polisitemia

31
BAB I PENDAHULUAN A. Definisi Polisitemia adalah suatu kondisi yang jarang terjadi di mana tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah merah atau peningkatan abnormal pada jumlah sel darah merah yang diproduksi oleh sumsum tulang. Polisitemia adalah suatu keadaan yang menghasilkan tingkat peningkatan sirkulasi sel darah merah dalam aliran darah. Orang dengan polisitemia memiliki peningkatan hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah di atas batas normal melebihi 6 juta/ mm atau hemoglobinnya melebihi 18 g/dl. Ada dua jenis utama polisitemia: polisitemia vera( primer) dan polisitemia sekunder. Polisitemia vera (yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "polisitemia benar") juga dikenal sebagai suatu jenis polisitemia primer. Primer berarti bahwa polisitemia tidak disebabkan oleh gangguan lain. Polisitemia Primer: Dalam polisitemia primer peningkatan sel darah merah adalah karena masalah yang melekat. Polisitemia sekunder: polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon terhadap faktor-faktor 1

Transcript of polisitemia

Page 1: polisitemia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi

Polisitemia adalah suatu kondisi yang jarang terjadi di mana tubuh terlalu

banyak memproduksi sel darah merah atau peningkatan abnormal pada jumlah sel

darah merah yang diproduksi oleh sumsum tulang.

Polisitemia adalah suatu keadaan yang menghasilkan tingkat peningkatan

sirkulasi sel darah merah dalam aliran darah. Orang dengan polisitemia memiliki

peningkatan hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah di atas batas

normal melebihi 6 juta/ mm atau hemoglobinnya melebihi 18 g/dl.

Ada dua jenis utama polisitemia: polisitemia vera( primer) dan polisitemia

sekunder.

Polisitemia vera (yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "polisitemia

benar") juga dikenal sebagai suatu jenis polisitemia primer. Primer berarti bahwa

polisitemia tidak disebabkan oleh gangguan lain.  Polisitemia Primer: Dalam

polisitemia primer peningkatan sel darah merah adalah karena masalah yang

melekat.

            Polisitemia sekunder: polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon

terhadap faktor-faktor lain atau kondisi yang mendasarinya atau gangguan, seperti

tumor hati, tumor ginjal atau sindroma Cushing..

Penyebab, gejala dan pengobatan dari dua kondisi berbeda-beda. polisitemia

vera lebih serius dan dapat mengakibatkan komplikasi kritis lebih dari polisitemia

sekunder.

B. Etiologi

Sel darah tubuh diproduksi di sumsum tulang ditemukan di beberapa tulang,

seperti tulang  paha. Biasanya produksi sel darah diatur oleh tubuh sehingga jumlah

sel darah kanan baru dibuat untuk menggantikan sel-sel darah yang lama karena

mereka mati. Dalam polisitemia, proses ini tidak normal karena berbagai penyebab

1

Page 2: polisitemia

dan menghasilkan terlalu banyak sel darah merah dan kadang-kadang sel-sel darah

lainnya. Hal ini menyebabkan penebalan darah.

Polisitemia Primer: Dalam polisitemia primer peningkatan sel darah merah

adalah karena masalah yang melekat dalam proses produksi sel darah merah.

Polisitemia Primer terjadi di sekitar 2 pada setiap 100.000 orang. Penyebabnya tidak

diketahui. Namun, polisitemia ini hadir saat lahir, biasanya disebabkan oleh

kelainan genetik warisan yang abnormal menyebabkan tingkat tinggi prekursor sel

darah merah. polisitemia keluarga dan bawaan Primer (PFCP) dan polisitemia vera

(PV).

Polisitemia sekunder: polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon

terhadap faktor-faktor lain atau kondisi yang mendasarinya atau gangguan, seperti

tumor hati, tumor ginjal atau sindroma Cushing. Polisitemia sekunder juga dapat

disebabkan oleh peningkatan eritropoietin (EPO) produksi baik dalam respon

terhadap hipoksia kronis (kadar oksigen rendah) atau dari tumor mensekresi

eritropoietin,  perilaku, gaya hidup, seperti merokok, tinggal di tempat yang tinggi,

penyakit paru-paru parah, dan penyakit jantung.Bila ada kekurangan oksigen, tubuh

merespon dengan memproduksi lebih banyak sel darah merah yang membawa

oksigen ke sel-sel tubuh.

C. Klasifikasi

Ada 3 jenis polisitemia yaitu:

a) Polisitemia Vera (Polisitemia Primer)

Polisitemia Vera lebih serius dan dapat mengakibatkan komplikasi kritis

lebih dari polisitemia sekunder. Penyebab, gejala, dan perawatan dari dua

kondisi yang berbeda-beda. Polisitemia primer ( polisitemia vera) ditandai

dengan peningkatan jumlah trombosit dan granulosit serta sel darah merah, dan

dan diyakini sebagai awal terjadinya abnormalitas Penyebab, gejala, dan

perawatan dari dua kondisi yang berbeda-beda. Polisitemia primer ( polisitemia

vera) ditandai dengan peningkatan jumlah trombosit dan granulosit serta sel

darah merah, dan dan diyakini sebagai awal terjadinya abnormalitas Polisitemia

2

Page 3: polisitemia

vera (yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "polisitemia benar") juga

dikenal sebagai suatu jenis polisitemia primer. Primer berarti bahwa polisitemia

tidak disebabkan oleh gangguan lain Dalam polisitemia primer peningkatan sel

darah merah adalah karena masalah yang melekat.

Tanda dan Gejala

Pada tahap awal, polisitemia vera biasanya tidak menimbulkan gejala apapun.

Namun, seiring dengan proses bertambah banyaknya sel darah merah, ada

beberapa gejala yang bisa dikenali seperti : sakit kepala, kepala serasa berputar,

gatal-gatal, terutama ketika sedang mandi air panas, muncul tanda merah pada

kulit, susah bernafas atau nafas pendek-pendek, susah bernafas, terutama ketika

sedang dalam posisi berbaring, sakit pada dada, perasaan terbakar atau lemas

dibagian tangan, kaki, atau lengan, perasaan kembung atau eneg di perut sebelah

kiri, cepat lelah, susah bicara secara mendadak. ini bisa jadi akibat pembuluh

darah ke otak sudah tersumbat, sehingga mengakibatkan stroke, penglihatan

terganggu/ganda, gangguan keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh,

mengalami masalah ingatan

b) Polisitemia Sekunder

Polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon terhadap faktor-faktor

lain atau kondisi yang mendasarinya atau gangguan, seperti tumor hati, tumor

ginjal atau sindroma Cushing.

c) Polisitemia Relatif (‘stres’)

Polisitemia ‘stres’ atau pseudo-polisitemia, adalah akibat penyusutan volume

plasma. Volume sel darah total normal. Keadaan ini lebih umum dari

polisitemia vera. Paling banyak terjadi khusus pada laki-laki umur pertengahan

dan dapat disertai oleh problem kardivaskular, misalnya ikshemia miokard atau

TIA (transient ischaemic attacks) otak. Jika bersamaan dengan hipertensi ini

dinamakan sindroma Gaisbock. Terapi deuritik dan merokok berat sering

bersamaan. Nilai setiap bentuk pengobatan khusus belum ditentukan tetapi

3

Page 4: polisitemia

percobaan dengan venaseksi berulang dengan atau tanpa pergantian plasma

sedang dikembangkan.

D. Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang biasanya muncul pada polisitemia adalah sebagai berikut :

a. Muka kemerah-merahan (pletora), gambaran pembuluh darah di kulit atau

selaput lendir, dan kongjungtiva hiperemia sebagai akibat peningkatan massa

eritrosit.

b. Hiperviskositas yang menyebabkan penurunan aliran darah, sehingga terjadi

hipoksia jaringan dengan manifestasi klinik: sakit kepala, dizziness, vertigo,

tinnitus, gangguan penglihatan, stroke, angina pektoris, infark miokardium, dan

klaudikasio.

c. Manifestasi perdarahan (10-20% penderita): epistaksis, perdarahan traktus

gastrointestinal (ulkus peptikum), serta abnormalitas faktor pembekuan V dan

XII.

d. Manifestasi trombosis arteri dan vena: gangguan serebrovaskular, infark

miokardium, infark paru-paru, trombosis vena mesentrika, hepatika, dan deep

vein thrombosis.

e. Splenomegali.

f. Hepatomegali.

g. Pruritus urtikaria.

h. Gout.

E. Komplikasi

1. Kelebihan sel darah merah dapat dikaitkan dengan komplikasi lain, termasuk

Kemungkinan Komplikasi

Perdarahan dari lambung atau bagian lain pada saluran pencernaan

2. Batu Ginjal

3. Asam urat

4. Gagal jantung

4

Page 5: polisitemia

5. Leukemia

6. Myelofibrosis

7. Penyakit ulkus peptikum

8. Trombosis (pembekuan darah, yang dapat menyebabkan stroke atau

serangan jantung)

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Fisik, yaitu ada tidaknya pembesaran limpa dan penampilan

kulit (eritema).

2. Pemeriksaan Darah

Jumlah sel darah ditentukan oleh complete blood cell count (CBC), sebuah

tes standar untuk mengukur konsentrasi eritrosit, leukosit dan trombosit

dalam darah. PV ditandai dengan adanya peningkatan hematokrit, jumlah sel

darah putih (terutama neutrofil), dan jumlah platelet. Pemeriksaan darah

lainnya, yaitu adanya peningkatan kadar serum B12, peningkatan kadar

asam urat dalam serum, saturasi oksigen pada arteri, dan pengukuran kadar

eritropoietin (EPO) dalam darah.

3. Pemeriksaan Sumsum tulang

Meliputi pemeriksaan histopatologi dan nalisis kromosom sel-sel sumsum

tulang (untuk mengetahui kelainan sifat sel tunas (stem cells) pada sumsum

tulang akibat mutasi dari gen Janus kinase-2/JAK2).

G. Penatalaksanaan

Terapi-terapi yang sudah ada saat ini belum dapat menyembuhkan pasien. Yang

dapat dilakukan hanya mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup

pasien.

Tujuan terapi yaitu:

1. Menurunkan jumlah dan memperlambat pembentukan sel darah merah

(eritrosit).

5

Page 6: polisitemia

2. Mencegah kejadian trombotik misalnya trombosis arteri-vena,

serebrovaskular, trombosis vena dalam, infark miokard, oklusi arteri perifer,

dan infark pulmonal.

3. Mengurangi rasa gatal dan eritromelalgia ekstremitas distal.

Prinsip terapi

1. Menurunkan viskositas darah sampai ke tingkat normal kasus (individual)

dan mengendalikan eritropoesis dengan flebotomi.

2. Menghindari pembedahan elektif pada fase eritrositik/ polisitemia yang

belum terkendali.

3. Menghindari pengobatan berlebihan (over     treatment)

4. Menghindari obat yang mutagenik, teragenik dan berefek sterilisasi pada

pasien usia muda.

5. Mengontrol panmielosis dengan fosfor radioaktif dosis tertentu atau

kemoterapi sitostatik pada pasien di atas 40 tahun bila didapatkan:

Trombositosis persisten di atas 800.00/mL, terutama jika disertai

gejala thrombosis

Leukositosis progresif

Splenomegali yang simtomatik atau menimbulkan sitopenia

problematic

Gejala sistemis yang tidak terkendali seperti pruritus yang sukar

dikendalikan, penurunan berat badan atau hiperurikosuria yang sulit

diatasi.

Terapi PV

1. Flebotomi

Flebotomi adalah terapi utama pada PV. Flebotomi mungkin satu-

satunya bentuk pengobatan yang diperlukan untuk banyak pasien, kadang-

6

Page 7: polisitemia

kadang selama bertahun-tahun dan merupakan pengobatan yang dianjurkan.

Indikasi flebotomi terutama pada semua pasien pada permulaan penyakit,dan

pada pasien yang masih dalam usia subur.Pada flebotomi, sejumlah kecil darah

diambil setiap hari sampai nilai hematokrit mulai menuru. Jika nilai hematokrit

sudah mencapai normal, maka darah diambil setiap beberapa bulan, sesuai

dengan kebutuhan. Target hematokrit yang ingin dicapai adalah <45% pada

pria kulit putih dan <42% pada pria kulit hitam dan perempuan.

Kemoterapi Sitostatika/ Terapi mielosupresif (agen yang dapat

mengurangi sel darah merah atau konsentrasi platelet). Tujuan pengobatan

kemoterapi sitostatik adalah sitoreduksi.  Lebih baik menghindari kemoterapi

jika memungkinkan, terutama pada pasien uisa muda. Terapi mielosupresif

dapat dikombinasikan dengan flebotomi atau diberikan sebagai pengganti

flebotomi. Kemoterapi yang dianjurkan adalah Hidroksiurea (dikenal juga

sebagai hidroksikarbamid) yang merupakan salah satu sitostatik golongan obat

antimetabolik karena dianggap lebih aman, tetapi masih diperdebatkan tentang

keamanan penggunaan jangka panjang. Penggunaan golongan obat alkilasi

sudah banyak ditinggalkan atau tidak dianjurkan lagi karena efek

leukemogenik dan mielosupresi yang serius. Walaupun demikian, FDA masih

membenarkan klorambusil dan Busulfan digunakan pada PV. Pasien dengan

pengobatan cara ini harus diperiksa lebih sering (sekitar 2 sampai 3 minggu

sekali). Kebanyakan klinisi menghentikan pemberian obat jika hematokrit:

pada pria < 45% dan memberikannya lagi jika > 52%, pada wanita < 42% dan

memberikannya lagi jika > 49%.

2. Fosfor Radiokatif (P32)

Isotop radioaktif (terutama fosfor 32) digunakan sebagai salah satu

cara untuk menekan sumsum tulang. P32 pertama kali diberikan dengan dosis

sekitar 2-3mCi/m2 secar intravena, apabila diberikan per oral maka dosis

dinaikkan 25%. Selanjutnya jika setelah 3-4 minggu pemberian pertama P32

Mendapatkan hasil, reevaluasi setelah 10-12 minggu.

7

Page 8: polisitemia

Jika diperlukan dapat diulang akan tetapi hal ini jarang

dibutuhkan.Tidak mendapatkan hasil, selanjutnya dosis kedua dinaikkan 25%

dari dosis pertama, dan diberikan sekitar 10-12 minggu setelah dosis pertama.

3. Kemoterapi Biologi (Sitokin)

Tujuan pengobatan dengan produk biologi pada polisitemia vera terutama

untuk mengontrol trombositemia (hitung trombosit . 800.00/mm3). Produk

biologi yang digunakan adalah Interferon (Intron-A, Roveron-) digunakan

terutama pada keadaan trombositemia yang tidak dapat dikendalikan.

Kebanyakan klinisi mengkombinasikannya dengan sitostatik Siklofosfamid

(Cytoxan).

Pengobatan pendukung

1. Hiperurisemia diobati dengan allopurinol 100-600 mg/hari oral pada

pasien dengan penyakit yang aktif dengan memperhatikan fungsi    

ginjal.

2. Pruritus dan urtikaria dapat diberikan anti histamin, jika diperlukan

dapat diberikan Psoralen dengan penyinaran Ultraviolet range A

(PUVA).

3. Gastritis/ulkus peptikum dapat diberikan penghambat reseptor  H2.

4. Antiagregasi trombosit Analgrelide turunan dari            Quinazolin.

5. Anagrelid digunakan sebagai substitusi atau tambahan ketika

hidroksiurea tidak memberikan toleransi yang baik atau dalam kasus

trombositosis sekunder (jumlah platelet tinggi). Anagrelid mengurangi

tingkat pembentukan trombosit di sumsum. Pasien yang lebih tua dan

pasien dengan penyakit jantung umumnya tidak diobati dengan

anagrelid.

H. Pohon Masalah

8

Page 9: polisitemia

9

Polisitemia primer Polisitemia Sekunder

Sakit kepala   Kepala terasa berputar  Gatal-gatal  Muncul tanda merah pada kulit  Susah bernafas  Sakit pada dada  Cepat lelah  Gangguan keimbangan dan koordinasi gerak tubuh  Keringat berlebihan   Gangguan penglihatan  Kehilangan berat badan

peningkatan eritropoietin (EPO) produksi baik dalam respon terhadap hipoksia kronis (kadar oksigen rendah) atau dari tumor mensekresi eritropoietin,  perilaku, gaya hidup, seperti merokok, tinggal di tempat yang tinggi, penyakit paru-paru parah, dan penyakit jantung

penyusutan volume plasma. Volume sel darah total normal.

Polisitemia primer

Polisitemia Relatif

Polisitemia

Polisitemia sekunder

Dimana proliferasi eritrosit disertai peningkatan kadar eritropietin. Peningkatan massa sel darah merah

lama kelamaan akan mencapai keadaan

hemostasis dan kadar eritropoietin kembali

normal.

Disebabkan oleh kelainan sifat sel tunas pada

sumsum tulang. Selain itu terdapat sel batang

normal pada sumsum tulang, terdapat pula sel batang abnormal yang

dapat mengganggu atau menurunkan

pertumbuhan dan pematangan sel normal.

Page 10: polisitemia

BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN POLISITEMIA

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Lakukan pengkajian pada identitas pasien dan isi identitasnya, yang

meliputi: nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,

tanggal pengkajian.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)

Penderita penyakit polisitemia vera  menampakkan gejala  mencakup

pusing, sakit kepala, kemerahan pada wajah, kesulitan bernafas, kelelahan,

gatal. Pada polisitemia sekunder  menampakkan gejala kelesuan,

hipertensi,sesak napas, batuk kronis, gangguan tidur (apnea tidur), pusing.

3. Riwayat Kesehatan Terdahulu (RKD)

Penyakit yang pernah dialami oleh pasien sebelum masuk rumah sakit,

kemungkinan pasien pernah menderita penyakit sebelumnya seperti :

kelesuan, sakit kepala, hipertensi,dan riwayat merokok

4. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)

Riwayat adanya penyakit polisitemia pada anggota keluarga yang lain

seperti : Kelainan genetik warisan yang abnormal menyebabkan tingkat

tinggi prekursor sel darah merah, PPOK, tumor ginjal atau sindroma

Cushing,dan lain-lain.

5. Data sosial,psikologis dan agama

Keyakinan klien terhadap budaya dan agama yang mempengaruhi

kebiasaan klien dan pilihan pengobatan misal penolakan transfusi darah.

Adanya depresi.

6. Data kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

10

Page 11: polisitemia

Penurunan masukan diet

masukan diet rendah protein hawan

kurangnya intake zat makanan tertentu:vitamin b12,asam folat

b. Aktivitas istirahat

frekuensi dan kualitas pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

c. Eliminasi BAK dan BAB

Frekuensi,warna,konsistensi dan bau

Pemeriksaan Fisik

Dalam pemeriksaan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

a. Peningkatan warna kulit (sering kemerah-merahan) yang disebabkan

oleh meningkatnya Hb.

b. Gejala-gejala kelebihan beban sirkulasi (dispnea, batuk kronis,

peningkatan tekanan darah, takikardia, sakit kepala, dan pusing) yang

disebabkan oleh peningkatan volume darah.

c. Gejala-gejala trombisis (angina, klaudikasi intermiten, tromboplebitis)

disebabkan oleh peningkatan viskositas darah.

d. Splenomrgali dan hepatomegaly

e. Gatal, khususnya setelah mandi air hangat yang diakibatkan oleh

hemolisis sel darah merah yang tidak matang.

f. Riwayat perdarahan hidung, ekimosis atau perdarahan saluran

pencernaan dari disfungsi trombosit.

Pemeriksaan Diagnostik:

Pemeriksaan darah lengkap

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera (asam urat meningkat)

2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.

11

Page 12: polisitemia

C. Intervensi Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera (asam urat meningkat)

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri 

dapat berkurang dengan KH : Skala Nyeri 3-1 Pasien tidak tampak meringis

lagi.

Intervensi :

a) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10), frekuensi, dan

waktu.

b) Lakukan tindakan pengubahan posisi, masase, rentang gerak pada sendi

yang sakit.

c) Ajarkan pasien untuk menggunakan visualisasi/bimbingan imajinasi,

relaksasi progresif.

d) Berikan analgesic/antipiretik

2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan pasien

melaporakan peningkatan toleransi aktivitas dengan KH : Tanda-tanda vital

normal TD:120/80 mmHg, RR : 20 kali/menit, Suhu : 360C, Nadi:80

kali/menit. Mampu melakukan aktivitas seharihari secara mandiri.

Intervensi :

a) Observasi TTV pasien.

b) posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.

c) Ajarkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada,

napas pendek, kelemahan atau pusing terjadi

12

Page 13: polisitemia

d) Berikan oksigen tambahan

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

berat badan stabil dengan nilai laboratorium normal dengan KH: Berat

badan ideal sesuai dengan tinggi badan, Tidak ada tanda-tanda malnutrisi,

Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan

Intervensi :

a) Kaji riwayat nutrisi.

b) Berikan intake nutrisi sedikit tapi sering.

c) Berikan informasi mengenai nutrisi dengan kandungan kalori, vitamin,

protein, dan mineral tinggi.

d) Konsultasi dengan ahli diet.

D. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah melaksanakan intervensi keperawatan.

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan yaitu kategori dari

perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

dan kriteria hasil yang diperlukan dari asuhan keperawatan dilakukan dan

diselesaikan. Implementasi mencakup melakukan membantu dan mengarahkan

kerja aktivitas kehidupan sehari-hari. Implementasi keperawatan sesuai dengan

intervensi yang telah dibuat.

E. Evaluasi

Evaluasi dari masalah polisitemia yaitu:

a) Masalah teratasi

b) Masalah sebagaian teratasi

c) tidak teratasi

13

Page 14: polisitemia

d) Muncul masalah baru.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Polisitemia adalah suatu keadaan yang menghasilkan tingkat peningkatan

sirkulasi sel darah merah dalam aliran darah. Orang dengan polisitemia memiliki

peningkatan hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah di atas batas

normal melebihi 6 juta/ mm atau hemoglobinnya melebihi 18 g/dl.

Ada dua jenis utama polisitemia: polisitemia vera( primer) dan polisitemia

sekunder. Polisitemia vera (yang secara harfiah diterjemahkan sebagai "polisitemia

benar") juga dikenal sebagai suatu jenis polisitemia primer. Primer berarti bahwa

polisitemia tidak disebabkan oleh gangguan lain.  Polisitemia Primer: Dalam

polisitemia primer peningkatan sel darah merah adalah karena masalah yang

melekat dalam proses produksi sel darah merah.

Polisitemia sekunder: polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon

terhadap faktor-faktor lain atau kondisi yang mendasarinya atau gangguan, seperti

tumor hati, tumor ginjal atau sindroma Cushing.

B. Saran

Disarankan kepada penderita polisitemia sekunder untuk menghindari faktor

pencetus dan resiko yang bisa mengakibatkan penyakit bertambah parah. Seperti :

perilaku, gaya hidup, seperti merokok, tinggal di tempat yang tinggi.

14

Page 15: polisitemia

BAB IV

STUDI KASUS

A. Diskripsi Kasus

Pada tanggal 11 agustus 2015 datang seorang pasien bernama Ny S umur 29

tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan wiraswasta, alamat Perum Indah

Blok Z Ponorogo , nomor register 08 11 14 08, Keluhan utama yang dirasakan

adalah Sering mengeluh nafas pendek pada istirahat dan meningkat pada aktivitas.

Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit hematology,penyakit malabsorbsi.

Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menurun maupun menular dari

keluarganya saat ini.Kemudian klien dibawa oleh keluarga ke RSU Asiyah

Ponorogo dan mendapatkan penanganan awal. TTV TD : 140/95 mmHg, N :

110x/menit, P : 18x/menit, S : 37 ˚C, RR : 23x permenit.

B. Pengkajian

a) Identitas Klien

Nama Klien     : Ny. STgl Lahir         : 16 maret 1986Jenis Kelamin  : PSuku/bangsa    : jawaAgama             : IslamPendidikan      : SMAPekerjaan         : PensiunanAlamat             : Perum Indah Blok Z Ponorogo

b) Riwayat Keperawatan1.         Keluhan Utama

Sering mengeluh napas pendek pada istirahat dan meningkat pada aktivitas.

2.         Riwayat Keperawatan Sekarang

Saat kita lakukan pengkajian yaitu pucat,cepat lelah,takikardi,palpitasi,dan takipnoe. Gejala awl menunjukkan Pasien menderita anemia.TD     : 140/95 mmHg

15

Page 16: polisitemia

N       : 110x/menitP        : 18x/menitS        : NormalRR    : 23x permenitLab    : Hb: 16gr/dl, Hematokrit 63%, leukositosis, trombositosis.

P (Provocative)         : kelainan sifat sel tunas pada sumsum tulangQ (Quality)               : Keluhan dari ringan sampai berat.R (Region)                : Semua sistem tubuh akan terganggu.S (Severity)               : Dari Grade I, II, III sampai IV.T (Time)                    : adanya pendaraahn kronis

c) Riwayat Keperawatan Sebelumnya1) Adanya penyakit kronis seperti penyakit hati,ginjal2) Adanya perdarahan kronis/adanya episode berulangnya perdarahan kronis3) Adanya riwayat penyakit hematology,penyakit malabsorbsi.

d) Riwayat Kesehatan Keluarga1) Adanya riwayat penyakit kronis dalam keluarga yang berhubungan dengan

status penyakit yang diderita klien saat ini2) Adanya anggota keluarga yang menderita sama dengan klien

·         Adanya kecendrungan keluarga untuk terjadi anemia

e) Riwayat Kesehatan Lingkungan·         Lingkungan Kebersihannya cukup terjaga.

c.       Pemeriksaan Fisik dan Pengkajian Per-sistem

1.      Sistim Sirkulasi,

Gejala:

riwayat kehilangan darah kronis

riwayat endokarditis infektif kronis

Palpitasi

Tanda:

Tekanan darah : Peningkatan sistolik dengan diastolic stabil dan tekanan

nadimelebar, hipotensi postural.

Disritmia:abnormalitas EKG missal:depresi segmen ST dan pendataran atau

deresi gelombang T jika terjadi takikardi

2.      Sistim Neurosensori

16

Page 17: polisitemia

Gejala: Sakit kepala,berdenyut,pusing,vertigo,tinnitus,ketidakmampuan berkosentrasi imsomnia,penurunan penglihatan dan adanya bayangan pada mata kelemahan,keseimbangan buruk,kaki goyah,parestesia tangan /kaki sensasi menjadI  dingin

Tanda: Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis. Mental: tak mampu berespon. Oftalmik Hemoragis retina.

3.      Sistim Pernafasan

Gejala: napas pendek pada istirahat dan meningkat pada aktivitas Tanda: Takipnea,ortopnea,Dispnoe

4.      Sistim Nutrisi

Gejala: penurunana masukan diet,masukan protein hewani rendah nyeri pada mulut atau lidah,kesulitan menelan(ulkus pada faring) mual muntah,dyspepsia,anoreksia

adanya penurunan berat badan

Tanda : Lidah tampak merah daging Membran mukosa kering dan pucat. Turgor kulit buruk kering, hilang elastisitas.

5.      Sistim Aktivitas/ Istirahat

Gejala: keletihan,kelemahan,malaise umum kehilamgan produktivitas,penurunan semangat untuk bekarja toleransi terhadap latihan rendah kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak

Tanda: Takikardia/takipnea,dispnea pada bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan dan otot penurunan kekuatan Ataksia,tubuh tidak tegak.

6.      Sistim Keamanan dan Nyeri

Gejala: riwayat pekarjaan yang terpapar terhadap bahan kimia riwayat kanker tidak toleran terhadap panas dan dingin transfusi darah sebelumnya gangguan penglihatan penyembuhan luka buruk

17

Page 18: polisitemia

sakit kepala dan nyeri abdomen samarTanda: Demam rendah, menggigil, dan berkeringat malam. Limfadenopati umum Petekie dan ekimosis. Nyeri abdomen samar dan sakit kepala.

d.      Data Penunjang

Jumlah darah lengkap: Hb dan Ht menurun. Jumlah eritrosit menurun. Pewarnaan SDM : Menditeksi perubahan warna dan bentuk (mengidentifikasi

tipe anemia)

C. Diagnosa Keperawatan

ANALISA DATA

NS. DIAGNOSIS :   (NANDA-I)

Kelebihan volume cairan

        DEFINITION: Peningkatan retensi cairan isotonik

DEFINING                CHARACTERISTICS         Perubahan pada pola pernapasan         Gelisah         penambahan BB

RELATED    FACTORS:         Gangguan mekanisme regulasi         kelebihan asupan cairan.

ASSESSMENT Subjectiv data entry         Px mengeluh nyeri pada kaki

yang di pasang infus

Objective data entry         Tanda- tanda Vital

TD 140/95 mmHg, N : 110x/menit, P: 18x/menit, S: Normal. RR : 23x permenit, Lab: Hb: 16gr/dl, Hematokrit 63%, leukositosis, trombositosis.

DIAGNOSIS

ClientDiagnosticStatement:

Ns. Diagnosis (Specify):Perubahan pola napas

Related to: Sesak

18

Page 19: polisitemia

D. Intervensi Keperawatan

Inisial Pasien : ___________Nama Mhs:___________________Tanggal:_________________Diagnosa Keperawatan           : Pernafasan dadaDefinisi                                   :          

NIC NOC

INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR

             Hipervolemia

Definisi : peningkatan

volume cairan pada

intraseluler dan /atau

extraseluler dan

pencegahan

komplikasi pada

seorang pasien yang

cairanya berlebihan.

        Monitor  intake / input dan output

        Monitor hasil laboratorium untuk retensi cairan( peningkatan berat yang spesific, peningkatan BUN, penurunan hematocrit, dan peningkatan level osmolasi urin).

        Intruksikan pasien dan /atau keluarga untuk ukuran dalam mengobati hipovolemia.

        Menaikkan body image dan harga diri jika memperhatikan penyebabnya seperti retensi cairan berlebihan, jika cocok.

             Overload Cairan         Penurunan keluaran

urin

        Peningkatan serum

sodium

        Tangan odem

        Sakit kepala

E. Implementasi Keperawatan

No. diagnosa masalah

Tgl/jam Tindakan paraf

1.       Pernafasan dada(3230)

5-5-2012/08.00

09.00

10.00

1.      Menentukan adanya kontraindikasi

untuk penggunaan terapi fisik dada

2.      Menentukan segmen paru perlu

dikeringkan

3.      Memposisi pasien dengan segmen paru

akan dikeringkan di posisi paling atas

19

Page 20: polisitemia

4.      Menggunakan bantal untuk mendukung

pasien dalam posisi yang ditunjuk

5.      Menggunakan perkusi dengan drainase

postural dengan cupping tangan dan

bertepuk tangan dinding dada dalam

suksesi cepat untuk menghasilkan

serangkaian suara berongga

6.      Menggunakan getaran dada dalam

kombinasi dengan drainase postural

sesuai

7.      Mengunakan nebulizer ultrasonik yang

sesuai

8.      Mengunakan terapi aerosol yang sesuai

9.      Memantau jumlah dan jenis dahak dahak

10.  Mendorong batuk selama dan setelah

drainase postural

F. Evaluasi Keperawatan

Masalah kep/kolaboratif

Tgl/jam Catatan perkembangan Paraf

1.      Pernafasan dada(3230)

5-5-2012/08.00

09.00

10.0011.00

S : Klien  masih mengatakan napas pendek pada istirahat dan meningkat pada aktivitasO : TD : 140/95 mmHg, N : 110x/menit, P: 18x/menit, S: Normal. Lab: Hb: 16gr/dl, Hematokrit 63%, leukositosis, trombositosis.A : Ketidakefektifan pola napasP : rencana tindakan keperawatan 1,2,3 sampai 10 dilanjutkan

20

Page 21: polisitemia

DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar Asuhan keperawatan dengan gangguan system Hematologi- wiwik Handayani-

file: III C:/User/BO/Handayani/google20Buku.html

Price, Wilson, 2005, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC

21