Uaa Terong Belanda
-
Upload
fika-apriani -
Category
Documents
-
view
70 -
download
0
Transcript of Uaa Terong Belanda
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL BUAH TERONG BELANDA (Solanum betaceum
Cav.)
SKRIPSI
OLEH: IRMA L. H. SINAGA
040804062
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL BUAH TERONG BELANDA (Solanum betaceum
Cav.)
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Oleh:
IRMA L. H. SINAGA NIM 040804062
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat serta syukur penulis persembahkan kepada Allah yang
hidup di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat Yang Mulia atas
segala kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi ini yang dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana
Farmasi di Fakultas Farmasi USU Medan.
Ucapan terima kasih tak terhingga buat seorang wanita yang luar biasa
tangguh yang terus berjuang memberi yang terbaik kepada penulis, my lovely
mom Jenny Dermi Gultom. Pernyataan maaf penuh penyesalan juga penulis
sampaikan untuk ayahanda tercinta Alm. Kaman Sinaga, karena tak mampu
penuhi segala mimpi dan harapan yang telah dipercayakan kepada penulis. Juga
ucapan terima kasih buat abang Renhard ( my king dragon), adik Ani (my sweet
honey), adik Beatrich (my sweet princess) dan adik Fransiskus (my youngest
dragon) atas segala doa, dukungan dan kasih sayang kepada penulis sehingga
penulis tetap semangat dan termotivasi dalam menyelesaikan penelitian hingga
penyelesaian skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.
Herawaty Ginting, M.Si., Apt. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah sabar
membimbing dan menghadapi penulis terkhusus selama penelitian juga untuk
waktu yang telah diberikan kepada penulis, dan kepada Bapak Drs. Fathur
Rahman Harun, M.Si., Apt. sebagai Dosen Pembimbing II atas semua waktu dan
bimbingan kepada penulis dan secara khusus penulis berterimakasih karena Anda
telah menggantikan posisi Ayahanda tercinta menjadi inspirasi penulis untuk
menyelesaikan penelitian dan bahkan untuk berprestasi kembali.
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. sebagai Dekan Fakultas
Farmasi, Ibu Dra. Siti Aman, M.Si., Apt. sebagai Dosen Wali beserta
seluruh staf pengajar Fakultas Farmasi USU Medan yang telah mendidik
penulis.
2. Bapak dan Ibu Dosen Penguji atas kritik dan saran kepada penulis.
3. Teman-teman Farmasi 2004 khususnya anak-anak CaBe LoTiSS, kalian
adalah hadiah terindah dari Tuhan bagiku selama di Farmasi yang terus
mendukung aku di dalam tangis dan juga tawaku, Jose & Dika, Eka Yana
dan seluruh anak-anak KMKS serta semua pihak yang selalu setia
memberikan dukungan kepada penulis.
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala keterbatasan dan
kekurangan penulis dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi
sumbangan yang berarti bagi ilmu pengetahuan.
Medan, Maret 2009
Penulis,
(Irma Lastiur Hilmasari Sinaga)
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan antioksidan alami dari
makanan, telah dilakukan penelitian uji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol
buah segar terong belanda (Solanum betaceum Cav.) yang diekstraksi secara
maserasi. Selanjutnya ekstrak dipekatkan dengan alat rotary evaporator dan
dikeringkan dengan freeze dryer.
Ekstrak diuji terhadap DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrilhydrazil) sebagai
radikal bebas dengan mengukur absorbansi DPPH pada panjang gelombang 494
nm, 514 nm dan 534 nm pada menit ke-18 dan menit ke-36 sesuai hasil
pengukuran operating time, menggunakan spektrofotometer uv-visibel.
Kemampuan antioksidan diukur sebagai penurunan absorbansi larutan DPPH
setelah penambahan ekstrak.
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah segar terong
belanda (Solanum betaceum Cav.) memiliki kemampuan antioksidan yang sangat
lemah dalam meredam radikal bebas DPPH. Dalam penelitian ini juga digunakan
vitamin C sebagai pembanding (kontrol positif). Dari hasil pengujian juga
menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah segar terong belanda (Solanum betaceum
Cav.) memiliki IC50 sebesar 606.228 ppm pada menit ke-18 dan sebesar 536.132
ppm pada menit ke-36. Sementara vitamin C memiliki IC50 sebesar 28.489 ppm
pada menit ke-18 dan sebesar 24.103 ppm pada menit ke-36.
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
ABSTRACT
In order to increase the usage of natural antioxidant from food, it had been
tested the antioxidant activity from ethanol extracts of the fresh fruit of tree
tomato (Solanum betaceum Cav.) which extracted by maceration. The extract was
concentrated using rotary evaporator and then dried by freeze dryer.
Extracs were tested by DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrilhydrazil) as free
radical where the. absorbance of DPPH was measured at 494 nm, 514 nm and 534
nm in 18th and 36th minutes by used uv-visible spectrophotometer. Antioxidant
ability was measured as the decrease in absorbance of DPPH solutions after the
additions of the extract.
The result show that the ethanol extracts of the fresh fruit of terong
belanda (Solanum betaceum Cav.) were found to have a very weak antioxidant
activities, as evaluated by DPPH free radical scavenging. In this research also
used ascorbic acid such as references (control positive). And showed that IC50
ethanol extract of tree tomato (Solanum betaceum Cav.) was 606.228 ppm in 18th
minutes and was 536.132 ppm in 36th minutes.While that of ascorbic acid was
28.489 ppm in 18th minutes and was 24.103 ppm in 36th minutes.
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ......................................................................................................... .......i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii
ABSTRAK . .............................................................................................................v
ABSTRACT ...........................................................................................................vi
DAFTAR ISI .........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... .......xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ...............................................................................3
1.3 Hipotesis ................................................................................................4
1.4 Tujuan ....................................................................................................4
1.5 Manfaat ..................................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................5
2.1 Uraian Tumbuhan ..................................................................................5
2.1.1 Daerah Tumbuh . ...........................................................................5
2.1.2 Nama Daerah ................................................................................6
2.1.3 Nama Asing ..................................................................................6
2.1.4 Sistematika Tumbuhan. .................................................................6
2.1.5 Sinonim Tumbuhan . ......................................................................7
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
2.1.6 Morfologi Tumbuhan ....................................................................7
2.1.7 Kandungan Kimia ............................................................... .......8
2.1.8 Kegunaan ............................................................................ .......9
2.2 Ekstraksi ...................................................................................... .....10
2.3 Radikal Bebas .............................................................................. .....12
2.4 Antioksidan ................................................................................. .....13
2.4.1 Antioksidan Alami .............................................................. .....14
2.4.2 Vitamin C ........................................................................... .....14
2.5 Penentuan Aktivitas Antioksidan ................................................. .....15
2.6 Spektrofotometri UV-Visibel ....................................................... .....17
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................. .....18
3.1 Alat-Alat .................................................................................... ......18
3.2 Bahan-Bahan ............................................................................... .....18
3.3 Pembuatan Larutan Pereaksi ........................................................ .....19
3.3.1 Larutan Pereaksi Bouchardat ............................................... .....19
3.3.2 Larutan Pereaksi Mayer ...................................................... .....19
3.3.3 Larutan Pereaksi Dragendorff ............................................. .....19
3.3.4 Larutan Pereaksi Molish ..................................................... .....19
3.3.5 Larutan Pereaksi Asam Klorida 2 N ...........................................20
3.3.6 Larutan Pereaksi Asam Sulfat 2 N ..............................................20
3.3.7 Larutan Pereaksi Asam Nitrat 0,5 N .................................... .....20
3.3.8 Larutan Pereaksi Timbal(II) Asetat 0,4 M ..................................20
3.3.9 Larutan Pereaksi Besi (III) Klorida 1 % .....................................20
3.3.10 Larutan Pereaksi DPPH 0,5 mM ..............................................20
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
3.4 Pengambilan dan Pengolahan Sampel .................................................20
3.4.1 Pengambilan Sampel. ..................................................................20
3.4.2 Identifikasi Tumbuhan . ...............................................................21
3.4.3 Pengolahan Sampel . ....................................................................21
3.5 Skrining Fitokimia ...............................................................................21
3.5.1 Pemeriksaan Alkaloida ...............................................................22
3.5.2 Pemeriksaan Glikosida . ...............................................................22 3.5.3 Pemeriksaan Steroida/Triterpenoida ...........................................23 3.5.4 Pemeriksaan Flavonoida .............................................................23
3.5.5 Pemeriksaan Tanin ......................................................................23
3.5.6 Pemeriksaan Saponin ..................................................................24
3.5.7 Pemeriksaan Antrakinon .............................................................24
3.6 Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda ...............................24
3.7 Pengujian Kemampuan Antioksidan Sampel Uji Dengan Spektrofotometrei Visibe ............................................................. ......25
3.7.1 Prinsip Metode DPPH ......................................................... ......25 3.7.2 Pembuatan Larutan Blanko ................................................. ......25 3.7.3 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum dan Operating time Larutan DPPH dalam Metanol .................... ......25 3.7.4 Pembuatan Larutan Induk ................................................... ......26 3.7.5 Pembuatan Larutan Uji ....................................................... .....26 3.7.6 Penentuan Persen Peredaman .............................................. ......26 3.7.7 Penentuan Nilai IC50 ........................................................... ......27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................28
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan . ...............................................................28
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
4.2 Hasil Skrining Fitokimia ......................................................................28 4.3 Hasil Penentuan Serapan Maksimum ..................................................29
4.4 Hasil Penentuan Operating Time Larutan DPPH Dalam Metanol ......30
4.5 Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Sampel Uji ...............................30 4.6 Hasil Analisis Peredaman Radikal Bebas DPPH Oleh Sampel Uji ....33
4.7 Analisis Nilai IC50 (Inhibitory Concentration) Sampel Uji .................36
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................38
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................38
5.2 Saran ....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................39
LAMPIRAN .........................................................................................................41
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Dalam 100 g Terong Belanda ................................ 9 Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Buah Terong Belanda (Solanum betaceumCav.) .................................................................... 28 Tabel 3. Hasil Analisis Peredaman Radikal Bebas Oleh Ekstrak Etanol Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) ......................................... 33 Tabel 4. Hasil Analisis Peredaman Radikal Bebas Oleh Vitamin C .................. 34 Tabel 5. Nilai IC50 ekstrak etanol terong belanda dan vitamin C ....................... 36
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kurva Serapan Maksimum Larutan DPPH 40 ppm Dalam Metanol Secara Spektrofotometri Visibel ...........................................29 Gambar 2. Kurva Absorbansi Operating Time Larutan DPPH Dalam Metanol ............................................................................ ......30 Gambar 3. Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Sampel Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) Pada Menit ke-18 ............31 Gambar 4. Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Sampel Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) pada menit ke-36 . ............31 Gambar 5. Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Vitamin C Pada Menit ke-18 .................................................................................32 Gambar 6. Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Vitamin C Pada Menit ke-36 .................................................................................32 Gambar 7. Hubungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) dengan persen peredaman pada menit ke-18 dan menit ke-36 .........................................................................35 Gambar 8. Hubungan konsentrasi vitamin C (ppm) dengan persen Peredaman Pada Menit ke-18 dan menit ke-36 . ...................................35 Gambar 9. Tumbuhan Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) ......................42 Gambar 10. Bunga Terong Belanda (Betacei flos.) ...............................................42
Gambar 11. Buah Terong Belanda (Betacei fructus) .............................................43 Gambar 12. Buah Terong Belanda yang dibelah dua ............................................43 Gambar 13. Spektrofotometer UV-Visibel (Shimadzu mini 1240) .......................44
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan ............................................... 41
Lampiran 2. Tumbuhan Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) ................. 42
Lampiran 3. Gambar Alat................................................................................. 44 Lampiran 4. Bagan Ekstraksi Bahan Segar Secara Maserasi ............................. 45 Lampiran 5. Data Absorbansi Operating Time Larutan DPPH Dalam Metanol . 46 Lampiran 6. Perhitungan .................................................................................. 47
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi lingkungan yang semakin memburuk dan berlubangnya lapisan
ozon menyebabkan makin mudahnya terbentuk zat-zat radikal baik dalam bentuk
logam dan nonlogam, yang mau tidak mau akan mencemari pangan yang kita
konsumsi (Kumalaningsih, 2001).
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul
tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul
atau sel lain. Radikal bebas diproduksi secara alami oleh tubuh dalam jumlah
kecil, tetapi akan timbul masalah bila diproduksi terlalu banyak (Kramer P.,
2004).
Buah-buahan memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan dan
kebugaran tubuh. Sebab dalam buah-buahan terkandung berbagai macam vitamin,
mineral, serat pangan dan komponen antioksidan (Anonim, 2008).
Antioksidan adalah zat yang dapat menetralisir radikal bebas sehingga
atom dengan elektron yang tidak berpasangan mendapat pasangan elektron
sehingga tidak liar lagi (Kosasih, 2004).
Antioksidan merupakan suatu sistem pertahanan dalam tubuh yang
berguna untuk menangkal kerusakan sel tubuh yang disebabkan oleh radikal
bebas, yaitu jika jumlah radikal bebas lebih tinggi dari antioksidan alamiah, saat
itulah tubuh memerlukan tambahan antioksidan dari luar yaitu dari bahan
makanan tertentu (Anonim, 2008 ).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Banyak sekali ragam antioksidan alami, tetapi jarang yang memiliki
komponen kimia yang lengkap. Terong belanda termasuk keluarga Solanaceae
yang berasal dari Peru dan masuk ke Indonesia dikembangkan antara lain di Bali,
Jawa Barat dan Tanah Karo Sumatera Utara. Terong belanda mempunyai macam-
macam antioksidan yang lengkap baik dalam bentuk vitamin dan yang bukan,
seperti vitamin A, vitamin C, vitamin B6, senyawa karotenoid, anthosianin dan
serat. Lengkapnya antioksidan alami dalam buah terong belanda memungkinkan
pemanfaatannya sebagai bahan baku pembuatan antioksidan (Kumalaningsih,
2001).
Terong belanda selain kaya akan air juga mengandung provitamin A yang
bagus untuk kesehatan mata dan vitamin C untuk mengobati sariawan dan
meningkatkan daya tahan tubuh. Serat yang tinggi di dalam terong belanda
bermanfaat untuk mencegah kanker dan sembelit/konstipasi. Mineral penting
seperti potasium, fosfor dan magnesium mampu menjaga dan memelihara
kesehatan tubuh (Anonim, 2008).
Vitamin C (L-Asam askorbat) merupakan suatu antioksidan penting yang
larut dalam air. Vitamin C menangkap secara efektif radikal-radikal O2-, OH-,
peroksil dan oksigen singlet (Duthie dan Brown, 1994).
Vitamin C dapat juga bekerja sebagai suatu koantioksidan dengan
membentuk kembali (regenerasi) -tokoferol dari bentuk radikal -tokoferol.
Fungsi ini sangat penting karena pada percobaan in-vitro diketahui bahwa -
tokoferol dapat bekerja sebagai prooksidan jika tidak ada koantioksidan seperti
vitamin C (Carr dan Frei, 1999).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah
teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam. Oleh karena itu penggunaan vitamin C
sebagai antioksidan semakin sering dijumpai (Anonim, 2008).
Menurut Santosa et al. (1998) dan Okawa et al. (2001), metode aktivitas
antiradikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) merupakan metode
terpilih untuk menapis aktivitas antioksidan bahan alam (Amrun dan Ummayah,
2007).
Metode analisa ini telah digunakan luas untuk menguji kemampuan dari
suatu senyawa atau komponen untuk bereaksi sebagai penangkap radikal bebas
atau donor hidrogen. Metode ini mengukur aktivitas dari antioksidan dalam
melawan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) dan untuk
mengevaluasi aktivitas antioksidan dari makanan (Anonim, 2001).
Pengungkapan potensi terong belanda (Solanum betaceum Cav.) sebagai
sumber antioksidan berkaitan dengan senyawa kimia yang terdapat di dalamnya.
Oleh sebab itu dalam penelitian ini dilakukan skrining fitokimia terlebih dahulu,
dan uji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH dengan vitamin C
sebagai kontrol positif.
1.2 Perumusan Masalah
a. Senyawa kimia golongan apa saja yang terkandung dalam buah terong
belanda (Solanum betaceum Cav.)
b. Apakah ekstrak etanol dari buah segar terong belanda (Solanum betaceum
Cav.) memiliki aktivitas sebagai antioksidan untuk meredam radikal bebas
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
c. Berapakah kekuatan antioksidan dari ekstrak etanol buah segar terong
belanda (Solanum betaceum Cav.) dibandingkan dengan vitamin C sebagai
kontrol positif.
1.3 Hipotesis
a. Buah terong belanda (Solanum betaceum Cav.) mengandung golongan
senyawa kimia flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
b. Ekstrak etanol buah segar terong belanda (Solanum betaceum Cav.)
mempunyai aktivitas antioksidan.
c. Ekstrak etanol buah segar terong belanda (Solanum betaceum Cav.)
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat.
1.4 Tujuan
a. Untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat dalam buah
terong belanda (Solanum betaceum Cav.).
b. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol buah segar
terong belanda (Solanum betaceum Cav.).
c. Untuk mengetahui besar kekuatan antioksidan ekstrak etanol buah segar
terong belanda (Solanum betaceum Cav.) dibandingkan dengan vitamin C
sebagai kontrol positif.
1.5 Manfaat
a. Sebagai informasi golongan senyawa-senyawa kimia yang terkandung
dalam buah terong belanda (Solanum betaceum Cav.).
b. Sebagai informasi tentang aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol buah
segar terong belanda (Solanum betaceum Cav.)
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan
Uraian tumbuhan meliputi daerah tumbuh (habitat), nama daerah, nama
asing, morfologi tumbuhan, sistematika tumbuhan, kandungan kimia dan
kegunaan dari tumbuhan.
2.1.1 Daerah Tumbuh
Terong belanda dapat bertahan hidup pada ketinggian 1000 m dpl atau
lebih dan masih dapat hidup di atas 2000 m dpl, jika suhu bulanan rata-ratanya
tetap di atas 10 C. Di dataran rendah, pohon terong belanda tidak mampu
berbunga, sedangkan udara sejuk (khususnya malam yang sejuk) dapat
mendorong pembungaan. Oleh karena itu, tanaman ini berbuah matang pada
musim dingin di daerah subtropik, dan jika ditanam di daerah tropik buah matang
sesudah terjadi udara dingin. Rasa buah akan menjadi lebih baik pada hari-hari
cerah yang panas dan malam-malam yang dingin pada musim kemarau di daerah
tropik daripada selama musim dingin di dataran tinggi. Terong belanda tumbuh
baik di tanah yang baik drainasenya dengan bahan organik dan kelembapan
sedang, namun tidak tahan terhadap genangan, walaupun hanya untuk 1-2 hari.
Tanaman ini berakar dangkal, karenanya mudah roboh, juga cabang-cabangnya
yang rapuh itu mudah sekali patah jika sedang berbuah lebat. Jadi, lokasi yang
ternaung hendaknya dipilih atau diadakan pohon penahan angin (Anonim, 2005).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
2.1.2 Nama Daerah
Batak : tiung (Toba), trung jepan (Karo)
Jawa Tengah : terong mandras
Melayu : terong belanda
Sunda : terong menen
(Departemen Kesehatan dan Kesehatan Sosial, 2001).
2.1.3 Nama Asing
Inggris : tree tomato
Brazil : tomate de arvore
Ekuador : tomate dulce
Guatemala : tomate, tomate extranjero, tomate de arbol, tomate
granadilla, granadilla, pix, caxlan pix
Kolombia : pepino de arbol
Kostarika : tomate cimarron
New Zealand : tamarillo
Venezuella : tomate frances (Anonim, 2005).
2.1.4 Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klass : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Spesies : Solanum betaceum Cav.
(Departemen Kesehatan dan Kesehatan Sosial, 2001).
2.1.5 Sinonim Tunbuhan
Sinonim : Cyphomandra botacea Sendt.
Cyphomandra crassicaulis (Ortega.)Kuntze
Cyphomandra hartwegi Sendt. (Anonim, 2001).
2.1.6 Morfologi Tumbuhan
Tanaman ini memiliki daun yang berbulu berbentuk hati besar dan
berwarna hijau. Daun yang hijau ini akan mudah sekali dirusak oleh terpaan angin
yang kencang (Kumalaningsih, 2006).
Bunga tamarillo akan muncul pada akhir musim gugur sampai pada awal
musim semi. Warnanya pink dan terletak pada ujung cabang batang serta biasanya
berkelompok. Tanaman ini memiliki benang sari dan putik serta kelopak bunga
yang berwarna ungu hijau. Tanaman ini melakukan penyerbukan sendiri tetapi
terkadang juga dibantu lebah dan angin meskipun sangat kecil kemungkinannya
(Kumalaningsih, 2006).
Tanaman ini memiliki tangkai panjang, satu dengan lainnya tumbuh
sendirian atau ada yang berkelompok sebanyak 3-12. Buahnya berbentuk seperti
telur dengan ukuran panjang antara 5-6 cm dan lebarnya di atas 5 cm. Warna
kulitnya ada yang ungu gelap, merah darah, oranye atau kuning dan ada yang
masih memiliki garis memanjang yang tidak jelas. Terong belanda yang masih
mentah berwarna hijau agak abu-abu. Warna ini akan berubah menjadi merah
kecoklatan apabila buah sudah matang. Di dalam buah ini terdapat daging buah
yang tebal brwarna kekuningan dibungkus oleh selaput tipis yang mudah
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
dikelupas. Rasa buah ini seperti tomat dan teksturnya seperti buah plum dengan
kandungan gizi yang relatif tinggi karena banyak mengandung vitamin A, C dan
serat. Lapisan luar dari daging buah banyak mengandung air, sedikit kasar dan
sedikit mengandung rasa manis (Kumalaningsih, 2006).
Biji buah ini keras, berwarna coklat muda sampai hitam. Bentuk biji agak
tumpul, bulat dan kecil, tetapi lebih besar daripada biji tomat yang sebenarnya
(Kumalaningsih, 2006).
2.1.7 Kandungan Kimia
Terong belanda adalah buah yang mempunyai kandungan nutrisi yang
sangat baik, berisi beberapa kandungan vitamin yang sangat penting serta kaya
akan besi dan potasium, kandungan sodium yang rendah dan berisi kurang dari 40
kalori (kurang lebih 160 kJ). Oleh karena kelengkapan dari kandungan gizi pada
tamarillo, maka di Amerika Serikat buah terong belanda terkenal sebagai buah
yang mengandung rendah kalori, sumber serat, bebas lemak (jenis reds) atau
rendah lemak (jenis golden), bebas kolesterol dan sodium dan sumber vitamin C
dan E yang sempurna (Kumalaningsih, 2006).
Buah terong belanda juga mengandung senyawa-senyawa seperti beta
karoten, antosianin dan serat. Di antara senyawa antioksidan yang dikandungnya,
beta karoten mempunyai peranan yang sangat penting karena paling tahan
terhadap serangan radikal bebas. Di dalam buah terong belanda terdapat 50 mg
tiap 100 g bahan. Beta karoten merupakan salah satu jenis karotenoid yang banyak
terdapat pada buah-buahan. Senyawa ini akan dikonversikan menjadi vitamin A
(retinol) di dalam tubuh sehingga sering juga disebut sebagai provitamin A
(Kumalaningsih, 2006).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Menurut Kumalaningsih (2006), hasil analisis lengkap kandungan gizi
buah terong belanda dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Dalam 100 g Terong Belanda Kandungan
Nutrisi Terong Belanda (tiap 100g)
Vitamin A 540-5600 g
Vitamin B1 0.03-0.14 mg
Vitamin B2 0.01-0.05 mg
Vitamin B6 0.01-0.05 mg
Vitamin C 15-42 mg
Vitamin E 2 mg
Niasin 0.3-1.4 mg
Potasium
(Kalium) 0.28-0.38 g
Kalsium 6-18 mg
Fosfor 22-65 mg
Magnesium 16-25 mg
Besi 0.3-0.9 mg
Seng 0.1-0.2 mg
Protein 1.4-2 g
Lemak 0.1-0.6 g
Serat 1.4-4.7 g
Kadar air 80-90 g
2.1.8 Kegunaan
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Buah terong belanda berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi dan
penyegar badan. Untuk obat tekanan darah tinggi dipakai 3 buah terong belanda
yang sudah masak, dikupas untuk sekali makan (Departemen Kesehatan dan
Kesehatan Sosial, 2001).
Kandungan antosianin, vitamin-vitamin serta zat-zat gizi lainnya di dalam
buah terong belanda bekerja sinergis untuk:
1. Mencegah kerusakan sel-sel jaringan tubuh penyebab berbagai penyakit
(kanker, tumor dan lain-lain).
2. Melancarkan penyumbatan pembuluh darah (arterisklorosis) sehingga
mencegah penyakit jantung & stroke serta menormalkan tekanan darah..
3. Menurunkan kadar kolesterol dan mengikat zat-zat racun dalam tubuh.
4. Meningkatkan stamina, daya tahan tubuh dan vitalitas.
5. Membantu mempercepat proses penyembuhan (Anonim, 2009).
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari
jaringan tumbuhan maupun hewan. Sebelum ekstraksi dilakukan biasanya bahan
bahan dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan pada derajat kehalusan
tertentu (Harborne, 1987).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2000), beberapa metode ekstraksi
dengan menggunakan pelarut yaitu:
A.Cara dingin
1. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman
menggunakan pelarut dengan sesekali pengadukan pada temperatur kamar.
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus menerus disebut maserasi
kinetik sedangkan yang dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut
remaserasi.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simpilisia dengan pelarut yang selalu baru
sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur
kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pelembaban bahan, tahap perendaman
antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) terus
menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
B. Cara panas
1. Refluks
Refluks adalah proses penyarian simpilisia dengan menggunakan alat pada
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas
yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
2. Digesti
Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur
lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada
temperatur 40 500 C.
3. Sokletasi
Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu
baru, dilakukan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinu
dengan pelarut relatife konstan dengan adanya pendingin balik.
4. Infundasi
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada
temperature 900 C selama 15 menit.
5. Dekoktasi
Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada
temperature 900 C selama 30 menit.
2.3 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul
tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul
atau sel lain. Zat ini dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor
eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat kimiawi dalam
makanan dan polutan lain (Anomin, 2007).
Radikal bebas sangat reaktif dan dengan mudah menjurus ke reaksi yang
tidak terkontrol, menghasilkan ikatan silang (cross-link) pada DNA, protein,
lipida, atau kerusakan oksidatif pada gugus fungsional yang penting pada
biomolekul ini. Perubahan ini akan menyebabkan proses penuaan. Radikal bebas
juga terlibat dan berperan dalam patologi dari berbagai penyakit degeneratif,
yakni kanker, aterosklerosis, rematik, jantung koroner, katarak (Silalahi, 2006).
Radikal bebas yang sangat berbahaya dalam makhluk hidup antara lain
adalah golongan hidroksil (OH-), seperoksida (O-2), nitrogen monooksida (NO),
dan peroksidal (RO-2), peroksinitrit (ONOO-), asam hipoklorit (HOCL), hydrogen
peroksida (H2O2) (Silalahi, 2006).
Sebenarnya radikal bebas penting artinya bagi kesehatan dan fungsi tubuh
yang normal yaitu mengurangi peradangan, membunuh bakteri dan
mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah dan organ organ dalam tubuh.
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Namun bila dihasilkan melebihi batas kemampuan proteksi antioksidan selular,
maka dia akan menyerang sel itu sendiri. Struktur sel yang berubah turut merubah
fungsinya, yang akan mengarah pada proses munculnya penyakit (Suariasari,
2006).
2.4 Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang
dapat memberikan elektron dengan cuma cuma kepada molekul radikal bebas
tanpa terganggu sama sekali dan dapat memutuskan reaksi berantai dari radikal
bebas (Kumalaningsih, 2006).
Antioksidan yang ada di alam ini dibagi atas tiga macam yaitu : (1)
Antioksidan yang dibuat oleh tubuh kita sendiri yang berupa enzim antara lain
superoksidadismutase, glutathinoneperoxidase, peroxidase dan katalase (2)
Antioksidan alami yang dapat diperoleh dari tanaman atau hewan, yaitu tokoferol,
vitamin C, betakaroten, flavonoid dan senyawa fenolik (3) Antioksidan sintetik
dibuat dari bahan-bahan kimia yaitu Butylated hidroxy-anisole (BHA), Butylated
Hydroxy-toluene (BHT), Propylgallate (PG), yang ditambah dalam makanan
untuk mencegah kerusakan lemak (Kumalaningsih, 2006).
Antioksidan di dalam tubuh dibedakan atas tiga kelompok, yaitu (1)
Antioksidan primer yang bekerja dengan cara mencegah terbentuknya radikal
bebas yang baru dan mengubah radikal bebas menjadi molekul yang tidak
merugikan, misalnya glutationperoksidase. (2) Antioksidan sekunder yang
berfungsi untuk menangkap radikal bebas dan menghalangi terjadinya reaksi
berantai, misalnya vitamin C, vitamin E, dan -karoten. (3) Antioksidan tertier
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
yang bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan biomolekular yang disebabkan
oleh radikal bebas, misalnya DNA repair enzyme ( Silalahi, 2006).
2.4.1 Antioksidan Alami
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah-buahan, sayuran dan biji-bijian
adalah sumber antioksidan yang baik dan bisa meredam reaksi berantai radikal
bebas dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat menekan proses penuaan dini
(Kosasih, 2004).
Khasiat antioksidan untuk mencegah berbagai penyakit dan akan lebih
efektif jika kita mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang kaya akan
antioksidan dari berbagai jenis daripada menggunakan antioksidan tunggal. Efek
antioksidan dari sayur-sayuran dan buah-buahan lebih efektif daripada suplemen
antioksidan yang diisolasi (Silalahi, 2006).
2.4.2 Vitamin C
Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang essensial untuk
pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi mahluk hidup. Berhubung
vitamin tidak disintesa dalam tubuh kecuali vitamin K, maka vitamin harus ada
dalam makanan yang dikonsumsi. Vitamin tidak dapat disimpan dalam tubuh,
oleh karenanya harus selalu ada dalam bahan makanan yang dikonsumsi. Bahan
makanan yang kaya akan vitamin adalah sayur-sayuran dan buah-buahan
(Sudarmadji, 1989).
Vitamin C (asam askorbat) adalah suatu turunan heksosa dan
diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang merupakan monosakarida. Vitamin C
dapat disintesis dari glukosa dan galaktosa dalam tumbuh- tumbuhan dan sebagian
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
besar hewan yang dapat mensintesis vitamin C. Di alam vitamin C terdapat dalam
dua bentuk, yaitu L- asam askorbat ( bentuk tereduksi) dan L- dehidroasam
askorbat ( bentuk teroksidasi).
2.5 Penentuan Aktivitas Antioksidan
Bermacam-macam metode pengukuran aktivitas antioksidan telah
digunakan untuk memantau dan membandingkan aktivitas antioksidan pada
makanan memberikan hasil yang beragam tergantung pada spesifitas dari radikal
bebas yang digunakan sebagai reaktan (Anonim, 2001).
Sebuah metode yang cepat, sederhana dan murah untuk mengukur
aktivitas antioksidan dari makanan yaitu dengan melibatkan penggunaan radikal
bebas 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). DPPH digunakan luas untuk
menguji kemampuan dari suatu senyawa atau komponen untuk bereaksi sebagai
penangkap radikal bebas atau donor hidrogen dan untuk mengevaluasi aktivitas
antioksidan dari makanan. DPPH juga digunakan untuk menentukan antioksidan
dalam kompleks biologi dalam beberapa tahun terakhir. Metode DPPH dapat
digunakan untuk sampel padat ataupun cair dan telah digunakan untuk mengukur
kadar antioksidan pada sampel (Anonim, 2001).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Gambar 1 : Rumus bangun DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
N
N
NN
N
o
o -
oo
-
o
o
-
N
N
NN
N
o
o -
oo
-
o
o
-
N
N
NN
N
o
o -
oo
-
o
o
-
N
NH
NN
N
o
o -
oo
-
o
o
-
Gambar Resonansi dari DPPH ( 1.1-diphenyl-2- picrylhydrazyl)
Gambar reaksi antara DPPH dengan atom H netral yang berasal dari antioksidan
oHO
OH
OH
OH
OH-2H .
+
oHO
OH
OH
O
O+
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
2.6 Spektrofotometri UV-Visibel
Ahli kimia telah lama menggunakan warna sebagai bantuan dalam
mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual, yaitu dengan menggunakan alat untuk mengukur absorpsi
energi radiasi macam-macam zat kimia dan memungkinkan dilakukannya
pengukuran kualitatif dan kuantitatif dari suatu zat dengan ketelitian yang lebih
besar (Day, 1994).
Spektrofotometri serapan adalah pengukuran serapan radiasi elektromagnit
panjang gelombang tertentu yang sempit, mendekati monokromatik, yang diserap
zat. Pengukuran serapan dapat dilakukan pada daerah ultraviolet (panjang
gelombang 190380 nm) atau pada daerah cahaya tampak (panjang gelombang
380780 nm) (Depkes, 1979).
Spektrofotometer pada dasarnya terdiri atas sumber sinar monokromotor,
tempat sel untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus dan alat ukur atau
pencatat (Departemen Kesehatan RI, 1979).
Spektrofotometri yang sering digunakan dalam dunia industri farmasi
salah satu adalah spektofotometri ultraviolet dan visibel (cahaya tampak).
Spektrum UV-Visibel mempunyai spektrum yang lebar dan hanya sedikit
informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini. Tetapi
spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif (Dachriyanus,
2004).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium
Kimia Farmasi Kwantitatif, Fakulatas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Metodologi penelitian meliputi pengumpulan dan pengolahan sampel, skrining
fitokimia, pembuatan ekstrak dan pengujian kemampuan antioksidan secara
spektrofotometri visibel.
3.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uv mini 1240-
spektrofotometer uv-visibel (Shimadzu), penguap vakum putar (Heidolph VV
2000), frezee dryer (Modulyo/Edwards), neraca kasar (Ohaus), neraca analitik
(Vibra), pisau dan sendok stainless steel, water bath, eksikator, krus porselin dan
alat-alat gelas laboratorium.
3.2 Bahan-bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah segar terong
belanda (Solanum betaceum Cav.) yang sudah matang berwarna merah tua sampai
merah keunguan, kertas saring. Semua bahan-bahan kimia yang digunakan,
kecuali dinyatakan lain adalah berkualitas pro analisis produksi Sigma: 1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH); produksi E. Merck: etanol, metanol,
kloroform, isopropanol (2-propanol), eter, benzena, asam asetat anhidrat, natrium
hidroksida, alfa naftol, asam nitrat pekat, asam sulfat pekat, asam klorida pekat,
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
toluena, kloralhidrat, iodium, raksa (II) klorida, timbal (II) asetat, kalium iodida,
bismut (III) nitrat, besi (III) klorida dan amil alkohol.
3.3 Pembuatan Larutan Pereaksi
Pembuatan larutan pereaksi dilakukan menurut Departemen Kesehatan RI
tahun 1978 dan tahun 1979.
3.3.1 Larutan Pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 g kalium iodida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air
suling, ditambahkan iodium sebanyak 2 g dan dicukupkan dengan air suling
hingga 100 ml (Departemen Kesehatan RI, 1978).
3.3.2 Larutan Pereaksi Mayer
Sebanyak 1,4 g raksa (II) klorida, kemudian dilarutkan dalam air suling
hingga 60 ml. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu
dilarutkan dalam 10 ml air suling. Kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan
air suling hingga diperoleh larutan 100 ml (Departemen Kesehatan RI, 1978).
3.3.3 Larutan Pereaksi Dragendorff
Sebanyak 8 g bismut (III) nitrat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 20
ml asam nitrat pekat. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 g kalium iodida
lalu dilarutkan dalam 50 ml air suling. Kemudian kedua larutan dicampurkan dan
didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan yang jernih diambil dan
diencerkan dengan air suling hingga 100 ml (Departemen Kesehatan RI, 1978).
3.3.4 Larutan Pereaksi Molish
Sebanyak 3 g alfa-naftol ditimbang, kemudian dilarutkan dalam asam
nitrat 0,5 N hingga volume 100 ml (Departemen Kesehatan RI, 1978).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
3.3.5 Larutan Pereaksi Asam Klorida 2 N
Sebanyak 17 ml asam klorida pekat dilarutkan dalam air suling hingga
volume 100 ml (Departemen Kesehatan RI, 1979).
3.3.6 Larutan Pereaksi Asam Sulfat 2 N
Sebanyak 5,5 ml asam sulfat pekat diencerkan dengan air suling hingga
volume 100 ml (Departemen Kesehatan RI, 1979).
3.3.7 Larutan Pereaksi Asam Nitrat 0,5 N
Sebanyak 3,4 ml asam nitrat pekat diencerkan dengan air suling hingga
volume 100 ml (Departemen Kesehatan RI, 1979).
3.3.8 Larutan Pereaksi Timbal (II) Asetat 0,4 M
Sebanyak 15,17 g timbal asetat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air
suling bebas karbondioksida hingga volume 100 ml (Departemen Kesehatan RI,
1979).
3.3.9 Larutan Pereaksi Besi (III) Klorida 1% b/v
Sebanyak 1 g besi (III) klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air
suling hingga volume 100 ml (Departemen Kesehatan RI, 1979).
3.3.10 Larutan Pereaksi DPPH 0,5 mM
Sebanyak 19,7 mg DPPH ditimbang, kemudian dilarutkan dalam metanol
hingga volume 100 ml (Departemen Kesehatan RI, 1979).
3.4 Pengambilan Dan Pengolahan Sampel
3.4.1 Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan diperoleh dari Pasar Sore, Padang Bulan, Medan,
Propinsi Sumatera Utara. Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak,
yaitu dengan teknik probability sampling (Simple Random Sampling). Proses
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada
setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel (Anonim, 2003).
3.4.2 Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan,
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sumatera Utara.
3.4.3 Pengolahan Sampel
Pengolahan buah terong belanda (Solanum betaceum Cav.) dilakukan
terhadap sampel segar, berwarna merah tua sampai merah keunguan sebanyak 500
g. Proses pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang menempel
pada saat pemanenan atau pada saat penyimpanan. Pada tahap ini dilakukan juga
pemisahan tangkai buah dari buahnya.
Buah yang sudah dicuci bersih kemudian dilap menggunakan tisu bersih,
lalu dilakukan pembelahan secara melintang menggunakan pisau stainless steel,
dengan tujuan agar memudahkan dalam proses pemisahan antara kulit buah
dengan bagian dalam buah (daging dan biji). Proses selanjutnya adalah pemisahan
daging buah serta bijinya dengan kulit buahnya menggunakan bantuan sendok.
Kemudian daging buah dan biji dihaluskan dengan cara menekan (kneading),
diperoleh bubur buah sebanyak 350 g, dimasukkan ke dalam wadah lalu ditutup.
3.5 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen senyawa kimia
dalam buah segar terong belanda (Solanum betaceum Cav.) secara kualitatif.
Skrining ini dilakukan terhadap sampel segar yang telah dihaluskan dan selalu
dibuat baru yang digunakan dalam penelitian meliputi pemeriksaan senyawa
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
kimia golongan alkaloida, glikosida, steroida/triterpenoida, flavonoida, saponin,
tanin dan antrakinon.
3.5.1 Pemeriksaan Alkaloida
Sebanyak 0,5 g buah segar yang telah dihaluskan, ditambahkan 1 ml asam
klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit,
didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk uji alkaloida sebagai berikut :
a. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Mayer,
akan terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning
b. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi
Bouchardat, akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai kehitaman
c. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi
Dragendorff, akan terbentuk endapan merah atau jingga
Alkaloida positif jika terjadi endapan atau kekeruhan paling sedikit dua dari tiga
percobaan diatas (Departemen Kesehatan RI, 1978).
3.5.2 Pemeriksaan Glikosida
Sebanyak 3 g buah segar yang telah dihaluskan, disari dengan cara refluks
menggunakan 30 ml campuran etanol 95% dengan air suling (7:3) selama 10
menit, didinginkan dan disaring. Pada 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling
dan 25 ml timbal (II) asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan 5 menit lalu disaring.
Filtrat disari dengan 20 ml campuran isopropanol dan kloroform (2:3), dilakukan
berulang sebanyak 3 kali. Kumpulan sari air tambahkan natrium sulfat anhidrat,
saring dan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50 oC, sisanya dilarutkan
dalam 2 ml metanol. Larutan sari air dalam metanol dimasukkan ke dalam tabung
reaksi selanjutnya diuapkan di atas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
dan 5 tetes larutan pereaksi Molish. Tambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat
melalui dinding tabung, terbentuknya cincin ungu pada batas kedua cairan
menunjukkan adanya glikosida (Departemen Kesehatan RI, 1978).
3.5.3 Pemeriksaan Steroida/Triterpenoida
Sebanyak 1 g buah segar yang telah dihaluskan, dimaserasi dengan 20 ml
eter selama 2 jam, disaring, filtrat diuapkan dalam cawan penguap dan pada
sisanya ditambahkan 20 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat
(pereaksi Liebermann-Burchard). Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang
berubah menjadi biru hijau menunjukkan adanya steroida/triterpenoida (Harborne,
1987).
3.5.4 Pemeriksaan Flavonoida
Sebanyak 10 g buah segar yang telah dihaluskan, ditambahkan 10 ml air
panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5
ml filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2
ml amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika terjadi
warna merah atau kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol (Fransworth,
1996).
3.5.5 Pemeriksaan Tanin
Sebanyak 0,5 g buah segar yang telah dihaluskan, disari dengan 10 ml air
suling lalu disaring, filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna.
Larutan diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi
(III) klorida 1%. Jika terjadi warna biru atau kehitaman menunjukkan adanya
tanin (Departemen Kesehatan RI, 1978).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
3.5.6 Pemeriksaan Saponin
Sebanyak 0,5 g buah segar yang telah dihaluskan, dimasukkan dalam
tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-
kuat selama 10 detik, jika terbentuk buih yang mantap setinggi 1 sampai 10 cm
yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1
tetes asam klorida 2 N menunjukkan adanya saponin (Departemen Kesehatan RI,
1978).
3.5.7 Pemeriksaan Antrakinon
Sebanyak 0,2 g buah segar yang telah dihaluskan, ditambah 5 ml asam
sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 ml benzena,
dikocok dan didiamkan. Lapisan benzena dipisahkan dan disaring. Lapisan
benzena dikocok dengan 2 ml natrium hidroksida 2 N, didiamkan. Lapisan air
berwarna merah dan lapisan benzena tidak berwarna menunjukkan adanya
antrakinon (Departemen Kesehatan RI, 1978).
3.6 Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda
Pembuatan ekstrak dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut etanol
(Departemen Kesehatan RI, 1979).
Caranya :
Sebanyak 200 g (10 bagian terhadap pelarut) simplisia (bahan segar yang
telah dihaluskan) dimasukkan ke dalam sebuah wadah, dituangi dengan 1500 ml
(75 bagian) etanol 96%, ditutup, dibiarkan selama 3 hari terlindung dari cahaya
sambil sesekali diaduk, diserkai. Ampas dicuci dengan etanol 96% secukupnya
hingga diperoleh 2000 ml (100 bagian). Pindahkan ke dalam wadah tertutup,
dibiarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Enap tuangkan
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
atau disaring. Filtrat yang diperoleh digabung dengan filtrat yang telah diperoleh
sebelumnya. Pemekatan ekstrak dilakukan dengan alat rotary evaporator
kemudian ekstrak dikeringkan dengan teknik freeze dryer.
3.7 Pengujian Kemampuan Antioksidan Sampel Uji Dengan
Spektrofotometri Visibel
3.7.1 Prinsip Metode DPPH
DPPH (1,1-diphenyl-2-picryl-hydrazyl) sebagai radikal bebas dalam
larutan etanol/metanol digunakan untuk menentukan aktivitas antioksidan sampel
uji, yaitu kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi DPPH
(peredaman warna ungu DPPH) dengan IC50 (konsentrasi sampel uji yang mampu
meredam radikal bebas sebesar 50%) sebagai parameternya.
3.7.2 Pembuatan Larutan Blanko
Larutan DPPH 0,5 mM dipipet sebanyak 5 ml, kemudian dimasukkan ke
dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis
tanda (konsentrasi 40 ppm).
3.7.3 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum dan Operating
Time Larutan DPPH dalam Metanol
Larutan blanko dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang
gelombang 400-800 nm dan diperoleh maks= 514 nm. Pengukuran dilanjutkan
untuk menentukan operating time larutan DPPH dalam metanol sampai menit ke-
60 (selama 1 jam).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
3.7.4 Pembuatan Larutan Induk
Sebanyak 25 mg sampel uji ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu
tentukur 25 ml dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol
sampai garis tanda (konsentrasi 1000 ppm).
3.7.5 Pembuatan Larutan Uji
Larutan induk dipipet sebanyak 1 ml; 2 ml; 3 ml dan 4 ml kemudian
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml (untuk mendapatkan konsentrasi 40
ppm, 80 ppm, 120 ppm dan 160 ppm), kemudian ke dalam masing-masing labu
tentukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM (C = 40 ppm) lalu volume
dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda.
3.7.6 Penentuan Persen Peredaman
Menurut Santosa et al (1998) dalam Amrun dan Umayah (2007),
absorbansi DPPH diukur pada panjang gelombang 494 nm, 514 nm dan 534 nm
pada menit ke-18 dan sekali lagi pada menit ke-36. Kemampuan antioksidan
diukur sebagai penurunan serapan larutan DPPH (peredaman warna ungu DPPH)
akibat adanya penambahan sampel uji. Nilai serapan larutan DPPH sebelum dan
sesudah penambahan sampel uji tersebut dihitung sebagai persen peredaman.
Perhitungan kapasitas antiradikal bebas DPPH sebagai persen peredaman
absorban pada puncak 514 nm menggunakan perhitungan sebagai berikut:
( ) %1001% xA
Aperedaman
DPPHHitung
ujibahanHitung=
Dimana, absorban hitung 514 nm:
( ) %100
2534494
514 xAAAAHitung
+=
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
3.7.7 Penentuan Nilai IC50
Nilai IC50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji
(g/ml) yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50% (mampu
menghambat/meredam proses oksidasi sebesar 50 %). Nilai 0% berarti tidak
mempunyai aktivitas antiradikal bebas atau antioksidan, sedangkan nilai 100%
berarti peredaman total dan pengujian perlu dilanjutkan dengan pengenceran
larutan uji untuk melihat batas konsentrasi aktivitasnya. Selanjutnya dibuat kurva
linear antara konsentrasi larutan uji dengan % peredaman dan ditentukan harga
IC50 , yaitu dengan memasukkan nilai dari konsentrasi larutan uji (g/ml) sebagai
absis (sumbu X) dan nilai persen peredaman (%) sebagai ordinat (sumbu Y) ke
dalam persamaan garis linier.
Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat
jika nilai IC50 kurang dari 50 g/ml, kuat untuk IC50 bernilai 50-100 g/ml,
sedang jika IC50 bernilai 100-150 g/ml, dan lemah jika IC50 bernilai 151-200
g/ml (Anonim, 2005).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Laboratorium Taksonomi
Tumbuhan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa sampel termasuk suku
Solanaceae, jenis Solanum betaceum Cav.
4.2 Hasil Skrining Fitokimia
Dari 200 g sampel segar buah terong belanda (Solanum betaceum Cav.)
yang diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol diperoleh ekstrak
kental sebanyak 19,047 g (9,52 % b/b) yang berwarna ungu tua.
Hasil skrining fitokimia yang dilakukan selama 2 hari terhadap buah segar
terong belanda (Solanum betaceum Cav.) mengandung senyawa-senyawa kimia
seperti yang terlihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.)
No. PEMERIKSAAN Hasil
1 Alkaloida +
2 Flavonoida +
3 Tanin +
4 Saponin +
5 Glikosida +
6 Antrakuinon __
7 Steroida/Triterpenoida +
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Hasil di atas menunjukkan bahwa buah terong belanda (Solanum betaceum
Cav.) memiliki aktivitas sebagai antioksidan, yaitu dengan adanya senyawa kimia
golongan flavonoida. Senyawa flavonoida secara umum bertindak sebagai
antioksidan yaitu sebagai penangkap radikal bebas karena mengandung gugus
hidroksil. Flavonoida bersifat sebagai reduktor sehingga dapat bertindak sebagai
donor hidrogen terhadap radikal bebas (Silalahi, J. 2006).
4.3 Hasil Penentuan Serapan Maksimum
Dari hasil pengukuran serapan maksimum larutan DPPH 40 ppm dalam
metanol dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis diperoleh serapan
maksimum pada panjang gelombang 514 nm. Hasil pengukuran serapan
maksimum ini tidak jauh berbeda dari hasil pengukuran yang diperoleh oleh
peneliti-peneliti sebelumnya. Data hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 1
berikut ini:
Gambar 1. Kurva serapan maksimum larutan DPPH 40 ppm dalam metanol
secara spektrofotometri visibel
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
4.4 Hasil Penentuan Operating Time Larutan DPPH dalam Metanol
Penentuan operating time larutan DPPH 40 ppm dalam metanol dilakukan
dengan waktu preparasi selama 6 menit dan dari hasil pengukuran diperoleh
waktu kerja yang terbaik (stabil) selama 18 menit yaitu pada menit ke-18 sampai
menit ke-36 setelah penambahan pelarut metanol. Kurva serapan untuk operating
time larutan DPPH dalam metanol dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini (data
terlampir):
0.315
0.32
0.325
0.33
0.335
0.34
0.345
0.35
0.355
0 10 20 30 40 50 60 70
t (menit)
Abso
rban
si
Gambar 2. Kurva Absorbansi Operating Time Larutan DPPH dalam Metanol
4.5 Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Sampel Uji
Berdasarkan data hasil pengukuran absorbansi DPPH pada menit ke-18
dan menit ke-36 dengan adanya penambahan larutan uji ekstrak etanol buah
terong belanda (Solanum betaceum Cav.) dan vitamin C dengan konsentrasi 40
ppm, 80 ppm, 120 ppm dan 160 ppm yang dibandingkan terhadap kontrol DPPH
(tanpa penambahan sampel/larutan uji) dapat dianalisis aktivitas antioksidan
sampel uji. Untuk melihat hubungan absorbansi DPPH terhadap penambahan
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
konsentrasi sampel uji dalam menganalisis aktivitas antioksidannya dapat dilihat
dari kurva pada gambar 3 dan 4 untuk ekstrak etanol buah terong belanda
(Solanum betaceum Cav.) dan gambar 5 dan 6 untuk vitamin C berikut ini:
0.8
0.9
1
1.1
1.2
1.3
0 50 100 150 200Konsentrasi (ppm)
Ab
sorb
ansi A 514
A 534
A 494
Gambar 3. Hasil analisis aktivitas antioksidan sampel ekstrak etanol buah terong belanda (Solanum betaceum Cav.) pada menit ke-18
0.8
0.9
1
1.1
1.2
1.3
0 50 100 150 200Konsentrasi (ppm)
Abs
orba
nsi
A 514
A 534
A 494
Gambar 4. Hasil analisis aktivitas antioksidan sampel ekstrak etanol buah terong belanda (Solanum betaceum Cav.) pada menit ke-36
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 50 100 150 200
Konsentrasi (ppm)
Abso
rban
si
A 494A 514A 534
Gambar 5. Hasil analisis aktivitas antioksidan vitamin C pada menit ke-18
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 50 100 150 200
Konsentrasi (ppm)
Abso
rban
si
A 494A 514A 534
Gambar 6. Hasil analisis aktivitas antioksidan vitamin C pada menit ke-36
Dari gambar 3 dan 4 (ekstrak etanol terong belanda) serta gambar 5 dan 6
(vitamin C) dapat dilihat adanya penurunan nilai absorbansi DPPH yang diberi
sampel uji terhadap kontrol pada setiap kenaikan konsentrasi. Penurunan nilai
absorbansi DPPH ini mempunyai arti bahwa telah terjadi
penangkapan/peredamam radikal bebas DPPH oleh sampel uji. Dan penurunan
nilai absorbansi DPPH ini menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dari ekstrak
etanol buah segar terong belanda (Solanum betaceum Cav.) dan vitamin C.
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
4.6 Hasil Analisis Peredaman Radikal Bebas DPPH Oleh Sampel Uji
Analisis peredaman radikal bebas DPPH oleh sampel uji dapat diperoleh
dengan terlebih dahulu menghitung nilai AHitung (absorbansi hitung) dari data hasil
pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 494 nm, 514 nm dan 534 nm
pada menit ke-18 dan menit ke-36. Dari analisis yang telah dilakukan, diperoleh
nilai persen peredaman pada setiap kenaikan konsentrasi sampel uji seperti yang
terlihat pada tabel berikut ini (perhitungan terlampir):
Tabel 3. Hasil Analisis Peredaman Radikal Bebas Oleh Ekstrak Etanol Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) Menit ke- Sampel A494 A514 A534 AHitung %peredaman
18
DPPH 1.0644 1.2604 1.1223 0.1671 __
40 0.9859 1.1769 1.0394 0.1643 1.68
80 0.9636 1.1464 1.0153 0.1570 6.04
120 0.9066 1.0785 0.9498 0.1503 10.05
160 0.8693 1.0365 0.9113 0.1462 12.51
36
DPPH 1.0668 1.2601 1.1212 0.1661 __
40 0.9734 1.1572 1.0236 0.1587 4.45
80 0.9509 1.1306 0.9988 0.1558 6.26
120 0.8986 1.0728 0.9473 0.1499 9.75
160 0.8536 1.0122 0.8920 0.1394 16.07
Keterangan: Data merupakan hasil dari 3 kali pengukuran
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Tabel 4. Hasil Analisis Peredaman Radikal Bebas Oleh Vitamin C Menit
ke-
Sampel
(ppm) A494 A514 A534 AHitung % peredaman
18
DPPH 0.8436 1.0129 0.8843 0.1490 __
40 0.0879 0.0408 0.0246 0.0155 89.60
80 0.0694 0.0390 0.0201 0.0058 96.10
120 0.0681 0.0373 0.0190 0.0063 95.77
160 0.0642 0.0333 0.0158 0.0067 95.50
36
DPPH 0.8582 1.0840 0.9002 0.2048 __
40 0.0935 0.0511 0.0262 0.0088 95.70
80 0.0696 0.0379 0.0198 0.0068 96.68
120 0.0684 0.0367 0.0184 0.0067 96.73
160 0.0646 0.0332 0.0157 0.0070 96.58
Keterangan: Data merupakan hasil dari 3 kali pengukuran
Dari tabel 1 (ekstrak terong belanda) dan tabel 2 (vitamin C) di atas dapat
dilihat bahwa setiap kenaikan konsentrasi dan dengan bertambahnya waktu
menunjukkan peningkatan peredaman radikal bebas DPPH oleh sampel uji. Untuk
melihat kurva hubungan konsentrasi sampel uji (ppm) dengan persen peredaman
radikal bebas DPPH dapat diperoleh dengan memplot nilai dari persen peredaman
dan konsentrasi sampel uji yang dapat dilihat pada gambar 7 untuk ekstrak etanol
terong belanda (Solanum betaceum Cav.) dan gambar 8 untuk vitamin C berikut
ini:
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
konsentrasi (ppm)
% p
ered
aman
t = 36't = 18'
Gambar 7. Hubungan konsentrasi ekstrak etanol buah terong belanda (Solanum betaceum Cav.) dengan persen peredaman pada menit ke-18 dan menit ke-36
0
20
40
60
80
100
120
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
konsentrasi (ppm)
% p
ered
aman
t = 36't = 18'
Gambar 8. Hubungan konsentrasi vitamin C (ppm) dengan persen peredaman pada menit ke-18 dan menit ke-36
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
4.7 Analisis Nilai IC50 (inhibitory concentration) Sampel uji
Analisis nilai IC50 dihitung berdasarkan persamaan regresi linier yang
didapatkan dengan cara memplot konsentrasi larutan uji dan persen peredaman
DPPH sebagai parameter aktivitas antioksidan, dimana konsentrasi larutan uji
(ppm) sebagai absis dan nilai persen peredaman sebagai ordinat. Hasil persamaan
regresi linier yang diperoleh untuk ekstrak etanol terong belanda (Solanum
betaceum Cav.) adalah y = 0,0835X 0,62 pada menit ke-18 dan y = 0,0936X
0,182 pada menit ke-36 dan untuk vitamin C adalah y = 0,4929X + 35,958 pada
menit ke-18 dan y = 0,4855X + 38,298 pada menit ke-36. Hasil analisis nilai IC50
yang diperoleh berdasarkan perhitungan persamaan regresi yang telah dilakukan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Nilai IC50 ekstrak etanol terong belanda dan vitamin C Menit
ke- SAMPEL
IC 50
(ppm)
18 Ekstrak etanol terong belanda
Vitamin C
606.228
28.489
36 Ekstrak etanol terong belanda
Vitamin C
536.132
24.103
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah segar terong
belanda (Solanum betaceum Cav.) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat
lemah dibandingkan dengan vitamin C sebagai kontrol positif yang memiliki
aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan aktivitas antioksidan
pada ekstrak etanol buah segar terong belanda (Solanum betaceum Cav.) hanya
ditentukan oleh senyawa-senyawa antioksidan yang dapat larut (terekstraksi)_
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
dalam etanol (pelarut polar) seperti senyawa golongan polifenol (senyawa
flavonoida, antosianin), vitamin A dan sebagian vitamin C. Seperti diketahui
bahwa vitamin C mudah larut di dalam air namun agak sukar larut dalam etanol.
Vitamin ini sangat peka, mudah rusak kalau kena cahaya, panas, udara dan
oksigen Sedangkan senyawa-senyawa lain yang memiliki aktivitas antioksidan
yang terdapat dalam buah terong belanda (Solanum betaceum Cav.) seperti beta
karoten dan vitamin E kemungkinan tidak ikut terekstraksi dalam ekstrak etanol.
Senyawa-senyawa ini memiliki sifat larut dalam lemak atau pelarut organik
(nonpolar) dan tidak larut dalam pelarut polar seperti etanol. (Kumalaningsih,
2006).
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Buah terong belanda (Solanum betaceum Cav.) mengandung senyawa
kimia golongan alkaloida, tanin, saponin, glikosida, steroida/triterpenoida
dan flavonoida yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
Hasil pemeriksaan aktivitas antioksidan yang dilakukan terhadap ekstrak
etanol buah segar terong belanda (Solanum betaceum Cav.) menggunakan
spektrofotometer UV-visibel pada panjang gelombang 494 nm, 514 nm
dan 534 nm pada menit ke-18 dan menit ke-36 menunjukkan adanya
aktivitas antioksidan dengan nilai IC 50 sebesar 609,073 ppm pada menit
ke-18 dan 534,989 ppm pada menit ke-36. Perlakuan yang sama juga
dilakukan terhadap vitamin C sebagai kontrol positif dan diperoleh nilai
IC50 sebesar 28,991 ppm pada menit ke-18 dan 24,077 ppm pada menit ke-
36. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari buah
segar terong belanda (Solanum betaceum Cav.) memiliki aktivitas
antioksidan yang sangat lemah dibandingkan dengan vitamin C sebagai
kontrol positif.
5.2 SARAN
Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan uji aktivitas
antioksidan buah terong belanda menggunakan ekstrak hasil penyarian
dengan pelarut lain seperti air atau pelarut nonpolar.
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Amrun dan Umiyah. (2007). Uji Aktivitas Ekstrak Air dan Ekstrak Metanol Beberapa Varian Buah Kenitu (Chrysphyllum cainito L.) Dari Daerah Jember. Bagian Biologi Farmasi, Program Studi Farmasi Universitas Jember. Hal. 45-50
Anonim. Online 2001. Uji Aktivitas Antioksidan.
http://karieeen.wordpress.com/2001/uji aktivitas antioksidan
/
Anonim. Online 2003.Metode Sampling.USU digital Library. Anonim. Online 2004. Antioksidan, Resep Sehat dan Umur Panjang
http://www.Gizi.Net/pengumuman/index,shtml/
Anonim. Online 2005,Tanaman Obat Indonesia.
http://www.iptek.go.id
Anonim.Online 2008.Panjang Umur dengan Antioksidan.
http://www . hersmagz.com/hers_magazine/view_catagory.
Anonim. Online 2008.Rujak Makanan Masa Depan.
http://www.keluarga sehat.com
Anonim. Online 2009. Sari Buah Tamarillo.
http://www.kotadaengnet.infokotamakassar_herbalif_saribuahtamarillo.com
Cahyana, A.H. dan Taufik, M. (2005). Isolasi Senyawa Antioksidan Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmanii Nees ex Blume). Prosiding Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XV. Departemen Kimia FMIPA. IPB. Bogor. Hal. 95-100
Coronel.R.E. and Verheij.E.W.M. (1992). Prosea Foundation Plant
Resources of South-East Asia no 12.Vegetable.Bogor-Indonesia. Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Padang: Andalas University Press. Hal. 1-7. Day, R.A. dan Underwood, A.L. (1986). Analisis Kimia Kuatitatif. Edisi Ke-6.
Terjemahan Iis Sopyan. Jakarta: Erlangga. Hal. 382. Departemen Kesehatan RI. (1978). Materia Medika Indonesia. Jilid II.
Jakarta: Depkes RI. Hal.150-156, 165-167.
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Depkes RI. Hal. 29-31 33, 649, 748.
Departemen Kesehatan dan Kesehatan Sosial RI. (2001). Inventaris Tanaman
Obat Indonesia. Cetakan pertama. Jilid kedua, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hal. 17-18
Fransworth, N.R. (1996). Biological And Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceutical Science. Volume 55 No. 3. Chicago: Reheis Chemical Company. Pages: 257-259, 263.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern
Menganalisa Tumbuhan. terjemahan K. Padmawinata. Edisi II. Bandung: ITB Press. Hal. 6, 71, 76, 84-85, 94-97.
Kosasih, dkk. (2004). Peranan Antioksidan Pada Lanjut Usia. Jakarta: Pusat
Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia. Hal. 48-49, 56-69. Kumalaningsih. (2006). Antioksidan Alami. Surabaya: Trubus Agrisarana.
Hal.16. Kumalaningsih. (2006). Antioksidan Alami Terong Belanda (Tamarillo).
Surabaya: Trubus Agrisarana. Hal.16. Molyneux, P. (2004). The Use Of The Stable Free Radical
diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) For Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci. Technol. 26(2): 211-9.
Silalahi, J. (2006). Makanan Fungsional. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 41-49,
54-55.
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Lampiran 2. Tumbuhan Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.)
Gambar 9. Tunbuhan Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.)
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Gambar 10. Bunga Terong Belanda (Betacei flos)
Lampiran 2 (Lanjutan)
Gambar 11. Buah Terong Belanda (Betacei fructus)
Gambar 12. Buah Terong Belanda yang dipotong dua
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Lampiran 3. Gambar Alat Spektrofotometer
Gambar 13. Spektrofotometer UV-Visibel (Shimadzu mini 1240)
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Lampiran 4. Bagan Ekstraksi Bahan Segar Secara Maserasi
dimasukkan ke dalam sebuah bejana dituangi dengan 1500 ml etanol
ditutup dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk
diserkai, diperas
dicuci dengan etanol 96% secukupnya hingga diperoleh 2000 ml
dipindahkan ke dalam bejana tertutup dibiarkan di tempat sejuk, terlindung
dari cahaya, selama 2 hari dienap-tuangkan dan disaring
digabung dipekatkan dengan alat rotary evaporator
dikeringkan dengan alat Freeze dryer
200 g bahan segar yang telah dihaluskan
Maserat Ampas
Ekstrak cair
Ampas Maserat
Ekstrak kasar
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Lampiran 5. Data Absorbansi Operating Time Larutan DPPH Dalam Metanol
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Lampiran 6. Perhitungan
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
Tabel 3. Analisis Peredaman Radikal Bebas Oleh Ekstrak Etanol Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) Menit ke- Sampel A494 A514 A534 AHitung %peredaman
18
DPPH 1.0644 1.2604 1.1223 0.1671 __
40 0.9859 1.1769 1.0394 0.1643 1.68
80 0.9636 1.1464 1.0153 0.1570 6.04
120 0.9066 1.0785 0.9498 0.1503 10.05
160 0.8693 1.0365 0.9113 0.1462 12.51
36
DPPH 1.0668 1.2601 1.1212 0.1661 __
40 0.9734 1.1572 1.0236 0.1587 4.45
80 0.9509 1.1306 0.9988 0.1558 6.26
120 0.8986 1.0728 0.9473 0.1499 9.75
160 0.8536 1.0122 0.8920 0.1394 16.07
Keterangan: Data merupakan hasil dari 3 kali pengukuran
AHitung : Absorbansi hitung (nm)
A494 : Absorbansi pada panjang gelombang 494 nm
A514 : Absorbansi pada panjang gelombang 514 nm
A534 : Absorbansi pada panjang gelombang 534 nm
( ) %1002
534494514 x
AAAAHitung+
=
( ) %1001% xA
Aperedaman
DPPHHitung
ujibahanHitung=
Perhitungan AHitung ekstrak etanol terong belanda (Solanum betaceum
Cav.)
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
( ) %1002
534494514 x
AAAAHitung+
=
Pada menit ke-18 :
( ) %1002
1223.10644.12604.1 xADPPHHitung
+=
= 0.1671
- Pada menit ke-18 konsentrasi 40 ppm :
( ) %1002
0394.19859.01769.1 xAHitung+
=
= 0.1643
- Pada menit ke-18 konsentrasi 80 ppm :
( ) %1002
0153.19636.01464.1 xAHitung+
=
= 0.1570
- Pada menit ke-18 konsentrasi 120 ppm :
( ) %1002
9498.09066.00785.1 xAHitung+
=
= 0.1503
- Pada menit ke-18 konsentrasi 160 ppm :
( ) %1002
9113.08693.00365.1 xAHitung+
=
= 0.1462
Pada menit ke-36 :
( ) %1002
1212.10668.12601.1 xADPPHHitung
+=
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
= 0.1661
- Pada menit ke-36 konsentrasi 40 ppm :
( ) %1002
0236.19734.01572.1 xAHitung+
=
= 0.1587
- Pada menit ke-36 konsentrasi 80 ppm :
( ) %1002
9988.09509.01306.1 xAHitung+
=
= 0.1558
- Pada menit ke-36 konsentrasi 120 ppm :
( ) %1002
9473.08986.00728.1 xAHitung+
=
= 0.1499
- Pada menit ke-36 konsentrasi 160 ppm :
( ) %1002
8920.08536.00122.1 xAHitung+
=
= 0.1394
Perhitungan persen peredaman ekstrak etanol terong belanda
(Solanum betaceum Cav.)
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
( ) %1001% xA
Aperedaman
DPPHHitung
ujibahanHitung=
Pada menit ke-18 :
- Persen peredaman pada menit ke-18 konsentrasi 40 ppm:
( ) %1001671.01643.01% xperedaman =
= 1.68 %
- Persen peredaman pada menit ke-18 konsentrasi 80 ppm:
( ) %1001671.01570.01% xperedaman =
= 6.04 %
- Persen peredaman pada menit ke-18 konsentrasi 120 ppm:
( ) %1001671.01503.01% xperedaman =
= 10.05 %
- Persen peredaman pada menit ke-18 konsentrasi 160 ppm:
( ) %100
1671.01462.01% xperedaman =
= 12.51 %
Pada menit ke-36 :
- Persen peredaman pada menit ke-36 konsentrasi 40 ppm:
-
Irma l. H. Sinaga : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), 2009.
( ) %1001661.01587.01% xperedaman =
= 4.45 %
- Persen peredaman pada menit ke-36 konsentrasi 80 ppm:
( ) %1001661.01558.01% xperedaman =
= 6.26 %
- Persen peredaman pada menit ke-36 konsentrasi 120 ppm:
( ) %1001661.01499.01% xperedaman =
= 9.75 %
- Persen pered