Potensi pembiayaan sanitasi dir bina program

34
Alternatif Pendanaan Untuk Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Oleh: Direktur Bina Program, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya

description

Potensi pembiayaan sanitasi dir bina program

Transcript of Potensi pembiayaan sanitasi dir bina program

Page 1: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Alternatif Pendanaan Untuk Sektor Pengembangan

Penyehatan Lingkungan Permukiman

Oleh:Direktur Bina Program,

Ditjen Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya

Page 2: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Outline

Latar Belakang

Target dan Sasaran

Kebijakan Bidang PPLP

Fakta dan Tantangan

Potensi Pendanaan Lain

Permasalahan

RPIJM

Page 3: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

• Pengelolaan Lingkungan dalam sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan dan Drainase) masih kurang memadai

• Hal tersebut dikarenakan alokasi dana APBD untuk pembangunan sarana masih belum mencukupi

• Kementerian PU Melalui Ditjen CK mendorong kab./kota selaku penanggungjawab Pembangunan sistem pengelolaan Air Limbah, Persampahan dan Drainase di daerah melalui Program dan kebijakan Pemerintah pusat melalui dana APBN, PHLN dll.

Latar Belakang

Page 4: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Target & Sasaran Pembangunan

Peningkatan Capaian Cakupan Pelayanan Prasarana dan Sarana Bidang

Cipta Karya

Target Renstra Ditjen Cipta Karya dan Target Capaian 2014

Capaian dan Target MDGs 2015

1

3

2

Page 5: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

1. Capaian Cakupan Pelayanan (2009)Baru 51,19 penduduk yang memiliki akses kepada Sanitasi yang aman (69,5% Rumah Tangga di perkotaan dan 33,9% Rumah Tangga di perdesaan)

Permasalahan Bidang PLP

Rumah Tangga Bersanitasi

51,1% 62,4%

2009 2015

Rp. 62T

Rp. 14T

Rp. 28T

Rp. 20T

Page 6: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

2. Terbatasnya Investasi Untuk Sektor PLP Masih terdapatnya “gap” antara kebutuhan Pendanaan penyediaan infrastruktur dengan ketersediaan dana APBN. Kebutuhan dana sampai 2014 sebesar Rp. 62 T, sedangkan ketersediaan dana yang tersedia Rp. 14 T.

Penggunaan dana APBN sangat selektif untuk pembangunan dan pengembangan sanitasi sesuai pembagian kewenangan.

Permasalahan

3. Belum Optimalnya Pemanfaatan Sarana yang terbangun

Hal ini dikarenakan terbatasnya anggaran APBD untuk operasional dan Pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun.

Page 7: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Pemantapan Perencanaan Program Investasi Kab/KotaUntuk mencapai target target tersebut, Pemerintah Pusat mendampingi daerah untuk menyusun rencana kerja daerah untuk meningkatkan pelayanan bidang keciptakaryaan melalui penyusunan Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM).

Page 8: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

8

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di Daerah

Upaya mewujudkan hasil pembangunan yang lebih optimal melalui perencanaan pembangunan infrastruktur terpadu

Sebagai dokumen kelayakan & kerjasama program dan anggaran pembangunan Bid PU/CK di Daerah antara Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Kab/kota

Mendorong pembangunan INFRASTRUKTUR BID pu/ck dI daerah dalam rangka memacu pertumbuhan kota/kab dan pemerataan pembangunan

Mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang PU/Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam Renstra Cipta Karya tahun 2010-2014 dan seterusnya maupun MDG 2015.

Perlunya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Page 9: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

9

Kedudukan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya

Rencana Progam Investasi Jangka Menengah berbeda dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) karena merupakan penjabaran lebih lanjut dan pengisian dari RPJMD. RPJMD akan diterjemahkan secara teknis dan finansial dalam bentuk program investasi jangka menengah.

RPIJM disusun melalui proses partisipatif yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah pembangunan kabupaten/kota yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah masing-masing.

Page 10: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Prinsip RPIJM1. Mengedepankan pencapaian Output Tepat Sasaran, melalui

pelaksanaan kegiatan yang efektif dengan pemanfaatan sumber daya (termasuk pendanaan) secara efisien;

2. Berorientasi pada Pencapaian Outcome, yaitu berfungsinya output secara tepat waktu sesuai dengan rencana serta bermanfaat secara luas dan menerus (sustain);

3. Memperkuat Sinergi Antar-Stakeholders dalam rangka pemanfaatan sumber daya Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Masyarakat, dan yang bersumber dari luar negeri;

4. Dalam Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) yang Mengedepankan Pendekatan Program, bukan pendekatan keproyekan.

Page 11: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

SPPIP sebagai Payung Hukum RPIJM

PENDEKATAN FASILITATIF DAN PARTISIPATIF (melalui FGD, KonsultasiPublik, Diskusi)

PENDEKATAN NORMATIF DAN TEKNIS-AKADEMIS

•Sinkronisasi semua produk yang sudah ada•Kajian SPPIP dan RPKP: analisa dampak strategis, analisa korelasi, dan identifikasi kawasan prioritas,•Strategi Pengembagan, & Program

VISI DAN MISI KOTA/KABUPATEN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA/KABUPATEN

STRATEGI SEKTORAL

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN

PERMUKIMAN DI DAERAH (RP4D)

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

· Program Sanitasi· Program Persampahan· Program Pengelolaan Air Minum· dll

STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)

STRATEGI SISTEM SANITASI KOTA (S-SK)

STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN (S-SPP)

STRATEGI SEKTORAL LAINNYA

RENCANA INDUK SISTEM (RIS)

RIS SANITASI KOTA (RIS-SK)

RIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN (RIS-SPP)

RIS SEKTORAL LAINNYA

SINKRONISASI

SINKRONISASI

SINKRONISASI

SINKRONISASI

SINKRONISASI

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

PRIORITAS (RPKP)

STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA (SPK)

Diakumulasikan

Untuk peruntukan permukiman

Untuk pengembangan

bidang keciptakaryaan Untuk dialokasikan di kawasan

permukiman prioritas

Direkap untuk input dalam RPIJM

STRATEGI PENGEMBANGAN BIDANG EKONOMI

STRATEGI PENGEMBANGAN BIDANG LAINNYA

Page 12: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Kebijakan Pembangunan

Sektor PLP

Page 13: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

PENGATURAN Penyiapan peraturan perundangan dalam penyelenggaraan

pengembangan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan permukiman melalui APBN.

Peningkatan kapasitas manajemen serta fasilitasi kerjasama pemda, dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan prasarana dan sarana melalui APBN.

PEMBINAAN Pembinaan teknis dan bantuan teknis untuk penyelenggaraan

pembangunan PS penyehatan lingkungan permukiman melalui APBN.

PENGAWASAN Pengawasan dan pengendalian serta evaluasi kinerja

penyelenggaraan pengembangan PLP melalui APBN.

Pendekatan Penyelenggaraan PLP (1)

Page 14: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Pendekatan Penyelenggaraan PLP (2)

PEMBANGUNAN

Cost Recovery :

Pembangunan TPA berbasis CDM (Clean Development Mechanism) melalui swasta.

Sarana pengangkutan sampah melalui swasta

Transfer station sampah melalui swasta

Page 15: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

PEMBANGUNAN

Non Cost Recovery Melalui Stimulan:

Fasilitasi pengembangan PS air limbah terpusat (sewerage) skala kota untuk kota metropolitan dan besar melalui APBN + APBD.

Fasilitasi pengembangan PS air limbah skala kawasan (onsite) untuk kota sedang dan kecil melalui APBN + APBD.

Fasilitasi penyelenggaraan pembangunan TPA regional dan peningkatan TPA open dumping menjadi sanitary/controlled landfill melalui APBN dan APBD.

Fasilitasi peningkatan pengelolaan sampah melalui APBN, APBD. Fasiilitasi penyelenggaraan pembangunan drainase primer melalui APBN,

APBD. Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) + Hibah :

Untuk pengembangan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan skala komunal seperti Sanimas, pembangunan prasarana & sarana sampah terpadu 3R serta drainase mandiri (Onsite Stormwater Detention) difasilitasi melalui

DAK + Hibah.

Pendekatan Penyelenggaraan PLP (3)

Page 16: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Kebijakan 1 : Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem on site maupun off site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat

Kebijakan 2 : Peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman

Kebijakan 3 : Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman

Kebijakan 4 : Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah permukiman.

Kebijakan 5 : Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah pemukiman

Kebijakan Program Air Limbah (Permen PU 16/PRT/M/2008)

Page 17: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Kebijakan Pembiayaan Program Air Limbah

Pembiayaan air limbah skala kota (offsite):- Sistem utama (IPAL, pipa induk (trunk sewer) dapat dibiayai melalui APBN/PLN &

Hibah- Sistem sekunder/tersier (pipa lateral, SR) APBD Provinsi dan/atau APBD Kab/Kota

Pembiayaan air limbah skala komunal (offsite):- Sistem utama (IPAL) dapat dibiayai melalui APBN/PLN dan Hibah- Perpipaan, lahan APBD Kab/kota, swasta

Pembiayaan air limbah setempat (onsite):- SANIMAS MCK++, tangkiseptik komunal

SR

Pipa LateralPipa Utama/ Main Trunk

IPAL

Pipa Pengumpul/Pipa Servis

Page 18: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Kebijakan Program Persampahan (Permen PU 21/PRT/M/2006)

Kebijakan 1 : Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya

Kebijakan 2 : Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan

Kebijakan 3 : Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan

Kebijakan 4 : Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan

Kebijakan 5 : Pengembangan alternatif sumber pembiayaan

Page 19: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Kebijakan Pembiayaan Program Persampahan

• Pembangunan Sel TPA Sanitary Landfill (geomembran), landfil gas, pengolahan leachate dan alat berat dapat dibiayai melalui APBN

• Lahan dan PS penunjang pengelolaan TPA seperti drainase keliling, kantor pengelola, jembatan timbang, dll dibiayai melalui APBD Provinsi dan/atau Kab./Kota

• PS Pengangkutan dibiayai melalui APBD Provinsi dan/atau Kab./kota, swasta

Page 20: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Kebijakan Pembiayaan Program Persampahan

• Pembangunan Sel TPA Sanitary Landfill (geomembran), landfil gas, pengolahan leachate dan alat berat dapat dibiayai melalui APBN

• Lahan dan PS penunjang pengelolaan TPA seperti drainase keliling, kantor pengelola, jembatan timbang, dll dibiayai melalui APBD Provinsi dan/atau Kab./Kota

• PS Pengangkutan dibiayai melalui APBD Provinsi dan/atau Kab./kota, swasta

TPA

Sumber sampah

Sumber sampah

Sumber sampah

APBD, Swasta

APBN

Page 21: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Kebijakan 1 : Pemantapan keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor terkait lainnya berdasarkan keseimbangan tata air

Kebijakan 2 : Mengoptimalkan sistem drainase yang ada

Kebijakan 3 : Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelolaan

Kebijakan 4 : Mendorong & memfasilitasi pemerintah Kabupaten/ kota dalam pengembangan sistem Drainase yang efektif, efisien dan berkelanjutan

Kebijakan 5 : Pengembangan Alternatif sumber pembiayaan

Kebijakan dan Strategi Penanganan Drainase (Draft Permen PU)

Page 22: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Kebijakan dan Strategi Pembiayaan Penanganan Drainase(Draft Permen PU)

Keterangan :

Pada dasarnya penanganan drainase perkotaan sudah merupakan urusan Pemerintah Daerah

• Sistem drainase primer dan sistem polder dapat dibiayai melalui APBN

• Sistem drainase sekunder/tersier dibiayai melalui APBD Provinsi/Kab./Kota

Page 23: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Kebijakan dan Strategi Pembiayaan Penanganan Drainase

(Draft Permen PU)

• Sistem drainase primer dan sistem polder dapat dibiayai melalui APBN

• Sistem drainase sekunder/tersier dibiayai melalui APBD Provinsi/Kab./Kota

Saluran p

rimer

Saluran sekunder

LautGena

ngan

/ pe

rmuk

iman

APBNAPBD

Saluran sekunder

Page 24: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Urban Boundary

Flood Control

(Di bawah pembinaan Ditjen SDA, Kem PU)

Sistem Drainase (Makro dan Mikro)

Sistem Drainase Lokal dibawah pembinaan Dit. Bangkim, Ditjen CK

Sistem Drainase Perkotaan

24

Page 25: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Alternatif Pembiayaan untuk Sektor Sanitasi

APBN seperti:1. Pembangunan IPAL

terpusat 2. Pembangunan TPA

Regional

APBD Kab/KotaSeperti:1. Pembangunan Prasarana

Air Limbah komunal2. Pembangunan sarana

pendukung yang dibangun melalui dana APBN

PROGRAM

Tantangan

Perlu digali sumber pendanaan yang potensial selain APBN dan APBD seperti pinjaman dan hibah Luar negeri, KPS, dan CSR

Page 26: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Skema Pembiayaan Pengembangan Sektor Air Limbah

Pekerjaan FisikPekerjaan Fisik

PerkotaanPerkotaan

PerdesaanPerdesaan

Perpipaan Air Limbah (Skala Kota)

Perpipaan Air Limbah (Skala Kota)

Sistem Air Limbah Komunal

Sistem Air Limbah Komunal

SANIMASSANIMAS

Pekerjaan Non-FisikPekerjaan Non-Fisik

Facilitator/ConsultantFacilitator/Consultant

Capacity BuildingCapacity Building

APB

D, A

PBN

, LOA

N,

GR

AN

T, IEG, D

AK

APB

D, A

PBN

, LOA

N,

GR

AN

T, IEG, D

AK

TA

Page 27: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Skema Pembiayaan Pengembangan Sektor Persampahan

target 1. Pengurangan Dampak Emisi Gas2. Efisiensi Energi3. Kesehatan

Perkotaan

Perdesaan

Persampahan

Pengumpulan danPengangkutan

3R

Pengolahan di TPA

Sanitasi Berbasis Masyarakat

APBD/IEG/PPP

APBD/IEG/Masyarakat + APBN

Lender + APBN/APBD/DAK

Lender+ APBN/IEG/PPP

Page 28: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Perpres No. 29/2009Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air MInum

1. PP No. 10/2011Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah

2. PP No. 38/2007Pembagian urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota

Sumber Pendanaan Pembangunan (Non-APBN) dan Dasar Hukumnya

Sumber Dana Non-APBN

PerbankanDalam Negeri

Pinjaman Luar Negeri

Hibah Luar Negeri

KPS

1. PMK No. 168 & 169/PMK.07/2008Hibah Daerah & Tata Cara Penyaluran Hibah Kepada Daerah

2. Permen PU No. 18/PRT/M/2006Petunjuk Teknis Pengendalian pengendalian Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Bidang Cipta Karya

1. Perpres No. 67/2005Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

2. Perpres No. 13/2010Perubahan atas Perpres No. 67/2005

Page 29: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Sumber Pendanaan Melalui Kerjasama Luar Negeri

Saat ini telah banyak Donor dan Lender Luar Negeri yang akan diberikan bantuan untuk pembangunan Kepada Pemerintah Daerah melalui Pemerintah Pusat.

Salah satunya adalah bantuan dari Pemerintah Australia. Salah satu bentuk bantuan Pemerintah Australia tersebut adalah melalui program Infrastructure Enhancement Grants (IEG)

Page 30: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

- Program IEG tahap II ini merupakan hibah dari Pemerintah Australia dengan besaran hibah AUD 40 juta, yang akan dilaksanakan tahun 2012-2014.

- Program ini merupakan Penerusan Hibah dari AUSAID kepada Pemerintah Daerah untuk membiayai kegiatan pembangunan dan pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah, Persampahan, dan Drainase sesuai dengan syarat dan ketentuan dari Kementerian PU cq. Ditjen Cipta Karya

- Program IEG Tahap II ini merupakan lanjutan program IEG Tahap I, dengan jumlah hibah Rp.48 M (AUD 5,6 juta) yang telah diikuti 22 kab./kota.

Program Infrastructure Enhancement Grants (IEG)

Page 31: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

- Program IEG ini dimaksudkan sebagai dana tambahan untuk menduung dana APBD dalam melaksanakan program sektor Pengembangan PLP masing-masing kota.

- Program IEG akan diberikan kepada kab./kota yang telah mempunyai komitmen yang tinggi untuk pembangunan sektor Pengembangan PLP, yang ditunjukkan dengan :

a.Telah memiliki dokumen Perencanaan seperti masterplan, studi, rencana tata ruang yang berisi rencana induk prasarana sanitasi

b.Telah mengikuti program PPSP dan telah menyusun RPIJM

Program Infrastructure Enhancement Grants (IEG)

Page 32: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

No Provinsi No. Kab./Kota Besaran Dana Hibah (x1000)

APBD Matching fund (x1000)

A NAD 1 Kota Banda Aceh 1,420,000 610,000

B Sumatera Utara

2 Kota Medan 4,850,000 1,460,000

3 Kabupaten Deli Serdang 3,410,000

1,370,000

C Sumatera Barat

4 Kota Solok 875,360 500,000

5 Kota Bukit tinggi1,248,000

675,000

D Riau 6 Kota Pekanbaru 1,789,481 1,080,000

E Jambi 7 Kota Jambi 1,420,000 430,000

F Jawa Barat 8 Kota Cimahi905,088

290,000

G D.I. Yogyakarta 9 Kota Yogyakarta3,345,000

1,350,000

H Jawa Tengah 10 Kabupaten Purworejo 1,500,000

450,000

11 Kota Tegal 1,028,000 420,000

Daftar Kota Peserta IEG Tahap I

Page 33: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Daftar Kota Peserta IEG Tahap INo Provinsi No Kab./Kota Besaran Dana Hibah

(x1000)APBD Matching fund

(x1000)

12 Kota Pekalongan 1,170,000 470,000

I Jawa Timur

13 Kota Probolinggo 2,430,000 730,000

14 Kabupaten Jombang3,400,000

1,020,000

15 Kota Batu 1,730,000 870,000

16 Kabupaten Malang3,070,000

920,000

17 Kota Blitar 1,770,000 890,000

J Bali 18 Kota Denpasar 3,220,000 1,610,000

K Kalimantan Selatan

19 Kota Banjarmasin2,640,000

1,060,000

L Maluku 20 Kota Ambon2,032,340

1,670,000

M Sulawesi Selatan

21 Kota Makasar500,000

200,000 N Papua 22 Kota Jayapura 1,370,000

550,000

Page 34: Potensi pembiayaan sanitasi   dir bina program

Terima kasih