Portofolio Addison Disease

download Portofolio Addison Disease

of 10

Transcript of Portofolio Addison Disease

  • 7/28/2019 Portofolio Addison Disease

    1/10

    dr. Acitta Raras Wimala

    Portofolio Kasus 3

    SUBJEKTIF

    Tn. A, 63th, datang ke RSUD dengan keluhan lemas yang memburuk sejak 2 minggu

    terakhir. Os juga mengeluh tidak nafsu makan, berat badan Os turun 5 kg sejak 1 bulan yang

    lalu. Adanya mual ataupun muntah disangkal. Os mengaku lancar BAB, BAK tidak ada

    keluhan.

    Os didiagnosis menderita sakit TBC 2 minggu yang lalu dan mulai meminum obat

    paket sejak 2 minggu yang lalu. Sebelumnya Os memiliki kebiasaan mengkonsumsi pil DK

    (dexamethasone) setiap hari untuk menambah tenaga selama 16 tahun terakhir, namun sejak

    sakit dan meminum obat paket, Os tidak minum pil DK lagi.

    Os mengaku tidak memiliki riwayat darah tinggi maupun kencing manis sebelumnya.

    Os jugabelum pernah merasa seperti ini sebelumnya.

    OBJEKTIF

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tanda Vital

    Tekanan Darah : 60/40 mmHg

    Nadi : lemah, tidak teraba

    Suhu : 36.6C

    Pernapasan : 24x/menit

    Kepala : normocephali, distribusi rambut merata

    Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

    Leher : tidak terdapat pembesaran KGB, JVP 52

    1

  • 7/28/2019 Portofolio Addison Disease

    2/10

    Thorax

    Inspeksi : bentuk simetris, gerak nafas simetris, tidak tampak efluoresensi,

    tidak tampak spider nevi

    Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, batas jantung dalam batas normal

    Palpasi : vocal fremitus simetris pada kedua lapang paru

    Auskultasi : Jantung : BJ I-II reguler, murmur(-), gallop(-)

    Paru : suara nafas vesikuler, Rh -/+, Wh /-

    Abdomen

    Inspeksi : datar

    Auskultasi : bising usus (+) normal

    Palpasi : turgor baik, hepar dan lien tidak teraba membesr

    Perkusi : tympani pada seluruh lapang abdomen, shifting dullness (-)

    Ekstremitas

    Atas : akral hangat, oedem -/-, hiperpigmentasi (+)

    Bawah : akral hangat, oedem -/-

    HASIL LABORATORIUM

    Hemoglobin 10 mg/dL

    Hematokrit 32%

    Leukosit 7100 l

    Trombosit 312.000 l

    GDS 64 mg/dL

    2

  • 7/28/2019 Portofolio Addison Disease

    3/10

    ASSESMENT

    TB paru on OAT bulan I

    Krisis Adddison

    Penyakit Addison merupakan suatu kondisi berkurangnya sintesis hormon

    kortisol yang diakibatkan oleh gangguan fungsi pada korteks adrenal, pada beberapa

    kasus sintesis hormon aldosteron juga terganggu.

    Fisiologi hormone korteks adrenal

    a. Kortisol (glukokortikoid)

    Hormon ini diproduksi oleh kelenjar adrenal, yang mempengaruhi

    hampir setiap organ dan jaringan dalam tubuh. Fungsi dari hormon ini yang

    terpenting adalah membantu tubuh merespon stress. Selain itu, kortisol

    berfungsi: membantu mempertahankan tekanan darah dan fungsi jantung,

    membantu memperlambat respon peradangan sistim imun, membantu

    menyeimbangkan efek-efek dari insulin dalam mengurai gula untuk energy,

    dan membantu mengatur metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak

    Pengaturan Kortisol

    Seperti banyak hormon-hormon lain, Kortisol diatur oleh

    hypothalamus dan kelenjar pituitary. Hypothalamus mengeluarkan CRH

    (Corticotorphin Releasing Hormon) ke kelenjar pituitary. Pituitary

    merespon dengan mengeluarkan ACTH (adrenocorticotropin), hormon yang

    menstimulasi kelenjar adrenal untuk menghasilkan Kortisol. Setelah produksi

    Kortisol cukup, terjadi umpan balik ke pituitary untuk mengurangi sekresi

    ACTH.

    b. Aldosteron (mineralocorticoids)

    Aldosterone membantu mempertahankan tekanan darah dan keseimbangan air

    dan garam dalam tubuh dengan membantu ginjal menahan Natrium danmengeluarkan Kalium. Ketika produksi aldosterone rendah, ginjal tidak

    3

  • 7/28/2019 Portofolio Addison Disease

    4/10

    mampu mengatur keseimbangan garam dan air, menyebabkan volume darah

    dan tekanan darah turun.

    Etiologi dan Patogenesis

    Secara umum, penyebab penyakit Addison dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

    1. Insufisiensi adrenocortical primer

    Pada insufiensi adrenocortical primer, gangguan terletak pada adrenal sendiri.

    Yang disebabkan oleh:

    - Imunologi

    Disebabkan oleh kerusakan perlahan dari korteks adrenal, lapisan luar dari

    kelenjar adrenal oleh sistim imun tubuh sendiri. Sekitar 70 % kasus penyakit

    Addison disebabkan oleh kelainan autoimun dengan membuat antibodi yang

    menyerang jaringan atau organ tubuh secara perlahan. System imun ini bagian

    dari PGA (polyglandular autoimun), yang berkaitan dengan defisiensi

    polyendocrine :

    o PGA type I

    Disebabkan karena defeks pada T cell-mediated yang diturunkan

    secara autosomal resesif. Terjadi pada masa anak-anak, biasanya

    diikuti oleh hipoparatiroid, distrofi gigi dan kuku, hipogonadism,

    anemia pernisiosa, dan hepatitis kronik aktif.

    o PGA type II

    Disebabkan oleh autoimun yang berhubungan dengan HLA tanpa

    hipoparatiroid, berkaitan dengan autoimun dari tiroid. Terjadi pada

    dewasa muda yang ditandai dengan hipotiroid, hipogonadism, diabetes

    mellitus tipe 1, hipopigmentasi, dan vitiligo. Kombinasi dari penyakit

    Addison dan hipotiroidism disebut Schmidts syndrome.

    4

  • 7/28/2019 Portofolio Addison Disease

    5/10

    Insufisiensi adrenal terjadi ketika 90 persen dari korteks telah dihancurkan.

    Akibatnya, hormon glucocorticoid (cortisol) dan mineralocorticoid

    (aldosterone) kekurangan.

    - Tuberculosis (TB),

    Infeksi ini dapat menghancurkan kelenjar adrenal, bertanggung jawab

    terhadap 20 % kasus insufisiensi adrenal primer di negara berkembang.

    Insufisiensi adrenal diidentifikasi pertama kali oleh Dr. Thomas Addison pada

    tahun 1849, TB ditemukan pada otopsi pada 70 90 % dari kasus penyakit

    addison.

    - Sebab lain

    o infeksi kronis, terutama jamur.

    o sel-sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh lain ke kelenjar

    adrenal.

    o Amyloidosis, penumpukan protein diberbagai organ.

    o pengangkatan kelenjar-kelenjar adrenal secara operasi

    2. Insufisiensi adrenocortical sekunder

    Pada Insufisiensi adrecocortical sekunder, gangguan terjadi di luar ginjal,

    biasanya karena defisiensi ACTH. Tanpa ACTH yang menstimulasi adrenal,

    produksi cortisol dari kelenjar adrenal turun, namun bukan aldosterone. Bentuk

    sementara dari insufisiensi adrenal sekunder terjadi ketika sedang menerima

    hormon glucocorticoid seperti prednisone untuk waktu yang lama, secara tiba-tibaberhenti atau memotong mengkonsumsi obat. Hormon glucocorticoid yang

    terdapat pada prednisone menghalangi pelepasan corticotropin-releasing

    hormone (CRH), akibatnya pituitary tidak distimulasi untuk melepaskan ACTH,

    dan adrenal gagal mengeluarkan hormon cortisol yang cukup.

    Penyebab lain dari insufisiensi adrenal sekunder adalah operasi pengangkatan

    dari tumor jinak dari kelenjar pituitary yang memproduksi ACTH, radiasi tumor

    pituitary, pengangkatan bagian hypothalamus, dan hipoperfusi pada pituitari.

    5

  • 7/28/2019 Portofolio Addison Disease

    6/10

    Manifestasi Klinis

    Biasanya perlahan, ditandai dengan kelelahan yang memburuk/kronis, kelemahan

    otot, kehilangan nafsu makan, dan kehilangan berat badan. Sebagian besar penderita

    juga mengeluh mual, muntah dan diare. Gejala lain yang dapat dialami adalah tekanan

    darah rendah (hipotensi postural) dan hiperpigmentasi kulit. Dari segi psikiatri,

    defisiensi dari hormon ini dapat menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam

    merespon stress yang dapat menyebabkan depresi. Keadaan yang menjadi kegawatan

    adalah terjadinya krisis addisonian, yang ditandai oleh:

    - Nyeri menembus yang tiba-tiba pada punggung bawah, perut, atau kaki-kaki

    - Muntah dan diare yang berat

    - Dehidrasi berat

    - Tekanan darah rendah

    Pemeriksaan dan Diagnosis

    Pemeriksaan yang dianjurkan untuk menegakkan diagnosis penyakit Addison melalui

    pemeriksaan laboratorium, yaitu:

    - Hematologi dapat di jumpai neutropenia, limfositosis, dan hemoglobin turun.

    - Pemeriksaan Khusus

    o Tes Stimulasi ACTH

    Merupakan tes yang paling spesifik untuk mendiagnosis penyakit Addison.

    Pada tes ini, cortisol darah, cortisol urin, atau kedua-duanya diukur

    sebelum dan setelah bentuk sintetik dari ACTH diberikan dengan suntikan.

    Pada tes ACTH yang disebut pendek atau cepat, pengukuran cortisol

    dalam darah diulang 30 sampai 60 menit setelah suntikan ACTH secara

    intravena. Respon normal setelah suntikan ACTH adalah kenaikan tingkat-

    tingkat cortisol dalam darah dan urin. Pasien dengan insufisiensi adrenal

    merespon dengan kenaikan plasma kortikoid < 10 Ug/100 ml, sedangkan

    6

    http://www.totalkesehatananda.com/hipotensi1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/hipotensi1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/hipotensi1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/hipotensi1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/hipotensi1.html
  • 7/28/2019 Portofolio Addison Disease

    7/10

    pada urine setelah 8 jam tidak terdapat kenaikan 17-hidroksikortikoid atau

    kenaikan kurang dari 8 Ug/100 ml.

    o Tes Stimulasi CRH

    Ketika respon pada tes ACTH adalah abnormal, tes stimulasi CRH

    diperlukan untuk menentukan penyebab dari insufisiensi adrenal. Pada tes

    ini, CRH sintetik disuntikan secara intravena dan cortisol darah diukur

    sebelum dan 30, 60, 90, dan 120 menit setelah suntikan. Pasien dengan

    insufisiensi adrenal primer mempunyai ACTH yang tinggi namun tidak

    mempunyai respon terhadap produksi cortisol. Pasien dengan insufisiensi

    adrenal sekunder mempunyai respon terhadap kekurangan kortisol namun

    tidak ada atau terlambatnya ACTH yang menstimulus produksi kortisol.

    Tidak adanya respon ACTH menunjukkan pituitary sebagai penyebabnya;

    terlambatnya respon ACTH menunjukkan hypothalamus sebagai

    penyebabnya.

    Pemeriksaan lain

    Saat diagnosis insufisiensi adrenal primer telah ditegakkan, pemeriksaan BNO

    abdomen dapat dilakukan untuk mengetahui adanya endapan kalsium. Endapan

    kalsium mungkin mengindikasikan TB. Tes kulit tuberculin juga mungkin digunakan.

    Jika Insufisiensi adrenal sekunder adalah penyebabnya, Dapat dilakukan CT scan

    untuk mengetahui keadaan hypothalamus dan pituitary.

    II. Penatalaksanaan

    Non-Medika Mentosa

    Sesuai dengan keluhan dan penyakit dasarnya yang terjadi.

    Medika Mentosa

    Hydrocortisone

    Merupakan drug of choice dalam terapi hormon. Dosis yang dianjurkanberkisar 15 25 mg, di berikan 2 kali sehari.

    7

  • 7/28/2019 Portofolio Addison Disease

    8/10

    Prednisolone

    Beberapa pasien memberikan respon yang baik terhadap 2-3 mg predisolone,

    yang diberikan 2 kali sehari.

    Fludrocortisone acetate (Florinef)

    Mempunyai efek yang baik dalam menahan natrium. Dosis yang di anjurkan

    0.05 0.3 mg peroral/hari. Pada hipotensi postural, hiponatremia dan

    hiperkalemia dosisnya ditingkatkan. Begitu juga dengan pasien dengan gejala

    kelelahan dan peningkatan plasma renin. Pada pasien dengan hipokalemia dan

    hipertensi, dosisnya diturunkan.

    DHEA (Dehydroepiandrosteron)

    Merupakan precursor hormone sex, dapat diberikan pada wanita yang

    mengalami insufisiensi adrenal, dengan dosis 50 mg peroral/hari diyakini

    dapat meningkatkan mood dan sexualitas.

    Pasien yang menerima terapi penggantian aldosteron disarankan untuk

    meningkatkan pemasukkan garam mereka. Dosis dari setiap obat disesuaikan

    kepentingan dan keadaan pasien.

    Pada Krisis addisonian, dengan tekanan darah rendah, glukosa darah yang

    rendah, dan kadar kalium yang tinggi dapat mengancam nyawa. Terapi standar

    melibatkan pemberian hydrocortisone IV, saline (air garam), dan dextrose.

    Ketika pasien sudah dapat mengkonsumsi cairan dan obat-obatan secara oral,

    jumlah hydrocortisone dikurangi hingga dosis pemeliharaan tercapai. Jika

    aldosterone tak mencukupi, terapi pemeliharaan juga memasukkan dosis oral

    dari fludrocortisone acetate.

    Komplikasi

    8

  • 7/28/2019 Portofolio Addison Disease

    9/10

    Komplikasi dari penyakit Addison berkaitan dengan penyakit dasarnya. Pada kasus

    yang tidak ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan krisis addisonian, yang

    ditandai dengan penurunan tekanan darah, penurunan glukosa darah, dan peningkatan

    kalium.

    Pada pasien ini, terdapat gejala lemas yang memberat sejak penghentian konsumsi

    pil DK secara mendadak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah yang sangat

    rendah yang dapat menggambarkan keadaan syok pada pasien, hiperpigmentasi pada

    ekstrimitas atas dan dari hasil labratorium juga didapatkan kadar gula darah yang rendah.

    Hal-hal diatas dapat menunjang diagnosis Krisis Addison.

    PLAN

    - IVFD RL 25 tpm

    - Dopamine dimulai dari 20mcg/menit

    - Dexamethasone 2 x 1 ampul IV

    - OAT dilanjtkan

    Prognosis Quo ad Vitam : ad bonam

    Quo ad fungtionam : ad bonam

    Quo ad sanationam : dubia ad bonam

    9

  • 7/28/2019 Portofolio Addison Disease

    10/10

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Addison T. On the Constitutional and Local Effects of Disease

    of the Supra-renal Capsules. London, UK: Samuel Highley; 1855.

    2. Hemminki K, Li X, Sundquist J, et al. Subsequent autoimmune

    or related disease in asthma patients: clustering of diseases or medical care?. Ann

    Epidemiol. Mar 2010;20(3):217-22. [Medline].

    3. White K, Arlt W. Adrenal crisis in treated Addison's disease: a

    predictable but under-managed event. Eur J Endocrinol. Jan 2010;162(1):115-20.

    [Medline].

    4. Kyriazopoulou V. Glucocorticoid replacement therapy in

    patients with Addison's disease. Expert Opin Pharmacother. Apr 2007;8(6):725-9.

    [Medline].

    5. Bergthorsdottir R, Leonsson-Zachrisson M, Oden A, et al.

    Premature mortality in patients with Addison's disease: a population-based study. J Clin

    Endocrinol Metab. Dec 2006;91(12):4849-53. [Medline]. [Full Text].

    6. Barnett AH, Espiner EA, Donald RA. Patients presenting with

    Addison's disease need not be pigmented. Postgrad Med J. Nov 1982;58(685):690-2.

    [Medline].

    7. McBrien DJ. Steatorrhea in Addison's disease. Lancet.

    1963;Vol I:25-6.

    8. Van Dellen RG, Purnell DC. Hyperkalemic paralysis in

    Addison's disease. Mayo Clin Proc. Dec 1969;44(12):904-14.

    10