power poin sistem pemerintahan - Kamah XII IPS 2
-
Upload
kamah-rodiah -
Category
Education
-
view
322 -
download
3
Transcript of power poin sistem pemerintahan - Kamah XII IPS 2
KELOMPOK 3Alfin MaulanaFirhan FahleviKamah RodiahPuput AtikahRatna Komala
BAB II
BAB II
SISTEM PEMERINTAHAN
1. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Sistem Pemerintahan Presidensial
Pengertian Sistem PemerintahanMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem mengandung tiga
pengertian sebagai berikut:a. Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas. Contoh sistem politikb. Susunan pandangan, teori, asas yang teratur. Contoh sistem
pemerintahan (demokrasi, totaliter, parlementer)c. Metode. Contoh sistem menanam padi.
Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan, tatanan, jaringan, atau cara.
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah, dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti:
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatub. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah,
atau negarac. Pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah
Pemerintahan menurut KBBI berarti:
a. Proses, cara, perbuatan memerintahb. Segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan
kesejahteraan rakyat dan kepentingan negarac. Jadi, pemerintahan adalah tindakan atau kegiatan pemerintah dalam menyelenggarakan pembuatan dan penegakan hukum guna mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara.d. Pemerintah adalah sekelompok orang dan sejumlah lembaga yang
membuat dan menegakkan hukum dalam suatu negara.
Dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu
negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara.
Sistem pemerintahan adalah susunan yang teratur dari prinsip-prinsip yang melandasi berbagai kegiatan atau hubungan kerja antara legislatif, eksekutif,
dan judikatif dalam menyelenggarakan pemerintahan suatu negara. Kekuasaan dalam suatu negara menurut Montesquieu diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu:a. Kekuasaan Eksekutif berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau
kekuasaan menjalankan pemerintahanb. Kekuasaan Legislatif berarti kekuasaan membentuk undang-undang
c. Kekuasaan Yudikatif berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang.
Pengertian bentuk negara, bentuk kenegaraan, bentuk pemerintah, dan bentuk pemerintahan
Bentuk negara adalah pengelompokan negara berdasarkan kriteria
distribusi kekuasaan (secara resmi) antarberbagai tingkat pemerintahan dalam suatu negara.
Ada tiga bentuk negara, yaitu:a. Negara Kesatuan, yakni negara yang pemerintah pusatnya berdaulat penuh
atas semua tingkat pemerintahan yang ada di bawahnya.b. Negara Federal/Serikat, yakni negara yang kekuasaannya secara formal dibagi menjadidua: kekuasaan pemerintah pusat federal dan kekuasaan
pemerintah negara bagian.c. Negara Konfederasi, yakni bentuk kerjasama negara di mana pemerintah
pusat tunduk pada kedaulatan masing-masing negara anggotanya.Dilihat dari susunannya, ada dua bentuk negara, yaitu negara yang
bersusunan tunggal atau negara kesatuan (unitaris) dan negara yang bersusunan jamak atau negara serikat (federasi,federalis).
Negara Kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, artinya negara yang tidak tersusun dari beberapa negara, melainkan hanya terdiri atas satu
negara. Hanya ada satu pemerintah, yaitu pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan tertinggi di negara itu.
Ada dua cara/sistem negara kesatuan, yaitu:a. Sentralisasi, artinya semua hal dan urusan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah tidak memiliki wewenang untuk mengatur sendiri hal yang menjadi
urusan pemerintahanb. Desentralisasi, artinya penyerahan urusan dari pemerintah pusat atau daerah di atasnya pada daerah otonom sehingga menjadi urusan rumah
tangga daerah otonom. Setiap daerah otonom memiliki pemerintah daerah yang berhak dan berwenang mengurus sendiri urusan pemerintahan. Contoh,
Indonesia merupakan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi
Negara Serikat/Negara Federasi/Negara Federalis adalah negara yang bersusun jamak atau terdiri dari negara-negara bagian. Artinya, negara
tersusun dari beberapa negara yang semula telah berdiri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Dalam negara federasi terdapat:a. Dua macam negara: Negara bagian dan Negara federasi atau gabungan
b.Dua macam pemerintah: Pemerintah negara bagian dan Pemerintah negara federasi
c. Dua macam UUD: UUD negara bagian dan UUD negara federasid. Dua macam urusan: Urusan negara bagian dan urusan bersama yang diurus
oleh negara federasie. Negara dalam negara: Negara bagian itu berada di dalam negara federasi
Urusan bersama yang diurus negara federasi adalah urusan-rusan pokok yang menentukan hidup matinya negara federasi, misalnya masalah pertahanan,
hubungan luar negeri, dan keuangan. Contoh negara federasi adalah Amerika Serikat, Australia, Malaysia
Serikat Negara/Perserikatan Negara/Konfederasi, merupakan gabungan atau perserikatan dari beberapa
negara berdaulat baik ke dalam maupun ke luar. Konfederasi terbentuk untuk maksud tertentu, misalnya hubungan luar negeri atau masalah
pertahanan. Negara yang tergabung dalam konfederasi tetapsebagai negara merdeka dan berdaulat penuh.
Konfederasi bukan negara dalam pengertian hukum internasional, karena masing-masing negara tetap
merupakan subyek hukum internasional.
Bentuk-bentuk KenegaraanBentuk-bentuk kenegaraan terdiri dari:
a. Koloni, merupakan wilayah jajahan. Wilayah negara tersebut sepenuhnya berada di bawah negara lain secara
internasional. Negara koloni adalah negara yang tidak berdaulat, sedang yang berdaulat adalah negara yang
menjajahnya. b. Perwalian, adalah wilayah yang diurus oleh beberapa negara atau negara lain di bawah Dewan Perwalian PBB,
dengan tujuan agar wilayah itu dapat mempersiapkan diri menuju pemerintahan sendiri dan kemerdekaan
sepenuhnya. c. Dominion, merupakan negara yang tergabung dalam
The British Commonwealth of Nations atau Negara Persemakmuran Inggris. Dominion adalah negara yang
sebelumnya merupakan jajahan Inggris. Tujuan dominion adalah untuk mempererat persahabatan, kerjasama, dan
mencapai kemakmuran negara-negara anggotanya. Anggota Dominion meliputi Australia, Kanada, Selandia
Baru, Malaysia, dan Afrika Selatan.
Bentuk Pemerintahan Secara Tradisional dibedakan menjadi:a. Monarki adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan
tertinggi berada di tangan seorang penguasa tunggal, yaitu raja/ratu/kaisar/sultan.
b. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan satu lembaga kecil yang terdiri atas
sekelompok orang/elit yang memiliki hak istimewa.c. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan
tertingginya berada di tangan semua warga negara.
d. Protektorat, adalah negara yang berada di bawah perlindungan negara lain yang lebih kuat. Contoh, Hongkong merupakan protektorat Inggris sebelum diserahkan kembali
kepada Cina.e. Uni, bentuk uni terjadi apabila dua negara/lebih yang
berdaulat mempunyai seorang kepala negara yang sama dengan tujuan untuk menciptakan persatuan
f. Mandat, adalah bekas negara jajahan dari negara yang kalah sewaktu Perang Dunia I. Wilayah negara yang kalah diletakkan di bawah perlindungan negara yang menang perang serta diawasi
oleh Dewan Mandat LBB. Tugas negara pemegang mandat adalah menyelenggarakan pemerintahan dan mempersiapkan wilayah negara itu menuju pemerintah sendiri. Contoh, Kamerun bekas
jajahan Jerman dijadikan mandat oleh Perancis.
Bentuk Pemerintah adalah pengelompokan negara berdasarkan cara pengisian jabatan
kepala negaranya.Ada dua bentuk pemerintah, yaitu:
a. Kerajaan/Monarki, adalah negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui sistem pewarisan.
Contoh Jepang, Thailand, dan Inggris.b. Republik, adalah negara yang kepala negaranya
diisi melalui cara-cara di luar sistem pewarisan, misalnya melalui proses pemilu langsung oleh
rakyat. Contoh Indonesia, Amerika Serikat.
Bentuk Pemerintahan adalah pengelompokan negara berdasarkan letak kekuasaan tertinggi
dalam suatu negara
Bentuk Pemerintahan Menurut Teori Aristoteles:
Letak Kekuasaan Negara Pemerintahan untuk Kepentingan Rakyat/Semua
Pemerintahan untuk Kepentingan Penguasa
Kekuasaan tertinggi di tangan satu orang
Monarki Tirani
Kekuasaan tertinggi di tangan beberapa elit
Aristokrasi Oligarki
Kekuasaan tertinggi di tangan rakyat
Politi Demokrasi
Pengertian Sistem Pemerintahan ParlementerAdalah sistem atau keseluruhan prinsip
penataan hubungan kerja antarlembaga negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau badan legislatif dalam
menjalankan pemerintahan negara.Contoh negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India,
Australia, Malaysia.
Induk Sistem Pemerintahan Parlementera. Kepala Negara (raja/ratu)
Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris selalu adalah raja/ratu. Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk memerintah dunia. Raja-raja Inggris umumnya juga
mempunyai lembaga penasihat yang ditentukan sendiri oleh raja, yang anggotanya hanya dari kalangan bangsawan dan pemimpin gereja.
Mereka umumnya dipanggil bersidang oleh raja apabila negara memerlukan pajak.
b. Parlemen Cikal bakal parlemen di Inggris adalah Witanagemot, yaitu
dewan penasehat raja yang terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan pejabat gereja yang dipilih dan dihentikan oleh raja. Lembaga ini kemudian dikenal dengan parlemen. Semakin sering raja memerlukan
tambahan dana semakin sering parlemen bersidang, yang akan memperkuat kedudukan parlemen dan mematangkan kelembagaan
parlemen itu sendiri.c. Kabinet
Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang disebut CABAL yang dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung dirinya dengan parlemen. Pemerintahan dikendalikan oleh perdana menteri dan kabinetnya. Sehingga
merekalah yang bisa dipersalahkan atau diminta pertanggungjawaban.
Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan ParlementerRanney, pemusatan kekuasaan negara ke tangan parlemen di negara
pengguna sistem pemerintahan parlementer dilakukan melalui dua sarana, yaitu:
a. Rangkap jabatan • Bahwa mereka yang menduduki jabatan menteri harus merupakan
anggota parlemen • Kabinet dan para menterinya merupakan komisi parlemen yang
didudukkan di lembaga eksekutif • Berbeda dengan ajaran Trias Politica yang menganut pemisahan kekuasaan.
b. Dominasi resmi parlemen • Parlemen sebagai lembaga legislatif negara tertinggi
• Parlemen membuat undang-undang baru, merevisi atau mencabut undang-undang yang berlaku
• Parlemen dapat menyatakan mosi tidak percaya kepada kabinet/menteri • Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi
parlemen, menyusun kabinet atau dewan menteri • PM dan para menteri itu berasal dari kalangan anggota parlemen dan akan tetap menjadi anggota parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah
komisi dari parlemen
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementera. Kabinet, yaitu para menteri di bawah pimpinan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang
mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat
menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet. Lama masa jabatan kabinet tidak dapat ditentukan
meskipun memiliki masa jabatan dalam waktu tertentu.
b. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan (eksekutif) adalah perdana menteri
yang berasal dari partai politik yang mempunyai suara mayoritas di Parlemen. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara
adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan
sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.
c. Kepala Negara/Presiden atas saran pemerintah, yaitu Perdana Menteri dapat membubarkan parlemen. Sebagai imbangan parlemen dapat
menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan
umum lagi untuk membentuk parlemen baru.
d. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
e. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang
memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki
kekuasaan besar di parlemen.
f. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen
untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.
Kelebihan atau Kebaikan Sistem Pemerintahan Parlementer
a. Sistem/garis pertanggungjawaban dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas/transparan
b. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet menjadikan kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan
pemerintahan c. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara tuntas karena
mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada
pada satu partai atau koalisi partai.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer : a. Kabinet cenderung/dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi
apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar di parlemen dan
partai, anggota kabinet dapat menguasai parlemen.b. Kedudukan badan eksekutif/ kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan parlemen.
c. Kelangsungan/masa jabatan eksekutif atau kabinet tidak dapat ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya, karena sewaktu-waktu
kabinet dapat bubar. d. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan eksekutif. Pengalaman
mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
Sistem Pemerintahan Presidensial
Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial:Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja
antarlembaga negara melalui pemisahan kekuasaan negara, di mana presiden memainkan peran kunci dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif.
Dalam sistem ini, kedudukan eksekutif, seorang presiden menunjuk pembantu-pembantunya yang akan memimpin departemennya dan mereka
itu bertanggung jawab kepada presiden. Pelaksana kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab MA dan kekuasaan legislatif berada ditangan DPR.
Contohnya adalah Amerika Serikat dengan check and balance, Indonesia adalah pembagian kekuasaan (distribution of power), Pakistan, Argentina,
Filipina.Negara Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini pernah
berada dalam kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga memfasilitasi penyusunan konstitusi Filipina menjelang
kemerdekaan negara ini. Negara-negara lain seperti Kolombia, Kostarika, Meksiko, dan Venezuela juga menggunakan sistem pemerintahan
presidensial, dengan sistem pemerintahan Amerika Serikat sebagai modelnya.
Peran kunci presiden tampak dari hal-hal sebagai berikut:
a. Presiden adalah kepala negara sekaligus adalah kepala pemerintahan
b. Presiden adalah pihak yang berwenang menyusun kabinet. (Juga disebut sistem non-parliamentary executive, karena
pengangkatan para menteri sepenuhnya menjadi kekuasaan presiden)
c. Para menteri tidak boleh menjadi anggota parlemen, jadi kabinet semata-mata pembantu presiden
d. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden, bukan kepada parlemen
e. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada presiden f. Peran parlemen dan eksekutif dibuat seimbang melalui
sistem check and balances
Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Presidensial
l Ranney, di negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial, ketiga jenis kekuasaan negara (legislatif,
eksekutif dan judikatif) secara formal dipisahkan melalui dua macam sarana, yaitu:
a. Pemisahan pejabat/larangan rangkap jabatan Berbeda dengan sistem parlementer, dalam sistem
presidensial rangkap jabatan justru dilarang. Seorang anggota parlemen tidak boleh merangkap menjadi menteri, demikian
juga sebaliknya. Misalnya,di Amerika Serikat. Disana tidak seorangpun diperbolehkan menduduki lebih dari satu jabatan dalam ketiga cabang kekuasaan yang ada. Contohnya seorang
Jaksa Agung harus mundur dari jabatannya bila ingin mencalonkan diri menjadi seorang Senator.
b. Kontrol dan keseimbangan (check and balances)
Untuk mencegah satu lembaga kekuasaan memperbesar kekuasaannya sendiri, masing- masing cabang kekuasaan diberi kekuasaan untuk mengontrol cabang kekuasaam lain, sehingga posisi masing-masing cabang kekuasaan
tetap dalam keseimbangan yang tepat. Contohnya, Kongres mengontrol Presiden dengan menolak RUU yang diajukan, menolak memberi persetujuan terhadap calon pejabat bawahan langsung Presiden dan mengadili serta
memberhentikan Presiden. Presiden diberi kekuasaan untuk mengontrol Kongres dengan hak veto atas UU yang
telah disetujui Kongres, dan mengontrol MA dengan mengajukan calon MA, serta melakukan judicial review.
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensiala. Presiden memiliki kekuasaan yang luas, yaitu sebagai kepala
negara dan sebagai kepala pemerintahan (sering disebut sebagai concentration of governing power and responsibility upon the
president, artinya presiden sebagai satu-satunya lembaga negara yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan pemerintahan
negara)b. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen
c. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen. Presiden dan parlemen tidak bisa saling menjatuhkan.
d. Presiden dalam melaksanakan pemerintahan dibantu oleh para menteri yang ditunjuk dan diangkat oleh Presiden (hak
prerogatif/hak istimewa untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen
dan non-departemen). Para menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen tetapi kepada Presiden.
e. Masa jabatan kabinet, yaitu presiden beserta para menterinya sesuai dengan masa jabatannya. Presiden tidak dapat diberhentikan dalam masa jabatannya. Apabila terjadi
pelanggaran hukum Presiden akan dikenakan impeachment (pengadilan DPR) yang dilakukan Hakim Tinggi.
f. Presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat, dan
Parlemen dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensiala. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena
tidak bertanggung jawab pada parlemenb. Lama masa jabatan eksekutif lebih jelas dan dalam
jangka waktu tertentuc. Penyusunan program kerja kabinet mudah
disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannyad. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-
jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial a. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung
legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak
b. Pembuatan keputusan atau kebijaksanaan publik umumnya merupakan hasil tawar menawar antara
eksekutif sehingga dapat terjadi keputusan yang tidak tegas dan memerlukan waktu yang lama
c. Sistem pertanggungjawabannya kurang jelas
Sistem Pemerintahan Campuran
Selain dua tipe sistem pemerintahan di atas, terdapat model sistem pemerintahan yang memiliki baik segi-segi sistem pemerintahan parlementer maupun presidensial. Di kalangan para sarjana, ada yang memberikan istilah
baru terhadap sistem pemerintahan ini, ada juga yang yang tidak. Sri Soemantri memberikan istilah sistem pemerintahan campuran atau
kombinasi bagi sistem pemerintahan tersebut. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim menyebut sistem pemerintahan ini sebagai quasi parlementer atau quasi presidensiil (presidensial) sedangkan Usep Ranawijaya menyebutnya
dengan istilah bentuk antara atau bentuk peralihan.Sementara C.F. Strong tidak memberikan istilah khusus bagi sistem
pemerintahan tersebut tetapi mengakui sistem-sistem pemerintahan tersebut, misalnya sistem semipresidensial pada Republik Kelima Perancis dan eksekutif parlementer (parlementarian executive) tetapi pada pelaksanaannya
bersifat eksekutif tetap dan nonparlementer pada Swiss.
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan oleh Negara Indonesia menurut UUD 1945.
Sistem Pemerintahan yang Digunakan oleh Negara Indonesia dalam
Berbagai UUD/KonstitusiSejak meraih kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah menggunakan konstitusi yang berbeda hingga sekarang, yaitu UUD 1945,
Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, serta UUD 1945 setelah perubahan. Seiring dengan penerapan konstitusi-konstitusi tersebut, Indonesia juga menerapkan
sistem-sistem pemerintahan yang berbeda-beda pula. Bahkan berdasarkan satu konstitusi yang sama, yaitu UUD 1945, Indonesia pernah menerapkan
dua macam sistem pemerintahan tanpa mengubah teks asli UUD 1945, yaitu pada tahun 1945 hingga tahun 1948 menerapkan sistem pemerintahan
parlementer dan pada tahun 1948 hingga 1949 menerapkan sistem pemerintahan presidensial yang dipimpin oleh Wakil Presiden Moh. Hatta.
a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat)2. Sistem Konstitusional.3. Kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi dibawah Majelis5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.
b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia
Berdasarkan UUD 1945 Setelah DiamandemenSekarang ini diberlakukan sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen pertama
tahun 1999, kedua tahun 2000, ketiga tahun 2001 dan amandemen keempat tahun 2002. Sistem
pemerintahan Indonesia mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan.
Kelebihan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia
> Adanya kepastian dan supremasi hukum dalam penyelenggara-an pemerintahan negara.
> MPR yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan, berwenang mengubah UUD
dan memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.
> Jabatan Presiden (eksekutif) tidak dapat dijatuhkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan sebaliknya Presiden juga tidak dapat membubarkan DPR.
Presiden dengan DPR bekerja sama dalam pembuatan Undang-Undang.
> Jalannya Pemerintahan cenderung lebih stabil karena program-program relatif lancar dan tidak
terjadi krisis kabinet. Menteri-menteri adalah pembantu Presiden.
Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia
> Masih ada oknum aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa dan Hakim) yang belum bekerja secara profesional.
> MPR yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan, merupakan lembaga negara yang sarat dengan muatan politis sehingga keputusan maupun ketetapan-ketetapannya sangat bergantung kepada
konstelasi politik rezim yang berkuasa pada saat itu. > Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh, sehingga
ada kecenderungan eksekutif lebih dominan bahkan dapat mengarah ke otoriter. Demikian juga pada masa orde baru, meskipun ada lembaga-lembaga negara lain namun kurang berfungsi sebagaimana mestinya.
> Jika para menteri tidak terdiri dari orang-orang yang jujur, bersih dan profesional, program-program pemerintah tidak berjalan efektif dan populis
(berpihak kepada rakyat).
Hal-hal yang harus dilakukan warga negara sebagai sikap peduli terhadap penyelenggaraan negara
Mendukung setiap kebijakan pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat
Berpartisipasi aktif pada proses demokratisasi yang dijalankan pemerintah
Memberikan kritik, saran dan masukan yang bersifat konstruktif terhadap kebijakan pemerintah yang kurang berorientasi pada
rakyat banyakMelakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan dan program pemerintah yang berorientasi pada pembangunan nasional
Berupaya sekuat tenaga untuk menjadi warga negara yang baik, dengan jalan berupaya memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas
diri dan profesionalisme sehingga mampu menjadi “agent of changes”.