PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

40
PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN WAHID SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM Oleh: RIZA APRILIANA NIM. 07370031 PEMBIMBING: 1. Drs. MAKHRUS MUNAJAT, M.Hum. 2. Hj. FATMA AMILIA, M.Si. JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2011 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Transcript of PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

Page 1: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN WAHID

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIV ERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM ISLAM

Oleh:

RIZA APRILIANA NIM. 07370031

PEMBIMBING:

1. Drs. MAKHRUS MUNAJAT, M.Hum. 2. Hj. FATMA AMILIA, M.Si.

JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2011

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 2: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

ii

ABSTRAK

K.H. Abdurrahman Wahid, yang akrab dengan panggilan Gus Dur, adalah seorang pemikir dan pejuang pluralisme, tokoh anti kekerasan, membela orang-orang yang termajinalkan sekaligus pelindung kaum minoritas agama, gender, keyakinan, etnis dan bahkan kalangan sendiri. Dari perjuangan ini satu hal yang menarik adalah bagaimana pluralisme sebagai politik kultur K.H. Abdurrahman Wahid.

Ada beberapa alasan mengapa ketokohan Gus Dur perlu diangkat yaitu: pertama, gerakan perjuangan Gus Dur yang selalu menuai kontroversial, dan selalu berbeda dengan politisi lain, baik kawan maupun lawannya; kedua, gaya politiknya yang unik, dan selalu multitafsir yang mengakibatkan kebanyakan orang sulit memahaminya; ketiga, isu tentang ketokohan Gus Dur yang muncul dan menjadi perdebatan setelah kepergiannya.

Dalam menemukan sisi ketokohan Gus Dur dalam dunia politik di Indonesia salah satunya mensyaratkan penelitian pada buku-buku yang ditulisnya, serta buku-buku dan tulisan-tulisan lain yang menjelaskan tentang perjalanan politik yang dilakoninya.

Setelah dilakukan penelitian secara mendalam, Penulis berpandangan bahwa ada tiga nilai politik yang diperjuangkannya di dunia politik Indonesia yaitu: demokrasi, pluralisme dan nasionalisme. Namun, dari ketiga nilai politik tersebut diatas, Penulis hanya mengambil dan membahas tentang salah satu nilai yang diperjuangkan Gus Dur yaitu pluralisme.

Dalam menjaga dinamisasi keagamaan Gus Dur menolak pluralisme indifferent, paham relatifisme yang menganggap semua agama sama. Tetapi Gus Dur menghargai pluralisme nonindifferent yang mengakui dan menghormati keberagaman agama. Dalam memperjuangkan pluralisme di Indonesia, Gus Dur menandaskan perlunya tiga nilai universal yaitu: kebebasan, keadilan, dan musyawarah untuk menghadirkan pluralisme sebagai agen pemaslahatan bangsa. Kesamaan hak dan martabat semua penganut dan kepercayaan di bumi nusantara menjadi hal mutlak yang diayomi oleh pandangan inklusifnya.

Selama ini kajian tentang politik banyak berbicara tentang budaya politik (Political Culture), namun sebaliknya, berbicara tentang politik kultur atau politik budaya (Cultural Politics) masih terbilang sedikit bahkan jarang yang membahasnya. Disini Penulis ingin memaparkan tentang pluralisme sebagai politik kultur K.H. Abdurrahman Wahid.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 3: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Riza Apriliana

NIM : 07370031

Jurusan : Jinayah Siyasah

Fakultas : Syari'ah dan Hukum

menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Pluralisme Sebagai Politik Kultur

K.H. Abdurrahman Wahid” Adalah benar-benar merupakan hasil karya

penyusun sendiri, bukan duplikasi ataupun saduran dari karya orang lain kecuali

pada bagian yang telah dirujuk dan disebut dalam footnote atau daftar pustaka.

Apabila dilain waktu terbukti adanya penyimpangan dalam karya ini, maka

tanggung jawab sepenuhnya ada pada penyusun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 28 Robi'ul Awal 1432 H

2 Maret 2011 M

RIZA APRILIANA NIM. 07370031

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 4: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

iv

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta FM-UINSK-BM-05-03/RO

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Hal : Skripsi

Lamp : -

Kepada: Yth. Bapak Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengkoreksi serta menyarankan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Riza Apriliana NIM : 07370031 Judul Skripsi : PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H.

ABDURRAHMAN WAHID

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum jurusan/prodi studi Jinayah Siyasah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Hukum Islam.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatas dapat segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 28 Rabiul Awal 1432 H 02 Maret 2011 M

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 5: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

v

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta FM-UINSK-BM-05-03/RO

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Hal : Skripsi

Lamp : - Kepada: Yth. Bapak Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengkoreksi serta menyarankan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Riza Apriliana NIM : 07370031 Judul Skripsi : PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H.

ABDURRAHMAN WAHID

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum jurusan/prodi Jinayah Siyasah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Hukum Islam.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatas dapat segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 28 Rabiul Awal 1432 H 02 Maret 2011 M

Pembimbing II

Hj. Fatma Amilia, M.Si. NIP. 19720511 199603 2002

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 6: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

vi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-07/RO

PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Nomor : UIN.02/K.JS.SKR/PP.00.9/074/2011

Skripsi/Tugas Akhir dengan judul : Pluralisme Sebagai Politik Kultur K.H.

Abdurrahman Wahid

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Riza Apriliana

NIM : 07370031

Telah dimunaqasyahkan pada : 07 Maret 2011

Nilai Munaqasyah : A-

Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga

TIM MUNAQASYAH :

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 7: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

vii

MOTTO

Berusahalah Berusahalah Berusahalah Berusahalah dengan sungguhdengan sungguhdengan sungguhdengan sungguh----sungguhsungguhsungguhsungguh dan sertailah dengan do’adan sertailah dengan do’adan sertailah dengan do’adan sertailah dengan do’a

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 8: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tua saya

Seluruh anggota keluarga besar Almarhum MbahKasrun

Dan orang yang selalu memberikan semangat dan kasih

sayang tanpa lelah dan tanpa merasa pamrih.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 9: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi huruf Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

Alif

ba’

ta’

sa’

jim

ha’

kha

dal

Ŝal

ra’

zai

sin

syin

sad

dad

t a

za

‘ain

gain

fa

Tidak dilambangkan

b

t

s

j

h

kh

d

z|

r

z

s

sy

s

d

t

z

g

f

Tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik

ge

ef

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 10: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

x

ق

ك

ل

م

ن

و

ء

ي

qaf

kaf

lam

mim

nun

waw

ha’

hamzah

ya

q

k

l

m

n

w

h

'

Y

qi

ka

‘el

‘em

‘en

w

ha

apostrof

ye

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap

"! �دة

$�ة

ditulis

ditulis

Muta'addidah

‘iddah

C. Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h

%&'(

%)$

ا/و.-,ء آ*ا"%

ا.01* زآ,ة

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

H�ikmah

'illah

Karāmah al-auliyā'

Zakāh al-fit�ri

D. Vokal Pendek

_____

3 4

_____

ذآ*

fath�ah

kasrah

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

A

fa'ala

i

Ŝukira

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 11: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

xi

_____

:9ه7

d�ammah ditulis

ditulis

u

yaŜhabu

E. Vokal Panjang

Fathah + alif

ه���

Fathah + ya’ mati

� ��

Kasrah + ya’ mati

آ���

Dammah + wawu mati

��وض

Ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

A

jāhiliyyah

ā

tansā

i

karim

ū

furūd�

F. Vokal Rangkap

Fathah + ya’ mati

�����

Fathah + wawu mati

��ل

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan

Apostrof

اا>!;

ا$�ت

=>. ;?*'@

Ditulis

ditulis

ditulis

a’antum

u’iddat

la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan

huruf "al".

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 12: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

xii

ا.A*ان

ا.A-,س

ا.B&,ء

C&D.ا

Ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

al-Qur’ān

al-Qiyās

al-Samā’

al-Syam

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

ا.1*وض ذوى

ا.FB% اه3

Ditulis

Ditulis

Ŝawi al-furūd�

ahl al-sunnah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 13: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

xiii

KATA PENGANTAR

شهد ان لا اله الا أ .نالحمد الله رب العالمين وبه نستعين علي امورالدنيا والدي

ف الأنبياء اشرىالصلاة والسلام علو. رسول اهللاشهد ان محمدأاالله و

. امابعد. اله وصحبه اجمعينىسيدنا محمد وعل المرسلينو

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa memberikan

kepada kita kenikmatan-kenikmatan-Nya yang agung, terutama kenikmatan iman

dan Islam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Shallallahu Alaihi wa Sallam, segenap keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh

umatnya yang konsisten menjalankan dan mendakwahkan ajaran-ajaran yang

dibawanya.

Barang siapa diberi petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak ada

seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah,

maka tidak seorang pun yang dapat menunjukinya. Aku bersaksi bahwasanya

tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad

Shallallahu Alaihi wa Sallam, adalah hamba dan Rasul-Nya.

Dengan tetap mengharapkan pertolongan, karunia dan hidayah-Nya

Alhamdulillah penyusun mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk

melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu dalam Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul: “Pluralisme

Sebagai Politik Kultur K.H. Abdurrahman Wahid”

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 14: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

xiv

Meskipun demikian penyusun adalah manusia biasa yang tentu banyak

kekurangan, semaksimal apapun usaha yang dilakukan tentunya tidak pernah

lepas dari kekurangan dan pastinya kesalahan. Oleh karenanya, kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak senantiasa diharapkan.

Terselesainya skripsi ini tentunya tidak bisa lepas dari berbagai faktor.

Banyak motifasi, inspirasi maupun dorongan yang telah diberikan dari berbagai

pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati dan rasa hormat yang tinggi, dalam

kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Musya As’ary selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum, Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi,

M.A., Ph.D.

3. Bapak Drs. Makhrus Munajat, M.Hum dan Ibu Hj. Fatma Amilia, M.Si

Selaku Pembimbing, di sela-sela kesibukannya beliau berdua dengan

ikhlas memberikan arahan dan bimbingan serta kritik membangun

terhadap hasil penulisan skripsi ini. Serta di sela-sela kesibukannya beliau

berdua dengan penuh rasa tulus mendoakan saya supaya penyelesaian

Tugas Akhir ini berjalan dengan lancar dan hasil dari Skripsi ini

harapannya bisa memberikan konstribusi dengan penuh kemaslahatan bagi

umat.

4. Ketua Jurusan Jinayah Siyasah, Bapak Dr. H. M. Nur. M.A. selaku

Kepala jurusan Jinayah Siyasah Fakultas Syari’ah dan Hukum.

5. Panasehat Akademik saya Drs. Oktoberinsyah, M.Ag., yang telah

meluangkan waktu dan kontribusi pemikirannya dalam skripsi ini.

6. Kepada segenap dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum, atas kuliah-kuliah

yang diberikan kepada saya, sehingga menumbuhkan kesadaran

intelektual.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 15: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

xv

7. Kepada Abah Munawardji dan Ibu Umiyatik yang saya Cintai, yang telah

melahirkan, merawat, mendidik, dan melakukan segala-galannya bagi

Risa. Terima kasih yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya, semoga

Abah dan Ibu selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amin ya Robbal

Aalamin…

8. Kepada Kakak saya satu-satunya Cak Irwan dan istrinya Mbak Suci yang

Bibi’ cintai, Bibi’ bersyukur dan bahagia bisa memiliki kakak-kakak

seperti kalian. Tak lupa buat kedua keponakan saya yang pintar, Robby

dan Romy. Bibi’ akan selalu memberikan yang terbaik buat kalian semua.

Terima kasih yang sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya. Bibi’

sayang kalian semua, semoga selalu dalam Ridho-Nya. Amin ya Robbal

Aalamin…

9. Kepada Mas Hasan Aftori Haelul Afni, yang selalu memberikan cinta dan

kasih sayang kepada Ade’, yang selalu memberikan motivasi, semangat,

support yang tiada henti-hentinya sehingga Ade’ bisa menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dan tepat. Terima kasih Ade’ ucapkan kepada Mas

Hasan atas kesabarannya dan kesetiaannya kepada Ade’ selama ini.

Semoga Ade’ Risa dan Mas Hasan selalu bersama seia sekata. Amin ya

Robbal Aalamin…

10. Kepada teman-teman seperjuangan Jinayah Siyasah angkatan 2007 (Ella,

Teteh, Iyal, Ani, Nay, Yuli, Irfan, Johan, Arif, Fauzi, dan semuanya yang

tidak bisa Risa sebutkan satu per satu). Terima kasih teman-teman atas

support dan persahabatan kita selama ini, Semoga persahabatan kita tak

lekang oleh waktu dan tak habis di telan zaman dan semoga cita-cita kita

semua tercapai. Amin...

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 16: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

xvi

11. Kepada teman-teman jajaran BEM-J JS periode 2009-2011 yang telah

berjuang bersama-sama untuk memajukan jurusan tercinta, Jinayah

Siyasah.

12. Kepada teman-teman seperjuangan PMII Rayon Ashram Bangsa Fakultas

Syari’ah Dan Hukum, yang telah berjuang dan menyisingkan lengan baju

demi terwujudnya kedaulatan mahasiswa di almameter tercinta.

13. Kepada teman-teman GerGet (Gerakan Gender Transformatif) Komsat

PMII UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas emansipasinya selama ini

dalam memajukan gerakan keperempuanan di Indonesia.

14. Kepada teman-teman Pusat Studi Dan Konsultasi Hukum (PSKH), yang

telah bersama menaungi dan berusaha untuk menegakkan hukum.

15. Segenap pihak yang tidak mungkin tersebutkan satu persatu, atas

bantuannya baik moril maupun materiil secara langsung atau tidak dalam

penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda

dan meridhai semua amal baik yang telah diberikan. Penyusun sadar bahwa

skripsi ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan, oleh karena itu sumbangan

saran, dan kritik yang membangun sangat penyusun nantikan dengan harapan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin.

Wallaahu Muwaafiq ilaa Aqwaamit Thariq…

Yogyakarta, 28 Rabiul Awal 1432 H 02 Maret 2011 M

Penyusun,

Riza Apriliana NIM. 07370031

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 17: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

ABSTRAK....................................................................................................... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN...................................... iii

HALAMAN NOTA DINAS............................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... vi

HALAMAN MOTTO...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN............................................. ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR ISI.................................................................................................... xvii

BAB I: PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 3

D. Telaah Pustaka ............................................................................... 3

E. Kerangka Teoritik .......................................................................... 8

F. Metode Penelitian........................................................................... 10

G. Sistematika Pembahasan ................................................................ 12

BAB II: BIOGRAFI K.H. ABDURRAHMAN WAHID ................................ 14

A. Gus Dur Dan Keluarga................................................................... 15

B. Perjalanan Intelektual Gus Dur ...................................................... 18

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 18: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

xviii

C. Perjalanan Karir Gus Dur............................................................... 24

D. Karya-karya Gus Dur ..................................................................... 25

E. Gus Dur wafat ................................................................................ 32

BAB III: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H.

ABDURRAHMAN WAHID ............................................................... 33

A. Pengertian Politik Kultur ............................................................... 33

B. Bentuk Politik Kultur K.H. Abdurrahman Wahid ......................... 35

1. Mengaku Sebagai Orang China ............................................... 35

2. Merangkul Megawati Soekarno Putri Sebagai Wakil Presiden 63

C. Pluralisme Sebagai Nilai Politik Kultur K.H. Abdurrahman

Wahid ............................................................................................. 67

BAB IV: ANALISIS PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H.

ABDURRAHMAN WAHID ............................................................... 75

A. Analisis Bentuk Politik Kultur K.H. Abdurrahman Wahid ........... 75

B. Analisis Pluralisme Sebagai Nilai Politik Kultur K.H.

Abdurrahman Wahid...................................................................... 82

BAB V: PENUTUP ......................................................................................... 86

A. Kesimpulan .................................................................................... 86

B. Saran-saran..................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. BIOGRAFI ULAMA

2. CURRICULUM VITAE

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 19: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selama ini kajian politik banyak dipengaruhi oleh struktur sosial,

budaya, dan ideologi, yang mana kajian ini didalam ranah politik disebut

Budaya Politik (Political Culture). Sedangkan nilai yang dipergunakan

seseorang dalam berpolitik disebut Politik Kultur (Cultural Politics).

Kecenderungan kaijian politik selama ini lebih banyak yang mengkaji

tentang Budaya Politik ketimbang Politik Kultur. Dalam hal ini Penulis ingin

menjelaskan tentang Politik Kultur yang diperankan oleh K.H. Abdurrahman

Wahid, dimana salah satu nilai yang digunakan yaitu Pluralisme.

Adapun perbedaan Budaya Politik (Political Culture) dengan Politik

Kultur (Cultural Politics), Penulis akan menjelaskan dalam bentuk kerangka

konsep sebagai berikut:

Budaya (Culture)

Jawa

Sunni

NU

K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Nilai yang digunakan

(System Value) Pluralisme

Cultural Politics Political Culture

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 20: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

2

Dari keterangan kerangka konsep di atas, Penulis menjelaskan bahwa

definisi antara Budaya Politik (Political Culture) dengan Politik Kultur

(Cultural Politics) itu sangat berbeda. Budaya Politik (Poltical Culture) yaitu

sesuatu yang membentuk nilai atau kepribadian dari seseorang, sedangkan

Politik Kultur (Cultural Politics) yaitu nilai yang dipergunakan seseorang

dalam berpolitik.

Komitmen K.H. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan

sebutan Gus Dur, dalam memperjuangkan pluralisme melewati ujian yang tak

mudah namun menghasilkan suatu tindakan yang luar biasa. Dalam hal ini,

Penulis mengambil dua contoh tindakan yang dilakukan oleh Gus Dur, yaitu:

Pertama, Gus Dur yang beragama Muslim dan dilahirkan dikalangan

Nahdlatul Ulama (NU) mengakui sebagai keturunan orang Cina dan

menjadikan Kong Hu Cu sebagai agama resmi negara. Gus Dur juga mencabut

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 1967 yang melarang kegiatan

warga Tionghoa dan menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional. Kedua,

merangkul dan mendukung Megawati sebagai Wakil Presiden Wanita Pertama

di Indonesia, terkait dengan pencalonannya yang menimbulkan kontroversi

dari berbagai pihak.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka dianggap

penting untuk mempertegas dan memperjelas dalam pembahasan skripsi ini

sehingga muncul masalah sebagai berikut:

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 21: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

3

Bagaimana pluralisme sebagai politik kultur K.H. Abdurrahman Wahid?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dalam sebuah penelitian ilmiah, mengenai tujuan dan kegunaan

penelitian adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, karena suatu penelitian jika

tidak ada tujuan dan kegunaan, maka patut dipertanyakan ulang penelitian

tersebut atau dengan kata lain absurd. Adapun tujuan dan kegunaan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menjelaskan pluralisme sebagai politik kultur K.H.

Abdurrahman Wahid.

2. Kegunaan Penelitian

a. Diharapkan mampu memberi kontribusi, memperluas wawasan, dan

menambah wacana bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca

umumnya yang tertarik dengan ketokohan K.H. Abdurrahman Wahid

(Gus Dur);

b. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi penulis-

penulis selanjutnya yang berkaitan dengan K.H. Abdurrahman Wahid

(Gus Dur).

D. Telaah Pustaka

Penelitian tentang politik Gus Dur, sebenarnya sudah banyak yang

meneliti, sebagaimana oleh Khoirul Rosyadi tentang “Mistik Politik Gus Dur,”

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 22: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

4

Listiyono Santoso; “Teologi Politik Gus Dur,” Tim INCReS; “Beyond The

Symbols: Jejak Antropologi Pemikiran dan Gerakan Gus Dur pada tahun

2000,” dan masih banyak sekali tokoh-tokoh yang lainnya. Akan tetapi

pembahasan mengenai Politik Kultur (Cultural Politic) K.H. Abdurrahman

Wahid, dalam hal ini mengenai pluralisme, masih perlu dikaji serta diteliti

lebih dalam lagi. Sebagaimana disertasi yang ditulis oleh Munawar Ahmad,1

yang berjudul “Kajian Kritis Terhadap Pemikiran Politik K.H. Abdurrahman

Wahid (Gus Dur) 1970-2000,” dimana dalam disertasi tersebut Munawar

Ahmad mencoba untuk mengkaji dan menelaah kembali terhadap pemikiran

politik K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Oleh karena itulah, penting

untuk dikaji serta diteliti kembali.

Untuk mendukung kajian yang lebih integral seperti yamg telah

dikemukakan pada latar belakang masalah, maka Penulis akan berusaha untuk

melakukan analisis lebih awal terhadap pustaka atau karya yang lebih

mempunyai relevansi terhadap topik yang akan diteliti, diantaranya literatur

berupa buku, meliputi:

Abdurrahman Wahid, “Islamku Islam Anda Islam Kita,” (Jakarta: The

WAHID Institute, 2006), membahas tentang ‘Pluralisme Dan Pembelaan’.

Buku tersebut berangkat dari perspektif korban, terutama minoritas agama,

gender, keyakinan, etnis, warna kulit, posisi sosial.

1 Disertasi dengan judul Kajian Kritis terhadap Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid

(Gus Dur) 1970-2000, itu dipertahankan dalam rapat terbuka Senat Pascasarjana UGM tanggal 18 Desember 2007 lalu di depan delapan dari sembilan penguji, yaitu Yahya Muhaimin, Mohtar Mas'oed, Purwo Santoso, Joko Suryo, Moh Mahfud MD, Yudian Wahyudi, I Ketut Putra Ernawan, dan Edi Martono. Bachtiar Effendi yang juga menjadi penguji berhalangan hadir.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 23: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

5

Abdurrahman Wahid, “Tuhan Tidak Perlu Dibela,” (Yogyakarta:

LKiS, 1999), dalam buku ini menjelaskan tentang ‘Tuhan tidak perlu dibela’

tapi umat-Nya atau manusia pada umumnya justru perlu dibela. Salah satu

konsekuensi dari pembelaan adalah kritik, dan terkadang terpaksa harus

mengecam, jika sudah melewati ambang toleransi.

Greg Barton, Biografi Gus Dur, judul asli Gus Dur: “The Autorized

Biography of Abdurrahman Wahid,” Terj. Lie Hua (Yogyakarta: LKiS, 2003),

membahas tentang perjalanan hidup Gus Dur dari semasa kecilnya dan

perlawanannya atas rezim Orde Baru (Orba) serta menjelaskan pula tentang

kebijakannya selama membawa Republik Indonesia. Buku biografi hasil karya

Greg Barton, terbilang tidak seperti biografi yang lainnya, karena biografi

yang ditulisnya, Greg Barton sendiri mempunyai ikatan yang dekat dengan

Gus Dur, sehingga terkesan obyektif. Akan tetapi, inilah yang menarik dari

penulis biografi, Greg Barton, yang menulis dengan empati dan memilki

kedekatan nyaris sangat intim dibanding dengan penulis manapun atas Gus

Dur, menyuguhkan pribadi Gus Dur apa adanya, atau Gus Dur yang rasional,

atau Gus Dur yang kasatmata.

Listiyono Santoso, “Teologi Politik Gus Dur, “ (Yogyakarta: Ar-Ruzz,

2004), menjelaskan tentang pola relasi antara agama dengan negara atau

politik dalam berbagai perspektif yang di dalamnya banyak menyinggung

tentang peta pemikiran politik Gus Dur. Sebagaimana tentang sekularisasi

Islam yang menurut Gus Dur, bahwa agama dan negara tidak boleh dipisahkan

akan tetapi harus dibedakan. Agama adalah salah sesuatu yang sakral

sedangkan politik adalah profan, ketika sesuatu yang sakral (agama)

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 24: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

6

diformalisasikan akan berujung pada pelanggaran hak-hak yang paling asasi

pada manusia khususnya non-muslim.

Mujamil Qomar, “NU Liberal,” (Jakarta: Mizan, 2003), adalah

merupakan sebuah tesis yang kemudian menjadi buku yang cukup

menghebohkan. Didalamnya berisi tentang sejumlah tokoh-tokoh NU yang

dianggapnya memiliki gagasan-gagasan yang liberal, termasuk di dalamnya

K.H. Abdurrahman Wahid. Mujamil Qomar (2003: 168-174) menemukan

setidak-tidaknya ada 6 (Enam) gagasan liberal K.H. Abdurrahman Wahid,

yaitu yang berkaitan dengan wacana kesempurnaan Islam, sikap orang

Yahudi-Nasrani dan konsep kafir, wawasan keadilan dan pluralisme, martabat

wanita dan pribumisasi Islam.

M. Hanif Dhakiri, “41 Warisan Kebesaran Gus Dur,” (Yogyakarta:

LkiS, 2010), buku ini menjelaskan tentang kebesaran-kebesaran Gus Dur yang

berjumlah sedikitnya 41 warisan kebesaran Gus Dur diantaranya yaitu:

pluralisme, liberalisme dan humanisme.

Adapun literatur buku tentang pluralisme adalah sebagai berikut:

Dr. Anis Malik Thoha, “Tren Pluralisme Agama,” (Jakarta: Perspektif,

2005), yang menjelaskan tentang definisi, sejarah perkembangan, dan latar

belakang pluralisme. Kemudian menjelaskan tentang tren-tren pluralisme dan

dasar-dasarnya. Serta implikasi dan konsekuensi pluralisme agama saat ini.

Nurcholis Madjid dkk, “Passing Over: Melintasi Batas Agama,”

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1998), buku tersebut merupakan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 25: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

7

kumpulan tulisan yang ditulis oleh beberapa Penulis, yang menjelaskan

tentang pluralisme dan hubungan antar agama.

Elza Peldi Taher, “Merayakan Kebebasan Beragama: Bunga Rampai

70 tahun Djohan Effendi,” (Jakarta: ICRP, 2009), yang menjelaskan tentang

pluralisme agama, toleransi, dan dialog antar agama. Dimana dalam buku ini

sebagai salah satu apresiasi dan bentuk persembahan kepada Djohan Effendi

atas sumbangsihnya.

Selain literatur yang tersebut diatas, ada beberapa literatur berupa

skripsi yang bisa dijadikan rujukan maupun perbandingan dalam pembahasan

skripsi ini, walaupun tidak secara spesifik membahas tentang Politik Kultur

(Cultural Politics), akan tetapi cukup menjadi rujukan dalam penyusunan

skripsi ini.

Adapun skripsi yang membahas tentang politik Gus Dur. Di antaranya

skripsi yang berjudul: “K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Sebagai

Political Man (Studi Ketokohan Gus Dur Tahun 1999-2000)”, dalam skripsi

ini membahas tentang ide-ide interaksi sosial politik Gus Dur sebagai Political

Man dan bagaimana ketokohan Gus Dur dalam dunia politik di Indonesia.2

Skripsi yang berjudul: “Orientasi Kiri Islam Pemikiran Politik

Abdurrahman Wahid (Gus Dur)”, dalam skripsi ini membahas tentang

indikator pemikiran politik Gus Dur, sehingga dapat digolongkan kedalam

2 Moh. Ishamuddin, Jurusan Jinayah Siyasah Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2010.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 26: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

8

mainstream tokoh kiri Islam dan basis gagasan kiri Islam Gus Dur dalam

pemikiran politiknya.3

E. Kerangka Teoritik

Untuk memecahkan persoalan atau menjawab pokok-pokok masalah

yang Penulis kemukakan di atas, maka diperlukan pemaparan kerangka dan

landasan teori untuk mengarah pada suatu tujuan yang jelas.

Dalam sebuah negara demokrasi4, disyaratkan adanya (1) open-class

society, (2) communicative society, (3) mass comsumption society, (4)

pluralist society5 dan dijaminnya kebebasan individu untuk melaksanakan

hak-haknya. Sebagaimana dikatakan oleh S. I Benn dan R. S. Paters;

…that they suggest some of egalitarianism…a person as “Democratic” meant that he was “a person of simple and friendly spirit and genial manners. ‘a good mixer and who’, whatever his wealth or status, makes no assumption of superiority”.6

3 Nur Hatta, Jurusan Aqidah Dan Filsafat Fakultas Ushuluddin, Studi Agama, Dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008. 4 Demokrasi muncul sejak dikeluarkannya demokratia pada abad kelima SM untuk

menerangkan sistem demokrasi yang berlaku di negara-kota Yunani-Kuno. Istilah ini berasal dari 2 kata yaitu “Pemerintahan (Kratia) dan rakyat (Demos)”. Syamsuddin Haris, Demokrasi Di Indonesia: Gagasan dan Pengalaman, cet. I, (Jakarta: LP3ES, 1995), hlm. 4. Secara umum demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Perdebatan yang timbul dan sangat kuno adalah demokrasi langsung atau demokrasi perwakilan. Pengertian demokrasi mengalami perkembangan karena negara-kota telah punah dan muncullah negara-bangsa, sementara dalam transformasi demokrasi kedua ini, gagasan demokrasi telah dipindahkan dari negara-kota menuju negara-bangsa (Nation-State) yang skalanya jauh lebih luas. Transformasi inilah yang menyebabkan timbulnya seperangkat lembaga politik yang baru. Kumpulan lembaga baru inilah yang secara keseluruhan sekarang dinamakan ‘Demokrasi’. Robert Dahl, Demokrasi Dan Para Pengkritiknya, alih bahasa Tim Yayasan Obor Indonesia, Jilid I, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1992), hlm. 4.

5 Kuntowijoyo, Demokrasi dan Budaya Birokrasi, cet. I, (Yogyakarta: Bentang, 1994) hlm. 76.

6 S.I. Benn dan R.S. Paters, The Principle of Political Thought, (New York: Colliers Book, 1959), hlm. 394.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 27: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

9

Dan yang paling penting adalah pluralist society dalam artian bahwa

harus ada persamaan (equality) diantara mereka dan tidak ada diskriminasi.7

Pra-syarat menjadi negara demokratis sudah terpenuhi dalam negara

Indonesia atau paling tidak bahwa demokrasi yang diasumsikan oleh Robert

Dahl sudah bisa dipraktekkan dalam negara kesatuan Republik Indonesia ini,

sebab Indonesia merupakan nation-state yang sangat luas.8

Dalam suasana demokratis, kebebasan, perbedaan pendapat sangat

dihormati demi kemajuan dan tujuan yang dituntut oleh warga negara. Konsep

saling mengawasi dan berkompetensi dijunjung tinggi, Sartori mengatakan:

“Demokrasi adalah suatu sistem politik, dimana pengaruh kelompok mayoritas dijamin oleh kelompok minoritas yang dipilih dan berkompetisi dan kepadanyalah sistem ini dipercayakan.”9

Negara Indonesia, sebagaimana yang diketahui, berasaskan pancasila,

bersistemkan demokrasi, dan bersemboyankan “Bhinneka Tunggal Ika” yang

berarti “Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu Jua”. Dimana Negara Indonesia

sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan, yang terdiri dari

7 Prinsip persamaan (Equality) inilah yang menjadi fokus penting dalam negara

demokrasi. Harvey Whecler, Democracy in Revolutionary Era: The Political Order Today, (Hammorsworth: Penguin Book, 1971), hlm. 68. Sementara Kai Nielsen tidak memasukkan persamaan (Equality) itu sebagai syarat tersendiri akan tetapi secara tidak langsung jika kebebasan (Egalitarianism) sudah menjadi pra-syarat maka secara otomatis equality sudah menjadi bagiannya karena persamaan dan kemerdekaan merupakan bentuk final untuk menghadapi egalitarianism. Kai Nielsen, Equality and Liberty: A Defence of Radical Egalitarianism, (New Jersey USA: Rowman & Allandheild Publishers, 1985), hlm. 281.

8 Nation-state merupakan transformasi kedua “Demokrasi” yang menghasilkan tradisi Republikanisme, Perwakilan, dan Logika Persamaan. Robert Dahl, Demokrasi Dan Para Pengkritiknya, alih bahasa Yayasan Obor Indonesia, Jilid I, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1992), hlm. 24. Sebenarnya perdebatan tentang nation-state sudah usang, apalagi pada masa sekarang dimana nation-state merupakan motor dari pengrusakan dan penghancuran dunia modern. Padahal munculnya nation-state adalah sebuah upaya untuk masuk ke dalam alam modern.

9 S.P. Varma, Teori Politik Modern, alih bahasa, Yohanes Kristianto SI dkk, cet. III, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 217.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 28: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

10

beraneka ragam suku, agama, budaya, ras, bahasa, dan masih banyak lagi.

Disinilah K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memaparkan arti penting dari

sebuah kata pluralisme.

Adapun teori yang digunakan Penulis yaitu teori yang dikemukakan

oleh Stament, Penulis akan menjelaskan dalam bentuk kerangka konsep

sebagai berikut:

F. Metode Penelitian

Metode adalah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.

Maksudnya supaya kegiatan praktis terlaksanakan secara rasional dan terarah,

agar mencapai hasil maksimal.10 Metode penelitian merupakan cara utama

yang dipakai untuk mencapai tujuan, mengisi serangkaian hipotesa dengan

alat-alat tertentu. Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di atas

penyusun menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

10 Anton Bakker, Metode-metode Filsafat (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986) hlm. 10.

Kerangka Konsep Tindakan Politik Gus Dur

Sistem Politik Sistem Nilai

Budaya / Simbol Ide-ide Politik

Disimpulkan Dipolitisasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 29: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

11

1. Jenis Penelitian

Metode atau cara dalam penyusunan proposal ini adalah penelitian

pustaka (Library Research) dengan menggunakan data-data atau informasi

yang diperlukan berdasarkan literatur atau rujukan yang bersifat primer

dan sekunder. Literatur primer yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

karya-karya K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), baik dalam bentuk

buku, jurnal, dll. Sedangkan literatur sekunder merupakan literatur

pembantu yang merupakan karya-karya orang lain yang membahas tentang

K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), baik berupa buku, artikel, seminar,

atau dialog yang berkaitan dengan penelitian pembahasan skripsi ini.

2. Sifat Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun menggunakan penelitian

yang bersifat deskriptif analisis,11 deskriptif yaitu menggambarkan serta

menguraikan secara tepat tentang pemikiran atau konsep tokoh tersebut.

Sedangkan analisis yaitu jalan untuk memperoleh ilmu pengetahuan baik

melalui jalan primer atau sekunder.

3. Pendekatan Masalah

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

pendekatan Politik Kultur (Cultural Politics). Pendekatan Politik Kultur

(Cultural Politics) dimaksudkan sebagai pendekatan dengan menggunakan

diagnosa dan analisa dari definisi tentang Politik Kultur itu sendiri.

11 Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. III (Jakarta: UI Press, 1986)

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 30: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

12

4. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif yang menggunakan pola deskriptif analisis,12 yaitu

data yang diperoleh dari responden, baik yang berupa lisan ataupun

tulisan, dan perilaku nyata yang dapat dipelajari secara utuh.

Metode kualitatif ini juga tidak semata-mata bertujuan untuk

mengungkap kebenaran belaka, akan tetapi juga untuk memahami apa

yang menjadi latar belakang hal tersebut.

G. Sistematika Pembahasan

Suatu penelitian, sangat diperlukan sekali yang namanya sistematika

pembahasan, agar penelitian tersusun secara sistematis dan terkait antar bab

satu dengan bab yang lainnya. Dalam isi pembahasan skripsi ini, Penyusun

membagi menjadi lima bab, yang mana masing-masing bab terdiri dari

beberapa sub. Adapun sistematika pembahasan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

Bab Pertama, yaitu pendahuluan yang berisi tentang Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Telaah

Pustaka, Kerangka Teoritik, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

Bab Kedua, yaitu Biografi K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang

akan menguraikan tentang Riwayat Hidup, Karier Gus Dur Serta Perjalanan

Intelektualnya, Dan Karya-karyanya.

12 Ibid., hlm. 250.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 31: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

13

Bab Ketiga, pada bab ini penyusun akan menguraikan tentang

Pluralisme Sebagai Politik Kultur K.H. Abdurrahman Wahid yang terdiri dari

tiga Sub-Bab, yaitu: Pertama, Pengertian Politik Kultur. Kedua, Bentuk Politik

Kultur K.H. Abdurrahman Wahid. Dan ketiga, Nilai Pluralisme Sebagai

Politik Kultur K.H. Abdurrahman Wahid.

Bab Keempat, yaitu Analisis Pluralisme Sebagai Politik Kultur K.H.

Abdurrahman Wahid, dimana dalam Bab ini akan menganalisis tentang

Bentuk Politik Kultur dan Pluralisme Sebagai Nilai Politik Kultur K.H.

Abdurrahman Wahid.

Bab Kelima, yaitu kesimpulan yang dapat diambil dari pemaparan-

pemaparan yang dijelaskan pada bab pertama sampai pada bab keempat.

Kesimpulan ini sekaligus merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan

pada rumusan masalah, untuk kemudian menjadi pijakan dalam memberikan

saran-saran yang dibutuhkan.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 32: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian antara

budaya politik (Political Culture) dengan politik kultur atau politik budaya

(Cultural Politics) sangat berbeda. Adapun Pengetian diantara keduanya yaitu:

1. Budaya Politik yaitu suatu hal yang melatarbelakangi terbentuknya suatu

pemikiran dari seorang tokoh dalam merealisasikan ide-ide politiknya.

2. Sedangkan Politik Kultur atau Politik Budaya yaitu nilai yang digunakan

seorang tokoh dalam merealisasikan ide-ide politiknya.

Sedangkan pengertian pluralisme yaitu:

Pluralitas berasal dari kata plural yang mempunyai jamak, lebih dari

satu. Pluralis kategori jumlah yang menunjukkan lebih dari satu atau lebih dari

dua, bahan yang mempunyai dualis. Pluralisme adalah keadaan masyarakat

yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya), meliputi

kebudayaan dengan berbagai ragam dan perbedaan di dalam sebuah

masyarakat. Dalam hal ini tentang pluralitas keberagaman dan keterbudayaan

yang berkembang di Indonesia.

Sedangkan secara etimologis, pluralisme memiliki banyak arti, tetapi

pada dasarnya memiliki kesamaan makna. Sebagian ada yang mengatakan

bahwa pluralisme adalah sebuah pengakuan akan hukum Tuhan yang

menciptakan manusia yang tidak hanya terdiri dari satu kelompok, suku,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 33: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

87

warna kulit, dan agama saja. Jadi, menurut pengertian ini, pluralisme

mengakui perbedaan-perbedaan sebagai sebuah realitas yang pasti ada di mana

saja.

Ketika hak kaum minoritas ditindas oleh kaum mayoritas, Gus Dur

selalu membawa ke arah yang lebih baik serta membela kaum minoritas.

Gus Dur selalu mengajarkan bahwasannya suatu perbedaan adalah rahmat

bukan suatu alasan menuju perpecahan. Disinilah terbukti bahwa Gus Dur

selalu membawa suatu nilai untuk dipolitisasi dengan ide-ide politiknya.

Gus Dur beranggapan bahwa untuk menjadi Presiden atau Wakil Presiden

tidak hanya berdasarkan pada jenis kelamin saja, melainkan lebih

ditekankan pada kemampuan seorang pemimpin bangsa dalam

mengemban amanat rakyat dan membawa bangsa Indonesia lebih baik

kedepannya.

B. Saran-Saran

Setelah berusaha dengan semampu dan sekuat tenaga yang penyusun

miliki dalam membahas pluralisme sebagai politik kultur K.H. Abdurrahman

Wahid. Maka penyusun ingin menyampaikan beberapa poin yang diharapkan

akan mempunyai manfaat-manfaat di masa-masa yang akan datang demi

terciptanya masyarakat yang bermoral dan bermartabat, saran-saran tersebut

adalah:

1. Pluralisme yang dikembangkan oleh Gus Dur seharusnya dipahami

sebagai suatu bentuk kekeluargaan yang erat, toleran dan menghargai

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 34: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

88

kaum minoritas, bukan pluralisme yang mempunyai faham bahwa semua

agama itu sama.

2. Pluralisme agama merupakan suatu keniscayaan dan tidak bisa

dipaksakan, mengingat keyakinan berasal dari hati setiap umat manusia

dan setiap umat manusia berhak untuk memeluk agama dan

kepercayaanya sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

3. Berpolitik secara humanis merupakan hal yang patut diperhatikan dan

dilaksanakan. Hindarilah berpolitik hanya untuk kepentingan golongan

apalagi kepentingan pribadi. Politik adalah menggunakan suatu nilai atau

ide-ide politik dengan tujuan untuk saling menghormati, saling

menghargai, dan toleran antar umat bukan untuk menindas antar umat satu

dengan yang lain.

4. Persatuan dan kesatuan untuk menghadapi penindasan harus tetap

dilakukan secara bersama dan tidak melihat kepentingan orang-perorang.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 35: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

89

DAFTAR PUSTAKA

A. Kelompok Al-Qur’an

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya,

Semarang: Thoha Putra, 1990.

B. Kelompok Hadis

Sayyid Qutb, Fi Dilal Al-Qur’an, Cairo, Beirut: Dar al-Suruq.

Shahih al-Bukhari, Surabaya: Ahmad Nabhan, t.t.

C. Kelompok Buku

Abdurrahman Nusantari, Ummat Menggugat Gus Dur, Menelusuri Jejak Penentang Syariat, Bekasi-Jawa Barat: Aliansi Pecinta Syariat, 2006.

Abdurrahman Wahid, “Development by Developing Our Selves,” 1979.

________________, Bunga Rampai Pesantren: Kumpulan Karya Tulis Abdurahman Wahid, Jakarta: CV. Dharma Bhakti, 1978.

________________, Islam Kosmopolitan: Nilai-nilai Indonesia dan Transformasi Kebudayaan, Jakarta: The Wahid institute, 2007.

________________, Islamku Islam Anda Islam Kita, Jakarta: The Wahid Institute, 2006.

________________, Muslim Di Tengah Pergumulan, Jakarta: Lappenas, 1983.

________________, Pergulatan Negara, Agama dan Kebudayaan, Depok: Desantara, 2001.

________________, Tabayun Gus Dur: Pribumisasi Islam, Hak Minoritas, Reformasi Kultural, Yogyakarta: LKiS, 1998.

________________, Tuhan Tidak Perlu Dibela, Yogyakarta: LKiS, 1999.

________________, Membaca Sejarah Nusantara: 25 Kolom Sejarah Gus Dur, Yogyakarta: LkiS, 2010.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 36: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

90

________________, Menggerakkan Tradisi: Esai-esai Pesantren Yogyakarta: WS, 2001.

________________, Kiai Nyentrik Membela Pemerintah, Yogyakarta: LkiS, 1997.

________________, Prisma Pemikiran Gus Dur, Yogyakarta: LkiS, 1999.

K.H. Abdurahman Wahid, dkk., Islam Tanpa Kekerasan, Yogyakarta: LkiS, 1998.

Anton Bakker, Metode-metode Filsafat Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986.

Greg Barton, Biografi Gus Dur, The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid, Yogyakarta: LKiS, 2002.

H. Fuad Anwar, Melawan Gus Dur, Yogyakarta: Pustaka Toko Bangsa, 2004.

Kuntowijoyo, Demokrasi dan Budaya Birokrasi, cet. I, Yogyakarta: Bentang, 1994.

Moh. Ishamuddin, Jurusan Jinayah Siyasah Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010

Muhammad Ali, Teologi Pembebasan Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan, Jakarta: Penerbit Kompas, 2003.

Muhammad Koderi, “Bolehkah Wanita Menjadi Imam Negara,” Jakarta: Gema Insani, 1999.

Ng. Al-Zastrouw, Gus Dur Siapakah Sampeyan?, Jakarta: Erlangga, 1999.

Nur Hatta, Jurusan Aqidah Dan Filsafat Fakultas Ushuluddin, Studi Agama, Dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008

Nurcholis Madjid, dkk., “Passing Over: Melintasi batas Agama,” Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998.

Qadri Azizi, Eklektisisme Hukum Nasional, Kompetisi Antara Hukum Islam dan Hukum Umum, cet. Ke-1, Yogyakarta: Gama Media, 2002.

Robert Dahl, Demokrasi Dan Para Pengkritiknya, alih bahasa Tim Yayasan Obor Indonesia, Jilid I, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1992.

S.I. Benn dan R.S. Paters, The Principle of Political Thought, New York: Colliers Book, 1959.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 37: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

91

S.P. Varma, Teori Politik Modern, alih bahasa, Yohanes Kristianto SI dkk, cet. III, Jakarta: Rajawali Pers, 1992.

Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. III, Jakarta: UI Press, 1986

Syaifullah Ma’shum, Karisma Ulama, Kehidupan Ringkas 26 Tokoh NU, Bandung: Mizan, 1998.

D. Kelompok Kamus

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Kamus Politik CB. N. Marbun, SH., Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.

E. Kelompok Internet Dan Surat Kabar

http://artikeltopikconanda.wordpress.com tanggal akses 4 Januari 2010

Kompas, 18 Juli 2005

Kompas, 5 Agustus 2005

Majalah Prisma No. 5 tahun 1978

Tomy Su, “Pasang Surut Tahun Baru Imlek,” Kompas, 8 Februari 2005

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 38: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 39: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)

Page 40: PLURALISME SEBAGAI POLITIK KULTUR K.H. ABDURRAHMAN …

LAMPIRAN II

CURRICULUM VITAE

Data Pribadi:

Nama : Riza Apriliana

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 21 April 1988

Alamat : Jl. Semangu RT. 02 RW 01 Blok Balai Desa

Blimbing-Paciran-Lamongan-Jawa Timur 62264

Nama Ayah : Munawardji

Nama Ibu : Umiyatik

Alamat : Jl. Semangu RT. 02 RW 01 Blok Balai Desa

Blimbing-Paciran-Lamongan-Jawa Timur 62264

Motto : Berusahalah dengan sungguh-sungguh dan

sertailah dengan do’a

Riwayat Pendidikan Formal:

1. MIM 04 Blimbing-Paciran-Lamongan 1994-2000

2. SMP M 12 Sendangagung-Paciran-Lamongan 2000-2003

3. MA Al-Ishlah Sendangagung-Paciran-Lamongan 2003-2006

4. Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2007-2011

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (26.07.2019)