus atau drip untuk mengatasi eksaserbasiakut. Penggunaan jangka

panjang diperlukan pemeriksaan kadar aminofilin darah

MANAJEMEN EKSASERBASI

PPOK eksaserbasi akut didefinisikan sebagai kondisi pasien PPOK yang

mengalami perubahan diantaranya sesak (yang bertambah) , batuk yang semakin

berat, sputum yang bertambah atau berubah warna. Dalam kondisi ini pengobatan

boleh ditingkatkan dari pengobatan PPOK stabil.

Penyebab umum eksaserbasi adalah infeksi trakheobronkial dan polusi udara,

namun kira-kira sepertiga dari penyebab eksaserbasi yang berat belum dapat

diidentifikasi.

Gejala eksaserbasi perlu segera diketahui agar lebih cepat ditatalaksana

sehingga dapat menurunkan mortalitas. Langkah diagnostik dilakukan dengan

15

Page 16: PPOk baru sekar.doc

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti pulse oximetri,

foto toraks, EKG, sputum gram dan sputum kultur MOR. Pemeriksaan darah rutin,

elektrolit darah, dan gula darah sebaiknya dilakukan yang juga bermanfaat untuk

melihat komorbiditas. Pemeriksaan spirometri pada PPOK eksaserbasi akut tidak

direkomendasi, karena selain penilaian tidak akurat, juga pasien PPOK eksaserbasi

akut dalam keadaan kondisi sulit.

16

Page 17: PPOk baru sekar.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Anthony S, Fauci.Atshma,Principles of Internal Medicine. Harrison’s ed 17.2008

2. Bambang S.R & Barmawi Hisyam. Obstruksi Saluran Napas Akut. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam jilid III edisi V. Interna Publishing. Jakarta 2009

3. PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia). PPOK (Penyakit Paru obstruksi

Kronik). Pedoman Praktis Diagnosis dan Penatal aksanaan di Indonesia.

Revisi 2011.

4. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). National

Heart Lung and Blood Institute, update 2009.

5. Patofisiologi

17