PPN pertemuan 4

download PPN pertemuan 4

of 13

Transcript of PPN pertemuan 4

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    1/13

    Click to edit Master subtitle style

    Pengertian UmumBerdasarkan pasal 16B UU No. 42 Tahun 2009, disebutkan bahwa Pajak terutang tidak dipungutsebagian atau seluruhnya atau dibebaskan dari pengenaan pajak, baik untuk sementara waktu atauselamanya untuk:A. Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam daerah pabeanB. Penyerahan BKP tertentu atau penyerahan JKP tertentuC. Impor BKP tertentuD. Pemanfaatan BKP tidak berwujud tertentu dari luar daerah pabean didalam daerah

    pabeanE. Pemanfaatan JKP tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.diatur denganPeraturan Pemerintah.

    Berdasarkan pasal 16 B ini dapat disimpulkan bahwa pemberian fasilitas perpajakan di bidang PPNdan PPnBM adalah berupa:

    Pajak terutang tidak dipungut Dibebaskan dari pengenaan pajak

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    2/13

    Perbedaan fasilitas PPN

    Transaksi Yang Berkaitan Langsung Dengan PPN Dibebaskan:

    1. Pajak Masukan yang berkaitan dengan PPN tidak dapat dikreditkan.

    2. Wilayah berlakunya hampir seluruh wilayah Republik Indonesia

    3. Berlaku untuk semua pembeli4. Diberikan untuk impor dan atau Penyerahan BKP tertentu Strategis,Fasilitas

    pemberian restitusi/pembebasan PPN bagi perwakilan Diplomatik Negara

    Asing/Badan Internasional .

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    3/13

    Click to edit Master subtitle style

    Transaksi Yang Berkaitan Langsung Dengan PPN Tidak Dipungut:

    1.Pajak Masukan yang berkaitan dengan PPN tidak dipungut dapat dikreditkan.

    2.Wilayah berlakunya hanya di wilayah tertentu.3.Berlaku untuk pembeli/penjual tertentu

    4.Diberikan untuk tempat tertentu yaitu kawasan berikat, dan untuk pengadaan barang

    dan jasa terkait dengan proyek pemerintah yang dananya berasal dari hibah atau

    DANA PINJAdana pinjaman luar negeri.

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    4/13

    Mendapat Fasilitas diBidang PPNA. Objek PPN yang Mendapat Fasilitas Terutang Tidak Dipungut

    1. Fasilitas Proyek Pemerintah yang Dananya berasal dari Bantuan Luar Negeri

    . Bantuan luar negeri yang dimaksud di sini adalah berupa pinjaman atau hibah denganmenggunakan dasar hukum PP Nomor 42 tahun 1995. Dalam hal ini, objek PPN terutang yangtidak dipungut pajak baik PPN maupun PPnBM adalah :

    . a) Impor BKP. b) Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean. c) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean. d) Penyerahan BKP/JKP. yang dilakukan oleh Kontraktor Utama sehubungan dengan proyek pemerintah yang seluruh

    dananya berasal dari hibah atau pinjaman luar negeri. Apabila proyek pemerintah tersebut hanyasebagian saja yang dananya berasal dari hibah atau pinjaman luar negeri, maka Fasilitas PPN/PPnBM tidak dipungut hanya atas bagian yang dananya berasal dari hibah atau pinjaman luar negeri(atas pembayaran yang dananya bukan berasal dari hibah/pinjaman luar negeri harus tetapdipungut PPN/PPn BM). Yang dimaksud dengan Kontraktor Utama di sini adalah kontraktor,konsultan, dan pemasok yang berdasarkan kontrak melaksanakan proyek pemerintah yangdibiayai dengan hibah atau pinjaman luar negeri, termasuk tenaga ahli dan tenaga pelatih yangdibiayai dengan hibah Luar Negeri.

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    5/13

    Click to edit Master subtitle style

    2. Fasilitas PPN di Kawasan Berikat

    Objek PPN dalam kawasan berikat yang mendapat fasilitas tidak dipungut berdasarkan KMK Nomor 291/KMK.05/1997 sebagaimana diubah terakhir kali dengan PMK Nomor 101/PMK.04/2005 adalah :

    1. Impor barang modal, peralatan pabrik, dan peralatan perkantoran yang semata-mata dipakai oleh

    PKB termasuk PKB yang merangkap sebagai PDKB2. Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi

    PDKB yang semata-mata dipakai di PDKB.3. Impor barang dan/atau bahan untuk diolah di PDKB.4. Pemasukan BKP dari Daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL) ke PDKB untuk diolah lebih lanjut.5. Penyerahan barang hasil produksi PDKB kepada PDKB lainnya untuk diolah lebih lanjut atau dari

    PKP EPTE kepada PDKB.6. Penyerahan jasa dalam rangka melakukan pekerjaan sub kontrak kepada PDKB oleh perusahaan

    industri di DPIL, PKP EPTE, atau PDKB lainnya.7. Peminjaman mesin dan/atau peralatan pabrik dalam rangka sub kontrak dari PDKB kepada

    perusahaan industri di DPIL, PKP EPTE, atau PDKB lainnya (lama maks 24 bulan).8. Penyerahan BKP dari Kawasan Berikat kepada pihak yang memperoleh fasilitas pembebasan atau

    penangguhan bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor.9. Penyerahan barang hasil olahan produsen pengguna fasilitas Bapeksta di DPIL untuk diolah lebih

    lanjut oleh PDKB.10. Pengeluaran mesin dan peralatan pabrik ke DPIL untuk direparasi (lama maksimum 12 bulan)

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    6/13

    Adapun penyerahan BKP atau penyerahan JKP ke Kawasan Berikat yang tidak memperoleh

    fasiilitas PPN adalah :

    Penyerahan BKP bukan untuk diolah dari DPIL ke PDKB Penyerahan JKP dari DPIL ke PDKB

    Penyerahan BKP/JKP dari PDKB ke DPIL

    Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari luar Daerah Pabean di Kawasan Berikat

    Impor selain BKP untuk diolah atau selain barang modal, kecuali impor peralatan perkantoranyang dilakukan oleh PKB

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    7/13

    B. Objek PPN yang Mendapat Fasilitas Terutang Dibebaskan

    Objek PPN yang mendapat fasilitas terutang dibebaskan berdasarkan PP nomor 146 tahun 2000 sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan PP nomor 38 tahun 2003 :

    Dalam Pasal 1 disebutkan objek PPN yang mendapat fasilitas terutang dibebaskan adalah impor atas barang kena pajak tertentu berikut ini :

    1. Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat angkutan di udara, alat angkutandi darat, kendaraan lapis baja, kendaraan patroli, dan kendaraan angkutan khusus lainnya, serta sukucadangnya yang diimpor oleh Departemen Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian

    Negara Republik Indonesia (POLRI) atau oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan,.2. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);

    3. Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama4. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal

    pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional,sesuai dengan kegiatan usahanya;

    5. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan

    Udara Niaga Nasional6. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang

    diimpor dan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia7. Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Departemen Pertahanan atau TNI untuk

    penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan untuk mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor oleh Departemen Pertahanan, TNI atau pihak yangditunjuk oleh Departemen Pertahanan atau TNI.

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    8/13

    Click to edit Master subtitle style

    Dalam Pasal 2 disebutkan objek PPN yang mendapat fasilitas terutang dibebaskan adalahpenyerahan atas barang kena pajak tertentu. Adapun BKP tertentu yang dimaksud adalah sebagaiberikut ini :

    1. Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro, asramamahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya, yang batasannya ditetapkan oleh MenteriKeuangan setelah mendengar pertimbangan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah;

    2. Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat angkutan di udara, alatangkutan di darat, kendaraan lapis baja, kendaraan patroli dan kendaraan angkutan khususlainnya, serta suku cadangnya yang diserahkan kepada Departemen Pertahanan, TNI atauPOLRI.

    3. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);4. Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;5. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyeberangan,

    kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alatkeselamatan pelayaran atau keselamatan manusia yang diserahkan kepada dan digunakanoleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional,Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan PenyelenggaraJasa Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatanusahanya;

    6. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatanmanusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diserahkan kepada dan digunakanoleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional

    7. . Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan sertaprasarana yang diserahkan kepada dan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    9/13

    8. Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan untuk penyediaan data batas dan foto udarawilayah Negara Republik Indonesia untuk mendukung pertahanan Nasional yang diserahkan kepadaDepartemen Pertahanan atau TNI.

    Dalam Pasal 3 disebutkan objek PPN yang mendapat fasilitas terutang dibebaskan adalahpenyerahan atas jasa kena pajak tertentu, yang dimaksud dengan JKP tertentu adalah sebagaiberikut ini :

    1. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Laut Nasional, Perusahaan Penangkapan IkanNasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan PenyelenggaraJasa Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Nasional, yang meliputi:

    a. Jasa persewaan kapal;

    b. Jasa kepelabuhan meliputi jasa tunda, jasa pandu, jasa tambat, dan jasa labuh;

    c. Jasa perawatan atau reparasi (docking) kapal;

    2. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang meliputi:

    a. Jasa persewaan pesawat udara;

    b. Jasa perawatan atau reparasi pesawat udara;

    3. Jasa perawatan atau reparasi kereta api yang diterima oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia;

    4. Jasa yang diserahkan oleh kontraktor untuk pemborongan bangunan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 angka 1 dan pembangunan tempat yang semata-mata untuk keperluan ibadah;

    5. Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana, dan rumah sangat sederhana;

    6. Jasa yang diterima oleh Departemen Pertahanan atau TNI yang dimanfaatkan dalam rangkapenyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara Republik Indonesia untuk mendukung pertahanannasional.

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    10/13

    Click to edit Master subtitle style

    PP nomor 12 tahun 2001 sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan PP nomor 31 tahun 2007 yang mengatur mengenai impor dan penyerahan atas barang strategisyang mendapatkan fasilitas terutang dibebaskan antara lain:1. Barang modal, berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang

    maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang yang diperlukan secara langsung dalamproses menghasilkan Barang Kena Pajak, oleh Pengusaha Kena Pajak yangmenghasilkan Barang Kena Pajak tersebut;

    2. Makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makananternak, unggas, dan ikan; bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan,kehutanan, peternakan, penangkaran, atau;

    3. Barang hasil pertanian.4. RUSUNAMI (Rumah Susun Sederhana Milik) dengan syarat:

    a. Luas untuk setiap hunian lebih dari 21 m2 (dua puluh satu meter persegi)dan tidak melebihi 36 m2 (tiga puluh enam meter persegi);

    b. Harga jual untuk setiap hunian tidak melebihi Rp 144.000.000,00 (seratusempat puluh empat juta rupiah);

    c. Diperuntukkan bagi orang pribadi yang mempunyai penghasilan tidakmelebihi Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) per bulan dan telahmemiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

    d. Pembangunannya mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umumyang mengatur mengenai persyaratan teknis pembangunan rumah susun sederhana;dan

    e Merupakan unit hunian pertama yang memiliki, digunakan sendiri sebagaitempat tinggal dan tidak dipindahtangankan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejakdimiliki.

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    11/13

    Click to edit Master subtitle style

    Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaanPajak Pertambahan Nilai berupa:a. barang modal yang diperlukan secara langsung berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalamkeadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang dalam proses menghasilkanBarang Kena Pajak, oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut;

    b. makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak,unggas, dan ikan;c. barang hasil pertanian;d. bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran,atau perikanan;e. air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum; danYang dimaksud dengan Perusahaan Air Minum adalah Perusahaan Air Minum milik

    Pemerintah dan/atau Swasta. Dan termasuk dalam pengertian air bersih yang disalurkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah air bersih yang diserahkan dengan cara lain seperti penyerahan melaluimobil tangki air.f. listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6600 (enam ribu enam ratus) watt.

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    12/13

    Click to edit Master subtitle style

    C. Fasilitas PPN di Kawasan BebasFasilitas Perpajakan di Kawasan Bebas adalah sebagai berikut:1. Penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak di dalam Kawasan Bebas dan dari Kawasan

    Bebas ke Kawasan Bebas lainnya, dibebaskan dari pengenaan PPN atau PPN dan PPnBM.2. Pemasukan Barang Kena Pajak berwujud dari luar Daerah Pabean ke Kawasan Bebas dibebaskan dari

    pengenaan PPN atau PPN dan PPnBM (serta tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22).3. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di

    Kawasan Bebas dibebaskan dari pengenaan PPN.4. Pemasukan barang Kena Pajak dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean atau dari Tempat

    Penimbunan berikat ke Kawasan Bebas yang melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM.

    5. Penyerahan Jasa Kena Pajak dan/atau Barang Kena Pajak tidak berwujud dari Tempat Lain DalamDaerah Pabean ke Kawasan Bebas tidak dipungut PPN.6. Pengeluaran Barang Kena Pajak dari Kawasan Bebas ke Tempat Penimbunan Berikat dalam hal

    barang merupakan barang asal luar Daerah Pabean, dibebaskan dari pengenaan PPN dan tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal

  • 8/2/2019 PPN pertemuan 4

    13/13

    Click to edit Master subtitle style

    D. PPN Ditanggung Pemerintah1. Peraturan Menteri Keuangan nomor 22/PMK.011/2011 menetapkan bahwa PPN DitanggungPemerintah atas impor barang untuk kegiatan hulu eksploitasi minyak dan gas bumi sertakegiatan usaha eksploitasi panas bumi. Namun, terdapat syarat yang ditetapkan sebagaimana

    diatur dalam Pasal 2 ayat (1) yakni :a . barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri; b. barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yangdibutuhkan; atauc. barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupikebutuhan industri.2. PMK Nomor 26/PMK.11/2011 menetapkan PPN terutang atas penyerahan minyak goreng

    sawit kemasan sederhana, yakni minyak goreng sawit curah yang dikemas dengan merek MINYAK KITA yang diproduksi oleh produsen yang didaftarkan di Kementerian Perdagangandengan model desain dan spesifikasi yang ditetapkan Menteri Perdagangan, di dalam negeri olehPKP ditanggung oleh pemerintah. PKP wajib membuat FP dengan membubuhkan cap PPNDITANGGUNG PEMERINTAHAN EKS PMK NOMOR 26/PMK.011/2011.