potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas...

12
ARTIKEL ILMIAH POTENSI TEPUNG ISI RUMEN YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus oligosporus TERHADAP PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM PEDAGING Oleh AHFADIN HARFAN 061011043 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014

description

sebuah artikel ilmiah yang menjelaskan tentang potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizopus oligosporus terhadap karkas dan lemak adominal ayam pedaging

Transcript of potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas...

Page 1: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

ARTIKEL ILMIAH

POTENSI TEPUNG ISI RUMEN YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus oligosporus TERHADAP PERSENTASE KARKAS

DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM PEDAGING

Oleh

AHFADIN HARFAN

061011043

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

Page 2: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

POTENCY OF RUMEN CONTENT MEAL WAS FERMENTED BY Rhizopus oligosporus ON CARCASS AND ABDOMINAL

FAT PERCENTAGE OF BROILER

Ahfadin Harfan1), Koesnoto Supranianondo2), Indah Norma Triana3)

1)Student, 2)Department of Husbandry, 3)Department of Veterinary Reproduction Veterinary Medicine Faculty Airlangga University

ABSTRACT

The aim of this experiment to know the potency of rumen content meal that was fermented by Rhizopus oligosporus on carcass and abdominal fat percentage broiler chicken. The experiment used twenty broiler chickens, aged one day, were randomly devided into five dietary treatments and four replicates per treatment. The control group (P0), were feed commercial 90% and 10% of corn. The others were feed commercial 90% and 10% of rumen content meal (P1) ; feed commercial 90% and 10% of rumen content meal that was fermented by Rhizopus oligosporus 1% (P2) ; feed commercial 90% and 10% of rumen content meal that was fermented by Rhizopus oligosporus 2% (P3) ; feed commercial 90% and 10% of rumen content meal that was fermented by Rhizopus Oligosphorus 3% (P4). The experimental diets were feed for two weeks in finisher period. The result were statiscally analyzed through analysis of variance (ANOVA) than continued by Duncan’s Multiple Range Test with significant degree 5% to know the best treatment. The result indicated that there were no significant difference (p>0.05) in carcass and abdominal fat percentage. The conclusion is the potency of rumen content meal that was fermented by Rhizopus oligosporus was not increased to carcass percentage and was not decreased to abdominal fat percentage.

Key word: Rumen content meal, Rhizopus oligosporus, carcass, abdominal fat, broiler chickens. Menyetujui untuk dipublikasikan dengan author Ahfadin Harfan, Surabaya, 3 Maret 2014

Mahasiswa: Menyetujui Menyetujui

DosenPembimbing I: DosenPembimbing II:

(Ahfadin Harfan) (Prof. Dr. Koesnoto S, MS, drh) (Indah Norma Triana, drh., M.Si)

NIM. 061011043 NIP.195005251979011001 NIP. 095702211986012001 Menyetujui Menyetujui Menyetujui

Dosen Terkait I: Dosen Terkait II: Dosen Terkait III: (Dr. Mirni Lamid, drh., M.P.) (Dr. Sri Hidanah, Ir., MS.) (Dr. Widya Paramitha L, drh., M.P)

NIP. 196201161992032001 NIP. 196108031986012001 NIP. 196911101997032001

Page 3: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

POTENSI TEPUNG ISI RUMEN YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus oligosporus TERHADAP PERSENTASE KARKAS

DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM PEDAGING

Ahfadin Harfan 1), Koesnoto Soepranianondo 2), Indah Norma Triana 3) 1) Mahasiswa, 2) Departemen Peternakan, 3) Departemen Reproduksi Veteriner

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tepung isi rumen yang

difermentasi dengan Rhizopus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging. Penelitian ini menggunakan sebanyak 20 ekor ayam pedaging umur 1 hari yang diambil secara acak dan dibagi kedalam lima perlakuan dan empat ulangan lima perlakuan. Kelompok kontrol: P0 (Pakan Komersial dengan jagung 10%), kelompok lain P1 (Pakan Komersial dengan 10% TIR tanpa Fermentasi), P2 (Pakan Komersial dengan 10% TIR yang terfermentasi Rhizopus oligosporus 1%), P3 (Pakan Komersial dengan 10% TIR yang terfermentasi Rhizopus oligosporus 2%), P4 (Pakan Komersial dengan 10% TIR yang terfermentasi Rhizopus oligosporus 3%). Ransum perlakuan diberikan pada dua minggu fase finisher. Data dianalisis menggunakan Analisis Varian (ANOVA), yang kemudian dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s dengan tingkat signifikan 5% untuk mengetahui perlakuan terbaik. Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan Rhizopus olighosporus tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p>0,05) terhadap persentase karkas dan persentase lemak abdominal ayam pedaging. Dapat diperoleh kesimpulan yaitu pemberian Tepung Isi Rumen yang difermentasi dengan Rhizopus oligosporus tidak meningkatkan persentase karkas ayam pedaging dan tidak menurunkan persentase lemak abdominal ayam pedaging.

Kata kunci: Tepung Isi Rumen, Rhizopus oligosporus, karkas, lemak abdominal, ayam pedaging.

Pendahuluan

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani

mengakibatkan meningkatnya kebutuhan telur dan daging. Salah satu upaya untuk

memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat adalah melalui usaha peternakan. Usaha

peternakan yang memiliki nilai strategis di Indonesia khususnya dalam penyediaan protein

hewani untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri adalah usaha peternakan unggas

(Abidin, 2003). Salah satu usaha peternakan unggas yaitu peternakan ayam pedaging.

Permintaan daging ayam semakin bertambah seiring dengan meningkatnya penghasilan

dan kesadaran penduduk akan pentingnya protein hewani (Eka, 2009).

Page 4: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

Keberhasilan usaha peternakan unggas ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor

produksi dan pemasaran (Rasidi, 2002). Diantara kedua faktor tersebut, faktor produksi

sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan unggas. Pakan memegang porsi sekitar

60-70% dari total biaya produksi. Pakan dijadikan penentu efisiensi produksi dan mutu hasil

ternak. Bahan pakan yang sering digunakan sebagai pakan utama unggas adalah jagung.

Jagung memiliki nutrisi lebih tinggi dari golongan butiran lainnya. Penggunaan jagung

dalam formula pakan mencapai angka 40% dari 100% total formula pakan, tidak sebanding

dengan jumlah jagung yang ada di pasaran, sehingga harga jagung semakin mahal.

Beberapa upaya telah dilakukan untuk menekan biaya pakan yaitu dengan memanfaatkan

limbah RPH berupa isi rumen sapi (Rasyaf, 2006; Kurniawan, 2011).

Isi rumen sapi merupakan limbah terbanyak yang dihasilkan oleh RPH. Berat rata-rata

isi rumen sapi segar adalah 30,50 kg/ ekor (Harfiah, 2006). Isi rumen sapi merupakan bahan

pakan yang terdapat dalam rumen sebelum menjadi feses dan dikeluarkan dari dalam

rumen setelah hewan dipotong (Soepranianondo, 2006). Isi rumen sapi diketahui

mengandung serat kasar tinggi dan protein kasar yang rendah. Pemanfaatan isi rumen sapi

untuk pakan ternak non ruminansia dianjurkan pemberiannya 10% -15% dalam pakan agar

tidak menimbulkan efek samping yang merugikan (Mulyaningsih, 1994; Soepranianondo,

2002).

Penggunaan isi rumen sapi sebagai bahan pakan akan lebih optimal apabila di rubah

ke dalam bentuk tepung. Tepung isi rumen mempunyai serat kasar 34,68% dengan protein

kasar 9,13% (Soepranianondo, 2002). Serat kasar dapat menganggu penyerapan lemak dan

kolesterol di usus halus, sehingga gerakan usus meningkat dan sari makanan yang

mengandung lemak dan kolesterol cepat terbuang melalui tinja (Hardjono, 2008).

Pakan ternak yang mengandung serat kasar tinggi dan protein kasar rendah

menyebabkan produktivitas menurun sehingga perlu dilakukan pengolahan yaitu dengan

melakukan fermentasi. Proses fermentasi menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa dan

Page 5: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

aroma pakan yang lebih baik, oleh sebab itu produk yang difermentasi lebih menarik bagi

ternak selain mudah dicerna dan bergizi lebih tinggi (Suci, 2005).

Salah satu mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi adalah

Rhizopus oligosporus. Beberapa kelebihan penggunaan kapang Rhizopus oligosporus sebagai

inokulum untuk proses fermentasi adalah harganya relatif murah dan mudah diperam,

disamping dapat melakukan proses fermentasi pada pakan. Rhizopus oligosporus

memproduksi enzim seperti protease, lipase dan amilase dengan dihasilkannya enzim-

enzim tersebut maka selama proses fermentasi akan terjadi proses anabolisme dan

katabolisme senyawa organik yang terkandung dalam pakan, dalam proses anabolisme

terjadi pembentukan beberapa vitamin yang larut air dan peningkatan protein dalam bahan

pakan (Ansori, 2003). Selama proses fermentasi banyak bahan-bahan nutrisi dalam pakan

yang berubah sifat seperti mudah larut dalam air dan terjadi perubahan komposisinya serta

dapat meningkatkan kandungan protein pakan (Fuller, 1992).

Murtidjo (1997) menyatakan bahwa persentase berat karkas merupakan faktor penting

dalam menilai produksi ternak. Produksi ternak erat hubungannya dengan berat hidup,

semakin bertambah berat hidupnya maka produksi karkasnya semakin meningkat. Tinggi

rendahnya berat karkas ayam pedaging ditentukan dari jumlah lemak abdominal yang

terdapat dari ayam pedaging. Semakin tinggi berat karkas ayam pedaging maka semakin

berkurangnya jumlah persentase lemak abdominal yang terdapat pada ayam pedaging.

Metode Penelitian

Tahap persiapan yaitu pembuatan tepung isi rumen, analisis proximat dan pembuatan

pellet dilakukan di di Laboratorium Pakan Ternak Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Airlangga Surabaya. Tahap pelaksanaan penelitian di desa Barengkrajan Krian, Sidoarjo.

Page 6: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain MB 202

Platinum umur 1 hari, pakan komersial 511-BRAVO, Jagung, Tepung isi rumen, Rhizopus

oligosporus, lysol 3%, Vaksin ND, air gula (5%), Vita stress dan Vita Chick.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain mesin penggiling pakan,

kantong plastik, timbangan untuk menimbang tepung isi rumen sapi, sprayer, nampan

besar, penapis, gelas ukur, pengaduk, kandang indukan dan kandang perlakuan berupa

kandang baterai, alas plastik, tempat pakan dan minum dari plastik, timbangan analitik

untuk menimbang ayam, dan lampu pijar 100 watt

Penelitian dimulai dengan menyiapkan isi rumen sapi yang telah dikeringkan dibawah

sinar matahari selama satu hari. Isi rumen sapi yang telah kering diaduk hingga merata

dengan cara dibolak-balik. Tujuannya agar keseluruhan isi rumen sapi yang dikeringkan

benar-benar kering dengan cara dioven selama 24 jam dengan suhu 60ºC, lalu digiling

hingga menjadi tepung. Tahap selanjutnya adalah menyiapkan tepung Rhizopus oligosporus

1%, 2% dan 3% dimasukkan ke tepung isi rumen. Aduk hingga homogen kemudian

masukkan ke dalam kantong plastik, bagian atas kantong plastik dalam keadaan tertutup

dan dilubang-lubangi, kemudian dilakukan fermentasi fakultatif anaerob selama 5 hari.

Penelitian ini menggunakan 100 ekor DOC strain MB 202 platinum dan diambil 20 ekor

secara acak kemudian dibagi ke dalam lima perlakuan dan empat ulangan. Satu minggu

sebelum anak ayam datang, kandang dan peralatan dibersihkan. Kandang didesinfektan

dengan menggunakan larutan Lysol 3% sebanyak 100 cc. Lampu pijar dinyalakan satu hari

sebelumnya agar kandang indukan mencapai suhu induk. Anak ayam yang baru datang

diletakkan di kandang indukan dan diberi air gula dan Vita stress. Enam jam kemudian,

anak ayam diberi pakan dan minum secara ad libitum. Vaksinasi ND Strain Hitcher B1

diberikn melalui tetes mata pada anak ayam umur empat hari sebagai pencegahan terhadap

penyakit tetelo (New Castle Disease) dan diulang pada umur tiga minggu dengan vaksin ND

Strain Lasota secara peroral melalui minum.

Page 7: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

Minggu ke-3, ayam dipindahkan dari kandang indukan ke kandang baterai,

penempatan ayam dilakukan secara acak. Kemudian pada masa adaptasi pakan perlakuan

diberikan dua kali sehari secara ad libitum dengan bertahap yaitu 25%, 50% dan 75% dari

total ransum perlakuan. Tahap selanjutnya adalah tahap dimana uji coba pakan dilakukan

sesuai dengan dosis masing-masing perlakuan. Pakan komersial ditambah tepung isi rumen

terfermentasi yang sudah dijadikan pelet hingga homogen.

Penyembelihan ayam setelah ayam dipuasakan, pisau digerakkan dari atas turun

kebawah memotong Arteri Carotis dan Vena Jugularis serta Trakea dan Oesophagus terpotong.

Setelah terpotong ayam digantung selama 1 menit dengan bagian kepala di bawah.

Perendaman untuk pencabutan bulu dilakukan dengan air panas dengan suhu sekitar 50-

55° C selama 30 detik. Kemudian dimasukkan kedalam air dingin agar kulit tidak rusak.

Kemudian dilakukan pencabutan bulu.

Pengamatan terhadap persentase karkas dilakukan setelah ayam disembelih, semua

bulu dicabuti, isi rongga perut dikeluarkan, pemotongan kepala sampai pangkal leher (

Vertebrae cervicalis terakhir) dan kedua kaki sampai batas lutut kaki (pada persedian tarsal)

dipotong lalu ditimbang.

Pengamatan terhadap persentase lemak abdominal dilakukan setelah ayam disembelih

dan dilakukan pencabutan bulu. Mengambil lemak di sekitar ampella, usus, otot daerah

perut, ischium, bursa fabrisius dan kloaka dengan sangat hati-hati kemudian seluruh lemak

ditampung dan kemudian ditimbang dengan timbangan digital.

Menurut Soeparno (1994), Persentase karkas dan Lemak Abdominal diperoleh dengan

rumus :

Persentase Karkas = Berat Karkas x 100 %

Berat Badan Akhir

Persentase Lemak Abdominal = Berat Lemak Abdominal x 100 % Berat Badan Akhir

Page 8: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL), lima perlakuan dengan empat ulangan berikut ini :

P0 : Pakan komersial 90% dan jagung 10%.

P1 : Pakan komersial 90% dan TIR 10%.

P2 : Pakan komersial 90% dan TIR 10% difermentasi dengan Rhizopus oligosporus 1%. P3 : Pakan komersial 90% dan TIR 10% difermentasi dengan Rhizopus oligosporus 2%. P4 : Pakan komersial 90% dan TIR 10% difermentasi dengan Rhizopus oligosporus 3%.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung isi rumen

yang difermentasi dengan Rhizopus oligosporus terhadap persentase karkas dan

persentase lemak abdominal ayam pedaging.

Tabel 1. Rata-Rata dan standart deviasi persentase karkas pada berbagai perlakuan.

Perlakuan Persentase Karkas

Data Asli X ± SD

Data Setelah ditransformasi Arc.sin

X ± SD

P0 68.13 ± 0.84 55.63 ± 0.52

P1 68.13 ± 6.54 55.72 ± 4.06

P2 69.93 ±11.22 57.07 ± 7.25

P3 68.22 ± 4.82 55.72 ± 2.93

P4 71.68 ± 2.32 57.86 ± 1.48

Page 9: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

Tabel 2. Rata-Rata dan standart deviasi persentase Lemak Abdominal pada berbagai perlakuan.

Perlakuan Persentase Lemak Abdominal

Data Asli X ± SD

Data Setelah ditransformasi

X ± SD

P0 1.88ª ± 0.59 1.53 ± 0.19

P1 1.56ªᵇ ± 0.36 1.43 ± 0.12

P2 1.30ªᵇ ± 0.23 1.34 ± 0.09

P3 1.28ªᵇ ± 0.34 1.33 ± 0.12

P4 1.13ᵇ ± 0.24 1.27 ± 0.09

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05).

Persentase Karkas

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap potensi tepung isi rumen yang

difermentasi dengan Rhizopus oligosporus terhadap persentase karkas ayam pedaging

menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P > 0,05) di antara perlakuan P0 (68.13 ±

0.84), P1 (68.13 ± 6.54), P2 (69.93 ±11.22), P3 (68.22 ± 4.82) dan P4 (71.68 ± 2.32).

Hasil tidak berbeda nyata juga dimungkinkan oleh adanya kandungan gizi terutama

protein kasar dalam ransum perlakuan masih dalam batas normal kebutuhan ± 17%.

Adapun hasil analisis proksimat protein kasar ransum masing-masing perlakuan

P0,P1,P2,P3 dan P4 secara berurutan yaitu 16,52; 16,72; 16,89; 17.11 dan 17,38%. Hal ini tidak

sesuai dengan pendapat Wahju (2004) bahwa kebutuhan protein kasar ayam pedaging yang

berumur lebih dari 21 hari sekitar 20 %. Menurut Standart Nasional Indonesia (2006)ᵇ

kebutuhan protein ayam pedaging periode finisher minimum 18%. Hal ini yang diduga

sebagai penyebab tidak ada perubahan yang nyata (P > 0,05) terhadap persentase karkas

ayam pedaging. Protein diperlukan ayam broiler untuk pertumbuhan terutama untuk

membangun dan membentuk jaringan tubuh. Apabila protein yang diberikan tidak

mencukupi akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan menjadi tidak normal

(Asmara dkk., 2009; Styawan, 2004).

Page 10: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

Persentase karkas yang dicapai pada penelitian ini berkisar antara 68,13 sampai

71,68%. Hal ini masih dalam batas normal, sesuai dengan pernyataan Irawan (1996) bahwa

pada umumnya persentase karkas berkisar antara 65-75% dan ini merupakan persentase

pada broiler yang memiliki pertumbuhan yang baik.

Persentase Lemak abdominal

Hasil analisis varian yang telah dilakukan terhadap potensi tepung isi rumen yang

difermentasi dengan Rhizopus oligosporus menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang

nyata (p˃0,05) terhadap persentase lemak abdominal ayam pedaging. Hasil uji jarak

Duncan’s menunjukkan bahwa persentase lemak abdominal yang tertinggi P0 (1.88ª ± 0,59)

yang berbeda nyata (p<0,05) dengan P4 (1,13ᵇ ± 0,24) tetapi tidak berbeda nyata dengan P1

(1,56ªᵇ ± 0,36), P2 (1,30ªᵇ ± 0,23) dan P3 (1,28ªᵇ ± 0,34). Perlakuan P4 (1.13ᵇ ± 0,24)

menunjukkan persentase lemak abdominal terendah yang berbeda nyata (p<0,05) dengan

P0 (1.88ᵇ ± 0,59) tetapi tidak berbeda nyata dengan P1 (1,56ªᵇ ± 0,36), P2 (1,30ªᵇ ± 0,23) dan P3

(1,28ªᵇ ± 0,34). Hal ini dikarenakan kandungan Serat Kasar pada ransum perlakuan

P0,P1,P2,P3 dan P4 secara berurutan terdapat perbedaan yaitu 6,06; 6,18; 6,43; 6,61 dan

6,62%, diduga berpengaruh terhadap berat lemak abdominal yang terjadi.

Wahju (2004) menyatakan bahwa ransum yang mengandung serat kasar tinggi

terutama sebagian besar terdiri dari bahan-bahan tanaman mempunyai energi yang

rendah, sehingga energi yang dikonsumsi oleh ayam pedaging lebih banyak digunakan

untuk pertumbuhan dan perkembangan normal dan hanya sedikit yang digunakan untuk

pembentukan serta penimbunan lemak. Penurunan ini terjadi karena kandungan serat kasar

dalam level perlakuan pakan berbeda. Semakin tinggi level perlakuan pakan, kandungan

serat kasar meningkat. Serat kasar terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin yang

merupakan bagian dari karbohidrat yang tidak dapat dicerna unggas. Menurut Juju (2004),

hal ini disebabkan karena unggas tidak memiliki enzim untuk memecah selulosa di dalam

pencernaannya, sehingga serat kasar bersifat bulky (pengganjal kasar) yang tidak esensial

Page 11: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

pada pakan ayam. Selulosa dalam saluran pencernaan cenderung mengurangi pergerakan

makanan (Anggorodi, 1995), sehingga lemak abdominal akan menurun dengan pemberian

kandungan serat kasar yang tinggi dalam pakannya.

Menurut Hardjono (2008) serat dapat menganggu penyerapan lemak dan kolesterol

di usus halus, sehingga gerakan usus meningkat dan sari makanan yang mengandung

lemak dan kolesterol cepat terbuang melalui feses. Serat pakan terbagi menjadi dua macam,

serat larut dan serat tak larut. Serat yang larut akan terlarut dan membentuk gel dalam air,

bentukan gel dalam saluran pencernaan menyebabkan kecepatan melambat dalam

mendorong komponen makanan ke usus. Serat tak larut tidak dapat dicerna dan juga tidak

larut dalam air. Namun meski tidak dapat dicerna, serat mempunyai fungsi metabolisme zat

gizi yang penting. Karena tidak dicerna, serat masuk ke kolon (usus besar) dalam keadaan

utuh. Setelah itu, serat mencapai kolon dalam volume besar dan membutuhkan tempat luas.

Pada penelitian ini rata-rata persentase lemak abdominal berkisar antara 1.13-1,88 %.

Hasil serupa juga terjadi pada penelitian Kumalasari (2009) yaitu sebesar 0,76 sampai

1,58%;. Hasil persentase lemak abdominal penelitian Purwanti (2009) yaitu antara 1,25-

1,79%. Pada umumnya di dalam tubuh ayam selama masa pertumbuhan terjadi

penimbunan lemak antara 2-3% (Wawan, 2004), yang berarti tidak terjadi penimbunan

lemak yang berlebihan dalam tubuh.

Kesimpulan dan Saran

Pemberian tepung isi rumen yang difermentasi Rhizopus oligosporus tidak dapat

meningkatkan persentase karkas ayam pedaging dan persentase lemak abdominal ayam

pedaging. Berdasarkan penelitian ini disarankan untuk menggunakan Tepung isi rumen

yang difermentasi Rhizopus oligosporus dengan tingkat pemberian 3% sebagai alternatif

pakan ayam pedaging.

Page 12: potensi tepung isi rumen yang difermentasi dengan rhizophus oligosporus terhadap persentase karkas dan lemak abdominal ayam pedaging

Daftar Pustaka

Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Cetakan ke-1. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Anggorodi, H.R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. Ansori, A. 2003. Peran Pemberian Pollard Terfermentasi Oleh Rhizopus oligosporus Terhadap

Keempukan Daging Ayam Petelur Jantan [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Asmara, I. Y., Garnida. D., dan Tarwiyah. W. 2009. Penampilan Broiler yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas) terhadap karakteristik karkas. Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran. Bandung.

Eka, Z. 2009. Pemanfaatan Tepung Isi Rumen yang difermentasi dengan Probiotik sebagai substitusi Bekatul terhadap performan Ayam Pedaging [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.

Fuller, R. 1992. Probiotics. Chapman And Hall. London. Hardjono, Dr. 2008. Awas Kolesterol. Yogyakarta: Maximus. Harfiah. 2006. Perbandingan Dya Cerna In Vitro Bahan Kering Rumput Gajah dan Hasil

Fermentasi Campuran Rumput Lapang dengan Isi Rumen. J. Sains dan Teknologi Vol.6 No.2: 67-70. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin Makassar.

Irawan, A.1996. Ayam-Ayam Pedaging Unggul. CV. Aneka. Solo. 17-124. Juju, W. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas edisi ke-5.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Kurniawan, H. 2011. Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung Umur 10 Minggu yang

Diberi Ransum Mengandung Bungkil Jarak Pagar (jatropa curgas L) terfermentasi Rhizopus Olighosporus [Skripsi]. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mulyaningsih. 1994. Pengaruh Penggunaan Isi Rumen Sapi sebagai Campuran Ransum terhadap Pertumbuhan Itik Periode starter [Tesis]. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.

Murtidjo, B.A. 1997. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius. Jogjakarta.

Rasidi. 2002. 302 Formulasi Pakan Lokal Alternatif untuk Unggas. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 2006. Beternak Ayam Kampung. Penebar Swadaya. Jakarta. Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknology Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hal . 5-6; 11-12. Soepranianondo, K. 2002. Teknologi Manipulasi Nutrisi Isi Rumen Sapi Menjadi Pakan yang

Dapat Meningkatkan Produktifitas dan Kualitas Ternak Ruminansia. [Disertasi]. Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga. Surabaya.

Soepranianondo, K. 2006. Dampak Isi Rumen Sapi Sebagai Substitusi Rumput Raja terhadap Produk Metabolit pada Kambing Peranakan Ettawa. Media Kedokteran Hewan, 21(2): 94-96.

Standart Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3931-2006. Pakan Ayam Ras Pedaging Masa Akhir (Broiler Finisher). Badan Standarisasi Nasional. Jakarta

Setyawan, W. Y. 2004. Potensi Dedak Jagung sebagai Substitusi Jagung terhadap Persentase Karkas dan Lemak Abdominal pada Ransum Ayam Pedaging Jantan Strain Arbor Acress[Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.

Suci, L. D. 2005. Pengaruh Pemberian Jerami Padi Terfermentasi Terhadap Daya Cerna Bahan Organik dan Serat Kasar Pakan pada Domba [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.

Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Gajah Mada University Press. Jogjakarta.