Portofolio Luka Bakar

28
PORTOFOLIO Kasus-4 Topik: Tanggal (Kasus) : Presenter : dr. Dwi Akbarini Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Asep Zainuddin Sp. PK Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu Objektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos Data Pasien : Nama : Umur : Pekerjaan : Alamat : Agama : Islam Suku Bangsa : Melayu, Indonesia No. Reg : 197347 Nama RS: RSUD Sekayu Telp : Terdaftar sejak : Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis / Gambaran Klinis: 2. Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat 3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Pasien belum pernah menderita penyakit serupa sebelumnya. 4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien 5. Riwayat Pekerjaan : Daftar Pustaka: Hasil Pembelajaran 1. Subjektif

description

luk bar

Transcript of Portofolio Luka Bakar

PORTOFOLIOKasus-4Topik:

Tanggal (Kasus) : Presenter : dr. Dwi Akbarini

Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Asep Zainuddin Sp. PK

Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi :

Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data Pasien : Nama : Umur : Pekerjaan : Alamat : Agama : Islam Suku Bangsa : Melayu, IndonesiaNo. Reg : 197347

Nama RS: RSUD SekayuTelp :Terdaftar sejak :

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis / Gambaran Klinis:

2. Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Pasien belum pernah menderita penyakit serupa sebelumnya.

4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien

5. Riwayat Pekerjaan :

Daftar Pustaka:

1.

1.

1.

Hasil Pembelajaran

1. Subjektif

Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah menderita penyakit serupa sebelumnya.

Riwayat Penyakit dalam KeluargaTidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien

Riwayat Sosial Ekonomi Penderita merupakan anak pertama. Ayah penderita bekerja sebagai pegawai swasta. Ibu penderita seorang ibu rumah tangga. Kesan: Sosioekonomi menengah

1. Objektif

Dari hasil anamnesis pasien yang mengarah lalu di lakukan pemeriksaan fisik lengkap atas pasienPrimary surveyA: Bebas, rambut atau bulu hidung tidak ada yang terbakar B: Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler, kedalaman cukupC: Akral hangat, CRT < 2, tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, suhu afebrisD: GCS 15, E4M6V5Keadaan Umum: Kesadaran Compos mentis Nadi kali/ menit, isi dan tegangan cukup, reguler Pernapasan 30 kali/ menit Suhu oC Berat badan kg Tinggi badan cm

Keadaan Spesifik: Kulit: Turgor kulit normal, Anemis (-), Jaundice (-) Kepala: Rambut hitam, tidak mudah dicabut Mata: Cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil bulat, isokor, 3 mm Hidung: Sekret tidak ada, NCH tidak ada, Septum Deviasi (-) Telinga: Sekret tidak ada Mulut: Mukosa mulut kering (-), Stomatitis (-) Tenggorok: Dinding faring tidak hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis Leher: Perbesaran KGB tidak ada Thorax Paru-paru Inspeksi: statis dan dinamis simetris, retraksi tidak ada Palpasi: stremfremitus kanan = kiri Perkusi: sonor pada kedua lapangan paru Auskultasi: vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-). Jantung Inspeksi: pulsasi, iktus cordis dan voussour cardiaque tidak terlihat Palpasi: thrill tidak teraba Perkusi: jantung dalam batas normal Auskultasi: HR=110 kali/ menit, irama reguler, murmur dan gallop tidak ada Bunyi Jantung I dan II normal

Abdomen Inspeksi: datar Palpasi: lemas, hepar dan lien tidak teraba, turgor baik Perkusi: timpani Auskultasi: bising usus (+) meningkat Lipat paha dan genitalia: Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada Ekstremitas: Akral dingin tidak ada, edema tidak ada, sianosis tidak ada Fungsi Motorik: dbn Fungsi Sensorik: dbn Fungsi nervi kraniales: dbn GRM: Kaku Kuduk (-), Brudzinsky I, II (-), Kernig sign (-)

Status lokalisKepala dan leher : 0 %Trunkus anterior: 0 %Trunkus posterior: 0 %Esktremitas atas kanan: 0 %Ekstremitas atas kiri: 0 %Ekstremitas bawah kanan: 9 %Ekstremitas bawah kiri: 9 %Genitalia: 0 % +Total: 18 %

Edema, kemerahan, luka merah mudah tampak basah, tampak epitelisasi dan regenerasi

Status Oftalmologis : ODOS

PemeriksaanODOS

Kedudukan bolamata

PosisiortoforiaOrtoforia

Eksoftalmus(-)(-)

Enoftalmus(-)(-)

Palpebrae

Hematom(-)(-)

Edema(-)(+)

Hiperemis(-)(+)

Konjungtiva tarsal superior

Edema(-)(+)

Hiperemis(-)(+)

Sekret(-)(+)

Epikantus(-)(-)

Konjungtiva tarsalis inferior

Kemosis(-)(+)

Hiperemis(-)(-)

Anemis(-)(-)

Folikel(-)(-)

Papil(-)(-)

Lithiasis(-)(-)

Simblefaron(-)(-)

Konjungtiva bulbiPus (+)

Kemosis(-)(+)

Injeksi konjungtiva(-)(+)

Injeksi siliar(-)(+)

Injeksi episklera(-)(+)

Perdarahan subkonjungtiva(-)(+)

Kornea

KejernihanJernihkeruh

Edema(-)(+)

Limbus kornea

Arkus senilis(+)Tidak bisa dinilai

Bekas jahitan(-)(-)

SkleraPerforasi (+)

Sklera biru(-)(-)

Episkleritis(-)(-)

Skleritis(-)(+)

Kamera Okuli Anterior

KedalamanCukup Dangkal

KejernihanJernihhipopion

Hipopion(-)(+)

Hifema(-)(+)

Iris

WarnaCoklatTidak bisa dinilai

Gambaran radier Jelas/tidak jelasJelas/tidak jelas

Eksudat(-)(+)

Pupil

BentukbulatTidak bisa dinilai

Besar3mmTidak bisa dinilai

IsokoriaTidak bisa dinilaiTidak bisa dinilai

LetaksentralSentral

Refleks cahaya langsung(+)(-)

Leukokoria(+)(-)

Lensa

KejernihankeruhTidak bisa dinilai

Shadow test(+)-

Pemeriksaan Penunjang : RUTINHemoglobin: 13,3 g/dLHematokrit: 40 %Leukosit: 16700/LTrombosit: 343.000/LMCV: 79 flMCH: 27 pgMCHC: 34 g/dLLactate : 2,7 mmol/LPT: 10,8 detikPT kontrol: 12 detikAPTT: 30,8 detikAPTT kontrol: 33,5 detik

URINALISISSedimenSel epitel: +Leukosit: 1-2Eritrosit: 10-11Silinder: -Kristal: -Bakteri: -

Berat jenis: 1.015pH: 5Protein: -Glukosa: -Keton: +

1. Assessment

1. Plan Diangnosis : Luka bakar grade II 18% ec. TATALAKSANAO2- IVFDIVFD RL gtt xx/m Rumus Baxter = 4 x BB x % luka bakar = 4 x 50 kg x 50% = 10000 cc dalam 24 jam pertama jumlah cairan 500 cc diberikan dalam 8 jam pertama.(gtt 20 x/m) jumlah cairan sisanya 500 cc diberikan dalam 16 jam berikutnya.(gtt 20x/m)-Antibiotik spectrum luasCefotaxime 2x1 gr- AntimikrobaBurnazine Analgetik Ketorolac 3x1 amp- Antacid Ranitidine 2x 1 amp- Kateter urethra 1 cc/KgBB/Jam(25 cc/jam) Perawatan luka terbuka Debridemen setelah keadaaan penderita stabil (23 Juli 2012)

1.7 PrognosisQuo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonam

1.8 Follow Up

Tanggal

SLuka terasa perih dan panas

O: Keadaan umumKesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Tampak sakit sedangCompos mentis-80x/menit26x/menit-

ALuka bakar derajat II 76,5%

P

Diet TKTPIVFD RL gtt XX/menit (makro)Inj. Cefotaxime 2x1 grInj. Ketorolac 3x1 ampInj. Ranitidine 2x 1 gr

Tanggal

SLuka terasa perih dan panasTimbul benjolan berisi air pada punggung tangan, pergelangan telapak kaki

O: Keadaan umumKesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Tampak sakit sedangCompos mentis-80x/menit20x/menit-Bula-bula (+) pada punggung tangan dan pergelangan kaki

ALuka bakar derajat II 76,5%

P

Diet TKTPIVFD RL gtt XX/menit (makro)Inj. Cefotaxime 2x1 grInj. Ketorolac 3x1 ampInj. Ranitidine 2x 1 gr

Tanggal

SLuka terasa perih dan panasNyeri pada saat BAK

O: Keadaan umumKesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Tampak sakit sedangCompos mentis-80x/menit26x/menit-Bula-bula (+) pada punggung tangan dan pergelangan kaki

ALuka bakar derajat II 76,5%

P

Diet TKTPIVFD RL gtt XX/menit (makro)Inj. Cefotaxime 2x1 grInj. Ketorolac 3x1 ampInj. Ranitidine 2x 1 gr Lepas kateter urine

Tanggal

SLuka terasa perih dan panasTidak bisa tidur karena merasa panasa dan perih pada lukaNyeri BAK (+)

O: Keadaan umumKesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Tampak sakit sedangCompos mentis-80x/menit26x/menit-Bula-bula (+) pada punggung tangan dan pergelangan kaki

ALuka bakar derajat II 76,5%

P

Diet TKTPIVFD RL gtt XX/menit (makro)Inj. Cefotaxime 2x1 grInj. Ketorolac 3x1 ampInj. Ranitidine 2x 1 gr

Tanggal

SLuka terasa perih dan panas berkurangNyeri BAK (+) berkurang

O: Keadaan umumKesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Tampak sakit sedangCompos mentis-78x/menit22x/menit-

ALuka bakar derajat II 76,5%

P

Diet TKTPIVFD RL gtt XX/menit (makro)Inj. Cefotaxime 2x1 grInj. Ketorolac 3x1 ampInj. As. Traneksamat 3x1 amp Dilakukan debridemen pukul 10.40 WIB

Tanggal

SLuka terasa perih Nyeri BAK (+) berkurang

O: Keadaan umumKesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Tampak sakit sedangCompos mentis-78x/menit20x/menit36,2 o c

A

P

Diet TKTPIVFD RL gtt XX/menit (makro)Inj. Cefotaxime 2x1 grInj. Ketorolac 3x1 ampInj. As. Traneksamat 3x1 amp

Tanggal

SLuka terasa perih dan panasPergelangan tangan dan kaki terasa kakuMuntah (+) sejak semalam 10 kali isi berupa airNafsu makan berkurangNyeri BAK (-)

O: Keadaan umumKesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Tampak sakit sedangCompos mentis-80x/menit26x/menit36,0 o c

ALuka bakar derajat II 76,5%

P

Diet TKTPIVFD RL gtt XX/menit (makro)Inj. Cefotaxime 2x1 grInj. Ketorolac 3x1 ampLepas infus pukul 08.50 WIB

Tanggal26 Juli 2012

SLuka terasa perih dan panasNafsu makan berkurangMual (+)

O: Keadaan umumKesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Tampak sakit sedangCompos mentis-82x/menit20x/menit36,2 o c

ALuka bakar derajat II 76,5%

P

Diet TKTPCifrofloxacin 2x 500 mgAsam mefenamat 3x 500 mg

Tanggal

SLuka terasa perih dan panasTidak bisa tidurNafsu makan berkurangMual (+)Badan terasa panas dan menggigil semalam

O: Keadaan umumKesadaranTekanan darahNadiPernapasanTemperatur

Tampak sakit sedangCompos mentis-80x/menit26x/menit-

ALuka bakar derajat II 76,5%

P

Diet TKTPCifrofloxacin 2x 500 mgAsam mefenamat 3x 500 mg

LUKA BAKAR AKIBAT BAHAN KIMIA (CHEMICAL BURN)

Definisi. Chemical burn adalah luka bakar pada organ luar maupun organ dalam tubuh yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang merupakan asam kuat atau basa kuat dan zat produksi petroleum. Luka bakar akibat bahan kimia terjadi pada saat tubuh atau kulit terpapar oleh asam atau basa. Bahan kimia ini dapat menimbulkan reaksi terbatas pada kulit, reaksi pada seluruh tubuh ataupun keduanya. Luka bakar alkali lebih berbahaya daripada oleh asam, karena penetrasinya lebih dalam sehingga kerusakan yang ditimbulkan lebih berat. Sedang asam umumnya berefek pada permukaan saja.Klafisikasi bahan kimia :1. Alkalis/BasaHidroksida, soda kaustik, kalium amoniak, litium, barium, kalsium atau bahan bahan pembersih dapat menyebabkan liquefaction necrosis dan denaturasi protein.2. Acids/AsamAsam hidroklorat, asam aksalat, asam sulfat, pembersih kamar mandi atau kolam renang dapat menyebabkan kerusakan coagulation necrosis.3. Organic CompoundsFenol, creosote, petroleum, sebagai desinfektan kimia yang dapat menyebabkankerusakana kutaneus, efek toksis terhadap ginjal dan liver.Zat kimia dapat bersifat oksidator sepert kaporit, kalium permanganate dan asam kromat. Bahan korosif seperti fenol dan fosfor putih juga larutan basa seperti kalium hidroksida dan natrium hidroksida menyebabkan denaturasi protein. Denaturasi akibat penggaraman dapat disebabkan oleh asam formiat, asetat, tanat, flourat, dan klorida. Asam sulfat merusak sel karena bersifat cepat menarik air. Beberapa bahan dapat menyebabkan keracunan sistemik. Asam florida dan oksalat dapat menyebabkan hipokalsemia. Asam tanat, kromat, pikrat dan fosfor dapat merusak hati dan ginjal kalau diabsorpsi tubuh. Lisol dapat menyebabkan methemoglobinemia. Napalm (derivat alumunium naphthenate dan palmitat) saat ini merupakan nama generik yang digunakan untuk semua jenis hidrokarbon yang tebal. Ini termasuk polimer sintetik seperti polyurethane dan poliseter yang mungkin dapt dimodifikasi dengan dicampur alumunium bubuk atau metal carbon. Phosfor putih atau alumunium biasa ditambahkan kepada bom berbahan dasar minyak tanah ini. Bahan-bahan ini jika dibakar akar menghasilkan suhu yang sangat tinggi, dan pada suhu diatas 1000C (1832 F) akan dengan mudah terbakar dengan adanya sifat adesif. Efeknya terhadap tubuh manusia membahayakan, dapat menyebabkan luka bakar yang luas, lebih dari 25% permukaan tubuh. Fosfor dapat menyebabkan trauma yang bersifat toksik, dan bahan-bahan adesif ini sulit dibersihkan.Fosfor yang digunakan dalam peperangan atau industri dapat menyebabkan kematian, walaupun hanya menyebabkan luka bakar seluas 12-15%. Membakar fosfor menyebabkan terjadinya lesi yang bisa meluas sampai seluruh fosfor diserap tubuh. Pasien akan merasa sangat sakit. Luka akan membentuk jaringan nekrotik berwarna kekuningan, berbau seperti bawang putih dan bersinar dalam kondisi gelap. Selain dari luka bakar yang terlihat, fosfor juga mengakibatkan kerusakan ginjal akibat sifat toksiknya. Glomerulonekrotik dan tubulonenkrotik menyababkan oliguria dan mempercepat kematian akibat gagal ginjal. Kerusakan hati juga dapat terjadi. Diduga penyebab dari kerusakan-kerusakan tersebut adalah masuknya inorganik fosfor kedalam peredaran darah. Sebagai terapi yang paling optimal, saat ini digunakan cooper sulphate 0,5%-2%, menghasilkan lapisan cupric phospide diseluruh permukaan. Reaksi ini diharapkan efektif namun juga memliki efek toksik, dengan manifestasi primer perdarahan masif, dan gagal ginjal akut. Mustard gas dapat menghasilkan uap berbahaya yang jika kontak dengan zar cair, bisa menyebabkan terbentuknya bula di kulit, kerusakan mata, dan jika terhisap bisa menyebabkan gangguan saluran nafas. Jika di absorpsi bisa menyebabkan depresi sumsum tulang sekitar 2 minggu setelah terpajan, dan bisa menyebabkan kematian. Kekuatan dari asam dan basa ditentukan oleh skala pH, yang berkisar antara 1-14. Asam kuat biasanya memiliki pH kurang dari 2. Bahan yang mengandung alkali biasanya memiliki pH 11,5 atau lebih untuk dapat melukai kulit. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini.Luka bakar oleh bahan kimia biasanya merupakan kecelakaan, pembunuhan dengan cara ini sangat jarang dilakukan, melemparkan cairan yang bersifat korosif seperti cairan asam pada korban lebih sering dimaksudkan untuk melukai dibandingkan untuk membunuh korban. Bunuh diri dengan menggunakan asam maupun basa kuat sangat jarang dilakukan saat ini tetapi ditemukan di negara-negara miskin.Tanda dan gejala. Tanda dan gejala dari luka bakar akibat bahan-bahan kimia, tergantung pada beberapa faktor termasuk : pH Konsentrasi Durasi Bentuk fisik dari bahan (padat, cair atau gas) Lokasi (mata, kulit, mukosa) Tertelan atau terhirupAsam dengan pH kurang dari 2 mempercepat proses nekrosis koagulasi yang disebabkan oleh protein. Luka bakar tampak dengan batas jelas, kering dan kasar, dengan warna luka tergantung dari bahan asam. Asam nitrat menyebabkan warna luka coklat kekuningan, asam sulfat (vitriol) berwarna coklat kehijauan, hidroklorin berwarna putih hingga abu-abu dan asam karbol (fenol atau lisol) menyebabkan warna luka abu-abu sampai coklat terang.Alkali dengan pH 11,5 atau lebih menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih luas dibandingkan dengan asam karena sifatnya yang mencairkan jaringan yang nekrosis, yang menyebabkan alkali dapat berpenetrasi lebih dalam. Alkali, seperti sodium hidroksida (soda atau sabun) dan amonium hidroksida, menimbulkan luka berwarna coklat keabu-abuan.Substansi alkalin dalam bentuk padat yang tertelan menampilkan keuntungan dari faktor ini. Bahan padat ini akan tinggal dalam lambung dalam waktu yang lama, hal ini akan menghasilkan luka bakar yang berat. Faktor lain yang penting adalah bentuk lain dari substansi asam dan basa yang menghasilkan panas ketika mereka terdilusi, hal ini tidak hanya menyebabkan luka bakar akibat bahan-bahan kimia tetapi juga luka bakar akibat suhu.Beberapa tanda dan gejala dari luka bakar akibat bahan kimia termasuk : Pada daerah yang terkena akan terasa panas, terjadi iritasi serta kemerahan. Nyeri dan terasa baal. Pembentukan jaringan kulit mati yang berwarna hitam (eschar) - ini sebagian terjadi akibat luka bakar yang diakibatkan oleh bahan asam yang menghasilkan neksrosis koagulasi dengan jalan denaturasi protein. Luka bakar akibat alkali menghasilkan luka bakar yang dalam pada jaringan akibat produksi dari pengenceran jaringan nekrosis yang melibatkan denaturasi protein dan juga saponifikasi jaringan lemak. Gangguan penglihatan atau kebutaan total terjadi bila bahan kimia masuk ke dalam mata.Pada kasus luka bakar akibat bahan-bahan kimia yang berat dimana bahan tersebut tertelan, terhirup atau terabsorbsi ke dalam pembuluh darah, gejala sistemik yang dapat timbul antara lain : Batuk atau sesak napas. Penurunan tekanan darah. Pusing, lemas sampai pingsan. Nyeri kepala. Kejang otot. Henti jantung atau aritmia.

Tatalaksana. Prinsip utama dalam pengobatan adalah cepat menetralisasi kadar zat kimia dengan pemberian banyak air atau pemberian antidotum spesifik jika memungkinkan. Jaringan kulit yang hilang diatasi dengan debridement segera dan skin grafting jika diperlukan. Efek samping yang mungkin timbul selama proses penyambuhan adalah kontraktur dan kelainan pigmentasi.Meskipun pengobatan memiliki peran yang terbatas pada kebanyakan kasus luka bakar oleh bahan kimia, antibiotik topikal, kalsium dan magnesium masih tetap digunakan. Setelah dekontaminasi pemberian cairan intravena dan terapi narkotik diperlukan.Antibiotic. Silvadene digunakan pada luka bakar pada kulit dan berguna untuk mencegah infeksi pada luka bakar derajat dua dan tiga. Ini harus diberikan pada luka satu sampai dua kali sehari dan membersihkan sisa obat sebelumnya sebelum memberikan yang baru. Erytromisin oinmen (bacitracin) digunakan untuk mencegah infeksi akibat luka bakar pada mata.Analgetik. Morfin, acetaminophen diberikan untuk mengatasi nyeri dan bias digunakan untuk memberikan efek sedasi yang menguntungkan pada pasien yang menderita luka bakar pada mata.Nonsteroid Anti-inflammatory Agents. Advil, Motrin Ansaid, Naprosyn dan anaprox adalah golangan anti-inflamasi yang digunakan untuk pasien dengan nyeri ringan sampai sedang.