BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ......

30
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Sekolah Berbasis Mutu Menurut George R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang- orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. George R. Terry merumuskan fungsi-fungsi manajemennya sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning Penyusunan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk mencapai tujuan. Pola perencanaan menurut George R. Terry sama dengan penjelasan sebelumnya pada perencanaan menurut Henry Fayol. 2). Organizing Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu. Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan pemaduan segala sumberdaya organisasi. Staffing

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ......

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen Sekolah Berbasis Mutu

Menurut George R. Terry manajemen adalah suatu

proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-

orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau

maksud-maksud yang nyata. George R. Terry

merumuskan fungsi-fungsi manajemennya sebagai

POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling)

1). Planning

Penyusunan langkah-langkah yang akan ditempuh

dalam mencapai tujuan. Merencanakan berarti

mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan

matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan

merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang

bermaksuud untuk mencapai tujuan. Pola perencanaan

menurut George R. Terry sama dengan penjelasan

sebelumnya pada perencanaan menurut Henry Fayol.

2). Organizing

Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian

adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang

berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan

dan memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah

tertentu. Dalam pengorganisasian kegiatan yang

dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan

pemaduan segala sumberdaya organisasi. Staffing

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

14

sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan

penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat

dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas

organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin

disini adalah mampu menempatkan the right man in the

right place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-

potensi SDM yang berkualitas dan bertanggungjawab

untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah

menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu,

maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan

seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara

sinergis untuk mencapai tujuan organisasi. Hal-hal

yang perlu dilakukan dalam proses pengorganisasian

sama dengan yang sudah dijelaskan pada

pengorganisasian menurut Henry Fayol

3). Actuating

Menggerakkan (actuating) menurut George R. Terry

berarti merangsang anggota-anggota kelompok

melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan

kemauan yang baik. Actuating artinya menggerakkan

orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau

dengan kesadaran secara bersama-sama untuk

mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal

ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating

adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk

melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas

tesebut, maka manajer mengambil tindakan-

tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership

(kepemimpinan), perintah, komunikasi dan conseling

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

15

(nasehat). Fungsi actuating ini serupa dengan fungsi

commanding menurut Henry Fayol. Adapun cara-cara

pengarahan adalah sebagai berikut:

a. Orientasi, merupakan cara pengarahan dengan

memberikan informasi yang perlu agar supaya

kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Informasi

yang diberikan tersebut berupa:

Tugas itu sendiri

Tugas lain yang ada hubungannya

Ruang lingkup tugas

Tujuan dari tugas

Delegasi wewenang

Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi

kerja

Hubungan antara masing-masing tenaga kerja,

dan seterusnya.

b. Perintah, merupakan permintaan dari pimpinan

kepada orang-orang yang berada dibawahnya untuk

melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu

pada keadaan tertentu.

c. Delegasi wewenang, bersifat lebih umum jika

dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam

pendelegasian wewenang ini, pemimpin

melimpahkan sebagian dari wewenang yang

dimilikinya kepada bawahan. Kesulitan-kesulitan

akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan

kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-

kesulitan dalam menafsirkan wewenang.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

16

4). Controlling

Controlling atau pengendalian atau pengawasan

adalah suatu kegiatan untuk memantau,

membuktikan, dan memastikan seluruh kegiatan yang

telah direncanakan, diorganisasikan, diperintahkan,

dan dikondisikan sebelumnya dapat berjalan sesuai

target atau tujuan tertentu.

Pengawasan harus selalu dilakukan jadi apabila

ada kegiatan penerapan fungsi manajemen dalam

pengolahaan yang diawasi dengan ketat oleh kepala

sekolah dan guru maka akan mengoptimalkan

penggunaan perpustakaan sebagaimana mestinya.

Tetapi jika tidak ada kegiatan pengawasan yang

dilakukan oleh pihak kepala sekolah dan itu pun tidak

setiap hari dilakukan oleh kepala sekolah maka kinerja

tidak dapat optimal.

Sedangkan manajemen sekolah dapat

didefinisikan sebagai pengelolaan sekolah yang

dilakukan dengan dan melalui sumberdaya untuk

mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Dua

hal yang merupakan inti dari manajemen sekolah

adalah aspek dan fungsi. Manajemen dipandang

sebagai aspek, yang meliputi kurikulum, sumber daya

manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan

prasarana, pembiayaan, organisasi dan hubungan

masyarakat. Sedangkan jika manajemen dipandang

sebagai fungsi maka meliputi pengambilan keputusan,

perumusan tujuan, perencanaan, pengorganisasian,

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

17

pengaturan ketenagaan, pengkomunikasian,

pengkoordinasikan, supervisi dan pengendalian.

Dengan konsep manajemen sekolah yang meliputu

aspek dan fungsi seperti tersebut diatas, maka

manajemen sekolah meliputi semua fungsi yang

diterapkan pada semua aspek sekolah, artinya sekolah

menerapkan pengambilan keputusan, perumusan

tujuan, perencanaan, pengorganisasian, pengaturan

ketenagaan, pengkomunikasian, pelaksanaan,

pengkoordinasian, supervisi dan pengendalian pada

semua aspek sekolah yang yang terdiri atas kurikulum,

sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik,

sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi dan

hubungan masyarakat.

Mengingat perubahan terletak pada inisiatif dan

komitmen dari para tenaga kependidikan yang bekerja

di sekolah, maka manajemen yang dimaksud adalah

manajemen yang berpusat pada sekolah atau yang

lebih dikenal dengan Manajemen Desentralistis.

Salah satu bentuk atau konsep dalam penerapan

manajemen desentralistis adalah Manajemen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).

Sebenarnya konsep ini berasal dari Amerika yang

kemudian menyebar di berbagai negara.

Wohlstetter and Smyer (1994: 81) yang

memberikan gambaran dari hasil pengamatan di

Amerika Serikat tentang model-model sekolah sebagai

berikut: Four models of high-performance schools that

advocate restructuring school organizations in various

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

18

ways in order to improve performance. The four models

are Effective Schools, the School Development Program,

Accelerated Schools, and Essential Schools.

Empat model sekolah berkinerja tinggi yang

dibangun organisasi yang bervariasi untuk

meningkatkan kinerja/ prestasi. Empat model adalah

Sekolah efektif. Sekolah pengembangan program,

Sekolah dipercepat. Sekolah sesuai kepentingan

Sekolah dengan Manajemen Mutu Maksimal.

Konsep Manajemen Berbasis Sekolah

dikemukakan oleh Nanang Fattah (2004: 12) yang

mendefinisikan dari Scholl Basic Manajemen yang

dikemukakan oleh Chapman, J, (1990) yaitu suatu

pendekatan politik yang bertujuan untuk meredesain

pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan

kepada Kepala Sekolah dan meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja

sekolah yang mencakup guru, siswa, kepala sekolah,

orang tua siswa dan dan masyarakat (komponen

sumberdaya manusia).

Bedasarkan Wohlstetter and Smyer (1994: 101-

110) macam-macam sekolah berkinerja tinggi atau

penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terdiri dari:

1. Sekolah Efektif (effective Schools)

Manajemen sekolah dengan prinsip utama bahwa

setiap siswa mampu berprestasi. Manajemen

sepenuhnya ditangani di sekolah bekerja sama dengan

komuniti antara orang tua, dan organisasi murid (

sejenis OSIS)

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

19

Masing-masing komunitas tersebut saling

mendukung untuk pencapaian prestasi siswa.

Lingkungan yang memberikan kondisi yang profesional

di seluruh bidang termasuk pengajar, kurikulum,

belajar, peralatan dll. Harapan hendak dicapai adalah

berprestasi akademik siswa.

2. Sekolah pengembangan program (The School

Development Program)

Perencanaan didasarkan pada sekolah pada

umumnya dengan peningkatan pendidikan pada siswa

yang mempunyai penghasilan rendah. Terdapat tiga

persyaratan yang dibutuhkan yaitu:

1) sekolah didirikan dari sebuah tim yang mendirikan

dan mengembangkan sebuah sekolah dari seluruh

komunitas sekolah,

2) mentalitas tim dengan berpedoman pada antisipasi

masalah, mengkreasikan lingkungan, program tim

orang tua murid,

3) keseluruhan itu bekerja sama untuk

mengembangkan sekolah.

3. Sekolah dipercepat (Accelarated Schools)

Sekolah dipercepat yaitu mengkreasikan suatu

sekolah dengan penekanan kinerja dengan sarana yang

memadai. Jika gagal merupakan resiko murid

bersangkutan. Murid sekolah yang dipercepat

memberikan kurikulum yang menantang yang sering

dicadangkan untuk murid yang berbakat.

Dua prinsip yang penting di sekolah yang

dipercepat yaitu:

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

20

1) kemampuan harus bersamaan dengan kemampuan

menanggapi.

2)Staf sekolah harus efektif berubah dan tanggap

dengan perhitungan yang pasti.

Terdapat dua proses yaitu:

1) Arah kemudi yang besar yaitu menentukan

keberhasilan sekolah secara keseluruhan,

2) Arah kemudi kecil menentukan tingkat keberhasilan

di dalam operasionalnya.

d. Sekolah sesuai kepentingan (Essential Schools).

Tenaga ahli membantu siswa menggunakan daya

pikirnya. Tujuan sederhana yang menghubungkan

siswa dengan sejumlah keahlian dan pengetahuan.

Tujuan umum untuk seluruh siswa. Keterlibatan

personalia kepada guru dalam pengajaran mengalami

penurunan, karena guru lebih professional dalam

pengajaran. Siswa dipandang sebagai pekerja lebih

untuk meraih prestasi. Siswa mempertujukkan

kemampuan pengetahuan dan ketrampilan.

Sebenarnya penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah ini merupakan salah satu bentuk

desentralisasi pendidikan. Model ini telah diterapkan di

beberapa negara Amerika, Inggris, Australia, Hongkong,

Jepang dan negara-negara eropa. Desentralisasi di

bidang pendidikan lebih difokuskan dalam

pengambilan keputusan, kewenangan dan

pendelegasian (Umaedi, 2004: 100).

Hasil penelitian tentang dampak penerapan

Manajemen Berbasis Sekolah terhadap mutu

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

21

pendidikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Leithwood dan Menzies (1998) dengan 83 studi

empirikal tentang Manajemen Berbasis Sekolah

menyatakan bahwa penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah terhadap mutu pendidikan ternyata negatif,

"there is virtually no firm".

Sebaliknya, Gaziel (1998) menyimpulkan hasil

penelitian di sekolah-sekolah Esrael bahwa "greater

school autonomy has a positive impact on teacher

motivation and commitment and on the school's

achievement". Pemberian otonomi yang lebih besar

kepada sekolah telah mempunyai dampak positif

terhadap motivasi dan komitmen guru dan terhadap

keberhasilan sekolah.

Selain itu Jemenez dan Sawada (1998)

menyimpulkan bahwa pelibatan masyarakat dan

orangtua siswa mempunyai dampak jangka panjang

dalam peningkatan hasil belajar.

Beberapa waktu belakangan Indonesia telah

mencoba menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah.

Namun dalam kenyataannya banyak hal yang tidak

dapat diterapkan sesuai dengan pengertian Manajemen

Berbasis Sekolah tersebut.

Menurut Nanang Fattah (2004: 71) penerapan

desentralisasi bidang pendidikan tidak sepenuhnya

diserahkan kewewenang, kekuasaan dan tanggung

jawab pada penyelenggara sekolah, namun terdapat

pembagian kewewenangan antara pusat, propinsi,

kabupaten/kota, kecamatan dan sekolah dalam

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

22

mengelola pendidikan. Artinya terdapat visi dan misi

yang perlu dipertahankan untuk menjadi persatuan

dan kesatuan.. Lebih lanjut Nanang Fattah (2004: 12)

menyatakan ”Dengan pengalihan wewenang dalam

keputusan di tingkat sekolah diharapkan sekolah akan

lebih mandiri dan mampu menentukan arah

pengembangan yang sesuai dengan kondisi dan

tuntutan lingkungan masyarakat.

Dari pengertian Manajemen Berbasis Sekolah dan

dilihat dari kondisi beberapa faktor penyelenggaraan di

Indonesia baik dalam kesiapan sumberdaya manusia,

saranaprasarana, keuangan dan lainnya, maka

Manajemen Berbasis Sekolah sepenuhnya tidak dapat

diterapkan. Semenjak adanya perubahan sistem

manajemen terutama dalam sistem pemerintahan maka

berdampak pula pada sistem pendidikan. Sampai saat

ini belum ada strategi manajemen yang tepat

pendidikan di Sekolah. Di lain pihak kesiapan dan

kondisi pendidikan di setiap sekolah sangat bervariasi

mulai yang baik sampai pada sistem yang masih jauh

dari harapan. Sampai saat ini masih dicari suatu

strategi pendidikan yang mampu meningkatkan mutu

pendidikan.

2.2. Manajemen Kesiswaan

Ungkapan manajemen kesiswaan terdiri dari dua

kata yaitu manajemen dan kesiswaan, yang dimaksud

dengan kesiswaan ialah segala sesuatu yang

menyangkut dengan peserta didik atau yang lebih

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

23

populer dengan istilah siswa (Ary, 1996:9).Manajemen

kesiswaan merupakan salah satu bidang oprasional

manajemen berbasis sekolah. Manajemen kesiswaan

adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan

yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk

sampai keluarnya peserta didik tersebut dari satu

sekolah.

Manjemen kesiswaan merupakan suatu proses

pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di

suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan

siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada

di sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan

pendidikannya di sekolah melalui penciptaan suasana

pembelajaran yang kondusif dan konstruktif terhadap

berlangsungnya proses belajar mengajar atau

pembelajaran yang efektif (Frans, 1996:1). Jadi dengan

kata lain bahwa manajemen kesiswaan sekolah bersifat

menyeluruh dari mulai siswa mulai mendaftarkan

sampai pada kelulusan dan bersifat mengikat.

Dengan kata lain manajemen kesiswaan

merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan usaha

kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka

pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.

Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk

pencatatan peserta didik, melainkan mencakup aspek

yang lebih luas yang secara oprasional dapat

membantu upaya pertumbuhan dan pengembangan

peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah

(Mulyasa, 2003:45).

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

24

Manajemen kesiswaan merupakan bagian dari

pengelolaan sekolah seperti halnya pengelolaan

personalia, kurikulum, keuangan, sarana

prasarana,layanan khusus yang dipandang ikut

menentukan mutu pendidikan. Hal ini didasarkan pada

suatu pendapat bahwa pendung utama tercapainya

tujuan pembelajaran adalah yang baik dalam arti

seluas-luasnya (Depdikbud,1995). Berdasarkan hal

tersebut maka pengelolaan kelas merupakan hal yang

penting dalam komponen pendidikan.

2.2.1. Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan

Tujuan umum kegiatan manajemen kesiswaan

adalah mengantur kegiatan-kegiatan agar kegiatan

tersebut mendukung kegiatan Kelompok Belajar

Mengajar (KBM) di sekolah, baik secara proses maupun

hasil akhir sehingga tujuan sekolah dan pendidikan

dapat tercapai.

Fungsi secara umum sebagai wahana pengembang

pengoptimalan segi–segi individualitasnya, segi sosial

dan segi aspiratifnyasegi kebutuhannya dan segi-segi

potensi peserta didik lainnya

2.2.2. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan

a. Manajemen peserta didik dipandang sebagai

keseluruhan dari Manajemen sekolah.

b. Segala bentuk kegiatan manajemen harus

mengemban misi pendidikan dalam rangka

mendidik.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

25

c. Kegiatan-kegiatan haruslah diupayakan

mempersatukan perbedaan yang ada pada diri

siswa

d. Kegiatan manajemen kesiswaan harus mampu

mendorong dan memacu kemandirian siswa.

Atas dasar perbedaan-perbedaan individu maka

secara operasional aktivitas siswa sebaiknya :

a. Didasarkan pada penyelurusan minat dan bakat

b. Dilaksanakan dengan menyadari bahwa setiap

individu anak itu unik dan berbeda.

c. Program secara berkesinambungan.

d. Manajemen kesiswaana dilaksanakan secara

terpadu.

Salah satu manajemen kesiswaan adalah

pengelolaan dalam kelas dimana istilah tersebut

sebagai Classroom Management, itu berarti istilah

pengelolaan identik dengan manajemen. Pengertian

pengelolaan datau manajemen pada umumnya yaitu

kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengkoordinasian, pengawasana, dan

penilaian.

Wilford A. Weber (James M. Cooper, 1995 : 230)

mengemukakan bahwa Classroom management is a

complex set of behaviors the teacher uses to establish

and maintain classroom conditions that will enable

students to achieve their instrucional objectives efficiently

- that will enable them to learn. Definisi di atas

menunjukkan bahwa pengelolaan kelas merupakan

seperangkat perilaku yang kompleks dimana guru

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

26

menggunakan untuk menata dan memelihara kondisi

kelas yang akan memampukan para siswa mencapai

tujuan pembelajaran secara efisien.

Lebih lanjut Wilford mengemukakan mengenai

pandangan- pandangan yang bersifat filosofis dan

operasional dalam pengelolaan kelas

a. pendekatan otoriter : siswa perlu diawasi dan

diatur;

b. pendekatan intimidasi : mengawasi siswa dan

menertibkan siswa dalam cara intimidasi;

c. pendekatan permisif : memberikan kebebasan

kepada siswa, apa yang ingin dilakukan siswa, guru

hanya memantau apa yang dilakukan siswa;

d. pendekatan aresep masakan : mengikuti dengan

tertib dan tepat hal - hal yang sudah ditentukan,

apa yang boleh dan apa yang tidak;

e. pendekatan pengajaran : guru menyusun rencana

pengajaran dengan tepat untuk menghindari

permasalahan perilaku siswa yang tidak diha

rapkan;

f. pendekatan modifikasi perilaku : mengupayakan

perubahan perilaku yang positif pada siswa;

g. pendekatan iklim sosioemosional : menjalin

hubungan yang positif antara guru - siswa:

h. pendekatan sistem proses kelompok/dinamika

kelompok meningkatkan dan memelihara kelompok

kelas yang efektif dan produktif. Dari kedelapan

pendekatan tersebut yang akan

mengoptimalisasikan pengelolaan kelas adalah

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

27

pendekatan modifikasi perilaku, iklim

osioemosional, dan sistem proses

kelompok/dinamika kelompok.

2.3 Strategi Menejemen

2.3.1 Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani, strategos atau

strategus dengan kata jamak strategi, yang berarti cara.

(Alex MA, 2005:457). Menurut istilah, strategi

merupakan rencana dapat dijadkan pegangan dalam

bekerja, berjuang dan berbuat guna memperoleh

kemenangankan dalam bersaing. Syaiful Sagala,

2007:137).

Dalam buku lain dijelaskan bahwa “Strategy is

unified comprehensive and integrated plan that relates

the strategy advantages of the firm to the challenges of

the enterprise and achieve through proper execution by

the organization” (strategi adalah rencana yang

disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan

keunggulan strategi sekolah dengan tantangan

lingkungan yang dirancang untuk memastikan tujuan

utama sekolah dapat dicapai melalui pelaksanaan yang

tepat oleh .(Iwan Purwanto, 2007:74)

Adanya ketidaksepakatan mengenai arti strategi,

tercermin dalam berbagai defenisi yang diajukan oleh

penulis. Hal ini terjadi karena tidak adanya ukuran

yang cukup teliti terhadap batasan pengertian dari

strategi. Di satu pihak menyebutkan strategi adalah

mencakup suatu tujuan dan cara-cara yang

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

28

dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut,

sedangkan di lain pihak strategi itu sendiri hanya

mencakup cara-cara untuk mencapai tujuan

Koontz (1996:11) menyatakan bahwa : “Strategi

adalah menentukan dan mengkomunikasikan melalui

sistem tujuan dan kebijaksanaan yang utama. Strategi

memperlihatkan suatu arah yang terpadu dan

menyiratkan suatu penyebaran tekanan/pergerakan

dan sumber daya. Strategi merupakan kerangka yang

berguna untuk membimbing pemikiran dan tindakan

sekolah.

Anthon R.N. dalam bukunya “Planning and Control

System” yang disadur oleh Koontz (1996:47),

memberikan definisi strategi sebagai berikut : “Strategi

sebagai hasil dari proses penetapan tujuan organisasi,

penetapan mengenai perubahan dalam tujuan itu,

penetapan kebijakan yang akan menguasai perolehan,

penggunaan dan pengaturan sumber daya.” Jelas

bahwa pengertian strategi ini berbeda-beda (tidak ada

kesatuan pandangan). Namun kesukaran tersebut

tidak menjadikan usaha-usaha mencapai definisi yang

diterima umum menjadi berhenti melainkan

bermunculan berbagai definisi lain.

Untuk dapat mencapai tujuan, sekolah harus

menyusun rencana dan strategi pencapaian sasaran.

Kemantapan rencana dan strategi merupakan kunci

bagaimana keuntungan itu akan diperoleh. Tanpa

usaha tersebut tujuan tidak akan tercapai dan bisnis

tidak akan berkembang

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

29

2.3.2 Daya Saing

Daya saing merupakan kegiatan yang dilakukan

secara efisien dan efektif terhadap sasaran yang akan

dicapai secara tepat yang mempunyai tujuan akhir dan

proses pencapaian akhir dalam menghadapai

persaingan. Sumihardjo (2008: 8), memberikan

penjelasan tentang istilah daya saing ini, yaitu: “Kata

daya dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan

(Power), dan kata saing berarti sesuatu yang lain atau

pencapai yang lebih atau beda dengan yang lain dari

segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya

daya saing dapat bermakna kekuatan yang dimiliki oleh

seseorang, instansi atau kelompok untuk berusaha

menjadi lebih dari yang lain atau unggul dalam hal

tertentu baik.

Selanjutnya Sumihardjo (2008: 11),

mengemukakan bahwa “daya saing meliputi: (1)

kemampuan memperkokoh posisi pasarnya, (2)

kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya,

(3) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan

(4) kemampuan menegakkan posisi yang

menguntungkan”. Dari pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa daya saing adalah kemampuan dari

seseorang/kelompok untuk menunjukkan keunggulan

dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan

situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, hasil

kerja yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lainnya.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

30

2.3.3 Keunggulan Strategis

2.3.3.1 Keunggulan Biaya

Dalam srategi keunggulan biaya, suatu lembaga

berusaha menjadi produsen berbiaya rendah dalam

bidangnya. Biaya rendah adalah kemampuan sebuah

unit bisnis atau suatu lembaga untuk merancang,

membuat, dan memasarkan sebuah produk sebanding

dengan cara yang lebih efisien dari pada pesaingnya (

Hunger & Wheelen, 2003).

Dalam konteks lembaga pendidikan keunggulan

biaya yaitu strategi sekolah dalam mengefisienkan

seluruh biaya operasionalnya sehingga menghasilkan

jasa yang bisa dijual lebih murah dibandingkan

pesaingnya. Strategi keunggulan biaya ini berfokus

pada harga, sehingga pada umumnya sekolah tidak

memperhatikan berbagai faktor pendukung dari jasa

atau harga. Hal utama bagi pihak sekolah adalah

menawarkan jasa dengan harga yang sangat bersaing

(Wijaya, 2008). Akan tetapi, dalam menjalankan strategi

ini setiap sekolah perlu menetapkan harga yang paling

tepat sehingga dapat memberikan keuntungan, baik

untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang

(Lubis, 2004). Keunggulan sekolah juga tidak selalu

harus memberikan harga yang selalu murah, namun

sekolah boleh memberikan harga yang lebih tinggi

tetapi pelanggan harus merasakan nilai tambah yang

lebih besar dibandingkan harganya.

Posisi biaya rendah membuat perusahan dalam

hal ini sekolah mampu bertahan terhadap persingan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

31

harga yang terjadi. Karena pembeli hanya dapat

menggunakan kekuatannya untuk menekan harga

sampai tingkat harga yang paling efisien. Jika sekolah

dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan

biaya menyeluruh, sekolah ini akan menjadi sekolah

yang prestasinya di atas rata-rata dalam bidang

pendidikan jika ia dapat mengatur agar harganya

setingkat atau mendekati harga rata-rata dalam

bidangnya. Dengan harga setara atau sedikit lebih

rendah dari pada harga pesaingnya, posisi biaya rendah

dari sekolah yang unggul biaya ini akan terwujud

dalam bentuk keuntungan yang lebih tinggi (Porter,

2007).

2.3.3.2. Keunggulan Pemasaran Jasa

Pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi

sekolah yang dapat dikontrol oleh sekolah dalam

melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan

dipakai untuk memuaskan konsumen.

Bauran pemasaran jasa merupakan unsur-unsur

pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir

dan digunakan dengan tepat sehinga sekolah dapat

mencapai tujuan pemasaran yang efektif, sekaligus

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Bauran pemasaran jasa pendidikan oleh Koes

(2008) dalam Alma dan Hurriyati (2008:303-325)

adalah konsep 7P yang terdiri atas 4P tradisional dan

3P yang diperluas yaitu :

1) Produk atau jasa yang ditawarkan kepada siswa

adalah reputasi, prospek dan variasi pilihan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

32

2) Harga dalam kontes jasa pendidikan merupakan

seluruh biaya yang dikeluarkan oleh siswa untuk

mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan oleh

suatu jasa pendidikan. Penetapan harga (SPP, biaya

pembangunan, biaya laboratorium), adalah elemen

harga jasa pendidikan, pemberian beasiswa,

prosedur pembayaran dan syarat cicilan

3) Lokasi adalah tempat jasa pendidikan yang akan

mempengaruhi preferensi calon pelanggan dalam

menentukan pilihannya. Lokasi perlu

mempertimbangkan lingkungan dimana lokasi itu

berada. Dekat dengan pusat kota atau perumahan,

kondisi lahan parkir, lingkungan belajar yang

kondusif dan transportasi. Selain lokasi secara fisik,

jasa pendidikan juga dapat dijangkau secara virtual

melalui internet.

4) Promosi yang dapat dilakukan jasa pendidikan

adalah periklanan (iklan TV, radio, spot dan

billboard), promosi penjualan melakukan kontak

langsung dengan calon siswa dan melakukan

kegiatan hubungan masyarakat.

5) Sumber daya manusia atau people adalah semua

orang atau perilaku yang terlibat dalam proses

penyampaian jasa kepada konsumen serta

mempengaruhi persepsi konsumen, seperti para

personel penyedia jasa, pelanggan dan para

pelanggan lain yang terkait dengan jasa tersebut.

Sumber daya manusia dalam jasa pendidikan,

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

33

dikelompokkan menjadi 3 yaitu administrator, guru

dan karyawan.

6) Bukti fisik atau sarana dan prasarana merupakan

suatu lingkungan dimana siswa dapat berinteraksi

dan terdapat komponen tangible (berwujud) yang

mendukung kinerja atau komunikasi dari jasa

pendidikan, seperti gaya bangunan, fasilitas

penunjang (kelengkapan sarana pendidikan,

peribadatan, olahraga dan keamanan).

7) Proses atau manajemen layanan merupakan suatu

prosedur, mekanisme dan serangkaian kegiatan

untuk menyampaikan jasa dari produsen kepada

konsumen. Proses ini sangat berkaitan dengan

sumber daya manusia yang akan menyampaikan

jasa kepada konsumen. Proses atau manajemen

layanan merupakan serangkaian kegiatan yang

dialami siswa selama dalam pendidikan seperti

proses belajar mengajar, ujian dan lainnya.

2.3.3.3. Diferensiasi

Strategi generik yang ke dua adalah diferensiasi.

Diferensiasi adalah salah satu strategi organisasi yang

memberikan perbedaan yang lebih unik dari pada

pesaing, sehingga dengan perbedaan itu konsumen

memiliki nilai yang lebih tinggi (Thompson dan

Strickland, 1998). Diferensiasi terutama pada produk

sangat penting karena persaingan yang ketat pada

dunia pendidikan sekarang menuntut untuk

melakukan berbagai strategi guna menciptakan produk

yang dapat diterima baik oleh konsumen dan tidak

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

34

kalah bersaing dengan produk lainnya. Dasar

pemikiran strategi diferensiasi menuntut sekolah untuk

memiliki keistimewaan yang bisa membedakan dirinya

dari para pesaing. Misalnya kualitas kinerja, layanan

yang lebih baik, merek yang lebih unggul, gaya dan

rancangan, inovasi produk dan sebagainya (Wijaya,

2008).

Untuk tercapainya difrensiasi yang lebih baik dari

pada pesaingnya maka diperlukan biaya yang sangat

mahal (Porter, 2007). Sebab, dengan melakukan

difrensiasi atau menjadi berbeda maka lembaga

tersebut akan memberikan sesuatu yang bernilai.

Itulah alasan untuk membayar sebuah produk atau

jasa dengan harga yang tinggi. Harga tinggi untuk

sebuah produk yang ditawarkan menunjukan bahwa

produk tersebut sangat bernilai. Dengan adanya

konteks di atas, maka pelanggan akan bersedia

membayar dengan harga yang tinggi untuk produk atau

jasa yang terdiferensiasi karena sesuatu yang

ditawarkan oleh sekolah benar-benar berbeda dan unik

serta tidak ada kemungkinan untuk ditemukan hal

sejenis pada sekolah lainnya (Hitt ddk 1997). Untuk itu

sekolah yang menerapkan strategi diferensiasi dengan

beban yang tinggi atas produknya harus menyediakan

segala hal dengan kualitas yang tinggi sehingga

pelanggan merasa puas dengan layanan sekolahnya.

Keberhasilan sekolah yang dilihat dari strategi

diferensiasi yaitu pada kurikulum, program pendidikan,

fasilitas, kemudahan askes, proses pendidikan dan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

35

layanan pendidikan. Semakin banyak aspek yang

dimiliki tentu memperkuat struktur lembaga

pendidikan secara maksimal.

Sekolah kemudian melakukan difrensiasi untuk

membuatnya terus unggul. Mendapat kepercayaan dan

kesetiaan dari pelanggan, mendapatkan hasil yang

lebih besar dari biaya diferensiasi serta mencegah para

pesaing mengembangkan cara untuk meniru hal unik

yang diterapkan (David 2008 dan Tjiptono, 2000).

Hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan

sekolah yang menggunakan strategi diferensiasi,

diungkapkan oleh Wijaya (2009) yaitu sekolah harus

memiliki guru dengan tingkat kreatifitas yang tinggi,

fokus sekolah jangka panjang, kerjasama yang tinggi

antara guru yang saling melengkapi, perhatian guru

yang cukup terhadap kualitas dan kuantitas

pendidikan, adanya keseimbangan antara hasil

pendidikan dengan proses pendidikan, dan memiliki

toleransi tinggi terhadap ketidakpastian kondisi di

sekolahnya. Hal ini bertujuan agar sekolah dapat

menikmati hasil dari usaha yang telah dilakukan dan

sekolah benar-benar dianggap unik.

2.3.3.4. Fokus

Strategi generik yang ketiga adalah fokus. Strategi

fokus didasarkan pada pemikiran bahwa suatu

lembaga akan mampu melayani target strateginya yang

sempit secara lebih efektif dan efisien dibandingkan

pesaing yang bersaing lebih luas. Strategi ini menjadi

paling efektif ketika konsumen memiliki persyaratan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

36

yang unik dan ketika lembaga pesaing lainnya tidak

berusaha untuk berspesialisasi dalam target segmen

yang sama (David 2008). Sebagai akibatnya, suatu

lembaga akan mencapai diferensiasi karena mampu

memenuhi kebutuhan target tertentu (Porter 2007).

2.4. Analisis SWOT

Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari

beberapa komponen yang harus dimenej dengan sebaik

mungkin. Analisis SWOT dapat digunakan sebagai

salah satui cara untuk memanage kesiswaan.

Analisis SWOT adalah cara melakukan identifikasi

berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan

strategi. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang

(opportunity). Namun, secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman

(threat), yang diharapkan mampu menyeimbangkan

antara kondisi internal yaitu : kekuatan (strength) dan

peluang (opportunity) dengan kondisi eksternal yaitu :

kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) yang ada,

kemudian di implementasikan dalam matriks SWOT,

untuk mendapatkan strategi terbaik (the best solution).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu

berkaitan dengan visi, misi, tujuan, kondisi sekarang,

kondisi akan datang, strategi dari kebijakan. Dengan

demikian analisis kebijakan dapat dilakukan melalui

faktor-faktor strategi analisis SWOT. Analisis SWOT

yang dilakukan berguna untuk :

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

37

(1). Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal

utama yang berpengaruh,

(2) Membuat ekstrapolasi masa depan dan bahkan

membuat masa depan.

2.4.1 Strength (kekuatan)

Strength (kekuatan) adalah faktor-faktor internal

positif yang berperan terhadap kemampuan sekolah

untuk mencapai misi, cita-cita, dan tujuan organisasi

(Zimmerer, 2002:42). Defenisi tersebut menunjukkan

bahwa sekolah memiliki faktor-faktor yang dapat

membantu sekolah untuk mecapai tujuan sekolah.

Faktor-faktor ini harus benar-benar diketahui oleh

sekolah, agar tidk salah dalam merancang strategi

untuk mecapai visi sekolah.

2.4.2 Weakness (kelemahan)

Weakness (kelemahan) adalah faktor-faktor

internal negatife yang merintangi kemampuan sekolah

untuk mencapai misi, cit-cita, dan tujuan (Zimmerer,

2002:42). Kelemahan (weakness) dari sebuah sekolah

hendaknya dapat diminimalisir, karena bila kelemahan

ini lebih dominan dari kekuatan maka sekolah tudak

akan survive dalam persaingan bisnis. Dengan kata lain

sekolah harus mampu mengidentifikasi kelemahannya

sedini mungkin, agar dapat meminimalkan kelemahan

tersebut dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

38

2.4.3 Opportunity (peluang)

Opportunity (peluang) adalah opsi-opsi eksternal

positif yang dapat dimanfaatkan oleh suatu bisnis

untuk mencapai misi, cita-cita, dan tuannya (Zimmerer,

2002:43). Opportunity (peluang) merupakan lingkungan

luar sekolah, sehingga perusahan tidak dapat

menghilangkan atau menciptakan sebuah peluang.

Sekolah hanya dapat mencari informasi mengnai

peluang-peluang yang ada di pasar. Sekolah yang

pandai melihat dan memanfaatkan peluang dan

memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Oleh

sebab itu, setiap sekolah hendaknya memiliki informasi

yang akurat dan aktual mengenai perkembangan dunia

bisnis.

2.4.4 Threats (ancaman)

Threats (ancaman) adalah kekuatan-kekuatan luar

negatitif yang merintangi kemampuan sekolah untuk

mecapai misi, cita-cita, dan tujuan (Zimmerer,

2002:44). Setiap sekolah akan menghindari ancaman

yang ada, karena ancaman merupakan hal yang dapat

menggagalkan tujuan sekolah. Dengan kata lain setiap

sekolah akan berusaha dan bahkan mungkin

menghilangkan ancaman. Akan tetapi, ancaman dalam

dunia bisnis tidak dapat dihilangkan dan juga tidak

dapat dihindari. Sebuah ancaman hanya dapat

diminimalkan dengan kekuatan (strength) yang dimiliki

sekolah. Sekolah yang mampu menghadapi ancaman

dan dapat bertahan, maka akan menjadi pemenang

dalam persaingan bisnis

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

39

2.5. Kerangka Pikir

Perencanaan strategis bukan merupakan hasil

atau keluaran melainkan suatu proses yang terus

berlangsung. Pemikiran strategis tidak memiliki titik

akhir, dan akibatnya proses perencanaan berlangsung

terus menerus. Salah satu dari proses manajemen

strategis adalah mengenali lingkungan internal sekolah

(Strength-Weakness) dan lingkungan eksternal sekolah

(Oppurtunity-Threat) (Zimmerer,2002:37). Analisis

lingkungan internal (Strength-Weakness) dan

lingkungan eksternal (Oppurtunity-Threat) sekolah

(Analisis SWOT) adalah identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi sekolah

(Rangkuti, 2004:18).

Konsep kerangka berpikir dalam melaksanakan

analisis SWOT pada suatu sekolah digambarkan

sebagai berikut

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

40

Gambar 2.1. Kerangka berpikir:

2.6 Penelitian Yang Relevan

Bahwa masalah yang dihadapi dalam penelitian ini

belum pernah dipecahkan oleh peneliti terdahulu. Jika

penelitian ini pernah dilakukan oleh peneliti lain ada

perbedaan terhadap penelitian yang lain, diantaranya

Angki Kusuma Dewi Program Studi : Magister

Perencanaan Dan kebijakan Publik Universitas

Indonesia, Strategi Peningkatan Mutu Pendikan SMA

Negeri Berprestasi Rendah Di DKI Jakarta. Penelitian

Manajemen kesiswaan Sekolah

Analisis SWOT

Analisis Internal

Analisis Eksternal

Kondisi Sekolah

Strategi Sekolah yang berdaya saing melalui PPDB

Jumlah siswa meningkat

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

41

ini menggunakan analisis SWOT, untuk

mengidentifikasi faktor internal (SO) dan eksternal (WO)

agar dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan serta

peluang dan ancaman yang dimiliki oleh sekolah Hasil

analisis data menyebutkan bahwa sekolah mempunyai

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman

dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, Strategi

WO untuk jangka pendek dan Strategi SO untuk

jangka panjang. Selain itu hipotesa terbukti bahwa

stakeholder penyedia jasa pendidikan cenderung

melihat dirinya lebih baik daripada stakeholder

pengguna jasa pendidikan dan potensi konflik terbesar

yang muncul baik untuk saat ini maupun dimasa yang

datang adalah antara institusi sekolah sebagai

stakeholder penyedia jasa pendidikan dengan

masyarakat sebagai stakeholder pengguna jasa

pendidikan

Misman Strategi Manajemen SMA Plus

Muhammadiyah Kota Medan. Tesis Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2006. Hasil

penelitian menyebutkan bahwa manajemen dalam

bidang kurikulum di SMA Plus Muhammadiyah Kota

Medan bertumpu pada Kurikulum Nasional didukung

dengan kurikulum ISNIUBA yang dikeluarkan oleh

Majelis Dikdasmen Muhammadiyah. Manajemen-

pembelajaran di SMA Plus Muhammadiyah Kota Medan

bermula pada kegiatan perencanaan dimulai dengan

analisis materi pelajaran, menyusun prota,

penyusunan program satuan pengajaran Berta

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI · POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) 1). Planning ... sumber daya manusia atau tenaga, peserta didik, sarana dan prasarana, pembiayaan, organisasi

42

bimbingan dan penyuluhan. Untuk Pengorganisasian

dimulai dengan pembagian tugas mengajar,

penyusunan jadwal, kegiatan perbaikan, kegiatan

pengayaan, dan penjadwalan kegiatan ekstrakunikuler.

Sementara untuk pelaksanaan dimulai dengan

pengaturan kegiatan tahunan, pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, dan kegiatan supervise; sedangkan

pengawasan lebih ditekankan pada pelaksanaan

supervise dan evaluasi. Manajemen kesiswaan

dilakukan dan awal penerimaan dan untuk selanjuinva

dilakukan pembinaan berupa OSIS dan IRM berbasis

pada nilainilai kemuhamadiyahan. Manajemen

kepegawaian diklasifikasikan menjadi dua kelompok

besar yakni, pegawai edukatif dan pegawai non

edukatif. Untuk menyelarasan kedua kelompok ini

maka usaha yang dilakukan adalah dengan jalan

memberikan pelatihan sesuai dengan bidang

keahliannya baik oleh pemerintah maupun Dikdasmen

Muhammadiyah.