PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan...

95
OPTIMASI METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) – DENSITOMETRI PADA PENETAPAN KADAR METIL SALISILAT DAN EUGENOL DALAM SEDIAAN KRIM ‘X’ SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Vinsensia Vica Dwi Ediningtyas NIM: 088114176 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

OPTIMASI METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) –DENSITOMETRI PADA PENETAPAN KADAR METIL SALISILAT DAN

EUGENOL DALAM SEDIAAN KRIM ‘X’

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Vinsensia Vica Dwi Ediningtyas

NIM: 088114176

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

i

OPTIMASI METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) –DENSITOMETRI PADA PENETAPAN KADAR METIL SALISILAT DAN

EUGENOL DALAM SEDIAAN KRIM ‘X’

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Vinsensia Vica Dwi Ediningtyas

NIM: 088114176

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bingkisan kecil yang tak berpita ini aku persembahkan untuk

Bapak, Ibu, Mas Yosef

Orang-orang yang menyayangiku, dan

Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas

segala berkat dan pendampingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Optimasi Metode Kromatografi Lapit Tipis (KLT) -

Densitometri Pada Penetapan Kadar Metil Salisilat dan Eugenol Dalam Sediaan

Krim ‘X’” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S.

Farm).

Penulis menyadari bahwa selama menuntut ilmu S1 di Fakultas Farmasi

dan penyusunan skripsi ini mendapat banyak bantuan, saran, bimbingan, nasihat,

kritikan, dan dukungan dari berbagai pihak sehingga segalanya dapat berjalan

dengan baik dan lancar. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Jeffry Julianus, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan, meluangkan

waktu untuk diskusi dan selalu mendampingi selama masa studi.

3. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt. yang telah meluangkan waktu untuk

diskusi, masukan, dan kritikan selama pembuatan skripsi ini.

4. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si., selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran selama penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

viii

5. Ibu Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran selama penyusunan skripsi.

6. Mas Bimo, Pak Parlan, dan Pak Kethul yang telah banyak membantu dan

selalu memberikan canda tawa selama penulis melakukan penelitian.

7. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu dan pengalaman yang berharga

sehingga berguna dalam proses penyusunan skripsi dan kehidupan sehari-

hari.

8. Seluruh staff laboratorium, keamanan, dan kebersihan di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

9. Bapak YB. Sukardi dan Ibu Margareta Sriwidiyati, orang tua tercinta yang

telah bekerja keras demi pendidikan penulis dan selalu mendoakan serta

memberi semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

10. Mas Yosef Wismo Eko Subroto, kakak yang paling cuek tapi baik hati dan

perhatian yang selalu memberikan dukungan dan masukan.

11. Vincentkaun Sanggraha M.T. yang selalu ada untuk penulis, memberikan

perhatian, selalu mendukung dan menyemangati penulis, terutama ketika

rasa jenuh melanda.

12. Rosita Secoadi dan Dhimas Bayu Kinasih, sahabat sekaligus rekan skripsi

yang sangat hebat dan luar biasa.

13. Keluarga Djuminten : Dju, Satya, Uchan, Aga, Cici, Brian, dan Kak Cos

yang selalu ada dan menemani penulis selama tinggal di Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

ix

14. Kelompok AntiStress : Velly, Novie, Heppy, Ike, Yuni, Paul, Adi, Elisa,

dan Sasa atas kebersamaan, kebahagiaan, semangat, dan masukan yang

selalu diberikan.

15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas

dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama ini.

16. Teman-teman angkatan 2008, khususnya kelas C dan FST B, karena

bersama kalian penulis belajar, bertumbuh, dan berkembang menjadi lebih

baik.

17. Intan, Tyas, Ines, Monik, Evy, Etha, Lina, dan penghuni kost Palem

lainnya, yang selalu menemani, memberikan keceriaan dan mendengarkan

segala keluh kesah penulis.

18. Kelompok KKN 29 : Ratih, Aldo, Intan, Fajar, Steffi, Gita, Valent, dan

Helga atas keceriaan dan kebersamaan dari KKN hingga saat ini.

19. Dhom-dhom, Yenny, Asdo, dan David untuk persahabatan dan

kebersamaan yang penulis rasakan dari SMA hingga sekarang.

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala

bantuan dan semangatnya selama masa studi dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini

sehingga segala kritik dan saran dari semua pihak demi perkembangan selanjutnya

sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak, terutama dalam dunia Kefarmasian.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........... vi

PRAKATA ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

INTISARI ..................................................................................................... xix

ABSTRACT ................................................................................................... xx

BAB I PENGANTAR ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1. Permasalahan .................................................................................. 3

2. Keaslian Penelitian .......................................................................... 3

3. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................ 5

A. Krim ...................................................................................................... 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

xi

B. Metil Salisilat ......................................................................................... 5

C. Eugenol.................................................................................................. 7

D. Kromatografi Lapis Tipis ....................................................................... 8

1. Tinjauan Umum .............................................................................. 8

2. Fase Diam ....................................................................................... 9

3. Fase Gerak ...................................................................................... 10

4. Penotolan Sampel ............................................................................ 10

5. Pengembangan ................................................................................ 11

6. Deteksi ............................................................................................ 12

7. Penilaian Kromatogram ................................................................... 13

E. Densitometri .......................................................................................... 17

F. Analisis Kuantitatif ................................................................................ 17

G. Landasan Teori ...................................................................................... 18

H. Hipotesis ................................................................................................ 19

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 20

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian ............................................................. 20

B. Variabel Penelitian ................................................................................. 20

1. Variabel Bebas ................................................................................ 20

2. Variabel Tergantung ........................................................................ 20

3. Variabel Pengacau Terkendali ......................................................... 21

C. Definisi Operasional .............................................................................. 21

D. Bahan Penelitian .................................................................................... 22

E. Alat Penelitian ....................................................................................... 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

xii

F. Tata Cara Penelitian ............................................................................... 22

1. Pembuatan Fase Gerak .................................................................... 22

2. Pembuatan Larutan Baku Asam Salisilat ......................................... 23

3. Pembuatan Larutan Baku Eugenol ................................................... 23

4. Pembuatan Larutan Baku Campuran Asam Salisilat dan

Eugenol ........................................................................................... 24

5. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Asam Salisilat dan

Eugenol ........................................................................................... 24

6. Preparasi Sampel ............................................................................. 25

7. Optimasi Metode KLT-Densitometri ............................................... 25

G. Analisis Hasil ......................................................................................... 27

BAB IV HASIL PEMBAHASAN................................................................. 29

A. Pembuatan Larutan Baku ....................................................................... 29

B. Preparasi Sampel .................................................................................... 30

C. Jenis Dan Komposisi Fase Gerak ........................................................... 31

D. Penentuan Panjang Gelombang Pengamatan Eugenol dan Asam

Salisilat .................................................................................................. 32

E. Optimasi Pemisahan Asam Salisilat dan Eugenol dengan Metode

KLT-Densitometri .................................................................................. 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 47

A. Kesimpulan ............................................................................................ 47

B. Saran ...................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

xiii

LAMPIRAN ................................................................................................. 52

BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Indeks polaritas pelarut ............................................................. 10

Tabel II. Parameter aplikasi penotolan yang direkomendasikan............... 11

Tabel III. Komposisi dan jenis fase gerak ................................................. 23

Tabel IV. Nilai Rf dan As pada asam salisilat dan eugenol dengan

metode KLT-densitometri pada berbagai jenis dan komposisi

fase gerak ................................................................................. 37

Tabel V. Nilai Rf, As, dan Rs pada larutan baku campuran asam salisilat

dan eugenol dengan tiga seri konsentrasi dan tiga kali replikasi

menggunakan fase gerak toluena p.a : etil asetat p.a : metanol

p.a (65,2 : 2,4 : 32,4) ............................................................... 44

Tabel VI. Nilai % KV dari Rf asam salisilat dan eugenol, As puncak

asam salisilat dan eugenol, serta Rs pada tiga konsentrasi seri

larutan baku campuran dengan tiga kali replikasi ................. 44

Tabel VII. Nilai Rf, As, dan Rs pada larutan sampel dari krim Counterpain®

tiga kali replikasi menggunakan fase gerak toluena p.a : etil

asetat p.a : metanol p.a (65,2 ; 2,4 : 32,4) ................................... 45

Tabel VIII. Nilai % KV (Rf, As, dan Rs) larutan sampel dari krim

Counterpain® pada tiga kali replikasi ......................................... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur metil salisilat ............................................................ 5

Gambar 2. Pembentukan asam salisilat ................................................... 7

Gambar 3. Struktur asam salisilat ............................................................ 7

Gambar 4. Struktur eugenol .................................................................... 7

Gambar 5. Automatic TLC sampler ......................................................... 11

Gambar 6. Perhitungan nilai Rs pada puncak yang berdekatan ................. 14

Gambar 7. Ilustrasi pengaruh lintasan ganda (multiple-path effect),

longitudinal or axiak diffusion, dan transfer massa ................. 15

Gambar 8. Puncak asimetri ...................................................................... 16

Gambar 9. Perhitungan Nilai As 10 % dari bagian bawah puncak ............ 16

Gambar 10. Perhitungan Nilai As ............................................................ 27

Gambar 11. Reaksi metil salisilat menjadi asam salisilat dan reaksi

eugenol menjadi bentuk garam dan molekul utuh ................... 30

Gambar 12. Auksokrom dan kromofor .................................................... 32

Gambar 13. Spektra pada konsentrasi sedang ............................................ 33

Gambar 14. Interaksi hidrogen dengan fase diam ....................................... 35

Gambar 15. Bagian polar dan non polar .................................................... 35

Gambar 16. Densitogram hasil elusi menggunakan fase gerak toluena p.a

: etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4) ...................... 40

Gambar 17. Interaksi dengan fase gerak toluena p.a : etil asetat p.a :

metanol p.a (65:2,5:32,5) ....................................................... 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

xvi

Gambar 18. Densitogram hasil elusi larutan baku campuran asam salisilat

dan eugenol ............................................................................ 43

Gambar 19. Densitogram hasil elusi larutan sampel ...................................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis Baku Asam Salisilat for Synthesis ....... 53

Lampiran 2. Certificate of Analysis Baku Eugenol for R & D ..................... 54

Lampiran 3. Data Penimbangan dan Pengambilan Baku dan Sampel serta

Contoh Perhitungan Konsentrasi Baku ................................... 54

Lampiran 4. Contoh Perhitungan Indeks Polaritas Fase Gerak .................... 56

Lampiran 5. Sistem KLT-Densitometri yang digunakan ............................. 57

Lampiran 6. Hasil Scanning Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Asam Salisilat dan Eugenol .................................................... 58

Lampiran 7. Densitogram Hasil Elusi Menggunakan Fase Gerak Metanol

p.a. : Air : Asam Asetat Glasial p.a. (40 : 60 : 1) .................... 59

Lampiran 8. Densitogram Hasil Elusi Menggunakan Fase Gerak Toluena

p.a. : Etil Asetat p.a. (95 : 5) .................................................. 60

Lampiran 9. Densitogram Hasil Elusi Menggunakan Fase Gerak Toluena

p.a. : Etil Asetat p.a. : Metanol p.a. (25 : 50 : 25) ................... 61

Lampiran 10. Densitogram Hasil Elusi Menggunakan Fase Gerak Toluena

p.a. : Etil Asetat p.a. : Metanol p.a. (30 : 45 : 25) ................... 62

Lampiran 11. Densitogram Hasil Elusi Menggunakan Fase Gerak Toluena

p.a. : Etil Asetat p.a. : Metanol p.a. (30 : 50 : 20) ................... 63

Lampiran 12. Densitogram Reprodusibilitas Baku ....................................... 64

Lampiran 13. Densitogram Reprodusibilitas Sampel .................................... 68

Lampiran 14. Perhitungan Nilai % KV Rf Baku dan Sampel ........................ 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

xviii

Lampiran 15. Contoh Perhitungan Nilai Rs (Resolusi) Puncak Asam

Salisilat dan Eugenol ............................................................. 72

Lampiran 16. Contoh Perhitungan Nilai Asymmetry Factor (Aa) Puncak

Asam Salisilat dan Eugenol .................................................... 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

xix

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi yang optimal dari

pemisahan metil salisilat yang dihidrolisis terlebih dahulu menjadi asam salisilat dan eugenol menggunakan metode KLT-densitometri. Metode KLT-densitometri pada penelitian ini menggunakan fase diam silika gel F254 dengan beberapa komposisi dan jenis fase gerak, yaitu metanol p.a : air : asam asetat glasial p.a (40:60:1); toluena p.a : etil asetat p.a (95:5); toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (25:50:25); toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (30:45:25); toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (30:50:20) dan toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4) serta panjang gelombang 288 nm untuk mendeteksi dengan densitometer. Parameter pemisahan yang baik, yaitu nilai asymmetry factor (As) 0,95–1,1; nilai resolusi (Rs) > 1,5; nilai Rf 0,2-0,8 dan %KV nilai Rf ≤ 2.

Kondisi optimal metode KLT-densitometri diperoleh dengan menggunakan fase gerak toluena p.a : etil asetat p.a (65,2:2,4:32,4) menghasilkan nilai Rf 0,23 untuk asam salisilat dan 0,61 untuk eugenol, nilai As kedua puncak 1, nilai Rs kedua puncak antara 4,35 – 5,20 serta %KV Rf 1,361 untuk asam salisilat dan 0,514 untuk eugenol. Kata kunci: optimasi, metode KLT-densitometri, metil salisilat, asam salisilat,

eugenol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

xx

ABSTRACT

There are many creams to relieve pain with main component is methyl salicylate that is an ester and phenolic group can acts as analgesic. Besides that, there are eugenol that also a phenol group and can act as analgesic. The purpose of this study to obtain the optimal conditions of separation of methyl salicylate and eugenol using TLC-densitometry method, in which methyl salicylate first hydrolyzed into salicylic acid. Therefore, the standard used is salicylic acid and eugenol.

TLC-densitometric method in this study using silica gel F254 stationary phase with a mobile phase composition and type, is methanol p.a : water : glacial acetic acid p.a (40 : 60 : 1); toluene p.a : ethyl acetate p.a (95 : 5); toluene p.a : ethyl acetate p.a : methanol p.a (25 : 50 : 25); toluene p.a : ethyl acetate p.a : methanol p.a (30 : 45 : 25); toluene p.a : ethyl acetate p.a : methanol p.a (30 : 50 : 20); and toluene p.a : ethyl acetate p.a : methanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4) and 288 nm wavelength to detect with the densitometer. Good separation parameters is the asymmetry factor (As) between 0,95 to 1,1; the resolution (Rs) > 1,5; Rf values between 0,2-0,8 and % CV of Rf value of salicylic acid and eugenol ≤ 2.

Optimal conditions of the TLC-densitometric method for analyzing methyl salicylate and eugenol in ‘X’ cream obtained in this study using silica gel F254 stationary phase and mobile phase toluene p.a : ethyl acetate p.a : methanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4). Optimal conditions resulted in the value of Rf 0,23 for salicylic acid and 0,61 for eugenol, the peak value of As 1, the value of Rs two peaks between 4,35 to 5,20 and % CV Rf 1,361 for salicylic acid and 0,514 for eugenol .

Keywords : optimization, TLC-densitometric method, methyl salicylate, salicylic acid, eugenol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Aktivitas yang tinggi dari masyarakat menyebabkan timbulnya rasa nyeri

pada otot dan sendi. Nyeri merupakan rasa sensorik tidak nyaman yang

berhubungan dengan kerusakan atau adanya potensi untuk terjadinya kerusakan

jaringan (Ibrahim, 2011).

Banyak obat yang beredar untuk mengurangi rasa nyeri yang biasanya

berupa krim dan digunakan secara topikal. Krim topikal ini biasanya digunakan

untuk pengobatan awal kaku di leher, tegang, dan sakit otot. Salah satu krim yang

banyak digunakan oleh masyarakat memiliki komponen utama metil salisilat

sebesar 102 mg/g yang merupakan golongan fenol. Selain metil salisilat, terdapat

golongan fenol yang juga bertindak sebagai analgesik yaitu eugenol sebanyak

13,2 mg/g.

Metil salisilat merupakan komponen pada beberapa tanaman seperti

Ambyoma variegatum, A. Hebraeum, dan Lawsonia inermis yang banyak

digunakan untuk anestetik lokal, des infektan dalam pasta gigi, mouthwash, dan

pemberi rasa (Ameen and Olantuji, 2009). Metil salisilat merupakan golongan

ester yang dengan adanya penambahan asam atau basa dapat terhidrolisis menjadi

asam salisilat. Eugenol merupakan komponen utama dari minyak cengkeh (70-

80%) yang memiliki sifat sebagai anestetik lokal, karminatif, antiemetik,

stimulan, antiseptik, dan antipasmodik (Nurdjanah, 2004). Eugenol memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

2

peranan penting sebagai bahan dasar pembuatan produk dalam industri farmasi.

Selain itu, eugenol dapat diproses menjadi isoeugenol, eugenol asetat, dan vanilin

yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri parfum dan makanan

(Harnani, 2010).

Atas dasar penjelasan di atas, perlu dilakukan penelitian untuk

menetapkan kadar metil salisilat dan eugenol dalam sediaan krim ‘X’ untuk

menjamin mutu dan khasiat dalam sediaan tersebut. Penetapan kadar dapat

menggunakan beberapa metode yaitu Kromatografi Gas (KG), Kromatografi Cair

Kinerja Tinggi (KCKT), dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dalam penelitian

ini digunakan metode KLT-densitometri karena metode ini memberikan

fleksibilitas yang lebih besar dalam memilih fase gerak dan pelarut, memiliki

berbagai macam teknik untuk optimasi pemisahan, apabila terjadi kesalahan dapat

dihentikan kapan saja, semua komponen dalam sampel dapat dideteksi (Gandjar

dan Rohman, 2007), serta dapat dilakukan pemisahan dan kuantifikasi analit

secara bersamaan. Selain itu, metode KLT-densitometri ini mudah dalam

penggunaannya sehingga dengan cara yang sederhana diharapkan dapat

memisahkan campuran metil salisilat dan eugenol. Penetapan kadar dilakukan

secara tidak langsung karena metil salisilat yang merupakan ester dihidrolisis

terlebih dahulu menjadi asam salisilat. Hal ini dilakukan karena adanya

penggunaan basa untuk memecah basis krim yang juga dapat menghidrolisis metil

salisilat. Selain itu dikarenakan tidak tersedianya baku metil salisilat sehingga

digunakan baku asam salisilat yang merupakan hasil hidrolisis metil salisilat.

Setiap 1 molekul asam salisilat yang terbentuk ekuivalen dengan 1 molekul metil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

3

salisilat yang terhidrolisis (Gearin and Grabowski, 1969) sehingga kadar asam

salisilat hasil hidrolisis akan ekivalen dengan kadar metil salisilat di dalam sampel

krim.

Sebelum dilakukan penetapan kadar, perlu dilakukan optimasi untuk

memperoleh sistem yang optimal. Optimasi yang akan dilakukan adalah

optimasi jenis dan komposisi fase gerak yang akan digunakan dalam sistem KLT-

densitometri supaya dapat dihasilkan pemisahan yang baik dari campuran eugenol

dan asam salisilat (hasil hidrolisis metil salisilat pada sampel) dengan nilai

asymmetry factor (As) pada rentang 0,95 – 1,1, nilai Rs >1,5, nilai Rf antara 0,2 –

0,8, dan %KV ≤ 2.

1. Permasalahan

Bagaimanakah kondisi optimal dalam pemisahan metil salisilat dan

eugenol pada krim ‘X’ menggunakan metode KLT-densitometri?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh yang peneliti ketahui, optimasi metode KLT-densitometri untuk

penetapan kadar metil salisilat dan eugenol dalam sediaan krim ‘X’ belum pernah

dilakukan. Penelitian terdahulu terkait penelitian yaitu Densitometric

Determination of Betamethasone Dipropionate and Salicylic Acid in Lotions, and

Validation of the Method oleh Wulandari dan Indrayanto (2000) menggunakan

fase gerak etanol : toluena : kloroform : asam asetat glasial (6 : 2 : 14 : 0,5) dan

Quantitive HPTLC Analysis of the Eugenol Content Leaf Powder and a Capsule

Formulation of Ocimum sanctum oleh Lalla, Hamrapurkar, and Singh (2007)

menggunakan fase gerak toluena : etil asetat : asam format (9,3 : 0,7 : 0,14).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

4

Penelitian lain menggunakan metode spektrofotometri yaitu Determination of

Benzoic Acid and Salicylic Acid in Commercial Benzoic and Salicylic Acid

Ointments by Spectrophotometric Method oleh Ahmad and Vaid (2009).

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat praktis. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

sistem yang optimal untuk validasi dan penetapan kadar campuran metil salisilat

dan eugenol dalam sediaan krim ‘X’.

b. Manfaat metodologis. Penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan

untuk melakukan validasi metode dan penetapan kadar metil salisilat dan eugenol

dalam sediaan krim ‘X’.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimal dari

pemisahan metil salisilat dan eugenol pada krim ‘X’ menggunakan metode KLT-

densitometri yang menghasilkan nilai asymmetry factor (As) antara 0,95 – 1,1 ,

nilai Rf antara 0,2 – 0,8 , nilai Rs > 1,5 dan %KV ≤ 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Krim

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung

bahan obat terlarut dan terdiri dari tidak lebih dari 60% air (Syamsuni, 2006).

Sediaan krim diaplikasikan pada kulit dan mukus membran untuk tujuan

melindungi, terapi, atau mencegah penyakit (The Department of Health, 2010b).

Krim diformulasi sebagai emulsi minyak dalam air atau air dalam

minyak. Saat ini krim lebih diarahkan untuk produk minyak dalam air atau

dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air

yang dapat dicuci dengan tujuan estetika dan untuk penggunaan kosmetika

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Stabilitas krim akan rusak

apabila terjadi perubahan suhu dan komposisi. Pengenceran krim dilakukan bila

sesuai dengan pengenceran yang cocok dan dilakukan secara aseptis. Penggunaan

krim yang telah diencerkan harus dalam waktu satu bulan (Syamsuni, 2006).

B. Metil salisilat

Gambar 1. Struktur metil salisilat (The Department of Health, 2010a).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

6

Metil salisilat terdiri dari tidak kurang 99,0% b/b dan tidak lebih dari

100,5 % b/b metil 2-hidroksibenzoat, tidak berwarna atau kuning terang, sangat

larut dalam air, larut dalam alkohol, minyak lemak dan minyak esensial (The

Department of Health, 2010a). Nilai dalam etanol sekitar 570 pada λmaks

238 nm dan 280 pada λmaks 306 nm (Clarke, 1971). Metil salisilat memiliki titik

didih 221oC, nilai log (koefisien partisi oktanol-air) 2,55 (Rhodia, 2011),

water solubility 7400 mg/L pada suhu 30oC, dan konstanta Henry 9,3 x 10-7

atm m3/ mol (Toxnet, 1994)

Metil salisilat merupakan komponen utama minyak wintergreen, yang

merupakan minyak dengan harum alami. Metil salisilat dapat diperoleh dari

destilasi daun Gaultheria procumbens Lime atau dari kulit kayu Betula lenta.

Biasanya metil salisilat digunakan sebagai analgesik, counterirritant¸ pestisida

dan parfum (Environmental Protection Agency, 2005).

Metil salisilat dapat dibentuk menjadi asam salisilat dengan penambahan

NaOH yang disebut dengan reaksi saponifikasi. Prosedur umum dengan merefluks

metil salisilat dalam 6M NaOH hingga campuran menjadi homogen dan

membentuk garam natrium salisilat yang larut dalam air. Kemudian dilanjutkan

dengan pengasaman untuk membentuk asam salisilat (Newton, 2011). Tiap 1

molekul asam salisilat yang terbentuk akan ekivalen dengan 1 molekul metil

salisilat (Gearin and Grabowski, 1969).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

7

COCH3

O

OH

CO

O

OH

NaOH/H2O

100o C

H3OC

OH

O

OH

metil salisilat asam salisilatGambar 2. Pembentukan asam salisilat (Newton, 2011)

Asam salisilat sukar larut dalam air dan mudah larut dalam alkohol (The

Department of Health, 2010a), memiliki titik didih 211o C, tekanan uap 3,19

mmHg, water solubility 3808 mg/L pada suhu 25oC, pH 3,8, nilai log 2,26

(Vijon, 2008) dan konstanta Henry 1,52 x 10-9 atm m3/ mol (RSC, 2012). Asam

salisilat memiliki nilai dalam 0,5 N NaOH sebesar 260 pada λmaks 300 nm

dan dalam 0,1 N asam sulfat sebesar 259 pada λmaks 302 nm (Clarke, 1971).

COH

O

OH

Gambar 3. Struktur asam salisilat

C. Eugenol

Gambar 4. Struktur eugenol (The Department of Health, 2010c)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

8

Nama lain dari eugenol adalah 2-metoksi-4(prop-2-enil)fenol. Eugenol

memiliki kelarutan dalam alkohol (70% v/v), asam asetat glasial dengan alkohol,

minyak lemak dan metilklorida. Akan tetapi, tidak dapat larut dalam air dan

gliserol. Eugenol tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, berbentuk cairan,

menjadi gelap apabila terpapar oleh cahaya dan berbau daun yang kuat (The

Department of Health, 2010c). Eugenol memiliki titik didih 248oC, nilai 2,7,

tekanan uap 1 mmHg pada suhu 78,4 oC (TCI America, 2008), konstanta Henry 2

x 10-6 atm m3/mol pada suhu 25 oC, dan water solubility 0,0398 mol/L (National

Toxicology Program, 2012) Nilai eugenol dalam etanol sebesar 406 dengan

λmaks 231,5 nm dan 193 pada λmaks 282 nm serta dalam 0,1 N N aOH sebesar 552

pada λmaks 246 nm dan 262 pada λmaks 296 nm (Clarke, 1971).

Eugenol merupakan komponen utama dari minyak cengkeh yaitu sebesar

70-80% yang bersifat sebagai anestetik lokal, karminatif, stimulan, antiseptik,

antipasmodik, analgesik, antiemetik dan penambah aroma. Oleh sebab itu,

eugenol dapat digunakan dalam pembuatan sabun, detergen, pasta gigi, parfum

dan produk farmasi. Penggunaan eugenol dalam produk farmasi di antaranya

balsam untuk mengurangi rasa nyeri, obat sakit gigi, dan bahan campuran untuk

menambal gigi (Nurdjannah, 2004).

D. Kromatografi Lapis Tipis

1. Tinjauan Umum

Kromatografi lapis tipis (KLT) atau kromatografi planar merupakan

metode untuk memisahkan campuran senyawa dengan mengelusi melalui plat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

9

kromatografi, di mana pemisahan dapat dilihat dari bercak-bercak yang

ditimbulkan (Braithwaite and Smith, 1999). Dalam pelaksanaannya, KLT lebih

murah, lebih mudah, dan peralatannya lebih sederhana dibandingkan dengan

kromatografi kolom. Keuntungan lainnya adalah sebagai berikut :

a. KLT banyak digunakan untuk tujuan analisis.

b. Pemisahan analit dapat diidentifikasi dengan menggunakan pereaksi

warna, fluoresensi, atau radiasi menggunakan sinar UV.

c. Elusi dapat dilakukan dengan cara menaik, menurun atau elusi 2

dimensi.

d. Analit yang ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak

sehingga ketepatan penentuan kadar akan lebih baik (Gandjar dan

Rohman , 2007).

2. Fase diam

Fase diam KLT terdiri atas lapisan tipis adsorbent, seperti silika gel atau

bubuk selulosa, yang melapisi material penyokong seperti plat gelas atau plastic

foil. Ketebalan adsorbent yang disarankan berada antara 150-250 µm (Jeffery,

Bassett, Mendham, and Denney, 1989). Sedangkan, ukuran partikel adsorbent

yang disarankan adalah 10-25 µm. Adsorbent yang sering digunakan adalah silika

gel dengan gipsum sebagai pengikat yang umum digunakan. Sebelum digunakan,

plat silika gel perlu diaktifkan terlebih dahulu di dalam oven dengan suhu 120o-

150o C untuk menghilangkan air yang ada pada permukaan silika. Jika temperatur

yang digunakan terlalu tinggi dapat menonaktifkan silika gel yang sifatnya

permanen (Braithwaite and Smith, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

10

3. Fase gerak

Fase gerak dalam KLT dapat menggunakan pustaka atau dengan

mencoba-coba. Fase gerak yang paling sederhana jika menggunakan 2 pelarut

organik karena daya elusi dapat diatur sehingga pemisahan akan optimal.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih fase gerak :

a. Kemurnian fase gerak harus sangat tinggi karena KLT merupakan

metode yang sensitif.

b. Harga Rf solut terletak antara 0,2-0,8 supaya pemisahan maksimal.

Oleh karena itu, kemampuan fase gerak untuk mengelusi harus diatur.

c. Apabila fase diam yang digunakan bersifat polar, maka polaritas dari

fase gerak akan menentukan nilai Rf. Misalnya penambahan dietil

eter yang sifatnya sedikit polar ditambahkan ke dalam metil benzil

yang bersifat non polar akan menyebabkan harga Rf meningkat

secara signifikan (Gandjar dan Rohman, 2007).

Tabel I. Indeks polaritas pelarut (Byers, 2003)

Solven Indeks Polaritas Kelarutan dalam Air %

Toluena 2,4 0,051 Etil Asetat 4,4 8,7 Metanol 5,1 100 Asam Asetat 6,2 100 Air 9,0 100

4. Penotolan sampel

Pemisahan yang optimal pada metode KLT dapat diperoleh jika

penotolan sampel dilakukan sekecil atau sesempit mungkin. Aplikasi penotolan

sampel lebih dipilih dibandingkan secara manual, terutama apabila sampel yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

11

akan ditotolkan lebih dari 15µL karena dapat menyebabkan terjadinya pelebaran

bercak dan puncak ganda (Adamovics, 1997).

Tabel II. Parameter aplikasi penotolan yang direkomendasikan (Adamovics,

1997)

Tujuan Diameter Bercak (mm)

Konsentrasi Sampel (%) Jumlah Sampel (µg)

Densitometer 2 mm untuk volume sampel 0,5 µL 0,02-0,2 0,1-1(plat KLT-KT)

1-10 (konvensional)

Identifikasi 3 mm untuk volume sampel 1 µL 0,1-1 1-20

Uji kemurnian 4 mm untuk volume sampel 2 µL 5 100

Reprodusibilitas aplikasi penotolan secara manual dapat diperoleh

apabila sampel yang ditotolkan paling sedikit 0,5 µL. Jika volume yang akan

ditotolkan lebih dari 2-10 µL maka penotolan harus dilakukan secara bertahap

dengan dilakukan pengeringan antar totolan (Adamovics, 1997).

Gambar 5. Automatic TLC sampler (Sherma, 2002)

5. Pengembangan

Plat yang telah ditotol dimasukkan ke dalam bejana yang telah dijenuhi

dengan uap fase gerak. Tinggi fase gerak harus di bawah titik penotolan analit

pada plat. Ada beberapa teknik untuk melakukan pengembangan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

12

pengembangan secara menaik (ascending) dan secara menurun (descending).

Namun, cara yang paling popular adalah cara pengembangan secara menaik

(Gandjar dan Rohman, 2007).

6. Deteksi

Pada umumnya bercak pada KLT merupakan bercak yang tidak berwarna

sehingga untuk mendeteksinya dapat dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi.

Secara fisika yang biasa digunakan adalah dengan flouresensi di bawah sinar

ultraviolet yang akan membuat bercak terlihat jelas. Namun, jika senyawa tidak

dapat berfluoresensi, fase diam perlu diberi indikator supaya dapat berfluoresensi

sehingga bercak akan kelihatan hitam (Gandjar dan Rohman, 2007).

Deteksi bercak juga dapat menggunakan cara kimia yaitu dengan cara :

a. Menyemprot plat dengan reagen yang akan bereaksi dengan analit

sehingga bercak yang muncul akan berwarna.

b. Plat dilihat di bawah lampu UV dengan panjang gelombang 254 atau 366

nm untuk menampakkan solut sebagai bercak yang gelap.

c. Plat disemprot dengan asam sulfat pekat atau asam nitrat pekat dan

dipanaskan supaya analit organik teroksidasi sehingga akan muncul bercak

coklat hingga kehitaman.

d. Plat dipaparkan dengan uap iodium pada chamber tertutup.

e. Plat discanning dengan densitometer, di mana analit yang mampu

menyerap cahaya akan menghasilkan kromatogram-kromatogram (Gandjar

dan Rohman, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

13

7. Penilaian Kromatogram

Pada KLT hasil yang diperoleh diterangkan dengan nilai Rf (retardation

factor) yang merupakan parameter fundamental karena menggambarkan posisi

bercak pada kromatogram (Lepri and Cincinelli, 2002).

(1)

Beberapa variabel dapat mempengaruhi nilai Rf , di antaranya komposisi pelarut,

suhu, ukuran chamber, dan lapisan sorbent (Braithwaite and Smith, 1999). Nilai

Rf memiliki nilai maksimum adalah 1 yang diperoleh ketika perbandingan antara

distribusi (D) dan faktor retensi (k’) sama dengan nol yang berarti solut dan fase

gerak memiliki kecepatan migrasi yang sama. Sedangkan, nilai minimum Rf

adalah 0 yang berarti solut berada pada titik penotolan atau dengan kata lain

tertahan pada fase diam (Gandjar dan Rohman, 2007). Dalam analisis kuantitaif

dengan metode KLT, nilai Rf berada antara 0,2 dan 0,8 (Prus and Kowalska,

2003).

Resolusi (Rs) menggambarkan pemisahan antar puncak yang berdekatan.

Puncak yang overlapping memiliki nilai resolusi yang kecil. Pemisahan antar

puncak yang berdekatan apabila memiliki nilai Rs > 1,5. Cara perhitungan nilai Rs

sebagai berikut :

(2)

t1 dan t2 merupakan waktu retensi antara puncak pertama dan puncak kedua,

sedangkan w1 dan w2 merupakan lebar puncak (Adamovics, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

14

Gambar 6. Perhitungan nilai Rs pada puncak yang berdekatan (Snyder, Kirkland, and

Glaich, 2010)

Selama pemisahan krmatografi, kromatogram akan memiliki bentuk yang

simetris atau dikenal dengan bentuk Gaussian. Namun, terkadang akan terjadi

pelebaran puncak karena solut-solut akan bermigrasi ke fase diam sehingga akan

membentuk puncak yang asimetri. Prinsip yang mendasari bentuk dan pelebaran

puncak sebagai berikut :

a. Proses pemindahan solut dari fase gerak ke fase diam (sorpsi) dan

sebaliknya (desorpsi) yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan

pelebaran puncak.

b. Pengaruh lintasan ganda (multiple-path effect) yang menyebabkan

solut memiliki perjalanan yang sedikit berbeda dalam melewati fase

diam sehingga puncak melebar secara simetris.

c. Solut akan berdifusi di dalam fase gerak dengan arah yang sama dan

berlawanan dengan aliran fase gerak (longitudinal or axiak diffusion)

sehingga akan terjadi pelebaran puncak secara simetris.

d. Transfer massa antara fase diam dan fase gerak yang tidak terjadi

secara instan dan kadang berjalan lambat secara kinetika. Analit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

15

terikat sedikit pada fase diam dibanding pada fase gerak akan

menghasilkan puncak yang asimetris (Gandjar dan Rohman, 2007).

Gambar 7. Ilustrasi pengaruh a). lintasan ganda (multiple-path effect) b). longitudinal or

axiak diffusion c). transfer massa (Braithwaite and Smith, 1999).

Hasil kromatogram yang diperoleh diharapkan memiliki bentuk yang

simetris atau memiliki bentuk Gaussian (As/Tf = 1). Akan tetapi, bentuk puncak

yang terjadi biasanya memiliki bentuk yang asimetris, seperti fronting atau tailing.

Puncak yang asimetris tersebut dapat dikarakterisasi dengan menggunakan

asymmetry factor (As) yang dihitung 10% dari bagian bawah puncak (Snyder,

Kirkland, and Glaich, 2010). Syarat nilai As yang baik adalah berada pada rentang

0,95 dan 1,1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

16

Gambar 8. Puncak asimetri a). fronting b). tailing (Braithwaite and Smith, 1999).

Gambar 9. Perhitungan Nilai As 10 % dari bagian bawah puncak (Snyder, Kirkland, dan

Glaich, 2010).

Presisi (keseksamaan) adalah ukuran yang menunjukkan derajat

kesesuaian antara hasil uji individual yang diukur melalui penyebaran hasil

individual dari rata-rata apabila prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-

sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Kriteria presisi diperoleh

apabila metode memliki simpangan baku relatif atau koefisien variasi ≤ 2 %

(Harmita, 2004). Simpangan baku relatif atau koefisien variansi (KV) adalah

sebagai berikut :

(4)

(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

17

E. Densitometri

Densitometri merupakan kuantifikasi secara langsung pada KLT dengan

tujuan mendapatkan akurasi, preparasi dan sensitivitas yang optimal (Cimpan,

2004). Adanya interaksi radiasi elektromagnetik dengan bercak yang ada pada

KLT adalah dasar dari densitometri (Gandjar dan Rohman, 2007).

Densitometer memiliki kemampuan untuk mengukur jarak migrasi

dengan akurat dan memeriksa spektra UV-Vis pada bercak secara in situ (Cimpan,

2004). Densitometer mengukur perbedaan absorbansi atau sinyal fluoresensi

antara bercak dan plat dan pengukuran sinyal dari seri standar hingga sampel yang

diidentifikasi. Densitometer dengan komputer modern bisa menghasilkan kurva

kalibrasi yang menguhubungkan antara absorbansi atau fluoresensi dengan besar

atau konsentrasi standar dan menetapkan kadar yang tidak diketahui dengan

interplasi otomatis dari kurva. Pada densitometer terdapat 2 lampu, yaitu tungsten

atau lampu halogen yang digunakan untuk membaca panjang gelombang antara

400-800 nm (absorpsi visibel) dan lampu deuterium untuk membaca panjang

gelombang antara 190-450 (absorpsi ultraviolet) (Sherma, 2002).

F. Analisis Kuantitatif

Penyiapan sampel dan proses kromatografi dalam analisis kuantitatif

harus dalam keadaan stabil, sehingga beberapa syarat yang harus dipenuhi :

a. Senyawa yang dianalisis harus telah diketahui dan terpisah dari

komponen-komponen lain yang berada pada sampel ketika telah dilakukan

elusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

18

b. Standar yang digunakan harus telah diketahui dan memiliki kemurnian

yang tinggi.

c. Prosedur kalibrasi harus digunakan (Gandjar dan Rohman, 2007).

Kuantifikasi pada kromatografi planar, seperti KLT dan kromatografi kertas dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Metode in situ, yaitu mengukur bercak pada plat dengan menggunakan

densitometer yang akan menghasilkan kromatogram.

b. Mengkerok bercak senyawa yang akan dianalisis pada plat dan

dimasukkan ke dalam tabung. Setelah itu, ditambahkan pelarut yang dapat

melarutkan senyawa tersebut dan dilakukan sentrifugasi. Supernatan yang

terbentuk diambil dan dianalisis dengan teknik kuantitatif, seperti

spektrometri ultraviolet, visibel atau fluoresensi atau dengan kromatografi

gas atau cair (Jeffery et al., 1989).

G. Landasan Teori

Sediaan krim ‘X’ dengan komponen utama metil salisilat yang

merupakan golongan fenol banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi

nyeri otot. Selain metil salisilat, terdapat pula komponen lain yang termasuk

golongan fenol yaitu eugenol dan juga bertindak sebagai analgesik.

Metil salisilat dan eugenol merupakan bahan alam yang memiliki efek

farmakologis sebagai analgesik. Metil salisilat merupakan golongan ester

sehingga mudah terhidrolisis dengan adanya asam atau basa menjadi asam

salisilat. Penggunaan asam atau basa dalam preparasi sampel juga digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

19

untuk memecah matriks krim ‘X’. Metil salisilat merupakan komponen utama

minyak wintergreen sedangkan eugenol merupakan komponen utama dalam

minyak cengkeh.

Metode KLT-densitometri digunakan untuk menetapkan kadar metil

salisilat dan eugenol karena memberikan fleksibilitas yang tinggi dalam memilih

fase gerak. Optimasi metode KLT-densitometri untuk penetapan kadar metil

salisilat dan eugenol dilakukan untuk memperoleh kondisi yang optimal sehingga

dapat digunakan untuk menganalisis kedua analit dalam sediaan krim ‘X’. Hasil

yang optimal diperoleh dengan mengoptimasi komposisi dan jenis fase gerak,

yaitu metanol p.a : air : asam asetat glasial p.a (40 : 60 : 1), toluena p.a : etil asetat

p.a (95 : 5), toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (25 : 50 : 25), toluena p.a :

etil asetat p.a : metanol p.a (30 : 45 : 25), toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a

(30 : 50 : 20), dan toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4)

sehingga diperoleh nilai Rf antara 0,2 – 0,8, As antara 0,95 – 1,1, Rs > 1,5 dan

%KV ≤ 2.

H. Hipotesis

Komposisi dan jenis fase gerak yang optimal pada metode KLT-

densitometri, yaitu toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4)

dapat menghasilkan pemisahan yang baik, dilihat dari nilai As pada rentang 0,95 –

1,1, nilai Rs > 1,5, nilai Rf pada rentang 0,2 – 0,8 , dan %KV dari nilai Rf ≤ 2

sehingga dapat digunakan untuk menetapkan kadar metil salisilat dan eugenol

dalam sediaan krim ‘X’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang berjudul “ Optimasi Metode Kromatografi Lapis Tipis

(KLT) – Densitometri Pada Penetapan Kadar Campuran Metil Salisilat dan

Eugenol Dalam Sediaan Krim ‘X’ ” bersifat eksperimental karena terdapat

perlakuan terhadap subyek uji.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis dan komposisi fase

gerak yaitu metanol p.a : air : asam asetat glasial p.a (40 : 60 : 1), toluena p.a :

etil asetat p.a (95 : 5), toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (25 : 50 : 25),

toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (30 : 45 : 25), toluena p.a : etil asetat p.a :

metanol p.a (30 : 50 : 20) dan toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 : 2,4 :

32,4).

2. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah bentuk peak (As), nilai

Rs, nilai Rf dan %KV.

3. Variabel pengacau terkendali

a. Kemurnian pelarut yang digunakan. Penelitian menggunakan pelarut

etanol pro analysis yang memiliki kemurnian 99%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

21

b. Kemurnian bahan baku yang digunakan. Penelitian menggunakan

bahan baku asam salisilat for synthesis dengan kemurnian 99,8% dan eugenol for

R & D dengan kemurnian 99% yang dibuktikan dengan adanya Certificate of

Analysis.

c. Paparan cahaya akan mempengaruhi stabilitas eugenol dan asam

salisilat sehingga saat preparasi ditutup dengan aluminium foil.

C. Definisi Operasional

1. Metil salisilat dan eugenol merupakan senyawa yang terdapat dalam sediaan

krim ‘X’.

2. Sistem Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang digunakan adalah seperangkat

alat KLT dan densitometri dengan fase diam silika gel 60 F254 dan fase gerak

metanol p.a : air : asam asetat glasial p.a (40 : 60 : 1); toluena p.a : etil asetat

p.a (95 : 5); toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (25 : 50 : 25); toluena

p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (30 : 45 : 25); toluena p.a : etil asetat p.a :

metanol p.a (30 : 50 : 20) dan toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 :

2,4 : 32,4).

3. Optimasi dilakukan dengan mengubah-ubah jenis dan komposisi fase gerak.

4. Parameter pemisahaan yang optimal dengan metode KLT dilihat dari bentuk

puncak (nilai As), nilai Rs, nilai Rf dan %KV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

22

D. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah baku asam salisilat

for synthesis (E. Merck), baku eugenol for R&D (Aldrich), etanol pro analysis (E.

Merck), toluena pro analysis (E. Merck), etil asetat pro analysis (E. Merck),

metanol pro analysis (E. Merck), asam asetat glasial pro analysis (E. Merck),

NaOH pro analysis (E. Merck), HCl pro analysis (E. Merck), aquadest, metanol

teknis (Alfa Kimia), kloroform teknis (Bratachem), dan plat KLT silika gel 60

F254 (E. Merck).

E. Alat Penelitian

Seperangkat alat densitometer (CAMAG TLC Scanner 3 CAT. No.

0277.6485 SER. No. 160602), autosampler (CAMAG Linomat 5 CAT. No.

027.7808. SER. No. 170610), neraca kasar, neraca analitik (Scaltec SBC 22 max

60/210 g; min 0,001 g; d=0,01/0,1 mg; e=1 mg), seperangkat komputer merk Dell

B6RDZ1S Connexant System RD01-D850 A03-0382 JP France S.A.S, printer HP

Deskjet D2566 HP-024-000 625 730, seperangkat alat gelas (Pyrex), indikator

PH, termometer, chamber, oven (POSTBUS 7018-3502 KA Utrecht), dan

mikropipet 100 – 1000 µL (Socorex ACURA 825)

F. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan Fase Gerak

Fase gerak dibuat dalam labu takar 25 mL kemudian digojog homogen

dengan jenis dan komposisi sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

23

Tabel III. Komposisi dan jenis fase gerak Fase

Gerak Toluena

p.a Etil

Asetat p.a

Metanol p.a

Air Asam Asetat Glasial

p.a

Indeks Polaritas

Komposisi I

- - 40 60 1 7,61

Komposisi II

95 5 - - - 2,60

Komposisi III

25 50 25 - - 4,075

Komposisi IV

30 45 25 - - 3,975

Komposisi V

30 50 20 - - 3,94

Komposisi VI

65,2 2,4 32,4 - - 3,32

2. Pembuatan larutan baku asam salisilat

a. Pembuatan larutan stok asam salisilat 20000 ppm. Serbuk baku

asam salisilat sebanyak 0,501 gram ditimbang kemudian dimasukkan kedalam

labu takar 25 mL dan ditambah etanol p.a hingga tanda.

b. Pembuatan seri larutan baku asam salisilat 816; 1020; 1224 ppm.

Larutan stok asam salisilat 20000 ppm masing-masing diambil sebanyak 0,204;

0,255 dan 0,306 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL. Larutan tersebut

ditambah dengan etanol p.a hingga tanda.

3. Pembuatan larutan baku eugenol

a. Pembuatan larutan stok eugenol 20000 ppm. Larutan baku eugenol

diambil sebanyak 0,473 mL dimasukkan kedalam labu takar 25 mL dan ditambah

dengan etanol p.a hingga tanda.

b. Pembuatan seri larutan baku eugenol 560; 680; 800 ppm. Larutan

stok eugenol 20000 ppm diambil masing-masing sebanyak 0,140; 0,170 dan 0,200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

24

mL dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL dan ditambah dengan etanol p.a hingga

tanda.

4. Pembuatan larutan baku campuran asam salisilat dan eugenol

Larutan stok baku asam salisilat dan eugenol diambil masing-masing

sebanyak 0,204 mL dan 0,140 mL; 0,255 mL dan 0,170 serta 0,306 mL dan 0,200

mL dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL. Campuran larutan lalu ditambah

dengan etanol p.a hingga tanda. Pembuatan larutan campuran baku eugenol dan

asam salisilat dilakukan sebanyak 3 kali replikasi.

5. Penentuan panjang gelombang maksimum asam salisilat dan eugenol

Larutan baku asam salisilat dengan konsentrasi 816; 1020 dan 1224 ppm

dan larutan baku eugenol dengan konsentrasi 560; 680 dan 800 ppm masing-

masing ditotolkan sebanyak 2 µL dengan menggunakan autosampler pada plat

silika gel 60 F254 dengan ukuran 8 x 20 cm. Plat yang telah ditotolkan lalu

dikeringkan dan dikembangkan dalam chamber kromatografi yang telah jenuh

dengan fase gerak toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a perbandingan 65,2 :

2,4 : 32,4 dengan jarak pengembangan 15 cm. Setelah jarak pengembangan

tercapai, plat diambil dan dikeringkan. Plat lalu di scanning pada panjang

gelombang 250 – 330 nm dengan menggunakan TLC scanner. Data densitogram

yang diperoleh dari masing-masing zat dibandingkan dan ditentukan panjang

gelombang di mana eugenol dan asam salisilat memiliki serapan optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

25

6. Preparasi Sampel

Preparasi sampel dilakukan dua kali yaitu untuk menganalisis eugenol dan

asam salisilat.

a. Larutan sampel untuk analisis eugenol. Sampel krim ‘X’

dikeluarkan dan dicampur homogen kemudian ditimbang lebih kurang 1 gram

dengan neraca analitik dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat 100 mL

kemudian ditambah NaOH 6 M 25 mL. Campuran direfluks dengan menggunakan

mantel heater pada suhu antara 800C - 1000C selama 3 jam. Larutan yang

diperoleh disaring dengan menggunakan kertas saring dan ditambah HCL 6 M

hingga pH 2. Larutan diekstraksi dengan kloroform sebanyak 4 x @ 10 mL . Hasil

ekstraksi dikeringkan kemudian ekstrak yang sudah kering dilarutkan kembali

dengan 5 mL etanol p.a (Campuran A).

b. Larutan sampel untuk menganalisis asam salisilat. Campuran A

diambil sebanyak 0,7 mL dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, ditambah

etanol p.a hingga tanda (Campuran B).

7. Optimasi Metode KLT-Densitometri

a. Optimasi fase gerak dalam pemisahan asam salisilat dan eugenol.

Larutan baku asam salisilat dengan konsentrasi 816; 1020 dan 1224 ppm dan

larutan baku eugenol dengan konsentrasi 560; 680; dan 800 ppm masing-masing

sebanyak 2 µL ditotolkan pada plat silika gel 60 F254 ukuran 8 x 20 cm dengan

menggunakan autosampler. Plat yang telah ditotol dikeringkan dan dimasukkan

ke dalam chamber yang telah jenuh dengan fase gerak metanol p.a : air : asam

asetat glasial p.a (40 : 60 : 1); toluena p.a : etil asetat p.a (95 : 5); toluena p.a : etil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

26

asetat p.a : metanol p.a (25 : 50 : 25); toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (30

: 45 : 25); toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (30 : 50 : 20) dan toluena p.a :

etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4) dengan jarak pengembangan 15 cm.

Setelah itu, plat dikeluarkan dan dikeringkan kemudian di scanning pada panjang

gelombang maksimum.

b. Reprodusibilitas resolusi sampel dari fase gerak hasil optimasi.

Seri larutan baku campuran asam salisilat dan eugenol dengan 3 tingkat

konsentrasi dan larutan sampel (campuran A dan campuran B) yang masing-

masing telah dipreparasi sebanyak tiga kali ditotolkan pada plat silika gel 60 F254

ukuran 17 x 20 cm dengan menggunakan autosampler. Plat yang telah ditotol

dikeringkan dan dimasukkan ke dalam chamber yang telah jenuh oleh fase gerak

hasil optimasi (point 7a) dengan jarak pengembangan 15 cm. Setelah itu, plat

dikeluarkan dan dikeringkan kemudian di scanning pada panjang gelombang

maksimum. Densitogram hasil pemisahan campuran baku asam salisilat dan

eugenol serta larutan sampel dihitung nilai As, nilai Rf, nilai Rs dan %KV-nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

27

G. Analisis Hasil

Hasil optimasi metode untuk pemisahan metil salisilat dan eugenol dalam

krim ‘X’ ditentukan dengan melihat bentuk puncak (nilai As), nilai Rs, nilai Rf dan

%KV.

1. Bentuk peak yang baik adalah simetris yang diperoleh dengan menghitung

asymmetry factor (As) menggunakan cara sebagai berikut :

Gambar 10. Perhitungan Nilai As (Snyder, Kirkland, dan Glaich, 2010)

di mana : As = asymmetry factor a = lebar sebelum puncak yang diukur pada ketinggian 10%

dari bawah b = lebar setelah puncak yang diukur pada ketinggian 10%

dari bawah

2. Nilai resolusi diperoleh dengan cara sebagai berikut :

௦ = ଶ (௧మ ௧భ)௪భା ௪మ

(5)

di mana : Rs = nilai Resolusi t1 = jarak geometrik bagian tengah pada puncak 1 t2 = jarak geometrik bagian tengah pada puncak 2 W1 = lebar puncak pada puncak 1 W2 = lebar puncak pada puncak 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

28

3. Nilai Rf diperoleh dengan cara sebagai berikut :

= ୨ୟ୰ୟ୩ ୮୰୮୧୬ୟ୦ୟ୬ ୱୟ୫୮୪୨ୟ୰ୟ୩ ୮୰୮୧୬ୟ୦ୟ୬ ୮୪ୟ୰୳୲

(6)

4. Nilai %KV diperoleh dengan cara sebagai berikut :

ܭ = ௌ௫

(7) %100 ݔ

di mana : %KV = koefisien variansi SD = standar deviasi x = rata-rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

29

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

A. Pembuatan Larutan Baku

Larutan baku tunggal dan campuran dibuat dari baku asam salisilat dan

eugenol dengan menggunakan pelarut etanol karena kedua analit tersebut larut di

dalam etanol. Larutan baku tunggal dibuat untuk memastikan bahwa analit yang

akan dianalisis berada dalam sampel dengan melihat kesamaan atau kedekatan

nilai Rf peak baku dengan sampel. Larutan baku campuran dibuat sebagai

simulasi keadaan analit yang berada dalam sediaan krim ‘X’.

Larutan baku masing-masing dibuat dalam tiga konsentrasi untuk

melihat kenaikan respon detektor yang dinyatakan dengan AUC (Area Under

Curve) apabila konsentrasi analit ditingkatkan. Seri konsentrasi yang dibuat yaitu

816 ppm, 1020 ppm, dan 1224 ppm untuk asam salisilat serta 560 ppm, 680 ppm,

dan 800 ppm untuk eugenol. Larutan baku juga dibuat sebanyak tiga kali

replikasi untuk melihat keterulangan respon detektor (AUC) dari masing-masing

analit. Perbandingan seri konsentrasi antara asam salisilat dengan eugenol

memiliki perbandingan 3 : 2. Seharusnya pembuatan larutan baku mengikuti

perbandingan asam salisilat dengan eugenol yang berada dalam larutan sampel

krim ‘X’ yaitu 7,4 : 1 namun pada saat orientasi,. eugenol tidak dapat dibaca

sebagai puncak pada konsentrasi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

30

B. Preparasi Sampel

Sampel krim yang telah dicampur homogen ditimbang sebanyak 1 gram

sampel dilarutkan dengan 25 mL 6 N NaOH dan dipanaskan dengan refluks pada

suhu 800C - 1000C selama 3 jam untuk memecah matriks sampel dan

menghidrolisis metil salisilat menjadi Na salisilat. Selain itu, untuk mengubah

eugenol menjadi bentuk garamnya sehingga dapat larut di dalam air. Penggunaan

refluks untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tanpa mengurangi

jumlah zat yang ada karena adanya kondensasi kembali pelarut dan hasil reaksi

yang menguap.

Langkah selanjutnya, hasil refluks disaring untuk memisahkan matriks

pada krim yang tidak larut. Setelah itu, dilakukan penambahan 6 N HCl hingga

pH 2 untuk membentuk Na salisilat menjadi asam salisilat dan mengembalikan

eugenol ke bentuk molekul utuh. Kemudian sampel diekstraksi dengan

menggunakan kloroform untuk memisahkan asam salisilat dan eugenol dari

komponen-komponen vanishing cream. Penggunaan kloroform karena asam

salisilat dan eugenol dapat larut di dalam kloroform.

O

O

OH

NaOH O Na

O

OH

H2O HCl OH

O

OH

CH3

O

CH3

OH

NaOHO

CH3

O Na

H2OHCl

O

CH3

OH

Gambar 11. Reaksi yang terjadi pada preparasi sampel a.) metil salisilat menjadi asam

salisilat b.) eugenol

A

B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

31

Fraksi kloroform yang telah dikumpulkan kemudian diuapkan sehingga

yang tersisa tinggal asam salisilat dan eugenol. Asam salisilat dan eugenol

memiliki titik didih yang tinggi sehingga tidak akan ikut menguap bersama

kloroform. Setelah kloroform menguap, asam salisilat dan eugenol dilarutkan

dengan menggunakan etanol.

C. Jenis dan Komposisi Fase Gerak

Pemisahan asam salisilat dan eugenol dipengaruhi oleh jenis dan

komposisi fase gerak sehingga untuk mendapatkan pemisahan yang optimal, perlu

dilakukan optimasi jenis dan komposisi fase gerak. Selain itu, optimasi dilakukan

dalam metode KLT karena metode ini belum pernah dilakukan sebelumnya untuk

pemisahan eugenol dan asam salisilat.

Jenis dan komposisi fase gerak I campuran metanol p.a.: air : asam asetat

glasial p.a. (40 : 60 :1) merupakan fase gerak yang dapat digunakan untuk

mengelusi asam salisilat (The Department of Health, 2010a). Jenis dan komposisi

fase gerak II campuran toluena p.a.: etil asetat p.a. (95 : 5) merupakan fase gerak

yang dapat digunakan untuk mengelusi eugenol (The Department of Health,

2010c).

Jenis dan komposisi fase gerak III, IV, V, dan VI merupakan hasil

modifikasi untuk mendapatkan indeks polaritas yang sesuai dengan analit

sehingga bisa diperoleh pemisahan yang paling baik untuk asam salisilat dan

eugenol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

32

D. Penentuan Panjang Gelombang Pengamatan Eugenol dan Asam Salisilat

Penentuan panjang gelombang (λ) pengamatan asam salisilat dan eugenol

bertujuan untuk menentukan panjang gelombang yang optimal dalam mendeteksi

bercak masing-masing analit oleh densitometer. Penentuan panjang gelombang

maksimum dilakukan dengan mendeteksi bercak ketiga tingkat konsentrasi

masing-masing larutan baku asam salisilat dan eugenol yang telah dielusi dengan

fase gerak toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4) pada λ 250 –

330 nm dengan menggunakan densitometer. Syarat senyawa yang dapat diukur

dengan panjang gelombang ultraviolet adalah adanya kromofor dan auksokrom.

OH

O

OH

OCH3

H2C

OH

Gambar 12. Auksokrom dan kromofor pada a). asam salisilat b). eugenol

...... = kromofor = auksokrom

Dalam menentukan λ pengamatan asam salisilat dan eugenol dipengaruhi

oleh nilai yang menyatakan nilai serapan pada konsentrasi 1 g/100 mL

dengan tebal kuvet 1 cm. Berikut adalah profil spektra asam salisilat dan eugenol

pada konsentrasi sedang (680 ppm eugenol dan 1020 ppm asam salisilat) :

A B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

33

Gambar 13. Spektra asam salisilat (a) dan eugenol (b) pada konsentrasi sedang

Gambar 13 menunjukkan bahwa pada konsentrasi sedang asam salisilat

memliki panjang gelombang serapan maksimal (λmaks) sebesar 298 nm. Eugenol,

jika dilihat dari spektra yang diperoleh (gambar 13) memiliki λmaks sebesar 282

nm. λmaks ini sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa eugenol memiliki

serapan maksimal dalam etanol sebesar 282 nm (Clarke, 1971).

Panjang gelombang pengamatan ditentukan dengan melihat spektra hasil

perpotongan asam salisilat dan eugenol berdasarkan gambar 13, maka panjang

gelombang pengamatan yang digunakan adalah 288 nm dengan pertimbangan

bahwa pada panjang gelombang tersebut dapat membaca serapan kedua analit,

yaitu asam salisilat dan eugenol dalam satu kali deteksi.

B

282 nm

A

298 nm

288 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

34

E. Optimasi Pemisahan Asam Salisilat dan Eugenol dengan Metode KLT-

Densitometri

Optimasi pemisahan asam salisilat dan eugenol menggunakan

konsentrasi tengah, yaitu 1020 ppm untuk asam salisilat dan 680 ppm untuk

eugenol yang dianggap dapat mewakili seri konsentrasi rendah hingga tinggi. Fase

diam yang digunakan adalah silika gel F254 karena silika gel memiliki ukuran

partikel yang kecil dan seragam sehingga dapat dihasilkan resolusi serta

pemisahan yang efisien.

Permukaan silika gel terdiri atas gugus Si-O-Si dan gugus Si-OH

(silanol). Adanya gugus silanol dapat membentuk interaksi hidrogen dengan

analit. Selain dengan analit, gugus silanol juga dapat membentuk interaksi

hidrogen dengan air yang membuat silka gel terdeaktivasi sehingga sebelum

digunakan, silika gel perlu dipanaskan pada suhu 120oC selama 30 menit. Hal ini

dilakukan untuk mengaktivasi kembali permukaan silika gel sehingga gugus

silanol dapat berinteraksi dengan analit. F254 menunjukkan bahwa senyawa

fluoresense yang ditambahkan dalam plat memiliki panjang gelombang eksitasi

254 nm. Senyawa yang ditambahkan biasanya berupa seng silikat yang teraktivasi

mangan atau fosfor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

35

OO

O

O

Si

O

OO

Si

H

Si

O

OH

H

HO

OO

OH

O

CH3

O

O

Si

O

OO

H

Si

O

OH

O H

Gambar 14. Interaksi hidrogen a). asam salisilat b). eugenol dengan fase diam -------- = interaksi hidrogen

Pada gambar 14, dapat dilihat bahwa asam salisilat dan eugenol dapat

berinteraksi hidrogen dengan fase diam. Interaksi hidrogen antara asam salisilat

dengan fase diam lebih banyak dibandingkan interaksi antara eugenol dan asam

salisilat. Oleh karena banyaknya atom O pada asam salisilat yang dapat

membentuk interaksi hidrogen dengan fase diam, maka asam salisilat akan

tertahan lebih lama pada fase diam jika dibandingkan dengan eugenol.

HO

O

HO

OCH3

OH

Gambar 15. Bagian polar dan non polar dari : a). asam salisilat b). eugenol = polar = non polar

A

B

A B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

36

Komposisi fase gerak I berdasarkan pada British Pharmacopoeia 2011

yang digunakan untuk mengelusi asam salisilat dengan indeks polaritas 7,61.

Hasil pemisahan asam salisilat dan eugenol setelah dielusi dengan fase gerak ini

menunjukkan bahwa asam salisilat dapat terelusi dengan nilai Rf 0,88 dengan

peak yang simetris, namun eugenol tidak dapat terelusi dengan baik karena

eugenol masih tertahan pada fase diam. Komposisi fase gerak II berdasarkan pada

British Pharmacopoeia 2011 yang digunakan untuk mengelusi eugenol dengan

indeks polaritas 2,60. Hasil pemisahan asam salisilat dan eugenol setelah dielusi

menunjukkan bahwa eugenol dapat terelusi dengan baik karena memiliki nilai Rf

0,39 dengan peak yang simetris, namun asam salisilat tidak dapat terelusi dengan

baik dilihat dari nilai Rf yang hanya sebesar 0,02 atau dengan kata lain tertahan di

fase diam. Masih tertahannya asam salisilat pada fase diam dikarenakan kepolaran

yang kurang cocok dengan analit. Kedua komposisi ini digunakan untuk melihat

sejauh mana asam salisilat dan eugenol terelusi jika menggunakan fase gerak

masing-masing dan dapat digunakan untuk memodifikasi jenis dan komposisi fase

gerak sehingga dapat diperoleh pemisahan yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

37

Hasil pemisahan asam salisilat dan eugenol menggunakan jenis dan

komposisi fase gerak yang dioptimasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV. Nilai Rf dan As pada asam salisilat dan eugenol dengan metode KLT-densitometri pada berbagai jenis dan komposisi fase gerak

No Jenis dan Komposisi Fase Gerak

Rf As Keterangan Asam

Salisilat Eugenol Asam

Salisilat Eugenol

1 Metanol p.a : Air :

Asam asetat glasial p.a (40 : 60 :1) (IP = 7,61)

0,88 - 1 - Eugenol tidak

terelusi. Peak asam salisilat simetris.

2 Toluena p.a : Etil asetat p.a (95 : 5) (IP = 2, 60) 0,02 0,39 - 1

Asam salisilat tidak terelusi. Bentuk puncak eugenol

simetris.

3 Toluena p.a : Etil asetat p.a : Metanol p.a (25 : 50 : 25) (IP = 4,075)

0,36 0,89 2,57 1

Asam salisilat dan eugenol terelusi. Bentuk puncak

eugenol simetris dan asam salisilat tailing

(asimetris)

4 Toluena p.a : Etil asetat p.a : Metanol p.a (30 :

45 : 25) (IP = 3,975) 0,30 0,74 1,71 1

Asam salisilat dan eugenol terelusi. Bentuk puncak

eugenol simetris dan asam salisilat tailing

(asimetris).

5 Toluena p.a : Etil asetat p.a : Metanol p.a (30 :

50 : 20) (IP = 3,94) 0,25 0,73 1,5 1

Asam salisilat dan eugenol terelusi

dengan baik. Bentuk puncak eugenol

simetris dan asam salisilat tailing

(asimetris)

6 Toluena p.a : Etil asetat p.a : Metanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4) (IP = 3,32)

0,23 0,61 1 1

Asam salisilat dan eugenol terelusi

dengan baik. Bentuk puncak keduanya

simetris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

38

Pemilihan jenis dan komposisi fase gerak berdasarkan nilai indeks

polaritasnya caranya dengan meningkatkan fase gerak berdasarkan kepolarannya.

Oleh karena itu ditambahkan metanol yang memiliki kepolaran (IP = 5,1) dan

eluent strength (0,7) yang lebih besar dari toluena dan etil asetat sehingga

diharapkan dapat menghasilkan pemisahan yang baik untuk campuran asam

salisilat dan eugenol.

Fase gerak yang ke III merupakan hasil modifikasi jenis dan komposisi

fase gerak dengan indeks polaritas 4,07. Hasil pemisahan asam salisilat

menggunakan jenis dan fase gerak ini menunjukkan bahwa asam salisilat dan

eugenol dapat terelusi dengan nilai Rf masing-masing 0,36 dan 0,89 dengan nilai

As 2,57 untuk asam salisilat dan 1 untuk eugenol. Hasil ini menunjukkan bahwa

fase gerak komposisi III bukan merupakan komposisi fase gerak yang optimal

sehingga masih perlu dilakukan modifikasi komposisi fase gerak supaya dapat

diperoleh pemisahan asam salisilat dan eugenol yang baik.

Hasil modifikasi komposisi fase gerak, yaitu fase gerak IV memiliki

indeks polaritas 3,975. Setelah dielusi, asam salisilat dan eugenol dapat memiliki

nilai Rf masing-masing 0,30 dan 0,74 dengan nilai As 1,71 untuk asam salisilat

dan 1 untuk eugenol. Hasil ini menunjukkan bahwa fase gerak komposisi IV

bukan merupakan komposisi fase gerak yang optimal sehingga masih perlu

dilakukan modifikasi komposisi fase gerak supaya dapat diperoleh pemisahan

asam salisilat dan eugenol yang baik.

Komposisi fase gerak V merupakan hasil modifikasi fase gerak

selanjutnya dengan indeks polaritas 3,94. Hasil pemisahan asam salisilat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

39

eugenol setelah dielusi dengan fase gerak ini menghasilkan nilai Rf masing-

masing 0,25 dan 0,73 dengan nilai As 1,5 untuk asam salisilat dan 1 untuk

eugenol. Hasil ini menunjukkan bahwa fase gerak komposisi V bukan merupakan

komposisi fase gerak yang optimal sehingga masih perlu dilakukan modifikasi

komposisi fase gerak supaya dapat diperoleh pemisahan asam salisilat dan

eugenol yang baik.

Pada komposisi III – V asam salisilat dan eugenol sudah dapat terelusi

dengan baik akan tetapi masih menghasilkan puncak yang asimetris sehingga

perlu dilakukan modifikasi dengan menurunkan indeks polaritas dari fase gerak

yang diharapkan dapat menghasilkan pemisahan asam salisilat dan eugenol yang

baik. Modifikasi komposisi fase gerak selanjutnya memiliki indeks polaritas 3,32.

Gambar 16 menunjukkan bahwa jenis dan komposisi fase gerak VI mampu

menghasilkan pemisahan yang optimal. Asam salisilat dan eugenol dapat terelusi

dengan baik karena memiliki Rf masing-masing sebesar 0,23 dan 0,61. Puncak

yang dihasilkan sempit dan simetris dengan As = 1 untuk puncak kedua analit.

Nilai resolusi untuk keduanya > 1,5. Nilai Rf , As, dan Rs yang dihasilkan telah

sesuai dengan syarat pemisahan yang optimal sehingga dapat dikatakan bahwa

jenis dan komposisi fase gerak VI ini merupakan fase gerak yang optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

40

Hasil pemisahan asam salisilat dan eugenol setelah dielusi dengan fase

gerak toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (62,5 : 2,4 : 32,4) sebagai berikut :

Gambar 16. Densitogram hasil elusi asam salisilat dan eugenol menggunakan fase gerak toluena p.a. : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4)

(a). asam salisilat ; (b). eugenol ; (c). fase gerak

A

B

C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

41

Interaksi antara asam salisilat dan eugenol dengan fase gerak toluene : etil asetat :

metanol (65,2 : 2,4 : 32,4) adalah sebagai berikut :

H3C

CH3

O

O

H2C

H3C

H3C O

O

O

O

H3C

CH2

O

O

H2C

H3C

H3C O

H

H

H

H

H3C O H

CH3

O

O

H2C

H3C

H3C

CH3O

CH3

O

O

H2C

H3C

H3C O

H3C

O

OCH2

CH3

CH3

H3C O

H3C

O

OCH2

CH3

OCH3

CH2

HC

H2C

O H

H

H3C

H3C

O

OCH2

CH3

H

H

H3C

Gambar 17. Interaksi dengan fase gerak toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a

(65 : 2,5 : 32,5) a). asam salisilat b). eugenol = interaksi van der Waals

---------- = interaksi hidrogen

A

B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

42

Jika dilihat dari gambar 17, interaksi antara eugenol dengan fase gerak lebih

banyak dibandingkan interaksi antara asam salisilat dengan fase gerak sehingga

eugenol akan lebih mudah terbawa oleh fase gerak dan memiliki nilai Rf lebih

besar dibandingkan nilai Rf asam salisilat.

Nilai Rf eugenol yang lebih tinggi dibandingkan asam salisilat juga dapat

dilihat dari nilai log yang dimiliki antara asam salisilat dan eugenol, eugenol

memiliki nilai log lebih besar yaitu 2,7 sedangkan asam salisilat 2,26. Nilai

log ini menunjukkan bahwa eugenol akan lebih mudah larut dalam pelarut

organik (fase gerak) dibandingkan asam salisilat sehingga eugenol akan lebih

mudah terbawa oleh fase gerak. Bagian polar dari fase gerak akan berinteraksi

dengan bagian polar dari analit, sedangkan bagian non polar akan berinteraksi

dengan bagian non polar dari analit.

Hasil optimasi jenis dan komposisi fase gerak VI dipastikan dengan uji

reprodusibilitas. Pada uji reprodusibilitas ini menggunakan larutan baku campuran

asam salisilat dan eugenol dengan konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi serta

larutan sampel sebanyak tiga kali replikasi. Penggunaan larutan sampel yang

berasal dari krim ‘X’ pada uji reprodusibilitas bertujuan untuk melihat jenis dan

komposisi fase gerak VI ini benar-benar dapat memisahkan asam salisilat dan

eugenol yang berada dalam sampel sehingga ketika digunakan pada tahapan

selanjutnya yaitu validasi dan penetapan kadar dapat memberikan hasil yang

optimal juga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

43

Densitogram hasil elusi larutan baku campuran asam salisilat dan

eugenol menggunakan fase gerak toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 :

2,4 : 32,4) sebagai berikut :

Gambar 18. Densitogram hasil elusi larutan baku campuran asam salisilat dan eugenol a). asam salisilat seri menengah 1020 ppm ; b). eugenol seri menengah 680 ppm ; c). fase

gerak

Densitogram hasil elusi larutan sampel menggunakan fase gerak toluena

p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4) sebagai berikut :

Gambar 19. Densitogram hasil elusi larutan sampel a). asam salisilat; b). eugenol; c). fase

gerak

A

B C

A

B

C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

44

Berikut rangkuman hasil elusi dari baku campuran asam salisilat dan

eugenol :

Tabel V. Nilai Rf, As, dan Rs pada larutan baku campuran asam salisilat dan eugenol dengan tiga seri konsentrasi dan tiga kali replikasi menggunakan fase gerak toluene : etil asetat :

metanol (65,2 ; 2,4 : 32,4)

Replikasi Seri Analit Konsentrasi (ppm) Rf As Rs

I

Rendah Asam salisilat 816 0,24 1

4,35 Eugenol 560 0,61 1

Sedang Asam salisilat 1020 0,23 1

5,07 Eugenol 680 0,62 1

Tinggi Asam salisilat 1224 0,23 1

5,07 Eugenol 800 0,61 1

II

Rendah Asam salisilat 816 0,23 1

5,20 Eugenol 560 0,61 1

Sedang Asam salisilat 1020 0,23 1

4,75 Eugenol 680 0,61 1

Tinggi Asam salisilat 1224 0,23 1

4,47 Eugenol 800 0,61 1

III

Rendah Asam salisilat 816 0,23 1

5,43 Eugenol 560 0,61 1

Sedang Asam salisilat 1020 0,23 1

4,75 Eugenol 680 0,61 1

Tinggi Asam salisilat 1224 0,23 1

4,47 Eugenol 800 0,61 1

Tabel VI. Nilai % KV dari Rf asam salisilat dan eugenol pada tiga konsentrasi seri larutan baku campuran dengan tiga kali replikasi

Analit %KV Rf

Asam Salisilat 1,361 Eugenol 0,514

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

45

Tabel V dan VI menggambarkan bahwa telah diperoleh pemisahan yang

optimal antara asam salisilat dan eugenol dengan menggunakan fase gerak toluena

p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4). Nilai Rf yang dihasilkan untuk

asam salisilat dan eugenol sudah berada pada rentang 0,2 – 0,8 (0,23 untuk asam

salisilat dan 0,61 untuk eugenol) dengan %KV 1,361 untuk asam salisilat dan

0,514 untuk eugenol. Puncak asam salisilat dan eugenol yang dihasilkan simetris

dengan nilai As 1. Selain itu antara puncak asam salisilat dan eugenol telah

terpisah dengan nilai Rs > 1,5. Puncak-puncak pengotor (gambar 18 C) yang

berasal dari fase gerak tidak mengganggu puncak analit karena puncak asam

salisilat dan eugenol terpisah dari puncak pengotor terdekat yang berasal dari fase

gerak yang ditunjukkan oleh nilai resolusi yang lebih dari 1,5.

Rangkuman hasil elusi tiga replikasi sampel asam salisilat dan eugenol

adalah sebagai berikut :

Tabel VII. Nilai Rf, As, dan Rs pada larutan sampel dari krim ‘X’ tiga kali replikasi menggunakan fase gerak toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a (65,2 ; 2,4 : 32,4)

Replikasi Analit Rf Af Rs I Asam salisilat 0,23 1

2,85 Eugenol 0,61 1 II Asam salisilat 0,23 1

1,39 Eugenol 0,61 1 III Asam salisilat 0,23 1

2,42 Eugenol 0,60 1

Tabel VIII. Nilai % KV dari Rf asam salisilat dan eugenol pada tiga konsentrasi seri larutan baku campuran dengan tiga kali replikasi

Analit %KV Rf

Asam Salisilat 0 Eugenol 0,777

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

46

Pada tabel VII dan VIII menggambarkan bahwa komposisi dan jenis fase

gerak ketika diaplikasikan ke dalam sampel menghasilkan densitogram dengan Rf

antara 0,2 – 0,8. Bentuk puncak kedua analit simetris dengan nilai As 1 dan nilai

Rs sampel I dan III > 1,5. Nilai Rs pada sampel II tidak memenuhi syarat karena

puncak asam salisilat yang terlalu melebar. Nilai % KV untuk Rf telah memenuhi

persyaratan yaitu 0 untuk asam salisilat dan 0,777 untuk eugenol. Hal ini

menunjukkan bahwa fase gerak ini dapat memisahkan asam salisilat dan eugenol

yang terdapat di dalam sampel ‘X’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Metode KLT-densitometri dengan fase diam silika gel F254 dan fase

gerak toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a perbandingan 65,2 : 2,4 : 32,4

dapat menghasilkan pemisahan asam salisilat dan eugenol yang optimal dengan

nilai Rf 0,23 untuk asam salisilat dan 0,61 untuk eugenol, nilai As kedua puncak

1, nilai Rs kedua puncak antara 4,35 – 5,20 serta nilai %KV Rr 1,361 untuk asam

salisilat dan 0,514 untuk eugenol.

B. Saran

Perlu dilakukan validasi metode dan penetapan kadar metil salisilat dan

eugenol dalam krim ‘X’ menggunakan KLT-densitometri dengan fase diam

silika gel F254 dan fase gerak toluena p.a : etil asetat p.a : metanol p.a

perbandingan 65,2 : 2,4 : 32,4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

48

DAFTAR PUSTAKA

Adamovics, J.A., 1997, Chromatographic Analysis of Pharmaceuticals, 2nd

edition, Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 57-60

Ahmad, I., and Vaid F.HM., 2009, Determination of Benzoic Acid and Salicylic

Acid in Commercial Benzoic and Salicylic Acids Ointments by

Spectrophotometric Method, Pak. J. Pharm. Sci., vol. 22, 18-22

Ameen, O.M., and Olantuji, G.A., 2009, The Preparation of Methyl Benzoate and

Methyl Salicylate on Silca Gel Column, African Journal of Pure and

Applied Chemistry, vol. 3, 120-121

Braithwaite, A. and Smith, F.J., 1999, Chromatographic Methods, 5th ed., Kluwer

Academic Publishers, Netherlands, pp. 29, 39, 44-46

Byers, 2003, Solvent Polarity and Miscibility, http://www.chemical-

ecology.net/java/solvents.htm, diakses 22 September 2011

Cimpan, G., 2004, Solute Identification in TLC, in Cazes, Jack, (Ed.),

Encyclopedia of Chomatography, Marcel Dekker, Inc., New York,

pp.1430

Clarke, E.G.C, 1971, Isolation and Identification of Drugs, 343, 42, 539, The

Pharmaceutical Press, London, pp. 42, 343, 539

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, edisi

IV, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen

Kesehatan RI, pp. 6

Environmental Protection Agency, 2005, Biopesticide Registration Action

Document : Methyl Salicilate, US Environmental Protection Agency

Office of Pesticide Programs

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

49

Gandjar, I.G., dan Rohman , A., 2007, Kromatografi Untuk Analisis Obat, Graha

Ilmu, Yogyakarta, pp. 353-363

Gearin, J.E., and Grabowski B.F., 1969, Methods of Drug Analysis, Lea &

Febiger, USA, pp. 74

Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya,

Majalah Ilmu Kefarmasian, vol. I, No. 3, 122

Harnani, E. D., 2010, Perbandingan Kadar Eugenol Minyak Atsiri Bunga

Cengkeh (Szygium aromaticum (L.) Meer. & Perry) dari Maluku,

Sumatera, Sulawesi, dan Jawa dengan Metode GC-MS

Ibrahim, N., 2011, Fisiologi Nyeri, Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta

Indrayanto, G., and Yuwono, M., 2003, Validation of TLC Analyses, in Cazes,

Jack, (Ed.), Encyclopedia of Chomatography, Marcel Dekker, Inc., New

York, pp.1634

Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham. J., and Denney, R.C., 1989, Vogel's:

Textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5th ed., John Wiley & Sons,

Inc., New York, pp. 229, 231

Lalla, J.K., Hamrapurkar, P.D., and Singh A., 2007, Quantitative HPTLC

Analysis of the Eugenol Content of Leaf Powder and a Capsule

Formulation of Ocimum sanctum, Journal of Planar Chromatography

20, 135-139

Lepri, L, and Cincinelli, A, Rf, in Cazes, Jack, (Ed.), Encyclopedia of

Chomatography, Marcel Dekker, Inc., New York, pp.1307

Malahyde Information Systems, 1998, COUNTERPAIN® BALM,

http://home.intekom.com/pharm/bm_squib/countpn.html, diakses 22

September 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

50

National Toxicology Program, 2012,

http://ntp.niehs.nih.gov/index.cfm?objectid=E8848B15-BDB5-82F8-

F2450B0677EFC801, diakses pada 10 Juni 2012

Newton, J., 2011, Condensation Reactions of Esters, The University of Southern

Maine, South Chicago

Nurdjannah, N., 2004, Difersifikasi Penggunaan Cengkeh, Balai Besar Penelitian

dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Bogor

Oketips, 2010, http://oketips.com/8797/tips-sejarah-manfaat-efek-samping-asam-

salisilat/, diakses pada 16 Juni 2012

Prus, W., and Kowalska, T., 2003, Optimization of Thin –Layer Chromatography,

in Cazes, Jack, (Ed.), Encyclopedia of Chomatography, Marcel Dekker,

Inc., New York, pp.1009

RSC, 2012, Salicylic Acid, http://www.chemspider.com/Chemical-

Structure.331.html, diakses pada 10 Juni 2012

Sherma., J., 2002, Optical Quantification (Densitometry) in TLC, in Cazes, Jack,

(Ed.), Encyclopedia of Chomatography, Marcel Dekker, Inc., New York,

pp.1004

Snyder, Kirkland, and Glaich, 2010, Practical HPLC Method Development, 2nd

edition, pp. 23-24

Syamsuni, H., 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi , Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 102

TCI America, 2008, Material Safety Data Sheet A0232,

https://www.spectrumchemical.com/MSDS/TCI-A0232.pdf, diakses

pada 5 Juni 2012

The Department of Health, 2010a, British Pharmacopoeia 2011, Volume 1, The

Department of Health, London, pp. 871-872

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

51

The Department of Health, 2010b, British Pharmacopoeia 2011, Volume 2, The

Department of Health, London, pp. 1425

The Department of Health, 2010c, British Pharmacopoeia 2011, Volume 3, The

Department of Health, London, pp. 2376

Toxnet, 1994, Methyl Salicylate, http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-

bin/sis/search/a?dbs+hsdb:@term+@DOCNO+1935, diakses pada 10

Juni 2012

Vijon, 2008, Material Safety Data Sheet,

http://www.vijon.com/data/resources/219.pdf, diakses pada 5 Juni 2012

Wulandari, L., dan Indrayanto, G., 2000, Densitometric Determination of

Betamethasone Dipripionate and Salicylic Acid in Lotions, and

Validation of the Method,

http://www.akademiai.com/content/811114237236l604/, diakses pada 1

Mei 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

52

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

53

Lampiran 1. Certificate of Analysis Baku Asam Salisilat for Synthesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

54

Lampiran 2. Certificate of Analysis Baku Eugenol for R & D

Lampiran 3. Data Penimbangan dan Pengambilan Baku dan Sampel serta

Contoh Perhitungan Konsentrasi Baku

1. Penimbangan Baku Asam Salisilat

Bobot Asam Salisilat

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Gram 0,5010 0,5010 0,5010

Baku asam salisilat memiliki kemurnian 99,8 %, sehingga di dalam 0,5010

gram serbuk baku asam salisilat terdapat 0.5000 gram asam salisilat

Contoh perhitungan kadar seri larutan baku asam salisilat

Konsentrasi stok = = 20000 ppm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

55

Konsentrasi seri baku yang dibuat :

a. V1 C1 = V2 C2

0,204 mL . 20000 ppm = 5 mL . C2

C2 = 816 ppm

b. V1 C1 = V2 C2

0,255 mL . 20000 ppm = 5 mL . C2

C2 = 1020 ppm

c. V1 C1 = V2 C2

0,306 mL . 20000 ppm = 5 mL . C2

C2 = 1224 ppm

2. Pengambilan Baku Eugenol (berat jenis = 1,067 g/mL)

Volume Eugenol

Replikasi I Replikasi II Replikasi III mL 0,473 0,473 0,473

Baku eugenol memiliki kemurnian 99%, sehingga di dalam 0,773 mL baku

eugenol yang diambil terdapat 0,5000 gram eugenol

Contoh perhitungan kadar seri larutan baku eugenol

Konsentrasi stok = = 20000 ppm

Konsentrasi seri baku yang dibuat :

a. V1 C1 = V2 C2

0,140 mL . 20000 ppm = 5 mL . C2

C2 = 560 ppm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

56

b. V1 C1 = V2 C2

0,170 mL . 20000 ppm = 5 mL . C2

C2 = 680 ppm

c. V1 C1 = V2 C2

0,200 mL . 20000 ppm = 5 mL . C2

C2 = 800 ppm

3. Penimbangan Sampel

Bobot Replikasi

I II III Gram 1,1044 1,1049 1,1052

Lampiran 4. Contoh Perhitungan Indeks Polaritas Fase Gerak

Indeks polaritas dari : Air = 9,0

Asam asetat glasial = 6,2

Metanol = 5,1

Etil Asetat = 4,4

Toluena = 2,4

a. Metanol p.a : air : asam asetat glasial p.a (40 : 60 : 1)

Indeks polaritas = x 5,1 + x 9,0 + x 6,2 = 7,61

b. Toluena p.a : etil asetat p.a (95 : 5)

Indeks polaritas = x 2,4 + x 4,4 = 2,60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

57

c. Toluena p.a : etil asetat p.a : methanol p.a (65,2 : 2,4 : 32,4)

Indeks polaritas = x 2,4 + x 4,4 + x 5,1 = 3,32

Lampiran 5. Sistem KLT-Densitometri yang Digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

58

Lampiran 6. Hasil Scanning Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Asam Salisilat dan Eugenol

Asam Salisilat

282 nm

Eugenol

300 nm

288 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

59

Lampiran 7. Densitogram Hasil Elusi Menggunakan Fase Gerak Metanol

p.a : Air : Asam Asetat Glasial p.a (40 : 60 : 1)

1. Densitogram asam salisilat

2. Densitogram eugenol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

60

Lampiran 8. Densitogram Hasil Elusi Menggunakan Fase Gerak Toluena

p.a : Etil Asetat p.a (95 : 5)

1. Densitogram asam salisilat

2. Densitogram eugenol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

61

Lampiran 9. Densitogram Hasil Elusi Menggunakan Fase Gerak Toluena

p.a : Etil Asetat p.a : Metanol p.a (25 : 50 : 25)

1. Densitogram asam salisilat

2. Densitogram eugenol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

62

Lampiran 10. Densitogram Hasil Elusi Menggunakan Fase Gerak Toluena

p.a : Etil Asetat p.a : Metanol p.a (30 : 45 : 25)

1. Densitogram asam salisilat

2. Densitogram eugenol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

63

Lampiran 11. Densitogram Hasil Elusi Menggunakan Fase Gerak Toluena

p.a : Etil Asetat p.a : Metanol p.a (30 : 50 : 20)

1. Densitogram asam salisilat

2. Densitogram eugenol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

64

Lampiran 12. Densitogram Reprodusibilitas Baku

1. Densitogram campuran larutan baku asam salisilat 816 ppm dan 560 ppm

eugenol replikasi 1

2. Densitogram campuran larutan baku asam salisilat 816 ppm dan 560 ppm

eugenol replikasi 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

65

3. Densitogram campuran larutan baku asam salisilat 816 ppm dan 560 ppm

eugenol replikasi 3

4. Densitogram campuran larutan baku asam salisilat 1020 ppm dan 680 ppm

eugenol replikasi 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

66

5. Densitogram campuran larutan baku asam salisilat 1020 ppm dan 680 ppm

eugenol replikasi 2

6. Densitogram campuran larutan baku asam salisilat 1020 ppm dan 680 ppm

eugenol replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

67

7. Densitogram campuran larutan baku asam salisilat 1224 ppm dan 800 ppm

eugenol replikasi 1

8. Densitogram campuran larutan baku asam salisilat 1224 ppm dan 800 ppm

eugenol replikasi 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

68

9. Densitogram campuran larutan baku asam salisilat 1224 ppm dan 800 ppm

eugenol replikasi 3

Lampiran 13. Densitogram Reprodusibilitas Sampel

1. Densitogram larutan sampel asam salisilat replikasi 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

69

2. Densitogram larutan sampel asam salisilat replikasi 2

3. Densitogram larutan sampel asam salisilat replikasi 3

4. Densitogram larutan sampel eugenol replikasi 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

70

5. Densitogram larutan sampel eugenol replikasi 2

6. Densitogram larutan sampel eugenol replikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

71

Lampiran 14. Perhitungan Nilai % KV Rf Baku dan Sampel

No. Rf baku asam salisilat

Rf baku eugenol

1. 0,24 0,61 2. 0,23 0,62 3. 0,23 0,61 4. 0,23 0,61 5. 0,23 0,61 6. 0,23 0,61 7. 0,23 0,61 8. 0,23 0,61 9. 0,23 0,61

Rata-rata 0,231 0,611 SD 3,143 x 10-0,3 3,143 x 10-0,3

% KV Rf baku asam salisilat =

= = 1,361 % % KV Rf baku eugenol =

=

= 0,514 %

No. Rf baku asam salisilat

Rf baku eugenol

1. 0,23 0,61 2. 0,23 0,61 3. 0,23 0,60

Rata-rata 0 0,607 SD 0 4,714 x 10-0,3

% KV Rf sampel =

asam salisilat =

= 0,777 % % KV Rf sampel eugenol =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

72

=

= 0,777 % Lampiran 15. Contoh Perhitungan Nilai Rs (Resolusi) Puncak Asam Salisilat

dan Eugenol

Campuran larutan baku asam salisilat 1020 ppm dan 680 ppm eugenol replikasi

1

Nilai resolusi antara puncak yang sebanding dan berdekatan dalam Densitogram

di atas adalah puncak 1 dan 2, sehingga diketahui :

t1 = max Rf1 = 0,23

t2 = max Rf2 = 0,61

W1 = selisih nilai end Rf1 dikurangi nilai start Rf1 = 0,26-0,18

= 0,08

W2 = selisih nilai end Rf2 dikurangi nilai start Rf2 = 0,64-0,57

= 0,07

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

73

Perhitungan nilai resolusi adalah sebagai berikut :

Rs =

=

= 5,07

Lampiran 16. Contoh Perhitungan Nilai Asymmetry Factor (Aa) Puncak

Asam Salisilat dan Eugenol

Keterangan : ----- tinggi puncak = 3,5 cm

10 % dari tinggi puncak = 0,35 cm

A = 0,25 cm

B = 0,25 cm

As = = 1

10% dari puncak A B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD · 2018. 2. 8. · 15. Dian, Anna, Pius, Agnes dan teman-teman kelompok praktikum C atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaan selama

74

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Optimasi Metode

Kromatografi (KLT) – Densiitometri Pada Penetapan

Kadar Campuran Metil Salisilat dan Eugenol Dalam

Sediaan Krim ‘X’ ” bernama lengkap Vinsensia Vica

Dwi Ediningtyas. Penulis lahir pada tanggal 25

September 1990 di Jakarta dan merupakan anak bungsu

dari dua bersaudara pasangan YB. Sukardi

dan Margareta Sriwidiyati. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di SD Santo

Fransiskus III Jakarta (1996-2002), SMP Santa Ursula Jakarta (2002-2005), dan

SMA Santo Antonius Jakarta (2005-2008). Selanjutnya pada tahun 2008, penulis

melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Selama kuliah, penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan yaitu peserta

Kampanye Informasi Obat (KIO) 2008, Koordinator sie Acara Tiga Hari Temu

Akrab Farmasi (Titrasi) 2009, sie Dana dan Usaha KIO untuk SD 2009,

Koordinator sie. Acara Pelepasan Wisuda 2010, sie. Pendamping Kelompok

(Dampok) Titrasi 2010, dan Koordinator sie. Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi

seminar Kanker 2011. Selain aktif dalam kepanitiaan, penulis pernah menjadi

asisten praktikum Biofarmasetika, Bioanalisis, dan Kromatografi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI