PPN Pada Usaha Advertising Agency
description
Transcript of PPN Pada Usaha Advertising Agency
MEKANISME PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAS PEMBUATAN DAN PEMASANGAN MATERI IKLAN
PADA PERUSAHAAN JASA PERIKLANAN DENGAN
STUDI KASUS PADA PT. INTI KREASITAMA MEDIA PARIWARA
SEMARANG
KERTAS KARYA
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada
Program Studi Diploma III Perpajakan / Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Disusun oleh : Raya Ajelita 04.31.0010
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
2008
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Nama : Raya Ajelita
NIM : 04.31.0010
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Diploma III Perpajakan
Judul : MEKANISME PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI ATAS PEMBUATAN DAN PEMASANGAN
MATERI IKLAN PADA PERUSAHAAN JASA
PERIKLANAN DENGAN STUDI KASUS PADA PT. INTI
KREASITAMA MEDIA PARIWARA SEMARANG
Disetujui di Semarang, 4 Juni 2008
Pembimbing
( Agnes Arie MC, SE, Akt )
iii
HALAMAN PENGESAHAN KERTAS KARYA
Kertas karya dengan judul :
Mekanisme Pengenaan Pajak Pertambahan NIilai Atas Pembuatan Dan Pemasangan
Materi Iklan Pada Perusahana Jasa Periklanan Dengan Studi Kasus Pada PT. Inti
Kreasitama Media Pariwara Semarang
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Raya Ajelita
NIM : 04.31.0010
Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggala 11 Juli 2008, dan dinyatakan
telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai
gelar Ahli Madya Perpajakan.
Pembimbing, Koordinator Penguji,
( Agnes Arie MC, SE, Akt ) ( P. Rini Hastuti, SE, Msi, Akt )
Dekan Fakultas Ekonomi
( Drs. Sentot Suciarto, A, MP, Ph.D )
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KERTAS KARYA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Raya Ajelita
NIM : 04.31.0010
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Diploma III Perpajakan
Menyatakan bahwa kertas karya ini adalah hasil saya sendiri. Apabila dikemudian
hari diketemukan adanya bukti plagiasi, manipulasi dan atau bentuk kecurangan yang
lain, saya bersedia untuk menerima sanksi dalam bentuk apapun dari Fakultas
Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Semarang, 11 Juli 2008
( Raya Ajelita )
v
Motto
“ Bila engkau tidak bisa menjadi pohon cemara di bukit, jadilah belukar
yang indah di tepi parit. Bila engkau tidak bisa menjadi belukar, jadilah rumput
yang membuat jalan – jalan semarak. Bila engkau tidak bisa menjadi gurami,
jadilah teri yang indah ditambak. Bila engkau tidak bisa menjadi komandan,
jadilah prajurit yang tangguh. Bukan kebesaran yang menentukan menang atau
kalah, yang penting jadilah wajar, apa adamu dan menjadi dewasa “
Douglas Malloch
“ Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada
waktunya dan Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka “. Pengkotbah 3 : 1,11
Kupersembahkan bagi kedua orang tuaku yang tercinta
vi
ABSTRAKSI
Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) yang dipungut berdasarkan Undang – undang No. 8 Tahun 1983 merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai ( value added ) yang timbul akibat dipakainya faktor – faktor produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen. Maka PPN yang dikenakan pada akhirnya akan menjadi beban konsumen, oleh karena itu pajak akan dibebankan kepada semua konsumen, tanpa memandang siapakah konsumen yang akan menanggung pajak. Demikian juga dengan Iklan, Iklan yang dipasang memiliki nilai tambah sehingga dikenakan PPN. PPN Jasa Iklan dikenakan 10 % dari Harga Jual atas pembuatan dan pemasangan materi iklan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang periklanan. Pajak yang dikenakan pada iklan bukan hanya PPN saja akan tetapi juga Pajak Reklame maupun Retribusi. Maka perusahaan dapat mengenakan PPN 10 % dari harga jual ( termasuk pajak reklame maupun retribusi ) maupun PPN 10 % dari harga jual ( setelah dikurangi dengan Pajak Reklame maupun retribusi ), tergantung kesepakatan bersama antara perusahaan dan klien yang tertuang dalam kontrak yang dalam pelaksanaannya menerbitkan Purchase Order / SPK ( Surat Perintah Kerja )
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih karena atas
rahmat, berkat dan kasihnya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Kertas Karya
ini lewat bantuan dan dukungan dari orang tua, dosen pembimbing, teman – teman
dan masih banyak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan ungkapan
syukur dan terimakasih kepada semua saja yang telah mendukung dan membantu
dalam penyusunan Kertas Karya ini.
1. Syukur dan trimakasih pada Tuhan Yesus Kristus yang mencintai aku lewat
banyak orang yang telah dengan rela hati untuk membantuku.
2. Trimakasih kepada kedua orangtuaku yang telah senantiasa mendukung dan
memberi semangat.
3. Terimakasih kepada Tarekat Suster – suster St. Fransiskus yang telah
membiayai kuliah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
4. Terimakasih kepada Bapak Drs. Sentot Suciarto A, Ph D selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Unika Soegijapranata Semarang
5. Terimakasih kepada Ibu Eny Trimeiningrum, SE; Msi, selaku Ketua Program
Studi DIII Perpajakan Unika Soegijapranata Semarang yang telah memberi
semangat dan dukungan bagi penulis.
viii
6. Trimakasih kepada Ibu. Agnes Arie MC, SE, Akt, selaku Dosen Pembimbing
yang telah dengan sabar, dan dengan rela hati untuk memberi waktu, perhatian
pada penulis dalam penyusunan Kertas Karya ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikannya dengan baik.
7. Trimakasih kepada Ibu Vivin, selaku staf DIII Perpajakan, yang dengan
kesabarannya, senantiasa membantu penulis dalam pengurusan administrasi
yang penulis butuhkan.
8. Terimakasih kepada Bapak Santoso selaku Direktur PT. Inti Kreasitama
Media Pariwara yang telah dengan rela hati memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengambil data yang dibutuhkan dalam penulisan kertas karya
ini sehingga dapat selesaia dengan baik.
9. Trimakasih kepada semua teman – teman DIII Perpajakan, yang banyak
membantu, memberi motivasi dan dukungan kepada penulis.
10. Trimakasih kepada siapa saja yang dalam kesempatan ini tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak memberi dukungan dan bantuan.
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun atas
penyusunan Kertas Karya ini yang tentu masih jauh dari sempurna, dan semoga
Kertas Karya ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca.
Semarang, Juli 2008
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul…………………………………………………………………………i
Halaman Persetujuan………………………………………………………………….ii
Halaman Pengesahan…………………………………………………………………iii
Pernyataan Keaslian………………………………………………………………….iv
Motto dan Persembahan………………………………………………………………v
Abstraksi……………………………………………………………………………...vi
Kata Pengantar……………………………………………………………………….vii
Daftar Isi……………………………………………………………………...............ix
Daftar Lampiran……………………………………………………………………..xii
BAB I : PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah………………………………………1
II. Perumusan Masalah…………………………………………...4
III. Tujuan Penelitian……………………………………………...4
IV. Manfaat Penelitian…………………………………………….5
V. Sistemetika Penulisan…………………………………………5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian Umum Pajak Pertambahan Nilai………………….7
II.1.1 Pengertian Dan Dasar Hukum………………………….7
II.1.2 Subyek Dan Obyek Pajak Pertambahan Nilai…………14
x
II.2. Fungsi Pajak Pertambahan Nilai……………………………..17
II.2.1 Penerimaan Negara……………………………………17
II.2.2 Pemerataan Beban Pajak………………………………18
II.2.3 Mengatur Pola Konsumsi……………………………...18
II.2.4 Mendorong Ekspor…………………………………….18
II.2.5 Mendorong Investasi…………………………………..19
II.2.6 Membantu Pengusaha Kecil…………………………...19
II.3 Yang Dikecualikan Dari Pengenaan PPN……………………24
II.3.1 Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10 %.................24
II.3.2 Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas Ekspor Barang Kena
Pajak sebesar 0%............................................................25
BAB III : GAMBARAN UMUM SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
III.1. Lokasi Penelitian…………………………………………….26
III.2. Maksud Dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha………………….27
III.3. Kegiatan Jasa Periklanan…………………………………….28
III.3.1. Jenis – jenis Iklan Yang Dipasang………………… 29
III.3.2. Jangka Waktu Pemasangan…………………………. 30
III.4. Metode Penelitian……………………………………………31
III.4.1. Jenis Data…………………………………………….31
III.4.2. Metode Pengumpulan Data…………………………..32
III.4.3. Teknik Analisis Data……………………………… 32
xi
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
IV.1. Mekanisme Pengenaan PPN Pada Perusahaan Jasa
Periklanan……………………………………………………34
IV.1.1. Ketentuan Undang – Undang Pajak Pertambahan NIlai
Atas Jasa Periklanan…………………………………34
IV.1.2. Tarif Pemasangan Reklame………………………….36
IV.1.3. Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai…………38
IV.2. Pelaporan SPT Masa PPN…………………………………...54
BAB V : PENUTUP
V.1. Kesimpulan……………………………………………………..56
V.2. Saran……………………………………………………………58
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Surat Keterangan
Lampiran II : Bukti Penerimaan Surat
Lampiran III : Surat Setoran Pajak ( SSP )
Lampiran IV : Formulir 1107 SPT Masa PPN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula
dengan kebijakan – kebijakan dibidang perpajakan. Oleh karena itu pajak merupakan
fenomena yang senantiasa berkembang dimasyarakat. Undang – undang perpajakan
pun senantiasa disesuaikan dengan harapan akan semakin memudahkan Wajib Pajak,
mengingat betapa cepatnya Undang – undang Pajak berubah dari waktu ke waktu.
Dalam Undang - undang Ketentuan Umum Dan tata Cara Perpajakan ( UU
KUP ) terbaru yaitu UU KUP no. 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan UU KUP no.28 tahun 2007, yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2008,
dijelaskan mengenai pengertian dari pajak yaitu kontribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang –
undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian pajak
tersebut dapat kita simpulkan bahwa setiap warga Negara mempunyai kewajiban
untuk membayar pajak, sebab pajak merupakan bagian penting dari penerimaan
Negara yang terbesar untuk mendanai APBN. Pajak menjadi motor penggerak
kehidupan ekonomi masyarakat, karena sumber Keuangan Negara tidak lagi semata
– mata dari penerimaan Negara berupa minyak dan gas bumi, tetapi lebih berupaya
untuk menjadikan pajak sebagai primadona penerimaan Negara. Dengan demikian
2
penerimaan Negara dari sektor perpajakan semakin dioptimalkan untuk menjalankan
roda pemerintahan.
Mengingat pentingnya peran masyarakat untuk membayar pajak dalam peran
sertanya menanggung pembiayaan Negara, maka dituntut kesadaran warga Negara
untuk memenuhi kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan. Dari sebab itu akhir –
akhir ini pemerintah semakin giat menggalakkan masyarakat untuk sadar pajak,
antara lain dengan membuat iklan baik di media cetak maupun media elektronik,
seperti yang ditayangkan di televisi, di mana dikatakan bahwa pajak menjadi sumber
dana untuk subsidi BBM, pendidikan, pembangunan sarana dan prasarana umum, dan
lain – lain, oleh karena itu dihimbau kepada masyarakat untuk sadar pajak, dengan
alasan jika mau menikmati fasilitas tentu harus mau membayar pajak.
Untuk itu pemerintah juga memberi kemudahan kepada Wajib Pajak dalam
pembayaran atau perhitungan pajaknya, misalnya dengan membagi system
pemungutan pajak menjadi tiga bagian yaitu Official Assesment System, Self
Assesment System dan Withholding system. Dalam Official Assesment System
pemerintah yang menentukan besarnya pajak terutang. Self Assesment System
memberikan wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak
yang harus dibayar. Sedangkan Withholding System memberi wewenang kepada
pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak. Jadi seyogyanya tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak taat
pajak. Selain itu pemerintah terutama dari Direktorat Jendral Pajak berupaya untuk
3
memperbaiki kinerjanya sehingga diharapkan semakin memberikan rasa keadilan
bagi para Wajib Pajak.
Jenis pajak yang menjadi sumber pendapatan Negara antara lain, Pajak
Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Badan, Pajak Pertambahan Nilai dan
lain sebagainya. Dalam kesempatan ini penulis hanya akan membahas lebih lanjut
mengenai Pajak Pertambahan Nilai, sebab menurut penulis Pajak Pertambahan Nilai
merupakan jenis pajak yang paling banyak memberi sumbangan pemasukan bagi
pendapatan Negara. Hal itu disebabkan oleh karena Pajak Pertambahan Nilai ( PPN )
yang dipungut berdasarkan Undang – undang No. 8 Tahun 1983 merupakan pajak
yang dikenakan terhadap pertambahan nilai ( value added ) yang timbul akibat
dipakainya faktor – faktor produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan,
menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian
pelayanan jasa kepada para konsumen. Maka PPN yang dikenakan pada akhirnya
akan menjadi beban konsumen, oleh karena itu pajak akan dibebankan kepada semua
konsumen, tanpa memandang siapakah konsumen yang akan menanggung pajak.
Misalnya ketika kita berbelanja, semua produk yang sudah melalui proses pengolahan
terkena Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan 10 % dari harga jual. Dari banyak
produk yang dikenai PPN, jasa iklan pun tak luput dari pengenaan Pajak Pertambahan
Nilai, karena jasa iklan secara umum bertujuan untuk memperkenalkan produk
tertentu pada masyarakat, itu artinya iklan memiliki nilai tambah. Dari sebab itu
penulis akan lebih memfokuskan pembahasan PPN dalam bidang Pajak Pertambahan
Nilai atas Jasa Periklanan.
4
Sebagian besar dari masyarakat, tidak begitu mengetahui tentang Pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa Periklanan, sebab umumnya masyarakat lebih
mengenal pengenaan pajaknya atas Pajak Daerah atau Retribusi. Dalam buku – buku
yang membahas tentang Pajak Pertambahan Nilai pun PPN atas jasa iklan tidak
begitu banyak dibahas. Untuk itulah penulis merasa penting untuk membahas lebih
mendalam mengenai PPN Jasa Iklan dengan judul “ MEKANISME PENGENAAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PEMBUATAN DAN PEMASANGAN
MATERI IKLAN PADA PERUSAHAAN JASA PERIKLANAN DENGAN STUDI
KASUS PADA PT. INTI KREASITAMA MEDIA PARIWARA SEMARANG“
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Mekanisme Pengenaan PPN atas pembuatan dan
pemasangan materi iklan?
2. Bagaimana Pengenaan tarif atas PPN Iklan?
3. Bagaimana Pelaporan SPT Masa PPN Iklan?
I.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini
adalah :
5
1. Untuk mengetahui mekanisme pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas
Iklan.
2. Untuk mengetahui pengenaan tarif atas PPN Iklan dan cara
perhitungannya.
3. Untuk mengetahui bagaimana pelaporan SPT masa PPN Iklan
I.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang PPN
Iklan pada perusahaan jasa periklanan.
2. Bagi pembaca, menambah pengetahuan tentang bagaimana mekanisme
pengenaan PPN Iklan.
3. Bagi subjek pajak dalam hal ini khususnya PT. Inti Kreasitama Media
Pariwara yang bertindak sebagai Pengusaha Kena Pajak, semakin
mengetahui seluk beluk tentang PPN Iklan, sehingga hal itu dapat
digunakan sebagai pertimbangan bila dianggap perlu dalam kaitannya
dengan pengenaan PPN Iklan.
4. Bagi Kantor Pelayanan Pajak, dapat menjadi masukan dan
pertimbangan.
I.5. Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan sistematika dapat dibagi ke beberapa bab, yaitu :
6
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan menguraikan teori-teori pajak terutama
yang berhubungan dengan Pajak Pertambahan Nilai.
BAB III : GAMBARAN UMUM SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan memberikan gambaran secara umum
mengenai Subyek dan Obyek Penelitian, juga tentang metodologi
penelitian yang digunakan.
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menyajikan pembahasan tentang subyek
dan obyek yang telah diteliti oleh penulis, serta mekanisme pengenaan
PPN Iklan
BAB V : KESIMPULAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.Pengertian Umum Pajak Pertambahan Nilai
II.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum
1. Pengertian Umum
Pajak Pertambahan Nilai sebenarnya telah lama dikenal walaupun dalam
berbagai nama. Ditinjau dari sejarahnya pajak penjualan telah diterapkan di Eropa
pada abad pertengahan, seperti di Belanda, Spanyol, Jerman, Prancis, dan lain – lain.
Prancis sebagai Negara pertama yang mengadopsi Pajak Pertambahan Nilai (
Value Added Tax / VAT ) tahun 1994 di tingkat pedagang besar yang akhirnya
diperluas sampai pada penyerahan barang yang dilakukan pada tingkat pedagang
eceran. Vietnam sebagai Negara dilingkungan Asia pertama kali menerapkan VAT,
yaitu tahun 1993. Kemudian diikuti oleh Negara lain seperti Korea tahun 1977, Cina
tahun 1984. Sedangkan Indonesia menerapkan VAT pada awal April 1985 bersamaan
dengan Negara lainnya, yaitu Turki. Akhirnya negara asia lainnya menyusul yaitu
India tahun 1986 dan Philipina tahun 1988.
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah atau disingkat PPN dan PPnBM merupakan pajak yang dikenakan atas
konsumsi di dalam negeri ( di dalam Daerah Pabean ), baik konsumsi barang maupun
konsumsi jasa. Oleh karena itu barang yang tidak dikonsumsi di dalam Daerah
Pabean ( diekspor ), dikenakan pajak dengan tarif 0 % ( nol persen ).
8
Sebaliknya, atas impor barang dikenakan pajak yang sama dengan produksi barang
dalam negeri. Sesuai dengan pertimbangan ekonomi, social dan budaya, tidak semua
jenis barang dan jasa dikenakan pajak.
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan hanya terhadap pertambahan nilainya saja
dan dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan. Pertambahan
nilai itu sendiri timbul karena digunakannya factor – factor produksi pada setiap jalur
perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan
barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen. Semua biaya untuk
mendapatkan dan mempertahankan laba termasuk bunga modal, sewa, tanah, upah
kerja, dan laba perusahaan merupakan unsur pertambahan nilai yang menjadi dasar
pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. ( Waluyo, 2004 )
2. Sifat, Tipe dan Prinsip Pemungutan
1) Sifat Pemungutan
a)PPN sebagai Pajak Objektif
Pungutan PPN ini mendasarkan objeknya tanpa memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak.
9
b)PPN sebagai Pajak Tidak Langsung
Sifat ini menjelaskan bahwa secara ekonomis beban PPN dapat
dialihkan kepada pihak lain. Namun dari segi yuridis tanggung
jawab penyetoran pajak tidak berada pada penanggung pajak
(pemikul beban)
c)Pemungutan PPN Multi Stage Tax
Pemungutan PPN dilakukan pada setiap mata rantai jalur produksi
maupun jalur distribusi dari pabrikan, pedagang besar, sampai
dengan pengecer.
d)PPN dipungut dengan menggunakan alat bukti Faktur Pajak
Credit Method sebagai metode yang digunakan dengan konsekuensi
Pengusaha Kena Pajak harus menerbitkan faktur pajak sebagai bukti
pemungutan PPN
e)PPN bersifat netral
Netralitas ini dapat dibentuk karena adanya 2 ( dua ) factor :
1. PPN dikenakan atas konsumsi barang atau jasa.
2. PPN dipungut menggunakan prinsip tempat tujuan
f)PPN tidak menimbulkan pajak ganda
10
g)PPN sebagai pajak atas konsumsi pajak dalam negeri penyerahan
Barang atau Jasa Kena Pajak dilakukan atas konsumsi dalam negeri
2) Tipe Pemungutan
Tipe Pemungutan atau perlakuan perolehannya barang modal dapat
diklasifikasikan dalam :
a) Consumption Type Value Added Tax
Pada tipe ini semua pembelian yang digunakan untuk produksi
termasuk barang modal dikurangkan dari nilai tambahnya sehingga
memberikan sifat netral PPN atas pola produksi.
b) Net Income Type Value Added Tax
Pada tipe ini tidak dimungkinkan adanya pengurangan pembelian
barang modal dari dasar pengenaan. Pengurangan tersebut
diperkenankan hanya sebesar penyusutan yang ditentukan pada saat
menghitung net income dalam rangka penghitungan PPh. Cara ini
berakibat pengenaan pajak dua kali atas barang modal.
11
c) Gross Product Type Value Added Tax
Tipe ini menyatakan bahwa pembelian barang modal tidak
diperkenankan sama sekali untuk dikurangkan dari dasar pengenaan
pajak. Akibatnya sama saja yaitu barang modal dikenakan pajak dua
kali yaitu pada saat pembelian dan dilakukan melalui hasil produksi
yang dijual kepada konsumen.
3) Prinsip Pemungutan
Dari mekanisme pemungutan PPN, terdapat 2 ( dua ) prinsip pemungutan
yaitu :
a).Prinsip Tempat Tujuan ( Destination )
Pada prinsip ini PPN dipungut ditempat barang atau jasa tersebut
dikonsumsi.
b).Prinsip Tempat Asal ( Origin Principle )
Pada prinsip tempat asal ini diartikan bahwa PPN dipungut ditempat
asal barang atau jasa yang akan dikonsumsi.
( Waluyo, 2004 )
12
3. Undang – undang PPN dan Perubahan – perubahannya.
Pajak Tidak Langsung yang dikenakan atas adanya suatu perbuatan yang
menyebabkan adanya lalu lintas barang ( pajak objektif ) sudah mulai diterapkan di
Indonesia sejak tahun 1950
Tabel 2-1 : Undang – Undang PPN Dan Perubahannya
NAMA PUNGUTAN MULAI BERLAKU
Pajak Peredaran
Pajak Penjualan 1951
Pajak Pertambahan Nilai 1984
1950
1951
1985
( Rusdji, 2007 )
Dengan Undang – undang No. 8 Tahun 1983 mulai dipungut Pajak
Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Perbedaan utama Pajak
Pertambahan Nilai dari Peredaran dan Pajak Penjualan 1951 adalah tidak adanya
unsur pajak berganda. Sesuai dengan namanya, Pajak dikenakan atas pertambahan
nilai ( value added ) yang diberikan kepada barang yang dihasilkan atau diserahkan.
Pajak yang dipungut dengan sendirinya terbebas dari unsur pengenaan pajak
berganda. Hal ini dimungkinkan karena diterapkannya pengenaan Pajak Pertambahan
Nilai dengan tarif yang sama ( 10 % ) dan adanya mekanisme kredit pajak.
Sejak berlakunya Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai No. 8 Tahun
1983, sejak itu juga UU PPN semakin disempurnakan dengan adanya perubahan
undang – undang PPN dari waktu ke waktu, yaitu :
13
1. Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983
Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan
Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264.
Ditetapkan tanggal 31 Desember 1983. Mulai berlaku pada tanggal 1
Juli 1984
2. Undang – undang Nomor 11 Tahun 1994
Undang – undang Nomor 11 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas
Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan
Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3568.
Ditetapkan tanggal 9 November 1994. Mulai berlaku pada tanggal 1
Januari 1995. Undang – undang ini dapat disebut “ Undang – undang
Perubahan Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 “
14
3. Undang – undang Nomor 18 Tahun 2000
Undang – undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua
Atas Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak
Pertambahan Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986.
Ditetapkan pada tanggal 2 Agustus 2000. Mulai berlaku pada tanggal
1 Januari 2001. Undang – undang ini dapat disebut “ Undang – undang
Perubahan Kedua Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 “
( Rusdji, 2007 )
II.1.2 Subyek dan Obyek Pajak Pertambahan Nilai
1. Subyek Pajak
Subyek Pajak Pertambahan Nilai adalah Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) yaitu
Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak ( BKP ) dan atau
penyerahan Jasa Kena Pajak ( JKP ) yang dikenakan pajak berdasarkan Undang –
undang Pajak Pertambahan Nilai, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang
memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
2. Obyek Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas :
15
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. Syarat – syaratnya adalah :
• Barang berwujud yang diserahkan merupakan BKP.
• Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan BKP tidak
berwujud.
• Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean.
• Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
b.Impor Barang Kena Pajak.
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. Syarat – syaratnya adalah :
• Jasa yang diserahkan merupakan JKP;
• Penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean;
• Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
d.Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean.
16
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean.
f. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
g.Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan
usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya
digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.
h.Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan ( bukan inventory ) oleh Pengusaha Kena Pajak,
sepanjang Pajak Masukan yang dibayar pada saat perolehannya
menurut ketentuan dapat dikreditkan.
( Mardiasmo, 2003 )
Penyerahan Barang Kena Pajak adalah setiap kegiatan penyerahan Barang
Kena Pajak; Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya
dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud;
Barang Kena Pajak adalah barang yang dikenakan pajak berdasarkan Undang –
undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang –
undang Nomor 18 tahun 2000; sedangkan Daerah Pabean adalah wilayah Republik
Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya serta
17
tempat – tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen yang
didalamnya berlaku Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
( Rusdji, 2007 ).
II.2.Fungsi Pajak Pertambahan Nilai
Fungsi Pajak Pertambahan Nilai antara lain adalah :
1. Penerimaan Negara
Salah satu fungsi pemungutan pajak yang umum adalah untuk membiayai
pengeluaran pemerintah. Fungsi ini disebut juga sebagai fungsi Budgeter.
Begitupula Pajak Pertambahan Nilai, sebagai pajak Negara, penghasilan yang
diperoleh dari pemungutan pajak, dipergunakan sebagai sumber pembiayaan
Negara, sebagaimana tercantum dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara. Sejak diterapkan, Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai telah
cukup berperan sebagai sumber penerimaan utama yang semakin meningkat
baik jumlah maupun jumlah relatifnya apabila dibandingkan dengan
penerimaan Negara lainnya.
18
2. Pemerataan Beban Pajak
PPN dikatakan sebagai tambahan atau koreksi untuk Pajak Penghasilan ( PPh
). Karena Pajak Penghasilan ( PPh ) mengadakan pengecualian Subyek Pajak,
ada Subyek Pajak yang dibebaskan dari pengenaan pajak. Dengan
diadakannya PPN, subyek pajak yang terbebaskan pada PPh, secara tidak
langsung menjadi penanggung pajak melalui konsumsi yang dilakukannya.
Dengan demikian, beban pajak akan terbebani pada setiap orang, tanpa
pengecualian. PPN dalam hal ini berperan sebagai alat untuk meratakan beban
pajak.
3. Mengatur Pola Konsumsi
PPN juga disebut sebagai pajak atas konsumsi, yang menjadi pemikul beban
pajak ini adalah Konsumen. Oleh karena itu PPN dapat juga dijadikan alat
untuk membentuk pola konsumsi, dengan mengenakan pajak atas barang –
barang tertentu, dan tidak mengenakan pajak atas barang lainnya sesuai
dengan yang diinginkan. Dengan demikian pola konsumsi masyarakat
diharapkan dapat dipengaruhi dan diarahkan.
4. Mendorong Ekspor
Untuk mendorong dan meningkatkan daya saing barang ekspor di pasaran luar
negeri, tarif atas penyerahan ekspor ditetapkan sebesar 0 %.
19
5. Mendorong Investasi
Dalam system Pajak Pertambahan Nilai, pajak yang dibayarkan atas perolehan
atau impor barang modal, dibebaskan / dapat diminta kembali. Pembebasan /
pengembalian PPN Barang Modal diharapkan akan mendorong Investasi.
6. Membantu Pengusaha Kecil
Dengan mengecualikan Pengusaha Kecil dari kewajiban memungut PPN,
diharapkan akan lebih membantu pengusaha kecil mengembangkan usahanya.
( Rusdji, 2007 )
II.3 Yang dikecualikan dari Pengenaan PPN
Sesuai dengan pertimbangan ekonomi, social, dan budaya, tidak semua jenis
barang dan jasa dikenakan pajak. Semua barang yang merupakan hasil pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan dan hasil agraria lainnya yang tidak
diproses, bukan merupakan sarana pengenaan pajak.
Jenis barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 yaitu :
1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung
dari sumber jenisnya terdiri ;
a. Minyak mentah ( crude oil ) ;
b. Gas Bumi;
c. Panas bumi;
20
d. Pasir dan kerikil;
e. Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan
f. Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih
perak serta bijih bauksit.
2. Barang – barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat
banyak jenisnya terdiri :
a. Beras;
b. Gabah;
c. Jagung;
d. Sagu;
e. Kedelai; dan
f. Garam baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium.
3. Makanan dan minuman yang disajikan dihotel, restoran, rumah makan,
warung, dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi ditempat maupun tidak, tidak termasuk makanan dan
minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering, dan
4. Uang, emas batangan, dan surat – surat berharga.
( Waluyo, 2004 )
21
Sedangkan kelompok jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 Tanggal 22 Desember
2000 adalah :
1. Jasa dibidang pelayanan kesehatan medik, yang jenisnya meliputi :
a. Jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi;
b. Jasa dokter hewan;
c. Jasa ahli kesehatan seperti akupuntur, ahli gigi, ahli gizi dan
fisiotherapi;
d. Jasa kebidanan dan dukun bayi;
e. Jasa paramedic dan perawat; dan
f. Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium
kesehatan, dan sanatorium.
2. Jasa dibidang pelayanan social, yang jenisnya meliputi :
a. Jasa pelayanan Panti Asuhan dan Panti Jompo;
b. Jasa pemadam kebakaran kecuali yang bersifat komersial;
c. Jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan;
d. Jasa Lembaga Rehabilitasi kecuali yang bersifat komersial;
e. Jasa pemakaman termasuk krematorim; dan
f. Jasa dibidang olahraga kecuali yang bersifat komersial.
22
3. Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko, yang jenisnya meliputi:
a. Jasa perbankan sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992 tentan Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang Nomor 10 Tahun
1998 kecuali jasa penyediaan tempat untuk menyimpan barang dan
surat berharga, jasa penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak ( perjanjian ), serta anjak piutang;
b. Jasa asuransi, tidak termasuk broker asuransi; dan
c. Jasa Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi.
4. Jasa dibidang keagamaan, yang jenisnya meliputi :
a. Jasa pelayanan rumah ibadah;
b. Jasa pemberian kotbah atau dakwah; dan
c. Jasa lainnya dibidang keagamaan.
5. Jasa dibidang pendidikan, yang jenisnya meliputi :
a. Jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa
penyelenggaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan
luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan
akademik dan pendidikan professional; dan
b. Jasa penyelenggaraan pendidikan luar sekolah, seperti kursus – kursus.
23
6. Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan
termasuk jasa dibidang kesenian yang tidak bersifat komersial seperti
pementasan kesenian tradisional yang diselenggarakan secara cuma –
cuma.
7. Jasa dibidang penyiaran yang bukan bersifat iklan yaitu jasa penyiaran
radio atau televise yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta
yang bukan bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan
komersial.
8. Jasa dibidang angkutan umum di darat dan di air yaitu jasa angkutan
umum di darat, di laut, di danau, dan di sungai yang dilakukan oleh
pemerintah atau swasta
9. Jasa dibidang tenaga kerja, yang jenisnya meliputi :
a. Jasa tenaga kerja;
b. Jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga
kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja
tersebut; dan
c. Jasa penyelenggaraan latihan tenaga kerja.
24
10. Jasa dibidang perhotelan, yang jenisnya meliputi :
a. Jasa persewaan kamar termasuk tambahannya dihotel, rumah
penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan
kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap; dan
b. Jasa persewaan ruang untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel,
rumah penginapan, motel, losmen, dan hostel.
11. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum, yang jenisnya meliputi jenis – jenis jasa yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah seperti pendirian Izin Mendirikan
Bangunan ( IMB ), pemberian izin usaha perdagangan ( SIUP ),
pemberian nomor pokok wajib pajak ( NPWP ), pembuatan kartu tanda
penduduk (KTP)
( Waluyo, 2004 )
II.3 Tarif Pajak
Tarif Pajak Pertambahan Nilai
II.3.1 Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10 % ( sepuluh persen )
25
Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku atas penyerahan Barang Kena
Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak adalah tarif tunggal, sehingga
mudah dalam pelaksanaannya dan tidak memerlukan daftar penggolongan
barang atau penggolongan jasa dengan tarif yang berbeda sebagaimana
berlaku pada Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
II.3.2 Tarif Pajak Pertambahan Nilai atas ekspor Barang Kena Pajak
sebesar 0 % ( nol persen )
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang
Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Oleh karena itu, Barang Kena Pajak
yang diekspor atau dikonsumsi diluar Daerah Pabean, dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai dengan tarif 0 % ( nol persen ). Pengenaan tarif 0 % ( nol
persen ) bukan berarti pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
Dengan demikian, Pajak Masukan yang telah dibayar dari barang yang
diekspor tetap dapat dikreditkan.
( Waluyo, 2004 )
BAB III
GAMBARAN UMUM SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN
III.1. Lokasi Penelitian
PT. Inti Kreasitama Media Pariwara yang menjadi tempat penelitian penulis,
didirikan pada tanggal 29 Oktober 2003 dan berkedudukan di Kompleks Pertokoan
Jurnatan C – 7, dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan Nomor
Pengukuhan : Pem-80/WPJ.10/KP.0603/2003, dan saat ini dengan berbagai
pertimbangan yang tidak dapat penulis uraikan dalam Tugas Akhir ini, PT. Inti
Kreasitama Media Pariwara untuk sementara berkantor di Jl. Hasanudin G 7 B.
Perusahaan ini didirikan dengan Klasifikasi Lapangan Usaha dibidang Jasa
Periklanan, yang melayani masyarakat dan para pengusaha yang ingin memasarkan
produknya kepada khalayak umum. PT. Inti Kreasitama Media Pariwara merupakan
perusahaan milik pribadi yang 96 % kepemilikan saham dimiliki oleh Bapak Santoso.
Jumlah karyawan yang ada yaitu 7 orang, yang masing – masing bertugas untuk : 1
orang bagian marketing, 1 orang bagian perpajakan, 1 orang bagian pengurusan ijin
ke Pemkot, 1 orang bagian disain, 1 orang bagian foto, 1 orang bagian penerima
order, dan 1 orang bagian administrasi, dengan direkturnya Bapak Santoso.
Sedangkan yang lainnya merupakan tenaga harian / borongan yang bertugas untuk
memasang spanduk atau umbul – umbul, dan lain sebagainya.
27
III.2. Maksud Dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha
Maksud dan tujuan Perseroan ini didirikan ialah berusaha dalam bidang –
bidang
a. Perdagangan umum, termasuk impor, ekspor, interinsulair dan local,
dalam segala macam barang yang dapat dilakukan;
b. Keagenan atau perwakilan, distributor, grosir, leveransir, supplier dan
penyalur, dalam segala macam barang yang dapat dilakukan;
c. Segala macam jasa, termasuk jasa periklanan ( advertising ) dan jasa
pemasarannya, kecuali jasa hukum dan pajak
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
a. Melakukan segala pekerjaan yang bersangkutan dan yang dapat
memperkembangkan usaha – usaha tersebut di atas, semuanya dalam arti
kata seluas – luasnya, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan pihak lain dengan mendapat komisi.
28
b. Berhak turut serta mengambil bagian atau mempunyai kepentingan dalam
perusahaan – perusahaan atau Badan Hukum lainnya yang mempunyai
maksud dan tujuan sama atau hampir sama dengan maksud dan tujuan
Perseroan ini, semuanya itu dengan memperhatikan Undang – Undang
dan peraturan – peraturan pemerintah.
III.3. Kegiatan Jasa Periklanan
Secara umum kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan Jasa Periklanan
dalam hal ini PT. Inti Kreasitama Media Pariwara adalah menerima dan memasang
iklan seperti Spanduk, Umbul – umbul/ Vertical Banner/T-Banner/x-Banner, Neon
Box, Baliho, Coverboard ( Vinyl ), Billboard.
Untuk Pemasangan Iklan, kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan
adalah :
a. Mengurus perijinan ke Pemerintah Kota (dalam hal ini Pemerintah Kota
Semarang )
b. Membayar Pajak Reklame ke Pemerintah Kota
c. Membayar Retribusi ke pemerintah kota , baik iklan yang dipasang
mingguan, bulanan maupun tahunan, sebab setiap pemasangan iklan akan
selalu diikuti dengan kewajiban membayar retribusi.
29
III.3.1. Jenis – jenis iklan yang dipasang
1. Spanduk
Spanduk terbuat dari bahan kain atau MMT yang berbentuk persegi
panjang dan dipasang pada panggung – panggung spanduk yang tersedia,
namun dapat juga dipasang di luar panggung spanduk.
2. Umbul – umbul / T- Banner /Vertikal Banner / X- Banner.
Umbul – umbul / T-Banner / Vertikal banner / X-Banner digolongkan
dalam jenis yang sama, yang membuat namanya berbeda adalah model
atau bentuk yang berbeda. Umbul – umbul terbuat dari bahan kain,
dipasang pada bambu yang ditancapkan ditepi –tepi jalan dan berkibar –
kibar, T- Banner / Vertikal Banner terbuat dari bahan kain maupun dari
bahan MMT, T- Banner / Vertikal Banner berbentuk kotak, sedangkan X-
Banner berbentuk X, terbuat dari bahan MMT.
3. Neon Box
Neon Box merupakan jenis iklan yang dilengkapi lampu di dalamnya,
dapat dibuat baik dari satu sisi maupun dua sisi, bentuknya bisa bermacam
– macam sesuai permintaan pembeli.
30
4. Baliho atau Billboard
Baliho dapat dikatakan sama dengan Billbord, yang membedakannya
adalah dari segi ukuran, Baliho berukuran 4 x 6 m sedangkan Billboard di
atas 4 x 6 m dengan type Frontlite atau Backlite
5. Coverboard dan Vinyl
Coverboard dan Vinyl adalah media yang dipasang pada konstruksi
Baliho atau Billboard yang sewaktu waktu dapat diganti sesuai dengan
permintaan perusahaan yang bersangkutan. Coverboard merupakan iklan
bulanan, sedangkan Vinyl merupakan materi yang dipasang pada
konstruksi billboard atau baliho yang dikontrak selama setahun.
III.3.2. Jangka waktu pemasangan
1. Spanduk umumnya dipasang selama 7 hari atau 14 hari, bila diperlukan
dapat diperpanjang.
2. Umbul – umbul / T-Banner / Vertikal Banner pada umumnya juga
dipasang selama 7 hari atau 14 hari, sedangkan Vertikal Banner dapat
dipasang tahunan.
3. Baliho atau Billboard pada umumnya bersifat tahunan, namun dapat juga
dikontrak dalam jangka waktu bulanan..
31
4. Coverboard dipasang bulanan sesuai dengan event yang ingin
disampaikan oleh perusahaan yang memakai jasa iklan kepada
masyarakat, sedangkan Vinyl tidak ada jangka waktu, tergantung pada
perusahaan yang memakai jasa iklan.
Sebagai Pengusaha Kena Pajak, PT. Inti Kreasitama Media Pariwara wajib
untuk memungut PPN, maka setiap transaksi pemasangan iklan PT. Inti Kreasitama
Media Pariwara akan menerbitkan Faktur Pajak Standar, yang menjadi Pajak
Masukan bagi pembeli.
III.4. Metode Penelitian
III.4.1.Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah :
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya
sumber-sumber yang secara tidak langsung diperoleh oleh penulis seperti
misalnya data penjualan PT. Inti Kreasitama Media Pariwara untuk tahun
2007, hasil sumber kepustakaan dari buku-buku Pajak Pertambahan Nilai,
Surat Edaran Dirjen Pajak, Keputusan Menteri Keuangan dan literatur lainnya
yang berhubungan dengan penelitian untuk menunjang dalam pembuatan
Tugas Akhir penulis.
32
III.4.2.Metode Pengumpulan Data
Di dalam penyusunan Laporan Kertas Karya ini, data yang penulis dapat
merupakan sekunder, dimana penulis memperoleh data melalui:
1. Observasi
Tehnik ini digunakan untuk mendapatkan fakta – fakta yang tampak (
kasat mata ). Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung ke tempat objek yang diteliti (PT. Inti
Kreasitama Media Pariwara).
2. Dokumenter
Tehnik ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen – dokumen tertulis
.Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari buku atau literatur yang ada hubungannya dengan masalah
yang akan diteliti dan dari dokumen-dokumen yang didapat dari
perpustakaan.
III.4.3.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian, adalah sebagai berikut:
33
1. Teknik deskriptif kualitatif
Yaitu teknik analisis yang menggambarkan serta menganalisis data
berdasarkan teori yang ada serta kenyataannya. Teknik ini digunakan
untuk menganalisis pengenaan PPN Iklan antara teori yang ada serta
kenyataannya yang dilakukan pada perusahaan PT. Inti Kreasitama Media
Pariwara.
2. Teknik deskriptif kuantitatif
Yaitu teknik analisis yang menggambarkan serta menganalisis data
dengan menggunakan penghitungan angka-angka. Dalam pembahasan ini,
teknik tersebut digunakan untuk mengetahui mekanisme pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai atas Jasa Iklan dan bagaimana perhitungannya.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
IV.1. Mekanisme Pengenaan PPN Pada Perusahaan Jasa Periklanan.
IV.1.1 Ketentuan Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa
Periklanan
Kegiatan Perusahaan Periklanan dapat terdiri dari ( SE 10/98 ) :
1. Pembuatan Materi Iklan
2. Pemasangan Iklan di Media
3. Konsultasi
Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10 / PJ.3 / 1998
tanggal 15 Juni 1998 ditegaskan bahwa kegiatan perusahaan periklanan terdiri atas :
Tabel 4-1 : Kegiatan Perusahaan Periklanan
PEMBERI
JASA
PENERIMA
JASA KEGIATAN PERLAKUAN PPN
Pembuatan materi
iklan oleh Perusahaan
Periklanan
Terutang PPN dengan DPP
sebesar penggantian yang
diterima.
Perusahaan
Periklanan Klien
Pembuatan materi
iklan oleh pihak
ketiga.
Terutang PPN dengan DPP
sebesar tagihan kepada klien (
tagihan dari Perusahaan Media +
fee )
35
Pemasangan Iklan di
media
Terutang PPN dengan DPP
sebesar tagihan kepada klien (
tagihan dari Perusahaan Media +
fee )
Konsultasi Terutang PPN dengan DPP
sebesar penggantian yang
diterima.
Spot Bonus, dari
Media TV
Terutang PPN dengan DPP
sesuai dengan harga pasar.
Pemasangan Iklan di
Media
Terutang PPN dengan DPP
sebesar penggantian yang
diterima.
Perusahaan
Media
Perusahaan
Periklanan
Spot Bonus Terutang PPN dengan DPP
sesuai dengan harga pasar.
Pihak
Ketiga
Perusahaan
Periklanan
Pembuatan Materi Terutang PPN dengan DPP
sebesar penggantian yang
diterima.
( Sukarji, 2006 )
36
IV.1.2. Tarif Pemasangan Reklame
1. Faktor yang mempengaruhi penentuan harga iklan.
1. Bahan yang dipakai ( Kain / MMT ).
2. Ukuran.
3. Lokasi Pemasangan
4. Jangka Waktu Pemasangan
5. Besarnya Pajak Reklame maupun Retribusi yang harus dibayar
2. Tarif Pemasangan Reklame
Tarif Pemasangan Reklame sangat dipengaruhi oleh tarif pajak reklame dan
retribusi yang ditentukan oleh pemerintah kota. Pada Desember 2007 tarif pajak
reklame dan retribusi di wilayah kota semarang mengalami kenaikan, seiring dengan
kenaikan tersebut maka tarif pemasangan reklame pun mengalami kenaikan.
Tarif Pemasangan Reklame yang ditentukan oleh PT. Inti Kreasitama Media
Pariwara sehubungan dengan adanya kenaikan tarif pajak reklame dan retribusi
tersebut di wilayah Semarang per tanggal 07 Desember 2007 adalah :
37
Tabel 4-2 : Tarif Pemasangan Reklame KELAS JALAN
JENIS & BAHAN
SIMPANG
LIMA
CENTRAL
BISNIS BISNIS KELAS A,B,C
SPANDUK ( bahan kain )
Jangka waktu 7 hari
Jangka waktu 14 hari
SPANDUK ( bahan MMT )
Jangka waktu 7 hari
Jangka waktu 14 hari
UMBUL – UMBUL ( kain )
Jangka waktu 7 hari
Jangka waktu 14 hari
UMBUL TEGAK/VERTIKAL
BANNER
BERUKURAN 1 X 3 M
Jangka waktu 7 hari
Jangka waktu 14 hari
Jangka waktu 1 tahun
BERUKURAN 1 X 4 M
Jangka waktu 7 hari
Jangka waktu 14 hari
Jangka waktu 1 tahun
RP. 195.000/L
RP. 385.000/L
RP.9.600.000/L
RP. 145.000/L
RP. 280.000/L
RP. 250.000/L
RP. 500.000/L
RP. 95.000/L
RP. 175.000/L
RP. 135.000/L
RP. 265.000/L
RP.6.500.000/L
RP. 180.000/L
RP. 350.000/L
RP.8.600.000/L
RP. 145.000/L
RP. 280.000/L
RP. 250.000/L
RP. 500.000/L
RP. 80.000/L
RP. 155.000/L
RP. 110.000/L
RP. 215.000/L
RP.4.500.000/L
RP. 145.000/L
RP. 285.000/L
RP.6.000.000/L
RP. 145.000/L
RP. 280.000/L
RP. 250.000/L
RP. 500.000/L
RP. 70.000/L
RP. 135.000/L
RP. 90.000/L
RP. 175.000/L
RP.3.600.000/L
RP. 120.000/L
RP. 230.000/L
RP.4.800.000/L
38
( PT. Inti Kreasitama Media Pariwara, 2007 )
IV.1.3 Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai
Cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah dengan
mengalikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai ( 10 % atau 0 % untuk ekspor Barang
Kena Pajak ) dengan Dasar Pengenaan Pajak ( DPP )
Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai
ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai sebagai
dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
ini merupakan Pajak Keluaran ( Penjualan ) yang dipungut oleh Pengusaha Kena
Pajak sedangkan Pembelian yang dilakukan menjadi Pajak Masukan
( Waluyo, 2004 )
Berikut data penjualan PT. Inti Kreasitama Media Pariwara dari Januari 2007 s/d
Agustus 2007.
Tabel 4-3 : Penjualan PT. Inti Kreasitama Media Pariwara
NO. KETERANGAN JENIS IKLAN JLH JANGKA HARGA PPN WAKTU JUAL
JANUARI 1 SPANDUK 50 14 HARI 8.250.000 825.000 2 BALIHO,TAHAP I 1 1 TAHUN 33.000.000 3.300.000 3 BALIHO,TAHAP I 1 1 TAHUN 23.500.000 2.350.000
PPN yang terutang = Tarif PPN X Dasar Pengenaan Pajak
39
6.475.000 FEBRUARI 4 SPANDUK 10 14 HARI 8.250.000 825.000 5 VB, TAHAP III 100 1 TAHUN 36.332.940 3.633.294 4.458.294 MARET 6 SPANDUK 10 14 HARI 8.250.000 825.000 7 VB 16 1 TAHUN 43.000.000 4.300.000 5.125.000 APRIL 8 BILLBOARD 1 1 TAHUN 220.000.000 22.000.000
9 BALIHO,TAHAP II 1 1 TAHUN 12.000.000 1.200.000
10 BALIHO,TAHAP II 1 1 TAHUN 24.000.000 2.400.000
11 SPANDUK 15 7 HARI 1.410.000 141.000 12 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 13 SPANDUK 10 7 HARI 871.000 87.100 14 SPANDUK 50 14 HARI 8.250.000 825.000
15 NEON BOX, THP II 1 1 TAHUN 1.475.000 147.500
16 SPANDUK 10 14 HARI 1.880.000 188.000 17 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 18 SPANDUK,UU,VB 180 11.163.750 1.116.375 19 VB, TAHAP I 60 1 TAHUN 156.600.000 15.660.000 20 VB, TAHAP II 60 1 TAHUN 156.600.000 15.660.000 59.612.975 MEI JUNI
21 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 22 SPANDUK 15 7 HARI 1.410.000 141.000 23 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 24 SPANDUK 20 7 HARI 1.880.000 188.000 25 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 26 SPANDUK 10 7 HARI 564.000 56.400 27 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 28 X BANNER 18 1.350.000 135.000 29 X BANNER 17 1.275.000 127.500 30 X BANNER 10 750.000 75.000 31 UU 25 7 HARI 1.381.250 138.125 32 SPANDUK 15 7 HARI 1.410.000 141.000 1.378.025 JULI
33 BALIHO 1 30 HARI 5.000.000 500.000
40
34 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 35 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 36 SPANDUK 6 7 HARI 564.000 56.400 37 SPANDUK,UU 20 7 HARI 1.382.500 138.250 38 SPANDUK, UU 20 7 HARI 1.382.500 138.250 39 SPANDUK, UU 20 7 HARI 1.382.500 138.250 40 BALIHO 1 1 TAHUN 46.000.000 4.600.000 41 BALIHO 1 1 TAHUN 46.000.000 4.600.000 42 BALIHO 1 1 TAHUN 47.000.000 4.700.000 43 SPANDUK 18 7 HARI 1.692.000 169.200 44 SPANDUK 7 7 HARI 658.000 65.800 45 SPANDUK 7 7 HARI 658.000 65.800 46 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 47 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 48 SPANDUK 15 7 HARI 1.410.000 141.000 49 SPANDUK, UU 60 7 HARI 3.927.500 392.750 50 SPANDUK, UU 60 7 HARI 3.777.500 377.750
51 NEON BOX, THP II 1 1 TAHUN 1.375.000 137.500
52 VB TAHAP II 1 1 TAHUN 2.750.000 275.000 53 SPANDUK 10 7 HARI 940.000 94.000 16.965.950 AGUSTUS
54 UMBUL - UMBUL 60 7 HARI 3.000.000 300.000
55 BILLBOARD, THP II 1 1 TAHUN 7.250.000 725.000
56 BILLBOARD 1 1 TAHUN 247.500.000 24.750.000
57 SPANDUK, UU 120 7 & 14 HARI 11.200.000 1.120.000
58 UMBUL - UMBUL 50 2 HARI 3.750.000 375.000 59 BALIHO 2 30 HARI 10.000.000 1.000.000 60 SPANDUK 10 7 HARI 14.358.000 1.435.800 61 SPANDUK 10 7 HARI 1.012.500 101.250 62 SPANDUK 6 7 HARI 607.500 60.750 63 SPANDUK 10 7 HARI 1.012.500 101.250 64 VB TAHAP I 1 TAHUN 28.934.009 2.893.401 32.862.451
Penjualan bulan Januari terdiri dari Penjualan Spanduk dan Baliho.
1. Spanduk 50 lbr, jangka waktu 14 hari:
Biaya Pemasangan Rp. 165.000,00 x 50 lbr = Rp. 8.250.000,00
41
PPN = Rp. 8.250.000,00 x 10 % = Rp. 825.000,00
2. Baliho Tahap I , jangka waktu 1 tahun.
Harga Kontrak Tahap I = Rp. 33.000.000,00
PPN 10 % = Rp. 33.000.000,00 x 10 % = Rp. 3.300.000,00
3. Baliho Tahap I , jangka waktu 1 tahun.
Harga Kontrak Tahap I = Rp. 23.500.000,00
PPN 10 % = Rp. 23.500.000,00 x 10 % = Rp. 2.350.000,00
Maka PPN Keluaran bulan Januari 2007 yang dilaporkan pada bulan Februari 2007
adalah sebesar : ( Rp. 825.000,00 + Rp. 3.300.000,00 + Rp. 2.350.000,00 ) =
Rp. 6.475.000,00
Penjualan bulan Februari terdiri dari Penjualan Spanduk dan Vertikal Banner.
1. Spanduk MMT Ukuran Jumbo 10 lbr, jangka waktu 14 hari :
Biaya Pemasangan : ( Rp. 412.500,00 x 2 ) x 10 lbr = Rp. 8.250.000,00
PPN = 10 % x Rp. 8.250.000,00 = Rp. 825.000,00
2. Vertikal Banner ( tahunan ), 100 lbr, tahap III ( tidak termasuk pajak reklame
dan retribusi )
Harga Kontrak Tahap III = Rp. 36.332.940,00
PPN = Rp. 36.332.940,00 x 10 % = Rp. 3.633.294,00
42
Maka PPN Keluaran bulan Februari 2007 yang dilaporkan pada bulan Maret 2007
adalah sebesar : ( Rp. 825.000,00 + Rp. 3.633.294,00 ) = Rp. 4.458.294,00
Penjualan bulan Maret terdiri dari Penjualan Spanduk dan Vertikal Banner.
1. Spanduk MMT Ukuran Jumbo 10 lbr, jangka waktu 14 hari:
Biaya Pemasangan : ( Rp. 412.500,00 x 2 ) x 10 lbr = Rp. 8.250.000,00
PPN = 10 % x Rp. 8.250.000,00 = Rp. 825.000,00
2. Vertikal Banner 16 lbr, jangka waktu 1 tahun :
Harga Jual = Rp. 43.000.000,00
PPN = Rp. 43.000.000,00 x 10 % = Rp. 4.300.000,00
Maka PPN Keluaran bulan Maret 2007 yang dilaporkan pada bulan April 2007 adalah
sebesar : ( Rp. 825.000,00 + Rp. 4.300.000,00 ) = Rp. 5.125.000,00
Penjualan bulan April terdiri dari Penjualan Spanduk, Umbul – umbul, Vertikal
Banner, Neon Box, Baliho, Billboard.
1. BillBoard 1 bh, Jangka waktu 1 tahun :
Harga Jual = Rp. 220.000.000,000
PPN = Rp. 220.000.000,00 x 10 % = Rp. 22.000.000,00
2. Baliho Tahap II, jangka waktu 1 tahun :
Harga Kontrak Tahap II = Rp. 12.000.000,00
PPN 10 % = Rp. 12.000.000,00 x 10 % = Rp. 1.200.000,00
43
3. Baliho Tahap II , jangka waktu 1 tahun :
Harga Kontrak Tahap II = Rp. 24.000.000,000
PPN = Rp. 24.000.000,00 x 10 % = Rp. 2.400.000,00
4. Spanduk 15 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 15 lbr = Rp. 1.410.000,00
PPN = Rp. 1.410.000,00 x 10 % = Rp. 141.000,00
5. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
6. Spanduk 10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 87.100,00 x 10 lbr = Rp. 871.000,00
PPN = Rp. 871.000,00 x 10 % = Rp. 87.100,00
7. Spanduk 50 lbr, jangka waktu 14 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 165.000,00 x 50 lbr = Rp. 8.250.000,00
PPN = Rp. 8.250.000,00 x 10 % = Rp. 825.000,00
8. Neon Box tahap II, 1 bh, jangka waktu 1 tahun :
Harga Kontrak tahap II = Rp. 1.475.000,00
PPN = Rp. 1.475.000,00 x 10 % = Rp. 147.500,00
9. Spanduk 10 lbr, jangka waktu 14 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 188.000,00 x 10 lbr = Rp. 1.880.000,00
PPN = Rp. 1.880.000,00 x 10 % = Rp. 188.000,00
44
10. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
11. Spanduk, Umbul – umbul, Vertikal Banner, 180 lbr, jangka waktu 7 hr :
Biaya Pemasangan Spanduk ( 10 lbr ) = Rp. 93.995,00 x 10 lbr
= Rp. 939.950,00
Biaya Pemasangan Umbul – Umbul + Vertikal Banner ( 170 ) =
Rp. 60.140,00 x 170 lbr = Rp. 10.223.800,00
PPN = (Rp. 939.950,00 + Rp. 10.223.800,00 ) x 10 % = Rp. 1.116.375,00
12. Vertikal Banner tahap I , jangka waktu 1 tahun :
Harga Kontrak Tahap I = Rp. 156.600.000,00
PPN = Rp. 156.600.000,00 x 10 % = Rp. 15.660.000,00
13. Vertikal Banner tahap I, jangka waktu 1 tahun :
Harga Kontrak Tahap I = Rp. 156.600.000,00
PPN = Rp. 156.600.000,00 x 10 % = Rp. 15.660.000,00
Maka PPN Keluaran bulan April 2007 yang dilaporkan pada bulan Mei 2007 adalah
sebesar : ( Rp. 22.000.000,00 + Rp. 1.200.000,00 + Rp. 2.400.000,00 + Rp.
141.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 87.100,00 + Rp. 825.000,00 + Rp. 147.500,00 +
Rp. 188.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 1.116.375,00 + Rp. 15.660.000,00 + Rp.
15.660.000,00 ) = Rp. 59.612.975,00
45
Penjualan bulan Mei tidak ada.
Penjualan bulan Juni terdiri dari Penjualan Spanduk, Umbul – umbul, X-Banner.
1. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
2. Spanduk15 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 15 lbr = Rp. 1.410.000,00
PPN = Rp. 1.410.000,00 x 10 % = Rp. 141.000,00
3. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
4. Spanduk 20 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 20 lbr = Rp. 1.880.000,00
PPN = Rp. 1.880.000,00 x 10 % = Rp. 188.000,00
5. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
6. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 56.400,00 x 10 lbr = Rp. 564.000,00
PPN = Rp. 564.000,00 x 10 % = Rp. 56.400,00
46
7. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan :Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
8. X-Banner, 18 lbr ( tanpa Pajak Reklame dan Retribusi ) :
Biaya Pemasangan dan pembuatan:Rp. 75.000,00 x 18 lbr = Rp. 1.350.000,00
PPN = Rp. 1.350.000,00 x 10 % = Rp. 135.000,00
9. X-Banner, 17 lbr ( tanpa Pajak Reklame dan Retribusi ) :
Biaya Pemasangan dan pembuatan: Rp. 75.000,00 x 17 lbr = Rp. 1.275.000,00
PPN = Rp. 1.275.000,00 x 10 % = Rp. 127.500,00
10. X-Banner, 10 lbr ( tanpa Pajak Reklame dan Retribusi )
Biaya Pemasangan dan pembuatan : Rp. 75.000,00 x 10 lbr = Rp. 750.000,00
PPN = Rp. 750.000,00 x 10 % = Rp. 75.000,00
11. Umbul – umbul, 25 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 55.250,00 x 25 lbr = Rp. 1.381.250,00
PPN = Rp. 1.381.250,00 x 10 % = Rp. 138.125,00
12. Spanduk15 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 15 lbr = Rp. 1.410.000,00
PPN = Rp. 1.410.000,00 x 10 % = Rp. 141.000,00
47
Maka PPN Keluaran bulan Juni 2007 yang dilaporkan pada bulan Juli 2007 adalah
sebesar : ( Rp. 94.000,00 + Rp. 141.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 188.000,00 + Rp.
94.000,00 + Rp. 56.400,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 135.000,00 + Rp. 127.500,00 + Rp.
75.000,00 + Rp. 138.125,00 + Rp. 141.000,00 ) = Rp. 1.378.025,00
Penjualan bulan Juli terdiri dari Penjualan Spanduk, Umbul – umbul, Vertikal
Banner, ,Neon Box, Baliho.
1. Baliho, 1 bh, jangka waktu 30 hari :
Harga Jual = Rp. 5.000.000,00
PPN 10 % = Rp. 5.000.000,00 x 10 % = Rp. 500.000,00
2. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
3. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
4. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 56.400,00 x 10 lbr = Rp. 564.000,00
PPN = Rp. 564.000,00 x 10 % = Rp. 56.400,00
2. Spanduk, Umbul – umbul, 20 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 69.125,00 x 20 lbr = Rp. 1.382.500,00
PPN = Rp. 1.382.500,00 x 10 % = Rp. 138.250,00
48
3. Spanduk, Umbul – umbul, 20 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 69.125,00 x 20 lbr = Rp. 1.382.500,00
PPN = Rp. 1.382.500,00 x 10 % = Rp. 138.250,00
4. Spanduk, Umbul – umbul, 20 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 69.125,00 x 20 lbr = Rp. 1.382.500,00
PPN = Rp. 1.382.500,00 x 10 % = Rp. 138.250,00
5. Baliho, 1 bh, jangka waktu 1 tahun :
Harga Jual untuk 1 th = Rp. 46.000.000,00
PPN = Rp. 46.000.000,00 x 10 % = Rp. 4.600.000,00
6. Baliho, 1 bh, jangka waktu 1 th :
Harga Jual untuk 1 th = Rp. 46.000.000,00
PPN = Rp. 46.000.000,00 x 10 % = Rp. 4.600.000,00
7. Baliho, 1 bh, jangka waktu 1 th :
Harga Jual untuk 1 th = Rp. 47.000.000,00
PPN = Rp. 47.000.000,00 x 10 % = Rp. 4.700.000,00
8. Spanduk 18 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 18 lbr = Rp. 1.692.000,00
PPN = Rp. 1.692.000,00 x 10 % = Rp. 169.200,00
12. Spanduk 7 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 7 lbr = Rp. 658.000,00
PPN = Rp. 658.000,00 x 10 % = Rp. 65.800,00
49
13. Spanduk 7 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 7 lbr = Rp. 658.000,00
PPN = Rp. 658.000,00 x 10 % = Rp. 65.800,00
14. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
15. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
16. Spanduk15 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 15 lbr = Rp. 1.410.000,00
PPN = Rp. 1.410.000,00 x 10 % = Rp. 141.000,00
17. Spanduk, Umbul – umbul, 60 lbr, jangka waktu 7 hari :
Spanduk ( 10 ) = Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
Umbul – umbul ( 50 ) = Rp. 59.750,00 x 50 lbr = Rp. 2.987.500,00
PPN = ( Rp. 940.000,00 + Rp. 2.987.500,00 ) x 10 % = Rp. 392.750,00
18. Spanduk, Umbul – umbul, 60 lbr, jangka waktu 7 hari :
Spanduk ( 10 ) = Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
Umbul – umbul ( 50 ) = Rp. 56.750,00 x 50 lbr = Rp. 2.837.500,00
PPN = ( Rp. 940.000,00 + Rp. 2.837.500,00 ) x 10 % = Rp. 377.750,00
19. Neon Box, 1 bh, jangka waktu 1 tahun, tahap II
Harga Kontrak tahap II = Rp. 1.375.000,00
50
PPN = Rp. 1.375.000,00 x 10 % = Rp. 137.500,00
20. Vertikal Banner 1 bh, Tahap II, jangka waktu 1 tahun :
Harga Kontrak Tahap II = Rp. 2.750.000,00
PPN = Rp. 2.750.000,00 x 10 % = Rp. 275.000,00
21. Spanduk10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 94.000,00 x 10 lbr = Rp. 940.000,00
PPN = Rp. 940.000,00 x 10 % = Rp. 94.000,00
Maka PPN Keluaran bulan Juli 2007 yang dilaporkan pada bulan Agustus 2007
adalah sebesar : ( Rp. 500.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 56.400,00 +
Rp. 138.250,00 + Rp. 138.250,00 + Rp. 138.250,00 + Rp. 4.600.000,00 + Rp.
4.600.000,00 + Rp. 4.700.000,00 + Rp. 169.200,00 + Rp. 65.800,00 + Rp. 65.800,00
+ Rp. 94.000,00 + Rp. 94.000,00 + Rp. 141.000,00 + Rp. 392.750,00 + Rp.
377.750,00 + Rp. 137.500,00 + Rp. 275.000,00 + Rp. 94.000,00 ) = Rp.
16.965.950,00
Penjualan bulan Agustus terdiri dari Penjualan Spanduk, Umbul – umbul, Vertikal
Banner, Baliho, Billboard.
1. Umbul - umbul 60 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 45.000,00 x 60 lbr = Rp. 2.700.000,00
Biaya Jasa : Rp. 5.000,00 x 60 lbr = Rp. 300.000,00
PPN = ( Rp. 2.700.000,00 + Rp. 300.000,00 ) x 10 % = Rp. 300.000,00
51
2. Billboard, 1 bh, jangka waktu 1 th, Tahap II
Harga Kontrak Tahap II = Rp. 7.250.000,00
PPN = Rp. 7.250.000,00 x 10 % = Rp. 725.000,00
3. Billboard, 1 bh, jangka waktu 1 tahun :
Harga Jual = Rp. 247.500.000,00
PPN = Rp. 247.500.000,00 x 10 % = Rp. 24.750.000,00
4. Spanduk 40 lbr, 7 hari, Umbul – umbul, 80 lbr, jangka waktu 14 hari :
Spanduk : Rp. 85.000,00 x 40 lbr = Rp. 3.400.000,00
Umbul – umbul : Rp. 90.000,00 x 80 lbr = Rp. 7.200.000,00
Biaya Jasa : Rp. 5.000,00 x 120 lbr =Rp. 600.000,00+
Total = Rp.11.200.000,00
PPN = Rp. 11.200.000,00 x 10 % = Rp. 1.120.000,00
5. Umbul – umbul, 50 lbr, jangka waktu 2 hari :
Biaya Pemasangan Umbul – umbul = Rp. 70.000,00 x 50 lbr = Rp
3.500.000,00
Biaya Jasa = Rp. 5.000,00 x 50 lbr = Rp. 250.000,00
PPN = (Rp.3.500.000,00 + Rp. 250.000,00 ) x 10 % = Rp. 375.000,00
6. Baliho, 2 bh, jangka waktu 30 hari :
Harga Jual = Rp. 5.000.000,00 x 2 bh = Rp. 10.000.000,00
PPN = Rp. 10.000.000,00 x 10 % = Rp. 1.000.000,00
7. Spanduk 10 lbr, 7 hr, Umbul – umbul 100 lbr, jangka waktu 14 hari :
Spanduk = Rp. 101.300,00 x 10 lbr = Rp. 1.013.000,00
52
Umbul – umbul = Rp. 133.450,00 x 100 lbr = Rp. 13.345.000,00
PPN = (Rp.1.013.000,00 + Rp. 13.345.000,00 ) x 10 % = Rp. 1.435.800,00
8. Spanduk, 10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 101.250,00 x 10 lbr = Rp. 1.012.500,00
PPN = Rp. 1.012.500,00 x 10 % = Rp. 101.250,00
9. Spanduk, 6 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan = Rp. 101.250,00 x 6 lbr = Rp. 607.500,00
PPN = Rp. 607.500,00 x 10 % = Rp. 60.750,00
10. Spanduk, 10 lbr, jangka waktu 7 hari :
Biaya Pemasangan : Rp. 101.250,00 x 10 lbr = Rp. 1.012.500,00
PPN = Rp. 1.012.500,00 x 10 % = Rp. 101.250,00
11. Vertikal Banner Tahap I, jangka waktu 1 tahun :
Harga Kontrak Tahap I = Rp. 28.934.009,00
PPN = Rp. 28.934.009,00 x 10 % = Rp. 2.893.401,00
Maka PPN Keluaran bulan Agustus 2007 yang dilaporkan pada bulan September
2007 adalah sebesar : ( Rp. 300.000,00 + Rp. 725.000,00 + Rp. 24.750.000,00 + Rp.
1.120.000,00 + Rp. 375.000,00 + Rp. 1.000.000,00 + Rp. 1.435.800,00 + Rp.
101.250,00 + Rp. 60.750,00 + Rp. 101.250,00 + Rp. 2.893.401,00 ) = Rp.
32.862.451,00
53
Dari data tersebut diatas, harga jual sudah termasuk pajak reklame dan
retribusi, dan juga terjadi perbedaan harga walaupun jumlah dan jangka waktu
pemasangan sama. Hal itu disebabkan oleh perbedaan tempat lokasi pemasangan,
lokasi pemasangan yang berbeda, akan berbeda juga pengenaan tarif pajak reklame
maupun retribusinya, misalnya lokasi Simpang Lima yang merupakan kawasan
khusus akan sangat berbeda harganya dengan lokasi di Jl Jendral Sudirman.
Selain disebabkan oleh lokasi, juga oleh nilai PO ( Phurcase Order ), apabila
dalam PO tersebut biaya pemasangan, fee agency, pajak reklame maupun retribusi
dipisah, maka Pajak Reklame yang dibayarkan oleh perusahaan ke Pemkot,
disesuaikan dengan estimasi harga Pajak Reklame yang ada di PO, dibuktikan dengan
bukti pembayaran Pajak Reklame. Apabila Pajak Reklame yang dibayarkan lebih
rendah dari estimasi Pajak Reklame yang ada di PO, maka nilai PO akan mengalami
penurunan, dan harga tersebut yang akan dikenai PPN, jadi pajak reklame maupun
retribusi dikenakan PPN. Pemisahan harga tersebut dilakukan untuk memudahkan
perusahaan pembeli jasa iklan dalam pemotongan PPh Pasal 23, karena PPh Pasal 23
hanya dikenakan atas Jasanya saja. Dari data diatas juga terdapat penjualan iklan
yang tidak dikenai pajak reklame dan retribusi seperti penjualan X-Banner, hal itu
disebabkan karena yang membeli adalah pemungut ( dalam hal ini DPKD Kota
Semarang )
Selain itu terdapat harga jual yang didalamnya tidak termasuk pajak reklame
maupun retribusi, yang juga disebabkan oleh karena adanya pemisahan harga, yang
mengacu pada kontrak yang disepakati bersama antara perusahaan dan klien
54
( biasanya terjadi pada pemasangan iklan yang bersifat tahunan ). Dalam kasus ini
PPN dikenakan 10 % atas harga jual dikurangi pajak reklame dan retribusi, jadi pajak
reklame dan retribusi tidak dikenakan PPN, yang dibuktikan dengan bukti
pembayaran pajak reklame maupun retribusi.
IV.2 Pelaporan SPT Masa PPN
PT. Inti Kreasitama Media Pariwara merupakan perusahaan jasa yang menjual
iklan, dari sebab itu setiap ada transaksi pembelian, perusahaan menerbitkan Faktur
Pajak Standar. Faktur Pajak Standar tersebut menjadi pajak masukan pada pembeli
dan pajak keluaran bagi penjual. Setiap penerbitan Faktur Pajak dalam suatu periode (
bulan / masa ) wajib untuk dilaporkan pada bulan berikutnya.
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 pasal 3
ayat ( 3 a ) disebutkan bahwa : Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (
dua puluh ) hari setelah akhir Masa Pajak, sedangkan dalam pasal 7 ayat ( 1 )
disebutkan bahwa apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka
waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat ( 3 ) atau batas waktu perpanjangan
penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat ( 4 )
dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 500.000,00 ( lima ratus ribu
rupiah ) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.
Pelaporan SPT masa PPN, perusahaan hanya membayar PPN Keluaran,
sedangkan untuk PPN Masukan hampir tidak ada. Hal itu disebabkan oleh karena
pada pemasangan iklan seperti spanduk, umbul – umbul, dan lain sebagainya,
55
pembelian peralatan yang digunakan untuk membeli kawat, bambu, paku, bensin dll
lebih banyak menggunakan nota biasa yang bukan merupakan Faktur Pajak, dengan
demikian tidak dapat dikreditkan dan perusahaan hanya membayarkan PPN yang
telah dipungut berdasarkan penerbitan Faktur Pajak dalam suatu masa atau periode.
Penerbitan Faktur Pajak pada PT. Inti Kreasitama Media Pariwara belum mencapai
30 Faktur Pajak per bulan, maka perusahaan masih menggunakan pelaporan manual
dan belum menggunakan e-SPT sesuai dengan PERATURAN DIREKTUR
JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 146 /PJ./2006 pasal 1 ayat 3 :
SPT adalah Surat Pemberitahuan, yaitu :
1. Bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menerbitkan tidak lebih dari 30
(tiga puluh) Faktur Pajak Standar dalam 1 (satu) Masa Pajak adalah SPT
Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) baik dalam bentuk formulir kertas
(hard copy) maupun dalam bentuk data elektronik;
2. Bagi PKP yang menerbitkan lebih dari 30 (tiga puluh) Faktur Pajak
Standar dalam 1 (satu) Masa Pajak adalah SPT Masa PPN dalam bentuk
data elektronik.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari uraian – uraian sebelumnya yang telah diuraikan oleh penulis dalam
Kertas Karya ini dapat penulis simpulkan bahwa :
1. Mekanisme Pengenaan PPN atas Jasa Iklan
PT. Inti Kreasitama Media Pariwara yang dalam hal ini telah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) dengan nomor
pengukuhan : Pem-80/WPJ.10/KP.0603/2003, wajib memungut PPN
dengan menerbitkan Faktur Pajak yang menjadi bukti Pajak Masukan
bagi pembeli, dan menyetorkan PPN terutang, serta melaporkannya
dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN dengan Dasar Pengenaan
Pajaknya adalah total nilai PO ( Phurchase Order ), atau harga jual,
atau harga kontrak maupun terminj ( tahap ).
2. Pengenaan PPN Jasa Iklan Yang Diterapkan Oleh Perusahaan
Dasar pengenaan PPN yang dilakukan oleh perusahaan ada 4 ( empat )
macam yaitu :
57
1. 10 % x Harga Kontrak
Biaya pemasangan iklan, pasang bongkar, konstruksi, fee agency,
pajak reklame dan retribusi dikenakan secara global menjadi satu
kesatuan sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak dan tidak ada
penyesuaian estimasi pajak reklame maupun retribusi .
2. 10 % x Harga jual per terminj ( tahap )
Biaya per terminj dikenakan pada pemasangan iklan yang bersifat
tahunan, sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak. Pada tahap I,
biasanya adalah pembayaran awal meliputi pemasangan,
konstruksi, pengurusan ijin, pajak reklame dan retribusi sedangkan
tahap II merupakan pembayaran diakhir menjelang masa kontrak
tersebut habis.
3. 10 % x Harga Jual ( dikurangi dengan pajak reklame dan retribusi)
Pada kasus ini kwitansi dipisah sesuai dengan yang tertuang dalam
kontrak, maka yang dikenakan PPN adalah harga jual dikurangi
pajak reklame dan retribusi yang dibuktikan dengan bukti
pembayaran pajak reklame dan retribusi ke Pemkot. Jadi pajak
reklame dan retribusi tidak dikenakan PPN.
58
4. 10 % x nilai PO
Pada kasus ini PPN dikenakan dari seluruh total nilai PO, setelah
disesuaikan dengan pembayaran Pajak Reklame.
3. Pelaporan SPT Masa PPN Iklan
Pelaporan SPT Masa PPN Iklan dilaporkan paling lambat tanggal 20
bulan berikutnya dalam suatu masa pajak. Bagi PT. Inti Kreasitama
Media Pariwara yang penerbitan Faktur Pajaknya belum mencapai 30
dalam satu masa pajak, masih menggunakan Pelaporan Manual,
sedangkan melebihi 30, wajib menggunakan e-SPT sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
V. 2. Saran.
1. Minimnya sumber maupun literatur yang didapat oleh penulis dalam
penulisan Kertas Karya ini, karena sedikitnya buku yang membahas
PPN atas Jasa Iklan ( kalaupun ada hanya membahas secara singkat ),
maka penulis berharap dengan adanya penulisan kertas Karya ini,
dapat menjadi inspirasi bagi penulis lain untuk lebih banyak
membahas soal PPN Jasa Iklan, sehingga masyarakat ataupun
pembaca yang berkepentingan dalam dunia periklanan maupun yang
tidak berkepentingan, dapat semakin memahami Mekanisme
59
Pengenaan Pajak atas Iklan sehingga penerimaan negara dari PPN
Iklan dapat semakin dioptimalkan.
2. Setiap pemasangan iklan selain terutang PPN juga terutang Pajak
Reklame dan Retribusi, jadi selain memberi masukan bagi pemerintah
pusat karena PPN adalah pajak pusat juga memberi masukan bagi
pemerintah daerah, maka dengan adanya tulisan ini, penulis berharap
agar pemerintah daerah tidak memasang tarif pajak reklame maupun
retribusi yang terlalu tinggi, karena dunia usaha sangat membutuhkan
jasa iklan untuk memasarkan produknya sehingga dikenal oleh
masyarakat, sebab harga iklan yang tinggi juga akan mempengaruhi
pada harga jual produk yang akan dipasarkan pada masyarakat.
3. Surat Pemberitahuan Masa PPN merupakan sarana yang diberikan
kepada Wajib Pajak untuk dapat mempertanggungjawabkan
kewajibannya dalam membayar PPN terutang dalam suatu masa pajak.
Kekeliruan dalam penulisan angka akan sangat mempengaruhi besar
kecilnya pajak terutang, yang juga dapat menyebabkan Pajak Lebih
Bayar atau Kurang Bayar, oleh sebab itu penulis berharap agar Wajib
Pajak dalam hal ini Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) dimana wajib
untuk memungut PPN, agar menyetorkan dan melaporkan PPN
terutang dengan teliti dan benar.
60
4. Dengan adanya e-SPT semakin memudahkan Wajib Pajak dalam
pelaporan SPT masa PPN, maka penulis berharap Wajib Pajak dapat
memanfaatkan dengan sebaik – baiknya sarana yang sudah disediakan
oleh Direktorat Jendral Pajak, karena dengan e-SPT, kekeliruan atau
kesalahan dalam penulisan dapat diminimalkan.
DAFTAR PUSTAKA
_______,2006.Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 146 /PJ./2006 Tentang Bentuk, Isi, Dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT MASA PPN)
_______,2007.Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007
Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Andi Offset, Yogjakarta.
Rusdji, Muhamad. 2007. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Gramedia, Jakarta.
Sukarji, Untung.2006. Pajak Pertambahan Nilai. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Waluyo. 2004. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.