PP yy PPPelaelaelayyyanan Optimal InfInf ang Ceang Cepapat...

4
6 MPA 312 / September 2012 Namun siapapun tak akan menampik, bahwa pelayanan haji memang perlu ditingkatkan. “Sebab Ibadah haji merupakan ibadah tek- nis, sehingga memerlukan pelayan- an yang lebih,” tukas H. Mazhu- sada Herya L, S.IP. Tak terbatas pelayanan saat orang mendaftarkan saja, tapi juga ketika mereka menunggu kebe- rangkatan hingga pada pelaksaan haji di Makkah nanti. Siapapun yang mengelola penyelenggaraan haji, katanya, seyogjanya dapat memfasilitasi dan peka terhadap kebutuhan CJH. Seperti kebutuhan untuk berziarah ke tempat-tempat bersejarah, yang kaitannya dengan ibadah haji. Termasuk pula pen- dampingan terhadap jamaah yang sudah berusia lanjut. Haji merupakan perhelatan Bagai ritual tahunan, badai kritik dan sorotan selalu mengiringi menjelang pelaksanaan haji. Baik berupa kritik terhadap masalah teknis pelaksanaan haji, maupun sorotan tajam terhadap dana seputar haji. Pela ela ela ela elayanan Optimal anan Optimal anan Optimal anan Optimal anan Optimal Inf Inf Inf Inf Inf or or or or or masi Haji y masi Haji y masi Haji y masi Haji y masi Haji y ang Ce ang Ce ang Ce ang Ce ang Ce pa pa pa pa pa t, t, t, t, t, Mudah dan Mudah dan Mudah dan Mudah dan Mudah dan T T T e e e pa pa pa pa pa t t t Pela ela ela ela elayanan Optimal anan Optimal anan Optimal anan Optimal anan Optimal Inf Inf Inf Inf Inf or or or or or masi Haji y masi Haji y masi Haji y masi Haji y masi Haji y ang Ce ang Ce ang Ce ang Ce ang Ce pa pa pa pa pa t, t, t, t, t, Mudah dan Mudah dan Mudah dan Mudah dan Mudah dan T T T e e e pa pa pa pa pa t t t

Transcript of PP yy PPPelaelaelayyyanan Optimal InfInf ang Ceang Cepapat...

Page 1: PP yy PPPelaelaelayyyanan Optimal InfInf ang Ceang Cepapat ...jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar312/iajo1347361346.pdfMPA 312 / September 2012 7 akbar aktivitas manusia sejagad dalam

6 MPA 312 / September 2012

Namun siapapun tak akanmenampik, bahwa pelayanan hajimemang perlu ditingkatkan. “SebabIbadah haji merupakan ibadah tek-nis, sehingga memerlukan pelayan-an yang lebih,” tukas H. Mazhu-sada Herya L, S.IP.

Tak terbatas pelayanan saatorang mendaftarkan saja, tapi jugaketika mereka menunggu kebe-rangkatan hingga pada pelaksaanhaji di Makkah nanti. Siapapunyang mengelola penyelenggaraanhaji, katanya, seyogjanya dapatmemfasilitasi dan peka terhadapkebutuhan CJH. Seperti kebutuhanuntuk berziarah ke tempat-tempatbersejarah, yang kaitannya denganibadah haji. Termasuk pula pen-dampingan terhadap jamaah yangsudah berusia lanjut.

Haji merupakan perhelatan

Bagai ritual tahunan, badai kritik dan

sorotan selalu mengiringi menjelang

pelaksanaan haji. Baik berupa kritik

terhadap masalah teknis pelaksanaan haji,

maupun sorotan tajam terhadap dana

seputar haji.

PPPPPelaelaelaelaelayyyyyanan Optimalanan Optimalanan Optimalanan Optimalanan OptimalInfInfInfInfInfororororormasi Haji ymasi Haji ymasi Haji ymasi Haji ymasi Haji yang Ceang Ceang Ceang Ceang Cepapapapapat,t,t,t,t,

Mudah dan Mudah dan Mudah dan Mudah dan Mudah dan TTTTTeeeeepapapapapattttt

PPPPPelaelaelaelaelayyyyyanan Optimalanan Optimalanan Optimalanan Optimalanan OptimalInfInfInfInfInfororororormasi Haji ymasi Haji ymasi Haji ymasi Haji ymasi Haji yang Ceang Ceang Ceang Ceang Cepapapapapat,t,t,t,t,

Mudah dan Mudah dan Mudah dan Mudah dan Mudah dan TTTTTeeeeepapapapapattttt

Page 2: PP yy PPPelaelaelayyyanan Optimal InfInf ang Ceang Cepapat ...jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar312/iajo1347361346.pdfMPA 312 / September 2012 7 akbar aktivitas manusia sejagad dalam

7MPA 312 / September 2012

akbar aktivitas manusia sejagaddalam satu waktu. Untuk mengor-ganisirnya, tentu dibutuhkankemampuan manajerial yang baik.Siskohat sebagai pusat layananinformasi utama perihal haji, diha-rapkan menjadi sumber terdepandalam informasi haji. “Terpentinglagi, harus ada pembagian tugasatau kapling tugas yang harusditangani oleh bank, KBIH danKemenag,” imbuhnya.

Masalah yang perlu dibenahi,menurut Sekretaris KBIH ArofahMalang ini, di antaranya soal keter-bukaan atau kecepatan dalam mem-peroleh informasi haji. Sebab itusangaat dibutuhkan oleh publik.Mereka harus bisa memperolehinformasi haji secara cepat, mudah

dan tepat. “Lha masak jamaah hajikok malah mendapatkan informasidari pihak swasta. Itu lantaranSiskohat lamban dalam menyampai-kan informasi ke publik,” kritiknya.“Ini PR pertama yang harus dibe-nahi, sehingga tak timbul kesaninformasi haji itu sulit didapatkan,”imbuhnya.

Begitu juga dengan sistempendaftaran yang dibuka sepan-jang tahun. Hal itu akan berdampakpada lamanya masa antrean ke ta-hun pemberangkatan. Bayangkan,di Jawa Timur bisa mencapai duabelas tahun masa tunggu. Tentu halitu akan berdampak secara psi-

kologis terutama bagi CJH yangusianya sudah lanjut. “Merekaakan merasa pesimis dan bahkandapat frustasi. Ya.. meskipun telahada kebijakan prioritas bagi mere-ka,” kilahnya. “Belum lagi denganmereka yang menghalalkan segalacara agar bisa segera berangkat,”tambahnya.

Pria kelahiran Lumajang 1September 1970 ini juga menyorotiperihal layanan catering denganmodel prasmanan. Menurutnya,sebaiknya dikembalikan denganmodel kotakan saja. Pasalnya,jamaah haji yang berusia lanjutkasihan kalau sampai ikut ngantriberlama-lama. Soal layanan kese-hatan juga tak lepas dari kritiknya.Standar petugas kesehatan, kata-

nya, hendaknya sama denganpetugas yang berasal dari Kemen-terian Agama, yakni yang sudahpernah menunaikan ibadah haji.Dengan begitu akan lebih maksimaldalam memberikan pelayanan ke-pada CJH.

Namun demikian, alumnusFisip UNEJ tahun 1995 ini tak se-pakat kalau penanganan haji dise-rahkan kepada pihak swasta. Sebabbelum tentu itu akan lebih baik.“Pemerintah yang telah bertahun-tahun menangani saja masih adacelah kekurangan. Apalagi kalaudiserahkan sepenuhnya ke pihakswata yang belum berpengalaman,”

tuturnya berkilah. “Akan lebih baikjika ada lembaga khusus yang me-nangani haji dan itu tetap berada dibawah kewenangan KementerianAgama,” usulnya.

Usulan lainnya, adalah soalprosedur ongkos pendaftaran haji.Menurutnya, akan lebih baik jikamenggunakan kurs dolar. Denganbegitu akan bisa memperkecil biayayang harus ditanggung oleh CJH.“Saya kira ini bukan hal sulit untukditerapkan. Sebab mekanismenyabisa dilakukan di bank penerimasetoran ONH,” tukasnya.

H. Abdul Wahab Hasan jugamenyoroti masalah letak pemon-dokan. Tahun ini pemondokanjamaah haji Indonesia paling jauhmencapai 2.5 km dari masjidil haram.

Dibandingkan denganjama’ah haji negara lain,itu termasuk jauh. “Me-mang ada yang jauh se-perti Turki. Tapi fasilitastransportasinya banyakdan gratis,” katanyamembandingkan.

Dirinya menyadarikalau besaran ONHmemang tak mencukupisaat berada di tanahsuci. Tapi kekuranganitu bisa disubsidi de-ngan bunga uang ja-maah yang sekian tahuntersimpan di bank. Danitu sangat memungkin-kan. “Di tahun 2004, kitapernah memperolehpemondokan yangdekat. Pada tahun be-

rikutnya sudah tidak lagi karenanaiknya ongkos pemondokan,”katanya mengurai. “Saya pernahdiajak evaluasi pelaksanaan haji.Kata Menag waktu itu, kalaujamaah Indonesia cuma 24 ribuseperti Malaysia, kita bisa mem-peroleh pemondokan di depanKa’bah,” tuturnya menceritakan.

Ketua KBIH Mabruro Sidoarjoini juga mengusulkan, agar kebijak-sanaan terhadap calon jamaah hajiyang sudah berusia lanjut, bisaditingkatkan menjadi peraturan.Dengan begitu tak terlalu lama me-reka menunggu waktu keberang-katan. “Kalau masih berupa

H. Mazhusada Herya L, S.IP H. Abdul Wahab Hasan

Page 3: PP yy PPPelaelaelayyyanan Optimal InfInf ang Ceang Cepapat ...jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar312/iajo1347361346.pdfMPA 312 / September 2012 7 akbar aktivitas manusia sejagad dalam

8 MPA 312 / September 2012

kebijakan, implikasinya terkadangbisa banyak dan terkadang cumaada sedikit. Tapi kalau sudah men-jadi peraturan, maka ada kuotatersendiri bagi lansia,” simpulnya.

Tentang umur pun sebaiknyaditurunkan pada usia 65 tahun keatas. Dalam usia yang sudah sepuhseperti itu toh mereka masih meng-antri. Dan tak mungkin semua yangberusia lanjut bisa diberangkatkandalam satu tahun. Sebab merekayang berusia lanjut dan berencanamenunaikan haji, jumlanya sudahmencapai 20 persen. “Lha kalauyang usia 65 tahun terganjal de-ngan mereka yang usia 85 tahun keatas, kan berarti harus ikutan ngan-tri sampai 12 hingga 15 tahun,” pa-parnya.

Selain itu, Ketua KBIH yangkini memberangkatkan 1 kloterjamaah ini berharap, agar pemerin-tah mengakui bahwa keberadaanKBIH itu sangatlah membantu pi-hak pemerintah. Kalau KementerianAgama di tingkat provinsi dan ka-bupaten sudah mengakuinya.Mereka sangat merasakan kalauKBIH itu telah membantunya. Ter-utama saat pelaksanaan di tanahsuci. “Bayangkan, kalau satu klotertak ada KBIHnya sama sekali danhanya dibimbing oleh TPIH atau

TPHI. Mereka pasti akan kewalah-an,” katanya mencontohkan. “Se-dangkan KBIH itu setiap satu rom-bongan, ketua rombongannya ada-lah dari KBIH. Di samping membim-bing jama’ah, juga mengatur ma-salah teknisnya,” tambahnya.

Yang jadi beban KBIH selamaini, adalah antrean yang hingga 13tahun. Sehingga bagi KBIH yangakan memberangkatkan ketua rom-bongannya, kesulitan masalah ke-uangan. Misal kalau memberang-katkan 1-3 bus. Kalau dia setoranpertamanya 25 juta, berarti dalamsatu tahun KBIH harus memilikiuang 75 juta untuk memberangkat-kan 3 ketua rombongan. Jika dihi-tung sampai 12 tahun, KBIH harusmengeluarkan uang sekitar 1 milyar.

Untuk mengatasi hal tersebut,menurut H. Wahab, bagaimana agarketua rombongan difasilitasi sepertitour leadernya ONH Plus. ONHPlus itu mendapatkan 150 jama’ah..Setiap 50 dapat jatah petugas 2. Ka-lau 150, berarti mendapatkan jatah 6orang. Setelah diketahui seperti itu,baru KBIH membayar dan melunasiyang 6 orang petugas.“Sebenarnya masalah ini sudahpernah dibicarakan dalam ForumKomunikasi KBIH Se-Indonesia.Tapi jawaban Menag yang menja-bat waktu itu, katanya belum ada

peraturan tentang hal tersebut,”keluhnya.

Permasalahan lainnya, adalahmengenai penentuan besaran ONHyang terlalu mepet dengan jadwalpemberangkatan. Mestinya, 3-4bulan sebelum pemberangkatansudah ada pengumuman. “Kalaumepet, semua jadi tergopoh-gopohuntuk mempersiapkannya,” tukas-nya. “Apalagi nantinya ada tahap-an kedua. Jika ada yang tidak bisamelunasi, lantas nomor berikutnyaakan naik. Tentu persiapannya jugasangat mepet,” tambahnya mema-parkan.

Namun demikian, dirinyamengakui, bahwa secara kese-luruhan pelaksanaan haji dari tahunke tahun sudah berjalan bagus danbaik. Baik dari tingkat kabupaten,provinsi hingga pusat sudah cukupbagus dan rapi. Tidak ada yangkomplain. “Saya memberikan peni-laian cukup bagus,” tandasnya.

Seperti sistem pembayaransekarang, jika dibandingkan de-ngan model pembayaran padatahun-tahun sebelumnya, sudahsangat bagus. Kalau soal masatunggu, itu adalah suatu kewajaranmengingat jumlah CJH yang cukupbesar. Di Indonesia, kuota satutahun bisa dipenuhi hanya bebera-pa bulan. “Satu-satunya jalan yapemerintah Arab Saudi memberikantambahan kuota hingga dua kalilipat. Tapi kayaknya itu tidak mung-kin karena tempatnya tak mencu-kupi,” simpulnya.

Mengurusi pelaksanaan haji di

Page 4: PP yy PPPelaelaelayyyanan Optimal InfInf ang Ceang Cepapat ...jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar312/iajo1347361346.pdfMPA 312 / September 2012 7 akbar aktivitas manusia sejagad dalam

9MPA 312 / September 2012

Indonesia, tutur Drs. H. Akh.Mukarram, M Hum, tak bisa disa-makan dengan negara lain. SebabIndonesia paling banyak mengirim-kan kafilah hajinya. Maka untukmengatasinya, pemerintah harusberani menerapkan kebijakan sistemhaji online. Artinya pendaftaran hajidibuka setiap saat. “Ya.. meskipunitu juga memiliki sisi kelemahantersendiri,” tukasnya.

Dosen Fakultas Syariah IAINSunan Ampel Surabaya ini meng-akui, bahwa mengurusi haji itu me-mang tak gampang. Oleh karena-nya, dirinya tak sepakat terhadaporang-orang yang cenderungmenilai kekurangan yang sedikitlalu didramatisir dan dibesar-be-

sarkan. “Masak hanya karenakesalahan teknis pengirimancatering saja, malah diberitakanbahwa jamaah haji Indonesiakekurangan jatah,” katanya men-contohkan.

Mengenai wacana Kemenagmembentuk tim independen untukmenangani urusan haji, anggotaMajelis Tarjih dan Tajdid PWMJatim ini menyarankan, agar haltersebut perlu dikaji ulang. Sebabdikhawatirkan me-reka belummemahami benar substansinya.Kalau sampai tim independen itutak mengetahui seluk-beluk perihalurusan haji, tentu akan terjadipenataan mana-jemen yang kurangmeyakinkan. “Saya kira apa yangtelah dilakukan oleh pihakKemenag selama ini cukup baik.Kalau ada kekurangan, saya rasamasih dalam batas kewajaran,”simpulnya.

Yang perlu dipahami, bahwapenanganan urusan haji itu takgampang karena melibatkan instan-si lain. Seperti Kementerian LuarNegeri, Kementerian Kehakiman,Kementerian Kesehatan, dan yanglainnya. Jadi apabila pembentukantim independen itu tetap saja dite-ruskan, maka haruslah menempatipos-pos tertentu saja yang sifatnyahanya sebagai tenaga pendamping.

Sedangkan yang lainnya, biarlahsepenuhnya menjadi tanggungjawab Kemenag. “Lagi pula, untukmerekrut personalia baru kan me-merlukan biaya yang tak sedikit,”kilahnya.

Kedepan nanti, tutur lelakikelahiran Pamekasan 23 September1956 ini, perlu ditingkatkan soalmanajemen pengelolaan haji dariawal sampai pada soal penangananpenginapan. Pengaturan maktab-maktab juga harus betul-betul dike-lola dengan baik. Di sisi lain, Presi-den sebagai Kepala Negara jugaharus membuat Surat Keputusansoal ONH. “Kalau bisa ONH jangansampai memberatkan. Sebab itubisa menjadi penghalang membatal-kan niat dari rencana semula untukberhaji,” tukasnya mengingatkan.

Suami Siti Farida, S.Pd ini jugaberharap, agar Dirjen PHU yangbaru punya gebrakan-gebrakanmengenai penataan ulang untukmengatasi kesemrawutan di dalampenanganan urusan haji. Sepertisoal ONH yang mengendap di bankcukup lama. Bagaimana ada solusisehingga uang tersebut bisa diman-faatkan kepada jamaah haji secaraoptimal.

Laporan: Muhammad Hisyam,Rasmana Rahim (Surabaya),Syaifudin Ma’arif (Malang).

Drs. H. Akh. Mukarram, M.Hum