PROSIDING -...

26

Transcript of PROSIDING -...

Page 1: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan
Page 2: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

i

PROSIDING

Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan 2013

“Optimasi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan”.

Editor:

Prof. Dr. Sudharto P. Hadi, MES Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA Dr. Henna Rya Sunoko, MES Dr. Hartuti Purnaweni, MPA

Penyunting:

Ferdianto Budi Samudra, Maria P. Widianti Mukhlisi, Silvia Lucyanti, Suksesi Wicahyani Layout Design:

Bazar Ristyawan I Putu Garjita Kerjasama Himpunan Mahasiswa Doktor dan Magister Ilmu Lingkungan Undip, dengan Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro (UNDIP); Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Riau (UNRI); Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Padjadjaran (UNPAD)

Diterbitkan oleh:

Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia Jl. Imam Bardjo, SH No. 5 Semarang 50241 Telp/Fax. (024)8453635, 8452770 Email: [email protected]

Page 3: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat dan karunianNya, maka Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013 dapat terealisasi. Tema Seminar Nasional tahun 2013 ini adalah “Optimasi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan”.

Penyusunan prosiding ini dimaksudkan untuk meyebarluaskan hasil-hasil penelitian dan kajian di bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup, diharapkan dapat menggalang komunikasi dan kerjasama antara peneliti, para pakar lingkungan hidup dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan untuk pembangunan yang berkelanjutan.

Pada kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terimakasih kepada pembicara utama Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Bapak Sharif C Sutardjo yang telah berkenan memberikan sumbang wacana pemikiran dalam bidang pengelolaan lingkungan dalam presentasi makalahnya, serta para pemakalah yang telah mempresentasikan hasil penelitiannya.

Prosiding ini diharapkan dapat menambah khasanah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dan dapat bermanfaat serta membantu menjadikan referensi ilmiah bagi pendidik, peneliti, birokrat maupun seluruh pihak yang peduli terhadap keberlanjutan pembangunan.

Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penerbitan Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan kami mengucapkan terima kasih.

Semarang, 10 September 2013

Tim Penyunting

Page 4: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................................................ i KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... iii LAPORAN KETUA PANITIA ........................................................................................................................ viii SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO ............................................................................. ix KEYNOTE SPEAKER: MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN ........................................................... xi SUB TEMA:

I. Kebijakan Pengelolaan SDA dan Lingkungan ............................................................................. 1

1. SVLK; Salah Satu Jenis Eco Label Untuk Mengontrol Pergerakan Kayu pada Industri Furnitur di Jepara Ahmad Subulas Salam, Purwanto, dan Suherman ..................................................................... 1

2. Peranan Implementasi Kebijakan Karantina Ikan dalam Pembangunan Perikanan Berkelanjutan Bazar Ristiyawan, Sutrisno Anggoro, Bambang Yulianto .......................................................... 6

3. Pengelolaan Cendana di Desa Asumanu, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Maria P. Widiyanti, Hartuti Purnaweni, Tri R. Soeprobowati .................................................. 13

4. Tingkat Penerapan Sistem Pertanian Berkelanjutan pada Budidaya Padi Sawah (Studi Kasus Di Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen) Istiantoro, Azis Nur Bambang, Tri Retnaningsih Soeprobowati ................................................ 19

5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan DAS (Studi Kasus di Sub DAS Padas, Kabupaten Sragen) Nur Ainun Jariyah ...................................................................................................................... 26

6. Perencanaan Pertanian Berkelanjutan di Kecamatan Selo Sasongko Putra, Purwanto, Kismartini ...................................................................................... 33

7. Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu di Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah Kismartini ................................................................................................................................... 41

8. Kajian Pemanfaaan dan Daya Dukung Perairan Danau Teluk Kota Jambi untuk Budidaya Ikan Sistem Karamba Jaring Apung (KJA) Kristianto, J.D., Sunardi, Iskandar ............................................................................................ 48

9. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dalam Pandangan Masyarakat Samin Jumari, Dede Setiadi, Y. Purwanto, Edi Guhardja .................................................................... 64

II. Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan ............................................................................................. 70

1. Aspek Kualitas Bakteriologi dan Hygiene Sanitasi Fisik Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu) di Kecamatan Cimareme Kabupaten Bandung Barat Ari Khoeriyah, Henna Rya Sunoko, Anies .................................................................................. 70

2. Hubungan Pengetahuan Karyawan tentang Lingkungan dengan Motivasi Karyawan dalam Pengelolaan Lingkungan di Rumah Sakit Siti Asiyah Bumiayu Faisal Amri, Azis Nur Bambang, Azrul Azwar, Henna Rya Sunoko ....................................................................................................................................... 76

3. Upaya Pengelolaan Lingkungan Usaha Peternakan Sapi di Kawasan Usaha Tani Terpadu Bangka Botanical Garden Pangkalpinang Fianda Revina Widyastuti, Purwanto, Hadiyanto ...................................................................... 80

4. Kajian Pengelolaan Sampah Perkotaan di Tempat Pembuangan Akhir: Studi Kasus TPA Hutan Panjang Banjarbaru Kalimantan Selatan Pranatasari Dyah Susanti .......................................................................................................... 85

5. Kajian Water Borne Disease Oleh Bakteri Secara Spasial Di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Rissa Nurohmah, A. Haris Budi Widodo, Agatha Sih Piranti .................................................... 91

6. Pengelolaan Air Limbah Domestik Komunal Berbasis Masyarakat di Kota Probolinggo Yusdi Vari Afandi, Henna Rya Sunoko, Kismartini .................................................................... 96

7. Kualitas Udara dalam Ruangan di Laboratorium Quality Control (Qc) Divisi Concentrating PT Freeport Indonesia Arif Susanto, David Suryanegara, Edi Putro ............................................................................. 102

Page 5: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 iv

8. Pengolahan Sampah di TPS Tlogomas Malang untuk Mereduksi Jejak Karbon Sunarto, Sudharto P. Hadi, Purwanto........................................................................................ 106

9. Perbedaan Rata-Rata Kelembaban, Suhu, dan Debu antara Balita Menderita ISPA dan Balita tidak Menderita ISPA di Daerah Penambangan Batubara Wilayah Kerja Puskesmas Bengkuring Kota Samarinda Kalimantan Timur Rahmatul Fitriana Dan Nur Rohmah ......................................................................................... 115

III. Pemberdayaan SDM dan Pendidikan Berbasis Lingkungan ...................................................... 123

1. Pengelolaan Air Tanah untuk Irigasi Berbasis Masyarakat di Desa Pangkul Kecamatan Cambai Kota Prabumulih

Endang Mintaria, Hartuti Purnaweni, Tri R. Soeprobowati ...................................................... 123 2. Tingkat Keberdayaan Sosial Ekonomi Kelompok Tani Desa Konservasi sebagai Penyangga

Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi I Putu Garjita, Indah Susilowati, Tri R. Soeprobowati .............................................................. 130 3. Pemahaman Penghematan Pemakaian Listrik Melalui Pendidikan Formal sebagai Upaya

untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Masalah Lingkungan Iman Setiono ............................................................................................................................... 136 4. Tingkat Pengetahuan Petani Dalam Menggunakan Pestisida (Studi Kasus di Desa Curut

Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan) M.G. Catur Yuantari, Budi Widiarnako, Henna Rya Sunoko ..................................................... 142 5. Perilaku Warga Sekolah dalam Program Adiwiyata di SMK Negeri 2 Semarang Nanik Hidayati, Tukiman Taruna, Hartuti Purnaweni .............................................................. 149 6. Perbandingan Luasan Perairan dengan Mangrove pada Tambak Silvofishery Empang Parit

Pilihan Masyarakat di Keluarahan Kutawaru, Kabupaten Cilacap Sya’bani A. Amir, Endang Hilmi, Endang Widyastuti ............................................................... 155 7. Gerakan Komunitas Penyediaan Air Bersih: Pelajaran dari Desa Cabak di Blora

Nana Haryanti dan Evi Irawan .................................................................................................. 163 8. Perilaku Warga Masyarakat dan Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah terhadap Perubahan

Lingkungan Kawasan Perumahan di Kabupaten Demak Heru Prayitno ............................................................................................................................. 169

IV. Konservasi SDA dan Lingkungan .................................................................................................. 175

1. Analisis Kemampuan Infiltrasi Lahan Berdasarkan Kondisi Hidrometeorologis dan Karakteristik Fisik DAS pada Sub DAS Kreo DAS Garang Jawa Tengah

Arif Sudarmanto, Iman Buchory, Sudarno ................................................................................. 175 2. Kajian Kadar Logam Berat Kadmium pada Komunitas Hutan Mangrove dalam Tambak

Sistem Silvofishery dan Persepsi Masyarakat Sekitarnya di Kabupaten Cilacap Budi Mulyana, Triani Hardiyati, Moh. Husein Sastranegara .................................................... 183 3. Kelimpahan dan Keanekaragaman Arthropoda Tanah di Lahan Sayuran Organik Urban

Farming. Ferdianto Budi Samudra, Munifatul Izzati, Hartuti Purnaweni ................................................. 190 4. Persepsi dan Adopsi Masyarakat terhadap Plot Agroforestri Untuk Konservasi Sumberdaya

Alam dan Lingkungan di Desa Gunungsari Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati C.Yudi Lastiantoro Dan S.Andy Cahyono .................................................................................. 197 5. Perbandingan Analisis Vegetasi Lingkungan Alami Tetrastigma Glabratum di Hutan

Lindung Gunung Prau Sebelum dan Sesudah Eksploitasi Lianah, Sutrisno Anggoro, Henna Rya S., Munifatul Izzati .................................................... 202

6. Kajian Tingkat Trofik, Kelimpahan Fitoplankton, dan Perilaku Masyarakat pada Eutrofikasi di Situ Bamban Desa Kedungwringin Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas

Mira Media Pratamaningsih, Moh. Husein Sastranegara, Totok Agung Dwi Haryanto ........... 212 7. Keanekaragaman Jenis dan Struktur Vegetasi Mangrove di Desa Sidodadi Kecamatan

Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Mukhlisi, Ign. Boedi Hendrarto, Hartuti Purnaweni ................................................................. 218 8. Evaluasi Karakteristik Daerah Tangkapan Air sebagai Acuan Kegiatan Konservasi Sumber

Daya Air Purboseno, S., Bambang, A.N., Suripin, Hadi, S.P.. .................................................................................................... 226 9. Penilaian Daya Dukung Wisata Berdasarkan Aspek Biofisik Pada Obyek Wisata Bumi

Perkemahan Palutungan di Taman Nasional Gunung Ciremai Silvia Lucyanti, Boedi Hendrarto, Munifatul Izzati ................................................................... 232

Page 6: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 v

V. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim ....................................................................................... 241

1. Pemanfaatan Teknologi Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Lahan Berpotensi Longsor

Agus Wuryanta ........................................................................................................................... 241 2. Penilaian Potensi Bencana Longsor Berdasarkan Tingkat Kerentanan di Kabupaten Tegal Anggun Prima Gilang Rupaka, Sudarno, Suharyanto................................................................ 249 3. Mitigasi Daerah Berpotensi Longsor pada Daerah Perbukitan dan Pegunungan Beny Harjadi .............................................................................................................................. 253 4. Penentuan Musim Hujan, Kemarau, dan Transisi di Kawasan DAS Brantas, Surabaya Eddy Hermawan Dan Lely Qodrita Avia ................................................................................... 258 5. Adaptasi Nelayan Perikanan Tangkap Pulau Moro Karimun Kepulauan Riau terhadap

Perubahan Iklim Heni Rindayati, Indah Susilowati, Boedi Hendrarto .................................................................. 265 6. Adaptasi Nelayan terhadap Perubahan Iklim dalam Pemanfaatan Ruang Pesisir (Studi Kasus:

Desa Batu Belubang, Bangka) Ira Adiatma, Azis Nur Bambang, Hartuti Purnaweni ................................................................ 273 7. Perubahan Iklim di Cilacap, Jawa Tengah Berbasis Data Curah Hujan Observasi Periode

1901-2012 Lely Qodrita Avia Dan Eddy Hermawan ................................................................................... 278 8. Pemetaan Kondisi Tanah dan Vegetasi sebagai Upaya Mengurangi Terjadinya Bencana

Gerakan Tanah di Desa Rahtawu Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Maeri Riani, Sri Prabandiyani, Munifatul Izzati ........................................................................ 284 9. Pulau Bahang Kota (Urban Heat Island) di Yogyakarta Hasil Interpretasi Citra Landsat TM

Tanggal 28 Mei 2012 Suksesi Wicahyani, Setia Budi Sasongko, Munifatul Izzati ........................................................ 289 10. Pengaruh Fenomena Urban Heat Island (UHI) terhadap Temperature Humidity Index (THI)

Wilayah Kota Semarang Wiweka, Rizki Abdul Basit, Suwarsono, Jalu T Nugroho ........................................................... 295 11. Gambaran Pemanfaatan Kotoran Ternak sebagai Upaya Mendukung Penggemukan Sapi

Potong yang Berkelanjutan di Desa Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang B. Ananto Kasworo, Munifatul Izzati, Kismartini ...................................................................... 306

VI. Pengelolaan Lingkungan Pesisir, Pantai, dan Pulau .................................................................... 312

1. Kelimpahan Larva Ikan pada Perairan Terumbu Karang Kawasan Barat Kepulauan Karimunjawa, Jepara

Abdul Hadi, Diah Permata Wijayanti, Rudhi Pribadi, Mujiyanto ............................................. 312 2. Pengaruh Konservasi Mangrove terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir

Kabupaten Rembang Diah Auliyani, Boedi Hendrarto, Kismartini ............................................................................. 317 3. Prediksi Kualitas Sedimen di Perairan Pulau Bacan Berdasarkan Pendekatan Analisis Indeks Edward dan A. Sediadi ............................................................................................................... 322 4. Pengaruh Jenis dan Kerapatan Vegetasi Mangrove terhadap Kandungan Cd dan Cr Sedimen

di Wilayah Pesisir Semarang dan Demak Endah Dwi Hastuti, Sutrisno Anggoro, Rudhi Pribadi .............................................................. 331 5. Identifikasi Kerusakan Pantai Melalui Kegiatan Survei Lapangan di Kabupaten Bengkulu

Tengah Propinsi Bengkulu Fadilah, Suripin, Dwi P Sasongko ............................................................................................. 337 6. Urgensi Pengelolaan Kawasan Pesisir Teluk Ambon Ditinjau dari Aspek Sumberdaya

Meroplankton Hanung Agus Mulyadi ................................................................................................................ 342 7. Kelimpahan Perifiton Padang Lamun di Kawasan Perairan Pulau Kembar, Kec.

Karimunjawa, Kab. Jepara Hendrayana, Ambariyanto, Delianis Pringgenis ....................................................................... 349 8. Kajian Kondisi Lingkungan dan Kesesuaian Wisata Pantai Tanjung Pesona Jimmy Margomgom Tambunan, Sutrisno Anggoro, Hartuti Purnaweni .................................... 356 9. Dampak Abrasi Pantai terhadap Lingkungan Sosial (Studi di Desa Bedono, Sayung,

Kabupaten Demak) Kurnia Damaywanti ................................................................................................................... 363 10. Strategi Pengelolaan Potensi Perikanan Pulau-Pulau Kecil Berbasis Masyarakat di Pulau

Salura Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur

Page 7: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 vi

Lebrina Ivantry Boikh, Supriharyono, Ign Boedi Hendrarto ..................................................... 368 11. Pengaruh Penerapan Wanamina di Kota Semarang terhadap Kualitas Lingkungan Tambak

dan Pertumbuhan Udang Rini Budihastuti .......................................................................................................................... 374 12. Potensi Lestari Sumberdaya Ikan Demersal (Analisis Hasil Tangkapan Cantrang yang

Didaratkan di TPI Wedung Demak) Rochmah Tri Cahyani, Sutrisno Anggoro, Bambang Yulianto ................................................... 378 13. Indeks Keberlanjutan Ekologi Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vanname) di Beberapa

Desa Kawasan Minapolitan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sri Wahyuni Sitorus, Sutrisno Anggoro, Bambang Yulianto ...................................................... 384 14. Pengelolaan Lingkungan Perairan Sui Bakau Besar Laut Akibat Pengaruh Leachate terhadap

Saprobitas Perairan (Model Prakiraan Sebaran Dampak Lingkungan Terjauh Berdasarkan Pasang Surut & Arus dengan Formula Wolinsky, 2005 )

Wartiniyati, Budi Hendrarto, Henna Rya Sunoko, Sutrisno Anggoro ........................................ 390 15. Kondisi Intrusi Air Laut terhadap Air Tanah pada Akuifer di Kota Semarang Edy Suhartono, Purwanto, Suripin ............................................................................................. 396

VII. Pengelolaan Tata Ruang Berwawasan Lingkungan dan Green Building ................................... 402

1. Perencanaan & Perancangan Kota Postmodern Berdasarkan Kearifan Lokal Menuju Kota-Hijau Berkelanjutan A. Rudyanto Soesilo.................................................................................................................... 402

2. Analisis terhadap Kendala Utama serta Perubahan yang Dimungkinkan dari Pengelolaan Lingkungan di Kawasan Ziarah Umat Katholik Gua Maria Kerep Ambarawa Ari Wibowo, Boedi Hendrarto, Agus Hadiyarto ...................................................................... 409

3. Pengembangan Hutan Rakyat: Upaya Mewujudkan Tata Ruang Berwawasan Lingkungan Nana Haryanti ............................................................................................................................ 415

4. Kajian Green Building Berdasarkan Kriteria Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development) pada Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro Semarang Rahayu Indah Komalasari, Purwanto, Suharyanto .................................................................... 422

5. Kajian Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Pemukiman di Kampung Brambangan dan Perumahan Sambak Indah, Purwodadi Yakub Prihatiningsih, Imam Buchori, Hadiyanto ...................................................................... 427

6. Kajian Emisi Co2 Berdasarkan Penggunaan Energi Rumah Tangga sebagai Penyebab Pemanasan Global (Study Kasus Perumahan Sebantengan, Gedang Asri, Susukan RW 07. Kab. Semarang) Mira Tri Wulandari, Hermawan, Purwanto ............................................................................... 432

VIII. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan .......................................................... 439

1. Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Teluk Ambon dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Pesisir Adi Mulyanto .......................................................................................................................... 439

2. Hubungan Koefisien Biokinetik pada Proses Lumpur Aktif Completely Mixed Menggunakan atau Tanpa Resirkulasi Allen Kurniawan dan Yanuar Chandra Wirasembada ........................................................... 445

3. Konsep Kesetimbangan Massa dan Aliran Hidrolik Model Completely Mixed pada Unit Pengolahan Air Limbah Industri Allen Kurniawan ..................................................................................................................... 452

4. Kualitas Air Sungai Jiglong di Kabupaten Pati Jawa Tengah Arieyanti Dwi Astuti ............................................................................................................... 460

5. Efisiensi Pengolahan Amonium Berkonsentrasi Tinggi dalam Lindi pada Sistem Evapotranspirasi Anaerobik secara Kontinyu Badrus Zaman, Purwanto, Sarwoko Mangkoedihardjo .......................................................... 466

6. Logam Berat Timbal (Pb) pada Ikan Belanak di Perairan Segara Anakan Cilacap Cahyadi, Moh. Husein Sastranegara, Agung Dhamar Syakti................................................. 471

7. Potensi Keberadaan Polutan Kloroanilin di Sungai Citarum Akibat Biotransformasi Pewarna Azo dari Air Limbah Tekstil Edward Suhendra, Purwanto, Edwan Kardena ...................................................................... 475

8. Pengolahan Limbah Cair Industri Kerupuk dengan Sistem Subsurface Flow Constructed Wetland Menggunakan Tanaman Typha Angustifolia Studi Kasus Limbah Cair Sentra Industri Kerupuk Desa Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu Jawa Barat

Page 8: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 vii

Hamdani Abdulgani, Munifatul Izzati, Sudarno ..................................................................... 482 9. Kandungan Logam Berat pada Air, Sedimen, dan Plankton di Daerah Penambangan

Masyarakat Desa Batu Belubang Kabupaten Bangka Tengah Hasti Wahyuni, Setia Budi Sasongko, Dwi P. Sasongko......................................................... 488

10. Kandungan Logam Berat di Perairan Laut Kabupaten Pati Herna Octivia Damayanti ....................................................................................................... 495

11. Kajian Pengelolaan Air Limbah Sentra Industri Kecil dan Menengah Batik dalam Perspektif Good Governance di Kabupaten Sukoharjo

M. Wawan Kurniawan, Purwanto, Sudarno ........................................................................... 502 12. Metode Pengolahan Effluent Limbah Sistem Vertical dan Horizontal Sub Surface Flow

Wetland Terhadap Pengurangan Nitrit dan Amonia di P.T. Phapros Semarang Nikola Fibrian F., Hena Rya Sunoko, Munifatul Izzati .......................................................... 511

13. Keragaan Kandungan Logam Berat Cd dalam Tanah dan Beras di Lokasi Pengembangan Padi Organik di Kabupaten Magelang

Yulis Hindarwati, Samijan, Arif Anshori ................................................................................ 515 14. Sebaran Emisi Gas Rumah Kaca dari Peternakan di Provinsi Jawa Tengah

Cicik Oktasari H. dan Nurhasan ............................................................................................ 521 15. Efisiensi Penggunaan Pupuk-N untuk Pengurangan Kehilangan Nitrat pada Lahan

Pertanian Ari Triyono, Purwanto, Budiono ............................................................................................ 526

16. Unjuk Kemampuan Katalis Tembaga Berlapis Mangan dalam Mengurangi Emisi Gas Carbon Monoksida Motor Bensin

R.M. Bagus Irawan, Purwanto, Hadiyanto ............................................................................. 532 17. Status Pencemaran Cd dan Pb pada Perairan Kota Dumai

Yusni Ikhwan Siregar dan P. Chandra ................................................................................... 542 18. Pengelolaan Lingkungan Industri Pengolahan Limbah Fillet Ikan

Tri Setyo Wibowo, Purwanto, Bambang Yulianto .................................................................. 547

IX. Valuasi dan Ekonomi Lingkungan ............................................................................................. 551

1. Pengelolaan Shodaqoh Sampah di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakart Abdul Fatah, Tukiman Taruna , Hartuti Purnaweni .............................................................. 551 2. Kajian Kualitas Lingkungan Mangrove di Dukuh Tambaksari Kecamatan Sayung,

Kabupaten Demak Fariha Ainun Azkia, Sutrisno Anggoro dan Tukiman Taruna ................................................ 556 3. Pengelolaan Lingkungan di Sentra Pengasapan Ikan Desa Wonosari Kecamatan Bonnag

Kabupaten Demak Hidayatus Shoimah, Hartuti Purnaweni, Bambang Yulianto ................................................. 564 4. Meanstreaming Kebijakan Ekonomi Hijau dalam Kebijakan Pembangunan dan Anggaran

Pemerintah Joko Tri Haryanto................................................................................................................... 571

5. Pengelolaan Jasa Lingkungan Air di Dusun Kerandangan, Kabupaten Lombok Barat Kurniasih Nur Afifah, Azis Nur Bambang, Sudarno .............................................................. 577

6. Kajian dan Peluang Penerapan Produksi Bersih pada Peternakan Penggemukan Sapi Rachma Herdinaya Ajie .......................................................................................................... 585

7. Kuantifikasi Jasa Lingkungan PLTA Jelok dan Timo Purboseno, S., Bambang, A.N., Suripin, Hadi, S.P ................................................................. 593

8. Identifikasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air di KSA/KPA Merapi Propinsi Sumatera Barat Yonky Riska, Aziz Nur Bambang, Budiyono ........................................................................... 598

9. Penilaian Ekoefisiensi Budidaya Intensif Udang Vanname (Litopenaeus Vannamei) Berbasis Teknologi Bioflok Ma’in, Sutrisno Anggoro, Setia Budi Sasongko, Supito.......................................................... 604

10. Kemampuan Adaptasi Perempuan dalam Mitigasi Bencana di Kota Rawan Bencana (Studi Kasus Kecamatan Padang Barat Kota Padang) Henita Rahmayanti ................................................................................................................. 612

11. Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass) Di Pulau Bacan dan Morotai, Maluku Utara Fasmi Ahmad .......................................................................................................................... 619

Page 9: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 viii

LAPORAN KETUA PANITIA

SEMINAR NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

TAHUN 2013

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua Yth. Bapak Rektor UNDIP. Yth. Bapak Direktur Program Pascasarjana Undip Yth. Bapak Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Undip Yth. Bapak Ketua Program Magister Ilmu Lingkungan Unpad, Yth. Bapak Ketua Program Magister Ilmu Lingkungan Unri Yth. Bapak/Ibu Kepala Badan/Dinas/Instansi Provinsi Jawa Tengah maupun Kabupaten/

Kota, atau yang mewakili Yth. Para Peserta Seminar, Pemakalah, Undangan dan segenap Panitia Seminar Nasional

Pengelolaan SDA & Lingkungan yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, serta, tentu saja, atas tersedianya sumberdaya waktu, kesempatan, dan kesehatan, sehingga kita dapat berkumpul bersama di ruang ini, untuk pelaksanaan Seminar Nasional, Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan. Kami mengucapkan selamat datang kepada para peserta, pemakalah, dan seluruh undangan. Dalam rangka pelaksanaan seminar ini, perkenankanlah kami, selaku panitia melaporkan hal-hal, sebagai berikut :

TEMA

Tema Utama Seminar Nasional ini adalah “ Optimasi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan”. TUJUAN

1. Merumuskan langkah strategis dalam rangka optimasi pengelolaan sumberdaya alam untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan

2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah, steakholder dan masyarakat terkait perencanaan dan implementasi kebijakan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.

3. Menyediakan sarana publikasi hasil pemikiran, kajian, penelitian, telaah kritis & pengabdian masyarakat terkait pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Hari /Tanggal : Selasa, 27 Agustus 2013 Waktu : 08.00 - 16.30 WIB Tempat : Ruang Seminar Prof Ir Soemarman Lt 6 Gedung A Pascasarjana

Undip. Jl Imam Bardjo, SH No 3 Semarang

KEYNOTE SPEAKER

Keynote Speaker Seminar kali ini adalah Menteri Kelautan dan Perikanan RI “Bpk Sharif C Sutradjo” dengan judul Makalah Utama Blue Ekonomi untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan, sedianya beliau hadir saat ini bersama kita, namun karena beberapa hal makalah utama akan disampaikan pada pukul 14.00 WIB

Page 10: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 ix

PRESENTASI MAKALAH

Sebanyak 103 orang telah terdaftar sebagai pemakalah, yang berasal dari : Instansi Pemerintah dan perorangan diantaranya dari Kementerian Kehutanan, Kementerian

Pertanian, Kementerian Keuangan, LIPI, LAPAN, BPPT, Pemda, dan Pemerhati Lingkungan sejumlah 30 Pemakalah

Akademisi, yang terdiri dari Dosen, mahasiswa program magister dan doktor antara lain dari Undip, Unpad, Unri, UNJ, IPB, Unsoed, ITS, UNIKA dan UNMUL Samarinda sebanyak 73 pemakalah

Pemakalah akan memperesentasikan hasil penelitiaan, kajian dan telaah kritis tentang pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Presentasi akan dibagi dalam 9 kelompok subtema, yaitu :

1. Kebijakan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan 2. Pemberdayaan SDM dan pendidikan berbasis lingkungan 3. Pengelolaan tata ruang berwawasan lingkungan dan green building 4. Konservasi sumberdaya alam dan lingkungan 5. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan 6. Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim 7. Valuasi dan Ekonomi lingkungan 8. Pengelolaan lingkungan pesisir, pantai dan pulau, serta 9. Sanitasi dan Kesehatan lingkungan

Tidak lupa, pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak sponsor, yang turut membatu pendanaan seminar ini yaitu Kantor Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa, Kementerian Lingkungan Hidup, Bank BNI 46 cabang Undip dan Bpk Joko Sutrisno sebagai donatur. Terima kasih juga atas dukungan, arahan dan bimbingan Ketua Program, Sekretaris Progam Doktor dan Magister, Program Studi Ilmu Lingkungan Undip, beserta staff pengelola. Tentu saja ucapan terima kasih tak terhingga kepada teman-teman panitia atas kerja kerasnya dalam penyelenggaraan seminar pada hari ini.

Demikian yang dapat kami laporkan dan selanjutnya mohon perkenan Yth. Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Undip, Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA. untuk memberikan bingkai dan pengarahan sekaligus membuka secara resmi pelaksanaan Seminar Nasional kali ini.

Sekian, terima kasih Wassalamu’allaikum Wr. Wb.

Page 11: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 x

Sambutan Rektor Undip Assalamu’alaikum Wr. Wb. Yth. Bapak Menteri Kelutan dan Perikanan RI. Yth. Bapak Direktur Program Pascasarjana Undip Yth. Bapak Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Undip Yth. Bapak/Ibu Kepala Badan/Dinas/Instansi Provinsi Jawa Tengah maupun Kabupaten/

Kota, atau yang mewakili Yth. Bapak/Ibu Peserta Seminar, Pemakalah, Undangan dari instansi dan akademisi serta

segenap Panitia Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Aalam & Lingkungan yang berbahagia.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga kita dapat berkumpul bersama di ruang seminar ini, untuk pelaksanaan Seminar Nasional, Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan tahun 2013. Kehadiran dan partsipasi nyata dalam kegiatan ini adalah sebuah sumbangsih pada langkah-langkah pelestarian dan perbaikan lingkungan.

Para hadirin, bapak, ibu peserta dan tamu undangan yang berbahagia. Saya mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya kegiatan seminar nasional ini, semoga hasil-hasil penelitian dan kajian dari para pemakalah benar-benar menghasilkan gagasan yang akan membawa kemaslahatan bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Seminar Nasional ini adalah hasil kerjasama Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan Undip, Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Unpad dan Program Studi Ilmu Lingkungan Unri. Panitia menyampaikan ada 103 makalah hasil penelitian yang telah masuk dan siap mempresentasikan dihadapan 128 peserta dari berbagai instansi dan institusi pendidikan dari seluruh Indonesia. Hasil-hasil penelitian para pemakalah tersebut. Hasil-hasil penelitian dan kajian para pemakalah merupakan sumbangan pemikiran yang sangat penting bagi kebijakan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan sebagai modal utama untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Para hadirin yang berbahagia, dalam rangka mensukseskan agenda pembangunan berkelanjutan, kegaiatan ekonomi harus selalu mempertimbangkan aspek lingkungan. Harmonisasi aktivitas manusia dan lingkungan akan membawa keuntungan yang lebih, karena jika kelestarian lingkungan dapat terjaga bukan hanya memberi maanfaat dalam bagi generasi sekarang tapi untuk generasi yang akan datang.

Para Hadirin yang berbahagia, demikian sambutan yang dapat saya sampaikan semoga acara ini bisa berjalan dengan lancar dan dapat menghasilkan gagasan-gagasan baru untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan berguna bagi kemaslahatan masyarakat Indonesia.

Wassalamu’allaikum Wr. Wb.

Page 12: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 xi

Makalah Utama Oleh Keynote Speaker

Menteri Kealutann dan Perikanan RI

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yth. Bapak Rektor Undip. Yth. Bapak Direktur Program Pascasarjana Undip Yth. Bapak Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Undip Yth. Bapak/Ibu Tamu Undangan. Yth. Bapak/Ibu Para Peserta Seminar, Pemakalah dan Panitia Seminar Nasional yang

berbahagia.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Dalam rangka seminar nasional ini, saya akan menyampaikan paparan terkait

pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan terutama sektor kelautan dan perikanan dalam mendukung

pembangunan berkelanjutan.

Judul makalah :

PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DALAM MEWUJUDKAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Konsep Sustainable Development dirumuskan untuk mengkritisi krisis ekonomi, termasuk

pangan, air, dan energi di terutama di Negara-negara berkembang, sebagai akibat keserakahan

dan ketidak hati-hatian manusia dalam mengelola sumberdaya alam.

Definisi: “sustainable development is defined as development that meet the needs of the present

without comprosing the ability of future generations to meet their own needs” (World Commission

on Environment and Development, 1987).

Paradigma pembangunan berkelanjutan menjiwai lahirnya Ketatalaksanaan Perikanan yang

Bertanggung Jawab (Code of Conduct for Responsible Fisheries - CCRF) oleh FAO pada tahun

1995.

Page 13: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 xii

INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULUAN

INDONESIA NEGARA KEPULAUAN:

Jumlah pulau 17.504

Panjang garis pantai 104.000 km

Luas lautan 5,8 juta km2 (terdiri dari 2,3 juta km2 perairan kepulauan, 0,8 juta km2 periran tritorial,

dan 2,7 juta km2 perairan ZEEI)

Luas daratan 1.910.931,32 km2

POSISI GEOGRAFIS:

Berada di daerah tropis dalam posisi silang antar 2 benua (Benua Asia dan Benua Australia) serta 2

samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia)

Perubahan musim diakibatkan oleh perubahan musim yang terjadi di kedua benua

Pertukaran masa air antara kedua samudera akan melalui perairan Indonesia dan mempengaruhi

kehidupan di laut

ANCAMAN LINGKUNGAN:

Kerusakan lingkungan dan pencemaran

Pemanasan global dan perubahan iklim

KARAKTERISTIK LAUT INDONESIA

1. Laut Indonesia dan selat-selatnya merupakan alur transportasi Internasional yang ramai,

menghubungkan antara Benua Asia, pantai Barat Amerika dan Benua Eropa

2. Lautan Indonesia merupakan wilayah Marine Mega-Biodiversity terbesar di dunia, memiliki 8.500

species ikan, 555 species rumput laut dan 950 species biota terumbu karang

3. Tiga lempeng tektonik (lempeng Eurasia; Indo-Australia dan Lempeng Pasifik), bertemu di

wilayah Indonesia. Pertemuan lempeng tektonik tersebut memicu terjadinya gunung api, serta

gempa bumi. Secara bersamaan, keadaan ini merupakan prasyarat pembentukan sumberdaya

mineral, minyak bumi dan gas di darat maupun laut

4. Arus laut dari Samudera Pasifik melewati Kepulauan Indonesia menuju Samudera Hindia.

Karakteristik oseanografi khas Indonesia merupakan indikator muncul dan lenyapnya El-nino dan

La-nina, yang mempengaruhi perubahan iklim global, dan berdampak pada kemarau panjang,

banjir, gagal panen, kebakaran hutan serta naik turunnya produksi perikanan

Page 14: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 xiii

POTENSI PERIKANAN TANGKAP

POTENSI PERIKANAN BUDIDAYA

No JENIS BUDIDAYA

POTENSI (ha)

PEMANFAATAN (ha)

1 Tambak 2.963.717 682.857

2 Kolam 541.100 146.577

3 Perairan Umum 158.125 1.390

4 Sawah 1.536.289 165.688

5 Laut 12.545.072 117.469

Jumlah 17.744.303 1.113.881

CAPAIAN PERTUMBUHAN PDB PERIKANAN

Pertumbunan PDB Perikanan tahun 2012 mencapai 6,48%

Pertumbuhan PDB Perikanan tahun 2012 lebih tinggi dibanding pertumbuhan PDB Pertanian dan

PDB Nasional

CAPAIAN PRODUKSI PERIKANAN

Produksi perikanan budidaya meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan produksi perikanan

tangkap

Peningkatan produksi perikanan harus diikuti dengan pengembangan pasar domestik dan

internasional

CAPAIAN PRODUKSI GARAM RAKYAT

Ekspor hasil perikanan telah mengarah pada produk bernilai tambah

Pertumbuhan nilai ekspor 2011-2012 :

Page 15: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 xiv

o Perikanan : 11,62%

o Nasional : - 6,25%

Pertumbuhan nilai impor 2011-2012

o Perikanan : - 15,43%

o Nasional : 9,40%

Neraca Perdagangan 2012 :

o Perikanan : surplus USD 3,52 miliar atau 81,11% dari total transaksi perdagangan

ekspor impor

o Nasional : defisit USD -1,33 miliar

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2012

PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

VISI

Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk

Kesejahteraan Masyarakat

MISI

Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk Kelautan dan Perikanan

Memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Page 16: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 xv

PRINSIP DASAR KEBIJAKAN INDUSTRIALISASI PERIKANAN

1. Peningkatan nilai tambah

2. Peningkatan daya saing

3. Modernisasi sistem produksi hulu dan hilir

4. Penguatan pelaku industri kelautan dan perikanan

5. Berbasis komoditas, wilayah dan sistem manajemen

6. Berkelanjutan

7. Transformasi sosial

PRINSIP-PRINSIP BLUE ECONOMY

BEYOND SUSTAINABILITY:

o Nature efficiency

o Zero waste: leave nothing to waste – waste for one is a food for another - waste from one

process is resource of energy for the other

o Social inclusiveness: self-sufficiency for all – social equity-more job, more opportunities for the

poor

o Cyclic systems of production: endless generation to regeneration, balancing production and

consumption

o Open-ended innovation and adaptation: the principles of the law of physics and continuous

natural adaptation

SHIFTING ECONOMIC PARADIGM:

o System thinking: learning from nature – using the logic of ecosystems

o Changing the way of doing business:

Redefining core business: core business defined by core competence

Endless innovation: innovation creates opportunities

Visionary and Creativity

Page 17: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 xvi

PERBEDAAN KONSEP BLUE ECONOMY DAN GREEN ECONOMY

INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN BLUE ECONOMY

Berbasis SDA

Keunggulan komparatif

Peningkatan produksi (volume)

Sus-sistem terputus

Subsisten

Berbasis SDA, Industri, dan Jasa

Keunggulan kompetitif berbasis keunggulan komparatif

Sinergitas pemangku pekentingan : KKP incorporated

Konektivitas

Inovatif

Peningkatan nilai tambah, value, daya saing : lapangan kerja

Produk primer bermutu/bahan baku industri/produk olahan

Limbah menjadi produk daur ulang bernilai ekonomi

Berorientasi pasar domestik dan internasional

Page 18: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

ISBN 978-602-17001-1-2 xvii

Integrasi hulu-hilir

Multiplier effect : pendapatan

3 Sasaran KKP

Pertumbuhan ekonomi nasional (pertumbuhan PDB, nilai ekspor, ketahanan pangan)

Manfaat bagi pelaku (NTN, lapangan kerja)

Ramah lingkungan (zero waste, keberlanjutan)

SINERGI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI DAN BLUE

ECONOMY

PENERAPAN BLUE ECONOMY

Economic growth

People income increase

More jobs opportunity

>>>> Maintaining >>>>

Environment

Blue Ocean

Blue Sky

MODEL MODEL BLUE ECONOMY

Industrialisasi tuna, tongkol, dan cakalang model blue economy

Produk turunan dari limbah udang dan crustasea

Model industrialisasi rumput laut berbasis blue economy

Minawisata berbasis sumber daya kelautan dan jasa lingkungan pulau-pulau kecil

SINERGI PENGEMBANGAN BLUE ECONOMY

Page 19: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

 

  ISBN 978-602-17001-1-2 415  

Pengembangan Hutan Rakyat: Upaya Mewujudkan Tata Ruang Berwawasan Lingkungan Nana Haryanti

Peneliti pada Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Email: [email protected]

ABSTRACT

Land degradation in Wonosobo regency with the level of soil erosion reaches 180 ton/hectare/year pushes local government to immediately designing real actions to prevent further destruction of the region. One of the most efficient and potential solution for this problem is development of private forest that at this moment its large area achieves 18.909,72 ha. Private forest serves many functions for the people living in this region, the functions include livelihood and income generation, food security, and ecological function. This paper is aimed to present private forest development by local government of Wonosobo regency for the end purpose namely improvement of environmental quality and well being. This paper discusses the ecological benefits from development of private forest, it explores activities, efforts, and strategies done by local government of Wonosobo regency for development of private forest. Research was done in 2012 through the application of qualitative research method. This research method was chosen as a promising tool to explore deep information about spatial planning, policy strategies, and infrastructures that are prepared for development of private forest for sustainable spatial planning. Results showed that the growth of private forest in this region up to 20,89% from the total area of Wonosobo proved high commitment of local government to develop sustainable region. The commitment was presented in many private forest programs, farmer industry partnership schemes, credits and incentives for farmers or landholders. Keywords: forest, spatial planning, sustainability

ABSTRAK

Degradasi lahan di kabupaten Wonosobo dengan tingkat erosi yang mencapai 180 ton/hektar/tahun mendesak

pemerintah daerah untuk segera melakukan tindakan nyata melakukan pencegahan kerusakan kawasan lebih lanjut. Salah satu solusi paling efisien dan prospektif pada daerah ini adalah pengembangan hutan rakyat yang saat ini luasnya mencapai 18.909,72 ha. Hutan rakyat memiliki fungsi yang beraneka ragam bagi masyarakat daerah ini antara lain sebagai penyedia lapangan kerja, meningkatkan pendapatan rumahtangga, penjaga ketahanan pangan, dan penjaga ekosistem wilayah. Makalah ini bertujuan mendiskusikan upaya pengembangan hutan rakyat yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo untuk tujuan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Makalah ini menganalisi manfaat lingkungan yang bisa dirasakan dengan perkembangan hutan rakyat serta dipaparkan, kegiatan, upaya-upaya dan strategi yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten Wonosobo untuk pengembangan hutan rakyat. Penelitian dilakukan pada tahun 2012 menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk menggali informasi mengenai perencanaan wilayah, strategi kebijakan yang dibuat serta infrastruktur yang disiapkan bagi pengembangan hutan rakyat untuk tujuan perencanaan wilayah yang berwawasan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkembangnya hutan rakyat dikawasan ini, yang saat ini luasnya mencapai 20,89% dari luas total wilayah kabupaten Wonosobo menunjukkan tingginya komitment pengembangan wilayah berwawasan lingkungan dari pemerintah daerah setempat. Komitment ini dituangkan pada berbagai program-program hutan rakyat, skema kemitraan berbasis kelestarian dengan industri, kredit dan insentif yang diberikan kepada petani hutan rakyat. Kata kunci: hutan, lestari, perencanaan tataruang

1. PENDAHULUAN

Kesadaran akan pentingnya konsep kelestarian dalam pengembangan kawasan dan pengelolaan lanskap mulai tumbuh dalam berbagai kebijakan pemerintah. Konsep kelestarian diperlukan untuk menjawab kompleksitas persoalan akibat meningkatnya jumlah penduduk, semakin berkurangnya sumber daya alam yang tersedia dan menurunnya kualitas lingkungan hidup manusia. Konsep kelestarian dimaksudkan sebagai upaya untuk menjamin kemampuan alam dalam mendukung kehidupan manusia (Leitao & Ahern, 2002). Sebagai upaya mendukung konsep kelestarian, pemerintah mengeluarkan dua peraturan yaitu UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP No 26 tahun 2008 tentang

Page 20: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

 

  ISBN 978-602-17001-1-2 416  

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Kedua peraturan tersebut menekankan pentingnya memberikan perhatian kepada pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.

Kabupaten Wonosobo merupakan daerah pegunungan yang terletak pada ketinggian 275-2.250 mdpl, merupakan kawasan yang memiliki fungsi penyangga wilayah dibawahnya. Wonosobo merupakan hulu dari 3 daerah aliran sungai (DAS) yaitu sungai Serayu, Bogowonto dan Luk Ulo. Lebih dari 30% wilayahnya memiliki kemiringan 40 derajat, dengan curah hujan rata-rata per tahun mencapai 1713-4255 mm/tahun mengakibatkan Wonosobo sangat rentan terhadap kejadian tanah longsor (Pemerintah Kabupaten Wonosobo, 2006). Aktivitas pertanian hortikultura di kawasan Dieng telah mengakibatkan kerusakan lingkungan. Tingkat erosi di wilayah ini telah mencapai 180 ton/ha/tahun (Suara Merdeka, 2011). Sebagai upaya mengatasi kerusakan lebih lanjut pemerintah daerah mengembangkan program-program rehabilitasi lahan di kabupaten Wonosobo salah satunya melalui pengembangan hutan rakyat.

Pengembangan hutan rakyat merupakan strategi perencanaan kawasan berwawasan lingkungan untuk menjamin kelestarian pembangunan (sustainable development). Perencanaan kawasan ditujukan untuk mengoptimalkan distribusi penggunaan lahan agar lebih sejalan dengan semangat kelestarian pembangunan terutama di daerah pedesaan (van Lier, 1998). Sebagai upaya memenuhi prinsip kelestarian ini, perencanaan kawasan harus melibatkan berbagai sektor secara terintegrasi agar secara ekologi, sosial, dan ekonomi menguntungkan (Leitao & Ahern, 2002). Sehingga tidak ada aspek dari kehidupan masyarakat yang dikorbankan demi menjaga stabilitas ekosistem.

Mempertimbangkan keseimbangan berbagai aspek seperti lingkungan, sosial, dan ekonomi sangat penting dalam pengelolaan kawasan karena akan sangat menentukan keberhasilan dan keberlanjutannya. Hutan merupakan sumber daya strategis karena mampu memenuhi ketiga pilar kelestarian (sustainable) yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 41 tahun 1999 hutan memiliki tiga fungsi pokok. Hutan memiliki fungsi produksi oleh karena itu pengembangan sektor kehutanan akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh keuntungan ekonomi dari penjualan kayu (rakyat). Hutan memiliki fungsi lindung sebagai penyangga kehidupan, pengatur tata air, pemelihara iklim mikro, pencegah banjir, pengendali erosi. Fungsi lindung ini sangat terkait dengan fungsi sosial dari hutan yaitu memberikan perlindungan kepada manusia yang berdiam disekitarnya. Fungsi konservasi dari hutan memberikan peluang bagi pengawetan keanekaragaman hayati. Begitu banyaknya manfaat yang diperoleh dari keberadaan hutan, maka pengembangan hutan rakyat kemudian digunakan sebagai strategi pengelolaan kawasan yang berwawasan lingkungan.

Makalah ini ditujukan untuk mendiskusikan dimensi pembangunan kawasan yang berkelanjutan di kabupaten Wonosobo. Makalah menjelaskan manfaat lingkungan yang bisa dirasakan masyarakat dari pengembangan hutan rakyat selain manfaat ekonomi dan sosial yang didapat. Makalah juga memaparkan strategi pemerintah daerah dalam pengembangan hutan rakyat sehingga mampu menjaga stabilitas kawasan.

2. METODE

Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena mampu menjelaskan secara glambang mengenai dinamika perkembangan hutan rakyat serta mampu menganalisis latar belakang yang dibangun untuk mengembangkan hutan rakyat. Penelitian dilakukan melalui serangkaian tahapan yaitu, (1) studi pustaka, (2) penelitian lapangan meliputi: kegiatan observasi, wawancara mendalam, dan diskusi kelompok, (3) pengolahan data, dan (5) analisa data.

Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah staf pemerintah kabupaten Wonosobo dan petani hutan rakyat sebanyak kurang lebih 30 informan. Pengolahan data dilakukan dengan cara menempatkan data hasil wawancara dan diskusi kelompok kedalam pola atau tema yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan analisa data dengan cara menghubungkan dan menginterpretasikan data dalam satu tema dan antar tema. Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan dari data yang ada. Triangulasi data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil wawancara dan diskusi kelompok dengan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Konsep pengembangan hutan rakyat

Hutan rakyat dikembangkan di Indonesia melalui sistem wanatani (agroforestry), yaitu suatu bentuk pemanfaatan lahan terpadu yang memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian, kehutanan, dan peternakan. Hutan rakyat mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1961melalui kegiatan rehabilitasi lahan. Rehabilitasi lahan dilakukan sebagai reaksi atas meningkatnya luas lahan kritis saat itu (Kariodiharjo, 2007). Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan melalui kegiatan konservasi lahan dan pada saat bersamaan diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Rehabilitasi lahan melalui pengembangan hutan rakyat diharapkan mampu mengendalikan

Page 21: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

 

  ISBN 978-602-17001-1-2 417  

erosi tanah. Jika erosi bisa dikontrol maka diyakini akan terjadi peningkatan produktivitas pertanian dan berdampak pada peningkatan pendapatan petani (Agus, 2011).

Hutan rakyat yang dikembangkan melalui sistem wanatani memiliki berbagai tujuan penting, terutama ketika hutan negara tidak lagi mampu memenuhi beragamnya kebutuhan manusia terkini seperti sebagai media penyerap karbon dan manajemen bencana. Oleh karena itu hutan yang dikembangkan pada lahan-lahan milik masyarakat merupakan satu-satunya alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Dikembangkannya hutan rakyat pada lahan-lahan milik juga memberikan pilihan kepada petani untuk bisa melakukan diversifikasi usaha tani serta memberikan kesempatan kepada petani untuk meningkatkan sumber daya atau asset yang dimiliki berupa kayu.

Hutan rakyat dikembangkan sebagai metode konservasi dan rehabilitasi karena beberapa alasan: Upaya melakukan rehabilitasi dan konservasi suatu wilayah tidak hanya didasari pertimbangan bahwa strategi

rehabilitasi dan konservasi secara ekologi menguntungkan namun secara sosial harus dapat diterima oleh masyarakat. Wanatani atau agroforestry sebenarnya merupakan praktek penggunaan lahan yang sudah lama dikembangkan oleh masyarakat, meskipun dahulu belum dikelola secara serius oleh petani untuk tujuan bisnis. Pada masa itu tanaman kayu hanya ditanam pada batas-batas lahan untuk kebutuhan sendiri seperti untuk membangun rumah dan penyedia kayu bakar. Oleh karena itu pengembangannya secara ekstensif dengan pola tanam kayu yang lebih rapat dapat diterima oleh petani, apalagi jika nilai ekonomi kayu sangat tinggi terutama jika mendapat dukungan dari industri-industri pengolahan kayu.

Kegiatan rehabilitasi dan konservasi dengan tanaman kayu lebih mudah dilakukan ketika konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dilaksanakan. Konsep pembangunan berkelanjutan menuntut pelaku pembangunan mempertimbangkan berbagai aspek dan dampaknya dalam melakukan proses produksi. Istilah berkelanjutan bermakna tidak dilakukannya eksploitasi yang berlebihan pada sumber daya alam yang bisa merusak daya dukungnya bagi keseimbangan ekosistem. Budidaya tanaman kayu memberikan peluang bagi perbaikan lingkungan hidup manusia karena membantu tanah memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah (Swallow & Ochala, 2006) sehingga pembangunan (desa) berkelanjutan bisa terus dilaksanakan.

3.2 Manfaat bagi lingkungan

Pengembangan hutan rakyat di Wonosobo merupakan suatu bentuk rancangan rehabilitasi dan konservasi kawasan dengan cara menempatkan tanaman kayu dalam jumlah yang tepat, dengan spesies tanaman yang sesuai, dan pada tempat yang tepat. Hal ini merupakan upaya memaksimalkan manfaat dari tanaman kayu dan meminimalkan kerugian yang muncul dengan tanaman kayu (Abel et al., 1997). Hutan rakyat diharapkan memainkan peranan dengan cara mendukung kegiatan penggunaan lahan yang dilakukan secara lestari. Pada upaya pengelolaan sumber daya alam dan pengelolaan lanskap yang berwawasan lingkungan, kehadiran tanaman kayu yang pada umumnya dilakukan menggunakan sistem wanatani mampu menyediakan jasa lingkungan seperti konservasi tanah, konservasi keanekaragaman hayati, penyerapan karbon dan meningkatkan kualitas dan kuantitas air (Nair, 2011). Petani kabupaten Wonosobo pada umumnya hanya menguasai kurang lebih 0,5 ha lahan pertanian, oleh karena itu intensifikasi sering kali dilakukan untuk pertanian tanaman semusim. Kondisi ini menyebabkan semakin rendahnya produktivitas lahan, namun kombinasi tanaman pertanian dengan perkembangan tanaman kayu melalui program hutan rakyat mampu memberikan perlindungan pada kerusakan tanah lebih lanjut.

Manfaat lingkungan yang diterima masyarakat kabupaten Wonosobo dari pengembangan hutan rakyat antara lain: Hutan rakyat sengon mampu membantu mengawetkan mata air.

Masyarakat menyatakan bahwa kualitas mata air semakin membaik seiring dengan perkembangan hutan rakyat terutama di kecamatan-kecamatan Leksono, Wadaslintang, Kaliwiro, Kepil, Kalibawang. Penelitian yang dilakukan Cannell, van Noordwijk dan Ong (1996) memberikan penjelasan bahwa tanaman kayu/pohon dapat meningkatkan hasil air. Kondisi ini dapat berlangsung ketika tanaman kayu memanfaatkan air hujan untuk pertumbuhannya, kemudian tanaman kayu membantu mengurangi penguapan (evaporation) air tanah, mengurangi terjadinya aliran permukaan (runoff), serta membantu mengembalikan air ke atmosfer melalui stomata.

Hutan rakyat mampu meningkatkan kesuburan tanah. Nair (2011) menjelaskan tanaman kayu mampu meningkatkan produktivitas tanah melalui peningkatan N2. Tanaman kayu memiliki akar yang mampu mengambil nutrisi yang terkandung di dalam tanah yang dalam, akar-akar tanaman kayu juga dapat menyumbang perbaikan kondisi fisik tanah. Akar tanaman kayu mampu meningkatkan infiltrasi air dan meningkatkan penyimpanan air dengan cara menambah jumlah pori-pori tanah. Makro pori yang terbentuk memungkinkan air permukaan dan udara masuk ke dalam tanah, melalui cara ini erosi tanah akan berkurang. Akar tanaman dan batang pohon juga bertindak sebagai penghalang sehingga aliran air berkurang dan sedimen tertahan (Smith, 2010).

Page 22: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

 

  ISBN 978-602-17001-1-2 418  

Pupuk organik yang dihasilkan dari dedaunan pohon akan mengurangi penggunaan pupuk kimia sehingga pencemaran tanah bisa dicegah. Akar pohon mengambil nutrisi dari tanah dan mengembalikannya lagi ke tanah melalui daun yang berjatuhan (Smith, 2010).

Hutan rakyat mampu menciptakan iklim mikro yang produktif bagi pengembangan tanaman lain. Smith (2010) menjelaskan bahwa tanaman kayu/pohon memberikan perlindungan terhadap kejadian cuaca ekstrim dengan cara memodifikasi suhu udara disekitarnya. Perlindungan yang diberikan memberikan kesempatan kepada tanaman semusim untuk tetap tumbuh pada cuaca yang tidak menentu. Dengan demikian petani tidak merugi karena mengalami gagal panen.

3.3 Perencanaan kawasan berwawasan lingkungan dengan hutan rakyat

Kabupaten Wonosobo merupakan wilayah yang secara fisik sangat sesuai untuk kegiatan pertanian baik itu pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan kehutanan. Sebagai upaya memajukan kegiatan pertanian pemerintah daerah mengeluarkan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang didalamnya mengatur bagaimana wilayah diatur untuk mewujudkan daerah yang berbasis agroindustri dan pariwisata yang didukung pertanian yang berkelanjutan. Konsep pertanian yang berkelanjuan menuntut pemerintah daerah untuk memberikan perhatian pada peningkatan fungsi pelestarian kawasan lindung. Secara umum disadari bahwa beberapa kawasan yang termasuk dalam kawasan lindung di kabupaten Wonosobo saat ini dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat. Oleh karena itu pemerintah menetapkan komitmennya memulihkan secara bertahap kawasan lindung yang telah mengalami penurunan fungsi seperti kawasan Dieng.

Pemerintah daerah kabupaten Wonosobo merencanakan perluasan hutan rakyat sampai 19.185 ha sampai tahun 2031 (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, 2013) dari luas saat ini yaitu 18.909,72 ha (Pemerintah Kabupaten Wonosobo, 2010). Hutan ini dikembangkan secara ekstensif dibeberapa kecamatan yaitu, Kalibawang, Kalikajar, Kaliwiro, Kepil, Leksono, Mojotengah, Sapuran, Selomerto, Sukoharjo, Wadaslintang, Watumalang, Garung, Kejajar, Kertek, dan Wonosobo. Perencanaan pengembangan hutan rakyat dilakukan seiring dengan program penanggulangan lahan kritis yang luasnya mencapai 37.230,29 ha terletak di daerah tangkapan sub DAS Serayu hulu, sub DAS Medono, DAS Luk Ulo dan DAS Bogowonto (Pemerintah Kabupaten Wonosobo, 2010).

Sumber: Peraturan Daerah RTRW Kabupaten Wonosobo 2011

Gambar 1. Peta kawasan hutan rakyat kabupaten Wonosobo Dengan ditetapkannya kecamatan Kejajar dan Garung yang secara fisik pada umumnya memiliki kemiringan

diatas 40% sebagai sentra tanaman kentang, maka pemerintah daerah merasa perlu pula memberikan prioritas agar kawasan tersebut juga dikembangkan hutan rakyat. Pada tahun 2011 bekerja sama dengan Kementrian Kehutanan, pemerintah daerah menyelenggarakan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan seluas 225 ha di kecamatan Garung dan 160 ha di kecamatan kejajar. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai green belt untuk mengurangi erosi dan sedimentasi terutama pada kawasan-kawasan lindung yang dikelola oleh masyarakat.

Keberhasilan pengelolaan kawasan sangat ditentukan oleh strategi yang dibuat serta partisipasi aktif masyarakat dengan cara mendukung kebijakan yang ada. Agar partisipasi masyarakat berkembang maka konsep pembangunan berkelanjutan harus mempertimbangkan secara serius 3 pilar pembangunan yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan secara

Page 23: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

 

  ISBN 978-602-17001-1-2 419  

seimbang. Hutan rakyat menawarkan solusi komprehensif bagi permasalahan yang berkembang di kabupaten Wonosobo karena menawarkan keuntungan secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

Kelola ekonomi, kelola sosial dan kelola lingkungan yang dimaksud adalah: Kelola ekonomi. Pengembangan hutan rakyat dimaksudkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Wonosobo.

Hutan rakyat terbukti mempu memberikan lapangan pekerjaan pada masyarakat Wonosobo, tidak saja kepada petani kayunya namun juga kepada mereka yang bekerja pada industri penggergajian (sawmills), industri pengolahan kayu, pedagang kayu dan industri transportasi. Ketika suatu program pemerintah terbukti secara ekonomi menguntungkan dan dapat memberikan lapangan pekerjaan pada banyak orang, maka program itu dengan sendirinya akan berkembang dan partisipasi masyarakat tumbuh dengan sendirinya.

Kelola sosial. Usaha para petani mengembangkan hutan rakyat memberikan kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi meningkatkan kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan yang baik akan bermanfaat kepada banyak orang terutama bagi mereka yang berdiam di hilir DAS. Kualitas lingkungan yang baik juga akan mengurangi terjadinya berbagai bencana seperti erosi, tanah longsor, dan banjir.

Kelola lingkungan. Pengembangan hutan rakyat didasari oleh misi untuk menyelamatkan lingkungan. Hutan rakyat diharapkan mampu menciptakan interaksi positif antara tanaman kayu dan tanaman semusim atau tanaman pertanian lainnya. Oleh karena itu kabupaten Wonosobo menetapkan kawasan-kawasan tertentu bagi pengembangan hutan rakyat dengan jenis tanaman yang sesuai agar tidak terjadi kompetisi yang merugikan antara tanaman kayu dan tanaman pertanian. Beberapa jenis tanaman kehutanan yang dikembangkan antara lain sengon, mahoni dan suren. Masyarakat kabupaten Wonosobo melakukan tumpangsari tanaman kayu dengan kopi, salak, kapulaga, dan cabai. Pilihan jenis tanaman kayu dan pertanian tersebut memberikan kesempatan kepada petani untuk tidak banyak melakukan pengolahan tanah (zero tillage). Sedikitnya kegiatan pengolahan tanah memberikan manfaat lingkungan antara lain mengurangi erosi tanah, meningkatkan kandungan bahan organik tanah, mengurangi temperatur permukaan tanah dan memulihkan struktur tanah (Dumanski, 2006). Kualitas tanah yang baik akan meningkatkan produktivitas lahan.

3.4 Strategi kebijakan dan infrastruktur yang disiapkan Pengembangan hutan rakyat mendapat dukungan penuh dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kahutanan No.

P.26 Tahun 2005 tentang Pedoman Pemanfaatan Hutan Hak. Peraturan ini memberikan perlindungan kepada masyarakat untuk mengembangkan tanaman kehutanan pada lahan milik demi kepentingan ekonomi dan lingkungan. Peraturan ini juga mendapat dukungan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kehutanan No. P.30 Tahun 2012 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal dari Hutan Hak. Dengan demikian masyarakat memiliki keleluasaan untuk mengembangkan tanaman kayu dan dilindungi hak-haknya ketika akan menjualnya. Melalui Perda No. P.2 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo juga menyatakan komitmennya untuk mengembangkan hutan rakyat sebagai strategi untuk mencegah kerusakan lingkungan.

Sebagai wujud keseriusan, pemerintah daerah kabupaten Wonosobo mulai mendesak desa-desa yang berada dilingkungannya untuk segera membuat peraturan desa mengenai lingkungan hidup. Saat ini 2 desa di kecamatan Kejajar yaitu desa Tambi dan desa Tieng sudah berhasil mengeluarkan Peraturan Desa Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Isi dari peraturan desa tersebut salah satunya adalah mengatur kewajiban warga untuk melakukan pelestarian lingkungan. Bahkan desa Tieng mewajibkan masyarakatnya untuk menyetorkan bibit tanaman kayu kepada desa setiap kali melakukan hajatan, menghadapi kelahiran, melakukan perceraian, pernikahan, dan diwajibkan mengganti 3 kali lipat setiap tanaman kayu yang ditebangnya. Peraturan desa yang dikeluarkan desa Tambi dan desa Tieng segera diikuti instruksi pemerintah daerah agar desa-desa yang lain segera membuat peraturan desa sejenis.

Program rehabilitasi hutan dan lahan yang dirancang untuk menghijaukan lahan-lahan kritis didesain dengan kegiatan yang berkaitan dengan vegetasi dan sipil teknis. Kegiatan ini menjadi tanggung jawab Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten Wonosobo. Kegiatan dengan vegetasi antara lain berupa, rehabilitasi hutan rakyat, penghijauan lingkungan dan pembangunan kebun bibit rakyat (KBR). Pada tahun 2011 pemerintah daerah kabupaten Wonosobo mengalokasikan kurang lebih 2000 batang bibit tanaman kayu untuk dibagikan kepada petani, dan membuat 60 unit kebun bibit rakyat yang masing-masing unit mengembangkan kurang lebih 830 batang bibit tanaman kayu. Bibit-bibit tesebut kemudian akan disalurkan kepada anggota kelompok tani hutan rakyat. Dengan demikian anggota kelompok tani hutan rakyat dapat memperoleh bibit dengan mudah, harga murah, dan kualitas yang baik.

Selain berbagai kebijakan dan program-program penghijauan, pemerintah daerah bekerja sama dengan pemerintah pusat juga merancang berbagai kegiatan untuk mengembangkan hutan rakyat di kabupaten Wonosobo. Kegiatan tersebut antara lain adalah mewajibkan swasta terutama perusahaan pengolahan kayu untuk membagikan bibit tanaman kayu secara gratis kepada petani melalui program corporate social responsibility (CSR). Berbagai pola kemitraan dikembangkan agar masyarakat petani hutan mudah menjual tanaman kayunya dengan harga yang baik, sehingga motivasi untuk

Page 24: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

 

  ISBN 978-602-17001-1-2 420  

mengembangkan tanaman kayu akan semakin tumbuh. Pemerintah daerah juga menjembatani agar petani hutan bisa mendapatkan kredit pengembangan hutan rakyat dari kalangan perbankan. Pada saat ini pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan sedang mengembangkan kredit tunda tebang, yaitu kredit yang diberikan kepada petani hutan rakyat yang bersedia menunda menebang tanaman kayunya dengan jangka waktu tertentu. Terdapat 39 kelompok tani hutan rakyat (KTHR) dengan 1.200 debitur yang direncanakan menerima kredit ini, dengan alokasi dana mencapai Rp. 18,5 milyar rupiah. Kementrian Kehutanan juga sedang menjajaki kemungkinan pengembangan perdagangan karbon antara petani hutan rakyat dengan negara maju melalui skema reduce emission from deforestation and degradation (REDD).

4. KESIMPULAN Pengembangan hutan rakyat di kabupaten Wonosobo merupakan salah satu bentuk strategi yang dikembangkan pemerintah daerah untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Hutan rakyat dimanfaatkan sebagai sarana memperbaiki lingkungan karena mampu memberikan keuntungan bagi lingkungan juga perbaikan ekonomi masyarakat. Kabupaten Wonosobo mengembangkan hutan rakyat melalui konsep wanatani yaitu melakukan tumpangsari antara tanaman kehutanan dan tanaman pertanian. Wanatani dilakukan agar kelola ekonomi, sosial dan lingkungan sebagai wujud dari pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dapat berhasil baik. Sebagai landasan hokum pengembangan hutan rakyat pemerintah daerah mengeluarkan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2011 tentang RTRW yang memberikan keleluasaan pengembangan wilayah untuk hutan rakyat. Pemerintah pusat juga memberikan dukungan dengan mengeluarkan peraturan yang mendukung pengembangan hutan rakyat, serta memberikan fasilitas kredit dan merancang berbagai program rehabilitasi lahan untuk menunjang pengembangan hutan rakyat.

5. REFERENSI Abel, N, et. Al., 1997. Design Principles for Farm Forestry, A Guide to Assist Farmers to Decide Where to Place Trees and

Palm Plantations on Farms, Rural Industries Research and Development Corporation. Agus, F, 2001, Selection of Soil Conservation Measures in the Indonesia Regreening Program in: Stott, D.E., R.H. Mohtar

and G.C. Steinhadrt (eds), 2002, Sustaining the Global Farm, Purdue University. Cannell, M.G.R., M. van Noordwijk, C.K. Ong, 1996, The Central Agroforestry Hypothesis: The Trees Must Acquire

Resources that The Crop Would Not Otherwise Acquire, Agroforestry Systems: 34:27-31. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, 2013, Rencana Pola Ruang di Kabupaten Wonosobo,

http://penataanruangjateng.info/content.php?query=pola_ruang_Wonosobo&top=pola_ruang_kab_kota, diakses: 12 Agustus 2013.

Dumanski, J., R. Peiretti, J.R. Benites, D. McBarry, C. Pieri, 2006, The Paradigm of Conservation Agriculture,

Proceedings of World Association of Soil and Water Conservation Paper No. P1-7: 58-64. Kartodiharjo, H, 2007, Diskursus Menanam Pohon 1946-2006, Suara Pembaharuan, 12 November 2007, http://www.suarapembaharuan.com/News/2007/aa/12/content.html-12k, diakses: 10 Desember 2007. Leitao, A.B., J. Ahern, 2002, Applying Landscape Ecological Concepts and Metrics in Sustainable Landscape Planning,

Landscape and Urban Planning 59: 65-93. Nair, P.K.R., 2011, Agroforestry System and Environmental Quality: Introduction, J. Environt. Qual 40:784-790. Pemerintah Kabupaten Wonosobo, 2006, Pengelolaan Sumberdaya Hutan Lestari Secara Partisipatif dan Terintegrasi di

Kabupaten Wonosobo, www.arupa.or.id, diakses: 5 Agustus 2013. Pemerintah Kabupaten Wonosobo, 2010, Rencana Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2011-2015, Kabupaten Wonosobo,

Jawa Tengah. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 2 Tahun 2011, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Wonosobo Tahun 2011-2031.

Page 25: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013

 

  ISBN 978-602-17001-1-2 421  

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.26/Menhut-II/2005 Tentang Pedoman Pemanfaatan Hutan Hak. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.30/Menhut-II/2012 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Yang Berasal Dari Hutan

Hak. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Smith, J., 2010, Agroforestry: Reconciling Production with Protection of the Environment, A Synopsis of Research

Literature, The Organic Research Center, Newbury, Berkshire. Suara Merdeka, 2011, Tiap Tahun Erosi Dieng Mencapai 4,5 Juta Ton,

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/05/25/86572/Ti, diakses 7 Agustus 2013. Swallow, B., S. Ochala, 2006, Understanding the Link between Agroforestry and Health, Focus 13 Brief 11 of 16,

International Food Policy Research Institute. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang van Lier, H.N., 1998, The Role of Land Use Planning in Sustainable Rural Systems, Landscape and Urban Planning 41: 83-

91.

Page 26: PROSIDING - database.forda-mof.orgdatabase.forda-mof.org/uploads/2013PSemNasPSDA_Nana_Hutan_Rakyat1.pdf5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sub Das Padas: Ditinjau dalam Pengelolaan