Dian^..^Measuring Advertising Effectiveness
-
Upload
candra-tina -
Category
Documents
-
view
62 -
download
6
Embed Size (px)
Transcript of Dian^..^Measuring Advertising Effectiveness

TUGAS AUDIT PERIKLANANTRANSLATE CHAPTER 16.1 – 17.10
Nama : Dian MardianiNPM : 210303100003
UNIVERSITAS PADJADJARAN2010
PERIKLANAN FIKOM UNPAD

Mengukur Efektivitas Pengiklanan I:
Teori-teori tentang proses pengiklanan
“Iklan yang efektif dan efisien hanya bisa dicapai jika tujuan dari
iklan tersebut jelas”
David dan Sherril Kennedy, Managing Advertising
Effectively, MCB Books, 1975
Di akhir bab ini, Anda akan:
Mampu untuk mengerti unsur-unsur utama dari pengiklanan efektif
Mengenal teori-teori utama yang meliputi proses dan keterbatasan-
keterbatasannya
Mampu untuk mengerti konsep-konsep sikap (attitudes), kepercayaan
(belief), dan disonansi kognitif (cognitive dissonance)
Memiliki sebuah gambaran akan metode-metode utama penelitian pasar
16.1 Apakah unsur-unsur dari iklan yang efektif
Periklanan adalah komunikasi dan karena itu, untuk membuat sebuah iklah
yang efektif, faktor-faktor yang berikut ini harus dipertimbangkan:
1. Definisi yang tepat akan komunikan
2. Pemahaman yang jelas tentang apa itu yang perlu dikomunikasikan
3. Pemahaman akan efek-efek yang kita harapkan akan diakibatkan oleh
komunikasi kita
4. Pemahaman akan proses komunikasi
16.2 Peran pengiklanan di dalam proses “penjualan total” (“total selling”)
Walaupun pengiklanan mempunyai tujuan yang terutarakan kepada
mengingkatkan penjualan, pengiklanan bukanlah satu-satunya faktor yang
menentukan tingkat penjualan. Harga, adanya pilihan lain, tingkat distribusi, dan

saingan dalam pengiklanan merupakan faktor-faktor lain yang bisa menentukan
tingkat penjualan. Untuk produk-produk seperti soda dan bir, cuaca juga
merupakan sebuah faktor.
Pada umumnya, pengiklanan hanyalah satu dari banyak faktor yang
mempengaruhi perilaku dan produk-produk yang dibeli oleh konsumen.
Pengertian yang menyatakan bahwa pengiklanan merupakan hanyalah satu
dari banyak faktor lain penjualan total memulai pengembangan sekelompok
model yang dilandasi oleh sebuah ide yang menyatakan bahwa pengiklanan
mampu membatu konsumen melalui langkah-langkah yang harus dilewati untuk
mencapai sebuah kondisi yang tepat untuk penjualan/pembelian; model-model ini
menggunakan pendekatan hirarki efek (Hierarchy of Effects approach, seperti
DAGMAR yang bisa diacu di bagian 16.3.2).
16.3 Teori-teori pengiklanan dengan landasan pendekatan hirarki efek
Karena itu, pengiklanan dipandang sebagai sebuah perangsang (seperti bel)
yang mengakibatkan sebuah refleks yang telah dipelajari (conditioned response
yang meruapakan keluarnya air liur). Sebuah perkembangan teori pembelajaran
(learning theory) yang lebih lanjut menjadi landasan untuk teori-teori linier
berurutan (linear sequential) yang bisa juga disebut teori-teori hirarki efek.
16.3.1 Model Starch dan AIDA
Di awal dasawarsa 1920an, Daniel Starch menyatakan bahwa sebuah iklan
akan bisa menjadi iklan yang efektif hanya jika:
1. Iklan tersebut bisa dilihat;
2. Bisa dibaca;
3. Bisa dipercaya;
4. Bisa diingat;
5. Dan bisa mengakibatkan aksi selanjuntnya

Sebuah alternatif adalah model AIDA, yang masih sering digunakan sebagai
alat pemeriksa ketepatan sebuah iklan. AIDA menyatakan bahwa iklan yang
efektif merupakan iklan yang:
1. Mampu menarik perhatian
2. Mampu mengarahkan konsumen untuk menimbulkan sebuah rasa ketertarikan
akan produk
3. Mampu menimbulkan sebuah rasa keinginan akan produk
4. Mampu membujuk konsumen untuk membeli atau mencoba produk tersebut
16.3.2 Model DAGMAR
Pada tahun 1961 Russell Colley menerbitkan sebuah buku yang berjudul
Defining Advertising Goals for Measured Advertising Results (DAGMAR,
Penjelasan Tujuan-Tujuan Pengiklanan Untuk Hasi Pengiklanan Yang Terukur).
Kesimpulan-kesimpulan inti dari buku tersebut bisa dilihat di kutipan yang berikut
ini:
“Komunikasi komersil yang bertujuan untuk mencapai terjadinya sebuah
penjualan/pembelian harus memiliki prospek yang mempunyai empat level
pemahaman yaitu:
Prospek tersebut harus sadar akan adanya sebuah merek atau perusahaan
Prospek harus mengerti akibat (khususnya terhadap dia sendiri) yang akan
terjadi dari pemakaian produk
Prospek harus mengembangkan sebuah dugaan dan keyakinan yang akan
mendorongnya untuk membeli produk tersebut
Dan pada akhirnya, prospek harus mengilhami dirinya sendiri untuk beraksi
(dengan membeli atau mencoba produk).”
Meskipun demikian, model DAGMAR mempunyai suatu kelebihan yang
sangat besar. Model DAGMAR mampu mendefinisikan tujuan inti dari sebuah
pengiklanan sebagai, contohnya, peningkatan kesadaran akan keberadaannya
produk, ataupun peningkatan pemahaman akan produk.

16.4 Apa yang berfungsi? Dan kepada siapa?
Colin McDonald meninjau argumen-argumen yang menyokong dan
membantah model-model hirarki efek seperti DAGMAR di dalam bukunya How
Advertising Works (Cara Kerja Pengiklanan). McDonald menyimpulkan bahwa
model-model tersebut bukanlah teori-teori melainkan unsur-unsur yang
diperlukan untuk sebuah iklan.
16.5 Pandangan-pandangan lain akan pengiklanan
Alan Hedges mengusulkan sebuah pemikiran yang menyatakan bahwa
pengiklanan mampu bekerja di beberapa level yang berbeda dengan:
1. Mengembangkan rasa keakraban, sebuah kesadaran akan adanya merek
tersebut. Orang akan lebih cenderung untuk membeli produk dengan merek
yang dikenalinya walaupun rasa kenal terhadap produk dan merek datang dari
pengaitan yang dilakukan secara tidak sadar;
2. Mengaitkan sebuah produkk atau merek dengan suasana, perasaan, suasana
hati, dsb yang tertentu;
3. Menyampaikan informasi seperti harga, fungsi, dll;
4. Mengajukan argumen rasional. Pada umumnya, inilah saat konsumen akan
memberikan perhatian kepada iklan secara sadar
Pada umumnya, pengiklanan produk-produk biasa akan memelihara
efektifitasnya selama rentang waktu tertentu. Pengiklanan-pengiklanan tersebut
mempunya efek-efek kumulatif yang tidak terjadi secara langsung; pengiklanan-
pengiklanan tersebut juga seringkali mempunyai tujuan untuk mengembangkan
rasa kenal terhadap sebuah merek. Pengiklanan yang mempunyai tujuan untuk
penerimaan mutlak (yang dicapai melalui sebuah argumen yang rasional)
seringkali dipakai untuk produk yang tidak terlalu sering dibeli atau barang modal
industri.
Pertukaran merek (brand switching) yang bisa diacu di bagian 4.5 bisa
didefinisikan, seperti yang dikatakan oleh Joyce, “kebanyakan dari sebuah upaya
pengiklanan mencoba untuk mencegah turunnya tingkat penjualan.” Joyce juga

Sikap terhadap sebuah merek dan
pemilihan
Praktis Simbolik
Rasio terang-terangan Emosi tersembunyi
Persepsi akan keuntungan yangakan didapatkan dari merek
Kecocokan dengan gaya hidup
Pembenaran berlandasan fisk Tingkat ekspresi individualitas dan kepribadian yang
dipancarkan oleh merek
Kepercayaan tentang nilai akan uang
Memfasilitasi ketertiban
Tersedia dan terbiasa Kesukaan dan ketidaksukaan yang berlandasan intuisi
mengajukan bahwa “kebanyakan dari iklan-iklan harus dinilai dari hasil yang kini
bisa dilihat dari keberadaannya di antara konsumen-konsumen (contohnya, orang-
orang yang sudah memakai dan menyukai merek tersebut).
16.6 Apa yang orang lakukan dengan periklanan?
Lannon dan Cooper, seperti MacDonald dan Barnard di bagian 16.4,
menyelidiki kemungkinan bahwa teori-teori periklanan mekanistik seperti
DAGMAR terlalu mengutarakan fokusnya terhadap fungsi iklan dan kurang
mengutarakan fokusnya terhadap definisi-definisi iklan tersebut yang telah
dirangkai oleh konsumen mutakhir.
Lannon dan Cooper mengajukan sebuah pemikiran yang menyatakan bahwa
konsumen memberi merek-merek dan produk-produk yang mereka beli makna-
makna yang secara fungsional sangat berlebihan

Ekspektasi-ekspektasi akan pengiklanan
Periklanan adalah sesuatu yang mampu menyatu dengan bahasa, khayalan,
dan intusi karena keberadaannya sebagai suatu hal yang bebas. Periklanan tak
hanya berfungsi sebagai sesuatu yang memandang konsumen sebagain objek-
objek yang harus dimanipulasi dan juga tak hanya sebagai sesuatu yang
mengembangkan USP dan ciri-ciri khas untuk produk. Sebaliknya, orang-orang
“melakukan hal-hal” dan berinteraksi terhadap dan dengan iklan; interaksi
tersebut pun menghasilkan hal-hal yang mengejutkan. Seperti yang telah kita
ajukan sebelumnya, di Inggris:
1. Iklan dilihat sebagai sesuatu yang melebih-lebihkan, memuji, dan
menjelmakan produk; iklan mempunyai kekuatan batiniah
2. Iklan adalah sesuatu yang menarik dan membujuk, dan kita sadar bahwa iklan
itu mencoba untuk menjual kita sesuatu. Seharusnya, perasaan-perasaan yang
kita rasakan diredam tetapi kita mempunyai keinginan untuk berinteraksi
dengan sisi-sisi diri kita yang tidak rasional
3. Iklan adalah sesuatu yang hidup dan bersifat kekanak-kanakan, dramatis,
controversial, konyol, dan magis
4. Pengiklanan mampu untuk berinteraksi dengan kemauan personal dan
perasaan secara kolektif dengan menggunakan simbol-simbol dan trik-trik.
5. Ritual dan pengulangan pengiklanan berkomunikasi dengan kita secara
mendalam. Pengiklanan yang efektif telah berbaur dengan hal-hal seperti
kosakata public dan bahkan diri kita sendiri
16.7 Konsumen aktif
Di dalam bukunya, Jeremy Elliott mengajukan sebuah pemikiran yang
menyatakan bahwa proses pembujukan yang dilakukan oleh pengiklanan kepada
konsumen bukanlah sebuah sistem yang rapi, berurutan, ataupun mekanistik
melainkan sebuah sistem yang sangat karut, tidak logis, dan sangat manusiawi.
Elliott menyatakan bahwa model Joyce (1967, lihatlah gambaran 16.3) masih
berlaku. Elliott menyimpulkan bahwa pengiklanan yang berbeda-beda akan

mempunyai peran-peran yang berbeda; dan juga akan menghasilkan akibat-akibat
yang berbeda (seperti yang dijelaskan di bagian 16.10)
16.8 Sikap dan kepercayaan
Para psikolog mampu untuk mendapatkan sebuah gambaran yang jelas
tentang konsep sikap dengan sebuah pertanyaan yang bisa dijawab oleh “setuju”
atau “tidak setuju”. Kadang-kadang jawaban-jawaban tersebut diubah menjadi
sebuah skala seperti yang berikut ini:
“Wiski adalah minuman keras yang ampuh”
Sangat setuju
Setuju
Tidak tahu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Sikap bisa berubah dengan cara-cara berikut ini:
1. Sebuah argumen yang mendorong audience untuk menilai sebuah pernyataan
sebagai sesuatu yang “benar” atau “salah” (inilah pemikiran yang menjadi
landasan pemakaian statistik kecelakaan mobil untuk merubah sikap orang
akan pemakaian sabuk pengaman
2. Tarikan emosi positif (“Berhentilah merokok dan Anda akan merasa lebih
baik dan makanan akan terasa lebih enak”).
3. Tarikan emosi negatif (“Jika Anda tidak berhenti merokok, paru-paru Anda
akan rusak”).
16.9 Disonansi Kognitif
16.10 Menuju sebuah sintesis
Menurut Hedges, identitas sebuah produk terdiri dari tiga aspek yaitu:
1. Ketenaran dan ciri khas merek (tingkat asosiasi)

2. Kejelasan ciri-ciri dan kejelasan perbedaan dari merek yang lain (tingkat yang
diukur dengan seberapa jelas dan menonjol ciri-ciri khas yang dimiliki oleh
merek)
3. Sifat dasar identitas (perasaan, pikiran, dan kepercayaan yang dimiliki orang-
orang terhadap merek tersebut)
16.11 Skala Immediacy
Stephen King telah menarik perhatian kita kepada perbedaan-perbedaan di
antara teori-teori periklanan dan metode-metode pengukuran efektifitas yang
praktis.
Kemudian, King mengaitkan skala tersebut dengan jenis-jenis pengiklanan
yang seperti berikut:
1. Pengiklanan langsung (langsung dari halaman)
2. Pengiklanan yang mencari informasi
3. Pengiklanan yang bersangkutan dengan keperluan dan kemauan pribadi
4. Pengiklanan yang mengingatkan kita akan kepuasan dan kebahagian
5. Pengiklanan yang merubah sikap
6. Pengiklanan yang memperkuat sikap (seperti yang digunakan oleh merek-
merek ternama seperti Persil, Heinz, dan Kellog’s)
16.12 Metode-metode dasar penelitian pasar
Pada umumnya, metode-metode penelitian efektifitas pengiklanan
menggunakan metodologi yang sudah digunakan secara lebih luas di dalam
penelitian aspek-aspek pemasaran yang lainnya. Sekarang, beberapa dari metode
dan istilah penelitian akan diringkas untuk mempermudah pemahaman
16.12.1 Pengumpulan sampel
Definisi sebuah sampel yang dikumpulkan secara acak (random) mungkin
lebih bisa dipahami dengan melihat beberapa contoh pengumpulan sampel yang
dilakukan secara tidak acak:

1. Pemilihan sampel-sampel rumah tangga yang ditentukan oleh nomor telepon
bukah proses pengumpulan sampel yang acak karena rumah tangga yang tidak
memiliki telepon/nomor telepon tidak bisa dipilih sebagai sampel
2. Sampel dari pemasar pria yang merupakan anggota dari sebuah lembaga
pemasaran tidak mungkin dikumpulkan secara acak karena pemasar yang
bukan merupakan anggota tidak diterlibatkan
3. Angket yang diselipkan di dalam majalah-majalah otomotif tidak bisa
mengumpulkan sampel yang acak untuk mewakili sampel pemilik mobil
karena:
I. Ada pemilik mobil yang tidak membaca majalah-majalah tersebut
II. Ada pemilik mobik yang tidak membaca edisi di mana angket tersebut
diselipkan
III. Ada pemilik mobil yang terlalu sibuk dan yang tidak tertarik untuk
mengisi angket tersebut
Sampling acak: proses di mana setiap unit memiliki kesempatan yang sama
untuk diinclude ke dalam sampel
Sampling quota: proses di mana sang pewawancara memilih individu-individu
dengan ciri-ciri tertentu (bisa berdasarkan umur, jenis kelamin, strata sosial,
pekerjaan, dll) untuk diwanancara. Selain ciri-ciri, jumlah dari setiap kategori
individu-individu dan lingkungan di mana wawancara akan berlangsung telah
ditentukan.
16.12.2 Angket
Pada umumnya, sang pewawancara akan memberi orang yang ia sedang
wawancarai sebuah angket dengan tujuan yang sebagai berikut ini:
1. Untuk mendaftarkan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan oleh sang
pewawancara dengan kata-kata dan urutan persis seperti yang akan digunakan
oleh pewawancara

2. Untuk menjadi sebuah tempat untuk menuliskan jawaban agar jawaban-
jawaban tersebut bisa cepat dianalisis. Seringkali, pensil magnetic digunakan
sehingga jawaban-jawaban bisa langsung dikirim ke computer untuk analisis
3. Untuk menyatat rincian responden seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, dll
(details tergantung akan tujuan tertentu sebuah angket)
Pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan di dalam sebuah angket biasanya
berupa tiga jenis yaitu:
1. Pertanyaan dikotomis yang bisa dijawab dengan “ya” atau “tidak” (dan
kadang-kadang “tidak tahu”)
2. Pertanyaan pilihan ganda yang bisa dijawab dengan satu atau lebih dari satu
dari beberapa jawaban yang telah ditentukan
3. Pertanyaan open-ended yang bisa dijawab secara bebas
16.12.3 Analysis
Seringkali, angket harus diedit sebagai tahap pertama. Angket tersebut harus
ditinjau untuk mencari kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan oleh
seorang peneliti yang ahli.
Saat informasi bisa disajikan dan dilihat di dalam bentuk grafik, tabel, dsb,
pentingnya dan makna informasi tersebut harus diteliti dan ditafsirkan secara lebih
lanjut.
16.12.4 Ad hoc dan penelitian berlanjut
Pada umumnya, penelitian pemasaran terjadi secara berlanjutan. Setiap tiga
bulan, tahun, atau selang waktu yang lainnya, statistika penelitian dikumpulkan
oleh pemerintah. Dengan statistika tersebut, kita bisa menentukan pola-pola
pemasaran, naik-turnunnya faktor-faktor pemasaran, dan juga adanya perbedaan
pola-pola faktor yang sebelumnya sudah ditentukan.

Sebaliknya, masih banyak juga penelitian pemasaran yang dilaksanakan
secara tidak rutin, tidak sering, atau bahkan hanya dilaksanakan satu kali.
Penelitian yang dilaksanakan dengan cara-cara tersebut dinamai penelitian ad hoc.
16.12.5 Panel dan audit
Pada umumnya, anggota-anggota panel dibayar sejumlah uang (yang
sedikit). Sebuah panel merupakan sesuatu yang tetap, dan karena proses
pengumpulan sampel itu mahal, menggunakan sampel yang sama berulang-ulang
kali bisa menjadi suatu upaya penghematan. Walaupun sistem panel bisa
menurunkan biaya penelitian, ini bukanlah alasan-alasan utama mengapa seorang
peneliti seharusnya menggunakan sistem panel; sistem panel, pada intinya,
sangatlah berguna karena alasan-alasan yang berikut ini:
1. Proses perbandingan akan lebih gampang dilaksanakan dan hasil-hasil dari
proses akan lebih tepat karena proses tersebut meneliti tingkah laku dan sikap-
sikap orang-orang yang sama dari waktu ke waktu. Sistem panel juga bisa
digunakan untuk meneliti perilaku individu selama rentang waktu yang
tertentu.
2. Pada umumnya, anggota panel akan lebih terbuka daripada orang-orang yang
diwawancarai secara tiba-tiba karena anggota panel sudah dipilih secara
khusus dan diberi instruksi terlebih dahulu. Karena itu, anggota panel juga
akan lebih cenderung untuk mau melaksanakan hal-hal yang rumit dan
ekstensif untuk penelitian.
Sistem panel bisa digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang hal-
hal yang seperti berikut:
1. Pola-pola pembelian produk-produk rumah tangga.
2. Kebiasaan menonton TV dan mendengar radio.
3. Pola-pola persediaan. Sebuah contoh adalah “pantry check”. Sebuah panel
yang terdiri dari rumah tangga-rumah tangga akan ditelepon secara rutin untuk
mengecek produk-produk rumah tangga yang digunakan oleh rumah tangga-

rumah tangga tersebut. Informasi yang akan dikumpulkan termasuk ukuran
kemasan yang lebih disukai, jumlah yang dibeli di setiap saat pembelian, dll.
A.C. Nielsen & Co. Ltd, adalah sebuah perusahaan yang telah beroperasi di
21 negara; mereka merupakan salah satu peneliti panel yang terkemuka. A.C.
Nielsen & Co. Ltd, kini telah menerbitkan indeks-indeks (yang terdiri dari Indeks
Makanan dan Indeks Obat-obatan) tentang penjualan permen, minuman keras,
produk grosir, dll.
16.13 Rangkuman
1. Kita harus mengetahui tujuan iklan jika kita ingin mengukur keberhasilan
sebuah iklan.
2. Walaupun tujuan pengiklanan terkadang hanyalah untuk meningkatkan tingkat
penjualan, seringkali, pengiklanan bertujuan untuk membangun kondisi-
kondisi yang diperlukan untuk terjadinya sebuah penjualan/pembelian.
3. Peran pengiklanan yang terbatas menjadi landasan perkembangannya model-
model bertahap atau hirarki efek yang memandang pengiklanan sebagai jalur-
jalur logis yang akan membimbing konsumen untuk membeli sebuah produk
4. Pemikiran-pemikiran pada akhir ini mengajukan bahwa sikap, perasaan, dan
kepercayaan lebih cenderung untuk menjadi faktor-faktor dominan di dalam
proses pembelian karena respon orang-orang terhadap sebuah produk akan
dirangkai tergantung dengan fungsi dan symbol produk tersebut.
5. Norma dan kebiasaan pembelian dan pemakaian juga merupakan faktor-faktor
yang sangat mempengaruhi proses pembelian.
6. Pengiklanan merupakan satu dari banyak faktor yang menentukan tingkat
kenyamanan yang dirasakan oleh orang-orang untuk menggunakan produk
tersebut (seperti produk itu sendiri, nama produk, kemasan produk, dll.)
7. Seseorang akan lebih cenderung uktuk berinteraksi hanya dengan pengiklanan
yang mereka bisa pahami.
8. Bagian 16.9 telah menguraikan aspek-aspek inti dari beberapa metode
penelitian.

16.14 Daftar Pustaka
1. Bloom, Derek, The Business of Advertising, ESOMAR Semina, Juni 1978.
2. MacDonald, Colin, ‘How different advertising stimuli might work together’,
Admap, Agustus, 1980.
3. Barnard, Neil, ‘On advertising effectiveness measurement. An idiosyncratic
view’, Admap, Juli 1978.
4. McDonald, Colin, How Advertising Works, Advertising Association, 1992.
5. Hedges, Alan, Testing to Destruction, IPA, 1974.
6. Joyce, Timothy, What do we know about how advertising works?, ESOMAR,
1967.
7. Lannon, Judie dan Cooper, Peter, ‘Humanistic advertising’, International
Journal of Advertising, Juli-September 1983.
8. Cowell, Don (Ed), How to Plan Advertising, Cassell, 1989
9. Festinger, L., A Theory of Cognitive Dissonance, Row, Peterson, 1957.
10. de Groot, Gerald, The Persuaders Exposed.
11. King, Stephen, ‘Practical progress from a theory of advertisements’, Admap,
October 1975.
16.15 Materi lanjutan
Risalah karya Alan Hedges dan makalah ESOMAR karya Timothy Joyce
merupakan uraian-uraian yang luas dan sangat bagus untuk meninjau hal-hal yang
telah dibahas di dalam bab ini. Consumer Behaviour – a Practical Guide karya
Gordon Foxall dan Behavioral Aspects of Marketing karya K. Williams
(Heinemann, 1980) juga merupakan teks-teks yang bagus untuk mendapatkan
wawasan tentang teori-teori perilaku konsumen.
16.16 Pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan
1. Diskusikan nilai yang kini diberikan kepada model-model pengiklanan hirarki
efek.

2. Menurut anda, apakah konsumen memiliki peran yang aktif atau pasif yang
berkaitan dengan pengiklanan?
3. Jelaskan konsep sikap. Apakah sikap bisa dirubah? Jelaskan hubungan sikap
dengan komunikasi, pengiklanan, dan pemasaran.
4. Jelaskanlah kampanye-kampanye pengiklanan mutakhir yang bisa
digolongkan dibawah skala immediacy karya Stephen King.
17 Mengukur efektifitas pengiklanan II: sebuah rangkuman metode-metode
penelitian
“…analisis intensif laba tidak bisa menghindari penilaian”
Simon Broadbent, Accountable Advertising, Admap
Publications 1997
Di akhir bab ini, anda akan mampu untuk:
Mengenali bagaimana penelitian bisa digunakan untuk memperbaiki
efektifitas pengiklanan di tingkatan-tingkatan yang berbeda
Memahami bedanya penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif
Memiliki pemahaman dasar akan ekonometrika (definisi dan fungsi)
17.1 Perencanaan untuk mengukur
Alan Hedges menyatakan bahwa penelitian mampu meningkatkan
efektifitas pengiklanan di tiga level berikut:
1. Di tingkat perencanaan strategi, penelitian bisa membantu kita untuk mengerti
cara kerja sebuah pasar tertentu (bisa diacu di bab 4 dan 16).
2. Di tingkat pengembangan iklan, penelitian pengiklanan eksperimental bisa
memberikan sebuah mekanisme umpan balik yang vital.
3. Saat kampanye pengiklanan sedang dilaksanakan, penelitian bisa menyelidiki
hal-hal yang terjadi di pasar tertentu
17.2 Penelitian pengembangan kreatif

Sebuah kutipan dari David Ogilvy yang menyatakan bahwa imaginasi yang
kreatif bisa mengeksperikan separuh dari kebenaran secara jelas telah ditampilkan
di bagian 10.3.2. Karena itu, mengekspresikan bagian lain yang tidak ditangkap
oleh audience adalah sesuatu yang tidak perlu. Maka, seringkali adanya keperluan
untuk mecheck kembali pendekatan kreatif untuk memastikan bahwa konsumen
bisa menemukan sebuah hubungan diantara dirinya dan pengiklanan tersebut.
17.2.1 Penelitian Kualitatif
Kekurangan-kekurangan penelitian kualitatif di antara lainnya adalah:
1. Pada umumnya, penelitian kualitatif memiliki sampel yang kecil dan tidak
bisa mewakili populasi yang lebih besar.
2. Mengontrol diskusi (contohnya, mengontrol diskusi agar hasil tidak akan
terpengaruh oleh satu atau dua kepribadian yang menonjol) adalah sesuatu
yang sangat sulit dan memerlukan keahlian dan pengalaman.
3. Masalah penelitian kualitatif yang terbesar adalah tafsiran hasil yang
berbentuk bagian-bagian kecil dari percakapan dan komentar yang tidak
beraturan dan sulit untuk di tabulasi, tidak seperti hasil penelitian kuantitatif.
Alan Hedges menyatakan bahwa interaksi antara pengiklanan dan
konsumen (khususnya konsumen yang berjiwa kreatif) adalah fungsi penelitian
materi kreatif langsung yang paling penting.
17.3 Pra-pengujian pengiklanan
Saat adanya pengeluaran yang besar, penelitian akan dilaksanakan di saat:
Pra-produksi untuk mengecek reaksi dari anggota-anggota audience yang
diinginkan dan konsep-konsep dan ide-ide kreatif menggunakan bebagai
macam prototype sebelum menimbulkan biaya utuk menghasilkan iklan
Pasca-produksi untuk menguji reaksi akan pengiklanan final sebelum
pengiklanan tersebut ditayangkan untuk public.
17.3.1 Apa yang bisa diukur oleh pra-pengujian?

Peter dan Lovell mengajukan bahwa pra-pengujian bisa mengukur reaksi
dengan kriteria-kriteria yang berikut ini:
1. Dampak- apakah iklan tersebut menarik perhatian atau membaur dengan
materi-materi lain yang tampil di saat yang bersamaan?
2. Keterlibatan- apakah sang pengamat/pembaca mampu untuk menemukan
sebuah hubungan dengan dirinya dan iklan tersebut? (Contohnya, “barang itu
sangat cantik dan akan sangat cocok kalau ditaruh di dapur kita”).
3. Ingatan- sebuah iklan yang mempunyai dampak saat dilihat memiliki
kemungkinana untuk diingat ataupun tidak diingat.
4. Komunikasi- apa yang ditafsir oleh pengamat/pembaca tentang iklan tersebut?
5. Gambaran- bagaimana cara konsumen memandang produk tersebut? (Sebagai
produk yang bagus atau biasa saja? Sebagai produk yang eksklusif atau
umum?)
6. Kredibilitas- apakah orang-orang bisa gampang percaya dengan hal-hal yang
dinyatakan tentang produk oleh iklan tersebut?
7. Kesukaan/Ketidaksukaan- Peter dan Lowell memperingatkan bahwa walaupun
kesukaan atau ketidaksukaan konsumen akan sebuah iklan, relevansi kesukaan
atau ketidaksukaan tersebut harus dicek. (Terkadang, konsumen akan lebih
cenderung untuk membeli produk yang ditampilkan secara menonjol tetapi
kasar daripada secara tidak menarik tetapi sopan di dalam iklan.)
8. Informasi baru- apakah iklan tersebut telah member pengamat/pembaca
informasi yang mereka belum pernah ketahui sebelumnya? (Apakah hal baru
ini sesuatu yang penting bagi mereka?)
9. Tingkat kejelasan- apakah orang-orang bisa gampang mengerti iklan tersebut?
10. Perbedaan jelas- apakah iklan tersebut dipandang sebagai sesuatu yang baru,
orisinil, atau tidak biasa?
Kriteria-kriteria lain yang telah digunakan sebagai pengukur tetapi masih
diragukan oleh Potter dan Lovell adalah:
1. Kecenderungan untuk membeli
2. Persuasi

3. Gairah emosi
4. Penjualan yang disimulasikan
5. Ketidakadaannya sisi-sisi negative
17.3.2 Metode pre-testing
Iklan yang sedang diuji akan ditaruh di sebuah map dengan iklan-iklan lain
atau mungkin ditempelkan di sebuah orang-orangan, majalah, atau koran.
Peter dan Lovell mengajukan bahwa para pengilan mampu untuk melihat ke
dalam pikiran-pikiran konsumen saat konsumen tersebut melihat sebuah iklan
untuk pertama kalinya.
Pengiklanan di TV diuji dengan menunjukkan audience sebuah simulasi
yang terbentuk dari hasil akhir iklan tertentu dan iklan-iklan yang lain; kemudian,
reaksi dan komentar dari audience akan diukur dan dikumpulkan. Berikut adalah
beberapa cara pengujian reaksi audience:
1. Test teater: Audience diundang untuk menghadiri pemutaran sebuah film
sebelum film tersebut ditayangkan untuk publik. Di dalam tayanngan tersebut,
beberapa iklan TV telah disebarkan. Setelah tayangan tersebut ditunjukkan,
sebuah angket diberikan kepada audience untuk mengukur perubahan sikap
(attitude shifts) setelah melihat iklan-iklan tertentu. Ini adalah sebuah cara
pengumpulan data yang ekonomis namun cara penayangan film dan iklan bisa
dibilang agak artifisial.
2. Hall tests: Di situasi ini, orang-orang dipilih secara acak untuk menyaksikan
iklan di dalam kelompok kecil. Proses sampling jauh lebih mudah dilakukan
dengan hall tests karena proses tersebut lebih gampang dikontrol. Namun,
pada umumnya, durasi sampling maksimum adalah 20 menit (agar tidak
mengganggu jadwal-jadwal audience) dan terkadang waktu ini tidak cukup.
17.4 Hasil pengujian kampanye (pengiklanan)

1. Kita harus menganalisis fungsi dan kontribusi dari pengiklanan yang kita
harapkan secara teliti sebelum kita bisa memutuskan untuk mengukur aspek-
aspek seperti sikap, gambaran, dll.
2. Pengukuran akan cenderung untuk:
I. Harus mengamati lebih dari satu aspek.
II. Dilakukan secara berkelanjutan dan tidak hanya sekali karena
pengukuran perubahan seringkali lebih penting daripada penetapan
hal-hal yang mutlak.
III. Pengujian terkontrol yang bisa memisahkan perubahan di dalam
pengiklanan dari faktor-faktor yang lain sebaiknya dilaksanakan setiap
kali situasi tersebut memungkinkan.
17.4.1 Ekonometrika
Sebuah korelasi muncul saat dua faktor di dalam sebuah situasi mempunyai
sebuah hubungan . Contohnya, hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa
semaking besar angka tinggi badan seseorang, lebih besar juga angka berat badan
orang tersebut. Konsep regresi sangatlah terkait dengan korelasi. Contohnya, jika
kita menggambari tinggi dan berat bada sebuah kelompok dengan sebuah grafik,
kita bisa menentukan sebuah garis cocok (best-fit line) dari titik-titik tersebut.
Garis tersebut juga dikenal sebagai garis regresi yang merupakan sebuah
gambaran yang menunjukkan hubungan antara tinggi dan berat badan; semaking
curam kemiringan garis, semakin besar regresinya. Penjelasan ini membuat proses
tersebut terdengar seperti sesuatu yang sangat tetap walaupun statistic digunakan
untuk menentukan kemungkinan dan bukan hal-hal yang mutlak.
17.5 Penelitian pengiklanan dan skala kesegaraan (scale of immediacy)
17.6 Solusi yang lebih sederhana
Contoh-contoh dari solusi yang lebih sederhana di antaranya pemohonan
langsung untuk sebuah panggilan atau pembelian pos. Direct Line merupakan
sebuah inisiatif pemasaran yang mulai menjadi sesuatu yang umum pada tahun

1990an. Direct Line bertujuan untuk menjual asuransi dan produk-produk
financial yang lainnya melalui sebuah hotline yang dibuat untuk konsumen yang
mau memesan produk yang telah ditampilkan di dalam iklan TV.
17.7 Rangkuman
1. Pengukuran efektifitas pengiklanan harus direncanakan dan dilaksanakan
secara berkelanjutan.
2. Pengukuran harus dilaksanakan di saat:
I. Perencanaan strategi
II. Pengembangan pengiklanan
III. Saata kampanye pengiklanan sedang dilaksanakan
3. Penelitian, khususnya di tahap kedua, akan cenderung berupa penelitian
kualitatif
4. Terdapat sangat banyak faktor yang mempengaruhi efektifitas pengiklanan
(dampak, gambaran, dll) dan sangat pentinglah untuk benar-benar pasti akan
faktor-faktor yang mana yang paling penting
5. Untuk mendapatkan sebuah gambaran tentang dampak pengiklanan yang
akurat, kita harus mengamati banyak faktor
6. Pengamatan faktor-faktor akan berakhir dengan analisis faktor-faktor relevan
dan juga pendekatan ekonometrika
7. Skala kesegaraan karya Stephen King merupakan sebuah pendekatan praktis
terhadap jenis-jenis penelitian pengiklanan yang bernilai