Planning and Organizing Manajemen PLS

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kencangnya arus globalisasi saat ini mendorong setiap individu untuk lebih memiliki intelektualitas dan integritas yang tinggi. Pada era globalisasi ini pengaruh teknologi sangat dominan. Hampir disemua aspek kehidupan manusia saat ini,teknologi sangat berperan penting. Dalam berbagai aspek kehidupan khususnya dalam merancang suatu kegiatan manajemen sangat memiliki peran yang sangat dominan. Tidaklah mungkin apabila suatu kegiatan dirancang tanpa sebuah manajemen. Didalam manajemen terdapat beberapa fungsi diantaranya, fungsi perencanaan yang merupakan fungsi awal dalam menyusun sebuah kegiatan. Namun sering kita temukan dalam suatu kegiatan fungsi perencanaan kurang berkembang secara optimal. Salah satu maksud utama perencanaan adalah melihat program- program dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan diwaktu yang akan datang yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik. Selain terdapat fungsi perencanaan, dalam menyusun suatu kegiatan juga harus terdapat fungsi pengorganisasian. Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu kegiatan dapat mencapai tujuannya secara optimal. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka masalah-masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan ? 2. Apa saja macam-macam perencanaan ? 3. Bagaimana langkah-langkah perencanaan ? 4. Bagaimana teori dan konsep perencanaan ? 1

Transcript of Planning and Organizing Manajemen PLS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kencangnya arus globalisasi saat ini mendorong setiap individu untuk lebih memiliki intelektualitas dan integritas yang tinggi. Pada era globalisasi ini pengaruh teknologi sangat dominan. Hampir disemua aspek kehidupan manusia saat ini,teknologi sangat berperan penting.

Dalam berbagai aspek kehidupan khususnya dalam merancang suatu kegiatan manajemen sangat memiliki peran yang sangat dominan. Tidaklah mungkin apabila suatu kegiatan dirancang tanpa sebuah manajemen. Didalam manajemen terdapat beberapa fungsi diantaranya, fungsi perencanaan yang merupakan fungsi awal dalam menyusun sebuah kegiatan. Namun sering kita temukan dalam suatu kegiatan fungsi perencanaan kurang berkembang secara optimal. Salah satu maksud utama perencanaan adalah melihat program-program dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan diwaktu yang akan datang yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik. Selain terdapat fungsi perencanaan, dalam menyusun suatu kegiatan juga harus terdapat fungsi pengorganisasian. Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu kegiatan dapat mencapai tujuannya secara optimal.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka masalah-masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan ?2. Apa saja macam-macam perencanaan ?

3. Bagaimana langkah-langkah perencanaan ?

4. Bagaimana teori dan konsep perencanaan ?5. Apa pengertian organisasi ?

6. Bagaimana struktur organisasi ?

7. Teori planning dan organizing mana yang tepat untuk pendidikan non formal ?1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari perencanaan.2. Untuk mengetahui macam-macam perencanaan.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah perencanaan.

4. Untuk mengetahui teori dan konsep perencanaan.

5. Untuk mengetahui pengertian organisasi

6. Untuk mengetahui struktur organisasi.

7. Untuk mengetahui teori planning dan organizing yang tepat untuk pendidikan non formalBAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanaan

Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. T. Hani Handoko mendefinisikan perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :

1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.

2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.

3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.

4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.

5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.

2.2 Macam-Macam Perencanaan Macam-macam perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi menjadi 2 yaitu :

2.2.1. Perencanaan OrganisasiPerencanaan ini terdiri dari:

1. Perencanaan StrategisRencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.

2. Perencanaan TaktisAdalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus yang lebih spesifik dan nyata 3. Perencanaan OperasionalAdalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat menegah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dn lingkup yang relatif lebih sempit. Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas. Kami menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati pada bagian selanjutnya.

Perencanaan operasional dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Rencana sekali pakai : dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan yang mungkin tidak berulang di masa mendatang

Program : rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar

Proyek : rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program

b. Rencana tetap : dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama suatu periode waktu tertentu

Kebijakan : rencana tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap suatu masalah atau situasi tertentu

Prosedur operasi standar : rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu

Aturan dan peraturan : rencana tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan

2.2.1.1. Kerangka Waktu Perencanaan

1. Rencana Jangka Panjang

Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun, mungkin bahkan beberapa dekade.

2. Rencana Jangka Menengah Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer menengah dan manajer lini.

3. Rencana Jangka Pendek

Seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana jangka pendek, yang memiliki kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana jangka pendek (short-range plan) sangat mempengaruhi aktivitas seharihari manajer. Terdapat dua jenis rencana jangka pendek. Rencana tindakan (action plan) merealisasikan semua jenis rencana. Ketika sebuah pabrik Nissan siap untuk mengganti teknologinya, manajernya memusatkan perhatian mereka pada penggantian peralatan yang ada dengan peralatan baru secepat mungkin dan seefisien mungkin untuk meminimalkan hilangnya waktu produksi. Dalam banyak kasus, hal ini dapat dilakukan dalam beberapa bulan, dan produksi hanya terhenti selama beberapa minggu. Dengan demikian, suatu rencana tindakan mengkoordinasikan berbagai perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu. Sebaliknya rencana reaksi (reaction plan) adalah rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat bereaksi terhadapa situasi yang tak terduga. Di salah satu pabrik Nissan, peralatan baru tiba lebih awal dari yang diharapkan dan manajer pabrik harus menutup produksi lebih cepat dari yang mereka perkirakan. Oleh karena itu, manajer tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang berada di luar kendali mereka dalam cara yang masih memungkinkan tercapainya tujuan.

2.2.2. Perencanaan KontinjensiJenis perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi (contingency planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan alternatif jika suatu rencana tindakan secara tidak terduga tergganggu atau dianggap tidak sesuai lagi.

2.3 Langkah-Langkah Perencanaan1. Penentuan Misi dan Tujuan

Perumusan misi dan tujuan merupakan tanggung jawab kunci bagi seorang manajer. Perumusan ini mencakup pernyataan-pernyataan umum tentang misi, falsafah maksud, dan tujuan organisasi.

2. Pengembangan Profil PerusahaanLangkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi tujuan dan strategi yang ada sekarang., serta merinci kuantitas dan kualitas sumber daya perusahaan yang tersedia3. Analisa Lingkungan EksternalAnalisa ini dilakukan dengan maksud untuk mengidentifikasi beberapa cara dalam perubahan-perubahan lingkungan ekonomi, teknologi, social budaya dan politik yang dapat secara tidak langsung mempengaruhi organisasi.

4. Analisa Internal Perusahaan Analisa ini dilakukan dengan memperbandingkan profil perusahaan dan lingkungan eksternal. Tujuan proses analisa internal di atas adalah untuk mengidntifikasikan kekuatan dan kelemahan strategic yang penting bagi perumusan strategi perusahaan.

5. Identifikasi Kesempatan Dan AncamanIdentifikasi yang meliputi identifikasi tujuan dan strategi, analisa lingkungan serta analisa kekuatan dan kelemahan organisasi dipadukan dalam langkah ke lima : penentuan berbagai kesempatan yang tersedia bagi organisasi dan ancaman-ancaman yang harus dihadapinya.

6. Pembuatan Keputusan StrategikLangkah ini mencakup identifikasi, penilaian dan pemilihan berbagai alternatif strategik.7. Pengembangan Strategi PerusahaanSetelah tujuan jangka panjang dan strategi dipilih dan ditetapkan, organisasi perlu menjabarkannya ke dalam sasaran-sasaran jangka pendek dan strategi operasional.

8. Implementasi StrategiImplementasi berarti peletakkan strategi menjadi kegiatan. Implementasi melibatkan penugasan tangung jawab atas sukses semua atau sebagian strategi kepada karyawan yang sesuai, di ikuti dengan alokasi umberdaya yang dibutuhkan.

2.4 Evaluasi PerencanaanBeberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanan yaitu:1. Kegunaan

Agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana. Fleksibiltas adalah esensi bagi kesuksesan perencanaan strategic. Hal ini memerlukan analisa, peramala, pengembangan rencana dengan mempertimbangkan segala sesuatu dan pem sebagai proses pembuatan perencanaan sebagai proses yang berkesinambungan. Rencana juga memerlukan stabilitas, karena bila rencana terlalu sering berubah para manajer tidak menjadi terbiasa dengan rencana tersebut sebagai suatu peralatan pengoperasian dan menjadi tidak efektif. Di samping itu, perencanaan perlu mempunyai kontinyuitas, agar perencanaan dapat berkesinambungan. Perencanaan yang sederhana juga perlu untuk memberikan cara pencapaian tujuan dengan sedikit mungkin faktor-faktor, kekuatan dan pengaruh dalam situasi serta hubungan antara mereka.2. Ketepatan dan ObyektivitasRencana-rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat.3. Ruang LingkupPerencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan, kepaduan dan konsistensi. Berapa luas cakupan rencana ? menyangkut kegiatan-kegiatan apa saja ? bagaimana kerangka hubungan antar kegiatan ? satuan kerja atau departemen mana yang terlihat ?

4. Efektivitas BiayaEfektivitas biaya perencanaan dala hal ini adalah menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional. Salah satu pedoman penting dalam perencanaan adalah janngan lakukan perencanaan bila hasil-hasil meningkatkan peghasilan atau mengurangi biaya lebih kecil daripada biaya perencanaan dan implementasinya.

5. Akuntabilitas

Ada dua aspke akuntabilitas perencanaan,

1. Tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan

2. Tangung jawab ts implementasi rencana.

Suatu rencana harus mencakup keduanya

6. Ketepatan Waktu Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu.2.5 Teori dan Konsep PerencanaanMenurut Hudson dalam Tanner (1981) teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.1. Teori SinoptikDisebut juga system planning, rational system approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi ; (a) pengenalan masalah, (b), mengestimasi ruang lingkup problem (c) mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, (d) menginvestigasi problem, (e) memprediksi alternative, (f) mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.2. Teori IncementalDidasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.

3. Teori TransactiveMenekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.

4. Teori AdvocacyMenekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy= mempertahankan dengan argumentasi).

Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.

5. Teori Radikal Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan.

Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.

6. Teori SitarMerupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori diatas mempunyai persamaan dan pebedaannya.

persamaannya:1. Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah 2. Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.3. Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.4. Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuanSedangkan Perbedaannya adalah :1. Perencanaan sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah dibandingkan perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.2. Perencanaan incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.3. Perencanaan transactive mengedepankan faktor faktor perseorangan / individu melalui proses tatap muka dalam salah satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.4. Perencanaan advocacy cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek yang mereka ambil dalam perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan social5. Perencanaan Radikal seakan - akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan muncul dengan tiba-tiba (spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan incremental dan sinoptik yang memepertimbangkan aturan aturan yang ada baik akademis/metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.2.6 Pengertian Organisasi

Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum yaitu :

1. Suatu lembaga atau kelompok fungsional

2. Proses pengorganisasian

Jadi yang dimaksud dengan pengorganisasian (organizing) yaitu

1. Proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.

2. Mengatur semua sumber daya tenaga, keuangan sehingga yang bekerja berdaya guna dan menghasilkan guna.

3. Suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

Didalam proses penyusunan struktur organisasi terdapat dua aspek utama yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama.

2. Pembagian kerja merupakan pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggungjawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.

Istialah dalam organisasi dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal seperti :a. Cara manajemen menyusun struktur formal untuk menggunakan cara yang paling efektif sumber daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.

b. Organisasi mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang pada setiap anggota kelompok masing-masing.

c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan. Tugas-tugas dan para karyawan.

d. Para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasiakn wewenang yang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

Tiga langkah prosedur dalam proses pengorganisasian yaitu1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi

2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat dilaksanakan oleh suatu orang

Pengaduan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengoorganisasikan pekerjaan para anggita organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis

Delapan aspek penting dalam proses organisasi adalah

1. Pembagian kerja

2. Departementalisasi

3. Bagan organisasi formal

4. Rantai perintah dan kesatuan pemerintah

5. Tingkat-tingkat hirariki manajemen

6. Saluran komunikasi

7. Penggunaan komite

8. Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindari

2.7 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di anatara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yg berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.

Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut : 1. Strategi organisasi

Untuk mencapai tujuannya. Chandler telah menjelaskan hubugan strategi dan struktur organisasi dalam studinya pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika. Dia pada dasarnya menyimpulkan bahwa struktur mengikuti strategi. Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para manajer bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubah maka struktur organisasi juga berbubah.

2. Teknologi yang digunakan

Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobil yang mempergunakan teknologi industri masal akan memerlukan tingkat standardisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi disbanding perusahaan industry pakaian jadi yang mengutamakan perubahan mode.3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat daam organisasi.Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi.

4. Ukuran organisasi

Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat.

Sedangkan usur-unsur struktur organisasi terdiri dari :

1. Spesialisasi kegiatan

Berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (deparementalisasi).2. Standardisasi kegiatan

Merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.

3. Koordinasi kegiatan

Menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.

4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan

Yang menunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan kepuutusan.

5. Ukuran satan kerja

Menunjukan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.

2.8 Teori-teori Organisasi Teori organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat lebih berhasil bahkan pada gilirannya organisasi dapat mencapai sasaran yang ditetapkan, adapun yang dimaksud masalah itu sendiri adalah segala sesuatu yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.

Masalah yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dari setiap masalah organisasi yang sangat kompleks itu memunculkan berbagai kajian untuk lebih memahami efektifitas organisasi. Dari usaha intelektual itu kemudian berkembanglah berbagai teori organisasi dengan berbagai kaidah dan rumusnya. Ada 9 macam teori organisasi yaitu :1. Teori Organisasi KlasikTeori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi, atau teori struktural. Ada 10 macam prinsip organisasi diantaranya : 1. prinsip penetapan tujuan yang jelas2. prinsip kesatuan perintah3. prinsip keseimbangan4. prinsip pendistribusian pekerjaan5. prinsip rentangan pengawasan6. prinsip pelimpahan wawasan7. prinsip departementasi8. prinsip penetapan pegawai yang tepat9. prinsip koordinasi 10. prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.2. Teori Birokrasi Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:

a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus b. Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung

c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal

e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas

3. Teori Human Relations

Teori ini disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atau the human relations theory. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan manusia secara luas dan secara sempit. Dalam arti luas hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara hubungan seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam suatu situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan suatu kepuasan hati.

4. Teori Organisasi perilaku

Teori ini disebut merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.

5. Teori Organisasi Proses

Suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).

6. Teori Organisasi Kepemimpinan

Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas:

a. Teori Otokratis

b. Teori Demokrasi c. Teori kebebasan (Teory laissez fairre)d. Teori Patnernalisme e. Teori Personal atau pribadi

f. Teori Non-Personal

7. Teori Organisasi Fungsi

Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision making).

8. Teori Pengambilan Keputusan

Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.

9. Teori Kontingensi (TeoriKepentingan)

Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri.

Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.

2.9 Teori Planning dan Organizing Yang Tepat Untuk Pendidikan Non Formal

Dalam kaitannya dengan pendidikan non formal menurut saya teori perencaan yang tepat adalah teori SITAR, yang merupakan gabungan dari beberapa teori (Teori Sinoptik. Teori incremental, teori transactive, teori advocacy, teori radikal). Alasan menggunakan teori ini yaitu karena teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan.

Kelebihan teori ini :

1. Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah

2. Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.

3. Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalampenggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.

4. Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan

Karena teori ini terdiri dari beberapa teori tentu saja mempunyai beberapa kekurangan diantaranya :

1. Perencanaan sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah dibandingkan perencanaanyang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakankomprehensif rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.

2. Perencanaan incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat bertentangan denganperencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.

3. Perencanaan transactive mengedepankan faktor faktor perseorangan / individu melalui proses tatap muka dalamsalah satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan denganperencanaan Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.

4. Perencanaan advocacy cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek yang mereka ambil dalam perencanaanadalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan halkeadilan social

5. Perencanaan Radikal seakan - akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan muncul dengan tiba-tiba (spontan)dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan incremental dan sinoptik yang memepertimbangkan aturan-aturanyang ada baik akademis/metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.

Teori organisasi yang tepat dalam kaitannya pendidikan non formal adalah teori birokasi karena dalam teori ini dijelaskan untuk mencapai tujuan harus menjalankan beberapa strategi yaitu : Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus, bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung, Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal, Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak.

Kelebihan dari teori ini :

1. Kebertanggung Jawaban 2. Banyak memberikan sumbangan kepada teori dalam pengurusan sumber manusia3. Setiap pekerja amat jelas serta tahu kerja dan tugas harian yang patut dilakukan oleh mereka, tanpa perlu bergantung kepada arahan untuk melakukan sesuatu tugas daripada pihak lain.Kelemahan-kelemahan birokrasi terletak dalam hal:1. Penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional2. Terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hirarki3. Kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi4. Berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasiBAB III

PENUTUP

3.1 SimpulanDalam kaitannya dengan pendidikan non formal menurut teori perencaan yang tepat adalah teori SITAR, yang merupakan gabungan dari beberapa teori (Teori Sinoptik. Teori incremental, teori transactive, teori advocacy, teori radikal). Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan. Teori organisasi yang tepat dalam kaitannya pendidikan non formal adalah teori birokasi karena dalam teori ini dijelaskan Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus, Setiap pekerjaan dilaksanakan secara adil tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak.

3.2 Saran Dalam kaitannya dengan penerapan pendidikan non formal maka dirasa perlu untuk menentukan teori mana yang tepat, agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA

T. Hani Handoko, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1984

Prof. Dr. J. Winardi, SE, Manajemen Perilaku Organisasi, Kencana Prenada Media Group, bandung, 2004http://ikaoktaviani1705.blogspot.com/2013/01/teori-teori-pengorganisasian.html

17