POINT 2 SOSIAL EKONOMI TANAMAN CABAI DESA KEKEP (AJENG DEVI).docx

8
SOSIAL EKONOMI TANAMAN CABAI DESA KEKEP, BUMIAJI, KOTA BATU No Uraian Jumlah Harga Biaya 1. Luas lahan 2 ha - - Penyusutan Alat Penyusutan 2. Cangkul 2 @ Rp. 25.000 ¿ 50.00015.000 5 = 35.000 5 = Rp 7.000,- Rp. 7.000,- 2. Sabit 2 @ Rp. 13.000 ¿ 26.0007000 5 = 19.000 5 = Rp 3.800 Rp. 3.800,- 3. Sprinkler 12 @ Rp. 25.000 300.000180.000 3 = 120.000 3 = Rp 40.000 Rp. 40.000 Total Rp. 50.800,- Tabel Biaya Tetap Tabel Biaya Variabel

Transcript of POINT 2 SOSIAL EKONOMI TANAMAN CABAI DESA KEKEP (AJENG DEVI).docx

SOSIAL EKONOMI TANAMAN CABAI DESA KEKEP, BUMIAJI, KOTA BATUNoUraianJumlahHargaBiaya

1.Luas lahan2 ha--

Penyusutan AlatPenyusutan

2.Cangkul2 @ Rp. 25.000 = = Rp 7.000,-

Rp. 7.000,-

2.Sabit2 @ Rp. 13.000 = = Rp 3.800

Rp. 3.800,-

3.Sprinkler12 @ Rp. 25.000 = = Rp 40.000

Rp. 40.000

Total Rp. 50.800,-

Tabel Biaya Tetap

Tabel Biaya VariabelNoUraianJumlah (unit)Harga (Rp)(perhitungan)Biaya (Rp)

1Benih/bibit:250 gr, per kemasan 5 gr@ Rp 10.000Rp 500.000

2Pupuk:UreaSP36KCLNASA2 sak (50 kg)2 sak (50 kg)2 sak (50 kg)2 L@Rp 90.000@Rp 90.000@Rp 90.000@Rp 65.000Rp 670.000

3Mulsa2 gulung@Rp 550.000Rp 1.100.000

4Tenaga kerja, kegiatan:Pengolahan tanahPemanenan3 orang2 orangRp 40.000/orangRp 20.000/orangRp 160.000

Total Biaya Variabel (Total Variable Cost)Rp2.430.000

Total BiayaNoBiayaTotal Biaya

1Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)Rp 50.800

2Total Biaya Variabel (Total Variabel Cost)Rp 2.430.000

Total Biaya CostRp 2.480.800

Penerimaan UsahataniNoUraianJumlah

1Produksi (Unit)14 ton = 14.000 kg

2Harga (per satuan unit)Rp. 20.000/kg

Penerimaan usahataniRp 280.000.000

Keuntungan UsahataniNoUraianJumlah

1Total biaya (cost)Rp 2.480.800

2Penerimaan (total revenue)Rp 280.000.000

KeuntunganRp 277.519.200

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber tentang biaya, penerimaan, dan keuntungan dari kegiatan usahatani tanaman cabai, diperoleh data meliputi besarnya biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan, serta jumlah penerimaan dari kegiatan usahatani yang dilakukan.Biaya tetap (total fixed cost) meliputi biaya lahan, dan biaya penyusutan alat pertanian. Laha seluas 2 ha, adalah milik sendiri sehingga tidak ada biaya sewa lahan,, biaya penyusutan alat berupa cangkul, sabit dan juga sprinkler sebesar Rp. 50.800,-. Jadi diperoleh Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost) yang dikeluarkan petani sebesar Rp 50.800,-.Biaya vaiabel yang dikeluarkan petani meliputi benih, pupuk, mulsa dan tenaga kerja.Benih cabai yang digunakan oleh Petani untuk luas lahan 2 ha adalah sebanyak 250 gr. Harga total 250 gr benih cabai tersebut adalah Rp 500.000,-. Pupuk yang digunakan oleh petani adalah jenis pupuk anorganik meliputi pupuk Urea, SP36, KCL, dan NASA dengan berat masing-masing pupuk sebesar 100 kg dan untuk NASA adalah 2 liter. Total biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan pupuk sebesar Rp 670.000. Untuk 2 ha lahan pertanaman cabai digunakan 2 gulung mulsa dengan harga Rp.1.100.000 . Tenaga kerga yang digunakan sebanyak 5 orang, dengan pembagian sebagai berikut : Untuk kegiatan pengolahan tanah menggunakan 3 orang tenaga kerja dengan upah sebesar Rp 40.000. Untuk kegiatan pemanenan menggunakan 2 orang tenaga kerja dengan upah masing-masing tenaga kerja sebesar Rp 20.000.Dan untuk pengairan irigasi, petani menggunakan air sungai yang ada di sekitar lahan. Jadi diperoleh jumlah Total Biaya Variabel (Total Variabel Cost) sebesar Rp 2.430.000 Total biaya (Total Cost) yang dikeluarkan oleh petani untuk satu kali musim tanam yang meliputi total biaya tetap dan total biaya variabel adalah sebesar Rp 2.480.800.Hasil panen tanaman cabai sebanyak 14 ton selama satu kali musim tanam. sehingga total penerimaan usahatani padi sebesar Rp 280.000.000. Total Penerimaan usahatani merupakan pendapatan kotor sebelum dikurangi total biaya usahatani.Dengan diketahui total biaya yang dikeluarkan serta total penerimaan yang diperoleh petani, dapat deketahui besarnya total keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usahatani cabai selama satu kali musim tanam untuk luasan lahan 2 hektar yaitu sebesar Rp 277.519.200

Analisis Kelayakan Usaha TaniR/C RatioR/C ratio= = = 112,8Ada tiga kriteria dalam R/C ratio, yaitu:R/C rasio > 1, maka usaha tersebut efisien dan menguntungkanR/C rasio = 1, maka usahatani tersebut BEPR/C rasio < 1, maka tidak efisien atau merugikanDari hasil perhitungan R/C ratio usahatani cabai yang dilakukan, diperoleh nilai R/C ratio sebesar 112,8 (R/C rasio > 1), maka usahatani yang dilakukan tergolong menguntungkan, karena setiap satu rupiah yang di investasikan oleh petani dalam kegiatan usahataninya memberikan penerimaan sebesar 112,8 kali dari rupiah yang di investasikan.BEP produksi (unit)= = = = 2,56

Dari perhitungan Break Even Point Unit didapatkan BEP Unit usaha budidaya cabai yang dilakukan sebesar 2,56. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani tersebut dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila hasil produksinya lebih dari 2,56 ton cabai. Dalam usahataninya, Bapak Wadani memperoleh hasil produksi sebesar 14 ton atau setara dengan 14.000 kg dalam satu kali musim tanam. Dengan hasil tersebut maka usaha yang dilakukan Bapak Wadani dinilai menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan karena nilai produksinya melebihi BEP Unitnya.BEP penerimaan (Rp)== = = Rp 51240,67,-Dalam perhitungan Break Even Point penerimaan (Rp) diperoleh nilai sebesar Rp 51240,67. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani cabai tersebut dikatakan memperoleh keuntungan apabila total penerimaannya lebih dari Rp 51240,67. Total penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 280.000.000 dengan keuntungan sebesar Rp 277.519.200. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa total penerimaannya lebih besar dari nilai BEP Penerimaan, sehingga dapat dikatakan bahwa usahatani yang dijalani Bapak Wadani layak dan dapat dilanjutkan.

a. BEP Harga (Rp) = = = Rp 177,2Dalam perhitungan BEP harga (RP), harga jual cabai per kg sebesar Rp 21.822,8 lebih tinggi dari BEP Harga, jadi usahatani yang dijalankan oleh bapak Wadani layak dan dapat dilanjutkan.

Karakteristik UsahataniLahan seluas dua hektar tersebut selalu ditanamai dengan cara monokultur, sebelum ditanmai tanaman cabai lahan akan ditanami dengan tanaman kol, dan setelah ditanamai tanaman cabai akan ditanami tanaman wortel. Jadi selama satu tahun petani akan menanam tanaman kol, cabai dan wortel secara bergantian.Usahatani cabai ini termasuk usahatani dalam skala besar karena luas lahan sebesar dua hektar, lahan milik sendiri (tidak menyewa) dan keuntungan yang didapatkan tergolong sangat besar dan sangat menguntungkan.Lahan pertanaman cabai ini terdapat di lahan denga kemiringan cukup curang, sehingga dibuat guludan-guludan kecil dan juga digunakan mulsa plastik hitam perak untuk mengurangi erosi. Irigasi yang digunakan adalah sistem irigasi sprinkler, dalam luas 2 hektar diseduakan 12 buah sprinkler untuk irigasinya.

Permasalahan UsahataniPermasalahan ushatani yang dialami oleh pemilik lahan adalah, cuaca yang tidak menentu sehingga buah cabai akan membusuk dan produksi akan menurun, tersumbatnya sprinkler karena petani menggunakan air sungai di sekitar lahan pertanian yang kekeruhannya cukup tinggi sehingga lubang-lubang yang seharusnya mengelurkan air akan tersumbat oleh tanah atau pasir.

Pengetahuan Petani Tentang EkologiMenurut saya pengetahuan petani di daerah tersebut tentang ekologi sangat kurang memadai. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pembukaan lahan-lahan pertanian baru dengan cara membuka hutan lindung dan menebang dan membakar pohon-pohon. Petani di daerah tersebut juga melakukan penanam di tempat dengan kelerengan yang tergolong curam tanpa memperhatikan arah kemiringan lerengnya. Lahan lahan pertanian di sana juga hanya ditanami tanaman semusim tanpa adanya tanaman tahunan sehingga daya cengkerang tanah oleh tanaman sangat sedikit sehingga kemungkinan terjadinya longsor juga sangat tinggi. Petani juga selalu membersihkan gulma yang ada di lahan pertanian sehingga limpasan air permukaan juga semakin tinggi karena tidak adanya tanaman ynag dapat menahan dan menyerap air yang jatuh keatas permukaan tanah.Petani menggunakan pupuk kandang dan juga pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik yang tergolong tinggi akan menyebabkan kesuburan tanah akan berkurang dan struktur fisika, kimia dan iologi tanah akan rusak.