pp THT

38
TRAUMA PADA THT Oleh : Nurrahmi Aisyah 09310354P Riskianto 08310267 Senna Moca Jhonatan 08310286 Rizki Akbar 08310268 Regi N. Adeska 08310354

Transcript of pp THT

Page 1: pp THT

TRAUMA PADA THT

Oleh : Nurrahmi Aisyah 09310354P

Riskianto 08310267Senna Moca Jhonatan 08310286

Rizki Akbar 08310268Regi N. Adeska 08310354

Page 3: pp THT

TRAUMA TELINGATRAUMA TELINGA LUAR

1. Laserasi

adalah luka yang biasanya terjadi pada dinding canalis dan

aurikula.

Seringkali akibat pasien mengorek-ngorek telinga dengan jari atau

suatu alat seperti jepit rambut atau klip kertas.

2. Frosbite

adalah cidera yang terjadi pada aurikula dapat timbul dengan cepat

pada lingkungan bersuhu rendah dengan angin dingin yang kuat.

Page 4: pp THT

Laserasi Frostbite

Page 5: pp THT

TRAUMA TELINGA DALAM DAN TENGAH1. BAROTRAUMA

kerusakan jaringan dan sekuelenya yang terjadi akibat perbedaan antara tekanan udara (tekan barometrik) di dalam rongga udara fisiologis dalam tubuh dengan tekanan di sekitarnya.

Etiologi Penerbangan Penyelam Paru-paru Sinus paranasalis serta emboli udara pada arteri

Page 6: pp THT

Gejala-gejala klinik barotrauma telinga :

1. Gejala descent barotrauma Nyeri (bervariasi) , Kadang ada

bercak darah, raasa tersumbat dalam telinga/tuli konduktif.

2. Gejala ascent barotrauma Rasa tertekan atau nyeri dalam

telinga, Vertigo, Tinnitus/tuli ringan.

Page 7: pp THT

Grading klinis kerusakan membrane timpani akibat barotrauma adalah

Page 8: pp THT

Penatalaksanaan

1. Mengurangi nyeri dan tekanan pada telinga mengunyah

permen karet, atau menghembuskan sambil menutup lubang

hidung dengan tangan dan menutup mulut.

2. Diberikan dekongestan, antihistamin atau kombinasi keduanya

selama 1-2 minggu atau sampai gejala hilang, antibiotic tidak

diindikasikan.

Page 9: pp THT

2. TRAUMA SUARA(AKUSTIK)

Energi akustik tuli sensorineural

Energi mekanis dapat terjadi fraktur tulang tersebut yang

kemudian mengakibatkan gangguan pendengaran.

Page 10: pp THT

Trauma akustik akut ledakan kerusakan telinga yang

mengenai membran ruptur. bila ledakan hebatmerusak

koklea.

Ketulian bersifat konduktif, namun kerusakan pada koklea

ketuliannya bersifat sensorineural.

Trauma akustik kronik ini terjadi akibat pencemaran

lingkungan oleh bising.

Page 11: pp THT

Penatalaksaan

- Tidak ada pengobatan yang spesifik dapat diberikan pada

penderita trauma akustik.

- ABD (alat bantu dengar) atau hearing aid jika gangguan

pendengaran mengakibatkan sulit untuk berkomunikasi.

Pencegahan

- Hindari suara yang keras atau menggunakan alat pelindung

bising seperti sumbat telinga,

- Tutup telinga dan pelindung kepala,

Page 12: pp THT
Page 13: pp THT

Trauma hidung dapat menyebabkan sumbatan melalui salah satu mekanisme berikut:

Kolaps dinding samping medial mempersempit fosa nasalis.

Pergeseran septum nasi Fraktur dan pergeseran kubah dan septum nasi

membengkokkan “piramid”.

KLASIFIKASI Berdasarkan waktunya

Trauma baru : kalus belum terbentuk sempurna Trauma lama : kalus telah mengeras (akhir minggu

kedua) Berdasarkan hubungan dengan dunia luar

Trauma terbuka Trauma tertutup

Page 14: pp THT

MANIFESTASI KLINIS... Pada lokasi trauma dapat

ditemukan Edema ekimosis Hematom laserasi luka robek perdarahan berupa bekuan

darah hematom septum nasi

Epiktasis Krepitasi Deforminasi Angulasi nyeri.

Page 15: pp THT

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan radiologi anteroposterior dan lateral

KomplikasiInsfeksiObstruksi hidungJaringan parut dan fibrosisDeformitas sekunderHidung pelanaObstruksi duktus lakrimalisPerforasi septum

Page 16: pp THT
Page 17: pp THT

Reposisi menggunakan cunam Ashe

Page 18: pp THT

FRAKTUR FACIALIS...

Jenis-jenis fraktur facialis Fraktur hidung

Fraktur mandibularis

Fraktur zigoma dan dasar

orbita

Fraktur maksilaris

Fraktur sinus frontalis

Page 19: pp THT

FRAKTUR HIDUNG... Merupakan cedera tulang

wajah tersering

Periksa adanya hematoma septum nasi abses

Tanda-tanda fraktur hidung yang lazim : Defresi atau pergeseran tulang

hidung Edema hidung Epistaksis Fraktur dari kartilago septum

disertai pergesaran atau dapat digerakkan

Page 20: pp THT
Page 21: pp THT

FRAKTUR MANDIBULARIS...

Merupakan fraktur kedua tersering pada kerangka wajah

Tanda dan gejala yang mengarahkan pada diagnosa fraktur mandibula berupa: Meloklusi geligi Gigi dapat digerakkan Laserasi intra oral Nyeri mengunyah Deformitas tulang

Page 22: pp THT

PENATALAKSANAAN FRAKTUR MANDIBULARIS...

Antibiotik harus diberikan sejak saat fraktur hingga mukoperiosteum menyembuh dan fraktur stabil (penisilin merupakan obat terpilih

Page 23: pp THT

FRAKTUR ZIGOMA DAN DASAR ORBITA... Fraktur zigoma dapat dicirikan

oleh: Deformitas yang dapat diraba pada lingkar bawah orbita, Diplopia saat melirik keatas, Hipestesia pada pipi, Pendataran sisi lateral pipi, Ekimosis periorbita, Pergeseran bola mata kebawah.

Penatalaksanaan teknik reduksi tertutup, namun lebih sering memerlukan teknik reduksi terbuka,

Page 24: pp THT

FRAKTUR MAKSILARIS... Fraktur maksillaris merupakan salah satu

salah satu cidera wajah palin berat Manifestasi klinis khas berupa:

Perubahan letak pelatum Deforminasi dan mobilisasi hidung Epistaksis Deforminasi sepertiga tengah muka

Page 25: pp THT

Digunakan klasifikasi Le Fort untuk membantu diagnosis dan penatalaksanaanya: Le Fort I : trauma terbatas pada alveolus kiri, kanan,

atau bilateral Le Fort II : Trauma piramid os maksilaris, hidung,

zigoma, terjadi perpisahan bagian tengah muka dengan tulang kranial

Le Fort III : trauma mengenai tulang maksilaris, hidung, zigoma, orbita. Terjadi perpisahan seluruh tulang muka dengan basis kranii

Page 26: pp THT

FRAKTUR SINUS FRONTALIS...

Cidera ini dicirikan :

Depresi tabula anterior dari sinus frontalis

Epistaksis

Kadang-kadang terputusnya tabula posterior sinus

frontalis dengan ruptur duramaterdan rinorea cairan

serebrospinalis

Penatalaksanaan

teknik reduksi terbuka dan fiksasi interna

Page 27: pp THT

TRAUMA TENGGOROKAN

TRAUMA LARING

a. Trauma mekanik b. Trauma akibat luka bakar c. Trauma akibat radiasi pemberian radioterapi tumor ganas leher.d. Trauma otogen pemakaian suara yang berlebihan (vokal abuse)

Page 28: pp THT

Gejala klinik :

1. Timbul stridor secara perlahan – makin hebat

2. Disfoni

3. Empisema subkutis

4. Hemoptisis

5. Disfagi

Boies (1968) Trauma dengan kelainan mukosa  Trauma yang dapat mengakibatkan tulang rawan hancur

(crushing injuries).  Trauma yang mengakibatkan sebagian jaringan hilang.

Page 29: pp THT

Trauma Inhalasi Inhalasi uap yang sangat panas, gas atau asap,jarang merusak saluran napas bawah.

Trauma Intubasi trauma langsung saat pemasangan atau pun karena balon yang menekan mukosa terlalu lama sehingga menjadi nekrosis.

Trauma Tumpul pada saluran nafas bagian atas dan dada paling sering disebabkan oleh hantaman langsung.

Trauma Tajam Trauma laringotrakea sering juga disebabkan karena trauma tajam (5-15%) yang paling banyak akibat perkelahian di tempat rawan kejahatan.

Page 30: pp THT

Diagnosis

Gejalanya tergantung pada berat ringannya trauma. Trauma ringan nyeri pada waktu menelan, batuk, atau bicara

suara parau, tetapi belum terdapat sesak nafas. Trauma berat fraktur dan dislokasi tulang rawan serta laserasi

mukosa laring stridor dan dispnea disfonia atau afonia, hemoptisis, hematemesis, disfagia, odinofagia serta emfisema yang ditemukan di daerah muka, dada, leher, dan mediastinum.

 Penatalaksaan

Luka terbuka trakeotomi dengan menggunakan kanul trakea yang memakai balon,

Luka tertutup (closed injury) Eksplorasi laring

Page 31: pp THT

TRAUMA ESHOPHAGUS

Esofagitis Korosif ialah peradangan di esofagus yang disebabkan oleh luka bakar karena zat kimia yang bersifat korosif misalnya asam kuat, basa kuat dan zat organik.

Etiologi Basa kuat (alkali) penyebab tersering (70 Asam kuat ( 20%) Zat organik

Page 32: pp THT

Gejala klinis

Esofagitis korosif dibagi dalam 5 bentuk klinis berdasarkan beratnya luka bakar yang ditemukan yaitu:

Esofagitis korosif tanpa ulserasi Esofagitis korosif dengan ulserasi ringan Esofagitis korosif ulserasif Esofagitis kororsif ulseratif berat tanpa komplikasi Esofagitis korosif ulseratif berat dengan

Page 33: pp THT

Berdasarkan gejala klinis dan perjalanan penyakitnya esofagitis korosif :

1. fase yaitu akut2. fase laten (intermediate) dan3. fase krronik (obstructive)Diagnosis

Tertelan zat korosif atau zat organik, gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan esofagoskopi

Page 35: pp THT

Pemeriksaan Esofagoskopi

Derajat esofagitis korosif yang dilihat dengan esofagoskopi :I Hiperemia mukosa dan udemaII Perdarahan terbatas, eksudat, ulserasi dan pseudomembranIII Pengelupasan mukosa, ulkus dalam dan perdarahan masif, obstruksi lumen

Esofagitis korosif Ulserasi di daerah esofagus

Perdarahan pada esofagus karena

penggunaan alkohol yang lama

Page 37: pp THT

PENATALAKSAANDalam 1 jam pertama. Larutan alkali Zat-zat emetik Hipovolumia di koreksi dan diberikan antibiotikaa spektrum luas

untuk mencegah komplikasi infeksius. Jika terdapat gangguan keseimbangan elektrolit diberikan infus

aminofusin 600 2 botol, glukosa 10% 2 botol, Nacl 0,9% + Kcl 5 Meq/liter 1 botol.

Dilatasi antegrade dengaan bougi Hurst atau maloney dan dilatasi retrograde denganbougie Tucker