Polimer 01
-
Upload
nur-halimah -
Category
Documents
-
view
125 -
download
1
Transcript of Polimer 01
1
Biomaterial 2012
POLIMER
Dalam kehidupan sehari-hari, polimer disebut juga makromolekul. Atau gabungan
dari molekul-molekul. Pembentuk polimer adalah monomer jadi dengan kata lain,
polimer merupakan kumpulan dari monomer yang bergabung dengan ikatan kovalen.
Polimer misalnya polyethylene yang dibentuk dari elthylene (CH2=CH2) dimana atom
karbon memberikan dua elektron dengan dua hidrogen lain dan atom karbon sehingga
strukturnya menjadi –CH2 - (CH2=CH2)n- CH2-. Polimer sebenarnya sudah dikenal
sejak dahulu yaitu sebagai bahan-bahan alam yang memungkinkan diambil dengan
mudah oleh manusia dari alam misalnya polisakarida seperti wol, sutera, kapas,
protein, karet alam, amilum, glikogen, selulosa, kitosan dan agar-agar. Hal ini
membuat manusia dapat langsung mengambil dari alam, dan untuk selanjutnya dapat
diproses kembali di pabrik untuk mendapatkan produk yang diinginkan manusia dari
polimer tersebut. Selain polimer alam, terdapat juga polimer buatan. Polimer buatan
itu sendiri dibedakan menjadi polimer sintetis dan polimer regenerasi. Perbedaan
antara keduanya adalah polimer regenerasi, merupakan polimer alam yang
dimodifikasi misalnya serat sintetis atau rayon yang terbuat dari kayu. Sedangkan
polimer sintetis dibuat di pabrik dari monomer misalnya karet sintetis, dan plastik.
A. Jenis Polimer
Penggolongan atau jenis polimer didasarkan pada beberapa hal yaitu:
1) Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya
Homopolimer: polimer yang monomernya sejenis, misalnya selulosa dan
protein. Pembentukannya dengan proses ikatan rangkap monomernya terbuka
dan kemudian berikatan membentuk polimer yang berikatan tunggal.
Kopolimer: disebut juga heteropolimer. Yaitu polimer yang dibentuk dari
monomer yang tidak sejenis pembentukan berlangsung pada suhu dan tekanan
Polimer
2
Biomaterial 2012
yang tinggi dan dibantu katalis yang berfungsi untuk mengendalikan proses
pembentukan struktur molekul polimer agar lebih teratur.
2) Penggolongan berdasarkan ketahanan terhadap panas
Polimer Thermoplastik yaitu polimer yang memiliki ciri-ciri memiliki rantai
linier, bercabang, atau sedikit bersambung. Tidak tahan panas, menjadi lunak
saat dipanaskan, dan keras saat didinginkan. Secara berulang-ulang. Misalnya
polyethilene, polypropilene, dan PVC
Polimer Thermosting yaitu polimer yang tahan panas. Polimer tersebut bila
dipanaskan tidak akan meleleh dan sukar di daur ulang misalnya melamin dan
bakelit. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali
atau pada saat pembuatannya dan apabila rusak atau pecah tidak dapat
diperbaiki lagi.
B. Polimerisasi
Pembentukan sebuah polimer dinamakan polimerisasi, yang dibedakan menjadi dua
yaitu polimerisasi adisi dan dengan reaksi kondensasi.
1. Polimerisasi Adisi
Polimer dihasilkan dengan proses adisi dari proses adisi radikal bebas dari
monomer tak jenuh. Reaksi ini dapat berlangsung secara cepat tanpa produk
samping sehingga sering disebut pula sebagai pertumbuhan rantai (Chain
Growth). Mekanisme ini berlangsung beberapa tahap:
Inisiasi : meruapakan proses dimulainya polimerisasi yaitu dengan
penguraian inisiator dan adisi molekul monomer pada salah satu
radikal bebas yang terbentuk.
Polimer
3
Biomaterial 2012
Propagasi: Adisi / pertumbuhan rantai. Terjadi adisi molekul
monomer pada radikal monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi.
Terminasi: Reaksi ini dapat terjadi melalui reaksi antara radikal
polimer yang sedang tumbuh dengan radikal mula-mula yang
terbentuk dari inisiator atau antara radikal polimer yang sedang
tumbuh dengan radikal polimer lainnya, sehingga akan membentuk
polimer dengan berat molekul tinggi. Melalui 2 cara yaitu
Bergabungnya OH ke ujung rantai molekul dan bergabungnya dua
rantai molekul.
Reaksi ini terjadi misalnya pada pembentukan polyethilene dari molekul-
molekul ethylene. Selain itu ada pula polipropilene, politetrafluoroetilene,
polivinilclorida (PVC) yang biasa digunakan dalam teflon dan akrilik.
2. Polimerisasi Kondensasi
Perbedaan yang jelas antara polimerisasi kondensasi adalah keberadaan
produk samping. Jenis polimerisasi ini berlangsung dari tahap demi tahap.
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer
yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi ini terkadang
disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl. Di
dalam reaksi polimerisasi jenis yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi
secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru
yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil,
biasanya air dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap
monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat
menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi
polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi. Dalam polimerisasi kondensasi,
suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer bergabung dengan gugus-OH
dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air. Polimerisasi ini
Polimer
4
Biomaterial 2012
berlangsung lebih lambat dan rantai nya lebih rigid karena memiliki jaringan
3-D yang kompleks. Contoh dari polimer dengan proses polimerisasi
kondensasi adalah bakelit yaitu jenis plastik sintetis yang pertama-tama ada
yang merupakan hasil reaksi dari formaldehide dan fenol.
C. Ikatan-Ikatan dalam Polimer
Ikatan-ikatan dalam polimer bisa dikelompokkan menjadi ikatan primer dan
ikatan sekunder. Ikatan primer suatu polimer adalah ikatan kovalen (ikatan
antar atom dengan cara memakai elektron secara bersama-sama. Sedangkan
ikatan sekunder adalah ikatan Van der Waals, ikatan hidrogen dan ikatan
ionik. Ikatan primer kovalen ini termasuk ikatan antar atom yang kuat
dibandingkan dengan ikatan sekundernya.
D. Deteksi Polimer
Suatu polimer dapat diidentifikasi dengan cara tertentu. Identifikasi ini
dilakukan untuk mengetahui suatu materi merupakan polimer atau bukan serta
sifat-sifat dari polimer. Metode instrumentasi tersebut antara lain:
1) Transmission Electron Microscopy (TEM)
Teknik ini menggunakan sinar elektron yang ditransmisikan melalui
spesimen ultra tipis. Yang berinteraksi dengan spesimen yang dilewatinya.
Densitas elektron sampel yang bervariasi memiliki respon yang berbeda
yang menampilkan gambaran yang merepresentasikan gradien area dari
massa jenis elektron.
2) Atomic Force Microscopy (AFM)
Atomic Force Microscopy (AFM) merupakan peralatan analitis yang
digunakan untuk menghitung perbedaan modulus dan ketinggian material
dalam skala nano. AFM digunakan pada permukaan yang datar.
Penggunaan primer dari AFM adalah untuk mengkarakterisasi morfologi
Polimer
5
Biomaterial 2012
eithnanophase atau kekasaran permukaan. AFM juga merupakan alat yang
bagus untuk analisis morfologi fase dari mikrofase pada sistem kopolimer
atau produk skala nano lainnya.
3) Scanning Electron Microscopy (SEM)
SEM merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk identifikasi
bulu, kolagen atau plastik/polimer jika mikroskopi cahaya tidak
memenuhi. Melalui metode SEM ini, kita dapat menganalisa topografi
(tekstur atau permukaan sampel), morfologi (ukuran, bentuk dan urutan
partikel), komposisi, struktur kristal (susunan/tata letaknya).
E. Aplikasi Polimer
Polimer sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
aplikasi polimer yang cukup dikenal adalah di dunia medis. Polimer sering
digunakan sebagai bahan penambal gigi di samping keramik dan logam.
Polimer lebih mudah dibentuk dan di rekayasa sehingga lebih tahan
digunakan. Selain itu, telah dikembangkan juga nanopolimer di Jerman yang
memegang peranan dalam sebagian besar proses medikal. Contoh polimer
yang dikembangkan di Jerman adalah portofolio polylactide biodegradable
RESOMER (PLA) dan poli (laktida-co-glycolide) (PLGA). Aplikasi polimer
tersebut termasuk jahitan bedah dan implan resorbable, dengan perkembangan
yang signifikan untuk lebih memperluas penggunaan bahan-bahan untuk
enkapsulasi dan pengiriman aplikasi obat. Karena PLA / polimer PLGA
dianggap aman, tidak beracun dan biokompatibel oleh badan hukum di hampir
semua negara maju, sehingga aplikasi tambahan dari bahan tersebut dapat
dibawa ke pasar lebih cepat dan biaya efektif dari pemanfaatan polimer novel
dengan biokompatibilitas terbukti. Selain itu, polimer juga dimanfaatkan di
bidang militer seperti kevlar, bidang engineering seperti bahan bangunan
berupa pipa, mesin-mesin industri. Juga polimer fungsional seperti
Polimer
6
Biomaterial 2012
biopolimer, polimer penghantar arus foton, polimer peka cahaya dan
membran. Dengan kata lain, polimer sangat erat kaitannya dengan kehidupan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,-,”Microscopy Polymer”http://www.polymersolutions.com/polymer.html
(diakses tanggal 19 April 2012 pukul 18.00)
Fullana,Matt,_,”SEM_&_TEM_in_Polymer_Characterization”,http://www.mrs.org/
s_mrs/doc.asp?CID=1803&DID=171434 (diakses tanggal 10 19 April 2012
pukul 18.05)
Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, terj. Lis Sopyan, cetakan
pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta
Saptono,Rahmat, 2008,”Polimer”,Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Polimer
7
Biomaterial 2012
LAMPIRAN GAMBAR:
Polimer
8
Biomaterial 2012
Gambar 2. Peralatan TEM
(Fullana,Matt,_,”SEM_&_TEM_in_Polymer_Characterization”,http://www.mrs.org/s_mrs/doc.asp?
CID=1803&DID=171434)
Polimer
9
Biomaterial 2012
Gambar 3. Peralatan SEM
(Fullana,Matt,_,”SEM_&_TEM_in_Polymer_Characterization”,http://www.mrs.org/s_mrs/doc.asp?
CID=1803&DID=171434)
Polimer