plan 2 matdisk

23
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyusunan sebuah jadwal merupakan sebuah masalah umum yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk penjadwalan sebagian besar kegiatan yang melibatkan banyak orang, sering terdapat faktor yang menyebabkan adanya bentrokan dalam penyusunan sebuah jadwal itu sendiri. Faktor- faktor tersebut contohnya adalah adanya berbagai kepentingan yang berbeda pada tiap orang dengan lokasi yang berbeda namun pada waktu yang sama. Selain itu, faktor human error (kesalahan manusia) juga sangat menentukan bagaimana proses penyusunan jadwal tersebut dapat terlaksana. Human error akan semakin sering terjadi jika banyak aturan dalam pembuatan jadwal, seperti kegiatan x harus dilakukan sebelum kegiatan y, kegiatan z harus bersamaan dengan kegiatan x dan seterusnya. Kesulitan dalam menyusun sebuah jadwal juga semakin dipersulit jika terdapat perubahan atau penambahan jadwal. Dalam mata kuliah Matematika Diskrit, kita telah mengenal sebuah subbab yang membahas tentang pewarnaan graf. Banyak masalah yang dapat diselesaikan dengan metode pewarnaan graf ini. Dan metode pewarnaan graf ini dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan contohnya adalah dalam mengatasi masalah penyusunan jadwal ini. 1.2 Rumusan Masalah Dalam makalah ini penulis mencoba menerapkan metode pewarnaan graph pada suatu penjadwalan. Sebuah jadwal yang ada mula-mula dipetakan menjadi bentuk graf terlebih dahulu. Proses pewarnaan graf ini 1

Transcript of plan 2 matdisk

Page 1: plan 2 matdisk

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah penyusunan sebuah jadwal merupakan sebuah masalah umum

yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk penjadwalan sebagian besar kegiatan yang melibatkan banyak orang, sering terdapat faktor yang menyebabkan adanya bentrokan dalam penyusunan sebuah jadwal itu sendiri. Faktor-faktor tersebut contohnya adalah adanya berbagai kepentingan yang berbeda pada tiap orang dengan lokasi yang berbeda namun pada waktu yang sama. Selain itu, faktor human error (kesalahan manusia) juga sangat menentukan bagaimana proses penyusunan jadwal tersebut dapat terlaksana. Human error akan semakin sering terjadi jika banyak aturan dalam pembuatan jadwal, seperti kegiatan x harus dilakukan sebelum kegiatan y, kegiatan z harus bersamaan dengan kegiatan x dan seterusnya. Kesulitan dalam menyusun sebuah jadwal juga semakin dipersulit jika terdapat perubahan atau penambahan jadwal. Dalam mata kuliah Matematika Diskrit, kita telah mengenal sebuah subbab yang membahas tentang pewarnaan graf. Banyak masalah yang dapat diselesaikan dengan metode pewarnaan graf ini. Dan metode pewarnaan graf ini dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan contohnya adalah dalam mengatasi masalah penyusunan jadwal ini.

1.2 Rumusan MasalahDalam makalah ini penulis mencoba menerapkan metode pewarnaan

graph pada suatu penjadwalan. Sebuah jadwal yang ada mula-mula dipetakan menjadi bentuk graf terlebih dahulu. Proses pewarnaan graf ini nantinya akan dilakukan pada graf yang telah terbentuk. Pemetaan dilakukan dengan mengasumsikan bahwa setiap jadwal adalah sebuah vertex (simpul) dan urutan jadwal atau dua jadwal yang tidak bisa diadakan bersamaan dipetakan dengan membuat edge (sisi) antara dua titik tersebut. Permasalahannya adalah bagaimana cara mengimplementasikan pewarnaan graf (graph coloring) dalam memetakan penyusunan jadwal? Penyusunan jadwal dengan penerapan pewarnaan graf ini, ditujukan untuk membantu kita dalam mengimplementasikan suatu penjadwalan yang rumit menjadi lebih mudah dipahami.

1.3 Batasan MasalahBatasan masalah yang menjadi acuan dalam pengerjaan makalah ini

adalah:1. Aturan apa saja yang ada dalam memberikan warna pada suatu graf ? dan

bagaimana mengimplementasikannya ?

1

Page 2: plan 2 matdisk

2. Algoritma apa saja yang muncul dalam pewarnaan suatu graf dan apa saja tahap-tahapnya ?

3. Apa yang dimaksud dengan Four Colour Theorem ? dan adakah teori lain sebelumnya ?

4. Bagaimana penerapan metode pewarnaan graf pada sitem penjadwalan ?

1.4 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :1. Pembaca mengerti bagaimana aturan serta tata cara pemberian warna pada

suatu graf serta bagaimana mengimplementasikannya.2. Mengetahui macam-macam teorema yang muncul serta permasalahan

yang timbul dalam metode pewarnaan suatu graf.

1.5 ManfaatMakalah ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar serta pembelajaran tentang

pengaplikasian pewarnaan graf (coloring graph).

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian GrafGraf adalah salah satu pokok bahasan Matematika Diskrit yang telah lama

dikenal dan telah banyak diaplikasikan pada berbagai bidang secara umum. Pengertian dari Graf adalah merupakan suatu pasangan himpunan (V,E) di mana V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul (vertex atau node) dan E adalah himpunan sisi (edges atau arcs) yang menghubungkan sepasang simpul pada graf tersebut.V= {v1,v2,v3......,vn}E= {e1,e2,e3......,vn}Atau E= {(v1,v2),(v2,v3),(v3,v4)......,(vn-1,vn)}Dimana e=(Vi,Vj) yang artinya sisi yang menghubungkan simpul Vi danVj. Sebagai contoh pada definisi graf dimanaV= {1,2,3,4,5,6} danE= {(1,2),(1,5),(2,3),(3,4),(4,5),(5,2),(4,6)}Maka gambar graf tersebut

2

Page 3: plan 2 matdisk

Kegunaan graf sangat banyak. Umumnya graf digunakan sebagai cara menggambarkan suatu masalah menjadi lebih mudah, yaitu dengan cara mempresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Contoh penenarapan graf dapat dilihat pada penggambaran rangkaian listrik, jaringan komunikasi, senyawa kimia, peta, struktur hierarki sosial dan lain-lain. Dalam pembacaan sebuah graf terdapat cara untuk membuat gambaran yang ditampilkan menjadi lebih mudah dipahami, yaitu dengan cara memberikan pewarnaan elemen-elemen pada sebuah graf.

2.2 Definisi Pewarnaan GrafDefinisi pewarnaan graf adalah pemberian warna, yang biasanya

direpresentasikan sebagai bilangan terurut mulai dari 1 atau dapat juga direpresentasikan langsung dengan menggunakan warna merah, biru, hijau dan lain-lain pada objek tertentu pada suatu graf. Objek tersebut dapat berupa simpul, sisi, wilayah ataupun kombinasi ketiganya. Seperti pada gambar 1 di bawah ini, setiap simpul yang berdekatan atau bertetangga tidak mempunyai warna yang sama.

Gambar 1.Pewarnaan graf

Pewarnaan graf dibagi menjadi 3 macam, yaitu:a. Pewarnaan simpul (vertex coloring), merupakan pemberian warna atau

label pada setiap simpul sehingga tidak ada 2 simpul bertetangga yang memiliki warna sama.

b. Pewarnaan sisi (edge coloring), merupakan pemberian warna pada setiap sisi pada graf sehingga sisi-sisi yang berhubungan tidak memiliki warna yang sama.

3

Page 4: plan 2 matdisk

c. Pewarnaan wilayah (region coloring), merupakan pemberian warna pada setiap wilayah pada graf sehingga tidak ada wilayah yang bersebelahan yang memiliki warna yang sama.

Sebuah kasus khusus yang terkenal dari ”m colorability decision problem” yaitu masalah 4 warna dari suatu graf planar. Masalah ini disertai pernyataan sebagai berikut: berikan beberapa wilayah yang dapat menimbulkan daerah-daerah yang diwarnai sedemikian rupa sehingga daerah-daerah yang berdampingan tidak memiliki warna yang sama, akan tetapi hanya empat buah warna yang dipakai. Masalah pewarnaan seperti itu dapat berubah menjadi sangat berguna, karena wilayah tersebut dapat dengan mudah diubah bentuknya menjadi sebuah graf. Masing-masing daerah dari wilayah itu menjadi sebuah simpul dan jika dua buah daerah berdampingan maka kedua buah simpulnya berhubungan, kemudian hubungkan dengan sebuah sisi.

2.3 Bilangan KromatikDalam pewarnaan graf jumlah warna minimum yang dapat digunakan

untuk mewarnai graf dinyatakan dengan bilangan kromatik. Pengertian umum dari bilangan kromatik χ(G ) adalah sebuah jumlah warna minimum yang dapat digunakan untuk mewarnai suatu graf. Sebuah pewarnaan yang menggunakan beberapa n buah warna biasanya disebut dengan n-coloring. Contohnya:

Pada gambar diatas menunjukan bahwa 3 buah warna sudah cukup untukmewarnai simpul pada graf tersebut.

Dalam beberapa graf tertentu dapat ditentukan langsung bilangan kromatiknya, yaitu:

1. Graf kosong memiliki χ(G )= 1 karena semua simpul tidak terhubung.2. Graf lengkap Kn memiliki χ(G )= n sebab semua simpul terhubung

sehingga diperlukan n buah warna.3. Graf bipartit mempunyai χ(G )= 2, satu untuk simpul di himpunan V1 dan

satu untuk himpunan V2.4. Graf lingkaran dengan n ganjil memiliki χ(G )= 3.5. Graf lingkaran dengan n genap memiliki χ(G )= 2.

4

Page 5: plan 2 matdisk

III. PEMBAHASAN

3.1 Metode Pewarnaan Graf

3.1.1 Pewarnaan Simpul/titik (Vertex Coloring)Salah satu metode pewarnaan sebuah graf adalah metode pewarnaan

simpul (vertex). Pewarnaan simpul adalah memberi warna pada simpul-simpul di dalam graf sedemikian sehingga setiap dua simpul bertetangga mempunyai warna yang berbeda. Dalam pemberian warna kita dapat memberikan warna apapun asalkan berbeda dengan simpul-simpul tetangganya.

Dalam metode pewarnaan graf, terdapat beberapa algoritma yang diterapkan. Algoritma-algoritma ini membantu kita dalam pewarnaan suatu graf. Karena semakin kompleks suatu graf tidak memungkinkan kita dalam melakukan pewarnaan graf secara manual. Selain itu algoritma-algoritma ini juga membantu kita dalam menentukan warna yang seevisien mungkin. Berikut ini merupakan beberapa algoritma yang dapat digunakan dalam metode pewarnaan graf.

Algoritma Welch-PowellAlgoritma Welch-Powell dapat digunakan untuk mewarnai sebuah graf G

secara efisien. Algoritma ini tidak selalu memberikan jumlah warna minimum yang diperlukan untuk mewarnai G, namun algoritma ini cukup praktis untuk digunakan dalam pewarnaan simpul sebuah graf. Algoritma Welch-Powell hanya cocok digunakan untuk graf dengan orde yang kecil. Oleh karena itu algoritma Welch-Powell hanya dapat menentukan batas atas warna. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.1. Urutkan semua simpul berdasarkan derajatnya, dari derajar besar ke

derajat kecil.2. Ambil warna pertama (misalnya merah), warnai simpul pertama yang

sudah diurutkan berdasarkan derajatnya tadi. Kemudian warnai simpul berikutnya yang tidak berdampingan dengan simpul pertama tadi dengan warna yang masih sama (merah).

3. Kemudian dilanjutkan dengan warna kedua, dan seterusnya, sampai semua simpul telah diberi warna.Contohnya:Misalkan kita ingin mewarnai simpul graf di bawah ini:

5

Page 6: plan 2 matdisk

Gambar 1: Graf yang akan diwarnai simpulnya dengan algoritma Welch-Powell

Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah:1. Urutkan simpul berdasarkan derajatnya dari besar ke kecil : Simpul

berderajat terbesar adalah E, yaitu 5 (mempunyai 5 ruas) kemudian simpul C berderajat 4, B,D,F masing-masing berderajat 3 dan A,H,G masing-masing berderajat 2. Jadi Urutannya adalah : E,C,B,D,F,A,H,G

2. Ambil warna pertama, misalnya Merah. Beri warna Merah simpul E (karena E adalah simpul urutan pertama).Kemudian cari simpul yang tidak berdampingan dengan simpul E, beri warna yang sama (merah).

3. Diberikan warna yang sama pada simpul A dan G dengan warna simpul E yaitu merah karena Simpul A dan G tidak berdampingan dengan simpul E. sehingga diperolah urutan simpul yang belum diberi warna adalah C, B, D, F, dan H.

4. Ambil warna kedua, misalnya Biru, warnai simpul C ( karena simpul C sekarang ada diurutan pertama). Kemudian cari simpul yang tidak berdampingan dengan simpul C, beri warna yang sama (Biru).

5. Diberikan warna yang sama pada simpul D dan H dengan warna simpul C yaitu biru karena Simpul D dan H tidak berdampingan dengan simpul C. Sehingga diperoleh urutan simpul yang belum diberi warna adalah B dan F.

6. Mengambil warna ketiga, misalnya warna hijau. Lalu warna tersebut ditambahkan pada simpul B dan F (simpul B dan F tidak bertetangga). Dan hasil pewarnaan graf tersebut adalah:

Gambar 2: Graf yang telah diwarnai simpulnya dengan algoritma Welch-Powell

6

Page 7: plan 2 matdisk

Algoritma Recursive Largest FirstAlgoritma Recursive Largest First hampir mirip prinsipnya dengan

algoritma Welch-Powell. Langkah kerja dari algoritma Recursive Largest First adalah sebagai berikut.1. Buat daftar semua simpul yang belum diwarnai dengan derajat tetangga

(jumlah simpul tetangga yang belum diwarnai) terurut secara descending.2. Ambil simpul yang memiliki derajat tetangga tertinggi dan warnai dengan

sebuah warna.3. Buang simpul yang telah diwarnai pada langkah sebelumnya dan semua

simpul yang bertetangga tersebut dari daftar simpul.4. Warnai semua simpul yang tersisa dengan warna yang sama pada simpul

tadi. Lalu ulangi langkah-langkah diatas hingga semua simpul pada graf telah terwarnai semua.

Algoritma BacktrackingAlgoritma Backtracking merupakan bentuk algoritma yang banyak dan

sering digunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat kombinasi. Algoritma ini dikenal juga dengan nama algoritma runut-balik. Cara kerja dari algortima backtracking adalah mencoba satu demi satu kemungkinan cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh hasil yang terbaik. Memiliki keunggulan dalam kemampuannya untuk memperoleh hasil kombinasi yang terbaik karena mencoba semua kemungkinan yang ada. Di sisi lain algoritma ini tidak efisien sebab proses pencarian membutuhkan waktu yang lama karena pengujian dilakukan satu demi satu untuk semua kemungkinan. Dalam langkah pewarnaan menggunaan algoritma ini, graf yang ada diumpamakan sebagai graf dengan bentuk pohon (pohon merupakan salah satu bentuk graf). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.1. Solusi dicari dengan membentuk lintasan dari akar ke daun. Aturan

pembentukan yang dipakai adalah mengikuti aturan pencarian mendalam (DFS). Simpul-simpul yang sudah dilahirkan dinamakan simpul hidup (live node). Simpul hidup yang sedang diperluas dinamakan simpul- E (Expand-node).

2. Tiap kali simpul-E diperluas, lintasan yang dibangun olehnya bertambah panjang. Jika lintasan yang sedang dibentuk tidak mengarah ke solusi, maka simpul-E tersebut “dibunuh” sehingga menjadi simpul mati (dead node). Fungsi yang digunakan untuk membunuh simpul- E adalah dengan menerapkan fungsi pembatas (bounding function). Simpul yang sudah mati tidak akan pernah diperluas lagi.

3. Jika pembentukan lintasan berakhir dengan simpul mati, maka proses pencarian diteruskan dengan membangkitkan simpul anak yang lainnya.

7

Page 8: plan 2 matdisk

Bila tidak ada lagi simpul anak yang dapat dibangkitkan, maka pencarian solusi dilanjutkan dengan melakukan runut-balik ke simpul hidup terdekat (simpul orangtua). Selanjutnya simpul ini menjadi simpul-E yang baru.

4. Pencarian dihentikan bila kita telah menemukan solusi atau tidak ada lagi simpul hidup untuk runut-balik.

3.1.2 Pewarnaan Sisi (Edge Coloring)Pewarnaan sisi merupakan pemberian warna pada setiap sisi pada graf

sehingga sisi-sisi yang berhubungan tidak memiliki warna yang sama. Pewarnaan sisi-sisinya secara tepat berarti cara pemberian warna pada garis sedemikian rupa sehingga setiap garis yang bertumpuan pada titik yang sama diberi warna yang berbeda. Pewarnaan sisi dengan warna-warna (sebut saja dengan variabel k) dinamakan sebagai pewarnaan sisi k. Dan ekuivalen dengan persoalan membagi sisi dengan warna-warna tertentu pada himpunan sisi dengan warna tertentu. Angka terkecil dari warna-warna yang dibutuhkan untuk pewarnaan sisi graf G disebut sebagai indeks kromatik atau angka kromatik sisi, χ’(G). Pada dasarnya pewarnaan sisi merupakan pengembangan dari pewarnaan titik. Dalam pewarnaan sisi garis-garis yang menghubungkan suatu graf diandaikan sebagai sebuah titik dan titik dianggap sebagai pembatas sisi.

3.1.3 Pewarnaan Area (Region Coloring)Pewarnaan wilayah adalah pemberian warna pada setiap wilayah pada graf

sehingga tidak ada wilayah bersebelahan yang memiliki warna yang sama. Pewarnaan wilayah ini diterapkan pada pewarnaan peta. Pada pewarnaan peta, diberikan warna yang berbeda pada setiap propinsi yang saling bersebelahan. Dalam mengerjakan pewarnaan wilayah, kita dapat menggunakan prinsip pewarnaan simpul pada graf. Misalnya adalah masalah pewarnaan peta. Tiap wilayah pada peta dinyatakan sebagai simpul graf. Sedangkan sisi menyatakan bahwa terdapat dua wilayah yang berbatasan langsung (disebut juga bertetangga). Oleh karena itu, graf yang terbentuk merupakan graf planar. Graf planar ialah graf yang dapat digambarkan pada bidang datar sedemikian sehingga tidak ada sisi-sisinya yang saling berpotongan. Bilangan kromatik pada graf planar tidak lebih dari empat. Sehingga dalam pewarnaan sebuah peta, cukup hanya menggunkan empat warna saja. Warna yang digunakan dalam pewarnaan peta adalah hijau, kuning, merah, dan biru.

8

Page 9: plan 2 matdisk

Contoh pewarnaan peta Amerika Serikat dengan 4 warna

3.2 Penyusunan Jadwal Dengan Metode Pewarnaan Graf

Salah satu aplikasi penerapan pewarnaan graf dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam penyusunan sebuah jadwal. Sebuah jadwal yang ada mula-mula dipetakan menjadi bentuk graf terlebih dahulu. Proses pewarnaan graf ini nantinya akan dilakukan pada graf yang terbentuk. Pemetaan dilakukan dengan mengasumsikan bahwa setiap jadwal adalah sebuah vertex (simpul) dan urutan jadwal atau dua jadwal yang tidak bisa diadakan bersamaan dipetakan dengan membuat edge (sisi) antara dua titik tersebut. Untuk kapasitas ruang yang ada akan dimodelkan dengan batasan jumlah warna sama yang bisa digunakan untuk mewarnai simpul. Setelah proses pewarnaan graf telah selesai, setiap simpul pada graf hasil pewarnaan tersebut akan memiliki warna sama yang berbeda-beda. Dari warna-warna tersebut akan diketahui bahwa simpul dengan warna yang sama bisa dijadwalkan bersamaan sedangkan untuk simpul dengan warna yang berlainan harus dijadwalkan berbeda. Jumlah warna yang digunakan menunjukkan banyaknya jadwal yang harus disusun dalam melakukan penyusunan jadwal. Karena penulis adalah seorang mahasiswa, disini penulis akan mengambil contoh bagaimana menyusun jadwal kuliah dengan metode pewarnaan graf ini.Misalkan terdapat himpunan delapan orang mahasiswa,

M= {1, 2, 3, 4, .., 8}Dan lima buah mata kuliah yang dapat dipilih oleh kedelapan mahasiwa tersebut,

MK= {1, 2, 3, 4, 5}

9

Page 10: plan 2 matdisk

Tabel berikut memperlihatkan matriks lima mata kuliah dan delapan orang mahasiswa.

Mahasiswa ke-

A B C D E

1 0 1 0 0 12 0 1 0 1 03 0 0 1 1 04 1 1 0 0 05 0 1 0 1 06 0 0 1 1 07 1 0 1 0 08 0 0 1 1 0

Tabel 1. Tabel Mata Kuliah yang Diambil Oleh Delapan Orang Mahasiswa

Pada tabel tersebut terlihat matriks lima mata kuliah dan delapan orang mahasiwa. Angka 1 pada elemen (i, j) menandakan bahwa mahasiwa I memilih mata kuliah j, sedangkan angka 0 menyatakan bahwa mahasiswa tersebut tidak memilih mata kuliah j. Berdasarkan tabel tersebut, akan ditentukan sebuah jadwal ujian sedemikian sehingga semua mahasiwa dapat mengikuti semua ujian mata kuliah tersebut. Oleh karena itu tidak boleh terdapat jadwal ujian mata kuliah yang bertabrakan dengan jadwal ujian mata kuliah lainnya yang juga diambil oleh mahasiswa tersebut. Ujian dua buah mata kuliah dapat dijadwalkan pada waktu yang sama jika tidak ada mahasiwa yang sama yang mengikuti ujian dua mata kuliah tersebut. Penyelesaian untuk masalah ini sama dengan persoalan menentukan bilangan kromatik untuk sebuh graf. Pertama-tama, persoalan tersebut dipetakan ke dalam sebuah graf, diman setiap simpul dalam graf tersebut menyatakan mata kuliah. Dan sisi yang menghubungkan dua simpul menyatakan ada mahasiwa yang memilih kedua mata kuliah tersebut.

Gambar 3: Graf Mata Kuliah Delapan Orang Mahasiswa

10

Page 11: plan 2 matdisk

Dapat dilihat pada graf tersebut bahwa apabila terdapat dua buah simpul yang dihubungkan oleh kedua sisi, maka ujian kedua mata kuliah tersebut tidak dapat diadakan secara bersamaan. Simpul (mata kuliah) tidak boleh mendapat alokasi waktu (warna simpul) yang sama. Warna-warna yang berbeda dapat diberikan kepada simpul-simpul graf tersebut. Jadwal yang efisien adalah jadwal yang memungkinkan waktu sedikit mungkin untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut. Oleh karena itu, disini yang akan dicari adalah bilangan kromatik graf tersebut, χ(G). Dalam mengerjakan pewarnaan graf ini, dapat menggunakan langkah-langkah pewarnaan graf secara umum ataupun algoritma yang telah dipaparkan pada penjelasan di atas. Semua cara tergantung kepada individu yang akan menyusun sebuah jadwal itu sendiri. Pada graf persoalan diatas, ditemukan bahwa bilangan kromatik graf tersebut adalah dua. Oleh karena itu simpul pada graf tersebut dapat diwarnai oleh dua macam warna yang menandakan bahwa ujian-ujian kelima mata kuliah tersebut dapat dilaksanakan hanya pada dua waktu saja. Berikut merupakan gambar graf persoalan ini yang telah diberi warna.

Gambar 4: Graf yang Telah Diberi Warna Tiap Simpulnya

Pada gambar diatas, terlihat bahwa ujian untuk mata kuliah A, D, dan E dapat dilaksanakan pada waktu yang bersamaan, begitu pula dengan mata kuliah B dan C. Perbedaan warna simpul menunjukkan bahwa ujian mata kuliah tersebut dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Contoh lainnya adalah dalam menyusun sebuah jadwal rapat. Misalkan terdapat tugas kelompok. Dalam satu kelas tedapat enam buah kelopok mahasiswa. Satu mahasiswa dapat bergabung ke dalam kelompok lainnya juga.Berikut merupakan daftar nama tiap-tiap kelompok.K1= {Amir, Budi, Yanti}K2= {Budi, Hasan, Tommy}K3= {Amir, Tommy, Yanti}K4= {Hasan, Tommy, Yanti}K5= {Amir, Budi}K6= {Budi, Tommy, Yanti}

11

Page 12: plan 2 matdisk

Disini persoalan yang akan dipecahkan adalah bagaimana menyusun jadwal asistensi untuk tiap kelompok agar tidak saling bertabrakan. Hal yang pertama dilakukan adalah memetakan persoalan tersebut ke dalam graf seperti yang diperlihatkan pada graf berikut.

Gambar 5: Graf Persoalan Jadwal AsistensiPada graf tersebut, tiap simpul menandakan tiap kelompok dan sisi

menandakan kelompok yang memiliki anggota kelompoknya yang sama. Dengan menggunakan metode pewarnaan graf, diperoleh bilangan kromatik graf tersebut adalah 5. Oleh karena itu, gambar graf yang telah diwarnai tiap simpulnya adalah sebagai berikut.

Gambar 6: Graf Persoalan Jadwal Asistensi yang Telah Diberi Warna Tiap Simpulnya

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa untuk menyelesaikan masalah jadwal asistensi, jadwal asistensi dapat dilakukan pada lima waktu yang berbeda. Dari contoh-contoh yang telah dijabarkan diatas. Telah dijabarkan beberapa contoh penyelesaian permasalahan penyusunan jadwal dengan metode pewarnaan graf. Untuk graf dengan jumlah simpul yang sedikit, dapat ditentukan bilangan kromatik suatu graf dengan mudah. Namun untuk graf dengan jumlah simpul yang banyak, disini diperlukan sebuah software komputer. Dalam pembuatan

12

Page 13: plan 2 matdisk

software tersebut dapat menerapkan algoritma-algoritma yang telah dijabarkan diatas.

3.3 Four Colour Theorem

Four Colour Theorem merupakan salah satu teorema pewarnaan graf yang menyatakan bahwa pada setiap bidang yang terpisah dalam berbagai wilayah seperti negara-negara dalam peta wilayahnya dapat diwarnai dengan maksimum 4 warna sesuai dengan syarat pewarnaan graf. Jadi tidak ada wilayah atau negara yang bersebelahan yang mempunyai warna yang sama. Pembuktian teorema ini tidak bisa dituliskan menggunakan tangan karena Apple dan Hakken yang menemukan ini menggunakan banyak program dalam komputer untuk menemukan teori ini.

Sebagai contoh 4 wilayah peta diganti dengan puncak dari grafik, dan dua vektor tersebut dihubungkan oleh sebuah tepi jika dan hanya jika dua daerah perbatasan berbagi segmen (tidak hanya sudut). Jadi graf tersebut membutuhkan 4 warna. Gambar grafik tersebut adalah

Sebelum terbuktinya teorema ini terdapat banyak kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pembuktiannya. Ada beberapa metode yang dipercaya masyarakat selama beberapa waktu sampai akhirnya metode itu terbukti salah. Dan juga banyak pembuktian yang dilakukan para matematikawan yang masih amatir yang tidak dipublikasikan.

Berikut ini adalah salah satu pengaplikasian metode yang salah.

13

Page 14: plan 2 matdisk

Dari gambar tersebut terlihat bahwa graf tersebut menggunakan 5 warna. Seharusnya dengan mengubah 4 dari 10 wilayah tersebut kita hanya perlu menggunakan 4 warna saja. Gambarnya seperti dibawah ini.

Biasanya contoh-contoh kasus sederhana yang salah terhadap teori ini adalah pada saat menciptakan sebuah wilayah yang menyentuh wilayah yang lainnya. Hal ini menyebabkan tersisa 3 daerah yang diwarnai dengan 3 warna. Karena 4 colour theorem telah dibuktikan kebenarannya maka pewarnaan tadi selalu mungkin. Tetapi biasanya orang menggambar peta yang terfokus pada satu wilayah besar sehingga dia tidak sadar terdapat sisa daerah yang dapat diwarnai dengan 3 warna.

Kesalahan terhadap teori pada jaman dahulu itu dapat diterangkan sebagai berikut: jika ada warna banyak wilayah dalam peta yang telah ditetapkan warnanya maka untuk mewarnai wilayah lainnya mustahil tanpa menggunakan warna lebih dari empat. Dan orang orang yang memeriksa teorema yang salah ini tidak berpikir untuk mengganti warna dari wilayah-wilayah sebelumnya sehingga teorema ini seakan-akan benar.

Mungkin salah satu akibat yang mendasari kesalahpahaman konsep teori ini adalah kenyataan dimana pembatasan warna yang tidak lengkap. Dimana suatu wilayah harus diberi warna yang berbeda dari wilayah lain yang bertetangga dengannya secara langsung, bukan wilayah yang bertetangga dengan wilayah lain yang bertetangga dengannya secara langsung. Batasan ini yang menyebabkan pewarnaan graf planar membutuhkan warna yang banyak.

Pembuktian lain yang salah dalam mengasumsikan teori pewarnaan graf adalah seperti dalam penggunaan wilayah yang terdiri dari beberapa bagian yang terputus atau menolak wilayah yang mempunyai warna yang sama yang saling menyentuh dalam suatu simpul.

14

Page 15: plan 2 matdisk

Sebelum teori 4 warna ditemukan pada umumnya jaman dahulu menggunakan teori euler. Teori ini juga dapat digunakan selain dalam suatu bidang. Contohnya dalam pewarnaan dalam bola maupun silinder cara pewarnaan wilayahnya sama dengan pewarnaan wilayah dalam suatu bidang. Untuk permukaan yang tertutup dengan genus positif maka jumlah warna tergantung dengan karakteristik euler χ dengan rumus seperti dibawah ini

Kurung siku diatas berfungsi sebagai floor function. Pengecualian dalam fungsi diatas adalah karateristik euler 0 (karena itu fungsi diatas memberikan p=7) dan membutuhkan 6 warna.

Cara lain untuk rumusan diatas sebagai hubungan dengan genus dari permukaan (g) adalah dengan rumus seperti dibawah ini

Sebagai contoh sebuah bidang yang memiliki χ= 0 , genus g = 1 maka p adalah 7. Dalam arti maksimum warna dalam pewarnaan bidang tersebut adalah 7.

Pewarnaan dalam bidang Pewarnaan dalam silinder

Pewarnaan dalam bola

15

Page 16: plan 2 matdisk

IV. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan makalah ini adalah:a. Pewarnaan graf merupakan masalah yang banyak digunakan untuk

memodelkan masalah di berbagai bidang, salah satunya adalah pembuatan jadwal atau scheduling.

b. Beberapa jenis graf yang memiliki keteraturan dapat ditentukan bilangan kromatiknya secara langsung dengan menggunakan sifat – sifatnya.

c. Masalah penjadwalan atau scheduling memiliki beberapa variasi yang dapat dimodelkan ke dalam masalah pewarnaan yang berbeda pula.

d. Terdapat beberapa algoritma yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pewarnaan graf.

DAFTAR REFERENSI

1. Rinaldi Munir : Struktur Diskrit, 2008, Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung.

2. Wikipedia, “Graph Coloring”, http://en.wikipedia.org/wiki/Graph_coloringTanggal akses: 8 mei 2010 pukul 13.10 WIB.

3. Trisya Indah P, “Algoritma Backtracking dan Penggunaannya”, 2003, STT Telkom.

4. Delphindo, “Graph Coloring Untuk Penjadwalan Kuliah” http://www.opensubscriber.com/message/[email protected]/9834217.htmlTanggal akses: 8 mei 2010 pukul 13.20 WIB

5. Musykir, “Teori Graf” http://musykir.wordpress.com/2007/10/tori-graf3.htmlTanggal akses: 11 mei 2010 pukul 20.00 WIB.

16