Politik Dan Etika Pendidikan Islam

13
TEORI-TEORI ETIKA, PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, PERATURAN PEMERINTAH, PERATURAN MENTERI, DAN LOKAL WISDOM A. Konsep Pendidikan Etika 1. Pengertian Etika Pengertian etika sering disamakan dengan pengertian akhlak atau moral. ada pula ulama yang mengatakan bahwa akhlak merupakan etika islam. Sedangkan, kata etika sendiri berasala dari kata latin ethics, dalam nahasa Gerik: Ethikos is a body of moral principles or values. Ethic arti sebenarnya adalah kebiasaan. Namun, lambat laun pengertian etika berubah, seperti sekarang. Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia. 1 Di dalam buku Kamus Istilah Pendidikan dan Umum dinyatakan bahwa etika adalah bagian filsafat yang mengajarkan tentang keluhuran budi (baik buruk). 2 Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, mengartikan etika dengan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). 3 Dapat disimpulkan bahwa etika adalah ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 1 Burhanuddin Salam, Etika Individual: Pola Dasar Filsafat Moral (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000) 3 2 M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981) 144 3 W. J. S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996) 270

Transcript of Politik Dan Etika Pendidikan Islam

Page 1: Politik Dan Etika Pendidikan Islam

TEORI-TEORI ETIKA, PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,

PERATURAN PEMERINTAH, PERATURAN MENTERI, DAN

LOKAL WISDOM

A. Konsep Pendidikan Etika

1. Pengertian Etika

Pengertian etika sering disamakan dengan pengertian akhlak atau moral. ada pula

ulama yang mengatakan bahwa akhlak merupakan etika islam. Sedangkan, kata etika

sendiri berasala dari kata latin ethics, dalam nahasa Gerik: Ethikos is a body of moral

principles or values. Ethic arti sebenarnya adalah kebiasaan. Namun, lambat laun

pengertian etika berubah, seperti sekarang. Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan

masalah perbuatan atau tingkah laku manusia.1

Di dalam buku Kamus Istilah Pendidikan dan Umum dinyatakan bahwa etika

adalah bagian filsafat yang mengajarkan tentang keluhuran budi (baik buruk).2

Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, mengartikan etika dengan ilmu

pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).3

Dapat disimpulkan bahwa etika adalah

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………..

Serta dapat disimpulkan bahwa objek pembahsan daro etika ini adalah tingkah laku

manusia untuk menetapkan nilai, baik atau buruk. Dari sini dapat dipahami bahwa objek

pembahasan etika adalah tindakan-tindakan seseorang yang dapat diberikan nilai baik

atau buruk, yaitu perkataan atau perbuatan yang termasuk dala kategori etika.

2. Tujuan Etika

Tujuan adalah sesuatu yang dikehendaki, baik individu ataupun kelompok. Tujuan

etika yang dimaksud merupakan tujuan akhir dari setiap aktifitas manusia dalam hidup

dan kehidupannya yaitu untuk mewujudkan kebahagiaan. Tujuan utama etika yaitu

menemukan, menentukan, membatasi, dan membenarkan kewajiban, hak, cita-cita moral 1 Burhanuddin Salam, Etika Individual: Pola Dasar Filsafat Moral (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000) 32 M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981) 1443 W. J. S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996) 270

Page 2: Politik Dan Etika Pendidikan Islam

dari individu dan masyarakatnya, baik masyarakat pada umumnya, khususnya

masyarakat profesi.4

3. Fungsi Etika

Etika sebagai suatu ilmu merupakan cabang dari filsafat. Sifatnya praktis, normatif,

dan fungsional, sehingga dengan demikian merupakan suatu ilmu yang langsung berguna

dalam pergaulan hidup sehari-hari. Etika juga dapat menjadi azas dan menjiwai norma-

norma dalam kehidupan, disamping sekaligus memberikan penilaian corak perbuatan

seseorang sebagai manusia.5

4. Macam-macam Etika

Dalam membahas etika sebagai suatu ilmu yang mneyelidiki tentang tanggapan

kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral. Manusia disebut etis,

ialah manusia secara utuh dan mnyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam

rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara

rohani dengan jasmaninya dan antara makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.

Termasuk didalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan

etika, terdapat dua macam etika, yaitu:6

a. Etika Diskripti

Etika deskriprif ialah etika dimana objek yang dinilai ialah sikap dan perilaku

manusia dalam mengerjakan tujuan hidupnya sebagaimana adanya, ini tercermin dari

situasi dan kondisi yang telah membupotensi dimana masyarakat secara turun

temurun.7 Sedangkan menurut Burhanuddin Salam, etika deskriptif ialah etika yang

berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan pola perilaku manusia dan

apa yang dikejar oleh mansuia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.

Etika deskriptif ini berbicara mengenai fakta apa adanya, yaitu mengenai nilai

dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan reliatas

kongkret yang mempunyai potensi. Ia juga berbicara mengenai kenyataan

penghayatan nilai,tanpa menilai dalam suatu masyarakat, tentang sikap orang dalam

4 Supriadi, Etikadan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indoseia, (Jakarta: PT Sinar Grafika, 2006), cet. 1, 115 Mudlor Ahmad, Etika dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas) 34-356 Istighfarotur Rahmaniyah, Pendidikan Etika, (Malang: UIN maliki Press, 2010) 667 Mukhlis, Etika Bisnis: Pendekatan Substantif dan Fungsional (Yogyakarta: Lukman Offset, 1998) 1-2

Page 3: Politik Dan Etika Pendidikan Islam

menghadapi hidup ini, dan tentang kondisi yang memungkinkan manusia bertindak

secara etis.8

Dapat disimpulkan bahwa etika deskriptif yaitu tentang penghayatan nilai atau

tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu yang

memungkinkan manusia bertindak secara etis.

b. Etika Normatif

etika normatif adalah etika yang mengacu pada norma-norma atau standar

moral yang diharapkan untuk mempengaruhi perilaku, kebijakan, keputusan, karakter

individu, dan struktur sosial. Dengan unsur seperti itu, diharapkan perilaku dengan

segala aspeknya tetap berpijak pada norma-norma yang diatur.9

Etika normatif ini berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah

laku manusia, serta memberi penilian dan imbauan kepada manusia untuk bertindak

sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma.

Jadi, etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar

manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan

kaidah atau norma yang disepakati dan yang berlaku di masyarakat.

B. Konsep Pendidikan Etika Islam

1. Pengertian Etika Islam

Etika islam merupakan ilmu yang mengajarakan dan menuntun manusia kepada

tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku buruk sesuai dengan ajaran

islam yang tidak bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan Hadis. Etika isla mengatur,

mengarahkan fitrah manusia dibawah pancaran sinar petunjuk Allah SWT menuju

keridhoan-Nya. Etika Islam mengandung berbagai manfaat, karena itu mempelajari ilmu

etika dapat membuahkan hikmah yang sangat besar, yaitu:10

a. Kemajuan rohani. Orang yang berilmu, mempunyai keutamaan dengan derajat yang

lebih tinggi. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran:

.…

8 Burhanuddin Salam, …. , 3-49 Supriadi, …., 1110 Istighfarotur Rahmaniyah, …., 87

Page 4: Politik Dan Etika Pendidikan Islam

Artimya:

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang

tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima

pelajaran.” (QS. Az Zumar : 9)

b. Penutup kebaikan. Etika Islam bukan hanya sekedar memberitahukan mana yang

baik dan buruk, melainkan juga mempengaruhi dan mendorong umatnya supaya

membentuk hidup yang suci.

c. Kesempurnaan iman. Iman yang sempurna melahirkan kesempurnaan etika dan akal.

Lebih terperinci lagi pengertian etika islam adalah tingkah laku manusia yang

diwujudkan dalam bentuk perbuatan, ucapan, dan pikiran yang sifatnya membangun,

tidak merusak lingkungan dan tidak pula merusak tatanan social bupotensi serta tidak

bertentangan dengan ajaran islam, namun berlandaskan Al-Quran dan Hadis.11

2. Pendidikan Etika Islam

Pendidikan etika ialah proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan,

untuk mencapai pencerahan pengetahuan. Dalam arti luas pendidikan secara formal

meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan etika manusia tentang dirinya sendiri

dan tentang dunia yang tempat mereka hidup. Pendidikan etika diartikan sebagai latihan

mnetal dan fisik yang mengahasilkan manusia berbupotensi tinggi untuk melaksanakan

tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat. Pendidikan etika juga berarti

menumbuhkan personalitas (kepribadian) dan menanamkan tanggung jawab.12 Sebagai

landasan firman Allah QS Ali Imron 19:

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih

orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada

mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir

terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

11 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Quran (Jakarta: Amzah, 2007) cet.1, 19712 Istighfarotur Rahmaniyah, …., 90

Page 5: Politik Dan Etika Pendidikan Islam

Pendidikan etika sangat penting bagi kehidupan manusia baik pada diri seseorang,

keluarga masyarakat, dan bangsa. Dengan pendidikan etika, kehidupan manusia menjadi

lebih baik dan sejahtera. Dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa fungsi yang

mengembangkan kehidupan manusia yang berpendidikan, yaitu menusia paripurna

(insan kamil), yang diharapkan dan dicita-citakan. Fungsi pendidikan etika dapat

membentuk liam fungsi ganda pada manusia, fumgsi tersebut adalah:13

a. Fungsi psikologis. Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan lemah, baik secara

fisik maupun psikis. Maka pendidika etika etika bertugas untuk mewujudkan

(mengantarkan) manusia yang lemah fisik dan psikis tersebut menjadi manusia

yang dewasa, bertanggung jawab, dan mandiri.

b. Fungsi pedagogis. Pendidikan etiak menumbuhkan dan mnegembangkan potensi

dasar manusia, sehingga dapat tumbuh berkembang dan pada akhirnya menjadi

manusia yang sebenarnya (insan kamil).

c. Fungsi filosofis. Pendidikan etika diselenggarakan untuk dapat mewujudkan

manusia yang berjiwa baik, berilmu, berpengetahuan tinggi, dan berpikir secara

luas.

d. Fungsi sosiologis. Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan dasar,

memiliki insting untuk hidup bermasyarakat (homo socius). Pendidikan etika

mengaharapkan agar potendi dasar tersebut dapat berkembang, berjalan luwes

sehingga terjaid interaksi positif.

e. Fungsi agama. Manusia adalah makhluk yang dikenal dengan homo religious

(makhluk beragama), artinya bahwa manusia mempunyai kemampuan dasar

ketuhanan yang dibawa sejak lahir (fitrah) oleh karena itu Allah SWT menurunkan

Nabi dan Rasul untuk mengembangkan fitrah keagamaan tersebut lewat alur

pendidikan dan pengajaran.14

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etika

Segala tindakan dan perbuatan manusia yang memiliki corak yang berbeda antara

satu dengan yang lainnya, pada dasarnya merupakan adanay pengaruh dari dalam

manusia dan motivasi yang disuplai dari luar dirinya. Untuk itu ada faktor yang turut

mempengaruhi dan memotivasi seseorang dalam berperilkau dan beretika, diantaranya:

13 Istighfarotur Rahmaniyah, …., 9114 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet-3, 6

Page 6: Politik Dan Etika Pendidikan Islam

a. Insting (naluri)

Insting adalah seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Insting

merupakan kemampuan yang melekat sejak lahir dan dibimbing oleh nalurinya.

Dalam insting terdapat tiga unsur kekuatan yang bersifat psikis yaitu mengenal

(kognisi), kehendak (konasi), dan perasaan (emosi). Unsur-unsur tersebut juga ada

pad binatang. Insting juga naluru yang merupakan dorongan nafsu yang timbul dalam

batin untuk melakukan suatu kecenderungan khusus yang dibawa dari jiwa yang

dibawa sejak ia dilahirkan.15 Para psikolog menjelaskan bahwa insting atau naluri

berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku.

Insting merupakan sifat pertama yang membentuk etika. Meskipun insting yang ada

pada diri seseorang adalah Takdir Tuhan, tapi ia wajib dididik dan dilatih.16

Dalam ilmu etika, insting berarti akal pikiran. Akal dapat memperkuat akidah,

tetapi harus ditopang oleh ilmu, amal, dan taqwa kepada Allah. Insting banyak

mendoronng perilaku perbuatan yang menjurus kepada etika baik, tapi tergantung

pada orang yang mengendalikannya.17

b. Adat atau Kebiasaan

Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang

dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjaid suatu

kebiasaan.18 Sebuah adat istiadat yang dilakuakan dalam kehidupan sehari-hari selalu

melahirkan dampak positif dan dampak negatif, tetapi nilai-nilai adat tersebut

tetapberfungsi sebagai pedoman manusia untuk hidup di suatu masyarakat dimana ia

tinggal.19

Semua perbuatan baik dan buruk itu menjadi kebiasaan karena adanya

kecenderungan hati terhadapnya dan menerima kecenderungan tersebut dengan

disertai kegiatan berulang-ulang secukupnya.20 Pada perkembangan selanjutnya,

15 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak …., 7616 Zahruddin A. R. dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet-1, 9417 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak …., 9818 Zahruddin A. R. dan Hasanuddin Sinaga, …, 95

19 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi …, 236-237

20 Sahilun A. Nasir, Tujuan Akhlak, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1999) 48

Page 7: Politik Dan Etika Pendidikan Islam

suatu perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dan telah menjadi kebiasaan, akan

dikerjakan dalam waktu singkat, menghemat waktu dan perhatian.21

c. Pola Dasar Bawaan

Di dalam ilmu pendidikan, kita mengenal sedikitnya 3 teori tentang apa yang

mempengaruhi manusia itu sendiri. Yang pertama yaitu aliran Nativisme. Aliran ini

berpendapat bahwa manusia itu ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahirnya.

Pendidikan tidak bisa mempengaruhi perkembangan jiwa seseorang. Aliran kedua

yaitu Aliran Empirisme sebagaimana yang dikemukakan oleh John Locke denagn

teori tabulara. Di dalam teori tersebut dijelaskan bahwa manusia bagaikan kertas

putih, perkembangan jiwa seseorang ditentukan oleh pendidikan atau faktor

lingkungan. Sedangkan aliran ketiga adalah aliran Konvergensi. Aliran ini

menyatakan mencoba memperpaduka antara kedua lairan sebelumnya tadi, yaitu

faktor dasar dan ajar bersama-sama membina perkembnagn jiwa manusia.

Pola dasar manusia mewarisi beberaopa sifat tertentu dari kedua orang tuanya,

bisa mewarisi sifat-sifat jasmaniyah dan juga mewarisi sifat-sifat rohaniahnya.

Namun, pengetahuan belum menemukan presentase pasti mengenai ukuran warisan

sifat-sifat tersebut. 22 dalam ajaran islam, konsep hereditas (keturunan) dijelaskan

diantaranya dalam surat Ar-Rum ayat 30:

……..

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)

fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.

Dalam ayat tersebut, kata fitrah untuk menunjukkan tentang asal kejadian

manusia yang dilahirka dalam keadaan muslim. Dalam konsep etika islam,fitrah

diartikan sebagai kemampuan dasar yang dimilki manusia, untuk berkembang dalam

pola dasar keislaman.23

d. Lingkungan

21 Zahruddin A. R. dan Hasanuddin Sinaga, …, 96

22 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi …, 100

23 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi …, 221

Page 8: Politik Dan Etika Pendidikan Islam

Salah satu bentuk yang juga memberikan sumbangan terhadap terbentuknya

corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan dimana ia berada.

Lingkungan adalah ruang lingkup yang berinteraksi dengan insan yang dapat

berwujud benda-benda seperti air, udara,bumi, langit, dan matahari. Lingkungan

manusia, yaitu segala sesuatu yang mengelilinginya seperti gunung, lautan, udara,

sungai, negeri, perkampungan, dan masyarakat sekitarnya. Lingkungan ada dua jenis,

yaitu:

1) Lingkungan alam

Lingkungan alam telah menjadi perhatian para ahli sejak zaman Plato

hingga sekarang, karena apabila lingkungan tidak cocok dengan suhu tubuh

seseorang, maka ia akan lemah dan mati. Begitu pula dengan akal, apabila

lingkungan tidak mendukung kepada perkembangannya, maka akal pun akan

mengalami kemunduran. Sebagaiaman yang telah dikatakan oleh salah satu tokoh,

bahwa sebenarnya para sejarawan sejak dulu telah menerangkan bahwa tempat-

tempat dan keadaan lingkungan suatu negaramempunyai pengaruh yang sangat

besar terhadap tumbuh kembang kemajuan suatu bangsa. Lingkungan yang besar

artinya bagi setiap individu dilahirkan. Faktor lingkungan yang terdapat dalam

rumah individu pun dapat mempengaruhi penyesuaian dirinya.24

2) Lingkungan pergaulan (sosial)

Masyarakat merupakan tempat tinggal individu berinteraksi. Lingkungan

pergaulan dapat mengubah dalam perihal keyakinan, akal pikiran, adat istiadat,

sifat, pengetahuan, dan terutama dapat mengubah etika perilaku individu. Artinya

dalam lingkungan pergaulan proses saling mempengaruhi selalu terjaid, antara

satu individu dengan individu lainnya. Singkatnya dapat dikatakan bahwa

lingkunagn pergaulan dapat membuahkan kemajuan dan kemunduran manusia.25

24 Istighfarotur Rahmaniyah, …., 101

25 M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi …, 245-246