Potensi Dan Permasalahan
-
Upload
kadek-maydayanti -
Category
Documents
-
view
140 -
download
6
Transcript of Potensi Dan Permasalahan
1Laporan Fakta dan Analisis
POTENSI DAN PERMASALAHANPENGEMBANGAN KAWASAN
4.1 ANALISIS KEDUDUKAN DAN PERAN KAWASAN DALAM SISTEM MAKRO
4.1.1 Kedudukan dalam Aspek Fisik dan Lokasi
Kedudukan dalam aspek fisik dan lokasi menyangkut posisi wilayah Kawasan
Perencanaan dalam konteks Kecamatan kediri , Kabupaten Tabanan, dan Propinsi Bali.
Kedudukan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
o Lokasi wilayah Perencanaan terletak di Kecamatan kediri , bagian barat wilayah
Kabupaten Badung dan terletak lintasan jalur utama pergerakan regional antar
propinsi dan antar kabupaten ,saat ini dibagian utara.
o Dengan adanya perencanaan jalan tol atau arteri primer tanah – lot soka (di selatan )
dan jalan canggu – Beringkit – Purnama yang memutar di sisi timur wilayah
kecamatan , maka Kecamatan Kediri akan dikeliling jalan arteri primer sehingga
seluruh wilayah di masa datang akan memiliki aksesbilitas tinggi.
o Secara geografis Wilayah Kecamatan Kediri terletak antara diantara kota Tabanan
dan Kawasan Ibukota Kabupaten Badung (Kawasan Mengwi – Sempidi ) dan Kota
Denpasar dan merupakan kawasan hinterland kota – kota tersebut , sehingga
menjadi cadangan pengembangan kegiatan perkotaan terutama pada kawasan
sepanjang jalur – jalur utama yana menghubungkan pusat – pusat pelayanan
tersebut.
o Secara fisik , sebagian Wilayah Perencanaan berada pada kemiringan yang landai
antara 0 – 8% , dengan ketinggian 0-100 meter ,masih termasuk kawasan dataran
rendah ,dengan lahan yang subur merupakan kawasan yang dapat dimanfaatkan
untuk berbagai kegiatan budaya.
o Pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Kediri saat ini berada pada komposisi 19,24
% lahan terbangun dan 80,76 % lahan terbuka , dengan dominasi lahan sawah
53,51 % dan kebun 18,33 % sehingga masih menyisakan cadangan pengembangan
yang cukup luas yang sesuai fungsi dan potensi yang dimiliki , namun tetap dalam
kerangka pengembangan sesuai kebutuhan.
o Kawasan perencanaan merupakan salah satu pemasok produksi pertanian lahan
basah (beras) di Kabupaten Tabanan ,sehingga untuk mempertahankan fungsi
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 1
2Laporan Fakta dan Analisis
ini ,lahan – lahan pertanian diupayakan tetap dapat dipertahankan terutama lahan
sawah beririgasi dengan produkstivitas yang tinggi dan mempunyai pemandangan
indah.
4.1.2. Kedudukan Dalam Aspek Ekonomi
Kedudukan dalam aspek ekonomi menyangkut potensi ekonomi serta kontribusi sektor
perekonomian yang dihasilkan terhadap perekonomian Kecamatan Kediri, Kabupaten
Tabanan dan Propinsi Bali. Kedudukan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
o Telah diuraikan sebelumnya bahwa struktur perekonomian Kawasan Perencanaan
masih didominasi sektor primer yaitu 43 %, sektor sekunder 21 % dan tersier 36 %.
Kondisi ini meyiratkan bahwa sektor primer masih dominan tetapi ada
kecenderungan makin seimbangnya struktur perekonomian karena bila sektor
produksi (sekunder) dan tersier dijumlahkan, melebihi sektor primer. Dengan
demikian wilayah Kawasan Perencanaan berpotensi secara perlahan berubah
menjadi Kawasan dengan ciri ekonomi Perkotaan.
o Struktur ekonomi yang terjadi, di sisi lain peran Kawasanan Perencanaan sebagai
pemasok produksi pertanian yang masih dominan di Kecamatan kediri dan
Kabupaten Tabanan tetap harus dipelihara, sehingga dibutuhkan sinergi
pengelolaan kawasan yang tetap menunjang potensi ekonomi perkotaan dengan
tetap mempertahankan aktivitas pertanian terutama kegiatan pertanian lahan basah.
o Kedudukan Kawasan Perencanaan dari sektor Pertanian dan Perindustrian cukup
besar dalam konteks Kecamatan Kediri, namun hal ini tetap diberi peran sesuai
potensi yang dimiliki. Dengan dibangunnya terminal regional Mengwi, diperkirakan
sektor angkutan dan transportasi beserta ikutannya seperti perdagangan dan jasa
penunjangnya akan memberikan sumbangan kegiatan perekonomian baru terhadap
Kawasan Perencanaan, Kecamatan kediri, Kabupaten Tabanan maupun Propinsi
Bali.
o Posisi Kawasan Perencanaan yang cukup strategis merupakan alternatif utama
pengembangan perumahan baru untuk melayani penduduk yang bekerja di
Kawasan Perkotaan Sarbagita maupun di Kawasan-kawasan Pariwisata.
Berkembangnya permukiman akan diikuti oleh pertumbuhan jasa penunjangnya
seperti peradagangan, jasa dan angkutan.
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 2
3Laporan Fakta dan Analisis
4.1.3. Kedudukan dalam Aspek Pelayanan Fasilitas dan Infrastruktur
Kedudukan dalam aspek pelayanan Fasilitas dan Infrastruktur menyangkut fungsi dan
peran Kawasan Perencanaan terhadap hirarki pelayanan kepada masyarakat di
Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan maupun Propinsi Bali. Kedudukan tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
o Pada wilayah perencanaan dalam RDTR serta RTRW Kabupaten Badung
direncanakan adanya pusat perdagangan regional. Pemenuhan fungsi ini
sedapatnya mampu menyatu dan terintegrasi dengan fungsi-fungsi regional
terutama posisinya yang harus berada pada jalan-jalan yang berfungsi arteri atau
kolektor primer dan mudah dijangkau dari seluruh wilayah Kabupaten Badung.
4.1.4. Kesimpulan Arahan Fungsi dan Peran Kawasan
Berdasarkan analisis kedudukan dan peran di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa arahan peran dan fungsi Kawasan Perencanaan dalam konteks makro adalah :
o Sebagai Kawasan Pertanian
o Sebagai Kawasan Permukiman
4.2. PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK
Dalam perencanaan pembangunan pembangunan diperlukan data kependudukan untuk
meng-estimasi jumlah penduduk dimasa mendatang ,sehingga dapat diperkirakan
kebutuhan akan jumlah sarana dan prasarana pendukung kehidupan .Proyeksi
penduduk dilakukan sesuai jangka waktu rencana yaitu 20 tahun dari tahun 2009
sampai dengan 2028 .Proyeksi penduduk menggunakan rumus linear yang didasarkan
pada pertumbuhan bunga berbunga dan rumus yang dimaksud adalah :
Rumus linier : Pt = Po ( 1 + r) t
Pt : Jumlah penduduk pada tahun t
Po : Jumlah penduduk pada awal tahun
R : angka pertumbuhan pertahun dalam %
T :waktu dalam tahun
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 3
4Laporan Fakta dan Analisis
No Desa
Laju pdd
(%thn) Jml Pdd Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) 2006 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1Pangkung
Tibah 1,03 1.256 1.282 1.322 1.363 1.406 1.450 1.495 1.541 1.590 1.639 1.690 1.7432 Belalang 0,66 2.360 2.391 2.438 2.487 2.536 2.586 2.637 2.690 2.743 2.797 2.853 2.9093 Pandak Gede 1,56 4.913 5.067 5.308 5.561 5.825 6.102 6.392 6.696 7.014 7.347 7.696 8.0624 Bengkel 0,46 2.224 2.245 2.276 2.308 2.340 2.373 2.406 2.439 2.474 2.508 2.543 2.5795 Nyitdah 0,37 3.758 3.786 3.828 3.870 3.913 3.957 4.001 4.045 4.090 4.135 4.181 4.228
Tabel 4.1 (a)Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Perencanaan(2009-2028)
Tabel 4.1 (b)Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Perencanaan(2009-2028)
No Desa
Laju pdd
(%thn)Jml Pdd Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)
2007 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
1Pangkung
Tibah 1,03 1.256 1.797 1.816 1.835 1.854 1.873 1.892 1.911 1.931 1.951 1.971 1.9912 Belalang 0,66 2.360 2.967 2.985 3.006 3.025 3.045 3.065 3.085 3.105 3.126 3.146 3.1673 Pandak Gede 1,56 4.913 8.445 8.577 8.711 8.847 8.985 9.125 9.267 9.412 9.559 9.708 9.8594 Bengkel 0,46 2.224 2.615 2.627 2.639 2.651 2.663 2.676 2.688 2.701 2.713 2.726 2.7385 Nyitdah 0,37 3.758 4.275 4.290 4.306 4.322 4.338 4.354 4.370 4.386 4.402 4.419 4.435
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 4
5Laporan Fakta dan Analisis
4.3 ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN
Kemampuan lahan adalah parameter yang menunjukkan daya dukung suatu bentang
lahan terhadap pemanfaatan ruang atau penggunaan lahan yang ada di atasnya,
dimana daya dukung tersebut diwakili oleh kombinasi karakteristik fisik ruang berupa:
topografi, kendala dan limitasi yang berasal dari bentang permukaan lahan, kondisi
geologis, hidrologi dan drainase atau pengaliran permukaan, dan pemanfaatan air baku.
Kajian atas kemampuan lahan akan menununjukkan jenis pemanfaatan ruang atau
penggunaan lahan yang mampu diakomodasi oleh karakteristik masing-masing aspek di
atas.Berikut ini diuraikan gambaran atas kemampuan lahan dalam kaitannya dengan
aspek-aspek tersebut, yang selanjutnya dapat di-Superimpose untuk menghasilkan
informasi tentang kesesuaian lahan.
A. Topografi
Kawasan perencanaan berada pada ketinggian 25 s/d diatas 123 meter dpl. Topografi
kawasan didominasi kemiringan 0 – 2 %. Kemiringan lahan 0-2 % merupakan lahan
yang cukup baik untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan permukiman seperti
perumahan, perkantoran, perdagangan, jalan raya dan lain-lain. Dengan demikian,
maka pada dasarnya dari sisi kemiringan, kawasan perencanaan layak untuk
dikembangkan untuk berbagai kegiatan budidaya.
Seperti yang sudah dijelaskan salah satu parameter untuk mengukur lahan potensial
kawasan terbangun adalah topografi, yang meliputi kelerengan dan morfologi.
Kawasan perencanaan memiliki luas 1340 Ha atau 23,8 % dari luas wilayah
Kecamatan Kediri (5.630 Ha) dan 1,67 % dari luas wilayah Kabupaten Tabanan
(83.933 Ha). Ditinjau dari segi kemiringan dan keadaan permukaan lahan kawasan
perencanaan terdiri dari :
a. Lahan dengan kemiringan 0-2% mempunyai permukaan yang datar.
Dengan keadaan topografi dan geomorfologi seperti diuraikan di atas, hal tersebut
sangat mendukung pengembangan kawasan untuk kegiatan budidaya.
Dalam kaitannya dengan pemanfaatan ruang, pada dasarnya setiap kegiatan
mempunyai persyaratan topografis yang berbeda, dimana hal ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 5
6Laporan Fakta dan Analisis
Kemiringan lahan 0-15% merupakan lahan yang sangat baik untuk
mengembangkan kegiatan-kegiatan permukiman seperti perumahan, perkantoran,
perdagangan, jalan raya dan lain-lain. Dalam kategori Kesesuaian Lahan, kondisi
ini masuk dalam kualifikasi Kawasan Potensial.
Kemiringan lahan 15-25% masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan pada
umumnya, meskipun memerlukan biaya pembangunan yang relatif mahal. Dalam
kategori Kesesuaian Lahan, kondisi ini masuk dalam kualifikasi Kawasan
Potensial.
Kemiringan lahan 25-40% cocok untuk penggunaan lahan rekreasi, bangunan
khusus, industri dan pertanian. Dalam kategori Kesesuaian Lahan, kondisi ini
masuk dalam kualifikasi Kawasan Potensial.
Kemiringan lahan >40% memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan
kegiatan permukiman dengan resiko kerusakan lingkungan yang tinggi. Dalam
kategori Kesesuaian Lahan, kondisi ini masuk dalam kualifikasi Kawasan Manfaat
Bersyarat dan Kawasan Limitasi.
Kesesuaian untuk penggunaan lahan berdasarkan kemiringan lereng (slope) adalah
diuraikan pada standar pada tabelberikut.
No Guna LahanKemiringan (%)
0-2 3-5 6-10 11-15 16-30 > 30
1 Rekreasi Umum
2 Bangunan Terhitung
3 Kegiatan Kota Umum
4 Jalan Kota
5 Perumahan
6 Pusat Perdagangan
7 Jalan Raya
8 Sistem Septik
9 Lapangan Terbang
10 Jalan Kereta Api
B. Kendala dan Limitasi
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 6
7Laporan Fakta dan Analisis
Kendala dan limitasi adalah suatu kondisi fisik yang sama sekali tidak dapat
dikembangkan berdasarkan pertimbangan dan ketentuan ekologis, serta suatu kondisi
non-fisik yang menghalangi pengembangannya berdasarkan pertimbangan dan
ketentuan, misalnya adat, agama dan kearifan lokal yang berlaku. Kawasan semacam
ini yang dalam pengertian kesesuaian lahan termasuk dalam kategori Kawasan Limitasi
dan Kawasan Manfaat Bersyarat. Berdasarkan pengamatan atas kawasan
perencanaan, kendala dan limitasi tersebut adalah adanya 1) wilayah Aliran Sungai
dimana pembangunan yang akan dilakukan tidak boleh mengganggu fungsi
ekologisnya, dan 2) tempat-tempat suci seperti misalnya pura yang memiliki kawasan
radius kesucian tertentu. Konservasi merupakan peruntukan yang menjadi kendala
pengembangan lahan, di mana pada umumnya kawasan konservasi ditetapkan pada
kawasan yang memiliki peranan ekologis sangat tinggi, seperti misalnya kawasan hutan
yang menjadi tangkapan air, kawasan sepanjang aliran sungai yang rawan pengikisan
tanah dan pendangkalan, dan sejenisnya.
Khusus wilayah aliran sungai, Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Kawasan Konservasi
menyebutkan bahwa wilayah sepanjang 20 meter dari kedua tepi sungai dimanfaatkan
sebagai sempadan sungai untuk keperluan konservasi dimana kemungkinan pengikisan
tepian sungai (pelongsoran) dan pendangkalan kedalaman sungai akan dapat dicegah.
Untuk membatasi perkembangan kawasan terbangun ke arah sungai, maka dibangun
jalan inspeksi di sepanjang sungai tersebut, di mana pembangunan pada kawasan
antara jalan dengan wilayah aliran sungai merupakan kawasan yang bebas bangunan.
Kawasan suci pura atau bangunan/tempat suci lainnya juga merupakan kawasan
konservasi yang penetapannya didasarkan atas Bhisama atau peraturan adat yang
mengaturnya.
C. Hidrologi
Kondisi dan keberadaan sungai, genangan permanen dan sejenisnya perlu diketahui
untuk dilihat kelayakannya sebagai sarana drainase atau pengeringan aliran
permukaan tanah. Mengingat potensi hidrologis dan pengaliran air permukaan
tersebut, maka lahan-lahan yang memiliki kandungan aspek tersebut diatas perlu
dipertahankan keberadaannya, sehingga dalam kategori Kesesuaian Lahan, lahan
semacam ini masuk dalam kategori Kawasan Limitasi dan Kawasan Manfaat
Bersyarat.
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 7
8Laporan Fakta dan Analisis
Sedangkan air tanah sebagai sumber air baku mensyaratkan pemanfaatan air tanah
dangkal (0-5m) sebagai kategori yang paling mendapatkan prioritas untuk
dipertimbangkan dalam pengembangan lahan. Air hujan merupakan salah satu sumber
air baku yang sangat penting, oleh karena itu tingkat curah hujan perlu diketahui dan
digunakan dalam menentukan kelayakan lahan. Dari data yang diperoleh dapat
diketahui besar curah hujan tahunan pada kawasan perencanaan sebesar 2000-3000
mm/tahun.
D. Geologi
Jenis tanah dan batuan dapat digambarkan melalui penjelasan butir-butir berikut ini :
Kemantapan :mantap (sifat fisiknya mantap, dengan stabilitasagregat yang
cukup baik)
Kekerasan : liat
Fraksi : sedang (pasir dan lempung)
Lapisan top soil : tebal (di atas 90 cm)
Dari segi geologi kawasan perencanaan terdiri dari formasi kwarter di bentuk oleh
endapan lahan Buyan, Beratan dan Batur. Kesemuanya mempunyai tingkat
kepekaan relatif kecil terhadap erosi. Walaupun demikian, pengembangan kawasan
diarahkan untuk tetap mengantisipasi kerusakan lingkungan seperti halnya pada
daerah aliran sungai.
Secara umum, karakteristik topografi Wilayah Perencanaan adalah :
Kestabilan lereng : stabil
Drainase : baik
Erosivitas : sedang
Tingkat bahaya bencana alam : tidak rawan
Ketersediaan air tanah : baik
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Kawasan Perencanaan sebagian besar
merupakan Kawasan Potensial untuk pengembangan berbagai Kawasan/Kegiatan
Budidaya pertanian atau non pertanian. Kawasan Limitasi berupa Kawasan Lindung
hanya terdapat pada kawasan-kawasan tertentu di jurang danketentuan jalur hijau
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 8
9Laporan Fakta dan Analisis
serta kawasan pertanian lahan sawah yang subur yang merupakan kawasan Limitasi
atau Manfaat Bersyarat.
4.2.2. Analisis Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan adalah suatu parameter yang menunjukkan kompatibilitas suatu lahan
terhadap penggunaan terbangun dan tidak terbangun. Dengan mengukur kesesuaian
lahan suatu kawasan, akan dapat diketahui ruang-ruang yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pembangunan fisik dalam mewadahi kehidupan dan penghidupan manusia
penghuninya, serta dapat diketahui ruang-ruang yang lebih tepat diberikan peran untuk
melindungi lingkungan hidup manusia dalam konteks lokal kawasan perencanaan dan
regional.
Didasarkan atas uraian tersebut diatas, peta yang digunakan untuk analisa kesesuaian
lahan di Kawasan Perencanaan integrasi dari berbagai pertimbangan yaitu :
1. Kemampuan Fisik Lahan dalam mendukung kegiatan yang diwakili oleh Peta
Kemampuan Lahan
2. Kondisi Penggunaan Lahan Eksisting
3. Kawasan Lindung
4. Kebijaksanaan tentang Jalur Hijau
5. Pertimbangan Ekonomi dan Sosial Budaya
6. Arahan dan Kecenderungan Perkembangan Kegiatan Budidaya
Untuk menentukan pemanfaatan ruang dan penggunaan lahan yang relatif lebih sesuai,
akan lebih mudah dilakukan dengan terlebih dahulu mengklasifikasikan kesesuaiannya
dalam tiga kategori yaitu :
Kawasan Potensial adalah kawasan-kawasan yang memiliki kesesuaian untuk
mengakomodasi pemanfaatan ruang permukiman, kegiatan usaha, kegiatan
pertanian, pariwisata, dan budidaya khusus lainnya
Kawasan Manfaat Bersyarat : meliputi kawasan-kawasan yang memiliki kesesuaian
untuk keperluan pemanfaatan ruang penyangga. Di mana kawasan ini berfungsi
untuk menjaga dan mengamankan kawasan-kawasan preservasi dari rambahan
ataupun pengaruh perkembangan kawasan budidaya. Kawasan ini dapat berupa
perbukitan, sempadan sungai, serta jalur hijau
Kawasan Limitasi : kawasan-kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 9
10Laporan Fakta dan Analisis
buatan dan nilai sejarah-budaya-adat-agama suku dan bangsa guna kepentingan
pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Dakhuri (1999), kawasan semacam ini
disebut sebagai kawasan preservasi atau lindung.
Atas dasar klasifikasi tersebut, maka dianalisis masing-masing data untuk menunjang
teknik analisis Superimpose untuk Kawasan Perencanaan tersebut yaitu:
1. Data Kemampuan Lahan
Berdasarkan analisis kemampuan lahan, dapat disimpulkan bahwa Kawasan
Perencanaansebagian besar merupakan Kawasan Potensial untuk pengembangan
berbagai Kawasan/Kegiatan Budidaya pertanian atau non pertanian. Kawasan yang
harus dilindungi terdapat pada kawasan-kawasan tertentu di sempadan jurang dan
sepanjang jalur hijau.
2. Kawasan Lindung
Kawasan Lindung adalah suatu kondisi fisik dan non fisik yang sama sekali tidak dapat
dikembangkan berdasarkan pertimbangan dan ketentuan ekologis, serta suatu kondisi
non-fisik yang menghalangi pengembangannya berdasarkan pertimbangan dan
ketentuan, misalnya adat, agama dan kearifan lokal yang berlaku. Berdasarkan
pengamatan kawasan tersebut terdiri dari : Kawasan Sempadan Sungai, Kawasan
Sempadan Jurang dan Kawasan tempat suci dan radius kesucian pura.
3. Data Penggunaan Lahan Eksisiting
Data penggunaan lahan eksisting merupakan kegiatan pemanfaatan ruang yang telah
ada, dan dapat diasumsikan apabila tidak ada pelanggaran pemanfaatan ruang yang
berarti, deliniasi pemanfaatan ruang eksisiting ini seluruhnya merupakan kawasan
potensial dan tetap dipertahankan. Pelanggaran terhadap rencana tata ruang yang
dapat menimbulkan permasalahan serius dapat dilakukan penyesuaian atau kawasan
potensialnya berubah menjadi kawasan manfaat bersyarat. Kondisi seperti ini dapat
dijumpai pada aktivitas atau penggunaan lahan untuk kegiatan villa di kawasan di
tengah persawahan.
4. Kebijaksanaan Pengembangan Jalur Hijau
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 10
11Laporan Fakta dan Analisis
Jalur Hijau adalah suatu garis hamparan lahan yang luas dan menghijau yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai kawasan yang tidak boleh dibangun.
Berdasarkan Perda No. 3/1992 tentang Jalur Hijau, di Kawasan Perencanaan terdapat
Pengembangan jalur hijau dilaksanakan dalam rangka mempertahankan kualitas
lingkungan, tata udara, dan ruang terbuka kawasan dalam bentuk Kawasan Pertanian.
Peta jalur hijau atas Perda No. 3/1992 merupakan Kawasan Penyangga atau dapat
disebut sebagai Kawasan Pertanian yang tidak boleh dialih fungsi atau Kawasan
manfaat Bersyarat.
5. Pertimbangan Ekonomi dan Sosial Budaya
Perubahan fungsi lahan pertanian akan memberikan dampak negatif terhadap
ekonomi dan sosial budaya bagi masyarakat petani terutama bagi Bali secara
keseluruhan. Dengan makin menyusutnya lahan kosong non pertanian lahan basah,
maka beberapa spot lokasi lahan pertanian diperkirakan akan beralih fungsi untuk
mendungkung kegiatan-kegiatan perkotaan. Namun diharapkan kedepan lahan yang
diperuntukkan sebagai kegiatan pertanian dapat tetap betahan, maka selain
memberikan pemenuhan kebutuhan akan pangan sesuai fungsi dan peran yang
dimiliki, juga akan berdampak pada kelestarian social budaya masyarakat agraris
dengan sistem subaknya. Aspek ini menitik beratkan pada perlindungan sawah yang
subur dan produktif. Dengan demikian dilakukan upaya :
a) Mempertahankan sawah yang mempunyai hasil panen atau produktivitas
yang tinggi.
b) Mempertahankan sawah yang mempunyai jaringan irigasi teknis, mengingat
besarnya biaya yang telah dikeluarkan Pemerintah dalam pembangunan
irigasi di kawasan perencanaan.
c) Mempertahankan lahan pertanian dengan pemandangan alam terasering
sawah yang indah, mengingat kawasan perencanaan merupakan salah satu
tujuan wisata alam di Kabupaten Badung dan merupakan lintasan wisata
menuju kawasan-kawasan pariwisata di Bali, yang mengandalkan keindahan
panorama alam termasuk lahan-lahan pertanian dengan sistem subaknya.
d) Mempertahankan sebaran sawah pada areal kemiringan dan yang
mempunyai pemandangan yang indah.
6. Arah dan Kecenderungan Perkembangan Kegiatan Budidaya
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 11
12Laporan Fakta dan Analisis
Arah dan kecenderungan perkembangan kegiatan budidaya, merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan mengingat banyaknya fungsi-fungsi kegiatan regional yang dibebankan
di Kecamatan Mengwi termasuk pada kawasan perencanaan. Keterbatasan cadangan
lahan untuk alih fungsi demi mendukung fungsi tersebut di atas, harus jiuga dicarikan
alternatif sehingga semua fungsi dapat berjalan secara sinergi sesuai kapasitas yang
dibutuhkan. Keberadaan lokasi lahan kering, lahan perkebunan atau lahan sawah yang
kurang subur yang berada pada sekitar kawasan yang telah berkembang merupakan
salah satu alternatif lokasi alih fungsi untuk kegiatan pelayanan yangberfungsi regional.
Atas dasar kelengkapan data yang ada dan teknik yang dilakukan, maka secara umum
Kesesuaian Lahan di Kawasan Perencanaan dapat dilihat pada gambar berikut.
4.4 ANALISIS STRUKTUR TATA RUANG KAWASAN PERENCANAAN
Analisis struktur tata ruang akan merumuskan komponen – komponen pembentuk
struktur ruang utama yang dipandang memiliki dampak dan fungsi kegiatan relatif lebih luas dan
berperan sebagai pusat – pusat atau jalur – jalur kegiatan yang mampu menggerakkan
perkembangan wilayah. Komponen – komponen utama pembentuk struktur utama tata ruang
wilayah ini meliputi :
1. Struktur Jaringan Jalan Utama
2. Pusat – pusat pelayanan permukiman
3. Kegiatan Budidaya tertentu Pembangkit Utama Pergerakan
4.4.1 Analisis Struktur Jaringan Jalan Utama
Analisis strutur jaringan jalan utama dilakukan untuk mengidentifikasi fungsi dan hirarki jalan
yang ada dan akan direncanakan diwilayah perencanaaan maupun di sekitarnya .Pengenalan
atas struktur jaringan jalan dan rencana yang ada akan menentukan kerangka struktur tata
ruang dan penegasan pusat – pusat kegiatan atau permukiman yang telah ada atau berpotensi
untuk mengembangkan pusat – pusat kegiatan atau permukiman yang baru.Struktur jaringan di
wilayah perencanaan baik yang telah ada maupun yang direncanakan yang berpotensi
membentuk struktur tata ruang wilayah kawasan perencanaan dan dapat dilihat pada tabel
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 12
13Laporan Fakta dan Analisis
No Ruas Jalan Fungsi Jalan Keterangan dan Manfaat
1Ruas Gilimanuk - Denpasar
Arteri Primer
Jalan Nasional yang menghubungkan Kota Denpasar dengan ibukota Propinsi lainnya di Pulau Jawa dan NTB .Jalur Utama wilayah Kecamatan Kediri untuk berhubungan dengan Kota dan Kawasan lainya di Bali , yang telah hampir penuh kapasitasnya.
2
Rencana Ruas Jalan Canggu - Beringkit - Purnama
Arteri Primer
Menghubungkan antar Ibukota Propinsi sekaligus mengurangi dampak kepadatan arus lalu lintas ke Denpasar dan mengambil peran sebagai Jalan Lingkar Barat dan Utara Kawasan Metropolitan Sarbagita.Akan membelah 1 Desa di Wilayah Kecamatan Kediri (Desa Cepaka) dan menyisir Desa Kaba - Kaba dan Abiantuwung serta dekat dengan Desa Beraban, dan Buwit.Membuka aksesbilitas Kecamatan Kediri ke Wilayah Bali Bagian Timur dan Selatan lebih cepat.
3
Rencana ruas Jalan Kuta -Tanah Lot -Soka (Sun set Road )
Kolektor Primer 1
Fungsi menghubungkan Bandar Udara Ngurah Rai ,Nusa Dua,Kuta dengan kawasan Barat Pulau Balu dan Ke Jawa tanpa melalui Kota Denpasar .Melewati tigas desa pesisir Kecamatan Kediri (Desa Beraban ,Desa Pangkung Tibah , Desa Belalang) yang akan merangsang perubahan aktivitas kegiatan di pinggir pantai.
4 Ruas Kerobokan -Beraban
Kolektor Primer 2
Menghubungkan kawasan Kuta ,Wilayah Kecamatan Kediri bagian selatan dengan kawasan Tanah Lot dan Wilayah Kab.Tabanan lainya.
5Ruas Jalan Kediri -Tanah Lot
Kolektor Primer 2
Merupakan Jalur Utama ke Kawasan Wisata Tanah Lot dan merupakan juga jalur wisata
6Ruas Jalan Kediri-Tabanan
Kolektor Primer 2
Menghubungkan wil.Kec.Kediri dengan Kawasan Pusat Kota Tabanan dan Wilayah Kabupaten Tabanan lainya.
7Ruas Kediri -Pejaten-Bengkel
Kolektor Primer 3
Menghubungkan pusat Kota Kediri dengan wilayah Kec.Kediri bagian timur (Desa Nyitdah,Pejaten,Bengkel)
8
Ruas Jalan AbianTuwung-Kaba-Kaba-Munggu
Kolektor Primer 3
Menghubungkan Pusat Kota Kediri-Jalur Regional dengan Kawasan sisi Timur wilayah yaitu Desa Kaba - kaba,Nyambu,Cepaka dan Buwit.
Tabel.
Jaringan Jalan Utama Pembentuk Struktur
Tata Ruang Kecamatan Kediri
Sumber :Analisa Tim Penyususnan RDTRK Kediri ,2008
4.4.2 Analisis Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 13
14Laporan Fakta dan Analisis
Analisis Kawasan Perkotaan dan Perdesaan dilakukan dalam rangka mengembangkan
strategi fungsi dan pemanfaatan ruang unit-unit kawasan di wilayah perencanaan.
Kawasan perkotaan secara umum ditunjukkan oleh aktivitas penduduknya, dominasi
penggunaan lahan non pertanian dan adanya fasilitas perkotaan lainnya.
Berdasarkan Klasifikasi dan Kriteria Kawasan Perkotaan, maka kawasan perkotaan dapat
dibagi atas :
a. Kawasan Perkotaan berdasarkan status pemerintahan dibedakan atas:
Kawasan Perkotaan yang merupakan Daerah Kota;
Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten, yang terdiri
dari ibukota Kabupaten, Ibukota Kecamatan, termasuk Kawasan Perkotaan Baru
(yaitu kawasan yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah kawasan
perdesaan menjadi kawasan perkotaan sesuai keriteria kawasan perkotaan) ;
Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian dari dua atau lebih Daerah Otonom
yang berbatasan sebagai satu kesatuan sosial, ekonomi, dan fisik perkotaan.
b. Kriteria Umum Kawasan Perkotaan
Memiliki fungsi kegiatan utama budidaya bukan pertanian atau lebih dari 75%
mata pencaharian penduduknya di sektor perkotaan;
Memiliki jumlah penduduk sekurang-kurangnya 10.000 jiwa;
Memiliki kepadatan penduduk sekurang-kurangnya 50 jiwa per hektar;
Memiliki fungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi pelayanan barang dan jasa
dalam bentuk sarana dan prasarana pergantian moda transportasi.
c. Kriteria Kawasan Perkotaan Metropolitan
Kawasan-kawasan Perkotaan yang terdapat di dua atau lebih daerah otonom
yang saling berbatasan;
Kawasan Perkotaan yang terdiri atas satu kota inti berstatus otonom dan Kawasan
Perkotaan di sekitarnya yang membentuk suatu sistem fungsional;
Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan melebihi
1.000.000 jiwa.
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 14
15Laporan Fakta dan Analisis
d. Kriteria Kawasan Perkotaan Baru
Kawasan yang memiliki kemudahan untuk penyediaan prasarana dan sarana
perkotaan dengan membentuk satu kesatuan sistem kawasan dengan kawasan
perkotaan yang ada;
Kawasan yang memiliki daya dukung lingkungan yang memungkinkan untuk
pengembangan fungsi perkotaan;
Kawasan yang terletak di atas tanah yang bukan merupakan kawasan pertanian
beririgasi teknis dan bukan kawasan yang rawan bencana alam;
Kawasan yang tidak mengakibatkan terjadinya konurbasi dengan kawasan
perkotaan di sekitarnya;
Kawasan yang sesuai dengan sistem perkotaan berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional, Propinsi, dan Kabupaten;
Kawasan yang dapat mendorong aktivitas ekonomi, sesuai dengan fungsi dan
perannya;
Kawasan yang mempunyai luas kawasan budi daya sekurang-kurangnya 400
hektar dan merupakan satu kesatuan kawasan yang bulat dan utuh, atau satu
kesatuan wilayah perencanaan perkotaan dalam satu daerah kabupaten;
Kawasan yang direncanakan berpenduduk sekurang-kurangnya 20.000 jiwa.
e. Kawasan Perkotaan berdasarkan jumlah penduduk diklasifikasikan menjadi :
Kawasan Perkotaan Kecil, yaitu Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk
yang dilayani sebesar 10.000 hingga 100.000 jiwa;
Kawasan Perkotaan Sedang, yaitu Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk
yang dilayani sebesar 100.001 hingga 500.000 jiwa;
Kawasan Perkotaan Besar, yaitu Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk
yang dilayani lebih besar dari 500.000 jiwa;
Kawasan Perkotaan Metropolitan, yaitu Kawasan Perkotaan dengan jumlah
penduduk yang dilayani lebih besar dari 1.000.000 jiwa.
Dengan demikian Langkah pertama untuk menentukan Kawasan Perkotaan adalah
Kawasan Perkotaan yang ditentukan berdasarkan Administrasi yaitu
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 15
16Laporan Fakta dan Analisis
Ibukota Propinsi, Ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan. Selanjutnya akan dilihat
jumlah penduduk dan pola kegiatan dari desa-desa yang berdekatan atau mempunyai
keterkaitan dengan kota yang telah ada yang dapat berupa Kota yang tumbuh dari
pariwisata, tumbuh dari permukiman, karena sebagai pusat transportasi, perdagangan
maupun pusat pemerintahan.
Berdasarkan analisis Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan di wilayah
Perencanaan yaitu :
Kawasan Perkotaan :
Kawasan Perkotaan pada Kawasan Perencanaan meliputi kawasan Desa Mengwi
(Semi Perkotaan).
Kawasan Perdesaan :
Kawasan Perdesaan pada Kawasan Perencanan meliputi Desa Werdi bhuana,
Gulingan, Penarungan, dan Baha dengan Desa Pusat Pertumbuhan adalah Desa
Werdi bhuana dan Desa Penarungan.
4.4.3 Analisis Pusat – Pusat Pelayanan dan Pengembangan
Berdasarkan pengamatan lapangan ,system pusat- pusat pelayanan di wilayah
Kawasan Perencanaan tidak bias terlepas dengan system hirarki pusat – pusat permukiman
yang telah berkembang dan ditetapkan dalam RTRW Propinsi Bali,dan RTRW Kabupaten
Tabanan maupun RTRW Kabupaten /Kota sekitar .Kondisi ini sangat dimungkinkan karena
posisi dan bentuk wilayah Kawasan Perencanaan yang memanjang dan berada pada jantung
pergerakan transportasi Propinsi Bali.Dengan demikian hirarki pusat – pusat pelayanan
permukiman secara makro akan terintegrasi antara pusat permukiman di Wilayah Kabupaten
Tabanan dengan pusat – pusat pelayanan pada wilayah yang lebih luas..
Selanjutnya hirarki pusat – pusat pelayanan khusus di wilayah Kawasan Perencanaan akan
tergantung pada jumlah konsentrasi penduduk dan konsentrasi kegiatan pada tiap – tiap
dea/kelurahan.Jumlah konsentrasi kegiatan dan digambarkan oleh perbandingan jumlah
fasilitas pelayanan yang dimiliki oleh tiap desa/kelurahan relative terhadap desa/kelurahan
lainya sehingga,suatu desa/kelurahan akan menjadi tujuan pergerakan dari desa lainnya untuk
memenuhi kepentingan /kebutuhan tertentu.Desa/Kelurahan tersebut pada akhirnya akan
menjadi atau berfungsi sebagai pusat pelayanan beberapa desa akan fasilitas tertentu.Makin
banyak fasilitas yang dimiliki dikaitkan dengan kemudahan untuk mencapainya (Tingkat
Aksesbilitas)akan membentuk hirarki Pusat –Pusat Permukiman yang muncul secara teoritis.
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 16
17Laporan Fakta dan Analisis
Berdasarkan Teknik Skalogram ,analisis hirarki pusat – pusat pelayanan dapat dilihat pada
table 4. Dan table 4. .Hasil analisis menunjukan bahwa urutan desa/kelurahan yang memiliki
tingkat pelayanan tertinggi berturut – turut adalah :
o Desa Banjar Anyar ,Desa Kediri dan dan Desa Abian Tuwung yang merupakan bagian
dari Kawasan Perkotaan Tabanan dan berada pada lokasi jalur regional sebagai pusat
pelayanan wilayah ,pusat pelayanan transportas ,pelayanan perdagangan dan jasa
wilayah.
o Desa Beraban sebagai Desa Pertumbuhan yang memiliki Pusat Pelayanan skala
beberapa Desa dengan fungsi Kawasan Pariwisata.
o Desa Pejaten sebagai Pertumbuhan yang memiliki Pusat Pelayanan skala beberapa
Desa dengan fungsi utama Pusat Pengembangan Industri Kecil.
o Desa Kaba-Kaba sebagai Desa Pertumbuhan yang memiliki Pusat Pelayanan skala
beberapa Desa
o Desa Kaba- kaba ,Pandak Bandung ,Pandak Gede merupakan desa – desa yang
banyak menjadi sasaran permukiman baru.
Penilaian Hirarki Pusat Pelayanan di atas ditinjau dari aspek kuantitatif,kelemahannya adalah
hanya dapat menilai apa yang ada saat ini,sehingga perlu dilakukan justifikasi atau
kebijaksanaan untuk mendorong pemerataan pengembangan di seluruh wilayah sesuai dengan
potensi dan peluangnya.Untuk itu perlu dilakukan pendekatan dualitatif berdasakan
pertimbangan letak geografis ,keterkaitan antar kota dalam lingkup wilayah yang lebih
luas ,analisis kawasan perkotaan dan perdesaan yang telah dilakukan ,dan kebijaksanaan yang
ada.
Melihat bentuk dan posisi wilayah Kawasan Perencanaan ,maka untuk menjaga keseimbangan
perkembangan perlu dilakukan atau mendorong pusat – pusat pengembangan kawasan yang
terletak di Kecamatan Kediri bagian timur yang agak tertinggal saat ini.
Sesuai kebijakan makro ,wilayah kecamatan Kediri merupakan wilayah Pembangunan (WP)
Tabanan Tengah dengan Pusat di Kediri ,sehingga pembagian wilayah pengembangan di
Kecamatan Kediri dalam system Kabupaten Tabanan merupakan Sub Wilayah
Pembangunan/Pengembangan.Berdasarkan analisis pusat – pusat pelayanan dan gabungan
analisis kualitatif lainya,maka usulan Pusat –Pusat Pengembangan atau Sub Wilayah
Pembangunan di Kecmatan Kediri adalah seperti yang diuraikan pada table 4.
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 17
18Laporan Fakta dan Analisis
Tabel 4.
Analisis Pusat – Pusat Pengambangan
(Wilayah Pembangunan/WP) Di Kecamatan Kediri
Sub Wilayah Pengembangan (SWP)
Pusat SWP Wilayah Pelayanan Fungsi
1.SWP Kawasan Prkotaan Kediri
Banjar anyar Banjar Anyar ,Kediri,Abian Tuwung,Pandak Bandung
Kawasan Pemerintahan Kawasan Perdagangan Kawasan Permukiman
2.SWP Pejaten Pejaten Pejaten,Nyitdah ,BengkelKawasan Pertanian Kawasan Permukiman Kawasan Perdagangan
3.SWP Beraban Beraban
Sebagian (desa Beraban,Pangkung Tibah,Belalang),dan Desa Pandak Gede
Kawasan Pertanian Kawasan Permukiman Kawasan Perdagangan
4.SWP Kaba- Kaba Kaba- KabaDesa Kaba- Kaba,Cepaka,Buwit ,Nyambu
Kawasan Pertanian Kawasan Permukiman
5.SWP Khusus Tanah Lot Tanah Lot
Sebagian Desa Beraban,Desa Pangkung Tibah dan Desa Belalang (Selatan Jalan Arteri Primer Kuta -Tanah Lot -Soka)
Kawasan Pariwisata
Sumber : Hasil Analisis Penyusun RDTR Kecamatan Kediri,2008
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 18
19Laporan Fakta dan Analisis
No Desa
KETERSEDIAAN FASILITAS TIAP DESAJumlah Atribut1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1Pangkung
Tibah - - 122 1 - - - - - - - - - - - 16 - - - 5 - - - 4
2 Belalang - - 173 1 - - - - - - - - - - - 21 - - 1 3 - - - 10
3 Pandak Gede - 1 678 1 - 1 - - - - - - 3 - - 99 1 1 1 9 - - - 19
4 Bengkel - - 451 1 - - - - - - - - 2 - - 16 - - - 7 - 2 - 10
5 Nyitdah - - 709 1 - - - - - - - - - - - 14 - - 1 59 - - - 19TABEL 4.
Perbandingan Kelengkapan Fasilitias Tiap Desa/Kelurahan di Kawasan Perencanaan Tahun 2006
Sumber :Hasil Analisis Tim Penyusun RDTR Kecamatan Kediri,2006
Keterangan :
1.Jalan Arteri Primer 11.Kantor Pemerintahan Skala Kabupaten 21.Obyek Wisata
2.Jalan Kolektor Primer 12.Kantor Pemerintahan Skala Kecamatan 22.Akomodasi Wisata/Hotel
3.Air Bersih PDAM 13.Praktek Dokter 23.Pura Dang Kahyangan
4.Jaringan Telepon 14.Puskesmas
5.Terminal 15.Komplek Pertokoan
6.Angkutan Umum 16.Sebaran Toko
7.SLTP 17.Pasar
8.SLTA 18.Bank Umum
9.Universitas/Akademi 19.LPD
10.Komplek Perumahan 20.Sebaran Industri Kecil
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 19
20Laporan Fakta dan Analisis
TABEL 4.
Hasil Skalogram Hirarki Pusat Pelayanan Di Kawasan Perencanaan Tahun 2006
No Desa
KELENGKAPAN FASILITAS RELATIF ANTAR DESAJumlah Atribut
Ranking
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1Pangkung Tibah 0,0 0,0 1,3 6,7
0,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 1,7 0,0 0,0 0,0 1,9 0,0 0,0 0,0 11,6 14
2 Belalang 0,0 0,0 1,8 6,70,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 2,3 0,0 0,0 5,6 1,1 0,0 0,0 0,0 17,5 15
3Pandak Gede 0,0 16,7 7,2 6,7
0,0 14,3
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0 7,1 0,0 0,0
10,7 20,0 0,0 5,6 3,4 0,0 0,0 0,0 91,6 7
4 Bengkel 0,0 0,0 4,8 6,70,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0 4,8 0,0 0,0 1,7 0,0 0,0 0,0 2,6 0,0
10,0 0,0 30,6 13
5 Nyitdah 0,0 0,0 7,5 6,70,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 1,5 0,0 0,0 5,6
22,1 0,0 0,0 0,0 43,4 9
Sumber :Hasil Analisis Tim Penyusun RDTR Kecamatan Kediri,2006
Keterangan :
1.Jalan Arteri Primer 11.Kantor Pemerintahan Skala Kabupaten 21.Obyek Wisata
2.Jalan Kolektor Primer 12.Kantor Pemerintahan Skala Kecamatan 22.Akomodasi Wisata/Hotel
3.Air Bersih PDAM 13.Praktek Dokter 23.Pura Dang Kahyangan
4.Jaringan Telepon 14.Puskesmas
5.Terminal 15.Komplek Pertokoan
6.Angkutan Umum 16.Sebaran Toko
7.SLTP 17.Pasar
8.SLTA 18.Bank Umum
9.Universitas/Akademi 19.LPD
Pangkung Tibah,Belalang,Pandak Gede,Bengkel dan Nyitdah Page 20