Plasmodium Malariae
-
Upload
alejandro-jones -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
description
Transcript of Plasmodium Malariae
Definisi Plasmodium Malaria
Plasmodium malariae adalah penyebab malaria malariae atau malaria kuartana, karena
serangan demam berulang pada tiap hari keempat.
Distribusi geografis
Penyakit malaria kuartana meluas meliputi daerah tropic maupun daerah subtropik, tetapi
frekuensi penyakit ini di beberapa daerah cenderung rendah.
Morfologi dan daur hidup
Daur praeritrosit pada manuisa belum perna ditemukan. Inokulasi sporozoit Plasmodium
malariae manusia pada simpanse dengan tusukan nyamuk Anopheles membuktikan adanya
stadium praeritrosit Plasmodium malariae. Parasit ini dapat hidup pada simpanse yang
merupakan hospes reservoir yang potensial. Plasmodium rodhaini yang hidup pada simpanse
sinonim dengan Plasmodium malariae pada manusia.
Skizon praeritrosit menjadi matang 13 hari setelah infeksi. Bila skizon matang, merozoit
dilepaskan ke aliran darah tepi, siklus eritrosit aseksual dimulai dengan perioditas 72 jam.
Stadium trofozoit muda dalam darah tepi tidak berbeda banyak dengan Plasmodium vivax ,
meskipun sitoplasmanya lebih tebal dan pada pulasan Giemsa tampak lebih gelap. Sel darah
merah yang dihinggapi Plasmodium malariae tidak membesar. Dengan pulasan khusus, pada sel
darah merah dapat tampak titik – titik yang disebut titik Ziemann. Trofozoit yang lebih tua bila
membulat besarnya kira – kira setengah eritrosit. Pada sediaan darah tipis, stadium trofozoit
dapat melintang sepanjang sel darah merah, merupakan bentuk pita, yaitu bentuk yang khas pada
plasmodium malariae. Butir – butir pigmen jumlahnya besar, kasar dan berwarna gelap. Skizon
muda membagi intinya dan akhirnya membentuk skizon matang yang mengandung rata – rata 8
buah merozoit. Skizon matang mengisi hampir seluruh eritrosit dan merozoit biasanya
mempunyai susunan yang teratur sehingga merupakan bentuk bunga “daisy” atau disebut juga
“roset”.
Derajat parasitemia pada malaria kuartana lebih rendah dari pada malaria yang
disebabkan oleh spesies lain dan hitung parasitnya (parasite count) jarang melampaui 10.000
parasit per mm³ darah. Siklus aseksual dengan periodisitas 72 jam biasanya berlangsung sinkron
dengan bentuk – bentuk parasit di dalam darah. Gametosit P. malariae mungkin dibentuk dalm
alat – alat dalam dan tampak dalam darah tepi telah tumbu sempurna. Makrogametosit
mempunyai sitoplasma yang berwarna biru tua berinti kecil dan padat, mikrogametosit,
sitoplasmanya berwarna biru pucat, berinti difus dan lebih besar. Pigmen tersebar pada
sitoplasma.
Daur sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu rata-rata 26 – 28 hari.
Pigmen di dalam ookista berbentuk granula kasar, berwarna tengguli tua dan tersebar di tepi.
Patologi dan gejala klinis
Masa inkubasi pada infeksi Plasmodium malariae berlangsung 18 hari dan kadang –
kadang sampai 30 – 40 hari. Gambaran klinis pada serangan pertama mirip malaria vivax.
Serangan demam lebih teratur dan terjadi pada sore hari. Parasit Plasmodium malariae cenderung
menghadapi eritrosit yang lebih tua. Kelainan ginjal yang disebabkan oleh Plasmodium malariae
biasa bersifat menahun dan progresif dengan gejala lebih berat dan prognosisnya buruk.
Perjalanan penyakitnya tidak terlalu berat. Anemia kurang jelas dari pada malaria vivax dan
penyulit lain agak jarang. Splenomegali dapat mencapai ukuran yang besar. Parasitemia
asimtomatik tidak jarang dan menjadi masalah pada donor darah untuk transfuse. Nefrosis pada
malaria kuartana sering terdapat pada anak di Afrika dan sangat jarang terjadi pada orang non –
imun yang di infeksi Plasmodium malariae. Semua stadium parasit aseksual terdapat dalam
peredaran darah tepi pada waktu yang bersamaan, tetapi parasitemia tidak tinggi, kira – kira 1%
sel darah merah yang di infeksi. Mekanisme rekurens (relaps jangka panjang) pada malaria
malariae disebabkan oleh parasit di luar eritrosit yang menjadi banyak, stadium aseksual daur
eritrosit dapat bertahan di dalam badan, dalam beberapa hal parasit – parasit ini dilindungi oleh
pertahanan sistem kekebalan selular dan humoral manusia, ada factor evasi, yaitu parasit dapat
menghindarkan diri dari pengaruh zat anti dan fagositosis dan disamping itu bertahannya parasit
– parasit ini tergantung pada variasi antigen yang terus menerus berubah dan dapat menyebabkan
relaps.
Diagnosis
Diagnosis Plasmodium Malariae dapat dilakukan dengan menemukan parasit dalam
darah yang dipulas dengan Giemsa.
Hitung parasit pada Plasmodium malariae rendah, hingga memerlukan ketelitian untuk
menemukan parasit ini. Seringkali parasit Plasmodium malariae ditemukan pada sediaan darah
tipis secara tidak sengaja, pada penderita yang tidak menunjukkan gejala klinis malaria. Berikut
adalah tes pemeriksaan malaria dengan menggunakan pembuatan sediaan tetes darah tebal dan
apusan darah tipis.