PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN...

16
TabloidVerbeek @TabloidVerbeek EDISI 18 I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - Informasi, Interaksi, Inspirasi Perahu ambulans di Desa Pasi-pasi, Kecamatan Malili, dimanfaatkan tenaga kesehatan untuk menjalankan program Puskesmas Keliling demi menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat Pesisir Laporan Utama > Hal 3 Menuju Kemandirian Petani WAWASAN > Hal 9 Pakan Fermentasi untuk Ternak Kambing Dokter Menjawab > Hal 12 DBD Kembali Mengancam KREASI > HAL 10 Daur Ulang Sampah Kertas JENDELA > HAL 11 Pamor Luwu, Ciri dan Kekuatannya LAPORAN UTAMA > HAL 5 Tengku R. Putrayuda: “PTPM Perlu Aktivitas Berkelanjutan” Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.

Transcript of PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN...

Page 1: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

TabloidVerbeek @TabloidVerbeek

E D I S I 1 8 I 2 0 1 5 I 1 6 H A L A M A N

D i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T V a l e I n d o n e s i a T b k- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -I n f o r m a s i , I n t e r a k s i , I n s p i r a s i

Perahu ambulans di Desa Pasi-pasi, Kecamatan Malili, dimanfaatkan tenaga kesehatan untuk menjalankan program Puskesmas Keliling demi menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah pesisir.

PMDM Sektor Kesehatan

Layanan Kesehatan untuk Masyarakat Pesisir

Laporan Utama > Hal 3Menuju Kemandirian PetaniWAWASAN > Hal 9 Pakan Fermentasi untuk Ternak KambingDokter Menjawab > Hal 12DBD Kembali Mengancam

KREASI > HAL 10

Daur Ulang Sampah Kertas

JENDELA > HAL 11

Pamor Luwu, Ciri dan Kekuatannya

LAPORAN UTAMA > HAL 5

Tengku R. Putrayuda:“PTPM Perlu Aktivitas Berkelanjutan”

Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.

Page 2: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 20152 EDITORIAL

Staf Pemda Lutim Endah Safitri sedang membaca Verbeek di Gedung Simpurusiang, Malili.

Tabloid Verbeek@TabloidVerbeekTabloidVerbeekTabloid Verbeek08114056715 570946F9 [email protected]

Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mempublikasikan program sosial PT Vale serta mengampanyekan transparansi dari pelaksanaannya. Kirimkan kritik dan saran Anda melalui email, SMS, atau surat ke alamat redaksi.

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Urusan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Pengembangan Sosial) | Penanggungjawab: Teuku Mufizar Mahmud (Senior Manajer Komunikasi), | Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor: Bayu Aji Suparam (Senior Manajer Perencanaan Strategis), La Ode M. Ichman, Sohra, Aswaddin, Iskandar Ismail, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Kontributor: Fitri Damayanti | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.

Pembaca yang budiman,Kadang kala kita membutuhkan pandang-

an orang lain dalam melihat diri kita dan apa yang telah kita lakukan sepanjang hi-dup. Demikian pula dengan PTPM (Program Terpadu Pengembangan Masyarakat) yang telah berjalan selama 1,5 tahun. Benarkah program ini sudah berjalan pada jalur se-bagaimana diharapkan, atau sebaliknya?

Pada April lalu, tim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bertan-dang ke Sorowako untuk melakukan kajian terhadap PTPM. Tengku Rahmat Putrayuda, Kepala Seksi Pengembangan dan Pember-dayaan Kementerian ESDM, memberikan banyak catatan.

Dia mengatakan, PTPM sebagai program pemberdayaan sudah berada di jalur yang tepat. Kendati demikian, aktivitas yang men-dorong kemandirian ekonomi jangka pan-jang belum banyak kelihatan. Padahal, tu-juan akhir PTPM adalah memperkecil ke-tergantungan masyarakat ketika nantinya PT Vale mengakhiri aktivitasnya.

Dengan kata lain, aktivitas atau program yang dijalankan masyarakat belum terlalu mengarah kepada kemandirian ekonomi.

Ke depan, persentase kegiatan ekono-mi kreatif dan ekonomi mandiri hendak-nya lebih ditingkatkan. Dalam hal ini patut dicatat bahwa masyarakat masih bingung merancang program jangka panjang. Kare-na itu, masyarakat hendaknya lebih giat di-ajak untuk kreatif membuat program yang bertujuan menciptakan ekonomi mandiri.

Pembaca, wawancara Verbeek dengan Tengku Rahmat Putrayuda menjadi bagian penting laporan utama edisi kali ini. Dua la-poran utama yang lain adalah kegiatan pe-latihan SRI Organik dan layanan kesehatan untuk masyarakat pesisir.

Edisi kali ini juga menyuguhkan rubrik “Opini” yang membedah soal lada sebagai bagian rencana besar Luwu Timur menuju kabupaten agroindustri. Anda juga dapat menikmati karya fiksi seorang anak muda Sorowako, pengetahuan mengenai “pamor Luwu”, dan pengetahuan-pngetahuan prak-tis lainnya.

Selamat membaca.

MASYARAKAT PESISIRUlasan Verbeek mengenai program pengem-

bangan masyarakat PT Vale, khususnya sektor pertanian dan UMKM, menurut saya sudah cukup maju. Namun ada hal yang kurang disorot, yakni mengenai kehidupan masyarakat pesisir. Seperti kita tahu, wilayah pemberdayaan PT Vale juga terdapat di area pesisir, yakni di Malili dan sekitarnya. Seharusnya berita mengenai pengembangan kapasitas mereka juga dikupas khusus di laporan utama.

Pieter, Sorowako

Ulasan kegiatan PMDM di wilayah pesisir sudah pernah kami ulas, misalnya kegiatan pertanian di Desa Matano (edisi 16) dan PMDM bidang kesehatan di Desa Pasi-pasi (edisi 18). Bila Pak Pieter punya informasi menarik terkait kegiatan PMDM, silakan menghubungi redaksi Verbeek melalui SMS, email, maupun media sosial.

TAMBAHAN RUBRIKUsulan dari saya, kalau bisa ke depan Verbeek

memuat kolom parenting, sosok pemuda atau pemudi yang menginspirasi, atau karyawan teladan PT Vale. Untuk kolom parenting, bisa mengambil tema anak-anak dengan kebutuhan khusus, misalnya autisme yang kasusnya seka-rang semakin banyak ditemukan atau isu-isu pengasuhan anak yang dialami banyak orang-tua di wilayah kita. Selain itu, saya punya satu pertanyaan. Saya suka menulis puisi, kalau saya mau mengirimkan karya saya, bisa dialamatkan ke mana?

Idawati Syamsir, Towuti

Tabloid Verbeek merupakan media yang menitikberatkan pemberitaan seputar Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Dengan demikian, tulisan-tulisan dalam rubrik kami lebih banyak mengulas kegiatan dan kemajuan PTPM. Untuk karya tulisan, Ibu bisa mengirimkannya melalui email ke [email protected] atau melalui surat ke

Redaksi Tabloid Verbeek, Kantor Departemen Communications & External Affairs, Jl. Ternate No. 44, Pontada, Sorowako.

KEGIATAN DESAKalau membaca Verbeek, jujur saja, perta-

ma kali yang saya cari adalah berita atau foto tentang kegiatan di desa saya atau kegiatan desa-desa lain. Kalau ada, saya semangat se-kali membacanya. Bisakah Verbeek memper-banyak berita-berita semacam itu? Banyak sekali kegiatan di desa kami yang bisa diulas, dan saya yakin berita dari desa-desa lain juga tidak kalah menariknya.

Jumahir,  Desa Matano

Melalui rubrik Laporan Utama dan Event, kami menuliskan berbagai peristiwa yang terjadi di desa dan kecamatan, khususnya yang terkait dengan PTPM/PMDM. Mulai edisi ke-15, kami punya rubrik baru, yaitu Galeri Foto. Rubrik ini merekam pelbagai kegiatan di desa. Kami berharap Anda dan pembaca Verbeek lainnya bisa mengirimkan foto kegiatan menarik dari desa masing-masing.

SURAT PEMBACA

Page 3: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 2015

LAPORAN UTAMA 3

Petani di Desa Mahalona, Kecamatan Towuti, belajar cara membuat mikro organisme lokal sebelum memulai musim tanam dengan metode SRI Organik.

Ketua Yayasan Aliksa Organik SRI, Alik Sutaryat, memberikan pembelajaran seputar prinsip ekologi tanah bagi petani dan penyuluh pertanian di Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda.

Mengubah Pola Pikir PetaniMetode bertanam organik mengajak petani untuk mandiri dan mengubah pola pikir.

S etelah mengikuti pelatihan akhir Februari 2015, petani dari Desa Ma-halona, Kecamatan Towuti, dan Desa

Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, mulai menerapkan prinsip System of Rice In-tensification (SRI) Organik. Petani dari Desa Mahalona memasuki tahap pembu-atan kompos, sementara petani dari Ke-camatan Wasuponda sudah mulai meng-garap lahan.

SRI Organik merupakan metode inten-sifikasi pertanian yang mempraktikkan teknologi ramah lingkungan. Penerap-an SRI Organik bukan hanya bermanfaat bagi keseimbangan alam, melainkan juga membawa dampak positif bagi kesehatan petani dan masyarakat umum.

SRI Organik merupakan bagian dari program pertanian berkelanjutan yang menjadi bagian Program Terpadu Pe-ngembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Tujuan jangka panjangnya adalah berkon-tribusi terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga petani di wilayah terdam-pak operasi Perusahaan.

Paimin, Ketua Kelompok Tani Harapan Mulia dari Desa Mahalona, menyatakan meskipun belum memasuki musim ta-nam, anggota kelompoknya tidak berdiam diri. Mereka mengisi waktu dengan me-ngumpulkan bahan pembuatan kompos dan mikro-organisme lokal (MOL) serta mem-buat rumah kompos. Pe-tani juga di-ajak untuk m e m a k s i -malkan pekarangan rumah dengan me-nanam tanaman obat keluarga dan ta-naman hortikultura untuk memenuhi ke-butuhan sehari-hari.

Mengubah pola pikirDari 27 anggota Kelompok Tani Ha-

rapan Mulia, baru 15 orang yang meng-ikuti pelatihan SRI Organik. “Se-bagai ketua ke-lompok, saya ng-obrol dengan te-man-teman dan ngajak mereka ikut pelatihan SRI. Jawabannya

macam-macam. Ada sebagian yang belum minat, banyak kesibukan, belum bisa fokus di sawah, dan ada juga yang mau ikut nanti kalau sudah melihat hasilnya,” kata Paimin.

Kendala terbesar penerapan metode SRI Organik, menurut Paimin, bukan pada sistem tanamnya. Tantangan justru da-tang dari petani. Sebagian besar mereka masih memiliki pekerjaan lain, seperti menjadi buruh, sehingga tidak bisa se-penuhnya menggarap sawah. “Harapan saya, bila nantinya program ini berhasil, semua teman-teman, khususnya anggota Kelompok Tani Harapan Mulia, akhirnya ikut SRI Organik,” kata Paimin.

Meskipun demikian, Paimin beserta petani lain tidak pantang menyerah un-tuk berkembang. Mereka tidak pernah absen mengikuti pertemuan rutin di hari Jumat minggu kedua setiap bulan bersa-

ma pendamping la-pangan dari Yaya-san Aliksa Organik SRI (Aliksa).

M e n e r a p k a n sesuatu yang baru merupakan peker-jaan yang tidak mu-dah, apalagi harus membuat orang meninggalkan ke-biasaan lama. Itu-lah tantangan yang dihadapi Kariman, salah satu pendam-ping lapangan dari Aliksa.

“Kendala yang kerap kami temui adalah kurangnya motivasi diri dan

kesulitan untuk mengubah mindset. Ham-pir semua orang maunya yang instan-instan. Untuk bisa maju juga maunya in-stan, serba cepat. Mindset instan itulah yang susah hilang,” kata Kariman.

OptimistisKemandirian petani merupakan salah

satu prinsip SRI Organik. Meskipun petani di Desa Mahalona dan Ledu-ledu dipan-du pendamping lapangan mulai dari pra-tanam hingga pasca-tanam, pendamping hanya berperan sebagai fasilitator. Me-reka mengarahkan petani agar mampu mandiri dalam menyelesaikan permasa-lahan yang dihadapi.

Animo anggota kelompok tani yang mengikuti pelatihan SRI Organik di dua desa di Kabupaten Luwu Timur membu-at Kariman optimistis program tersebut akan berjalan baik. “Saya sering melihat di tempat lain animonya lebih rendah da-ripada di sini, tapi hasilnya masih bagus. Semangat petani Mahalona dan Wasupon-da besar. Semangat besar itu modal kuat untuk berhasil,” kata Kariman.

Lahan persawahan yang diproyeksi-kan sebagai demplot SRI Organik di Ka-bupaten Luwu Timur seluas 27 hektar. Di Mahalona 16 hektar dan di Wasuponda direncanakan 12 hektar. Sesuai musim ta-nam, Desa Ledu-ledu diperkirakan akan melakukan panen perdana SRI Organik akhir Agustus. Sedangkan untuk Desa Ma-halona, yang baru memasuki musim ta-nam bulan Juni, diperkirakan melakukan panen perdana pertengahan Oktober.[]

“ K e n d a l a y a n g k e r a p k a m i t e m u i a d a l a h k u r a n g n y a m o t i v a s i d i r i d a n k e s u l i t a n u n t u k m e n g u b a h m i n d s e t .

Page 4: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 2015

LAPORAN UTAMA4

Staf Puskesmas, bidan desa, dan beberapa kader kesehatan di Desa Pasi-pasi, Kecamatan Malili, memanfaatkan perahu ambulans untuk menjangkau masyarakat pesisir.

Perahu ambulans di Kecamatan Towuti yang belum beroperasi hingga saat ini. Jadwal operasi masih menunggu pengadaan mesin yang akan dituntaskan pada 2015.

Layanan Kesehatan untuk Masyarakat PesisirMasyarakat pesisir Kecamatan Towuti dan Malili masih sulit mengakses fasilitas kesehatan. Perahu ambulans diharapkan bisa menjadi solusi.

K esehatan merupakan kebutuhan da-sar masyarakat. Namun keterbatas-an akses di wilayah terpencil sering

berakibat pada kurangnya pelayanan ke-sehatan. Kendala itulah yang dialami ma-syarakat pesisir di Kecamatan Towuti dan Malili.

Untuk mengatasi kendala akses, warga di desa-desa pesisir mengajukan pengada-an perahu ambulans untuk didanai Pro-gam Mitra Desa Mandiri (PMDM). Perahu tersebut akan difungsikan sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang mem-butuhkan penanganan kesehatan lanjut-an ke Puskesmas maupun ke rumah sa-kit terdekat. Di Towuti, desa-desa yang membutuhkan fasilitas tersebut adalah Desa Loeha, Desa Rante Angin, Desa Ban-tilang, Desa Tokalimbo, dan Desa Masiku.

“Masyarakat di daerah pesisir kalau sakit dan dirujuk ke Puskesmas atau ke

rumah sakit harus menyewa katinting, se-mentara jam operasional katinting tidak 24 jam. Sulit sekali kalau mereka harus mendapatkan penanganan pada malam hari dan sudah tidak ada katinting yang beroperasi,” kata Asaad Fitra, Fasilitator PMDM Kecamatan Towuti.

Sementara di Kecamatan Malili, war-ga Desa Pasi-pasi yang tinggal di daerah yang mereka sebut dengan “empang” juga memerlukan alat transportasi air karena tempat tinggal mereka dan fasilitas kese-hatan terpisah oleh teluk. Perlu sekitar 30 menit perjalanan dari dermaga Lampia ke empang menggunakan perahu motor.

Pertolongan daruratDi Desa Pasi-pasi, perahu ambulans su-

dah beroperasi sejak November 2014. Pe-rahu tersebut digunakan oleh staf Puskes-mas Lampia, bidan Desa Pasi-pasi, dan pe-

tugas kesehatan lain untuk menjangkau 40 KK di daerah em-pang. Di hari Posyan-du yang biasanya di-lakukan pada tang-gal 24 setiap bulan, warga empang ber-kumpul di salah satu rumah untuk menda-patkan layanan kese-hatan. Bayi dan Ba-lita ditimbang, men-dapatkan imunisasi,

dan ada sesi pemberian makanan tam-bahan (PMT). Sementara orang dewasa diperiksa kondisi kesehatannya secara umum dan bisa juga berkonsultasi dengan tenaga medis.

Selain dimanfaatkan oleh staf Pus-kesmas dan Poskesdes, perahu am-bulans juga bisa diguna-kan oleh war-ga dalam kea-daan darurat. “Dulu sebe-lum ada pera-hu ambulans PMDM, petu-gas kesehatan harus menyewa perahu sen-diri. Tapi itu masih bisa diatasi. Yang paling sulit itu kalau ada warga yang mengalami kondisi darurat, misalnya jatuh atau kece-lakaan, dan dia tidak punya perahu pribadi. Dengan adanya bantuan perahu ini, masya-rakat bisa cepat dapat pertolongan,” kata Sarli Astuti, bidan Desa Pasi-pasi.

Sementara di Kecamatan Towuti, pera-hu ambulans masih terparkir di lapang-an depan Kantor Camat sejak Februari 2015. Perahu senilai 120 juta itu belum dapat beroperasi lantaran belum dileng-kapi mesin.

“Awalnya anggaran 120 juta memang diperuntukkan untuk pengadaan perahu kayu yang komplet, mulai dari body, mesin,

sampai ke peralatan kesehatan yang me-mang harus ada di dalam. Namun, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya diputus-kan untuk membeli speed boat agar peme-liharaannya lebih mudah dan bisa diman-faatkan dalam jangka waktu lama. Selain

itu, ukuran perahu lebih besar diban-dingkan rencana awal, sehingga bia-ya yang ada baru cu-kup untuk membeli body perahu saja,” kata Faisal Halim, Fasilitator PMDM Kecamatan Towuti.

Pengadaan me-sin perahu ambu-

lans akan kembali dimasukkan dalam usulan kegiatan PMDM tahun selanjut-nya. Mekanisme pengelolaan perahu am-bulans juga akan diputuskan dalam mu-syawarah antara pemerintah kecamatan, instansi terkait, dan masyarakat. Bisa saja masyarakat membayar ongkos pengguna-an perahu ambulans, tapi tidak semahal ongkos sewa katinting. Opsi lain adalah masing-masing desa yang mendapatkan fasilitas perahu ambulans menyisihkan dana PMDM bidang kesehatan untuk bi-aya operasional perahu.

Camat Towuti Aswan Zainal berharap, pasien gawat darurat bisa langsung diba-wa ke rumah sakit oleh perahu ambulans yang akan stand by 24 jam.[]

M a s y a r a k a t d i d a e r a h p e s i s i r k a l a u s a k i t d a n d i r u j u k k e P u s k e s m a s a t a u k e r u m a h

s a k i t h a r u s m e n y e w a k a t i n t i n g , s e m e n t a r a j a m o p e r a s i o n a l

k a t i n t i n g t i d a k 2 4 j a m .

Page 5: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 2015

LAPORAN UTAMA 5

Kasi Pengembangan dan Pemberdayaan Kementerian ESDM Tengku Rahmat Putrayuda

“PTPM Perlu Aktivitas Berkelanjutan”Awal April lalu, tim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkunjung ke Sorowako. Mereka melakukan kajian terhadap PTPM yang sudah berjalan 1,5 tahun terakhir. Redaksi Verbeek berkesempatan bertatap muka dengan Tengku Rahmat Putrayuda, Kepala Seksi Pengembangan dan Pemberdayaan Kementerian ESDM.

T engku bicara tentang kemandirian ekonomi, pentingnya kerja sama tiga pilar, dan payung hukum pengem-

bangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah tambang. Berikut pe-tikan wawacaranya.

Beberapa hari berkeliling Sorowako, bagaimana Anda melihat PTPM PT Vale?

Secara umum, walaupun PTPM baru berjalan 1,5 tahun, perubahan mindset pro-gram yang dulu cuma charity atau bisa di-bilang bagi-bagi uang, kini sudah terpro-gram. Mulai dari proses, keterlibatan ma-syarakat dan pemerintah daerah, sudah mulai kelihatan ada perubahan. Harus dia-kui di sana-sini masih banyak kekurangan.

Kekurangannya di mana menurut Anda?

Aktivitas yang mendorong kemandirian ekonomi yang sifatnya jangka panjang dan berkelanjutan belum terlalu kelihatan. Ke-giatan yang dihasilkan kebanyakan masih jangka pendek. Kementerian ESDM akan membuat Peraturan Menteri (Permen) soal pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM).

Permen itu akan lebih mengarah ke ke-mandirian ekonomi masyarakat di sekitar tambang. Target kita, semakin dekat ke tahapan mining closure (penutupan tam-bang—Red), ketergantungan masyarakat terhadap tambang makin kecil. PTPM me-mang sudah mengarah ke sana, tapi akti-vitas atau program di masyarakat belum terlalu mengena ke kemandirian ekonomi.

Aktivitas seperti apa yang mengarah pada kemandirian ekonomi?

Saya lihat program seperti pelatihan untuk petani, pelatihan membuat kom-pos, dan sebagainya, masih mendapatkan porsi yang kecil. Padahal kegiatan seperti itu sangat penting untuk memandirikan ekonomi masyarakat. Saya sempat ber-diskusi dengan pelaku program PTPM di tingkat desa, dan menurut mereka ke de-pan persentase kegiatan ekonomi kreatif dan ekonomi mandiri akan semakin besar. Mungkin masyarakat masih bingung me-rancang program jangka panjang.

Menurut Anda, nilai positif PTPM pada poin apa?

Mekanisme menelurkan program, ba-gaimana caranya supaya tidak terjadi ke-bocoran, menurut saya sudah bagus. Se-perti yang saya katakan, secara umum pro-

gram ini sudah mulai berjalan baik. Sudah kelihatan kerja sama tripartit antara peme-rintah daerah, perusahaan, dan masyara-kat. Mulai menyatu program-program dari tiga pihak itu.

Seberapa penting kerja sama tiga pilar dalam pemberdayaan masyarakat?

Dalam konteks pemberdayaan, kerja sama tripartit tidak bisa dipisahkan. Per-mintah daerah, perusahaan, dan masyara-kat harus bekerja sama menelurkan pro-gram sehingga apa pun yang dibangun dari tripartit ini menjadi milik bersama. Akan tumbuh rasa memiliki, dan apa yang sudah dijalankan akan dijaga bersama.

Terkait Permen PPM yang sedang digodok oleh Kementerian ESDM, apa saja yang akan diatur?

Permen ini merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 23 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambang-an Mineral dan batubara. Permen dibuat untuk mengatur detail pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, sebagai bagi-an dari tanggung jawab sosial perusahaan.

Intinya, Permen ini mengatur masya-rakat di sekitar tambang. Kami adakan diskusi dengan perusahaan dan Pemda. Permen ini akan menjadi payung untuk Perda-perda yang terkait PPM di seluruh Indonesia. Kami upayakan tahun ini Per-men bisa selesai, karena tuntutan daerah dan perusahaan begitu besar.

Malah di sebagian daerah sudah ada yang menetapkan besaran PPM, misalnya tiap 1 ton produksi bauksit, perusahaan ha-rus alokasikan sekian persen untuk PPM. Kalau sudah ada patokan begitu akan le-bih sulit mengubah mindset masyarakat dan mengarahkan mereka untuk membu-at program-program pemberdayaan. Ma-kanya, kami benar-benar upayakan tahun ini Permen rampung supaya bisa menjadi acuan regulasi. Bukan hanya regulasi per-usahaan tapi juga peraturan Pemda.

Jadi Permen tidak akan mematok persentase PPM yang menjadi kewajiban perusahaan?

Di Permen ini kami tidak akan mene-tapkan angka. Menurut berbagai studi, misalnya di India, begitu pemerintah me-netapkan dana PPM, misalnya 2%, peru-sahaan dengan enaknya berkata bahwa kewajiban yang harus dibayarkan untuk masyarakat cuma 2%, padahal setelah dikaji lagi kebutuhan untuk PPM lebih dari itu.

Sementara bagi perusahaan yang be-lum mendapatkan keuntungan, mereka keberatan memberi kontribusi 2%. Un-tuk itu, persentase tidak bisa ditetapkan. Perusahaan beda-beda, ada yang besar, ada juga yang skalanya kecil. Komoditas-nya juga berbeda, sehingga menetapkan persentase sangat sulit. Tidak mungkin kita uraikan satu per satu tiap komoditas.

Lagipula, PPM akan selalu berkembang. Karena itu kami minta perusahaan untuk membuat studi dan menuangkannya sam-pai ke bentuk grafik, di mana ketergan-tungan masyarakat akan makin kurang ketika perjalanan perusahaan semakin mendekat ke mining closure.

Untuk menyusun Permen PPM, Anda bersama tim melakukan banyak kunjungan ke perusahaan tambang...

Tim kami datang untuk melakukan ka-jian public-private partnership. Bagi peru-sahaan, mereka berharap banyak dari Per-men ini. Setelah saya berkunjung ke per-usahaan pemegang Kontrak Karya, saya melihat sendiri betapa carut-marut per-aturan PPM di perusahaan tambang. Ba-nyak yang kacau.

Perusahaan PMA (penanaman modal asing—Red) umumnya tidak mau pusing. Daripada didemo masyarakat, lebih baik kasih sumbangan. Kekacauan itu terjadi karena acuan hukumnya tidak ada. Mereka berharap banyak bahwa setelah Permen PPM disahkan, mereka punya dasar hu-kum untuk untuk menjalankan program pengembangan dan pemberdayaan ma-syarakat.

Dari sisi pemerintah daerah, rambu-rambu apa saja yang tertuang dalam Permen?

Kami sempat berkunjung ke Bappe-da Luwu Timur. Ada tiga hal mendasar yang kami sampaikan. Yang paling utama, dana PPM tidak bisa di-APBD-kan. Permen mengatur itu. Jangan sampai ada dana-dana PPM masuk ke APBD, sehingga tidak

bisa lagi diawasi dan pasti sudah salah sasaran.

Kedua, program-program yang sudah ditetapkan oleh Pemda tidak bisa tumpang tindih dengan program perusahaan. Keti-ga, proses yang akan menimbulkan “keru-gian negara” harus disinkronisasi sehingga tidak terjadi temuan BPK. Hibah, misalnya, itu, kan, sangat rawan terjadi kerugian negara sehingga perlu diatur lebih lanjut.

Apakah program PTPM sudah memenuhi ketentuan yang akan tertuang dalam Permen PPM?

Secara konsep, PTPM masuk ke pe-ngembangan masyarakat. Yang masih perlu ditingkatkan persentasenya ada-lah pemberdayaan, yaitu program untuk meningkatkan kemandirian masyarakat. Tujuannya, sekali lagi, memperkecil ke-tergantungan masyarakat mendekati mi-ning closure.

Seperti yang saya lihat dan sudah dite-rapkan oleh PT Vale, dalam Permen kami akan mewajibkan perusahaan untuk me-lakukan social mapping dan survey need assessment untuk menyaring program-program dari masyarakat, dan melaku-kan studi terkait program yang perlu di-lakukan untuk memandirikan ekonomi masyarakat. Di tingkat Pemda, kami juga sampaikan tujuan tersebut. Dalam PPM, masyarakat diajak untuk kreatif membuat program yang memang bertujuan mening-katkan dan menciptakan ekonomi mandiri. PT Vale , kan, perusahaan tambang. Suatu hari, kegiatan pertambangan pasti habis di tempat ini. Saat itulah kita harap masya-rakat di sekitar wilayah tambang sudah mandiri.[]

Page 6: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 20156 SOSOK

Corry Catherina, Bendahara Komite Desa Wawondula, Kecamatan Towuti

Kembangkan Desa Berbekal Kejujuran dan PengalamanPengalaman organisasi selama 15 tahun membuat Corry Catherina kerap dipercaya mengelola berbagai program dan kegiatan di desa maupun kecamatan. Kini Corry aktif sebagai kader Posyandu, menjadi sekretaris Tim Penggerak PKK Desa Wawondula dan Kecamatan Towuti, serta melakukan pendataan Keluarga Berencana dengan menjadi anggota Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (Sub PPKBD).

S ederet posisi itu tidak membuat Cor-ry puas dalam memajukan desanya. Ketika musyawarah Program Mitra

Desa Mandiri (PMDM) memercayakan ibu empat anak itu untuk menjadi Ben-dahara Komite Desa, Corry menyatakan kesiapannya.

Sejak pelaksanaan Crash Program 2012, wanita yang juga aktif di Majelis Taklim Towuti ini mulai berkenalan de-ngan mekanisme PMDM. Menjadi pela-ku program, Corry menyaksikan sendiri perubahan yang terjadi di masyarakat. Ada suka dan duka. Kepada Verbeek dia bercerita.

Bagaimana awalnya Anda terpilih menjadi Bendahara Komite Desa Wawondula?

Sudah dari Crash Program. Mungkin teman-teman meli-hat saya banyak ikut kegiatan dan organisasi, lalu saya dipi-lih jadi Komite Desa. Di PMDM 2013, anggota Komite keba-nyakan orang-orang baru. Nah di situlah saya terpilih lagi, mungkin mak-sud teman-teman supaya ada yang sudah punya pengalaman pegang pro-gram ini. Saya satu-

satunya orang lama. Di tahun anggaran 2014, saya terpilih lagi. Ini amanah ma-syarakat desa. Saya harus jalankan se-baik-baiknya.

Jadi ini murni karena mendapat amanah atau Anda sendiri merasa terpanggil?

Dua-duanya. Karena untuk menjadi Komite Desa, kan, harus melalui musya-warah dan dipilih oleh suara terbanyak, otomatis ini amanah. Tapi kalau tidak ada panggilan hati, saya rasa mustahil jadi Komite selama tiga periode. Ini bu-kan pekerjaan yang mendapat imbalan

materi setimpal, jadi tidak se-mua orang bersedia. Harus

orang-orang yang punya keinginan tulus untuk memajukan daerahnya.

Bagaimana Anda melihat perubahan dari Crash Program ke PMDM?

Saya sedih sekali kalau ingat Crash

P r o g r a m . Uang di-

ambil tapi hasilnya tidak kelihatan. PMDM ini lebih bagus. Ada kerja sama dengan pe-merintah, ada audit, dan penerima manfa-atnya diutamakan rumah tangga miskin. Lalu ada PTO (Panduan Teknis Operasi-onal— Red) yang sangat membantu kita membuat kegiatan. Menurut saya ini ba-gus sekali.

Bagaimana tanggapan masyarakat Desa Wawondula terhadap PMDM?

Sebagian besar menyambut baik. De-ngan adanya aturan-aturan yang jelas, mereka senang karena punya panduan. Ketika semua program berjalan baik dan desa kami mendapat penilaian yang bagus, teman-teman ikut bangga. Tapi pasti ada yang tidak suka. Itu tidak bisa dihindari. Tapi yang kontra sudah tidak sebanyak waktu Crash Program dulu.

Artinya penerimaan masyarakat sudah banyak berubah?

Iya, sudah banyak sekali perubahannya. Dulu waktu Crash Program kami sem-pat didemo oleh masyarakat yang propo-salnya ditolak. Komite Desa dikira tidak mengakomodasi proposal padahal kami mengutamakan proposal yang sudah le-bih dulu masuk dan lolos verifikasi. Un-tung sekarang sudah tidak pakai propo-sal lagi. Semua keputusan diambil dari musyawarah.

Anda tidak takut menghadapi tekanan dari masyarakat?

Saya sempat trauma dan mau mengun-durkan diri dari Komite Desa. Tapi sete-lah saya pikir lagi, kami ini sudah bekerja jujur jadi kenapa takut? Kalau saya salah, pantaslah kalau saya takut dan mundur. Justru kalau saya sampai mundur artinya saya membenarkan tuduhan orang-orang kalau Komite Desa kerjanya tidak betul. Dengan bersikap berani dan pantang mun-

Nama : Corry CatherinaTempat, tanggal lahir : Makale, 23 September 1970Pekerjaan : Kaur Bendahara Barang Desa WawondulaAlamat : Jl. Labu No. 25, Wawondula, Kecamatan TowutiNama anak : Elfandi Ekapurwanto (25), Elwinda Dwipratiwi (23),

Sri Widyawanti (20), Wiwik Satriyanti (18)Prestasi : Penghargaan dari Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu Ti-

mur, Hj Andi Tenri Balobo Hatta, atas pengabdian 15 tahun sebagai pengurus TP-PKK (April 2013).

dur, masyarakat sendiri yang akan meni-lai. Yang penting saya jujur, itu saja.

Kembali ke pelaksanaan PMDM, apakah Anda melihat program ini sudah tepat sasaran?

Di Desa Wawondula kami utamakan RTM (rumah tangga miskin—Red). Ada warga desa yang saya tahu betul bagai-mana kondisinya. Tidak punya pekerja-an, di rumah dia tidak punya dapur dan jamban. Melalui PMDM, dia dapat bantu-an kambing untuk usaha ternak. Untuk PMDM tahun anggaran kedua ini, kami masukkan dia sebagai penerima bantuan jamban keluarga. Lalu dari pemerintah di-ikutkan program Bedah Rumah. Jadi dia sudah punya pekerjaan dan rumahnya pe-lan-pelan diperbaiki supaya lebih sehat. Yang seperti itu saya sebut tepat sasaran.

Beratkah tugas seorang pengurus Komite Desa?

Kalau dipikir berat, ya, lumayan juga. Kami, terutama saya sebagai bendahara, harus buat laporan-laporan. Untuk mem-buat laporan itu harus ada foto dokumen-tasi kegiatan, mulai dari pencairan dana, proses, sampai selesai kegiatan. Saya ber-sama teman-teman Komite keliling untuk ambil foto. Sering juga saya sendiri yang pergi foto. Seperti kegiatan pengerasan jalan, saya foto dari awal sampai sudah selesai 100%. Kadang memang berat, tapi saya senang.

Apa yang membuat Anda senang mengemban tugas sebagai pengurus Komite Desa?

Saya senang melihat masyarakat se-karang sudah pintar mengelola bantuan. Senang melihat mereka benar-benar me-manfaatkan apa yang sudah diberikan dan pola pikir mereka berubah. Ketika diaudit juga tidak ada yang cacat. Rasanya senang bercampur bangga.[]

Page 7: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 20157WAWASAN

Bukan Sekadar Bumbu Dapur

B anyak buah atau rempah yang selama ini dikenal ibu-ibu hanya dimanfaatkan sebagai bahan memasak atau bumbu dapur. Padahal di balik itu, beberapa di antaranya memi-

liki khasiat untuk mengobati penyakit atau keluhan kesehatan. Apa saja tanaman itu? Berikut beberapa daftarnya yang bisa digunakan sebagai alternatif obat keluarga.

Asam jawa (Tamarindus indica L)

Termasuk tanaman yang tum-buh liar. Daun muda pohon asam jawa berkhasiat untuk memper-banyak ASI, kesegaran badan, batuk, dan demam. Caranya de-ngan meminum air rebusan daun asam jawa. Juga dapat mengu-rangi radang dan nyeri persendi-an atau rematik. Caranya, dengan menempelkan daunnya pada ba-gian yang nyeri. Kulit batang po-honnya juga bisa menyembuh-kan luka, borok, bisul, ruam, atau sebagai obat kuat. Sedangkan te-pung bijinya untuk mengobati disentri dan diare.

Jahe (Zingiber officinale)Selama ini jahe lebih banyak

digunakan sebagai bumbu ma-sakan. Padahal jahe memiliki be-ragam manfaat, yakni obat mual/muntah, pereda kejang, obat re-matik, anti mikroba/parasit me-rangsang pelemasan pembuluh darah.

Kemangi (Ocinum bassilicum ferina citratum)

Biasanya dimakan sebagai te-man lalapan atau campuran ma-sakan. Kemangi juga berkhasi-at sebagai obat sariawan, anti-napas dan mulut bau, batu ginjal, mencegah kemandulan, masuk angina, radang lambung, ejaku-lasi dini, hingga sakit kepada. Se-dangkan tanamannya berfungsi sebagai insektisida nabati, yakni pengusir nyamuk.

Kunyit (Curcuma longa Linn)

Biasanya digunakan sebagai bumbu dapur, pewarna alami masakan atau pengawet makan-an. Ternyata kunyit lebih daripa-da itu. Umbi berwarna kuning ini juga dapat berkhasiat mem-bunuh bakteri, obat batuk dan masuk angin. Caranya, dengan meminum sari kunyit dicampur air hangat dan ditambahkan se-dikit gula merah.

Kencur (Kaempferia galangal)

Cara memanfaatkan kencur sebagai obat alternatif (memi-num sarinya) mirip kunyit. Ken-cur dapat mengobati radang lam-bung, flu pada bayi, masuk angin, sakit kepala, batuk, menghilang-kan darah kotor, diare, memper-lancar haid, mata pegal, keseleo, atau sebagai terapi ketika Anda kelelahan.

Leunca (Solanum nigrum L)

Leunca termasuk tanaman liar. Bentuk buahnya seperti te-rung mini. Daunnya memiliki efek menenangkan, memper-lancar air seni, dan pengencer dahak. Cara memanfaatkannya cukup merebus beberapa lem-bar daun leunca dan meminum air rebusannya. Sedangkan bu-ahnya, berkhasiat sebagai obat bila Anda mengalami pembeng-kakan atau peradangan sendi, rematik atau wasir.

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Bentuknya kecil. Rasanya su-per kecut. Biasanya dimasak se-bagai bumbu tambahan sayur asam. Belimbing wuluh berkhasi-at sebagai obat batuk, sariawan, perut sakit, gondongan, rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sakit gigi berlubang, jerawat, panu, hi-pertensi, kelumpuhan, dan mem-perbaiki fungsi pencernaan. Ca-ranya dengan meminum sari be-limbing wuluh yang direbus.

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

Berkhasiat untuk menghi-langkan sumbatan vital ener-gi, obat batuk, peluruh dahak, memperlancar air seni, melan-carkan keringat, dan membantu proses pencernaan. Jeruk nipis juga bisa melegakan tenggorok-an yang mengalami peradangan. Caranya dengan meneguk satu sendok makan air perasan jeruk nipis dan diberi sedikit kecap.

Kayu manis (Cinnamomum verum)

Salah satu bumbu dapur ini dapat mengatasi diabetes, meng-atasi rematik, obat infeksi, menu-runkan kolesterol, mengurangi nyeri saat melahirkan dan men-struasi, obat flu, dan penyegar mulut. Caranya, rebus kayu ma-nis secukupnya dan minum air rebusannya.

Lengkuas (Alpinia galangal)

Berkhasiat mengobati radang persendian, membantu merin-gankan ketidaknyamanan yang disebabkan peradangan pada pe-rut atau bisul, mencegah mabuk laut, dan mual. Caranya dengan merebus lengkuas dan meminum air rebusannya.[]

Page 8: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 20158 WAWASAN

Pakan Fermentasi untuk Ternak KambingTeknologi peternakan yang memanfaatkan limbah organik.

D alam teknik budidaya kambing dibutuhkan beberapa teknik dan kejelian pe-ternak untuk mendapatkan produksi yang berkualitas. Selain pemilihan bibit kambing, cara membuat kandang, manajemen ternak, yang harus diperhati-

kan pula adalah pengadaan pakan ternak berkualitas.Inovasi terbaru pengadaan pakan ternak kambing dengan pemanfaatan limbah

pelepah (gedebog) pisang kini ditemukan. Selain bahan baku mudah diperoleh, cara pembuatannya sangat mudah. Inilah yang menjadi daya tarik pakan ternak ini, se-lain manfaatnya bagi ternak.

Kelebihan:• Memperbaiki sistem pencernaan kambing.• Meningkatkan produksi susu kambing (terutama untuk kambing jenis etawa).• Bobot kambing bertambah secara alami.• Meningkatkan nafsu makan kambing.• Daging kambing lebih berisi serta rendah kolestrol.• Kambing ternak lebih kebal dan tahan terhadap penyakit.• Kotoran kambing tidak berbau sehingga tidak mencemari udara.• Kotoran dan urin kambing lebih sedikit dan bisa digunakan sebagai bahan baku

pupuk kandang atau biogas alami.

Alat dan bahan:1. Pelepah pisang 100 kg2. Ampas tahu 15 kg3. Dedak 3 kg4. Gula pasir 100 gr5. Garam 250 gr6. Suplemen organik cair (SOC) 30 cc (3 tutup botol SOC)7. Terpal (untuk alas) 1 lembar8. Ember 2 buah9. Tong plastik/kantong plastik10. Air Cara membuat:

• Hamparkan terpal di tempat yang teduh agar mengurangi risiko matinya kultur mikroba (inokulum).

• Potong pelepah pisang di atas terpal dengan ukuran kurang lebih 3x4 cm.• Campurkan pelepah pisang yang sudah dipotong-potong dengan ampas tahu

dan dedak sampai rata.• Buat larutan bibit fermentasi di dalam ember yang berisi 1 liter air yang di-

campurkan dengan 30 cc SOC dan 100 gr gula pasir. Aduk sampai semua bahan larut dalam air. Diamkan larutan ini selama kurang lebih 15 menit.

• Setelah 15 menit, masukkan larutan bibit fermentasi ke dalam em-ber yang berisi 10 liter air, aduk sampai larut.• Masukkan ke dalam semprotan lalu semprotkan ke bahan pakan (campuran pelepah, dedak, dan ampas tahu) secara merata sambil se-sekali diaduk.

• Setelah cairan habis, taburkan 250 gr garam ke dalam bahan pa-kan sambil diaduk rata.

• Terakhir, masukkan bahan pakan tersebut ke dalam tong plastik atau kan-tong plastik lalu ditutup rapat dan diamkan selama 1-3 jam.

Pemberian pakan:• Sebelum diberi pakan fermentasi, sebaiknya kambing dan kandangnya diber-

sihkan dulu. Bila perlu, ternak diberi vitamin B terlebih dahulu atau 1 tutup botol SOC. Hal ini untuk meningkatkan nafsu makan ternak.

• Untuk proses adaptasi, pertama-tama berikan pakan fermentasi yang dicam-pur dengan pakan biasa yang telah disemprotkan SOC.

• Selama 1-7 hari, setiap pagi ternak diberi pakan seperti biasa yang telah disem-protkan SOC, lalu pada sore harinya diberikan pakan fermentasi agar terbiasa.

• Kecepatan adaptasi tiap kambing berbeda-beda.• Atur kadar air dalam pembuatan pakan fermentasi, bila kadar air terlalu ting-

gi atau basah, hasil fermentasi tidak dapat disimpan terlalu lama.[](Disarikan dari usahaternak.com)

Page 9: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 20159KREASI

Daur Ulang Sampah KertasUbah majalah bekas, karton tisu, hingga kotak susu menjadi kreasi cantik serbaguna.

Wadah serbagunaDengan bahan dan teknik serupa, Anda juga bisa

membuat alas piring yang akan mempercantik meja makan.

Alat dan bahan:• Kertas bekas (koran, majalah, kertas kopi, atau ker-

tas apapun)• Cutter• Gunting• Penggaris• Selotip• Karton tebal atau lembaran kardus

Cara membuat:1. Potong kertas hingga berbentuk seperti pita panjang

dengan ukuran 4x30cm.2. Lipat tiap pita menjadi dua bagian memanjang. Buat

sebanyak mungkin pita pajang.3. Ambil 16 lembar pita, letakan 8 lempar dalam posisi

horisontal dan sisanya vertikal.

Bunga kertasSetelah gulungan tisu habis digunakan, besar ke-

mungkinan tabung kartonnya akan Anda buang ke tempat sampah. Dengan sedikit kreativitas, karton tisu bisa menjadi elemen dekorasi rumah.

Alat dan bahan:• Karton tisu gulung berbentuk tabung• Gunting• Lem tembak• Tusuk sate• Selotip bunga atau bisa diganti selotip biasa

Cara membuat:1. Pipihkan karton tisu dan potong menjadi dua ba-

gian memanjang.2. Potong bentuk rumbai seperti foto berikut ini un-

tuk membuat putik bunga.

Buku sakuAnda terbiasa sarapan sereal atau susu? Jangan bu-

ang kemasannya. Mari membuat buku saku yang ber-guna untuk menulis daftar belanja atau untuk dibawa si kecil ke sekolah.

Alat dan bahan:• Kotak bekas sereal atau susu• Kertas HVS (bisa menggunakan kertas bekas yang

sudah dipakai satu sisi)• Kertas kado• Benang sulam• Jarum sulam• Gunting• Penggaris• Pulpen• Lem atau selotip bolak-balik• Kancing ukuran sedang atau besar

Cara membuat:1. 1. Gunting karton susu untuk membuat sampul buku

catatan. Jika Anda ingin membuat buku berukuran 12x20 cm, maka Anda bisa memotong kotak susu dengan ukuran 24x20cm. Sesuaikan ukuran den-gan selera Anda.

2. Lipat karton menjadi dua bagian memanjang. Bagian dalam karton yang polos menghadap keluar.

3. Jahit kancing di bagian luar dan biarkan benang su-lam menjuntai sekitar 40cm.

4. Anda bisa menempelkan kertas kado di bagian da-lam untuk menutup gambar asli kemasan susu atau sereal.

5. Potong kertas HVS hingga ukurannya sedikit lebih kecil dibandingkan ukuran sampul.

6. Menggunakan jarum dan benang sulam, jahit ker-tas HVS ke bagian tengah sampul atau bagian tu-lang buku.

7. Tempelkan kertas kado untuk menutupi tulang buku.[]

4. Mulailah menganyam. Pastikan potongan kertas sa-ling mengunci rapat.

5. Jika Anda merasa anyaman alas sudah cukup besar sesuai keinginan, lipat pita ke atas dan mulailah menganyam kertas dalam posisi berdiri.

6. Sisakan pita sekitar 2cm agar bisa dilipat ke lubang anyaman terdekat. Anda bisa menggunakan selotip untuk mengencangkan lipatan.

7. Letakkan karton atau lembaran kardus sebagai alas wadah supaya lebih kuat.

3. Gulung putik bunga, beri lem pada bagian ujung agar tidak terlepas.

4. Ambil dua tabung karton tisu lagi, potong masing-masing menjadi 8 bentuk menyerupai cincin, tekan ujungnya sedikit hingga pipih.

5. Rekatkan 8 cincin ke putik bunga. Kini bunga kreasi Anda sudah punya mahkota. Di sela-sela 8 mahkota, rekatkan lagi 8 mahkota yang masih tersisa.

6. Masukkan tusuk sate di pangkal bunga, kencangkan dengan selotip.

7. Jika Anda punya selotip bunga, silakan bungkus tusuk sate dengan selotip tersebut agar lebih cantik.

Page 10: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 201510 JENDELA

Pamor Luwu, Ciri dan KekuatannyaMotif kerisnya menyimpan makna. Bahan bakunya dari besi dengan komposisi terbaik.

T eknik menempa besi merupakan sa-lah satu warisan Nusantara. Hampir di seluruh penjuru Indonesia, dari

Aceh, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawe-si sampai Maluku—yang dulu merupa-kan pusat kerajaan-kerajaan ternama di Nusantara—memiliki tradisi membuat pusaka dan senjata berbahan baku besi.

Di Sulawesi Selatan, tepatnya di Luwu Timur, Kerajaan Luwu memiliki pusa-ka dengan pamor khas yang dikenal de-ngan sebutan keris pamor Luwu. Apa yang membedakan keris pamor Luwu dengan keris dari daerah lain?

Catatan Pompessi Luwu (Kelompok Pencinta Pusaka dan Besi), sedikitnya ada dua hal yang menjadi karakter pa-mor Luwu. Yang pertama adalah keber-adaan motif “pelangi” pada tiap sisinya dari pangkal hingga ujung keris. Sekilas bentuknya mirip sidik jempol tangan se-tengah lingkaran. Motif khas ini berjuluk rakkapeng pelangi. Konon, seorang panre (pembuat keris) membuat motif ini de-ngan cara menekan besi tempaan yang masih panas dengan jarinya.

Ciri khas kedua adalah tekstur badan keris seperti dibuat dari penggabungan dua jenis besi berbeda, sehingga badan keris tampak ada yang gelap dan agak te-rang. “Istilahnya baja gantung. Ini hanya ada di keris pamor Luwu,” ungkap Faisal Toware, anggota Pompessi Luwu.

Keris Luwu miliki empat macam pa-mor, kurissi, gantara emas, gareno, dan lappak paria. Masing-masing memiliki karakter khas dan makna masing-masing. Dua pamor pertama hanya dibuat khusus untuk keluarga raja atau untuk perleng-kapan perhelatan acara besar kedatuan.

Bukan hanya soal pamor. Bahan keris Luwu juga memiliki cerita tersendiri. Be-berapa keris Luwu yang berusia ratusan tahun diyakini terbuat dari batu meteorit. Hal ini membuat tingkat kekerasan ke-ris Luwu melebihi keris pada umumnya.

Kalaupun tidak terbuat dari batu mete-orit, bahan baku keris pamor Luwu umum-nya dari besi Matano yang memiliki kom-posisi khas. “Dari hasil penelitian, kan-dungan besi di Luwu, khususnya Matano, memiliki komposisi besi, nikel, aluminium

dan cobalt sehingga mem-buat besinya rigid,” ujar Dr Asri Jaya, pakar geolo-gi dari Universitas Hasanuddin. Kan-dungan besi dari daerah Matano memiliki derajat komposisi 50%, 20-40% nikel, dan selebihnya aluminium dan cobalt. Hal ini ti-dak ditemukan di wilayah lain di Indonesia.

Hal tersebut diamini arkeolog Iwan Su-mantri. “Besi Matano kuat karena me-ngandung ferronikel sehingga membuat kerisnya lebih kuat dan ringan daripa-da besi biasa. Titik leburnya juga lebih rendah sehingga lebih mudah dibentuk,” ujar dia.

Layaknya sebuah pusaka, keris Luwu memer-lukan perawatan khusus. Bagi pemiliknya, me-mandikan keris pada hari tertentu atau disebut maktompang adalah ritual yang harus dilakoni. Keris Luwu, seperti keris-keris atau pusaka la-innya, juga diyakini memiliki kegunaan bagi si pemiliknya. “Untuk keselamatan, kesejahteraan, atau kewibawaan,” tambah Faisal.

Misi NiagaMenurut Iwan Sumantri, berdasarkan hasil

penelitian, budaya besi Matano diperkirakan te-lah dimulai tahun 1000. Hal ini dibuktikan dari temuan-temuan berupa teknologi pengolahan besi di sekitar Matano dan Ussu. “Pusat pelebur-an besi dan kerajaan Luwu pertama saya yakini berada di Matano. Pada abad ke-13 baru berge-ser ke daerah Ussu, Cerekang sekitar Malangke. Pergeseran itu terjadi karena adanya ekspansi orang-orang Luwu ke wilayah Teluk Bone untuk berniaga,” papar Iwan.

Denyut perniagaan masa itu, ujar Edward L. Poelinggomang, sejarawan dari Universitas Ha-sanuddin, karena ada interaksi kerajaan Luwu dengan kerajaan Majapahit. Kerajaan dari Jawa itu melakukan perjalanan menuju kerajaan-kera-jaan di pesisir Sulawesi, dari Luwu, Bantaeng, Se-layar hingga Makassar, untuk berniaga sekaligus menguasai jalur perdagangan maritim Laut Jawa.

“Kunjungan perdagangan itu membuahkan hubungan baik antara Kedatuan Luwu dan Majapa-hit. Selain perdagangan bahan baku besi. Luwu (Ma-tano) juga mengekspor hasil industri besi, khusus-nya untuk perlengkapan perang seperti parang, pisau, mata tombak, pedang, kapak dan peralatan dapur,” ungkap Edward.[]

Page 11: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 201511EVENT

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengamati benda-

benda pusaka usai membuka pameran “Keris dan Senjata Pusaka

Bahari”, di Bentara Budaya Jakarta, 12 Agustus 2015.

Menteri Susi berbincang santai dengan budayawan, ilmuwan, dan Datu Luwu. Pengunjung pameran “Keris dan Senjata Pusaka Bahari” di pelataran Bentara Budaya.

Foto: Hum

as Bentara Budaya Jakarta

Foto: Hum

as Bentara Budaya Jakarta

Foto: Hum

as Bentara Budaya Jakarta

Pusaka, Jejak Kejayaan BahariKeris Luwu dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta.

S elama ini, keris masih identik dengan budaya Jawa atau budaya agraris. Padahal di pesisir Jawa dan juga di

luar Jawa, seperti di Sumatera dan Sula-wesi, keris dan senjata pusaka amat lekat dengan budaya bahari yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat di daerah ter-sebut. Masyarakat Bugis dan Luwu, ma-syarakat pesisir utara Jawa Barat, serta pesisir Banten di ujung barat Jawa, ken-tal sekali dengan simbolisasi bahari atau kehidupan maritim dalam detail senjata pusaka yang disebut keris, badik, kele-wang dan pedang.

Kejayaan pusaka bahari dirangkum da-lam pameran bertajuk “Keris dan Senjata Pusaka Bahari” di Bentara Budaya Jakarta, 12-16 Agustus 2015. Selain memamerkan artefak senjata pusaka, dalam ajang ter-sebut juga digelardiskusi dan sarasehan bersama para budayawan dan ilmuwan yaitu Dr. Ahmad Ubbe, Dr. Budiarto Da-nujaya, dan Dr. Basuki Teguh Yuwono.

Kegiatan pameran tersebut mengu-sung kebaharian keris dari tiga wilayah, meliputi Sulawesi Selatan, Sumatera, dan Cirebon.

Mengembalikan kejayaan bahari

Pameran dibuka oleh Menteri Kelaut-an dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Dalam sambutannya, Menteri yang dikenal de-ngan ketegasannya itu berharap keba-harian menjadi idiom baru karena pem-bangunan selama ini terdoktrin budaya agraris. “Indonesia sebagai negara bahari, yang sebagian besar wilayahnya adalah laut, pernah menjadi primadona dunia. Masyarakat dengan budaya bahari yang kuat menjadikan Nusantara sebagai pe-masok bahan baku, hasil bumi, mineral, dan lain sebagainya. Berbekal pengalam-an panjang kebesaran Nusantara dengan budaya bahari yang kuat inilah, semesti-nya kejayaan negara kita dikembalikan,” kata Susi dengan suara lantang.

Kegiatan pameran, diskusi, serta bursa “Keris dan Senjata Pusaka Bahari”, lanjut Susi, termasuk upaya menghargai asal-usul bangsa. Susi juga menyatakan kebi-jakannya untuk menghentikan kegiatan komersialisasi harta karun. “Kepada Ke-menterian Luar Negeri, saya meminta agar menyurati setiap negara untuk me-ngembalikan pusaka-pusaka ke negara asalnya,” kata Susi Pudjiastuti.

Kurator pameran Jimmi Harianto atau yang iasa dikenal dengan nama Ganja Wu-lung Pakbo menjelaskan hubungan anta-ra keris dan budaya bahari. Menurutnya, sebagian besar penempa keris di Nusan-tara tak lepas dari keris Bugis yang hu-lunya terbuat dari gigi dan tulang ikan. Sebagian model handle adalah kepala bu-rung laut, sedangkan jonga-jonga (bagian

dari sarung keris) adalah model perahu layar. Selain itu, salah satu pamor keris dan pusaka yang paling digemari orang Bugis adalah timpa laja, atau disebut gu-nungan di Tanah Jawa. Timpa laja adalah bagian dari atap rumah yang paling dirin-dukan dan hal pertama yang paling ingin dilihat oleh seorang pelaut Bugis ketika pulang dari berlayar.

Pompessi Wakili Tana LuwuSebagai lembaga yang bergerak dalam

pelestarian budaya besi dan pusaka, Pom-pessi Luwu diundang oleh Bentara Bu-daya Jakarta untuk berpartisipasi dalam pameran keris dan senjata pusaka bahari. “Kami menyertakan sekitar 30 benda pu-saka yang terdiri dari jenis keris, badik, ponai, mata tombak, pisau, dan kampak kuno,” kata Indra Wijaya, Ketua Pompessi

Luwu. Selain itu, Pompessi Luwu juga mengikut sertakan beberapa lemme atau benda pusaka yang didapat dari dasar Da-nau Matano dan gua-gua yang berada di seputaran Luwu Timur.

Sementara itu, Ketua Panitia yang se-kaligus Direktur Eksekutif Bentara Buda-ya Jakarta, Hariadi Saptono menjelaskan perjalanan tim Bentara Budaya bersama tim Harian Kompas saat mendatangi be-berapa daerah di Nusantara yang punya nama besar di masa lampau berkat akti-vitas kemaritiman dan pelayaran.

Salah satunya adalah Tana Luwu yang terkenal sejak zaman Majapahit sebagai salah satu pemasok bahan pembuatan pusaka di zaman itu.“Sudah sejak dulu Teluk Bone dan perairan Luwu menja-di jalur pelayaran lintas negara dan eks-ploitasi bahan logam. Besi sudah menjadi

komoditas yang populer saat itu,” kata Hariadi. Dia menambahkan, “Saat meng-injakkan kaki di Sorowako dan berdiskusi dengan beberapa pemuda yang memiliki kepedulian terhadap pusaka dan budaya Luwu, kami langsung mengambil kesim-pulan bahwa daerah ini awalnya adalah negara besar.”

Datu Luwu Ke-40 Sri Paduka Andi Maradang Machulau yang hadir dalam pameran mengutarakan, kerajaannya ber-tahan sejak abad ke-7 hingga sekarang. Namun semua pusaka yang pernah dimi-liki sudah hilang dan berada di Belanda. Datu Luwu menjelaskan, pusaka tidak ha-nya untuk perang, tetapi juga simbol ber-ketuhanan. “Pusaka menjadi simbol ma-nusia yang berbudaya,” kata Datu Luwu. (Laporan: Andi Zulkarnain)

Page 12: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 201512 DOKTER MENJAWAB

DBD Kembali Mengancam!dr. Kristiawan Basuki, Mkes, Occupational Health Specialist RS PT Inco

D i beberapa daerah, DBD sudah dinyatakan sebagai KLB. Kita perlu waspada.

Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mewa-bah di sejumlah daerah di Indonesia hingga dinyatakan se-bagai kejadian luar biasa (KLB). Status KLB diberlakukan bila kasus DBD di suatu wilayah dua kali lipat lebih banyak dibandingkan kasus DBD yang terjadi di bulan yang sama pada tahun sebelumnya.

Ada empat gejala awal DBD yang perlu diketahui, yaitu panas tinggi mendadak selama 2-7 hari, penderita merasa lemah dan lesu, muncul bintik-bintik merah pada kulit, dan penderita sering merasakan nyeri di ulu hati.

Sementara gejala lanjutan DBD adalah pendarahan di hidung (mimisan) dan di jaringan bawah kulit, terkadang penderita muntah dan BAB berdarah, merasa gelisah, dan tangan dan kaki terasa dingin tapi selalu berkeringat. Ge-jala lanjutan itu bisa berakibat fatal jika tidak segera men-dapat tindakan medis.

Pertolongan pertama Jika Anda melihat orang terdekat merasakan gejala-gejala

tersebut, segera lakukan pertolongan pertama. Beri minum sesering mungkin, kompres untuk meringankan demam, dan beri obat pereda panas. Setelah itu, segera bawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan perto-longan dari tenaga ahli kesehatan.

Mungkin Anda sudah kerap mendengar istilah 3M. M yang pertama adalah menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air mi-num, penampung air lemari es, seminggu sekali. M selan-jutnya adalah menutup rapat semua tempat penampungan air. Dan M yang terakhir adalah mengubur barang-barang bekas di sekitar atau di luar rumah yang berpotensi men-jadi tempat genangan air hujan, seperti kaleng bekas, ban bekas, botol, dan plastik. Lebih baik lagi jika barang bekas dimanfaatkan atau didaur ulang. Tiga langkah tersebut efektif untuk memberantas sarang nyamuk Aedes aegypti yang menjadi media penyebaran virus DBD.

Kini metode 3M telah berkembang menjadi 3M+ atau 3M Plus. Plus yang dimaksud adalah beberapa tindakan untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk, an-tara lain memelihara ikan pada tempat-tempat penampun-gan air atau kolam untuk memakan jentik nyamuk, mene-barkan bubuk abate pada penampungan air, memasang kasa nyamuk pada jendela atau ventilasi, menggunakan

kelambu saat tidur, dan tidak menggantung pakaian habis pakai di dalam kamar.

Selain itu, upaya lain yang juga membantu mencegah DBD adalah menggunakan obat nyamuk oles, bakar, atau semprot, melakukan pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala, dan melakukan pengasapan (fogging)

jika dalam radius 100 meter terjadi 3 kasus DBD dan ditemukan banyak jentik nyamuk Aedes aegypti.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, utamakan pencegahan dengan cara 3M Plus ini untuk memberantas jentik nyamuk sehingga keluarga kita terhindar dari wabah DBD.[]

Jumlah Penderita DBD yang Ditangani RS Inco

2014 2015 (Januari-Februari)

Nuha Wasuponda Towuti Malili Nuha Wasuponda Towuti Malili56 35 32 1 18 18 17 1

Page 13: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 201513EVENT

Fasilitator dari Yayasan Aliksa Organik SRI, Kariman memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik bagi masyarakat. Pelatihan tersebut merupakan kerja sama PTPM dan Sorowako Community Volunteer.

Pelatihan kepemanduan bagi 50 tenaga penyuluh se-Kabupaten Luwu Timur.

Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair

S ebagai kelanjutan dari penge-nalan jenis, manfaat, dan cara mengolah tanaman obat keluar-

ga (Toga), Program Terpadu Pengem-bangan Masyarakat (PTPM) kembali bermitra dengan Sorowako Commu-nity Volunteer (SCV) untuk mengop-timalkan manfaat dan pertumbuhan Toga. “Toga harus menggunakan pu-puk organik. Kalau pakai pupuk kimia, Toga bukan menyehatkan tapi justru bisa membahayakan,” kata Kariman, fasilitator pelatihan pembubuatan pu-puk organik cair (POC) yang diadakan di aula Kantor Camat Nuha. Pelatih-an yang diadakan awal Maret itu di-ikuti 20 warga dari Desa Nikkel dan Desa Matano.

Pupuk organik merupakan pupuk dari bahan-bahan alami yang dipro-ses mikro-organisme melalui fermen-tasi dalam kurun waktu tertentu. Pu-puk organik dibagi menjadi dua jenis, yaitu POC atau mikro-organisme lo-kal (MOL) dan pupuk organik padat atau kompos. MOL berperan sebagai

Pelatihan bagi 50 PPL

S umber daya alam yang besar di Kabupaten Luwu Timur bukan satu-satunya penentu kesuksesan pembangunan pertanian. Para petani dan keluarganya, yang tergabung

dalam 2.178 kelompok tani, merupakan pelaku utama yang memegang peran penting untuk memajukan sektor pertani-an. Penyuluh pertanian sebagai pendamping sekaligus sebagai fasilitator bagi petani memiliki peran yang sangat strategis. Untuk itu, kemampuan penyuluh pertanian Lapangan (PPL) perlu senantiasa diasah dan ditingkatkan.

Pelatihan kepemanduan dan dinamika kelompok bagi PPL dilaksanakan selama dua hari pertengahan Maret 2015 lalu. Acara dibuka Wakil Pupati Luwu Timur Ir. Thoriq Husler di aula pertemuan Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Peri-kanan dan Kehutanan (BP4K) Malili. Peserta pelatihan ada-lah 50 penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan dari seluruh kecamatan se-Kabupaten Luwu Timur. Kegiatan pe-latihan sepenuhnya dibiayai PTPM PT Vale.

Wakil Bupati menyampaikan apresiasi kepada Tim Koor-dinasi PTPM dan PT Vale atas terlaksananya kegiatan itu. Dia berharap adanya transformasi pengetahuan dan keterampil-an dari fasilitator pelatihan kepada para penyuluh pertani-an. Manager Social Development Program PT Vale Busman Dahlan Shirat menyampaikan, PT Vale ikut mendukung pen-capaian pembangunan pertanian di Kabupaten Luwu Timur melalui skema program pertanian berkelanjutan.

Kepala BP4K Kabupaten Luwu Timur Ir. Nursih Hariani mengatakan, “Secara umum pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan dalam teknik kepemanduan, teknik fasilitasi efektif, dan dinamika kelompok.” Pelatihan bagi PPL tersebut men-datangkan tiga orang fasilitator, yaitu TO Suprapto, pendiri Joglo Tani Yogyakarta, Noviansyah Manap, Direktur Utama A+ CSR Indonesia, dan Sigit Prihandono dari Lembaga Tani Mandiri Jawa Tengah.[]

aktivator, dekomposer, penambah nutrisi bagi tanaman, serta berfung-si sebagai biopestisida.

POC/MOL bisa dibuat dari rebung bambu, daun gamal, buah bila, be-kicot, maupun buah-buahan. Bahan tersebut lalu campur dengan air cuci-an beras, air kelapa, dan gula merah. Proses fermentasi terjadi selama 15 hari melalui metode aerob (meng-gunakan udara) dan anaerob (tanpa udara). Setelah itu MOL bisa diguna-kan dengan cara disemprotkan lang-sung pada tanaman.

“Kami di Matano sebenarnya su-dah pakai pupuk organik. Tapi masih banyak yang belum kami tahu ter-nyata. Misalnya MOL itu bisa dibuat tanpa udara dan bisa disimpan untuk 2 tahun. Dan kalau selama ini kami hanya pakai buah-buahan untuk bi-kin MOL, ternyata pakai rebung juga bisa. Pelatihan ini sangat bermanfa-at,” kata Husmiati, warga Desa Mat-ano yang rela menginap di Sorowako demi mengikuti pelatihan tersebut.[]

Page 14: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 201514 EVENT

Pelari mengambil start di area Camp Site, Sorowako. Diawali dari peserta kategori 21K dan ditutup dengan kelompok-kelompok pelari yang mengikuti kategori Fun Run.

SOROWAKO RUN 2015

Sorowako “Banjir” PelariDiikuti oleh lebih dari 900 pelari, penyelenggaraan Sorowako Run 2015 sukses besar.

S orowako tampak semarak pada Sab-tu pagi, 22 Agustus 2015. Lebih dari 900 orang dengan kaos berwarna

hijau dan sepatu lari berkumpul sambil melakukan pemanasan. Ada yang tampak fokus mempersiapkan diri sambil menye-tel stopwatch dan mendengarkan musik, ada yang menyantap pisang dan minum air mineral yang disediakan panitia, dan ada yang sibuk dengan anggota keluar-ganya merapikan kostum “heboh” yang sudah mereka siapkan dari jauh hari. Pa-pan-papan penunjuk arah dan penanda lintasan tersebar di seluruh kota, serta water station telah disiapkan di berbagai titik. Begitulah suasana menjelang start Sorowako Run 2015.

Lalu tepat pukul 06.30 WITA, bendera start dikibarkan dan secara resmi dimu-lailah Sorowako Run 2015. Para peser-ta dari kategori 21K dilepas oleh Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma. Pe-lari 10K dan 5K menyusul aba-aba start dilakukan oleh Kapolsek Nuha AKP Sunar-djo dan Camat Nuha Meirani Tenriawaru. Anak-anak dan keluarga tidak ketinggalan memeriahkan Sorowako Run 2015. Mere-ka berlari dengan gembira dan bersema-ngat setelah dilepas oleh Anggota DPRD Luwu Timur Iwan Usman dan Manajer Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk Teu-ku Mufizar Mahmud.

Atlet nasional dan pelari internasional

Enam belas menit kemudian, dua pela-ri dari kategori 5K Male/Pria sudah me-masuki garis finish. Keduanya hanya ter-paut jarak 4 detik. Tak sampai 20 menit berselang, hampir 150 pelari kategori 5K, termasuk 5K Kids/Anak-anak, sudah berhasil memasuki garis finish. Setiap pe-lari yang berhasil menyelesaikan lintasan berhak atas medali finisher. Meskipun le-lah, wajah-wajah bangga tak bisa disem-bunyikan oleh pelari setelah medali finis-her melingkar di leher.

Kategori 10K didominasi oleh atlet nasional. Herlanto Raego dan Sardianto mencapai finish pertama dan kedua un-tuk kategori 5K Male. Keduanya adalah atlet Kejurnas yang tergabung dalam Per-satuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) dan kerap menjuarai berbagai kompetisi olahraga. Hal serupa juga tampak di ka-tegori 10K Female/Wanita dengan Lis-mawati Illang mencatatkan waktu ter-cepat 42 menit 38 detik. Lismawati yang tergabung dalam Pelatnas SEA Games Singapura 2015 telah mengharumkan nama Sulawesi Selatan dengan merebut dua medali emas pada Kejurnas Atletik Senior 2013.

Sementara kategori bergengsi 21K menjadi ranah pelari-pelari asal Kenya. Enam pelari dari negara Afrika Timur itu berhasil naik podium untuk kategori Male maupun Female. “Event ini sangat bagus. Saya dan teman-teman dari Kenya akan kembali ke Sorowako tahun depan untuk ikut Sorowako Run lagi,” kata Va-lentine Jepkemoi Serem, peraih Juara III kategori 21K Female. Kegembiraan juga disampaikan oleh Collins Kipkorir Kimo-sop, Juara I kategori 21K Male. “Saya me-lihat danau saat berlari dan danau itu indah sekali. Saya pasti kembali ke sini tahun depan.” Selain “banjir” gelar, para pelari Kenya juga “kebanjiran” permin-taan foto bersama dari sesama peserta Sorowako Run maupun dari masyarakat Sorowako. Tanpa terlihat lelah dan sela-lu tersenyum, mereka meladeni seluruh permintaan selfie.

Penuh hiburanUsai berlari, peserta maupun penonton

Sorowako Run 2015 dihibur oleh den-tuman musik yang berasal dari panggu-ng utama di area Camp Site. DJ Chantal Dewi dari Jakarta dengan lihai memainkan turntable dan membuat penonton bergo-yang mengikuti irama house music sambil menunggu pemenang dari tiap kategori menaiki podium dan menerima hadiah secara simbolis.

Malam hari, acara hiburan kembali berlanjut. Setelah band-band Sorowako tampil, penonton menikmati suguhan musik pop-jazzy yang dibawakan oleh

Wijazz Band asal Makassar. Terakhir, DJ Chantal Dewi kembali memanaskan sua-sana dan penonton lagi-lagi hanyut dalam kegembiraan.

Kegembiraan memang ditawarkan oleh Sorowako Run. Karena selain mengikuti lomba lari dengan total hadiah sebesar Rp240 juta, ajang itu juga melombakan kostum heboh, lomba foto, dan lomba selfie sambil berlari. Ajang lari yang men-gusung tagline “Running by the Lake” itu memberi kesegaran bagi pelari profesion-al maupun rekreasional, serta menarik wisatawan berkat panorama Danau Ma-tano yang menghiasi lintasan lari.

“Penyelenggaraan Sorowako Run 2015 kali ini terbilang sukses dilihat dari ting-ginya antusiasme peserta. Antusiasme

sudah tampak sejak pendaftaran dibuka awal Juli lalu sampai H-1 saat pengambi-lan race pack masih ada yang mendaft-ar. Ke depan, kami ingin menjadikan So-rowako Run sebagai ajang tahunan,” kata Ketua Panitia Sorowako Run 2015 An-ton Said.

Sorowako Run menghidupkan kembali gelaran maraton di Sorowako yang rutin diadakan setiap tahun selama 20 tahun sejak 1980. Dulu dikenal dengan nama Soroathon dan diadakan dalam rangkaian acara Hari Kemerdekaan RI, ajang tersebut vakum selama lebih dari 10 tahun. Pada 2015, untuk kali pertama half marathon digelar di Sorowako dengan menggandeng sponsor seperti PT Vale, Bank Mandiri,BRI, dan lain-lain. Iwatompelulu (mari lari) dan sampai jumpa di Sorowako Run 2016!

Page 15: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 201515GALERI

Galeri FotoMomen yang tertangkap kamera sepanjang

pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan

Masyarakat (PTPM). Jika Anda memiliki foto-foto

yang terkait dengan pelaksanaan PTPM, silakan kirim

ke Redaksi Tabloid Verbeek melalui email tabloid.

[email protected] (ukuran foto minimal 500KB).

Foto yang dimuat akan mendapatkan suvenir menarik.

Page 16: PMDM Sektor Kesehatan Layanan Kesehatan untuk Masyarakat ... · EDISI 18I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Verbeek edisi 18 | 201516 EVENT

Tudang sipulung di Desa Bangun Karya, Kecamatan Tomoni, yang dihadiri oleh puluhan petani.

Petani Luwu Timur Belajar dari Pakar SRI

U ntuk menghadapi musim tanam 2015, Tim Koordinasi PTPM meng-hadirkan pakar ahli kimia dan tanah

dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Dr. Ir. Mubiar Purwasasmita yang meru-pakan salah seorang pengembang konsep pertanian System of Rice Intensification (SRI) Organik. Selain Prof. Mubiar, peta-ni Luwu Timur juga mendapat kesempat-an menimba ilmu dari pakar SRI Organik Alik Sutariat dari Yayasan Aliksa Organik.

Acara duduk bersama sambil berdisku-si atau biasa dikenal dengan tudang sipu-lung tersebut berlangsung di Desa Bangun Karya, Kecamatan Tomoni, awal Mei 2015. Tudang sipulung juga dihadiri Wakil Bupa-ti Luwu Timur HM Thoriq Husler, Kepala Sekretariat Bakorluh Provinsi Sulsel Fir-nandus Hasan, Asisten Ekonomi dan Pem-bangunan Setdakab Luwu Timur HM Ab-rinsyah, Kepala BP4K Nursih Hariani, dan para Camat serta Kades se- Luwu Timur.

Alik Sutariat mengajak petani untuk menanam padi tanpa pestisida kimiawi, melainkan memanfaatkan musuh alami yang dikembangkan melalui pola SRI or-ganik yang ramah lingkungan. “Budidaya tanaman sehat harus dimulai dari teknik

pengelolaan tanaman yang benar,” jelasn-ya. Dia menambahkan, sistem SRI Organik membuat daur ekologis berlangsung den-gan baik karena memanfaatkan mikroor-ganisme tanah secara natural sehingga keseimbangan ekosistem dan kelestari-an lingkungan akan selalu terjaga. Di sisi lain, produk yang dihasilkan dari metode ini lebih sehat bagi konsumen karena ter-bebas dari paparan zat kimia berbahaya.

Thorig Husler berharap acara diskusi hari itu dapat membuka wawasan petani untuk mulai menggeluti pola SRI Organik. “Petani tidak usah ragu dengan pola SRI Or-ganik. Petani juga akan didampingi teknik penerapan hingga panen,” tandasnya.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikul-tura (TPH) Dinas Pertanian Lutim, Riden, mengatakan, tudang sipulung menyepa-kati varietas anjuran umur sedang yakni

cisantana, ciherang, cigeulis, mekongga, inpari 4, inpari 8, inpari 9, mira. Semen-tara varietas umur genjah yang disepakati adalah impari 1, inpari 3, inpari 7, inpari 10, inpari 13. Varietas yang tidak boleh ditanam adalah cisadane, walanae, pelita 1.1, dan cisanggarung. Hama yang patut diwaspadai tikus, wereng coklat, peng-gerek batang, kepinding tanah, walang sangit, dan ulat grayak.

Temukan 10 kata yang berhubungan dengan pertanian di bawah ini.

Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan hadiah dari PT Vale

1. Pupuk2. Petani3. Kompos4. Panen5. Biopestisida6. Nabati7. Nutrisi8. Organik9. Hama10. Limbah

Kirimkan jawaban melalui email [email protected] atau melalui surat ke alamat redaksi tabloid Verbeek, Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate 44, Pontada, Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur, 92984. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan suvenir dari redaksi.