Potret Pendidikan Di Indonesia

download Potret Pendidikan Di Indonesia

of 2

description

Potret Pendidikan Di Indonesia

Transcript of Potret Pendidikan Di Indonesia

POTRET PENDIDIKAN DI INDONESIAPendidikan adalah penggerak suatu bangsa dalam memajukan peradabannya. Perkembangan sebuah bangsa akan dipengaruhi oleh tingkat kualitas Pendidikan yang ada karena pendidikan menjadi fondasi utama dalam membangun sebuah generasi muda yang kelak akan memberikan arah pada suatu bangsa. Lahirnya bangsa Indonesia tidak terlepas juga dari tokoh besar dan pemuda bangsa yang berpendidikan. Oleh karena itu, setelah Indonesia merdeka bangsa ini sadar akan pentingnya pendidikan. Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi pertama yang lahir menegaskan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. Hal itu mencerminkan keseriusan Negara ini dalam bidang pendidikan sejak lahir. Namun apabila kita melihat pada masa sekarang, permasalahan pendidikan yang muncul semakin kompleks dan beragam. Pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dari apa yang kita harapkan dari kurangnya kualitas pengajar, tidak meratanya pendidikan itu sendiri hingga carut-marutnya sistem pendidikan di Indonesia.

Sistem pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah jauh tertinggal dengan negara lain. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara. Bahkan dari negara tetangga kita sendiri yang dulu mereka mengirimkan para guru terbaik mereka ke sini untuk mempelajari sistem pendidikan di Indonesia, sehingga mereka dapat mempraktekkan di negaranya masing-masing. Sekarang banyak sekali anak-anak Indonesia yang mampu, lebih memilih untuk bersekolah di luar negeri. Bukti nyata bahwa pendidikan di Indonesia mulai kurang dipercaya. Perubahan kurikulum yang hampir setiap tahun membuat para pengajar kebingungan untuk menentukan materi yang harus diajarkan.

Selain itu, hal yang membuat kondisi pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan yaitu adanya perbedaan jauh infrastruktur yang ada di sekolah perkotaan dengan yang berada di daerah. Jangankan sekolah yang berada di luar Pulau Jawa, sekolah yang berada di pinggiran kota Jakarta saja masih banyak yang kurang memadai fasilitasnya. Sering kali kita mendengar sekolah yang atapnya roboh, yang terpaksa belajar di kandang kambing ataupun hal-hal menyedihkan lainnya yang seharusnya tidak lagi ada di negara yang hampir 69 tahun merdeka.

Tidak selalu dengan keburukan dari sistem pendidikan yang ada di Indonesia, masih banyak pula hal-hal positif yang bisa kita petik. Sebagai contoh pengalaman saya menuntut ilmu di bangku sekolah menengah atas. Pada tahun 2008, saya terdaftar sebagai siswa baru di SMA N 2 Wonosari. SMA N 2 Wonosari merupakan sekolah yang sangat disiplin. Dari kedisiplinan yang menjadi ciri khas sekolah kemudian di tularkan kepada siswa terutama siswa baru. Kedisiplinan tersebut tercermin dengan diterapkannya sistem poin bagi yang melanggar peraturan. Dengan jumlah poin maksimal yaitu 13 poin yang artinya siswa yang bersangkutan langsung dikeluarkan, 10 poin tidak naik kelas, 7 poin siswa dibolehkan tidak memasuki lingkungan sekolah selama 2 minggu (skorsing) disertai pemanggilan orangtua wali dan hukuman-hukuman yang lebih ringan untuk poin dibawahnya. Dengan diberlakukannya peraturan tersebut terbukti siswa menjadi disiplin. Dengan tidak memungkiri bahwa terdapat siswa yang memiliki poin lebih dari 7 namun itu sangat jarang dan jumlahnya satu atau dua siswa. Belum berhenti sampai disitu, SMA N 2 Wonosari dikenal juga dengan sekolah Adiwiyata Mandiri tingkat Nasional. Tujuan daripada program Adiwiyata adalah untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Dimulai dari penetapan SMA N 2 Wonosari sebagai Sekolah Calon Adiwiyata pada tahun 2008. Pada tahun 2009 SMA N 2 Wonosari meraih Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun Pertama. Pada tahun 2010 SMA N 2 Wonosari ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun Kedua. Dan pada tanggal 7 Juni 2011, SMAN 2 Wonosari menerima penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup, yang disampaikan oleh Presiden RI sebagai "Sekolah Adiwiyata Mandiri Nasional Tahun 2011". Prestasi tersebut sebagai buah dari kedisiplinan yang diterapkan di SMA N 2 Wonosari dimana siswa selalu diajarkan untuk menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan. Setelah lulus dari SMA N 2 Wonosari tidak lantas kedisiplinan dan rasa tanggungjawab atas lingkungan itu hilang begitu saja, namun hal tersebut selalu tertanam pada diri siswa dan alumni sekolah. Contoh lain yang membanggakan dari anak-anak Indonesia adalah dengan inovasi terbaru yang menggemparkan di tahun 2012 lalu. Apalagi kalau bukan keberhasilan terciptanya mobil ESEMKA yang dibuat oleh para siswa SMK di Solo. Secercah harapan bagi bangsa ini bahwa masih ada anak-anak yang mau belajar dan membuat sesuatu yang membanggakan bagi negara ini.