Pp Resty Meitasari (0903587)

18
RESTY MEITASARI 0903587 INTERES MATEMATIKA Assalmu’alaikum Wr. Wb

Transcript of Pp Resty Meitasari (0903587)

Page 1: Pp Resty Meitasari (0903587)

RESTY MEITASARI0903587

INTERES MATEMATIKA

Assalmu’alaikum Wr. Wb

Page 2: Pp Resty Meitasari (0903587)

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Kontekstual

Page 3: Pp Resty Meitasari (0903587)

Pengertian Pembelajaran Matematika

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai “proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap.”(Mudjiono, 2006:13)

Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu usaha yang diselenggarakan guru membelajarkan matematika kepada siswa.

Page 4: Pp Resty Meitasari (0903587)

Landasan Filosofi Pendekatan Kontekstual (CTL)

Konstruktivisme merupakan landasan filosofis dari CTL, yaitu bahwa ilmu pengetahuan itu pada hakekatnya dibangun tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, melalui suatu proses.  Dalam pandangan ini strategi yang diperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak  siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Karena itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara: (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi kesempatan pada siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.(Wulandari, 2010)

Page 5: Pp Resty Meitasari (0903587)

Pengertian Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual

Nurhadi (Hernawan et al, 2007: 155) mengatakan bahwa:“pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.”

Sedangkan Johnson (Komalasari, 2010:6) mendefinisikan bahwa:“Contextual teaching and learning enables students to connect the content of academic subjects with the immediate context of their daily lives to discover meaning”. Hal ini berarti pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa menghubungkan isi materi dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna.

Page 6: Pp Resty Meitasari (0903587)

Jadi pengertian pembelajaran matematika kontekstual adalah pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual . Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan menyelami bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Proses pengembangan konsep dan gagasan pembelajaran matematika kontekstual bermula dari dunia nyata.

Page 7: Pp Resty Meitasari (0903587)

Bentuk-bentuk Pembelajaran Kontekstual

Sounders (Komalasari, 2010:8) menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual difokuskan pada REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering).

Relating adalah belajar dalam konteks pengalaman hidup.Experiencing adalah belajar dalam konteks pencarian dan

penemuan.Applying adalah belajar ketika pengetahuan diperkenalkan

dalam konteks penggunaannya.Cooperating adalah belajar melalui konteks komunikasi

interpersonal dan saling berbagi.Transfering adalah belajar penggunaan pengetahuan dalam

suatu konteks atau situasi baru.

Page 8: Pp Resty Meitasari (0903587)

Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional

Ditjen Dikdasmen (Komalasari, 2010):Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional

Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi secara pasif

Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi

Siswa belajar secara individual

Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis

Perilaku dibangun atas kesadaran diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan

Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan

Hadiah untuk perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor

Page 9: Pp Resty Meitasari (0903587)

Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional

Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan

Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia takut hukuman

Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata

Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural: rumus diterangkan sampai paham, kemudian dilatihkan (drill)

Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa

Rumus itu ada di luar dari siswa, yang harus diterangkan, diterima, dihafalkan, dan dilatihkan

Pemahaman rumus itu relatif berbeda antara siswa yang satu dengan lainnya sesuai dengan skemata siswa

Rumus adalah kebenaran absolut (sama untuk semua orang). Hanya ada dua kemungkinan, yaitu pemahaman rumus yang salah atau benar

Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing

Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran

Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa

Page 10: Pp Resty Meitasari (0903587)

Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional

Hasil belajar diukur dengan berbagai cara: proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes, dll

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

Pembelajaran terjadi di berbagi tempat, konteks, dan setting

Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas

Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku jelek

Perilaku baik berdasar motivasi intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi ekstrinsik

Seseorang berperilaku baik karena yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena dia terbiasa melakukan begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan hadiah yang menyenangkan

Page 11: Pp Resty Meitasari (0903587)

Karakteristik Pendekatan Kontekstual (CTL)

Zahorik (Mulyasa, 2008:103) mengungkapkan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, sebagai berikut:

a. Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik.

b. Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus).

c. Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara: Menyusun konsep sementara Melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan

dari orang lain Merevisi dan mengembangkan konsep

d. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekan secara langsung apa-apa yang dipelajari.

e. Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari.

Page 12: Pp Resty Meitasari (0903587)

Prinsip Pembelajaran Kontekstual

Ditjen Dikdasmen (Komalasari, 2010: 10) menyebutkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yaitu:

a. Konstruktivisme (constructivism)b. Menemukan (inquiry)c. Bertanya (questioning)d. Masyarakat belajar (learning community)e. Pemodelan (modelling)f. Refleksi (reflection)g. Penilaian yang sebenarnya (authentic

assessment)

Page 13: Pp Resty Meitasari (0903587)

Komponen Pembelajaran Kontekstual

Johnson (Komalasari, 2010:7) mengidentifikasi delapan komponen Contextual Teaching and Learning, yaitu:

a. Making meaningful connections (membuat hubungan penuh makna)

b. Doing significant work (melakukan pekerjaan penting)c. Self-regulated learning (belajar mengatur sendiri)d. Collaborating (kerja sama)e. Critical and creative thinking (berpikir kritis dan

kreatif)f. Nurturing the individual (memelihara individu)g. Reaching high standards (mencapai standar tinggi)h. Using authentic assessment (penggunaan penilaian

sebenarnya)

Page 14: Pp Resty Meitasari (0903587)

Implementasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Kontekstual

1. Perencanaan PembelajaranGuru dalam merencanakan pembelajarannya harus menyiapkan materi yang ada kaitannya dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

2. Proses Pembelajarana. Kegiatan Awal

mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang lebih kondusif

menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai apersepsi dengan pre test untuk mengetahui kemampuan

awal siswa tentang materi yang akan disampaikan memotivasi siswa untuk belajar materi baru dengan pre

test.

Page 15: Pp Resty Meitasari (0903587)

b. Kegiatan Inti Guru memulai dengan pemberian masalah kontekstual Guru mempersiapkan alat peraga nyata Guru membentuk kelompok diskusi terdiri dari 5 orang Siswa diberi kesempatan menyelesaikan masalah dengan membangun strategi

belajar sendiri dan guru memfasilitasinya dengan lembar kerja siswa Siswa menyelesaikan lembar kerja tersebut dengan mengamati, mendiskusikan,

mencatat hasil pengamatannya Guru mengamati keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompok dengan lembar

pengamatan Setiap perwakilan kelompok membacakan laporan hasil pengamatan dan

pengumpulan data Guru memimpin diskusi dengan setiap perwakilan kelompok memberikan

tanggapan terhadap hasil pengamatan kelompok lain Guru dan siswa membahas secara singkat hasil kerja kelompok siswa dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir jawaban benar yang akan dipilih

Guru memberikan soal latihan yang berfungsi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajari.

Page 16: Pp Resty Meitasari (0903587)

c. Kegiatan Akhir Guru membimbing siswa untuk merenungkan

kembali apa yang telah dipelajari dan mengantarkan siswa untuk dapat mengaplikasikan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata

Guru dan siswa membuat suatu ringkasan materi yang telah disampaikan

Guru memberikan PR.3. Penilaian Hasil Belajar

Dalam tahap penilaian hasil belajar siswa harus sesuai dengan aspek yang dinilai yaitu aspek kognitif (pengetahuan), aspek apektif (sikap), dan aspek psikomotor (kemampuan gerak).

Page 17: Pp Resty Meitasari (0903587)

Contoh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual

Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar Untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, guru menyuruh siswa

untuk menyebutkan benda-benda yang berbentuk persegi, persegi panjang, dan segitiga yang ada di kelas.

Guru mempersiapkan dadu, buku gambar, dan penggaris segitiga. Kemudian guru menyuruh siswa untuk mengukur sisi-sisi dari ketiga benda tersebut dengan menggunakan penggaris.

Guru menggambarkan kembali ketiga benda tersebut di papan tulis dengan menyuruh siswa untuk menuliskan ukuran sisi-sisinya.

Setelah terbentuk kelompok belajar siswa, guru memberikan waktu pada setiap kelompok untuk berdiskusi mengerjakan LKS untuk mendapatkan ciri-ciri dari setiap benda yang berbentuk bangun datar. Kemudian setiap perwakilan kelompok membacakan laporan hasil kerjanya dan menanggapi jawaban dari setiap kelompok.

Page 18: Pp Resty Meitasari (0903587)

Guru mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai hasil kerja kelompok mereka. Dari semua jawaban dari setiap kelompok ada yang salah maupun yang benar. Guru menyikapinya dengan tidak langsung menyalahkan tetapi dengarkan dulu alasannya, bila ada yang keliru baru siswa dimotivasi pada jawaban yang benar. Kemudian guru memberi kesempatan berpikir kepada siswa, dari semua alternatif jawaban yang benar, jawaban mana yang paling mudah dan gampang dikerjakan.

Setelah siswa mengetahui jawaban yang benar, guru memberikan soal latihan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang telah dipelajarinya.

Penilaian dilakukan berdasarkan hasil soal latihan (aspek kognitif), partisipasi siswa dalam kerja kelompok (aspek apektif), kualitas penampilan hasil pengamatan (aspek psikomotor).