POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN...

15
Potensi Ragam pemanfaatan……. Ady Suryawan & Anita Mayasari 71 POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU EKOSISTEM MANGROVE DI DESA AIR BANUA 1 Ady Suryawan dan Anita Mayasari Balai Penelitian Kehutanan Manado Jl. Raya Adipura, Kima Atas, Mapanget, Manado [email protected] ABSTRAK Ekosistem hutan mangrove memiliki fungsi ekologis, ekonomis dan sosial yang penting dalam pembangunan, khususnya di wilayah pesisir. Ekosistem ini mensuplai rantai makanan biota laut. Namun ekosistem ini terganggu dengan adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah fungsinya, sehingga diperlukan peringatan tegas terhadap kegiatan tersebut. Salah satu potensi hutan mangrove yang cukup penting di Sulawesi Utara terletak di Pulau Talise. Penelitian bertujuan untuk memberikan data potensi mangrove di Desa Air Banua Pulau Talise dan ragam potensi pemanfaatan mangrove hasil hutan bukan kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kawasan hutan mangrove terdapat 5 (lima) jenis dengan urutan dominasi tertinggi Brugueira gymnorriza, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Avecennia spp dan Rhizophora apiculata. Produksi buah paling tinggi adalah R. mucronata mencapai 3.210 bh/ha/th. Ragam potensi pemanfaatan baik dari bunga, buah, daun maupun kulit mangrove antara lain : sebagai tepung roti dan produk olahannya, pengganti beras, aneka produk camilan seperti emping, dodol, permen, lempok, wajik, aneka minuman jus, cocktail. Sebagai bahan obat-obatan dapat digunakan sebagai obat rematik, cacar, borok, aphrodiasiac, diuretic, hepatitis, leprosy, anti tumor, beri-beri, febrifuge, hematuria dan penghenti pendarahan. Pemanfaatan untuk bahan baku industri sebagai sol dan pembuatan sabun cair. Fungsi hutan mangrove secara ekologis adalah sebagai peredam ombak, mampu menjaga kestabilan tebing sungai dan pantai, serta sebagai sumber pakan ternak dan satwa. Kata Kunci : Potensi, Air Banua, Pemanfaatan, Mangrove, Hutan. 1 Makalah disampaikan dalam seminar dan pameran hasil-hasil penelitian dengan tema “Prospek Pengembangan Hutan Tanaman (Rakyat), Konservasi dan Rehabilitasi Hutan” diselenggarakan oleh BPK Manado bekerjasama dengan BPK Manokwari, BPDAS Tondano, ITTO, SEAMEO BIOTROP, Burung Indonesia, dan Harian Manado Post. Manado 24 Oktober 2012.

Transcript of POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN...

Page 1: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

Potensi Ragam pemanfaatan…….

Ady Suryawan & Anita Mayasari

71

POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU EKOSISTEM MANGROVE DI DESA AIR BANUA1

Ady Suryawan dan Anita Mayasari

Balai Penelitian Kehutanan Manado Jl. Raya Adipura, Kima Atas, Mapanget, Manado

[email protected]

ABSTRAK

Ekosistem hutan mangrove memiliki fungsi ekologis, ekonomis dan sosial yang

penting dalam pembangunan, khususnya di wilayah pesisir. Ekosistem ini

mensuplai rantai makanan biota laut. Namun ekosistem ini terganggu dengan

adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah fungsinya,

sehingga diperlukan peringatan tegas terhadap kegiatan tersebut. Salah satu

potensi hutan mangrove yang cukup penting di Sulawesi Utara terletak di Pulau

Talise. Penelitian bertujuan untuk memberikan data potensi mangrove di Desa Air

Banua Pulau Talise dan ragam potensi pemanfaatan mangrove hasil hutan bukan

kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kawasan hutan mangrove

terdapat 5 (lima) jenis dengan urutan dominasi tertinggi Brugueira gymnorriza,

Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Avecennia spp dan Rhizophora apiculata.

Produksi buah paling tinggi adalah R. mucronata mencapai 3.210 bh/ha/th. Ragam

potensi pemanfaatan baik dari bunga, buah, daun maupun kulit mangrove antara

lain : sebagai tepung roti dan produk olahannya, pengganti beras, aneka produk

camilan seperti emping, dodol, permen, lempok, wajik, aneka minuman jus,

cocktail. Sebagai bahan obat-obatan dapat digunakan sebagai obat rematik, cacar,

borok, aphrodiasiac, diuretic, hepatitis, leprosy, anti tumor, beri-beri, febrifuge,

hematuria dan penghenti pendarahan. Pemanfaatan untuk bahan baku industri

sebagai sol dan pembuatan sabun cair. Fungsi hutan mangrove secara ekologis

adalah sebagai peredam ombak, mampu menjaga kestabilan tebing sungai dan

pantai, serta sebagai sumber pakan ternak dan satwa.

Kata Kunci : Potensi, Air Banua, Pemanfaatan, Mangrove, Hutan.

1 Makalah disampaikan dalam seminar dan pameran hasil-hasil penelitian dengan tema

“Prospek Pengembangan Hutan Tanaman (Rakyat), Konservasi dan Rehabilitasi Hutan” diselenggarakan oleh BPK Manado bekerjasama dengan BPK Manokwari, BPDAS Tondano, ITTO, SEAMEO BIOTROP, Burung Indonesia, dan Harian Manado Post. Manado 24 Oktober 2012.

Page 2: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

72 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

I. Pendahuluan

Hutan mangrove di Sulawesi Utara memiliki peranan yang vital

terhadap kelangsungan hidup masyarakat khususnya di daerah pesisir.

Fungsi utama mangrove adalah sebagai pelindung kawasan pesisir dari

terjadinya abrasi, intrusi, gelombang air laut dan masuknya uap garam ke

pemukiman masyarakat. Menurut Halidah dkk 2008, masyarakat Sinjai

Timur memanfaatkan hutan mangrove secara langsung dengan mengambil

kayu (67%), buah (20%) dan daunnya (13%). Sedangkan pemanfaatan tidak

langsung berupa hasil tangkapan ikan (30%), kepiting (27%), kerang (23%),

benur (50%), nener (40%), dan kelelawar (7%).

Fungsi ekologis hutan mangrove sebagai tempat bertelur/pemijahan,

mencari makan ikan merupakan fungsi vital untuk masyarakat nelayan.

Sulawesi Utara merupakan provinsi pengekspor ikan terutama ke Jepang.

Data ekspor perikanan Sulut ke berbagai negara di dunia pada tahun 2011

tercatat 31.000 ton dan mampu menghasilkan devisa sebanyak 135 juta

dolar AS (Antara, 2012). Besarnya potensi tangkapan ikan ini tidak akan

pernah lepas oleh pengaruh adanya hutan mangrove.

Permasalahan yang sekarang ada yaitu telah terjadinya abrasi dan

degradasi hutan mangrove pada hampir di seluruh wilayah pesisir Sulawesi

Utara yang mencapai 14.463 ha karena alih fungsi lahan (Sasmitohadi,

2011). Faktor dominan penyebab kerusakan mangrove adalah lemahnya

penilaian atau valuasi ekonomi hutan mangrove (Harahab, 2010). Konsep

dasar dalam valuasi hutan mangrove didasarkan atas dua aspek yaitu

potensi yang ada di dalam dan di luar ekosistem dan potensi yang memiliki

pasar atau tidak memiliki pasar.

Peran hutan mangrove di Sulawesi Utara sangat vital sebagai

perlindungan dan habitat biota laut yang merupakan kebanggaan Provinsi

Sulawesi Utara. Kerusakan mangrove merupakan tanggung jawab bersama,

sehingga ketergantungan terhadap pemanfaatan yang menyebabkan

kerusakan ekosistem mangrove harus beralih pada pemanfaatan hutan

yang berkelanjutan. Penelitian bertujuan untuk memberikan data potensi

Page 3: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

Potensi Ragam pemanfaatan…….

Ady Suryawan & Anita Mayasari

73

mangrove di Desa Air Banua Pulau Talise dan ragam potensi pemanfaatan

mangrove hasil hutan bukan kayu.

II. Metodologi Penelitian

A. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan

hutan mangrove di Desa Air Banua di Pulau Talise, sedangkan peralatan

yang digunakan yaitu peta skala, tallysheet, clipboard, pensil, tambang

berukuran 50 meter, phiband, dan alat dokumentasi.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk inventarisasi tegakan menggunakan

metode random sampling transek dengan ukuran 50 x 200 meter

penempatan plot sejajar garis pantai. Penaksiran buah dilakukan dengan

menghitung jumlah buah yang masih menggantung di pohon. Pengukuran

dilakukan terhadap diameter, tinggi dan jumlah buah di setiap pohon.

Penelitian dilakukan pada bulan April 2012 atau disaat mangrove berbuah.

Penghitungan taksiran produksi mangrove dilakukan dengan menghitung

jumlah buah yang ada di pohon.

C. Analisa data

Untuk mengetahui kondisi ekologi mangrove maka dilakukan analisa

indeks nilai penting dengan rumus sesuai Indriyanto (2006) sebagai berikut :

INP (Indeks Nilai Penting ) = FR + KR + DR

FR (frekuensi relatif) =

KR (Kerapatan relatif) =

DR (dominasi relatif) =

Penaksiran produksi buah dilakukan dengan mengkonversi jumlah bibit

persatuan hektar dan potensi diperoleh dengan mengkaji berbagai

referensi.

Page 4: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

74 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

III. Hasil dan Pembahasan

A. Kondisi dan Potensi Hutan Mangrove di Desa Air Banua

Penelitian dilakukan di ekosistem mangrove pada blok Labuan

Merendung dan Wowunian. Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa pada

blok Labuan Merendung masih lebat dibanding pada blok Wowunian. Pada

blok Labuan memiliki kharakteristik yang lebih gelap, terdapat jumlah

anakan alam berbagai jenis mangrove lebih banyak dibanding dengan Blok

Wowunian. Hasil wawancara masyarakat mengatakan bahwa pada

beberapa tahun yang lalu masih sering dilakukan penebangan kayu dan

pengambilan kulit batang untuk bahan pengawet jaring ikan sehingga pada

blok Wowunian kerapatan tegakan berkurang drastis. Hal ini selaras

dengan penelitian Wantasen (2002) yang menyatakan bahwa permintaan

kayu bakar mangrove pertahun mencapai 8,5 m3. Hasil perhitungan dan

analisa rekapitulasi data disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Hasil perhitungan dan analisa data pada plot pengamatan Desa Wowunian dan Labuan Merendung.

Jenis Mangrove n/ha n buah/ha/th INP

Bruguiera gymnorriza 28 1.963 129%

Rhizophora mucronata 41 3.210 115%

Soneratia alba 4 560 56%

Pada kedua blok diketahui bahwa sedang terjadi musim buah yang

tidak merata. Dalam satu pohon terdapat variasi umur buah ditunjukkan

oleh adanya bunga, buah muda dan buah masak dalam satu pohon. Hal ini

menunjukan bahwa produksi buah terjadi setiap tahun.

Kharakteristik habitat kedua blok yaitu daerah berlumpur cukup tebal

berkisar antara 30 – 50 cm, frekuensi pasang surut air laut berkisar 30 – 45

kali/bulan, sangat sedikit batu ataupun karang. Saat dilakukan penelitian

kondisi ombak relatif tenang, namun pada bulan Nopember hingga Pebruari

ombak terjadi sangat kuat.

Hasil inventarisasi dalam plot pengamatan dijumpai hanya ada 3 (tiga)

jenis mangrove sebagaimana Tabel 1. Namun pada daerah yang berkarang

Page 5: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

Potensi Ragam pemanfaatan…….

Ady Suryawan & Anita Mayasari

75

banyak dijumpai jenis Avicennia alba dan Avicennia marina serta sering

dijumpai buah dari Rhizophora apiculata dan Nypah fruticant. Namun dari

kedua jenis buah yang dijumpai tersebut tidak ditemukan tegakannya.

Berdasar penghitungan dalam plot pengamatan, jenis B. gymnorrhiza

merupakan jenis dominan. Tingkat dominasi ini dipengaruhi oleh jumlah

dan diameter tegakan, dimana rata-rata mencapai 39,4 cm, R. muconata

berdiameter rata-rata 22,7 cm sedangkan jenis S. alba memiliki diameter

rata-rata paling besar yaitu mencapai 48,2 cm. Hal ini menunjukkan bahwa

struktur tegakan yang sedang bertumbuh adalah jenis R. mucronata karena

memiliki n/ha paling tinggi. Kondisi diameter besar sangat dipengaruhi oleh

jenis suatu mangrove. R. mucronata memiliki fenotip yang diameter paling

kecil bila dibanding dengan B. gymnorrhiza dan S. alba. Kondisi yang stag

atau tidak bertumbuh adalah S. alba, dijumpai dalam diameter yang besar

namun tidak dijumpai satupun anakannya. Kondisi ini sangat dipengaruhi

oleh kondisi tapak, kondisi yang berlumpur merupakan daerah yang sangat

cocok untuk pertumbuhan mangrove jenis Rhizophora spp. dan Bruguiera

spp. Sedangkan jenis-jenis Sonneratia spp. sangat cocok pada daerah yang

terdapat pasir dan batu-batuan.

Hasil perhitungan potensi produksi buah tertinggi dihasilkan dari jenis

R. mucronata. Pada saat survey bulan Pebruari, jenis ini didapati buah yang

matang namun dalam jumlah relatif sedikit, sedang saat penelitian masih

didapati buah yang matang, tengah bertumbuh, kuncup bahkan sedang

berbunga. Hal ini menunjukkan bahwa R. mucronata di kawasan ini

berbuah secara tidak serentak. Kondisi ini masih dalam monitoring

sehingga nanti akan diketahui kharakteristik fenologinya. Bentuk buah R.

mucronata tergolong dalam kelompok vivipar yaitu benih yang

berkecambah terjadi sejak masih menggantung di pohon, bentuk ini juga

dijumpai pada jenis Bruguiera spp. Dimensi buah/propagul R. mucronata

yang dijumpai memiliki panjang tertinggi mencapai 95 cm dengan diameter

terbesar 36 mm dan panjang terpendek 58 cm dengan diameter 24 mm.

Produksi buah perhektar pertahun diduga mencapai 3.210 propagul, angka

ini mungkin lebih karena masih ada yang berbunga.

Page 6: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

76 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

B. Potensi Ragam Pemanfaatan Mangrove yang Mengahasilkan Produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Potensi buah mangrove berdasarkan berbagai referensi antara lain

sebagai bahan makanan dan obat-obatan. Hasil studi banding di Desa

Nguling, Kabupaten Pasuruan pemanfaatan buah mangrove sebagai produk

makanan. Pemanfaatan yang dilakukan masih dalam tahap uji coba belum

dikembangkan secara komersil. Beberapa jenis mangrove yang berpotensi

sebagai HHBK anatara lain :

1. B. gymnorriza

Pohon ini selalu hijau dengan ketinggian kayu mencapai 30 m.

Memiliki buah bertipe vivipar lurus dan tumpul bewarna hijau tua

keunguan, memiliki kelopak buah berwarna merah dan lebih banyak

dikenal dengan buah lindur. Buah matang ditandai dengan perubahan

warna menjadi kecoklatan kehijauan. Panjang buah lindur berkisar 12 – 30

cm dengan diameter 1,5 – 2

cm. Habitat B. gymnorriza

yang ada di Desa Air Banua

banyak dijumpai pada daerah

berlumpur dan berpasir.

Banyak mengalami asosiasi

dengan R. mucronata dengan

sebaran pada areal yang

mendekati pantai atau di

belakang R. mucronata.

Masyarakat Pulau Talise telah memanfaatkan kulit batang untuk

mengawetkan jaring ikan karena pada bagian ini memiliki kandungan Tanin

yang tinggi. Sedangkan buahnya atau lindur mengandung tanin dalam

jumlah sedikit yang dapat mengurangi sakit perut, namun dalam jumlah

banyak akan menjadi racun. Menurut Priyono et. al. (2010), buah Lindur B.

gymnorriza dapat dijadikan sebagai kue, cake, pengganti karbohidrat

karena mengandung energi yang cukup tinggi mencapai 371 kalori per 100

Gambar 1. Buah Lindur B. gymnorriza

Page 7: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

Potensi Ragam pemanfaatan…….

Ady Suryawan & Anita Mayasari

77

gram bahkan lebih tinggi dibanding beras, jagung, singkong atau sagu.

Menurut Purnobasuki (2004), kulit batang dapat dijadikan sebagai obat

penahan pendaharan.

Pemanfaatan buah lindur dapat dijadikan berbagai produk makanan

seperti manisan (bagian dalam buah dicampur dengan gula), serta tepung

dan beras. Pembuatan tepung akan memiliki banyak manfaat karena masa

simpan buah lebih lama. Cara pembuatan sederhana yaitu melalui

pencincangan, perendaman selama 3 (tiga) hari, peremasan dan perebusan

selama 30 menit diseratai dengan pengadukan, selanjutnya digiling, dijemur

kering dan diayak. Tepung yang lembut dapat sebagai bahan pembuatan

roti sedangkan yang kasar dapat ditanak sebagai pengganti nasi. Selain itu,

tepung yang telah jadi tersebut dapat dicampur dengan tepung tapioka dan

bumbu-bumbu untuk bahan pembuatan kerupuk dan cireng. Menurut

Priyono et. al (2010), tepung buah lindur yang telah diolah telah memenuhi

kriteria tepung konsumsi dan telah memenuhi standar SII untuk Tepung.

Contoh resep pembuatan roti berbahan tepung lindur menurut

Anonim (2010) sebagai berikut : a). Bahan : Tepung 1 gelas, telur 6 biji,

mentega cair 250 gram, gula pasir 1 gelas, susu bubuk 1 saset, vanili 2

bungkus dan ditambah ovalet. b). Cara pembuatannya sebagai berikut :

Tambahkan ovalet, gula, vanili dan telur kemudian diaduk / mixer hingga

berwarna putih mengembang. Kemudian ditambah susu bubuk tepung,

boleh ditambah pewarna coklat diaduk dan dimasukkan mentega cair 1 ons,

selanjutnya dimasukkan ke Loyang dan dioven + 20 menit roti sudah siap

untuk disajikan.

Kelimpahan buah lindur di Pulau Talise tergolong tinggi mencapai

1.963 buah/hektar. Namun buah lindur tidak bertahan lama, sehingga

dengan adanya pengolahan menjadi tepung akan lebih tahan lama dan

dengan pemanfaatan menjadi produk olahan buah lindur dapat menyerap

lapangan pekerjaan.

Page 8: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

78 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

2. R. mucronata

R. mucronata memiliki buah bertipe vivipar lonjong, panjang antara 60

– 90 cm dan berdiamater 2 - 3 cm. Berwarna hijau kecoklatan saat matang

leher kotiledon akan membentuk cincin berwarna kuning. Jenis R.

mucronata di Desa Air Banua merupakan jenis dominan, tumbuh pada

areal berlumpur dan memiliki pertumbuhan paling bagus pada areal

berlumpur dalam dan berombak tenang.

Pemanfaatan non kayu R. mucronata oleh masyarakat Desa Air Banua

masih terbatas sebagai tanaman rehabilitasi. Pemanfaatan kayu yang telah

dilakukan adalah sebagai arang karena memiliki nilai kalor yang tinggi. Pada

kulit batang juga memiliki Tanin yang dapat digunakan sebagai bahan

pewarnaan. P emanfaatan dari bagian buah masih belum banyak dilakukan.

Menurut Noor et al. (2006), tanin dari kulit kayu dapat digunakan sebagai

obat hematuria (pendarahan pada air seni). Purnobasuki (2004)

mengatakan bahwa khasiat kulit batang R. mucronata adalah untuk

mengobati beri-beri, febrifuge, haematoma, borok sedangkan kulit batang,

bunga, daun dan akar dapat mengobati hepatitis. Namun Purnobasuki

tidak mengatakan bagaimana cara mengkonsumsinya.

Gambar 2. Foto buah dan bunga R. mucronata saat muda (kiri) dan buah matang (kanan terdapat cincin kuning di bawah kotiledon).

Page 9: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

Potensi Ragam pemanfaatan…….

Ady Suryawan & Anita Mayasari

79

Beberapa tambak yang ada di pantai utara Probolinggo menggunakan

jenis ini sebagai vegetasi greenbelt atau sabuk hijau laut dan pelindung

tambak-tambak. Menurut Gunarto (2010), daun R. mucronata dapat

dimanfaatkan sebagai pakan alternatif udang windu. Reboisasi yang

dilakukan di Nguling Kab. Pasuruan diawali dengan membuat greenbelt

rapat dan tebal pada titik terluar pantai menggunakan jenis R. mucronata.

Jeni ini dianggap paling sesuai karena memiliki propagul paling panjang

sehingga pada tapak khusus dapat langsung ditanam di lapangan tanpa

harus dilakukan persemaian. Menurut Setyawan dan Winarno (2006), Jenis

R. mucronata merupakan jenis mangrove yang memiliki fungsi ekologis

yang tinggi diantaranya mampu memperluas area mangrove melalui

penyerapan dan pengendapan lumpur, mampu menahan hempasan

ombak, mampu menjaga stabilitas tebing sungai dan garis pantai serta

mampu mengembalikan fungsi ekologi mangrove pada area yang sudah

rusak. Selain itu, ternak seperti kambing sangat suka terhadap daun

mudanya, hal ini terbukti dengan adanya bekas gigitan kambing pada

tanaman R. mucronata, sehingga sebagai HMT (hijauan makanan ternak).

3. Sonneratia alba

Memiliki tipe buah normal

sebagaimana buah pada normal atau

bulat yang mengalami menyebarkan

benihnya setelah jatuh di air dan

pecah. Setiap buah mengandung biji

(150 – 200 buah). Bentuk buah

seperti bola dan terbungkus kelopak

bunga, buah berdiameter 3,5 – 4,5

cm. Buah S. alba sering disebut

dengan Pedada, saat jatuh ke air tidak

akan tenggelam, rasa buahnya masam

dan dapat dimakan.

Habitat S. alba di Desa Air Banua yaitu areal yang berlumpur dan

berpasir, pada areal berbatu dan berkarang. Kelimpahan jenis ini relatif

Gambar 3. Foto buah dan daun Sonneratia alba.

Page 10: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

80 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

sangat kecil, ditemukan secara soliter dengan diameter paling besar

dibandingkan dua jenis sebelumnya. Ditemukan lebih banyak pada lokasi

pesisir yang terlindungi dari hempasan ombak, dan sedikit ditemukan di

daerah berombak kuat.

Menurut Priyono et. al. (2010), buah Pedada S. alba dapat dijadikan

bahan pembuatan dodol pedada, permen pedada, lempok pedada, wajik

pedada, jus pedada, jus cocktail pedada, sabun cair pedada. Beberapa

resep tersebut dijelaskan sebagai berikut :

Dodol pedada dibuat dari daging pedada diblender kemudian disaring

dan diambil airnya saja. Kemudian tepung beras dan ketan dicampur

dan diaduk dengan air santan hingga rata, kemudian ditambah air gula

merah dan dimasak hingga mengental. Selanjutnya adonan dicetak dan

didinginkan.

Permen pedada dibuat dari daging buah kemudian dicampur dengan

gula, agar-agar dan air secukupnya. Adonan dimasak hingga mengental,

setelah dingin kemudian dicetak dan dibungkus.

Lempok pedada dibuat dari daging buah yang telah bersih kemudian

diblender. Setelah halus diperas dan dicampur dengan gula, vanili dan

garam. Selanjutnya dipanaskan hingga mengental. Kemudian diangkat,

dibentuk bulat dan dibungkus

Jus pedada dibuat sangat sederhana yaitu buah pedada yang sudah

matang diblender dan ditambah daun mint.

Sabun pedada dibuat dari campuran rebusan 500 gram buah pedada

yang telah dihaluskan, rebusan 500 gram lidah buaya dan 8 butir ragi

tape. Setelah dicampur bahan disimpan selama 3 hari ditempat teduh

hingga menjadi pasta dan tidak berbau atau proses fermentasi telah

berhasil.

Buah-buahan S. alba juga dapat digunakan sebagai obat untuk keseleo

dan bengkak. Daun-daun S. alba juga merupakan hijauan makanan ternak

(Setyawan dan Winarno, 2006) dijelaskan lebih lanjut bahwa jenis ini dapat

dijadikan bahan industri sol sepatu yaitu dari bagian pneumatofora.

Page 11: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

Potensi Ragam pemanfaatan…….

Ady Suryawan & Anita Mayasari

81

Namun sampai saat ini, budidaya dan pemanfaatan jenis S. alba masih

sangat terbatas di Sulawesi Utara.

4. Avecinnia sp atau Api-api

Di sepanjang pantai

Pulau Talise jenis ini tumbuh

secara soliter pada areal

berbatu dan berpasir,

tumbuh tinggi mencapai 1,5

meter. Saat penelitian

dilakukan banyak dijumpai

buah Avecinnia sp. dan

anakan. Ujicoba pemindahan

anakan dengan teknik

penjepitan menggunakan

batu-batuan pada areal-areal kosong mengalami kegagalan karena ombak

yang cukup besar.

Buah Avecinnia sp. dapat dijadikan sebagai emping. Menurut Wibowo

et al. (2009), hasil analisis kandungan kimia menyimpulkan bahwa daun

Avicennia spp. memiliki potensi sebagai pakan, dan bijinya sebagai bahan

pangan manusia karena kandungan Fe, Mg, Ca, K, Na yang cukup tinggi.

Sedangkan Avecinnia marina, A. lanata dan A. alba mempunyai potensi

sebagai bahan obat karena memiliki kandungan alkaloid, saponin, dan

glikosida dalam jumlah cukup tinggi dalam semua jaringan tumbuhan. Pada

tahun 2004, penelitian Purnobasuki (2004) menjelaskan bahwa batang A.

alba dapat dijadikan bahan obat sakit rematik, cacar dan borok. Buah A.

marina dapat menjadi obat penyakit Aphrodiasiac, diuretic, hepatitis

sedangkan batangnya menjadi obat leprosy. Sedangkan A. offinalis dapat

menjadi obat hepatitis dari buah, daun dan akarnya, dan kulit batang

sebagai anti tumor.

Upaya pembibitan dan pemanfaatan jenis Avecennia spp di Sulawesi

Utara masih sangat terbatas. Selain terbatasnya informasi pembibitan dan

pemanfaatan, jenis ini sulit ditanam pada daerah berombak, sehingga

Gambar 4. Hamparan Avecennia spp di Lokasi Desa Air Banua.

Page 12: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

82 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

hanya mengandalkan dari alam. Pada daerah yang terdapat Avecennia spp,

akan banyak dijumpai anakan secara alami. Informasi ini menjelaskan

bahwa, jenis Avecennia spp lebih mudah ditanam disekitar daerah yang

terdapat Avecennia spp daripada lokasi kosong, walaupun kondisi

habitatnya sama.

5. Rhizophora apiculata

Di kawasan mangrove Desa Air Banua tidak ditemukan adanya tegakan

R. apiculata. Saat penelitian hanya dijumpai buah-buah yang hanyut dan

sebagian telah mengalami pertumbuhan menjadi semai. Jenis ini memiliki

ciri-ciri mirip seperti R. mucronata tetapi bentuk buah lebih kecil dan

pendek berkisar 18 – 38 cm, bentuk daun lebih runcing dan kecil, tumbuh

pada tanah berlumpur halus dan sering tumbuh dominan. Jenis ini banyak

dijumpai di Desa Tambun dan Kinabuhutan yaitu desa yang terletak dibalik

desa Air Banua.

a. b.

Gambar 5. Buah R. apiculata yang ditemukan di sekitar Desa Air Banua (kiri) dan R. apiculata di sekitar Desa Kinabuhutan (kanan)

Menurut Noor et al. (2006), Rhizophora memiliki 30 % tanin pada

berat kering kulit kayunya. Memiliki kekeran kayu yang tinggi, sehingga

akarnya sering dijadikan jangkar, digunakan sebagai pelindung pematang

tambak dan penghijauan. Sedangkan dalam dunia medis menurut

Purnobasuki (2004) kulit batangnya dapat digunakan sebagai antiseptic,

anti muntah, diare, haemostatic, typhoid dan menghentikan pendaharan,

sedangkan kulit batang, bunga, daun dan buah dapat digunakan untuk

mengobati hepatitis.

Page 13: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

Potensi Ragam pemanfaatan…….

Ady Suryawan & Anita Mayasari

83

IV. Kesimpulan

1. Mangrove dis ekitar Desa Air Banua terdiri dari 5 jenis yaitu B.

gymnorriza, R. apiculata, S. alba, Avecennia sp dan R. apiculata. Indeks

Nilai Penting tertinggi dimiliki oleh B. gymnorriza 129%, kemudian R.

mucronata dan S. alba sedangkan potensi produksi buah tertinggi

didominasi oleh R. mucronata 3.210 bh/ha/th.

2. Pemanfaatan hasil hutan mangrove bukan kayu yang telah dilakukan

oleh masyarakat adalah pengambilan kulit batang sebagai bahan

pengawet jaring ikan. Sedangkan potensi yang dapat dikembangkan per

masing-masing jenis antara lain :

B. gymnorriza

Buah B. gymnorriza atau disebut lindur dapat dijadikan sebagai

produk makanan pengganti beras, manisan dan produk makanan

olahan tepung lindur seperti cake, roti karena memiliki nilai kalori

mencapai mencapai 371 per 100 gram atau lebih tinggi dibanding

beras, jagung, singkong dan sagu. Kulit batang dapat digunakan

sebagai obat penghenti pendarahan

R. mucronata

R. mucronata memiliki potensi yang tinggi dalam dunia medis. Kulit

batang dapat menjadi obat beberapa penyakit beri-beri, febrifuge,

haematoma, borok dan hematuria, sedangkan kulit batang, bunga,

daun dan akar dapat mengobati hepatitis. Memiliki fungsi ekologis

yang tinggi karena mampu memperluas area mangrove, tahan

terhadap ombak, mampu menjaga stabilitas tebing dan mampu

mengembalikan fungsi-fungsi ekologis mangrove yang rusak,

sehingga baik untuk bahan rehabilitasi kawasan mangrove terutama

daerah berombak besar. Daun–daunnya dapat sebagai sumber

pakan ternak.

S. alba

Jenis S. alba terkenal dengan buah pedada ataupun bogem. Produk

makanan yang dapat dihasilkan dari jenis ini sangat banyak antara

lain : Dodol Pedada, Permen Pedada, Lempok Pedada, Wajik Pedada,

Page 14: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

84 | Seminar dan Pameran Hasil-Hasil Penelitian Tahun 2012

Jus Pedada, Jus Cocktail Pedada. Di bidang kosmetik untuk bahan

sabun cair pedada, bidang industri sebagai bahan sol dan daun-

daunnya sebagai sumber pakan ternak.

Avecennia spp

Beberapa buah jenis ini dapat dijadikan sebagai emping. Memiliki

kandungan alkaloid, saponin, dan glikosida cukup tinggi sehingga

memiliki potensi sebagai obat-obatan, antara lain untuk sakit

rematik, cacar dan borok, aphrodiasiac, diuretic, hepatitis, leprosy

dan anti tumor.

R. apiculata

Memiliki potensi sebagai pelindung pematang tambak dan

penghijauan. Dalam dunia medis sebagai antiseptik, anti muntah,

diare, haemostatic, typhoid dan menghentikan pendaharan,

sedangkan kulit batang, bunga, daun dan buah dapat digunakan

untuk mengobati hepatitis

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Pemanfaatan mangrove sebagai bahan alternatif pembuatan, makanan. http://www.mangroveblog.co.cc/2010/08/pemanfaatan-mangrove-sebagai-bahan.html. di publis tanggal 31 Agustus 2010.

Eksposnews.com. 2012. Sulawesi Utara eksport ikan Ke Jerman.

http://eksposnews.com/view/7/40217/Sulawesi-Utara-Ekspor-Ikan-ke-Jerman.html. Diakses tanggal 29 Agustus 2012.

Harahab, N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan

Aplikasi dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Graha Ilmu. Yogyakarta. Halidah, Saprudin dan Anwar, C. 2008. Potensi dan ragam pemanfaatan

mangrove untuk pengelolaannya di Sinjai Timur, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 5 (1) : 67-78. Bogor.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT.Bumi Aksara. Jakarta

Page 15: POTENSI RAGAM PEMANFAATAN HASIL HUTAN …database.forda-mof.org/uploads/ProsidingSeminarHasilPenelitianBPK... · adanya praktek pemanfaatan kawasan mangrove hingga mengubah ... Pemanfaatan,

Potensi Ragam pemanfaatan…….

Ady Suryawan & Anita Mayasari

85

Noor. Y.R., Khazali. M., dan Suryadiputra. I.N.N. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor

Priyono, A., Yuliani L.S., Ilminingtyas T., dan Hakim T.L. 2010. Beragam

Produk Olahan Berbahan Dasar Mangrove. KeSEMat, Semarang. Purnobasuki, H. 2004. Potensi Mangrove sebagai Obat. Biota 9(2): 125-126.

Sasmitohadi. 2011. Pengelolaan Mangrove Lestari: Pengembangan dan

Pelestarian Ekosistem Mangrove. Balai Pengelolaan Hutan Mangrove (BPHM) Wil. I Denpasar. Manado (disampaikan dalam rapat Fasilitasi Pokja Mangrove (KKMD)Prop Sulut).

Setyawan, A.D. dan Winarno, K. 2006. Pemanfaatan langsung ekosistem

mangrove di Jawa Tengah dan penggunaan lahan di Sekitarnya ; kerusakan dan upaya restorasinya. Biodiversitas 7(3): 282-291.

Wantasen. A. S. 2002. Kajian Ekologi – Ekonomi sumber daya hutan

mangrove di Desa Talise, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Institut Pertanian Bogor (Thesis). Bogor.