Posisi Supine Dll

download Posisi Supine Dll

of 13

Transcript of Posisi Supine Dll

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    1/13

    POSISI SUPINE

    Posisi Supine Hilangnya tonus otot pada pemberian induksi anestesi dapat mengakibatkan

    kompresi vena cava inferior mengakibatkan berkurangnya venous return  dan menurunnyacardiac output , dapat terjadi pada pasien dengan distensi abdomen hebat disebabkan oleh tumor 

    atau ascites atau pada ibu hamil.

    Resiko terjadinya obstruksi jalan napas dapat terjadi pada bayi prematur dengan disproporsi

    ukuran kepala yang besar dan pada anak dengan makrocephal atau hydrocephalus obstruktiva

    dengan posisi supine.Variasi Posisi Supine

    Pada posisi supine tradisional, pasien berbaring terlentang dan kepala disokong dengan bantal.

    Lengan diletakkan disamping tubuh atau diregangkan pada papan lengan. Tumpuan berat badan

     berada pada oksiput, pundak dan scapula, sacrum, betis, dan tumit. Pada posisi ini lordosislumbal yang normal dapat hilang, yang bisa mengakibatkan nyeri punggung post operasi.

    nsidens terjadinya keluhan nyeri post op ini dihubungkan dengan lamanya operasi.

    Pada posisi supine dengan kontur !  Lawn Chair, panggul dan lutut sedikit fleksi mirip dalam posisi anatomi alami sendi yang diasumsikan sama dengan posisi istirahat pada kursi malas.

    Posisi ini termasuk pada posisi yang lebih alami, khususnya pada prosedur operasi yang lama,karena sendi ekstremitas ba"ah tidak terlalu terekstensi, tidak sama halnya dengan posisi  supine

    tradisional. #engan bantal diba"ah bahu, kepala dinaikkan diatas posisi atrium, sehingga dapat

    mengurangi tekanan vena serebri. Posisi tubuh seperti ini lebih baik dibanding posisi  supinetradisional untuk pasien orang tua dan anak$anak yang lebih besar %&ambar '(. Posisi  supinekontur ini harus selalu dia"asi supaya venous return dari ekstremitas ba"ah tidak mengalami

    obstruksi.

    Posisi  supine  frogleg %kaki kodok( dilakukan dengan fleksi yang bersamaan dari panggul dan

    lutut, dimana panggul berotasi keluar, menjadikan tumit berada pada posisi midline. Posisi pahaselanjutnya dirotasi eksterna dari panggul. )antalan diletakkan diba"ah lutut, pada bagian lateral paha dan bagian kaki yang rendah %&ambar *(. Posisi tubuh seperti ini dapat digunakan pada

     prosedur operasi di medial paha, genitalia, dan perineum. Posisi  supine dengan kaki tergantung

    %the Supine-Hanging leg position( dipakai pada operasi yang melibatkan sendi lutut. Pada posisiini pasien ditempatkan pada ujung meja operasi, sehingga lutut tergantung di ujung meja.

     Pengaruh Fisiologis Pada Posisi Supine

    +fek hidrostatik yang normal akibat gravitasi pada venous return tidak berpengaruh pada posisi supine. Sebagai hasilnya, perubahan postur tubuh dari posisi berdiri ke posisi  supine a"alnya

    menyebabkan peningkatan venous return dengan kenaikan perfusi paru secara bertahap serta

     peningkatan cardiac output   dan tekanan arteri. Perubahan ini tidak menetap karena terdapatmekanisme kompensasi %melalui baroreseptor arterial pada dinding aorta dan arteri karotis( yang

    ditandai dengan menurunnya heart rate, stroke volume, resistensi perifer, tekanan arteri rata$rata

    %mean arterial pressure(, dan kontraktilitas miokard. Sirkulasi pulmoner regional yang utamanyadidistribusikan oleh paru$paru di bagian ba"ah atrium kanan. Preferential perfusi tergantung dari

    lokasi paru yang dependent  cenderung tidak berubah pada pasien yang sadar dan pasien yang

    teranestesi . Terjadilah ventilasi bergantung yang reversal pada pasien sadar akibat peningkatan

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    2/13

    ventilasi terhadap bagian paru yang nondependent dari pasien yang teranestesi, menyebabkan

    kenaikan ventilasi perfusi %!-( yang tidak sesuai sehingga dapat hipoksemia.

    Gambar 1. Posisi  Lawn-Chair . euntungan dari posisi ini terletak pada kenyamanan baik pasien sadar maupun

    tersedasi karena berat badan lebih terdistribusikan, dan mengurangi tegangan pada panggul dan sendi lutut.

    Pengaruh gravitasi secara fisiologis sangat mempengaruhi posisi supine, dengan perubahan pada

    mekanisme respirasi, ventilasi dan perfusi. Pada keadaan berdiri, posisi diafragma ditentukan

    oleh keseimbangan tekanan antara dorongan cephalic terhadap kekuatan elastisitas rekoil paru$ paru dan dorongan kaudal dari berat isi abdomen. #iafragma berubah posisi lebih condong

    kearah cephalic akibat kombinasi tekanan dan kekuatan dari elastisitas rekoil paru dan tekanan

    hidrostatik dari isi abdomen. Selama pernapasan tenang pada pasien sadar atau pernapasanspontan pada pasien teranestesi, hanya terdapat sedikit pergeseran ke arah cephalic  dari

    diafragma. Sehingga, pada pasien$pasien yang teranestesi dan yang terparalisis menunjukkan

    desakan cephalic yang lebih besar pada bagian dorsal diafragma yang sangat bermakna.

    Penelitian pada populasi pediatrik menunjukkan perubahan respiratoris yang serupa pada perubahan posisi. Pada anak yang sehat, fungsi kapasitas residual %/R0( dari posisi supine lebih

    rendah dibanding /R0 posisi duduk sekitar *1$234.* Hipoksemia dapat timbul jika /R0 kurangdari volume penutupan dan penutupan jalan napas yang kecil selama ekspirasi. 5alur napas yang

    sedikit ini akan tertutup melalui siklus respiratoris, menyebabkan menurunnya komplians paru.

    olume akhir lebih rendah pada neonatus disebabkan berkurangnya elastisitas jaringan paru.onsekuensi yang terjadi pada bayi, alveoli terminal yang kecil pada daerah paru dependent 

    sangat tertutup sehingga terjadi atelektasis pada tiap kali akhir pernapasan. Pada bayi yang sehat

    dapat terjadi hal seperti ini melalui aktivitas dan menangis yang konstan. Sama halnya denganorang de"asa, induksi anestesi dikaitkan dengan reduksi bermakna dalam /R0. Computed 

    Tomography %0T( menunjukkan terjadinya atelektasis yang terjadi pada induksi anestesi pasien

    anak$anak.2

     6nestesi dengan pernapasan spontan menaikkan volume atelektasis, dimana anestesidengan ventilasi mekanik secara signifikan menurunkan volume atelektasis pada akhir ekspirasi.Pada pasien de"asa sehat yang mengalami paralysis$anestesi, jumlah atelektasis pada regio

    dependent  paru dapat mencapai '7$*34 dari jaringan aerasi normal paru seperti yang nampak 

     pada 0T spiral. Penyebaran atelektasis bersifat tidak homogen, dengan porsi atelektasis lebih besar mendekati daerah diafragma serta kurang pada bagian ape8 paru. Sehingga diperlukan

    adanya relaksasi dan dorongan ke arah kranial dari diafragma, yang mengkompresi bagian

    dependent  dari paru, yang bertanggung ja"ab untuk pembentukan regio atelektasis ini.9 

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    3/13

    Gambar 2.  Posisi  Frogleg  supine mem$berikan paparan pembedahan yang baik terhadap daerah perineum dan

    inguinal. #engan menyanggah bagian lateral kaki akan meminimalkan penggunaan atau peregangan yang berlebihandari sendi panggul.

    6telektasis merupakan penyebab utama dari ketidakseimbangan pertukaran gas selama proses anestesi umum yang menyebabkan  pulmonary shunting   dan rendahnya rasio ventilasi$

     perfusi regio paru.  Pulmonary shunt   mengalami peningkatan sampai '*4 dan terletak pada

    daerah dependent paru yang mempengaruhi area atelektasis. Perkembangan atelektasis mencapai3.7$:4 pada area intratorakal. Peningkatan tidal volume akan menghilangkan reduksi /R0 dan

    meminimalkan derajat atelektasis. +kspansi berulang di regio atelektasis melalui penggunaan

    P++P telah menunjukkan keefektifannya dalam mengembalikan atelektasis serta memperbaikioksigenasi arterial.1 Penggunaan pelumpuh otot dan tekanan ventilasi positif yang intermitten

    menyebabkan ventilasi pada daerah paru nondependent. ;bat$obat anestesi dapat memainkan

     peranan penting terhadap perubahan volume paru. 6, kulitkepala pada occipital. ), condylar groove. 0, kulit pada sakrum. #, daerah pada tendoachiles dan kaki.

    • Pleksus brachialis mempunyai resiko terjadinya iskemik akibat tekanan dan trauma akibat

    regangan. )entuk yang paling sering dari trauma pleksus brachialis pada anestesi umum

    disebabkan oleh peregangan saraf$saraf yang berlebihan. Lengan pasien sering

    mengalami abduksi dan dirotasikan keluar untuk memudahkan akses monitoring dan

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    4/13

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    5/13

    lengan mengalami abduksi lebih dari ?3o  disertai pergeseran ke arah posterior, yang

    meningkatkan tekanan terhadap nervus ulnaris ipsilateral. Pada siku, n. ulnaris secara superficial

     berada di belakang epikondilus medial dari humerus %condylar groove( dan pada lokasi ini secaralangsung, kompresi lama dapat mencetuskan iskemik saraf dan terjadinya neurapraksia. Posisi

    lengan dan dorsal pergelangan tangan serta posisi ekstensi dapat mengamankan letak kateter 

    arterial. Trauma n. ulnaris menyebabkan ketidakmampuan tangan untuk bergerak sehingga otot$otot kecil tangan mengalami paralysis. $igilance dapat menjaga agar siku dan lengan berada

     pada posisi yang sesuai selama prosedur operasi. Sayangnya, terapi disabilitas dari lesi

    mempunyai hasil yang beragam.'3

    Pada pasien dengan posisi supine, trauma n. sciatic jarang terjadiC akan tetapi trauma saraf ini

    dapat terjadi akibat peregangan langsung atau kompresi sekunder dari strangulasi suplai darah ke

    saraf. omplikasi ini dapat menyebabkan sindrom compartment . Posisi panggul yang melampaui

    ujung meja operasi, atau penempatan #ean#ags untuk menaikkan dan menstabilisasi posisi kakiselama arthroscopy dapat menimbulkan trauma kompresi n. sciatic. D. peroneal yang merupakan

    cabang dari n. sciatic, dapat rusak akibat penekanan langsung disekitar columna fibula. Dervus

    ini adalah saraf yang paling sering terkena trauma. Semua otot diba"ah lutut terparalisis dan

     pasien akan mengalami  footdrop. #itandai juga dengan hilangnya sensasi di ba"ah lutut, kecuali pada area yang disuplai dari bagian medial n. saphenus.

    Posisi yang tidak tepat dari kepala dan leher pada pasien tertentu, contohnya pada pasien$pasiendengan sindrom down, akondroplasia, sindrom %or&uio-'railsford   %mukopolisakaridosis(, atau

    instabilitas servikal, merupakan faktor predisposisi dari komplikasi cord   servikal. )atas

     pergerakan untuk fleksi, ekstensi, dan lateral fleksi harus ditentukan sebelum anestesi terutamauntuk fleksi dan ekstensi, harus dihindari. Posisi ekstrim %rotasi, lateral fleksi( serta pera"atan

    yang tidak tepat dari pergerakan pasien juga dapat beresiko mengenai spina servikalis. Pada saat

     pemindahan anestesi pasien, penting untuk kepala dipindahkan bersamaan dengan seluruh badan

    secara serentak, karena trauma whiplash dapat terjadi jika bagian ekstremitas pindah lebih cepatdibanding kepala dan leher. Hiperekstensi lutut dapat menyebabkan peregangan ligament dan

    nyeri dari kapsul sendi posterior. Sindrom compartment   dari ekstremitas bagian ba"ah

    merupakan komplikasi yang sangat jarang terjadi pada pasien$pasien dengan posisi  supine.omplikasi ini dapat terjadi, pada saat betis berada pada posisi hard cushion  untuk 

    mempertahankan fleksi lutut selama prosedur operasi.''

    Fisiologi Head-Up / Posisi Reerse !rendelenburg

    Perubahan pada mekanisme sistem respirasi relatif kecil pada subjek sehat yang sadar 

    disebabkan adanya kemampuan adaptasi terhadap perubahan mekanik dinding dada secara total.

    Perubahan posisi dari supine ke head-up 23o menghasilkan penurunan yang tidak bermakna padadinding dada dan elastisitas paru dan memperbaiki komplians tetapi menyebabkan peningkatan

    /R0 hingga mendekati *34. Pada orang de"asa sehat yang dianestesi, head-up menyebabkan

     pengurangan 0; yang signifikan dan

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    6/13

    Terjadinya pneumoperitoneum selama operasi laparoskopi pada viscera abdominal atas,

    dilaporkan terjadi pengurangan 0; sebanyak '24 pada pasien yang dianestesi dengan paralisisdengan posisi reverse Trendelenburg *3o. +fek 0;*  pneumoperitoneum menyebabkan

     pengurangan cardiac inde( %0( sebesar 24,  stroke volume  '34, dan peningkatan baik pada

    denyut jantung dan

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    7/13

     jantung, paru, okular, dan penyakit susunan saraf pusat, dan secara esensial tidak berguna untuk 

    resusitasi volume vaskuler.

    Fisiologi Posisi !rendelenburg 

    Ealter 0annon menegaskan manfaat dari posisi Trendelen#urg  pada penanganan syok pada a"al

    tahun '?33$an. epercayaan itu menyatakan bah"a setiap posisi head-down  meningkatkanvenous return dan memperbaiki aliran darah serebral.

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    8/13

    0;* arteri mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan posisi  supine. Perubahan pada gas

    intapulmonar dan distribusi darah pulmonal mungkin berhubungan dengan dead space fisiologis

    dan perbedaan gradien 0;*.Sebuah penelitian pada '3 anak yang dianestesi dengan paralisis, yang berusia antara '$'1 tahun,

    yang menjalani operasi laparaskopi, ditemukan bah"a posisi head-down menginduksi penurunan

    komplians paru rata$rata ':4, yang kemudian akan menurun hingga *:4 dari normalnya selamainsuflasi 0;*  intraabdominal. Secara respektif terdapat peningkatan yang concomitant   pada

     peak inspiratory pressure % PP( sekitar '?4 dan 2*4 selama posisi Trendelen#urg  dan insuflasi

     peritoneum. Perubahan komplians paru dan PP kembali ke nilai standar setelah 0;*dikeluarkan dari kavum peritoneal dan pasien dikembalikan ke posisi  supine. Respirasi

    sebaiknya dikontrol ketika anak diposisikan head-down karena kerja pernapasan selama napas

    spontan diperkirakan meningkat dan pengurangan pada volume paru menpredisposisi paru untuk 

    mengalami atelektasis. ni lebih sering terjadi pada anak kecil. ekuatan diafragma dan ototabdominal memberi kontribusi yang utama pada tekanan negatif intrapleural. Tekanan

    hidrostatik yang dipengaruhi oleh isi abdomen pada diafragma akan menyulitkan pergerakan dan

    menyebabkan kerja pernapasan yang lebih besar. Sebagai tambahan, pada neonatus dan infant,

     peningkatan komplians dinding dada mengurangi volume paru istirahat, membuat /R0 semakinsulit dipertahankan. olume tertutup biasanya lebih tinggi pada neonatus dan infant bila

    dibandingkan dengan orang de"asa karena adanya penurunan jaringan elastis. Teknik  pernapasan spontan pada infant yang dianestesi menyebabkan  shunting  dan hipoksemia, dimana

     pengurangan volume paru akan menghasilkan pernapasan tidal yang kurang bila dibandingkan

    volume penutupan dan berkembangnya penutupan alveoli. tulah sebabnya, pasien pediatrik seharusnya dikontol pernapasannya pada posisi head-down untuk memastikan oksigenasi dan

    ventilasi yang optimal.

    Perfusi serebral dapat dipengaruhi karena tekanan vena serebral mengalami peningkatan akibat

    efek gravitasi. Perpindahan cairan serebrospinalis dari kanalis spinalis ke kranial dapatmempredisposisi untuk terjadinya peningkatan tekanan intrakranial pada pasien. Pasien sehat

    yang diposisikan Trendelen#urg  23o tidak mengalami perubahan yang berarti atau hanya sedikit

     penurunan pada aliran darah arteri serebral media yang mengakibatkan penurunan tekanan perfusi serebral % 0PP (. Penurunan 0PP mungkin merupakan hasil dari penurunan 0; dan

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    9/13

    • Regurgutasi atau muntah, dan aspirasi isi lambung, merupakan penyebab morbiditas dan

    mortalitas yang penting pada anestesi. Secara umum dapat diterima bah"a sfingter ba"ah

    esofagus merupakan mekanisme proteksi utama dalam pencegahan regurgitasi.ecenderungan untuk mengalami regurgitasi dila"an oleh barier tekanan antara esofagus

     bagian ba"ah dan tekanan lambung. +fek head-down '1o dan 23o pada pasien sehat yang

     berada di ba"ah pengaruh anestesi umum menunjukkan peningkatan tekanan lambungdan esofagus bagian ba"ah sehingga barier tekanan tidak mengalami perubahan yang

     berarti. Penggunaan posisi Trendelen#urg  tidak menpredisposisi untuk terjadi regurgitasi

    gastroesofageal.

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    10/13

    tepat penting untuk menghindari kompresi pada aksila bagian ba"ah dan dengan demikian

    meminimalkan resiko trauma pleksus brakhialis akibat kompresi nervus di antara kaput humerus

    dan kosta. Terdapat kemungkinan kompresi langsung pleksus brakhialis oleh penyanggah aksilaketika diletakkan di aksilaC oleh sebab itu sebaiknya dipastikan bah"a penyanggah ditempatkan

    diba"ah dada bagian atas.

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    11/13

    Seperti semua posisi yang lain, hubungan posisi secara mekanik dengan terbatasnnya gerakan

    dada sehingga membatasi pengembangan paru dan menyebabkan berkurangnya volume paru.Pada subjek sehat yang sadar, kapasitas vital pada posisi lateral menurun hingga '34 jika

    dibandingkan dengan posisi duduk. Penurunan yang lebih besar dapat dilihat pada penggunaan

     posisi ginjal, dimana fleksi truncal  dapat menyebabkan penurunan kapasitas vital hingga '14.Penurunan ini disebabkan terbatasnya pergerakan dinding dada dan gangguan pergerakan

    hemidiafragma ipsilateral. Tidal volume dapat berkurang hingga '94. Pada orang de"asa yang

    sadar, penurunan /R0 yang hampir sebesar '74 dapat dilihat ketika subjek berubah posisi dari posisi duduk ke posisi lateral. Penurunan ini hampir sama besar dengan posisi  prone  tetapi

    kurang bila dibandingkan dengan penurunan /R0 pada posisi  supine  %*=4 (. Penelitian

    radiografik menunjukkan bah"a paru yang dependen menjadi subjek dari efek penekanan

    hemidfiafragma bagian ba"ah kearah kranial, dimana diafragma yang non dependent samasekali tidak akan bergerak ke atas.

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    12/13

     Komplikasi Posisi (a%eral #ekubi%us

    • Harus diperhatikan bah"a telinga bagian ba"ah ditempatkan dengan baik untuk 

    menghindari penekanan yang lama dan menimbulkan nekrosis.

  • 8/18/2019 Posisi Supine Dll

    13/13

    •  Dervus peroneal communis merupakan salah satu dari nervus yang paling sering

    mengalami trauma pada pasien dengan posisi lateral. ompresi dari saraf di ujung fibula

    muncul pada saat pasien diposisikan dengan bantalan yang tidak adekuat di antara sisikaki dan meja operasi.

    •  Dervus sciatik inferior dapat terkompresi di antara meja operasi dan ramus ischiopubik serta nervus sciatik superior dapat terkompresi oleh penyanggah yang ditempatkan di

     panggul