PPID WONOGIRI - BAB I PENDAHULUANppid.wonogirikab.go.id/upload/ppid... · 2020-04-08 ·...
Transcript of PPID WONOGIRI - BAB I PENDAHULUANppid.wonogirikab.go.id/upload/ppid... · 2020-04-08 ·...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1. Maksud Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai
posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan (SAP, 2010). Laporan keuangan terutama digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dengan anggaran
yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas
dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Laporan Keuangan Inspektorat Kabupaten Wonogiri disusun untuk
menyediakan informasi mengenai Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Catatan atas
Laporan Keuangan selama satu periode pelaporan.
Inspektorat Kabupaten Wonogiri selaku entitas pelaporan
mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk
kepentingan :
a. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
b. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga
2
memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian
atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana.
c. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki
hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban Inspektorat Kabupaten Wonogiri dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan
ketaatannya pada peraturan perundangan.
2. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus
kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya (SAP, 2010).
Pelaporan keuangan Inspektorat Kabupaten Wonogiri menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna anggaran dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial
maupun politik dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh
sumber daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran
yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.
b. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai.
c. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
3
d. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
e. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai
akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Komponen laporan keuangan Inspektorat Kabupaten Wonogiri
terdiri dari :
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Operasional
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Neraca
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi,
dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh Inspektorat
Kabupaten Wonogiri dalam satu periode pelaporan. Tujuan pelaporan
realisasi anggaran untuk memberikan informasi tentang realisasi dan
anggaran secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dengan
realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah
disepakati antara eksekutif dengan legislatif sesuai peraturan perundang-
undangan (SAP, 2010). Laporan realisasi anggaran menyajikan sekurang-
kurangnya unsur-unsur sebagai berikut :
a. Pendapatan
b. Belanja
c. Transfer
d. Surplus/defisit
e. Pembiayaan
4
f. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan informasi mengenai seluruh
kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam
pendapatan - LO, beban dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas
pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Pengguna laporan membutuhkan Laporan Operasional dalam
mengevaluasi pendapatan - LO dan beban untuk menjalankan suatu unit
atau seluruh entitas pemerintahan. Laporan Operasional menyediakan
informasi :
a. mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah
untuk menjalankan pelayanan;
b. mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan
kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi;
c. yang berguna dalam memprediksi pendapatan - LO yang akan
diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah
dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara
komparatif;
d. mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan
peningkatan ekuitas (bila surplus operasional).
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi mengenai
perubahan ekuitas yang terdiri dari Ekuitas Awal, Surplus/Defisit - LO
pada periode bersangkutan, Koreksi-Koreksi yang langsung
menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak
5
kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan mendasar, misalnya koreksi kesalahan mendasar dari
persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya atau
perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap, serta Ekuitas Akhir.
Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal
tertentu (SAP, 2010). Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya
dalam aset lancar dan non lancar serta mengklasifikasikan kewajibannya
menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca.
Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban
yang mencakup jumlah jumlah yang diharapkan dapat diterima atau
dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan
jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu
lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut :
a. Aset Lancar
b. Aset Tetap
c. Aset Lainnya
d. Kewajiban Jangka Pendek
e. Kewajiban Jangka Panjang
f. Ekuitas Dana Lancar
g. Ekuitas Dana Investasi
6
Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan penjelasan-penjelasan
naratif, analisis atau daftar terinci atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam laporan realisasi anggaran dan neraca. Catatan atas Laporan
Keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut
:
a. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target.
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah ;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
7
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia
Nomor 4614);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/ Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4738);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual;
7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimanan telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah;
11. Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengeloaan
Barang Milik Daerah;
12. Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 34 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri;
13. Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 35 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten
8
Wonogiri Tahun Anggaran 2019 (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri
Tahun 2019 Nomor 8);
15. Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 47 Tahun 2019 tentang Penjabaran
Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten
Wonogiri Tahun Anggaran 2019 (Berita Daerah Kabupaten Wonogiri
Tahun 2019 Nomor 47).
C. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
BAB I PENDAHULUAN
A. Mak
sud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Lan
dasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
C. Sist
ematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
BAB II KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA
APBD
A. Ekonomi Makro
B. Kebijakan Keuangan
C. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
BAB III IKHTISAR CAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN
A. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
B. Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target
yang Telah Ditetapkan
BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah dan Basis Akuntansi yang
Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
9
B. Akuntansi Pendapatan
C. Akuntansi Belanja
D. Akuntansi Beban
E. Pengakuan Aset Tetap dan Kapitalisasi Pengeluaran
BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN.
A. Pe
njelasan Pos - Pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Pe
njelasan Pos - Pos Laporan Operasional
C. Pe
njelasan Pos - Pos Laporan Perubahan Ekuitas
D. Pe
njelasan Pos - Pos Neraca
BAB VI PENGUNGKAPAN LAINNYA, INFORMASI NON KEUANGAN
A. Or
ganisasi
B. Ke
bijakan
C. Str
uktur Kepegawaian / SDM
BAB VII PENUTUP
10
BAB II
KEBIJAKAN KEUANGAN
DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA ABPD
A. Ekonomi Makro
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi
makro untuk menilai seberapa jauh keberhasilan pembangunan di suatu
wilayah selama periode tertentu. Indikator ini dapat digunakan untuk
menentukan arah kebijakan pembangunan yang akan datang. Agar indikator
ini menunjukkan peningkatan kapasitas produksi secara riil, pengukuran
pertumbuhan ekonomi menggunakan PDRB atas dasar harga konstan.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wonogiri sebesar 5,14
persen di Tahun 2019. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kegiatan
perekonomian Kabupaten Wonogiri pada lapangan usaha jasa perusahaan
yang mengalami peningkatan dari 6,35 menjadi sebesar 9,64 persen,
sedangkan secara keseluruhan pertumbuhan ini sedikit melambat
dibandingkan dua tahun sebelumnya yang mampu mencatat pertumbuhan
sebesar 5,41 persen pada Tahun 2018 dan 5,32 persen pada Tahun 2017
(Sumber Kantor BPS Kabupaten Wonogiri).
Pengawasan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan
strategis dalam manajemen pemerintahan yang perlu dioptimalkan perannya
dalam mendukung kelancaran dan ketepatan dalam penyelenggaraan tugas-
tugas umum dan pembangunan guna mendukung terselenggaranya sistem
pemerintahan yang baik.
Tujuan pengawasan dimaksudkan sebagai fungsi kontrol agar
pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan dapat dilakukan
secara tertib berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
11
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta sesuai prinsip efisien,
efektif dan ekonomis, sebagaimana fungsi manajemen pemerintahan dan
pembangunan. Inspektorat Kabupaten Wonogiri mempunyai tugas pokok
membantu Bupati membina dan mengawasi pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh
Pemerintah Daerah.
Dalam Tahun Anggaran 2019, Inspektorat Kabupaten Wonogiri
mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 8.844.124.714,00 atau 0,33 % dari
APBD Kabupaten Wonogiri sebesar Rp. 2.701.270.644.257,72 Sesuai
dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Tahun 2019,
pelaksanaan pengawasan oleh Inspektorat Kabupaten Wonogiri meliputi
Audit Reguler 24 Obrik realisasi 27 Obrik (112,50%), Audit Kasus/Aduan
Masyarakat 8 Aduan terealisasi 19 Aduan (237,50%) dan Audit pada
Pemerintahan Desa/Kelurahan 48 obrik tereaIisasi 66 obrik (137,50%).
B. Kebijakan Keuangan
Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah telah dituangkan
dalam Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Wonogiri dengan
DPRD Kabupaten Wonogiri tanggal 25 Juli 2019 Nomor : 14/KSB/2019 dan
Nomor : 05/KSB/2019 tentang Kebijakan Umum Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2019
di jadikan acuan dalam penyusunan APBD TA 2019.
Kebijakan Umum Anggaran terdiri dari Kebijakan Pendapatan,
Kebijakan Belanja Daerah dan Kebijakan Pembiayaan Daerah.
1. Kebijakan Anggaran Pendapatan Daerah, yaitu :
a. Pajak Daerah yang meliputi : peningkatan pelayanan pajak daerah,
peningkatan law enforcement (penagihan pajak dengan surat paksa),
Intensifikasi pajak daerah dan ekstenfikasi pajak daerah;
12
b. Retribusi Daerah
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan lain – lain
Pendapatan Asli Daerah Yang Sah;
d. Kebijakan Dana Perimbangan;
e. Kebijakan Lain – lain Pendapatan Daerah yang Sah.
2. Kebijakan Umum Belanja Daerah :
Dengan berpedoman pada prinsip – prinsip penganggaran,
belanja daerah Tahun Anggaran 2019 disusun dengan pendekatan
anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari
input yang direncanakan. Belanja daerah Tahun 2019 akan
dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang
menjadi kewenangan Kabupaten, yang terdiri dari urusan wajib dan
urusan pilihan yaitu meliputi :
a. Belanja daerah diprioritaskan untuk mendanai belanja yang bersifat
mengikat dan belanja yang bersifat wajib untuk terjaminnya
kelangsungan pemenuhan pelayanan dasar masyarakat sesuai
dengan kebutuhan anggaran tahun 2019;
b. Belanja dialokasikan untuk memenuhi urusan wajib yang berkaitan
dengan pelayanan dasar, urusan pemerintahan non pelayanan
dasar,
pilihan dan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah untuk mengentaskan kemiskinan dan
mengurangi pengangguran;
c. Pembangunan dan penigkatan infrasturktur jalan dan jembatan
dengan cara membangun satu ruas tuntas;
d. Pemeliharaan jalan dan jembatan secara rutin dan berkala untuk
mempertahankan kondisi jalan yang baik;
13
e. Pembangunan sarana dan prasarana pasar tradisional sebagai akses
dan interaksi ekonomi masyarakat dalam rangka pemasaran produk
lokal pertanian dan hasil kerajinan tangan;
f. Dalam rangka menuju program gratis berkualitas, belanja daerah
dianggarkan untuk pendidikan gratis berkualitas dan peningkatan
kualitas guru tidak tetap (GTT), PPT dan pemberian beasiswa kepada
siswa miskin dan siswa berprestasi;
g. Dalam rangka menuju program Wonogiri sehat, belanja daerah
dianggarkan untuk peningkatan sumber daya manusia tenaga
kesehatan, peningkatan pelayanan dan pembangunan / rehabilitasi
sarana dan prasarana kesehatan;
h. Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan menjaga
ketahanan pangan, program pertanian diprioritaskan untuk
penyediaan pupuk bagi petani secara lancar dan tersedia,
pengembangan sentra tanaman pertanian, penyediaan alat mesin
pertanian dan pembangunan jaringan irigasi pertanian;
i. Pengembangan destinasi wisata dengan peningkatan sarana dan
prasarana kepariwisataan;
j. Program penataan lingkungan perkotaan dengan membangun tempat
fasilitas publik baik taman, trotoar dan lampu keindahan kota;
k. Penanganan air bersih khususnya di wilayah Wonogiri bagian selatan,
dengan penyediaan sumber air bersih yang permanen bagi
masyarakat;
l. Meningkatkan stabilitas keamanan dan ketenteraman agar dapat
terkendali dan terkelola dengan baik sehingga aktivitas sosial ekonomi
dapat berjalan dengan kondusif.
14
3. Kebijakan Pembiayaan Daerah yaitu :
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk
menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja
daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh atau
memanfaatkan surplus karena anggaran pendapatan lebih besar dari
anggaran belanja. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari :
1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan meliputi :
a. Defisit anggaran diproyeksikan untuk tidak melebihi batas
maksimal yang diperbolehkan yaitu maksimal 4,5 % dari
pendapatan daerah dan pada batas aman untuk bisa dicukupi dari
pos pembiayaan;
b. Penerimaan pembiayaan hanya baru dapat diproyeksikan berasal
dari penerimaan piutang dan SILPA tahun sebelumnya;
c. Mengalokasikan pembiayaan penerimaan dari SILPA tahun yang
lalu untuk menutupi defisit dan atau defisit yang terjadi agar dalam
pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD Tahun
Anggaran 2019 untuk disesuaikan dengan kemampuan keuangan
daerah.
2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan meliputi :
a. Merevitalisasi dan merestrukturisasi kinerja Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) dan pendayagunaan kekayaan milik daerah
yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran
pembiayaan termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD;
b. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah dan pemberian
pinjaman manakala terjadi surplus anggaran;
c. Pinjaman daerah dan obligasi daerah dapat dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku apabila
15
anggaran yang tersedia dalam APBD / Perubahan APBD tidak
mencukupi;
d. Pengeluaran pembiayaan di proyeksikan untuk pengeluaran
pembangunan dan investasi daerah secara selektif.
16
C. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Tahun 2019.
Tabel 2.1.
Realisasi Indikator Kinerja per Sasaran Strategis
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Meningkatnya Efektivitas
SPIP
IK Sasaran :
Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
2
3
150,00%
IK Kegiatan :
Jumlah Laporan Evaluasi dan/atau Asistensi SPIP OPD 1 1 100,00
Meningkatnya Akuntabilitas
Keuangan dan Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah
Kabupaten
IK Sasaran :
Opini BPK
WTP
-
-
IK Kegiatan :
1.
2.
3.
5.
6.
7.
8.
9.
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Internal Secara Berkala
Jumlah Laporan Hasil Reviu Laporan Keuangan Pemkab
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Internal Secara Berkala
Pada Desa/Kelurahan
Jumlah Hasil Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Khusus/Kasus/Lainnya
Jumlah Laporan Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan dan
Aset
Jumlah Laporan Hasil Reviu Dokumen Perencanaan
Laporan Saber Pungli
24
1
48
13
13
4
31
1
27
1
66
13
49
4
33
1
112,50%
100,00%
137,50%
100,00%
376,92%
100,00%
106,45%
100,00%
17
IK Sasaran :
Hasil Evaluasi AKIP Kabupaten
IK Kegiatan :
B
BB
-
1.
2.
Jumlah Laporan Hasil Evaluasi LKj IP OPD
lLaporan Hasil Reviu LKj IP Pemda
24
1
36
1
150,00%
100,00
Meningkatnya Efektivitas
Tindak Lanjut Rekomendasi
Hasil Pengawasan
IK Sasaran :
Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil
Pengawasan Aparat Pengawas Fungsional, baik APIP maupun APEP
IK Kegiatan :
90,00%
96,66%
107,40%
1.
2.
3.
Jumlah LHA yang Dipantau Tindak Lanjutnya
Frekuensi Kegiatan Rakor dan Pemutakhiran
Simwas HP.
50
10
2
50
10
2
100,00%
100,00
100,00
Kapabilitas Aparat Pengawas
Intern Pemerintah
IK Sasaran :
Kapabilitas APIP Level 3
1. Jumlah Auditor yang Dinilai Angka Kreditnya
2
19
3 (DC)
16
150 %
84,21%
18
2.
Jumlah Auditor dan Aparatur Pengawasan yang Mengikuti
Bintek/Kursus Singkat/Pelatihan/Sosialisasi
47
39
82,98%
3. Jumlah PKPT yang Disusun 1 1 100,00%
19
BAB III
IKHTISAR CAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN
A. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
Indikator pencapaian target APBD Tahun Anggaran 2019 adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1. Realisasi APBD TA. 2019
No APBD Anggaran Realisasi % Target Naik/Turun/
Hemat
1 Pendapatan - - - - -
2 Belanja 8.844.124.714 6.576.991.598 74,37 -
Turun
(dibandingkan
Capaian TA
2018)
Belanja
Belanja Inspektorat Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2019 ditetapkan
sebesar Rp 8.844.124.714,00 dengan realisasi sebesar Rp
6.576.991.598,00. Adapun rincian dari belanja tersebut adalah sebagai
berikut :
2. Belanja Tidak Langsung
Jumlah Pagu Anggaran Belanja Tidak Langsung adalah
Rp 6.897.158.714,00 dengan realisasi sebesar Rp 5.028.093.574,00
atau 72,90 %, yang meliputi Belanja Gaji dan Tunjangan serta
Tambahan Penghasilan PNS.
3. Belanja Langsung
Jumlah Pagu Anggaran Belanja Langsung adalah Rp 1.946.966.000,00
dengan realisasi sebesar Rp 1.548.898.024,00 atau 79,55 %, yang
meliputi belanja untuk 5 (Lima) program sebagai berikut :
20
Tabel 3.2. Realisasi Anggaran per Program
B. Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target yang Telah
Ditetapkan
Berdasarkan pada analisa permasalahan yang dilakukan atas
keseluruhan program dan kegiatan seIama Tahun Anggaran 2019 dari sisi
sistem dan prosedur administrasi keuangan, maka dapat dirumuskan
hambatan dan kendala yang dihadapi sebagai berikut :
1. Terbatasnya Struktur / jumlah pejabat pengawas (eselon IV) pada
Inspektorat Kabupaten Wonogiri, untuk mengelola anggaran yaitu hanya
sebanyak 3 (tiga) orang. 1 (satu) orang sebagai PPK dan 2 (dua) orang
sebagai PPTK;
2. Terdapat kekosongan beberapa jabatan struktural sebanyak (4 orang),
baru terisi pada bulan Juli 2019 dan adanya 2 orang Auditor yang
pensiun, yang berdampak pada kurang optimalnya pelaksanaan
kegiatan;
3. Terdapat beberapa kegiatan yang mendapat tambahan anggaran pada
APBD Perubahan TA. 2019, antara lain : Kegiatan Bintek/Kursus
No Uraian Program Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Sisa
(Rp)
1 Pelayanan Administrasi Perkantoran 449.300.000 395.025.314 54.274.686
2 Peningkatan Sarana & Prasarana
Aparatur 224.000.000 213.451.052 10.548.948
3 Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur 50.000.000 35.498.250 14.501.750
4 Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 8.000.000 6.791.800 1.208.200
5 Peningkatan Sistem Pengawasan &
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan
KDH
1.215.666.000 898.131.608 317.534.392
21
Singkat/Pelatihan/Sosialisasi, sehingga penyerapannya kurang maksimal
karena keterbatasan waktu;
4. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM Pengawasan yang ada pada
Inspektorat Kabupaten Wonogiri.
22
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah dan Basis Akuntansi yang
Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Entitas Pelaporan adalah unit Pemerintahan Daerah yang terdiri
dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan Laporan Keuangan. Sebagai
entitas pelaporan adalah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang
dalam hal ini adalah Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD)
Kabupaten Wonogiri. Sedangkan entitas akuntansi adalah unit pemerintahan
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan oleh karenanya wajib
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan untuk
digabungkan pada entitas pelaporan.
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Wonogiri disajikan
dengan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah yang telah ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan Peraturan Bupati
Nomor 34 Tahun 2014 dan Perubahannya Tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Kabupaten Wonogiri.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
pamerintah daerah yaitu basis akrual. Namun dalam hal anggaran disusun
dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis
kas.
23
B. Akuntansi Pendapatan
1. Pendapatan LRA
Pendapatan diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum
Daerah, diterima oleh SKPD, atau diterima entitas lain di luar
pemerintah daerah atas nama BUD.
Akuntansi Pendapatan LRA dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak
mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
Pendapatan LRA disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran
dan Laporan Arus Kas. Pendapatan LRA disajikan dalam mata uang
rupiah. Apabila penerimaan kas atas pendapatan LRA dalam mata
uang asing, maka penerimaan tersebut dijabarkan dan dinyatakan
dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing tersebut
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
2. Pendapatan LO
Pendapatan LO merupakan hak pemerintah daerah yang
diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan LO
merupakan pendapatan yang menjadi tanggung jawab dan wewenang
entitas pemerintah, baik yang dihasilkan oleh transaksi operasional,
non operasional, dan pos luar biasa yang meningkatkan ekuitas entitas
pemerintah.
Pendapatan LO diakui pada saat timbulnya hak atas
pendapatan atau saat pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran
masuk sumber daya ekonomi baik sudah diterima pembayaran secara
tunai (realized) maupun masih berupa piutang (realizable).
24
C. Akuntansi Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
Pemerintah Kabupaten Wonogiri.
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas
Umum Daerah Khusus untuk belanja melalui Bendahara Pengeluaran,
pengakuan terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disyahkan oleh Pengguna Anggaran.
Pengukuran belanja berdasarkan azas bruto dan diukur
berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen
pengeluaran yang sah.
D. Akuntansi Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadi konsumsi aset,
atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Saat
timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke
pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah. Contoh :
tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar pemerintah.
Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat
pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban
dan/atau konsumsi aset non kas dalam kegiatan operasional pemerintah.
Sedangkan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat
penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa adalah penyusutan atau amortisasi.
25
Pengakuan beban pada SKPD :
1. Beban Pegawai
Beban pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS, diakui
saat diterbitkan SP2D atau pada saat timbulnya kewajiban pemerintah
daerah (jika terdapat dokumen yang memadai). Beban pegawai yang
pembayarannya melalui mekanisme UP/GU/TU diakui ketika bukti
pembayaran beban (misal : bukti pembayaran honor) telah disahkan
pengguna anggaran.
2. Beban Barang/Jasa
Beban Barang merupakan penurunan manfaat ekonomi dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran
atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban akibat transaksi
pengadaan barang dan jasa yang habis pakai, perjalanan dinas,
pemeliharaan termasuk pembayaran honorarium kegiatan kepada non
pegawai dan pemberian hadiah atas kegiatan tertentu terkait dengan
suatu prestasi. Beban barang diakui ketika bukti penerimaan barang
atau Berita Acara Serah Terima ditandatangani. Dalam hal pada akhir
tahun masih terdapat barang persediaan yang belum terpakai, maka
dicatat sebagai pengurang beban.
3. Pengakuan Beban
a. Beban dari transaksi non pertukaran diukur sebesar aset yang
digunakan atau dikeluarkan yang pada saat perolehan tersebut
diukur dengan nilai wajar.
b. Beban dari transaksi pertukaran diukur dengan menggunakan
harga sebenarnya (actual price) yang dibayarkan ataupun yang
menjadi tagihan sesuai dengan perjanjian yang telah membentuk
harga.
26
E. Pengakuan Aset Tetap dan Kapitalisasi Pengeluaran
Pengakuan aset dan kapitalisasi pengeluaran yang diterapkan
mengacu pada Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 34 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri, dengan kebijakan
sebagai berikut :
1. Kas dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank
yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
Pemerintah Kabupaten Wonogiri/investasi jangka pendek yang sangat
likuid yang siap dicairkan menjadi kas serta bebas dari resiko
perubahan nilai yang signifikan. Kas juga meliputi seluruh Uang Yang
Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD), saldo simpanan di bank yang
setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran.
Dalam pengertian ini juga termasuk setara kas yaitu investasi jangka
pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas.
2. Piutang
Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah
Daerah dan atau hak Pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan
uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya yang sah.
Piutang diakui pada saat :
a. Diterbitkannya surat ketetapan;
b. Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan;
atau
c. Belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.
3. Persediaan
Persediaan adalah barang yang dijual atau dipakai habis dalam satu
periode akuntansi.
27
Pencatatan persediaan dilakukan dengan :
a. Metode Perpetual, digunakan untuk jenis persediaan obat - obatan,
yang bersifat continues dan membutuhkan kontrol yang besar;
b. Metode Periodik, digunakan untuk persediaan yang
penggunaannya sulit diidentifikasi, diantaranya Alat Tulis Kantor
(ATK).
Penilaian Persediaan :
Persediaan dinilai dengan metode FIFO (First In First Out), harga pokok
dari barang –barang yang pertama kali dibeli akan menjadi harga
barang yang digunakan pertama kali, sehingga nilai persediaan akhir
dihitung dari harga pembelian terakhir.
4. Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang adalah penyertaan modal yang dimaksudkan
untuk memperoleh manfaat ekonomis dalam jangka waktu lebih dari satu
periode akuntansi. Pengeluaran Kas dapat diakui sebagai investasi
apabila memenuhi salah satu kriteria :
a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan
manfaat sosial atau jasa potensial dimasa yang akan datang atas
suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah;
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi
dapat diukur secara memadai (reliable).
5. Aset Tetap
Aset Tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat Iebih
dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan
kegiatan pemerintah dan pelayanan publik. Aktiva Tetap dapat diperoleh
dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui
pembelian, pembangunan, donasi dan pertukaran dengan aktiva lainnya.
28
6. Penilaian Aset Tetap
Aset Tetap yang diperoleh bukan dinilai berdasar pada nilai wajar pada
saat perolehan. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk
memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai
dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dipergunakan.
7. Aset Lainnya
Aset lainnya adalah aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, Konstruksi Dalam
Pengerjaan (KDP) dan dana cadangan. Aset Lainnya meliputi aset tak
berwujud, kemitraan dengan pihak ketiga, kas yang dibatasi
penggunaannya, dan aset lain - lain.
8. Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Pendek merupakan kewajiban yang harus dibayar
kembali atau jatuh tempo daIam 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
Hutang jangka pendek terdiri dari :
a. Kewajiban Jangka Pendek PPKD : Utang Bunga, Bagian Lancar
Utang Jangka Panjang, Utang Beban dan Utang Jangka Pendek
Lainnya;
b. Kewajiban Jangka Pendek di SKPD : Utang Perhitungan Pihak
Ketiga (PFK), Pendapatan Diterima Dimuka, Utang Beban dan Utang
Jangka Pendek Lainnya.
9. Kewajiban Jangka Panjang
29
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai Kewajiban Jangka Panjang jika
diharapkan dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan.
Kewajiban Jangka Panjang hanya terdapat di PPKD terdiri dari Hutang
Dalam Negeri, Hutang Luar Negeri dan Hutang Jangka Panjang lainnya.
10. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah
aset dengan jumlah Kewajiban Pemerintah pada tanggal pelaporan.
Ekuitas terdiri dari :
a. Ekuitas Sisa SAL
Ekuitas SAL digunakan untuk mencatat akun perantara dalam
rangka penyusunan Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan
Perubahan SAL mencakup antara lain Estimasi Pendapatan,
Estimasi Penerimaan Pembiayaan Apropriasi Belanja, Apropriasi
Pengeluaran Pembiayaan dan Estimasi Perubahan SAL,
Surplus/Defisit LRA.
b. Ekuitas Untuk Dikonsolidasikan
Ekuitas untuk dikonsolidasikan digunakan untuk mencatat reciprocal
account untuk kepentingan konsolidasi, yang mencakup antara lain
Rekening Koran (R/K) PPKD.
30
BAB V
PENJELASAN POS - POS LAPORAN KEUANGAN
Penjelasan Pos - Pos Laporan Realisasi Anggaran
1. Pendapatan
Pada Tahun Anggaran 2019 Inspektorat Kabupaten Wonogiri
tidak mempunyai pendapatan.
2. BeIanja
Pada Tahun Anggaran 2019 jumlah total realisasi belanja
Inspektorat Kabupaten Wonogiri adalah Rp 6.576.991.598,00 atau
74,37 % dari pagu anggaran sebesar Rp. 8.844.124.714,00,
dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2018 sebesar
Rp. 7.047.731.852 mengalami penurunan sebesar Rp. 470.740.254,00
dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 5.1. Realisasi Anggaran per Kelompok dan Jenis Belanja
Uraian Pagu Anggaran Realisasi %
A. Belanja terdiri : 8.844.124.714,00 6.576.991.598,00 74,37
1. Belanja Operasi : 8.720.124.714,00 6.463.451.098,00 74,12
a. Belanja Pegawai 7.229.876.714,00 5.285.850.574,00 73,11
b. Belanja Barang & Jasa
1.490.248.000,00 1.177.600.524,00 79,02
2. Belanja Modal 124.000.000 113.540.500 91,56
31
a. Belanja Operasi :
Realisasi Belanja Operasi sebesar Rp 6.463.451.098,00 atau 74,12
% dari pagu anggaran sebesar Rp. 8.720.124.714,00 meliputi
Belanja Pegawai sebesar Rp 5.285.850.574,00 dan Belanja Barang
& Jasa sebesar Rp 1.177.600.524,00., dengan rincian sebagai
berikut :
1). Belanja Pegawai :
Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp 5.285.850.574,00 atau
73,11 % dari pagu anggaran sebesar Rp. 7.229.876.714,00
dibandingkan dengan realisai Tahun Anggaran 2018
Rp. 5.682.910.825,00 mengalami penurunan sebesar Rp.
397.060.251,00 yaitu dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.2.
Realisasi Anggaran per Obyek Belanja Pegawai
No. Obyek Belanja Pagu Anggaran Realisasi %
1. Belanja Gaji & Tunjangan
4.959.597.000,00 3.394.916.874,00 68,45
2. Belanja Tambahan Penghasilan PNS.
1.937.561.714,00 1.633.176.700,00 84,29
3. Uang lembur 6.463.000,00 4.957.000,00 76,70
4. Belanja Honorarium 326.255.000,00 252.800.000,00 77,49
2) Belanja Barang dan Jasa, realisasi sebesar Rp 1.177.600.524,00
atau 79,02 % dari pagu anggaran sebesar Rp. 1.490.248.000,00
dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2018 sebesar
Rp. 1.289.579.027,00 mengalami penurunan sebesar
Rp. 111.978.503,00 yaitu dengan rincian sebagai berikut :
32
Tabel 5.3.
Realisasi Anggaran per Obyek Belanja Barang dan Jasa
No. Obyek Belanja Pagu
Anggaran Realisasi %
1. Belanja Bahan Pakai Habis 74.405.000 70.978.850 95,40
2. Belanja Jasa Kantor 77.015.000 50.902.650 66,09
3. Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor
90.000.000 84.102.202 93,45
4. Belanja Cetak dan Penggandaan
40.224.750 37.862.125 94,13
5. Belanja Makanan dan Minuman
64.903.000 55.553.000 85,59
6. Belanja Perjalanan Dinas 1.071.878.250 825.744.947 77,04
7. Belanja Pemeliharaan 20.000.000 19.950.000 99,75
8. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS
46.274.000 32.506.750 70,25
b. Belanja Modal :
Realisasi Belanja Modal sebesar Rp 113.540.500,00 atau 91,56 %
dari pagu anggaran sebesar Rp. 124.000.000,00 dibandingkan
dengan realisasi Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp. 75.242.000,00
mengalami kenaikan sebesar Rp. 38.298.500,00 yaitu : dengan
rincian sebagai berikut :
33
Tabel 5.4. Realisasi Anggaran per Obyek Belanja Modal
No. Obyek Belanja Pagu
Anggaran Realisasi %
1. Belanja Modal Pengadaan Pendingin Ruangan (AC)
25.895.000 23.700.500 91,53
2. Belanja Modal Pengadaan Kipas Angin
4.105.000 3.960.000 96,47
3.
Belanja Modal Pengadaan Komputer Note Book/Laptop/Tablet
59.095.000 53.395.000 90,35
4. Belanja Modal Pengadaan Printer
12.105.000 11.035.000 91,16
5. Belanja Modal Pengadaan Scanner
22.800.000 21.450.000 94,08
A. Penjelasan Pos - Pos Laporan Operasional
Jumlah Beban Operasi - LO Tahun Anggaran 2019 sebesar
Rp 6.781.290.853,35 dibandingkan realisasi Tahun Anggaran 2018
sebesar Rp. 7.087.278.472,64 mengalami penurunan Rp. 305.987.619,29
atau 4,51 % yaitu terdiri dari :
1. Beban Pegawai - LO sebesar Rp 5.481.297.774,00 dibandingkan
realisasi Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp. 5.682.910.825,00
mengalami penurunan Rp. 201.613.051,00 atau 3,68 % yaitu dengan
rincian sebagai berikut :
34
Tabel 5.5. Rincian Beban Pegawai - LO
No. Uraian Jumlah
1. Beban Gaji dan Tunjangan - LO 3.394.916.874
2. Beban Tambahan Penghasilan PNS - LO 1.828.623.900
3. Uang Lembur – LO 4.957.000
4. Beban Honorarium - LO 252.800.000
Realisasi Belanja Pegawai dalam LRA sebesar Rp. 5.285.850.574,00,
sedangkan Ralisasi Beban Pegawai dalam LO sebesar
Rp. 5.481.297.774,00 terdapat perbedaan sebesar Rp 195.447.200,00
merupakan hutang Tambahan Penghasilan pada Bulan Desember
2019 yang dibayarkan pada bulan Januari 2020.
Beban Persediaan sebesar Rp 69.691.450,00 dibandingkan realisasi
Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp. 71.487.400,00 mengalami
penurunan Rp. 1.795.950,00 atau 2,58 % yaitu dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 5.6. Rincian Beban Persediaan
No. Uraian Jumlah
1. Beban Alat Tulis Kantor 54.252.450,00
2. Beban Alat Listrik & Elektronik 2.412.000,00
3. Beban Perangko, Materai, dan benda Pos Lainnya
1.500.000,00
4. Beban Peralatan Kebersihan & Bahan Pembersih
2.921.000,00
5. Beban Pengisian Tabung Pemadam Kebakaran
450.000,00
6 Beban Pengisian Tabung Gas 731.000,00
7 Beban Bahan & Kelengkapan 7.425.000,00
35
2. Beban Jasa sebesar Rp. 261.357.354,00 dibandingkan realisasi Tahun
Anggaran 2018 sebesar Rp. 274.681.714,00 mengalami penurunan
Rp. 13.324.360,00 atau 5,10 % yaitu dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.7. Rincian Beban Jasa
No. Uraian Jumlah
1. Beban Jasa Kantor 47.143.777,00
2. Beban Perawatan Kendaraan Bermotor 84.102.202,00
3. Beban Cetak & Penggandaan 38.051.625,00
4. Beban Makanan & Minuman 55.553.000
5. Beban Kursus, Pelatihan, Sosialisasi & Bintek
32.506.750,00
6 Beban Tenaga Ahli 4.000.000,00
3. Beban Perjalanan Dinas sebesar Rp. 825.744.947,00 dibandingkan
realisasi Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp. 925.287.761,00 mengalami
penurunan Rp. 99.542.814,00 atau 12,05 % yaitu dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 5.8. Rincian Beban Perjalanan Dinas
No. Uraian Jumlah
1. Beban Perjalanan Dinas Dalam Daerah 543.478.787,00
2. Beban Perjalanan Dinas Luar Daerah 282.266.160,00
4. Beban Pemeliharaan sebesar Rp. 19.950.000,00 dibandingkan
realisasi Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp. 19.997.850,00
mengalami penurunan Rp. 47.850,00 atau 0,24 % yaitu merupakan
beban pemeliharaan peralatan dan Mesin.
36
5. Beban Penyusutan dan Amortisasi sebesar Rp. 123.249.328,35
dibandingkan realisasi Tahun Anggaran 2018 sebesar
Rp. 112.912.922,64 mengalami kenaikan Rp. 10.336.405,71 atau
8,39 % yaitu dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.9. Rincian Beban Penyusutan Dan Amortisasi
No. Uraian Jumlah
1. Beban Penyusutan Alat Angkutan 44.866.651,14
2. Beban Penyusutan Alat Kantor & Rumah Tangga
15.351.542,50
3. Beban Penyusutan Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar
11.878.525,00
4. Beban Penyusutan Komputer 40.589.750,00
5. Beban Penyusutan Bangunan Gedung 10.562.859,71
Realisasi Belanja Barang dan Jasa dalam LRA dengan Realisasi Beban
Barang dan Jasa dalam LO secara keseluruhan mengalami selisih
sebesar = Rp 1.177.600.524,00 – Rp 1.176.743.751,00
= Rp 856.773,00. Perbedaan LRA dan LO disebabkan karena
penerapan penghitungan berbasis akrual terhadap beberapa rekening
belanja, yaitu :
a) Belanja Alat Tulis Kantor dengan Beban Alat Tulis Kantor mengalami
selisih = 55.539.850,00 – 54.252.450,00 =
(Rp1.287.400,00), dengan penjelasan sebagai berikut :
Persediaan awal ATK (sisa saldo TA. 2018) 720.600,00
Belanja Alat Tulis Kantor - LRA 55.539.850,00 +
Jumlah Persediaan ATK 56.260.450,00
Stock Opname sisa ATK per 31 Des. 2019 2.008.000,00 -
Beban Persediaan ATK - LO 54.252.450,00
37
b) Belanja Cetak dengan Beban Cetak mengalami selisih =
15.757.200,00 – 15.946.700,00 = (Rp 189.500,00) dengan
penjelasan sebagai berikut :
Persediaan awal Barang Cetakan (sisa saldo TA. 2018) 575.000,00
Belanja Cetak - LRA 15.757.200,00+
Jumlah Persediaan Barang Cetakan 16.332.200,00
Stock Opname sisa Barang Cetakan per 31 Des. 2019 385.500,00 -
Beban Cetak - LO 15.946.700,00
c) Belanja Telepon, Air, Listrik, dan Internet dengan Beban Telepon,
Air, Listrik, dan Internet mengalami selisih = 28.987.350,00 –
29.228.477,00 = 758.873,00 dikarenakan tagihan bulan
Desember dibayarkan pada tahun berikutnya, dengan penjelasan
sebagai berikut :
Belanja Telepon, Air, Listrik, Internet – LRA 28.987.350,00
Beban TA. 2018 dibayar TA. 2019 2.530.406,00 -
26.456.944,00
Beban TA. 2019 dibayar TA. 2020 2.771.533,00 +
Beban Telepon, Air, Listrik, Internet - LO 29.228.477,00
B. Penjelasan Pos - Pos Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas awal pada Laporan Perubahan Ekuitas sebesar
Rp 432.319.890,21 berasal dari nilai ekuitas akhir tahun 2018.
Surplus/Defisit sebesar (Rp 6.781.290.853,35) merupakan selisih antara
jumlah pendapatan yang diterima dikurangi jumlah beban pada Laporan
Operasional. RK PPKD sebesar Rp 6.576.991.598,00 merupakan realisasi
belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran. Sedangkan untuk Ekuitas Akhir
sebesar Rp. 228.020.634,86 .
38
C. Penjelasan Pos - Pos Neraca
1. Aset
Berdasarkan pada perhitungan aset tahun 2019 baik terhadap
aset lancar, aset tetap maupun aset lainnya, maka dapat dijelaskan
posisi aset Inspektorat Kabupaten Wonogiri Tahun 2019 sebagai berikut
:
a. Aset Lancar
Jumlah dari aset lancar adalah Rp 2.393.500,00 yang terdiri dari sisa
persediaan alat tulis kantor sebesar Rp 2.008.000,00 serta sisa
persediaan barang cetakan sebesar Rp 385.500,00.
b. Aset Tetap
Jumlah aset tetap adalah Rp 423.658.492,86 terdiri dari :
1) Peralatan dan Mesin senilai Rp 244.354.577,57 terdiri dari :
a) Alat - Alat Angkutan senilai Rp 62.607.722,57 dengan rincian
sebagai berikut :
Saldo awal 2 Januari 2019 1.116.116.558,00
Penambahan Tahun 2019
Mobil Kijang KF 83 (AD 9501 HR) 110.000.000,00 +
1.226.116.558,00
Pengurangan Tahun 2019 0,00
Jumlah Alat - Alat Angkutan 1.226.116.558,00
Akumulasi Penyusutan Alat - Alat Angkutan 1.163.508.835,43
Nilai Buku per 31 Desember 2019 62.607.722,57
b) Alat Kantor dan Rumah Tangga terdiri dari :
1. Alat Rumah Tangga senilai : Rp. 49.365.667,50
Saldo awal 2 Januari 2019 193.487.037,00
Penambahan Tahun 2019
39
AC: 3 Buah @ Rp. 7.842.500,00 = 23.527.500,00
Kipas 4.133.000,00 +
221.147.537,00
Pengurangan Tahun 2019 13.692.250,00 -
Jumlah Alat Rumah Tangga 207.455.287,00
Akumulasi Penyusutan Alat Rumah Tangga 158.089.619,50
Nilai Buku per 31 Desember 2019 49.365.667,50
c) Alat - Alat Studio dan Komunikasi senilai Rp 25.770.312,50
dengan rincian sebagai berikut :
Saldo awal 2 Januari 2019 68.220.100,00
Penambahan Tahun 2019 0,00 +
Pengurangan Tahun 2019 3.499.000,00 –
Jumlah Alat – Alat Studio dan Komunikasi 64.721.100,00
Akumulasi Penyusutan Alat Studio & Komunikasi 38.950.787,50 –
Nilai Buku per 31 Desember 2019 25.770.312,50
d) Komputer senilai Rp 106.610.875,00 dengan rincian sebagai
berikut :
Saldo awal 2 Januari 2019 259.608.875,00
Penambahan Tahun 2019
Laptop 52.965.000,00
Printer 11.180.000,00
Scanner 21.735.000,00 +
345.488.875,00
Pengurangan Tahun 2019 49.598.320,00 -
Jumlah Komputer 295.890.555,00
Akumulasi Penyusutan Komputer 189.279.680,00 -
40
Nilai Buku per 31 Desember 2019 106.610.875,00
e). Peralatan Olah Raga senilai Rp 0,00 berupa 1 (satu) buah
meja tenis, dengan penjelasan sebagai berikut :
Saldo awal 2 Januari 2019 50.000,00
Penambahan Tahun 2019 0,00 +
Pengurangan Tahun 2019 0,00 -
Jumlah Peralatan Olah Raga 50.000,00
Ak. Penyusutan Barang Bercorak Seni/Budaya 50.000,00 -
Nilai Buku per 31 Desember 2019 0,00
Keterangan : Klasifikasi Peralatan Olah Raga merupakan
Reklas dari Aset Tetap Lainnya (Barang Bercorak
Kesenian/Kebudayaan) ke Peralatan & Mesin (Peralatan Olah
Raga) sebesar Rp. 50.000,00.
2) Gedung dan Bangunan senilai Rp 123.442.170,29 dengan
rincian sebagai berikut :
Saldo awal 2 Januari 2019 492.223.350,00
Penambahan Tahun 2019 0,00 +
Pengurangan Tahun 2019 0,00 -
Jumlah Gedung dan Bangunan 492.223.350,00
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 368.781.179,71 -
Nilai Buku per 31 Desember 2019 123.442.170,29
3) Aset Tetap Lainnya senilai Rp 55.861.745,00 terdiri dari :
Bahan Perpustakaan senilai Rp 55.861.745,00 dengan rincian
sebagai berikut :
Saldo awal 2 Januari 2019 55.861.745,00
Penambahan Tahun 2019 0,00 +
Pengurangan Tahun 2019 0,00 -
41
Jumlah Buku dan Perpustakaan 55.861.745,00
Akumulasi Penyusutan Buku dan Perpustakaan 0,00 -
Nilai Buku per 31 Desember 2019 55.861.745,00
Selain yang tercatat sebagai aset tetap lainnya terdapat
sejumlah buku yang tercatat sebagai aset ekstracomptabel
senilai Rp 423.950,00, karena harga perolehannya dibawah nilai
minimum kapitalisasi aset.
4) Aset Lainnya
senilai Rp 187.375,00
yaitu Aset lain – lain yang merupakan usulan penghapusan
barang yang meliputi : Kursi Lipat, Brankas, Jam Elektronik, AC
Split, Kipas Angin, Televisi, Laptop, Komputer PC dan Wireless
(data terlampir), dengan penjelasan sebagai berikut :
Saldo awal 0,00
Penambahan : 66.789.570,00
66.789.570,00
Pengurangan 0,00
Ak. Penyusutan Aset Lain - Lain 66.602.195,00
Nilai Buku per 31 Desember 2019 187.375,00
2. Kewajiban
Sampai dengan 31 Desember 2019 Inspektorat Kabupaten
Wonogiri mempunyai kewajiban sebesar Rp 198.218.733,00 yang
berupa
Hutang belanja Tambahan Penghasilan PNS pada Bulan Desember
2019 sebesar Rp. 195.447.200,00
Hutang Beban Jasa Rekening Listrik, Air, Telepon, dan Internet bulan
Desember 2019 sebesar Rp. 2.771.533,00, dengan rincian sebagai
berikut :
42
Hutang Jasa Listrik Rp.1.907.326,00
Hutang Jasa Air Rp. 331.450,00
Hutang Jasa Telepon Rp. 121.257,00
Hutang Jasa Internet Rp. 411.500,00
3. Ekuitas Dana
Sebagaimana yang tercantum dalam Laporan Perubahan Ekuitas,
jumlah Ekuitas Akhir per 31 Desember 2019 adalah senilai
Rp 228.020.634,86. Ekuitas tersebut merupakan selisih antara aset dan
kewajiban yaitu : Rp. 426.239.367,86 - Rp. 198.218.733,00 per tanggal
pelaporan.
43
BAB VI
PENGUNGKAPAN LAINNYA, INFORMASI NON KEUANGAN
A. Organisasi
Inspektorat Kabupaten Wonogiri merupakan Organisasi Perangkat
Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri
Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Wonogiri serta Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 58
Tahun 2016 tentang Susunan, Kedudukan dan Tata Kerja Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri, berdomisili di Jalan Pemuda I
Nomor 55 Wonogiri.
Inspektorat berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah, dengan susunan organisasi sebagai
berikut :
1. Inspektur
2. Sekretaris, terdiri dari :
a. Subbagian Perencanaan
b. Subbagian Keuangan
c. Subbagian Umum dan Kepegawaian
3. Inspektur Pembantu Bidang Aparatur dan Administrasi
Pemerintahan
4. Inspektur Pembantu Bidang Ekonomi dan Pembangunan
5. Inspektur Pembantu Bidang Kesejahteraan Rakyat
6. Inspektur Pembantu Bidang Keuangan dan Aset Daerah
Sebagai lembaga teknis daerah Inspektorat mempunyai tugas dan
fungsi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 71
44
Tahun 2016 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat Kabupaten
Wonogiri, yaitu :
1. Tugas pokok Inspektorat adalah membantu Bupati membina dan
mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah.
2. Fungsi Inspektorat :
a. Perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah;
b. Penyelenggaraan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan
penilaian tugas pengawasan terhadap Perangkat Daerah;
c. Pelaksanaan tugas dukungan teknis administrasi pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah;
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah;
e. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah;
f. Pelaksanaan kesekretariatan Inspektorat;
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
B. Kebijakan
Untuk memperlancar pelaksanaan Tupoksi tersebut diatas, setiap
tahun Inspektorat Kabupaten Wonogiri menetapkan Kebijakan Pengawasan
yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Wonogiri. Untuk tahun 2019
45
ditetapkan Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 66 Tahun 2016 tentang
Kebijakan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di
Kabupaten Wonogiri Tahun 2019.
Dalam Peraturan Bupati tersebut, kegiatan yang dilakukan
Inspektorat selama Tahun 2019 sebagai berikut :
1. Kegiatan Utama :
a. Pengawasan
1) Pengawasan Kinerja pada OPD dan Sekolah
2) Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
3) Pengawasan dan Pengendalian Kepegawaian
4) Pengawasan Khusus/Kasus/Lainnya
b. Reviu
1) Reviu Laporan Keuangan Daerah
2) Reviu Laporan Kinerja Pemerintah Daerah
3) Reviu Dokumen Rencana Pembangunan dan Anggaran Daerah
c. Evaluasi / Asistensi :
1) Evaluasi LKjIP SKPD
2) Evaluasi/Asistensi Penyelenggaraan SPIP
3) Asistensi Pelaporan Keuangan Daerah
d. Sosialisasi
e. Pemantuan dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan
2. Kegiatan Penunjang
a. Sinergi pelaksanaan pengawasan dengan Aparat Pengawasan
Internal Pemerintah lainnya (Joint Audit)
b. Diklat Pengawasan
c. Studi/ Lokakarya bidang Pengawasan
d. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan
46
C. Struktur Kepegawaian / SDM
Jumlah Pegawai Inspektorat Kabupaten Wonogiri Tahun 2019
sebanyak 42 orang, terdiri :
1. Berdasar Jenjang Pendidikan :
a. Pasca Sarjana (S2) : 19 orang
b. Sarjana : 18 orang
c. Sarjana Muda/Diploma : 4 orang
d. SLTA : 1 orang
e. SLTP : -
f. SD : -
2. Berdasar Golongan :
a. Golongan IV : 24 orang
b. Golongan III : 17 orang
c. Golongan II : 1 orang
d. Golongan I : -
3. Berdasar Jabatan :
a. Pejabat Struktural 9 orang, terdiri dari :
1) Eselon II : 1 orang
2) Eselon III : 5 orang
3) Eselon IV : 3 orang
b. Pejabat Fungsional Auditor 16 orang, terdiri dari :
1) Auditor Utama : 1 orang
2) Auditor Madya : 8 orang
3) Auditor Muda : 4 orang
4) Auditor Pertama : 1 orang
5) Auditor Penyelia : - orang
6) Auditor Pelaksana : - orang
47
7) Auditor Pelaksana Lanjutan : 2 orang
8) Auditor Kepegawaian Madya: 4 orang
c. Pejabat Fungsional P2UPD Madya : 3 orang
d. Pejabat Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan : 2 orang
e. Pejabat Pranata Komputer Pertama : 1 orang
f. Pejabat Fungsional Umum : 7 orang
4. Data Pegawai menurut jenis kelamin :
a. Jumlah pegawai laki-laki : 22 orang
b. Jumlah pegawai perempuan : 20 orang
5. Jumlah Pegawai Kontrak Inspektorat Kabupaten Wonogiri Tahun
Anggaran 2019 sebanyak 10 orang.
48
BAB VII
PENUTUP
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Inspektorat Kabupaten Wonogiri
merupakan rangkaian informasi terkini atas kondisi riil aspek keuangan Tahun
Anggaran 2019 yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan II Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Catatan atas Laporan Keuangan ini disusun dengan mengungkapkan
beberapa penjelasan terhadap Laporan Keuangan secara keseluruhan sehingga
diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca secara luas,
tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun hanya manajemen entitas
pelaporan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyajian Catatan atas Laporan
Keuangan ini masih jauh dari sempurna. Masukan dan saran selalu kami
harapkan khususnya demi peningkatan kualitas pengelolaan dan akuntabilitas
keuangan Inspektorat Kabupaten Wonogiri.
Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan bimbingan dan meridhoi
upaya yang telah kita lakukan.
Wonogiri, Pebruari 2020
INSPEKTUR KABUPATEN WONOGIRI
M A R D I A N T O, S.E.
Pembina Tingkat I NIP. 19710124 199903 1 002