Posr Rara Blok 20 Kasus Respirasi
-
Upload
rara-qamara -
Category
Documents
-
view
17 -
download
6
description
Transcript of Posr Rara Blok 20 Kasus Respirasi
KASUS 1
Ny. Monica, 25thn, ibu RT, hamil 20minggu UGD dg keluhan:sesak nafas, 2hrllu, pasien
demam, sakit menelan + batuk berlendir warna kuning kental. Sudah berobat ke swasta & diberi
obat pengencer dahak dan antibiotik, namun batuk & demam masih dirasakan. Pasien mengeluh
sering sesak sejak kecil, hilang timbul, terutama ketika kecapekan dan infeksi saluran nafas. Jika
sesak kambuh, suara nafas terdengar me-ngik. Dalam 1 bln bisa terjadi > 2kali. Sejak kehamilan
ini, sdh 2 kali mengalami sesak nafas. Rwyt pasien: hipertensi, pxkit jntung atau DM (-). Rwyt
keluarga : tdk ada yg menderita penyakit sprti dirinya, tapi banyak yg menderita alergi makanan.
PF: KU = tampak sesak, retraksi suprasternal (+), kesadarn komposmentis dan TV: TD=110/70
mmHg, nadi = 96x/mnt, RR= 40x/mnt, wheezing (+), Ronchi basah (+) dan suhu 37,9.
1. Daftar masalah
a. sesak nafas, 2hrllu, pasien demam, sakit menelan + batuk berlendir warna kuning
kental
b. sering sesak sejak kecil, hilang timbul, terutama ketika kecapekan dan infeksi
saluran nafas
c. suara nafas terdengar me-ngik
d. Dalam 1 bln bisa terjadi > 2kali
e. PF: KU = tampak sesak, retraksi suprasternal (+), kesadarn komposmentis dan
TV: RR= 40x/mnt, wheezing (+), Ronchi basah (+) dan suhu 37,9.
2. Diagnosis : persisten ringan dengan serangan berat
3. Tujuan pengobatan
a. Menghilangkan keluhan sesak
b. Mencegah terjadinya kekambuhan
4. Gol obat sesuai tujuan terapi
Agonis Beta-2 Metilxantin Antikolinergik
Keuntungan Menghasilkan
bronkodilatasi dgn cara
merelaksasikan otot
polos bronkial dgn
menstimulasi Reseptor
Beta2.
Digunakan u/ menangani
bronkospasme reversibel
yg terkait dgn asthma,
bronkhitis & emfisema.
Merelakasasikan otot polos
bronkial dan menstimulasi
pusat pernapasan.
Digunakan u/ pencegahan
atau penanganan
bronkospasme terkait
asthma atau penyakit paru
obstruktif.
Menurunkan tonus
vagus instrinsik dari
saluran napas.
Keamanan Efek samping:
1.Kardiovaskuler
(palpitasi, takikardia,
aritmia, hipertensi)
2.SSP (tremor, pusing,
mengantuk, sakit kepala,
lemah)
3.GIT (mual, muntah)
4.Hepar ( enzim hepar)
Efek samping:
1.Kardiovaskuler
(palpitasi, takikardia,
aritmia, hipotensi)
2.SSP (iritabilitas, sakit
kepala, kejang)
3.GIT (mual, muntah,
GER, nyeri epigastrik)
4.GU (proteinuria,
diuresis)
5.Respirasi (Dispnea,
Respiratory arrest)
Efek samping:
1.Kardiovaskuler
(palpitasi, takikardia,
aritmia)
2.SSP (iritabilitas, sakit
kepala, pusing, tegang,
mengantuk, bingung,
insomnia), mental
confusion, gelisah,
tremor
3.GIT (mual, muntah,
GER, nyeri epigastrik)
4.GU (retensi urin,
impotensi)
Kecocokan Dikontraindikasikan
pada:
Aritmia jantung
Dikontraindikasikan pada:
Hipersensitivitas terhadap
xantin; Kejang
Dikontraindikasikan
pada:
Glaukoma
Takikardia
Kategori kehamilan: B
Kategori kehamilan: C
Penyakit obstruktif
GIT
Ileus paralitik
Atonia intestinal
Takikardia
Iskemia miokard
Miastenia gravis
Kategori kehamilan: C
Kortikosteroid Natrium Kromalin
Keuntungan Menekan pembentukan, pelepasan &
aktivitas mediator inflamasi endogen
meliputi prostaglandin, kinin, histamin,
enzim liposomal dan sistem komplemen.
Juga memodifikasi respon imun.
Menstabilisasi sel mast yang
melepaskan histamin dan mediator
inflamasi lain terkait reaksi alergi.
Efek samping kebanyakan tidak terjadi
setelah pemakaian jangka pendek:
Kehilangan Ca, K
Retensi Na, Cl, air
Edema
Osteoporosis, kelemahan otot,
penyembuhan luka yg lambat
Glaukoma, katarak
DM, gangg.sekresi hormon kelamin,
gangg.pertumbuhan pd anak, hipertensi,
obesitas
dsb.
Efek samping:
1.SSP (pusing, sakit kepala)
2.Kulit (ruam, urtikaria,
angioedema)
3.THT & Mata (lakrimasi, rasa
seperti terbakar, bersin, kongesti
nasal, pembengkakan kelenjar
parotis, tenggorokan yang kering
atau mengalami iritasi)
4.GIT (mual, nyeri substernal,
diare)
5.Respirasi (batuk, bersin,
bronkospasme)
Kecocokan Dikontraindikasikan pada: Dikontraindikasikan pada:
Infeksi fungal sistemik, ITP, pemberian
vaksin, monoterapi infeksi bakterial
primer, penggunaan oftalmik pada
keratitis herpes simpleks superfisial,
Kehamilan trimester I
Kategori kehamilan: Tidak Diketahui
(pada pemakaian sistemik), C (pada
pemakaian topikal)
Hipersensitif terhadap NSAID,
ulkus gaster dengan perdarahan.
Kategori kehamilan: B
Golongan Obat Yang Digunakan :
Agonis beta 2 kerja singkat (untuk pada saat serangan), aman untuk ibu hamil (kat.B). karena
serangan berat perlu diberikan juga kortikosteroid.
Nama-nama obat berdasarkan golongan obat yang dipilih
Pilihan obat dari golongan beta agonis 2 kerja singkat :
Nama obat yang dipilih :
Terbutalin dan kortikosteroid.
Untuk mengurangi kekambuhan diberikan obat controller. Obat controller yang dipilih dan alasan
pemilihan obat :
Untuk asma persisten ringan diberikan kortikosteroid.