EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah,...

51
EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI DENGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) UNTUK PAKAN RUMINANSIA SKRIPSI HANNA FRISKA ROULY MARPAUNG DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Transcript of EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah,...

Page 1: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI DENGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)

UNTUK PAKAN RUMINANSIA

SKRIPSI

HANNA FRISKA ROULY MARPAUNG

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Page 2: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

RINGKASAN

HANNA FRISKA ROULY MARPAUNG. D24080120. 2012. Evaluasi In vitro Kulit Buah Kopi yang Difermentasi dengan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) untuk Pakan Ruminansia. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Dwierra Evvyernie A., M.S.,M.Sc Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat, M.Agr.Sc

Kulit buah kopi merupakan hasil ikutan dari pengolahan buah kopi. Limbah ini terdapat 48,10% dalam satu ton buah kopi yang dipanen. Kandungan serat kasar pada kulit buah kopi tergolong tinggi, namun karena memiliki kandungan lignin dan tanin yang tinggi (65,42% dan 2,47%) serta komposisi nutrisi yang rendah, pemanfaatannya belum optimal untuk ruminansia, kecuali setelah melalui proses pengolahan seperti fermentasi dengan kapang atau jamur. Penelitian ini dilakukan dengan proses fermentasi yang menggunakan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) terhadap kulit buah kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari sejauhmana kulit buah kopi hasil fermentasi (KKf) dapat berperan sebagai pengganti rumput gajah didalam ransum sapi perah yang memiliki rasio hijauan dan konsentrat 60% berbanding 40% melalui pengamatan in vitro.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 jenis perlakuan ransum dan 3 ulangan yang berupa periode pengambilan cairan rumen. R0 = ransum kontrol (60% RG + 40% konsentrat), R1 = 50% RG + 10% KKf + 40% konsentrat, R2 = 40% RG + 20% KKf+ 40% konsentrat, R3 = 30% RG + 30% KKf + 40% konsentrat, R4= 20% RG + 40% KKf + 40% konsentrat. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan. Parameter yang diamati adalah fermentabilitas di dalam rumen (VFA dan NH3) dan koefisien cerna bahan kering (KCBK) dan bahan organik (KCBO).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kulit buah kopi fermentasi sampai 40% di dalam ransum menurunkan (P<0,01) KCBK dan KCBO serta (P<0,05) VFA, sedangkan NH3 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kontrol. Data menunjukkan bahwa nilai KCBK dan KCBO sebesar 56,22% dan 55,56%, VFA sebesar 121,25 mM serta NH3 sebesar 12,14 mM, maka kulit buah kopi hanya dapat menggantikan peran rumput gajah sebesar 20% rumput gajah di dalam ransum. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kulit buah kopi hasil fermentasi dengan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dapat menggantikan peran rumput gajah sebesar 20%.

Kata-kata kunci: kulit buah kopi, fermentasi, Pleurotus ostreatus, in vitro,

Page 3: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

ABSTRACT

Evaluation In vitro of Coffee Husk Fermented with Oyster Mushrooms (Pleurotus ostreatus) for Ruminant Feed

Marpaung, H. F. R., Evvyernie, D., Toharmat, T.

An in vitro experiment was conducted to evaluate the nutritive value of coffee husk fermented by oyster mushrooms (Pleurotus ostreatus) for ruminant. A randomized block design was used to alocate the three of rumen fluid as blocks and five experimental rations formulated acording to a diet for a dairy cow yealding 10 kg of milk. Experimental rations composed of forage and concentrate as follows: R0 = control (60% Pennisetum purpureum + 40% concentrate), R1 = 50% Pennisetum purpureum + 10% fermented coffee husk + 40% concentrate, R2 = 40% Pennisetum purpureum + 20 fermented coffee husk + 40% concentrate, R3 = 30% Pennisetum purpureum + 30% fermented coffee husk + 40% concentrate, and R4 = 20% Pennisetum purpureum + 40% fermented coffee husk + 40% concentrate. Variables observed were coefficient digestibility of dry (CDDM) and organic matter (CDOM), concentration of VFA and NH3. The result showed that dietary inclution of fermented coffee husk significantly decreased the coeffcient digestibiilty of dry and organic matter (P<0.01) and VFA (P<0.05), but did not affect NH3 concentration. The value of CDDM and CDMO, VFA and NH3 was 56.22%, 55.56%, 121.25 mM and 12.14 mM, respectively. The results indicated that the coffee husk could be included up to 20% in the diet to replace Pennisetum purpureum. The conclusion from this experiment was that the fermented coffee husk could be used to replace dietary forage component as much as 20%.

Keywords: coffee husk, fermentation, Pleurotus ostreatus, in vitro

Page 4: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI DENGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)

UNTUK PAKAN RUMINANSIA

HANNA FRISKA ROULY MARPAUNG

D24080120

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 5: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

Judul : Evaluasi In vitro Kulit Buah Kopi yang Difermentasi dengan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) untuk Pakan Ruminansia Nama : Hanna Friska Rouly Marpaung NIM : D24080120

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota (Dr. Ir. Dwierra Evvyernie. A, MS., M.Sc) (Prof.Dr.Ir.Toto Toharmat, M.Agr.Sc) NIP.19610602 198603 2 001 NIP. 19590902 198303 1 003

Mengetahui, Ketua Departemen,

Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

(Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc. Agr) NIP. 19670506 199103 001

Tanggal Ujian: 07 Agustus 2012 Tanggal Lulus:

Page 6: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1990 di

Balige. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan

Bapak Edison Marpaung dan Ibu Asni Roosline Purba.

Penulis menempuh pendidikan dasar pada tahun 1996-

2000 di SD Kalam Kudus Medan dan diselesaikan pada

tahun 2002 di SD Ostrom Methodist II Tebing Tinggi.

Pendidikan lanjutan tingkat menengah pertama

diselesaikan pada tahun 2005 di SMP Negeri 01 Tebing

Tinggi, dan pendidikan lanjutan tingkat atas diselesaikan

pada tahun 2008 di SMA Negeri 02 Tebing Tinggi. Pada tahun 2008 Penulis

diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan

Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) dan tahun berikutnya 2009 diterima sebagai

mahasiswa Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor.

Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor, Penulis juga aktif

berpartisipasi dalam berbagai kepanitian, UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen

(PMK), Komisi Pelayanan Anak (KPA) dan Penulis pernah mengikuti program

magang HIMASITER di Lembu Jantan Perkasa (LJP) Banten pada tahun 2010 serta

peserta Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2012 bidang Kewirausahaan yang

berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan:

Nugget Belut untuk Meningkatkan Nilai Ekonomi Belut dan Gizi Masyrakat” dan

bidang Masyarakat yang berjudul “Laskar Pejuang: Wirausaha Kreatif yang

Memiliki Jiwa Pejuang Lingkungan Hidup dengan Model Anak-Anak Sekolah Dasar

di Kecamatan Dramaga”.

Page 7: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat, kasih dan anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Evaluasi In vitro Kulit Buah Kopi yang Difermentasi dengan Jamur

Tiram (Pleurotus ostreatus) untuk Pakan Ruminansia dengan baik. Skripsi ini

ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini memuat informasi tentang kandungan nutrien kulit buah kopi yang

difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dengan level berbeda di dalam

ransum ruminansia. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi sejayh

mana kulit buah kopi yang difermentasi dengan jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

dapat menggantikan peran rumput gajah sebagai sumber hijauan di dalam ransum

sapi perah melalui pengujian in vitro. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

berbagai pihak agar menjadi lebih baik. Penulis juga berharap semoga skripsi ini

dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan bermanfaat bagi

penulis sendiri maupun bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Agustus 2012

Penulis

Page 8: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ..................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

Latar Belakang ........................................................................................ 1 Tujuan ..................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3

Tanaman Kopi ......................................................................................... 3 Potensi Kulit Buah Kopi Sebagai Komponen Pakan Ternak ................ 4 Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) ......................................................... 6

Rumput Gajah ......................................................................................... 7 Kecernaan Pakan ..................................................................................... 8 Konsentrai Amonia ................................................................................. 8

Konsentrasi VFA..................................................................................... 9 Koefisien Cerna Bahan Kering dan Bahan Organik (KCBK dan KCBO) ................................................................................ 10

MATERI DAN METODE .................................................................................. 12

Lokasi dan Waktu ................................................................................... 12 Materi ...................................................................................................... 12

Bahan ........................................................................................... 12 Alat .............................................................................................. 12 Inokulum ..................................................................................... 12 Komposisi Ransum ..................................................................... 12

Prosedur .................................................................................................. 13 Pembuatan Rumah Jamur ............................................................ 13 Pembuatan Media Tumbuh dan Baglog Pleurotus ostreatus ..... 14 Pengambilan Inokulum ............................................................... 14 Fermentasi In vitro ...................................................................... 15

Analisis Koefisien cerna Bahan Kering (KBCK) dan Bahan Organik (KBCO) ......................................................................... 15

Page 9: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

Analisis NH3 (Metode Mikrodifusi Cawan Conway)................. 16 Analisis VFA (Steam Destilation Method) ................................. 16 Rancangan Percobaan dan Analisis Data ................................................ 17

Perlakuan ..................................................................................... 17 Rancangan Percobaan untuk In vitro .......................................... 17 Parameter yang Diamati .............................................................. 18

Analisis Data ............................................................................... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 19

Pertumbuhan Pleurotus ostreatus pada Kulit Buah Kopi ....................... 19 Koefisen Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Bahan Organik (KCBO) Ransum yang Mengandung Kulit Buah Kopi Hasil Fermentasi dengan Pleurotus ostreatus .................................................. 25 Fermentabilitas Ransum yang Mengandung Kulit Buah Kopi Hasil Fermentasi dengan Pleurotus ostreatus .................................................. 27 Volatile Fatty Acid (VFA) ...................................................................... 27 Amonia (NH3) ........................................................................................ 28

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 30

Kesimpulan ........................................................................................... 30 Saran ..................................................................................................... 30

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 32

LAMPIRAN ........................................................................................................ 35

Page 10: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Komposisi Nutrien Kulit Buah Kopi Tanpa Fermentasi dan Fermentasi ............................................................................................... 5

2. Susunan dan Kandungan Nutrien Ransum ............................................... 13

3. Hasil Perhitungan Kandungan Nutrien Ransum Penelitian Berdasarkan Bahan Kering ..................................................................... 13

4. Hasil Analisis Komposisi Nutrien Kulit Buah Kopi asli dan Kulit Buah Kopi yang difermentasi dengan Pleurotus ostreatus .......................................................................................... 22

5. Rataan Nilai KCBK dan KCBO Ransum yang Mengandung KKf (%) .................................................................................................... 25

6. Rataan Produksi VFA dan NH3 Ransum yang Mengandung KKf (mM) ................................................................................................ 27

Page 11: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kulit Buah Kopi ......................................................................................... 3

2. Diagram Alir Pengolahan Biji Kopi ........................................................... 4

3. Proses Metabolisme Protein dalam Rumen Ternak Ruminansia ................................................................................................. 9

4. Proses Metabolisme Karbohidrat dalam Rumen Ternak Ruminansia ................................................................................................. 10

5. Baglog Kulit Buah Kopi Fermentasi .......................................................... 14

6. Grafik Pertumbuhan Miselium Kulit Buah Kopi yang Difermentasi dengan Pleurotus ostreatus .................................................. 20

7. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 39

Page 12: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Hasil Sidik Ragam Ransum terhadap KCBK ............................................ 36

2. Hasil Analisis Duncan Ransum terhadap KCBK ....................................... 36

3. Hasil Sidik Ragam Ransum terhadap KCBO ............................................ 36

4. Hasil Uji Duncan Ransum terhadap KCBO ............................................... 36

5. Hasil Sidik Ragam terhadap VFA .............................................................. 37

6. Hasil Uji Duncan Ransum terhadap VFA .................................................. 37

7. Hasil Sidik Ragam Ransum terhadap NH3 ............................................... 37

8. Data Suhu dan Kelembaban Ruangan Jamur Tiram ................................. 38

Page 13: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas ternak

adalah pakan. Produktivitas ternak yang rendah disebabkan kekurangan pakan, baik

secara kualitas maupun kuantitas. Hijauan merupakan makanan ternak yang utama

dan kebanyakan sumber hijauan di Indonesia adalah golongan dari kualitas rendah.

Hal ini dipengaruhi oleh perluasan lahan untuk penanaman hijauan makan ternak

semakin sulit dilakukan karena semakin meningkatnya populasi manusia dan

semakin luasnya pemanfaatan lahan untuk tanaman pangan, perumahan, dan industri.

Permasalahan lain juga disebabkan oleh pengaruh musim yang tidak

menentu. Saat musim hujan terjadi kelebihan hijauan sedangkan musim kemarau

sering terjadi kekurangan hijauan. Untuk mendapatkan suatu bahan pakan alternatif

yang berpotensi baik dari segi kualitas maupun kuantitas harus dilakukan beberapa

usaha. Pada umumnya dalam keadaan asli, limbah pertanian mempunyai nilai gizi

yang rendah, maka perlu dilakukan pengolahan sehingga menambah nilai guna dan

dapat dimanfaatkan lebih maksimal.

Kulit buah kopi merupakan salah satu limbah industri yang secara potensial

dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak ruminan. Provinsi

Bengkulu merupakan salah satu provinsi penghasil buah kopi terbesar. Biji kopi

yang dihasilkan di olah menjadi kopi sehingga akan menghasilkan kulit buah kopi

yang banyak. Menurut data statistik (BPS, 2009), produksi biji kopi di Indonesia

mencapai 682.591 ton dan menghasilkan kulit kopi sekitar 307.165 ton, jika tidak

dimanfaatkan akan menimbulkan pencemaran.

Kulit buah kopi merupakan komponen terbesar dari pengolahan buah kopi.

Pemanfaatannya sebagai pakan tunggal belum optimal dan terbatas untuk ruminansia

karena mempunyai kendala kandungan gizi yang rendah, lignin, tanin, dan kafein

yang tinggi. Kulit buah kopi berpotensi untuk dijadikan bahan pakan ternak ruminan

dilihat dari kandungan serat kasarnya sebesar 39,42% dan protein 10,36%

(Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, 2011), oleh karena itu untuk

meningkatkan nilai guna dari kulit buah kopi tersebut dapat dilakukan berbagai

pengolahan, seperti pengolahan secara fisik, biologis maupun kimia untuk

Page 14: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

2

menurunkan faktor pembatas tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan

sumber serat dalam pakan ruminansia.

Fermentasi menggunakan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah

satu cara untuk meningkatkan kualitas menjadi lebih baik dibandingkan dengan

produk aslinya. Jamur tiram merupakan bahan makanan bernutrisi dengan

kandungan protein, vitamin dan mineral yang tinggi. Menurut Sumarmi (2006),

kandungan protein dan serat pada jamur tiram sekitar 10,5-30,4% dan 7,4-24,6%.

Jamur tiram berkhasiat sebagai antikolesterol, antitumor, antibakteri, meningkatkan

sistem imun dan memiliki asam amino. Fermentasi dilakukan untuk memutus ikatan

ligniselulosa dan mempunyai kandungan senyawa aktif yang bernilai sehingga

diharapkan dapat dimanfaatkan lebih maksimal dan mensubstitusi sebagian atau

seluruh hijauan untuk pakan ruminansia. Sehubungan dengan keadaan diatas, telah

dilakukan penelitian terhadap kulit buah kopi yang difermentasi dengan jamur

Pleurotus ostreatus secara in vitro.

Menurut Tilley dan Terry (1963) yang dimodifikasi oleh Makkar (2004),

metode in vitro merupakan proses metabolisme dalam rumen dan abomasum.

Metode ini sering digunakan untuk mengetahui kecernaan bahan pakan dari hasil

proses pencernaan dalam saluran pencernaan ternak. Teknik in vitro memberikan

hasil analisa yang cepat dan proses yang murah, serta dapat digunakan untuk

mengevaluasi bahan pakan dalam jumlah besar.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana kulit buah kopi

yang difermentasi dengan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dapat menggantikan

peran rumput gajah sebagai sumber hijauan didalam ransum sapi perah melalui

pengujian invitro.

Page 15: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kopi

Tanaman kopi Robusta tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian

sekitar 1.000 meter diatas permukaan laut, daerah-daerah dengan suhu sekitar 20°C.

Tanaman kopi mulai dapat menghasilkan buah kopi setelah umur 4-5 tahun

tergantung pada pemeliharaan dan iklim setempat. Tanaman kopi dapat memberi

hasil yang tinggi mulai umur 8 tahun dan dapat berbuah baik selama 15 -18 tahun.

Pemeliharaan tanaman kopi yang baik akan menghasilkan sampai umur sekitar 30

tahun (Ridwansyah, 2003).

Buah kopi terdiri dari beberapa bagian, yaitu lapisan kulit luar (excocarp),

lapisan daging buah (mesocarp), lendir (mucilage), kulit ari (spermoderm), dan biji

kopi (endoscarp). Lapisan kulit luar (excocarp) yaitu lapisan yang pada buah muda

bewarna hijau dan berangsur- angsur berubah menjadi hijau kuning, kuning dan

akhirnya merah pada buah kopi yang sudah masak. Daging buah akan berlendir

dalam keadaan yang sudah masak dan rasanya agak manis. Kulit bagian dalam, yaitu

endocarp, cukup keras dan kulit ini biasanya disebut kulit tanduk (Ridwansyah,

2003). Pengolahan terhadap biji kopi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu cara

basah dan cara kering. Pengolahan dengan cara kering bisa dilakukan dengan

langsung menjemur buah kopi dibawah panas matahari, sedangkan cara basah

melalui beberapa tahap pengolahan menghasilkan beberapa jenis limbah yang bisa

dimanfaatkan sebagai pakan ternak, misalnya kulit buah kopi (coffee pulp) (Wirdah,

2000). Bentuk kulit buah kopi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kulit Buah Kopi

Sumber : Dokumentasi Penelitian (2011)

Pengolahan kulit buah kopi secara basah menghasilkan limbah kulit buah

kopi sebanyak 29% dari buah (berdasarkan berat kering), cangkang 12% dan lendir

Page 16: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

4

4%. Sementara biji kopi sebagai produk utama berjumlah sekitar 55% (Braham dan

Bressani, 1979). Bagan alir proses pengolahan biji kopi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Biji Kopi

Sumber: Ridwansyah (2003)

Potensi Kulit Buah Kopi sebagai Komponen Pakan Ternak

Proses pengolahan kopi menjadi kopi bubuk akan menghasilkan limbah

berupa limbah kulit kopi dan belum dimanfaatkan secara optimal. Kulit buah kopi

merupakan salah satu limbah industri secara potensial dapat digunakan sebagai

bahan pakan alternatif untuk ternak ruminan. Menurut data statistik (BPS, 2009),

produksi biji kopi di Indonesia mencapai 682.591 ton dan menghasilkan kulit kopi

sekitar 307.165 ton, jika tidak dimanfaatkan akan menimbulkan pencemaran yang

serius. Analisis secara fisik menunjukkan bahwa limbah dari buah kopi yaitu berupa

daging buah sebesar 42,20 % dan kulit biji sebesar 5,90 % atau total produksi limbah

sebesar 48,10 % dari produksi buah basah (Londra dan Andri, 2007). Produk kulit

buah kopi mudah rusak karena kandungan kadar airnya cukup tinggi 53%, sedangkan

jika diberikan dalam bentuk segar kurang disukai ternak. Teknologi fermentasi yang

dikombinasikan dengan teknologi pakan komplit dapat mengatasi kendala tersebut,

sehingga dapat meningkatkan fungsinya sebagai pakan ternak. Kandungan protein

Page 17: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

5

kulit buah kopi tergolong rendah 10,6%, namun masih mampu memenuhi kebutuhan

mikroba rumen untuk mencerna serat karbohidrat dan juga mengandung energi tinggi

(Puslitbangnak, 2011).

Menurut Londra dan Andri (2007), fermentasi dengan Aspergillus niger

mampu meningkatkan nilai gizi limbah kopi. Hal tersebut dapat dilihat dari

kemampuan dalam meningkatkan kadar protein kasar (PK), dari persentase 6,67%

menjadi 12,43%, dan mampu menurunkan kadar serat kasar (SK), dari persentase

18,82% menjadi 11,05%. Komposisi nutrien kulit buah kopi tanpa fermentasi dan

fermentasi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Nutrien Kulit Buah Kopi Tanpa Fermentasi dan Fermentasi

Nutrien Tanpa Fermentasi Fermentasi

Protein Kasar (%) 6,11 12,56

Serat Kasar (%) 18,69 36,10

Tanin (%) 2,47 0,32

Kafein (%) 1,36 0,16

Lignin (%) 52,59 47,03 Sumber : Mayasari et al. (2007)

Braham dan Bressani (1979) menyimpulkan bahwa efek yang ditimbulkan

oleh penggunaan kulit buah kopi dalam ransum beberapa ternak pada tikus

menyebabkan konsumsi pakan yang lebih rendah, iritasi kulit dan kematian pada

penggunaan diatas 30%. Penggunaan sampai taraf 30% pada ayam tidak

menyebabkan kematian jika diimbangi dengan kualitas protein ransum yang baik,

namun juka penggunaan diatas 30% dapat menyebabkan kematian yang tinggi.

Penggunaan kulit buah kopi yang direkomendasikan dalam ransum ayam maksimal

sebesar 10%. Penggunaan kulit buah kopi direkomendasikan dalam ransum babi

sebesar 15-20%. Penggunaan kulit buah kopi dalam ransum sapi dan kambing

menyebabkan konsumsi pakan menurun, terjadi iritasi kulit, peningkatan

pengeluaran urin, dan juga kerontokan bulu. Taraf pemberian yang dianjurkan pada

ransum sapi dan kambing adalah sebesar 20%, karena pada taraf tersebut sudah

terlihat efek peningkatan ekskresi urin sebagai efek dari kandungan kafein kulit buah

kopi.

Page 18: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

6

Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping

(pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai

nama binomial Pleurotus ostreatus (Volk, 1998). Bagian tudung dari jamur tersebut

berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang

hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Jamur

tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11 x 3-4μm serta miselia

berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat (Parlindungan, 2000). Media yang

umum dipakai untuk membiakkan jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu yang

merupakan limbah dari penggergajian kayu (Gunawan dan Agustina, 2009).

Kerajaan : Fungi

Filum : Basidiomycota

Kelas : Homobasidiomycetes

Ordo : Agaricales

Famili : Tricholomataceae

Genus : Pleurotus

Spesies : P. ostreatus

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi

dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat,

lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi,

kalsium, karbohidrat, dan protein. Kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu sekitar

10,5-30,4%. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya

mencapai 7,4-24,6%, sehingga cocok untuk para pelaku diet. Mineral mikroelemen

yang bersifat logam dalam jamur tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini

aman dikonsumsi setiap hari (Sumarmi, 2006).

Jamur tiram memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan

kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim

hidrolisis dan enzim oksidasi (Widiastui dan Panji, 2008). Jamur tiram ini

mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan

kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan. Polisakarida pada jamur tiram,

khususnya Beta-D-glucans, mempunyai efek positif sebagai antitumor, antikanker,

antivirus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, antijamur, antibakteri, dan dapat

Page 19: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

7

meningkatkan sistem imun (Sumarmi, 2006). Jamur tiram juga mengandung

plovastin yang di pasaran berupa suplemen penurun kolesterol. Komponen aktif dari

plovastin adalah statin yang bisa menghambat metabolisme atau pembentukan

kolesterol di dalam tubuh (Widyastuti dan Koesnandar, 2005).

Jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap pada masa

pertumbuhan misellium, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan

adanya rangsangan sinar. Tubuh buah tidak dapat tumbuh pada tempat yang sama

sekali tidak ada cahaya, oleh karena itu pada masa terbentuknya tubuh buah pada

permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60-70 %.

Suhu udara memegang peranan yang penting pada budidaya jamur tiram untuk

mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Umumnya, syarat rumah

jamur suhu ruangan tidak lebih dari 28° C dan kelembaban ruangan 80-90%.

Miselium tumbuh optimal pada suhu 23-25° C, sedangkan pertumbuhan tubuh buah

optimum pada suhu 18-20° C (Sumarmi, 2006). Aerasi memliki dua komponen

penting dalam udara yang berpengaruh pada pertumbuhan jamur yaitu oksigen (O2)

dan karbondioksida (CO2). Oksigen merupakan unsur penting respirasi sel. Sumber

energi dalam sel dioksidasi menjadi karbondioksida. Konsentrasi karbondioksida

(CO2) yang terlalu banyak dalam kumbung menyebabkan pertumbuhan jamur tidak

normal. Di dalam kumbung jamur konsentrasi CO2 tidak boleh lebih dari 0,02%

(Susilawati dan Raharjo, 2010). Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan jamur tiram. Pertumbuhan jamur akan terhambat apabila pH

terlalu rendah atau terlalu tinggi, bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan

mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur

antara pH 6-7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat) (Kuo, 2005).

Rumput Gajah

Berdasarkan taksonominya, rumput gajah digolongkan ke dalam division

Spermatophita, subdivisio Angiospermae, kelas Monocotyledonea, ordo Glumifora,

famili Gramineae, subfamili Panicodea, genus Pennisetum dan species Pennisetum

purpureum. Nilai gizi rumput gajah sebagai hijauan makanan ternak ditentukan oleh

zat-zat makanan yang terdapat di dalamnya dan kecernaannya. Menurut Hartadi et al.

(1997), rumput gajah umumnya mengandung bahan kering (BK) yang rendah yaitu

16%. Serat kasar sekitar 29,3%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) sekitar 40,1%,

Page 20: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

8

lemak kasar 3,2% dan protein kasar sekitar 11,5%. Kandungan TDN berkisar antara

40-67 % dengan kecernaan BK sekitar 48-71%. Menurut Tilman et al. (1989),

kandungan lignin rumput gajah berkisar 13- 16%, kadar lignin tanaman meningkat

bertambah dengan bertambahnya umur tanaman.

Kecernaan Pakan

Kecernaan pakan dapat didefinisikan sebagai zat makanan yang tidak

dikeluarkan melalui feses dengan asumsi zat makanan tersebut dapat diserap oleh

saluran pencernaan. Kecernaan pakan biasanya dinyatakan berdasarkan bahan

kering, dan sebagai suatu koefisien atau persentase. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kecernaan, yaitu komposisi bahan pakan, perbandingan komposisi

antara bahan pakan satu dengan bahan pakan lainnya, perlakuan pakan, suplementasi

enzim dalam pakan, ternak dan taraf pemberian pakan (McDonald et al., 2002).

Terdapat dua teknik dalam mengukur kecernaan pada ruminansia, yaitu teknik in

vivo dan in vitro. Kecernaan in vitro (kecernaan pada rumen) dipengaruhi beberapa

hal yaitu pencampuran pakan, cairan rumen dan inokulan, pH kondisi fermentasi,

pengaturan suhu fermentasi, lamanya waktu inkubasi, ukuran partikel sampel dan

buffer (Selly, 1994). Menurut penelitian Prayitno (2008), hasil analisis konsentrasi

VFA dan NH3 kulit buah kopi setelah difermentasi dengan Trichoderma viride

adalah 106,6-130 mM dan 8,16-10,3 mM, sedangkan rataan kecernaan bahan kering

dan kecernaan bahan organik adalah 50,6-55-3% dan 64,57-71,1%.

Konsentrasi Amonia

Sumber nitrogen utama bagi mikroba rumen adalah amonia yang sebagian

dimanfaatkan oleh mikroba rumen untuk sintesis protein mikroba (Arora, 1995).

Enzim proteolitik mikroba rumen akan menghidrolisis protein menjadi oligopeptida

yang kemudian menjadi asam amino dan diserap melalui dinding rumen yang secara

cepat mengalami deaminasi menjadi amonia, metan dan CO2 (Sutardi, 1979).

Amonia yang tidak terpakai dalam rumen akan dibawa ke hati diubah menjadi urea,

sebagian dikeluarkan melalui urin dan yang lainnya dibawa ke kelenjar saliva.

Konsentrasi amonia yang optimum untuk menunjang sintesis protein mikroba dalam

cairan rumen sangat bervariasi berkisar antara 6-21 Mm (McDonald et al., 2002).

Mikroba dapat memanfaatkan NH3 yang harus disertai dengan sumber energi yang

Page 21: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

9

mudah difermentasi (Sutardi, 1977). Proses metabolisme protein pada rumen dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses Metabolisme Protein dalam Rumen Ternak Ruminansia

Sumber: Mc. Donald et al. (2002)

Umumnya proporsi protein yang didegradasi dalam rumen sekitar 70-80%

atau 30-40% untuk protein yang sulit dicerna dan merupakan protein by pass yang

akan dimanfaatkan oleh ternak ruminansia. Kelarutan nitogen asal protein di dalam

larutan buffer menunjukkan ketahanan protein tersebut terhadap degradasi mikroba

rumen (McDonald et al., 2002).

Konsentrasi VFA

Sebagian besar ransum yang diberikan kepada ternak ruminansia merupakan

karbohidrat. Polisakarida dihidrolisa di dalam rumen menjadi monosakarida oleh

enzim-enzim mikroba rumen, kemudian monosakarida tersebut, seperti glukosa,

difermentasi menjadi VFA (Volatile Fatty Acid) berupa propionat, asetat dan butirat

serta CO2 dan CH4. Gas CO2 dan CH4 akan hilang melalui eruktasi sedangkan VFA

akan diserap melalui dinding rumen (McDonal et al., 2002). Proses fermentasi

karbohidrat pada rumen ternak dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 22: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

10

Gambar 4. Proses Metabolisme Karbohidrat dalam Rumen Ternak Ruminansia

Sumber: Mc. Donald et al. (2002)

Produksi VFA memiliki peranan penting sebagai sumber energi bagi ternak

dan merupakan produk akhir fermentasi gula (Arora, 1995). Konsentrasi VFA

tergantung pada jenis ransum yang dikonsumsi. Ransum dengan komposisi 40%

hijauan dan 60% konsentrat akan menghasilkan VFA total sebesar 96 mM pada sapi,

sedangkan pada domba akan menghasilkan VFA total sebesar 76 mM (McDonald et

al., 2002). Menurut Sutardi (1979), konsentrasi VFA yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan optimal mikroba rumen, yaitu 80-160 mM.

Koefisien Cerna Bahan Kering dan Bahan Organik (KCBK dan KCBO)

Kecernaan adalah bagian yang tidak diekskresikan dalam feses, bagian

tersebut diasumsikan diserap oleh tubuh hewan. Koefisien cerna biasanya dinyatakan

dalam satuan persen dari bahan kering (Cullison et al., 2003). Setiap jenis ternak

ruminansia memiliki mikroba rumen dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam

mendegradasi pakan (Sutardi, 1979). Nilai KCBK dan KCBO dapat dijadikan salah

satu indikator untuk menentukan kualitas pakan dan seberapa besar zat makanan

dalam pakan dapat dimanfaatkan oleh mikroba rumen (Sutardi, 1977).

Page 23: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

11

Kecernaan bahan organik merupakan faktor penting yang dapat menentukan

nilai pakan (McDonald et al., 2002). Sebagian besar komponen bahan kering terdiri

atas bahan organik sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya

KCBK akan mempengaruhi tinggi rendahnya KCBO ransum. Semakin tinggi KCBK

maka semakin tinggi pula peluang nutrisi yang dapat dimanfaatkan ternak untuk

pertumbuhannya. Kecernaan bahan organik dan kecernaan bahan kering sangat

dipengaruhi oleh kandungan serat kasar karena serat merupakan komponen dari

bahan organik pakan. Kandungan serat kasar tinggi maka bahan organik yang

tercerna akan semakin rendah karena pencernaan serat kasar sangat tergantung pada

mikroba rumen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan, yaitu komposisi bahan pakan,

perbandingan komposisi antara bahan pakan satu dengan bahan pakan lainnya,

perlakuan pakan, suplementasi enzim dalam pakan, ternak dan taraf pemberian pakan

(McDonald et al., 2002). Menurut Selly (2004), kecernaan in vitro dipengaruhi oleh

pencampuran ransum, cairan rumen, pH, pengaturan suhu fermentasi, lamanya waktu

inkubasi, larutan penyangga dan ukuran partikel sampel. Menurut Kaufman et al

(1980), faktor yang mempengaruhi degradasi pakan di dalam saluran pencernaan

ruminansia adalah struktur makanan, ruminasi, pH optimum dan produksi saliva.

Page 24: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai Maret 2012 di

Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Materi

Bahan

Asam borat berindikator, larutan Na2CO3 jenuh, aquadest, larutan HgCl2, H2

SO4 0,005 N, larutan HCl 0,5 N, larutan H2SO4 15%, larutan NaOH 0,5 N, larutan

indikator PP (Phenol Phtalein 0,1%) dan larutan McDougall dengan temperatur

390C dengan 6,5-6,9 (pH diturunkan dengan cara memberikan gas CO2), cairan

rumen segar dan sampel ransum yang akan digunakan.

Alat

Peralatan yang digunakan selama fermentasi kulit buah kopi antara lain

timbangan digital, laminar air flow, autoclave, sprayer, botol selai, plastik, kapas,

karet, baskom, label dan lampu spirtus. Fermentasi in vitro digunakan seperangkat

rumen tiruan, timbangan, dan peralatan untuk analisis KCBK, KCBO, VFA, dan

NH3 dan termos.

Inokulum. Inokulum yang digunakan adalah cairan rumen yang berasal dari rumen

sapi potong yang dipotong di rumah pemotongan hewan di Bubulak.

Komposisi Ransum. Bahan pakan yang digunakan pada pembuatan ransum adalah

rumput gajah, dedak, onggok, bungkil kelapa, bungkil kedele, kapur, kulit buah kopi

yang difermentasi dengan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) selama 2 bulan. Ransum

penelitian disusun berdasarkan kebutuhan zat makanan sapi perah pertengahan

laktasi, direkomendasikan mengandung TDN < 68% dan protein 11-13% (NRC,

2001) dengan rasio hijauan dan konsentrat 60% berbanding 40% di dalam ransum.

Level penggunaan komposisi bahan pada hijauan perlakuan tidak sama jumlahnya,

karena ingin dilihat rasio penggunaan kulit kopi fermentasi yang optimal dalam

beberapa macam level penggunaan komposisi bahan pengganti hijuan. Komposisi

dan level pemakian kulit kopi fermentasi dan hasil perhitungan kandungan nutrisi

ransum penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Page 25: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

13

Tabel 2. Susunan dan Kandungan Nutrien Ransum

Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 R4

..................................(%)..................................

Rumput gajah 60 50 40 30 20

Kulit Buah Kopi Fermentasi

(KKf)

0 10 20 30 40

Bungkil Kelapa 5 0 0 0 0

Onggok 15 13 12 12 10

Pollard 5 8 8 8 10

Bungkil Kedele 6 6 5 5 5

Dedak 8 12 14 14 14

Kapur 1 1 1 1 1

100 100 100 100 100 Keterangan : Perhitungan menggunakan Trial and Eror.

Tabel 3.Hasil Perhitungan Kandungan Nutrien Ransum Penelitian Berdasarkan Bahan Kering

Kandungan Nutrien Perlakuan

R0 R1 R2 R3 R4

BK (%) 44,52 51,49 58,48 65,39 72,43

Abu (%) 9,85 10,26 10,56 10,70 10,91

PK (%) 13,22 13,23 13,03 13,06 13,42

SK(%) 33,34 33,34 33,30 33,02 32,76

LK (%) 4,04 3,36 3,34 3,18 3,09

BETN (%) 46,33 45,20 43,96 42,93 41,41

TDN (%) 61,00 61,70 62,84 64,24 65,46 Keterangan : Kandungan nutrien adalah hasil perhitungan dengan menggunakan Trial and Eror

Prosedur

Pembuatan Rumah Jamur

Pembuatan rumah jamur dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah

Fakultas Peternakan IPB. Pembuatan rumah jamur ini disesuaikan dengan keadaan

budidaya di lapang. Rumah jamur terdiri dari rak-rak bertingkat, ruang untuk

inokulasi dan pendinginan.

Page 26: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

14

Pembuatan Media Tumbuh dan Baglog Pleurotus ostreatus

Kulit kopi yang kering selanjutnya dikompos selama satu malam terlebih

dahulu dengan ditambahkan air (700 ml), dedak (15%) , kapur (1%) dan gips (1,5%)

sebagai bahan isi media. Penggunaan kulit buah kopi, dedak, kapur dan gips

dinamakan pembuatan baglog yang dimasukkan kedalam plastik berukuran 500

gram. Baglog yang telah dibuat lalu di autoclave untuk sterilisasi pada suhu 121°C

selama 60 menit, kemudian baglog didinginkan selama 24 jam dan diinokulasi

dengan bibit jamur Pleurotus ostreatus sebanyak 4 % dari berat baglog. Baglog yang

sudah diinokulasi dengan bibit, kemudian disimpan diruangan inkubasi sampai

semua kulit buah kopi di dalam baglog dipenuhi oleh miselium yang ditandai dengan

memutihnya seluruh bagian kulit buah kopi di dalam baglog. Selama inkubasi proses

perawatan dilakukan agar tempat tumbuh tetap sejuk, lembab dan bersih dengan suhu

25-30°C dan kelembaban 60-80% dengan cara pemberian karung goni basah dan

penyemprotan dengan air setiap hari. Baglog kulit buah kopi fermentasi dengan

jamur tiram (Pleurotus ostreatus) pada Gambar 5.

Gambar 5. Baglog Kulit Buah Kopi Fermentasi Sumber : Dokumentasi Penelitian (2011)

Pengambilan Inokulum

Inokulum merupakan cairan rumen yang mengandung mikroba yang hidup

di dalam rumen ruminansia dan berfungsi sebagai pendegradasi pakan yang

dikonsumsi ternak. Cairan rumen yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari

ternak sapi yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) di Bubulak. Tahap

pengambilan cairan rumen adalah pertama-tama termos diisi dengan air panas kira-

kira mencapai suhu 39°C kemudian dibawa ke rumah potong hewan Bubulak. Air

Page 27: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

15

didalam termos tidak boleh dibuang hingga cairan rumen didapatkan dengan suhu

dipertahankan pada 39°C. Setelah perut rumen dipilih, dinding rumen dirobek

dengan pisau kemudian isi rumen diperas dengan menggunakan kain dan

dimasukkan ke dalam termos yang baru saja dikeluarkan air panasnya, setelah itu

termos ditutup agar suhunya tetap terjaga. Termos yang digunakan sebanyak 3 buah

dan setiap termos diisi dengan satu jenis cairan rumen. Kemudian cairan rumen yang

berada di dalam termos tersebut harus segera dibawa ke Laboratorium Ilmu Nutrisi

Ternak Perah dan segera dialiri CO2, setelah itu dilakukan fermentasi in vitro dengan

menggunakan alat rumen tiruan.

Fermentasi In vitro

Metode ini diawali dengan pencernaan fermentatif, yaitu 0,5 gram sampel

dimasukkan ke dalam tabung fermentor kemudian ditambahkan 40 ml larutan

McDougall dan 10 ml cairan rumen, dimasukkan ke dalam shaker bath dengan suhu

390C (Tilley and Terry, 1963). Setelah itu, cairan rumen dialiri gas CO2 selama 30

detik kemudian ditutup dengan karet berventilasi dan difermentasi selama 4 jam,

kemudian tutup karet tabung fermentor dibuka dan diteteskan 2-3 tetes HgCl2 untuk

membunuh mikroba. Tabung fermentor dimasukkan ke dalam sentrifuge, lakukan

sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Substrat akan terpisah

menjadi endapan di bagian bawah dan supernatan yang bening berada di bagian atas.

Supernatan diambil untuk melakukan berbagai analisis (NH3 dan VFA). Supernatan

dimasukkan ke botol film, apabila tidak dilakukan analisis segera, sampel dapat

disimpan di freezer .

Analisis Koefisien cerna Bahan Kering (KCBK) dan Bahan Organik (KCBO)

Tabung fermentor yang diisi dengan 0,5 gram sampel, ditambahkan 40 ml

larutan McDougall dan 10 ml cairan rumen dimasukkan ke dalam shaker bath

dengan suhu 39°C. Setelah itu, cairan rumen dialiri gas CO2 selama 30 detik

kemudian ditutup dengan karet berventilasi dan difermentasi selama 48 jam. Setelah

48 jam dibuka tutup karet tabung fermentor dan diteteskan 2-3 tetes HgCl2 untuk

membunuh mikroba. Tabung fermentor dimasukkan ke dalam sentrifuge, lakukan

sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Substrat akan terpisah

menjadi endapan di bagian bawah dan supernatan yang bening berada di bagian atas.

Supernatan dibuang dan endapan hasil sentrifuge ditambahkan 50 ml larutan pepsin

Page 28: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

16

HCl 0,2%. Campuran ini kemudian diinkubasi kembali selama 48 jam tanpa tutup

karet. Sisa pencernaan disaring dengan kertas saring Whatman no 41 (yang sudah

diketahui bobotnya) dengan bantuan pompa vakum. Endapan yang ada di kertas

saring dimasukkan ke dalam cawan porselen, setelah itu dimasukkan ke dalam oven

1050C selama 24 jam, kemudian cawan porselen dikeluarkan dan dimasukkan ke

dalam eksikator lalu ditimbang untuk mengetahui kadar bahan keringnya.

Selanjutnya bahan dalam cawan diabukan dalam tanur listrik selama 6 jam pada

suhu 450-6000C, kemudian ditimbang untuk mengetahui kadar bahan organiknya.

Sebagai blanko digunakan cairan rumen dan larutan Mc Dougall tanpa sampel.

KCBK (%) =BKsampel (g) − (BKresidu(g) − BKblanko (g))

BK sampel (g)x100%

KCBO (%) =BOsampel (g) − (BOresidu (g) − BOblanko (g))

BOsampel (g)x100%

Analisis NH3 (Metode Mikrodifusi Cawan Conway)

Bibir cawan Conway dan tutupnya diolesi dengan vaselin, supernatan yang

berasal dari proses fermentasi diambil 1 ml kemudian ditempatkan pada salah satu

ujung alur cawan Conway. Larutan Na2CO3 jenuh sebanyak 1 ml ditempatkan pada

salah atu ujung cawan conway bersebelahan dengan supernatan (tidak boleh

dicampur). Larutan asam borat berindikator sebanyak 1 ml ditempatkan dibagian

tengan cawan Conway. Cawan Conway yang sudah diolesi vaselin ditutup rapat

hingga kedap udara, larutan Na2CO3 dicampur dengan supernatan hingga merata

dengan cara menggoyang-goyangkan dan memiringkan cawan tersebut. Setelah itu

dibiarkan selama 24 jam dalam suhu kamar, kemudian suhu kamar dibuka, asam

borat berindikator dititrasi dengan H2SO4 0,005 N sampai terjadi perubahan dari biru

menjadi merah (Tilley dan Terry, 1963).

NNH3(mM) = ml H2SO4 x NH 2 SO4 x 1000

(g)sampel x BKsampel

Analisis VFA (Steam Destilation Method)

Presscooker diisi dengan aquadest sampai tanda maksimum kemudian

dipastikan air dari keran mengalir yang berfungsi sebagai pendingin. Kompor gas

dinyalakan, sehingga aquadest yang ada didalam presscooker tersebut mendidih dan

Page 29: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

17

menghasilkan uap yang akan masuk ke tabung-tabung destilasi, hal ini menandakan

bahwa kita bisa memulai analisis VFA. Supernatan yang sama dengan analisis NH3

diambil sebanyak 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam tabung destilasi. Erlemeyer

yang berisi 5 ml NAOH 0,5 N ditempatkan dibawah selang tampungan 1 ml H2SO4

15% ditambahkan ke tabung destilasi yang sudah ada larutan sampel, kemudian

segera tutup penutup kacanya, dibilas dengan aquadest secukupnya. Uap air panas

akan mendesak VFA dan akan terkondensasi dalam pendinginan. Air yang terbentuk

ditampung labu erlenmeyer yang berisi 5 ml NaOH 0,5 N sampai mencapai 250 ml.

Indikator PP (Phenol pthalein) ditambah sebanyak 1-2 tetes dan dititrasi dengan HCl

0,5 N sampai warna titrat berubah dari merah menjadi merah muda seulas (Tilley dan

Terry, 1963).

VFAtotal (mM) =(a − b)ml x NHCl x (1000/5ml)

(g)sampel x BKsampel

Keterangan :

a = volume HCl blanko pereaksi ( hanya H2SO4 dan NaOH saja, tanpa sampel)

b = volumeHCl sampel

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Perlakuan

Penelitian ini menggunakan ransum dengan campuran hijauan dan konsentrat

60:40 dan tiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan, perlakuan penelitian adalah:

R0 = ransum kontrol (60% rumput gajah + 40% konsentrat)

R1 = 50% rumput gajah + 10% kulit kopi fermentasi (KKf) + 40% konsentrat

R2 = 40% rumput gajah + 20% kulit kopi fermentasi (KKf)+ 40% konsentrat

R3 = 30% rumput gajah + 30% kulit kopi fermentasi (KKf)+ 40% konsentrat

R4 = 20% rumput gajah + 40% kulit kopi fermentasi (KKf)+ 40% konsentrat

Rancangan Percobaan untuk In vitro

Rancangan percobaan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak

Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan ransum dan 3 kelompok cairan rumen.

Dengan model matematik (Mattjik dan Sumertajaya, 2006) :

Page 30: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

18

Yij = µ + τi + βj + εij

Keterangan :

Yij = Nilai variabel hasil pengamatan

µ = Rataan umum

τi = Pengaruh perlakuan pemberian pakan ke-i

βj = Pengaruh kelompok ke-j

εij = Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

i = Perlakuan ransum (0,1,2,3)

j = Kelompok periode pengambilan cairan rumen (1,2,3)

Parameter yang diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah koefisien cerna bahan

kering (KCBK), kecernaan bahan organik (KCBO), VFA dan NH3.

Analisis Data

Hasil data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan

dilakukan uji berjarak ganda Duncan terhadap data yang berbeda nyata (Mattjik dan

Sumertajaya, 2006).

Page 31: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Pleurotus ostreatus pada Kulit Buah Kopi

Bahan baku kulit buah kopi yang digunakan pada penelitian ini berasal dari

Provinsi Bengkulu. Menurut Kementan (2012), Bengkulu memiliki luas area

perkebunan tanaman kopi sebesar 56.210/ha dengan produksi 75.652,759 ton/tahun.

Bengkulu merupakan salah satu daerah produsen tanaman kopi yang mempunyai

limbah dari industri pengolahan buah kopi yang berlimpah. Kulit kopi merupakan

limbah yang didapatkan dari proses pengolahan buah kopi, dimana dalam proses

tersebut diperoleh berupa daging buah 42,20% dan kulit biji 5,90% atau total

produksi limbah 48,10% dari produksi buah basah (Londra dan Andri, 2007),

sedangkan menurut Pamungkas (2008), pengolahan kopi akan menghasilkan 45% ,

10% lendir, 5% kulit ari dan 40% biji kopi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram salah satunya adalah

sumber bahan baku untuk substrat tanam. Substrat yang biasa digunakan adalah

serbuk gergaji kayu, jerami padi, tongkol jagung, alang-alang dan ampas tebu.

Pertumbuhan yang paling baik ada di media serbuk gergaji dan jerami padi

penyebabnya adalah jumlah lignoselulosa, lignin dan serat pada serbuk gergaji

memang lebih tinggi (Trubus, 2007). Pertumbuhan miselium jamur tiram (Pleurotus

ostreatus) juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yaitu kandungan nutrien

substrat. Apabila substrat kurang akan nutrien maka miselium akan menyebar dengan

cepat untuk mencari makanan. Salah satu cara untuk memenuhi kekurangan nutrien

pada substrat maka kulit buah kopi tersebut dicampur dengan air, dedak, kapur, dan

gips. Air berfungsi sebagai pembentuk kelembaban dan sumber air bagi pertunbuhan

jamur. Dedak berfungsi untuk meningkatkan nutrien media tanam, terutama sebagai

sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen. Kapur berfungsi sebagai sumber kalsium

bagi pertumbuhan jamur dan mengatur pH media pertumbuhan jamur, sedangkan

gips berfungsi untuk memperkokoh suatu bahan campuran. Dari hasil pengamatan

yang dilakukan selama penelitian pertumbuhan miselium yang menggunakan serbuk

gergaji lebih cepat dibandingkan dengan kulit buah kopi. Hal ini disebabkan

kandungan nutrien serbuk gergaji lebih rendah dibandingkan kulit buah kopi

sehingga miselium pada serbuk gergaji akan menyebar lebih cepat untuk mencari

zat-zat makanan. Miselium pada baglog-baglog tidak ada yang mengalami

Page 32: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

20

kontaminasi karena sebelumnya preparasi dilakukan secara sterilisasi. Kontaminasi

dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau

kondisi lingkungan tidak stabil. Kemungkinan lain dapat disebabkan oleh kondisi

yang tidak aseptis saat menginokulasikan bibit (Winarni dan Rahayu, 2002). Grafik

pertumbuhan miselium yang difermentasi dengan jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Miselium Kulit Buah Kopi yang Difermentasi dengan Pleurotus ostreatus

Gambar 5 menunjukkan pertumbuhan miselium jamur tiram yang terdapat

pada baglog kulit buah kopi. Pengukuran dilakukan setiap hari sampai semua media

dipenuhi miselium pada hari ke 10. Pengukuran miselium tersebut menggunakan

mistar yang diukur pada bagian atas sampai bawah bagian botol selai. Miselium pada

kulit buah kopi cenderung tumbuh ke samping karena jamur tiram tersebut memiliki

partikel-partikel yang lebih jarang sehingga berusaha mencari zat-zat makanan untuk

pertumbuhannya, sedangkan miselium pada serbuk gergaji cenderung tumbuh

kebawah disebabkan partikel-partikel serbuk gergaji lebih rapat. Menurut Tripathi

dan Yadaw (1992), faktor-faktor yang saling berhubungan terhadap pertumbuhan

miselium adalah ukuran partikel dan kadar air substrat. Hal ini memberikan

informasi baru tentang substrat media pertumbuhan jamur mengingat selama ini

substrat yang digunakan untuk proses fermentasi jamur adalah serbuk gergaji

(Gunawan, 2000). Pertumbuhan miselium sudah dimulai pada hari 1 setelah tanam

dan selesai menutupi sebagian dan seluruh media pada hari ke 30-60 setelah tanam

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pertu

mub

uhan

mis

eliu

m (c

m)

Waktu pertumbuhan (hari)

KKf1

KKf2

KKf3

KKf4

KKf5

Page 33: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

21

dan selanjutnya akan terjadi pertumbuhan tubuh buah atau periode generatif. Hasil

penelitian menunjukan nilai rata-rata suhu sebesar 30,97 0C ± 0,51 dan kelembaban

sebesar 56,8% ± 3,98.

Suhu udara memegang peranan yang penting pada budidaya jamur tiram

untuk mendapatkan pertumbuhan tubuh buah yang optimal. Umumnya suhu yang

optimal untuk pertumbuhan jamur tiram dibedakan dalam dua fase yaitu fase

inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 23-25°C dengan kelembaban

80-90% dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 18-20°C

(Sumarmi, 2006). Nilai rata-rata suhu dan kelembaban tersebut tidak sesuai dengan

pernyataan Sumarmi (2006), hal ini disebabkan faktor lingkungan di ruangan jamur

sehingga mempengaruhi suhu dan kelembaban, padahal selama inkubasi proses

perawatan dilakukan dengan menjaga agar tempat tumbuh tetap sejuk, lembab dan

bersih dengan cara pemberian karung goni basah dan penyemprotan sehingga suhu

dan kelembabannya tetap terjaga.

Limbah industri pertanian pada umumnya merupakan limbah lignoselulosa

yang merupakan bahan campuran yang sulit didegradasi dibandingkan dengan jenis

polisakarida lainnya (Widiastuti dan Panji, 2008). Lignin yang terkandung dalam

limbah industri sulit terdegradasi. Oleh karena itu, pada penelitian ini kulit buah kopi

difermentasi dengan jamur Pleurotus ostreatus karena memiliki enzim ligninolitik

yang dapat mendegradasi senyawa organik kompleks untuk membentuk senyawa

yang larut yang selanjutnya dapat diserap oleh jamur untuk memenuhi kebutuhan

nutrisinya (Widiastuti dan Panji, 2008). Jamur tiram dapat memperbaiki nilai nutrisi

dari kulit buah kopi tersebut, hal ini dikarenakan sifat katabolik dan anabolik

mikroorganisme sehingga mampu memecah komponen yang lebih kompleks menjadi

mudah tercerna. Selama periode pertumbuhan miselium, miselium jamur tiram

(Pleurotus ostreatus) lebih mampu untuk mendegradasi lignin dan memegang

peranan penting dalam perkembangan miselium. Kemampuan degradasi akan

berkurang ketika primordia yaitu pembentuk tubuh buah.

Page 34: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

22

Tabel 4. Hasil Analisis Komposisi Nutrien Kulit Buah Kopi asli dan yang difermentasi dengan Pleurotus ostreatus

Nutrien Kulit buah kopi asli (Kka)1)

Kulit buah kopi fermentasi (KKf)1)

Bahan Kering (%)

Abu (%)

Protein Kasar (%)

85,33

13,37

10,36

86,71

13,40

12,14

Serat Kasar (%) 39,42 46,83

Lemak Kasar (%)

Beta-N (%)

Ca (mg)

P(mg)

Hemiselulosa (%)

0,97

35,9

0,053

0,033

7,93

1,68

25,96

0,223

0,153

5,31

Selulosa (%) 19,51 24,79

Lignin (%)

NDF

ADF

65,42

95,17

87,18

45,03

79,39

74,07

Tanin (%) 2,472 0,322

Kafein (%)

TDN (%)

1,362

64,094

0,162

63,474

Sumber : 1Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB (2011) 2Mayasari et al (2009) 3Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, IPB (2012)

4Sumber Perhitungan TDN : -54,572 +6,769 (SK)-51,083(LK)+1,851 (BETN)-0,334 (PK) -0,049 (BETN)2+3,384 (LK)2-0,086(SK) (BETN) + 0,687 (LK) (BETN) + 0,942(LK) (PK) – 0,112(LK)2 (PK) Hartadi et al (1997)

Tabel 4 menunjukkan peningkatan kandungan abu dari 13,37 % menjadi

13,40%. Hal ini diduga karena adanya kehilangan BK selama fermentasi. Menurut

Hal ini sesuai dengan pernyataan Taram (1995), bahwa kadar abu onggok yang

difermentasi setelah 6 hari meningkat dari 2,25% menjadi 4,24% karena adanya

kehilangan BK selama proses fermentasi. Peningkatan kandungan protein tersebut

disebabkan oleh kenaikan jumlah massa sel jamur dan adanya kehilangan bahan

kering selama fermentasi berlangsung. Peningkatan kandungan lemak disebabkan

oleh pertumbuhan dan perkembangbiakan jamur membentuk massa sel. Menurut

Gandjar (1983), peningkatan kandungan lemak kasar pada tape disebabkan

Page 35: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

23

kandungan lemak yang berasal dari massa sel mikroba yang tumbuh dan berkembang

biak pada media selama fermentasi.

Nilai BETN sebelum difermentasi mengalami penurunan dari 35,9% menjadi

25,95%. Penurunan kandungan BETN erat kaitannya dengan pertumbuhan dan

perkembangbiakan dari jamur tiram yang menggunakan BETN sebagai sumber

utama energi. Selama aktivitas pertumbuhan dan perkembangbiakannya, kebutuhan

energi jamur disuplai karbohidrat, lemak dan protein. BETN merupakan salah satu

sumber karbohidrat yang mudah dicerna karena protein, gula dan pati yang terdapat

dalam bahan makanan menjadi hancur dan tinggal adalah selulosa, lignin, sebagian

dari pentosan-pentosan dan beberapa dan beberapa zat mineral (Anggorodi, 1979).

Jamur tiram merombak senyawa yang lebih mudah dicerna terlebih dahulu untuk

pertumbuhannya.

Kandungan serat kasar dipengaruhi oleh intensitas pertumbuhan miselia

jamur, kemampuan jamur memecah serat kasar untuk memenuhi kebutuhan energi

dan kehilangan bahan kering selama fermentasi dan peningkatan bahan organik.

Pertumbuhan miselia jamur dapat meningkatkan kandungan serat kasar dari 39,42%

menjadi 46,83%. Hal ini disebabkan penebalan dinding sel yang mengandung

selulosa. Dinding sel secara kimia terdiri dari karbohidrat seperti selulosa,

hemiselulosa, pektin dan bagian non karbohidrat (Winarno, 2010). Selulosa adalah

zat penyusun tanaman yang jumlahnya banyak sebagai material struktur dinding sel

semua tanaman sehingga semakin tua tanaman maka kandungan selulosa semakin

tinggi (Tilman et al., 1989) .Selama fermentasi jamur memecah serat kasar untuk

pertumbuhannya dalam memenuhi kebutuhan energi. Kandungan mineral Ca dan P

berubah selama fermentasi berlangsung karena mineral bahan mengalami perubahan

akibat akitivitas dan perkembangan mikroorganisme. Hal ini diduga kandungan

mineral Ca dan P yang meningkat disebabkan oleh kehilangan bahan kering yang

akan meningkatkan konsentrasi mineral Ca dan P. Menurut Anwar (1989),

peningkatan mineral Ca dan P tidak searah dengan peningkatan yang terjadi pada

kadar abu, meskipun kandungan abu merupakan gambaran kandungan mineral dalam

bahan makanan kemungkinan bahan makanan tersebut tidak hanya mengandung

mineral Ca dan P saja tetapi komponen mineral jenis lainnya yang tidak diketahui.

Page 36: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

24

Penempelan miselium pada permukaan substrat untuk mendapatkan nutrisi,

diawali dengan sekresi enzim untuk mencerna sumber nutrien yang tersedia yaitu

dari molekul-molekul yang tidak larut menjadi substansi yang mudah larut. Jamur

tiram putih mengsekresi enzim-enzim ekstraseluler dan intraseluler terutama enzim-

enzim endoglukonase, silanase, fenol oksidase yang terdiri atas lakase dan beberapa

peroksidase (lignin peroksidase, mangan peroksidase dan versatil peroksidase),

enzim aril alkohol oksidase, aril alkohol dehidrogenase (sebelumnya dikenal sebagai

aril aldehida reduktase), dan veratril alkohol oksidase. Enzim-enzim tersebut

berperan mendegradasi selulosa, hemiselulosa, lignin juga berbagai hidrokarbon

aromatik dan fenol (Sannia et al., 1991).

Degradasi selulosa secara enzimatis terjadi karena adanya selulase sebagai

agen perombak bersifat spesifik untuk menghidrolisis ikatan β-1,4-glikosidik dari

rantai selulosa dan derivatnya. Enzim selulase kompleks umumnya terdiri dari tiga

unit yaitu endo-β-1,4 glukanase berperan secara acak menghidrolisis ikatan

glikosida-β-1,4 sepanjang rantai selulosa. Enzim ini tidak menghidrolisis selobiosa,

tetapi menghidrolisis selodekstrin yang telah direnggangkan oleh asam fosfat.

Terbukanya ujung selulosa memberi kesempatan kepada ekso-β- 1,4 glukanase

mereduksi ujung rantai selulosa non pereduksi untuk menghasilkan selobiosa. Ekso-

β-1,4 glukanase (C1) atau selobio hidrolase, berperan pada pemecahan selodekstrin

yaitu selulosa yang telah direnggangkan oleh asam fosfat. Enzim ini mereduksi ujung

rantai selulosa non-pereduksi dan melepaskan satu unit selobiosa. Enzim C1 bekerja

pada daerah kristalin dari serat, tidak menghidrolisis selobiosa dan selulosa yang

tersubstitusi, tetapi dapat mereduksi selodekstrin. β-1,4 glukosidase menurunkan unit

enzim yang penting untuk mereduksi selobiosa dan selodekstrin menghasilkan

produk glukosa serta asam selobionat menjadi glukosa dan glukanolakton (Sangadji,

2009).

Hemiselulosa didegradasi oleh enzim silanase, merupakan kelompok enzim

endo dan ekso- β-1,4-D-silanase yang menyerang rantai silan secara acak,

menyebabkan turunnya derajat polimerisasi dari substrat. Hasil utamanya adalah

silosa, silobiosa termasuk oligomer silosa dan L-arabinosa. β-silosidase, mereduksi

silooligosakarida serta mengeluarkannya dari satu ujung rantai polimer menjadi

silosa. α-glukonase dibutuhkan untuk memecahkan 4-0-asam metil-glikoronik rantai

Page 37: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

25

sisi menyebabkan oligomer mudah direduksi oleh β- silosidase. Mannase mereduksi

rantai β-1,4-D mannapiranosil dan manna. Esterase, merupakan asetil silan esterase

yang membebaskan kelompok O-asetil dari posisi C2 dan C3 pada silosa di dalam

silooligomer (Puls dan Poutanen, 1981). Degradasi hemiselulosa seperti halnya pada

selulosa dan pati, yaitu dengan memutuskan ikatan kimia diantara gugus gula dan

menghasilkan silosa, arabinosa dan glukosa ( Linko, 1977). Degradasi tersebut dapat

memutuskan ikatan komponen serat (hemiselulosa, selulosa, lignin) sehingga

diharapkan dapat menurunkan persentase komponen serat untuk meningkatkan

kecernaan serat secara in vitro.

Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Bahan Organik (KCBO) Ransum yang Mengandung Kulit Buah Kopi Hasil Fermentasi dengan

Pleurotus ostreatus

Rataan nilai KCBK dan KCBO ransum yang mengandung kulit buah kopi

yang diferementasi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan Nilai KCBK dan KCBO Ransum yang Mengandung KKf (%)

Parameter

Perlakuan

R0 R1 R2 R3 R4

KCBK 66,80±1,57a 59,19±2,35b 56,22±1,89b 52,21±0,53c 47,51±0,38d

KCBO 67,85±1,29a 58,84±1,94b 55,56±1,99c 50,95±0,86d 46,18±0,76e

Keterangan : Superskrip pada baris yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P<0,01). R0= kulit kopi fermentasi 0%; R1 = kulit kopi fermentasi 10%; R2 = kulit kopi fermentasi 20%; R3 = kulit kopi fermentasi 30%; R4 = kulit kopi fermentasi 40%.

Hasil sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan fermentasi dengan jamur

Pleurotus ostreatus sangat berbeda nyata (P<0,01) dalam menurunkan KCBK dan

KCBO. Semakin meningkat level KKf dalam mensubstitusi rumput gajah di dalam

ransum, semakin menurun KCBK dan KCBO ransum tersebut. Hasil Uji Jarak

Berganda Duncan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dalam menurunkan

kecernaan antara perlakuan. Hal ini disebabkan karena lignin yang masih tinggi pada

kulit buah kopi fermentasi sehingga sulit dicerna oleh mikroba rumen sampai

pemberian level 40% didalam ransum. Serat kasar diduga kaya akan lignin dan

selulosa sehingga sulit dicerna (Van Soest, 1994).

Page 38: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

26

Keadaan ini menunjukkan bahwa jamur yang diharapkan dapat mendegradasi

lignin belum memanfaatkannya (Indrayani, 1991). Kadar lignin berpengaruh

terhadap kecernaan karena keberadaan lignin dalam pakan tidak dapat diabaikan.

Jamur tiram yang difermentasi sampai umur 2 bulan masih memanfaatkan zat-zat

makanan yang lebih mudah didegradasi terlebih dahulu. Pleurotus ostreatus hanya

mampu menurunkan lignin sebesar 31,17%. Nilai kecernaan bahan kering (KCBK)

dan kecernaan bahan organik (KCBO) yang tertinggi adalah R0 yaitu pakan yang

tidak diberi kulit buah kopi fermentasi sedangkan nilai kecernaan terendah adalah R4

yaitu pakan yang diberi kulit buah kopi sebesar 40% dalam ransum.

Kecernaan bahan organik (KCBO) merupakan faktor penting yang dapat

menentukan nilai pakan (Sutardi, 1977). Tinggi dan rendahnya nilai kecernaan bahan

organik pakan selain dipengaruhi oleh kadar bahan organik dan lignin pakan juga

kemungkinan dipengaruhi oleh kandungan dinding sel pakan itu sendiri karena

tingginya kadar bahan organik belum tentu mencerminkan banyaknya fraksi tanaman

yang mudah dicerna (Selly, 1994).

Sebagian besar komponen bahan kering terdiri atas bahan organik sehingga

faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya KCBK akan mempengaruhi

tinggi rendahnya KCBO ransum. Semakin tinggi KCBK maka semakin tinggi pula

peluang nutrisi yang dapat dimanfaatkan ternak untuk pertumbuhannya. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kecernaan, yaitu komposisi bahan pakan, perbandingan

komposisi antara bahan pakan satu dengan bahan pakan lainnya, perlakuan pakan,

suplementasi enzim dalam pakan, ternak dan taraf pemberian pakan (McDonald et

al., 2002).

Menurut Sumarmi (2006), jamur tiram memiliki serat mencapai 7,4-24,6 %

dimana serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Jamur tiram putih cenderung

mengekresi enzim untuk merombak senyawa yang lebih mudah dirombak terlebih

dahulu. Misalnya jamur tiram akan mengeluarkan enzim untuk merombak pati

terlebih dahulu, sesudah itu akan dilanjutkan dengan perombakan senyawa lain yang

lebih kompleks (Sangadji, 2009). Anggorodi (1979), menyatakan bahwa lignin tidak

dapat diklasifikasikan sebagai suatu karbohidrat tetapi sering tidak terpisahkan

darigolongan zat-zat tersebut karena ligninterdapat dalam ikatan yang erat dengan

selulosa. Zat-zat tersebut mengandung karbon, hidrogen dan oksigen tetapi

Page 39: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

27

perbandingan karbonnya lebih tinggi daripadayang terdapat pada karbohidrat. Dari

segi nutrisi selalu dihubungkan dengan selulosa dan hemiselulosa. Jumlah lignin dan

penempatannya tidak bermanfaat sebagai zat makanan bahkan mempunyai efek yang

merugikan terutama dalam hal ketersediaan zat makanan untuk diabsorbsi.

Fermentabilitas Ransum yang Mengandung Kulit Buah Kopi Hasil Fermentasi dengan Pleurotus ostreatus

Rataan produksi VFA dan NH3 ransum yang mengandung kulit buah kopi

yang diferementasi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan Produksi VFA dan NH3 Ransum yang Mengandung KKf (mM)

Parameter

Perlakuan

R0 R1 R2 R3 R4

VFA 158,28±31,72a 125,02±16,37b 121,25±11,05b 117,70±12,88b 107,47±12,97b

NH3 12,19±4,80 11,84±5,90 12,14±5,94 13,41±5,80 12,23±7,35

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05). R0= kulit kopi fermentasi 0%; R1 = kulit kopi fermentasi 10%; R2 = kulit kopi fermentasi 20%; R3 = kulit kopi fermentasi 30%; R4 = kulit kopi fermentasi 40%

Volatile Fatty Acid (VFA)

Nilai Volatile Fatty Acid (VFA) pada penelitian ini berkisar antara 107,47-

158,28 milimol/liter (Tabel 4). Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa pemberian

berbagai tingkat kulit buah kopi fermentasi berpengaruh nyata menurunkan

konsentrasi VFA dalam cairan rumen setelah dilakukan analisis sidik ragam. Hal ini

diduga bahwa Pleurotus osteratus tidak seluruhnya mampu mendegradasi lignin

pada kulit buah kopi. Selain itu diduga bahwa karbohidrat struktural dalam kulit buah

kopi fermentasi sampai 40% dalam ransum sudah pada kondisi sulit dicerna,

sehingga tidak memberikan kesempatan pada mikroba rumen untuk mendegradasi

fraksi karbohidrat struktural (selulosa dan hemiselulosa) (Parakkasi, 1999). Oleh

karena itu, terjadi penurunan produksi VFA dari setiap perlakuan.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan menunjukkan kontrol berpengaruh nyata

(P<0,05) terhadap keempat perlakuan dan keempat perlakuan tidak berpengaruh

nyata diantara perlakuan. Hal ini juga diduga mikroba di dalam rumen tidak dapat

menggunakan secara langsung fraksi karbohidrat struktural sebagai energi untuk

pertumbuhannya. Ini disebabkan proses fermentasi mungkin tidak terjadi sempurna

karena suhu dan kelembaban tidak ideal untuk pertumbuhan jamur tiram serta ikatan-

Page 40: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

28

ikatan pada zat-zat nutrisi yang sangat kuat, sehingga selulosa dan lignin sulit untuk

didegradasi oleh mikroba rumen yang akhirnya dapat menurunkan produksi VFA.

Selain itu hal ini juga dapat disebabkan karena adanya perbedaan kandungan

karbohidrat dan serat kasar pada masing-masing ransum perlakuan.

Hasil peneltian ini menunjukkan produksi VFA dari kelima perlakuan secara

keseluruhan masih dalam kisaran normal di dalam rumen (107,47-158,28

milimol/liter), sesuai dengan pendapat Sutardi (1977) kisaran produksi VFA yang

optimal untuk pertumbuhan mikroba rumen adalah 80-160 milimol/liter. Perbedaan

konsentrasi VFA berhubungan dengan ketersediaan BETN yang merupakan sumber

energi untuk aktivitas bakteri. BETN ransum kontrol paling tinggi dibandingkan

dengan ransum perlakuan . Produksi VFA adalah indikator kecernaan karbohidrat

di dalam rumen yang merupakan bagian dari bahan organik pakan. Perbedaan

produksi VFA antar perlakuan dapat disebabkan oleh kecernaan bahan organiknya.

Kecernaan bahan organik ransum kontrol lebih tinggi dibandingkan kecernaan bahan

organik ransum perlakuan sehingga dapat mempengaruhi produksi VFA. Sebagian

besar VFA diserap langsung melalui dinding rumen hanya sedikit asetat, beberapa

propionat dan sebagian besar butirat termetabolisme dalam dinding rumen

(Parrakasi, 1999).

Amonia (NH3)

Konsentrasi NH3 pada penelitian ini berkisar antara 11,84-13,81 mM (Tabel

6). Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa pemberian berbagai tingkat kulit buah kopi

fermentasi dalam ransum terhadap konsentrasi amonia dalam cairan bervariasi pada

setiap perlakuan. Hasil analisis sidik ragam terlihat bahwa pengaruh perlakuan

menunjukkan tidak berbeda nyata artinya perlakuan yang diberi kulit kopi fermentasi

sampai 40% didalam ransum tidak mempengaruhi konsentrasi NH3 tetapi cenderung

menurun.

Hal ini diduga karena adanya pengikatan protein oleh tanin. Proses fermentasi

dari Pleurotus ostreatus tidak seluruhnya mampu mendegradasi tanin sehingga tanin

mengikat protein yang mengakibatkan perombakan protein sebagai sumber amonia

di dalam rumen tidak terjadi. Menurut hasil penelitian (Mayasari et al, 2009) protein

kulit buah kopi fermentasi sebagian terikat dalam bentuk kompek tanin-protein yang

merupakan senyawa tanin yang sulit dicerna. Selain itu diduga nilai protein pada

Page 41: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

29

setiap ransum perlakuan sekitar 33 % sehingga produksi amonia yang dihasilkan juga

tidak terlalu berbeda. Kenaikan protein pada penelitian ini tidak terlalu banyak,

karena kulit buah kopi tersebut tidak ditambahkan sumber nitrogen sehingga

kenaikan protein yang terjadi hanya bersal dari sumbangan mikroba. Jika pakan

defisiensi akan protein atau proteinnya tahan degradasi maka konsentrasi amonia

dalam rumen akan lambat yang menyebabkan turunnya kecernaan pakan (McDonald

et al., 2002).

Hasil penelitian ini menunjukkan produksi NH3 dari kelima perlakuan secara

keseluruhan masih dalam kisaran normal di dalam rumen (11,84-13,81Mm), sesuai

dengan pendapat McDonald et al (2002) kisaran produksi NH3 yang optimal untuk

pertumbuhan mikroba rumen adalah 6-21 mM. Hal ini menandakan bahwa

perlakuan yang diujikan mampu menyediakan amonia untuk pertumbuhan mikroba

rumen yang baik. Konsentrasi NH3 rumen menunjukkan banyaknya kandungan

protein kasar (PK) yang dirombak oleh mikroba rumen. Amonia merupakan sumber

nitrogen utama bagi mikroba rumen karena amonia dibebaskan dalam rumen

sebagian dimanfaatkan oleh mikroba untuk sintesis protein mikroba (Arora, 1995).

Faktor utama yang mempengaruhi penggunaan NH3 adalah ketersediaan

karbohidrat dalam ransum yang berfungsi sebagai energi untuk pembentukan protein

mikroba. Mikroba dapat memanfaatkan NH3 harus disertai dengan sumber energi

yang mudah difermentasi (Sutardi, 1977). Konsentrasi NH3 mencerminkan jumlah

protein ransum yang terdapat di dalam rumen dan nilainya sangat dipengaruhi oleh

kemampuan mikroba rumen dalam mendegradasi protein ransum.

Page 42: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kulit buah kopi yang difermentasi dengan jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

selama 2 bulan hanya dapat menggantikan penggunaan rumput gajah di dalam

ransum sapi perah laktasi sebesar 20% karena masih di dalam kisaran normal nilai

KCBK dan KCBO serta produksi VFA dan NH3. Pemberian kulit buah kopi yang

difermentasi dengan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) sampai 40% dalam ransum

dapat menurunkan kecernaan bahan kering (KCBK), kecernaan bahan organik

(KCBO), Volatile Fatty Acid (VFA), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap NH3.

Saran

Perlu penelitian lanjut yang menelusuri penyebab rendahnya penggunaan

kulit buah kopi yang difermentasi dengan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) di dalam

ransum dan penggunaan kulit buah kopi sebanyak 20% dalam ransum dapat

diaplikasikan.

Page 43: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas segala

berkat, penyertaan dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir.

Dwierra Evvyernie. A., MS., M.Sc selaku dosen pembimbing akademik dan

pembimbing utama skripsi serta Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat, M.Agr.Sc selaku dosen

pembimbing anggota skripsi atas bimbingan, arahan dan masukan yang telah

diberikan kepada penulis selama belajar dan menyusun skripsi di Fakultas

Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih kepada Dr.Ir. Idat Galih Permana,

M.Sc.Agr selaku penguji seminar atas saran yang diberikan untuk memperbaiki

skripsi penulis. Terima kasih kepada Dr. Irma Arief, S.Pt, M.Si dan Dr. Anuraga

Jayanegara, S.Pt, M.Sc selaku dosen penguji sidang atas saran yang diberikan untuk

skripsi penulis. Terima kasih kepada Ir. Lilis Khotijah, M.Si sebagai dosen panitia

dan Irma Badrina, S.Pt, MP yang telah mengizinkan penulis untuk mengikuti proyek

hibah bersaing dalam penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Papa Edison Marpaung dan

Mama Asni Roosline Purba selaku orangtua penulis atas kasih sayang, doa dan

dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Terima kasih kepada adik-adik

penulis,tulang, nantulang, uda dan nanguda serta seluruh keluarga besar penulis atas

kasih sayang, doa dan dukungan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Reginald dan sahabat

tersayang (Erwin, Arietha, Juliani, Meta) serta Grup Cos Alpa atas doa, dukungan

dan canda tawa. Temen kelompok kecil (Yosefin, Lusiana, Vonika), Ester, Silvi,

Junita, Oliv, Stefani, Ruth, Kiki dan Tini. Seluruh teman-teman Genetic 45 (Selvina,

Dina, Goki, Lasma, Lia, Rio, Rosi), Kosan Dwi Regina, Kopral 45, KPA dan POPK

Fapet atas kebersamaan dan canda tawa. Terima kasih juga kepada teman bimbingan

akademik (Gina, Citra, Dila) dan staf laboratorium (Bu Dian dan Mbak Nur) atas

arahan dan bimbingan selama penelitian serta teman-teman yang tidak bisa

disebutkan satu persatu atas kebersamaan, dukungan dan doa yang selama ini

diberikan kepada penulis.

Bogor, Agustus 2011

Page 44: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A .1989. Nilai nutrisi ogrea (campuran onggok dan urea yang difermentasi dengan Aspergillus niger) pada ruminansia. Skripsi, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anggorodi, 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta.

Arora, S. P. 1995. Pencernaan Mikroba pada Hewan Ruminansia. Terjemahan: R. Muwarni. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Perkebunan Indonesia 2000-2009 (Kopi), Jakarta.

Braham, J. E. & R. Bressani. 1979. Coffee Pulp Composition, Technology and Utilization. International Development Research Center. Ottawa, Canada.

Cullison, A. E, T.W. Perry & R. S. Lowrey. 2003. Feeds and Feeding. Sixth Edition. Prentice Hall, New Jersey.

Gandjar, I. 1983. Perkembangan Mikrobiologi dan Bioteknologi di Indonesia. Jakarta: Mikrobiologi di Indonesia. PR HIMJ. PP. 422-424.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo & A. D. Tillman. 1997. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Indrayani, I. 1991. Koefisien cerna in vitro, produksi VFA total dan NH3 jerami padi yang difermentasikan dengan jamur Pleurotus ostreatus. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kaufmann, W. H., Hagemier & G. Dirksen. 1980. Adaptation to Changes in Dietary Compotition Level and Frequency of Feeding. Ct AVI publishing, Westport.

Kementrian Pertanian. 2012. Statistik Pertanian 2011. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pertanian.

Kuo M. 2005. Pleurotus ostreatus: The oyster mushroom. http://www.mushroomexpert.com/pleurotus_ostreatus.html [30 Mei 2012].

Linko, M. 1997. Biological treatment of straw at commercial farm levels, pp.39-50. Proc. Of New Feed Resources, In: FAO (Ed). New Feed Resources. Proc. of a Tech. Consultation, Rome 22-24 November. 1998. FAO, Rome.

Londra, I. M & K. B. Andri. 2007. Potensi pemanfaatan limbah kopi untuk pakan penggemukan kambing peranakan Etawah. Seminar Nasional Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian: 536-542.

Makkar, H. P. S. 2004. Recent advances in the in vitro gas method for evaluation of nutritional quality of feed resources. In: Assessing Quality and Safety of Animal Feed. FAO Animal Production and Health Series 160. FAO, Rome, pp.55-58.

Mattjik, A. A & I. M. Sumertajaya. 2006. Perancangan Percobaan : dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press, Bogor.

Page 45: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

33

Mayasari, N, I. N. P. Aryantha, A. Rochana & T. Dhalika. 2009. Pengaruh penambahan canephora) produk fermentasi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dalam ransum terhadap konsentrasi VFA dan NH3 (invitro). KPP ilmu hayati LPPM ITB. Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran, Bandung.

Mc Donald, P., R. A. Edward, J. F. D. Greenhalg & C. A. Morgan. 2002. Animal Nutrition, 6th Edition. Longman Scientific and Technical Co. Published in The United States with John Willey and Sons inc, New York.

National Research Council. 2001. Nutrient Requirements of Dairy Cattle. The 7th Resived Edition. National Academy Press, Washington DC.

Pamungkas, R. & R. Utomo. 2008. Kecernaan bahan kering in sacco tumpi jagung dan kulit kopi substrat tunggal dan kombinasi sebagai pakan basal sapi potong. Seminar Nasional Teknologi dan Veteriner. Fakultas Peternakan, Gadjah Mada, Yogyakarta.

Parrakasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hal: 75-226.

Prayitno, C. H. 2008. Suplementasi mikromineral pada limbah agroindustri yang difermentasi Trichoderma viridae yang ditinjau dari konsentrasi VFA dan NH3 secara in vitro. Seminar Nasional Teknologi dan Veteriner. Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Parlindungan, A. K. 2000. Pengaruh konsentrasi urea dan TSP di dalam air rendaman baglog alang- alang terhadap pertumbuhan dan produksi jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dosen UNRI, Pekanbaru.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 2011. Kulit buah kopi yang difermentasi sebagai pakan kambing. http://www.puslitbangnak.html. [18 Juni 2012].

Puls, J & K. Poutanen. 1981. Mechanism of Enzyme Hidrolisid of Hemiselulosa (xylan) and Procedure for Determination of the Enzyme Activities Involved. BFH Institut of Wood Chestry Leuchnecster, Hamburg.

Ridwansyah, 2003. Teknologi Pertanian : Pengolahan Kopi. Universitas Sumatera Utara Press, Medan.

Sangadji, I. 2009. Mengoptimalkan pemanfaatan ampas sagu sebagai pakan ruminansia melalui biofermentasi dengan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan amoniasi. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sannia, G., P. Limoggi, E. Cocca, F. Buonocore, G. Niti & P. Giardina. 1991. Purification and Characterization of Veratryl-Alcohol Oxidase Enzyme from the Lignin Degrading Basidiomycetes Pleurotus ostreatus. Biochim. Biophys. Acta. 1073.114-119.

Selly. 1994. Peningkatan kualitas pakan serat bermutu rendah dengan amoniasi dan inokulan digesta rumen. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 46: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

34

Sumarmi. 2006. Botani dan tinjauan gizi jamur tiram putih. Jurnal Inovasi Pertanian 4 (2) : 124-130.

Susilawati & B. Raharjo. 2010. Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus var florida) yang ramah lingkungan. BTPP Sumatera Selatan, Palembang.

Sutardi, T. 1977. Ikhtisar Ruminologi. Bahan Kursus Peternakan Sapi Perah. Kayu Ambon, Lembang. Direktorat Jenderal Peternakan- FAO, Bandung.

Sutardi, T. 1979. Ketahanan protein bahan makanan terhadap degradai oleh mikroba rumen dan manfaatnya bagi peningkatan produktivitas ternak. Proceeding Seminar dan Penunjang Peternakan. Lembaga Penelitian Peternakan, Bogor.

Taram. 1995. Pengaruh lama fermentasi dan jenis kapang terhadap perubahan kandungan onggok zat-zat makanan onggok. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tilman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo & S. Lebdosoekojo. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tripathi, J.P & J.S. Yadaw. 1992. Optimation of Solid Substrate Fermentation of Wheat Straw Into Animal Feed by Pleurotus ostreatus: A Pillot Effort. In: Blan R and Van Soest PJ (Ed) J. Anim. Feed Sci. Tech. 37.59-72.

Trubus. 2007. Pijakan anyar jamur tiram. Jakarta: Trubus Swadaya. Hal. 21-27.

Tilley, J. M. A. & R. A. Terry. 1963. A two stage technique for the in vitro digestion of forage crops. J. Of British Grassland 18 : 104-111.

Van Soest, P. J. 1994. Nutritional Ecology of The Ruminant. Cornell University Press, Ithaca, New York, 476 pp.

Volk T. J. 1998. This month's fungus is Pleurotus ostreatus, the Oyster mushroom. http://botit.botany.wisc.edu/toms_fungi/oct98.html [30 Mei 2012].

Widiastui, H. & T. Panji. 2008. Pola aktivitas enzim ligninolitik Pleurotus ostreatus pada limbah sludge pabrik kertas. Menara Perkebunan 76 (1) : 47-60.

Widyastuti, N. & Koesnandar. 2005. Shitake dan jamur tiram : penghambat tumor dan penurun kolesterol. Cetakan pertama, Jakarta: Agro Media Pustaka.

Winarni. I. & U. Rahayu. 2002. Pengaruh formulasi media tanam dengan bahan dasar serbuk gergaji terhadap produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Matematika Sains dan Teknologi, 3 (2) : 20-27.

Winarno, F. G. 2010. Enzim Pangan. Mbrio Press, Bogor.

Wirdah, R. H. 2000. Evaluasi nilai energi metabolisme ransum yang mengandung kulit buah kopi pada ayam kampung. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 47: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

LAMPIRAN

Page 48: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

36

Lampiran 1. Hasil Sidik Ragam Ransum terhadap KCBK

SK db JK KT Fhit F0,05 F0,01

Total 14 662,071 47,290

Perlakuan 4 637,936 159,484 121,172 3,837 7,006

Kelompok 2 13,605 6,802 5,168 4,450 8,649

Galat 8 10,529 1,316

Lampiran 2. Hasil Uji Duncan Ransum terhadap KCBK

Perlakuan N Subset

1 2 3 4

5 3 47,510

4 3 52,220

3 3 56,220

2 3 59,193

1 3 66,806

Lampiran 3. Hasil Sidik Ragam Ransum terhadap KCBO

SK db JK KT Fhit F0,05 F0,01

Total 14 883,428 59,530

Perlakuan 4 811,894 202,973 217,844 3,837 7,006

Kelompok 2 14,08 7,040 7,555 4,459 8,649

Galat 8 7,453 0,931

Lampiran 4. Hasil Uji Duncan Ransum terhadap KCBO

Perlakuan N Subset

1 2 3 4 5

5 3 46,183

4 3 50,950

3 3 55,567

2 3 58,843

1 3 67,856

Page 49: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

37

Lampiran 5 . Hasil Sidik Ragam Ransum terhadap VFA

SK db JK KT Fhit F0,05 F0,01

Total 14 7895,454 563,961

Perlakuan 4 4433,253 1108,313 4,216 3,837 7,006

Kelompok 2 1359,284 679,642 2,585 4,459 8,649

Galat 8 2102,917 262,864

Lampiran 6. Hasil Uji Duncan Ransum terhadap VFA

Perlakuan N Subset

1 2

5 3 107,474

4 3 117,704

3 3 121,257

2 3 125,026

1 3 158,285

Lampiran 7. Hasil Sidik Ragam Ransum terhadap NH3

SK db JK KT Fhit F0,05 F0,01

Total 14 33,351 2,382

Perlakuan 4 3,291 0,822 1,244 3,837 7,006

Kelompok 2 24,770 12,385 18,733 4,459 8,649

Galat 8 5,289 0,661

Page 50: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

38

Lampiran 8. Data Suhu dan Kelembaban Ruangan Jamur Tiram

Waktu (hari) Suhu (°C) RH (%)

1 29,9 59

2 30,6 54

3 31,3 63

4 31,3 53

5 31,3 55

6 30,7 64

7 30,6 53

8 31,6 56

9 31,1 55

10 31,3 56

Page 51: EVALUASI In vitro KULIT BUAH KOPI YANG DIFERMENTASI … · berjudul “Nugget UM2GI (Unik, Mudah, Murah, Bergizi), Inovasi Bisnis Pangan: ... difermentasi jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

39

Dokumentasi Penelitian

Cawan Conway Pompa Vakum

Shaker Water Bath Destilasi VFA

Alat Titrasi NH3 Bibit untuk Inokulasi

Kulit Buah Kopi Fermentasi Rak untuk fermentasi