POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

15
Pelaksanaan Politik Pintu Terbuka Indriati Pratiwi (12) Pintoko Aji (22) Rafi Ratna Sari (25) Yutta Nandiyaputri (30)

description

sejarah xi ipa semester 1

Transcript of POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Page 1: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Pelaksanaan Politik Pintu Terbuka

Indriati Pratiwi (12)Pintoko Aji (22)

Rafi Ratna Sari (25)Yutta Nandiyaputri (30)

Page 2: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Pengertian

Pengertian politik pintu terbuka mengacu pada pelaksanaan politik kolonial liberal di Indonesia, di mana golongan liberal Belanda berpendapat bahwa kegiatan ekonomi di Indonesia harus ditangani oleh pihak swasta, sementara pemerintah cukup berperan mengawasi saja

Page 3: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Latar Belakang Adanya Sistem Politik Pintu Terbuka

1. Pelaksanaan system tanam paksa telah menimbulkan penderitaan rakyat Pribumi.

2. Berkembangnya paham liberalisme sebagai akibat dari Revolusi Perancis dan Revolusi Industri.

3. Kemenangan partai Liberal dalam Parlemen Belanda yang mendesak Pemerintah Belanda menerapkan system Ekonomi Liberal di Negeri Jajahannya ( Indonesia ).

4. Adanya Traktat Sumatera pada tahun 1871 yang memberikan kebebasan dari Belanda untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh.

Page 4: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Landasan Sistem Politik Pintu Terbuka

• Peraturan tentang pembendaharaan Negara India-Belanda. (1867)

• UU Agraria (1870)• Undang-undang Gula ( Suiker Wet ) • Agrische Beskuit yang mengatur lebih

rinci tentang Agraria. (1870)

Page 5: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Peraturan tentang pembendaharaan Negara India-Belanda

• berisi tentang perbendaharaan Negara Hindia Belanda yang menyebutkan bahwa dalam menentukan anggaran belanja Hindia Belanda harus ditetapkan dengan undang-undang yang disetujui oleh Parlemen Belanda.

Page 6: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

UU Agraria (1870)

• tanah Indonesia dibedakan menjadi dua macam, yaitu : tanah rakyat dan tanah pemerintah.

• tanah rakyat dibedakan atas: tanah milik yang sifatnya bebas dan tanah untuk keperluan penduduk desa yang sifatnya bebas.

• tanah pemerintah adalah tanah yang bukan milik rakyat, yang dapat dijual atau disewakan untuk dijadikan perkebunan.

• Pasal 1 : Gubernur jenderal tidak boleh menjual tanah.• Pasal 2 : Gubernur jenderal boleh menyewakan tanah

menurut peraturan undang undang.• Pasal 3 : Dengan peraturan undang-undang akan diberikan

tanah-tanah dengan hak erfpacht yaitu hak pengusaha untuk dapat menyewa tanah dari gubernemen paling lama 75 tahun, dan seterusnya.

Page 7: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

UU Gula (Suiker Wet)

• Perusahaan-perusahaan gula milik pemerintah akan dihapus secara bertahap

• Pada tahun 1891 semua perusahaan gula milik pemerintah harus sudah diambil alih oleh swasta.

• sewa hanya dapat dilakukan antara satu sampai dua tahun.

• uang sewa sebesar hasil dari satu kali panen petani, kalau tanah itu dikerjakan oleh petani.

• investor asing wajib mengadakan perjanjian langsung atau kontrak dengan petani.

Page 8: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Agrarische Besluit (1870)

ditetapkan oleh Raja Belanda dan mengatur hal-hal yang lebih rinci, khususnya tentang hak kepemilikan tanah dan jenis-jenis hak penyewaan tanah oleh pihak swasta.

Page 9: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Perkembangan Perdagangan• kaum liberal eropa mulai menanamkan modalnya di

Indonesia sehingga perkebunan perkebunan swasta muncul di indonesia, contoh perusahaan

• Usaha – usaha perkebunan swasta ini mengalami perkembangan yang sangat pesat antara tahun 1870 – 1885

• Ditunjang dengan adanya pemakian mesin – mesin pengolahan yang modern serta pembukaan Terusan Suez pada tahun 1869.

• Untuk melancarkan perkembangan produksi tanaman ekspor tersebut, maka pemerintah hindia – Belanda membangun sarana – sarana penunjang seperti: waduk, saluran irigasi, jalan raya, jalan kereta api, dan dermaga pelabuhan dengan sistem kerja rodi

Page 10: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

• Setelah tahun 1885, harga gula dan kopi jatuh• Sedangkan di Sumatra perkebunan mengalami

kesulitan dalam hal tenaga kerja• Pemerintah Belanda mengeluarkan undang –

undang “koelie ordonantie” karena perlakuaan pengawasan terhadap buruh sangat kasar,maka banyak buruh yang melarikan diri dari perkebunan

• Untuk pekerja-pekerja perkebunan yang melanggar ketentuan- ketentuan kontrak kerja akan dikenai “Poenale Sanctie.”

• ketentuan Poenale Sanctie adalah; pekerja-pekerja yang melarikan diri dari perkebunan-perkebunan Sumatera Timur dapat ditangkap oleh polisi dan dibawa kembali ke perkebunan dengan kekerasan jika mereka mengadakan perlawanan

Page 11: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Dampak dari Politik Pintu Terbuka

• Bagi Belanda Memberikan keuntungan yang sangat besar

kepada kaum swasta Belanda dan pemerintah kolonial Belanda.

Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke negeri Belanda.

Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.

Page 12: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Dampak dari Politik Pintu Terbuka

• Bagi Indonesia Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk.Adanya krisis perkebunan.Menurunnya konsumsi bahan makanan sementara

pertumbuhan penduduk di Jawa pesatMenurunnya usaha kerajinan rakyat karena kalah

bersaing dengan barang impor dari EropaPengangkutan dengan gerobak menurun

penghasilannya karena adanya pengangkutan dengan kereta api

Rakyat menderita karena masih menerapkan kerja rodi dan

Page 13: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Pertanyaan

• 24 dampak dari politik liberal bagi masa kini?

• 16 dampak revolusi prancis dan revolusi industri bagi perkembangan politik liberal?

• 08 contoh jenis jenis hak penyewaan tanah oleh swasta di agrarische besluit?

• 14 dampak pembagian tanah bagi masy.indonesia pada masa tersebut?

• 02 apakah sistem politik pintu terbuka sesuai dengan indonesia masa kini?

Page 14: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA
Page 15: POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA

Berikut ini beberapa perkebunan asing yang muncul:

• 1. Perkebunan tembakau di Deli, Sumatra Utara.

• 2. Perkebunan tebu di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

• 3. Perkebunan kina di Jawa Barat.• 4. Perkebunan karet di Sumatra Timur.• 5. Perkebunan kelapa sawit di Sumatra

Utara.• 6. Perkebunan teh di Jawa Barat dan

Sumatra Utara.