POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI...

72
POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh: Mohamad Ariza Riadi NIM: 11150331000051 PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H./2019 M.

Transcript of POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI...

Page 1: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

POST-ISLAMISME DI INDONESIA

(STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA)

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Mohamad Ariza Riadi

NIM: 11150331000051

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H./2019 M.

Page 2: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

Dengan

Nama

NIM

Prosram Studi

Tempat dan tanggal lahir

ini saya menyatakan diri bahwa:

LEIVIBAR PERNYATAAN

Mohamad Ariza Riadi

1 1 1503310000s1

Aqidah dan Filsafat Islam

Tegal, 10 Februruri 1997

Dengan ini menyatakan bahwa:

l. Skripsi ini adalah benar hasil karya tulis saya. ,vang saya ajukan kepada

Fakultas Ushuluddin sebagai salair satu syarat untuk nremperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S-1).

2. Semua sumber yang saya gunakan dalarn penulisan iiri telah saya canturnkan

sesuai dengan lcetentuan yang beriaku.

3. Saya bersedia menerima sanksi, apabila dikenrudiarr hari trilisan saya terbukti

bukan hasil karya saya atau plagiat terhadap karya orang lain

Ciputat, Oktober 2019

Ariza.Riadi

Page 3: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

POST-ISLAMISME DI INDONESIA

(STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA)

Diajukan kepada Fakultas UshuluddinUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Mohamad Ariza RiadiNiM: 111503310000.51

PROGRAM STUDI AQIDAH DAI\ I(.ILSAFAT. ISLAM

FAIruLTAS USHTJLUDDIN

TJNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

l440lJ.l20lg M.

Pembimbing:

Page 4: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

PENGESAHAN PANITIA UJTAN

skripsi vffiig berjudul POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDIKASUS PARTAI KEADILAN SEJATTTERA). telah diujikan dalam sidangmunaqasyah Fakultas Ushuluddin Universitas

""Islam Negeri (1IIN) SyarifHidayahrllah Jakartapada 12 November 2aw. Skripsi ini telah diterima sebagai salahsatu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S Ag ) pada prgram shrdi Aqidah dan

, Filsafat Islam.

Sidang Munaqasyah

I akarta, I 2 November 201 g

Ketua Sekretaris

Dra. Tien _Rohrnatie& MA.NIF: 1 968080 3 tgg4}3ZOOZ

Penguji

Penguji II

MengetahuiKetua Program Studi Aqidah dan FiIs afatrslam

Dra. Tien Rohmatien. MA.NIP: 1 968080 3 1994032002

8 i 99903 2001

rtrL -

Page 5: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

PEDOMAN TRANSELITERASI

HURUF

ARAB HURUF LATIN KETERANGAN

A A ا

B Ba ب

T Te ت

Ts Te dan es ث

J Je ج

H ha dan garis bawah ح

Kh Ka dan ha خ

D De د

Dz ze dan ze

R Er ر

Z Ze ز

S Es س

Sy es dan ye ش

Sh Es dan ha ص

Dh De dan ha ض

Th Te dan ha ط

Zh Ze dan ha ظ

Koma terbalik diatas, menghadap ke kanan ‘ ع

G Ge غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

Apostrof ‘ ء

Y Ye ي

Page 6: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

Keterangan:

1. Vokal panjang untuk فتحة = Aa, كسرة =Ii, ضمة = Uu.

2. Huruf yang ber-tasydid ( ّ ) situlis dengan huruf yang serupa secara berturut-

turut, seperti السن ة = al-Sunnah.

3. Huruf ta marbutah ( ة ), baik hidup maupun mati atau di-waqaf-kan ditulis

dengan huruf h, seperti ابو هريرة = Abu Hurairah.

Page 7: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

ABSTRAK

Post-Islamisme merupakan istilah yang digunakan oleh Asef Bayat dalam

penelitiannya tentang politik Islam yang terjadi di berbagai belahan dunia Islam.

Post-Islamisme merujuk pada suatu kondisi dan proyek. Post-Islamisme benar adanya

dalam jati diri PKS. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya gagasan-gagasan tentang

demokrasi dan prinsip-prinsip kebangsaan itu sama dengan konsep Post-Islamisme

yang di usung oleh Asef Bayat. Dimana konsep Post-Islamisme yang gagas oleh Asef

Bayat adalah dengan menekankan sinergisitas Islam, modrnisme, demokrasi, dan

pluralitas.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk meneliti Post-Islamisme di

Indonesia dengan menggunakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai objeknya.

Dalam penelitian ini berfokus pada visi, misi serta gagasan yang dianut oleh PKS.

Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan suatu kesimpulan tentang yang terjadi

Post-Islamisme yang terjadi di Indonesia. Mengingat selama ini PKS menjadi salah

satu partai Islam yang memiliki kiprah besar dalam perpolitikan nasional. Adapun

metode pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka dan wawancara. Data

yang telah terkumpul selanjutnya diolah menggunakan metode deskriptif analisis,

dimana gagasan-gagasan PKS tentang jargonnya sebagai partai Post-Islamisme

dijabarkan terlebih dahulu secara objektif untuk kemudian dianalisis. Data yang telah

dideskripsikan dan dianalisis lalu disajikan menggunakan teknik penulisan

berdasarkan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: (Skripsi, Tesis, dan Disertasi),

Jakarta, Ceqda, 2007.

Kata kunci: Politik Islam, Post-Islamisme, Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Page 8: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

KATA PENGANTAR

Ucapan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, serta Sholawat dan salam

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan kelancaran dan

kemudahan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dimana skripsi ini adalah

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.) pada program studi

Aqidah dan Filsafat Islam, fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sepenuhnya

penulis bekerja sendiri. Penulis tentu saja mendapatkan dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak

terhingga atas bimbingan, bantuan serta dukungan yang telah diberikan demi

kelancaran penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. Agus Darmaji, M.Fils. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu ditengah kesibukan dan aktivitasnya yang padat untuk

membimbing dan mengarahkan penulis. Dan Bapak Drs. Nanang Tahqiq,

MA. Selaku dosen penasehat akademik yang selalu berkenan

membimbing dalam penulisan proposal skripsi.

2. Ibu Dra. Tien Rohmatin, MA. dan Dra. Banin Binaningrum, M.Pd. selaku

ketua dan sekretaris prodi Aqidah dan Filsafat Islam.

Page 9: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

3. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak Fakhori dan Ibu Fatimah yang

selalu memberikan dukungan baik do’a, nasehat, serta semangat bagi

penulis selama hidupnya. Serta keluarga besarku yang selalu mensupport

dari kejauhan.

4. Kepada semua para Narasumber yang berkenan untuk di wawancarai, Gus

Ulil Abshar Abdalla, Bapak Sohibul Iman, dan Bapak Suhud Alynudin.

5. Kepada semua kerabat saya, Ida Rohamtika, Nuril Akbar, Ujang Misbah,

Mahdi Satyagraha, Syifaudin Musa, dan tentunya masih banyak lagi yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

6. Kepada semua teman-teman Sepakbola UIN Jakarta, Republik Filsafat

2015, GPPI, KKN Metasaga 133 UIN Jakarta dan semua yang

berpartisipasi yang tidak bisa sebutkan semua. Saya ucapkan banyak-

banyak terimaksih.

Dalam penulisan skripsi ini, tentu masih terdapat kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik serta saran demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Ciputat, Oktober 2019

Penulis

Page 10: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

DAFTAR ISI

PEDOMAN TRANSILETRASI ................................................................. i

ABSTRAK .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9

F. Metode Penelitian .............................................................................. 9

G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 11

BAB II POST-ISLAMISME

A. Pengertian Islamisme dan Post-Islamisme ...................................... 13

B. Latar Belakang Post-Islamisme ...................................................... 13

1. Pengertian Islamisme .................................................................. 16

2. Pengertian Post-Islamisme ......................................................... 20

C. Gagasan Post-Islamisme ................................................................. 25

BAB III PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS)

A. Sejarah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ........................................ 29

B. Asas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ............................................ 32

C. Platform Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ...................................... 35

D. Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) .............................. 39

E. Sitem pengkaderan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ..................... 41

BAB IV POST-ISLAMISME DI INDONESIA

A. Post-Islamisme di Indonesia ........................................................... 45

B. Gagasan PKS sebagai Partai Post-Islamisme di Indonesia ............. 47

1. PKS dalam memandang Demokrasi ........................................... 48

2. Hukum Negara Persepesi PKS ................................................... 51

3. Sikap PKS terhadap NKRI dan Pancasila .................................. 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 57

B. Saran ................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 59

LAMPIRAN

Page 11: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama monoteisme yang disebarkan oleh Nabi Muhammad

SAW. Dengan al-Qur‟an dan al-Sunah menjadi suatu pedoman bagi umat untuk

melakukan hubungan sosial dan politik. Sehingga, umat Islam pada umumnya

mempercayai watak holistik Islam sebagai intsrumen Ilahiah untuk memahami dunia.

Belakangan ini, Islam seringkali dipandang lebih dari sekedar agama. Umat Islam

meyakini bahwa Islam merupakan agama yang harus mengambil tata kelola aspek

kehidupan, mulai dari urusan individu hingga urusan politik dan kenegaraan.1

Salah satu persoalan yang dari dulu hingga sekarang terus berpolemik dan

tidak berkesudahan ialah hal yang menyangkut hubungan antara agama dan negara.

Bagi para pemikir politik Islam, terkait persoalan hubungan antara agama dan negara

masing-masing mempunyai pandangan yang berbeda dalam memahaminya.

Baru-baru ini, politik Islam kembali memunculkan paham gerakan yang

bersinggungan dengan paham gerakan yang sudah ada. Dua paham tersebut yaitu,

Islamisme dan Post-Islamisme. Dimana, Islamisme merupakan paham yang bertujuan

ingin mendirikan negara Islam dan menerapkan hukum Islam, sedangkan Post-

Islamisme berusaha memadukan antara agama dan sistem politik modern.

1 Nanang Tahqiq (ed.), Politik Islam, (Jakarta; Kencana, 2004), h. 226.

Page 12: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

2

Islamisme merupakan deskripsi Barat, yang menjelaskan tentang bentuk

aktivisme Islam yang muncul pada abad ke-20. Dalam pemaknaanya, Islamisme

memiliki empat ciri: Pertama, mengusung kebangkitan Islam sebagai basis reformasi

masyarakat. Kedua, memahami Islam sebagai ideologi. Ketiga, memiliki tujuan untuk

mendirikan sistem Islami atau negara Islam. keempat, menerapkan hukum Islam

pada negara dan sistem politik.2

Dalam pandangan lain, Islamisme merupakan gerakan Islam kontemporer

yang memandang Islam sebagai ideologi politiknya, dan juga dapat diartikan sebagai

sebuah keyakinan bahwa Islam memiliki seperangkat norma atau ajaran yang

komprehensif dan unggul, yang bisa dijadikan sebagai pedoman untuk ketertiban

aturan sosial.3

Islamisme sebagai fenomena yang muncul dalam konteks persepsi dan realitas

rezim-rezim penguasa muslim yang sekular. Islamisme juga muncul sebagai respon

terhadap eksistensi modernitas yang dianggap gagal memenuhi kepentingan-

kepentingan Islam. Salah satu agenda Islamisme yaitu ingin mendirikan tatanan

negara Islam sesuai dengan apa yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Dalam merespon kegagalan Islamisme, beberapa gerakan Islamis di negara-

negara muslim telah mengalami pergeseran sikap politik yang ditandai dengan

2 Anthony Bubalo, Greg Fealy & Whit Mason, PKS dan Kembarannya; Bergiat jadi

Demokrat di Indonesia, Mesir dan Turki, terjemahan oleh Syamsu Rijal, (Jakarta; Komunitas Bambu,

2012), h. 5. 3 Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS; Suara dan Syariah, (Jakarta; Gramedia, 2012), h. 48.

Page 13: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

3

kecendrungan yang kompromi dengan realitas politik. Adanya proses adaptasi

mendorong beberapa gerakan Islamis menjadi permasalahan demokratisasi di negara-

negara muslim. Kemudian Asef Bayat menyebutnya dengan Post-Islamisme sebagai

sintesis antara Islamisme dan demokrasi.

Gaya baru dari Islamisme di era sekarang dikenal sebagai Post-Islamisme.

Meskipun pada hakikatnya, Post-Islamisme berbeda dengan Islamisme, Post-

Islamisme senantiasa mengaitkan kemunduran dunia Islam saat ini dengan kurangnya

komitmen menjalankan ajaran Islam secara ketat, dalam hal ini kalangan Islamis

melihat Islam sebagai ideologi dan basis gerakan untuk melakukan reformasi

masyarakat secara menyeluruh dengan nilai-nilai dunia Barat serta memperjuangkan

reformasi syariat Islam dalam kehidupan bernegara.4

Post-Islamisme diperkenalkan oleh Asef Bayat, seorang profesor di

Universitas Illinois dan kepala Kajian Masyarakat dan Budaya Timur Tengah Modern

di Universitas Leiden. Menurutnya, Post-Islamisme mengusung sebuah visi baru

tentang masyarakat dan pemerintah yang diekspresikan dalam pemandangan baru

terhadap ruang publik, budaya pemuda, politik mahasiswa, dan yang terpenting lagi

adalah pemikiran agama.5

4 Anthony Bubalo, PKS dan Kembarannya: Bergiat jadi Demokrat di Indonesia, Mesir dan

Turki, terj. Syamsul Rijal, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2012), h. 73-74 5 Asef Bayat, Post-Islamisme, terjemahan oleh Faiz Tajul Milah, (Yogyakarta; Lkis, 2011), h.

89.

Page 14: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

4

Post-Islamisme mewakili baik kondisi maupun proyek yang kemudian

dilekatkan dalam satu multidimensi gerakan. Awalnya, gerakan Post-Islamisme

merujuk pada kondisi sosial dan politik sebagai fase percobaan. Pada masa ini,

seruan, energi, dan sumber-sumber legitimasi Islamisme terkuras habis, bahkan dari

kalangan yang sebelumnya sangat fanatik. Mereka menyadari bahwa bentuk

pemerintahan yang mereka coba normalkan ternyata memiliki kejanggalan.6 Selain

satu kondisi, Post-Islamisme juga merupakan satu proyek yang berupaya untuk

membangun konsep rasionalitas dan modalitas secara strategis guna membatasi

gerakan Islamisme dalam ranah sosial, politik dan intelektual.7

Menurut Asef Bayat, Post-Islamisme berciri serangkaian gerakan sosial dan

intelektual yang digerakan oleh generasi muda dengan mengkompromikan iman

dengan kebebasan agama dan HAM, atau bisa disebut juga mentransendenkan

pemerintahan Islam dengan mengadakan kebebasan atas pilihan individu, pluralisme

dan etika agama sebagai syarat.8

Jadi, teks-teks keagamaan hanyalahn untuk dipahami melalui nalar dan

pertimbangan. Memang, bisa dikatakan iman dan kebebasan itu sebagai dua sisi mata

uang, dimana masyarakat bebas untuk memilih agama dan sekarang bebas untuk

6 Asef Bayat, Post-Islamisme, h. 19.

7 Asef Bayat, Post-Islamisme, h. 20.

8 Asef Bayat, Post-Islamisme, h. 98.

Page 15: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

5

meninggalkannya. Keimanan agama tidak dapat memaksa masyarakat, karena

paksaan hanya akan menghasilkan kemunafikan.9

Gagasan Post-Islamisme berguna untuk menganalisis gerakan kontemporer

Islam di Indonesia. Teori ini dapat diterapkan secara bermanfaat pada analisis kasus

Indonesia dengan beberapa modifikasi dan kualifikasi, hal ini dikarenakan sistem

perpolitikan Islam di Indonesia belum matang seperti di Mesir dan Iran.10

Post-Islamisme mencakup sejumlah fenomena politik di berbagai belahan

dunia Islam, mulai dari gerakan reformasi di Iran hingga fenomena parta-partai

tengah seperti AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) di Turki, Ennahda di Tunisia,

Partai Keadilan di Maroko, dan Partai Tengah (Hizb al-Wasat) di Mesir, dan Partai

Keadilan Sejahtera (PKS) di Indonesia 11

Di Indonesia, Post-Islamisme berawal dari runtuhnya rezim Orde Baru yang

menandakan adanya perubahan dalam perpolitikannya. Zaman Orde Baru adalah

zaman di luar aturan main demokrasi. Akibatnya semua tindakan yang penting

diarahkan untuk mengamankan stabilitas termasuk mengganjar para pendukung dan

menghukum para pembangkang.12

9 Asef Bayat, Post-Islamisme, h. 163.

10 Noorhaidi Hasan, Literatur Keislaman Generasi Milenial: Transmisi, Apropriasi, dan

Kontestasi, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Press, 2018), h.15. 11

Noorhaidi Hasan, Literatur Keislaman Generasi Milenial: h. 16 12

Afana Gaffar. Javanese Voters (Yogyakarta: UGM Press, 1992), h. 186.

Page 16: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

6

Memasuki era reformasi keadaan perpolitikan di Indonesia berubah.

Perubahan ini lantas menjadi sinyal transformasi politik Islam di Indonesia.

Perubahan ini didasarkan pada kesadaran masyarkat tentang politik dan keadaan. Hal

ini kembali memunculkan berbagai ormas, terutama ormas Islam, seperti Front

Pembela Islam (FPI), Komite Persiapan Pembentukan Syariat Islam (KPPSI) dan

partai Islam seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Kehadiran PKS yang akhir-akhir ini semakin menguat menjadi bukti bahwa,

Islam ideologis masih terus hidup di negeri ini. Keharmonisan umat Islam dan

pemerintah yang terbangun pada awal 1990-an hingga kini ternyata tidak

menyurutkan cita-cita ideologis Islam yang mempersoalkna sistem negara, ideologi

negara, dan hukum negara yang telah ada.

Menurut Sohibul Iman13

, fenomena Post-Islamisme yang terjadi pada Partai

Keadilan sejahtera (PKS) dapat dilihat dari cara mereka dalam menerima dan

mengaplikasikan nilai-nilai keislamannya. Dimana, PKS telah menjadikannya

demokrasi sebagai aktivitas politiknya, dan menerima secara utuh bentuk Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) beserta ideologinya.14

Dari gagasan di atas, tidak heran apabila PKS mampu menjadi partai yang

mewakili gerakan Post-Islamisme di Indonesia. Selain itu, PKS dianggap sebagai

partai Islamis yang berdiri secara resmi dan berpartisipasi penuh dalam sistem politik

13

Sohibul Iman adalah ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini. 14

Wawancara dengan Bpk. Suhud Alynudin, tanggal 5 September 2019 di kantor DPP PKS

Pasar Minggu, Jakarta.

Page 17: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

7

nasional. Kategori Post-Islamisme yang digunakan PKS tentunya menjadi hal yang

menarik, karena menurut Asef Bayat, Post-Islamisme merupakan perpaduan, di mana

tidak anti Islam, tidak anti sekuler, tidak anti modernitas, dan kebebasan. Tetapi Post-

Islamisme ialah titik perjumpaan, di mana Hak Asasi Manusia (HAM), kebebasan,

modernitas menjadi bagian dari wacana keagamaan.

Berdasarkan penjabaran di atas, penulis tertarik untuk melakukan kajian lebih

mendalam mengenai “Fenomena Post-Islamisme di Indonesia” dengan

menggunakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai studi kasusnya.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap masalah yang terkandung dalam

judul skripsi ini, mengingat begitu banyak bahasan terkait Post-Islamisme, maka

penulis membatasi ruang lingkup masalah, yaitu penulis mencoba mengkaji gagasan

atau ide-ide Post-Islamisme yang ada pada Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dalam

hal ini menggunakan Partai keadilan Sejahtera (PKS) sebagai studi kasusnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang akan menjadi

rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:

1. Seperti apa fenomena Post-Islamisme yang terjadi di PKS?

2. Bagaimana gagasan-gagasan Post-Islamisme di PKS?

Page 18: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus terhadap rumusan masalah tersebut, penelitian ini memiliki

beberapa tujuan diantaranya:

1. Untuk mengkaji fenomena Post-Islamisme yang terjadi di Indonesia.

2. Untuk menjelaskan cerminan Post-Islamisme dalam kiprah PKS.

3. Serta untuk memuat gagasan-gagasan Post-Islamisme sebagai sebuah

fenomena nyata dalam suatu negara, yakni keterlibatan dalam demokrasi

dan menerima bentuk NKRI beserta ideologinya.

4. Tujuan lainnya di lakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh gelar

Sarjana Agama (S. Ag.) pada Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

Kemudian, manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat menambah khazanah keilmuan tentang gerakan-gerakan Islam.

Khususnya gerakan Islam kontemporer.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi kaum milenial untuk

mengetahui gerakan Islam kontemprer.

Page 19: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

9

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan karya ilmiah ini, sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut dan menyusun menjadi sebuah karya ilmiah berupa skripsi, maka

sebelumnya penulis akan mempelajari skripsi, jurnal dan artikel yang melakukan

penelitan yang hampir sama dengan penulis.

Ada beberapa judul skripsi, jurnal dan artikel yang sudah terbit terlebih

dahulu terkait pemahaman tentang paham Post-Islamisme serta sebuah gagasan yang

menjadikannya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai yang mengadopsi

gagasan Post-Islamisme, diantaranya yaitu, artikel berjudul ”Islamisme dan Post-

Islamisme” yang ditulis oleh Muhammad Ali dalam situsnya,

https://www.academia.edu/3709160/Islamisme_dan_Post-Islamisme dalam artikel ini

dijelaskan bagaimana peran dan transformasi Post-Islamisme yang awalnya

merupakan paham Islamisme. Kemudian ada juga jurnal tentang gagasan yang

sedikit bersinggungan dengan penulis yaitu, “Post-Islamisme di Turki, Telaah AKP

dan Kelas Menengah Anatolia”, skripsi yang di tulis oleh Firmanda Taufiq,

mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Ushuluddin pada tahun 2018.

F. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, data-data dan argumentasi diajukan dengan

menggunakan metode kualitatif. Asumsi yang digunakan di sini yaitu gejala yang

dikaji merupakan gejala sosial yang dinamis. Objek yang dikaji termasuk objek yang

baru berkembang dengan segala kekhasannya.

Page 20: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

10

Adapun model penulisan yang dilakukan secara deskriptif analitis. Deskriptif

analitis digunakan sebagai cara untuk memfokuskan penelitian dengan

mengutamakan segi kualitasnya. Metode ini dimaksudkan untuk menjelaskan hakikat

fakta tertentu, penulis berupaya memberikan gambaran yang lebih sitematis mengenai

keberadaan Post-Islamisme di Indonesia.

Data penelitian ini diperoleh melalui penelusuran data tertulis dan wawancara

mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan judul penulisan. Adapun beberapa

sumber yang penulis gunakan diantaranya yaitu: buku Asef Bayat, yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Faiz Tajul Milah dengan judul Pos-

Islamisme, (Yogyakarta: LkiS, 2011), dari buku asli yang berjudul, Making Islam

Democratic: Social Movements and the Post-Islamist Turn, (Stanford: Standfors

University Press, 2007). Buku karangan M. Imdadun Rahmat yang berjudul,

Ideologi Politik PKS: Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen, (Yogyakarta: LkiS,

2008). Buku yang ditulis oleh Arya Sandhiyudha dengan judul Aktor Baru

Demokrasi, Kebangiktan Post-Islamisme (Analisis Strategi dan Kebijakan AKP Turki

Memenangkan Pemilu, buku karangan Bassam Tibi dengan judul Islam dan

Islamisme yang diterjemahkan oleh Alfathri Aldin , kemudian buku karangan Zainal

Abidin Amir dengan judul Peta Islam Politik. (Jakarta: PustaKa LP3ES, 2003), buku

karangan Wasisto Rahrjo Jati dengan judul Politik Kelas Menengah Muslim

Indonesia, (Jakarta; LP3ES, 2017) dan tentunya masih banyak lagi.

Selain memperoleh informasi dalam bentuk pustaka, penulis juga melakukan

wawancara dengan beberapa tokoh yang mengkaji dan bereparan dalam Post-

Page 21: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

11

Islamisme yang ada di Indonesia. Adapun tokoh yang diwawancarai yaitu: Bapak

Sohibul Iman selaku ketua DPP PKS, Bapak Suhud Alynudin selaku sekretaris

bidang polhukam DPP PKS, dan Gus Ulil Abshar Abdalla selaku tokoh yang banyak

memuat tulisan tentang Post-Islamisme.

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Thesis, dan Disertasi), dengan penulis Hamid

Nasuhi dkk, terbitan CeQDA, cet. Ke-1, 2007. Untuk pedoman transileterasi

mengacu pada Jurnal Ilmu Ushuluddin, yang ditulis oleh Himpunan Peminat Ilmu

Ushuluddin (HIPIUS).

G. Sistematika Penulisan

Ini merupakan rangkaian penutup dari skripsi ini. Untuk memudahkan

pembahasan dalam penelitian skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang saling

berkaitan.

Bab pertama dalam penelitian ini berisi tentang pendahuluan yang meliputi,

latar belakang mengapa penulisan ini diperlukan, batasan dan rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika

penulisan.

Kemudian pada Bab ke-2, penulis menguraikan gambaran umum tentang

pengertian Post-Islamisme, sejarah munculnya Post-Islamisme beserta gagasan Post-

Islamisme.

Page 22: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

12

Bab ke-3, penulis menguraikan gambaran umum tentang Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) mulai dari sejarah terbentukanya, ideologi yang digunakannya serta

sistem pengkaderan yang dilakukan PKS kepada para calon aktivisnya.

Selanjutnya pada Bab ke-4, penulis mencoba menguraikan hasil tela‟ah dari

Fenomena Post-Islamisme pada Partai Keadilan Sejahtera (PKS), serta tela‟ah data

yang didapat dari beberapa referensi yang tersedia di pustaka.

Kemudian pada Bab ke-5, yaitu merupakan bab terkahir dari rangkaian skripsi

ini, penulis akan memberikan hasil kesimpulan dari Fenomena Post-Islamisme di

Indonesia dengan Partai keadilan Sejahtera (PKS) sebagai studi kasusnya.

Page 23: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

13

BAB II

POST-ISLAMISME

A. Pengertian Islamisme dan Post-Islamisme

1. Pengertian Islamisme

Islamisme adalah pemahaman agama dalam bentuk tatanan sebuah

negara. Islamisme menjadi sebuah istilah Fundamentalisme Islam yang

memiliki pengertian berbeda dan terus diperdebatkan para ilmuwan Muslim

dan Barat.

Adapun pengertian Islamisme menurut beberapa ahli15

, diantaranya

sebagai berikut:

Pengertian Islamisme Menurut Beberapa Ahli

Ahli Pengertian

James Piscatori Muslim yang berkomitmen terhadap

aksi publik untuk mewujudkan agenda

Islam

Donald Emmerson Islamisme adalah komitmen terhadap

isi dari agenda itu.

15 www.academia/islamismedanposislamisme, diakses pada 06 Agustus 2019

Page 24: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

14

Graham Fuller Isalamisme sebagai “Islam politik”

diusung oleh orang-orang yang

percaya bahwa Islam memiliki tawaran

bagaimana politik dan masyarakat

harus dikelola dalam dunia Muslim

kontemporer dan ingin

mewujudkannya dalam berbagai cara.

Hassan Hanafi Isamisme sebagai istilah „Islam

politik‟ yang lebih netral, dan setuju

dengan pendapat Donald Emmerson

yang mengajak kontekstualisasi, bukan

stigmatisasi atau penolakan apologetik,

terhadap Islam dan Muslim.

Kelompok Islamisme mengidolakan kejayaan Islam pada zaman Nabi

Muhammad SAW di Madinah, dan mereka berupaya untuk mengembalikan

praktik keIslaman era sekarang ke zaman empat belas abad silam. Agenda

utama Islamisme adalah mendirikan tatanan negara Islam dan memobilisasi

umat Islam untuk membangun sebuah tatanan yang disebut sebagai nizam

Islami.16

16

Bassam Tibi, Islam dan Islamisme, terj. Alfathri Adlin, (Bandung: Mizan, 2016), h. 292.

Page 25: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

15

Menurut Bassam Tibi17

, Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW

yang diidolakan oleh kelompok Islamisme, hanya dapat dipraktekan pada

zaman itu saja. Setelah zaman Nabi Muhammad SAW berakhir dan kemudian

digantikan oleh al-Khulafa al-Rasyidin, sistem pemerintahan yang seperti

zaman Nabi Muhammad SAW sudah tidak dipraktekan. Alasannya sederhana,

yaitu Nabi Muhammad SAW menjalankan pemerintahannya di Madinah

dalam bimbingan wahyu Allah, sedangkan para al-Khulafa al-Rasyidin masih

harus berijtihad sendiri terhadap setiap masalah yang datang dan yang belum

terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Jadi sudah sangat jelas, bahwa

apa yang diwacanakan oleh kelompok Islamisme sangatlah jauh dari

jangkauan dan tidak rasional.

Namun demikian, meskipun berusaha merujuk tradisi dan masa lalu,

Islamisme di zaman modern adalah produk modernitas dan modernisasi:

bahasa,media dan sarana, serta tujuan Negara Islam atau negeri berdasarkan

syariat Islam, adalah modern, tidak ada pada masa Nabi dan salaf. Di sisi lain,

Islamisme adalah produk Islamisasi – dalam banyak hal, Arabisasi dan

simbolisasi – seperti dalam penggunaan jilbab dan burqa, pemakaian bahasa

Arab dalam nama, organisasi, dan percakapan sehari-hari, pengutipan ayat-

ayat dan hadis-hadis serta perkataan ulama dan aktifis Muslim klasik,

17

Bassam Tibi adalah guru besar asal Syria yang bermukim dan mengembangkan karirnya di

Universitas Jerman.

Page 26: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

16

pertengahan, dan modern seperti Sayyid Qutb, Abu Ala al-Maududi,

Taqiyuddin An-Nabhani dan Imam Khomeini.

Hakikat Islamisme adalah kelompok yang menolak demokrasi, seperti

dalam hal adanya praktik pemilihan umum. Alasannya bahwa, pemilihan

umum dipandang sebagai kegiatan yang mengedepankan kehendak mayoritas

daripada kehendak Tuhan. Mereka berpendapat bahwa, pemilihan umum

sama halnya dengan syirik.18

Islamisme lebih merupakan aktivisme yang berkomitmen mewujudkan

agenda politik tertentu dengan menggunakan simbol, doktrin, bahasa,

gagasan, dan ideologi Islam. Praktek politik yang tepat adalah dengan

menerapkan gerakan yang menghargai inklusivitas, pluralitas, dan toleransi.

Gerakan politik Islam ini dinamakan Post-Islamisme.

2. Pengertian Post-Islamisme

Post-Islamisme diperkenalkan oleh Asef Bayat, seorang profesor di

Universitas Illinois dan kepala kajian masyarakat dan budaya Timur Tengah

modern di Universitas Leiden. Menurutnya, Post-Islamisme mengusung

sebuah visi baru tentang masyarakat dan pemerintah yang diekspresikan

18

Noorhaidi Hasan, Islam Politik di Dunia Kontemporer: Konsep Geneologi dan Teori,

(Yogyakarta: Suka Press, 2011), h. 90.

Page 27: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

17

dalam pandangan baru terhadap ruang publik, budaya pemuda, politik

mahasiswa, dan yang terpenting lagi adalah pemikiran agama.19

Dalam hal ini, Post-Islamisme dianggap sebagai pembaharuan dari

konsep Islamisme untuk menggambarkan sebuah fenomena dalam gerakan

politik Islam di kalangan muslim Timur Tengah, terutama Iran. Fenomena

baru tersebut, berupa berpartisipasinya ke dalam sistem politik yang modern.

Partisipasi poltik mereka dalam politik saat ini, dapat dilihat dari peningkatan

hak suara dalam pemilihan umum.

Revolusi yang terjadi di Iran melibatkan generasi baru yang majemuk,

terdiri dari berbagai kalangan muda, dan beberapa kalangan tua. Selain

itu nilai-nilai yang diusung adalah nilai universal seperti kemulyaan (dignity)

dan penghormatan (respect) serta demokrasi.

Menurut Asef Bayat, Post-Islamisme mewakili baik kondisi maupun

proyek yang kemudian dilekatkan dalam satu multidimensi gerakan. Awalnya,

Post-Islamisme merujuk pada kondisi sosial dan politik sebagai fase

percobaan. Pada masa ini, seruan, energi, dan sumber-sumber legitimasi

terkuras habis, bahkan dari kalangan yang sebelumnya sangat fanatik. Mereka

19

Asef Bayat, Post-Islamisme, terjemahan oleh Faiz Tajul Milah, (Yogyakarta; LkiS, 2011),

h. 89

Page 28: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

18

menyadari bahwa, bentuk pemerintahan yang mereka coba tegakkan atau

normalkan ternyata memiliki kejanggalan.20

Selain satu kondisi, Post Islamisme juga merupakan satu proyek yang

berupaya untuk membangun konsep rasionalitas dan modalitas secara strategis

guna membatasi gerakan Islamisme dalam ranah sosial, politik, dan

intektual.21

Post-Islamisme adalah perpaduan, dimana Post-Islamisme tidak

anti sekuler, tidak anti modernitas dan kebebasan. Post-Islamisme merupakan

titik temu antara Hak Asasi Manusia (HAM), kebebasan, modernitas menjadi

bagian dari wacana keagamaan.22

Dasar pemikiran Post-Islamisme tentang wacana keagamaan adalah

peran nalar dan rasionalitas. Al-Qur‟an menurut Abdullah Nuri yang

dijelaskan oleh Asef Bayat itu sering mengundang manusia untuk berfikir,

bernalar, dan menemukan. Jadi, teks-teks keagamaan hanyalah untuk

dipahami melalui nalar dan pertimbangan.

Dalam hal lain, pemikiran Post-Islamisme tidak dalam artian menolak

hukum syariah, Karena bagaimanapun gerakan post-Islamisme masih sangat

berkaitan dengan lingkungan sekularisme. Lingkungan yang dimana hukum

merupakan nota kesepakatan bersama yang diproduk melalui konstitusi.23

20

Asef Bayat, Post-Islamisme, h.19. 21

Asef Bayat, Post-Islamisme, h.20. 22

Wasito Raharjo Jati, Politik Kelas Menengah Muslim Indonesia, (LP3ES; 2017), h. 142. 23

Anis Matta, Menikmati Demokrasi. (Jakarta; Pustaka Saksi, 2002), h. 187.

Page 29: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

19

Post-Islamisme, berciri serangkaian gerakan sosial dan intelektual

yang digerakan oleh generasi muda dengan mengkompromikan iman dengan

kebebasan agama dan Hak Asasi Manusia (HAM), atau bisa disebut juga

mentransendenkan pemerintahan Islam dengan mengadakan kebebasan atas

pilihan individu, pluralisme, dan etika agama sebagai syarat.24

Berikut dapat dilihat perbedaan antara Islamisme dan Post-Islamisme.

Perbedaan Islamisme dan Post-Islamisme

No Faktor Perubahan Islamisme Post-Islamisme

1 Tujuan perubahan sosial-politik

Eksistensi dan

representasi kelas

menengah

muslim sebagai

ummah

Adaptasi dan

negosiasi kelas

menengah

muslim dalam

demokrasi

2

Cara mencapai perubahan

sosial-politik

Membentuk

gerakan

Membentuk

partai politik

3 Ciri perubahan sosial-politik Perubahan radikal

Perubahan

tranformatif

4 Arah perubahan sosial politik

Membentuk

masyarakat

muslim kolektif

Membentuk

kesalehan sosial

dalam masyarakat

5 Relasi dengan negara

Negara dipandang

dalam relasi

konfliktual.

Negara dipandang

dalam relasi

kolegial

24

Asef Bayat, Post-Islamisme, h.98.

Page 30: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

20

Negara adalah

arena

pertentangan

kepentingan

Negara adalah

mitra dalam

melakukan

perubahan sosial

B. Latar Belakang Post-Islamisme

Jauh sebelum munculnya pemikiran Post-Islamisme atau lebih tepatnya pada

tahun 1918, hadirlah sebuah ideologi yang berkembang di wilayah Timur Tengah

yang dikenal dengan nama Pan-Arabisme. Pan-Arabisme ini erat kaitannya dengan

budaya nasionalisme bangsa Arab dan menegaskan bangsa Arab merupakan satu

kesatuan dari sebuah bangsa. Terdapat banyak organisasi di dunia.25

Pan-Arabisme bertujuan dengan kemerdekaan bangsa Arab tanpa

memperdulikan agama melainkan berdasarkan pada budaya etnis. Kemudian setelah

munculnya paham Pan-Arabisme ini, hadirlah kembali sebuah paham yang gerakan

yang memperjuangkan umat Islam dalam satu negara Islam yang disebut

kekhalifahan. Paham gerakan ini dinamai Pan-Islamisme. Pan-Islamisme ini didirikan

oleh Jamal al-Din Afghani.

Kembali kepada fokus penulisan ini, dimana latar belakang dari terbentuknya

pemikiran Post-Islamisme bisa dikatakan cukup kompleks. Berawal dari istilah yang

25

Evie Aprilianty, “Pan-Arabisme dan Pengaruhnya Terhadap Peran Liga Arab Dalam

Penyelesaian Konflik Timur Tengah”, Jurnal Sejarah Kebangkitan Negara-Negara Asia, 10 Juli

2013, www.academia.edu. Di akses pada selasa, 12 november 2019.

Page 31: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

21

ditulis dalam tesis Olivier Roy, dijelaskan bahwa Post-Islamisme merupakan bentuk

baru dari kegagalan fraksi Islam. Secara garis besar, Olivier Roy menyebut kegagalan

fraksi Islam dalam ruang demokrasi disebabkan oleh narasi besar mereka terhadap

Islamisasi negara. Sebuah ide dan cita-cita utopis yang menantang langsung

penerimaan publik yang plural dan pragmatis.26

Pada dasarnya, Post-Islamisme pertama kali digunakan untuk melihat

perkembangan kontemporer Islam di Iran dengan segala konteks budaya dan sosial

politiknya. Secara umum, Post-Islamisme merupakan metamorfosis terbaru dari

segala ide pendekatan dan praktek Islamisme di Iran. Istilah ini kemudian digunakan

oleh beberapa pengamat dan akademisi untuk meneliti perkembangan gerakan militan

dunia Islam.

Post-Islamisme termasuk dalam kategori paradigmatik baru tentang pemikiran

politik Islam. Artinya, telah terjadi perubahan paradigma dalam pemikiran politik

Islam dikalangan muslim yang militan ke arah pemikiran yang menghargai

inklusivitas, pluralitas, dan toleransi. Perubahan ini terjadi setelah perang Iran-Iraq

pada tahun 1998.27

Post-Islamisme secara umum mempunyai sejarah yang cukup pelik, Asef

Bayat mencirikan kemunculan Post-Islamisme dengan artikulasi sosial yang

dominan, perspektif politik, dan pemikiran keagamaan yang mana Iran pasca-

26

Oliver Roy, Le post-Islamisme, Anne 1999, h. 11. 27

Asef Bayat, Pos-Islamisme, h. iii.

Page 32: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

22

Khomeini telah menyaksikan trend-trend yang akhirnya bergabung dalam gerakan

reformasi pada akhir tahun 1990-an.28

Pada tahun 1990-an, para intelektual Post-Islamisme berusaha mendefinisikan

ulang kapabilitas agama di masa modern untuk mengatasi kebutuhan manusia yang

kompleks. Usaha-usaha intelektual mereka terpusat pada upaya membentuk suatau

negara dengan memadukan cita-cita tentang modernitas, demokrasi, dan

keagamaan.29

Kemudian pada tahun 2005, Asef Bayat dalam artikelnya, What is Post-

Islamism? mengulas lebih mendalam tentang fenomena Post-Islamisme dengan

menjelaskan bahwa fenomena ini telah berkembang di berbagai negara Islam.

Kemunculan Post-Islamisme ini terus dikembangkan dengan mengembangkan

fenomena Arab Spring yang berlaku di negara-negara Arab.30

Munculnya Post-Islamisme adalah tanggapan dari adanya dua posisi ideologis

yang ekstrim, yakni demokrasi dan Islamisme. Islamisasi dan demokratisasi, sangat

mempengaruhi perkembangan politik dunia Arab dan Muslim. Oleh karena itu,

gerakan politik Islam moderat lebih mengedepankan demokratisasi dan

28

Asef Bayat, Pos-Islamisme, h. 17-18. 29

Asef Bayat, Pos-Islamisme, h. 162. 30

Wan Ahmad Fahmi Bin Wan Muda, “Pemikiran Pasca Islamisme dalam Konteks Gerakan

Islam”, juranalumran.utm.my/index.php/umran, (UTM Press; 2014).

Page 33: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

23

penggabungan Islam politik sebagai upaya yang dapat membantu pemikiran Islam

dalam mewujudkan misinya.31

Post-Islamisme muncul ketika Islamisme sedang dalam masa-masa kritis,

dimana ada beberapa tekanan rezim di negara Timur Tengah dan terjadi frustasi dari

kelompok-kelompok Islamisme bahwa Islamisme sudah tidak mungkin lagi bisa

dilakukan sehingga proyek Post-Islamisme itu timbul. Proyek Post-Islamisme adalah

dengan membatasi ruang gerak Islamisme di arena sosial dan politik.32

Kemudian, Islamisme harus berhadapan dengan munculnya gelombang

demokrasi. Rezim ideologi secara keseluruhan meyakini doktrin kedaulatan rakyat,

mengedepankan eksistensi hak-hak individu, kebebasan, dan kesetaraan. Secara

prosedural, demokrasi harus dijalankan menggunakan prinsip suara mayoritas dalam

setiap pengambilan kebijakan dan keputusan pemimpin. Hal ini bertentangan dengan

paham Islamisme yang menggunakan nilai-nilai Islam dalam penerapannya.

Studi mengenai Islam dan demokrasi mengalami perdebatan di kalangan para

ilmuan. Islamisme dianggap telah memainkan dan memanipulasi demokrasi.33

Terdapat tiga alasan mendasar mengapa Islam tidak sesuai dengan demokrasi.

Petama, secara ideologis susah untuk menjembatani Islamisme yang menggunakan

31

Ahmad Akhtar Hossain, “Islamism, scularism, and post-Islamist: the Muslim World and the

Case of Bangladesh”. Asian Journal of Political Science, Volume 24, 2016 – Issue 2. Diakses dari

http://www.tandfonline.com/doi/citedby/10.108./02185377.2016.1185954?scroll+top&needAccess=tr

ue pada, 06 Agustus 2019. 32

Asef Bayat, Post-Islamisme, h. 21. 33

Bassam Tibi, Islamism and Islam (Yale University Press), diterjemahkan oleh Alfathri

Adlin, dengan judul: Islam dan Islamisme (Bandung: Mizan, 2016), h. 144.

Page 34: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

24

hukum agama sebagai pijakan dengan demokrasi yang mengusung kedaulatan rakyat.

Kedua, penekanan Islamisme terhadap syariah berpotensi dipermasalahkan ketika

dihadapkan pada pertanyaan praktis tentang implementasi dan intuisi. Ketiga,

kesulitan menyelaraskan Islam dan demokrasi yang dipengaruhi oleh hegemoni

dalam gerakan Islam arus utama.34

Dalam merespon benturan dengan demokrasi, beberapa gerakan Islamis di

negara-negara muslim telah mengalami pergeseran sikap politik yang ditandai dengan

kecendrungan yang kompromi dengan realitas politik. Adanya proses adaptasi

mendorong beberapa gerakan Islamis menjadi permasalahan demokratisasi di negara-

negara muslim. Kemudian Asef Bayat menyebutnya dengan Post-Islamisme sebagai

sintesis antara Islamisme dan demokrasi.

Menurut Ulil Abshar Abdalla, pemikiran Post-Islamisme sama sekali tidak

sekuler, bahkan tetap menunjukan sentimen negatif tehadap setiap bentuk ekspresi

sekularisme. Tetapi disisi lain, Post-Islamisme juga menolak teokrasi dan penerapan

platform ideologis keagamaan seperti mendirikan negara Islam dan menerapkan

hukum syariah.35

Relevansi identitas Post-Islamisme sebagai wajah lain dari perjuangan Islam

politik menghadapi proses transformasi. Pembentukan identitas Post-Islamisme

34

Anthony Bubalo, Greg Frealy dan Whit Mason, PKS & Kembarannya: Bergulat Menjadi

Demokrat di Indonesia, Mesir dan Turki, terj. Syamsul Rijal, (Jakarta, Komunitas Bambu, 2012), h, 8-

10. 35

Wawancara dengan Ulil Abshar Abdalla, di perumahan Jati Agung, Blok A3/8, Jati Bening-

Bekasi, pada, selasa, 27 Agustus 2019, pkl. 19:29 WIB.

Page 35: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

25

diidentifikasi melalui proses institusionalisme Islam, yakni dengan keikutseraan

Islamis dalam lembaga demokratis dan ikut serta dalam proses pemilihan

pemimpin.36

C. Gagasan Post-Islamisme

Gagasan tentang Post-Islamisme menurut Asef Bayat telah dituangkan

melalui bukunya pada tahun 1996, dengan judul, “The Coming of a Post-Islamist

Society.” Dalam tulisan itu, Asef Bayat mendfinisikan Post-Islamisme sebagai,

“…a condition where, following a phase of experimentation, the appeal,

energy, symbols and sources of legitimacy of Islamism get exhausted, even

among its once-ardent supporters. As such, post-Islamism is not anti-Islamic,

but rather reflects a tendency to re secularize religion. Predominantly, it is

marked by a call to limit the political role of religion”.37

Post-Islamisme bukan hanya Islam yang kompatibel dengan modernitas.

Tetapi, kelangsungan hidup sebuah agama dan negara tergantung pada pencapaian

kompabilitas ini. Asef Bayat menjelaskan mengenai fase dimana Post-Islamisme ini

hadir. Pada fase eksperimentasi, seruan, energi, dan sumber-sumber legitimiasi

Islamisme terkuras habis, bahkan dari kalangan para pendukung yang sangat

ambisius.

Mereka kaum Islamisme sadar akan kejanggalan dan ketidaksempurnaan

sistem yang dimiliki ketika akan dijadikan sebagai institusi pemerintahan. Situasi ini

membuat mereka ada dalam kondisi rawan kritik. Maka jalan yang dipilih adalah

36

Asef Bayat, Post-Islamisme, h. 19. 37

Asef Bayat, The Coming of Post-Islamist Society, (University of Hamline; 1996), h. 45.

Page 36: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

26

upaya pragmatis agar sistem bisa dipertahankan, meski kemudian akan meninggalkan

prinsip dasarnya.38

Kehadiran Post-Islamisme adalah sebagai bentuk kritik terhadap kemunduran

pembangunan masyarakat muslim yang dilakukan oleh kalangan Islamisme. Seperti

yang dikatakan oleh Asef Bayat, Post-Islamisme adalah transformasi dalam

Islamisasi, yang awalnya merujuk pada pembentukan negara Islam kini lebih merujuk

pada pembentukan sikap kesalehan sosial, baik secara individu, kolektif,

humanitarianisme, dan deradikalisasi.39

Bagi Asef Bayat, pengalaman Post-Islamisme di Iran merupakan fase penting

dalam mempengaruhi pemikiran politik Islam diseluruh dunia, ide dan nilai

pemikiran ini mulai diamalkan diterima dalam kalangan gerakan Islam diseluruh

dunia, seperti Turki, Tunisia, Mesir, Maroko, Sudan, dan Indonesia.40

Post-Islamisme sendiri merupakan antitesis terhadap pembangunan

masyarakat ala Islamisme yang tidak menghendaki adanya modernisasi. Hal ini justru

membuat kalangan masyarakat Muslim semakin termarjinalkan dan didiskreditkan

karena tidak mampu beradaptasi dengan zaman. Dengan kata lain, Post-Islamisme

menekankan pembangunan masyarakat Muslim kelas menengah berbasis pada tiga

38

Asef Bayat, Post-Islamisme, h. 19. 39

Asef Bayat, Post-Islamisme, h. 9-10 40

Wan Ahmad Fahmi Bin Wan Muda, “Pemikiran Pasca Islamisme dalam Konteks Gerakan

Islam”, juranalumran.utm.my/index.php/umran, (UTM Press; 2014).

Page 37: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

27

aspek, yakni menekankan hak daripada kewajiban, pro terhadap pluralitas daripada

ototarian, dan melihat masa depan daripada masa lalu.41

Pernyataan bahwa pemerintahan Islam memiliki karakter demokratis bisa

disebut naif, tetapi disisi lain ini merupakan sebuha ekspresi dari perjuangan untuk

membuat pemerintahan Islam yang demokratis. Setidaknya upaya untuk membuat

agama yang benar-benar demokratis harus dimulai dari level intelektual.42

Gagasan utama pemikiran politik Islam kontemporer atau Post-Islamisme ini

adalah dengan lebih menekankan tentang isu-isu aktual seperti sinergisitas Islam,

modernisme, demokrasi, dan pluralitas. Maka, dalam memaknai Post-Islamisme ialah

sebagai upaya membentuk wajah Islam yang inklusif dan adaptif dengan modernitas

zaman melalui pembentukan umat.43

Secara sadar, Post-Islamisme juga dimaksudkan untuk membatasi gerak

Islamisme, baik secara sosial, politik maupun intelektual. Munculnya Post-Islamisme

adalah upaya untuk meleburkan keagamaan dan hak, iman dan pembebasan, Islam

dan kebebasan.44

Para intelektual, pemuda, perempuan, semua mengusung visi baru

tentang masyarakat dan pemerintah yang diekspresikan dalam pemandangan baru

41

Wasisto Raharjo Jati, Politik Kelas Menengah Muslim Indonesia, (Jakarta; LP3ES, 2017),

h. 144. 42

Asef Bayat, Post-Islamisme, h.11. 43

Asef Bayat, Post-Islamisme, h.23. 44

Asef Bayat, Post-Islamisme, h.20.

Page 38: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

28

terhadap ruang publik, budaya pemuda, politik mahasiswa, hubungan gender, negara,

dan yang terpenting adalah pemikiran tentang agama.45

45

Asef Bayat, Post-Islamisme, h. 21.

Page 39: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

29

BAB III

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

A. Sejarah Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan pelanjut perjuangan atau langkah

antisipasi yang diambil para aktivis dakwah yang ada di Partai Keadilan (PK). PK

percaya, bahwa jawaban untuk melahirkan Indonesia yang lebih baik di masa depan

adalah dengan mempersiapkan kader-kader yang berkualitas, baik secara moral,

intelektual, dan profesional.46

Partai Keadilan (PK) didirikan dengan sebuah keputusan yang diambil

berdasarkan survei yang dilakukan kepada para aktivis gerakan dakwah di seluruh

Indonesia. Inti pertanyaan yang diajukan dalam jejak pendapat tersebut adalah bentuk

apa yang ditampilkan untuk muncul ke tengah publik pada era reformasi?, apakah

bentuk organisasi massa atau organisasi politik, atau tetap mempertahankan

penampilan yang selama ini digunakan yaitu dalam bentuk yayasan atau lembaga-

lembaga dakwah?.47

Sebagai tindak lanjut terhadap pembentukan partai politik, Partai Keadilan

(PK) melakukan upaya untuk membangun struktur dari Dewan Pengurus Pusat (DPP)

di tingkat provinsi, Dewan Pengurus Daerah (DPD) di tingkat kota/kabupaten, Dewan

46

http://www.partaikeadilansejahtera.com diakses pada 09 Agustus 2019. 47

Ali Said Dmanik, Fenomena Partai Keadilan: Transformasi 20 Gerakan Tarbiyah di

Indonesia, (Jakarta; Teraju, 2000), h. 228.

Page 40: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

30

Pengurus Cabang (DPC) di tingkat kecamatan dan Dewan Pengurus Ranting (DPRa)

di tingkat desa/kelurahan.48

Kemudian dalam waktu yang singkat, Partai Keadilan (PK) berhasil

membangun kepengurusan partai dan memenuhi syarat untuk maju dalam pentas

pemilihan umum di Indonesia. Dalam keikutsertaannya pada tahun 1999 PK berhasil

mejaring sekitar 1,36% dari total suara keseluruhan.49

Namun, perolehan suara PK

yang sekitar 1,36% itu tidak memenuhi ketentuan electrocal treshold50

, dimana

ketentuan minimum yang diterapkan ialah 2%. Atas ketentuan tersebut PK dianggap

tidak lolos untuk mengikuti pemilihan umum berikutnya.

Langkah lain untuk tetap meneruskan dakwah melalui jalur politik, Partai

Keadilan (PK) mengadakan rapat pleno pada tahun 2001. Dalam rapat tersebut

muncul dua pendapat: pertama, menjadikan PK sebagai organisasi massa, kedua,

membuat partai baru yang simbolnya tidak jauh berbeda dengan PK. Dalam diskusi

panjang maka diterapkanlah pendapat kedua sebagai solusi.51

Perumusan pembentukan partai baru ini diserahkan kepada seluruh tim yang

dipimpin oleh Muzammil Yusuf. Dalam berbagai rapat yang cukup dinamis,

disepakatilah untuk menambahkan kata “SEJAHTERA”, yang jika digabung menjadi

48

Imdaddun Rahmat, Ideologi Politik PKS; Dari Masjid Kampus kw Gedung Parlemen, (

Yogyakarta; LkiS, 2008),h. 36. 49

Imdaddun Rahmat, Ideologi Politik PKS, h. 37. 50

Electrocal treshold adalah batas minimal suatu partai untuk memperoleh kursi.

51

Aay Muhammad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera: Ideologi dan Praksis Politik Kaum

Muda Muslim Kontemporer, (Jakarta; Teraju, 2004), h. 290.

Page 41: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

31

Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tambahan ini ditentukan berdasarkan makna

filosofis yang terkandung bahwa partai baru yang akan lahir tidak semata-mata

menekankan pada perjuangan menegakan keadilan dalam ranah hukum pada tingkat

politik, tetapi juga menyelesaikan persoalan tentang belum tercapainya kesejahteraan

di kalangan masyarakat bawah.52

PKS secara resmi berdiri pada 20 April 2002,

sebagai langkah yang tepat dalam menjawab hambatan yang menyangkut electoral

treshold. Dengan demikian visi dan misi partai tidak bergeser dari pemikiran dan

teknis semata.

Partai ini berlambangkan dua bulan berwarna kuning emas, dengan garis lurus

di antara kedua bulan sabit, yang juga berwarna kuning emas. Bulan sabit dan garis

lurus berada dalam suatu kotak berwana hitam, dan di bawahnya terdapat tulisan

“SEJAHTERA”. Di atas kotak hitam ada sebuah persegi panjang yang panjangnya

sama dengan kotak di bawahnya, dan bertuliskan “PARTAI KEADILAN” dengan

tulisan berwarna kuning emas. Secara keseluruhan, kotak dan pesegi panjang itu

mensimbolkan ka‟bah, kiblat suci kaum muslimin yang melambangkan kesatuan

umat. Partai ini memiliki karakteristik moralis, profesional, patriotik, reformasi, dan

independen. Sedangkan prinsip dasar PKS adalah keadilan, persamaan, dan

keseimbangan, serta kesatuan nasional.53

52

Aay Muhammad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera , h. 291-292. 53

DPP PKS, Sekilas Partai Keadilan, h. 40-41.

Page 42: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

32

B. Asas Partai Keadilan Sejahtera

Asas secara sederhana dapat dipahami sebagai keseluruhan pandangan, cita-

cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan yang dijadikan pedoman normatif

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena dianggap mampu

membangkitkan kesadaran berbangsa dan bernegara dan juga dapat memberikan

orientasi dan motivasi dalam perjuangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh

karena itu, Asas partai politik dapat dipahami sebagai sistem kepercayaan yang

memberikan kesadaran pembenaran dan pencerahan mengenai kehidupan politik

demi menggalang motivasi, hingga tercapainya tujuan-tujuan yang digariskan partai

politik. Artinya, Asas dalam partai politik berperan sangat strategis sebagai landasan

legitimasi politik yang sekaligus memberi penuntun bagi seluruh kebijakan dan

perilaku politik, serta sebagai tali pengikat aktivitas-aktivitas politik.

Perlu diketahui, bahwa Asas hakikatnya merupakan perwujudan perjuangan

nilai dalam partai politik untuk ikut memberikan warna terhadap bangunan imajiner

sebuah bangsa yang memungkinkan terciptanya segala cita-cita kebangsaan dan

kenegaraan. Tetapi, itu semua menjadi sia-sia tatkala asas- asas dan ideologi-ideologi

yang tercantum dalam AD/ART partai politik tidak diterapkan ke dalam kehidupan

sehari-hari partai politik dan tidak menjadi penuntun bagi perjuangan partai politik.

Dalam Anggaran Dasar disebutkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

adalah partai yang berasaskan Islam, PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan cita-

cita nasional bangsa Indonesia yang sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

Page 43: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

33

dasar (UUD) 1945, serta mewujudkan masyarakat madani yang adil dan sejahtera.54

Sedangkan sasaran perjuangan PKS adalah mewujudkan masyarakat yang mandiri,

bermartabat, serta bertanggung jawab.55

Selain sebagai partai dakwah, PKS juga menjadikan Islam sebagai

ideologinya. Bangunan ideologi PKS berpijak pada prinsip utama bahwa Islam

merupakan konsep yang utuh dan sempurna. Islam diwahyukan sebagai petunjuk bagi

mannusia untuk mengelola hidup dan kehidupan. Dalam dasar pemikiran Kebijakan

Dasar PKS dijelaskan bahwa, Islam adalah sistem integral yang mampu membimbing

umat manusia menuju kesejahteraan lahir dan batin serta dunia dan akhirat.56

Dari salah satu kebijakan umum PKS, penguatan asas Islam di kalangan

kadernya merupakan agenda yang sangat penting. PKS memproyeksikan Islam

sebagai sebuah ideologi umat yang menjadi landasan perjuangan politik menuju

masyarakat sejahtera. Selain itu PKS juga menjadikan ideologi Islam sebagai ruh

perjuangan pembebasan manusia dari penghambaan antar sesama manusia menuju

penghambaan hanya kepada Allah SWT.57

Dilihat dari prinsip dasar ini, asas PKS dipengaruhi oleh pemikiran kalangan

Tarbiyah58

yang berorientasi pada Ikhwanul Muslimin59

. Oleh karena itu, sudah

menjadi menjadi hal yang wajar jika para aktivis PKS dengan penuh kesadaran

54

Anggaran Dasar PKS pasal 5. 55

Anggaran Rumah Tangga PKS pasal 2. 56

“Kebijakan Dasar PKS”, dalam PKS on Line. 57

“Kebijakan Dasar PKS”, dalam PKS on Line. 58

Gerakan Tarbiyah adalah sebuah gerakan agama Islam yang berbasis di Indonesia. Jemaah

Tarbiyah aktif pada tahun 1980-1990an, dan mahasiswa sebagai penggiatnya. 59

Ikhwanul Muslimin, merupakan organisasi Islam di Mesir yang didirikan oleh Hassan al-

Banna.

Page 44: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

34

meneyebut diri mereka sebagai kader Ikhwanul Muslimin. PKS menjadikan Ikhwanul

Muslimin sebagai acuan utama dalam pemikirannya.60

Keuniversalan ajaran Islam yang diyakini oleh para pendiri dan pendukung

PKS, dan kemudian menjadikannya PKS sebagai salah satu partai Islam di Indonesia

yang memiliki ideologi khas atau berbeda dengan partai Islam lainnya yang ada di

Indonesia. Keyakinan tersebut, justru menunjukan bahwa PKS telah mengadopsi

pemikiran Ikhwanul Muslimin dalam bidang politik dan keagamaan.

Pengaruh pemikiran Ikhwanul Muslimin dalam bidang politik terhadap PKS

adalah sama-sama mengusung prinsip dan nilai bahwa Islam adalah solusi, visi dan

misi keduanya relatif sama, hal ini terlihat dari slogan dan visi misinya yang terkenal

seperti, Allah adalah Tujuanku, Muhammad suri tauladanku, al-Qur‟an pedoman

hidupku, dan mati dijalan Allah adalah cita-cita tertinggiku.

Kemudian dalam bidang keagamaan, pengaruh ideologi Ikhwanul Muslimin

dapat lebih mudah dalam bidang keagamaan. Hal ini, dapat dilihat dalam tahapan-

tahapan dakwah yang dilakukan oleh PKS, tahapan-tahapan tersebut diantaranya:

a. Tabligh (Penyampaian)

Tabligh biasanya berbentuk ceramah-ceramah yang bersifat umum.

Sasarannya adalah khalayak ramai, dengan membawakan materi-materi

ceramah yang bersifat kemasyarakatan. Hal ini bertujuan agar dapat

membentuk pola pikir keislaman yang lebih baik dan benar.

b. Ta‟lim (pengajian)

60

Imdaddun Rahmat, Ideologi Politik PKS; Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemenh. 97.

Page 45: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

35

Pada tahap ini, dakwah yang dilakukan lebih sitematis, yaitu dengan

membetuk kelompok-kelompok kecil yang dibina oleh seorang pendidik.

Program ini biasanya dilakukan sekali dalam sepekan.

c. Takwin (pembentukan)

Kemudian, pada tahap ini dakwah yang dilakukan adalah dengan

melakukan pembinaan pada kader. Hal ini ditunjukan dari adanya

kaderisasi dan kegiatan yang dilaksanakan. Bentuk yang dilaksanakan

bermacam-macam, diantaranya: Dauroh, mabit, rihlah atau bentuk rutin

seperti Tastqif.

C. Platform Partai Keadilan Sejahtera

Dalam kancah perpolitikan, setidaknya ada bebarapa peranan yang PKS

dermakan untuk Indonesia. Hal ini sebagaimana dituangkan dalam Platform

Kebijakan Partai Keadilan Sejahtera.61

Diantaranya sebagai berikut:

1. Bidang Politik

a. Berkaitan dengan bentuk negara

Sebagai wujud dari rasa tanggung jawab kaum Muslimin terhadap

Indonesia, dan panggilan dakwah yang menjadi rahmat bagi semesta alam.

PKS bahu-membahu bersama entitas politik lainnya untuk mengisi

pembangunan menuju Indonesia yang maju, kuat, aman, adil, sejahtera,

dan bermartabat sesuai dengan cita-cita universal, yakni Negara Kesatuan

61

Platform PKS 2019.

Page 46: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

36

Republik Indonesia (NKRI) yang adil dan makmur di bawah lindungan

Allah.

b. Berkaitan dengan dinamika politik nasional

PKS mendorong agar Indonesia maju ke depan, berada pada kondisi

politik yang sehat dan dinamis. Dimana, terjadi pematangan dari kondisi

transisi menuju konsolidasi demokrasi yang mantap, yang ditandai dengan

terbukanya ruang berekspresi masyarakat dalam koridor hukum dan tertib

sosial. Serta menumbuhkan kepemimpinan yang kuat dan mempunyai

kemampuan dalam membangun solidaritas masyarakat untuk

berpartisipasi dengan seluruh dinamika kehidupan berbangsa dan

bernegara yang memiliki keunggulan moral, kepribadian, dan

intelektualitas.

c. Berkaitan dengan demokrasi

Eksperimentasi politik dimasa dimasa transisi saat ini ditandai dengan

terbukanya ruang ekspresi dan ledakan partisipasi politik dalam bentuk

munculnya banyak partai politik, namun tetap dalam format presidensial.

Sejarah perpolitikan Tanah Air sejak era demokrasi parlementer,

demokrasi terpimpin di zaman Orde Lama, serta demokrasi presidensial di

zaman Orde Baru.

d. Berkaitan dengan sistem ketatanegaraan

Page 47: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

37

PKS berkeyakinan bahwa pemerintah harus efisien dan efektif dalam

mengelola negara. Sistem yang digunakan PKS adalah dengan

menerapkan Trias Politika. Dimana Trias Politika ini digagas oleh

Montesquieu yang membagi kekuasaan dalam 3 kekuasaan yaitu,

Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif.

e. Berkaitan dengan tata hubungan pemerintahan

PKS berkeyakinan bahwa, hubungan ini dilaksanakan dengan

menjalankan kewenangan pusat secara lebih efektif, sekaligus dengan

meningkatkan kualitas pelaksanaan kewenangan daerah melalui penguatan

kelembagaan, pembinaan SDM, dan peningkatan kapasitas.

f. Berkaitan dengan birokrasi

Birokrasi yang bersih, peduli, dan profesional merupakan cerminan

akan tubuh bangsa ini sehari-hari, yang merefleksikan ruh pengelolaan

negara.

g. Berkaitan dengan penegakan hukum

PKS meyakini bahwa, strategi penegakan hukum harus diawali dengan

membersihkan aparat penegaknya dari perilaku bermasalah dan koruptif.

Sebab, penegakan hukum sangat bergantung pada aparat yang bersih, baik

di kepolisian, kejaksaan, kehakiman, dan seluruh jajaran yang

menjalankan fungsi-fungsi penegakan hukum tesebut.62

62

MPP PKS, Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera, (Jakarta; MPP

PKS, 2000), h. 32-33

Page 48: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

38

2. Bidang Sosial Budaya

a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh rakyat

Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dengan meningkatkan

kemampuan dan kesejahteraan guru sebagai pilar utama pembangunan

pendidikan nasional.

b. Membangun masyarakat sejahtera melalui proses peningkatan

kapasitas dan perlibatan seluruh komponen masyarakat dalam

kerangka pembangunan.

c. Membina pemuda sebagai pilar pembangunan bangsa dalam

mengatasi masalah sosial dan moral, serta menjadikan kaum muda

yang mandiri, berdaya, dan memperiapkan sebagai calon pemimpin

bangsa.

d. Dengan bingkai ketakwaan dalam upaya mewujudkan perempuan

Indonesia yang sejahtera, cerdas, dan berdaya melalui pemantapan

peran disektor domestik dan publik.63

3. Bidang Ekonomi

63

MPP PKS, Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera, h. 32-33

Page 49: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

39

a. Mendorong program reformasi ekonomi sebagai pilar pemulihan

perekonomian nasional yang mengarungi ketamkan pemburu rante

ekonomi.

b. Mengarahkan fokus kebijakan moneter pada stabilitas nilai tukar dan

tingkat harga dengan tujuan akhir mendorong dinamika sektor rill dan

meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

c. Pemberantasan kemiskinan adalah tanggung jawab utama

kemanusiaan berkaitan dengan penciptaan keadilan da kesejahteraan

sosial secara merata, sehingga harus mendapat prioritas teringgi dalam

pembangunan otonomi nasional.64

D. Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera

Visi Umum:

“sebagai partai dakwah penegak keadilan dan kesejahteraan dalam bingkai

persatuan umat dan bangsa”

Visi Khusus:

64

MPP PKS, Platform Kebijakan Pembangunan Partai Keadilan Sejahtera, h. 32-33

Page 50: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

40

“partai berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi, maupun opini dalam

mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani”65

Visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan sejahtera sebagai:

1. Partai dakwah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

2. Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam didalam proses

pembngunan kembali umat dan bangsa dalam berbagai bidang.

3. Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjasama dengan berbagai

keuatan yang secita-cita dalam menegakan nilai dan sistem Islam yang

rahmatan lil „alaamiin.

4. Akselerator bagi masyarakat madani di Indonseia.

MISI:

1. Menyebarluaskan dakwah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai

anashir taghyir.

2. Mengembangkan intuisi-intuisi kemasyarakatan yang Islami diberbagai

bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi.

3. Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi

penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.

4. Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan,

dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya.

65

Dikutip dari, www.pk-sejahtera.or.id/organisasi.php.op=struktur

Page 51: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

41

5. Menegakkan amar ma‟ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara konsisten

dan terus menerus dalam bingkai hukum dan etika Islam.

6. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan ishlah dengan

berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terbentuknya ukhuwah

Islamiyah dan wihdatul ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa

lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merelisir agenda reformasi.

7. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak

kedzaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas.66

E. Pengkaderan Partai Keadilan Sejahtera

1. Pengkaderan Berbasis Tarbiyah

Sistem pengkaderan Partai Keadilan sejahtera (PKS), merupakan

adopsi dan pengembangan dari model pengkaderan Ikhwanul Muslimin.

Hal ini meliputi landasan politik dan prinsip keagamaan. Landasan

tersebut bersumber murni dari Islam, yang tanpa adanya pengurangan atau

penambahan.

Target dan tujuan pendidikan PKS mengadopsi penuh rumusan

Ikhwanul Muslimin. Kemudian pada manhaj dan pentahapan, Tarbiyah

PKS mengadopsi pendekatan tadarruj yang diterjemahkan dalam

66

Dikutip dari, www.pk-sejahtera.or.id/organisasi.php.op=struktur diakses pada 09 Agustus

2019

Page 52: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

42

pentahapan yang dirumuskan Ikwanul Muslimin, yakni pengenalan,

pembinaan, pelaksanaan, dan pengokohan.67

Sedangkan tentang kurikulum dan materi, Tarbiyah PKS menyeleksi,

meramu, dan mengembangkan sendiri dengan tetap mengacu pada

kerangka Tarbiyah Ikhwanul Muslimin. Secara umum, kurikulum materi

Tarbiyah PKS di kelompokkan menjadi dua, yaitu dasar-dasar keislaman

dan dasar-dasar dakwah.

Dasar-dasar keislaman biasanya diajarkan pada tahun-tahun pertama

proses Tarbiyah di forum pengajian, pembelajaran dasar-dasar keislaman

kurang lebih ditekuni selama 2 tahun. Sedangkan kelompok materi dasar-

dasar dakwah biasanya disampaikan dalam pengajian yang anggotanya

dinilai sudah memiliki komitmen kepribadian keislaman yang baik.68

2. Pengkaderan Formal PKS

Kaderisasi PKS dilakukan dalam tujuh jenjang, jenjang yang paling

awal dilakukan melalui Training Orientasi Partai (TOP I). Training ini

sama kedudukannya dengan daurah, yakni training rekruitmen Lembaga

Dakwah Kampus (LDK) yang dilaksanakan 1-2 hari pada akhir pekan atau

hari libur.

67

DPP PK Sejahtera, Manajemen Tarbiyah Anggota Pemula, (Jakarta), h. 6. 68

Mahfudz Siddiq, KAMMI dan Pergulatan Reformasi Kiprah Politik Aktivis Dakwah

Kampus dalam Perjuangan Demokratis di Tengah Gelombang Krisis Nasional Multidimensi, (Solo:

Era Intermedia, 2003), h. 86.

Page 53: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

43

Setelah pengkaderan TOP I dinilai cukup, maka dilanjutkan ke TOP II.

Lulusan dari TOP II ini menyandang status sebagai anggota pemula

terbina dengan kewajiban mengikuti Training Rutin Kader (TRK),

Pelatihan-Pelatihan Kepartaian (PPK) dan Kegiatan Internal Partai (KIA).

Training pada jenjang ini sederajat dengan program Tarbiyah untuk

pemula.

Kemudian pada jenjang ketiga pengkaderan PKS, yaitu Training Dasar

I (TD I). TD I ini diikuti oleh para kader yang dianggap lulus dalam

semua aktivitas di jenjang pertama dengan bukti Surat Kelulusan Anggota

Pemula (SKAP). Training ini merupakan pendalaman dan perluasan yang

titik tekanannya adalah aspek ilmu wawasan. Materi-materi TD I adalah

mulai berorientasi pada pendalaman ilmu-ilmu Islam yang dibutuhkan

seorang da‟i dan aktivis partai.

Jenjang keempat dalam Tarbiyah PKS adalah Training Dasar II (TD

II). Pada tahap ini merupakan kelanjutan Tarbiyah bagi anggota muda.

Pada level ini, kaidah-kaidah Tarbiyah yang digunakan adalah kaidah

Tarbiyah anggota madya. Aktivitas pembelajaran dan kegiatan

tambahannya sama dengan jenjang sebelumnya. hanya saja, kadar dan

keluasan wawasannya lebih ditingkatkan.

Jenjang selanjutnya yaitu Training Lanjutan I (TL I). TL I ini

merupakan pintu masuk untuk mencapai predikat sebagai Anggota

Dewasa. Training ini juga merupakan jenjang terakhir dari kaidah

Page 54: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

44

Tarbiyah PKS. Sebagai jenjang terkhir, materi yang terdiri dari dasar-

dasar keislaman, pengembangan diri, dakwah dan wawasan sosial

kemasyarakatan ini adalah materi terdalam dan teerluas dari Tarbiyah.

Kemudian jenjang keenam dalam Tarbiyah PKS adalah Training

Lanjutan II (TL II). Lulusan TL II ini telah mencapai taraf Anggota Ahli

yang memungkinkan untuk meraih jabatan-jabatan dalam partai.

Meskipun sudah disebut sebagai Anggota Ahli, seorang kader masih harus

mengikuti TRK, PPK dan KIA.

Sedangkan jenjang terakhir pengkaderan PKS adalah Training

Manajemen dan Kepemimpinan Sosial (TMKS). Lulusan dari

pengkaderan ini telah mencapai predikat Anggota Purna, yang merupakan

anggota tertinggi dalam penjenjangan kader PKS.

Page 55: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

45

BAB IV

FENOMENA POST-ISLAMISME PADA PARTAI KEADILAN

SEJAHTERA (PKS)

A. Fenomena Post-Islamisme di Indonesia

Dalam konteks wacana dan pemikiran politik Islam di Indonesia,

sesungguhnya Post-Islamisme dapat dijadikan sebagai refleksi dalam membangun

kultur dan etika politik kenegaraan yang mampu menghargai kebebasan, keterbukaan,

dan keberagaman yang berkembang di Masyarakat.69

Sebagai langkah awal, kategorisasi terminologi Post-Islamisme dapat

digunakan untuk mengklarifikasi ideologi dan strategi partai politik Islam di

Indonesia. Kemudian, dapat juga menunujukan bahwa ideologi dan orientasi

pemikiran politik Islam oleh kelompok-kelompok tertentu yang bersikeras

mengusung berdirinya Negara Islam.

Dengan demikian, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945, merupakan common platform yang bukan anti Islam,

bukan tidak Islami, dan sekaligus tidak sekuler. Hal ini sama halnya dengan apa yang

ditunjukan oleh Asef Bayat dalam pengertiannya tentang kemunculan kategori Post-

Islamisme dalam pemikiran politik Islam kontemporer.

69

Asef Bayat, Post-Islamisme, (Yogyakarta; LkiS, 2011), h. vi.

Page 56: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

46

Menurut Noorhaidi Hasan dalam artikelnya, Post-Islamist Politics in

Indonesia, 2013 menjelaskan perubahan kerangka politik Islam selepas kekuasaan

presiden soeharto. Penerimaan awal pemikiran Post-Islamisme di Indonesia bermula

dengan kebangkitan pemahaman Muslim kelas menengah yang terlibat aktif dalam

pembahasan tentang politik Islam yang mendesak ke arah politik yang diasaskan

terhadap realita dan praktis. Paradigma perubahan politik Islam turut dilakukan oleh

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang diawal mula pembentukannya berprinsip

Islamis dan kemudian berpindah haluan dengan berpartisipasinya dalam proses

demokrasi dan sistem pemilihan umum di Indonesia.70

Post-Islamisme di Indonesia dapat dilihat dari salah satu partai Islamis yang

ada di Indonesia, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Karena dalam hal ini PKS

dapat meleburkan antara visi misi dengan ideologi negara. Pada fenomena seperti ini

sikap PKS menurut Suhud Alynudin,71

PKS lebih menekankan pada nilai-niali

substantif72

dalam ajaran Islam. Hal-hal yang bersifat kemasan dan simbol-simbol

formal Islam perlahan mulai ditinggalkan selama tidak bertentangan dengan substansi

ajaran Islam.73

70

Noorhaidi Hasan, Literatur Keislaman Generasi Milenial: Transmisi, Apropriasi, dan

Kontestasi, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Press, 2018), h.15. 71

Suhud Alynudin adalah sekretaris bidang Polhukam DPP PKS saat ini. 72

Substansi itu maksudnya dia tidak mementingkan simbol, artinya dia tidak harus pakai

jubah tetapi nilai-nilai santri itu, nilai-nilai keislaman itu ada pada diri dia. 73

Wawancara dengan Bapak Suhud Alynudin di DPP PKS Jakarta, pada 5 september 2019,

pkl. 13:35 WIB.

Page 57: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

47

Menurut Sohibul Iman, Islam yang ada saat ini itu tidak harus selalu dalam

bentuk formalisme.74

Dalam arti lain, Islam tidak harus menampakan dirinya dengan

gaya berpenampilan khas seperti di Timur Tengah, tetapi Islam yang sebenarnya ialah

Islam yang melekat pada jati diri.75

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut sebagai partai Post-Islamisme yang

ada di Indonesia ialah, dikarenakan gagasan-gagasan yang diusung oleh PKS tentang

demokrasi, negara hukum, dan prinsip-prinsip kebangsaan itu sama dengan konsep

Post-Islamisme yang diusung oleh Asef Bayat. Dimana, ciri umum paham Post-

Islamisme yang diusung oleh Asef bayat yaitu cenderung pragmatis dan realistis.

Hal tersebut diperkuat oleh sikap PKS yang berusaha menegakan kepedulian

sosial yang lebih mendalam untuk menciptakan dan meraih konstituen barunya

dengan membungkam isu-isu seperti mendirikan negara Islam dan menerapkan

hukum Islam.76

B. Gagasan PKS Sebagai Partai Post-Islamisme di Indonesia

Menurut Sohibul Iman, PKS disebut sebagai partai Post-Islamisme di

Indonesia atas dasar 3 hal, yaitu: Pertama, pengakuan bahwa zaman pergolakan dan

perjuangan pendirian negara Islam sudah lewat. Kedua, pengakuan bahwa Islamisme

sebagai ideologi sudah menemui jalan buntu, terutama dalam relasinya tentang

74

Formalisme adalah pemahaman dalam beragama yang terjebak pada bentuk. 75

Wawancara dengan Bapak Sohibul Iman di DPP PKS Jakarta, pada 5 september 2019, pkl.

13:00 WIB. 76

https://www.harakatuna.com/post-islamisme-sebagai-strategi-politik-bagian-1.html/amp

Page 58: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

48

masalah-masalah duniawi. Ketiga, bahwa penggunaan simbol dan jargon Islam oleh

partai Islamis tidak lagi mensyaratkan program Islamis.77

Adapun gagasan-gagasan yang diusung oleh PKS terkait jargonnya sebagai

partai Post-Islamisme yaitu:

1. Demokrasi

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), merupakan partai yang berasaskan

Islam. Dalam hal ini, PKS menunjukan bahwa pergaulan Islam dan politik

dengan demokrasi tidaklah sehitam yang dituduhkan. Dengan karakter

pemahaman yang khas mengenai peran agama dalam kehidupan, termasuk

didalamnya kehidupan berpolitik. PKS memandang demokrasi sebagai

realitas objektif dan juga sebagai media yang efektif dalam menerapkan

idealisme dan terciptanya sebuah kondisi yang terbaik berdasarkan kehendak

dan kepentingan bersama.

Dalam persepektif PKS, pilihan memandang demokrasi sebagai

strategi bukanlah sesuatu yang asing. Mengingat pandangan para aktivis

pergerakan dan juga pemikir muslim seperti Mohamad Natsir78

dan Hassan al-

Banna79

, mereka menyatakan demokrasi tidak harus selalu dipandang sebagai

77

Wawancara dengan Bapak Sohibul Iman di DPP PKS Jakarta, pada 5 september 2019, pkl.

13:00 WIB. 78

Mohamad Natsir adalah seorang ulama, politisi, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. 79

Hassan al-Banna adalah pendiri organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir.

Page 59: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

49

jalan hidup. PKS menempatkan dirinya sebagai demokrat dalam konteks

praktis ketimbang jalan hidup.80

Meski berasas Islam, PKS dalam visi misi maupun di Anggaran

Dasarnya tidak menyebutkan ingin mendirikan negara Islam dan menerapkan

hukum Islam, meskipun dalam pandangan PKS terkait konteks agama dan

negara tidak dapat dipisahkan. Jelasnya, urusan pendirian negara Islam

merupakan persoalan lain.81

Karena menurut Suhud Alynudin, kata-kata

negara Islam bukanlah sesuatu yang diutamakan, yang lebih utama

menurutnya ialah bagaimana nilai-nilai Islam itu hadir dalam kaidah

kehidupan politik. Negara yang dikehendaki PKS adalah negara berkeadilan

dan berkesejahteraan.82

Sohibul Iman menegaskan bahwa, PKS itu hadir untuk memberikan

perubahan baru di tengah demokrasi Indonesia. Sebagai partai yang

berasaskan Islam, PKS tentu berjuang untuk memperjuangkan ide-ide Islam

dalam konteks bernegara. Namun, dalam perjuangan itu tentunya ada sebuah

sistem yang harus dijalankan, dimana dalam sistem dan mekanisme demokrasi

80

http://www.pksnongsa.org/2009/03/islam-demokrasi-dan-pks_12.html, diakses pada 7

september 2019. 81

Aay Muhammad Furqon, Partai Keadilan Sejahtera; Ideologi dan Praktis Politik Kaum

Muda Muslim Kontemporer, (Jakarta; Teraju, 2004), h. 232. 82

Wawancara dengan Bapak uhud Alynudin di DPP PKS Jakarta, pada 5 september 2019,

pkl. 13:00 WIB.

Page 60: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

50

yang kedaulatan berada di tangan rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, PKS

mencoba untuk menyesuaikan dan mencari kesamaan didalamnya.83

Sebagai alat perjuangan dan sarana dakwah, tentunya program dan visi

yang ditawarkan PKS haruslah bersifat kerakyatan namun tidak keluar dari

koridor Islam itu sendiri. Melalui penyesuaian dan kesamaan itulah yang

kemudian muncul gagasan melalui jargon PKS sekarang, yang sama-sama

kita ketahui dengan nama berkhidmat untuk rakyat.

Sambungnya menurut Sohibul Iman, PKS tidak mempermasalahkan

demokrasi dalam mekanisme berbangsa dan bernegara. Hal ini dikarenakan

PKS turut serta dalam dinamika politik berdemokrasi yang ada sejak tahun

1999, melalui jalur pemilihan umum, yang kala itu masih bernama Partai

Keadilan (PK) hingga sekarang.84

Dalam memandang konsep demokrasi yang digagas oleh PKS, di sini

dapat terlihat sebuah pemikiran Islam modernis dalam dunia politik, diantanya

yaitu: pertama, berhubungan dengan sejauh mana doktrin Islam di dalam

dunia politik. Dalam konteks ini, beberapa kalangan mengannggap bahwa

pandangan bahwa Islam merupakan doktrin yang lebih dari sekedar dari suatu

agama, dimana Islam dianggap sebagai ajaran yang mengatur segala aspek

kehidupan hingga sosial politik. Kedua, berkaitan dengan praktik politik

83

Wawancara dengan Bapak Sohibul Iman di DPP PKS Jakarta, pada 5 september 2019, pkl.

13:00 WIB.

84

Wawancara dengan Bapak Sohibul Iman di DPP PKS Jakarta, pada 5 september 2019, pkl.

13:00 WIB.

Page 61: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

51

pendahulu dalam kehidupan modern. Dalam menyikapi hal ini, kalangan

modernis melakukan penafsiran kondisi yang ada pada masa lampau

tersebut.85

2. Hukum Negara

Demokrasi dan hukum adalah dua konsepsi mekanisme kekuasaan

dalam menjalankan sistem pemerintahan negara. Keduanya saling berkaitan,

dimana pada satu sisi demokrasi memberikan landasan dan mekanisme

kekuasaan berdasarkan prinsip persamaan dan kesederajatan manusia,

sedangkan dalam sisi lain hukum memberikan patokan bahwa yang

memerintah bukanlah manusia, tetapi hukum. Hukum dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku tidak boleh ditetapkan sepihak untuk

kepentingan penguasa.

Menurut Suhud Alynudin, negara hukum adalah negara yang

menjadikan hukum untuk mengatur tata kehidupan masyarakat. Untuk itu

PKS berjuang agar hukum Islam dapat diterima masyarakat dengan baik,

karena PKS meyakini hukum Islam itu bermanfaat bagi semua orang untuk

menciptakan kedamaian dan keamanan sosial. Namun di sisi lain, PKS juga

85

Fazlur Rahman, Islam, (Bandung; Pustaka, 1984), h. 336.

Page 62: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

52

menyadari bahwa hukum tersebut berkembang sesuai dengan zaman dan

kondisi.86

Berbicara terkait negara hukum, tentunya PKS sepakat bahwa

landasan konstitusi dalam bernegara dan berbangsa itu ada di UUD 1945 yang

kemudian penjabarannya ada di Undang-Undang. Sedangkan untuk hukum

Islam, Islam sendiri meyakini dan menjadikan al-Qur‟an serta al-Sunnah

sebagai sumber dari segala hukum.

Secara umum, hukum di Indonesia banyak mengadopsi hukum-hukum

yang dibuat oleh Belanda. Tetapi, seiring berkembangnya zaman hukum yang

diterapkan di masa lalu pasti ada yang tidak sesuai jika diterapkan di masa

sekarang, maka kemudian dibutuhkanlah yang namanya amandemen.

Kemudian melalui amandemen itulah yang dapat menjadi peluang untuk PKS

menawarkan ide dan solusi dari hukum Islam. Dimana, harapannya nanti

hukum di Indonesia bukanlah hukum yang tebang pilih, yang tajam ke bawah

namun tumpul ke atas.

Namun yang harus dipahami, menurut Suhud Alynudin pandangan

PKS tentang hukum Islam itu tidak serta merta kita terapkan. Karena perlu

adanya tahapan-tahapan yang harus dilewati dalam penerapan hukum Islam.

Tahapan-tahapan itu tentunya harus melalui pembentukan keluarga-keluarga

Islam, lalu muncullah masyarakat yang Islami yang kemudian sadar

86

Wawancara dengan Bapak Suhud Alynudin di DPP PKS Jakarta, pada 5 september 2019,

pkl. 13:35 WIB.

Page 63: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

53

kebutuhannya akan hukum Islam. Jadi, jika hukum Islam diterapkan di

Indonesia tentu harus melalui kesadaran dan kehendak dari masyarakat bukan

lagi konstitusi atau kekuasaan negara yang mengahruskan hukum Islam

berlaku, hal ini diterapkan seperti halnya di Aceh.87

3. NKRI dan Pancasila

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memiliki visi menjadi partai pelopor

dalam mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Sebagaimana yang

dimaksud dalam UUD 1945. Adapun misi PKS adalah sebagai sarana

perwujudan masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat yang

diridhoi Allah SWT dalam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).88

Masyarakat Madani yang dimaksud adalah masyarakat yang

berperadaban tinggi dan maju, serta berbasiskan pada nilai-niali, norma-

norma, hukum, dan moral yang ditopang oleh keimanan, bersikap terbuka dan

demokratis, serta bergotong royong dalam menjaga kedaulatan negara.89

87

Wawancara dengan Bapak Suhud Alynudin di DPP PKS Jakarta, pada 5 september 2019,

pkl. 13:35 WIB. 88

Anggaran Dasar PKS, pasal 25. 89

Suroto, “Konsep Masyarakat Madani di Indonesia dalam Masa Postmodern”, Jurnal

Pendidikan Kewarganegaraan, 2015.

Page 64: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

54

Masyarakat Madani perlu dipadukan dengan konteks masyarakat

Indonesia masa kini, yang terikat dalam ikatan keislaman, ikatan kebangsaan,

dan ikatan kemanusiaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Jadi sangat jelas posisi PKS dalam wacana bentuk negara atau

hubungan antara agama dan negara. Bentuk hubungan antara agama dan

negara yang realistik untuk Indonesia dengan pluralitas dan keimanan

penduduknya adalah Masyarakat Madani. NKRI yang berketuhanan Yang

Maha Esa.

Kemudian terkait Pancasila sebagai dasar negara, dasar negara bagi

setiap bangsa memiliki makna penting, ia merupakan cerminan dari falsafah

hidup suatu bangsa dan ikatan suci yang menyatukan keberagaman budaya,

agama, suku, dan sebagainya. Ketika hendak membangun Indonesia, terjadi

perdebatan sengit tentang apa yang akan menjadi dasar negara yang tepat bagi

negara yang penduduknya mayoritas muslim ini.90

Proses pencarian suatu dasar negara yang dapat diterima oleh seluruh

rakyat Indonesia yang beragam agama, etnis, dan golongan tidaklah mudah.

Lebih-lebih ketika setiap golongan merasa bahwa dasar negara terbaik adalah

dasar negara yang bersumber dari falsafah hidup dan agama masing-masing

individu kelompok.

90

Abu Rokhmad, “Dasar Negara dan Taqiyyah Politik PKS”, Journal.walisongo.ac.id,

Walisongo, volume 22, nomor 1, mei 2014.

Page 65: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

55

Dalam hal ini PKS menyadari bahwa, Pancasila dan agama merupakan

dua hal yang berbeda, dimana jelas Pancasila merupakan hasil kreasi manusia

sedangkan agama bersumber dari wahyu Tuhan. Sekalipun Pancasila adalah

hasil kreasi manusia bukan berarti Pancasila tidak mengandung kebaikan

didalamnya. Pancasila memuat nilai-nilai dasar kemanusiaan yang bertumpu

pada pengakuan martabat manusia.

Terkait sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap Pancasila,

Sohibul Iman melihat bahwa Pancasila itu berangkat dari nilai-nilai Islam.

Jadi, ketika seseorang menjalankan nilai-nilai Pancasila, sesungguhnya ia

telah menjalankan nilai-nilai Islam. PKS secara konsisten mendorong nilai-

nilai itu. PKS tidak menginginkan Pancasila hanya dijadikan sebagai jargon,

yang berujung pada stigma terhadap kelompok-kelompok lain. Padahal orang-

orang yang menjalankan nilai-nilai Islam itu adalah orang Pancasilais.91

PKS memandang bahwa Pancasila merupakan dasar dan ideologi

negara, hal ini merupakan tindakan yang ditekankan kepada semua kader

PKS. PKS tidak akan berubah dengan dasar lain, selama nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila merupakan cerminan dari budaya dan keinginan

masyarakat. Oleh karena itu, Pancasila harus dilestarikan dan dijunjung tinggi.

91

Wawancara dengan Bapak Sohibul Iman di DPP PKS Jakarta, pada 5 september 2019, pkl.

13:00 WIB.

Page 66: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

56

Pada dasarnya, Pancasila merupakan konsesus nasional yang memuat

nilai-nilai kebaikan bersama sebagai dasar pemersatu bangsa. Pancasila

merupakan perjanjian suci bangsa yang menjadi dasar negara Indonesia. Di

dalam perjanjian tersebut disepakati lima hal pokok yang menjadi dasar

sebuah bangsa yang beragam agama, suku, dan budaya. Lima dasar tersebut

ialah, Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,

persatuan Indonesia, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Page 67: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pemikiran Post-

Islamisme dalam jatidiri PKS dapat dilihat dari cara mereka yang dapat

meleburkan antara visi misi partai dengan ideologi negara. Dalam hal ini,

PKS lebih menekankan terhadap nilai-nilai substantif yang terkandung dalam

Islam.

Kemudian, apa yang disebut Post-Islamisme dalam jatidiri PKS bukan

semata-mata penolakan terhadap Islamisme, sebab Post-Islamisme itu

merupakan bagian dari Islamisme itu sendiri. Oleh karena itu, masa depan

Post-Islamisme sangat bergantung pada sistem sosial-politik yang bekerja

pada suatu konteks tertentu.

Di Indonesia, masuknya kekuatan-kekuatan Islam ke dalam arena

sosial-politik sudah tidak terelakan dan sudah menjadi bagian yang inheren

dalam sejarah. Di era sekarang, dimana demokrasi dimaknai sebagai

kebebasan bagi siapapun untuk mengartikulasikan kepentingan dan

identitasnya di ruang publik. Peluang Islam untuk terlibat dalam kepentingan

sosial-politik sangat besar, akan tetapi Islam tidak bisa lagi mengklaim diri

sebagai pesan dari langit yang suci, melainkan bagian dari sosial-politik yang

mematuhi ideologi negara.

Page 68: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

58

B. Saran

Berdasarkan uraian hasil analisis tentang gagasan fenomena Post-

Islamisme yang diterapkan oleh Partai Keadilan sejahtera (PKS), ada

beberapa saran yang peneliti akan disampaiakan terkait dengan isi skripsi ini,

yaitu:

1. Saran untuk akademisi, khususnya mahasiswa. Pemahaman terkait

perkembangan pemikiran politik Islam kontemporer perlu

dikembangkan, karena zaman sekarang banyak yang menyatakan

perkembangan pemikiran politik Islam kontemporer tidak

berdasarkan atas kemurnian Islam.

2. Saran untuk masyarakat, supaya lebih cermat dan teliti antara

berita fakta dan fiktif agar terhindar dari sifat subyektif dan

kesalahpahaman dalam memaknai perkembangan pemikiran

politik Islam kontemporer.

Page 69: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

59

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:

Anggaran Dasar PKS dan Anggaran Rumah Tangga PKS.

Bayat, Asef. Post-Islamisme, Yogyakarta: LkiS, 2011.

Bayat, Asef. The Coming of a Post-Islamist Society, University of Hamline, 1996.

Bubalo, Anthony dkk. PKS & Kembarannya: Bergulat Menjadi Demokrat di

Indonesia, Mesir dan Turki, Jakarta: Komunitas Bambu, 2012.

DPP PK Sejahtera. Manajemen Tarbiyah Anggota Pemula

DPP PKS. Sekilas Partai Keadilan

Gaffar, Afana. Javanese Voters, Yogyakarta: UGM Press, 1992.

Hasan, Noorhaidi. Islam Politik di Dunia Kontemporer: Konsep Geneologi dan

Teori, Yogyakarta: Suka Press, 2011.

Hasan, Noorhaidi. Literatur Keislaman Generasi Milenial: Transmisi, Apropriasi,

dan Kontestasi, Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Press, 2018.

Jati, Wasisto Raharjo. Politik Kelas Menengah Muslim Indonesia, LP3ES: 2017.

Matta, Anis. Menikmati Demokrasi, Jakarta; Pustaka Saksi, 2002.

Muhammad Furqon, Aay. Partai Keadilan Sejahtera: Ideologi dan Praksis Politik

Kaum Muda Muslim Kontemporer, Jakarta: Teraju, 2004.

Muhtadi, Burhanuddin. Dilema PKS; Suara dan Syariah, Jakarta: Gramedia, 2012

Rahman, Fazlur. Islam, Bandung: Pustaka, 1984.

Rahmat, Imdadun, Ideologi Politik PKS; Dari Masjid Kampus ke Gedung Parlemen,

Page 70: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

60

Said Damanik, Ali. Fenomena Partai Kradilan; Tranformasi 20 tahun Gerakan

Tarbiyah di Indonesia, Jakarta: Teraju, 2000.

Siddiq, Mahfudz. KAMMI dan Pergulatan Reformasi Kiprah Politik Aktivis Dakwah

Kampus dalam Perjuangan Demokratis di Tengah Gelombang Krisis

Nasional Multidimensi, Solo: Era Intermedia, 2003.

Tahqiq, Nanang, ed. Politik Islam, Jakarta: Kencana, 2004.

Tibi, Bassam. Islam dan Islamisme, Bandung: Mizan, 2016.

Jurnal:

Abu Rokhmad, “Dasar Negara dan Taqiyyah Politik PKS”, Journal.walisongo.ac.id,

Walisongo, volume 22, nomor 1, mei 2014.

Wan Ahmad Fahmi Bin Wan Muda, “Pemikiran Pasca Islamisme dalam Konteks

Gerakan Islam”, juranalumran.utm.my/index.php/umran, (UTM Press; 2014).

Internet:

http://www.partaikeadilansejahtera.com diakses pada 04 Agustus 2019.

http://www.tandfonline.com/doi/citedby/10.108./02185377.2016.1185954?scroll+top

&needAccess=true diakses pada, 06 Agustus 2019.

www.pk-sejahtera.or.id/organisasi.php.op=struktur diakses pada, 06 agustus 2019.

www.academia/islamismedanposislamisme, diakses pada 06 Agustus 2019.

Page 71: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

61

Wawancara:

Sohibul Iman, ketua DPP PKS.

Suhud Alynudin, Sekretaris Bidang Polhukam DPP PKS.

Ulil Abshar Abdalla, tokoh Islam liberal yang beralifiasi dengan Jaringan Islam

Liberal (JIL).

Page 72: POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · POST-ISLAMISME DI INDONESIA (STUDI KASUS PARTAI KEADILAN SEJAHTERA) Diajukan

62