Pot Ensio Metri

3
Potensoimetri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisikokimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda indicator. Besarnya potensial elektroda indicator ini bergantung pada kepekatan ion-ion tertentu dalam larutan. Karena itu, dengan memakai persamaan Nersnt, kepekatan ion dalam larutan dapat dihitung langsung dari harga potensial yang diukur itu. Potensial suatu elektroda tidak dapat diukur tersendiri, tetapi dapat ditentukan dengan menggabungkan elektoda indicator dengan elektroda pembanding yang mempunyai harga potensial yang tetap selama pengukuran. Elektoda pembanding yang diambil sebagai baku internasional adalah elektroda hidrogen baku. ( Rivai, 1995 hal 372 ) Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persamaan Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol. Persamaan Nernst memberikan hubungan antara potensial relative suatu elektroda dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dalam larutan. Dengan pengukuran potensial reversible suatu elektroda, maka perhitungan aktivitas atau konsentrasi suatu komponen dapat dilakukan. Bermacam reaksi titrasi dapat diikuti dengan pengukuran potensiometeri. Reaksinya harus meliputi penambahan atau pengurangan beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Potensial diukur sesudah penambahan sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinyu dengan perangkat automatik. ( Khopkar, 1990 hal 337) Potensiometri, salah satu penerapan utama potensiometri langsung adalah penetapan PH dari larutan air, belakangan ini disadari bahwa emf sel galvani yang digunakan untuk mengukur pH lebih bergatung pada aktivitas ion hydrogen daripada konsentrasinya. Kuantitas yang diukur secara potensiometris sebenarnya bukanlah konsentrasi dan

description

potensio

Transcript of Pot Ensio Metri

Page 1: Pot Ensio Metri

Potensoimetri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisikokimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda indicator. Besarnya potensial elektroda indicator ini bergantung pada kepekatan ion-ion tertentu dalam larutan. Karena itu, dengan memakai persamaan Nersnt, kepekatan ion dalam larutan dapat dihitung langsung dari harga potensial yang diukur itu. Potensial suatu elektroda tidak dapat diukur tersendiri, tetapi dapat ditentukan dengan menggabungkan elektoda indicator dengan elektroda pembanding yang mempunyai harga potensial yang tetap selama pengukuran. Elektoda pembanding yang diambil sebagai baku internasional adalah elektroda hidrogen baku.

( Rivai, 1995 hal 372 )

Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persamaan Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol. Persamaan Nernst memberikan hubungan antara potensial relative suatu elektroda dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dalam larutan. Dengan pengukuran potensial reversible suatu elektroda, maka perhitungan aktivitas atau konsentrasi suatu komponen dapat dilakukan. Bermacam reaksi titrasi dapat diikuti dengan pengukuran potensiometeri. Reaksinya harus meliputi penambahan atau pengurangan beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Potensial diukur sesudah penambahan sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinyu dengan perangkat automatik.

( Khopkar, 1990 hal 337)

Potensiometri, salah satu penerapan utama potensiometri langsung adalah penetapan PH dari larutan air, belakangan ini disadari bahwa emf sel galvani yang digunakan untuk mengukur pH lebih bergatung pada aktivitas ion hydrogen daripada konsentrasinya. Kuantitas yang diukur secara potensiometris sebenarnya bukanlah konsentrasi dan bukan pula aktivitas ion hydrogen. Oleh karena itu, lebih disukai untuk mendefisinisikan pH dalam emf sel yang digunakan untuk pengukuran itu.

Dalam titrasi potensiometri, titik akhir dideteksi dengan menetapkan volume pada mana terjadi perubahan potensial yang relative besar ketika ditambahkan titrasi. Dalam titrasi tak automatic potensial diukur setelah penambahan tiap tetes berurutan dari titran, dan pembacaan yang diperoleh dialurkan lawan volume titran pada kertas grafik.

( Day R.A, 1999 hal 327)

Titrasi potensiometri automatis adalah dengan menggabungkan sebuah perekam ke potensiometer yang dijalankan dengan listrik jaringan, mungkin untuk menghasilkan secara langsung kurva titrasi yang berhubungan dengan titrasi potensiometri yang sedang diselidiki. Jika penambahan titran dari dalam buret dihubungkan dengan gerakan kertas perekam maka proses akan menjadi automatis. Automatis juga diperluas ke perhentian penambahan titran bila potensial elektroda indicator mencapai nilai yang berpadan dengan titik ekuivalensi dari titrasi tertentu yang sedang dikerjakan.

Titrasi potensiometri diferensial dengan cara dengan didekatinya titik akhir e.m.f system berubah dengan lebih cepat .keuntungan metode ini adalah diperlukan suatu

Page 2: Pot Ensio Metri

electrode rujukan, tetapi metode ini lebih lambat dan kurang nyaman dibandingkan dengan teknik mentitrasi ke potensial titik ekuivalensi. Metode diferensial tidak disukai untuk titrasi di mana elektroda dalam larutan sangat lambat mencapai kesetimbangan.

( Basset, 1994 hal 696 )

Pada dasarnya semua titrasi (baik titrasi asam basa, titrasi kompleksometri, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks) dapat diikuti secara potensiometri dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menghubungkan antara potensial terhadap volume titran yang ditambahkan akan mempunyai kenaikan yang tajam disekitar titik ekivalen, sehingga dari grafik ini dapat diperkirakan titik akhir titrasi.

(Gandjar, 2007 hal 189)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Bassett, J., dkk, 1994, Buku Ajar Vogel. Kimia Analisis Kuantitatif Organik. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Day, R.A. dan A.L. Underwood, 1999, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima, Erlangga: Jakarta.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar kimia Analitik, UI Press: Jakarta.Rivai, Harrizul, 1995, Asas Pemeriksaan Kimia, UI Press: Jakarta.