4. Kementerian PPN/BAPPENAS

120
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2017 Sofyan A. Djalil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Disampaikan dalam Musrenbang Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Banjarmasin, 11 April 2016

Transcript of 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Page 1: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN

TAHUN 2017

Sofyan A. Djalil

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Bappenas

Disampaikan dalam Musrenbang Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016

Banjarmasin, 11 April 2016

Page 2: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DAFTAR ISI

PERUBAHAN KONSTELASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

• Musrenbang Penyusunan RKP 2017 Slide 4

• Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran Slide 5

• Dasar Hukum Perencanaan Slide 6

• Permasalahan Perencanaan dan Penganggaran Slide 7

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN : MONEY FOLLOW PROGRAM

• Arahan Presiden Terkait Penyusunan RKP 2017 Slide 9

• Pendekatan Penyusunan RKP 2017 Slide 10

PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

• Pendekatan Pembangunan: Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial Slide 12

• Ilustrasi Perencanaan Terintegrasi Slide 13-17

RPJMN 2015-2019 SERTA PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

• Visi dan Misi Pembangunan 2015-2019 Slide 19

• Strategi Pembangunan Nasional Slide 20

• Sasaran Pembangunan RPJMN 2015-2019 Slide 21

• Prioritas Nasional RKP 2017 dan Penekanan Slide 22 -27

• Penyelarasan Perencanaan Slide 28

• Penjabaran Prioritas Nasional Slide 29-30

ISU KESENJANGAN & ARAH PENGEMBANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

• Isu Kesenjangan Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Slide 32

• Sasaran dan Tema Pembangunan Kalimantan Slide 33

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

• Revolusi Mental Slide 35

• Pembangunan Pendidikan Slide 36

• Pembangunan Kesehatan Slide 37

• Perumahan dan Pemukiman Slide 38

DIMENSI SEKTOR UNGGULAN

• Kedaulatan Pangan Slide 39

• Kedaulatan Energi Slide 40

• Pembangunan Kemaritiman dan Kelautan Slide 41

• Pembangunan Kawasan Industri Slide 42

• Target Ekspor Impor dan Pembangunan Pasar Rakyat Slide 43

Sebaran dan Potensi Kawasan KI dan KEK Slide 32-34

DIMENSI PEMERATAAN DAN WILAYAH

• Konektivitas Slide 44-45

PENUTUP

• Penutup Slide 47-48

• Jadwal Penyusunan RKP 2017 Slide 49

LAMPIRAN

Slide - 2

Page 3: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PERUBAHAN KONSTELASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL: Perencanaan Dan Penganggaran

Slide - 3

Page 4: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 4

MUSRENBANG PENYUSUNAN RKP 2017 SEBAGAI FORUM PENYELARASAN

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) merupakan forum bersama antarpemangku kepentingan (stakeholder) dalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional yang ditujukan untuk mempertemukan bottom up planning dengan top down planning.

Namun demikian, pelaksanaan Forum Musrenbangnas kadang dianggap sebagai forum yang bersifat “seremonial” dengan tidak banyak kesepakatan yang dihasilkan.

Tidak banyaknya kesepakatan yang tercapai dalam pelaksanaan Musrenbangnas dikarenakan ketersediaan anggaran yang terbatas, sementara usulan/kebutuhan sangat banyak. Selain itu, masih adanya proses politik dalam perencanaan yang harus dilalui. Untuk itu, pemerintah daerah harus menyusun PRIORITAS PEMBANGUNAN. Hanya rencana pembangunan yang benar-benar prioritas saja yang diusulkan dan dibahas dalam forum Musrenbang sehingga pelaksanaannya dapat berjalan lebih efektif.

Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah harus berperan untuk dapat menjadi fasilitator dalam mempertajam usulan Kabupaten dan Kota kepada pemerintah pusat. Sehingga dalam pelaksanaan Musrenbangnas ke depan yang akan dihadiri oleh para Gubernur se-Indonesia dapat menyampaikan PRIORITAS PEMBANGUNAN yang telah dibahas dan disepakati bersama dengan Kabupaten/Kota.

Page 5: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 5

Amanat konstitusi menegaskan bahwa ANGGARAN NEGARA adalah INSTRUMEN untuk mencapai tujuan nasional.

Politik perencanaan dan anggaran negara harus dikendalikan oleh TUJUAN yang akan dicapai (policy driven), dan tidak seharusnya dikendalikan oleh ketersediaan anggaran (budget driven).

Teknis perencanaan dan anggaran adalah memastikan tujuan pembangunan dapat dicapai dengan mengoptimalikan seluruh sumber daya (pemerintah, perbankan dan swasta); dan meningkatkan EFISIENSI, EFEKTIVITAS dan KEADILAN alokasi pengeluaran atau belanja pemerintah, penyaluran kredit perbankan dan investasi swasta.

Proses perencanaan dan penganggaran adalah OPTIMALISASI SUMBERDAYA (pemerintah, perbankan dan swasta) untuk mencapai tujuan pembangunan, dan memperbaiki KUALITAS BELANJA.

PENEGASAN PARADIGMA PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Page 6: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 6

DASAR HUKUM PERENCANAAN

UU 25 /2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

• Pasal 4 ayat 3 RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan, rancangan

kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

• Pasal 263 ayat 4 RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan penjabaran dari RPJMD yang

memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja pemerintah dan Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

UU 17/2003 tentang Keuangan Negara

• Pasal 12 ayat 2 Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka

mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.

Page 7: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 7

Penganggaran selama ini lebih banyak didasarkan pada Tugas dan Fungsi (Tusi) dari K/L daripada pencapaian sasaran pembangunan nasional yang efektif dan efisien.

Karena penekanan pada Tusi K/L, suatu proyek terpaksa dilakukan oleh berbagai K/L. Tanpa koordinasi yang efektif, maka suatu bagian proyek yang dikerjakan K/L - A telah selesai, namun bagian lain yang dikerjakan oleh K/L - B belum dimulai atau bahkan belum ada anggarannya. Contoh: Waduk terbangun, namun saluran irigasi belum dimulai; sawah tercetak, namun air tidak pernah sampai.

Terjadi inefisiensi anggaran, misalnya duplikasi program. Program yang sama dilaksanakan oleh pada berbagai K/L dengan tingkat kompetensi dan efektifitas yang berbeda. Contoh: program bedah rumah dilaksanakan oleh belasan K/L, Program Bansos dilakukan oleh 21 K/L.

Anggaran tidak fokus dan tersebar tipis pada setiap Tusi dan cenderung dibagi rata tanpa indikator dan formula yang tepat. Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur misalnya, cenderung dibagi rata kepada semua daerah tanpa dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur tertentu yang menjadi prioritas pemerintah.

Perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dan terpadu adalah kunci untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program sehingga sasaran dan manfaat pembangunan lebih mudah dapat tercapai.

PERMASALAHAN

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN

Page 8: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN : Money Follow Program

Slide - 8

Page 9: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 9

Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L yang dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada Biro Perencanaan.

Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapi money follow program prioritas. Tidak perlu semua tugas dan fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata.

Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi rakyat.

Semua nomenklatur Proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih, dan seterusnya.

ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PENYUSUNAN RKP 2017

(HASIL SIDANG KABINET 10 FEBRUARI 2016)

Dirjen...

Direktur...

Kepala Bagian ...

Kepala Bagian ...

Direktur... Direktur...

Sesdirjen...

money follow function money follow program prioritas

http://setkab.go.id/bukan-dirjen-ke-bawah-presiden-jokowi-tegaskan-menteri-kendalikan-penggunaan-anggaran/

Page 10: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2017 : BAPPENAS SEBAGAI SYSTEM INTREGATOR

• Usulan program/kegiatan harus dilaksanakan secara komprehensif sesuai dengan arah pembangunan serta pencapaian target/sasaran Agenda Prioritas Nasional (NAWA CITA) pada RPJMN 2015-2019. Untuk itu , usulan program/kegiatan perlu dilakukan secara terpadu dan terintegrasi, baik lintas sektor, lintas K/L (lintas SKPD), maupun lintas wilayah.

• Diperlukan upaya pengintegrasian berbagai Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas Kementerian/Lembaga ke dalam satu tujuan (goal) yang jelas dan terukur dengan usulan kegiatan dan pendanaan daerah.

• Hanya Kementerian PPN/Bappenas (dan Bappeda) yang mempunyai fungsi utama sebagai koordinator perencanaan lintas sektor, lintas wilayah, maupun lintas kementerian/lembaga (lintas SKPD). Bappenas (Bappeda Provinsi) akan menjadi integrator setiap K/L (SKPD) dan pemerintah daerah (Pemerintah Kab/Kota) agar bisa bersinergi dalam menjalankan suatu program.

• Bappenas sedang menyiapkan perencanaan dengan pendekatan holistik-tematik, integratif dan spasial dalam upaya pencapaian sasaran agenda prioritas nasional agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

• Dalam pendekatan perencanaan tersebut, maka hanya program dan kegiatan Kementerian/Lembaga yang secara langsung mendukung pencapaian proritas nasional menjadi program dan kegiatan prioritas.

Slide - 10

Page 11: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENDEKATAN PEMBANGUNAN DALAM PENYUSUNAN RKP 2017 : HOLISTIK-TEMATIK, TERINTEGRASI, dan SPASIAL

Slide - 11

Page 12: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENDEKATAN PEMBANGUNAN : HOLISTIK, TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL (1/2)

Holistik- Tematik: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional Kedaulatan Pangan, perlu koordinasi multi kementerian, yaitu antara lain Kementan, KemenPUPR, Kemen ATR, dan Kemen KLH, KemenPerdagangan serta Pemerintah Daerah.

Integratif: Pencapaian Kedaulatan Pangan perlu dilakukan secara terintegrasi melalui peningkatan produktifitas lahan existing, menyetop konversi lahan produktif, reforma agraria, pencetakan sawah baru, pengembangan pertanian organik, pengendalian harga dan impor pangan, dan seterusnya (kombinasi berbagai program/kegiatan).

Spasial: pembangunan sawah baru misalnya, harus mempertimbangkan lokasi, berdekatan dengan irigasi, terintergrasi dengan jalan, gudang, pasar, dan lain-lain.

Slide - 12

Page 13: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

ILUSTRASI PERENCANAAN TERINTEGRASI: PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Slide - 13

PEMBANGUNAN KEDAULATAN

PANGAN

1. Peningkatan Produksi Padi dan Pangan

Lain

2. Kelancaran Distribusi

Pangan dan Akses Pangan Masyarakat

3. Peningkatan Mutu Pangan,

Kualitas Konsumsi

Pangan dan Gizi Masyarakat

4. Penangangan

Gangguan terhadap Produksi Pangan

Kementan, KemenPUPR, BNPB, BMKG

Kementan, KKP, Kemenkes, Kemensos, BPOM, BPPT, Kemenperin, Kemendes

Kementan, KemenPUPR, KKP, KemenATR, KLHK, Kemendes, BMKG, BIG, LAPAN, BPPT, LIPI, BATAN

Kementan, Kemendag, Kemenko Perekonomian, Kemenko PMK, Kemensos, Kemenhub, KKP, KPPU

LEVEL 1

PRIORITAS NASIONAL

PROGRAM PRIORITAS

Page 14: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN Perencanaan Terintegrasi Peningkatan Produksi Padi

Slide - 14

1. Peningkatan

Produksi Padi dan

Pangan Lain

1. Pencetakan Sawah Baru

dan Perluasan Areal Pangan

Lain

2. Rehabilitasi dan perluasan Jaringan Irigasi, Rehabilitasi DAS

Hulu; Pembangunan

waduk dan embung

3. Pengendalian konversi lahan

padi dan Sertifikasi

Lahan (Prona)

4. Teknologi Peningkatan Produktivitas

Pertanian

5. Optimasi Lahan dan Pemulihan Kesuburan

Lahan

6. Reformasi subsidi pupuk

dan benih; pengembanga

n Desa Mandiri Benih

7. Bantuan alat dan mesin

pertanian-perikanan

8. Perbaikan Statistik

Pertanian-Perikanan

9. Peningkatan Pengetahuan

dan Keterampilan Pertanian/Pe

rikanan

Kementan, KKP, Kemendiknas, Pemda

Kementan, Kemen PUPR, KLHK, Kemendes, BMKG, Pemda

Kementan, Kemen ATR, BIG, Pemda

Kementan, BPPT, KLHK

BPS, Kementan, KKP

Kementan, KKP Kementan, KKP, KLHK, LAPAN, BPPT, BATAN, LIPI

KSP, Kemenko Perekonomian, Kementan, Kemenkeu

Kementan, KemenPUPR, KLHK, Pemda

PROGRAM PRIORITAS

KEGIATAN PRIORITAS

LEVEL 2

Page 15: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Program Prioritas

Kegiatan Prioritas

Kementerian / Lembaga

Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi Target 2017

Alokasi (Juta Rp.)

Ket

Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lain

Pemanfaatan Lahan Tidur (Optimasi Lahan)

Kementerian Pertanian

Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian

Memanfaatkan 10.000 ha lahan tidur untuk pertanian. Untuk padi = …. Ha Untuk Jagung = …... Ha Lainnya = ……Ha

Termanfaatkannya 10.000 ha bekas lahan tidur untuk pertanian.

Kabupaten A, B, C, D Koordinat : ………

10.000 ha

Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lain

Pencetakan Sawah Baru

Kementerian Pertanian

Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian

Tercetaknya 266.700 Ha Sawah Baru

Tercetaknya 266,700 Ha Sawah Baru, yang dibuktikan dengan lokasi yang jelas, ada dukungan irigasi sehingga Sawah tersebut dapat dimanfaatkan.

Kabupaten A, B,C,D Koordinat : A ……… B………. C………. D……….

266.700 Ha

MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN

Program Prioritas

Kegiatan Prioritas

Penyederhanaan Nomenklatur

“Rumah dari kebijakan” (Hanya muncul di dokumen

terkait penganggaran)

Menjadi alat ukur kinerja oleh Presiden/Kabinet, untuk itu perlu

sasaran yang konkret

Slide - 15

Page 16: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Rencana Penyelesaian Pembangunan 49 Waduk Baru dalam RPJM 2015-2019

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN Ilustrasi Rencana Pembangunan Bendungan Tahun 2017

TA.2015

13 BENDUNGAN

•Krueng Kreuto (Aceh),

•Logung (Jawa Tengah),

•Raknamo (Nusa Tenggara Timur),

•Lolak (Sulawesi Utara),

•Karian (Banten),

•Bintang Bano (Nusa Tenggara Barat),

•Tanju (Nusa Tenggara Barat),

•Mila (Nusa Tenggara Barat),

•Passeloreng (Sulawesi Selatan),

•Rotiklod (Nusa Tenggara Timur),

•Tapin (Kalimantan Selatan),

•Sei Gong (Kepulauan Riau),

•Sindangheula (Banten)

RENCANA 2016

8 BENDUNGAN

•Rukoh (Aceh),

•Ciawi (Jawa Barat),

•Sukamahi (Jawa Barat),

•Kuwil Kawangkoan (Sulawesi Utara),

•Sukoharjo (Lampung),

•Cipanas (Jawa Barat),

•Leuwikeris (Jawa Barat),

•Ladongi (Sulawesi Tenggara)

RENCANA 2017

9 BENDUNGAN

•Bener (Jateng) ,

•Semantok (Jawa Timur),

•Pamakkulu (Sulawesi Selatan),

•Komering II (Sumatera Selatan),

•Sadawarna (Jawa Barat),

•Tiro (Aceh),

•Lausimeme (Sumatera Utara),

•Kolhua (Nusa Tenggara Timur),

•Sidan (Bali)

Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019 Total

Groundbreaking 13 8 9 11 8 49

Penggenangan 5 3 6 7 8 29

Slide - 16

Page 17: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN Ilustrasi Integrasi Peningkatan Produksi Padi Provinsi Aceh

Slide - 17

Kementerian Pertanian: • Cetak sawah: 5.500 ha • Irigasi Tersier: 5.500 ha • Desa Mandiri Benih: 20 Desa • Budidaya jajar legowo: 156 ribu ha

Kementerian Perdagangan: • Pembangunan pasar: 12 unit

Kementerian PUPR: • Rehabilitasi Irigasi: 4.100 ha • Pembangunan Irigasi: 2.834 ha • Pembangunan Waduk: 1 baru (Tiro) dan 2 waduk unit lanjutan

(Keureuto dan Rukoh). • Pembangunan sarpras banjir: 4,5 km.

Kementerian Kelautan dan Perikanan: • Pengadaan kapal dan alat tangkap ikan: 320 kapal dan 13.510 alat

penangkap ikan • Benih ikan bersertifikat: 2 juta ekor • Minapolitan: 5 lokasi

BMKG: • Informasi Iklim: 1 paket

KLHK: • Pencadangan hutan untuk pangan: 15.309 ha • Pemanfaatan lahan di bawah tegakan untuk pangan:

1.500 ha

Peningkatan & Rehabilitasi Jaringan Irigasi (tersier) :

• Aceh Besar 1.000 ha • Aceh Jaya 500 ha • Aceh Timur 2.000 ha • Aceh Utara 500 ha • Pidie 1.000 ha • Piddie Jaya 500 ha

Kuerueto

Tiro

Rukoh

Penajaman dan Sinergi a. Sinergi Antar Kegiatan: Waduk-

Pencetakan Sawah-Pembangunan/ Rehabilitasi Jaringan Irigasi sinergi tahapan dan lokasi serta keberadaan petani.

b. Sinergi Antar Sumber Pendanaan: (i) Pusat: Kementan-Kemen PU-Pera; (ii) APBD; (iii) DAK; (iv) Dana Desa.

c. Penajaman pemanfaatan Alsintan di masyarakat efektivitas terhadap peningkatan kualitas dan penurunan susut.

Page 18: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

RPJMN 2015-2019 SERTA

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

Slide - 18

Page 19: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

9 PROGRAM PRIORITAS

NAWACITA

Menghadirkan kembali Negara

untuk melindungi segenap bangsa

dan memberi rasa aman pada seluruh warga

negara

Membangun tata kelola

Pemerintahan yang bersih,

efektif, demokratis dan

terpercaya

Membangun Indonesia dari

pinggiran dengan memperkuat

daerah-daerah dan desa dalam

kerangka Negara Kesatuan

Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi,

bermartabat, dan terpercaya

Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia

Meningkatkan produktivitas

rakyat dan daya saing di pasar internasional

Mewujudkan kemandirian

ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik

Melakukan revolusi karakter

bangsa

Memperteguh kebhinekaan dan

memperkuat restorasi sosial

VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019: "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"

Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN 2015 – 2019

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Slide - 19

Page 20: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

*) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015

RKP 2015*)

MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN

PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN

RKP 2016

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG

BERKUALITAS

RKP 2017

MEMACU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI

UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA SERTA

MENGURANGI KEMISKINAN DAN KESENJANGAN ANTARWILAYAH

RKP 2018

Ditentukan dalam proses penyusunan

RKP 2018

RKP 2019

Ditentukan dalam proses penyusunan

RKP 2019

Slide - 20

Page 21: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

SASARAN PEMBANGUNAN RPJMN 2015-2019

Slide - 21

*) Dengan perkembangan keadaan saat ini, target RPJMN 2015-2019 perlu dipertimbangkan kembali **) Target APBN 2016 ***) Indeks baru dengan parameter: gotong royong, toleransi, dan rasa aman. Konsep masih dalam proses penyempurnaan dan pematangan, termasuk pembahasan variabel, sehingga target masih belum dapat ditetapkan secara kuantitatif.

Sumber: RPJMN 2015-2019

Realisasi 2014 dan perkiraan realisasi 2015

INDIKATOR MAKRO 2014

(BASELINE) 2015 2016 2017 2018* 2019*

Pertumbuhan Ekonomi (%)

(Target Awal RPJMN 2015-2019)

5,0

(5,1)

4,8

(5,8)

5,3**

(6,6)

5,5-5,9

(7,1)

5,8-6,6

(7,5)

6,4-7,4

(8,0)

Pengangguran (%)

(Target Awal RPJMN 2015-2019)

5,94

(5,6-5,9)

6,18

(5,5-5,8)

5,2-5,5

5,3-5,6

(5,0-5,3)

5,0-5,3

(4,6-5,1)

4,0-5,0

(4,0-5,0)

Angka Kemiskinan (%)

(Target Awal RPJMN 2015-2019)

10,96

(9,0-10,0)

11,13

(9,5-10,5)

9,0-10,0

(9,0-10,0)

9,5-10,5

(8,5-9,5)

8,0-9,5

(7,5-8,5)

7,0-8,0

(7,0-8,0)

Gini ratio (indeks)

(Target Awal RPJMN 2015-2019)

0,41

n.a

0,41

(0,40)

0,39

(0,39)

0,38

(0,38)

0,37

(0,37)

0,36

(0,36)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,8 74,8 75,3 75,7 n.a 76,3

Indeks Pembangunan Masyarakat (IPMAS)*** 0,59 n.a n.a n.a n.a Meningkat

Page 22: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

• Revolusi Mental • Pembangunan Pendidikan • Pembangunan Kesehatan • Pembangunan Perumahan dan Permukiman

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

• Kedaulatan Pangan • Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan • Kemaritiman dan Kelautan • Pariwisata • Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

• Pemerataan Antarkelompok Pendapatan • Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal • Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan • Pengembangan Konektivitas Nasional • Reforma Agraria

DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

• Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan KONDISI PERLU

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

Slide - 22

Page 23: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 23

Pengarusutamaan Revolusi Mental dalam setiap prioritas dan kegiatan pembangunan

Mempertahankan anggaran pendidikan dan kesehatan masing-masing 20% APBN dan 5 % APBN (kebijakan pokok antara lain distribusi guru yang merata yang sekaligus akan mengendalikan biaya gaji dan tunjangan guru yang saat ini sudah sekitar separuh anggaran pendidikan).

Melanjutkan pembangunan perumahan yang sudah dimulai di APBNP 2015 dengan program sejuta rumah

PENEKANAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DALAM RKP TAHUN 2017

Page 24: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 24

Penekanan Sektor Unggulan sudah dimulai sejak APBN – P 2015

Kedaulatan Pangan (terutama anggaran Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta, Penyertaan Modal Negara)

Kedaulatan Energi (terutama melalui Penyertaan Modal Negara)

Kemaritiman dan Kelautan (Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Penyertaan Modal Negara)

Pariwisata, Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri : akan mendapat penekanan lebih lanjut dalam RKP 2017 terutama pengembangan kawasan ekonomi khusus, kawasan industri dan pariwisata

PENEKANAN DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN DALAM RKP TAHUN 2017

Page 25: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 25

Menjamin peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin dalam kondisi perekonomian yang masih tumbuh antara 5-6% melalui peningkatan penerima Bantuan Tunai Bersyarat dalam RKP 2017 dan mempertahankan dukungan unuk mengurangi beban penduduk miskin dan rentan.

Reforma agraria ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian hak milik atas tanah yang meliputi redistribusi tanah dan legalisasi aset redistribusi tanah seiring dengan meningkatnya Kepastian Hukum Hak Atas Tanah.

Pembangunan kawasan perbatasan difokuskan pada 2 (dua) sasaran pembangunan yaitu meningkatkan pertahanan dan keamanan serta pengembangan pusat ekonomi perbatasan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pengurangan kesenjangan secara tegas diamanatkan Nawacita ke tiga dengan membangun dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa serta pengentasan daerah tertinggal. Pembangunan Indonesia (Indonesia sentris) lebih diutamakan dibandingkan pembangunan di Jawa (Jawa Sentris), walaupun RoI lebih tinggi di Jawa. Pendulum pembangunan harus banyak bergerak ke luar Jawa.

PENEKANAN DIMENSI PEMERATAAN ANTAR PENDAPATAN DAN WILAYAH DALAM RKP 2017 (1/2)

Page 26: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 26

Menekankan konektivitas antar wilayah dalam RKP 2017 pada penyelesaiaan proyek-proyek yang akan menurunkan biaya logistik dan mendukung pembangunan kawasan.

Infrastruktur menjadi motor pengerak pembangunan untuk mendorong masuknya investor dengan penguatan sektor riil sehingga akan mempermudah pencapaian cita-cita dalam membangun tol laut, karena arus barang dan jasa dari jalur tol laut akan terisi penuh (orang dan) barang-barang produksi lokal.

PENEKANAN DIMENSI PEMERATAAN ANTAR PENDAPATAN DAN WILAYAH DALAM RKP 2017 (2/2)

Page 27: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENEKANAN KONDISI PERLU (POLHUKHANKAM) DALAM RKP TAHUN 2017

Memenuhi secara bertahap Minimum Essential Forces dengan peran industri pertahanan dalam negeri yang makin meningkat.

Memantapkan penegakan hukum.

Memantapkan reformasi birokrasi.

Memantapkan konsolidasi demokrasi.

Slide - 27

Page 28: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Slide - 28

Page 29: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENJABARAN PRIORITAS NASIONAL KE DALAM URUSAN DAERAH* (Implementasi UU 23/2014 Pasal 263 (4))

Slide-29

No. Prioritas Nasional Program Prioritas Nasional

Kegiatan Prioritas Nasional

Urusan Dalam UU 23/2014

Sub-Urusan Dalam UU 23/2014

1. Revolusi Mental ..... ..... ..... .....

5. Kedaulatan Pangan Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lainnya

Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Rehabilitasi DAS Hulu, Pembangunan Waduk dan Embung/DAM/Parit

Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Sumber Daya Air

Penyaluran Subsidi Benih dan Pupuk

Urusan Pemerintahan Bidang Pertanian

Sarana Pertanian

Kelancaran Distribusi Pangan Dan Akses Pangan Masyarakat

Pemantauan dan Pengendalian Harga Pangan

Urusan Pemerintahan Bidang Pangan

Penyelenggaraan Ketahanan Pangan

Cadangan Pangan Pemerintah Urusan Pemerintahan Bidang Pangan

Penanganan Kerawanan Pangan

22. Pertahanan dan Keamanan

dst dst dst dst

Page 30: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

No. Program Prioritas Nasional

Kegiatan Prioritas Nasional

Urusan Sub-Urusan Program SKPD Kegiatan SKPD SKPD

Penangungjawab

Prioritas Nasional : Kedaulatan Pangan

5. Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lainnya

Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Rehabilitasi DAS Hulu, Pembangunan Waduk dan Embung/DAM/Parit

Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Sumber Daya Air Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumberdaya Lainnya

Pembangunan embung dan bangunan penampungan air lainnya

Dinas Pekerjaan Umum

(Urusan Wajib)

Penyaluran Subsidi Benih dan Pupuk

Urusan Pemerintahan Bidang Pertanian

Sarana Pertanian Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

Penyediaan Sarana Produksi Pertanian / Perkebunan

Dinas Pertanian (Urusan Pilihan)

Kelancaran Distribusi Pangan Dan Akses Pangan Masyarakat

Pemantauan dan Pengendalian Harga Pangan

Urusan Pemerintahan Bidang Pangan

Penyelenggaraan Ketahanan Pangan

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)

Penanganan daerah rawan pangan

Dinas Pertanian (Urusan Pilihan)

PEMETAAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL KE DALAM PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Slide - 30

Page 31: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

ISU KESENJANGAN DAN ARAH PENGEMBANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Slide - 31

Page 32: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 32

ISU KESENJANGAN DI KALIMANTAN SELATAN KESENJANGAN ANTAR INDIVIDU

• Kesenjangan antar individu di Provinsi Kalimantan Selatan tergolong sedang, ditunjukkan dengan Gini Ratio 0,36. Nilai ratio ini tidak mengalami perubahan di tahun 2013 dan 2014.

• Secara umum, wilayah Kalimantan memiliki kontribusi yang cukup besar, namun menurun dari tahun 2010 ke tahun 2014. Demikian Juga Provinsi Kalimantan Selatan mengalami penurunan dari 1.24 (tahun 2010) menjadi 1.23 (tahun 2014)

Provinsi Distribusi PDRB

2010 Distribusi PDRB

2014 Perubahan

Kalimantan Barat 1.25 1.23 (- 0,02)

Kalimantan Tengah 0.82 0.84 (0,02)

Kalimantan Selatan 1.24 1,23 (0,02)

Kalimantan Timur 6.09 4.86 (1,23)

Kalimantan Utara - 0,55

Kalimantan 9,41 8,71 (0,70)

RATIO GINI PROVINSI 2013

< 0,35

Kep. Bangka Belitung 0,31

Maluku Utara 0,32

Aceh 0,34

0,35 - 0,40

Sumatera Utara 0,35

Jambi 0,35

Nusa Tenggara Timur 0,35

Kalimantan Tengah 0,35

Sulawesi Barat 0,35

Sumatera Barat 0,36

Kepulauan Riau 0,36

Lampung 0,36

Jawa Timur 0,36

Nusa Tenggara Barat 0,36

Kalimantan Selatan 0,36

Riau 0,37

Kalimantan Timur 0,37

Maluku 0,37

Sumatera Selatan 0,38

Bengkulu 0,39

Jawa Tengah 0,39

Banten 0,40

Bali 0,40

Kalimantan Barat 0,40

> 0,40

Jawa Barat 0,41

Sulawesi Tengah 0,41

Sulawesi Utara 0,42

DKI Jakarta 0,43

Sulawesi Selatan 0,43

Sulawesi Tenggara 0,43

Papua Barat 0,43

DI Yogyakarta 0,44

Gorontalo 0,44

Papua 0,44

RATIO GINI PROVINSI 2014

< 0,35

Kep. Bangka Belitung 0,30

Maluku Utara 0,32

Sumatera Utara 0,32

Aceh 0,33

Jambi 0,33

Sumatera Barat 0,33

Maluku 0,33

0,35 - 0,40

Kalimantan Tengah 0,35

Sulawesi Barat 0,35

Lampung 0,35

Riau 0,35

Kalimantan Timur 0,35

Nusa Tenggara Timur 0,36

Kalimantan Selatan 0,36

Bengkulu 0,36

Jawa Timur 0,37

Sulawesi Tengah 0,37

Nusa Tenggara Barat 0,38

Jawa Tengah 0,38

Banten 0,39

Kalimantan Barat 0,39

Kepulauan Riau 0,40

Sumatera Selatan 0,40

> 0,40

Gorontalo 0,41

Papua 0,41

Jawa Barat 0,41

Bali 0,41

Sulawesi Utara 0,41

Sulawesi Tenggara 0,41

DI Yogyakarta 0,42

Sulawesi Selatan 0,42

DKI Jakarta 0,43

Papua Barat 0,44

Page 33: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

SASARAN PEMBANGUNAN DAN TEMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN

Slide - 33

Page 34: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN SELATAN

Slide - 34

Page 35: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Revolusi Mental

PROGRAM PRIORITAS SASARAN

Penegakan Hukum dan

Kelembagaan Politik

Penerapan Gerakan Aparat Menuju Indonesia Ramah di 34 Provinsi

Rekomendasi harmonisasi dan simplifikasi undang-undang yang ditindaklanjuti K/L/D sebesar 100%

Fasilitasi penguatan ruang dialog untuk pendidikan politik warga di 6 Provinsi

Menurunnya jumlah kecelakaan lalu lintas dibanding tahun sebelumnya (%)

Reformasi Birokrasi

Pemerintahan

Meningkatnya Indeks kepuasan masyarakat atas mutu pelayanan persetujuan, perizinan, dan fasilitas penanaman modal di PTSP Pusat menjadi 3,2 dari skala 4

(minimal B)

Penerapan fasilitas kesehatan yang menerapkan sistem rujukan pelayanan kesehatan online (puskesmas dan RS) di puskesmas dan rumah sakit

Opini WTP bagi 25 Provinsi dan 250 Kab/Kota

Kemandirian Ekonomi dan

Daya Saing Bangsa

Fasilitasi pemberdayaan KUMKM di daerah untuk mendukung revolusi mental

Peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional menjadi sebesar 92,40%

Peningkatan pemahaman dunia usaha terkait nilai-nilai persaingan usaha yang sehat menjadi sebesar 60%

Peneguhan Jati Diri dan

Karakter Bangsa

Penerapan pendidikan karakter di 12.611 SMA, 4.364 SMK dan 950 SMLB

Revitalisasi 5 taman budaya di 5 Provinsi

Terbentuknya 40 Model SRA di 20 provinsi (Provinsi Sumut, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sultra,

Gorontalo, Maluku, Malut, Papua, Papua Barat)

Peningkatan kualitas Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan di 34 Provinsi melalui penerapan kurikulum yang berlaku

Daya Rekat Sosial dalam

Kemajemukan

Penyelenggaraan dialog lintas agama di 1.500 kecamatan

Pembinaan 75% anggota kelompok Bina Keluarga Remaja

Penguatan karakter bangsa bagi masyarakat untuk penanaman nilai kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial bagi 15.840 Orang

Slide - 35

Page 36: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 36

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA PRIORITAS PENDIDIKAN : Distribusi dan sertifikasi guru

Aceh

92.055

38.161

1:11

Sumut

178.927

96.015

1:18

Riau

86.416

37.912

1:16

Kepri

22.211

7.346

1:17

Sumbar

82.994

47.107

1:15

Jambi

46.501

22.302

1:15

Bengkulu

30.001

15.231

1:14

Sumsel

101.601

44.200

1:17

Lampung

178.927

96.015

1:16

Babel

15.013

7.977

1:19

DKI Jakarta

82.038

51.450

1:22

Banten

98.556

46.505

1:22

Jateng

349.653

207.041

1:17

Jabar

385.019

206.915

1:22

DIY

46.042

30.041

1:15

Jatim

406.571

231.178

1:16

Bali

48.717

28.125

1:18

NTB

73.624

31.501

1:13

NTT

88.958

26.048

1:16

Kalbar

57.949

25.347

1:18 Kalteng

39.638

19.608

1:14

Kaltara

8.904

3.476

1:16

Kalsel

52.265

26.071

1:14

Kaltim

44.595

21.811

1:16

Sulsel

127.829

67.545

1:15

Sultra

45.755

22.419

1:14

Sulut

35.472

23.403

1:15

Sulbar

21.414

8.279

1:15

Sulteng

47.219

20.289

1:14

Gorontalo

17.408

8.648

1:15

Malut

19.357

6.429

1:15

Maluku

30.906

12.212

1:14

Papua

28.086

9.414

1:22

Papua Barat

12.336

4.248

1:18

Sumber: Kemdikbud, 2015

PENYEDIAAN TUNJANGAN PROFESI GURU (TPG) TAHUN 2016 PER PROVINSI

(untuk Guru di bawah Koordinasi Kemdikbud)

Nama Provinsi Jumlah Guru

Jumlah Guru Bersertifikasi dan menerima TPG Rasio Guru:Murid

Legenda:

Permasalahan: 1. Distribusi guru tidak merata yang ditunjukkan dengan rasio guru:murid yang sudah sangat

kecil (tidak efisien). Rasio guru:murid sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan adalah

1:32 untuk SD/MI dan 1:36 untuk SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. 2. Selisih jumlah guru yang belum tersertifikasi masih besar dan sangat berpengaruh terhadap

penambahan alokasi anggaran untuk membayar TPG. Untuk memenuhi UU No. 14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen masih terdapat >

441 ribu guru yang belum tersertifikasi.

Usulan 2017: 1. Tidak menambah jumlah guru, baik PNS, maupun guru honor. 2. Penambahan sertifikasi dan tunjangan profesi guru harus dilakukan

secara sangat selektif. 3. Tunjangan profesi guru harus berdasarkan kinerja guru.

Page 37: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 37

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA PEMBANGUNAN KESEHATAN : Permasalahan Utama Pembangunan Kesehatan

31 RS

46 RS

12 RS

13 RS

19 RS

13 RS

Indikator Tipe RS Sumatera Jawa Bali Nusra Kalimantan Sulawesi Maluku Papua

Total

RS Rujukan Regional 31 RS 46 RS 12 RS 13 RS 19 RS 13 RS 110 RS

RS Rujukan Nasional 3 RS 5 RS 1 RS 2 RS 2 RS 1 RS 14 RS

RS Provinsi 7 RS 1 RS 2 RS 3 RS 4 RS 3 RS 20 RS

Total 41 RS 52 RS 15 RS 18 RS 25 RS 17 RS 144 RS

Permasalahan: Pelayanan kesehatan masih cenderung pada upaya kuratif Tenaga kesehatan kurang merata Akses dan mutu pelayanan kesehatan belum optimal

Rencana 2017: Upaya promotif & preventif lintas sektor: Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat Penempatan nakes: Nusantara Sehat di DTPK Peningkatan kapasitas sistem rujukan RS

Rumah Sakit

RS Nasional: 14 Prov

RS Provinsi: 20 Prov

RS Regional: 33 Prov

RS Pratama: 26 Kab

Pelayanan Kesehatan Bergerak: 128 Kab

Rencana Penempatan Tenaga Kesehatan

PTT di DTPK: 43.917 orang

Nusantara Sehat di DTPK dan DBK:

• Berbasis tim = 260 tim

• Berbasis individu = 15.150 orang

Wajib Kerja Sarjana Dokter Spesialis di luar Pulau Jawa: 1.600 orang

Peta Sebaran Peningkatan Kapasitas Sistem Rujukan, 2017

*DTPK: Daerah Terpencil, Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan; DBK: Daerah Bermasalah Kesehatan

Page 38: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Pembangunan Perumahan dan Pemukiman

PU-PR

+ Fasilitasi Pemenuhan SPP dan Pengembangan Kawasan Layak Huni di Perkotaan di 1 kab/kota

PP dan PA

+ Kajian Sanitasi dan Air Bersih Responsif Gender di 2 kab/kota

+ IPAL Kawasan di 2 kab/kota

+ IPAL Komunal di 3 kab/kota

SOSIAL

+ Rehabilitasi RTLH Keluarga Miskin Perdesaan di 2 kab/kota

+ Drainase di 1 kab/kota + Rehabilitasi RTLH Keluarga Miskin Perkotaan di 5 kab/kota

+ IPLT Kab/Kota di 1 kab/kota

+ TPA Regional Kab/Kota di 1 kab/kota

+ TPST/3R Skala Komunal di 6 kab/kota

+ SPAM Perkotaan + SPAM Perdesaan + SPAM Kawasan Khusus

Slide - 38

Page 39: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 39

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan

Kementerian Perdagangan: Pembangunan pasar: 4 unit

Kementerian PUPR: Rehabilitasi Irigasi: 7.930 ha Pembangunan Irigasi: 3.878,6ha Pembangunan Waduk: 1 buah Pengendalian Banjir: 5,7 km

BMKG: Informasi Iklim: 1 paket

KLHK: Pencadangan hutan untuk pangan: 151.424 ha Pemanfaatan lahan di bawah tegakan untuk pangan: 2000 ha

Kementerian Kelautan dan Perikanan: Pengadaan kapal dan alat tangkap ikan: 4 kapal dan 38 alat penangkap ikan Benih ikan bersertifikat: 1,5 juta ekor Minapolitan: 4 lokasi

Kementerian Pertanian: Cetak sawah: 5.000 ha Irigasi Tersier: 7.000 ha Desa Mandiri Benih: 20 Desa Budidaya jajar legowo: 144.280 Ha

Page 40: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Energi : Daftar Rencana Pembangkit dan Peta Kelistrikan

Slide - 40

Pemilik Pola Lokasi Subsistem Kota/Kabupaten Jenis Nama Pembangkit Total kap.

(MW) Rencana

COD Status Proyek

Status Proyek

PLN PLN Kalsel Kalselteng Barito Kuala PLTGU/MGU Kalsel Peaker 1 200 2017 Reguler Plan

Jumlah 606

Page 41: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kemaritiman dan Kelautan : Pembangunan Pelabuhan Sorong

Slide - 41

Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Fasilitas saat ini : Terminal Petikemas Banjarmasin, Pelabuhan Trisakti yang termasuk 10 besar

terminal petikemas di Indonesia Terminal General Cargo Terminal Curah Kering Terminal Penumpang

Rp. 624 milyar

Rencana 2015-2018 Pengembangan 4 dermaga, termasuk Dermaga Martapura Baru dan Dermaga PT TLMI Pembangunan Dermaga Curah Kering Pembangunan Dermaga 1 Berth Pembangunan 3 lokasi CY Pembangunan Lapangan Penumpukan khusus mobil Pengadaan peralatan (3 CC, 2 RTG, 1 Mobile Crane)

Pelindo III dan KPS dengan PT TLMI

Lokasi

Rencana

Kondisi Eksisting

Kebutuhan Pendanaan

Sumber Dana

Page 42: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK KAWASAN INDUSTRI BATULICIN- KALSEL

Slide - 42

Program dan Kegiatan Kementerian

Pengembangan Bandara Bersujud Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin

Pengembangan FASPEL Laut Banjarmasin

Pelebaran Jalan Pagatan-Batulicin

Pengembangan FASPEL Laut Batulicin Pelebaran Jalan Serongga - Batulicin

Pembangunan Transportasi Ramah Lingkungan (Jalur Sepeda, Pedestrian)

Pembangunan Mentewe-Batulicin

Fasilitas Integrasi Moda

Kawasan Industri Batu Licin Kawasan Industri Jorong

Program dan Kegiatan Kementerian

Pembangunan FASPEL Laut Pelaihari/Swarangan

Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Suarangan

Pembangunan Transportasi Ramah Lingkungan (Jalur Sepeda, Pedestrian)

Pembangunan Jalan Ambungan - Tajau Pecah

Fasilitas Integrasi Moda

Penyediaan Bus Pemadu Moda

Page 43: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

TARGET REALISASI PMA & PMDN, EKSPOR NONMIGAS, DAN PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT 2017

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Komoditas Utama

1. Batu bara 2. Produk olahan minyak kelapa

sawit 3. Produk olahan karet

Pasar yang sedang dibangun Th. 2016

DAK TP

Provinsi Kalimantan Selatan Kab. Kota Baru

Kab Barito Kuala

Kab Hulu Sungai Selatan

Kab Hulu Sungai Utara

Kab Tapin

Kab Balangan

Kab Hulu Sungai Tengah

Kota Banjarbaru

Kab Banjar

Kab Kotabaru

Kab Tabalong

Kab Tanah Laut

Kota Banjarmasin

Kab Tanah Bumbu

Kab Berau

Kota Balikpapan

Kab Kutai Barat

Kota Samarinda

Kab Paser

Kab Penajam Pase Utara

Kab Barito Kuala

Kab. Banjar Pasar Martapura (Tipe A) Rp. 15 M

Kab. Kotabaru Pasar Cantung (Tipe A) Rp. 15 M

Kab. Tabalong Pasar Barunak Tanjung (Tipe A) Rp. 15 M

Kab. Hulu Sungai Tengah Pasar Kramat (Tipe B) Rp. 7 M

• Realisasi Investasi: Rp. 21,2 Triliun • Kontribusi terhadap Nasional: 3,32%

• Nilai: USD 5,80 miliar • Kontribusi terhadap

nasional: 3,79%

RENCANA PEMBANGUNAN PASAR 2017 (Dana Tugas Perbantuan)

TARGET EKSPOR NONMIGAS Tahun 2017

TARGET REALISASI INVESTASI (PMA dan PMDN) Tahun 2017

Slide - 43

Page 44: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DIMENSI PEMERATAAN DAN ANTAR WILAYAH PENGEMBANGAN KONEKTIVITAS WILAYAH KALIMANTAN SELATAN

Slide - 44

Page 45: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DIMENSI PEMBANGUNAN ANTARWILAYAH Konektivitas : Pembangunan Jalur Kereta Api

Slide - 45

Page 46: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENUTUP

Slide - 46

Page 47: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENUTUP (1/2)

Pendekatan secara holistik, tematik, terintegrasi, dan spasial dalam perencanaan pembangunan mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan mulai dari perencanaan, penganggaran, hingga pelaksanaan.

Kementerian PPN/Bappenas (dan Bappeda) yang mempunyai kapasitas teknis dengan fungsi utama sebagai koordinator perencanaan lintas sektor, lintas K/L (lintas SKPD) dan lintas wilayah. Oleh karena itu Bappenas (Bappeda) bertindak sebagai system integrator dan resource allocator antar K/L (SKPD) dan pemerintah daerah (pemerintah Kabupaten/Kota) agar sinergi bisa tercapai.

Untuk mendukung prioritas nasional, maka diharapkan dalam pembahasan dengan SKPD dilakukan pendekatan:

Money follow function diubah menjadi Money follow program. Dalam arti fokus anggaran hanya pada program-program yang sudah terbukti manfaatnya. Program-program lain akan minimal alokasinya

Pengujian pada setiap program/kegiatan: Apakah proyek ini perlu? Apakah proyek ini perlu sekarang? Apakah produksi dan tenaga kerja dalam negeri dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam

proyek ini? Apakah proyek akan dapat lebih efisien?

Slide - 47

Page 48: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Dalam pembahasan dengan masing-masing Kabupaten/Kota dan antarwilayah di Kalimantan Selatan perlu diperhatikan:

Pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasi dari program/kegiatan prioritas nasional (lokus kegiatan/proyek berikut kesiapan yang diperlukan)

Perkuatan DAK yang proposal based approach dengan lebih meningkatkan keterkaitan alokasi DAK dengan pencapaian sasaran-sasaran program/proyek prioritas nasional

Pengenalan perencanaan berbasis sistem integrasi untuk Kabupaten/Kota

Oleh karena itu, Bappeda memiliki peran yang sangat penting dalam pengalokasi anggaran untuk kegiatan prioritas pembangunan nasional. Pola alokasi anggaran tidak semata-mata atas usulan SKPD berdasarkan Tugas dan Fungsi, namun berdasarkan prioritas program yang bermanfaat untuk mendukung pencapaian sasaran agenda prioritas pembangunan.

Slide - 48

PENUTUP (2/2)

Page 49: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

JADWAL PENYUSUNAN RKP 2017

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

• Sinkronisasi Data Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

• Penetapan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan

• Sidang Kabinet Rancangan Awal RKP & Pagu Indikatif

• SKB MPPN/Ka Bappenas tentang dan MenKeu tentang Rancangan Awal RKP dan Pagu Indikatif

• Rakorbangpus Multi – Pihak Tiga Pihak

• Penyusunan Rencana Kerja K/L

• Musrenbangprov • Rangkaian

Musrenbangnas

• Sidang Kabinet Rancangan Akhir RKP

• Perpres RKP

• Penelaahan RKA-KL

• Penyusunan Draft Nota Keu dan RUU APBN

• Rancangan RKP

• Penyampaian Rancangan RKP dan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal ke DPR

• Pembicaraan Pendahuluan

• Lanjutan Pertemuan Tiga Pihak

• SKB MPPN/Ka. Bappenas dan MenKeu tentang Pagu Anggaran K/L

• Ratas Kerangka Ekonomi Makro dan Resource Envelope

• Kepres Alokasi Anggaran

• Finalisasi DIPA • Kepres APBN • Kepres RKP

• Pembahasan Nota Keuangan dan RUU APBN

• Penetapan UU APBN

• Surat Menkeu tentang Kesepakatan Pemerintah - DPR

• Penelaahan RKA K/L

• Penyampaian dan Pembahasan Nota Keuangan dan RUU APBN

Slide - 49

Slide - 49

Page 50: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Slide - 50

Page 51: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

LAMPIRAN

Slide - 51

Page 52: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Arah Kebijakan

Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik 1. Penegakan hukum dan disiplin aparat Pemerintah, penegak hukum

dan masyarakat 2. Harmonisasi dan simplifikasi peraturan perundangan untuk

mendorong kreatifitas masyarakat 3. Penanganan perkara yang transparan dan memuaskan 4. Pendidikan dan penghormatan etika dalam berpolitik

Reformasi Birokrasi Pemerintahan 1. Layanan publik prima (cepat, mudah, ringkas , transparan, dan

Birokrasi yang responsif) 2. Program Pembangunan dan belanja pemerintah didasarkan azas

manfaat, bermutu, efisien dan efektif 3. Penerapan disiplin, reward & punishment dan sistem merit dalam

birokrasi

Peningkatan Kemandirian Ekonomi dan Daya Saing Bangsa 1. Peningkatan Etos Kerja (kerja keras, kreatif , dan professional) serta

mendorong semangat inovasi dan kewirausahaan 2. Penumbuhan budaya konsumen cerdas dan cinta produk dalam

negeri 3. Internalisasi nilai-nilai persaingan yang sehat (cooperate and compete,

bekerja berorientasi hasil bermutu dan nilai tambah)

Peneguhan Jati Diri dan Karakter Bangsa 1. Pendidikan berbasis karakter (percaya diri, disiplin, jujur dan kerja

keras) 2. Lingkungan pendidikan yang menyenangkan dan bebas dari intimidasi

dan kekerasan (bullying free school environment) 3. Pendidikan agama dan etika yang mengajarkan akhlak mulia

(keutuhan keluarga, kesalehan sosial, dan toleransi) 4. Peningkatan jiwa patriot, suka menolong, dan cinta tanah air

Peningkatan Peran Lembaga, Keluarga dan Media Publik 1. Ruang publik yang ramah dan bebas dari penyebaran kebencian 2. Pembangunan karakter melalui media publik

REVOLUSI MENTAL Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 52

Sasaran

2014

(Baselin

e)

2015 2016 2017 2019

1. Meningkatnya Integritas

Indeks Perilaku Anti Korupsi (Skala 1-5) 3,61 3,59 3,63 3,70 3,75 Indeks Penegakan Hukum Berkualitas (Skala 0-1) 0,3 0,4 0,4 0,4 0,4 Persentase aparatur Pemerintah/ Penegak Hukum yang mendapat sanksi

karena melanggar disiplin dan/atau pelanggaran hukum *) *) *) *) *)

Persentase kepuasan publik atas penanganan perkara 50% 55% 60% 75% 90% Efektivitas pendidikan karakter di sekolah dan perguruan tinggi *) *) *) *) *)

Peningkatan kualitas, penurunan beban dan jumlah peraturan perundang-undangan

*) *) *) *) *)

Efektivitas belanja pemerintah (manfaat, biaya dan kualitas) *) *) *) *) *)

2. Meningkatnya Etos Kerja Peningkatan kualitas pelayanan publik di K/L, Legislatif, dan Pemerintah

Daerah *) *) *) *) *)

Peningkatan produktivitas masyarakat (efisiensi dunia usaha, jumlah wiraswasta, hasil riset, publikasi ilmiah)

n.a 50.000 Orang

Tunjangan profesi guru yang berbasis kinerja *) *) *) *) *) Peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah

tangga nasional n.a 92,3% 92,5% 92,7% 93,1%

Peningkatan semangat persaingan yang sehat (cooperate and compete) n.a 40% 50% 60% 75%

Perilaku hidup bersahaja, hemat, bersih dan sehat 30% 40% 50% 60% 80%

3. Meningkatnya Gotong Royong

Indeks Pembangunan Masyarakat (toleransi, gotong royong, rasa aman) 0,55

(2012) *) *) *) *)

Berkurangnya jumlah konflik/kekerasan di kalangan masyarakat - <5 <5 <5 <5 Persentase ruang publik bermuatan negatif (penyebar kebencian,

radikalisme dan pornografi) 100% 100% 100% 100% 100%

*) Akan diarusutamakan dan merupakan Indikator Kinerja Kunci Revolusi Mental masing-masing K/L

Page 53: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REVOLUSI MENTAL Perencanaan Terintegrasi

Slide - 53

LEVEL 1

Page 54: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REVOLUSI MENTAL Ilustrasi Perencanaan Terintegrasi Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik

LEVEL 2

Slide - 54

Page 55: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 55

Sasaran 2014

(Baseline) 2015 2016 2017 2019

Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun 8,2

tahun

8,3

tahun

8,5

tahun

8,6

tahun

8,8

tahun

Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15

tahun

94,1%

(2013)

94,8% 95,1% 95,4% 96,1 %

Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B 50,4%

(2013)

55,9% 58,8% 61,8% 68,4 %

Persentase SD/MI berakreditasi minimal B 68,7% 73,9% 76,5% 79,0% 84,2%

Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B 62,5% 68,7% 71,8% 74,8% 81,0%

Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B 73,5% 77,2% 79,1% 80,9% 84,6%

Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal

B

48,2% 53,8% 56,6% 59,4% 65,0%

Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan

20% penduduk terkaya

0,85

(2012)

0,86 0,87 0,88 0,90

Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin

dan 20% penduduk terkaya

0,53

(2012)

0,58 0,58 0,59 0,60

Nilai Test PISA dan Ranking (dari 65 Negara) **

- Matematika (Ranking 64 dari 65 Negara)

- Sains (Ranking 64 dari 65 Negara)

- Membaca (Ranking 60 dari 65 Negara)

(2012)

375

382

396

n.a.

n.a.

n.a.

n.a.

n.a.

n.a.

n.a.

n.a.

n.a.

(2018)

427; 50

438; 50

446; 45

Tingkat integritas Lingkungan Pendidikan -SD-PT- (tidak

menyontek, bebas dari jual beli ijazah, sertifikat palsu,

plagiarisme).

n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*

Persentase Pendidikan menyenangkan dan bebas intimidasi

dan kekerasan (bullying free environment).

n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*

Kurikulum dan Proses pembelajaran yang progresif sesuai

kebutuhan zaman.

n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*

Pendidikan Agama dan etika yang menumbuhkan Akhlak

Mulia.

n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*

Arah Kebijakan:

1. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan dasar, serta memperluas dan meningkatkan pemerataan, akses, kualitas dan relevansi pendidikan menengah

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penguatan penjaminan mutu pendidikan, pengembangan kurikulum dan pelaksanaannya, serta penguatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan kredibel

3. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, pengelolaan dan penempatan guru

4. Revitalisasi LPTK secara menyeluruh untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan keguruan

5. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat dan layanan pendidikan anak usia dini

6. Meningkatkan kualitas pendidikan vokasi serta pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja

7. Meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi

Keterangan: **) Programme for International Student Assessment (PISA) dilakukan 3 tahun sekali. Publikasi hasil PISA terakhir tahun 2012, dan hasil PISA 2015 baru akan dipublikasikan bulan Desember 2016.

*) Akan diarusutamakan dan merupakan Indikator Kinerja Kunci Revolusi Mental

Kebijakan Terkait Revolusi Mental

1. Meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan karakter dan budaya bangsa

2. Lingkungan pendidikan yang berintegritas, bebas intimidasi dan kekerasan

3. Penegakan hukum dan disiplin (bebas dari ijazah dan sertifikat palsu, plagiat, bolos)

Page 56: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN Perencanaan Terintegrasi

Slide - 56

LEVEL 1

Page 57: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN Penyediaan Guru yang Berkualitas dan Merata

Slide - 57

LEVEL 2

Slide - 57

Page 58: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KESEHATAN Sasaran dan Arah Kebijakan

Arah Kebijakan

1. Memperkuat upaya promotif dan preventif

2. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan

• Pembiayaan kesehatan.

• Penyediaan, distribusi, dan mutu farmasi, alkes, dan makanan

• Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

• Penguatan sistem informasi, manajemen dan litbang kesehatan

• Penyediaan, persebaran dan kualitas SDM kesehatan

3. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat

4. Meningkatkan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

Meningkatkan respons pelayanan kesehatan (cepat, tepat, bersahabat)

Efektivitas program preventif (Gerakan Masyarakat Sehat)

Penegakan hukum dan disiplin (etika kedokteran, standar rumah sakit, dll)

Slide - 58 Keterangan: Data AKI dan AKB diperoleh melalui survei skala besar dan tidak tersedia setiap tahun

No Sasaran Baseline (2014)

2015 2016 2017 2019

1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Masyarakat a. Menurunnya Angka kematian ibu (AKI), diukur dengan proksi: 346

(SP, 2010) n.a n.a n.a 306

• Persalinan di fasilitas kesehatan (persen) 70,4 (2013) 75,0 77,0 79,0 85,0

• Kunjungan Antenatal (K4) (persen) 70,4 (2013) 72,0 74,0 76,0 80,0

b. Menurunnya Angka kematian bayi (AKB), diukur dengan proksi: 32 (2012) n.a n.a n.a 24

• Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (persen) 71,3 (2013) 75,0 78,0 81,0 90,0

c. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (bawah dua tahun) (persen)

32,9 (2013) 31,3 30,5 29,6 28,0

d. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) 2,60 (2012) 2,37 2,36 2,33 2,28 2 Menurunnya Penyakit Menular dan Tidak Menular

a. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2014) <0,5 <0,5 <0,5 <0,5

b. Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 penduduk 297 (2013) 280 271 262 245 c. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun (persen) 7,2 (2013) 6,9 6,4 5,9 5,4 d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 25,0 24,6 24,2 23,4

e. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) 15,4 (2013) 15,4 15,4 15,4 15,4

3 Meningkatnya Perlindungan Finansial a. Penduduk yang menjadi peserta BPJS-Kesehatan (persen) 51,8

(Okt, 2014) 60,0 68,0 77,0 Min. 95

4 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan a. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang

tersertifikasi akreditasi nasional 10 (2014) 94 190 287 481

b. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi

71,2 (2013) 75,2 80,2 85,2 95,2

c. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan

1.015 (2013) 1.200 2.000 3.000 5.600

5 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

Page 59: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KESEHATAN Perencanaan Terintegrasi

Slide - 59

LEVEL 1

Page 60: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KESEHATAN Penguatan Promotif dan Preventif “Gerakan Masyarakat Sehat”

Slide - 60

LEVEL 2

Page 61: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Sasaran 2014

(BASELINE) 2015 2016 2017 2019

Akses Air Minum Layak 70% 70,25% 77% 84% 100%

Akses Sanitasi Layak

69,42% Akses Layak:

61,08% Akses Dasar:

8,34%

72,2% Akses Layak:

62,4% Akses Dasar:

9,8%

77,4% Akses Layak:

66,3% Akses Dasar:

11,1%

83,2% Akses Layak:

70,7% Akses Dasar:

12,4%

100% Akses Layak:

85% Akses Dasar:

15%

Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan

38.431 Ha (Kondisi kumuh

100%)

38.431 Ha (Kondisi kumuh

85%)

38.431 Ha (Kondisi kumuh

70%)

38.431 Ha (Kondisi kumuh

45%)

38.431 Ha (Kondisi kumuh

0%)

Kekurangan Tempat Tinggal (Backlog) Berdasarkan Perspektif Menghuni *

7,6 Juta 7 Juta 6,5 Juta 6 Juta 5 Juta

Arah Kebijakan:

1. Meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian yang layak, aman, dan terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai

2. Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi

3. Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan manajemen asset

4. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat

5. Peningkatan Efektivitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi

PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Sasaran dan Arah Kebijakan

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

1. Masyarakat peduli lingkungan (Reduce, Reuse, Recycle;hemat air, penangan sampah, lingkungan sanitasi bersih dan sehat)

2. Penegakan hukum dan disiplin (tata ruang, membayar kewajiban air minum, listrik, dll.)

*) Pencapaian target termasuk program “satu juta rumah”. Slide - 61

Page 62: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 62

Page 63: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Fasilitasi Penyediaan Hunian Baru dan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Pendukung

LEVEL 2

Slide - 63

Page 64: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Sasaran 2014

(baseline) 2015 2016 2017 2019

Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan

Produksi Pangan Utama: - Padi (Juta Ton) 70,6 75,0 76,2 77,0 82,0 Produksi Pangan Lainnya/Diversifikasi Pangan: - Jagung (Juta Ton) 19,1 19,8 21,4 22,4 24,1 - Kedelai (Juta Ton) 0,92 0,98 1,50 1,90 2,60 - Produksi Gula (Juta Ton) 2,6 2,6* 2,8 3,0 3,8 Produksi Sumber Protein: - Daging Sapi (Juta Ton) 0,45 0,42* 0,59 0,64 0,76 - Ikan (Juta ton) 10,6 13,6 14,8 16,0 18,8

Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:

- Pembangunan Jaringan irigasi air permukaan , air tanah dan rawa (Juta ha, kumulatif)

8,90 9,08 9,17 9,52 9,89

- Rehabililtasi dan Peningkatan jaringan irigasi permukaan, air tanah dan rawa (Juta ha)

2,71 (2010-2014)

0,48** 0,30** 0,64** 3,01

(2015-2019)

- Pembangunan irigasi tambak (Ribu ha, kumulatif)

189,75 195,58 203,48 229,45 304,75

- Pembangunan waduk (groundbreaking)

16 (on going)

13 8 9 49

(2015-2019)

Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi Untuk kedelai fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga

* Angka Sementara; ** Angka Tahunan

Arah Kebijakan:

1. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i) penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan (menahan konversi sawah) dan perluasan sawah baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii) revitalisasi penyuluhan dan

sistem perbenihan-1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desa pertanian organik

2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan: (i) pembangunan gudang dengan fasilitas pasca panen; pengendalian

pengaturan impor yang efektif; (ii) penguatan cadangan pangan dan stabilisasi harga pangan; (iii) pengembangan sistem logistik ikan

3. Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi

masyarakat: (i) konsumsi protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan buah; (ii) penggunaan pangan lokal non beras

4. Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan pangan: benih adaptif perubahan iklim, sekolah iklim dan asuransi pertanian

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN Sasaran dan Arah Kebijakan

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

1. Penurunan pemborosan air, pupuk, pestisida serta “Food Waste” di meja makan

2. Mendorong kreativitas dan inovasi

3. Mendorong diversifikasi produksi/konsumsi pangan yang sehat

4. Penegakan hukum dan disiplin

Slide - 64

Page 65: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN Perencanaan Terintegrasi

Slide - 65

LEVEL 1

Page 66: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN Perencanaan Terintegrasi Peningkatan Produksi Padi

LEVEL 2

Slide - 66

Page 67: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Arah Kebijakan:

1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas dan batubara):

lapangan baru, IOR/EOR, pengembangan gas non konvensional (shale gas dan CBM)

2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional Energi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan kontrak jangka menengah dan panjang untuk Sumber Daya energi

3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran energi: (i) insentif, pemberian subsidi, dan harga yang tepat; (ii) pemanfaatan bahan bakar nabati

4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong penggunaan Sumber Daya energi untuk penggunaan setempat; (ii) pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG

5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i) pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan untuk teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii) peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO)

6. Meningkatkan pengelolaan subsidi energi yang lebih transparan dan tepat sasaran

7. Pemanfaatan optimum Sumber Daya Energi Terbarukan

Sasaran 2014

(baseline) 2015 2016 2017 2019

Rasio Elektrifikasi 84,1% 88,5% 90,2% 91,1% 96,6%

Konsumsi Listrik Perkapita (Kwh) 843 914 985 1.058 1.200

Peningkatan Produksi Sumber Daya Energi:

Minyak Bumi (ribu BM/hari) 789 788 830 780 700

Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1.455 1.194 1.155 1.175 1.295

Batubara (juta Ton) 458 393 419 413 400

Penggunaan Dalam Negeri (DMO):

Gas bumi Dalam Negeri 57% 59% 61% 62% 64%

Batubara Dalam Negeri 16,6% 20,3% 26,5% 29,3% 60,0%

Pembangunan FSRU/ Regasifikasi (unit)

2 1 2 1 2

Jaringan pipa gas (kumulatif, km) 11.960 13.458 15.330 15.364 18.322

Pembangunan SPBG (unit) 13 18 30 25 15

Jaringan gas kota (lokasi/SR)) * 5/16.949** 2/8.000** 33/121.000 46/271.500 48/374.000

Porsi EBT dalam Bauran Energi (%) 6 10 13 15 16

* Merupakan target tahunan: 2014 dan 2015 angka realisasi. Peningkatan sambungan rumah termasuk kerjasama dengan badan usaha dan diharapkan pada tahun 2019 secara kumulatif mencapai lebih kurang 1,3 juta SR. ** Hanya mencakup jumlah SR yang dibangun melalui APBN.

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI Sasaran dan Arah Kebijakan

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

1. Penguatan tata kelola (good governance) sumberdaya energi 2. Pemanfaatan energi secara efisien 3. Pelayanan BUMN energi yang memuaskan pelanggan 4. Penambangan yang ramah lingkungan 5. Penegakan hukum dan disiplin di sektor energi

Slide - 67

Page 68: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 68

Page 69: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KEDAULATAN ENERGI Perencanaan Terintegrasi Pembangunan EBT dan Konservasi Energi

LEVEL 2

Slide - 69

Page 70: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Sasaran 2014

(BASELINE) 2015 2016 2017 2019

Memperkuat Jatidiri sebagai Negara Maritim

Penyelesaian pencatatan/deposit pulau-pulau

kecil ke PBB 13.466 750 500

target Deposit Pulau selesai

17.466

(Selesai th

2017)

Penyelesaian batas maritim antar negara 1 negara 1 negara 1 negara 1 negara 9 negara

Pemberantasan Tindakan Perikanan Ilegal

• Meningkatnya ketaatan pelaku perikanan 52% 66% 73% 76% 87%

Membangun Konektivitas Nasional:

Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol

laut 24 24 24 24 24

Pengembangan pelabuhan penyeberangan 210 15* 23* 20* 270

(kumulatif)

Pembangunan (penyelenggaraan) kapal perintis 50 unit 30 30* 0* 104

(kumulatif)

Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan

Produksi hasil kelautan (juta ton ) Ikan (Tangkap & Budidaya) Rumput Laut Garam

28,3 10,6 10,1 2,5

33,1 13,6 10,6 3,3

35,4 14,8 11,1 3,6

39,4 16,0 13,4 3,8

40-50 18,8 19,5 4,5

Pengembangan pelabuhan perikanan 21 unit 22 unit 22 unit 22 unit 24 unit

Peningkatan luas kawasan konservasi laut 15,7 juta ha 16,5 juta ha 17,1 juta ha 17,9 juta ha 20 juta ha

PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN Sasaran dan Arah Kebijakan

ARAH KEBIJAKAN:

1. Penyelesaian tata batas dan batas landas kontinen di luar 200 mil laut, serta penamaan pulau-pulau dan pendaftarannya

2. Pengaturan dan pengendalian ALKI

3. Penguatan lembaga pengawasan laut

4. Peningkatan Koordinasi dalam Penanganan Pelanggaran Tindak Pidana

5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi multimoda

6. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan

7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan

8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas, daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut

9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta penguatan SDM dan Iptek kelautan

10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan serta masyarakat pesisir

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

1. Perubahan mindset sebagai bangsa maritim 2. Perubahan kebijakan penyelenggaraan pelayaran Perintis 3. Penegakan hukum dan disiplin

Keterangan: *) Mulai tahun 2016 pembangunan kapal perintis dialihkan menjadi penyelenggaraan layanan perintis, mengikuti model pelayanan udara perintis. Slide - 70

Page 71: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 71

Page 72: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN Perencanaan Terintegrasi Konektivitas (Tol) Laut dan Industri Maritim

LEVEL 2

Slide - 72

Page 73: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Sasaran 2014

(Baseline) 2015 2016 2017 2019

Wisatawan Mancanegara (Orang)

9,4 juta 9,7 juta 12,0 juta 13,0 juta 20,0 juta

Wisatawan Nusantara (Kunjungan)

250 juta 259 juta 260 juta 263 juta 275 juta

Devisa (triliun rupiah) (kurs Rp12.000)

133,9 150 172,8 185,9 260

ARAH KEBIJAKAN:

1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan manca negara dan mendorong peningkatan wisatawan nusantara

2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata sehingga berdaya saing di dalam negeri dan di luar negeri

3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing produk/jasa pariwisata nasional di setiap destinasi periwisata yang menjaDi fokus pemasaran

4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata: membangun sumber daya manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional

PEMBANGUNAN PARIWISATA Sasaran dan Arah Kebijakan

Kebijakan terkait Revolusi Mental: Membentuk masyarakat yang ramah dan lingkungan yang

nyaman bagi pelancong Petugas yang ramah dan melayani Penegakan hukum dan disiplin

Slide - 73

Page 74: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN PARIWISATA Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 74

Page 75: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN PARIWISATA Perencanaan Terintegrasi Pengembangan 10 Destinasi

LEVEL 2

Slide - 75

Page 76: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Sasaran 2014

(Baseline) 2015 2016 2017 2019

1. Sasaran Pertumbuhan Industri

Industri (%) (Realisasi dan Proyeksi)

4,70 (4,63)

6,10 (4,25)

6,90 (5,40)

7,40 (6,50)

8,60 (8,00)

Kontribusi dalam PDB (%)

(Realisasi dan Proyeksi)

20,70 (21,01)

20,80 (20,84)

21,00 (20,95)

21,10 (21,35)

21,60

(21,76)

2. Sasaran Pembangunan Kawasan Industri/KEK

a. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Luar Jawa

7 7 7 lama

+ 3 baru

10 lama +

2 baru

12 lama +

2 baru

b. Kawasan Industri n.a n.a n.a 14 14

ARAH KEBIJAKAN:

Pertumbuhan Industri:

1. Pengembangan perwilayahan industri di luar Pulau Jawa

2. Penumbuhan populasi industri dengan menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha

3. Peningkatan daya saing dan produktivitas (nilai ekspor dan nilai tambah per tenaga kerja)

Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Luar Jawa:

1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah, melalui percepatan industrialisasi/hilirisasi pengolahan SDA

(a) menciptakan nilai tambah; (b) menciptakan kesempatan kerja baru, terutama industri manufaktur, industri pangan, industri maritim, dan pariwisata.

2. Percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur

3. Pengembangan SDM dan IPTEK

4. Pengembangan regulasi dan kebijakan

5. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha antara lain: Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan pemberian insentif fiskal dan non-fiskal

PEMBANGUNAN INDUSTRI/KEK Sasaran dan Arah Kebijakan

Kebijakan terkait Revolusi Mental: Promosi mencintai dan memanfaatkan produk dalam negeri Peningkatan kemudahan dan percepatan pelayanan

perijinan investasi Penegakan hukum dan disiplin

Slide - 76

Page 77: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN INDUSTRI/KEK Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 77

Page 78: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI/KEK Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 78

Page 79: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 79

Sasaran 2014 2015 2016 2017 2019

1. Penciptaan lapangan kerja

a. Penyediaan lapangan kerja 1,73 juta 191,2 ribu + 2 juta + 2 juta + 2 juta

b. Tenaga kerja formal (%) 40,5 42,1 43,6 46,0 51,0

2. Peningkatan kualitas dan keterampilan pekerja

a. Pelatihan Kerja Orang) 523.870 815.705 810.000 1.000.000 1.200.000

b. Sertifikasi (orang) 151.250 93.813 123.000 150.000 200.000

3. Meningkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil

a. Diklat dan pendampingan usaha (orang/unit usaha)

22.790 / 52.720

31.540/ 58.186

31.067/ 84.016

42.000/ 89.000

43.000/ 97.000

b. Kewirausahaan (Orang) 91.000 70.400 112.600 138.000 150.000

c. Subsidi KUR (Rp triliun) 3,409 3,04 10,5 10,5

4. Akses terhadap Pelayanan Dasar

a. Kepemilikan akte lahir 64,6% 72,3% 74,0% 75,0% 77,4%

b. Akses perumahan, air minum, sanitasi layak, dan penerangan

n.a n.a n.a Ditentukan kemudian

100%

5. Perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan

a. Bantuan iuran jaminan kesehatan/KIS (individu)

86,4 juta 88,2 juta 92,4 juta 94,4 juta 107,2 juta

b. Bantuan tunai bersyarat/PKH (keluarga)

2,8 juta 3,5 juta 6 juta 7 juta 8 juta

c. Bantuan pendidikan/KIP (anak usia sekolah)

11,9 juta 20,3 juta 21,6 juta 21,6 juta 21,6 juta

d. Subsidi pangan (rumah tangga sasaran)

15,5 juta 15,5 juta 15,5 juta 15,5 juta 15,5 juta

Arah Kebijakan:

1. Mendorong aktivitas ekonomi untuk menghasilkan kesempatan kerja dan usaha yang lebih luas: • Memperluas industri manufaktur untuk memperluas lapangan

kerja baru yang berkualitas • Mendorong pengeluaran pemerintah dan penciptaan investasi

yang padat karya • Dukungan regulasi yang mendorong iklim investasi • Hubungan industrial yang harmonis

2. Pengembangan ekonomi produktif: • Meningkatkan akses permodalan dan layanan kredit mikro • Pendampingan dan pengembangan kelompok usaha • Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian, dan

perlindungan usaha 3. Perluasan peningkatan pelayanan dasar, melalui:

• Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan sarana • Pengembangan dan penguatan sistem terkait penyediaan layanan

dasar 4. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif:

• Efektivitas program Bidik Misi • Penataan asistensi sosial: KIS, KIP, dan KKS • Perluasan cakupan SJSN dan Bantuan Tunai Bersyarat/ PKH

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

1. Redesain program yang memungkinkan perubahan mindset masyarakat miskin menjadi produktif, mandiri, dan bermartabat

2. Mengaitkan program sosial yang mendorong masyarakat miskin peduli dengan kesehatan , pendidikan dan Keluarga Berencana

3. Mempromosikan solidaritas sosial di masyarakat

4. Penegakan aturan dan disiplin

Page 80: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN Perencanaan Terintegrasi

Slide - 80

Peningkatan Taraf Hidup Penduduk

40% Ekonomi Terbawah

Pertumbuhan ekonomi yang

tinggi dan inflasi yang

rendah Penciptaan lapangan kerja

dengan memperbesar investasi padat

karya

Perkuatan basis perekonomian

perdesaan

Pengembangan kewirausahaan

berbasis kreativitas, inovasi, dan

teknologi

Perluasan pelayanan

dasar

Pengurangan beban penduduk

miskin dan rentan (Bantuan

Sosial)

Perhatian khusus kepada

usaha mikro dan kecil

LEVEL 1

Page 81: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMERATAAN ANTARKELOMPOK PENDAPATAN Perencanaan Terintegrasi Perkuatan Basis Perekonomian Perdesaan

LEVEL 2

Slide - 81

Page 82: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMA AGRARIA Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 82

Page 83: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMA AGRARIA Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 83

Page 84: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMA AGRARIA Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 84

Page 85: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMA AGRARIA Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 85

Page 86: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DAERAH PERBATASAN Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 86

Page 87: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DAERAH PERBATASAN Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 87

Page 88: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DAERAH PERBATASAN Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 88

Page 89: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DAERAH TERTINGGAL Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 89

Page 90: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DAERAH TERTINGGAL Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 90

Page 91: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DAERAH TERTINGGAL Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 91

Page 92: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DESA DAN KAWASAN PEDESAAN Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 92

Page 93: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DESA DAN KAWASAN PEDESAAN Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 93

Page 94: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

DESA DAN KAWASAN PEDESAAN Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 94

Page 95: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PERKOTAAN Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 95

Page 96: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN PERKOTAAN Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 96

Page 97: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PEMBANGUNAN PERKOTAAN Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 97

Page 98: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

Sasaran 2014

(Baseline) 2015 2016 2017 2019

1. LAUT • Pengembangan Pelabuhan Non Komersil (lokasi) 163 40 45 40 163 (kumulatif) • Rata-rata dwelling time (hari) 7 – 8 5 – 6 4 – 5 4 – 5 3 – 4 2. KERETA API

• Terbangunnya jalur KA termasuk jalur ganda(Km) 954,43 186,99 619,49 902,3 3.258 (kumulatif)

3. JALAN

• Terbangunnya jalan baru (Km) 1.268 512 490 502,5 2.650 (kumulatif)

• Pengembangan jalan tol (Km) 820 135 104 253 1.000 (kumulatif)

4. UDARA • Terbangunnya bandara baru /peningkatan bandara

yang ada 1 15 15 (lanjutan) 12 (lanjutan) 15 (kumulatif)

5. KEPERINTISAN • Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Laut (trayek) 76 86 93 140 193 • Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Sungai dan

Penyeberangan (trayek) 181 210 229 237 261

• Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Udara (trayek)

115 216 228 240 265

• Tersedianya Subsidi Perintis Angkutan Darat (trayek)

208 217 298 364 470

• Tersedianya Subsidi Perintis Kereta Api (lintas) 3 4 4 4 5

6. PERKOTAAN • Pangsa pasar angkutan umum (%) 23 24 26 28 32 • Pengembangan kereta perkotaan (kota) 2 3 (kumulatif) 5 (kumulatif) 7 (kumulatif) 10 (kumulatif) • Pengembangan BRT (kota besar) 17 17 (kumulatif) 20 (kumulatif) 23 (kumulatif) 34 (kumulatif) 7. KESELAMATAN • Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api

(kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api) 0,042 0,039 0,035 0,032 < 0,025

• Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan (% dari kondisi baseline)

16 20 26 32 50

8. TELEKOMUNIKASI • Jaringan tulang punggung serat optik nasional di

ibukota kabupaten/kota 372 422 (kumulatif)

446 (kumulatif)

478 (kumulatif)

514 (kumulatif)

Arah Kebijakan:

1. Mempercepat pembangunan transportasi yang memperkuat konektivitas nasional (laut, darat dan udara)

2. Memanfaatkan penguatan dimensi kemaritiman melalui pengembangan 24 pelabuhan strategis

3. Membangun pelayaran pesisir pada jalur logistik nasional

4. Pembangunan transportasi multimoda untuk mendorong penurunan biaya logistik nasional

5. Membangun transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan

6. Membangun transportasi yang terintegrasi dengan investasi untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus, Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan

7. Mempercepat pembangunan infrastruktur broadband dan menjangkau seluruh wilayah R.I

8. Mengembangkan transportasi massal perkotaan

PENGEMBANGAN KONEKTIVITAS NASIONAL Sasaran dan Arah Kebijakan

Kebijakan terkait Revolusi Mental: Pembangunan yang berorientasi Indonesia sentris Masa depan Indonesia tergantung pada keberhasilan

pembangunan yang merata dan pembangunan maritim

Penegakan hukum dan disiplin

Slide - 98

Page 99: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENGEMBANGAN KONEKTIVITAS NASIONAL Perencanaan Terintegrasi

Slide - 99

Page 100: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

KEPASTIAN DAN PENEGAKAN HUKUM Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 100

Page 101: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

KEPASTIAN DAN PENEGAKAN HUKUM Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 101

Page 102: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

KEPASTIAN DAN PENEGAKAN HUKUM Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 102

Page 103: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

STABILITAS KEAMANAN DAN KETERTIBAN Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 103

Page 104: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

STABILITAS KEAMANAN DAN KETERTIBAN Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 104

Page 105: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

STABILITAS KEAMANAN DAN KETERTIBAN Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 105

Page 106: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

KONSOLIDASI DEMOKRASI DAN EFEKTIVITAS DIPLOMASI Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 106

Page 107: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

KONSOLIDASI DEMOKRASI DAN EFEKTIVITAS DIPLOMASI Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 107

Page 108: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMASI BIROKRASI Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 108

Arah Kebijakan: 1. Penciptaan birokrasi efektif dan

efisien 2. Penciptaam birokrasi yang

melayani 3. Penciptaan birokrasi bersih dan

akuntabel

Page 109: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMASI BIROKRASI Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 109

Page 110: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMASI BIROKRASI Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 110

Page 111: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 111

Page 112: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 112

Page 113: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 113

Page 114: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENINGKATAN EKSPOR NON-MIGAS Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 114

Page 115: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

PENINGKATAN EKSPOR NON-MIGAS Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 115

Page 116: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMASI BIROKRASI Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 116

Page 117: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMASI FISKAL Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 117

Page 118: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMASI FISKAL Sasaran dan Arah Kebijakan

Slide - 118

Page 119: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMASI FISKAL Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 1

Slide - 119

Page 120: 4. Kementerian PPN/BAPPENAS

REFORMASI FISKAL Perencanaan Terintegrasi

LEVEL 2

Slide - 120