PORTOFOLIO Luka Bakar Siap Print

28
1 PORTOFOLIO Kasus-4 Topik:Chemical Burn Tanggal (Kasus) :1 Maret 2015 Presenter : dr. Dwi Akbarini Tanggal Presentasi : 19 Mei 2015 Pendamping : dr. Asep Zainudin Sp. PK Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu Objektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Tn. A, 29 tahun, Luka Bakargrade II 49% ec bahan Kimia + Trauma Kimia Okular Sinistra Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Luka Bakar Kimia Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos Data Pasien : Nama : Tn. AUmur : 29 TahunPekerjaan : Petani Alamat : Talang Buluh Agama : Islam Suku Bangsa : Melayu, Indonesia No. Reg : 20-37-24 Nama RS: RSUD Sekayu Telp : Terdaftar sejak : Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Luka Bakargrade II 49% ec bahan Kimia + Trauma Kimia Okular Sinistra/ OS disiram cuka para 5 jam SMRS, cuka para tersebut mengenai bagian dada, perut, punggung, ,pinggang wajah, dan kedua tangan. Os mengeluh BAK berwarna kehitaman dan daerah tubuh yang terkena cairan cuka parah melepuh dan terasa nyeri .

description

KL

Transcript of PORTOFOLIO Luka Bakar Siap Print

18

PORTOFOLIOKasus-4Topik:Chemical Burn

Tanggal (Kasus) :1 Maret 2015Presenter : dr. Dwi Akbarini

Tanggal Presentasi : 19 Mei 2015Pendamping : dr. Asep Zainudin Sp. PK

Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Tn. A, 29 tahun, Luka Bakargrade II 49% ec bahan Kimia + Trauma Kimia Okular Sinistra

Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Luka Bakar Kimia

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data Pasien : Nama : Tn. AUmur : 29 TahunPekerjaan : PetaniAlamat : Talang Buluh Agama : Islam Suku Bangsa : Melayu, IndonesiaNo. Reg : 20-37-24

Nama RS: RSUD SekayuTelp :Terdaftar sejak :

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Luka Bakargrade II 49% ec bahan Kimia + Trauma Kimia Okular Sinistra/ OS disiram cuka para 5 jam SMRS, cuka para tersebut mengenai bagian dada, perut, punggung, ,pinggang wajah, dan kedua tangan. Os mengeluh BAK berwarna kehitaman dan daerah tubuh yang terkena cairan cuka parah melepuh dan terasa nyeri .

2. Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :Pasien belum pernah menderita penyakit serupa sebelumnya.

4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien

5. Riwayat Pekerjaan :Petani

Daftar Pustaka:

1. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC. Jakarta. p 66-88

2. David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam : Surabaya Plastic Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com

3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier. Philadelphia. p 118-129

Hasil Pembelajaran:1. Mengetahui definis Luka Bakar2. Mengetahui patofisiologi Luka Bakar3. Mengetahui fase, kedalaman, luas dan berat ringannya luka bakar4. Mengetahui penatalaksanaan Luka Bakar

1. SubjektifAutoanamnesis:Os mengeluh disiram cuka parah kurang lebih lima jam sebelummasuk rumah sakit. Os mengaku disiram cuka parah oleh orang yang tidak dikenal. Os sebelumnya berniat memisahkan warga yang hendak berkelahi, namun saat itulah os yang tersiram cuka parah. Cuka parah tersebut mengenai bagian dada, perut, punggung, wajah, dan kedua tangan. Daerah tubuh yang terkena cairan cuka parah melepuh dan terasa nyeri . Os mengeluh BAK berwarna kehitaman, namun tidak terasa nyeri. BAB biasa.Menurut pasien, cairan tidak tertelan dan tidak terhirup oleh pasien.Sesak nafas (-),pingsan (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), demam (-)Riwayat Penyakit DahuluAlergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal.

1. Objektif

Primary surveyA: Bebas, rambut atau bulu hidung tidak ada yang terbakar B: Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler, kedalaman cukupC: Akral hangat, CRT < 2, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, suhu afebrisD: GCS 15, E4M6V5Keadaan Umum: Kesadaran Compos mentis Nadi 100 kali/ menit, isi dan tegangan cukup, reguler Pernapasan 20 kali/ menit Suhu 36,9oCKeadaan Spesifik: Kulit: Turgor kencang, Anemis (-), Jaundice (-) Kepala: Rambuthitam, tidak mudah dicabut Mata:Cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil bulat, isokor, 3 mm Hidung:Sekret tidak ada, NCH tidak ada, Septum Deviasi (-) Telinga:Sekret tidak ada Mulut:Mukosa mulut kering (-), Stomatitis (-) Tenggorok:Dinding faring tidak hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis Leher:Perbesaran KGB tidak ada Thorax Paru-paru Inspeksi:statis dan dinamis simetris, retraksi tidak ada Palpasi:stremfremitus kanan = kiri Perkusi: sonor pada kedua lapangan paru Auskultasi:vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-). Jantung Inspeksi: pulsasi, iktus cordis dan voussour cardiaque tidak terlihat Palpasi: thrill tidak teraba Perkusi: jantung dalam batas normal Auskultasi: HR=100 kali/ menit, irama reguler, murmur dan gallop tidak adaBunyi Jantung I dan II normal Abdomen Inspeksi: datar Palpasi: lemas, hepar dan lien tidak teraba, turgor baik Perkusi: timpani Auskultasi: bising usus (+) meningkat Lipat paha dan genitalia: Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada Ekstremitas:Akral dingin tidak ada, edema tidak ada, sianosis tidak ada Fungsi Motorik: dbn Fungsi Sensorik: dbn Fungsi nervi kraniales: dbn GRM:Kaku Kuduk (-), Brudzinsky I, II (-), Kernig sign (-)Status lokalisKepala dan leher : 5 %Trunkus anterior: 13%Trunkus posterior: 13%Esktremitas atas kanan: 7 %Ekstremitas atas kiri: 7 %Ekstremitas bawah kanan: 0 %Ekstremitas bawah kiri: 0%Genitalia: 0 % +Total: 45 %

Ket :Edema, kemerahan, luka merah muda, tampak basah.

Status Oftalmologis : ODOS

PemeriksaanODOS

1Visus6/66/60

2Tekanan Intra Okuler--

3Kedudukan bolamata

Posisiortoforiaortoforia

Eksoftalmus(-)(-)

Enoftalmus(-)(-)

4.Palpebrae

Hematom(-)(+)

Edema(-)(+)

Hiperemis(-)(+)

Benjolan(-)(-)

Ulkus(-)(-)

Fistel(-)(-)

Sekret(-)(-)

6Punctum lakrimalis

Edema(-)(-)

Hiperemis(-)(-)

Benjolan (-)(-)

Fistel(-)(-)

7Konjungtiva tarsal superior

Edema(-)(-)

Hiperemis(-)(-)

Sekret(-)(-)

Epikantus(-)(-)

8Konjungtiva tarsalis inferior

Kemosis(-)(-)

Hiperemis(-)(-)

Anemis(-)(-)

Folikel(-)(-)

Papil(-)(-)

Lithiasis(-)(-)

Simblefaron(-)(-)

9Konjungtiva bulbi

Kemosis(-)(-)

Pterigium(-)(-)

Pinguekula(-)(-)

Flikten(-)(-)

Simblefaron(-)(+)

Injeksi konjungtiva(-)(-)

Injeksi siliar(-)(-)

Injeksi episklera(-)(-)

Perdarahan subkonjungtiva(-)(-)

Kornea

Kejernihanjernihkeruh

Edema(-)(-)

Ulkus(-)(-)

Erosi(-)(-)

Infiltrat(-)(-)

Flikten(-)(-)

Limbus kornea

Arkus senilis(-)(-)

Bekas jahitan(-)(-)

Sklera

Sklera biru(-)(-)

Episkleritis(-)(-)

Skleritis(-)(-)

Iris

WarnaCoklatCoklat

Gambaran radier Jelas/tidak jelasJelas/tidak jelas

Eksudat(-)(-)

Atrofi(-)(-)

Sinekia posterior(-)(-)

Sinekia anterior(-)(-)

Iris bombe(-)(-)

Iris tremulans(-)(-)

Pupil

BentukBulat

Besar3

RegularitasReguler/irregulerReguler/irreguler

Isokoria--

Letaksentralsentral

Refleks cahaya langsung(+)(+)

16Lensa

Kejernihanjernihkeruh

Shadow test

Refleks kaca(-)(-)

Luksasi(-)(-)

Subluksasi(-)(-)

Pemeriksaan Penunjang :

RUTINHemoglobin: 14,1 g/dLHematokrit: 40 %Leukosit: 18600/LTrombosit: 127.000/LLED : 6 mm/jam Diff Count :0/1/1/87/10/1KIMIA DARAHUreum: 29 mg/dLCreatinin: -mg/dLAlbumin: 4,13 gr/dL Globulin : 2,01 gr/dL Protein Total : 6,14 gr/dLGDS: 90 mg/dLNa: - meq/LK: - meq/L

1. Assessment

DEFINISI LUKA BAKAR AKIBAT KIMIALuka bakar akibat kimia atau trauma kimia merupakan trauma pada organ luar maupun organ dalam tubuh yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang merupakan asam kuat atau basa kuat (sering disebut alkali). Trauma kimia akibat bahan kimia terjadi pada saat tubuh atau kulit terpapar oleh asam atau basa. Bahan kimia ini dapat menimbulkan reaksi terbatas pada kulit, reaksi pada seluruh tubuh ataupun keduanya.Trauma kimia bisa disebabkan oleh asam atau basa yang kontak langsung dengan jaringan. Asam didefinisikan sebagai donor proton (H+), dan basa didefinisikan sebagai akseptor proton (OH-). Basa juga dikenal sebagai alkali. Kedua asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang signifikan pada suatu kontak dengan anggota tubuh. Kekuatan asam didefinisikan oleh seberapa kuat donor proton, kekuatan basa ditentukan oleh seberapa kuat ia mengikat proton. Kekuatan asam dan basa didefinisikan dengan menggunakan skala pH, yang berkisar antara 1-14 dan logaritmik. Asam kuat umumnya memiliki pH kurang dari 2, sedangkan basa membutuhkan pH 11.5 atau lebih untuk dapat melukai jaringan.Trauma kimia oleh bahan kimia biasanya terjadi akibat kecelakaan. Pembunuhan dengan cara ini sangat jarang dilakukan, dengan melemparkan atau menyemprotkan cairan yang bersifat korosif seperti cairan asam pada korban lebih sering dimaksudkan untuk melukai dibandingkan untuk membunuh korban. Bunuh diri dengan menggunakan asam maupun basa kuat sangat jarang dilakukan saat ini tetapi sering ditemukan di negara-negara miskin.Trauma yang disebabkan akibat bahan kimia dapat terjadi di rumah, di tempat kerja atau sekolah maupun akibat kecelakaan. Meskipun cedera yang terjadi di rumah jarang. Trauma yang disebabkan akibat bahan kimia biasanya disebabkan akibat dari kecelakaan industri, terutama dalam bisnis dan pabrik yang menggunakan bahan kimia dalam jumlah besar. Pada kasus pembunuhan dengan cara ini jarang terjadi.Di seluruh dunia bahan korosif biasanya digunakan untuk kekerasan dengan bahan kimia. Zat yang paling umum digunakan adalah alkali dan asam sulfat.JENIS ASAM, BASA DAN BAHAN KIMIA YANG MENYEBABKAN LUKA BAKAR AKIBAT KIMIASejumlah besar produk industri dan komersial mengandung konsentrasi yang berpotensi berbahaya asam,basa, atau bahan kimia lain yang dapat menyebabkan luka bakar kimia atau trauma kimia. Beberapa produk tersebut adalah Asam Sulfat, Asam Nitrat., Asam Fluorida, Asam Hidrofluorik, Asam Klorida, Asam Fosfat, Asam Asetat, Asam Format umum digunakan sebagai lem pesawat dan pembuatan selulosa, Asam Kloroasetat, Fenol dan Kresol dan Zat lain.PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR AKIBAT KIMIATrauma akibat asam akan menyebabkan nekrosis koagulasi oleh protein denaturasi, membentuk gumpalan / koagulum (misalnya, eschar) yang membatasi penetrasi asam. Sedangkan pada basa biasanya menyebabkan luka yang lebih dalam disebut sebagai nekrosis likuefaktif. Hal Ini melibatkan denaturasi protein serta saponifikasi lemak, yang tidak membatasi penetrasi jaringan.Derajat luka akibat bahan kimia tergantung pada: 1. Kekuatan dan konsentrasi, 2. Kuantitas, 3. Lamanya kontak, dan4. Luas penetrasi tubuh oleh bahan kimia. Bahan kimia akan terus bereaksi pada jaringan sampai saat dinetralkan oleh agen lain atau terinaktifasi oleh reaksi jaringan. Bahan kimia menggumpalkan protein dengan cara mereduksi, mengoksidasi, membentuk garam, korosi, meracuni protoplasma, kompetisi metabolik atau inhibisi, desikasi, atau sebagai hasil dari komplikasi iskemik dari vesicants. 2Luka bakar pada kulit terjadi perubahan mikrosirkulasi kulit dan terbentuk edema. Trauma panas menghasilkan perubahan karakteristik pada daerah yang terbakar yaitu respon lokal, dibagi dalam tiga zona yaitu:1. Zona koagulasi.2. Zona stasis. 3. Zona hiperemia.Respon sistemik terhadap luka bakar berupa pelepasan sitokin dan mediator-mediator radang akan terjadi jika luas luka bakar mencapai 30% dari total luas permukaan tubuh. 1. Efek kardiovaskuler. Peningkatan permeabilitas kapiler akan menyebabkan perpindahan volume cairan serta protein intravaskuler ke jaringan interstisial. Vasokonstriksi perifer dan splanchnic akan terjadi, kontraktilitas miokard menurun (kemungkinan disebabkan oleh pelepasan TNF). Hal ini, disertai dengan kehilangan cairan dari luka bakar itu sendiri, akan berakibat pada hipotensi sistemik serta hipoperfusi ke organ dan jaringan perifer.2. Efek respiratorius. Mediator-mediator radang akan menyebabkan bronkokonstriksi, dan pada kasus-kasus luka bakar yang berat dapat terjadi sindrom distres pernapasan akut (acuterespiratory distress syndrome). 3. Efek metabolik. Basal metabolic rate akan meningkat hingga tiga kali dari kadar normal. Hal ini, bersama dengan hipoperfusi splanchnic, membutuhkan asupan nutrisi enteral yang cukup untuk meminimalkan katabolisme dan menjaga mukosa usus. 4. Efek imunologis. Akan terjadi mekanisme regulasi nonspesifik dari respon imun, dan akan memengaruhi baik respon imun humoral maupun seluler.Asam dengan pH kurang dari dua akan mempresipitasikan protein, sehingga menyebabkan nekrosis koagulasi dengan hasil akhirnya berupa krusta atau keropeng. Ciri-ciri luka bakar yang disebabkan oleh asam yaitu:1. Batas tegas2. Kering dan keras 3. Edema ringan. Luka bakar yang timbul sering kali kedalaman dan ketebalannya derajat kedua. Bila ada kontak yang lama dapat menjadi luka bakar derajat ketiga, terutama dari sulfur atau asam nitrat pekat. Dalam kasus ini, krusta kemudian menjadi gelap, seperti kulit, dan kering. Asam hidroflorida memberikan luka bakar yang jauh lebih dalam dibanding jenis asam-asam lain. Pengecualian terjadi pada asam hidroflorida karena bahan ini merupakan suatu asam lemah yang dengan cepat menembus membran sel dimana senyawa ini tetap tidak terionisasi. Dengan cara ini, asam hidroflorida bekerja seperti asam, menyebabkan nekrosis liquiefactive. Tambahan lagi, ion fluorida dilepaskan ke dalam sel. Ion fluorida ini dapat menghambat enzim-enzim glikolitik dan dapat bersama-sama dengan kalsium dan magnesium membentuk suatu senyawa komplek yang tidak larut. Nyeri lokal yang amat berat diduga disebabkan oleh karena imobbilisasi kalsium, yang menyebabkan stimulasi saraf dengan mengganti ion kalium. Fluorinosis akut dapat terjadi ketika ion fluoride memasuki sirkulasi sistemik, menyebabkan gejala-gejala kardiak, respiratori, gastroinsestinal, dan neurologis. Hipokalsemia yang parah, dimana resisten terhadap pemberian dosis besar kalsium, dapat terjadi.Trauma kimia asam pada mata menyebabkan koagulasi protein dalam epitel kornea, yang membatasi penetrasi lebih lanjut. Jadi, trauma kimia ini biasanya nonprogressive dan dangkal.Trauma inhalasi terjadi dalam 3 cara: (1) oleh trauma sel dan kerusakan parenkim paru oleh iritasi, (2) hipoksemia dengan gangguan pengiriman oksigen, dan (3) kerusakan organ akhir oleh penyerapan sistemik melalui saluran pernafasan.DAMPAK TRAUMA KIMIA TERHADAP ORGAN1. MataTrauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut. Trauma kimia biasanya hasil dari suatu zat yang disemprotkan atau disiramkan di muka.Gejala-gejala awal yang biasa terjadi pada trauma kimia mata adalahmata terasa sakit, Kemerahan, iritasi pada mata, Ketidakmampuan untuk membuka mata, Sensasi benda asing di mata, Pembengkakan pada kelopak mata dan Penglihatan jadi kabur.2. KulitLuka bakar kimia merupakan reaksi iritan yang akut yang dapat menyebabkan trauma pada kulit yang irrefersibel dan terjadi kematian sel. Bahan kimia pun dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidakseimbangan elektrolit (inbalance electrolit) dan distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar).Gejala yang nyata padaluka bakar bahan kimia tergantung pada bahan kimia yang menyebabkannya. Gejala tersebut termasuk gatal-gatal, pengelupasan, eritama,erosi,kulit bewarna gelap,melepuh dan ulserasi, nyeri, rasa terbakar, gangguan pernapasan, batuk darah dan atau jaringan yang nekrosis.3. ParuLuka bakar inhalasi dapat disebabkan oleh asam hidroklorik atau bahan kimia lainnya setelah seseorang menghirup zat kimia ini. Edema saluran pernapasan atas, gangguan pernapasan, dan toksisitas karbon monoksida ( CO ) adalah contoh dari trauma kimia dari inhalasi. Gejala ini muncul dalam waktu 12 sampai 24 jam setelah kejadian luka bakar. Jugasuatu kondisi yang jarang dapat terjadi di mana bahan kimia mengoksidasi hemoglobin paru-paru yang mengakibatkan gangguan transportasi oksigen (methemoglobinemia) dan gangguan pernapasan.Menghirup bahan kimia beracun dapat menyebabkan luka bakar di jalan napas atas dan bawah. Individu dengan luka bakar inhalsi bahan kimia datang dengan radang tenggorokan, sesak napas, dan nyeri dada.4. Saluran PencernaanDi negara maju dan berkembang, trauma kimia pada sistem pencernaan akibat menelan baik tidak disengaja atau untuk mencederai diri sendiri telah berkurang dibandingkansebelumnya. Hal ini dikaitkan dengan peraturan yang lebih ketat terhadap deterjen dan bahan korosif lainnya, serta kesan dari kesadaran umum.Gejala yang paling cepat timbul adalah nyeri, muntah dan kesulitan bernapas dan edema, diikuti dengan syok pada kasus yang berat. tanda khususnya yaitu bercak pada bibir, pipi, dagu dan leher, sama halnya dengan luka bakar pada mukosa dari bibir sampai ke lambung, kadang-kadang sampai ke usus halus. Perforasi esophagus dan gaster umumnya terjadi karena asam sulfat dan asam hidroklorida.PEMBAGIAN LUKA BAKAR1.Luka bakar berat (major burn)a.Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahunb.Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertamac.Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineumd.Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakare.Luka bakar listrik tegangan tinggif. Disertai trauma lainnyag.Pasien-pasien dengan resiko tinggi2.Luka bakar sedang (moderate burn)a.Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %b.Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %c.Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum3.Luka bakar ringana.Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasab.Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjutc.Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineumAsam formatatauasam formiat(namasistematis:asam metanoat) adalahasam karboksilatyang paling sederhana. Asam format secara alami antara lain terdapat pada sengatlebahdansemut, sehingga dikenal pula sebagaiasam semut. Asam format merupakansenyawaantara yang penting dalam banyaksintesisbahan kimia. Rumus kimia asam format dapat dituliskan sebagaiHCOOH atau CH2O2.Di alam, asam format dihasilkan banyakseranggadaribangsaHymenoptera, misalnya lebah dan semut sebagai alat serang atau alat bertahan. Asam format juga merupakan hasil pembakaran yang signifikan daribahan bakar alternatif, yaitu pembakaranmetanol(danetanolyang tercampur air), jika dicampurkan denganbensin. Nama asam format berasal dari kataLatinformicayang berarti "semut". Pada awalnya, senyawa ini diisolasimelaluidistilasisemut. Semut menghasilkan asam ini pada kantung yang disebut sebagaiacidophore. Apabila semut "mengigit" (sebenarnya menjepit), ia juga menyemprotkan asam format dariacidophoreuntuk memperkuat rasa sakit pada korbannya. Senyawa kimia turunan asam format, misalnya kelompokgaramdanester, dinamakanformatataumetanoat.Ionformat memiliki rumus kimia HCOO.

1. PlanDiagnosis : Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Trauma Kimia Okular SinistraTATALAKSANA- MRS (Konsul dr. Oyon Sp. B)- Singkirkan tubuh dari pakaian yang masih terdapat cairan kimia- Irigasi seluruh tubuh yang terkena cairan kimia dengan air bersih- Irigasi mata kiri dengan cairan RL- O2 2-4 tpm via Nasal Kanul- Diet TKTPFarmakologi :-IVFD RL ( pasang 2 I.V line) Rumus Baxter = 4 x BB x % luka bakar = 4 x 56,7 kg x 45% = 10.200 cc dalam 24 jam pertama- jumlah cairan 5.100 cc diberikan dalam 8 jam pertama. karena pasien datang 5 jam SMRS, waktu yang tersisa sisa 3 jam waktu pemberian sehingga 5.100 cc diberikan dalam 3 jam (gtt kocor x/m) jumlah cairan sisanya 5100 cc diberikan dalam 16 jam berikutnya.(gtt 40x/m)-Inj. Ceftriaxone 2x1 gr (i.v) (s.t)- Inj. ATS 1500 U 1x (i. m) (s.t)- Inj. Ketorolac 3x 30 mg (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 50 mg (i.v)- Inj. Furosemid 1x 20 mg (i.v)- Pasang Nasogastro Tube- Pasang Kateter urin: Target 0,5-1 cc/KgBB/Jam = (30-60 cc/jam) - LFX 3x1 ggt Okular Sinistra Perawatan luka terbuka : kompres NaCl + oles burnazine Cr.H. PROGNOSISQuo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad functionam: dubia ad malamCATATANKEMAJUANNo dan TanggalSubjekObjekAssesmentPlanning

1. 2/3/2015Kel :NyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/70HR :90 x/RR: 20x/mTemp: 37,0 C

Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Trauma Kimia Okular Sinistra

Diet TKTP-O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-IVFD RL gtt 53 x/ m (makro)-Inj. Ceftriaxone 2x1 gr (i.v)-Inj. Ketorolac 3x 30 mg (i.v)-Inj. Ranitidine 2x 50 mg (i.v)-Inj. Furosemid 1x 20 mg (i.v)-Inj.Methilprednisolon2x 125Mg (i.v)-Mebo salep 2x1-Konsul dr. Mata

2. 3/3/2015Kel :Demam dan nyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD :130/80HR :82RR: 20x/mTemp: 37,5 C

Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Trauma Kimia gr II-III OS + Simbleferon

Diet TKTP-IVFD RL gtt 26 x/ m (makro)-Inj. Ceftriaxone 2x1 gr (i.v)-Inj. Ketorolac 3x1 amp (i.v)-Inj. Ranitidine 2x 1 amp (i.v)-Inj. Furosemid 1x 1 amp (i.v)-Inj. Methilprednisolon 2x 125Mg (i.v)-Mebo salep oles 2x1- Paracetamol 3x1 tab- Terapi mata :- Spooling RL + betadine- Cendo Xytrol 1 gtt / jam OS- Cendo Lyters 1gtt/ jam OS- LFX 6x1 gtt OS- Cendo Vital 1x1 tab

3.15/3/2015Kel :Nyeri da keluar cairan dari telinga kiri dan demamKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/80HR :98x/ mRR: 20x/mTemp: 37,8 C

Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Ptisis Bulbi OS

Diet TKTP-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)-Inj.Ceftriaxone 2x1 gr (i.v)-Inj. Ketorolac 3x1 amp (i.v)-Inj. Ranitidine 2x1 amp (i.v)-Paracetamol 3x1 tab (p.r.n)-Mebo salep 2x1-ganti perban 2x1-Konsul THTTerapi mata :- Cendo Xytrol 1 x 1 gtt OS- Rephitel 4x1 gtt OS- LFX 6x1 gtt OS- EDTA 6X1 gtt OS- Cendo Vital 4 x 1 gtt OS- Luksir Konjuntiva OS- Balut tekan mata kiri

4. 16/3/2015Kel :Nyeri di leher dan mata kiriKU : Sakit Sedang Sens : CMTD :120/70HR :78RR: 20x/mTemp: 36,7 C

Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Ptisis Bulbi OS+ Otitis eksterna AS

Diet TKTP-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)- Inj.Ceftriaxone 2x1 gr (i.v)- Inj. Ketorolac 3x1 amp (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp (i.v)- ganti perban 2x1- Mebo salep 2x1- Paracetamol 3x1 tab-H2O2 3 x gtt III ASTerapi mata :- Cendo Xytrol 1 x 1 gtt OS- Rephitel 6x1 gtt OS- LFX 6x1 gtt OS

5.30/3/2015Kel :Demam dan nyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/80HR :80RR: 20x/mTemp: 37,0 C

Luka Bakargrade II 49% ec bahan Kimia + Ptisis Bulbi OS

Diet TKTP-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)- Inj. Meropenem2x1 gr (i.v)- Inj. Ketorolac 3x1 amp (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp (i.v)- Rencana NekrotomiTerapi mata :- Cendo Xytrol 1 x 1 gtt OS- Rephitel 6x1 gtt OS- LFX 6x1 gtt OS

6. 31/3/2015

Kel :NyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/70HR :100x/mRR: 20x/mTemp: 37,3 C

Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia post nekrotomi + Ptisis Bulbi OS

Diet TKTP-O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)- Inj. Meropenem2x1 gr (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp (i.v)-Inj. PCT 3x 1 gr (i.v)- Transfusi PRC 2 Unit-Inj.Fentanyl 0,5 mg/kgbb/jamTerapi mata :- CendoVital 1 x 1 tab - Genoid zalf 4 x1 gtt OS- LFX 4x1 gtt OS

7. 3/4/2015

Kel :NyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/70HR :100x/mRR: 20x/mTemp: 37,3 C

Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Ptisis Bulbi OS

Diet TKTP-O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)- Inj. Cefpirome2x1 gr (i.v)- Inj. Ketorolac 3x1 amp (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp (i.v)-Inj. PCT 3x 1 gr (i.v) -Rencana Debridement - Pindah ICUTerapi mata :- CendoVital 1 x 1 tab- Genoint zalf 4 x1 gtt OS- LFX 4x1 gtt OS

8. 4/4/2015

Kel :Nyeri pada luka di kepalaKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/70HR :100x/mRR: 24x/mTemp: 37,3 C

Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia post debridement + Ptisis Bulbi OS

DietTKTP-O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)- Inj. Cefpirome2x1 gr (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp (i.v)-Inj. As. Tranexamat 3x500mg (i.v)-Inj. PCT 3x 1 gr (i.v)-Inj.Fentanyl 0,5 mg/kgbb/jamTerapi mata :- CendoVital 1 x 1 gtt OS- Genoint zalf 4 x1 gtt OS- LFX 4x1 gtt OS

9. 6/4/2015

Kel :NyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/80HR :80x/mRR: 20x/mTemp: 37,0 C

Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia post debridement + Ptisis Bulbi OS

Diet TKTP-O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)- Inj. Cefpirome2x1 gr (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp (i.v)-Inj. As. Tranexamat 3x500mg (i.v)-Inj. PCT 3x 1 gr (i.v)-Inj.Fentanyl 0,5 mg/kgbb/jamTerapi mata :- CendoVital 1 x 1 tab- Genoint zalf 4 x1 gtt OS- LFX 4x1 gtt OS- Pindah ruangan

10.14/4/2015

Kel :(-)KU : Sakit SedangSens : CMTD :120/70HR :100x/ mRR: 20x/mTemp: 37,3 C

Luka Bakar grade II 45% ec bahan Kimia + Ptisis Bulbi OS

- Pasien Pulang Terapi pulang :- Cefadroxil 2 x 500 mg (p.o)- Asam mefenamat 2 x 500 mg (p.o)- Ranitidin 2 x 150 mg (p.o)- Mebo salep oles 2 x 1

Terapi mata :- CendoVital 1 x 1 tab- Genoint zalf 4 x1 gtt OS- LFX 4x1 gtt OS