Portofolio Andy.doc
-
Upload
andy-wijaya -
Category
Documents
-
view
220 -
download
5
Transcript of Portofolio Andy.doc
BORANG PORTOFOLIO
Nama Peserta : dr. Andy
Nama Wahana : RSUD DOK II JAYAPURA
Topik : Sindroma Koroner Akut (SKA)
Tanggal (kasus) : 13 Agustus 2015 Presenter :
Tanggal presentasi : Pendamping : dr. Neveron Warti
Tempat presentasi :
Obyektif presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Pasien Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Pasien, laki-laki, 64 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada yang dikeluhkan ± 2 jam SMRS ketika
os sedang berkebun, nyeri tidak berkurang dengan istirahat. Nyeri tidak menjalar ke punggung dan
hanya dirasakan di sekitar dada dan ulu hati, leher, bahu, lengan kiri, rahang bawah. Riwayat
keluhan yang sama sebelumnya disangkal, karena sakitnya itu pasien berobat ke RSUD.
Tujuan:
Mampu mengenali kegawatdaruratan dan manajemen pasien dengan nyeri dada dan dugaan
sindrom koroner akut
Bahan Bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos
Data Pasien
Nama
No. RM
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Tanggal masuk RS
Tn. E.R
397421
64 tahun
Laki-laki
Jalan Klufkamp
Pensiunan
13 Agustus 2015 pukul 10.00 WIT
1
Data utama untuk bahan diskusi1 Diagnosis / gambaran klinis
Pasien dibawa ke UGD oleh keluarga
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada yang dikeluhkan ± 2 jam SMRS ketika os
sedang berkebun, nyeri tidak berkurang dengan istirahat. Nyeri tidak menjalar ke
punggung dan hanya dirasakan di sekitar dada dan ulu hati, leher, bahu, lengan kiri,
rahang bawah. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal, karena sakitnya itu
pasien berobat ke RSUD.
Diagnosis: Angina Pektoris tidak stabil suspek Infark Miokard Akut
Gambaran Klinis:
Pasien sadar, tampak sesak dan kesakitan serta mengeluarkan keringat dingin
Kesadaran: GCS = E4 M6 V5 = 15, Compos Mentis
Tanda vital
o TD : 140/90 mmHg
o Nadi : 90 kali/menit, reguler, kuat, isi cukup
o Pernafasan : 28 kali/menit, reguler, dalam
o Suhu : 36.7°C
Status Generalis
o Kepala : Bentuk dan ukuran (normal) , conj. Anemis -/-,sklera ikterik -/-
o Leher : KGB tidak teraba membesar, JVP tak meningkat
o Thorax : Bentuk dan gerak simetris, Pulmo: VBS Ki = ka, Rh -/-, Wh -/-,
o Cor : Bunyi Jantung I dan II reguler, murmur (-)
o Abdomen : Datar, lembut, BU + N, timpani +, Hepar dan Lien tidak teraba membesar
o Ektremitas : akral hangat, CRT <2 detik
2 Riwayat pengobatan
Pasien pernah mengalami keluhan nyeri dada sebelumnya saat beraktifitas, namun keluhan
membaik setelah istirahat, sehingga pasien tidak mencari pengobatan
3 Riwayat kesehatan / penyakit
Riwayat hipertensi (+), pasien tidak berobat teratur. Riwayat penyakit diabetes, alergi disangkal.
4 Riwayat keluarga
2
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.
5 Riwayat pekerjaan
Pasien adalah pensiunan
6 Kondisi lingkungan sosial dan fisik
Riwayat merokok (+), Diet tinggi lemak (+)
7 Pemeriksaan laboratorium dan tambahan yang ada
- Pukul 10.17 WIT EKG ST Elevasi di II, III, AVF, V5,V6
- Pukul 10.35 WIT GDS 177
8 Follow up
Penatalaksanaan
- Pasang monitor
- Oksigen
- Nitrogliserin (NTG)
- Morfin, 2-4mg, dapat diulang dgn interval 5-15 menit
- Aspirin 160 – 320 mg
- Clopidogrel (anti agregasi platelet) dosis pertama 300 mg
Catatan keperawatan
- Pukul 10.17 WIT EKG ST Elevasi di II, III, AVF,V5,V6
- Pukul 10.35 WIT -> GDS 177
- Pukul 10.40 WIT :
O2 3 L/mnt
ISDN 5 mg SL
Aspilet 80 mg (4)
Clopidogrel 300 mg
Infus RL 20 Tpm
- Pukul 12.00 WIT
S : nyeri
T: 110/70 mmHg, ISDN 5 mg SL
- Pukul 12.30 WIT, Konsul dr. Darti Sp. JP, advis via telepon :
Injeksi Fondaparinux (2,5 mg) SC
3
Lab RSUD,
Pukul 13.19 WIB
• Hemoglobin : 12,8 g/dl
• Leukosit : 8.200/mm3
• Hematokrit : 40.4 %
• Trombosit : 261.000/mm3
Pukul 14.50 WIB
• 14.06 : Ureum = 41 (15 – 50), kreatinin 1,28 (0,7 – 1,2)
• Diagnosis Infark Miokardium Akut S-T Elevasi
Ro Thorax, CTR > 50 %
Kesan : Pembesaran Jantung
Daftar Pustaka
1. Sudoyo AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed 5. Jakarta: Interna Publishing, 2014.
2. Fauci AS, et al. Harrison’s manual of medicine. 17th ed. Singapore: The McGraw-Hill
Companies, 2011.
3. Pedoman ACLS (Advanced Cardiac Life Support) PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia), 2013.
Hasil Pembelajaran
1 Mengenali gejala dan diferensiasi pasien dengan suspek angina pektoris, khususnya Infark
Miokard Akut
2 Mengetahui prinsip tatalaksana kegawatdaruratan pada kasus sindoma koroner akut
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1 Subyektif
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada yang dikeluhkan ketika os sedang berkebun, nyeri
tidak berkurang dengan istirahat. Nyeri tidak menjalar ke punggung dan hanya dirasakan
disekitar dada dan ulu hati, leher, bahu, lengan kiri, rahang bawah. Riwayat keluhan yang
4
sama sebelumnya disangkal.
2 Obyektif
Pemeriksaan Fisik
Pasien kompos mentis (GCS 15), tampak sesak dan kesakitan serta mengeluarkan
keringat dingin.
Pada pemeriksaan tanda vital, ditemukan tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 140/90,
Nadi : 88x/menit, Pernapasan: 28 x/menit, Suhu: 36.8 C
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 ke bagian
distal terhambat, sel otot jantung bagian distal mengalami hipoksia, iskhemik bahkan infark,
kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi
teroduksi secara total dan menjadi berwarna biru gelap, dinding arteri menjadi permeable,
terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati.
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk melakukan
metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga menghasilkan asam laktat dan juga
merangsang pengeluaran zat-zat iritatif lainnya seperti histamin, kinin, atau enzim proteolitik
seluler merangsang ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri dihantarkan
melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke thalamus, korteks serebri, serat
saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri.
Perangsangan syaraf simpatis yang berlebihan akan menyebabkan :
Meningkatkan kerja jantung dengan menstimulasi SA Node sehingga menghasilkan
frekuensi denyut jantung meningkat.
Merangsang kelenjar keringat sehingga ekskresi keringat berlebihan.
Menekan kerja parasimpatis, sehingga gerakan peristaltik menurun, akumulasi cairan di
saluran pencernaan, rasa penuh di lambung, sehingga merangsang rasa mual / muntah.
Vasokonstriksi pembuluh darah perifer, sehingga aliran balik darah vena ke atrium
kanan meningkat, dan akhirnya tekanan darah meningkat.
Pemeriksaan Penunjang
Pada EKG ditemukan ST elevasi di lead II, III, AVF, V5, V6
Infark Miokardium Akut akan berakibat pada lisisnya sel miokardium yang berakibat
keluarnya enzim otot jantung ke dalam sirkulasi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
kadar kreatinin (non spesifik jantung).
3 Assesment
5
Diagnosis
SIndroma Koroner Akut definitif, bila ditemukan 2 dari 3 tanda berikut :
1. Nyeri dada tipikal angina
2. EKG dengan gambaran elevasi yang diagnostik untuk STEACS, depresi ST atau inversi T
yang diagnostik untuk NSTEACS
3. Peningkatan Marker Jantung ( Troponin I & T, CKMB)
4 Plan
Pengobatan
a. Pada pasien, yang pertama kali harus dilakukan ialah mengamankan Airway dan
Breathing. Kontrol jalan napas dan oksigenasi adekuat sangat diperlukan pada infark
miokardium.
b. Setelah mengamankan Airway dan Breathing, perlu diperhatikan sirkulasi pasien. Pada
infark miokardium dapat terjadi syok kardiogenik yang membahayakan jiwa seperti henti
jantung.
c. Pemberian isosorbid dinitrat, clopidogrel, aspilet, sesegera mungkin. Hal ini dapat
memperbaiki reperfusi dini jantung.
d. Pemberian Antikoagulan (misalnya fondaparinux),bisa diberikan untuk terapi tambahan
bila tersedia.
Pendidikan
a. Gejala pada infark miokardium dapat singkat dan terjadi jangka pendek namun
menimbulkan komplikasi yang cukup serius sehingga diperlukan perhatian terhadap
infark miokardium akut.
b. Petugas kesehatan yang menangani harus bekerja dengan tepat dan cepat sehingga perlu
untuk mengefisiensikan tenaga, waktu, dan kerjasama sesama tim penolong.
Konsultasi
a. Spesialis Jantung dan pembuluh darah
b. Spesialis penyakit dalam
c. Spesialis emergency, spesialis anestesi dan terapi intensif
6
Jayapura, 28 September 2015
Peserta Pendamping
dr. Andy dr. Neveron Warti
7