POTENSI INVESTASI KELAUTAN INDONESIA -...

2
4 POTENSI INVESTASI KELAUTAN INDONESIA Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan vol 12 Tahun 2014 RINGKASAN Konsep pembangunan maritim Indonesia dibangun oleh tujuh sektor, yaitu: Perhubungan laut, Perikanan, Wisata Bahari, Industri Maritim, Energi dan Sumberdaya Mineral, Bangunan Laut, dan Jasa Kelautan.Pembangunan maritim di ketujuh sektor tersebut tentunya juga membuka kesempatan bisnis yang luas bagi para pelaku di sektor privat pada masing-masing sektor. Dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan maritim, pemerintah telah menyusun rencana aksi yang diimplementasikan melalui berbagai program pembangunan. Peluang bisnis dan investasi dibidang kelautan akan mendorong dan mempercepat terwujudnya Negara Maritim Indonesia yang mandiri, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan Luas laut RI mencapai 5,8 juta km2 atau sekitar 2/3 wilayah RI adalah laut, yang terdiri dari 2,3 juta km2 perairan kepulauan, 0,8 juta km2 perairan tritorial, dan 2,7 juta km2 perairan ZEEI. Jumlah pulau 17.504 pulau, terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil dengan panjang pantai 104.000 km. Posisi Indonesia strategis, terletak di antara Samudera Pasik dan Samudera Hindia. Keanekaragaman hayati kelautan terbesar di dunia setara dengan keanekaragaman hayati Amazon dan Congo Basin. Lebih dari 80% kota-kota di Indonesia berlokasi di pesisir. Potensi ekonomi sumberdaya dan jasa kelautan yang besar: bioteknologi, energi dan mineral, perikanan laut, wisata bahari, transportasi laut, industri maritim, bangunan laut dan jasa kelautan. Pemanfaatan terhadap berbagai potensi ekonomi sumberdaya dan jasa kelautan Indonesia, diproyeksikan akan terus meningkat dan tetap berlanjut pada masa mendatang, terutama dalam kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Potensi sumberdaya kelautan yang begitu besar dan letak geogras yang strategis, dapat dijadikan modal dasar pembangunan Indonesia sebagai negara maritime. Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Pemanfaatan potensi Bioteknologi Kelautan Indonesia sangat besar untuk dikembangkan ke depan, meliputi: Ekstraksi (pengambilan) senyawa aktif (bioactive substances) atau bahan alami (natural products) dari biota laut; Rekayasa genetik (genetic engineering) terhadap spesies tumbuhan atau hewan untuk menghasilkan jenis tumbuhan atau hewan baru; Rekayasa genetik dari mikroorganisme (bakteri), sehingga mampu melumat (menetralkan) bahan pencemar (pollutants) yang mencemari suatu lingkungan perairan atau daratan (seperti tumpahan minyak/oil spills). Potensi energi dan mineral dari laut di Indonesia diantaranya terlihat dari 40 cekungan minyak di laut atau sekitar 70% dari total cekungan yang ada. Cadangan minyak pada 11 cekungan yang sudah berproduksi diperkirakan mencapai 1,93 miliar barrel sedangkan gas bumi mencapai 107,5 triliun kaki kubik. Sumber minyak bumi Indonesia di lepas pantai diperkirakan 40,1 miliar barel, sedangkan gas bumi mencapai 217,5 triliun kaki kubik. Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap, Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan, Program Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Budidaya, Program Peningkatan Daya Saing Usaha dan Produk Kelautan dan Perikanan, Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Program rencana aksi sektor sarana dan prasarana akan fokus pada Program Penyelenggaraan Penataan Ruang, Program Pengelolaan Sumber Daya Air, Program Dukungan manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pekerjaan Umum, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum, Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum, Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, Program Pembinaan Konstruksi, Program Penyelenggaraan Jalan, Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman. Sektor wisata bahari memiliki rencana aksi yang diwujudkan dalam bentuk program strategis pengembangan destinasi pariwisata dengan sasaran kegiatan strategis berupa pengembangan daya tarik pariwisata; pengembangan standarisasi pariwisata; pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata; pengembangan usaha, industri dan investasi pariwisata; dan peningkatan PNPM Mandiri bidang pariwisata. Program strategis lainnya adalah program pengembangan pemasaran yang dijabarkan menjadi kegiatan strategis berupa peningkatan promosi pariwisata dalam negeri; peningkatan promosi pariwisata luar negeri; pengembangan informasi pasar pariwisata; peningkatan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran dalam upaya meningkatkan keterlibatan stakeholders Indonesia dalam memasarkan pariwisata; dan peningkatan publikasi pemasaran pariwisata. Sektor energi dan sumberdaya mineral memiliki rencana aksi yang diwujudkan dalam bentuk program strategis berupa program pengelolaan dan penyediaan minyak dan gas bumi dengan sasaran kegiatan strategis berupa kegiatan penyiapan kebijakan dan peningkatan kerjasama bilateral/multilateral, peningkatan investasi kegiatan usaha migas dan pemberdayaan kapasitas nasional; kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan usaha hulu minyak dan gas bumi; kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan usaha hilir minyak dan gas bumi; serta kegiatan pembinaan lindungan lingkungan, keselamatan operasi dan usaha penunjang migas. Program strategis pengelolaan listrik dan pemanfaatan energi yang memiliki sasaran peningkatan pemanfaatan energi listrik yang handal, aman, dan akrab lingkungan serta meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi dijabarkan dalam bentuk kegiatan strategis berupa kegiatan penyusunan kebijakan dan program serta evaluasi pelaksanaan kebijakan ketenagalistrikan; kegiatan pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengembangan usaha penyediaan tenaga listrik; kegiatan penyediaan dan pengelolaan energi baru terbarukan dan pelaksanaan konservasi energi; serta kegiatan pembinaan keselamatan dan lindungan lingkungan ketenagalistrikan serta usaha jasa penunjang tenaga listrik. Program strategis pembinaan dan pengusahaan mineral diwujudkan dalam bentuk beberapa kegiatan strategis, yaitu penyusunan kebijakan, program dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang mineral; kegiatan pembinaan dan pengusahaan mineral; serta kegiatan pembinaan keteknikan lindungan lingkungan dan usaha penunjang mineral. Rencana aksi pembangunan sektor jasa kelautan telah direncanakan melalui berbagai program yang mencakup program pelatihan kelautan dan perikanan, dengan sasaran tersedianya lulusan pelatihan KP yang sesuai standar kompetensi; program pendidikan Kelautan dan Perikanan, dengan sasaran Terpenuhinya tenaga terdidik yang kompeten sesuai standar; program penyuluhan Kelautan dan perikanan, dengan sasaran meningkatnya jumlah kelompok pelaku utama dan pelaku usaha di kawasan perikanan; program pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkap ikan, dan pengawakan kapal perikanan, dengan sasaran terwujudnya kapal perikanan Indonesia, alat penangkapan ikan dan pengawakan yang memenuhi standar di setiap WPP; program pengembangan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan, dengan sasaran meningkatnya kapasitas pengelolaan dan pelayanan pelabuhan perikanan; program pelayanan usaha perikanan tangkap, meningkatnya pelayanan prima dan ketertiban usaha perikanan tangkap sesuai ketersediaan SDI di setiap WPP secara akuntabel dan tepat waktu; program pengelolaan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan, dengan sasaran terjaganya kondisi lingkungan yang optimal untuk menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman; program pengelolaan sistem perbenihan ikan, dengan sasaran terpenuhinya kebutuhan induk unggul dan benih bermutu; program pengelolaan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan, dengan sasaran tersedianya prasarana dan sarana yang memadai di kawasan/sentra produksi perikanan budidaya; program peningkatan dayasaing usaha dan produk KP, dengan sasaran meningkatnya dayasaing usaha dan produk pasca panen hasil kelautan dan perikanan; program peningkatan serapan pasar domestik hasil KP, dengan sasaran meningkatnya ketersediaan produk hasil kelautan dan perikanan di pasar domestik; program penguatan dan perluasan akses pasar luar negeri hasil kelautan dan perikanan, dengan sasaran meningkatnya ekspor hasil kelautan dan perikanan; dan program pengembangan produk dan usaha pasca panen nonpangan hasil kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya nilai perdagangan produk nonpangan hasil kelautan dan perikanan. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan dapat dijadikan modal dasar pembangunan, sehingga ke depan Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi negara maritim. Pembangunan di sektor maritim membuka peluang bisnis (business opportunity) yang besar bagi pelaku usaha, dan dibutuhkan dukungan investasi untuk membiayai pembangunan infrastruktur (sarana dan prasarana) dan pengembangan kegiatan usaha serta jasa kelautan. Peran serta swasta diharapkan dapat lebih berperan nyata dalam memenuhi kebutuhan investasi hingga pengembangan usaha dan jasa di sektor maritim ke depan. Untuk mendukung keberhasilan pembangunan maritim, pemerintah telah menyusun rencana aksi yang diimplementasikan melalui berbagai program pembangunan. Peluang bisnis dan investasi dibidang kelautan akan mendorong dan mempercepat terwujudnya Negara Maritim Indonesia yang mandiri, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. * Tukul Rameyo Adi, Tajerin, Achmad Zamroni, Rikrik Rahardian dan Fatriyandi Nur Priyatna Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Gedung Badan Litbang Kelautan Perikanan. Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur Jakarta Utara * email: Penulis Rekomendasi [email protected] sumber foto:google

Transcript of POTENSI INVESTASI KELAUTAN INDONESIA -...

Page 1: POTENSI INVESTASI KELAUTAN INDONESIA - …brsdm.kkp.go.id/__pub/files6052pb_potensi_investasi.pdf · peningkatan publikasi pemasaran pariwisata. Sektor energi dan sumberdaya ... pembangunan

4

POTENSI INVESTASI KELAUTAN INDONESIA

Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan vol 12 Tahun 2014

RINGKASAN

Konsep pembangunan maritim Indonesia dibangun oleh tujuh sektor, yaitu: Perhubungan laut, Perikanan, Wisata Bahari, Industri Maritim, Energi dan Sumberdaya Mineral, Bangunan Laut, dan Jasa Kelautan.Pembangunan maritim di ketujuh sektor tersebut tentunya juga membuka kesempatan bisnis yang luas bagi para pelaku di sektor privat pada masing-masing sektor. Dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan maritim, pemerintah telah menyusun rencana aksi yang diimplementasikan melalui berbagai program pembangunan. Peluang bisnis dan investasi dibidang kelautan akan mendorong dan mempercepat terwujudnya Negara Maritim Indonesia yang mandiri, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan Luas laut RI mencapai 5,8 juta km2 atau sekitar 2/3 wilayah RI adalah laut, yang terdiri dari 2,3 juta km2 perairan kepulauan, 0,8 juta km2 perairan tritorial, dan 2,7 juta km2 perairan ZEEI. Jumlah pulau 17.504 pulau, terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil dengan panjang pantai 104.000 km. Posisi Indonesia strategis, terletak di antara Samudera Pasik dan Samudera Hindia. Keanekaragaman hayati kelautan terbesar di dunia setara dengan keanekaragaman hayati Amazon dan Congo Basin. Lebih dari 80% kota-kota di Indonesia berlokasi di pesisir. Potensi ekonomi sumberdaya dan jasa kelautan yang besar: bioteknologi, energi dan mineral, perikanan laut, wisata bahari, transportasi laut, industri maritim, bangunan laut dan jasa kelautan. Pemanfaatan terhadap berbagai potensi ekonomi sumberdaya dan jasa kelautan Indonesia, diproyeksikan akan terus meningkat dan tetap berlanjut pada masa mendatang, terutama dalam kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Potensi sumberdaya kelautan yang begitu besar dan letak geogras yang strategis,

dapat dijadikan modal dasar pembangunan Indonesia sebagai negara maritime. Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pembangunan kelautan dan perikanan.

Pemanfaatan potensi Bioteknologi Kelautan Indonesia sangat besar untuk dikembangkan ke depan, meliputi: Ekstraksi (pengambilan) senyawa aktif (bioactive substances) atau bahan alami (natural products) dari biota laut; Rekayasa genetik (genetic engineering) terhadap spesies tumbuhan atau hewan untuk menghasilkan jenis tumbuhan atau hewan baru; Rekayasa genetik dari mikroorganisme (bakteri), sehingga mampu melumat (menetralkan) bahan pencemar (pollutants) yang mencemari suatu lingkungan perairan atau daratan (seperti tumpahan minyak/oil spills).

Potensi energi dan mineral dari laut di Indonesia diantaranya terlihat dari 40 cekungan minyak di laut atau sekitar 70% dari total cekungan yang ada. Cadangan minyak pada 11 cekungan yang sudah berproduksi diperkirakan mencapai 1,93 miliar barrel sedangkan gas bumi mencapai 107,5 triliun kaki kubik. Sumber minyak bumi Indonesia di lepas pantai diperkirakan 40,1 miliar barel, sedangkan gas bumi mencapai 217,5 triliun kaki kubik.

Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap, Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan, Program Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Budidaya, Program Peningkatan Daya Saing Usaha dan Produk Kelautan dan Perikanan, Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Program rencana aksi sektor sarana dan prasarana akan fokus pada Program Penyelenggaraan Penataan Ruang, Program Pengelolaan Sumber Daya Air, Program Dukungan manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pekerjaan Umum, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum, Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum, Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, Program Pembinaan Konstruksi, Program Penyelenggaraan Jalan, Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman.

Sektor wisata bahari memiliki rencana aksi yang diwujudkan dalam bentuk program strategis pengembangan destinasi pariwisata dengan sasaran kegiatan strategis berupa pengembangan daya tarik pariwisata; pengembangan standarisasi pariwisata; pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata; pengembangan usaha, industri dan investasi pariwisata; dan peningkatan PNPM Mandiri bidang pariwisata. Program strategis lainnya adalah program pengembangan pemasaran yang dijabarkan menjadi kegiatan strategis berupa peningkatan promosi pariwisata dalam negeri; peningkatan promosi pariwisata luar negeri; pengembangan informasi pasar pariwisata; peningkatan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran dalam upaya meningkatkan keterlibatan stakeholders Indonesia dalam memasarkan pariwisata; dan peningkatan publikasi pemasaran pariwisata.

Sektor energi dan sumberdaya mineral memiliki rencana aksi yang diwujudkan dalam bentuk program strategis berupa program pengelolaan dan penyediaan minyak dan gas bumi dengan sasaran kegiatan strategis berupa kegiatan penyiapan kebijakan dan peningkatan kerjasama bilateral/multilateral, peningkatan investasi kegiatan usaha migas dan pemberdayaan kapasitas nasional; kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan usaha hulu minyak dan gas bumi; kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan usaha hilir minyak dan gas bumi; serta kegiatan pembinaan lindungan lingkungan, keselamatan operasi dan usaha penunjang migas. Program strategis pengelolaan listrik dan pemanfaatan energi yang memiliki sasaran peningkatan pemanfaatan energi listrik yang handal, aman, dan akrab lingkungan serta meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi dijabarkan dalam bentuk kegiatan strategis berupa kegiatan penyusunan kebijakan dan program serta evaluasi pelaksanaan kebijakan ketenagalistrikan; kegiatan pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengembangan usaha penyediaan tenaga listrik; kegiatan penyediaan dan pengelolaan energi baru terbarukan dan pelaksanaan konservasi energi; serta kegiatan pembinaan keselamatan dan lindungan lingkungan ketenagalistrikan serta usaha jasa penunjang tenaga listrik. Program strategis pembinaan dan pengusahaan mineral diwujudkan dalam bentuk beberapa kegiatan strategis, yaitu penyusunan kebijakan, program dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang mineral; kegiatan pembinaan dan pengusahaan mineral; serta kegiatan pembinaan keteknikan lindungan lingkungan dan usaha penunjang mineral.

Rencana aksi pembangunan sektor jasa kelautan telah direncanakan melalui berbagai program yang mencakup program pelatihan kelautan dan perikanan, dengan sasaran tersedianya lulusan pelatihan KP yang sesuai standar kompetensi; program pendidikan Kelautan dan Perikanan, dengan sasaran Terpenuhinya tenaga terdidik yang kompeten sesuai standar; program penyuluhan Kelautan dan perikanan, dengan sasaran meningkatnya jumlah kelompok pelaku utama dan pelaku usaha di kawasan perikanan; program pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkap ikan, dan pengawakan kapal perikanan, dengan sasaran terwujudnya kapal perikanan Indonesia, alat penangkapan ikan dan pengawakan yang memenuhi standar di setiap WPP; program pengembangan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan, dengan sasaran meningkatnya kapasitas pengelolaan dan pelayanan pelabuhan perikanan; program pelayanan usaha perikanan tangkap, meningkatnya pelayanan prima dan ketertiban usaha perikanan tangkap sesuai ketersediaan SDI di setiap WPP secara akuntabel dan tepat waktu; program pengelolaan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan, dengan sasaran terjaganya kondisi lingkungan yang optimal untuk menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman; program pengelolaan sistem perbenihan ikan, dengan sasaran terpenuhinya kebutuhan induk unggul dan benih bermutu; program pengelolaan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan, dengan sasaran tersedianya prasarana dan sarana yang memadai di kawasan/sentra produksi perikanan budidaya; program peningkatan dayasaing usaha dan produk KP, dengan sasaran meningkatnya dayasaing usaha dan produk pasca panen hasil kelautan dan perikanan; program peningkatan serapan pasar domestik hasil KP, dengan sasaran meningkatnya ketersediaan produk hasil kelautan dan perikanan di pasar domestik; program penguatan dan perluasan akses pasar luar negeri hasil kelautan dan perikanan, dengan sasaran meningkatnya ekspor hasil kelautan dan perikanan; dan program pengembangan produk dan usaha pasca panen nonpangan hasil kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya nilai perdagangan produk nonpangan hasil kelautan dan perikanan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan dapat dijadikan modal dasar pembangunan, sehingga ke depan Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi negara maritim. Pembangunan di sektor maritim membuka peluang bisnis (business opportunity) yang besar bagi pelaku usaha, dan dibutuhkan dukungan investasi untuk membiayai pembangunan infrastruktur (sarana dan prasarana) dan pengembangan kegiatan usaha serta jasa kelautan. Peran serta swasta diharapkan dapat lebih berperan nyata dalam memenuhi kebutuhan investasi hingga pengembangan usaha dan jasa di sektor maritim ke depan. Untuk mendukung keberhasilan pembangunan maritim, pemerintah telah menyusun rencana aksi yang diimplementasikan melalui berbagai program pembangunan. Peluang bisnis dan investasi dibidang kelautan akan mendorong dan mempercepat terwujudnya Negara Maritim Indonesia yang mandiri, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.

*Tukul Rameyo Adi, Tajerin, Achmad Zamroni, Rikrik Rahardian dan Fatriyandi Nur PriyatnaBalai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan PerikananGedung Badan Litbang Kelautan Perikanan. Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur Jakarta Utara*email:

Penulis Rekomendasi

[email protected]

sumber foto:google

Page 2: POTENSI INVESTASI KELAUTAN INDONESIA - …brsdm.kkp.go.id/__pub/files6052pb_potensi_investasi.pdf · peningkatan publikasi pemasaran pariwisata. Sektor energi dan sumberdaya ... pembangunan

2 3

Sebagai salah satu bagian dari potensi kelautan, Indonesia memiliki potensi perikanan laut yang besar dan berperan penting dalam perekonomian nasional. Pertumbuhan PDB Perikanan 2014 mencapai 6,9% lebih tinggi dari pertumbuhan PDB nasional (5,8%) dan pertumbuhan PDB pertanian secara umum (3,5%).Peta pariwisata bahari di Indonesia mencakup 21 titik pengembangan yaitu: meliputi banyak pulau dan pantai di beberapa daerah yang termasuk dalam jalur lingkar luar Indonesia, jalur lingkar dalam, jalur lingkar barat tengah. Pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai sekitar 5,8 persen. Sektor pariwisata menyumbangkan produk domestik bruto mencapai Rp 347 triliun. Bila dibandingkan, angka itu mencapai 23 persen dari dengan total pendapatan negara yang tercantum di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013, yakni Rp 1.502 triliun. Sektor pariwisata juga menempati urutan keempat sebagai penyumbang devisa negara tahun 2013.

Dalam hal transportasi laut memiliki potensi yang sangat besar untuk menyokong kegiatan perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan muatan angkutan laut Indonesia baik domestik maupun internasional, terus meningkat. 876,2 juta ton (2011). 937,5 juta ton (2012). satu miliar ton (2015). Data Asosiasi Pemilik Kapal Indonesia (Indonesian National Shipowners Association/INSA)2020 INSA akan meningkatkan pangsa pasar kapal nasional di sektor pelayaran luar negeri menjadi 20%.Jumlah kapal naik signikan sebesar 98,7 persen yaitu dari 6.041 kapal (Maret 2005) menjadi 12.004 kapal (Februari 2013). Angkutan pasar dari pangsa pasar angkutan domestik, kapal dalam negeri naik 100% dari mengangkut 114,5 juta ton (2005) menjadi 258,3 juta ton (2010). Indonesia National Shipowner Association (INSA) mencatat bahwa potensi kehilangan dari bisnis angkutan laut USD 10 miliar per tahun, ditambah dengan potensi kerugian dari asuransi, bunga bank, pajak, dan pemeliharaanyang ditaksir sekitar USD 10 miliar per tahun. Contoh dari total ekspor batubara 250 juta ton, armada nasional hanya mampu mengangkut 10% atau 25 juta ton, sedangkan 225 juta ton diangkut oleh kapal asing.

Bangunan laut khususnya pelabuhan sangat diperlukan dan menjadikan titik sentral penggerak kegiatan ekonomi kelautan. Pada tahun 2014 pelabuhan niaga berjumlah 2400 pelabuhan. Diantaranya ada 4 pelabuhan utama, yaitu Belawan di Medan, Tanjung Priuk di Jakarta, Tanjung Perak di Surabaya, dan Makasar. Keempat pelabuhan utama tersebut akan dikembangkan jaringan pelabuhan terintegrasi dengan perkiraan biaya Rp 206 triliun.Untuk mendukung kegiatan ekonomi kelautan, Indonesia memiliki potensi permintaan jasa Kelautan yang sangat besar yang diantaranya mencakup jasa pelayanan pelabuhan, jasa penunjang angkutan laut, jasa perdagangan, dan jasa pemerintahan termasuk jasa dari lembaga penelitian dan pengembangan, dan pendidikan kemaritiman. Sebagai gambaran dari jasa kelautan ini, kebutuahn jasa galangan kapal mencapai 2 juta GT per tahun, tapi kini baru terpenuhi sekitar 600.000 GT. Produksi galangan kapal kini 850 DWT sedangkan target mencapai 1,5 juta DWT dengan potensi investasi dari Pertamina sebesar USD840 juta. Order galangan kapal bertambah dari 50 ribu GT menjadi sekitar 400 ribu GT. Saat ini industry perkapalan Indonesia menyerap sekitar 32 tenaga kerja. Total investasi untuk pertumbuhan kapal mencapai USD 32,7 miliar.

Pembangunan Ekonomi Kelautan

Konsep pembangunan kelautan Indonesia dibangun oleh tujuh sektor, yaitu: Perhubungan laut, Perikanan, Wisata Bahari, Industri Maritim, Energi dan Sumberdaya Mineral, Bangunan Laut, dan Jasa Kelautan. Ketujuh pilar

pembangunan kelautan tersebut dijabarkan dalam tujuan pembangunan pada masing-masing kementerian yang ada saat ini.

Sektor kelautan dan perikanan memiliki visi “Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing danBerkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat.” Melalui visi tersebut, diharapkan dapat terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang dapat memberikan nilai tambah terhadap produk kelautan dan perikanan sehingga memiliki daya saing yang tinggi, dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. Visi pembangunan kelautan dan perikanan tersebut kemudian dijabarkan menjadi tiga misi, yaitu: (1) Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; (2) Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan; dan (3) Memelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

Pada sektor kelautan dan perikanan, tujuan pembangunan difokuskan pada meningkatnya produksi dan produktivitas usaha kelautan dan perikanan, berkembangnya diversikasi dan pangsa pasar produk hasil kelautan dan perikanan, terwujudnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Sementara itu, strategi pembangunan kelautan dibagi empat perspektif yaitu; stakeholder perspective, customer perspective, internal process perspective, Learning & growth perspective. Ada9 strategi pendayagunaan potensi ekonomi kelautan, yakni pengembangan wawasan dan budaya bahari; penguatan SDM dan Iptek; tata kelola laut; pengembangan ekonomi kelautan melalui industri dan jasa kelautan; peningkatan kemampuan pengawasan pemanfaatan sumber daya; mitigasi bencana dan penanggulangan pencemaran laut; konservasi; peningkatan kesejahteraan, dan pengembangan kawasan.

Sektor perhubungan laut memiliki visi “Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah”. Visi pembangunan sektor perhubungan laut dijabarkan lebih lanjut menjadi beberapa misi, yaitu (1) Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi; (2) Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah; (3) Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi; (4) Melanjutkan proses restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan dan kelembagaan sebagai upaya peningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi; (5) Melanjutkan proses restrukturisasi dan reformasi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelaksanaan penegakan hukum secara konsisten; dan (6) Mewujudkan pengembangan transportasi dan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim. Melalui misi tersebut,sektor perhubungan laut harus mampu memenuhi kebutuhan infrastruktur yang saling terintegrasi ke seluruh wilayah dalam rangka mewujudkan konektivitas wilayah Indonesia.

Sektor perhubungan laut memiliki tujuan mewujudkan penyelenggaraan transportasi yang efektif dan esien yang didukung SDM transportasi yang berkompeten guna mendukung perwujudan Indonesia yang lebih sejahtera, sejalan dengan perwujudan Indonesia yang aman dan damai serta adil dan demokratis. Penyelenggaraan kegiatan transportasi yang efektif berkaitan dengan ketersediaan aksesibilitas, optimalisasi kapasitas, maksimalisasi kualitas serta keterjangkauan dalam pelayanan, sedangkan penyelenggaraan transportasi yang esien berkaitan dengan peningkatan peran Daerah, BUMN, Swasta, dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya meningkatkan esiensi dalam penyelenggaraan transportasi, termasuk peningkatan kemampuan pengembangan dan penerapan teknologi transportasi maupun peningkatan kualitas SDM transportasi yang berdampak kepada optimalisasi dayaguna tanpa

pembebanan kepada masyarakat selaku pengguna jasa transportasi.

Sektor energi dan sumberdaya mineral memiliki visi “Terwujudnya Ketahanan dan Kemandirian Energi serta Peningkatan Nilai Tambah Energi dan Mineral yang Berwawasan Lingkungan untuk Memberikan Manfaat yang Sebesar-Besarnya Bagi Kemakmuran Rakyat”. Visi pembangunan energi dan sumberdaya mineral tersebut kemudian dijabarkan menjadi beberapa misi, yaitu (1) Meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral dalam negeri; (2) Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap energi, mineral dan informasi geologi; (3) Mendorong keekonomian harga energi dan mineral dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat; (4) Mendorong peningkatan kemampuan dalam negeri dalam pengelolaan energi, mineral dan kegeologian; (5) Meningkatkan nilai tambah energi dan mineral; (6) Meningkatkan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan usaha energi dan mineral secara berdaya guna, berhasil guna, berdaya saing, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; (7) Meningkatkan kemampuan kelitbangan dan kediklatan ESDM; (8) Meningkatkan kualitas SDM sektor ESDM; dan (9) Melaksanakan good governance.

Pada sektor energi dan sumberdaya mineral, tujuan pembangunan energi adalah fokus pada terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestic, terwujudnya peningkatan investasi sektor ESDM, terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan harga, terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah, terwujudnya pengurangan beban subsidi dan listrik, terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam peningkatan surplus neraca perdagangan dengan mengurangi impor, terwujudnya peningkatan efek berantai/ ketenagakerjaan.

Visi pembangunan sektor wisata bahari adalah “Terwujudnya Bangsa Indonesia yang Mampu Memperkuat Jati Diri dan Karakter Bangsa serta Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat”. Untuk mewujudkan visi pembangunan sektor wisata bahari maka dijabarkan kemudian misi untuk mencapai terwujudnya visi pembangunan sektor wisata bahari tersebut. Misi pembangunan sektor wisata bahari adalah (1) Melestarikan nilai, keragaman dan kekayaan budaya dalam rangkamemperkuat jati diri dan karakter bangsa; (2) Mengembangkan industri pariwisata berdaya saing, destinasi yangberkelanjutan dan menerapkan pemasaran yang bertanggung jawab(responsible marketing); (3) Mengembangkan sumberdaya kebudayaan dan pariwisata; dan (4) Menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan danakuntabel.Sektor wisata bahari memiliki tujuan mengembangkan kepariwisataan yang mampu memberikan kontribusi yang signikan terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat yang dijabarkan menjadi sasaran sebagai berikut, meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan, terwujudnya destinasi pariwisata yang berdaya saing internasional, terwujudnya kapasitas pengelolaan destinasi pariwisata, terwujudnya diversikasi destinasi pariwisata, meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara, mendukung peningkatan kontribusi pariwisata bagi perekonomian nasional terhadap PDB, lapangan kerja dan investasi.

Visi pembangunan industri maritim dan jasa kelautan salah satunya adalah “Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025”. Visi pembangunan tersebut kemudian dijabarkan menjadi misi, yaitu diantaranya : (1) Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan; (2) Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air; (3) Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan; (4) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak

huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan; (5) Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang; (6) Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman; (7) Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance; dan (8) Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional.

Sektor Jasa Kelautan meliputi berbagai subsektor seperti jasa pertanian (jasa produksi, sarana dan pasca panan), jasa perdagangan, jasa penunjang angkutan, jasa pemerintahan umum, dan jasa pendidikan. Adapun tujuan secara umum dari pembangunan di sektor jasa kelautan ini adalah untuk menunjang terjadinya peningkatan produksi KP yang berkelanjutan, peningkatan kinerja ekspor komoditas KP dan menguatkan pasar KP dalam negeri.

Peluang Bisnis

Pembangunan maritim di ketujuh sektor tersebut tentunya juga membuka kesempatan bisnis yang luas bagi para pelaku di sektor privat pada masing-masing sektor. Pada sektor Transportasi laut pertumbuhan muatan angkutan laut Indonesia baik domestik maupun internasional terus mengalami peningkatan 876,2 juta ton (2011), 937,5 juta ton (2012) dan diproyeksikan akan menjadi satu miliar ton pada tahun 2015. Pada sektor industri Maritim, Biologi kelautan mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan ke depan, meliputi: Ekstraksi (pengambilan) senyawa aktif (bioactive substances) atau bahan alami (natural products) dari biota laut sebagai bahan dasar (raw materials) untuk industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, cat, perekat, lm, kertas, dan berbagai industri lainnya; Rekayasa genetik (genetic engineering) terhadap spesies tumbuhan atau hewan untuk menghasilkan jenis tumbuhan atau hewan baru; Rekayasa genetik dari mikroorganisme (bakteri), sehingga mampu melumat (menetralkan) bahan pencemar (pollutants) yang mencemari suatu lingkungan perairan atau daratan (seperti tumpahan minyak/oil spills). Pada sektor wisata bahari, pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai sekitar 5,8 persen, menyumbangkan produk domestik bruto mencapai Rp 347 triliun, mencapai 23 persen dari dengan total pendapatan negara yang tercantum di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013, yakni Rp 1.502 triliun, dan menempati urutan keempat sebagai penyumbang devisa negara tahun 2013. Pada sektor energi, Indonesia memiliki 40 cekungan minyak di laut atau sekitar 70% dari total cekungan yang ada, 10 cekungan telah, 11 cekungan mulai diteliti intensif dan 29 lainnya belum terjamah; Cadangan minyak pada 11 cekungan yang sudah berproduksi diperkirakan mencapai 1,93 miliar barrel sedangkan gas bumi mencapai 107,5 triliun kaki kubik. Sumber minyak bumi Indonesia di lepas pantai diperkirakan 40,1 miliar barel, sedangkan gas bumi mencapai 217,5 triliun kaki kubik.

Program rencana aksi yang dilakukan oleh sektor kelautan dan perikanan fokus pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, Pembinaan dan Koordinasi Penyiapan Produk Hukum dan Penataan Organisasi KKP, Perumusan dan Pengembangan Kebijakan Kelautan, Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP, Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan, Program Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Pengawakan Kapal Perikanan, Pengembangan Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan,