Satelit Sumberdaya Alam

25
Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2 Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011 Satelit Sumberdaya Alam 1. Satelit Quickbird Quickbird adalah jenis satelit akurasi dan resolusi tinggi yang dimiliki serta dioperasikan oleh Digital Globe (USA). Quickbird menggunakan sebuah sensor state-of-the-art BGIS 2000, sehingga mampu mendapatkan data gambar dengan resolusi data sampai 0.61 m setiap pikselnya. Satelit ini sangat sempurna untuk digunakan di bidang lingkungan dalam menganalisis perubahan lahan, pertanian dan kehutanan. Selain itu, gambar yang dihasilkan oleh Quickbird dapat digunakan dalam bidang industri lainnya, seperti eksplorasi dan produksi minyak dan gas, keteknikan dan konstruksi, serta studi lingkungan lainnya. Karakteristik sensor yang digunakan dalam satelit Quickbird ini ditunjukkan pada Tabel 1. Gambar 1. Satelit Quickbird (Digital Globe, 2011) Tabel 1. Karakteristik sensor satelit Quickbird Tanggal diresmikan 18 Oktober 2001 Pesawat yang dipakai Boeing Delta II Lokasi Vandenberg Air Force Base, California, USA Orbit Altitude 450 km Orbit Inclination 97.2 o , sun synchronous Kecepatan 7.1 km/sec (25,560 km/jam) Waktu melintas ekuator 10.30 AM (descending mode) Waktu orbit 93.5 menit Waktu kembali 1-2, 5 hari tergantung di lintang (30 o off nadir)

Transcript of Satelit Sumberdaya Alam

Page 1: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Satelit Sumberdaya Alam

1. Satelit Quickbird

Quickbird adalah jenis satelit akurasi dan resolusi tinggi yang dimiliki serta

dioperasikan oleh Digital Globe (USA). Quickbird menggunakan sebuah sensor

state-of-the-art BGIS 2000, sehingga mampu mendapatkan data gambar dengan

resolusi data sampai 0.61 m setiap pikselnya. Satelit ini sangat sempurna untuk

digunakan di bidang lingkungan dalam menganalisis perubahan lahan, pertanian

dan kehutanan. Selain itu, gambar yang dihasilkan oleh Quickbird dapat

digunakan dalam bidang industri lainnya, seperti eksplorasi dan produksi minyak

dan gas, keteknikan dan konstruksi, serta studi lingkungan lainnya. Karakteristik

sensor yang digunakan dalam satelit Quickbird ini ditunjukkan pada Tabel 1.

Gambar 1. Satelit Quickbird (Digital Globe, 2011)

Tabel 1. Karakteristik sensor satelit Quickbird

Tanggal diresmikan 18 Oktober 2001

Pesawat yang dipakai Boeing Delta II

Lokasi Vandenberg Air Force Base, California, USA

Orbit Altitude 450 km

Orbit Inclination 97.2o, sun synchronous

Kecepatan 7.1 km/sec (25,560 km/jam)

Waktu melintas ekuator 10.30 AM (descending mode)

Waktu orbit 93.5 menit

Waktu kembali 1-2, 5 hari tergantung di lintang (30o off nadir)

Page 2: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Lebar petak 16.5 km x 16.5 km pada nadir

Metric Accuracy 23 m horizontal (CE90%)

Digitization 11 bits

Resolution Pan: 61 cm (nadir) – 72 cm (25o off nadir)

MS: 2.44 m (nadir) – 2.88 m (25o off nadir)

Image bands Pan: 450-900 nm

Blue: 450-520 nm

Green: 520-600 nm

Red: 630-690 nm

Near IR: 760-900 nm

Sumber: http://www.satimagingcorp.com/satelitte-sensor/quickbird.html

2. Advanced Land Observing Satellite (ALOS)

ALOS adalah satelit milik Jepang yang merupakan satelit generasi lanjutan dari

JERS-1 dan ADEOS yang dilengkapi dengan teknologi yang lebih maju. ALOS

diluncurkan di Tanegashima Space Centre pada tanggal 24 Januari 2006 dengan roket

H-IIA. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk

kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam, dan survei

sumberdaya alam. Waktu operasional ALOS 3-5 tahun dengan orbit Sun-

Synchronous Sub-Recurrent, resolusi temporal 46 hari pada ketinggian 691.65 km

(pada Ekuator) dengan sudut inklinasi 98.16o, resolusi untuk high resolution mode

dan ScanSAR masing-masing 10 meter dan 100 meter (JAXA, 2006).

Gambar 2. Konfigurasi satelit ALOS (JAXA, 2006)

ALOS dilengkapi dengan 3 instrumen penginderaan jauh yaitu

Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping (PRISM) yang

Page 3: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

dirancang untuk dapat memperoleh data Digital Terrain Model (DTM), Advanced

Visible and Near Infrared Radiometer type-2 (AVNIR-2) untuk pemantauan

penutupan lahan secara lebih tepat, dan Phased Array type L-band Synthetic

Aperture Radar (PALSAR) untuk pemantauan permukaan bumi dan cuaca pada

siang dan malam hari (JAXA, 2006). Secara umum satelit ini memiliki

karakteristik yang dapat dijelaskan pada Tabel 2.

Gambar 3. Satelit ALOS (JAXA, 2006)

Tabel 2. Keterangan umum ALOS

Alat peluncuran Roket H-IIA

Tempat peluncuran Pusat Ruang Angkasa Tanagashima

Berat satelit 4000 Kg

Power 7000 W

Waktu operasional 3 sampai 5 tahun

Orbit Sun-Synchronous Sub-Recurr Orbit

Recurrent Periode : 46 hari Sub cycle 2 hari

Tinggi Lintasan : 692 km di atas Ekuator

Inklinasi : 98.2o

Sumber: JAXA, 2006

Page 4: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping (PRISM)

adalah instrumen penginderaan jauh pada satelit ALOS dengan sensor

pankromatik dengan resolusi spasial 2.5 m dan memiliki kemampuan untuk

mengambil obyek yang sama pada permukaan bumi dari 3 posisi yang berbeda.

Keterangan umum sensor PRISM disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Keterangan umum sensor PRISM

Panjang Gelombang 0.52 – 0.77 µm

Banyaknya Optik 3 buah (Forward, Nadir, Backward)

Base on High Ratio 1.0 (Forward dengan Backward)

S/N Diatas 7.0

MTF 0.2 atau lebih

Resolusi Spasial 2.5 m

Lebar Cakupan 3.5 km (Triple Mode)

70 km (hanya pengambilan tegak)

Jumlah Detektor 28000/Kanal (lebar cakupan 70 Km)

14000/Kanal (lebar cakupan 35 Km)

Sudut Pengambilan 1.5 Derajat

Panjang Bit 8 bit

Sumber : JAXA, 2006

Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2 (AVNIR-2)

merupakan instrumen pada satelit ALOS yang dilengkapi kanal multispektral

untuk pengamatan permukaan daratan dan wilayah pesisir dengan resolusi spasial

lebih baik dari AVNIR-ADEOS. Sensor ini digunakan untuk tujuan pemetaan dan

klasifikasi penutup/penggunaan lahan skala regional, dengan memiliki

kemampuan cross tracking point untuk pemantauan bencana alam.

Tabel 4. Keterangan umum AVNIR

Kanal Observasi Kanal-1 : 0.42 – 0.59 µm

Kanal-2 : 0.52 – 0.60 µm

Kanal-3 : 0.61 – 0.69 µm

Page 5: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Kanal-4 : 0.76 – 0.89 µm

S/N > 200

MTF Kanal 1-3 : > 0.25

Kanal 4 : > 0.20

Resolusi 10 m (Nadir)

Lebar Cakupan 70 Km (Nadir)

Jumlah Detektor 7000/Kanal

Sudut Pengambilan -44 to +44 Derajat

Panjang bit 8 bit

Sumber: JAXA, 2006

PALSAR merupakan salah satu sensor untuk pengamatan cuaca dan

permukaan daratan pada siang dan malam hari dengan sistem yang lebih maju dari

JERS-1 SAR. Sensor Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar

(PALSAR) dapat menembus awan, sehingga informasi permukaan bumi dapat

diperoleh setiap saat, baik siang maupun malam hari. Resolusi untuk high

resolution mode dan ScanSAR masing-masing 10 meter dan 100 meter.

Tabel 5. Keterangan umum PALSAR

Mode Fine ScanSAR Polarimetric

Frekuensi 1270 MHz (L-band)

Lebar Kanal 28/14 MHz

Polarisasi HH atau VV / HH

+HV atau VV + VH

HH atau VV HH+HV+VH+VV

Resolusi Spasial 10 m (2 look) / 20 m (4

look)

100 m (multi

look)

30 m

Lebar Cakupan 70 Km 250 – 350 Km 30 Km

Incidence Angle 8-60 derajat 18-43 derajat 8 30 derajat

NE Sigma 0 < -23 dB (70 Km)

< -25 dB (60 Km)

< -25 dB < -29 dB

Page 6: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Panjang bit 3 bit / 5 bit 5 bit 3 bit / 5 bit

Sumber : JAXA, 2006

3. Systeme Pour I’Observation de la Terre – 5 (SPOT-5)

Satelit SPOT 5 merupakan kelanjutan dari program seri satelit inderaja

komersial Prancis. Satelit yang dikembangkan oleh Centre National d’Etudes

Spatiale (CNES) bekerja sama dengan beberapa organisasi di Eropa (Prahasta,

2008). Karakteristik SPOT dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6 . Karakteristik SPOT

Ketinggian orbit 830 km

Lebar sapuan 117 km

Sudut inklinasi 98 derajat

Periode orbit 101 menit

Equatorial crossing local time 10.30

Resolusi temporal 26 hari

Sumber: Prahasta, 2008

Satelit SPOT dilengkapi dengan beberapa sensor, diantaranya sensor High

Resolution Geometric (HRG), sensor High Resolution Stereoscopic (HRS) yang

memiliki kemampuan untuk produksi digital terrain model (DEM) dengan

resolusi spasial 10 meter, dan sensor vegetasi yang memiliki resolusi spasial 1165

meter (Prahasta, 2008).

4. LANDSAT 7 ETM + (Enhanced Thematic Mapper Plus)\

Landsat merupakan suatu hasil program sumberdaya bumi yang

dikembangkan oleh NASA (National Aeronautical and Space Administration)

Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an (Susilo dan Gaol, 2008). Satelit

Landsat pada mulanya disebut ERTS (Earth Resources Technology Satellite).

Page 7: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke

Neira Purwanty Ismail (C54070029)

Gambar 4. Konfigurasi satelit LANDSAT (NASA, 2005)

Stasiun satelit Landsat dioperasikan dekat orbit

kutub orbit dengan ketinggian 915 km. Satelit Landsat mengelilingi bumi setiap

103 menit, mencapai 14 orbit per hari dan memperlihatkan permukaan bumi

secara keseluruhan setiap 18 hari. Orbit dari satelit telah dipilih sehingga

bumi tersebut dapat mengulang peliputan wilayah di bumi pada waktu setempat

yang sama pada setiap periode 18 hari dengan jarak 37 km dari orbit sebelumnya

(Purwandhi, 2001).

Landsat 7 ETM

ketinggian 705 km dengan periode edar 99 menit dan orbit

memotong garis khatulistiwa ke arah selatan setiap pukul 10.00 waktu setempat

dengan sudut inklinasi 30

melewati daerah yang sama setiap 16

satelit Landsat 7 ETM

tinggi dan rendah secara terpisah, dapat dilihat pada Tabel 7.

dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029)

. Konfigurasi satelit LANDSAT (NASA, 2005)

Stasiun satelit Landsat dioperasikan dekat orbit Sun-Synchronous

kutub orbit dengan ketinggian 915 km. Satelit Landsat mengelilingi bumi setiap

103 menit, mencapai 14 orbit per hari dan memperlihatkan permukaan bumi

secara keseluruhan setiap 18 hari. Orbit dari satelit telah dipilih sehingga

bumi tersebut dapat mengulang peliputan wilayah di bumi pada waktu setempat

yang sama pada setiap periode 18 hari dengan jarak 37 km dari orbit sebelumnya

Landsat 7 ETM+ diluncurkan pada tanggal 15 April 1999, berada pada

ian 705 km dengan periode edar 99 menit dan orbit Sun-Synchronous

memotong garis khatulistiwa ke arah selatan setiap pukul 10.00 waktu setempat

dengan sudut inklinasi 30o. Landsat ETM+ mempunyaicakupan seluas 185 km

melewati daerah yang sama setiap 16 hari (LAPAN, 2000). Karakteristi sensor

satelit Landsat 7 ETM+ yang mempunyai 8 kanal spektral dengan pengaturan

tinggi dan rendah secara terpisah, dapat dilihat pada Tabel 7.

2011

Synchronous dekat

kutub orbit dengan ketinggian 915 km. Satelit Landsat mengelilingi bumi setiap

103 menit, mencapai 14 orbit per hari dan memperlihatkan permukaan bumi

secara keseluruhan setiap 18 hari. Orbit dari satelit telah dipilih sehingga satelit

bumi tersebut dapat mengulang peliputan wilayah di bumi pada waktu setempat

yang sama pada setiap periode 18 hari dengan jarak 37 km dari orbit sebelumnya

diluncurkan pada tanggal 15 April 1999, berada pada

Synchronous yang

memotong garis khatulistiwa ke arah selatan setiap pukul 10.00 waktu setempat

mempunyaicakupan seluas 185 km

hari (LAPAN, 2000). Karakteristi sensor

yang mempunyai 8 kanal spektral dengan pengaturan gain

Page 8: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Tabel 7. Karakteristik sensor satelit Landsat 7 ETM+

Sumber: Reddy, 2008

Tabel 8. Karakteristik panjang gelombang, resolusi dan fungsinya pada sensor

LANDSAT 7 ETM+

Kanal Panjang Gelombang Resolusi

Spasial

Fungsi

1 0.45 – 0.52 µm

(sinar tampak violet-biru)

30 x 30 m Pemetaan perairan pantai (coastal zone),

pembedaan antara tanah dan vegetasi

2 0.52 – 0.60 µm

(sinar tampak hijau)

30 x 30 m Memperkirakan keseburan vegetasi

3 0.63 – 0.69 µm

(infra termal merah)

30 x 30 m Membedakan jenis vegetasi berdasarkan

pemetaan klorofil

Page 9: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

4 0.76 – 0.90

(infra merah dekat)

30 x 30 m Pembedaan badan air, tanah dan vegetasi

5 1.55 – 1.75 µm

(infra merah menengah)

30 x 30 m Membedakan awan dengan salju,

pengukuran kelembapan vegetasi dan

tanah

6 10.40 – 12.50 µm

(infra merah termal)

60 x 60 m Mengukur dan pemetaan panas, tekanan

panas tumbuhan, informasi dan geologi

lainnya berdasarkan panas

7 1.08 – 2.35 µm

(infra merah jauh)

30 x 30 m Pemetaan hidrotermal, pembedaan tipe

batuan (mineral dan petroleum geology)

8 0.5 – 0.9 µm (pankromatik) 15 x 15 m Meliputi fungsi yang ada dari spektrum

sinar tampak sampai infra merah dekat.

Sumber: LAPAN, 2000

5. GeoEye-1

GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya

disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang

diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California,

AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat

tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang

ada di orbit bumi saat ini.

Gambar 5. Konfigurasi satelit GeoEye-1 (Wikimedia, 2010)

Page 10: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

GeoEye-1 dikeluarkan oleh GeoEye Inc yang sebelumnya juga

mengeluarkan satelit bernama IKONOS yang merupakan satelit sub-meter

komersial pertama di dunia. GeoEye-1 dilengkapi dengan teknologi-teknologi

tercanggih yang pernah digunakan dalam sistem satelit komersial yang dibuat oleh

perusahaan General Dynamics. Dalam pembuatannya, satelit ini memakan biaya

sebesar $502 juta yang ditanggung oleh Google dan National Geospatial-

Intelligence Agency (NGA) sebagai sponsor-sponsor utamanya. Pada satelit ini,

terdapat logo Google yang terletak pada bagian samping roket Delta II yang

meluncurkannya.

Sensor kamera pada satelit ini dibuat oleh ITT Corporation yang kemudian

dikirimkan pada General Dynamics untuk diintegrasikan ke dalam GeoEye-1 pada

Januari 2007. Gambar pertama yang dihasilkan oleh GeoEye-1 setelah proses

kalibrasi selesai adalah foto udara dari kampus Universitas Kutztown yang

terletak di pertengahan antara Reading dan Allentown, Pennsylvania dengan

ketinggian orbit 423 mil atau 681 km di atas East Coast, Amerika.

Satelit ini mampu menghasilkan gambar dengan resolusi 0,41 meter untuk

sensor panchromatic (hitam-putih) dan 1,65 meter untuk sensor multispectral

(berwarna). Kemampuan ini sangat ideal untuk proyek pemetaan skala besar.

GeoEye-1 mengorbit pada ketinggian 681 km di atas permukaan bumi dan melaju

dengan kecepatan 7,5 km per detik. Selain resolusi spasial tersebut, GeoEye-1

juga memiliki tingkat akurasi tiga meter, yang berarti bahwa pengguna satelit ini

dapat memetakan alam dan fitur buatan dalam jarak tiga meter dari lokasi

sebenarnya di permukaan bumi tanpa adanya titik kontrol utama. Tingkat akurasi

ini tidak pernah dicapai sebelumnya dalam sistem pencitraan komersial lainnya.

GeoEye-1 dapat kembali ke titik manapun di bumi sekali dalam jangka

waktu tiga hari atau lebih cepat. Walaupun GeoEye-1 memiliki berat mencapai

lebih dari 2 ton dan memiliki dua tingkat, namun satelit ini dirancang untuk dapat

membidik beberapa target kamera ITT sekaligus selama satu kali pengorbitan.

GeoEye-1 telah diprogram untuk dapat berputar serta bergeser ke depan, belakang,

atau samping dalam membidik targetnya sehingga hasil pencitraan yang dilakukan

akan memiliki ketelian yang sangat tinggi. Kemampuan ini membuat GeoEye-1

mampu mengumpulkan banyak gambar selama satu kali pengorbitan.

Page 11: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

GeoEye-1 mengorbit 15 kali per hari dan membutuhkan waktu 98 menit

untuk satu kali orbit. Satelit yang berada pada ketinggian 681 km atau 423 mil

dari permukaan bumi ini mengorbit dengan kecepatan sebesar 7,5 km/ detik atau

16.800 mil/ jam. Satelit ini dapat kembali ke titik pengorbitan sebelumnya dalam

waktu 3 hari atau lebih cepat untuk mencari sudut pandang pencitraan yang

diperlukan, Satelit ini melengkapi sistem satelit IKONOS yang juga dikeluarkan

oleh GeoEye Inc, namun akan lebih cepat dalam proses pengumpulan gambarnya

yaitu 40% lebih cepat untuk panchromatic dan 25% lebih cepat untuk

multispectral. Bersama-sama, satelit GeoEye-1 dan IKONOS dapat

mengumpulkan hampir 1 juta sq km hasil pencitraan setiap harinya.

Dalam satu hari, GeoEye-1 dapat melakukan pencitraan terhadap wilayah

dengan ukuran sampai 700.000 km2 atau sebesar kota Texas dalam mode

panchromatic. Sedangkan dalam mode multispectral, GeoEye-1 melakukan

pencitraan terhadap 350.000 km2 wilayah setiap harinya, setara dengan warna

memotret di seluruh Negara Bagian New Mexico.

Teleskop optik, detektor, focal plane dan prosesor digital berkecepatan

tinggi pada GeoEye-1 mampu mengolah gambar sebesar 700 juta piksel setiap

detiknya. Kegesitan kamera GeoEye-1, membuatnya mampu untuk

memperpanjang lebar petak kamera sebesar 15,2 km atau menghasilkan beberapa

gambar dari target yang sama selama satu kali pengorbitan untuk membuat

gambar stereo.

Terdapat tiga tingkat produk pencitraan yang ditentukan oleh tingkat akurasi

posisi:

Produk Geo adalah gambar peta berorientasi radiometrik yang cocok

digunakan untuk berbagai keperluan. Selain cocok untuk aplikasi visualisasi dan

pemantauan, produk Geo juga dilengkapi dengan model sensor kamera dalam

format rational polynomial coefficient (RPC). Model kamera ini memetakan

koordinat tanah menjadi koordinat gambar hasil pencitraan. Produk Geo dapat

digunakan oleh pengguna ahli dengan menggunakan perangkat lunak komersial.

Produk GeoProfesional adalah hasil pencitraan yang telah dikoreksi oleh

staf produksi GeoEye Inc dengan menggunakan proses kepemilikannya atas

fasilitas produksi untuk mengoptimalkan data yang dikumpulkan oleh satelit

Page 12: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

GeoEye. Proses pengkoreksian yang dilakukan GeoEye memungkinkan pengguna

untuk dengan cepat mendapatkan hasil yang paling akurat dan tepat yang tersedia

dari program satelit. Produk ini cocok untuk ekstraksi fitur, perubahan deteksi,

pemetaan dasar dan aplikasi serupa lainnya.

Produk GeoStereo menyediakan dasar untuk fitur pengenalan tiga dimensi,

ekstraksi, dan eksploitasi. Oleh karena itu, produk ini menyediakan dua gambar

berbentuk stereo geometri untuk mendukung berbagai aplikasi pencitraan stereo

seperti pembuatan Model Elevasi Digital (DEM), pembuatan ekstraksi ketinggian,

dan menciptakan berbagai lapisan spasial. GeoStereo dalam proyeksi pemetaan

meliputi data kamera dengan format RPC yang mendukung penyesuaian,

ekstraksi , stereo tiga dimensi, generasi DEM, dan operasi fotogrametri.

Satelit ini digunakan untuk menyediakan data-data peta satelit daratan di

seluruh dunia yang akan memperkuat layanan peta berbasis web melalui Google

Earth maupun Google Maps. Selain itu, GeoEye-1 juga memberikan data hasil

pencitraan beresolusi tinggi pada National Geospatial-Intelligence Agency (NGA)

untuk kepentingan pemerintah Amerika Serikat.

Pengguna GeoEye-1 memiliki pilihan untuk memesan hasil pencitraan

dalam bentuk gambar biasa, sudah dimodifikasi, atau dalam bentuk gambar stereo

sebagai produk-produk yang dihasilkan. Produk GeoEye-1 akan memberikan

berbagai aplikasi untuk :

• Pertahanan Negara

• Keamanan nasional

• Transportasi air dan Kelautan

• Minyak dan Gas

• Energi

• Pertambangan

• Pemetaan dan Layanan berbasis lokasi

• Negara dan Pemerintahan Daerah

• Asuransi dan Manajemen risiko

• Pertanian

• Sumber Daya Alam dan pemantauan lingkungan

Page 13: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Resolusi gambar yang mampu dihasilkan oleh satelit GeoEye-1 bisa

mencapai jarak 41 cm, namun pemerintah Amerika Serikat membatasi

penggunaannya oleh publik yaitu hanya sampai resolusi 50 cm karena detail

seperti itu dapat mengancam privasi Negara. Google sebagai klien komersial

hanya diperbolehkan mengambil gambar melalui satelit ini dengan resolusi

maksimal sebesar 50 cm, sedangkan NGA memperoleh gambar dengan resolusi

43 cm.

Untuk pusat komando, GeoEye memperbaharui dan mengontrol fasilitas

stasiun utamanya dari markas besarnya di Dulles, Virginia. Pusat operasi ini

bertugas untuk mengirimkan perintah dan menerima data dari satelit. Tiga stasiun

lainnya lainnya dioperasikan oleh GeoEye Inc di Barrow, Alaska, Tromso,

Norwegia dan Troll, Antartika. Empat stasiun utama tersebut memberikan tempat

penampungan data yang dibutuhkan sesuai dengan banyaknya hasil pencitraan

yang ditangkap oleh satelit GeoEye-1. Fasilitas operasional yang berada di

Thornton, Colorado juga telah diperbarui sebagai stasiun utama cadangan bagi

GeoEye-1.

Gambar hasil pantauan satelit GeoEye-1 saat ini sudah tersedia untuk

sebagian kecil wilayah Indonesia. GeoEye-1 sudah merekam kota Makassar dan

sekitarnya pada tanggal 30 April 2009 dan pembaharuannya sudah tersedia sejak

bulan Juli 2009. Pada awal bulan Agustus, GeoEye-1 juga sudah merekam

gambar pada wilayah Timor Leste.

6. GeoEye-2

GeoEye-2 merupakan Satelit pengamat Bumi komersial generasi baru yang

akan diluncurkan pada tahun 2011 atau 2012. Satelit ini akan memiliki resolusi

sampai 25 cm dan akan menjadikannya sebagai satelit komersial dengan

pencitraan gambar tertinggi menggantikan GeoEye-1. Penggunaan resolusi

gambar satelit GeoEye-2 juga akan dibatasi oleh pemerintah Amerika Serikat,

dimana hanya pemerintah dan agennya yang dapat menggunakan resolusi tertinggi

dari satelit ini. Sensor gambar akan dibuat oleh ITT Corporation dan satelit akan

dimilki oleh GeoEye Inc. Seperti pada GeoEye-1, GeoEye-2 juga akan dikontrak

oleh Google.

Page 14: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

7. FORMOSAT

Pertama satelit penginderaan jarak jauh yang dikembangkan oleh Organisasi

Angkasa Nasional (NSPO), FORMOSAT-2, berhasil diluncurkan pada 21 Mei

2004 dengan resolusi tinggi 2 meter panchromatic data dan 8 meter multispectral

data citra satelit. Misi utama FORMOSAT-2 adalah melakukan penginderaan

jarak jauh pencitraan atas Taiwan dan di darat dan kelautan daerah seluruh bumi.

Gambar yang diambil oleh FORMOSAT-2 pada siang hari dapat digunakan

untuk distribusi tanah, penelitian sumber daya alam, kehutanan, perlindungan

lingkungan, pencegahan bencana, penyelamatan, dan aplikasi lainnya. Ketika

satelit perjalanan ke zona dikalahkan, itu akan mengamati fenomena alam seperti

pencahayaan di bagian atas atmosfer yang dapat digunakan untuk eksperimen

ilmiah lebih lanjut. FORMOSAT-2 membawa kedua "remote sensing" dan

"pengamatan ilmiah" tugas-tugas dalam misinya. Pesawat ruang angkasa nominal

beroperasi sejak 2006.

The FORMOSAT-2's Image Processing System (IPS) dikembangkan sendiri

oleh NSPO. Ini dirancang untuk memproses gambar dengan penugasan satelit

sesuai dengan kebutuhan pengguna. Gambar kemudian diambil dan di-download

melalui X-band antena, kemudian disilangkan dengan melalui IPS seperti

radiometrik dan koreksi geometrik dan disimpan di komputer. File-file ini akan

dikirim ke pengguna akhir didasarkan pada klien permintaan.

Karakteristik Sensor Satelit FORMOSAT-2

Data Gambar Produk : B&W: 2-m

Color: 2-m (merge)

Multispectral (R, G, B, NIR): 8-m

Bundle (separate Pan and MS images)

Spektral Bands : P: 0.45 - 0.90 µm (Panchromatic)

B1: 0.45 - 0.52 µm (Blue)

B2: 0.52 - 0.60 µm (Green)

B3: 0.63 - 0.69 µm (Red)

B4: 0.76 - 0.90 µm (Near-infrared)

Sensor Footprint : 24 km x 24 km

Page 15: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Kembali Interval : setiap hari

Image Dynamics : 8 bits/pixel

Ukuran File Image : MS: 35 Mb

Pan: 137 Mb

Gambar 6. Satelit FORMOSAT (SIC, 2011)

8. MODIS

MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) adalah suatu

instrumen kunci yang terdiri atas dua satelit yaitu Terra ( EOS AM) dan Aqua

(EOS PM). Garis edar Terra di sekitar bumi diatur sedemikian rupa sehingga

melewati arah utara - selatan melintasi garis katulistiwa pada waktu pagi hari,

sedangkan Aqua akan melewati arah selatan - utara di atas garis katulistiwa pada

sore hari. Terra MODIS dan Aqua MODIS mengamati keseluruhan permukaan

bumi setiap 1 atau 2 hari, data yang diperoleh diterima dalam 36 band spektral

dengan panjang gelombang berbeda ( lihat spesifikasi teknis MODIS). Data ini

akan meningkatkan pemahaman pengguna tentang proses dan dinamika global

yang terjadi di atas daratan, di samudra, dan di bawah lapisan atmosfir. (Efendi,

2006).

Sensor MODIS menghasilkan resolusi radiometric 16-bit perpiksel ini

menghasilkan citra dijital dalam beberapa band: biru (band 3), merah (band 1),

hijau (band 4), near-infrared (band 2, 5, dan 16-19), SWIR (band 6&7), visible

(band 8-15), MWIR (band 20-26), dan TIR (band 27-36). Sementara resolusi

spasial antara 250m hingga 1000m: band 1&2 (250m), band 3-7 (500m), dan band

Page 16: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

8-36 (1000m). (Prahasta, 2008). Adapun Spesifikasi dari Citra AQUA MODIS,

seperti pada Tabel 9.

Gambar 7. Satelit AQUA MODIS (Wikimedia, 2011)

Tabel 9. Karakteristik satelit AQUA MODIS

Orbit: 705 km, 10:30 a.m. descending node (Terra) or 1:30 p.m. ascending

node (Aqua), sun-synchronous, near-polar, circular

Scan Rate: 20.3 rpm, cross track

Swath

Dimensions:

2330 km (cross track) by 10 km (along track at nadir)

Telescope: 17.78 cm diam. off-axis, afocal (collimated), with intermediate field

stop

Size: 1.0 x 1.6 x 1.0 m

Weight: 228.7 kg

Power: 162.5 W (single orbit average)

Data Rate: 10.6 Mbps (peak daytime); 6.1 Mbps (orbital average)

Quantization: 12 bits

Spatial

Resolution:

250 m (bands 1-2)

500 m (bands 3-7)

1000 m (bands 8-36)

Design Life: 6 years

(Sumber: http://modis.gsfc.nasa.gov/about/specifications.php )

Page 17: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

9. SeaWIFS

SeaWIFS diluncurkan pada Agustus 1997, dengan data yang dikirim ke

bumi dan diterima oleh beberapa stasiun penerima di bumi. Data SeaWIFS

Indonesia diterima oleh stasiun penerima di Singapura (CRISP- Singapore). Data

SeaWIFS dapat di download secara gratis melalui internet di alamat

http://daac.gsf.nasa.gov/data/dataset/SEAWIFS/.

10. Satelit ASTER

Satelit ASTER merupakan satelit berresolusi tinggi. ASTER dibangun oleh

konsorsium pemerintah Jepang dengan berbagai kelompok peneliti. ASTER

melakukan monitoring tutupan awan, es, temperatur lahan, penggunaan lahan,

bencana alam, es lautan, tutupan salju dan pola vegetasi. Citra ini memiliki

resolusi spasial 15 hingga 90 meter. Citra multispektral memiliki 14 saluran, yang

memudahkan analisis obyek dengan panjang gelombang yang tidak terlihat oleh

mata manusia seperti near IR, short wave IR, dan Thermal IR.Penyedia resmi citra

ASTER adalah Sattelite Imaging Corporation (SIC) melalui USGS

Tabel 11. Karakteristik Sensor Satelit ASTER

Tanggal Peluncuran 18 December 1999 at Vandenberg Air Force Base, California, USA

Orbit 705 km altitude, sun synchronous

Inklinasi Orbit 98.3 degrees from the equator

Periode Orbit 98.88 minutes

Page 18: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Ketinggian 681 kilometer

Resolusi pada Nadir 15 to 90 meters

Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM solar time

Waktu Lintas Ulang 16 days

Sumber : http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/ikonos.html

11. Satelit IKONOS

Satelit Ikonos adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh GeoEye.

Kemampuannya yang terliput adalah mencitrakan dengan resolusi multispektral

3,2 meter dan inframerah dekat (0,82mm) pankromatik. Aplikasinya untuk

pemetaan sumberdaya alam daerah pedalaman dan perkotaan, analisis bencana

alam, kehutanan, pertanian, pertambangan, teknik konstruksi, pemetaan

perpajakan, dan deteksi perubahan. Mampu menyediakan data yang relevan untuk

studi lingkungan. Ikonos menyediakan pandangan udara dan foto satelit untuk

banyak tempat di seluruh dunia.

Tabel 12. Karakteristik Sensor Satelit Ikonos

Tanggal Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base, California,

USA

Masa Operasi 7 tahun lebih

Orbit 98.1 derajad, sun synchronous

Kecepatan pada Orbit 7.5 km/detik

Kecepatan diatas bumi 6.8 km/detik

Kecepatan mengelilingi

Bumi

14.7 kali tiap 24 jam

Ketinggian 681 kilometer

Resolusi pada Nadir 0.82 meter (panchromatic); 3.2 meter (multispectral )

Resolusi 26° Off-Nadir 1.0 meter (panchromatic); 4.0 meter (multispectral)

Cakupan Citra 11.3 kilometer pada nadir; 13.8 kilometer pada 26° off-nadir

Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM solar time

Waktu Lintas Ulang 3 days at 40° latitude

Saluran Citra Panchromatic, blue, green, red, near IR

Page 19: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

12. Satelit WorldView-1

Gambar 8. Satelit WorldView-1 (Wikimedia, 2010)

Citra Satelit yang dihasilkan dari pemotretan atau perekaman melalui

sensor yang ditempatkan pada satelit WorldView-1 merupakan satelit generasi

selanjutnya yang ditempatkan pada ketinggian 496 km di atas permukaan bumi,

memiliki kemampuan merekam data permukaan bumi per hari seluas 750,000 km²

berupa citra dengan resolusi 0.5 m pankromatik dengan waktu kedatangan

kembali pada lokasi yang sama dalam 1.7 hari. Satelit WorldView-1 ini hanya

menghasilkan citra pankromatik saja dari sensor yang memiliki kemampuan

resolusi 0.50 m pada nadir dan 0.59 m pada kondisi 25° off-nadir, dengan jarak

sapuan yang cukup lebar sepanjang 17.6 km.

Tabel 13. Karakteristik Satelit Worldview-1

Peluncuran Tanggal : 18 September 2007

Roket Peluncur : Delta 7920

Lokasi Peluncuran : Vandenberg Air Force Base

Orbit Tinggi : 496 kilometer Sun synchronous, jam 10:30 am

descending node

Periode orbit : 94.6 menit

Masa Operasi Diperkirakan s/d tahun 2018

Dimensi Satelit, Bobot

& Power

3.6 meter tinggi x 2.5 meter lebar,

7.1 meters lebar panel energi surya

Bobot : 2500 kilogram

3.2 kW panel surya, 100 Ahr battery

Sensor Bands Pankromatik

Resolusi Sensor (GSD 0.50 meter Ground Sample Distance (GSD) pada nadir

Page 20: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

= Ground Sample

Distance)

0.59 meter GSD pada 25° off-nadir

Dynamic Range 11-bits per pixel

Lebar Sapuan 17.6 kilometer pada nadir

Kapasitas Penyimpanan 2199 gigabit

Perekaman per orbit 331 gigabit

Maksimal Area terekam

dalam sekali lewat

60 x 110 km mono

30 x 110 km stereo

Putaran ke lokasi yg

sama

1.7 hari pada 1 meter GSD atau kurang

4.6 hari pada 25° off-nadir atau kurang (0.59 meter GSD)

Ketelitian lokasi · 6.5 m CE90 pada nadir, dengan ketelitian actual antara 4.0

- 5.5 m CE90 pada nadir, diluar pengaruh terrain dan off-

nadir

· 2.0 m jika menggunakan registrasi titik kontrol tanah

13. Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric

Administration)

Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga

milik ”National Oceanic and Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika

Serikat. Munculnya satelit ini untuk menggantikan generasi satelit sebelumnya,

seperti seri TIROS (Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-

1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite, tahun 1970-1976).

Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi

sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x

dalam 24 jam (sehari semalam).

NOAA merupakan satelit yang dapat dihandalkan untuk memperoleh

informasi mengenai keadaan fisik lautan/samudera dan atmosfer. Seri NOAA ini

dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :

1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer),

2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde),

3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS),

4. DCS (Data Collection System),

5. SEM (Space Environment Monitor),

6. SARSAT (Search And Rescue Sattelite System).

Page 21: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Diantara 6 (enam) sensor utama di atas, maka sensor yang relevan untuk

pemantauan bumi adalah sensor AVHRR dengan kemampuan memantau lima

saluran yang dimulai dari saluran tampak (visible band) sampai dengan saluran

inframerah jauh (far infrared band).

Periode untuk sekali orbit bagi satelit NOAA adalah 102 menit, sehingga setiap

hari mengasilkan kurang lebih 14,1 orbit. Bilangan orbit yang tidak genap ini

menyebabkan sub-orbital track tidak berulang pada baris harian walaupun pada

saat perekaman data waktu lokalnya tidak berubah dalam satu lintang.

Secara umum sensor AVHRR mempunyai karakteristik sebagai berikut :

• Kepekaan Saluran merah infra termal 0,12 K pada 300 K

• Jumlah pixel sebanyak 1024

• IFOV (Instantaneous Field of View) adalah 1,3 ± 0,1 m rad

• Resolusi terkecil adalah sebesar 1,1 x 1,1 km

• Lebar liputan/sapuan adalah 2.590 km

• FOV (Field of View) adalah 55,4 °

• Kecepatan garis (line rate) adalah 360 garis per menit

• Kecepatan data (line data) adalah 665,4 x 103 bps

Data AVHRR dari NOAA dapat diaplikasikan untuk menganalisis

parameter-parameter di bidang meteorologi, oseanografi, maupun

hidrologi. Kombinasi penggunaan beberapa saluran dari data AVHRR/NOAA

dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti pemantauan vegetasi,

kebakaran hutan, ekstraksi data albedo, ekstraksi data suhu permukaan laut dan

suhu daratan, pertanian, liputan awan maupun pendeteksian salju/es di permukaan

bumi.

Sensor AVHRR terdiri dari 5 Saluran (band) dengan panjang gelombang

tertentu. Berdasarkan jenis pengamatan dan panjang gelombang yang digunakan

oleh satelit NOAA dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini :

Tabel 14. Nama Saluran, Panjang Gelombang, Spektrum dan Jenis Penginderaan

Sensor Jauh AVHRR Satelit NOAA

Saluran Panjang

Gelombang

Daerah

Spektrum Pengamatan

Page 22: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

(µm)

1 0,56 – 0,68 Tampak Albedo siang hari, (pemetaan awan)

Pemantauan salju lapisan es dan cuaca

2 0,73 – 1.10 Tampak sampai

inframerah dekat Pemantauan perkembangan tumbuhan

3 3,55 – 3,93 Inframerah

tengah

Pemetaan awan malam hari

Pengukuran temperatur permukaan

Membedakan daratan dan lautan

Pemantauan aktifitas vulkanik

Pemantauan penyebaran debu vulkanik

4 10,5 – 11,5 Inframerah jauh

Pemetaan awan siang dan malam

Pengukuran temperatur permukaan laut

Penelitian air tanah untuk pertanian

5 11,5 – 12,5 Inframerah jauh

Pemetaan siang dan malam

Pengukuran temperatur permukaan laut

Penelitian air tanah dan pertanian

Stasiun Bumi NOAA adalah sistem stasiun bumi satelit polar untuk

keperluan akusisi, pengarsipan, dan pengolahan data NOAA. NOAA merupakan

seri satelit meteorologi polar yang memiliki sejarah operasional sangat

panjang. Sampai saat ini ada 5 (lima) satelit NOAA yang berfungsi yaitu NOOA

10, 12, 14, 15, dan 16.

Gambar 9. Satelit NOAA AVHRR (SIC, 2011)

Waktu peluncuran satelit NOAA AVHRR dari generasi ke generasi dapat

dijelaskan pada Tabel 15 berikut ini :

Page 23: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Tabel 15. Waktu peluncuran NOAA AVHRR

Satelit Waktu peluncuran Akhir misi Keterangan

NOAA 6 27 Juli 1979 16 November 1986

NOAA 7 23 Juni 1981 7 Juni 1986

NOAA 8 28 Maret 1983 31 Oktober 1985 Dihentikan pada tanggal 29

Desember 1985

NOAA 9 12 Desember 1984 11 Mei 1994 Dihentikan pada tanggal 13 Februari

1998

NOAA 10 17 September 1986 Masih beroperasi Kemampuan saluran inframerah

menurun sejak tahun 1994

NOAA 11 24 September 1988 13 September 1994 Gagal pada akhir misi

NOAA 12 14 Mei 1991 15 Desember 1994

NOAA 13 9 Agustus 1993 21 Agustus 1993 Tidak beroperasi setelah akhir misi

NOAA 14 30 Desember 1994 Masih beroperasi

NOAA 15 13 Mei 1998 Sedang menjalankan prosedur

pemeriksaan

NOAA 16 21 Januari 2000 Masih beroperasi Masih dalam pengembangan

` Satelit NOAA AVHRR

Saat ini NOAA memiliki satelit seri terbaru yaitu NOAA-N dengan kode

seri ATN (Advanced Tiros-N) yang dibuat oleh Lockheed Martin Space Systems

Company (LMSSC). Satelit NOAA-N memiliki fungsi sebagai berikut :

• Alat untuk memonitor citra dan menganalisa atmosfir bumi, dataran, awan,

beserta radiasi bumi, ozon atmosfir, penyebaran aerosol, suhu permukaan

laut, dan suhu bertikal beserta profil air troposfir dan stratosfir.

• Menganalisis proton dan electron fluks di ketinggian orbit.

• Koleksi data dari subjek tujuan.

• Search and Rescue Satellite-Aided Tracking (SARSAT) system.

NOAA-N merupakan seri ke-empat yang mendukung alat sensor

microwave yang menghasilkan data temperatur, kelembaban, dataran dan air.

Pada daerah berawan alat sensor pada spektrum Tampak dan Inframerah memiliki

hasil yang kurang baik.

NOAA juga memiliki piranti lunak yang dikenal sebagai NOM (NOAA

Operation Manager) yang dikembangkan oleh Environmental Sciences

Page 24: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Department (ESD) di NRI (Natural Resources Institute) yang berpusat di Inggris.

ESD telah mengembangkan suatu pendekatan yang disebut sebagai LARST

(Local Application of Remote Sensing Techniques) yang berorientasi dalam

pengembangan sistem pengintegrasian yang lengkap dalam penangkapan dan

pemrosesan data dari satelit NOAA, Meteosat, SPT dan ERS. Piranti lunak ini

dirancang untuk dapat mengatasi dan menyesuaikan masalah –masalah dalam

sistem kalender dan waktu pada komputer yang disebabkan oleh millenium

bug. NOM merupakan sistem yang berbeda dengan sistem-sistem yang

sebelumnya, dimana sistem operasinya berbasis Windows.

Rancangan NOM dapat dipergunakan untuk :

• Menyediakan penggabungan data, memudahkan pemakai atau operator,

juga merupakan alat operasional yang dapat menyaring data yang diterima

oleh NOAA.

• NOM menyediakan fasilitas eksport data yang umum dan sederhana

sehingga dapat disesuaikan dengan piranti lunak yang digunakan untuk

Sistem Informasi geografis (SIG) dan pemrosesan citra.

• Lebih fleksibel dalam penggunaannya.

Dalam pengoperasiannya, NOM bukan sistem yang digunakan sebagai alat

penerima data satelit NOAA, ataupun alat yang digunakan untuk aplikasi SIG,

tetapi hanya merupakan piranti lunak guna memproses data dari citra satelit

NOAA, dengan harapan dapat memberikan hasil atau out-put yang semakin baik.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, C.D. 2006. Pembuatan Peta Daerah Tangkapan Ikan Menggunakan

Teknologi Penginderaan Jauh di Wilayah Perairan Bali. Surabaya:

Teknik Geodesi FTSP-ITS.

Hartati Soenarmo Sri, 2004. Penginderaan Jarak Jauh dan Pengenalan Sistem

Informasi Geografis. Penerbit ITB-Bandung.

Howard John, A. 1991. Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan. Gadjah

Mada University Press. Yogjakarta.

Page 25: Satelit Sumberdaya Alam

Tugas Dasar-dasar Penginderaan Jauh Kelautan ke-2

Neira Purwanty Ismail (C54070029) 2011

Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA). 2006. ALOS User Handbook.

Tokyo (JP): Earth Observation Research Center Japan Aerospace

Exploration Agency.

Lillesand, T.M and R.W. Kiefer, 1979. Remote Sensing and Image Interpretation,

John Wiley and Sons. New York.

Mazerall, Reorganization of Geomatics Canada, Geomatica, Vol. 49, No.2, 1995,

pp.232-233. Peter Paul, National Atlas Information Service, Canada

Center for Mapping, Geomatics Canada, Geomatics Canada and the

World Wide Web (WWW), Geomatica, Vol. 49, No.1, 1995.

National Atmospheric and Space Administration (NASA). 2005. Landsat 7

Science Data Users Handbook. Diunduh dari

http://landsatbook.gsfc.nasa.gov/handbook.html pada tanggal 14 Febuari

2011.

Prahasta, E. 2008. Remote Sensing. Bandung: Informatika.

Purwadhi, F. Sri Hardiyanti. Interpretasi Citra Digital. Penerbit. PT. Grasindo,

Jakarta.

Reddy, M.A. 2008. Textbook of Remote Sensing and Geographycal Information

System. BS Publications. India

Susilo, S.B dan J.L. Gaol. 2008. Dasar-Dasar Penginderaan Jauh Kelautan.

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh. Jilid 2. Gadjah Mada University Press.

http://modis.gsfc.nasa.gov/&ei=6C5rTbabMYqyrAeGoOTCCw&sa=X&oi=transl

ate&ct=result&resnum=1&ved=0CCcQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3

Dsatelit%2Bmodis%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1280%26bih

%3D639%26tbas%3D0%26prmd%3Divns

www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/formosat-2.html

http://www.satimagingcorp.com/satelitte-sensor/quickbird.html