POLA PENGASUHAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DI TAMAN...
-
Upload
truonghuong -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of POLA PENGASUHAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DI TAMAN...
POLA PENGASUHAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DI
TAMAN ANAK SEJAHTERA (TAS)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
FATMAWATI
NIM:107054102679
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
POLA PENGASUHAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DI
TAMAN ANAK SEJAHTERA (TAS)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
FATMAWATI
NIM:107054102679
Dibawah Bimbingan
Ismet Firdaus, Msi.
NIP: 150411196
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul POLA PENGASUHAN DAN PERLINDUNGAN
ANAK DI TAMAN ANAK SEJAHTERA (TAS) telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada tanggal 16 Juni 2011. skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesejahteraan Sosial Islam
(S.Sos.I) pada Program Studi Kesejahteraan Sosial.
Jakarta, 16 Juni 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Wahidin Saputra, M.Ag Ahmad Zaky, Msi
NIP. 19700903 199603 1 001 NIP.150411158
Penguji I Penguji II
Siti Nafsiyah, MSW. Nurhayati N, MSi
NIP. 19740101 200112 2003 NIP. 150289775
Pembimbing
Ismet Firdaus, Msi.
NIP 150411196
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu penyataan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2011
Fatmawati
i
ABSTRAK
Fatmawati
Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak Sejahtera.
Anak sebagai bagian dari investasi bangsa, tidak hanya dipandang sebagai
kelompok di bawah umur yang mesti segala kebutuhannya baik dari segi fisik,
mental dan sosial terpenuhi, melaikan lebih dari pada itu, anak merupakan bagian
dari anggota masyarakat yang harus mendapatkan pengasuhan, perlindungan dan
menerima atau mendapatkan hak-haknya sebagai anak. Oleh karena itu mestinya
anak senantiasa dijaga, dirawat, dilindungi sehingga anak ini menjadi tunas-tunas
bangsa bagi generasi muda yang akan datang dan menjadi penerus perjuangan
bangsa Indonesia. Hal inilah yang membuat penulis tertarik kenapa mengambil
judul yang berkaitan dengan pembelajaran anak bangsa yang dikelola oleh salah
satu lembaga nasional, Kementerian Sosial Republik Indonesia, yakni “Pola
Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak Sejahtera (TAS).
Maka, secara umum dalam penulisan ini saya merumuskan dua persoalan
saja, yakni terkait dengan bagaimana proses pembelajaran dan pola asuh beserta
perlindungan yang diterapkan di Taman Anak Sejahtera tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan jenis
penelitian deskriptif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan melalui
wawancara, observasi, dan studi dokumen, di mana yang menjadi informan kunci
dalam penelitian ini adalah para pengurus serta klien-klien itu sendiri.
Dari hasil penelitian, maka diperoleh data bahwa setiap anak tanpa
terkecuali, harus terpenuhi hak-haknya. Hak untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, tumbuh kembang, serta memperoleh perlindungan agar
terhindar dari diskriminasi dan eksploitasi. Anak memiliki hak untuk didengar
partisipasinya untuk meraih sebuah cita-cita atau tujuan meraih masa depan. Salah
satu langkah untuk mewujudkannya adalah dengan cara melakukan pengasuhan,
pembinaan, pendampingan, perawatan, pendidikan dan perlindungan bagi anak.
Dengan diterapkannya pola asuh yang demokratis anak bisa lahir menjadi pribadi
yang mandiri, periang, terbuka,bertanggung jawab, mudah bergaul, jujur, disiplin,
serta tumbuh kembang secara maksimal. Sehingga dengan demikian anak tidak
merasa canggung setelah mereka melanjutkanya ke jenjang yang lebih tinggi dan
mudah bersosialisasi dengan lingkungan yang baru.
ii
KATA PENGANTAR
Tengadah jemari ke hadirat Ilahi Robbi, terucap untaian kata nan suci yang
penuh makna dari lubuk hati yang paling dalam “Alhamdulillahi Robbil „Alamin”
sebagai ungkapan rasa syukur yang ikhlas sebagai wujud penghambaan diri
kepada Zat Yang Maha Agung tempat mengembalikan segala urusan. Karena atas
rahmah, hidayah dan inayah-Nyalah penulis dapat merampungkan skripsi ini.
Shalawat beriring salam tak lupa penulis limpahkan kepada Rasulullah
saw, penghulu para nabi, suri tauladan bagi umatnya yang membawa ajaran Islam
sebagai rahmatan lil’alamain.
Penulis menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi,
pembahasan maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan penulis yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan.
Untuk itu, kritik dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan
masukan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.
Skripsi ini adalah buah ketulusan dan keiklasan dari berbagai pihak.
Terima kasih yang tulus penulis ucapakan kepada pihak-pihak yang membantu,
membimbing dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A. selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
iii
3. Ibu Siti Nafsiah, MSW, selaku ketua program studi Kesejahteraan Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas arahan dan dukungannya.
4. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas dukungan dan
bantuannya.
5. Bapak Ismet Firdaus, M. Si, selaku pembimbing skripsi penulis yang telah
membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk penulis
dalam menyusun skripsi.
6. Bapak dan ibu dosen yang telah mendidik penulis dengan berbagai disiplin
ilmu pengetahuan yang bermamfaat.
7. Kepada ibu Ike Koestika, sebagai Ketua Taman Anak Sejahtera (TAS)
yang telah memberikan ijin menjalankan praktikum di Taman Anak
Sejahtera sekaligus penulis menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa
suatu hambatan yang berarti. Dan juga seluruh jajaran pengasuh dan
pendidik, di mana penulis banyak mengambil pelajaran. Semoga beliau
diberikan kelancaran dalam segala hal serta selalu di lindungi Allah SAW.
8. Ayah handa (almarhum) dan ibunda, Nursiah yang telah melimpahkan
kasih sayangnya tiada henti, yang selalu berdoa, membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menjalani kehidupan ini. Beliau tidak pernah
merasakan bangku perkuliahan tetapi beliau tahu pentingnya pendidikan
bagi penulis. Untuk merekalah pengamdian penulis akan tertuju, setelah
pengabdian kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
iv
9. Kakakku yang tersayang, yang berada di Aceh Tengah, Palembang,
Jakarta, Bahrain dan Amerika Serikat, terima kasih atas doa, dukungan
dan pengarahan serta selalu memberikan semangat yang selalu membuat
penulis berjuang dan berjuang dalam menjalani hidup ini hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
10. Ahmad Anwar yang selalu mendampingi penulis baik sedih maupun
senang.
11. Kepada staf, sekretaris dan seluruh para pengasuh dan pendidik yang ada
di Taman Anak Sejahtera yang tidak disebut namanya satu persatu, terima
kasih atas dukungan, arahan, saran dan doanya. Semoga beliau-beliau ini
dimudahkan rizkinya dan sehat selalu.
12. Kepada semua anak yang ada di Taman Anak Sejahtera yang selalu
membuat penulis selalu ceria.
13. Pimpinan perpustakaan, para staf dan para karyawan, baik perpustakaan
utama UIN Syarif Hidayatullah maupun perpustakaan Fakultas Dakwah
dan Komunikasi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
14. Teman-teman di jurusan Kesejahteraan Sosial (Kesos) Angkatan 2007
yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya, terima kasih atas
dukungannya dan rasa humornya, yang membuat penulis selalu
termotivasi dalam belajar.
15. Kepada Mifta, Nadia, Ika, Iin, Andre, Konita yang memberikan dukungan
moril.
v
16. Kepada teman-teman Karang Taruna Sawangan: Atik, Nisa, Rahmat, Adi,
dan April, terimakasih atas dukungannya.
17. Kepada (kakak-kakakku) yang tersayang kak Akmal, kak Mustafa, Hesti,
Nanda, Aci, Febi, Nia, Dita, Johan dan Ayat, terima kasih atas dukungan,
arahan dan humornya yang selalu membuat penulis selalu termotivasi
dalam penulisan skripsi ini.
Sebagai kata akhir, penulis hanya berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya, dan guru-guru atau pengasuh-pengasuh
juga perlindungan anak khususnya. Penutup, sesegala kebaikan hanya
milik Allah dan segala kehilafan hanyalah milik penulis, sekian dan terima
kasih.
Jakarta, 07 Juni 2011
Fatmawati
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
D. Mamfaat penelitian............................................................. 4
E. Tinjauan Pustaka ................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 5
BAB II. KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Pola................................................................... 7
B. Pengasuhan ......................................................................... 7
C. Perlindungan ...................................................................... 12
D. Anak ................................................................................... 17
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................... 18
B. Tehnik Pengumpulan Data ................................................. 19
C. Sumber Data ....................................................................... 21
D. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 21
E. Subyek, Informan dan Obyek Peneliti ............................... 22
F. Tehnik Analisa Data ........................................................... 23
G. Tehnik Keabsahan Data ..................................................... 24
vii
H. Tehnik Penulisan ................................................................ 25
I. Tinjauan Pustaka ................................................................ 25
BAB IV. TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Gambaran Umum Lembaga
1. Sejarah Singkat Berdirinya Taman Anak Sejahtera ..... 27
2. Visi dan Misi Taman Anak Sejahtera .......................... 28
3. Struktur Organisasi ...................................................... 29
4. Kegiatan Taman Anak Sejahtera .................................. 32
5. Jaringan Kerjasama ..................................................... 34
6. Pendanaan Taman Anak Sejahtera ............................... 34
7. Sarana dan Prasarana Taman Anak .............................. 35
8. Data Anak Asuh ........................................................... 36
9. Data Karyawan ............................................................. 38
10. Mekanisme Penerimaan Anak di Taman Anak Sejahtera 39
B. POLA PENGASUHAN DAN PERLINDUNGAN
ANAK DI TAMAN ANAK SEJAHTERA (TAS)
B. 1. Pola Asuh Taman Anak Sejahtera ............................. 43
B. 2. Proses Pelaksanaan Belajar Sambil Bermain di TAS 49
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 61
B. Saran ................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 64
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kegiatan Taman Anak Sejahtera
2. Pendanaan Taman Anak Sejahtera
3. Pertanyaan dan Hasil Wawancara Peneliti
4. Galeri Foto Berbagai Aktifitas di TAS
ix
DAFTAR TABEL
1. Subjek Penelitian
2. Data Anak Asuh Ruang Apel
3. Data Anak Asuh Ruang Transportasi
4. Data Anak Asuh Ruang Animal
5. Data Nama-nama Karyawan
x
DAFTAR SINGKATAN
- AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome
- CeQDA : Center for Quality Development and Assurnce
- KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
- KEMENSOS : Kementerian Sosial
- NAEYC : The National Asosiation for Education of Young Children
- SD : Sekolah Dasar
- TAS : Taman Anak Sejahtera
- TK : Taman Kanank-kanak
- TPA : Taman Pendidikan Anak
- PAUD : Taman Pendidikan Usia Dini
- PN : Pegaawai Negeri
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Keluarga dalam hal pengasuhan dan perlindungan anak mempunyai
tempat, fungsi dan peranan, yang strategis, terutama ibu. Di mana ia merupakan
fondasi pertama untuk membangun sebuah keluarga. Ia memiliki peran yang
sangat penting, yang tidak dapat digantikan oleh orang lain sebagai pengasuh
anak-anaknya. Selain itu ibu memiliki keutamaan yang besar dalam masyarakat.
Sebab ia melaksanakan tugas-tugasnya yanng sangat besar pula. Yang mana dapat
diungkapkan, bahwa keluarga adalah inti masyarakat, dan ibu adalah inti
keluarga.1
Cepatnya perubahan tatanan sosial budaya pada era modern dan
industri di antaranya ditandai dengan terjadinya pergeseran peran dan fungsi
keluarga. Ibu tidak lagi hanya berfungsi sebagai pendamping suami dan pengasuh
anak tetapi juga berfungsi sebagai pencari nafkah, membantu suami dalam
memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan kondisi tersebut anak harus berpisah
dengan kedua orang tuanya.2 Hal ini menimbulkan berbagai dampak negatif, bagi
anak-anak sehingga generasi masa depan menjadi terancam. Maka banyaknya
kasus kenakalan remaja, perkelahian antar pelajar, pergaulan bebas, kecanduan
1 Ibnu Mustafa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, (Bandung: Penerbit Al-Bayan, 2003), h.
98. 2 Departemen Sosial Republik Indonesia, Pedoman Prangkat Belajar Persepsi Gerak Tiga
Demensi untuk Petugas TPA dan Kelompok Bermain , (Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial
Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI, 2007), h. 1.
2
narkoba dan miras. ini membuktikan semakin rapuhnya ikatan keluarga masa
kini dan rapuhnya pribadi-pribadi manusia. 3
Bukan hanya itu saja, banyaknya kasus perceraian orang tua,
penelantaran anak, traffiking, tindak kekerasan dan kasus-kasus lain sebagainya
membuat permasalahan anak menjadi semakin kompleks di Indonesia. ini semua
memberi sinyal kepada kita semua, bahwa terdapat situasi patologis di masyarakat
yang diakibatkan oleh pengaruh perubahan secara signifikan dalam berbagai
bidang. 4
Semakin banyak anak yang dirawat oleh ibu pengganti atau dititipkan
di tempat penitipan dengan alasan tekanan ekonomi dan sosial, hal ini
menyebabkan semakin sedikitnya para ibu yang bisa tinggal di rumah sepanjang
hari.
Maka pada hakekatnya anak bukan saja sebagai harta kekayaan bagi
orang tuanya, tetapi juga sekaligus harta bagi masa depan suatu bangsa. Suatu
bangsa akan memperoleh harta yang tidak ternilai jika memiliki anak-anak yang
sehat, cerdas, dan berkualitas. Oleh karena itu menjadi sebuah tanggung jawab
besar bagi kita semua untuk mewariskan suatu generasi anak-anak yang akan
menyelamatkan bangsa pada beberapa dekade yang akan datang. Dengan
demikian anak merupakan kain putih bersih tampa noda. Mereka akan menjadi
lebih bersih, apabila keluarga dan lingkungan masyarakat ikut menjaganya. Begitu
pula semua anak yang dilahirkan dalam keadaan suci bersih tampa noda. Mereka
3 Ibnu Mustafa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, (Bandung: Penerbit Al-Bayan, 2003),
h.23. 4 Kementerian Sosial Republik Indonesia, Bulletin Info Care (Peduli, Berbagi dan Melindungi),
(Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, 2010), edisi ketujuh, h. 22.
3
akan cerdas bila mendapat dukungan dari keluarga, lingkungan, masyarakat dan
pemerintah.5
Anak sebagai bagian dari investasi bangsa, tidak hanya dipandang
sebagai kelompok umur yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik dari segi
fisik, mental dan sosial, melainkan lebih dari pada itu, anak merupakan bagian
dari anggota yang harus mendapatkan perlindungan dan menerima haknya.
Maka dari itu faktor lingkungan memang sangat mempengaruhi
perkembangan jiwa anak, tetapi orang tua terutama ibu jauh lebih
mempengaruhinya. Tata pola pendidikan yang salah dan ketidak mengertian
dalam mengasuh dan mendidik anak akan berakibat fatal terhadap anak.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti mengenai “Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak di
Taman Anak Sejahtera (TAS)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dan pelebaran pembahasan maka
penulis mencoba memfokuskan permasalahan hanya pada pola
pengasuhan dan perlindungan anak.
2. Perumusan Masalah
Menyadari kekurangan penulis dalam berbagai hal, maka penelitian ini
penulis batasi pada:
a. Bagaimana proses pelaksanaan pendidikan di Taman Anak Sejahtera ?
5 Majalah Penyuluhan Sosial, Sinar, Anak-Anak adalah Penerus Bangsa, ( Jakarta: PUSPENSOS
4
b. Bagaimana pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak
Sejahtera (TAS)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Proses pelaksanaan pendidikan di Taman Anak
Sejahtera (TAS).
2. Untuk mengetahui pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman
Anak Sejahtera (TAS).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
a. Memberikan sumbanga pengetahuan mengenai pendidikan bagi anak-
anak yang ada di Taman Anak Sejahtera (TAS).
b. Memberikan sumbangan pengetahuan bagi konpetensi pekerja sosial di
bidang pelayanan sosial khususnya yang berkaitan dengan pelayanan
sosial bagi anak .
2. Manfaat Praktis
a. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya dan para calon pekerja sosial agar mendapat
gamabaran umum tentang proses pelaksanaan pendidikan dan pola
pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS).
Departemen Sosial RI, 2009), edisi kedua, h. 3.
5
b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pembuat kebijakan
kesejahteraan sosial khususnya yang berkaitan dengan perlindungan
anak.
c. Merupakan masukan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut,
khususnya penelitian terapan yang berkaitan dengan masalah
perlindungan.
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literature)
yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada
penulisan skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk
membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian skripsi ini, penulis
menggunakan literature beberapa skripsi.
F. Sistimatika Penulisan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, tinjauan pustaka
dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS
Bab ini mengemukakan tentang pengertian Pola, Pengasuhan,
Perlindungan dan Anak.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang Metodologi Penelitian, Jenis Penelitian,
Tehnik Pengumpulan Data, Sumber Data, Tempat dan Waktu Penelitian,
6
Subyek Informan dan Obyek Penelitian, Tehnik Analisa Data, Tehnik
Keabsahan Data, Tehnik Penulisan serta Tinjauan Pustaka.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
Bab ini menjelaskan tentang gambaran lembaga yang terdiri dari,
pertama Sejarah Singkat Taman Anak Sejahtera, Visi dan Misi, Struktur
Organisasi, Kegiatan Taman Anak Sejahtera, Jaringan Kerjasama, Pendanaan
Taman Anak Sejahtera, Sarana dan Prasarana Taman Anak Sejahtera (TAS),
Data Anak Asuh, Data Karyawan serta Mekanisme Penerimaan Anak di
Taman Anak Sejahtera (TAS). Kedua, Temuan dan Analisa Data Pola
Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak Sejahtera (TAS).
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi : Kesimpulan dan Saran-saran.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Pola
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pola” berarti bentuk, atau
sistem.1 Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Populer “pola” diartikan sebagai model,
contoh, atau pedoman (rancangan).2 Maka “pola” diartikan lebih cocok sebagai
bentuk.
B. Pengasuhan
Arti “pengasuhan” adalah upaya memenuhi kebutuhan anak.
Sedangkan Asuh berarti kebutuhan fisik biologis, yakni kebutuhan anak akan
pagan (gizi), perawatan, kesehatan primer (imunisasi, deteksi dini, dan
pengobatan sederhana), papan (pemukiman yang layak), higine dan sanitasi,
sandang yang sesuai dan aman, olah-raga dan rekreasi.3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “asuh” berarti
menjaga, mendidik dan merawat anak kecil.4
Menurut Sylva bahwa “perawatan berkelanjutan oleh seorang ibu
(atau pengganti ibu separuh waktu) sama pentingnya bagi perkembangan
emosional bayi seperti vitamin bagi kesehatannya, maka seharusnya kita
mengkhwatirkan kesejahteraan ribuan anak pra-sekolah. Dan ia juga menganggap
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 885. 2 Puis A. Partanto & M. Dahlan Al-Barty, Kamus Besar Bahasa Ilmiah Populer, (Surabaya:
Arkola, 1994), h. 605. 3 Eleeza Saitz, Bahaya Mengabaikan Golden Age Anak, (Jakarta: Pathoilah Pres, 2006), h. 13.
4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), h. 54.
8
bahwa ikatan antara ibu dan anak adalah unik dan tidak dapat dibalikkan dan bila
hal itu diputuskan atau tidak berjalan maka akan terjadi ketidaknormalan di
kemudian hari.”5
Maka “pengasuhan” adalah kegiatan pemenuhan kebutuhan esensial
anak balita untuk dipelihara, dirawat, dibimbing, dididik dan dibina secara
berkesinambungan agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal, baik fisik,
mental, spiritual dan sosial.6
Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
dijelaskan pada pasal 11 menyatakan, “Setiap anak berhak untuk beristirahat dan
memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak-anak yang sebaya, bermain,
berekreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi
pengembangan diri”.7
Menurut Bredekemp (1992) menjelaskan bahwa “pendidikan yang
patut untuk anak terdiri dari dua dimensi, yaitu age appropriateness, yang
diartikan sebagai perkembangan anak yang bersifat universal, yaitu memiliki
urutan pertumbuhan dan perkembangan yang dapat diperkirakan terjadi dalam
sembilan tahun awal kehidupan anak. Perkembangan ini meliputi perkembangan
fisik, emosi, sosial, dan koqnitif. Sedangkan individual appropriatenses
dimaksudkan sebagai pemahaman bahwa setiap anak adalah pribadi yang unik
dengan pola dan waktu pertumbuhan yang berbeda yang meliputi kepribadian,
5 Kathy Sylva, Perkembangan Anak (Sebuah Pengantar), (Ingrid Lunt: Arcan, 1988), h. 173.
6 Departemen Sosial Republik Indonesia, Modul Pengasuhan dan Perlindungan Anak Balita,
(Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Departemen Sosial RI, 2009), h. 62.
9
gaya belajar, serta latar belakang pola pengasuhan keluarga yang berbeda. Pola
belajar anak merupakan hasil interaksi dengan antara pemikiran anak dengan
pengalaman anak yang didukung dengan materi, gagasan, serta orang-orang yang
ada di sekitarnya.
Pengalaman yang didapat dari proses pengasuhan akan mempengaruhi
perkembangan, kemampuan dan pemahaman anak. The National Association for
Education of Young Children (NAEYC), menjelaskan bahwa persyaratan utama
pengasuhan anak yang berkualitas adalah dengan menyediakan lingkungan yang
sesuai, aman dan terpilihara, di mana mampu meningkatkan perkembangan fisik,
sosial, emosional dan kognitif melalui pendekatan konkrit yang berorientasi
bermain.8
The Consultative Group on Early Chilhood Care and Development,
menjelaskan pengasuhan sebagai suatu kegiatan yang ditujukan bagi orang tua
dan anggota keluarga lainnya, untuk membina tumbuh kembang anak mulai usia 0
sampai 8 tahun secara menyeluruh. Adapun usaha atau aspek yang dapat
dilakukan seperti :
1. Perawatan yang bertujuan untuk memastikan bahwa anak sejak
dalam kandungan, dalam kondisi baik, aspek yang mendukung
tumbuh kembangnya ditingkatkan, aspek yang mengganggu/
menghambat dikurangi atau dihilangkan.
7 Majalah Societa, edisi khusus, Bersama Lindungi Anak Kita, (Jakarta : Biro Humas Departemen
Sosial RI, 2009) , h. 7. 8 Departemen Sosial Republik Indonesia, Modul Pengasuhan dan Perlindungan Anak Balita,
(Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial,
Departemen Sosial RI, 2009), h. 3.
10
2. Pemeliharaan yang ditujukan agar kebutuhan anak untuk makan,
minum, pakaian dan tempat tinggal dapat terpenuhi sehingga
kelangsungan hidup anak dapat terjaga.
3. Bimbingan ini diutamakan diperlukan agar anak mampu
mendayagunakan potensi dan kecerdasannya secara optimal.
4. Pendidikan dan aturan-aturan menurut perkembangan usia anak
dini sampai dengan anak memperoleh pendidikan formal.9
Prinsip-prinsip pengasuhan dan perlindungan anak seperti:
a. Non diskriminasi, artinya tidak membedakan anak berdasarkan
asal usul, suku, agama, ras, jenis kelamin, urutan kelahiran,
bahasa, budaya, sosial dan ekonomi.
b. Kepentingan terbaik bagi anak, dalam semua tindakan yang
menyangkut anak yang dilakukan pemerintah, masyarakat,
badan legislative dan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik
bagi anak harus menjadi pertimbangan utama.
c. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang, ini berarti hak asasi
yang paling mendasar bagi anak yang dilindungi oleh Negara,
pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua, untuk
mendapatkan jaminan perlindungan serta hak-haknya agar
dapat hidup dan tumbuh dan berkembang.
d. Penghargaan terhadap anak, adalah sebagai penghormatan atas
hak-hak anak untuk berpartisipasi agar dan menyatakan
9 Ibid., h. 63-65.
11
pendapatnya dalam pengambilan keputusan terutama yang
menyangkut hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya.10
Menurut Agoes Dariyo mengutip pendapat Baumrind, bahwa ada
empat jenis pola pengasuhan :
1. Pola Asuh Otoriter
Dalam pola asuh ini orang tua merupakan hal sentral artinya,
segala ucapan perkataan maupun kehendak orang tua dijadikan patokan
(aturan) yang harus ditaati oleh anak-anak. Supaya taat, orang tua tak
segan-segan menerapkan hukuman yang keras kepada anak. Orang tua
beranggapan agar aturan itu stabil dan tidak berubah, maka seringkali
orang tua tak menyukai tindakan anak yang memprotes, mengkritik atau
membantahnya.
2. Pola Asuh Permisif
Pola asuh primisif, orang tua justru merasa tidak peduli dan
cendrung memberi kesempatan dan kebebasan secara luas kepada anak.
Orang tua seringkali menyetujui terhadap semua dengan tuntutan dan
kehendak anak. Dengan demikian orang tua tidak punya kewibawaan.
Akibatnya segala pemikiran, pendapat maupun pertimbangan orang tua
cendrung tidak pernah diperhatikan atau diabaikan oleh anak.
3. Pola Asuh Demokratis
Ini berarti gabungan antara pola asuh otoriter dan permisif dengan
tujuan untuk menyeimbangkan pemikiran, sikap dan tindakan antara
10
Ibid., h. 5-6.
12
anak dan orang tua. Baik orang tua maupun anak mempunyai
kesempatan yang sama untuk menyampaikan suatu gagasan, ide atau
pendapat untuk mencapai suatu keputusan.
4. Pola Asuh Situasional
Pola asuh ini kemungkinan besar individu yang menerapkan pola
asuh itu tak tahu apa nama dan juga jenis pola asuh yang dipergunakan.
Jadi pola di atas tidak berpatokan atau parameter khusus yang menjadi
dasar bagi orang tua untuk membimbing si anak.11
C. Pengertian perlindungan
Perlindungan diartikan sebagai segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi dan hak-haknya agar dapat hidup tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan martabat kemanusian serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.12
Perlindungan secara umum ditujukan untuk memastikan bahwa
perawatan, pemiliharaan, bimbingan, pembinaan, dan pendidikan yang
mempunyai kebutuhan khusus dapat berjalan sehingga seluruh kebutuhan esensial
anak terpenuhi secara utuh, anak dapat hidup dalam lingkungan yang aman.
Sedangkan secara kusus, anak tidak diperlakukan salah, mengalami kekerasan dan
eksploitasi serta diperdangangkan.13
11
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan (Anak Tiga Tahun Pertama),(Bandung: PT. Refika
Aditama, 2007), h. 206-208. 12
Departemen Sosial Republik Indonesia, Modul Pengasuhan dan Perlindungan Anak Balita,
(Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial,
Departemen Sosial RI, 2009), h. 3. 13
Ibid., h. 66.
13
Istilah “perlindungan anak” (child protection) digunakan dengan
secara berbeda oleh organisasi yang berbeda di dalam situasi yang berbeda pula.
Dalam buku panduan ini (perlindungan anak), istilah tersebut mengandung arti
perlindungan dari kekerasan, abuse, dan eksploitasi. Dalam bentuknya yang
paling sederhana, perlindungan anak mengupayakan agar setiap hak sang anak
tidak dirugikan. Perlindungan anak bersifat melengkapi hak-hak lainnya yang
secara inter alia menjamin bahwa anak-anak akan menerima apa yang mereka
butuhkan agar supaya mereka bertahan hidup, berkembang dan tumbuh.14
Perlindungan anak bertalian erat dengan semua aspek kesejahteraan
anak. Sering, seorang anak, rentan kurang gizi dan penyakit, tidak secara layak
mendapatkan stimulasi awal, keluar dari sekolah dan lebih besar kemungkinannya
diperlakukan salah dan diekploitasi. Seoranga anak terimunisasi yang secara
konstan dipukuli bukanlah anak yang sehat; seorang anak yang dihina yang
diperlakukan secara tidak patut karena etnisnya tidak menikmati lingkungan
belajar yang menyenangkan.
Dalam undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
pasal 23 ayat (1) menyatakan “Negara dan pemerintah menjamin perlindungan,
pemeliharaan dan kesejahteraan anak, dengan memperhatikan hak dan kewajiban
orang tua, atau wali orang yang secara hukum bertanggung jawab terhadap anak”.
Pasal tersebut mengakui tanggung jawab orang tua atau wali sebagai pihak yang
berkewajiban dalam memberikan perlindungan, pemeliharaan, pengasuhan dan
kesejahteraan anak. Maka diharapkan memberi dukungan sosial berupa
14
Agus Riyanto, Perlindungan Anak (Sebuah Buku Panduan bagi Anggota Dewan Perwakilan
14
pengasuhan (pemeliharaan, perawatan, bimbingan, pendidikan, pembinaan), dan
perlindungan sejak dini. 15
Merujuk pada masalah anak dan AIDS dan diakui oleh Committee on
the Rights of the Chid menyatakan bahwa perawatan dan perlindungan yang
memadai hanya dapat diberikan dalam satu lingkungan yang mengedepankan dan
melindungi semua hak, khususnya hak untuk tidak dipisahkan dari orang tua, hak
atas privasi, hak untuk dilindungi dari segala bentuk kekerasan, hak atas
perlindungan khusus dan bantuan dari negara, hak-hak penyandang
ketidakmampuan (cacat), hak atas kesehatan, hak atas jaminan sosial, termasuk
asuransi sosial, hak atas pendidikan, dan bersenang-senang, hak dilindungi dari
eksploitasi ekonomi, dari penggunaan narkoba, dan dari eksploitasi seksual, hak
untuk dilindungi dari penculikan, penjualan (trafiking) serta penyiksaan dan dari
perlakuan hukuman yang menistakan, tidak berprikemanusiaan atau kejam, dan
hak atas pemulihan fisik dan psikis dan reintegrasi sosial.16
Adapun konvensi hak-hak anak standar internasional (The convention
on the Rights of the Child) dalam pasal 2 menyatakan sebagai berikut:
1. Negara-negara anggota harus menghormati dan menjamin
hak-hak yang termasuk dalam konvensi ini bagi masing-
masing anak di dalam wilayah jurispondensinya tanpa
diskriminasi dalam bentuk apapun, tanpa melihat ras, warna
kulit, jens kelamin, bahasa, agama, pandangan politik atau
Rakyat), (Jakarta: Inter-Parlementary Union (UNICEF), 2006), h. 3. 15
Departemen Sosial Republik Indonesia, Modul Pengasuhan dan Perlindungan Anak Balita,
(Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Departemen Sosial RI, 2009), h. i-iii.
15
pendapat lainnya, kebangsaan, asal-usul etnis atau sosial,
kekayaan, ketidakmampuan, kelahiran atau pendapat
lainnya dari orang tua, atau wali hukumnya.
2. Negara-negara anggota harus mengambil langkah-langkah
yang memadai untuk memastikan bahwa anak dilindungi
dari segala bentuk diskriminasi atau hukuman berdasarkan
status, kegiatan, pernyataan pendapat, atau kepercayaan
dari orang tua anak, wali sah, atau anggota keluarga.17
Adapun prinsip-prinsip atau hak perlindungan anak dalam konstitusi
kasus Afrika Selatan, yang dimuat dalam pasal 28 undang-undang dasar Republik
Afrika Selatan yang disahkan pada tahun 1996 yaitu:
1. Memiliki nama dan kebangsaan sejak lahir
2. Berhak mendapatkan perawatan orang tua atau
keluarga atau perawatan alternatif lain yang sesuai
ketika anak dipindahkan dari lingkungan
keluarganya.
3. Dilindungi dari perlakuan salah, penelantaran,
abuse, atau perendahan martabat
4. Dilindungi dari praktek-praktek dari perburuhan
yang eksploitatif
5. Tidak diminta atau diijinkan melaksanakan
pekerjaan atau memberikan jasa yang tidak sesuai
16
Ibid., h. 7-8.
16
dengan anak dan membahayakan kesejahteraan,
pendidikan, kesehatan jasmani, dan rohaninya; atau
perkembangan sosial, moral dan spritualnya;
6. Tidak ditahan kecuali sebagai upaya terakhir, dalam
hal mana, selain hak-hak anak yang dimiliki
berdasarkan ayat 12 dan 35, anak dapat ditahan
hanya untuk waktu yang sesingkat-singkatnya, dan
memiliki hak untuk ditempatkan secara terpisah dari
tahanan dewasa yang berusia 18 tahun dan
diperlakukan sedemikian rupa dan ditempatkan
dalam kondisi yang mempertimbangkan usia anak.
7. Mendapatkan penasehat hukum yang disediakan
oleh negara, dan atas biaya negara, dalam proses
pengadilan perdata yang berkenaan dengan anak
tersebut dan apabila tidak diberikan mengakibatkan
ketidakadilan.
8. Tidak dimanfaatkan secara langsung dalam konflik
bersenjata, dan dilindungi pada saat terjadi
konflik.18
D. Pengertian anak
17
Ibid., h. 11. 18
Ibid., h. 19-20.
17
Anak adalah generasi penerus yang memikul tugas yang diamanatkan
bangsa kepadanya. Oleh sebab itu anak harus dapat tumbuh dan berkembang
dengan sehat, baik secara jasmani maupun rohani.19
Menurut Convention on the Right of the Child, anak adalah mereka
yang berusia delapan belas tahun ke bawah.20
Undang-undang nomor 20 tahun 2003, anak balita sebagai masa emas
atau “golden age” yaitu insan manusia yang berusia 0-6 tahun.21
Dapat disimpulkan bahwa anak adalah seseorang yang belum
mencapai umur dua puluh satu tahun dan belum pernah kawin. Pengertian tersebut
dimuat dalam undang-undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak.
Batas usia ini berdasarkan pertimbangan kepentingan usaha kesejahteraan sosial
dimana kematangan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang
anak dicapai pada umur tersebut.22
19
Purnianti, Arti dan Lingkup Masalah Perlindungan Anak, cet pertama, (Jakarta: Jurusan
Kriminologi FISIP-UI dan Pusat Pelayanan Keadilan dan pengabdian Hukum UI, 1999), h. 14. 20
Ibid., h. 22. 21
Departemen Sosial Republik Indonesia, Modul Pengasuhan dan Perlindungan Anak Balita,
(Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial,
Departemen Sosial RI, 2009), h. 20. 22
Badan Statistik Nasional, Indikator Kesejahteraan Anak, (Jakarta: Badan Statistik Nasional,
2005, h. 6.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan
pertimbangan: bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendifinisikan suatu
konsep, serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manaka
ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan bermakna di lapangan.1
Menurut Bodgan dan Tailor dalam bukunya sebangaimana dikutif
oleh Lexy J. Moleong metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data dan deskriftif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka pendekatan ini diartikan pada
latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tapi
perlu dipandang sebagai bagian dari satu keutuhan. 2
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu data
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.3
Pendekatan kualitatif ini dipilih berdasarkan tujuan penelitian
yang ingin mendapatkan gambaran tentang pola pengasuhan dan perlindungan
serta bagaimana proses pendidikan di Taman Anak Sejahtera (TAS).
1 Burgan Bunginn, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
cet.kedua , h. 39. 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
h. 3. 3 Ibid., h. 3.
19
Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif.
Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan
gambar, bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi
kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data
tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo, dan
dokumentasi resmi lainnya.4
Dalam penelitian deskriptif ini penulis gunakan dengan menjelaskan
pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS), serta
proses pendidikan di Taman Anak Sejahtera yang bertujuan untuk mengetahui
keadaan sesuatu; mengenai apa, bagaimana, sejauh mana proses pendidikan di
TAS.
B. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan:
1. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistimatis
terhadap gejala-gejala yang diteliti sebagai satu tujuan tehnik
pengumpulan data.5
Setelah semua prosedur terpenuhi, maka penulis melakukan
pengamatan langsung, dengan mengikuti kegiatan yang ada di
Taman Anak Sejahtera (TAS) dan menjadi pendamping belajar
4 Burgan Bunginn, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
cet.kedua , h. 39. 5 Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2006), cet. Keenam, h. 54.
20
untuk para klien dengan tujuan agar penulis dapat memperoleh
data yang akurat dan konkrit tentang masalah yeng diteliti penulis.
2. Wawancara (Interview)
Secara harfiah wawancara atau interview berarti saling melihat
bersama, atau bertemu untuk melihat bersama-sama.6 Maka
wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung.5
Wawancara ini untuk melengkapi pengumpulan data yang
diperlukan, selain melakukan observasi langsung dan dokumentasi
penulis juga melakukan wawancara langsung kepada pihak Taman
Anak Sejahtera yang dianggap dapat memberikan informasi kepada
penulis ataupun kepada pihak lain yang berhubungan dengan
masalah yang penulis teliti. Untuk kebutuhan ini, penulis
melakukan wawancara dengan tiga orang pengurus Taman Anak
Sejahtera dan tiga orang klien Taman Anak Sejahtera (TAS).
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data dan pengambilan
data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen seperti,
wawancara, observasi dan angket.6
Metode ini digunakan oleh peneliti guna untuk mengumpulkan
data-data atau dokumen yang menunjang terhadap penelitian.
6 Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, ( Yogyakarta: Kanisius, 2007),
cet. Ketujuh, h. 111. 5 Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2006), cet. Keenem , h. 57-58.
21
Dokumen-dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa buku-buku,
data kepustakaan, brosur, atrikel-artikel baik itu yang tertulis
melalui internet, catatan, foto-foto kegiatan Taman Anak Sejahtera
dan lain sebagainya, di mana semuanya memiliki keterkaitan
terhadap pola pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak
Sejahtera (TAS).
C. Sumber Data
1. Data primer adalah data-data yang diperoleh dari sumber utama
(satu orang pimpinan TAS, satu pekerja sosial dan satu guru di
Taman Anak Sejahtera serta tiga orang klien di Taman Anak
Sejahtera.
2. Data Sekunder adalah data-data yang diperoleh dari literatur yang
berhubungan dengan tulisan ini.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan atau penelitian ini dilakukan di Taman Anak Sejahtera
yang beralamat di Jl. Raya Salemba No. 28 Jakarta Pusat. Sedangkan waktu
penelitiannya terhitung mulai dari masa Praktikum yaitu Bulan Oktober 2010
sampai Januari 2011.
E. Subyek, Informan dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Pimpinan Taman Anak Sejahtera,
pekerja sosial, guru pendidik dan klien itu sendiri. Penulis sebagai peneliti
brupaya melakukan penelitian ini dengan menggunakan sudut pandang orang-
6 Ibid., h. 73.
22
orang yang menjadi sumber data primer penelitian ini. Penulis mengupayakan
interaksi dengan subyek peneliti secara alamiah dan tidak memaksa, sehingga
tindakan dan cara pandang subyek tidak berubah.7
Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi
mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Bodgan dan Biklen dalam
Moleong, pemanfaatan informan dalam penelitian adalah agar dalam waktu yang
relatif singkat banyak informasi yang terjangkau.8 Dalam penelitian ini, penulis
memilih informan yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan Taman
Anak Sejahtera (TAS), yaitu satu orang pimpinan, satu orang pekerja sosial, satu
orang guru atau pendidik dari Taman Anak Sejahtera dan tiga orang klien dari
Taman Anak Sejahtera yang mengukuti kegiatan di Taman Anak Sejahtera (TAS).
Sedangkan obyek penelitian adalah program pendidikan yaitu di
Taman Anak Sejahtera (TAS).
Table 1 Subyek Penelitian
No Subyek Peneliti Posisi
1. Ibu Ike Koestika Pimpinan
2. Ibu Maryati Peksos
3. Ibu Sri Ningsih Pendidik / guru
4. Khansa Klien
7 Ibid., h. 25.
8 Ibid., h. 112.
23
5. Hanan Klien
6. Faiz Klien
7. Abdullah Klien
8. Fatigo Klien
9. Akbar Klien
F. Teknik Analisa Data
Proses awal yang penulis lakukan adalah observasi ke lembaga,
setelah observasi selesai penulis melakukan wawancara kepada pimpinan, Taman
Anak Sejahtera, satu orang guru atau pendidik yaitu di bidang pendidikan, satu
orang pekerja sosial serta tiga orang klien, dan penulis juga mengabadikannya
dalam bentuk dokumentasi. Penulis mengamati seluruh data dan hasil wawancara
secara berulang-ulang dari awal penelitian dan selama proses penelitian
berlangsung, data ini penulis kumpulkan kemudian penulis rangkum dan
menyeleksi sesuai dengan konsep-konsep penelitian. Selanjutnya penulis
menyusun dalam catatan lapangan, kemudian data tersebut diringkas, dirangkum,
dipilih hal-hal yang penting dan pokok, dikatagorikan dan disususn secara
sistematis dengan mengacu pada perumusan masalah dan tinjaun teoritis yang
berkaitan dengan penelitian ini.
24
Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisis deskriftif, yaitu
mendeskriptifkan hasil temuan penelitian secara sistimatis, faktual dan akurat
yang disertai dengan petikan hasil wawancara.
Moh. Nasir mengatakan analisa data sebagai bagian yang sangat penting
dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan
makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.9
Data yang terkumpul selanjutnya penulis menganalisa secara kualitatif.
Data-data kualitatif dari hasil wawancara yang mendalam berupa kalimat-kalimat
atau pernyataan pendapat tersebut dianalisa untuk mengetahui makna yang
terkandung didalmnya. Untuk memahami keterlibatan dengan permasalahan yang
sedang diteliti.
G. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperlukan baharui dari
konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (ireabilitas) menurut persi
positivisme dan sesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan
paradigmanya sendiri. Teknik yang digunakan yaitu triangulasi, triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbanding terhadap data
itu. teknik ini menggunakan pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978)
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang di pakai dalam penelitian ini
memanfaatkan penggunaan sumber data dan metode.10
Dalam hal ini, penulis
9 Moh Nasir . D, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghali Indonesia, 1993), h. 405.
10 lexy J Moleong. Metodelogi penelitian kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
h. 330.
25
menggunakan klien sebagai pengecekan keabsahan data yang penulis peroleh dari
pimpinan, guru atau pendidik, serta pekerja sosial di Taman Anak Sejahtera
(TAS).
H. Tehnik Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini maka penulis mengacu
pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Desertasi),
yang diterbitkan oleh CeQDA ( Center for Quality Development and Assurnce )
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
I. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur)
yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada
penulisan skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu
dan mengetahui dengan jelas penelitian skripsi ini, menggunakan literatur berupa
skripsi. Penelitian skripsi ini disusun dan di analisa berdasarkan beberapa buku
yang menjelaskan teori-teori yang sesuai dengan judul yang penulis bahas, serta
data-data yang ditemukan di lapangan.
Pengguna menggunakan literatur berupa skripsi yang membahas
tentang “Perspektif hukum Islam dan hukum positif tentang eksistensi ibu dalam
pengasuhan dan perlindungan anak balita.” Nama peneliti itu Wiwi Anggraini
(202043101182), jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, penelitian menitik
beratkan pengasuhan dan perlindungan dalam bidang agama.
Dari skripsi diatas, penulis menemukan perbedaan dengan
penelitian yang penulis lakukan. Jika pada literatur-literatur yang menjadi rujukan
26
penulis lebih menekankan pada segi pola asuh orang tua terhadap anaknya di
lembaga, maka dalam penelitian ini penulis membahas mengenai pola pengasuhan
dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS).
Tema penelitian yang mengkhususkan pada bahasan pola
pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS), terutama
dari perspektif ilmu pengetahuan modern. Di mana ini dapat dikatakan sebagai
karya peneliti perdana, karena belum ada Peneliti sebelumnya yang membahas
tema tersebut. Tema ini diharapkan dapat menambah keilmuan dan pengetahuan
bagi akademis dan praktisi yang menaruh perhatian pada bidang pola pengasuhan
dan perlindungan anak khususnya.
27
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Gambaran Umum Lembaga
1. Sejarah Singkat Berdirinya Taman Anak Sejahtera
Taman Anak Sejahtera didirikan pada tanggal 19 Desember 1988
yang diprakarsai oleh Ibu Istikanah Suparno, Dr. Siti Wahibatun,
Komariah Darmono, Dr. Sri Ismiadi serta kawan-kawannya di Darma
Wanita pada saat itu. Niat itu dilatarbelakangi oleh fakta ril disekitar
mereka khusunya, di lingkungan Darma Wanita yang berkantor di
Kementerian Sosial. Dengan banyaknya para ibu-ibu yang sibuk bekerja
untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga serta ibu
yang sibuk berkarir, sehingga dengan demikian banyak anak balita yang
ditinggal orang tuanya bekerja di luar rumah dengan begitu anak menjadi
telantar dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan hak-haknya sebagai
anak.
Dengan keadaan yang demikian ini sering menimbulkan
permasalahan bagi wanita atau para ibu-ibu yang bekerja di luar rumah,
yaitu kekhawatiran akan tidak terpenuhinya hak-hak anak ataupun
kebutuhan dasar anak serta kasih sayang dari kedua orang tua. Atas
keprihatinannya melihat kondisi balita pada saat itu maka timbullah
gagasan dari Ibu Istikanah dan ke empat teman-temannya untuk
mendirikan Taman Anak Sejahtera “Harapan Ibu” yang berlokasi di
lingkungan Kementerian Sosial RI. Awalnya, tempat ini hanya berfungsi
28
sebagai tempat penitipan anak atau disebut dengan (day care), tetapi
dengan berkembangnya zaman tempat ini bukan hanya sekedar tempat
penitipan saja tetapi juga bertujuan untuk menolong para ibu dan anak-
anak dalam memenuhi kebutuhan anak. Seperti mendapatkan
perlindungan, pengasuhan, perawatan, kenyamanana, bersosialisasi,
belajar sambil bermain, serta melindungi dari diskriminasi atau
ketelantaran. Dengan begitu anak dapat tumbuh dan berkembang dengan
maksimal sesuai dengan harapan para ibu, agama dan bangsa ini. Oleh
sebab itu, berdirilah Taman Anak Sejahtera (TAS) “Harapan Ibu” yang
berlokasi di lingkungan perkantoran Kementerian Sosial RI Jl. Salemba
Raya No. 28.1
2. Visi dan Misi Taman Anak Sejahtera:
a. Visi
Rumah kedua untuk tumbuh kembang anak balita dan mewujudkan
anak yang sehat dan mandiri.
b. Misi
1. Memberikan bimbingan, pelayanan sosial dan perlindungan.
2. Mengembangkan potensi anak untuk dapat bersosialisasi,
berpartisipasi, berkreasi dan berpartisipasi secara optimal.
3. Menciptakan lingkungan kondusif untuk perkembangan fisik,
mental dan sosial.2
1 Brosur Taman Anak Sejahtera (TAS 2011.
29
3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Taman Anak Sejahtera
„Harapan Ibu‟ Kementrian Sosial RI
Ketua Harapan Ibu
Bendahara Tata Usaha & Sekretaris
Peksos Psikolog Pembina kesum Pembina kesgi Pembina ag Pramuwisma
Adapun pembagian susunan tugas adalah sebagai berikut :
a. Pimpinan (Ike Koestika), beliau bertanggung jawab atas pengelolaan
dan penyelenggarakan seluruh pelayanan di TAS.
b. Tata usaha, dan sekaligus merangkap sebagai sekretaris (Umi
Padhliyati), beliau bertugas membantu pimpinan dan
menyelenggarakan ketata usahaan yang mencakup admistrasi umum,
surat menyurat, pembuatan laporan kepegawaian dan sebagainya.
c. Bendahara (Wiwik Sulistiani), beliau bertugas sebagai bendahara dari
dana partisipasi orang tua anak.
d. Pekerja sosial (Maryati), beliau bertugas membantu pimpinan Taman
Anak Sejahtera dalam menyelenggarakan seleksi penerimaan,
2 Brosur Taman Anak Sejahtera (TAS), 2011.
Keamanan
30
konsultasi dan bimbingan sosial kepada orang tua dalam rangka
menangani permasalahan anak maupun peningkatan pelayanan anak di
TAS.
e. Psikolog (Dr. Alitkurniasari, Mp), beliau bertugas membantu pimpinan
TAS dalam memecahkan masalah-masalah psikologi anak dan
membantu perkembangan anak.
f. Penanggung jawab kesehatan bidang umum (Dr. Murisnawati Haskim),
beliau bertugas membantu pimpinan TAS dalam memantau tubuh
kembang anak, pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat-obatan
maupun vitamin pada anak serta berat badan.
g. Pembina kesehatan gigi (Drg. Ninul K. Sudarmadji, Sp. Kga), beliau
bertugas sebagai pemeriksa kesehatan gigi.
h. Koordinator pembina agama (Era), beliau sebagai pembina agama di
Taman Anak Sejahtera (TAS).
i. Penanggung jawab pembina kesenian (Helen Puspitasari), beliau adalah
sebagai instruktur kesenian yang ada di Taman Anak Sejahtera (TAS).
j. Para pramuwisma (Amiah, Suparti, Ellya, Bramantyo, Sari Lailani, dan
Khotimah).
k. Tenaga keamanan (Irwin Okky Hidayat, M. Fikri Ardiansyah, Agung
Putrawijaya), beliau adalah tenaga keamanan yang ada di Taman Anak
Sejahtera.
l. Koordinator pendidikan (Sri Ningsih), beliau selaku koordinator
pembelajaran yang ada di TAS.
31
m. Koordinator kesehatan (Hodiah Pinem), beliu selaku koordinator
kesehatan.
n. Pendidik/guru, (Ika, Koestika, Wiwik Sulistiani, Umi Fadhliyati,
Hodiah Pinem, BA, Titin Kurniati, Jatnika, Sri Ningsih, Maryati,
Minarni Kustia, Sutinah dan Sugiarti Endah P), beliau-beliau inilah
yang sangat besar tanda jasanya karena telah mendidik, merawat dan
mengasuh anak anak-anak yang ada di Taman Anak Sejahtera (TAS)
”Harapan Ibu”.3
Adapun maksud dan tujuan Taman Anak Sejahtera (TAS)
„Harapan Ibu‟ adalah:
1. Membantu fungsi orang tua dalam pemenuhan kesejahteraan anak
agar anak memperoleh pengasuhan untuk dapat tumbuh,
berkembang, berpartisipasi dan bersosialisasi.
2. Membantu anak pada proses sosialisasi, pembelajaran dini dan
perawatan, baik secara individu maupun kelompok agar anak
dapat tumbuh sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.
3. Memberikan perlindungan bagi anak dari penelantaran,
eksploitasi, perlakuan salah, kekerasan dan diskriminasi yang
dapat menggangu kelangsungan hidup dan tumbuh kembang
anak.
3 Profil Taman Anak Sejahtera (TAS), 2011.
32
4. Kegiatan Taman Anak Sejahtera
a. Pemenuhan kebutuhan jasmani berupa:
1. Pemberian makan dan minum
- Makan diberikan sebanyak dua kali (pagi dan siang)
- Snack setiap hari dengan berfariasi
- Susu 2 kali dalam sehari
- Buah setiap hari
- Air putih
2. Pemeliharaan kesehatan jasmani
- Olah raga ( senam, bermain bola dan jalan-jalan)
- Pemberian vitamin dalam duam minggu sekali
- Pemeriksaan dokter satu bulan sekali
- Penimbangan berat badan dan tinggi badan dalam satu bulan sekali
- Penyedian fasilitas tidur untuk istirahat, pakaian seragam dan
mandi
- Pemeriksaan kebersihan anggota badan secara rutin (kuku, rambut,
dan gigi).4
b. Pemenuhan kebutuhan pendidikan
Pelayanan ini diberikan dalam bentuk bimbingan pembelajaran
sesuai taraf perkembangan dan tingkat usia anak.
Materi pembelajarannya seperti :
4 Profil Taman Anak Sejahtera (TAS), 2011.
33
- Usia tiga bulan sampai dengan dua tahun dimaksudkan untuk
melatih perkembangan kognitif dan edukatif anak serta
marangsang atau melatih anak untuk berkomunikasi (berbicara).
- Usia dua tahun sampai dengan tiga tahun dimaksudkan agar anak
menegenal pendidikan dasar.
- Usia empat sampai dengan enam tahun dimaksudkan sebagai
persiapan anak dalam rangka memasuki pendidikan pra sekolah
atau Taman Kanak-Kanak (TK).
- Usia enam sampai dengan delapan tahun dimaksudkan untuk
membantu anak setelah pulang dari sekolah Taman Kanak-kanak
(TK) atau Sekolah Dasar (SD) dalam menyelesaikan tugas sekolah
atau pekerjaan rumah (PR) dengan cara bimbingan pengasuhan.
Adapun waktu kegiatan belajar sambil bermain secara terpimpin
dan setiap harinya dimulai belajar sambil bermain mulai pukul 09.30
sampai pukul 10.30.
c. Pemenuhan kebutuhan spritual
Pembimbingan agama membimbing supaya anak mengenal agamanya
masing-masing.
d. Pemenuhan kebutuhan sosial
Pengenalan lingkungan, kegiatan ini dimaksudkan agar anak lebih
mengenal lingkuangan sekitarnya baik alam, tempat bersejarah dan lain-
lain.
Data lengkapnya terlampir.
34
5. Jaringan kerjasama yang dilakukan hingga kini:
1. Kementrian Sosial RI (KEMENSOS)
2. Poli klinik Kementerian Sosial RI
3. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (bagian anak sub bagian
pediatric sosial tumbuh kembang)
4. Rumah Sakit Ridwan Moreksa
5. Universitas Persada Indonesia „YAI‟, Fakultas Psikologi
6. Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Pendidikan
7. Yayasan Bunda.5
6 Pendanaan Taman Anak Sejahtera
Dari ketentuan umum tentang sumber pendanaan Taman Anak
Sejahtera digunakan sebagai:
a. Sumber dana yang didapat dari kementrian sosial digunakan untuk
sarana dan prasarana yang ada di taman anak sejahtera. Misalnya,
alat bermain, bangku dan sebagainya.
b. Sumber dana yang didapat dari orang tua atau dana partisipasi di
gunakan untuk komsumsi anak sehari-hari. Partisipasi merupakan
tanda adanya tanggung jawab orang tua akan usaha pembinaan
tumbuh kembang anak selama dititipkan di taman anak sejahtera.
c. Dana tak terduga, dari orang tua murid yang terlambat menjemput
anak yang telah ditentukan. Uang ini digunakan untuk para petugas
piket.6
5 Profil Taman Anak Sejahtera (TAS), 2011.
35
Adapun rincian pendanaannya sebagaimana terlampir.
7. Sarana dan Prasarana Taman Anak Sejahtera
Sarana dan Prasarana Taman Anak Sejahtera
Bagunan terdiri dari dua lantai.
Lantai I : Ruang serbaguna
: Tempat rekreasi
: Pos keamanan
Lantai 2 : Tiga ruangan kamar tidur
: Satu TV
: Dua lemari tempat penyimpanan TAS
: Satu tempat rak sepatu
: Satu absen daftar tamu
: Satu tempat duduk tamu
: Satu bak bola mandi
: Satu buah prosotan
: Tiga mading TAS
: Satu gudang
: Satu ruang pemeriksaan kesehatan
: Satu ruang kantor (pimpinan dan kegiatan administrasi)
: Tiga rak buku perpustakaan
: Enam lemari tempat buku tulis
: Satu ruang dapur
6 Ibid., 2011.
36
: Satu ruangan ibadah
: Dua kamar mandi
Sarana fisik:
a. Balai dan kasur
b. Tiga TV( setiap kamar satu TV)
c. Meja dan bangku untuk makan
d. Peralatan makan
e. Peralatan dapur
f. Meja dan kursi untuk kantor
g. Komputer dan telpon
h. Peralatan untuk kegiatan bermain dan belajar secara terpimpin;
- Peralatan belajar
- Peralatan sosio-drama
- Permainan gerak motorik kasar maupun motorik halus
i. Peralatan permainan, pengenalan rumah ibadah, simbul-simbol lalu
lintas, serta seni budaya.
8. Data anak asuh yang ada di TAS tahun 2010-2011.
Tabel 2. Data anak asuh ruang Appel, yang berusia 3 bulan sampai 2 tahun
No Nama Tanggal lahir Tanggal masuk L/P
1. Para Agniasti Brebes 06, Jan 09 01 Feb 2010 P
2. Khansa Kuningan 19, Feb 09 20 Jan 2010 P
3. Bintang Aniqa.k.p Jakarta 21, Jan 09 08 Nov 2010 P
4. Hanan Askia Sabil Jakarta 23, Mei 09 15 Nov 2010 P
37
5. Salsabilla Azzahra Bekasi 07, Sep 09 15 Nov 2010 P
6. Fachrudin Rizky Jakarta 14, Sep 09 01 Nov 2010 L
7. Jesica Dina Jakarta 31 Jun 09 01 Feb 2011 P
8. Aisyah Jakarta 25, Jan 09 15 Nov 2010 P
Tabel 3. Data anak asuh ruang Transfortasi, yang berusia 2 tahun sampai 3
tahun.
No Nama Tanggal lahir Tanggal masuk L/P
1. Arbi Dafa Depok 18, Agust 07 28 Desember 2009 L
2. Faiz Jakarta 23, Mart 08 08 Januari 2010 L
3. Paros Serangen 23 Feb 08 12 April 2010 L
4. Hasby Jakarta 18, Aprl 08 14 Agustus 2009 L
5. Fadillah Bandung 06, Sept 07 23 September 2010 L
6. Chelsia Jakarta 31, Agust 08 22 Oktober 2009 P
7. Jibran Depok 01, Sep 08 01 Oktober 2010 L
8. Akhdan Jakarta 20, Sept 08 07 September 2009 L
9. Joanse Bekasi 20, Oktober 08 05 Januari 2010 L
10. Sergio Jakarta 03, Des 08 08 Maret 2010 L
11. Naila Jakarta 01, Des 08 18 Oktober 2010 P
12. Abdullah Jakarta 27, Des 08 12 Oktober 2009 L
13. Natan Bogor 23 Des 07 10 Januari 2011 L
14. Ragda Bekasi 26, Des 09 01 Juli 2010 L
15. Alif Jakarta 02 April 06 06 Januari 2010 L
Tabel 4. Data anak asuh ruang Animal, usia 3 tahun sampai 6 tahun.
No. Nama Tanggal lahir Tanggal masuk L/P
38
1. Fatigo Pamulang 13, Nov 05 09 Juni 2007 L
2. Alika Bekasi 01 Nov 05 21 Juli 2009 P
3. Sabina Jakarta 15, Jan 06 06 Maret 2009 P
4. Khaesa Jakarta 07, April 06 14 Oktober 2009 P
5. Rama Jakarta 02 Okt 06 05 Mei 2008 L
6. Andin Jakarta 05 Okt 06 28 Mei 2008 P
7. Yasmin Jakarta 01 Nov 06 16 Februari 2009 P
8. Riandra Jakarta 01, Nop 06 16 Februari 2009 L
9. Miska Wijaya Jakarta 07 Nov 06 12 April 2010 L
10. M. Naufal faith Jakarta 04 Jan 06 06 Juli 2007 L
11. Bayung Belanda 13, Des 06 02 Maret 2009 L
12. Rama Zaqi Jakarta 01 Jan 07 15 Desember 2008 L
13. M. Daffa Jakarta 22 Feb 07 03 November 2008 L
14. Khodijah Jakarta 11 Mar 07 15 April 2008 P
15. Hanifah Jakarta 28 Aprl 07 13 Oktober 2008 P
16. Azmi Jakarta 01, April 07 14 Desember 2009 L
17. Akbar Jakarta 09, Feb 05 19 Oktober 2010 L
18. Aqia Bandung 17 Sept 04 09 Agustus 2010 P
19. Wildan Jakarta 04, Jun 07 12 Oktober 2009 L
20. Nisa Bekasi 17, Juni 07 04 November 2008 P
21. Faujiah Bekasi 18 Jun 06 10 Juli 2007 P
9. Data nama karyawan petugas Taman Anak Sejahtera “Harapan Ibu”
yang berstatus sebagai Pegawai Negeri (PN).
Tabel 5. Data nama karyawan petugas Taman Anak Sejahtera “Harapan Ibu”
yang berstatus sebagai Pegawai Negeri (PN).
No Nama Nip Golongan Jabatan
1 Ike Koestika 195910181980032001 III.d Peksos Peyelia
39
2 Hadiah
Pinem,MB
195811111984032002 III.d Peksos Penyelia
3 Titin Kurniati 196312091987032001 III.d Peksos Penyelia
4 Jatnika 196312061987022001 III.d Peksos Penyelia
5 Wiwik Sulistiani 196202271987032001 III.d Peksos Penyelia
6 Sri Ningsih 196507071987032002 III.d Peksos Penyelia
7 Maryati 196603211987032002 III.d Peksos Penyelia
8 Minarni Kustia 196605101987032001 III.d Peksos Penyelia
9 Sutinah 196209101993032001 III.c Peksos Penyelia
10 Sugiarti Endah 196800101991022001 III.c Peksos Penyelia
11 Umi Fadhliyati 1972020519933032001 III.c Peksos Penyelia
Dari data di atas jumlah pegawai yang ada di Taman Anak sejahtera
berjumlah
Laki laki : 4 orang
Perempuan : 21 0rang
Dan jumlah keseluruhannya adalah : 25.
10. Mekanisme penerimaan dan pelepasan anak di Taman Anak Sejahtera.
Tahap pendaftaran
Pengisian formulir dilakukan oleh orang tua anak, serta penyerahan
persyaratan berupa:
a. Formulir pendaftarn
b. Surat keterangan dokter pemerintah
40
c. Foto kopi akte kelahiran
d. Pas foto 3x4= 2 lembar
Tahap penerimaan.
Seleksi pendaftaran, adapun kreteria seleksi sebagai berikut:
1. Anak usia tiga bulan sampai delapan tahun
2. Anak sehat jasmani (mempunyai surat keterangan sehat dari Dokter)
3. Sehat kedua orang tua (mempunyai surat keterangan sehat dari
Dokter)
4. Rongent kedua orang tua (mempunyai surat keterangan sehat dari
Dokter)
5. Pemeriksaan Psikologis anak oleh Psikolog.
Tahap registrasi
a. Pencatatan mengenai data anak yang diterima
b. Pemberian nomor induk
Tahap pengasuhan anak
Melakukan pendekatan awal:
1. Memberikan motivasi anak baru untuk mengikuti kegiatan di Taman
Anak Sejahtera (TAS) Harapan Ibu.
2. Mempertemukan anak dengan pembimbing atau pengasuh dan
temannya serta menunnjukkan tempat dan fasilitas
3. Memberikan pemenuhan fisik seperti :
a. Pemberian makan dan minum yang bergizi
41
b. Pengawasan dan pemeliharaan kesehatan oleh Dokter Umum,
Dokter Gigi, dan Dokter bagian Tumbuh kembang anak
c. Penimbangan berat badan dan tinggi badan
d. Pemberian vitamin dan obata-obatan ringan
e. Olah raga dan rekreasi
4. Pemenuhan kebutuhan mental dan sosial seperti :
a. Memberikan rasa aman, kasih sayang, perhatian, bimbingang,
pengasuhan, pembinaan, perawatan, penghargaan dan
sebagainya
b. Pelaksaan kegiatan terpimpin dengan memberikan bimbingan
latihan sesuai dengan taraf perkembangan usia yang mencakup
aspek:
- Daya ingat, daya tangkap, kreatifitas dan imajinasi
- Kemampuan motorik halus atau kasar
- Kemampuan berbahasa atau berkomunikasi
- Kehidupan beragama, penanaman moral, pengetahuan
kebangsaan, dan pengetahuan alam.
- Bimbingan sosial, kemadirian, dan kemampuan
bermasyarakat.
- Perkembangan emosi dan disiplin.
5. Rekreasi atau Out Bond
6. Pemberian evaluasi perkembangan anak tiga bulan sekali (triwulan)
7. Pemberian pelayanan kepada anak balita
42
Pelayanan terhadap orang tua :
a. Konsultasi atau konseling permasalah yang dihadapin dan
memberikan solusi
b. Good Parenting Skill (bimbingan pemantapan)
c. Kunjungan rumah atau Home Visit
Pelayanan kepada masyarakat:
1. Memberikan informasi tentang fungsi, tujuan Taman Anak Sejahtera
(TAS) Harapan Ibu
2. Sebagai tempat penelitian bagi mahasiswa
3. Memberikan pembinaan bagi orang tua dan keluarga
4. Bimbingan atau pemantapan bersosialisasi
Tahap yang terakhir tahap terminasi :
a. Mempersiapkan anak usia lima tahun yang telah mendapatkan
bimbingan pendidikan, sosial, adaptasi, kognitif, dan psikomotorik
sebagai persiapan memasuki usia sekolah.
b. Mengadakan pelepasana anak yang akan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang selanjutnya.
c. Pemberian sertifikat
d. Terpenuhinya hak-hak anak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas
berahlak mulia dan sejahtera.
43
B. Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak Sejahtera.
B. 1. Pola asuh Taman Anak Sejahtera
Pada poin temuan ini penulis akan membahas tentang pola
pengasuhan dan perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS), serta
proses pelaksanaan pembelajarannya yang dilakukan di Taman Anak
Sejahtera. Hasil data observasi, wawancara, dan dokumentasi akan diamati
oleh teori-teori yang telah dijelaskan pada bab II. Dari hasil penelitian,
penulis menemukan beberapa hal mengenai pola pengasuhan dan
perlindungan anak di Taman Anak Sejahtera (TAS), serta proses
pelaksanaan pembelajarannya yang dilakukan di Taman Anak Sejahtera,
baik dari segi subyeknya maupun dari segi obyek peneliti sebagai upaya
yang dilakukan oleh Taman Anak Sejahtera (TAS) untuk anak-anak yang
ada di taman anak sejahtera yang berlokasi di lingkungan perkantoran
Kementerian Sosial RI (KEMENSOS).7
Pengasuhan merupakan pemenuhan kebutuhan esensial anak untuk
dipelihara, dirawat, dijaga, dibimbing, dididik dan dibina secara
berkesinambungan agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal, baik
fisik, mental, spiritual dan sosial. Sehingga anak dapat tumbuh sehat.
Berdasarkan latar belakang berdirinya Taman Anak Sejahtera yang
telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa Taman Anak Sejahtera (TAS)
merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang pelayanan atau sebagai
7 Departemen Sosial Republik Indonesia, Modul Pengasuhan dan Perlindungan Anak
Balita,(Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi
Sosial Departemen Sosial RI, 2009), h. 62.
44
pengganti sementara orang tua, serta mengambil alih tanggung jawab secara
luas ketika orang tua bekerja. Taman Anak Sejahtera atau (TAS) hingga
saat ini tidak memiliki kurikulum. Hal ini disebabkan karena lembaga ini
hanya sebagai tempat penitipan sementara waktu dan berorentasi pada
bermain sambil belajar, dan lembaga ini merujuk pada buku yang ditulis
oleh Kementerian Sosial yang berjudul pola pengasuhan dan perlindungan
anak. Adapun tujuan dan fungsi lembaga ini adalah sebagai pengganti orang
tua sementara waktu. Pada tanggal 19 Desember 1988 Taman Anak
Sejahtera hadir di tengah-tengah kota-kota besar seperti pada saat ini yang
berlokasi di lingkungan perkantoran Kementerian Sosial RI. Tujuannya
adalah untuk membantu para orang tua atau para ibu yang bekerja diluar
rumah serta membantu anak dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, hak-
haknya dan perkembangan anak secara individu, yang mencakup
perkembangan fisik, motorik, bahasa, kognitif, sosial, dan emosional.
Dengan pola pengasuhan yang dilakukan secara demokratis serta
kegiatan pembelajaran sambil bermain yang dilakukan melalui media
seperti media bermain dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar, serta
metode kegiatan terpimpin dengan stategi, sarana, dan media belajar yang
dapat meransang anak untuk melakukan eksplorasi serta menggunakan alat
atau benda-benda yang ada di sekitarnya. Penjelasan ini juga diperkuat oleh
Ibu Maryati selaku pekerja sosial bahwa:
“Taman Anak Sejahtera (TAS) adalah sebuah tempat di mana anak
dititipkan untuk sementara waktu serta mengambil alih tanggung jawab
orang tua secara penuh pada saat orang tua bekerja. Kami sebagai
45
pengasuh dan pembimbing bertanggung jawab untuk melindungi mereka
sesuai dengan hak-hak anak dan kesejahteraan anak serta para pengasuh
atau pendidik berkwajiban memberikan perawatan, pendampingan,
pengasuhan, pendidikan dan perlindungan. Dan tak lupa kita juga
memberikan anak kebebasan dalam bermain, kebebasan di sini dalam
artian, kita sebagai pengasuh tetap mengawasi mereka dalam bermain
supaya bisa terkontrol serta memberikan anak kebebasan menyalurkan
daya kreatif minat dan bakat anak yang terpendam, tentunya dengan cara
melalui belajar sambil bermain. Seperti memberikan berbagai permainan
yang ada di taman anak sejahtera. Pola pembelajaran sambil bermain yang
diberikan oleh taman anak sejahtera supaya anak-anak tidak mersasa jenuh
atau bosan dengan permainan yang diberikan kepada mereka. Sehingga
kebutuhan dan haknya bisa terpenuhi dengan baik ”.8
Dengan hadirnya Taman Anak Sejahtera (TAS) di tengah-tengah
kota yang berlokasi di perkantoran Kementerian Sosial setidaknya lembaga
ini dapat membantu para ibu yang sibuk bekerja di luar rumah serta berkarir.
Sehingga dengan begitu para ibu bisa bekerja dengan nyaman dan tidak
merasa khawatir lagi ketika anak-anak mereka ditinggalkan pada saat bekerja
untuk sementara waktu. Dan ibu-ibu ini bisa bekerja dengan tenang dan
maksimal serta berkosentrasi terhadap pekerjaannya di kantor. Anak-anak
yang dititipkan di taman anak sejahtera bukan hanya sekedar dititipkan tetapi,
dari Taman Anak Sejahtera(TAS), tersebut membuat anak merasa terpenuhi
kebutuhannya serta memberikan anak merasa nyaman di lingkungan barunya
dan tidak merasa bosan. Seperti memberikan anak berbagai permainan
misalnya, bermain bola, bermain peran, bermain ayunan, menonton,
8 Wawancara pribadi dengan ibu Maryati tanggal 26 April 2011.
46
bersepeda, dan sebagainyn. Dengan begitu hak-hak anak bisa terpenuhinya
dengan maksimal dan membantu pola pertumbuhan dan perkembangan anak
dengan baik. Sehingga anak tidak merasa terlantar. Sebagaimana dijelaskan
oleh ibu Ike Koestika bahwa :
“Anak adalah anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa, di mana, kita
berkewajiban meberikan perawatan, pendidikan, pengasuhan, bimbingan
serta perlindungan. Dari ke-empat hal ini patut kita berikan pada anak. Di
samping itu anak juga membutuhkan makan, minum yang bergizi dan tempat
yang layak untuk beristirahat. Denganbegitu kebutuhan anak bisa terpenuhi
dan tumbuh berkembang secara optimal sesuai dengan kesejahteraan
anak”.9
Pendapat yang sama dikatakan oleh ibu Sri Ningsih selaku
koordinator atau penanggung jawab pembelajaran di taman anak sejahtera
bahwa :
“Taman Anak Sejahtera merupakan sebuah tempat atau wadah di
mana anak-anak inibisa mengekplorasi minat dan bakat yang ia punya dan
dapat ia salurkan melalui bermain sambil belajar serta bersosialisasi
bersama teman-teman sebayanya. Serta memberikan anak kebebasan dalam
bermain sambil belajar, kebebasan di sini dalam artian kita tetap
mengawasinya.”10
Adapun tarap pembelajaran ditentukan oleh usia anak di Taman Anak
Sejahtera (TAS) dibagi menjadi empat bagian yaitu: mulai dari usia tiga
bulan sampai dua tahun dimasukkan untuk melatih perkembangan kognitif
dan edukatif anak serta meransang atau melatih anak untuk berkomunikasi,
9 Wawancara pribadi dengan ibu Ike Koestika tanggal 26 April 2011.
10 Wawancara pribadi dengan ibu Sri Ningsih tanggal 26 April 2011.
47
mulai usia dua tahun sampai tiga tahun dimasukkan agar mengenal
pendidikan dasar, usia empat sampai enam tahun dimasukkan sebagai
persiapan ketingkat jenjang Taman Kanak-Kanak atau TK dan yang terakhir
usia enam tahun sampai delapan tahun, ini dimasukkan untuk membantu anak
dalam mengerjakan tugas-tugas di sekolahnya dengan cara membimbing anak
dalam mengerjakan tugas sekolah di taman anak sejahtera (TAS).
Masing-masing dari kelompok itu didampingi tiga pengasuh atau
pendidik seperti ibu Umi, ibu Endah dan ibu Ika. Pembagian kelas
berdasarkan tingkat usia anak. Materi yang di ajarkan pada anak pra sekolah
seperti, mengenal warna, merajut, mencocokan gambar, bongkar pasang
puzzle, menggambar, mewarnai, berhitung, bernyanyi serta mengenal huruf
dan angka. Materi pembelajaran sambil bermain yang diterapkan di taman
anak sejahtera adalah sama dengan TPA-TPA yang lainnya akan tetapi, yang
membedakannya adalah tingkat usia mereka masing masing. Adapun
pembelajaran yang dilakukan di taman anak sejahtera dalam seminggunya
hanya lima hari dalam seminggu dengan waktu belajar sambil bermain
berkisar antara pukul 9.30 pagi sampai 10.30 siang. Setelah itu anak-anak ini
semua beristirahat.11
Hal ini juga dipertegas oleh ibu Sri Ningsih bahwa:
“Sesuai dengan peraturan Kementrian Sosial RI atau merujuk pada
buku pola pengasuhan dan perkembangan anak maka, waktu yang digunakan
di Taman Anak Sejahtera dalam pola belajar sambil bermain adalah mulai
dari pukul 9.30 sampai 10.30 wib. Ini dikarenakan anak-anak ini harus
11
Hasil pengamatan di taman anak sejehtera 26 April, 2011.
48
banyak beristirahat dari pada belajar maka dari itu kita sebagai pengasuh
menerapkan anak-anak yang ada di taman anak sejahtera ini khususnya,
untuk lebih banyak beristirahat dibandingkan belajar. Dan pada saat
istirahlah mereka bisa banyak menyerap informasi apa yang diberikan oleh
pengasuhnya”.12
Dalam memberikan pembelajaran sambil bermain kepada anak-anak
yang ada di taman anak sejahtera supaya anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal serta mendapatkan pengasuhan, perawatan, pendidikan,
kesehatan, pendampingan, perlindungan, serta terhindar dari perdangangan,
dan diskriminasi.
Sesuai definisi perlindungan sebagai kegiatan untuk menjamin dan
melindungi hak-haknya agar dapat hidup tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan martabat kemanusian serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.13
Adapun tugas pengasuh atau pendidik yang ada di taman anak
sejahtera adalah berkewajiban memberikan perlindungan, pendampingan,
pembinaan, perawatan, pengasuhan, pemiliharaan, pendidikan, dan kesehatan.
Dan tumbuh, berkembang secara optimal serta bisa berguna bagi bangsa, dan
agama.
12
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sri Ningsih selaku Koordinator pembelajaran pada tanggal 26
April 2011. 13
Departemen Sosial Republik Indonesia, Modul Pengasuhan dan Perlindungan Anak Balita,
(Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial,
Departemen Sosial RI, 2009), h. 3.
49
B. 2. Proses pelaksanaan belajar sambil bermain di Taman Anak
Sejahtera (TAS).
Adapun proses pelayanan pembelajarannya yang di lakukan di taman
anak sejahtera dengan beberapa tahap sebagai berikut:
a. Baris berbaris
Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, anak-anak ini
diwajibkan untuk baris-berbaris terlebih dahulu di ruangan depan
kelas. Saat baris berbaris, anak-anak ini terlebih dahulu diatur serapi
mungkin, misalkan di sebelah kanan untuk laki-laki dan di sebelah kiri
untuk perempuan. Pada saat itu yang mengkoordinator baris-berbaris
adalah ibu Sri Ningsih selaku koordinator pembelajaran dan pendidik.
Di sini para anak-anak ini di dampingi oleh beberapa pendamping
seperti ibu Tina, ibu Mimin, ibu Vinem, ibu Ika, ibu Endah, ibu Titin
serta penulis. Akan tetapi sebelum masuk kelas anak-anak ini, terlebih
dahulu bernyanyi sambil bertepuk tangan dan sekali kali mengangkat
kaki serta bersuara suara keras.14
Ini dilakukan semata-mata melatih
organ tubuh atau otot-ototnya supaya tidak kaku dan gugup pada saat
berkomunikasi. Pada saat baris-berbaris dan bernyanyi, penulis
melihat anak-anak taman anak sejahtera (TAS) sangat bahagia dan
senang dan antusias ketika bersama-sama bernyanyi dan bertepuk
tangan serta bersorak-soarai. Pada saat itu ada anak yang bernama
Faujiah, ia termasuk anak yang bersuara keras di bandingkan teman-
14
Hasil pengamatan lapangan tanggal 27 April, 2011.
50
temannya, dikarenakan anak ini selalu berbaris di didepan jadi terlihat
memacu motivasi teman-temannya untuk bersuara keras sehingga
teman-temanya mengikutinya. Hal ini dilakukan dengan tertip dan
rapi.
Tetapi berbeda dengan Hasbi, anak ini cendrung pemalu dan
bersuara biasa saja. Pada saat peneliti melihat seksama dan sekali-kali
penulis memberikan dukungan bertepuk tepuk tangan. Lain lagi
dengan Abdullah anak ini hanya bisa bergoyang-goyang dan
mengayun-ayunkan tangan dan kepalanya, dikarena anak ini belum
bisa berbicara dengan lancar walaupun usianya sudah mencapai dua
tahun lebih. Setelah baris berbaris selesai, maka anak-anak ini mulai
masuk ke kelas masing masing sesuai dengan tingkat usia. Di taman
anak sejahtera ini hanya satu kali pembelajaran yaitu hanya pada
pukul 9.30 sampai 10.30 wib.15
b. Berdoa, belajar dan absensi
Pada pagi ini ibu Tina meminta anak- anak usia lima tahun sampai
enam tahun seperti, Faujiah, Yasmin, Fatigo, Akbar, Sabina dan
temen-teman lainnya untuk duduk rapi disertai dengan tangan dilipat
di atas meja sambil berdoa terlebih dahulu. Sebelum berdoa dimulai,
biasanya salah satu diantara mereka memimpin doa ke depan dengan
tujuan melatih mereka untuk percaya diri dan melatih berbicara di
depan teman-temannya. Setelah selesai berdoa barulah buku tulis serta
15
Hasil Wawancara tanggal 27 April, 2011.
51
pena dibagikan satu persatu. Di dalam semua buku yang telah
dibagikan masing-masing tertera nama mereka. Pada saat itu yang
diajarkan adalah menulis angka satu sampai sepuluh disertai dengan
pembuatan tanggal dan nama mereka di kanan atas.
c. Mulai masuk belajar
Ketika berdoa selesai belajarpun dimulai, pada setiap kelompoknya
masing-masing kelompok didampingi dua atau tiga pengasuh atau
pendidik. Biasanya yang diajarkan setiap harinya seperti, belajar
menulis angka, belajar mewarnai gambar, menyusun puzzle, mengenal
warna, merajut, melipat kertas, belajar mengenal rambu-rambu lalu
lintas, mengenal organ tubuh manusia, belajar menegenal ciri-ciri fisik
dari ayah, ibu, nenek, kakek dan adik, bongkar pasang, serta
bernyanyi hingga belajar menyebutkan nama masing-masing dengan
nada yang agak keras, supaya para teman-temannya bisa mengingat
nama teman-temannya. Setelah penulis amatin, semua pembelajaran
sambil bermain yang diajarkan, tujuannya adalah supaya anak tidak
merasa bosan atau jenuh dengan materi yang diajrkan.16
d. Makan buah, berdoa minum susu dan tidur.
Di taman anak sejahtera ini selain mereka mendapatkan perawatan,
pembinaan, pendidikan, perlindungan, kesehatan, kenyamanan,
pendampingan dan banyak lagi, tak terkecuali mereka mendapatkan
asupan makanan dan minuman bergizi dari taman anak sejahtera
16
Hasil pengamatan lapangan tanggal 27 April, 2011.
52
(TAS). Anak-anak ini diberikan asupan buah dan snack seperti,
pepaya, pisang, melon, jeruk, agar-agar, bubur serta wafer yang sudah
terlebih dahulu disiapkan oleh para perawat atau pengasuh. Hal ini
biasanya telah disediakan para pengasuh yang bertugas sebagai piket
pada pagi itu. Sebelum makan buah, anak-anak ini dipersilahkan
terlebih dahulu ke kamar kecil untuk buang air kecil, dan setelah itu
barulah makan. Setelah selesai anak-anak ini mulai satu persatu masuk
ke kamar masing-masing untuk beristirahat tidur. Sebelum tidur anak-
anak ini terlebih dahulu mengambil susu di meja yang telah sediakan
di baskom. Setelah itu anak-anak ini berdoa dan minum susu sambil
tiduran tetapi, biasanya anak-anak yang sudah terlebih dahulu
menghabiskan susu untuk segera mengembalikan botol susu ke
tempatnya semula.17
e. Pelaksanaan pembelajaran sambil bermain.
Pelaksanaan pembelajaran sambil bermain dilakukan seminggu
lima kali, mulai hari senin sampai jumat dan dimulai pukul 07.00
sampai dengan puku 16.00 Wib di Taman Anak Sejahtera (TAS).
Pola pembelajaran sambil bermain ini dimaksudkan untuk
pemberian stimulus bagi perkembangan anak, terutama dalam
kemampuan bersosialisasi yang diberikan melalui penyediaan fasilitas
dan permainan, sehingga anak dapat tumbuh kembang dengan wajar.
Dan di TAS, permainan itu dimainkan dengan berkelompok. Hal ini
17
Hasil pengamatan tanggal 27 April, 2011.
53
bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif, afeksi dan
psikomotorik, menghindari anak dari berbagai ancaman dalam
pembentukan kepribadiannya, serta menjamin tumbuh kembangnya
anak dalam memperoleh perlindungan dan berpartisipasi.18
Kalau kita amati saat sang anak bermain, mereka sangat
menikmatinya, dan ketika disudahi, tak jarang mereka menangis. Itu
menandakan, masa anak-anak sebagian besar adalah masa bermain –
kesukaan anak terhadap permainan ini adalah salah satu ciri ia tumbuh
kembang secara wajar. Penulis sering mengamati ketika mereka
bermain, ya mereka sangat tekun dan saling membantu demi
menyelesaikan permainan tersebut. Contohnya ketika mereka bermain
Puzzle, mereka saling bergegas menyelesaikan penyusunan permainan
tersebut. Ini menunjukan sosialisasi dan perkembangan kognitif
mereka terus berkembang cepat ketika mereka bermain. Katakanlah
permainan itu sebagai asahan. Semain banyak main, semain cerdas
pulalah ia. Lihat dalam foto-foto yang ada dalam lampiran, mereka
terlihat begitu asyik bermain.
Adapun pembelajaran yang diajarkan di Taman Anak Sejahtera (TAS)
adalah:
1. Kehidupan beragama, dan pemahaman moral
Kehidupan beragama dan pemahaman moral yaitu anak-anak ini
diajarkan mengenal Allah (dengan mendengarkan cerita),
18
liahat Modul Pengasuhan dan Perlindunngan Anak Balita, (Jakarta: Departemen Sosial, 2009),
54
mengenalkan berbagai bentuk rumah ibadah (dengan cara melihat
langsung), percaya pada Allah serta para rasulnya, bisa mengucapkan
doa sebelum makan dan sesudah makan serta terbiasa mengucapkan
sopan santun seperti, mendahulukan minta maaf terlebih dahulu,
mengucapkan terimakasih, belajar berbicara jujur, sopan santun dan
dan menghargai para pengasuh serta tata tertib yang ada di Taman
Anak Sejahtera.
2. Pengetahuan tentang sejarah kebangsaan.
Pengetahuan tentang kebangsaaan di sini, anak diajarkan
menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah gugur dengan cara
mengikuti upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan, mengenal
bendera kebangsaan, serta mendengarkan cerita pahlawan serta
terbiasa saling tolong menolong.
3. Perkembangan motorik halus dan motorik kasar
Adapun perkembangan motorik halus dan motorik kasar di sini
yaitu pada motorik halus yaitu menggerakkan otot-otot kecil atau
mengerakkan sebagian anggota tubuh. Pada perkembangan motorik
halus ini dipengaruhi kesempatan anak untuk belajar dan berlatih.
Misanya, menulis, menggunting, menyusun balok menyusun balok-
balok, melipat kertas, merajut serta berlatih memegang bola dan yang
lainnya.
h. 98.
55
Sedangkan motorik kasar merupakan proses untuk menggerakkan
sebagian organ tubuh. Setiap gerakan pada anak merupakan hasil dari
interaksi darisistem tubuh yang terkontrol oleh otak. Seperti
kemampuan anak dalam latihan duduk, berlari, menaiki tangga,
meloncat, bersepeda, melempar bola, bermain seluncur, memindahkan
korsi serta menendang bola. Otot-otot besar dan hampir seluruh
anggota anggota tubuh digunakan anak untuk gerakan baik itu motorik
halus maupun motorik kasar. Perkembangan motorik halus ataupun
motorik kasar dipengaruhi oleh kematangan anak.
4. Kedisiplinan emosi dan keterampilan dalam menolong diri sendiri
atau ADL
Perkembangan pada asfek ini meliputi kemampuan anak untuk
merasa mencintai, merasa nyaman, berani, senang, takut, sedih serta
marah. Semua ini adalah bentuk emosi anak pada saat anak sedih
ataupun senang. Misalkan, para ibu yang menitipkan anak untuk
sementara waktu. Ketika itu juga sang ank tersebut menangis.
Sedangkan kemampuan untuk menolong diri sendiri adalah sebuah
keterampilan pada anak untuk belajar mandiri tampa bantuan orang
lain atau pengasuh misalnya; ke kamar mandi, melatih makan sendiri,
melatih merapikan bangku, melatih mengambil air minum, melatih
memakai baju sendiri, melatih memengang sendiri dan melatih berdiri
sendiri apabila jatuh dan tidak menagis, tampa bantuan dari orang lain
atau pengasuh.
56
5. Perkembangan jasmani dan berkomunikasi.
Perkembangan di sini anak belajar untuk berolah raga, senam,
menari, irama dan bernyanyi. Sedangkan kemampuan berkomunikasi
disini diajarkan melatih mengenal diri sendiri dan dapat menyatakan
satu atau duat kata dan sebuah kalimat misalnya ayah, ibu guru, dan
yang lainnya.
6. Perkembangan kognitif atau daya tangkap.
Pada asfek ini anak nampak pada kemampuannya dalam mengolah,
menerima, mengigat dan memahami segala informasi-informasi yang
sampai padanya. Kemampuan daya tangkap anak sangat berkaitan
dengan perkembangan berbahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa
syarat serta memahami beberapa kata dan berbicara. Biasanya
kemampuan anak dalam memahami sesuatu didapat dari pengalaman
dan melihat. Sehingga kemampuan tersebut berkembang sesuai
dengan yang ia alami.19
Taman anak sejahtera merupakan sebuah tempat atau wadah untuk anak
dalam berinteraksi dan sangat berpengaruh terhadap pola pengasuhan dan
perlindungan anak yang ada di taman anak sejahtera. Oleh karena itu anak-anak
ini akan menjadi pribadi yang baik bagi bangsa ini. Pola pembelajaran sambil
bermain yang diajarkan dalam setiap harinya. Dimulai dari pagi sampai menjelang
anak tersebut dijemput oleh kedua orang tuanya masing-masing. Adapun yang
diajkar kepada mereka semua seperti yang di jelaskan di atas , para perawat atau
19
Hasil pengamatan tanggal 27 April, 2011.
57
pengasuh yang telah mendidik mereka dan memberikan bekal semoga anak-anak
ini bisa mandiri dan bertanggung jawab jikalau keluar dari taman anak sejahtera
(TAS), serta dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi atau sekolah dasar SD.
Misalnya klein yang bernama Akbar berusia enam tahun, pada saat anak
ini masuk keTaman Anak Sejahter, ia termasuk tipe anak yang susah diajak
berbicara, bermain, berkumpul, bersosialisas dan bergaul juga, suka menyendiri
hingga tidak bisa mengingat nama teman-temannya. Tetapi beberapa hari
kemudian anak ini sangat mudah bergaul dan sangat periang serta suka
menganggu teman-temannya dikala menonton telivisi. Ia termasuk anak yang
pemalu, tetapi juga ank penurut. Misalkan apabila salah satu dari pengasuh
meminta untuk maju kedepan dengan membacakan butir-butir pancasila. Pada
saat maju kedepan anak ini membacakannya dengan nada suara pelan dan
tangannya di kepal-kepal serta tubuhnya bergoyang-goyang sambil memengan
baju. Hal ini seperti ini terjadi dikarenakan anak ini tidak bisa mengingat butir-
butir pancasila hingga merasa malu di depan teman-temannya.20
Hasil pengamatan penulis setiap anak yang masuk ke taman anak
sejahtera pada umumnya manja, pemalu, takut, minder, bandel dan yang lainnya.
Akan tetapi, hal sedemikian tidak lama, hanya beberapa hari saja, misalny; satu
sampai tiga hari. Setelah itu anak ini mulai bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya.
Begitu juga klien yang bernama Abdullah, anak ini berusia dua tahun
setengah dan cendrung agresif, pemalu, pemarah, suka menggigit. Sifat tersebut
20
Hasil pengamatan tanggal 27 April, 2011.
58
muncul disebabkan oleh rasa gergetan anak apabila diganggu pada saat bermain
dan merasa malu jika anak ini terus dilihat terus menerus anak, dan biasanya yang
ia lakukan adalah mendekat atau bersembunyi di sebelah pintu. Pada saat penulis
perhatikan, anak ini tidak dapt dapat mengucapkan kata-kata. Adapun kata yang
sering ia lontarkan pada pengasuh dan kedua orang tuanya adalah Abah, Umi dan
dah (sudah). Rasa gergetan dan suka mengigit ini biasanya ia lakukan pada orang
yang telah ia kenal misalnya, penulis sendiri tetapi pada pengasuh tidak.21
Metode yang digunakan dalam pembelajaran di taman anak sejahtera
(TAS).
Kegiatan belajar sambil bermain yang dilakukan di taman anak sejahtera
(TAS), melalui cara belajar sambil bermain. Metode yang digunakan melalui
media seperti, kelompok bermain, bermain perang-perangan, dokter-dokteran,
merebut korsi, menonton televisi serta menggunakan benda atau alat atau benda-
benda yang ada di sekelilingnya. Tujuannya adalah untuk merangsang sebagian
organ tubuh dan daya kretifitas anak dalam mengeksplorasi bakat dan minat.
Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara menyampaikan, dengan
mempraktikan materi pada anak di depan kelas, seperti menggambar, mewarnai,
merajut balok, mengenal rambu-rambu lalu lintas, bentuk angka, organ tubuh,
bersepela, bermain bola bak, bermain rumah-rumahan serta bermain ayunan.
Setelah apa yang diperkenalkan masing-masing fungsi pada anak, barulah anak ini
memperaktikan sendiri-sendiri.
21
Hasil pengamatan tanggal 27 April, 2011.
59
Berdasarkan temuan di atas, penulis menganalisa bahwa pola pengasuhan
yang diterapkan ditaman anak sejahtera, khususnya di kelas Appel, Transportasi
serta di kelas Animal lebih cendrung pada pola pengasuhan demokratis . Karena
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya komunikasi terbuka dari dua arah,
misalnya antara pengasuh dan anak serta para pendidik atau pengasuh selalu
memberikan contoh, penjelasan yang menerangkan alasan-alasan dari aturan yang
dibuat dan menjawab setiap pertanyaan yang timbul dari anak serta memberikan
hadiah dan hukuman disertai dengan penjelasan kepada anak sehingga anak
menjadi mengerti dan paham. Di sini para pengasuh atau pendidik tetap
memberikan bimbingan, pendampingan pada anak, yang sifatnya mengarahkan
dan memberitahu agar anak tidak hanya taat, patuh secara buta terhadap peraturan,
tetapi tahu dan mengerti dengan baik mengapa ada hal yang boleh dilakukan dan
ada hal yang tidak boleh dilakukan. Dengan demikian anak juga memperoleh
kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri dan menanyakan langsung
pada pengasuh.
Dengan adanya bimbingan dan pengarahan akan membantu tumbuh
kembang anak baik motorik halus maupun kasar serta memperlancar komunikasi
anak. Hal seperti ini akan membawa anak menjadi lebih baik, sebab di sini anak
diberi rasa percaya diri, kasih sayang, dukungan, bertanggung jawab, keterbukaan,
kejujuran, kedesiplinan serta mampu meningkatkan daya krefitas anak dalam
mengembangkan bakat dan minatnya. Selain itu para pengasuh atau pendidik
memberikan kasih sayang, kehangatan, pelukan, cinta, kenyamanan,
perlindungan serta perhatian penuh selayaknya menjadi ibu yang baik bagi
60
mereka. Pola pengasuhan demokratis mempunyai pengaruh besar bagi tumbuh
kembang anak, bagaimana bentuk pribadi dan krakter anak dimasa akan datang,
oleh sebab itu para pengasuh atau pendidik harus benar-benar mawas diri dan
bersungguh-sungguh dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan serta norma-norma
yang baik kepada anak melalui pola pengasuhan yang baik dan benar anak akan
berguna bagi keluarga, masyarakat, agama dan bangsa. Maka dari itu, seorang
pengasuh yang baik, penyabar, pengasih, peduli, cinta, penyanyang dan bijaksana
akan melahirkan anak-anak yang berkualitas dan baik bagi keluarga, masyarakat
dan bangsa ini kelak. Begitu juga sebaliknya apabila pengasuh memiliki krakter
keras, pemarah, maka anak ini kemungkinan kecil memiliki kualitas yang rendah.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bab yang terakhir ini, penulis kemukakan kesimpulan sebagai
jawaban dari perumusan masalah.
1. Proses pelaksanaan pendidikan di Taman Anak Sejahtera (TAS) tidak
sama seperti di PAUD atau TPA. Karena Taman Anak Sejahtera
(TAS), hanya sebagai tempat penitipan sementara waktu dan di bawah
naugan Kementerian Sosial atau lebih dikenal dengan sebutan
DEPSOS (Departemen Sosial). Di taman anak sejahtera yang diajarkan
seperti, mewarnai gambar, bongkar pasang puzzle, bermain ayunan,
bermain sepeda, belajar menghitung, belajar menggambar, belajar
menari, belajar mengenal huruf dan anggka, bermain perosotan,
bermain bola bak mandi, bermain musik dan masih banyak lagi yang
diberikan oleh Taman Anak Sejahtera (TAS). Kurikulum yang ada di
Taman Anak Sejahtera (TAS) mengajarkan anak untuk bisa melatih
diri dalam berkomunikasi, menolong diri sendiri, membantu
perkembangan motorik halus dan motorik kasar, pemahaman agama,
tentang sejarah kebangsaan, sosialisasi, perkembangan kognitif dan
masih banyak lagi kurikulum bermain sambil belajar yang diterapkan
di taman anak sejahtera yang berada di lingkungan perkantoran
Kementerian Sosial RI atau yang lebih dikenal dengan sebutan Depsos
(Departemen Sosial).
62
Proses pelaksanan pembelajaran yang diterapkan di Taman Anak
Sejahtera lebih berorientasi pada metode learning games, belajar
sambil bermai . Hal ini dikarenakan supaya anak-anak tidak merasa
jenuh atau bosan terhadap apa yang diajarkan. Dengan metode yang
diberikan melalui sarana bermain sambil belajar serta dapat
merangsang daya kreatif anak dalam mengekspor atau menayalurkan
bakat dan minatnya. Yang tentunnya menegenalkan anak pada
berbagai perrmainanan yang ada di sekitarnya.
2. Pola asuh yang diterapkan di taman anak sejahtera cenderung lebih
pada pola asuh demokratis. Dengan pola asuh demokratis ini
membuktikan bahwa anak-anak ini menjadi pribadi yang percaya diri,
mandiri, kreatif, bertanggung jawab, jujur serta mudah bersosialisasi
dengan lingungan baru.
Itulah output dari pola asuh demokrasi. Di mana pola asuh demokrsi
ini memiliki tiga makna: Pertama, anak dikasih ruang sebebasnya
untuk mengapresiasikan apa yang ada dalam benaknya, namun tak
lepas dari keberfungsian orang tua sebagai pengawas, pelayan dan
pendidik anak. Kedua, anak diharapkan mempunyai sikap sewajarnya
kepada orang tua/pengasuhnya –memahami dan menuruti perintahnya.
Ketiga, orang tua sudah sewajarnya memberikan kepercayaan dan
tanggung jawab pada anaknya. Nah, dengan pola pengasuhan
demokratis seperti itu, maka TAS menghasilkan anak yang berkarakter
“beradab”, seperti yang digambarkan di atas.
63
B. Saran-saran
Pada akhir penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan beberapa
saran, di mana dengan adanya pembahasan mengenai pola pengasuhan dan
perlindungan anak ini, penulis mengharapkan agar kita dapat menegetahui
hak-hak dasar anak dan hak-hak kebutuhan anak. Penulis sudah menjelaskan
bahwa para pengasuh atau pendidik mempunyai pengaruh penting dalam
perkembangan anak. Untuk itu disarankan agar para pengasuh atau pendidik
di Taman Kanak-kanak (TK), Taman Pendidikan Anak (TPA), Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), home schooling dan lain sebagainya agar
sepenuhnya bisa mengganti peran orang tua untuk sementara waktu, supaya:
1. Tempat belajar yang nyaman dan wangi dapat mempengaruhi anak
lebih rilek belajar serta pendamping yang mengajarkan anak-anak ikut
serta berkonsentrasi dalam belajar, khususnya yang belajar di dekat
kamar mandi karyawan.
2. Penulis berharap kepada ibu wali murid tetap saling membantu satu
sama lain baik dari pengasuhan serta kedua orang tua yang menitipkan
anaknya di Taman Anak Sejahtera (TAS).
3. Sarana dan prasaranan yang sangat lengkap yang dimiliki oleh Taman
Anak sejahtera (TAS) seharusnyn dipergunakan semaksimal mungkin
sesuai dengan fungsinya. Misalnya alat Biola, Darambend, Kosidah
dan CD Player.
64
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burgan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003.
Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan (Anak Tiga Tahun Pertama), Bandung:
PT. Refika Aditama, 2007.
Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, Yogyakarta:
Kanisius, 2007.
Mustafa, Ibnu, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, Bandung: Penerbit Al-
Bayan, 2003.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000.
Nasir. Moh, Metode Penelitian, Jakarta: Ghali Indonesia, 1993.
Riyanto, Agus, Perlindungan Anak (Sebuah Buku Panduan bagi Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat), Jakarta: Inter-Parlementary Union (UNICEF), 2006.
Saitz, Eleeza, Bahaya Mengabaikan Golden Age Anak, Jakarta: Pathoilah Pres,
2006.
Sylva, Kathy, Perkembangan Anak (Sebuah Pengantar), Ingrid Lunt: Arcan, 1988.
Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Partanto, Puis A. & M. Dahlan Al-Barty, Kamus Besar Bahasa Ilmiah Populer,
Surabaya: Arkola, 1994.
65
Purnianti, Arti dan Lingkup Masalah Perlindungan Anak, cet pertama, Jakarta:
Jurusan Kriminologi FISIP-UI dan Pusat Pelayanan Keadilan dan
pengabdian Hukum UI, 1999.
Daftar Rujukan Umum (Kamus, Majalah, dan Brosur)
Badan Statistik Nasional, Indikator Kesejahteraan Anak, Jakarta: Badan Statistik
Nasional, 2005.
Departemen Sosial Republik Indonesia, Pedoman Prangkat Belajar Persepsi
Gerak Tiga Demensi untuk Petugas TPA dan Kelompok Bermain ,
Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan
dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI, 2007.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga,
Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Departemen Sosial Republik Indonesia, Modul Pengasuhan dan Perlindungan
Anak Balita, Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Direktorat
Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI, 2009.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Kementrian Sosial Republik Indonesia, Bulletin Info Care (Peduli, Berbagi dan
Melindungi), Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi
Sosial, 2010.
Majalah Penyuluhan Sosial, Sinar, Anak-Anak Adalah Penerus Bangsa, Jakarta:
PUSPENSOS Departemen Sosial RI, 2009.
66
Majalah Societa, edisi khusus, Bersama Lindungi Anak Kita, Jakarta : Biro
Humas Departemen Sosial RI, 2009.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lamiran I: Kegiatan Taman Anak Sejahtera yang Dikelompokkan Berdasarkan
Usia.
Kegiatan belajar untuk anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun pada bulan Maret
2011.
Kegiatan belajar untuk anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun pada bulan April
2011.
No Hari Anak usia 3 bulan
s/d 6 tahun
Anak usia 2 tahun s/d
6 tahun
Anak usia 3
bulan s/d 2
tahun
1 Senin Mewarnai gambar Bermain sepeda Bernyayi
2 Selasa Melipat Main perosotan/ayunan Baca
puisi/menari
3 Rabu Mencocok Papan titian Pengenalan diri
4 Kami
s
Bongkar pasang
teropong
Mandi bola Bermain peran
5 Jumat Merajut Lompat tali Nonton TV
No Hari
Anak usia 3
bulan s/d 6
tahun
Anak usia 2 tahun
s/d 6 tahun
Anak usia 3 bulan s/d
2 tahun
1 Senin Bermain lilin
warna
Bermain kursi Bermain dengan music
2 Selasa Menyusun bentuk Bermain sapu tangan Panggung boneka
3 Rabu Bermain puzzle Lomba tong-tong
puzzle
Bercerita
4 Kamis Communication Lomba menara Mendengarkan music
Kegiatan belajar untuk anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun pada bulan Mei
2011.
Daftar menu makanan Taman Anak Sejahtera (TAS) ”Harapan Ibu”
block gelang
5 Jumat Belajar bantu diri Bermain berebut
kursi
Bermain tepuk tangan
No Hari Anak usia 3 bulan s/d 6
tahun
Anak usia 2 tahun
s/d 6 tahun
Anak usia 3
bulan s/d 2
tahun
1 Senin Mewarnai gambar Bermain sepeda Bernyayi
2 Selasa Melipat Main
perosotan/ayunan
Baca
puisi/menari
3 Rabu Mencocok Papan titian Pengenalan diri
4 Kamis Bongkar pasang
teropong
Mandi bola Bermain peran
5 Jumat Merajut Lompat tali Nonton TV
Hari Makanan
pagi
Makanan siang Buah Snack
Senin Sop
Naget
Opor Ayam
Kerupuk
Pisang
Pepaya
Wafer
Selasa Mei
Goreng
Abon
Kerupuk
Sop Baso
Tempe Oreg
Pepaya Kue
Basah
Rabu Semur
Daging
Sayur Bayam
Tahu /Tempe
Pisang Agar-ager
Catatan : -Buah-buahan, bubur sumsum diberikan pada jam antara makan pagi
dan makan siang.
: -Snack atau kue atau bubur kacang hijau diberikan pada jam 15.00 Wib.
Sayuran
Kerupuk
Bacem
Kamis Sop Sosis
Tempe
Goring
Sayur Asem
Ikan
Papaya Centing
Manis
Jumat Sop
Brokoli
Oreg Tahu
Tempe
Semur Telor
Tahu
Kerupuk
Jeruk /
Apel
Bubur
Sumsum
Daftar piket team teaching petugas TAS” Harapan Ibu”: disesuaikan degan
brosur.
Koordinator
Pembelajaran
Sri Ningsih
Penanggung Jawab Anak
Usia 6 bulan-2 Tahun
1. Ibu. Umi
Fadhliyati (Pengg.
Jawab)
2. Ibu Endah
3. Ibu Jatnika
4. Ibu Endah
5. Ibu Jatnika
Penanggung Jawab Anak
Usia 4-6 Tahun
1. Ibu Sutinah
(pengg. Jawab)
2. Ibu Sri Ningsih
Penanggung Jawab Anak
Usia 3-4 Tahun
1. Ibu.Maryati
(Pengg. Jawab)
2. Ibu Pinem
3. Ibu Wiwik
Lampiran II: Pendanaan Taman Anak Sejahtera
Dari ketentuan umum tentang sumber pendanaan Taman Anak
Sejahtera digunakan sebagai:
a. Sumber dana yang didapat dari kementrian sosial digunakan untuk
sarana dan prasarana yang ada di taman anak sejahtera. Misalnya,
alat bermain, bangku dan sebagainya.
b. Sumber dana yang didapat dari orang tua atau dana partisipasi di
gunakan untuk komsumsi anak sehari-hari. Partisipasi merupakan
tanda adanya tanggung jawab orang tua akan usaha pembinaan
tumbuh kembang anak selama dititipkan di taman anak sejahtera.
c. Dana tak terduga, dari orang tua murid yang terlambat menjemput
anak yang telah ditentukan. Uang ini digunakan untuk para petugas
piket.
Adapun rincian pendanaannya sebagai berikut:
Biaya anak yang masuk lebih dari tanggal 20 di setiap bulannya
dikenakan biaya setengah (1/2) nya dari partisipasi:
1. Biaya bulanan
a. Untuk Pegawai Negeri Depertemen Sosial Rp 350.000
b. Untuk umum Rp 400.000
c. Bagi anak usia di bawah 1 tahun dikenakan biaya:
1. Untuk pegawai Departemen Sosial Rp 450.000
2. Untuk pegawai luar Depsos Rp 500.000
Bagi anak yang tidak masuk dalam satu bulan penuh dikenakan biaya 30%
dari partisipasi.
Bagi anak yang telah dipanggil dikenakan uang pendaftaran Rp. 50.000.
Denda dikenakan bagi orang tua yang menjemput melebihi waktu yang
ditentukan.
a. Pukul 15.45 s/d 16.00 Rp. 15.000
b. Pukul 16.00 s/d 16.15 Rp. 25.000
c. Pukul 16.15 s/d 16.30 Rp. 35.000
d. Pukul 16.30 s/d 16.45 Rp. 45.000
e. Pukul 16.45 s/d 17.00 Rp. 55.000
Setiap kelipatan 15 menit sebesar Rp.10.000. Denda harus dibayar
pada hari itu juga kepada petugas piket (sesuai yang berlaku) dengan tanda
bukti pembayaran dari petugas piket.
Biaya yang dibayar pada awal saat anak masuk ke taman anak
sejahtera (TAS). Selanjutnya atau berikutnya selambat-lambatnya tanggal
10 setiap bulannya. Lebih dari tanggal yang telah ditentukan dikenakan
10%.
Lampiran III: Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Peneliti
Responden pertama;
Nama : Ibu Ike Koestika
Usia : 52 Tahun
Jabatan : Ketua TAS
Waktu Wawancara : 4 Januari 2011, Jam 9.30- 10.00 Wib
Tempat Wawancara : Kantor TAS
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pengertian pola pengasuhan
terhadap anak menurut ibu?
Pemberian kebutuhan jasmani dan rohani:
“Anak adalah anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa,
di mana, kita berkewajiban meberikan perawatan,
pendidikan, pengasuhan, bimbingan serta
perlindungan. Dari ke-empat hal ini patut kita
berikan pada anak. Di samping itu anak juga
membutuhkan makan, minum yang bergizi dan
tempat yang layak untuk beristirahat. Denganbegitu
kebutuhan anak bisa terpenuhi dan tumbuh
berkembang secara optimal sesuai dengan
kesejahteraan anak.”
2. Dalam pola pengasuhan dalam buku
psikologi (Baumrid) pola asuh terbagi
empat, yaitu otoriter, permisif,
demokratis, dan pola asuh situsional.
Dari keempat pola asuh di atas
Pola asuh demokratis.
Dalam pola asuh demokratis itu mengandaikan
adanya kebebasan dalam diri anak. dan pendamping
hanya mengawasi dan sedikit mengarahkan tanpa
mengharuskan dan juga tak membiarkan secara
penuh. Tetap sang anak dalam pengawasan.
manakah yang ibu terapkan terhadap
anak di Taman Anak Sejahtera(TAS)?
3. Kenapa ibu menggunakan pola
pengasuhan tersebut?
Karena pola asuh demokratis tersebut menciptakan
rasa kekeluargaan. Selain itu, dengan pola tersebut
anak tak merasa tertekan, anak dibebaskan berkreasi
dalam bermain dan berteman. Peksos hanya
menjaga dan mendampingi dengan sedikit
mengarahkan ketika mereka bermain.
4. Apakah dampak terhadap anak dengan
pola pengasuhan tersebut, baik dari
segi sosial, agama dan psiklogis si
anak?
Dampak negatifnya tidak ada. Akan tetapi, dillihat
dari dampak positifnya anak yang sebelumnya tidak
mau berbagi menjadi saling berbagi serta tidak
canggung bergaul. Juga anak terlihat semakin ceria.
5. Apakah pengertian perlindungan anak
menurut ibu?
Memberikan rasa nyaman pada anak dan
melindungi anak dari marabahaya.
Hak-hak seorang anak wajib dilindungi supaya
tumbuh hidup dengan baik. Juga berkembang dan
berpartisipasi sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah anak
terlindungi dari pertukaran perekonomian/penjualan
anak.
6. Menurut ibu apa sajakah prinsip-
prinsip dasar dalam perlindungan anak
yang dituangkan dalam pasal 28
undang-undang dasar republik
Indonesia yang di sahkan pada tahun
1996?
Memberikan perawatan, pembinaan, pengasuhan,
pendidikan, kesehatan dan perlindungan.
7. Bagaimana proses atau tahap-tahap
pembelajaran yang Ibu terapkan di
Taman Anak Sejahtera (TAS)?
Di awali dengan senam, baris-berbaris, berdoa,
absensi, serta belajar sambil bermain. Itu semua
untuk membiasakan sang anak hidup berdisiplin,
serta tak lupa akan agama sebagai pembimbing
kehidupan ini.
8. Bagaimanakah pelaksanaan belajar
sambil bermain dilakukan/jam atau
waktu?
Pelaksanaan kegiatan belajar sambil bermain
dilaksanakan pukul 9.30 sampai 10. 30 WIB. Para
peksos mendampingi dan menuntun mereka dalam
bermain. Ya, pendamping tersebut hanya sebagai
pelurus permainan saja. Di samping itu mencegah
mereka dari tindakan yang tak diharapkan.
9. Kurikulum seperti apa yang ibu
terapkan Di Taman Anak Sejahtera
(TAS)?
Kurikulum yang digunakan belajar sambil bermain
dan merujuk pada buku yang di tulis oleh
kementerian sosial.
10. Metode seperti apa yang ibu gunakan
dalam pembelajaran di Taman Anak
Sejahtera (TAS)?
Metode yang kita gunakan di taman anak sejahtera
adalah belajar sambil bermain dengan cara melalui
APE.
Responden kedua;
Nama : Ibu Sri Ningsih
Usia : 45 Tahun
Jabatan : pendidik/guru
Waktu Wawancara : 04 januari 2011, Jam 10.00- 11.00 Wib
Tempat Wawancara : Di Taman rekreasi (TAS)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pengertian pola pengasuhan
terhadap anak menurut ibu?
Memberikan perlindungan, pengasuhan,
pendididkan dan kesehatan.
2. Dalam pola pengasuhan dalam buku
psikologi (Baumrid) pola asuh terbagi
empat, yaitu otoriter, permisif,
demokratis, dan pola asuh situsional.
Dari keempat pola asuh di atas manakah
yang ibu terapkan terhadap anak di
Taman Anak Sejahtera(TAS)?
Saya peribadi lebih menerapkan pola pengasuhan
demokratis.
3. Kenapa ibu menggunakan pola
pengasuhan tersebut?
Karna ingin menumbuhkan rasa kekeluargaan di
antara mereka. Pola demikratis lebih
mengembangkan kemampuan anak denngan
ramah, tanpa ada kekangan. Anak yang semula
sulit bergaul, menjadi mudah bergaul ketika
sama-sama bermain dan tentu saja denngan
pengawasan guru pendamping.
4. Apakah dampak terhadap anak dengan
pola pengasuhan tersebut, baik dari segi
sosial, agama dan psiklogis si anak?
Dampaknya sangat bayak: anak mudah
mengekspresikan apa yang ada dalam dirinya.
Kadang tak jarang juga terjadi pertengkaran –
rebutan permainan. Tapi hal itu bisa datasi
dengan adanya pendamping.
5. Apakah pengertian perlindungan anak
menurut ibu?
Anak merasa nyaman dan terlindungi dari
ekpoitasi, kekerasan dan sebagainya.
6. Menurut ibu apa sajakah prinsip-prinsip
dasar dalam perlindungan anak yang
dituangkan dalam pasal 28 undang-
undang dasar republik Indonesia yang di
sahkan pada tahun 1996?
Memberikan perlindungan, hak berbicara,
perawatan, pendidikan, pengasuhan serta tempat
tinggal yang layak.
7. Bagaimana proses atau tahap-tahap
pembelajaran yang Ibu terapkan di
Taman Anak Sejahtera (TAS)?
Bermain, senam, baris berbaris, belajar, taya
jawab serta absensi
8. Bagaimanakah pelaksanaan belajar
sambil bermain dilakukan/jam atau
waktu?
Proses pelaksanaan bermain itu ya biasa, setelah
melakukan baris-berbaris lalu belajar sesuai
dengan jadwal, lalu istrahat, kemudian bermain.
Mulai dilakukan pada jam 9.30 sampai 10.30 Wib.
Belajar sambil bermain juga kita artikan sebagai
metode, di mana belajarnya tersebut
menggunakan alat-alat permainan. Hal ini supaya
anak lebih cepat menangkap maksudnya.
9. Kurikulum seperti apa yang ibu terapkan
Di Taman Anak Sejahtera (TAS)?
Belajar sambil bermain. “Taman Anak Sejahtera
merupakan sebuah tempat atau wadah di mana
anak-anak ini bisa mengekplorasi minat dan bakat
yang ia punya dan dapat ia salurkan melalui
bermain sambil belajar serta bersosialisasi
bersama teman-teman sebayanya. Serta
memberikan anak kebebasan dalam bermain
sambil belajar, kebebasan di sini dalam artian
kita tetap mengawasinya.”
10. Metode seperti apa yang ibu gunakan
dalam pembelajaran di Taman Anak
Sejahtera (TAS)?
Sarana yang kita berikan pada anak seperti
mengenal warna, merajut, bermain perang-
perangan, seni tari, nonton TV, dan yang lainnya.
Responden ketiga;
Nama : Ibu Maryati
Usia : 52 Tahun
Jabatan : Peksos
Waktu Wawancara : 9.30- 10.00 Wib
Tempat Wawancara : Kantor Taman Anak Sejahtera (TAS).
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pengertian pola pengasuhan
terhadap anak menurut ibu?
Memberikan perhatiaan, kasih sayang, cinta ,
pembinaan, perawatan, pengasuhan, dan
perlindungan.
“Taman Anak Sejahtera (TAS) adalah sebuah
tempat di mana anak dititipkan untuk sementara
waktu serta mengambil alih tanggung jawab
orang tua secara penuh pada saat orang tua
bekerja. Kami sebagai pengasuh dan pembimbing
bertanggung jawab untuk melindungi mereka
sesuai dengan hak-hak anak dan kesejahteraan
anak serta para pengasuh atau pendidik
berkwajiban memberikan perawatan,
pendampingan, pengasuhan, pendidikan dan
perlindungan. Dan tak lupa kita juga memberikan
anak kebebasan dalam bermain, kebebasan di
sini dalam artian, kita sebagai pengasuh tetap
mengawasi mereka dalam bermain supaya bisa
terkontrol serta memberikan anak kebebasan
menyalurkan daya kreatif minat dan bakat anak
yang terpendam, tentunya dengan cara melalui
belajar sambil bermain. Seperti memberikan
berbagai permainan yang ada di taman anak
sejahtera. Pola pembelajaran sambil bermain
yang diberikan oleh taman anak sejahtera supaya
anak-anak tidak mersasa jenuh atau bosan
dengan permainan yang diberikan kepada
mereka. Sehingga kebutuhan dan haknya bisa
terpenuhi dengan baik.”
2. Dalam pola pengasuhan dalam buku
psikologi (Baumrid) pola asuh terbagi
empat, yaitu otoriter, permisif,
demokratis, dan pola asuh situsional. Dari
keempat pola asuh di atas manakah yang
ibu terapkan terhadap anak di Taman
Anak Sejahtera(TAS)?
Pola asuh demokratis, yang merupakan campuran
dari otoriter dan permisif. Tengah-tengahlah.
3. Kenapa ibu menggunakan pola
pengasuhan tersebut?
Saya sebagai pengasuh sekaligus pendidik melihat
anak-anak merasa mudah bergaul, dan
mengekspor bakat dan minatnya.
4. Apakah dampak terhadap anak dengan
pola pengasuhan tersebut, baik dari segi
sosial, agama dan psiklogis si anak?
Dampak yang ditimbulkannya ialah anak mudah
diatur, karena anak seakan sudah mempunyai
kesadaran sendiri.
5. Apakah pengertian perlindungan anak
menurut ibu?
Menjaga, melindungan anak dari ekspoitasi,
kekerasan, penjualan serta memberikan anak
merarasa nyaman di tempat tinggalnya.
6. Menurut ibu apa sajakah prinsip-prinsip
dasar dalam perlindungan anak yang
dituangkan dalam pasal 28 undang-
undang dasar republik Indonesia yang di
sahkan pada tahun 1996?
Memberikan pembinaan, perawatan, pengasuhan,
kesehatan pendidikan serta perlindungan.
7. Bagaimana proses atau tahap-tahap
pembelajaran yang Ibu terapkan di
Taman Anak Sejahtera (TAS)?
Hal yang rutin di lakukan ditaman anak sejahtera
seperti baris berbaris, berdoa, tanya jawab, absen
serta belajar sambil bermain.
8. Bagaimanakah pelaksanaan belajar
sambil bermain dilakukan/jam atau
waktu?
Kegiatan belajar sambil bermain dimulai pukul
9.30 sampai 10.30.
9. Kurikulum seperti apa yang ibu terapkan
Di Taman Anak Sejahtera (TAS)?
Pola pembelajaran sambil bermain yang kita
terapkan disini merujuk pada buku panduan yang
tulis oleh Kementerian Sosial RI.
10.
Metode seperti apa yang ibu gunakan
dalam pembelajaran di Taman Anak
Sejahtera (TAS)?
Memberikan bentuk sarana permainan seperti,
perang-perangan, dokter-dokteran, mengnal
bentuk warna, perosotan, seni tari dan banyak
lagi.
Lampiran IV:Galeri foto Kegiatan TPA “Harapan Ibu” Kemensos RI
Meja tempat makan kamar tidur
Tempat berkumpul Ibu Sri memperagakan senam pagi
Anak-anak belajar menari Seragam TAS
Didampingi oleh ibu Endah & ibu Sri Anak-anak sedang makan roti
Sumbangan lagu kepada Noval Di dampingi oleh ibu Ika & Ibu Titin
Ruang baris-berbaris Anak-anak tas bermain puzzle
Penyampaian tentang kesehatan gigi ana Direktur & Kasubdit AB foto bersama
Para seluruh pendidik yang ada di TAS Ibu Tina, Ibu Sri, Ibu Endang & Ibu Titin
Anak-anak TAS sedang bermain puzzle Anak-anak sedang bermai
Ruangan bersantai alat-alat permainan
Rumah Ibadah Buku Cerita
Angklung Keluarga
Balok Rambu-rambu lalu lintas
Permainan Bak Bola
Ibu Ike Koestika Piala
Lampiran IX: Foto-foto Kegiatan TPA “Harapan Ibu” Kemensos RI
Ruangan pemeriksaan kesehatan Tempat Tas
Tempat baju ganti anak Meja makan
Meja tempat makan kamar tidur
Tempat berkumpul Ibu Sri Ningsih
Anak-anak belajar menari Seragam TAS
Didampingi oleh ibu Endah & ibu Sri Anak-anak sedang makan roti
Acara ulang tahun Acara ulang tahun Noval
Sumbangan lagu kepada Noval Di dampingi oleh ibu Ika & Ibu Titin
Ruang baris-berbaris Anak-anak tas bermain puzzle
Area Perpustakaan Khanza
Ruangan Appel Para pendidik
Penyampaian tentang kesehatan gigi anak Direktur & Kasubdit AB foto bersama
Para seluruh pendidik yang ada di TAS Ibu Tina, Ibu Sri, Ibu Endang & Ibu Titin
Anak-anak TAS sedang bermain puzzle Paros
Abdullah Hanifah
Wildan Naila
Ruangan bersantai alat-alat permainan
Rumah Ibadah Buku Cerita
Angklung Keluarga
Balok Rambu-rambu lalu lintas
Permainan Bak Bola
Ibu Ike Koestika Piala