PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA...

241
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: CATHARINA GINONG PRATIDHINA 141314019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN LITERASI

DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA

DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

CATHARINA GINONG PRATIDHINA

141314019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

i

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN LITERASI

DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA

DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

CATHARINA GINONG PRATIDHINA

141314019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan Yesus, skripsi ini saya

persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku, Bapak Alm. JMV. Purwo Nugroho dan Ibu Agatha

Dalminah dan juga kedua kakakku Robertus Dhirotsaha dan Carolina

Dwiyatcitha, kakak iparku Venatius Didik Setiawan, serta Omku Suwondo

yang selalu mendoakan, memberi dukungan serta semangat dan motivasi.

2. Dosen pembimbing Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. dan Bapak Hendra

Kurniawan, M.Pd. yang selalu membimbing, memberi semangat, dan

memotivasi penulis.

3. Keluarga besar Kost Uno terkhusus ibu kost drg. Pratiwi Setyowati, Sp. Ort.

yang selalu memberi semangat dan dukungan.

4. Sahabatku tersayang Ropita Dewi Sartika yang selalu memberi semangat dan

mendampingi dalam proses mengerjakan skripsi.

5. Semua yang mendukung dalam proses pembuatan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

v

MOTTO

“Lebih baik diselamatkan oleh kritikan dan celaan daripada hancur karena pujian”

(Penulis)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

viii

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN LITERASIDALAM MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA

DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

Catharina Ginong Pratidhina141314019

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) perencanaanpembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia, (2) pelaksanaanpembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia, dan (3) hasilpembelajaran literasi dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studikasus. Subjek penelitian ini adalah guru sejarah dan peserta didik kelas X MIPA 4SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalahobservasi, kuesioner, wawancara, serta dokumen dan dokumentasi. Teknikanalisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang terdiri daripengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) perencanaan pembelajaranliterasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia dilakukan guru melaluipenyusunan RPP dengan baik, (2) pelaksanaan pembelajaran literasi telahdilakukan guru dengan baik sesuai dengan RPP, (3) hasil pembelajaran literasidalam aspek kognitif menunjukkan bahwa peserta didik yang mencapai nilaiKKM 75 sebanyak 26 orang dengan nilai rata-rata 85,92 atau 96,30%. Dalamaspek afektif, pembelajaran literasi berhasil menarik minat peserta didik denganmencapai kategori tinggi (92,60%). Dalam aspek psikomotorik melalui penugasanstory telling nilai rata-rata kelompok mencapai 88,75.

Kata kunci: literasi, pembelajaran, Sejarah Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF LITERACY LEARNINGON HISTORY OF INDONESIA COURSE

AT SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

Catharina Ginong Pratidhina141314019

This research aims to describe (1) the planning of literacy learning on theHistory of Indonesia course, (2) the implementation of literacy learning on theHistory of Indonesia course, and (3) the results of literacy learning on the Historyof Indonesia course.

This research uses qualitative approach with case study method. Thesubjects of this research are history teacher and students of X MIPA 4 class ofSMA Negeri 11 Yogyakarta. The data gathering techniques are observation,questionnaire, interview, document and documentation. The data analysistechnique uses Miles and Huberman’s interactive model which consists of datagathering, reduction, presentation, and conclusion drawing.

Based on the analysis, the results shows: (1) the planning of literacylearning on the History of Indonesia course is conducted by the teacher throughthe lesson plan, (2) the implementation of literacy learning on the History ofIndonesia course has been conducted based on the lesson plan by the teacher, (3)the result of literacy learning on cognitive aspect shows that the students can reachthe minimum learning mastery standard value 75 are as many as 26 students, themean of the students’ score reach 85.92 or 96.30%. On the affective aspect, theimplementation of literacy learning is successful as to gain students’ interest in ahigh category (92.60 %). On the psychometric aspect, by giving story-tellingassigmnment, the mean of groups’ score is 88.75.

Keywords: Literacy, Learning, History of Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Impementasi Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta” dalam rangka memenuhi sebagian

persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universutas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberi

perhatian, arahan, semangat, kesabaran, dan motivasi kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang

senantiasa memberi perhatian, arahan, semangat, kesabaran, dan motivasi

kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M., selaku Dosen Pembimbing Akademik

(DPA) yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberi ilmu

serta pengalaman kepada penulis selama menempuh studi.

7. Pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dalam

membantu kebutuhan administrasi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

xii

DAFTAR ISI

Hlm

HALAMAN JUDUL ………………………………………………….. I

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………….. Ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… Iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………… Iv

HALAMAN MOTTO ………………………………………………… V

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………… Vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………. Vii

ABSTRAK …………………………………………………………….. Viii

ABSTRACT …………………………………………………………… Ix

KATA PENGANTAR ………………………………………………… X

DAFTAR ISI ………………………………………………………….. Xii

DAFTAR TABEL …………………………………………………….. Xiv

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. Xv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. Xvi

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………….. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 7

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………. 7

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………. 10

A. Kajian Teori ……………………………………………………. 10

1. Gerakan Literasi Sekolah …………………………………... 10

2. Pembelajaran Sejarah ………………………………………. 29

3. Konstruktivisme ……………………………………………. 36

4. Kurikulum 2013 ……………………………………………. 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

xiii

B. Penelitian yang Relevan………………………………………… 44

C. Kerangka Berpikir………………………………………………. 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………… 49

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….. 49

B. Pendekatan Penelitian ………………………………………….. 49

C. Sumber Data …………………………………………………… 51

D. Metode Pengumpulan Data …………………………………….. 52

E. Instrumen Pengumpulan Data ………………………………….. 55

F. Teknik Sampling ……………………………………………….. 57

G. Validitas Data ………………………………………………….. 58

H. Analisis Data …………………………………………………… 61

I. Sistematika Penulisan ………………………………………….. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………. 65

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………………. 65

B. Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………………… 70

C. Pembahasan ……………………………………………………. 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………. 124

A. Kesimpulan …………………………………………………….. 124

B. Saran ……………………………………………………………. 126

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 128

LAMPIRAN …………………………………………………………... 132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

xiv

DAFTAR TABEL

Hlm

Tabel 1. Pihak Pelaksanaan Literasi …………………………………… 16

Tabel 2. Warga Sekolah yang Literat ………………………………….. 23

Tabel 3. Tahap 1 GLS (Tahap Pembiasaan)……………………………. 25

Tabel 4. Tahap 2 GLS (Tahap Pengembangan)………………………… 26

Tabel 5. Tahap 3 GLS (Tahap Pembelajaran)………………………….. 27

Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……………………….………. 49

Tabel 7. Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik …………………………... 56

Tabel 8. Data Nilai Kognitif Implementasi Pembelajaran

Literasi…….............................................................................................. 93

Tabel 9. Data Minat Belajar Peserta Didik terhadap Implementasi

Pembelajaran Literasi …………………………………………………... 95

Tabel 10. Kriteria Penilaian Keterampilan Peserta Didik ……………… 96

Tabel 11. Data Nilai Aspek Psikomotorik……………………………… 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

xv

DAFTAR GAMBAR

Hlm

Gambar I. Kerangka Pikir………...…………………………………….. 48

Gambar II. Model Interaktif Miles dan Huberman …………………….. 62

Gambar III. Diagram Hasil Minat Belajar Peserta Didik terhadap

Implementasi Pembelajaran Literasi ……...……………………………. 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hlm

Lampiran 1. Instrumen Observasi ………...……………………………. 133

Lampiran 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Peserta Didik …………… 135

Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Peserta Didik ……...…….. 136

Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru……………………… 137

Lampiran 5. Daftar Narasumber………………………………………... 138

Lampiran 6. Catatan Lapangan 1……………………………………….. 139

Lampiran 7. Catatan Lapangan 2……………………………………….. 141

Lampiran 8. Catatan Lapangan 3……………………………………….. 144

Lampiran 9. Catatan Lapangan 4………………………………………. 146

Lampiran 10. Catatan Lapangan 5……………………………………… 148

Lampiran 11. Catatan Lapangan 6……………………………………… 150

Lampiran 12. Catatan Lapangan 7……………………………………… 152

Lampiran 13. Catatan Lapangan 8……………………………………… 154

Lampiran 14. Catatan Lapangan 9……………………………………… 156

Lampiran 15. Catatan Lapangan 10…………………………………….. 158

Lampiran 16. Silabus Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X……... 160

Lampiran 17. Dokumen RPP…………………………………………… 167

Lampiran 18. Kisi-Kisi Soal Kognitif…………………………………... 193

Lampiran 19. Soal Kognitif…………………………………………….. 196

Lampiran 20. Data Nilai Kognitif Peserta Didik……………………….. 201

Lampiran 21. Kisi-kisi Kuesioner Minat……………………………….. 202

Lampiran 22. Instrumen Kuesioner Minat……………………………… 203

Lampiran 23. Data Hasil Minat Belajar Peserta Didik…………………. 206

Lampiran 24. Instrumen Penilaian Keterampilan………………………. 208

Lampiran 25. Data Nilai Aspek Psikomotorik………………………….. 209

Lampiran 26. Hasil Produk Literasi…………………………………….. 210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

xvii

Lampiran 27. Dokumentasi Penelitian…………………………………. 214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu

perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan

hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat.1

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada BAB I pasal I, mendefinisikan bahwa: Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.2

Pendidikan bukan hanya sebuah upaya menyalurkan pengetahuan

melainkan sebuah upaya yang dilakukan supaya anak-anak berkembang sesuai

dengan potensi yang dimilikinya. Pendidikan berdasarkan kurikulum terbaru

diharapkan menghasilkan generasi muda bangsa yang bukan hanya unggul dan

berkarakter dalam tataran dalam negeri melainkan mampu memainkan peran

pentingnya dalam konteks internasional.3 Pendidikan di Indonesia diharapkan

1 Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2015, hlm. 2.2 http://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional/. Diakses pada tanggal 21 Februari 2018, pada pukul 14.00.3 Yunus Abidin, Pembelajaran Multiliterasi, Bandung: PT Refika Aditama, 2015, hlm. 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

2

dapat mewujudkan pendidikan yang bermutu, dan berdaya saing dalam kehidupan

global.

Di Indonesia, banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam

memperbaiki sistem pendidikan, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi

permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia. Salah satu pokok

permasalahan pendidikan di Indonesia yaitu minat baca peserta didik yang rendah.

Padahal, budaya membaca merupakan salah satu ciri peradaban modern.

Rendahnya minat baca pada peserta didik ini juga terjadi di kota Yogyakarta.

Padahal, Yogyakarta merupakan salah satu dari banyak kota yang memiliki

kualitas pendidikan yang baik di Indonesia, sehingga Yogyakarta dikenal sebagai

kota pelajar.4 Sayangnya, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik

(BPS) pada tahun 2016, DIY hanya menempati peringkat ke-empat dalam minat

bacanya, padahal pada tahun 2014 Yogyakarta memiliki indeks baca tertinggi di

Indonesia.5 Melihat hal itu, dapat disimpulkan bahwa minat baca peserta didik di

Yogyakarta mengalami penurunan.

Rendahnya minat baca peserta didik secara umum dilatarbelakangi oleh

perkembangan zaman modern yang menjadikan peserta didik lebih tertarik pada

kegiatan yang berbau teknologi, misalnya bermain game, menonton TV, dan

sosial media. Kegiatan tersebut menyebabkan kurangnya minat dan motivasi

budaya membaca pada diri peserta didik. Selain itu, rendahnya minat baca juga

dipengaruhi oleh lingkungan dimana peserta didik berada yang kurang

4 https://jogja.antaranews.com/berita/342002/minat-baca-pelajar-diy-cukup-tinggi. Diakses padatanggal 24 Februari 2018, pada pukul 20.00.5 http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah. Diakses padatanggal 24 Februari 2018, pada pukul 20.30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

3

mendukung terjadinya aktivitas membaca. Minat baca yang rendah ini akan

berpengaruh pada rendahnya pengetahuan dan wawasan peserta didik untuk

menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Permasalahan ini menuntut masing-masing lembaga sekolah di

Yogyakarta untuk menciptakan strategi khusus dalam meningkatkan minat baca

peserta didik. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah dengan menjalankan

peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang

Penumbuhan Budi Pekerti. Pelaksanaan Pembudayaan Budi Pekerti (PBP)

didasarkan pada nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan yang meliputi

pembiasaan, salah satunya yaitu menumbuhkan penghargaan terhadap keunikan

potensi peserta didik untuk dikembangkan, yaitu mendorong peserta didik gemar

membaca dan mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya untuk

memperluas cakrawala kehidupan untuk mengembangkan dirinya sendiri.

Pembudayaan Budi Pekerti (PBP) adalah kegiatan pembiasaan sikap prilaku

positif di sekolah yang dimulai berjenjang dari mulai SD, SMP, dan SMA/SMK.6

Dalam pelaksanaan Pembudayaan Budi Pekerti (PBP) dilakukan melalui

beberapa kegiatan. Kegiatan gerakan penumbuhan budi pekerti di sekolah

dilakukan melalui berbagai pembiasaan-pembiasaan, salah satu pembiasaan yang

digemakan oleh pemerintah yaitu dengan adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) sebagai upaya membiasakan dan memotivasi peserta didik untuk

6 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015tentang Penumbuhan Budi Pekerti, hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

4

mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti dan mengatasi

rendahnya minat baca pada peserta didik. Melihat tingkat minat baca yang masih

tergolong rendah, Gerakan Literasi Sekolah merupakan sesuatu yang sangat

diharapkan dan wajib diterapkan oleh lembaga-lembaga sekolah di Indonesia

khususnya di kota Yogyakarta yang memiliki julukan sebagai kota pelajar.

Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara

menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang

warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Upaya yang ditempuh

untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca oleh peserta didik.

Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran

sebelum waktu belajar dimulai. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti berupa

kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan

peserta didik. Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan

ke tahap pengembangan, dan pembelajaran yang dilakukan untuk mendukung

pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku

nonteks pelajaran.7 Melalui pembiasaan yang dilakukan di sekolah maka akan

muncul budaya membaca pada peserta didik. Dengan membaca peserta didik

mampu menambah pengetahuan diberbagai mata pelajaran dalam proses

pembelajaran di sekolah.

Dalam proses pembelajaran, tidak semata-mata dipandang sebagai

kegiatan menyalurkan pengetahuan melainkan melibatkan peserta didik untuk

terlibat langsung dalam proses pengembangan pengetahuan. Pembelajaran yang

7 Dirjen Dikdasmen, Panduan Gerakan Literasi Sekolah: di Sekolah Menengah Atas, Jakarta:Kemendikbud, 2016, hlm. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

5

demikian diharapkan peserta didik akan mampu menyadari pentingnya belajar,

mengetahui cara belajar, dan beroleh beragam pengetahuan dan keterampilan

sebagai hasil kegiatan belajar.8 Begitu juga dalam pembelajaran sejarah, dapat kita

ketahui bahwa pada zaman yang sudah modern ini pembelajaran sejarah masih

sangat kering padahal kaya akan sumber. Pelajaran sejarah terkesan

membosankan karena proses belajarnya hanya menggunakan buku paket saja, dan

dalam proses pembelajarannya identik dengan membaca buku paket tersebut.

Pembelajaran sejarah yang kering dan terkesan membosankan, menuntut

guru sejarah untuk menyempurnakan pembelajaran dengan mencari inspirasi

kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dari sebelumnya, salah satunya guru

dapat memanfaatkan pelaksanaan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah dengan

menerapkan pembelajaran literasi dalam melaksanakan proses pembelajaran

sejarah. Pembelajaran literasi dalam proses pembelajaran sejarah ini sesuai

dengan tahap ketiga pada pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah yaitu tahap

pelaksanaan pembelajaran. Dalam tahap pembelajaran, banyak kegiatan-kegiatan

yang dapat dilakukan, salah satunya peserta didik dapat menggunakan lingkungan

fisik, sosial dan afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual,

auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya

pengetahuan dalam mata pelajaran.9 Dengan demikian diharapkan proses

pembelajaran sejarah tidak lagi terkesan membosankan,dan dapat juga

meningkatkan minat baca pada peserta didik, serta peserta didik juga beroleh

beragam pengetahuan serta keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar.

8 Yunus Abidin 2015, op.cit., hlm 13.9 Dirjen Dikdasmen, op.cit., hlm. 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

6

Gerakan Literasi Sekolah mulai diterapkan beberapa sekolah di

Yogyakarta, salah satu sekolah yang menerapkan yaitu SMA Negeri 11

Yogyakarta. SMA Negeri 11 Yogyakarta merupakan salah satu SMA negeri

terbaik di Yogyakarta, banyak prestasi-prestasi yang dicapai, baik dalam bidang

akademik maupun non akademik. SMA Negeri 11 Yogyakarta selalu mengikuti

perkembangan peraturan pendidikan, salah satunya Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan

Budi Pekerti yang menjadikan GLS sebagai salah satu kegiatannya.

SMA Negeri 11 Yogyakarta sudah terlebih dahulu melakukan kegiatan

literasi sebelum pemerintah mencanangkan GLS. Kegiatan yang sering dilakukan

yaitu literasi agama yang dilakukan setiap hari Jumat dengan aktivitas membaca

kitab suci sesuai dengan kepercayaan masing-masing dan literasi pada saat proses

pembelajaran di kelas dengan membaca buku pelajaran sebelum pelajaran

dimulai. Dalam menerapkan Gerakan Literasi Sekolah, SMA Negeri 11

Yogyakarta sudah menerapkan tahap pembiasaan tahap pengembangan dan

pembelajaran. Pada tahap pembiasaan kegiatan yang dilakukan merupakan 15

menit membaca buku non pelajaran, pada tahap pengembangan kegiatan yang

dilakukan oleh warga sekolah yaitu mengadakan lomba literasi, seperti menulis

puisi dan cerita, selanjutnya pada tahap pembelajaran guru mulai menerapkannya

dalam proses pembelajaran di kelas, contohnya guru mengarahkan peserta didik

untuk belajar di perpustakaan dan membaca buku yang berkaitan dengan materi

pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

7

Peneliti memilih SMA Negeri 11 Yogyakarta sebagai tempat penelitian

berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas. Peneliti ingin

mengetahui implementasi Gerakan Literasi Sekolah pada tahap ketiga yaitu tahap

pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam proses pembelajaran sejarah. Untuk

itu, Peneliti mengambil judul Implementasi Pembelajaran Literasi dalam Mata

Pelajaran Sejarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah

Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah

Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta ?

3. Bagaimana hasil pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia

di SMA Negeri 11 Yogyakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk

mendeskripsikan tentang:

1. Perencanaan pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia di

SMA Negeri 11 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

8

2. Pelaksanaan pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia di

SMA Negeri 11 Yogyakarta.

3. Hasil pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia di SMA

Negeri 11 Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi universitas, sekolah,

penulis, guru, dan peserta didik dengan uraian sebagai berikut :

1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk bahan kajian

penulis.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau rekomendasi bagi

warga sekolah dalam meningkatkan budaya literasi pada peserta didik.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti tentang

ilmu pendidikan, dan praktek pembelajaran khususnya dalam pelaksanaan

pembelajaran berbasis literasi.

4. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan bagi

guru khususnya guru mata pelajaran sejarah untuk memanfaatkan pembelajaran

yang dapat menarik perhatian peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

9

5. Bagi Peserta Didik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peserta didik sebagai

bahan evaluasi diri agar dapat menjadi pribadi yang literat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

a. Pengertian Literasi

Istilah literasi dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa

Inggris literacy yang secara etimologi berasal dari bahasa Latin literatu, yang

berarti orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga terdapat istilah littera (huruf)

yaitu sistem tulisan dengan kesepakatan yang menyertainya. Pengertian literasi

menurut UNESCO adalah seperangkat keterampilan nyata, khususnya

keterampilan kognitif membaca dan menulis, yang terlepas dari konteks di mana

keterampilan itu diperoleh dari siapa serta cara memperolehnya. Sedangkan

pengertian literasi secara umum adalah kemampuan individu mengolah dan

memahami informasi saat membaca dan menulis. 10

Kata literasi telah memiliki berbagai makna baru pada abad ke-21. Secara

tradisional, literasi dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis. Orang

yang dapat dikatakan literat dalam pandangan ini adalah orang yang mampu

membaca dan menulis atau bebas buata huruf. Literasi telah bergeser dari

pengertian yang sempit menuju pengertian yang lebih luas mencakup berbagai

bidang penting lainnya. Perubahan ini disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor

10 https://www.literasipublik.com/pengertian-literasi. Diakses pada tanggal 26 Februari 2018, padapukul 14.45.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

11

perluasan makna akibat semakin luas penggunaannya, perkembangan teknologi

informasi dan teknologi, maupun analogi.11

Pembelajaran literasi lebih dikenal sebagai pembelajaran dalam bidang

bahasa Indonesia padahal pemanfaatan literasi tidak melulu berkaitan dengan

mata pelajaran kebahasaan, namun dapat diterapkan untuk seluruh mata

pelajaran.12 Secara tradisional, literasi dipandang sebagai kemampuan membaca

dan menulis. Namun dalam perkembangannya literasi tidak hanya diartikan

sebagai kemampuan membaca dan menulis tetapi lebih berkembang lagi menjadi

kemampuan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara .13

1) Keterampilan Membaca

Dalam konsep literasi, membaca merupakan sebuah usaha untuk

memahami, menggunakan, merefleksi, dan melibarkan diri dalam berbagai jenis

teks untuk mencapai tujuan.14 Membaca berfungsi sebagai salah satu jalan yang

meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan. Keterampilan membaca berujung

pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis dan reflektif.15

Aktivitas membaca diawali dengan membaca teks, memaknai teks, mendiskusikan

teks, dan membangun pemahaman atas isi teks. Setelah aktivitas-aktivitas tersebut

dilaksanakan, kemudian dilanjutkan pada menyimpulkan, mengevaluasi, dan

mengonfirmasi hasil bacaan.16

11 Yunus Abidin 2015 , op.cit., hlm. 51.12 Hendra Kurniawan, “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”, Historia Vitae, Vol32, No. 1, Universitas Sanata Dharma, hlm.1.13 Yunus Abidin dkk. Pembelajaran Literasi : Strategi Meningkatkan Kemampuan LiterasiMatematika, Sains, Membaca, dan Menulis, Jakarta: Bumi Aksara, 2017, hlm. 1.14 Ibid., hlm. 165.15 Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 5.16 Ibid.,hlm. 10-11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

12

2) Keterampilan Menyimak

Menyimak tidak sekedar kegiatan mendengarkan tetapi juga

memahaminya untuk memperoleh berbagai informasi. Menyimak berfungsi

sebagai sarana untuk memperluas wawasan dan pengetahuan. Keterampilan

menyimak dapat menjadi cara untuk memahami secara lebih mendalam berbagai

bentuk sumber literasi digital yang berkembang. Keterampilan membaca dan

menyimak sifatnya saling menopang dan melengkapi untuk mengonstruksi

pemahaman literasi lebih optimal.17

3) Keterampilan Menulis

Menulis merupakan kemampuan untuk menghasilkan gagasan kreatif atas

pengetahuan yang sudah dimiliki.18 Menulis untuk membangun makna berarti

bahwa kegiatan menulis yang dilakukan tidak hanya sekedar berfungsi sebagai

sarana menyalurkan ide orang lain melainkan sarana untuk menyalurkan ide

peserta didik sendiri sehingga pemahamannya atas suatu hal akan semakin

meningkat. Melalui kegiatan menulis, peserta didik akan mampu

mengkomunikasikan ide-ide tersebut pada orang lain sehingga akan terbina pula

kemampuannya dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain

tersebut.

4) Keterampilan Berbicara

Berbicara diartikan sebagai kemampuan memproduksi ide secara lisan

dengan isi yang berbobot dan cara penyampaiannya yang tepat. Kemampuan ini

sangat berguna untuk berbagai kepentingan baik dalam hal menyampaikan ide,

17 Ibid., hlm. 12.18 Yunus Abidin, 2015, op.cit., hlm. 63.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

13

mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Keterampilan berbicara secara

akuntabel merupakan ciri kepemilikan pengetahuan yang mendalam, kemampuan

berpikir yang kritis dan kreatif, dan sekaligus ciri kemampuan berkomunikasi

secara matang dan dewasa untuk berbagai tujuan.19

Dalam pembelajaran literasi, empat kemampuan ini dilakukan seefisien

mungkin untuk meningkatkan kemampuan berfikir meliputi kemampuan

mengkritisi, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber

dalam berbagai ragam disiplin ilmu dan kemampuan mengkomunikasikan

informasi tersebut.

Pembelajaran literasi bertujuan untuk memperkenalkan anak-anak tentang

dasar-dasar membaca, menulis, memelihara kesadaran bahasa, dan motivasi untuk

belajar. Pembelajaran literasi pada jenjang sekolah menengah bertujuan untuk

membawa peserta didik agar semakin memiliki motivasi untuk menumbuhkan

minat berliterasi dalam dirinya guna meningkatkan minat baca dan menjadi

pembelajar sepanjang hayat. Adapun tujuan pembelajaran literasi pada abad ke 21

yaitu20:

1) Membentuk peserta didik menjadi pembaca, penulis, dan komunikator yangstrategis.

2) Meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan berpikirpada peserta didik

3) Meningkatkan dan memperdalam motivasi belajar peserta didik.4) Mengembangkan kemandirian peserta didik sebagai seorang pembelajar yang

kreatif, inovatif, produktif, dan sekaligus berkarakter.

Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana

peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang

19 Ibid., hlm. 63.20 Ibid., hlm. 54.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

14

didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta

didik, baik dirumah maupun dilingkungan sekitarnya.21 Sejalan dengan

berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi guru di sekolah harus

berpikir bahwa literasi merupakan sebuah konsep yang berkembang dan dapat

dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di kelas.22 Pembelajaran literasi ini

diharapkan mampu mendukung proses dan pencapaian hasil pembelajaran secara

optimal bukan malah mempersulit proses pembelajaran.23

b. Komponen Literasi Sekolah

Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis, namun mencakup

keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk

cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai

literasi informasi.

Clay menjabarkan bahwa komponen literasi informasi terdiri atas literasi

dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan

literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi ini diperlukan sebagai dasar

pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan

sebagai berikut24:

1) Literasi Dini

Literasi dini diartikan sebagai kemampuan untuk menyimak, memahami

bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah.

21 Dirjen Dikdasmen, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta: Kemendikbud, 2016, hlm.2.22 Yunus Abidin dkk, 2017, op.cit., hlm. 3.23 Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 6.24 Dirjen Dikdasmen, op.cit., hlm. 8-9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

15

2) Literasi Dasar

Literasi dasar diartikan sebagai kemampuan untuk mendengarkan,

berbicara, membaca, menulis, dan menghitung serta berkaitan juga dengan dengan

kemampuan analisis untuk memperhitungkan, mempersepsikan informasi,

mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi berdasarkan pemahaman dan

pengambilan kesimpulan pribadi.

3) Literasi perpustakaan

Memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, ,

memahami penggunaan katalog, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami

informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau

mengatasi masalah.

4) Literasi Media

Literasi media diartikan sebagai Kemampuan untuk mengetahui berbagai

bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio,

media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan

penggunaannya.

5) Literasi Teknologi

Kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti

perangkat keras, perangkat lunak, serta etika dalam memanfaatkan teknologi.

Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,

mempresentasikan, dan mengakses internet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

16

6) Literasi Visual

Literasi visual merupakan pemahaman tingkat lanjut antara literasi media

dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar

dengan memanfaatkan materi visual dan audio visual secara kritis dan

bermartabat.

Pihak yang berperan aktif dalam pelaksanaan komponen literasi

dipaparkan pada tabel berikut25:

Tabel 1. Pihak Pelaksanaan Komponen Literasi

No Komponen Literasi Pihak yang Berperan Aktif

1 Literasi Usia Dini Orangtua dan keluarga, guru/PAUD, pamongatau pengasuh

2 Literasi Dasar Pendidikan Formal

3 Literasi Perpustakaan Pendidikan Formal

4 Literasi Teknologi Pendidikan Formal dan Keluarga

5 Literasi Media Pendidikan Formal, keluarga, dan lingkungansosial

6 Literasi Visual Pendidikan Formal, keluarga, dan lingkungansosial

Literasi yang menyeluruh dan saling terkait ini memampukan seseorang

untuk berkontribusi kepada masyarakatnya sesuai dengan kompetensi dan

perannya sebagai warga Negara global. Dalam Komponen literasi tersebut terdiri

dari enam kemampuan yang berbeda. Selain itu, diperlukan juga pendekatan

belajar-mengajar yang mengembangkan komponen-komponen literasi ini.

Kesempatan peserta didik tertuang dalam komponen literasi yang dapat

menentukan kesiapan peserta didik berinteraksi dengan literasi visual. Hal

25 Ibid., hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

17

tersebut membuktikan bahwa literasi tidak hanya didefinisikan sebagai aktivitas

membaca dan menulis saja.

c. Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk

menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat

sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Berdasarkan buku panduan yang dibuat

oleh Kemendikbud terkait kebijakan ini, GLS memiliki26:

1) Landasan Filosofi

Sumpah Pemuda butir ketiga (3) menyatakan, “menjunjung bahasa

persatuan bahasa Indonesia” yang memiliki makna pengakuan terhadap

keberadaan ratusan bahasa daerah yang memiliki hak hidup dan peluang

penggunaan bahasa asing sesuai dengan keperluannya.

a) Butir ini menegaskan pentingnya pembelajaran berbahasa dalam pendidikannasional.

b) Konvensi PBB tentang Hak Anak pada tahun 1989 tentang pentingnyapenggunaan bahasa ibu. Indonesia yang memiliki beragam suku bangsa,khususnya mikrokultur-mikrokultur tertentu tertentu perlu difasilitasi denganbahasa ibu saat mereka memasuki pendidikan dasar kelas rendah (kelas I, II,III).

c) Konvensi PBB di Praha tahun 2003 tentang kecakapan literasi dasar dankecakapan perpustakaan yang efektif merupakan kunci bagi masyarakat literatdalam menghadapi derasnya arus informasi teknologi.

2) Landasan Hukum

Landasan hukum Gerakan Literasi Sekolah adalah sebagai berikut:

a) Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31, ayat 3: “Pemerintah mengusahakan danmenyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkankeimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

26 Ibid., hlm. 4-5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

18

b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional.

c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentangperpustakaan.

d) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera,Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

e) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentangPerubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

f) Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

g) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 tahun 2007 tentang Pedoman bagiKepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara danBahasa Daerah.

h) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang StandarSarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), dan Sekolah MenengahAtas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

i) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

j) Rencana Strategis KementerianPendidikan dan Kebudayaan 2015-2019.

d. Tujuan

GLS memiliki tujuan umun dan tujuan khusus, berikut adalah tujuan dari

Gerakan Literasi Sekolah27:

a) Tujuan Umum

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaanekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agarmereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

b) Tujuan Khusus

1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah

anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku

bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

27 Ibid., hlm. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

19

e. Ruang Lingkup

Ruang lingkup GLS berupa28:

a) Lingkungan fisik sekolah yaitu ketersediaan fasilitas, sarana prasarana literasi.

b) Lingkungan sosial dan efektif yaitu dukungan dan partisipasi aktif semua

warga sekolah dalam melaksanakan kegiatan literasi.

c) Lingkungan akademik yaitu adanya program literasi yang nyata dan bisa

dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah.

f. Sasaran

Dalam mendukung terlaksananya kegiatan Gerakan Literasi Sekolah yang

dicanangkan oleh pemerintah tentunya memiliki sasaran. Sasaran GLS adalah

ekosistem sekolah pada jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah

atas.29

g. Target

Gerakan Literasi Sekolah diharapkan dapat menciptakan ekosistem

Sekolah Menengah Atas yang literat, yang akhirnya dapat menumbuhkan budi

pekerti peserta didik.

Ekosistem sekolah yang literat tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut 30:

a) Menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat warganyadalam belajar.

b) Semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama.c) Memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi

kepada lingkungan sosialnya.d) Mengakomodasi partipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal SMA.

28 Dirjen Dikdasmen, op.cit., 2016, hlm. 2.29 Ibid., hlm. 3.30 Ibid., hlm. 34.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

20

h. Prinsip-prinsip Literasi Sekolah

Menurut Beers, praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah

menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut31:

1) Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat di

prediksi.

Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik dapat membantu

sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat

sesuai kebutuhan perkembangan mereka.

2) Program literasi yang baik bersifat berimbang

Sekolah yang menerapkan program literasi menyadari bahwa tiap peserta

didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh kerena itu, strategi membaca dan

jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang

pendidikan.

3) Program literasi terintegrasi dengan kurikulum

Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab

semua guru disemua mata pelajaran sebab pembelajaran mata pelajaran apapun

membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian,

pengembangan professional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru

semua mata pelajaran.

4) Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun

Misalnya, ‘menulis surat kepada presiden’ atau ‘membaca untuk

ibu’merupakan contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.

31Ibid, hlm. 11-12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

21

5) Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan

Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai

kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas.

Kegiatan diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat

agar kemampuan perpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk

menyampaikan pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan

pandangan.

6) Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman

Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi di

sekolah. Bahan bacaan untuk peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya

Indonesia.

i. Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah

Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya

literasi, Beers menyampaikan beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi

yang positif di sekolah sebagai berikut 32:

1) Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi

Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga

sekolah. Oleh karena itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif untuk

dijadikan sebagai sarana pembelajaran. Sekolah yang mendukung pengembangan

budaya literasi sebaiknya memasang karya peserta didik di seluruh area sekolah

dan karya-karya peserta didik diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan

pada semua peserta didik. Selain itu, peserta didik dapat mengakses buku dan

32 Ibid., hlm. 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

22

bahan bacaan lain di sudut baca di semua kelas, dan area lain di sekolah.

Mengkondisikan lingkungan fisik ini akan memberikan kesan positif tentang

komitmen sekolah terhadap pengembangan budaya literasi.

2) Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan

interaksi yang literat

Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan

interaksi seluruh komponen sekolah. Hal itu dapat dikembangkan dengan

pengakuan atas pencapaian peserta didik sepanjang tahun. Pemberian

penghargaan dapat dilakukan saat upacara bendera setiap minggu untuk

menghargai kemajuan peserta didik di semua aspek. Prestasi yang dihargai bukan

hanya akademik, tetapi juga sikap dan upaya peserta didik. Dengan demikian,

setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh penghargaan

sekolah. Literasi diharapkan dapat mewarnai setiap perayaan penting di

sepanjang tahun pelajaran. Hal ini dapat direalisasikan dalam bentuk festival

buku, lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan sebagainya.

Pimpinan sekolah selayaknya berperan aktif dalam menggerakkan literasi, antara

lain dengan membangun budaya kolaboratif antar guru dan tenaga kependidikan.

Dengan demikian, setiap orang dapat terlibat sesuai kepakaran masing-masing.

Peran orang tua sebagai relawan gerakan literasi akan semakin memperkuat

komitmen sekolah dalam membangun budaya literasi.

3) Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat

Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan

akademik. Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

23

sekolah. Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk

pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca

dalam hati dan guru membacakan buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum

pelajaran berlangsung. Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu

diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan tenaga kependidikan

untuk peningkatan pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan, dan

keterlaksanaanya.

Tabel 2 di bawah ini mencantumkan beberapa parameter yang dapat

digunakan sekolah untuk membangun budaya literasi sekolah yang baik.33

Tabel 2. Warga Sekolah yang Literat

a. Lingkungan Fisik1) Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk

koridor dan kantor.2) Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan

yang seimbang kepada semua peserta didik.3) Buku dan Materi bacaan lain tersedia dipojok-pojok baca semua ruang

kelas.4) Buku dan Materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orang

tua/pengunjung di kantor dan ruangan selain ruang kelas.5) Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan

untuk anak .6) Kepala sekolah bersedia berdialog dengan warga sekolah.b. Lingkungan Sosial dan Afektif1) Penghargaan terhadap prestasi peserta didik baik dalam bidang akademik

maupun non akademik.2) Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi.3) Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi, misalnya

merayakan Hari Kartini dengan membaca surat-suratnya dan pada saatmemperingati bulan bahasa dengan mengadakan perlombaan sepertimembuat puisi, menulis cerita, dll.

4) Terdapat budaya kolaborasi antar guru dan staf, dengan mengakuikepakaran masing-masing.

5) Terdapat waktu yang memadai bagi staf untuk berkolaborasi dalammenjalankan program literasi dan hal-hal yang terkait dengan

33 Ibid., hlm. 14-15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

24

pelaksanaanya.6) Staf sekolah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama

dalam menjalankan program literasi.c. Lingkungan Akademik1) Terdapat Tim Literasi Sekolah (TLS) yang bertugas melakukan asesmen

dan perencanaan.2) Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran dan

pembiasaan literasi: membaca dalam hati , membaca buku dengannyaring, membaca bersama, membaca terpandu, diskusi buku, bedahbuku, presentasi.

3) Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untukkepentingan lain.

4) Disepakati waktu berkala untuk Tim Literasi Sekolah (TLS) membahaspelaksanaan gerakan literasi sekolah.

5) Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak disekolah..6) Ada beberapa buku yang wajib dibaca oleh warga sekolah.7) Ada kesempatan pengembangan professional tentang literasi yang

diberikan untuk staf, melalui kerja sama dengan institusi terkait(perguruan tinggi, dinas pendidikan, dinas perpustakaan, atau berbagipengalaman dengan sekolah lain).

8) Seluruh warga sekolah antusias menjalankan program literasi, dengantujuan membangun organisasi sekolah yang suka belajar.

Aspek-aspek tersebut adalah karakteristik penting dalam pengembangan

budaya literasi sekolah. Dalam pelaksanaannya, sekolah dapat menyesuaikannya

dengan situasi dan kondisi sekolah. Guru dan kepala sekolah perlu bekerja sama

untuk mengimplementasikan strategi tersebut.

j. Tahapan Gerakan Literasi Sekolah

Program GLS dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan

kesiapan sekolah diseluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas

sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), kesiapan

warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi public,

dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

25

Berikut ini tahapan Gerakan Literasi Sekolah34:

1) Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem

sekolah

Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan

terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.

Tabel 3. Tahap 1 GLS (Tahap Pembiasaan)

TAHAPAN KEGIATANPEMBIASAAN(belum ada tagihan)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelumjam pelajaran melalui kegiatan membacakanbuku dengan nyaring.

2. Membangun lingkungan fisik sekolah yangkaya literasi, antara lain: (1) menyediakanperpustakaan sekolah, sudut baca, dan area bacayang nyaman; (2) pengembangan sarana lain(UKS, kantin, kebun sekolah); dan (3)penyediaan koleksi teks cetak, visual, digital,maupun multimodal yang mudah diakses olehseluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahankaya teks.

Dalam tahap pembiasaan ini, sekolah yang peneliti gunakan sebagai

tempat penelitian juga telah menjalankan tahap tersebut. Kegiatan pada tahap

pembiasan tersebut dilakukan dengan membaca 15 menit sebelum jam pelajaran

dimulai. Kegiatan membaca ini dilakukan di dalam kelas dengan suasana yang

tenang dan kondusif.

34 Ibid., hlm. 28-30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

26

2) Tahapan ke-2: Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan

literasi

Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan

memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis,

dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan

menanggapi bacaan pengayaan.

Tabel 4. Tahap 2 GLS (Tahap Pengembangan)

TAHAPAN KEGIATANPENGEMBANGAN(ada tagihan sederhanauntuk penilaian non-akademik)

1. Lima belas menit membaca setiap harisebelum jam pelajaran melalui kegiatanmembaca buku dengan nyaring, membacadalam hati, membaca bersama, dan/ataumembaca terpandu diikuti kegiatan laindengan tagihan non-akademik, bincang buku.

2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial,afektif sekolah yang kaya literasi danmenciptakan ekosistem sekolah yangmenghargai keterbukaan dan kegemaranterhadap pengetahuan dengan berbagaikegiatan, antara lain: memberikanpenghargaan kepada capaian perilaku positif,kepedulian sosial, dan semangat belajarpeserta didik.

3. Pengembangan kemampuan literasi melaluikegiatan di perpustakaansekolah/perpustakaan kota/daerah atau tamanbacaan masyarakat atau sudut baca kelasdengan berbagai kegiatan diantaranya yaitumembaca buku dengan nyaring, menontonfilm pendek, dan lain sebagainya.

Dalam tahap penegembangan, sekolah yang peneliti gunakan sebagai

tempat penelitian telah menerapkan tahap kedua ini. Kegiatan pada tahap

pengembangan dilakukan dengan mengadakan lomba literasi, seperti menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

27

puisi, dan membuat cerpen. Lomba tersebut dilakukan secara umum dengan

melibatkan warga sekolah.

3) Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan

kemampuan memahamin teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi,

berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui

kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Dalam

tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran).

Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013

yang mensyaratkan peserta didik membaca buku tentang pengetahuan umum,

kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan

mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi siswa SMP,

dan 18 buku bagi siswa SMA/SMK. buku laporan kegiatan membaca pada tahap

pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas.

Tabel 5. Tahap 3 GLS (Tahap Pembelajaran)

TAHAPAN KEGIATANPEMBELAJARAN (adatagihan akademik)

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelumjam pelajaran melalui kegiatan membacakanbuku dengan nyaring, membaca dalam hati,membaca dalam hati, membaca bersama,dan/atau membaca terpadu diikuti kegiatan laindengan tagihan non-akademik dan akademik.

2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran,disesuaikan dengan tagihan akademikkurikulum 2013.

3. Melaksanakan berbagai strategi untukmemahami teks dalam semua mata pelajaran.

4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif,dan akademik disertai beragam bacaan (cetak,visual, auditori, digital) yang kaya literasi diluar buku teks pelajaran untuk memperkayapengetahuan dalam mata pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

28

Dalam tahap pembelajaran, semua mata pelajaran sebaiknya menggunakan

ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau

informasi lain di luar buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan

proaktif mencari referensi pembelajaran yang relevan. Selain itu, guru juga dapat

menggunakan berbagai metode pembelajaran yang menarik dan dapat

menumbuhkan motivasi belajar peserta didik . Tahapan yang peneliti pilih untuk

melakukan penelitian ialah tahap 3 yaitu tahap pembelajaran

Dalam tahap pembelajaran, sekolah yang digunakan dalam melakukan

penelitian ini telah menerapkannya. Hal tersebut juga diterapkan pada mata

pelajaran sejarah. kegiatan pembelajaran literasi ini dilakukan oleh guru dengan

menginstruksikan peserta didik ke perpustakaan, mencari sumber tentang

pelajaran yang sedang dipelajari dan peserta didik ditugaskan untuk mengkritisi

informasi yang peserta didik dapatkan. Selain itu tahap pembelajaran dilakukan

melalui media audio visual, yaitu guru memutarkan sebuah film sejarah, dan

kemudian peserta didik diberi penugasan untuk menceritakan kembali film sejarah

tersebut.

Berdasarkan pemaparan tentang literasi dan Gerakan Literasi Sekolah

diatas dapat kita ketahui bahwa pada pengertian awalnya, literasi merupakan

kemampuan individu mengolah dan memahami informasi saat membaca dan

menulis. Namun, dalam perkembangannya literasi didefinisikan sebagai

pembelajaran yang menempatkan empat kemampuan yaitu membaca, menulis,

menyimak, dan berbicara. Hal tersebut didukung dengan dicanangkannya

peraturan pemerintah mengenai GLS, yang didalamnya termuat tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

29

pembelajaran. Untuk itu Empat kemampuan yang termuat dalam pembelajaran

literasi dapat dijadikan strategi guru dalam proses belajar mengajar di kelas, yang

diyakini dapat meningkatkan kreativitas, dan pengetahuan peserta didik

2. Pembelajaran Sejarah

a. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor eksternal agar

terjadi proses belajar pada diri individu yang belajar.35 Menurut UU No.20 Tahun

2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.36

Proses pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.37 Perencanaan belajar

mengajar yang paling penting untuk disiapkan terlebih dahulu ialah penyusunan

Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamnya meliputi Kompetensi

Dasar, indikator, alat evaluasi, bahan ajar, metode pembelajaran, model

pembelajaran, media/alat pembelajaran,serta kegiatan pembelajaran. Selanjutnya,

dalam pelaksanaan proses aktivitas belajar, semua yang telah direncanakan dalam

RPP akan digunakan oleh guru sebagai panduan yaitu dengan menggunakan

metode, model, dan media yang telah dipilih oleh guru. Proses pembelajaran yang

terakhir ialah evaluasi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran perlu dilakukan

penilaian pembelajaran atas tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal

35 Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran: Serta Pemanfaatan Sumber Belajar,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017, hlm. 19-20.36 Ibid., hlm. 23.37 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011, hlm. 81.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

30

tersebut dilakukan guna melihat pemahaman peserta didik selama mengikuti

proses pembelajaran.

Secara umum pembelajaran memiliki tujuan sebagai upaya mempengaruhi

peserta didik agar terjadi proses belajar. Oleh karena itu perlu diupayakan suatu

cara atau metode serta dorongan motivasi bagi peserta didik guna membantu

terjadinya proses belajar agar belajar menjadi lebih efektif, efisien dan terarah

pada tujuan yang ditetapkan. Dorongan motivasi dalam diri peserta didik

bertujuan supaya peserta didik tertarik untuk melakukan aktivitas belajar.

Dalam proses pembelajaran motivasi peserta didik merupakan salah satu

hal terpenting untuk diperhatikan. Dalam konteks pembelajaran, motivasi berarti

seni atau upaya mendorong peserta didik agar dapat tergerak untuk melakukan

kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar. Motivasi memegang peran penting

dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang pada peserta didik dalam

melaksanakan proses pembelajaran.38 Untuk itu, dalam proses pembelajaran guru

dianjurkan untuk menciptakan suasana belajar yang dapat menggerakkan dan

mengaktifkan peserta didik secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam

pembelajaran sehingga tujuan belajar dapat tercapai.

Pencapaian tujuan pembelajaran harus mempertimbangkan kesesuaian

antara karakteristik bahan ajar, karakteristik peserta didik, dan ketersediaan

sumber belajar. Misalnya, untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam

pembelajaran sejarah tentang “ Mampu mengaplikasikan nilai-nilai masa lampau

yang dapat digunakan dalam menghadapi masa kini”, tidak menarik jika hanya

38 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996, hlm. 88.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

31

dicapai melalui metode ceramah dan evaluasi yang dilakukan melalui tes tertulis

karena peserta didik hanya akan menganggap lalu pembelajaran tersebut. Akan

lebih baiknya jika peserta didik digerakkan untuk mencari informasi-informasi di

berbagai sumber dan mengolah informasi tersebut, hingga peserta didik dapat

menemukan sendiri berbagai macam nilai-nilai yang kemudian dapat diaplikas

ikan dalam kehidupannya di masa kini.

Informasi merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran.

Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana individu

mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang

diterima individu dari lingkungan.39 Penerapan teori pengolahan informasi dalam

pembelajaran berasal dari asumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang

aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi, dan mengubahnya menjadi sebuah

informasi dan keterampilan untuk di pelajari. Komponen belajar menurut teori

pengolah informasi yaitu: (1) perhatian ditujukan pada stimulus, (2) pengodean

stimulus, (3) penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).

Atas dasar komponen belajar tersebut selanjutnya hal mendasar dari

pembelajaran yang dapat dilakukan adalah 40:

1) Membimbing Peserta didik dalam penerimaan Stimulus

Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan membimbing

perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain: (a) memusatkan

perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang dipilih, (b) menggali secara awal

stimulus dengan kode-kode tertentu. Hal penting agar kegiatan menyajikan focus

39 Karwono dan Heni Mularsih, op. cit., hlm. 150.40 Ibid., hlm. 153-156.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

32

adalah memudahkan peserta didik untuk menerima informasi yang cermat dan

lengkap.

2) Memperlancar Mengode

Selama belajar, fungsi pengodean adalah menyiapkan informasi baru

untuk disimpan kedalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki

transformasi informasi menjadi kode ringkasan untuk memudahkan mengingat

kembali diwaktu kemudian.

3) Memperlancar Penyimpanan dan Retrival

Siasat pengodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan

mengingat kembali. Berbagai macam model salah satunya seperti citra visual

memberikan pengisyarat untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam belajar.

Elaborasi berbasis pembelajaran dan elaborasi basis peserta didik keduanya

memberi sumbangan dalam mengingat kembali.

Sistem pembelajaran yang baik dapat membantu peserta didik mencapai

tujuan-tujuan belajarnya. Pembiasaan pengelolaan informasi dari berbagai macam

sumber yang diterapkan pada diri peserta didik dapat menumbuhkan

perkembangan kemampuan secara optimal dalam beberapa aspek diantaranya,

aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.

b. Sejarah

Sejarah berasal dari kata syajaratun (bahasa Arab), yang berarti pohon.

Sejarah dalam bahasa Inggris ialah history (Bahasa Latin dan Yunani Historia).41

Sedangkan sejarah dalam pandangan R. Mohammad Ali adalah (1) jumlah

41 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

33

perubahan-perubahan, kejadian-kejadian, dan peristiwa-peristiwa dalam

kenyataan sekitar kita, (2) cerita tentang perubahan-perubahan itu dan sebagainya,

dan (3) ilmu yang bertugas menyelidiki tentang tentang perubahan dan

sebagainya.42 Sejarah dimaksudkan sebagai rekontruksi masa lalu dan yang

direkontruksi sejarah adalah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan,

dikerjakan, dirasakan, dan dialami manusia.

Sejarah memiliki arti subjektif dan objektif. Sejarah dalam arti subjektif

merupakan suatu konstruk, ialah bangunan yang disusun oleh penulis sebagai

suatu uraian atau cerita. Sejarah dalam arti objektif menunjuk kepada kejadian

atau peristiwa itu sendiri, ialah peristiwa sejarah dalam kenyataannya. Kejadian

itu sekali terjadi tidak dapat diulang atau terulang lagi. 43

Mengajar sejarah berarti membantu peserta didik untuk mempelajari

sejarah sehingga kita perlu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan

pembelajaran sejarah sebelum menelaah strategi dan teknik yang dapat digunakan

guru untuk membantu peserta didik dalam belajar.44 Sampai saat ini sebagian

besar pembelajaran sejarah di sekolah menengah masih menitikberatkan pada

kegiatan menghafal fakta-fakta sejarah. Materi sejarah harus disusun sedemikian

rupa hingga membentuk sebuah urutan cerita yang logis dan mudah dipahami oleh

peserta didik.45 Oleh karena itu, sebagai seorang guru sejarah, harus memiliki

wawasan yang luas tentang sejarah dan strategi serta teknik pembelajaran yang

42 Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta:Penerbit Ombak, 2011, hlm. 4-7.43 Aman, op.cit. hlm. 13-15.44 Brian Garvei dan Mary Krug, Model-Model Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2015,hlm. 1.45 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran,Yogyakarta: Aswaja Pressido, 2014, hlm. 56.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

34

baru agar peserta didik nantinya dapat dengan mudah memahami penjelasan guru

tentang sejarah sehingga peserta didik tidak hanya menghafal pelajaran demi

keberhasilan dalam menjawab soal-soal ujian atau tes tetapi fakta sejarah itu

bener-benar dapat melekat pada pemahaman peserta didik.

Menurut Winata Putera dalam buku Aman, mengajar merupakan suatu

aktivitas professional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi. Guru dituntut

untuk mampu mengelola kegiatan pembelajaran dalam hal merencanakan,

mengatur dan mengarahkan.46 Dalam proses pembelajaran sejarah peran penting

pembelajaran terlihat jelas bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi

juga proses pendewasaan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan

kepribadian bangsa melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah. Dengan

demikian pembelajaran sejarah hendaknya memperhatikan beberapa prinsip 47:

1) Pembelajaran yang dilakukan haruslah sesuai terhadap perkembangan peserta

didik dan perkembangan zaman. Banyak nilai dan fakta sejarah yang bila

disampaikan dengan benar dan sesuai dengan alam pikiran peserta didik akan

mampu membangkitkan pemahaman dan kesadaran peserta didik terhadap

nilai-nilai nasionalisme, patriotisme dan persatuan.

2) Pembelajaran sejarah hendaklah berorientasi pada pendekatan nilai.

Menyampaikan fakta memang sangat penting dalam pembelajaran sejarah,

akan tertapi yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas fakta-

fakta tersebut dan mengambil intisari nilai yang terdapat di dalamnya sehingga

46 Aman, op.cit., hlm.64.47 Ibid., hlm. 56-57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

35

si pembelajar akan menjadi lebih mawas diri sebagai akibat dari pemahaman

nilai tersebut.

3) Strategi pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak mematikan kreatifitas

dan memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta dalam buku teks.

Sejarah sudah saatnya diajarkan dengan cara yang berbeda, kebekuan

pembelajaran yang terjadi sering kali dikarenakan rendahnya kreatifitas dalam

pembelajaran sejarah. Sebagai akibatnya kejenuhan seringkali menjadi faktor

utama yang dihadapi guru dalam mengajarkan sejarah dan siswa dalam belajar

sejarah.

Dari tiga hal tersebut dapat dipahami bahwa tantangan guru dalam

mengajarkan sejarah menjadi tidak mudah. Pengajar harus memahami betul apa

tujuan dari pembelajaran sejarah. Dalam proses pembelajaran sejarah berikut

terdapat tujuan pembelajaran sejarah nasional, yaitu:

1) Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat kebangsaan.2) Membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala

lapangan.3) Membangkitkan hasrat mempelajari sejarah kebangsaan dan mempelajarinya

sebagai bagian dari sejarah dunia.4) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-Undang

Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itusepanjang masa.

Teori Bloom menganggap bahwa perlunya melakukan penilaian

pembelajaran sejarah atas tiga ranah atau domain yakni kognitif, afektif, dan

psikomotorik.48 Pembelajaran sejarah yang diimplementasikan secara baik dapat

mengembangkan kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor pada peserta

didik. Pembelajaran sejarah yang baik juga dapat menjadikan peserta didik untuk

48 Ibid., hlm. 75.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

36

berpikir kritis. Berpikir kritis inilah yang sebenarnya dapat menuntun peserta

didik untuk memahami makna sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah

umum. Untuk itu, pembelajaran sejarah harus diorganisir dan dalam kegiatan-

kegiatan yang bersifat nyata, menarik, dan berguna bagi diri peserta didik.49

Berdasarkan penjelasan mengenai pembelajaran sejarah, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah merupakan proses pembelajaran yang

menekankan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian

bangsa melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah. Pembelajaran sejarah

bukan hanya diartikan sebagai transfer ide atau materi, tetapi juga terdapat nilai-

nilai yang dapat ditanamkan bagi diri peserta didik. Pembelajaran sejarah yang

baik juga dapat menjadikan peserta didik untuk berpikir kritis untuk memahami

makna sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah umum.Pembelajaran sejarah

yang diimplementasikan secara baik dapat mengembangkan kemampuan ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor pada peserta didik.

3. Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang berpendapat

bahwa pengetahuan merupakan hasil bentukan dari orang yang sedang belajar.50

Menurut J. Piaget, konstruktivisme lebih mengarah pada penemuan sebuah teori

dari realitas keseharian peserta didik. Proses belajar mengajar bukan sekedar

49 Aman, op.cit., hlm. 110.50 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter, Jakarta: Rajawali Pers, 2014. hlm. 161.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

37

menghafal, melainkan terdapat proses mengkonstruksi pengetahuan melalui

pengalaman yang didapat oleh peserta didik.51

Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif peserta didik

dalam mengkontruksi teks, dialog, video, dan sumber belajar lainnya.52 Bagi

konstruktivisme, kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana peserta didik

membangun sendiri pengetahuannya. Hal tersebut merupakan proses

menyesuaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada

dalam pikiran peserta didik.53 Belajar adealah proses mengasimilasi. Proses

tersebut antara lain bercirikan sebagai berikut54:

a) Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang

mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh

pengertian yang telah dimiliki.

b) Konstruksi arti itu adalah proses yang terus-menerus. Setiap kali berhadapan

dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, secara baik

kuat maupun lemah.

c) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui peserta didik,

konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan

bahan yang dipelajari.

Dalam hal ini konstruktivisme dapat diartikan bahwa pengetahuan dalam

proses pembelajaran yang memenuhi ialah peserta didik sendiri, sedangkan guru

hanya sebagai fasilitataor yang membantu agar proses belajar peserta didik

51 https://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/ diaksespada tanggal 10 Juni 2018. Pukul 17.0352 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1997, hlm. 61.53 Ibid., hlm. 62.54 Ibid., hlm. 61.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

38

berjalan dengan baik.55 Pembelajaran yang menggunakan pendekatan

konstruktivisma menuntut agar guru mampu menciptakan pembelajaran yang

sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dengan materi

pelajaran melalui interaksi sosial yang terjalin di dalam kelas. Aktivistas peserta

didik dalam pembelajaran konstruktivisme dapat dilakukan dengan kegiatan

mengamati fenomena-fenomena, mengumpulkan data-data, dan mampu bekerja

sama dengan orang lain.56

Pada dasarnya, konstruktivisme juga diartikan sebagai suatu paradigm

yang mengemukakan bahwa manusia memperoleh pengetahuan melalui interaksi

antara pengetahuan yang telah diperoleh sebelumya dan berbagai pengalaman-

pengalaman yang terus berakumulasi. Sesuai dengan isi undang-undang Nomor

20 Tahun 2003, yang mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat

aktif mengembangkan potensi dirinya, konstruktivisme juga menekankan bahwa

lingkungan dan proses pembelajaran adalah dua hal yang penting untuk terlebih

dahulu dibangun agar peserta didik dapat memaksimalkan potensinya untuk

belajar.57

Prinsip-prinsip konstruktivisme telah banyak digunakan dalam pendidikan.

secara umum prinsip-prinsip tersebut berperan sebagai referensi dan alat refleksi

55 Ibid., hlm. 65.56 Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisma: Teori dan Aplikasi Pembelajarandalam Pembentukan Karakter, Bandung: Alfabeta, 2014. Hlm. 28-2957 Ridwan Bachtra dan Achmad Fedyani , Environasionalisme: Suatu Wujud Pendidikankonstrukvisme, Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2015, hlm. 45-46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

39

kritis terhadap praktek, pembaruan, dan perencanaan pendidikan. Prinsip-prinsip

dari konstruktivisme adalah sebagai berikut58:

a) Pengetahuan dibangun oleh peserta didik secara aktif.

b) Tekanan dalam proses belajar terletak pada peserta didik.

c) Guru adalah sebagai fasilitator yang membantu peserta didik untuk belajar.

d) Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses, bukan bada hasil belajar.

e) Kurikulum menekankan partisipasi peserta didik.

Prinsip-prinsip tersebut diambil untuk membuat perencanaan proses

belajar mengajar. Sebagai referensi, guru mengambil prinsip konstruktivisme

untuk menyusun metode mengajar yang lebih menekankan keaktifan peserta didik

baik dalam belajar sendiri maupun bersama dalam kelompok. 59

Dalam pengertian yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pendekatan konstruktivisme merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran

yang berpusat pada peserta didik. di dalam proses pembelajaran melalui

pendekatan konstruktivisme ini, lebih berpusat pada peserta didik, adanya

masalah, proses menemukan, interaksi sosial dan pengetahuan atau pemahaman

baru.

Jika dikaitkan dalam penelitian ini, maka proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme ini sangat sesuai dengan perencanaan

yang dibuat oleh guru, yaitu proses pembelajaran yang direncanakan guru ini akan

lebih berpusat pada peserta didik. Guru juga menyiapkan beberapa permasalahan

dalam bentuk pertanyaan, kemudian dalam proses menemukan, peserta didik

58 Paul Suparno, op.cit., hlm. 73.59 Ibid., hlm. 73.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

40

diinstruksikan mencari dan menemukan informasi tentang permasalahan yang

dibuat oleh guru, interaksi sosial yang akan diwujudkan dengan saling

berpendapat dalam mengkritisi informasi yang didapat dan yang terakhir peserta

didik akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman baru dalam aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik sesuai dengan yang diharapkan oleh guru.

4. Kurikulum 2013

Kurikulum merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan formal

atau dikenal sebagai sistem persekolahan yang didalamnya terdapat rancangan

pembelajaran yang mengarahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran kepada

peserta didik agar mereka memiliki kesiapan pribadi dan kemampuan sesuai

kebutuhan masyarakat.60 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan , isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran tertentu.61

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis karakter dan kompetensi.

Kurikulum berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu memecahkan

berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan

60 Dyah Tri Palupi, Cara Mudah Memahami Kurikulum, Surabaya: Jaring Pena, 2016, hlm. 1.61 Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah AliyahKejuruan. Hlm. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

41

mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna.62

Sesuai dengan kondisi Negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai

perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam

pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu

memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut 63:

a) Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasionalpendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan denganprinsip diverivikasi sesuai dengan satuan pendidika, potensi daerah dan pesertadidik.

c) Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan ketercapaiankompetensi.

d) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dankebutuhan masyarakat, Negara, serta perkembangan global.

e) Standar Isi dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan.f) Standar Proses dijabarkan dari Standar Isi.g) Standar Penilaian dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,

dan Standar Proses.h) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan kedalam Kompetensi Inti.i) Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar yang

dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.j) Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional,

daerah dan satuan pendidikan:(1) Tingkat nasional dikembangkan oleh pemerintah.(2) Tingkat daerah dikembangkan oleh pemerintah daerah.(3) Tingkat satuan pendidikan dikembangkan oleh satuan pendidikan.

k) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasiaktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakars, kreativitas dankemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik sertapsikologis peserta didik.

l) Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk.m)Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).

62 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013, hlm. 7.63 Ibid., hlm. 81-82.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

42

Pada perkembangannya, Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada

pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi

tingkat berikutnya. Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada

keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan melalui berbagai tugas

keilmmuan dan kegiatan kondusif. Dengan demikian apa yang dilihat, didengar,

dirasakan dan dikerjakan oleh peserta didik dapat membentuk karakter mereka.

Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk untuk meningkatkan

mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti

dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.64

Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat

diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat

pada kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-

nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dan dihubungkan dengan

konteks kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkat satuan

pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang

melandasi prilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta symbol-simbol yang

dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitarnya.

Kurikulum 2013 merupakan desain kurikulum yang dikembangkan dengan

berbasis pada kesepakatan internasional tentang arah dan kebijakan pendidikan

pada abad 21 yang bukan hanya membangun kognisi melainkan juga membangun

karakter, afeksi dan keterampilan peserta didik.65 Kompetensi belajar dan

berkehidupan dalam abad ke-21 ini ditandai dengan empat hal penting yakni

64 Ibid., hlm. 7.65 Yunus Abidin 2015, op.cit., hlm 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

43

kompetensi pemahaman yang tinggi, kompetensi berpikir kritis, kompetensi

berkolaborasi dan berkomunikasi, serta kompetensi berpikir kritis.66 Dalam

mendukung dan mengembangkan keempat kompetensi abad ke-21 ini perlu

menguasai keteraampilan-keterampilan literasi seperti, keterampilan membaca,

keterampilan menulis, keterampilan berbicara, dan keterampilan menyimak.67

Pendidikan yang berdasarkan Kurikulum 2013 ini diharapkan

menghasilkan generasi muda yang unggul, inovatif, kreatif, cerdas, dan

berkarakter. dalam konteks pembelajaran, Kurikulum 2013 tidak semata-mata

dipandang sebagai kegiatan menyalurkan pengetahuan melainkan melibatkan

peserta didik untuk terlibat langsung dalam proses pengembangan pengetahuan.68

Pengembangan pengetahuan pada peserta didik berdasarkan kurikulum

2013 ini diwujudkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan Budi Pekerti.

Pelaksanaan Pembudayaan Budi Pekerti (PBP) ini didasarkan pada nilai-nilai

kebangsaan dan kemanusiaan yang meliputi pembiasaan, salah satunya yaitu

memberikan penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk

dikembangkan, yaitu mendorong peserta didik gemar membaca dan

mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya untuk memperluas

cakrawala kehidupan dalam mengembangkan diri sesuai dengan harapan

kurikulum 2013.

66 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajan: Dalam Konteks Kurikulum 2013, Bandung: PTRefika Aditama, 2014, hlm.182.67 Ibid., hlm. 184.68 Yunus Abidin, 2014, op.cit., hlm 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

44

Keberhasilan Kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan karakter

di sekolah dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam

setiap aktivitas peserta didik dan warga sekolah lainnya.69 Perilaku tersebut antara

lain diwujudkan melalui pembiasaan dengan kegiatan-kegiatan yang positif, salah

satunya pembiasaan yang saat ini sedang digemakan oleh pemerintah yaitu

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) . Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah

upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai

organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat.

B. Penelitian yang Relevan

Peneliti yang relevan dapat dikatakan relevan jika penelitian tersebut

sudah dilakukan oleh yang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Eko Nurdiyanti

dan Edy Suryanto Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP

Universitas Sebelas Maret dengan judul Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa pembelajaran literasi yang diterapkan pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia menghasilkan dampak positif bagi siswa. Hasil pembelajaran

literasi pada siswa menunjukkan sebagian besar mereka mampu mencapai nilai

KKM, yaitu 7,5. Rata-rata nilai harian siswa mencapai 7,5 baik dalam

kemampuan membaca maupun kemampuan menulisnya. Hal ini didukung dengan

69. Mulyasa, op.cit., hlm 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

45

pembelajaran literasi yang dilakukan guru didalam kelas telah sesuai dengan

prinsip-prinsip pembelajaran literasi.70

Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah Siti Nur mahasiswa Program Studi

S1 PGSD Universitas Negeri Malang dengan judul Pembelajaran Literasi Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Siswa di Kelas V SDN Pakisaji.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran menulis

karangan dengan menerapkan pembelajaran literasi nilai rata-rata siswa kelas V

SDN Pakisaji 02 mengalami peningkatan.

Nilai rata-rata pada pra tindakan mencapai 50,6, setelah penerapan

pembelajaran literasi pada siklus pertama nilai rata-rata yang diperoleh 65,6,

sedangkan pada tindakan siklus II mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata

yang diperoleh 70,5. Perubahan sikap dan prilaku siswa kelas V SDN Pakisaji 02

menunjukkan perubahan yang positif, siswa menjadi lebih tertarik dan antusias

dalam pembelajaran menulis karangan. Berdasarkan hasil penelitian model

pembelajaran literasi mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan pada

siswa kelas V SDN Pakisaji 02. 71

Mengacu pada kedua penelitian di atas, maka dapat dilakukan penelitian

yang sejenis dengan jenjang sekolah yang berbeda dan mata pelajaran yang

berbeda pula. Penelitian di atas menunjuk pada jenjang sekolah tingkat sekolah

dasar (SD) dengan mata pelajaraan Bahasa Indonesia, sedangkan penelitian ini

menunjuk pada jenjang sekolah menengah atas (SMA) dengan mata pelajaran

70 Eko Nurdiyanti dan Edy Suryanto, Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesiapada Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Surakarta Universitas Sebelas Maret, 2010.71 Aisyah Siti Nur, Pembelajaran Literasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis KaranganSiswa di Kelas V SDN Pakisaji, Malang: Universitas Negeri Malang, 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

46

Sejarah Indonesia yang bertujuan meningkatkan kemampuan berliterasi seperti,

membaca, menulis, menyimak, dan berbicara sejarah pada siswa SMA.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran literasi sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah

mulai diterapkan pada tahun 2017. Penerapan Gerakan Literasi Sekolah ini seturut

dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor

23 Tahun 2015 tentang penumbuhan Budi Pekerti. Peraturan ini dibuat untuk

menyikapi rendahnya kesadaran berliterasi pada peserta didik yang menjadi salah

satu permasalahan penting terkait mutu pendidikan di Indonesia.

Pembelajaran literasi merupakan upaya yang dilakukan secara menyeluruh

untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat

sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Pembelajaran literasi memiliki empat

aktivitas yang wajib dilakukan yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara.

Empat aktivitas ini dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran oleh guru

dalam melakukan proses pembelajaran sejarah.

Dalam penerapannya, pembelajaran literasi ini dapat didukung dengan

berbagai model pembelajaran, misalnya discovery learning. Salah satu ciri dari

discovery learning adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Di sini

peserta didik harus aktif menemukan informasi yang kemudian diolah menjadi

pengetahuan. Untuk itu guru dapat menggerakkan peserta didik agar mencari dan

mengumpulkan sumber-sumber informasi yang telah tersedia dalam berbagai

bentuk baik berupa benda yang harus diamati, referensi tertulis atau pun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

47

narasumber. Dalam pengumpulan informasi guru dapat mengarahkan peserta

didik untuk menggunakan empat aktivitas dalam pembelajaran literasi yaitu

membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Penerapan empat aktivitas ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berfikir meliputi kemampuan

mengkritisi, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber

dalam berbagai ragam disiplin ilmu dan kemampuan mengkomunikasikan

informasi tersebut.

Pada dasarnya strategi pembelajaran literasi dengan melakukan empat

aktivitas tersebut dilakukan guna mengurangi tingkat kebosanan peserta didik

dalam belajar sejarah dan juga dapat mengurangi rendahnya minat baca, serta

pembelajaran literasi tersebut dapat melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan

mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif. Selain itu, strategi pembelajaran

sejarah dengan menerapkan literasi ini dapat membantu peserta didik dalam

mengembangkan pengetahuannya yang memuat tiga aspek yaitu, kognitif, afektif,

dan psikomotor.

Dalam aspek kognitif, peserta didik dapat meningkatkan pemahamannya

mengenai materi yang sedang dipelajari. Dalam aspek afektif, peserta didik dapat

menumbuhkan minat dan motivasi belajar sejarah pada diri peserta didik. Selain

itu, dapat pula menumbuhkan sikap positif pada diri peserta didik dalam proses

pembelajaran, yaitu sikap keingintahuan peserta didik terhadap materi yang

sedang dipelajari. Dalam aspek psikomotorik, peserta didik dapat

mengembangkan keterampilannya dalam proses pembelajaran. Keterampilan itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

48

dapat dilihat dari hasil produk literasi berupa story telling yang dibuat oleh peserta

didik.

Sehingga semakin intensifnya pemanfaatan GLS dalam pembelajaran

sejarah diyakini dapat meningkatkan hasil belajar berupa kemampuan dalam

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan uraian diatas dapat

digambarkan skema kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar I. Alur Kerangka Pikir Penelitian

LITERASI

MEMBACA

MENYIMAK

MENULIS

BERBICARAGURUPEMBELAJARAN

SEJARAH

SEPESERTA

DIDIK

PSIKOMOTORIK

HASILBELAJAR

KOGNITIF

AFEKTIF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 11 Yogyakarta yang beralamat di

Jalan AM Sangaji No. 50, Cokrodiningratan, Jetis, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2018 dengan jadwal

penelitian sebagai berikut:

Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

NoKegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni1 Penyusunan proposal √2 Perizinan √3 Pengumpulan data √ √4 Analisis data √ √5 Penulisan laporan √

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi

kasus. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran

kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan

melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif dilakukan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

50

kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti

adalah instrument kunci. 72 Metode kualitatif bertujuan untuk memahami suatu

fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses

interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang

diteliti.

Terdapat beberapa ciri-ciri penelitian kualitatif sebagai berikut:73 1)

konteks dan settingnya bersifat alamiah, 2) tujuannya adalah untuk memberikan

pemahaman tentang suatu fenomena tertentu, 3) adanya keterlibatan dan

hubungan erat yang terjalin antara peneliti dengan subjek penelitian, 4) tanpa

adanya perlakuan atau manipulasi variabel, 5) adanya usaha penggalian nilai, 6)

bersifat fleksibel, 7) hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian sangat

mempengaruhi tingkat akurasi data.

Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai

dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan, yakni fakta empiris. Peneliti terjun

ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami,

mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan, serta menarik kesimpulan-

kesimpulan dari proses tersebut.74

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah

dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan

menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian dibatasi oleh waktu dan

tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau

72 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 287.73 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: SalembaHumanika, 2012, hlm. 18.74 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2013,hlm. 88.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

51

individu.75 Penelitian studi kasus adalah salah satu jenis penelitian kualitatif

deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terfokus pada satu kasus tertentu untuk

diamati dan dianalisis secara cermat sampai tuntas. Kasus yang dimaksud berupa

tunggal atau jama, misalnya berupa individu atau kelompok. Di sini perlu

dilakukan analisis secara tajam terhadap berbagai faktor terkait dengan kasus

tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh kesimpulan yang akurat.

Dalam bidang pendidikan studi kasus dapat diartikan sebagai metode

penelitian deskriptif untuk menjawab permasalahan pendidikan yang mendalam

dan komprehensif dengan melibatkan subjek penelitian yang terbatas sesuai

dengan jenis kasus yang diselidiki. Subjek penelitian dalam studi kasus bisa

individu, kelompok, lembaga, atau golongan masyarakat tertentu. Data studi kasus

dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam

studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber.

C. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Subjek

penelitian ini adalah guru, peserta didik dan peneliti sendiri. Sementara objeknya

adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan Pembelajaran sejarah. Berdasarkan

sumbernya data penelitian dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan atau didapat oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya, dan data sekunder adalah data yang

75 Hamid Darmadi., op.cit. hlm. 291.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

52

diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada.76. Data

kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya

wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah

dituangkan dalam catatan lapangan.

Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui

pemotretan atau rekaman video.77 Dalam penelitian ini sumber data yang

digunakan adalah berupa hasil wawancara terhadap peserta didik dan guru mata

pelajaran sejarah tentang implementasi pembelajaran literasi pada mata pelajaran

sejarah Indonesia, kuesioner mengenai minat peserta didik terhadap implementasi

pembelajaran literasi, observasi pelaksanaan implementasi pembelajaran literasi,

serta dokumen dan dokumentasi yang didapatkan dari guru dan peneliti sendiri.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengadakan penelitian secara teliti serta pencatatan secara

sistematis.78 Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang

(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan

perasaan.79 Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya

tujuan yang dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat

76 Ibid., hlm. 35.77 Ibid., hlm. 36.78 Imam Gunawan., op.cit., hlm 143.79 Hamid Darmadi., op.cit., hlm. 291.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

53

dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung dan dapat diukur80.

Dalam observasi tujuan yang dicapai harus tampak jelas. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode observasi untuk mendapatkan beberapa informasi

mengenai aktivitas pelaksanaan pembelajaran literasi.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara

tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab pada responden).

Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau

direspons oleh responden. 81 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner

untuk mengetahui ketertarikan peserta didik terhadap implementasi pembelajaran

literasi pada mata pelajaran sejarah.

3. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang diarahkan pada suatu masalah

tertentu. Ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-

hadapan secara fisik. Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan

pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan

informal. 82

Dalam penelitian kualitatif wawancara yang digunakan adalah wawancara

mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau

tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan

80 Haris Herdiansyah., op.cit., hlm. 131-130.81 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm. 77.82 Imam Gunawan., op.cit., hlm. 160.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

54

terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.83 Dalam penelitian ini

wawancara akan dilakukan kepada guru mata pelajaran sejarah dan peserta didik.

Hal ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai implementasi pembelajaran

literasi pada mata pelajaran sejarah serta ketertarikan peserta didik pada

pembelajaran literasi.

4. Dokumen dan Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dan berbentuk

tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Sejumlah besar fakta dan

data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Biasanya berbentuk

surat-surat, catatan harian, laporan, artefak, foto, dan sebagainya.84 Dokumen

terdiri dari dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan

seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya.

Berupa buku harian, surat pribadi dan otobiografi.85 Dokumen resmi dibagi

menjadi dua yaitu dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal

dapat berupa catatan. Dokumen eksternal dapat berupa bahan-bahan informasi

yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial,seperti majalah, koran, bulletin, dan

lain sebagainya.86 Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan berasal dari

dokumen guru dan juga dokumen peneliti mengenai persiapan, pelaksanaan dan

hasil penelitian. Dokumen berupa RPP, bahan ajar, daftar nilai sesudah

pelaksanaan GLS, dan hasil karya peserta didik. Dokumentasi berupa foto proses

pelaksanaan penelitian.

83 Hamid Darmadi., op.cit., hlm. 291.84 Imam Gunawan., op.cit., hlm. 175.85 Ibid., hlm. 178.86 Haris Herdiansyah., op.cit., hlm. 145-146.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

55

E. Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrumen Observasi

Dalam penelitian ini observasi akan dilakukan secara langsung dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk melakukan observasi

langsung, peneliti menggunakan lembar observasi berupa chek list. Chek List

adalah pedoman observasi yang berisikan daftar aspek yang diamati. Dalam

penelitian ini, peneliti menyiapkan lembar observasi berupa chek list dengan 2

option yaitu “Ya dan Tidak” untuk setiap daftar pernyataan yang berkaitan dengan

aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran literasi.

2. Instrumen Kuesioner

Dalam hal ini peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui

ketertarikan peserta didik terhadap implementasi pembelajaran literasi pada mata

pelajaran sejarah. Penentuan skor kuesioner menggunakan skala likert terdiri dari

lima kategori, yaitu: pernyataan positif, pilihan jawaban “Sangat Setuju” (SS)

diberi skor 5, “Setuju” (S) diberi skor 4, “Kurang Setuju” (KS) diberi skor 3,

“Tidak Setuju” (TS) diberi skor 2, “Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi skor 1.

Sebaliknya untuk pernyataan negatif, pilihan jawaban “Sangat Setuju” (SS) diberi

skor 1, “Setuju” (S) diberi skor 2, “Kurang Setuju” (KS) diberi skor 3, “Tidak

Setuju” (TS) diberi skor 4, “Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi skor 5.87

3. Instrumen Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada peserta didik yang

menempuh mata pelajaran sejarah dan guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri

87 Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2012, hlm. 93.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

56

11 Yogyakarta. Dengan menggunakan pertanyaan yang telah disusun oleh

peneliti. Pertanyaan wawancara disusun berkaitan dengan implementasi

pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah. Daftar pertanyaan wawancara

disusun berdasarkan kisi-kisi yang dibuat oleh peneliti sebagai berikut:

Tabel 7. Kisi-Kisi Wawancara Peserta Didik

FokusPenelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan No

Pembelajaransejarah yangmemanfaatkanliterasi

Pelaksanaanpembelajaransejarah yangmemanfaatkanliterasi

Kelebihan proses pembelajaransejarah dengan memanfaatkanpembelajaran literasi.

Kesulitan yang dihadapi dalamproses pembelajan sejarah denganmemanfaatkan pembelajaranliterasi.

Cara mengatasi kesulitan yangdihadapi.

Pemahaman yang didapatkandalam pelajaran sejarah denganmemanfaatkan pembelajaranliterasi.

Kesan peserta didik dalam prosespembelajaran sejarah yangmemanfaatkan literasi.

1

2

3

4

5

4. Instrumen Dokumen atan Dokumentasi

Dalam hal ini peneliti mempelajari dokumen resmi yang dikeluarkan oleh

pemerintah yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi

Pekerti dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Peneliti juga mempelajari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

57

perangkat pembelajaran dan penilaian yang dibuat oleh guru berupa RPP, daftar

nilai, dan lainnya. Peneliti juga mengambil dokumentasi berupa foto dalam proses

kegiatan pembelajaran di kelas.

F. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai

teknik sampling yang digunakan. 88 Pada dasarnya teknik sampling dibedakan

menjadi dua, yaitu Proballity Sampling dan Nonprobality Sampling.

Proballity Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang sama bagi setiap unsur (anggota) untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Nonprobality Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota untuk dipilih menjadi

sampel. Teknik sampel ini meliputi sampling sistematis, kuota, aksidental,

purposive, jenuh, snowball.

Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah

purposive sampling, dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini

misalnya, orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita

harapkan untuk memudahkan peneliti menjelajahi objek/ situasi sosial yang

diteliti. Sumber yang dipilih peneliti yaitu peserta didik dan guru mata pelajaran

sejarah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling dengan

88 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alvabeta, 2014, hlm. 52.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

58

mendata nama-nama peserta didik yang akan diwawancara atas dasar hasil dari

kuesioner dan pengamatan secara langsung di kelas.

G. Validitas Data

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data

yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh

peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Dalam

penelitian kualitatif untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap

data hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negatif, membercheck.89 Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian yaitu

dengan triangulasi, meningkatkan ketekunan, dan diskusi teman sejawat.

1. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Dengan demikian terdapat beberapa triangulasi yaitu triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, triangulasi teori dan waktu.

89 Sugiyono, 2012, op.cit., hlm. 267.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

59

a) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kreadibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.90

Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi berdasarkan sumber penelitian

yang diperoleh, yaitu peserta didik dan guru mata pelajaran sejarah.

b) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Dalah penelitian ini peneliti memperoleh data melalui observasi,

kuesioner, wawancara, serta dokumen dan dokumentasi.

c) Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari saat narasumber masih segar,

belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih

kredibel.91 Dalam hal ini peneliti memilih waktu yang tepat untuk dapat

melakukan wawancara pada peserta didik, yaitu pada saat pulang sekolah supaya

peneliti memiliki waktu yang banyak dan lebih optimal.

d) Triangulasi Teori

Dalam melakukan penelitian, fakta harus diperiksa derajat kepercayaannya

menggunakan satu atau lebih teori untuk menghasilkan data yang lebih akurat.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori mengenai Literasi,

90 Ibid., hlm. 274.91 Sugiyono, 2014, op.cit., hlm. 267.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

60

Gerakan Literasi Sekolah, pembelajaran sejarah, konstruktivisme dan kurikulum

2013.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa akan dapat direkam dengan pasti dan sistematis.92 Dengan

meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali

apakah data yang telah ditemukan salah atau tidak. Sebagai bekal peneliti untuk

meningkatkan ketekunan, dalam penelitian ini peneliti membaca dan mempelajari

berbagai referensi buku serta melakukan pengamatan secara cermat dan

berkesinambungan terkait dengan proses pembelajaran.

3. Pemeriksaan Sejawat melalui Diskusi

Teknik ini dilakukan dengancara mengekspos hasil sementara atau hasil

akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Dengan

demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan

mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang

sama tentang apa yang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review

persepsi, pandangan, dan analisis yang sedang dilakukan.93 Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan pemeriksaan sejawat dengan teman-temen yang juga

melakukan penelitian yang sama dengan peneliti. Selain itu, peneliti juga

melakukan diskusi dengan dosen.

92 Ibid., hlm. 272.93 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,2006, hlm. 332-334

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

61

H. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain.94 Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu

analisis berdasarkan data yang diperoleh untuk dikembangkan. Analisis data

penelitian kualitatif dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lapangan hingga pada

akhir penelitian (pengumpulan data).95

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model analisis data dari Miles

and Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas.96

Tahapan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu pngumpulan data,

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

94 Sugiyono, 2012, op.cit., hlm. 88.95 Ruslan Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, hlm. 229.96 Sugiyono, 2012, op.cit., hlm. 91.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

62

Berikut merupakan proses analisis data menurut Miles dan Huberman

dalam buku Sugiyono97:

Gambar II. Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman

1. Tahap pengumpulan data

Tahap pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan yang setiap

tahapan tersebut saling terkait satu sama lain dan dengan menggunakan teknik

yang telah ditentukan sejak awal. Pada awal penelitian kualitatif, umumnya

peneliti melakukan studi pre-eliminary yang berfungsi untuk verifikasi dan

pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti itu benar-benar ada. Proses

pengumpulan data melibatkan informan, aktivitas, latar atau konteks terjadinya

peristiwa. Data yang diperoleh dapat berupa catatan lapangan, hasil kuesioner,

deskripsi wawancara, catatan harian/pribadi, foto, pengalaman pribadi, cerita

sejarah, riwayat hidup dan lainnya. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data

dari observasi, koesioner, wawancara, serta dokumen dan dokumentasi.

97 Ibid., hlm. 247.

PengumpulanData

PenyajianData

Reduksi Data PenarikanKesimpulan/

verifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

63

2. Tahap reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Perlu dicatat

secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dan membuang bagian data yang tidak diperlukan.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan penarikan kesimpulan.

Dalam hal ini peneliti melakukan reduksi data yang diperoleh dari observasi,

kuesioner, wawancara, serta dokumen dan dokumentasi. Data yang direduksi

yaitu hasil wawancara peserta didik yang tidak mendukung penelitian.

3. Tahap penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui

penyajian data maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,

sehingga akan mudah dipahami dan akan memudahkan peneliti untuk

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut. Data

yang peneliti sajikan berupa hasil penelitian atau temuan dan tabel.

4. Tahap verifikasi dan penarikan kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang

telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola,

penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

64

verifikasi dan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam rangkaian analisis data

kualitatif.

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam menyusun skripsi ini,

penyusunan dibagi menjadi lima bab.

Bab I Pendahuluan, berisi pokok bahasan utama yang menjadi latar

belakang penelitian ini. Bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kajian teori, dan kerangka piker.

Kajian teori mencakup pembelajaran liteasi, Gerakan Literasi Sekolah,

pembelajaran sejarah, kurikulum 2013.

Bab III Metodologi Penelitian, mencakup tempat dan waktu penelitian,

pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, instrument

pengumpulan data, teknik sampling, validitas data, analisis data, dan sistematika

penulisan.

Bab IV Hasil Penelitian, mencakup deskripsi latar, deskripsi hasil

penelitian, dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Dekripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Yogyakarta yang terletak di

Jalan AM Sangaji No. 50, Cokrodiningratan, Jetis, Daerah Istimewa Yogyakarta.

SMA Negeri 11 Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Sekolah, yaitu Bapak Rudy

Rumanto, S.Pd. Keberadaan sekolah ini di tengah-tengah keramaian kota, namun

keberadaan tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar peserta didik

karena bangunan sekolah ini menjorok jauh dari jalan.

Menurut sejarahnya sekolah ini didirikan pada tahun 1989. Sebelum

menjadi SMA Negeri 11 Yogyakarta, sekolah ini ditempati untuk Sekolah

Pendidikan Negeri 1 Yogyakarta. SMA Negeri 11 Yogyakarta merupakan

Sekolah Menengaah Atas Negeri yang paling baru. Meskipun demikian, sekolah

ini menempati gedung yang bernilai sejarah karena telah digunakan sejak zaman

penjajahan. Gedung yang telah berdiri sejak tahun 1897 ini telah direnovasi, dan

hingga sampai saat ini digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri

11 Yogyakarta.98

Dalam sejarahnya ada beberapa catatan tentang gedung SMA Negeri 11

Yogyakarta sebagai berikut99:

1) Sebagai “Kwekschool Voor Inlandsche Onderwijzer ( Sekolah Calon GuruJaman Belanda)”.

98 http://sma11jogja.sch.id/. Diakses pada tanggal 27 Mei 2018, pada pukul 10.30.99 https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_11_Yogyakarta. Diakses pada tanggal 27 Mei 2018,pada pukul 11.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

66

2) Pada tanggal 3-5 Oktober 1908 dijadikan sebagai ajang kongres BoediUtomo yang pertama dan menempati ruang makan Kweekschool (Aula).

3) Tahun 1927 kompleks gedung ini digunakan sebagai sekolah guru 4 tahundan 6 tahun (HIK).

4) Selama penjajahan Jepang gedung ini dipergunakan untuk SGL dan ditutuppada masa Revolusi Kemerdekaan RI, Tahun 1946 sekolah dibuka kembalidengan nama SGB dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru yangberpendidikan 6 tahun pada bulan November 1947.

5) Pemerintah membuka sekolah Guru A (SGA) sehingga kompleks gedungmenjadi SGA/SGB dipimpin oleh bapak Sikun Pribadi.

6) Clash II pecah. Sekolah terpaksa ditutup dan dibuka kembali ketikaYogyakarta kembali ke Pemerintah RI pada Juni 1949.

7) SGA/B dibuka kembali dengan menempati ruang-ruang STM Negeri karenakompleks SGA dipakai sebagai asrama tentara.

8) Tahun 1950 dengan bantuan Sri Sultan HB IX, SGA/B kembali menempatikampus Jalam AM Sangaji dan diadakan pemisahan yaitu SGB di Jalam AMSangaji 38 dan SGA di Jalam AM Sangaji 42.

9) Tahun 1959, SGA kembali menempati kampus Jalam AM Sangaji 38, karenaSGB tidak menerima siswa baru lagi dan berubah fungsi menjadi SMP 6Yogyakartamenempati Jalan Cemoro Jajar No. 1.

10) Dengan meningkatnya kebutuhan tenaga guru pada tahun 1953/1954 dibukaSGA II menempati lokasi yang sama dengan SGA I tetapi masuk sore hari.Tahun 1959/1960 kedua SGA digabung menjadi SGA I.

11) Tahun 1967 diadakan integrasi SGA dan SGTK. SGA menjadi SPG I danSGTK menjadi SPG II.

12) Tahun 1970 SPG Negeri 1 Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat latihan guruSD dan pada tahun 1971 dijadikan sebagai home base I di DIY.

13) Pada tahun 1979 di kompleks sekolah didirikan Perpustakaan Perintis.14) Pada tahun 1989 Pemerintah mengalih fungsikan SPG menjadi SMA, SPG

Negeri 1 menjadi SMA Negeri 11 Yogyakarta.

1. Visi dan Misi SMA Negeri 11 Yogyakarta

a. Visi SMA Negeri 11 Yogyakarta

Terwujudnya sekolah unggul yang memiliki intelektualitas, integritas,

santun, berbudaya lingkungan, berwawasan kebangsaan, dan bercakrawala global.

b. Misi SMA Negeri 11 Yogyakarta

1) Menerapkan sistem layanan pendidikan yang bermutu dan berpedoman padastandar nasional pendidikan.

2) Mengembangkan kemampuan akademik yang bercakrawala global denganmenerapkan dan mengembangkan kurikulum local, nasional, maupuninternasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

67

3) Mengembangkan potensi kreativitas peserta didik secara optimal yang berakarpada nilai-nilai agama dan budaya nasional Indonesia sesuai dengan tuntutanglobalisasi.

4) Mengembangkan mutu proses pembelajaran melalui integrasi nilai-nilaikarakter, penekanan pada keimanan dan ketakwaanterhadap Tuhan YangMaha Esa, kejujura, dan peduli lingkungan dengan memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasi.

5) Menciptakan budaya sekolah yang sportif, kreatif, menyenangkan, santun,beretika, dan penuh rasa kekeluargaan, baik dalam berlalu lintas maupunkehidupan sehari-hari.

6) Mengembangkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, bersih dan rapidalam upaya penyelamatan lingkungan hidup, serta menjadikan sekolahadiwiyata tingkat kota Yogyakarta

7) Membangun kerja sama yang baik dengan pihak luar sekolah sesuai dengantuntutan global.

2. Tujuan

1) Membentuk peserta didik yang memiliki keimanan dan ketakwaan, akhlakmulia, budi pekerti luhur berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya bangsa.

2) Mengoptimalkan potensi dan kreaativitas peserta didik untuk mencapaiberbagai keunggulan dan mampu bersaing ditingkat local, nasional daninternasional.

3) Membekali pesera didik agar memiliki kemampuan akademik dan nonakademik, berwawasan global, berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

4) Mewujudkan profesionalisme dan etos kerja pendidik dan tenagakependidikan.

5) Mewujudkan sekolah yang memiliki budaya lingkungan sehat dan menjadikansekolah adiwiyata tingkat kota Yogyakarta.

6) Menjadikan warga sekolah bersikap jujur, kreatif, inovatif dan mandirisertatanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. 100

SMA Negeri 11 Yogyakarta memiliki fasilitas sarana dan prasarana, yaitu

27 kelas dilengkapi dengan CCTV, perpustakaan dengan koleksi buku yang

lengkap, Masjid, Laboratorium: biologi, fisika, kimia, computer, kesenian

(karawitan), studio music, aula Boedi Utomo, ruang pertemuan, lapangan olah

raga (basket, tenis, bulu tangkis), unit kesehatan sekolah beserta dokter jaga

dihari-hari tertentu, hotspot area, kantin, koperasi siswa, Green house, dapur siswa

100 Diperoleh dari papan Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 11 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

68

(pembelajaran tata boga dan prakarya), parkiran yang luas, dan kamar mandi/wc

yang memadai.101

Berkaitan dengan kurikulum, SMA Negeri 11 Yogyakarta sudah

menerapkan kurikulum 2013 secara menyeluruh dari kelas X hingga kelas XII.

Dalam perkembangannya, SMA Negeri 11 Yogyakarta selalu mengikuti peraturan

terbaru dari kurikulum 2013 tersebut, hal ini terlihat dalam peraturan pemerintah

yaitu Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti yang

salah satu kegiatannya adalah pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Untuk menanggapi kegiatan GLS tersebut para guru di SMA Negeri 11

Yogyakarta telah diwajibkan untuk mengikuti pelatihan, sehingga guru dapat

mengetahui apa saja yang perlu dilakukan dalam kegiatan-kegiatan literasi

tersebut. Dari segi kesiapannya, sekolah telah menyiapkan fasilitas maupun

kegiatan literasi yang akan dilakukan. Misalnya, menyediakan tempat yang

nyaman untuk kegiatan literasi, menyediakan perpustakaan dengan koleksi buku

yang komplit, dan juga membuat rak tempat menyimpan buku di dalam kelas.

Dalam segi kegiatan literasi sekolah telah melaksanakan kegiatan membaca 15

menit sebelum jam pelajaran dimulai, mengadakan lomba literasi, dan melakukan

proses pembelajaran dengan literasi.102

Mengacu pada pelaksanaan GLS di SMA Negeri 11 Yogyakarta, guru

mengatakan bahwa sebelum GLS dicanangkan oleh pemerintah, SMA Negeri 11

Yogyakarta sudah lebih dulu menjalankan kegiatan literasi ini. Kegiatan literasi

ini sudah sering dilakukan oleh warga sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta. Salah

101 http://sma11jogja.sch.id/. Diakses pada tanggal 27 Mei 2018, pada pukul 14.00.102 CL 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

69

satu contohnya yaitu literasi agama yang dilakukan setiap hari Jumat. Literasi

agama ini merupakan kegiatan yang dilakukan dengan membaca kitab suci sesuai

dengan kepercayaan masing-masing. Selain itu dalam proses pembelajaran di

kelas, guru sudah sering menggunakan literasi sebagai suatu kegiatan yang wajib

dilakukan yaitu membaca buku pelajaran sebelum pembelajaran tersebut

dimulai.103

Dari hasil pengamatan peneliti, SMA Negeri 11 Yogyakarta telah

menjalankan tiga tahapan yang wajib dilakukan dalam GLS. Tahap pertama

dimulai pada tahap pembiasaan yang membiasakan peserta didik membaca 15

menit sebelum jam pelajaran dimulai, tahap pengembangan dilakukan dengan

mengadakan lomba tentang literasi, seperti membuat puisi dan cerita, serta pada

tahap pembelajaran yang telah diterapkan guru pada proses pembelajaran di kelas.

Dalam melakukan penelitian mengenai implementasi pembelajaran literasi

dalam mata pelajaran sejarah Indonesia, peneliti melakukan penelitian di kelas X

MIPA 4. Jumlah peserta didik di kelas X MIPA 4 ini yaitu 29 orang. Peserta didik

di kelas X MIPA 4 ini terdiri dari 18 orang perempuan dan 11 orang laki-laki,

mereka secara keseluruhan berasal dari Yogyakarta. Suasana di kelas X MIPA 4

sangat kondusif walaupun masih ada beberapa peserta didik yang ribut sendiri dan

asik dengan dirinya sendiri. Dalam proses pembelajaran sejarah, peserta didik

kelas X MIPA 4 selalu diarahkan oleh guru di sebuah ruangan yang sering

digunakan sebagai gedung pertemuan yang dinamakan ruang Garuda. Ruangan

tersebut terlihat luas dan nyaman digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

103 CL 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

70

Ruangan ini juga dilengkapi dengan fasilitas seperti kursi dan meja yang nyaman,

LCD, AC, dan Speaker. Hal tersebut dilakukan supaya dalam proses

pembelajaran, peserta didik menikmati suasana yang baru serta tempat yang

nyaman sehingga dapat mengikuti pembelajaran sejarah dengan baik.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Perencanaan Implementasi Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran

Sejarah Indonesia

Implementasi pembelajaran literasi di SMA Negeri 11 Yogyakarta

direncanakan oleh sekolah guna melaksanakan peraturan dari pemerintah yaitu

Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti yang salah

satu kegiatannya adalah pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Di dalam

pelaksanaan GLS tersebut terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan oleh

sekolah. Secara terprogram, SMA Negeri 11 Yogyakarta menjalankan

pelaksanaan GLS dimulai dari tahap pertama yaitu pembiasaan dan kemudian

dilanjutkan pada tahap pengembangan dan tahap pembelajaran.

Dalam perkembangannya, pembelajaran literasi dijadikan strategi guru

untuk diterapkan dalam proses pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran

sejarah. Pada dasarnya implementasi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran

sejarah ini dilakukan guna mengurangi tingkat kebosanan peserta didik dalam

belajar sejarah dan mengurangi rendahnya minat baca pada peserta didik supaya

menjadi pembelajar yang literat sepanjang hayat. Selain itu, implementasi

pembelajaran literasi tersebut dapat melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

71

mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif, sehingga pengetahuan akan

mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Kegiatan belajar mengajar sejarah dengan menggunakan pembelajaran

literasi ini sudah sering dilakukan oleh guru sejarah di SMA Negeri 11

Yogyakarta . Salah satunya adalah kegiatan yang di teliti oleh peneliti ini. Dalam

merencanakan pembelajaran literasi tersebut, guru mempersiapkannya dengan

sedemikian rupa. Berbagai macam persiapan yang dilakukan oleh guru antara lain,

guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru juga

menyiapkan materi menggunakan power point dan video mengenai materi

pelajaran serta video di akhir pelajaran untuk bahan refleksi peserta didik.

Selanjutnya guru menyiapkan bahan ajar berbentuk narasi, menyiapkan penugasan

guna menumbuhkembangkan keterampilan serta kreatifitas peserta didik selama

melaksanakan pembelajaran literasi. Guru juga mempersiapkan kisi-kisi soal serta

soal tes untuk menguji seberapa paham peserta didik mengenai materi yang

dipelajari. Terakhir guru menyiapkan instrumen penilaian untuk mengetahui hasil

dari pelaksanaan pembelajaran literasi.

Dalam mengimplementasikan pembelajaran literasi pada mata pelajaran

sejarah, perencanaan pertama yang dilakukan oleh guru yaitu melakukan

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Kompetesi

Dasar (KD) yaitu tentang (3.8) Menganalisis perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di

Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada

kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. Berpasangan dengan (4.8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

72

Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur

budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan

dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini. Dengan kompetensi dasar

yang demikian, kemudian guru juga mengembangkan indikator yaitu sebagai

berikut 104:

3.8.1 Menganalisis sumber-sumber kerajaan Islam di Nusantara3.8.2 Mengidentifikasi bukti-bukti peninggalan kerajaan Isalm di Nusantara3.8.3 Menunjukkan letak dari kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara3.8.4 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan Samudra Pasai beserta bukti-buktipeninggalannya

3.8.5 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan danbudaya pada masa kerajaan Malaka beserta bukti-bukti peninggalannya

3.8.6 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan danbudaya pada masa kerajaan Aceh beserta bukti-bukti peninggalannya

3.8.7 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan danbudaya pada masa kerajaan Demak beserta bukti-bukti peninggalannya

3.8.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan danbudaya pada masa kerajaan Pajang beserta bukti-bukti peninggalannya

3.8.9 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan danbudaya pada masa kerajaan Mataran Islam beserta bukti-buktipeninggalannya

3.8.10 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan danbudaya pada masa kerajaan Gowa - Tallo beserta bukti-buktipeninggalannya

3.8.11 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan danbudaya pada masa kerajaan Ternate-Tidore beserta bukti-buktipeninggalannya

4.8.1 Menyajikan informasi mengenai perkembangan kerajaan-kerajaan Islamdi Nusantara melalui story telling

4.8.2 Menyajikan hasil identifikasi kehidupan masyarakat, pemerintahan danbudaya kerajaan Isam nusantara dalam bentuk tulisan.

Namun yang peneliti amati hanya 4 indikator saja, yaitu indikator (3.8.1)

Menganalisis sumber-sumber kerajaan Islam di Nusantara, (3.8.2)

Mengidentifikasi bukti-bukti peninggalan kerajaan Isalm di Nusantara, (3.8.3)

104 Dokumen RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

73

Menunjukkan letak dari kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, dan (4.8.1)

Menyajikan informasi mengenai perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di

Nusantara melalui story telling.

Dalam melakukan penyusunan RPP ini, guru juga merencanakan suatu

pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan media

pembelajaran yang nantinya akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Tentu saja, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran ,

dan media pembelajaran akan disesuaikan dengan pembelajaran literasi. Guru

menggunakan pendekatan pembelajaran Student Center Learning dengan model

pembelajaran Discovery Learning, metode pembelajaran berupa ceramah, tanya

jawab, diskusi, dan penugasan serta media pembelajaran berupa power point dan

video.

Penggunaan model pembelajaran Discovery Learning ini bertujuan untuk

mendukung implementasi pembelajaran literasi karena pembelajaran ini berpusat

pada peserta didik. Dalam model pembelajaran ini peserta didik harus aktif

menemukan dan mengumpulkan informasi yang telah tersedia dalam berbagai

bentuk baik berupa benda, dan referensi tertulis maupun narasumber untuk diolah

menjadi pengetahuan. Hal ini jelas akan mendukung implementasi pembelajaran

literasi dalam proses pembelajaran, karena dalam menemukan dan mengumpulkan

informasi tentang materi pembelajaran peserta didik dapat menggunakan empat

aktivitas dalam pembelajaran literasi yaitu membaca, menulis, menyimak, dan

berbicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

74

Perencanaan selanjutnya yang dilakukan oleh guru yaitu menyiapkan

materi pelajaran dengan menggunakan power point maupun video. Pembuatan

power point dan penayangan video ini merupakan upaya yang dilakukan guru

dalam pemberian stimulus guna menghantarkan peserta didik dalam materi

pelajaran yang akan dipelajari. Pada saat itu materi pelajaran yang akan dipelajari

yaitu “Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara”. Dalam tampilan power point, guru

memaparkan berbagai kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara serta gambar bukti-

bukti peninggalan Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara. Selain power point,

guru juga menyiapkan video mengenai letak kerajaan-kerajaan serta sumber-

sumber kerajaan Islam Nusantara.

Perencanaan selanjutnya, guna memperdalam materi pelajaran, guru

menyiapkan bahan ajar berupa narasi mengenai kerajaan-kerajaan Islam

Nusantara, yaitu tentang letak kerajaan, bukti-bukti peninggalan, sumber-sumber

kerajaan, awal berdirinya kerajaan, masa kejayaan serta para pemimpinnya, dan

keruntuhan dari kerajaan tersebut. Pembuatan bahan ajar berbentuk narasi ini guna

memfasilitasi peserta didik untuk menambah sumber belajar.

Dalam mendukung terlaksanakannya implementasi pembelajaran literasi,

guru telah menyiapkan dua penugasan untuk peserta didik. Penugasan pertama

yang direncanakan guru yaitu menemukan dan mengumpulkan informasi melalui

studi literasi dengan berbagai macam sumber belajar mengenai:

a) Bukti-bukti dan sumber-sumber berita tentang berdirinya kerajaan-kerajaan

yang bercorak Islam di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

75

b) Letak kerajaan serta bagaimana kehidupan politik, ekonomi, dan sosial

kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia

c) Proses berdirinya dan perkembangan serta keruntuhan kerajaan-kerajaan yang

bercorak Islam di Indonesia

Penugasan kedua yang diberikan oleh guru yaitu story telling sebagai

produk dari pembelajaran literasi. Untuk mengerjakan penugasan yang diberikan

oleh guru, peserta didik difokuskan pada empat aktivitas dalam pembelajaran

literasi yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Perencanaan yang

dibuat oleh guru ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan keterampilan dan

kreativitas peserta didik serta menambah pengetahuan dalam materi pelajaran.

Dalam perencanaannya, sebelum mengerjakan penugasan yang diberikan

oleh guru, peserta didik akan terlebih dahulu dibagi dalam kelompok dan masing-

masing kelompok berjumlah 3-4 orang. Setelah itu, untuk menuntun peserta didik

dalam mengerjakan penugasan yang pertama, yaitu mencari dan menemukan

informasi mengenai permasalahan yang telah disiapkan, guru membagikan bahan

ajar berupa narasi mengenai materi pelajaran untuk memfasilitasi peserta didik

dalam mencari informasi. Penugasan yang kedua yaitu pembuatan story telling.

Dalam pembuatan story telling ini peserta didik juga dapat memanfaatkan narasi

yang diberikan guru sebagai bahan dalam menemukan suatu ide yang nantinya

dapat dikembangkan dan dijadikan story telling. Melalui story telling ini peran

literasi akan sangat ditampakkan. Peserta didik dituntut untuk menemukan

informasi dan mengembangkan informasi tersebut menjadi sebuah cerita yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

76

nantinya akan dikomunikasikan melaui beberapa model cerita, diantaranya

mendongeng dan berdialog.

Dalam pembuatan story telling, guru merencanakan beberapa kegiatan

yang dilakukan oleh peserta didik yaitu sebagai berikut:

1) Peserta didik menemukan dan mengumpulkan informasi-informasi yang

berkaitan dengan materi pelajaran melalui berbagai sumber, baik yang sudah

disediakan guru maupun sumber lainnya.

2) Pencarian informasi ditempuh melalui membaca narasi yang telah disediakan

guru maupun sumber lain seperti buku LKS yang mereka miliki, dan

menyimak video yang ditayangkan oleh guru. Setelah informasi sudah

dikumpulkan kemudian informasi tersebut mulai diolah dan ditulis untuk

dijadikan story telling, dan yang terakhir dikomunikasikan di depan kelas

dengan keterampilan dan kreatifitas peserta didik dan kelompoknya.

Harapan dari kegiatan ini yaitu supaya peserta didik terdorong untuk lebih

teliti dan fokus dalam mencari informasi melalui membaca dan menyimak, serta

menjadi lebih kreatif dalam menulis cerita maupun mengkomuikasikannya,

sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi pelajaran serta

banyaknya pengetahuan yang didapatkan.

Perencanaan selanjutnya yang dilakukan oleh guru yaitu membuat

perangkat pembelajaran lainnya seperti menyiapkan kisi-kisi soal serta soal tes

dan lembar penilaian untuk aspek kognitif dan penilaian untuk aspek

psikomotorik melalui penugasan story telling. Pembuatan soal tes ini, sesuai

dengan materi yang sedang dipelajari yaitu tentang kerajaan-kerajaan Islam di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

77

Nusantara. Hal tersebut dipersiapkan oleh guru guna melihat seberapa paham

peserta didik terhadap materi yang dipelajari, serta untuk melihat keberhasilan

guru dalam mengimplementasikan pembelajaran literasi dalam mata pelajaran

sejarah.

Berkaitan dengan waktu pelaksanaannya, guru merencanakan

Implementasi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia ini,

dilakukan sebanyak 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin,

30 April 2018, sedangkan pertemuan kedua pada hari Senin, 7 Mei 2018. Dua

pertemuan yang direncanakan oleh guru, kemudian dirangkum dan dimasukkan

dalam sintak kegiatan, Pada sintak pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan

guru adalah pendahuluan, guru merencanakan beberapa kegiatan seperti, guru

membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian pemberian stimulus

kepada peserta didik guna menghantarkan pada materi pembelajaran yang akan

dipelajari. Kegiatan pendahuluan ini ditempuh dalam waktu 10 menit.

Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti. Dalam perencanaannya, kegiatan inti

ini ditempuh dalam waktu 70 menit dengan uraian kegiatan sebagai berikut, guru

membagi peserta didik dalam kelompok, guru membagikan bahan ajar berupa teks

narasi pada masing-masing kelompok, guru memberikan permasalahan dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan mengenai bukti-bukti dan sumber-sumber berita

tentang berdirinya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia, letak

kerajaan serta bagaimana kehidupan politik, ekonomi, dan sosial kerajaan-

kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia, serta proses berdirinya dan

perkembangan serta keruntuhan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

78

Indonesia. Berangkat dari permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang dibuat

oleh guru tersebut, kemudian peserta didik diinstruksikan untuk mencari dan

menemukan informasi melalui identifikasi masalah, pengumpulan data, dan

pengolahan data. Pada kegiatan ini peserta didik melakukan penemuan informasi

mengenai permasalahan yang berbentuk pertanyaan tersebut melalui beberapa

sumber, dan kemudian informasi yang didapatkan oleh peserta didik melalui

kelompok tersebut dikumpulkan serta diolah dengan cara mengkritisi melalui

diskusi. Dalam kegiatan inti, guru memberikan penugasan pada masing-masing

kelompok untuk mulai melakukan penyusunan draf story telling sebagai produk

literasi.

Kegiatan ketiga yang direncanakan oleh guru yaitu penutup, dalam

kegiatan ini guru melakukan penarikan kesimpulan mengenai informasi-informasi

yang telah di temukan oleh peserta didik, dan guru memberikan penugasan pada

peserta didik untuk mempersiapkan story telling yang akan ditampilkan pada

pertemuan selanjutnya, pada akhrir pertemuan guru menutup pelajaran dengan

salam. Kegiatan penutup ini ditempuh dalam waktu 10 menit.

Pada pertemuan kedua, guru merencanakannya dengan membuat sintak

uraian kegiatan untuk melanjutkan kegiatan pada pertemuan pertama. Pada

kegiatan pertama yaitu pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan salam,

selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi dipertemuan

sebelumnya, lalu guru melanjutkannya dengan menanyakan kesiapan masing-

masing kelompok untuk penampilan story telling. Pada kegiatan pendahuluan ini

guru merencanakan waktu yang akan ditempuh yaitu selama 5 menit. Selanjutnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

79

guru melanjutkan pada kegiatan inti. Pada kegiatan inti ini guru merencanakan

kegiatan memverifikasi dengan mempersilahkan setiap kelompok untuk

mengkomunikasikan hasil diskusinya dengan penampilan story telling yang

nantinya akan disimak dan ditanggapi oleh guru kelompok lainnya, guru juga

merencanakan kegiatan menyimpulkan, yaitu peserta didik menyimpulkan

berbagai informasi yang didapat dari materi pelajaran dan juga dari penampilan

story telling serta guru juga menginstruksikan pada masing-masing kelompok

untuk menyempurnakan penugasan strory telling berdasarkan masukan dan

kesimpulan yang telah diambil. Dalam kegiatan inti guru memperkirakan waktu

selama 50 menit.

Kegiatan terakhir yaitu penutup. Pada kegiatan ini guru melakukan

penguatan konsep pada materi pelajaran, setelah guru melakukan penguatan

konsep, guru juga menugaskan peserta didik dalam kelompok untuk

menyelesaikan penyempurnaan penugasan story telling untuk dikumpulkan pada

pertemuan berikutnya apabila kelompok belum bisa menyelesaikannya di kelas,

setelah itu guru membagikan soal tes pilihan ganda berjumlah 20 soal yang

berkaitan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari selama 2 pertemuan untuk

mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran. Sembari peserta

didik mengerjakan soal tes, guru juga menayangkan video tentang salah satu

contoh cara menghargai peninggalan bersejarah untuk bahan refleksi peserta didik

guna mengambil nilai kehidupan yang harus ditanamkan pada diri peserta didik

yang kemudian peserta didik akan menuliskan refleksi tersebut dilembar soal tes

yang telah disediakan oleh guru, setelah soal tes selesai dikumpulkan, selanjutnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

80

guru menutup pelajaran dengan salam. Dalam kegiatan penutup, guru telah

memperkirakan waktunya selama 35 menit.

Berbagai macam perencanaan dan persiapan yang dilakukan guru ini guna

mendukung terlaksananya implementasi pembelajaran literasi pada mata pelajaran

sejarah. Perencanaan disusun sedemikian rupa guna menjadikan implementasi

pembelajaran literasi ini dapat berjalan dengan baik, dan dapat menarik minat

serta motivasi belajar peserta didik dalam pelajaran sejarah.

2. Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran

Sejarah Indonesia

Kegiatan Literasi Sekolah telah dilaksanakan di SMA Negeri 11

Yogyakarta sejak sebelum pemerintah mencanangkan GLS.105 Dalam konteks

pelaksanaan GLS SMA Negeri 11 Yogyakarta mulai menerapkannya pada tahun

2015 pada saat tahun ajaran baru. Kegiatan GLS tersebut dimulai dari tahap

pertama yaitu pembiasaan dan kemudian dilanjutkan dengan pengembangan dan

pembelajaran. Hal tersebut berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran

sejarah yang menyatakan bahwa: Gerakan literasi sekolah di SMA Negeri 11

Yogyakarta ini sudah berjalan dengan baik. Sekolah menjalankan kegiatan GLS

tersebut sesuai dengan aturan dalam buku pedoman GLS, bahwa pada tahap

pembiasaan sudah mulai dilakukan dengan kegiatan membaca 15 menit sebelum

pelajaran dimulai, pada tahap pengembangan sudah sering diadakan lomba literasi

seperti menulis puisi dan cerita, serta tahap pembelajaran yang dilakukan dalam

105 CL 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

81

proses pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah, guru telah menerapkan

pembelajaran literasi dalam proses pembelajaran sejarah, salah satu kegiatannya

adalah mengarahkan peserta didik untuk membaca buku tentang materi pelajaran

di perpustakaan dan mengkritisi hasil bacaan tersebut.106 Pelaksanaan

implementasi pembelajaran literasi ini pada dasarnya mendorong peserta didik

untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pelaksanaan implementasi pembelajaran literasi dalam mata

pelajaran sejarah, guru merencanakan beberapa kegiatan dalam proses

pembelajaran di kelas dan juga melakukan berbagai persiapan, yaitu dengan

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkam materi dan

bahan ajar, merencanakan penugasan untuk peserta didik guna mendukung

terlaksananya implementasi pembelajaran literasi, membuat kisi-kisi soal serta

soal tes, dan menyiapkan instrumen penilaian sebagai hasil evaluasi.

Implementasi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah ini

dilakukan di kelas X MIPA 4 dengan jumlah peserta didik sebanyak 29 orang.

Pelaksanaan implementasi pembelajaran literasi ini dilakukan selama 2

pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin, 30 April 2018,

sedangkan pertemuan kedua pada hari Senin, 7 Mei 2018.

Pada awal pelaksanaan pembelajaran literasi Senin, 30 April 2018 pukul

14.00 guru menyiapkan beberapa peralatan pembelajaran, seperti bahan ajar

berupa narasi, buku pelajaran, laptop, LCD dan speaker. Setelah semua peralatan

sudah selesai disiapkan, kemudian guru mulai membuka pelajaran dengan

106 CL 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

82

mengucap salam, selanjutnya guru memberikan stimulus kepada peserta didik

untuk menghantarkan pada materi pelajaran yang akan dipelajari. Pada saat itu

guru menggunakan media yaitu power point yang berisi tentang penjelasan materi

dan gambar-gambar, guru juga menayangkan video yang berkaitan dengan materi

pelajaran. Dalam proses pemberian stimulus pada peserta didik ini guru mulai

menggunakan aktivitas dalam pembelajaran literasi yaitu menyimak. Peserta didik

menyimak penjelasan guru, dan tayangan video tersebut dengan tenang.

Langkah selanjutnya, guru menginstruksikan peserta didik untuk

membentuk kelompok, guru membagi menjadi 8 kelompok masing-masing

kelompok berjumlah 3-4 orang. Setelah membentuk kelompok guru mengatur

tempat untuk masing-masing kelompok. Setelah masing-masing anggota

kelompok sudah memposisikan diri, kemudian guru memberikan bahan ajar

berupa narasi pada masing-masing kelompok tersebut. Narasi yang dibagikan

tersebut berisi mengenai materi tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.

Selain narasi guru juga memberikan beberapa permasalahan dalam bentuk soal

tentang materi pelajaran. Hal tersebut dilakukan agar peserta didik dapat

menambah pengetahuan serta memahami materi lebih dalam lagi melalui

informasi yang ditemukan melalui studi literasi dengan berbagai macam sumber

belajar, sehingga peserta didik tidak hanya membaca dan menyimak lalu

diabaikan begitu saja.

Empat aktivitas dalam literasi berpengaruh kuat dalam implementasi

pembelajaran literasi. Aktivitas-aktivitas tersebut digunakan sebagai strategi guru

dalam mengimplementasikan pembelajaran literasi yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

83

1) Membaca

Pada kegiatan membaca guru mewajibkan masing-masing kelompok untuk

membaca narasi yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan ini, guru

mempersilahkan masing-masing kelompok memilih salah satu anggotanya untuk

membaca narasi tersebut. Perwakilan salah satu dari kelompok membacakan

narasi tersebut dan anggota kelompok menyimak. Dalam kegiatan ini peserta

didik juga dapat membaca dari buku pelajaran atau dari sumber lainnya untuk

dapat mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data berupa informasi, dan

mengolah informasi tersebut. Kegiatan membaca ini memiliki kelebihan untuk

membangun budaya membaca pada peserta didik, dan mengembangkan

keterampilan peserta didik dalam menemukan informasi serta dapat meningkatkan

pengetahuan dalam pelajaran.

2) Menyimak

Pada kegiatan menyimak, peserta didik melakukannya ketika guru

memberikan stimulus pada awal pelajaran, yaitu menyimak penjelasan guru, dan

menyimak tayangan video. Kemudian kegiatan menyimak ini dilakukan peserta

didik saat sudah berada di dalam kelompok, yaitu menyimak salah satu dari teman

yang membacakan informasi mengenai materi pelajaran dari narasi yang diberikan

oleh guru, dan dari sumber lain. Dalam kegiatan menyimak ini nantinya juga akan

dilakukan ketika penampilan story telling. Kegunaan dari kegiatan menyimak ini

yaitu melatih peserta didik supaya lebih fokus dalam menemukan berbagai

informasi serta dapat mengolah informasi tersebut menjadi pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

84

3) Menulis

Pada kegiatan menulis, peserta didik mulai melakukannya ketika mereka

menyimak teman yang membaca. Dalam hal ini peserta didik akan menuliskan

informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan oleh guru pada

awal pelajaran. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran ini peserta didik juga

diberi tugas oleh guru untuk membuat story telling. Oleh karena itu, selain peserta

didik menulis informasi mengenai permasalahan yang diberikan guru, peserta

didik juga menuliskan draf dari story telling. Dalam pembuatan story telling ini,

masing-masing kelompok mengambil ide dari narasi yang disediakan guru yaitu

cerita mengenai kejayaan kerajaan, pemimpin kerajaan, serta permasalahan-

permasalahan yang terjadi pada kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.

Kelebihan dari kegiatan menulis ini adalah peserta didik dapat

menumbuhkan keterampilannya dalam meringkas hasil membaca dan menyimak

yang telah dilakukan sebelumnya, selain itu peserta didik juga dapat lebih

terampil dalam membuat cerita sejarah atau story telling yang ditugaskan oleh

guru.

4) Berbicara

Pada kegiatan berbicara, guru melaksanakannya pada pertemuan ke 2

Senin,7 Mei 2018 pukul 14.00. Pada kegiatan ini peserta didik

mengkomunikasikan hasil penemuan informasi mengenai permasalahan yang

diberikan guru dan penampilan story telling. Dalam melakukan story telling,

peserta didik tampil di depan guru dan teman-teman yang lainnya dengan

mendongeng dan berdialog. Dalam kegiatan story telling ini guru juga melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

85

penilaian keterampilan dari segi konsep/gagasan, isi cerita, penyampaian cerita,

teknik dan gaya bercerita, dan yang terakhir adalah kreatifitas dari story telling

tersebut.

Dalam kegiatan selanjutnya, peserta didik mendapatkan penguatan konsep

serta kesimpulan dari guru. Selanjutnya, pada saat sekarang ini dalam proses

pembelajaran di kelas, peserta didik tidak hanya dituntut untuk memahami materi

pelajaran saja. Akan tetapi peserta didik juga diajak untuk menemukan nilai-nilai

kehidupan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Pada

pelaksanaan pembelajaran ini, guru mengajak peserta didik untuk berefleksi

bersama melalui tayangan video tentang menghargai peninggalan sejarah. Melalui

kegiatan tersebut, peserta didik dapat menemukan nilai kehidupan mengenai

bagaimana cara mereka sebagai seorang generasi muda untuk dapat menghargai

peninggalan sejarah.

Pelaksanaan implementasi pembelajaran literasi yang dilakukan oleh guru,

ditutup dengan melakukan tes guna melihat aspek kognitif dari peserta didik, hal

ini dilakukan untuk melihat seberapa paham peserta didik terhadap materi yang

telah dipelajari menggunakan pembelajaran literasi tersebut. Tes ini dilakukan

dengan memberikan soal pilihan ganda pada peserta didik berjumlah 20 soal.

Dalam pelaksanaan implementasi pembelajaran literasi ini, perencanaan

yang telah dibuat oleh guru dapat terlaksana dengan baik. Berkaitan dengan

pelaksanaan implementasi pembelajaran literasi pada mata pelajaran sejarah di

kelas X MIPA 4, peserta didik merasakan perbedaan proses pembelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

86

menggunakan literasi dengan pembelajaran yang tanpa menggunakan literasi.

Untuk itu memunculkan beberapa respon peserta didik sebagai berikut:

a) Kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan Memanfaatkan

Pembelajaran Literasi

Implementasi pembelajaran literasi di kelas X MIPA 4, diharapkan dapat

memberi kelebihan bagi perkembangan pengetahuan dan kreativitas peserta didik

dalam mata pelajaran sejarah. Dalam pelaksanaannya respon peserta didik

terhadap pembelajaran literasi ini sangat positif. Sebagian besar peserta didik

mengatakan bahwa mereka menjadi lebih mudah dalam memahami materi

pelajaran.107 Peserta didik menyatakan bahwa materi pelajaran dapat mudah

dipahami, karena dalam proses pembelajaran peserta didik difokuskan pada

kegiatan membaca sehingga peserta didik menjadi lebih mudah mendapatkan

informasi tentang materi pelajaran.108 Peserta didik juga menyatakan bahwa

aktivitas dalam literasi ini dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam

mengikuti pembelajaran sejarah.109 Peserta didik berpendapat pula, bahwa dengan

pembelajaran literasi materi pelajaran menjadi mudah dipahami dengan

memanfaatkan aktivitas pembelajaran literasi yang dilaksanakan dalam proses

pembelajaran sejarah.110

Peserta didik juga menyatakan bahwa dengan pembelajaran literasi ini,

pembelajaran menjadi lebih enak, menyenangkan dan tidak gampang bosan.111

Ada pula peserta didik yang menyatakan bahwa dengan mengikuti pembelajaran

107 CL 4, CL 6, CL 7, CL 8, CL 9, CL 10108 CL 4, CL 6, CL 7, CL 10109 CL 3110 CL 7,CL 9111 CL 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

87

literasi ini menjadi termotivasi untuk rajin membaca sehingga mudah dalam

menemukan informasi mengenai materi pelajaran.112 Selain itu, peserta didik juga

menyatakan bahwa dengan pembelajaran literasi mata pelajaran menjadi lebih

detail sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi pelajaran.113

b) Kesulitan yang dihadapi pesrta didik dalam dalam proses pembelajaran

sejarah dengan memanfaatkan literasi

Berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam pelaksanaan

implementasi pembelajaran literasi, sebagian peserta didik menyatakan bahwa

dalam menjalankan pembelajaran literasi, peserta didik masih kurang fokus dalam

membaca, sehingga peserta didik menjadi sedikit sulit untuk mendapatkan

informasi mengenai mata pelajaran.114 Ada pula peserta didik yang menyatakan

bahwa masih kurang suka dalam membaca, malas untuk menulis, dan masih

kurang percaya diri untuk berbicara.115

Selanjutnya, salah seorang peserta didik menyatakan bahwa dirinya tidak

menyukai literasi karena peserta didik ini malas membaca.116 Selain itu peserta

didik juga menyatakan bahwa mereka kesulitan jika dalam pelaksanaan literasi ini

guru menggunakan cara belajar dengan membentuk kelompok, karena hal tersebut

menyebabkan suasana belajar menjadi tidak kondusif karena adanya teman

kelompok yang tidak serius dalam mengikuti pembelajaran, ribut sendiri.117

112 CL 5113 CL 8114 CL 3, CL 4, CL 5115 CL 6116 CL 9117 CL 7, CL 8, CL 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

88

c) Cara Mengatasi Kesulitan dalam Proses Pembelajaran Literasi

Berkenaan dengan cara mengatasi kesulitan yang dihadapi peserta didik

dalam pelaksanaan pembelajaran literasi, sebagian besar peserta didik menyatakan

bahwa mereka berusaha untuk membiasakan diri dalam membaca, dan harus lebih

fokus lagi dalam membaca.118 Adapun peserta didik yang mengatakan bahwa

harus membiasakan diri untuk membaca supaya mudah memahami isi bacaan dan

mudah dalam mendapatkan informasi mengenai mata pelajaran.119 Selanjutnya

beberapa peserta didik juga menyatakan bahwa mereka akan memanfaatkan jam

literasi sekolah sebaik-baiknya guna membiasakan diri dan memotivasi diri untuk

membaca.120

Berkaitan dengan kesulitan peserta didik tentang cara belajar

menggunakan kelompok sehingga menjadikan pembelajaran menjadi tidak

kondusif, maka beberapa peserta didik berpendapat mengenai cara yang dapat

digunakan ntuk menjadikan kelas menjadi kondusif. Beberapa peserta didik

tersebut menyatakan bahwa masing-masing dari peserta didik harus menjaga diri

untuk lebih serius dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas , dan

tetap kondusif agar dapat menyimak, menyimak teman yang membacakan narasi

yang diberikan guru.121 Selain itu ada pula peserta didik yang mengatakan bahwa

mereka harus kompak lagi dalam mengkondisikan kelompok, agar bisa lebih

fokus lagi dalam menyimak teman yang sedang membaca.122 Adapun peserta

didik yang mengatakan bahwa sebaiknya dalam pembelajaran literasi ini tidak

118 CL 3, CL 4)119 CL 5120 CL 6, CL 9121 CL 7122 CL 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

89

dibentuk kelompok tetapi lebih enak sendiri-sendiri saja supaya lebih fokus dan

tidak terganggu pada saat membaca, dan menyimak.123

d) Pemahaman yang Didapatkan dalam Mata Pelajaran Sejarah Melalui

Pembelajaran Literasi

Berkenaan dengan pemahaman yang didapatkan peserta didik dalam

pelaksanaan pembelajaran literasi pada mata pelajaran sejarah, secara keseluruhan

peserta didik mengatakan bahwa mereka menjadi lebih paham dengan materi

pelajaran sejarah yang sedang dipelajari. Pada saat peneliti melakukan penelitian

materi pelajaran sejarah Indonesia yang sedang dipelajari di kelas X MIPA 4

adalah “Masuknya Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara”.

Sebagian besar Peserta didik mengatakan bahwa dengan pembelajaran

literasi tersebut peserta didik menjadi paham dan mudah menyerap materi

pelajaran yang sedang dipelajari. Contohnya materi tentang kerajaan-kerajaan

Islam, peserta didik menjadi lebih paham dari berdiri hingga keruntuhannya.124

Adapula peserta didik yang menyatakan bahwa pada awalnya peserta didik ini

susah mengerti dengan materi sejarah tapi setelah belajar sejarah dengan literasi

yang memuat beberapa aktivitas tersebut, peserta didik menjadi lebih paham dan

mudah mengerti dengan materi sejarah. 125

e) Kesan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Literasi pada Mata

Pelajaran Sejarah Indonesia

Mengenai kesan peserta didik terhadap pembelajaran literasi, sebagian

besar peserta didik mengatakan bahwa pembelajarannya menjadi lebih seru dan

123 CL 10124 CL 4, CL 5, CL 8, CL 9125 CL 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

90

menyenangkan.126 Kesan dari peserta didik sangat positif. Ada beberapa peserta

didik yang mengatakan bahwa pembelajaran literasi ini menjadikan pembelajaran

sejarah menjadi asik, mereka menjadi lebih aktif dan tidak mudah bosan dalam

belajar.127 Adapun peserta didik yang berkesan yaitu pada saat disuruh membuat

cerita sejarah, karena peserta didik ini suka menulis dan membuat cerita.128

Salah satu peserta didik menyatakan bahwa dia mengalami perubahan

dalam dirinya, pada awalnya peserta didik ini tidak tertarik dengan literasi ,

karena dia berfikiran bahwa dalam pembelajaran literasi itu akan disuruh terus

menerus untuk membaca buku, tetapi ternyata tidak, ternyata ada kegiatan

menyimak video, menyimak guru membacakan materi, menulis cerita sejarah, dan

bercerita tentang sejarah didepan teman-teman, dengan begitu peserta didik ini

menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran literasi.129 Adapun peserta didik yang

mengatakan bahwa dia sangat berkesan sekali dengan pembelajaran literasi

dikarenakan belajarnya menjadi lebih asik, dan tidak membosankan karena

banyak aktivitas yang dilakukan.130

Dalam pelaksanaan implementasi pembelajaran literasi dalam mata

pelajaran sejarah Indonesia di kelas X MIPA 4 ini peserta didik menjadi lebih

aktif dan terampil dalam proses pembelajaran. Keaktifan dan keterampilan peserta

didik ini dibangun melalui empat aktivitas yang terkandung dalam literasi, yaitu

membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Selain meningkatkan keaktifan dan

keterampilan peserta didik, diakhir pelajaran guru menayangkan video tentang

126 CL 4, CL 5, CL 7, CL 8, CL 10127 CL 4128 CL 10129 CL 9130 CL 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

91

contoh kasus mengenai seseorang yang tidak menghargai peninggalan sejarah.

Video ini dijadikan bahan refleksi untuk mengakhiri pelajaran. Harapan guru

dalam melakukan refleksi tersebut yaitu untuk menyeimbangkan antara

pengetahuan dan nilai-nilai luhur yang harus dimiliki oleh masing-masing peserta

didik.

Berdasarkan hasil observasi, implementasi pembelajaran literasi dalam

mata pelajaran sejarah Indonesia berhasil dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut

dapat dilihat dari aktivitas guru yang telah melaksanakan beberapa kegiatan

berupa pendahuluan, inti, dan penutup secara runtut sesuai dengan perencanaan

pembelajaran. Selain itu, keberhasilan dalam implementasi pembelajaran literasi

juga dilihat dari hasil wawancara dengan peserta didik yang menghasilkan respon

positif. Peserta didik mengatakan bahwa pembelajaran literasi terkesan seru,

menyenangkan, serta dapat menambah pemahaman dan pengetahuan peserta didik

dalam mata pelajaran sejarah.

3. Hasil implementasi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah

Indonesia

Pada dasarnya, strategi pembelajaran literasi dilakukan guna mengurangi

tingkat kebosanan peserta didik dalam belajar sejarah dan juga dapat mengurangi

rendahnya minat baca peserta didik. Pembelajaran literasi juga dapat melatih

peserta didik untuk berfikir kritis dan mengolah kemampuan komunikasi secara

kreatif. Selain itu, strategi pembelajaran sejarah dengan menerapkan literasi ini

dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan pengetahuannya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

92

memuat tiga aspek yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga semakin

intensifnya pemanfaatan GLS dalam pembelajaran sejarah diyakini dapat

meningkatkan hasil belajar berupa kemampuan dalam aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Hasil implementasi pembelajaran literasi yang memuat aspek kognitif

afektif dan psikomotorik ini dilihat melalui aktivitas peserta didik dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Hasil tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

a) Kognitif

Dalam aspek kognitif, guru menyiapkan soal untuk melakukan tes

pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari dengan menggunakan

pembelajaran literasi. Peserta didik yang mengikuti tes ini berjumlah 27 orang.

Soal tes yang disiapkan guru berbentuk pilihan ganda berjumlah 20 nomor. Dari

segi aspek kognitif peserta didik, yang dilakukan melalui tes ini, hasilnya sangat

baik. Rata-rata nilai peserta didik telah mencapai nilai KKM yang telah

ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Namun, masih ada peserta didik yang belum

mencapai KKM, tetapi nilainya tidak jauh dari KKM. Dilihat dari hasil tes ini,

hasil belajar peserta didik pada pelajaran sejarah Indonesia dengan menggunakan

pembelajaran literasi dapat dibilang berhasil, karena nilai peserta didik

memuaskan. Berikut ini dapat dilihat nilai aspek kognitif peserta didik melalui

implementasi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia di

SMA Negeri 11 Yogyakarta:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

93

Tabel 8. Data Nilai Aspek Kognitif Implementasi Pembelajaran Literasi

No.Urut

NAMA SISWAKKM NILAI T TTX MIPA 4

1 Adelia Disty N 75 90 √2 Adinda Nurrohmah 75 85 √3 Afkar WM 75 85 √4 Allysa Radhwa W 75 90 √5 Aprilia Dwi M 75 70 √6 Ardiansyah N.R 75 85 √7 Athaya Bunga Callistha 75 90 √8 Atika Larasati 75 85 √9 Athaya Zahra 75 90 √10 Aufa H.S 75 90 √11 Clarita P.H 75 85 √12 Devira N.Z 75 90 √13 Fattika Cahya K 75 90 √14 Geraldiana Pusparani 75 85 √15 Hugo Vale. P 75 85 √16 Iqbal Jamiarsad 75 75 √17 Ilma Aulia 75 85 √18 Jauzaili Wikan H 75 85 √19 M. Calvin W 75 85 √20 M. Rahan Didi M 75 90 √21 M. Yusuf 75 85 √22 Nanda Ayoe R D 75 85 √23 Nadifa Aulia Putri A 75 85 √24 Pramesthi Wicitra S 75 85 √25 Rizka Aulia F 75 90 √26 Rayhan Amiaji 75 85 √27 Viki Wijaya 75 90 √

JUMLAH 2320

RATA-RATA 85,92

PROSENTASE 96,30%

Keterangan:T : TuntasTT: Tidak Tuntas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

94

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata peserta didik

dapat mencapai 85,92 dengan prosentase 96,30%. Jumlah peserta didik yang

tuntas mencapai 26 orang, sedangkan yang tidak tuntas hanya 1 orang saja..

Dilihat dari perolehan nilai peserta didik yang sebagian besar mencapai nilai

KKM, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran literasi dalam

mata pelajaran sejarah Indonesia berhasil menarik minat dan motivasi peserta

didik sehingga dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peserta didik

terhadap mata pelajaran sejarah yang sedang dipelajari.

b) Afektif

Dalam melihat aspek afektif peserta didik, guru dan peneliti telah

menyiapkan pengamatan. Guru mengamati sikap peserta didik melalui respon

peserta didik terhadap pembelajaran. Sedangkan peneliti telah menyiapkan

kuesioner untuk mengetahui minat peserta didik dalam implementasi

pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia. Dari hasil

pengamatan guru mengenai respon peserta didik terlihat bahwa Respon peserta

didik dalam proses pembelajaran literasi tersebut sangat positif. Peserta didik

mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dan mengerjakan penugasan

yang diberikan oleh guru dengan baik. Selanjutnya, kuesioner yang telah

disiapkan oleh peneliti tersebut di dalamnya mencakup pernyataan positif serta

negatif yang berkaitan dengan pembelajaran literasi. Hasil dari perolehan skor

kuesioner dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

95

Tabel 9. Data Minat Belajar Peserta Didik Terhadap Implementasi

Pembelajaran Literasi

Skala Jumlah Presentase Keterangan100-81 0 0% Sangat Tinggi80-61 25 92,60 % Tinggi60-41 2 7,40 % Sedang40-21 0 0% Rendah20-0 0 0% Sangat Rendah

Jumlah 27 100%

Gambar III. Diagram Hasil Minat Belajar Peserta Didik Terhadap

Implementasi Pembelajaran Literasi

Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa minat peserta

didik X MIPA 4 terhadap pembelajaran literasi dalam kategori tinggi dan sedang.

Hal tersebut terlihat dalam perolehan skor yang mencapai 92,60% dengan kategori

tinggi dan 7,40% dengan kategori sedang. Dari hasil kuesioner tersebut, dapat

disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran

sejarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta dapat dikatakan berhasil

menarik minat dan motivasi belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

96

c) Psikomotorik

Dari segi aspek psikomotorik, guru melakukan penilaian melalui

penugasan story telling dan penampilan story telling dalam kelompok. Penilaian

yang guru lakukan melalui beberapa kriteria, berikut merupakan kriteria penilain

keterampilan penugasan story telling peserta didik :

Tabel 10. Kriteria Penilaian Keterampilan Peserta Didik

No Kriteria

1 Konsep/Gagasan

2 Isi Cerita

3 Penyampaian Cerita

4 Teknik dan Gaya Bercerita

5 Kreatifitas

Dalam aspek psikomotorik guru melakukan penilaian melalui beberapa

kriteria, antara lain mengenai konsep/gagasan peserta didik dalam melakukan

kegiatan keterampilan tersebut, isi cerita, penyampaian story telling, teknik dan

gaya bercerita, serta melihat kreatifitas peserta didik dalam membuat story telling

yan ditugaskan oleh guru. Berikut merupakan hasil perolehan nilai masing-masing

kelompok melalui penugasan story telling:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

97

Tabel 11. Data Nilai Aspek Psikomotorik dalam Penugasan Story Telling

KELOMPOK KKM NILAI TuntasTidakTuntas

1 (Samudra Pasai) 75 90 √2 (Malaka) 75 90 √3 (Aceh) 75 90 √4 (Demak) 75 90 √5 (Pajang) 75 85 √6 (Mataram Islam) 75 90 √7 (Gowa-Talo) 75 85 √8 (Ternate-Tidore) 75 90 √

JUMLAH 710

RATA-RATA 88,75

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai masing-masing kelompok

telah mencapai nilai KKM. Penilaian tersebut dilihat berdasarkan kriteria yang

telah dibuat oleh guru. Dalam pengamatan yang dilakukan oleh guru, kebanyakan

peserta didik sudah mulai kreatif dalam memunculkan konsep ide dan gagasan

untuk membuat penugasan story telling ini melalui mendongeng dan berdialog.

Dari masing-masing kelompok sudah mulai terlihat kreatif. Cerita sejarah yang

mereka ambil sesuai dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari, yaitu

mengenai “Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara”. Dalam materi tersebut, ide

yang diambil untuk dijadikan cerita yaitu tentang kejayaan kerajaan, pemimpin

kerajaan, permasalahan yang terjadi dalam kerajaan, serta keruntuhan dari

kerajaan tersebut.

Kelompok pertama adalah kelompok dengan topik “Kerajaan Samudra

Pasai”. Kelompok ini mendongeng mengenai sejarah kerajaan Samudra Pasai.

Dalam membuat konsep/gagasan dan isi cerita, kelompok telah terlihat baik,

kreatif serta menarik. Dari segi penampilan story telling kelompok ini sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

98

terlihat baik walaupun masih terlihat kaku dan kurang percaya diri. Kreatifitas

dari kelompok ini sudah mulai terlihat dari penyusunan cerita yang sudah baik dan

menarik.

Kelompok kedua adalah kelompok dengan topik “Kerajaan Malaka”.

Kelompok ini mendongeng tentang kisah Parameswara yaitu raja pertama dari

kerajaan Malaka. Konsep/gagasan dan isi cerita yang dibuat oleh kelompok ini

sudah terlihat baik. Dari segi penampilan story telling kelompok ini sudah terlihat

percaya diri dan cerita yang dibawakannya juga mencadi lebih jelas. Kreatifitas

dari kelompok ini juga terlihat melalui pemilihan judul dan penyusunan isi cerita

yang sangat menarik.

Kelompok ketiga adalah kelompok dengan topik “Kerajaan Aceh”.

Kelompok ini mengangkat cerita tentang Iskandar Muda. Cerita tersebut dibuat

menjadi sebuah dongeng yang sangat baik dan menarik. Konsep/gagasan dan isi

cerita yang dibuat oleh kelompok ini sudah terlihat kreatif dan menarik. Dari segi

penampilan story telling, kelompok ini terlihat baik dan sangat menghayati cerita.

Kreatifitas dari kelompok ini sudah mulai terlihat melalui susunan isi cerita yang

menarik.

Kelompok keempat adalah kelompok dengan topik “Kerajaan Demak”.

Kelompok ini mendongeng tentang Raden Patah. Konsep/gagasan dan isi cerita

yang dibuat oleh kelompok ini sudah kreatif dan baik. Dari segi penampilan story

telling, kelompok ini ternilai sangat baik, karena terlihat sangat ekspretif dan

mendalami cerita. Kreatifitas dari kelompok ini sudah mulai terlihat dari

penyusunan cerita dan gaya bercerita yang telah dibawakan oleh kelompok ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

99

Kelompok kelima adalah kelompok dengan topik “Kerajaan Pajang”.

Kelompok ini mengangkat cerita mengenai sejarah kerajaan Pajang.

Konsep/gagasan dan isi cerita yang dibuat kelompok sudah terlihat baik dan jelas,

namun masih terlalu singkat. Dari segi penampilan story telling, kelompok ini

telah mampu membawakannya dengan baik dan sangat menghayati cerita.

Kreatifitas kelompok ini masih ternilai kurang, karena isi cerita masih terlalu

singkat.

Kelompok keenam adalah kelompok dengan topik “Kerajaan Mataram

Islam”. Kelompok ini mengangkat cerita tentang asal-usul kesultanan Mataram

Islam. Konsep/gagasan dan isi cerita yang dibuat oleh kelompok ini ternilai sangat

baik dan kreatif. Dari segi penampilan story telling, kelompok ini telah

membawakannya dengan sangat baik, menghayati, dan menarik perhatian.

Kreatifitas kelompok ini telah terlihat melalui penyusunan cerita dan pembuatan

alat peraga menggunakan kertas yang bertuliskan nama-nama tokoh dalam

kerajaan Mataram Islam.

Kelompok ketujuh adalah kelompok dengan topik “Kerajaan Gowa-

Tallo”.Kelompok ini adalah satu-satunya kelompok yang membawakan cerita

dengan menggunakan dialog. Dialog tersebut dibuat dengan konsep berbagi

pengetahuan mengenai sejarah kerajaan Gowa dan Tallo. Dilihat dari hasil dialog

tersebut maka konsep/gagasan yang telah dibuat oleh kelompok terlihat sangat

baik. dari segi penampilan story telling dengan berdialog tersebut, kelompok telah

membawakannya dengan baik. Dari segi kreatifitasnya juga ternilai baik karena

kelompok telah mampu menyusun dialog tersebut menjadi menarik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

100

Kelompok kedelapan adalah kelompok dengan topik “Kerajaan Ternte dan

Tidore”. Kelompok ini membuat dongeng tentang sejarah dari kerajaan Ternate

dan tidore. Konsep/gagasan dan isi cerita yang dibuat oleh kelompok ternilai

cukup baik. Dari segi penampilan story telling, kelompok ini menghayati dan

terlihat percaya diri. Kreatifitas kelompok ini terlihat baik melalui penyusunan

cerita yang jelas dan mudah dipahami.

Berkaitan dengan hasil penilaian psikomotorik pada peserta didik melalui

kelompok yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa Implementasi

pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia ini dikatakan

berhasil karena dapat menggali dan mengembangkan keterampilan peserta didik

dengan baik. Hal tersebut terbukti bahwa peserta didik dalam kelompok mampu

mencapai nilai KKM serta kriteria yang dibuat oleh guru meskipun masih ada

beberapa yang belum optimal dan masih membutuhkan pembiasaan yang lebih

sering lagi dalam mengembangkan keterampilan. Hal terkecil yang dilakukan

peserta didik merupakan kreatifitas mereka yang perlu dihargai dan terus

dikembangkan.

Hasil dari pembelajaran literasi ini tidak hanya berfokus pada bidang

pengetahuan, tetapi juga dapat menumbuhkan sikap positif pada diri peserta didik.

Dalam penelitian ini terlihat bahwa sikap positif yang tumbuh dalam diri peserta

didik yaitu sikap keingintahuan peserta didik terhadap mata pelajaran, dan sikap

menghargai yang tumbuh melalui refleksi yang dilakukan. Tumbuhnya sikap

positif ini membuktikan bahwa pembelajaran literasi tidak hanya berfokus pada

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik dalam proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

101

pembelajaran, tetapi juga dapat menumbuhkan nilai positif peserta didik untuk

dapat menjadi bekal dalam kehidupan sehari-hari.

C. Pembahasan

1. Perencanaan Implementasi Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran

Sejarah Indonesia

Implementasi pembelajaran literasi khususnya dalam mata pelajaran

sejarah tentunya masih sangat asing untuk didengar. Pembelajaran literasi lebih

dikenal sebagai pembelajaran dalam bidang bahasa Indonesia padahal

pemanfaatan literasi tidak melulu berkaitan dengan mata pelajaran kebahasaan,

namun dapat diterapkan untuk seluruh mata pelajaran termasuk sejarah.131 Secara

tradisional, literasi dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis.

Namun, dalam perkembangannya literasi tidak hanya diartikan sebagai

kemampuan membaca dan menulis tetapi lebih berkembang lagi menjadi

kemampuan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.132 Selain itu, sejalan

dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi guru di sekolah

harus berpikir bahwa literasi merupakan sebuah konsep yang berkembang dan

dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di kelas.133 Sejalan dengan

perkembangan dari pengertian literasi tersebut, memunculkan ketertarikan

tersendiri bagi pemerintah.

Melihat semakin melemahnya tingkat minat baca di Indonesia,

Kemendikbud mempersiapkan pembelajaran dalam kurikulum 2013 untuk

131 Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 1.132 Yunus Abidin dkk, 2017,op.cit., hlm. 1.133 Ibid., hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

102

menyongsong pendidikan di abad ke-21 salah satunya yaitu pemanfaatan

literasi.134 Hal ini diwujudkan dengan dikeluarkannya Permendikbud no 23 tahun

2015 mengenai Penumbuhan Budi Pekerti (PBP). Pelaksanaan PBP ini memiliki

beberapa tujuan salah satunya yaitu mendorong peserta didik gemar membaca dan

mengembangkan minat yang sesuai dengan potensi bakatnya. Kegiatan PBP ini

dilakukan dengan membiasakan prilaku positif di sekolah, salah satu kegiatan

pembiasaan ini adalah adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS).135

Pelaksanaan GLS terdiri dari 3 tahapan, yaitu tahap pembiasaan, tahap

pengembangan, dan tahap pembelajaran. Pada tahap pembiasaan kegiatannya

berupa 15 menit membaca setiap hari sebalum jam pelajaran dimulai. Selanjutnya

pada tahap pengembangan kegiatannya berupa pengembangan kemampuan literasi

melalui lomba membuat cerita dan lain sebagainya. Terakhir ialah tahap ketiga

yaitu pembelajaran, pada tahap ini lebih mementingkan peran guru guna

menerapkannya dalam proses pembelajaran, misalnya guru menuntun peserta

didik untuk memanfaatkan literasi dalam mencari informasi dan mengembangkan

informasi tersebut menjadi sebuah pengetahuan.

Pelaksanaan GLS sudah mulai diterapkan oleh sekolah-sekolah termasuk

SMA Negeri 11 Yogyakarta. Sesuai dengan yang dikatakan oleh guru di SMA

Negeri 11 Yogyakarta bahwa penerapan GLS tersebut sudah memenuhi 3 tahapan

dalam GLS. Dari ketiga tahapan dalam GLS, tahap pembelajaran merupakan salah

satu tahapan yang harus terus dikembangkan, karena dalam tahapan ini ada

tagihan yang bersifat akademis yang berkaitan dengan kurikulum 2013.

134 Hendra Kurniawan, op.cit., hlm.2.135 Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015, op.cit., hlm. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

103

Terkait dengan tahap pembelajaran dalam GLS yang harus terus

dikembangkan, guru sejarah juga perlu memanfaatkannya sebagai strategi dalam

proses pembelajaran sejarah. Dalam hal ini guru perlu merencanakan serta

mempersiapkan beberapa hal dalam menerapkan pembelajaran literasi. Dalam

membuat perencanaan guru perlu memperhatikan segala sesuatunya dengan baik.

Perencanaan harus dibuat secara menarik supaya dapat membangkitkan minat dan

motivasi belajar peserta didik. Hal tersebut perlu diperhatikan supaya

pembelajaran sejarah menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik

serta dapat mengurangi tingkat kebosanan peserta didik dalam belajar sejarah.

Pembelajaran sejarah di sekolah menengah atau dijenjang lainnya biasanya

berisi kegiatan membaca buku sejarah. Akan tetapi perlu diketahui bahwa

membaca saja tidak cukup dalam mempelajari tentang sejarah. Untuk itu guru

harus kreatif dalam mencari berbagai ragam gaya mengajar. Proses pembelajaran

pada masa sekarang ini perlu diubah menjadi pembelajaran yang mampu menarik

minat dan memotivasi peserta didik dalam belajar, terutama dalam belajar sejarah.

Pembelajaran sejarah bukan hanya diartikan sebagai transfer ide atau materi,

tetapi juga terdapat nilai-nilai yang dapat ditanamkan bagi diri peserta didik.136

Untuk itu perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru tidak hanya terfokus

pada materi pelajaran saja, tetapi juga harus ada nilai kehidupan yang didapatkan

dan ditanamkan dalam diri peserta didik.

Berdasarkan pada pendidikan abad 21 yang lebih menekankan bahwa

pembelajaran harus lebih terfokus pada membangun karakter dan keterampilan

136 Heri Susanto, op.cit., hlm. 56.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

104

peserta didik, langkah pertama yang diambil yaitu dengan menerapkan

pembelajaran literasi. Dalam pembelajaran literasi, peserta didik dapat

mengembangkan dirinya sebagai seorang pembelajar yang kreatif, inovatif,

produktif, dan berkarakter. Memasuki pada abad ke-21, pembelajaran literasi

memiliki tujuan utama untuk memberikan kesempatan atau peluang peserta didik

dalam mengembangkan dirinya.137

Pembelajaran literasi merupakan sebuah strategi guru untuk menuntun

peserta didik secara kreatif mencari informasi mengenai materi pelajaran supaya

peserta didik dapat lebih mudah memahami materi pelajaran karena informasi

yang peserta didik dapatkan akan lebih banyak. Implementasi pembelajaran

literasi ini diharapkan dapat melatih peserta didik untuk mampu berpikir kritis,

serta mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif sehingga pengetahuan akan

mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dalam merencanakan pembelajaran literasi, guru harus memperhatikan

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP

guru perlu memperhatikan pendekatan, metode, model, serta media pembelajaran

yang kemudian disesuaikan dengan pembelajaran literasi supaya proses

pembelajaran dapat terlaksana dengan seimbang. Guru juga perlu mempersiapkan

bahan ajar yang sesuai dengan materi pelajaran. Selain itu guru juga perlu

merencanakan penugasan yang nantinya akan menumbuhkembangkan

keterampilan dan kreativitas peserta didik. Guru juga mempersiapkan kisi-kisi

soal dan soal tes guna melihat seberapa paham peserta didik terhadap materi yang

137 Yunus Abidin, 2015, op.cit., hlm. 23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

105

telah dipelajari. Dan yang terakhir guru juga perlu mempersiapkan lembar

penilaian guna melihat hasil dari implementasi pembelajaran literasi tersebut.

Berbagai persiapan pembelajaran yang sudah disebutkan tersebut perlu disiapkan

dengan matang oleh guru.

Perencanaan pembelajaran digunakan sebagai alat pandu pelaksanaan

pembelajaran yang harus disusun guru sebelum kegiatan pembelajaran

dilaksanakan. Berjalannya sebuah pembelajaran tentunya tidak terlepas dari RPP.

Dalam pembuatan RPP, langkah pertama yang dilakukan guru yaitu menentukan

Kompetensi Dasar (KD) dan kemudian guru mengembangkannya dalam beberapa

indikator. Selain itu hal yang terpenting dalam sebuah RPP yaitu menentukan

pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, dan media

pembelajaran. Tentunya pendekatan, model, metode, serta media pembelajaran ini

harus disesuaikan dengan pembelajaran literasi yang sudah dipilih guru sebagai

strategi dalam proses pembelajaran sejarah.

Dalam perencanaannya guru mendesain pembelajaran literasi ini dengan

tujuan untuk membangun keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Untuk itu, guru mengambil prinsip konstruktivisme unuk merencanakan

pembelajaran. Guru menyusun metode mengajar yang lebih menekankan

keaktifan peserta didik baik dalam belajar sendiri maupun bersama dalam

kelompok.138 Dalam implementasi pembelajaran literasi pada pelajaran sejarah

ini guru menentukan pendekatan, model, metode yang menekankan keaktifan

peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang dipilih

138 Paul Suparno, op.cit., hlm. 73.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

106

guru adalah Student Center learning dengan model pembelajaran Discovery

learning. Model pembelajaran Discovery learning akan lebih berpusat pada

peserta didik. Dalam model pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk aktif

menemukan dan mengumpulkan informasi mengenai materi pembelajaran yang

sedang dipelajari dan kemudian diolah menjadi pengetahuan. Dalam hal ini

peserta didik akan lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Jika dikaitkan dengan pembelajaran literasi, dalam menjalankan kegiatan

dengan model pembelajaran Discovery learning peserta didik dapat

melakukannya dengan memanfaatkan empat aktivitas dalam pembelajaran literasi,

yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara dalam menemukan dan

mengumpulkan informasi. Dengan demikian proses pembelajaran akan berjalan

satu tujuan yaitu dapat menambah keaktifan peserta didik dalam proses

pembelajaran, serta pengetahuan peserta didik melalui informasi yang digali

sendiri oleh peserta didik melalui empat aktivitas tersebut akan mengalami

perkembangan. Hal lain yang direncanakan oleh guru yaitu menentukan metode

pembelajaran berupa ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan.

Selain merencanakan pembelajaran dengan menentukan pendekatan,

model, dan metode, guru juga menentukan media seperti power point, video, dan

bahan ajar. Media pembelajaran ini penting karena dapat digunakan sebagai bahan

pengamatan dan sumber belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Power

point yang dipersiapkan guru yaitu mengenai materi pelajaran dan ditujukan

sebagai pemberian stimulus pada peserta didik guna menghantarkannya pada

materi pelajaran. Sedangkan video, guru menyiapkan video mengenai “Kerajaan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

107

Kerajaan Islam di Nusantara”dan video refleksi yang akan ditayangkan diakhir

pelajaran yaitu video cuplikan tentang menghargai peninggalan sejarah. Pada

implementasi pembelajaran literasi ini, peserta didik tidak hanya difokuskan pada

mata pelajaran saja, tetapi peserta didik juga harus mampu mengambil nilai-nilai

kehidupan dan menanamkan dalam diri peserta didik. Selanjutnya guru juga

mempersiapkan bahan ajar, hal ini dilakukan guru guna memperdalam materi

pelajaran dan menambah sumber belajar peserta didik.

Implementasi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah tersebut

tentunya tidak terlepas dengan empat aktivitas dalam pembelajaran literasi.

Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif peserta didik dalam

mengkontruksi teks, dialog, video, dan sumber belajar lainnya.139 Pada bagian

menemukan dan mengumpulkan informasi mengenai materi pembelajaran yang

sedang dipelajari, guru merencanakan untuk menginstruksikan peserta didik

mengonstruksi informasi tersebut menggunakan empat aktivitas dalam

pembelajaran literasi yang kemudian dapat dikembangkan menjadi sebuah

pengetahuan.

Berkaitan dengan empat aktivitas dalam literasi yang akan digunakan

dalam menemukan dan mengumpulkan informasi, hal yang dilakukan peserta

didik diantaranya adalah membaca bahan ajar dan sumber lain, menyimak video

yang ditayangkan, serta menuliskan informasi yang didapatkan. Sedangkan pada

aktivitas berbicara, guru telah memberikan penugasan pada peserta didik, yaitu

story telling. Story telling merupakan metode pembelajaran berbicara yang

139 Ibid., hlm. 61.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

108

menuntut peserta didik terampil menulis gagasan secara baik sekaligus terampil

menyampaikan gagasan tersebut dihadapan orang banyak.140 Dalam story telling

ini guru merencanakannya dengan mendongeng dan berdialog supaya lebih

terlihat menarik.

Guru merencanakan kegiatan story telling ini guna menghidupkan

pembelajaran literasi serta menumbuhkembangkan keterampilan peserta didik.

Selain itu, dapat menjadikan peserta didik lebih fokus dalam menemukan

informasi melalui membaca dan menyimak, kreatif dalam menuliskan cerita, serta

lebih berani mengkomunikasikannya dihadapan orang banyak. Hingga pada

akhirnya nanti guru dapat melihat tingkat keterampilan yang dimiliki peserta didik

dalam hasil story telling tersebut.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru wajib menyiapkan evaluasi untuk

mengambil penilaian pada saat diimplementasikannya pembelajaran literasi pada

mata pelajaran sejarah di kelas X MIPA 4. Evaluasi tersebut meliputi aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada aspek kognitif, guru menyiapkan kisi-kisi

soal serta soal tes. Soal tes yang dipersiapkan oleh guru tentunya berkaitan dengan

materi pelajaran yang sedang di pelajari, yaitu “Kerajaan-Kerajaan Islam di

Nusantara”. Soal tes yang dipersiapkan oleh guru tersebut berbentuk soal pilihan

ganda berjumlah 20 soal. Pada aspek afektif, guru juga mempersiapkan lembar

pengamatan untuk melihat sikap peserta didik terhadap proses pembelajaran.

Selanjutnya pada aspek psikomotorik, guru mempersiapkan beberapa kriteria

untuk dijadikan sebagai pedoman dalam penilaian keterampilan melalui

140 Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

109

penugasan story telling. Setelah guru mempersiapkan evaluasi pembelajaran yang

meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik tersebut, kemudian guru juga

menyiapkan lembar penilaian untuk melihat hasil dari implementasi pembelajaran

literasi.

Dalam merencanakan pembelajaran, disetiap pertemuan dibutuhkan

pendekatan yang sistematis. Untuk itu guru perlu merencanakan pembelajaran

dengan baik. Berbagai macam perencanaan serta persiapan yang dilakukan guru

pada penjelasan di atas bertujuan untuk mendukung terlaksananya implementasi

pembelajaran literasi pada mata pelajaran sejarah Indonesia agar dapat terlaksana

dengan baik dan dapat menambah pengetahuan peserta didik pada mata pelajaran

sejarah, serta menumbuhkan minat dan motivasi belajar pada peserta didik.

2. Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran

Sejarah Indonesia

Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah dilaksanakan di SMA

Negeri 11 Yogyakarta sejak tahun 2015. Kegiatan GLS tersebut dimulai dari

tahap pembiasaan, tahap pengembangan, serta tahap pembelajaran. Sekolah telah

menerapkan kegiatan dimasing-masing tahapan sesuai dengan aturan buku

pedoman GLS. Hal tersebut berdasarkan wawancara dengan guru sejrah SMA

Negeri 11 Yogyakarta. Dalam tahap pembelajaran, pembelajaran literasi

diimplementasikan dalam proses pembelajaran diberbagai mata pelajaran salah

satunya dalam pembelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

110

Implementasi pembelajaran literasi tidak akan berjalan secara optimal jika

guru tidak memahami tentang strategi pembelajaran literasi. Agar dapat

dilaksanakan secara optimal maka guru harus memiliki wawasan mengenai

strategi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah. Strategi ini mencakup

empat keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Dengan

demikian, upaya awal yang harus dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran

literasi adalah meningkatkan pengetahuan guru dalam memahami strategi

pembelajaran literasi.

Berdasarkan hasil penelitian, Dalam proses pelaksanaan implementasi

pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah, guru telah merencanakannya

dengan sebaik mungkin. Adapun perencanaan yang dibuat guru yaitu penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP guru

menentukan pendekatan, metode, model, serta media pembelajaran yang

disesuaikan dengan pembelajaran literasi supaya proses pembelajaran dapat

terlaksana dengan seimbang. Guru juga telah mempersiapkan bahan ajar yang

sesuai dengan materi pelajaran. Selain itu guru juga merencanakan penugasan

yang nantinya akan menumbuhkan kreativitas peserta didik. Selanjutnya guru

mempersiapkan kisi-kisi soal serta soal tes sebagai alat evaluasi aspek kognitif

peserta didik dalam pembelajaran. Dan yang terakhir guru juga telah

mempersiapkan lembar penilaian untuk melihat hasil dari implementasi

pembelajaran literasi tersebut.

Perencanaan yang telah dipersiapkan oleh guru tersebut, kemudian

diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran literasi pada mata pelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

111

Dalam perencanaannya guru telah menyusun RPP beserta pendekatan, model,

metode, dan media pembelajaran yang telah disesuaikan dengan pembelajaran

literasi, serta kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada tahap awal

pembelajaran, guru memberikan stimulus dan beberapa permasalahan dalam

bentuk pertanyaan pada peserta didik guna menghantarkan pada materi yang akan

dipelajari.

Kegiatan selanjutnya, guru membentuk kelompok. Setelah peserta didik

telah mendapatkan kelompok dan bergabung dengan kelompoknya, kemudian

guru memberikan bahan ajar berupa narasi yang sesuai dengan materi plajaran

yaitu “ Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara” pada masing-masing kelompok.

Guru memberi waktu peserta didik untuk menemukan informasi mengenai

permasalahan dalam bentuk pertanyaan mengenai materi pelajaran yang telah

diberikan oleh guru. Selain itu guru juga memberi penugasan pada peserta didik

untuk membuat draf story telling sebagai produk dari pembelajaran literasi.

Penugasan tersebut bertujuan untuk menumbuhkembangkan keterampilan,

kreativitas, dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga

peserta didik lebih dapat dengan mudah memahami materi.

Pelaksanaan pembelajaran literasi tidak terlepas dari empat keterampilan

dalam pembelajaran literasi, yaitu membaca menulis, menyimak dan berbicara

yang dijadikan strategi oleh guru dalam mendukung implementasi pembelajaran

literasi. Empat keterampilan dalam pembelajaran literasi ini akan berpengaruh

kuat dalam implementasi pembelajaran literasi. Kegiatan-kegiatan yang telah

direncanakan oleh guru terangkum didalam empat keterampilan literasi. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

112

keterampilan membaca peserta didik melakukannya pada saat mencari dan

menemukan informasi tentang materi pelajaran melalui membaca narasi yang

diberikan guru maupun dari sumber lain. Sehingga nantinya peserta didik dapat

mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data berupa informasi, serta mengolah

informasi tersebut untuk menjadi pengetahuan guna menjawab permaslahan yang

telah diberikan guru.

Dalam keterampilan menyimak kegiatan yang dilakukan peserta didik

yaitu menyimak penjelasan guru dengan memperhatikan power point,

memperhatikan cuplikan video mengenai materi pelajaran serta menyimak salah

satu teman kelompoknya yang sedang membacakan narasi yang diberikan oleh

guru. Pada keterampilan menulis, guru memfokuskannya pada kegiatan

penugasan story telling, dimana peserta didik memulainya dengan pembuatan draf

story telling dan kemudian akan dikembangkan menjadi cerita sejarah.

Selanjutnya adalah keterampilan berbicara, kegiatan yang dilakukan yaitu

mengkomunikasikan hasil dari story telling yang telah dibuat oleh peserta didik.

Kegiatan penutup dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru adalah melakukan penguatan konsep pada materi pelajaran, setelah guru

melakukan penguatan konsep, guru juga menugaskan peserta didik dalam

kelompok untuk menyelesaikan penyempurnaan penugasan story telling. Kegiatan

selanjutnya guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan soal tes.

Guru membagikan soal tes yang berjumlah 20 soal . Evaluasi ini dilakukan guna

mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang dipelajari

dengan menggunakan pembelajaran literasi. Selanjutnya guru melakukan refleksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

113

Dalam melakukan refleksi ini guru menayangkan video mengenai menghargai

peninggalan sejarah. Setelah peserta didik melihat tayangan video tersebut maka

peserta didik akan diajak mengambil nilai positif untuk selalu menghargai

peninggalan sejarah yang kemudian ditanamkan dalam dirinya agar peserta didik

dapat menjaga peninggalan bersejarah.

Dilihat melalui kegiatan-kegiatan yang telah dipaparkan diatas, maka

dapat dikatakan perencanaan yang telah dibuat guru terlaksana dengan baik.

Berkaitan dengan pelaksanaan implementasi pembelajaran literasi dalam mata

pelajaran sejarah ini, peserta didik dapat merasakan perbedaan antara belajar

dengan menggunakan literasi dan belajar dengan tidak menggunakan literasi

dalam pelaksanaan pembelajaran literasi di kelas. Oleh karena itu memunculkan

respon dari beberapa peserta didik yaitu sebagai berikut:

a) Kelebihan Proses Pembelajaran Sejarah dengan Memanfaatkan

Pembelajaran Literasi

Selama ini, pembelajaran sejarah di sekolah kurang begitu diminati oleh

peserta didik. pelajaran sejarah sering dianggap sebagai pembelajaran yang

membosankan karena seolah-olah cenderung dengan hafalan. Hal tersebut

dikarenakan beberapa faktor diantaranya dari diri peserta didik yang tidak

memeiliki minat dan motivasi dalam belajar sejarah, maupun faktor luar seperti

kurang kreatifnya guru dalam membawakan materi pembelajaran. Menurut

Winata Putera dalam buku Aman, mengajar merupakan suatu aktivitas

professional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi. Guru dituntut untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

114

mampu mengelola kegiatan pembelajaran dalam hal merencanakan, mengatur dan

mengarahkan.141

Dalam hal ini perlunya tindakan yang harus dilakukan guru dalam

menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik dapat berminat

dan termotivasi dalam belajar sejarah. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh

guru yaitu menerapkan pembelajaran literasi. Hal ini berkaitan dengan peraturan

pemerintah mengenai pelaksanaan Gerakan Literasi sekolah yang wajib

diterapkan di sekolah-sekolah. Untuk itu guru dapat mengambil tahap

pembelajaran dalam GLS untuk dijadikan strategi dalam proses pembelajaran

sejarah serta guru dapat mengembangkannya menjadi strategi pembelajaran yang

menarik dengan menggunakan empat aktivitas dalam pembelajaran literasi seperti,

membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Dengan demikian diharapkan

pembelajaran sejarah tidak lagi dianggap membosankan, tetapi dapat

mengembangkan pengetahuan dan kreatifitas peserta didik.

Dalam pelaksanaan Implementasi pembelajaran literasi diharapkan mampu

mendukung proses dan pencapaian hasil yang diharapkan secara optimal bukan

malah mempersulit proses pembelajaran.142 Berdasarkan hasil penelitian,

implementasi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah di X MIPA 4

SMA Negeri 11 Yogyakarta dapat memberi kelebihan bagi perkembangan

pengetahuan dan kreatifitas peserta didik. hal tersebut diketahui melalui respon

sebagian besar peserta didik yang mengatakan mereka menjadi lebih mudah

dalam memahami materi pelajaran sejarah. selain itu, peserta didik juga

141 Aman, op.cit., hlm. 64.142 Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

115

mengatakan bahwa materi pelajaran dapat mudah dipahami, karena dalam proses

pembelajaran peserta didik difokuskan pada kegiatan membaca sehingga peserta

didik menjadi lebih mudah mendapatkan informasi tentang materi pelajaran.

Sebagian peserta didik juga menyatakan bahwa empat aktivitas dalam

pembelajaran literasi tersebut dapat membantu merekan dalam mengembangkan

keterampilan dan kreatifitas mereka dalam proses pembelajaran sejarah. dengan

pembelajaran literasi ini peserta didik juga mengatakan bahwa pembelajaran

sejarah menjadi lebih menarin dan tidak membosankan.

b) Kesulitan yang Dihadapi Peserta Dididk dalam Proses Pembelajaran

Sejarah dengan Pemanfaatan Literasi

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar peserta didik X MIPA 4 SMA

Negeri 11 Yogyakarta mengalami kesulitan pada saat kegiatan membaca,

sehingga peserta didik merasa kesulitan dalam mencari informasi. Hal tersebut

dikarenakan peserta didik masih belum suka membaca. Selain itu peserta didik

juga masih kurang fokus dalam melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan dalam

konsep literasi, membaca merupakan sebuah usaha untuk memahami,

menggunakan, merefleksi, dan melibarkan diri dalam berbagai jenis teks untuk

mencapai tujuan.143 Untuk itu membaca merupakan peranan penting dalam proses

pembelajaran.

Pada awal perencanaan pembelajaran guru memilih cara belajar dengan

menggunakan kelompok karena guru memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan

produk literasi melalui story telling dengan hasil yang memuaskan. Namun

143 Yunus Abidin dkk, op.cit., hlm. 165.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

116

ternyata perencanaan tersebut malah menimbulkan kesulitan pada peserta didik.

Karena ada beberapa peserta didik dalam kelompok tersebut yang tidak dapat

kondusif tetapi malah ribut sendiri. Hal tersebut menjadi bahan masukan bagi

guru supaya dapat memilih cara belajar yang lebih menjadikan suasana belajar

menjadi lebih kondusif.

c) Cara Mengatasi Kesulitan dalam Proses Pembelajaran Literasi

Pada abad ke 21 ini, kemampuan literasi peserta didik berkaitan erat

dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan

memahami informasi secara analitis, kritis dan reflektif.144 Untuk itu, dalam

proses pembelajaran membaca merupakan hal utama yang harus diminati oleh

peserta didik.

Berkaitan dengan kesulitan peserta didik dalam proses pembelajaran

literasi ini yaitu kesulitan membaca, maka peserta didik mengatakan bahwa dalam

menghadapi kesulitan yang mereka hadapi, Peserta didik akan lebih membiasakan

diri untuk membaca supaya dapat dengan mudah mencari informasi tentang

materi pelajaran. dalam membiasakan diri untuk membaca, peserta didik akan

melakukannya dengan memanfaatkan jam literasi pada awal pelajaran dengan

sebaik-baiknya.

Berkaitan dengan kesulitan kedua yang dihadapi oleh peserta didik

mengenai cara belajar dengan menggunakan kelompok yang menyebabkan

suasana belajar menjadi tidak kondusif, maka beberapa peserta didik

mengutarakan pendapat guna mengatasi kendala dan kesulitan tersebut. Beberapa

144 Hendra Kurniawan, op.cit., hlm. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

117

peserta didik tersebut mengatakan bahwa dalam menjaga suasana belajar agar

tetap kondusif, maka masing-masing dari peserta didik dapat menjaga dirinya

untuk lebih serius dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang

telah guru berikan. Adapun peserta didik yang berpendapat bahwa masing-masing

kelompok harus kompak dalam mengkodisikan kelompoknya agar bisa lebih

fokus lagi dalam mengikuti proses pembelajaran. namun adapula peserta didik

yang lebih suka jika dalam pembelajaran literasi ini tidak dibentuk kelompok

tetapi lebih pada individu saja.

d) Pemahaman yang Didapatkan dalam Mata Pelajaran Sejarah Melalui

Implementasi Pembelajaran Literasi

Pembelajaran literasi memiliki tujuan utama untuk memberikan

kesempatan atau peluang pada peserta didik dalam mengembangkan dirinya.145

Pengembangan tersebut dapat dilihat melalui bebrapa aspek, yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Berkaitan dengan penelitian ini, implementasi

pembelajaran litersi berhasil menambah pemahaman peserta didik terhadap materi

pelajaran. Hal tersebut dikatakan oleh peserta didik sendiri, bahwa dengan

pembelajaran literasi peserta didik menjadi haham dengan materi pelajaran serta

dengan mudah menyerap materi pelajaran yang sedang dipelajari.

Perkembangan pembelajaran literasi yang menghadirkan empat

keterampilan seperti membaca, menyimak, menulis dan berbicara yang dijadikan

strategi guru dalam pembelajaran ini mendapat hasil yang positif. Hal ini

dikarenakan proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan dapat membangkitkan

145 Yunus Abidin, 2015, op.cit. hlm 23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

118

keterampilan dan aktivitas peserta didik. Dalam membahas mengenai pemahaman

yang didapatkan peserta didik, sebagian besar peserta didik mengatakan bahwa

empat keterampilan dalam pembelajaran literasi tersebut dapat membantu peserta

didik untuk lebih mudah mengerti dan memahami materi yang sedang dipelajari.

e) Kesan Peserta Didik Terhadap Proses Implementasi Pembelajaran

Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah

Sistem pembelajaran yang baik seharusnya dapat membantu peserta didik

dalam mencapai tujuan-tujuannya. Untuk itu, kegiatan-kegiatan dalam proses

pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan

dan berguna bagi peserta didik. Guru perlu memberikan suasana belajar yang

dapat menarik minat dan motivasi belajar peserta didik.

Implementasi pembelajaran literasi di X MIPA 4 SMA Negeri 11

Yogyakarta mengundang beberapa kesan dari peserta didik. dalam penelitian ini

kesan yang disampaikan oleh peserta didik sangat positif. Kebanyakan dari

peserta didik mengatakan bahwa dengan pembelajaran literasi pelajaran sejarah

menjadi lebih seru dan menyenangkan. Selain itu peserta didik juga merasa lebih

aktif berperan dalam pembelajaran karena banyak aktivitas yang dilakukan, yaitu

membaca, menyimak video, menulis cerita, serta berbicara yang dilakukan

melalui penampilan story telling, sehingga peserta didik tidak mengalami

kebosanan dalam belajar.

Keberhasilan dalam belajar mengajar sangat tergantung pada kemampuan

guru dalam merencanakan yang mencakup menentukan pendekatan, model,

metode, serta media yang cocok untuk diterapakan dalam proses pembelajaran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

119

dan lain sebagainya yang menyangkut tentang perencanaan pembelajaran.

Pelaksanaan implementasi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah

Indonesia yang memmuat materi mengenai “Kerajaan-Kerajaan Islam di

Nusantara” ini, terlaksana dengan sangat baik dan sesuai dengan perencanaan

yang dibuat oleh guru.

3. Hasil Implementasi Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah

Indonesia

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan

secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran

yang warganya literat sepanjang hayat.146 Literasi tidak dapat dipisahkan dari

dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal,

memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya disekolah. Dalam

perkembangannya, literasi dijadikan strategi oleh guru dalam proses pembelajaran

di kelas. Hal tersebut juga dilakukan oleh guru sejarah. Pada dasarnya,

implementasi pembelajaran literasi dilakukan guna melatih peserta didik untuk

dapat berpikir kritis, serta dapat mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif,

sehingga pengetahuan peserta didik akan menjadi berkembang dalam aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Proses pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.147 Ketiga hal tersebut

merupakan rangkaian utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Berkaitan dengan

146 Dirjen Dikdasmen, op.cit., hlm. 2.147 Aman, op.cit., hlm. 81.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

120

penelitian ini, pelaksanaan implementasi pembelajaran literasi berhasil

dilaksanakan dengan baik karena sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

oleh guru. Selanjutnya guru akan melakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran

guna dapat mendapatkan informasi tentang hasil pembelajaran.

Teori Bloom menganggap bahwa perlunya melakukan penilaian

pembelajaran sejarah atas tiga ranah atau domain yakni kognitif, afektif, dan

psikomotorik.148 Untuk itu dalam penelitian ini hasil implementasi pembelajaran

literasi dalam mata pelajaran sejarah akan dilihat melalui beberapa aspek, yaitu

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam aspek kognitif, guru melakukan

evaluasi pembelajaran dengan menggunakan soal tes mengenai materi yang

sedang dipelajari. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman

dan pengetahuan peserta didik mengenai materi pelajaran sejarah yang dilakukan

melalui pembelajaran literasi.

Selanjutnya dalam aspek afektif, guru dan peneliti melakukan evaluasi

melalui pengamatan sikap dan minat peserta didik terhadap pelajaran sejarah

dengan menggunakan pembelajaran literasi tersebut. Guru mengamati respon

peserta didik dalam menanggapi proses pembelajaran, sedangkan peneliti

menggunakan kuesioner minat. Selanjutnya ialah aspek psikomotorik. Dalam

aspek ini guru dan melakukan evaluasi dengan melihat kecakapan atau

keterampilan peserta didik dalam story telling. Dalam penilaian keterampilan

peserta didik guru melakukannya dengan mengamati beberapa kriteria yang telah

dibuat guru yaitu, konsep/gagasan peserta didik , isi cerita, penyampaian story

148 Ibid., hlm. 75.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

121

telling, teknik dan gaya bercerita, serta melihat kreatifitas peserta didik dalam

membuat story telling yang ditugaskan oleh guru.

Berdasarkan pengamatan peneliti, hasil implementasi pembelajaran literasi

dalam mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 11 Yogyakarta dapat dikatakan

berhasil dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini dibuktikan oleh

hasil penilaian dari masing-masing aspek tersebut. Dalam aspek kognitif, hasil

yang diperoleh melalui tes mencapai predikat sangat baik. Sebagian besar nilai

peserta didik X MIPA 4 telah mencapai KKM bahkan adapula yang melebihi nilai

KKM. Melihat hasil yang demikian, implementasi pembelajaran literasi dalam

mata pelajaran sejarah juga telah berhasil menambah pengetahuan dan

pemahaman peserta didik dalam mata pelajaran sejarah.

Selanjutnya, dalam aspek afektif guru mengamati sikap peserta didik

melalui respon peserta didik pada saat proses pembelajaran literasi. Respon

peserta didik dalam proses pembelajaran literasi tersebut menunjukkan sikap

positif. Peserta didik menunjukkan keingintahuannya dalam proses pembelajaran

dengan berperan aktif untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan

dan mengerjakan penugasan yang diberikan oleh guru dengan baik. Berkaitan

dengan hasil kuesioner yang disiapkan oleh peneliti, hasilnya menunjukkan bahwa

minat peserta didik dalam pembelajaran literasi ini mencapai kategori tinggi. Dari

hasil kuesioner tersebut, dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran

literasi dalam mata pelajaran sejarah dapat dikatakan berhasil menarik minat dan

motivasi peserta didik dalam belajar sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

122

Dalam aspek psikomotorik penilaian yang dilakukan guru melalui kriteria

yang telah disiapkan, menunjukkan bahwa nilai masing-masing kelompok dalam

penugasan story telling ini telah mencapai KKM. Selain itu, masing-masing

kelompok sudah mulai kreatif dalam memunculkan konsep ide dan gagasan untuk

membuat cerita sejarah. Isi cerita yang dibuat oleh peserta didik sudah terlihat

menarik. Dalam penyampaian cerita yang disebut juga dengan story telling,

peserta didik dalam kelompok terlihat sangat antusias. Selanjutnya dalam

penilaian kreatifitas peserta didik. Kreatifitas peserta didik mulai tampak pada saat

penampilan story telling. Dalam hal ini peserta didik dan kelompoknya melakukan

story telling melalui dialog dan mendongeng.

Berdasarkan dari hasil penilaian psikomotorik pada peserta didik, dapat

disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran literasi dalam mata pelajaran

sejarah melalui penugasan story telling yang diberikan guru mencapai

keberhasilan karena telah mencapai nilai KKM serta dapat menggali dan

mengembangkan keterampilan peserta didik. Hal ini terbukti bahwa peserta didik

mampu memenuhi penilaian kriteria yang telah dipersiapkan oleh guru, meskipun

masih ada beberapa yang belum optimal. Hal tersebut wajar karena peserta didik

belum terbiasa dalam melakukan hal tersebut. Untuk itu peserta didik perlu lebih

membiasakan diri dalam mengembangkan keterampilan mereka. Dalam

menunumbuhkembangkan keterampilan peserta didik, maka guru harus

menghargai hasil dari kreatifitas peserta didik. Hal tersebut dilakukan supaya

peserta didik dapat terus berproses dalam membangun keterampilan yang ada

pada diri masing-masing peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

123

Jika melihat hasil dari keseluruhannya, pembelajaran literasi yang

dilakukan oleh guru tersebut dikatakan berhasil. Dalam pembelajaran literasi ini

sikap positif pada diri peserta didik juga dapat tumbuh, yaitu sikap keingintahuan

peserta didik dalam proses belajar dan sikap menghargai yang ditumbuhkan

melalui refleksi. Pada pelaksanaan pembelajaran literasi, peserta didik terlihat

sangat aktif dalam proses belajar sehingga sikap keingitahuanya terhadap materi

yang sedang dipelajari tumbuh dalam diri peserta didik. Selanjutnya, dalam

implementasi pembelajaran literasi ini, peserta didik tidak hanya dituntut untuk

dapat memahami pengetahuan saja tetapi juga dapat menumbuhkan nilai-nilai

positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat diketahui dari salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru, yaitu mengajak peserta didik untuk berefleksi tentang

bagaimana cara peserta didik sebagai generasi muda dalam menghargai dan

menjaga peninggalan sejarah. Melalui refleksi yang dilakukan oleh guru,

menjadikan sikap menghargai tersebut dapat tumbuh dalam diri peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

124

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia di SMA Negeri 11

Yogyakarta, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran literasi pada mata pelajaran sejarah Indonesia di

SMA Negeri 11 Yogyakarta telah dilakukan secara baik. Perencanaan

implementasi pembelajaran literasi tersebut terdiri atas beberapa persiapan.

Persiapan pertama yang dilakukan oleh guru yaitu menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang

sedang dipelajari. Dalam penyusunan RPP guru juga telah menentukan

pendekatan, metode, model, dan media pembelajaran yang telah disesuaikan

dengan pembelajaran literasi. Selain menyusun RPP, guru juga menyiapkan

materi pembelajaran dalam bentuk power point, video, dan bahan ajar

berbentuk narasi guna menambah sumber belajar peserta didik. Guru juga

menyiapkan penugasan sebagai produk dari pembelajaran literasi yaitu

penugasan story telling. Persiapan selanjutnya guru menyiapkan kisi-kisi soal

serta soal tes untuk melihat pemahaman peserta didik terhadap materi

pelajaran yang sedang dipelajari dengan menggunakan pembelajaran literasi,

dan guru juga menyiapkan instrumen penilaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

125

2. Pelaksanaan pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia

telah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan perencanaan yang telah

disiapkan oleh guru. Dalam pelaksanaannya, guru mendesain perencanaan

menjadi aktivitas-aktivitas di dalam proses pembelajaran. Aktivitas pertama

berupa pemberian stimulus guna menghantarkan peserta didik pada materi

pelajaran. Aktivitas kedua guru membentuk kelompok dan memberi

penugasan pada peserta didik untuk menjawab permasalahan tentang materi

pembelajaran dan penugasan strory telling. Aktivitas ketiga guru

menginstruksikan masing-masing kelompok untuk mengkomunikasikan hasil

penemuan informasi serta hasil story telling dan menyimpulkannya. Aktivitas

keempat guru mengajak peserta didik untuk berefleksi. Aktivitas kelima guru

memberikan soal tes untuk melihat pemahaman peserta didik terhadap materi

pelajaran.

3. Hasil pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia telah

mencapai target yang telah diharapkan oleh guru dalam aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Hasil dari implementasi pembelajaran literasi ini dilihat

dengan menggunakan instrumen penilaian dari guru dan kuesioner yang telah

dibuat oleh peneliti. Dari instrumen penilaian guru dapat diketahui aspek

kognitif peserta didik mengalami keberhasilan dengan predikat sangat baik,

nilai peserta didik yang mencapai nilai KKM 75 sebanyak 26 orang dengan

nilai rata-rata mencapai 85,92 atau 96,30%. Dari aspek afektif dapat dilihat

dari hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa pembelajaran literasi berhasil

menarik minat peserta didik dengan mencapai kategori tinggi (92,60%). Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

126

aspek psikomotorik, peserta didik dapat mengembangkan keterampilannya

dengan baik melalui penugasan story telling dengan perolehan nilai rata-rata

88,75. Hasil dari pembelajaran literasi ini juga dapat menumbuhkan sikap

positif dalam diri peserta didik, hal tersebut dilihat melalui proses pelaksanaan

pembelajaran dan refleksi. Sikap positif tersebut ialah sikap keingintahuan

peserta didik terhadap materi pembelajaran dalam proses pembelajaran, dan

sikap menghargai peninggalan sejarah melalui refleksi yang dilakukan pada

akhir pembelajaran.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka

saran yang dapat dihasilkan untuk memperbaiki implementasi pembelajaran

literasi dalam mata pelajaran sejarah Indonesia diantaranya yaitu:

1. Bagi sekolah

Sekolah diharapkan lebih mengoptimalkan kegiatan gerakan literasi sekolah

(GLS) dengan melakukan pengawasan di masing-masing kelas supaya peserta

didik dapat melaksanakan dan memanfaatkan kegiatan membaca 15 menit

sebelum pelajaran dimulai dengan serius.

2. Bagi Guru

Guru diharapkan dapat terus mengembangkan tahap pembelajaran dalam

literasi dengan menyiapkan perencanaan yang sistematis dan kreatif supaya

dapat menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

127

3. Bagi Peserta didik

Peserta didik diharapkan dapat terlibat serta aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran. Peserta didik juga harus lebih membiasakan dan memotivasi

diri untuk membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

128

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu

Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Ali Imron. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Brian Garvei dan Mary Krug. 2015. Model-Model Pembelajaran Sejarah.

Yogyakarta: Ombak.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah: di Sekolah

Menengah Atas. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dirjen Dikdasmen. 2016 tentang Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dyah Tri Palupi. 2016. Cara Mudah Memahami Kurikulum. Surabaya: Jaring

Pena.

Hamid Darmadi. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:

Alfabeta.

Haris Herdiansyah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan, dan Strategi

Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressido.

Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

129

Karwono dan Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran: Serta

Pemanfaatan Sumber Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang

Budaya.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Ridwan Bachtra dan Achmad Fedyani. 2015.Environasionalisme: Suatu Wujud

Pendidikan konstrukvisme. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.

Ruslan Ahmadi. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Sigit Mangun Wardoyo. 2014. Pembelajaran Konstruktivisma: Teori dan Aplikasi

Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung: Alfabeta.

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group

Sugiyono. 2012. Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alvabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

130

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta:

Kanisius

Suryosubroto. 2015. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sutarjo Adisusilo. 2014. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: Rajawali Pers.

Yunus Abidin. 2014. Desain Sistem Pembelajan: Dalam Konteks Kurikulum

2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Yunus Abidin. 2015. Pembelajaran Multiliterasi. Bandung: PT Refika Aditama

Yunus Abidin,dkk.2017. Pembelajaran Literasi : Strategi Meningkatkan

Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis.Jakarta:

Bumi Aksara.

JURNAL :

Aisyah Siti Nur. 2010. Pembelajaran Literasi Untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Karangan Siswa di Kelas V SDN Pakisaji, Malang: Universitas

Negeri Malang.

Eko Nurdiyanti dan Edy Suryanto. 2010. Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Hendra Kurniawan. 2018. “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”.

Historia Vitae.Vol.32.No. 1.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

131

SUMBER INTERNET :

http://jogja.tribunnews.com/2014/12/21/minat-baca-warga-diy-masih-rendah.

Diakses pada tanggal 24 Februari 2018, pada pukul 20.30.

http://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistem-

pendidikan-nasional/. Diakses pada tanggal 21 Februari 2018, pada pukul

14.00.

http://sma11jogja.sch.id/. Diakses pada tanggal 27 Mei 2018, pada pukul 10.30.

https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_11_Yogyakarta. Diakses pada tanggal

27 Mei 2018, pada pukul 11.00.

https://jogja.antaranews.com/berita/342002/minat-baca-pelajar-diy-cukup-tinggi.

Diakses pada tanggal 24 Februari 2018, pada pukul 20.00.

https://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran

konstruktivisme/. Diakses pada tanggal 10 Juni 2018. Pukul 17.03.

https://www.literasipublik.com/pengertian-literasi. Diakses pada tanggal 26

Februari 2018, pada pukul 14.45.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

132

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

133

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN OBSERVASI

Aktivitas Implementasi Pembelajaran Literasi Yang Dilakukan Guru

Sekolah : SMA Negeri 11 Yogyakarta

Kelas : X MIPA 4

Hari/Tanggal : Senin, 30 April 2018 dan 7 Mei 2018

Waktu : 14.00-15.30

PETUNJUK:1. Amati kegiatan pembelajaran di kelas dalam melaksanakan pembelajaran literasi!

2. Tuliskan tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda

amati!

NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK

1 Guru membuka pelajaran dengan salam

2 Guru memeriksa kehadiran peserta didik

3Guru mempersiapkan alat yang akan digunakan dalamproses pembelajaran

4Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akandicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan

5Guru memberi stimulus guna menghantarkan pesertadidik pada materi pelajaran

6Guru mengarahkan peserta didik dalam pembelajaranliterasi

7Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didikdalam pelaksanaan pembelajaran literasi

8Guru membimbing peserta didik agar dapatmenjalankan kegiatan pembelajaran literasi denganbaik

9Guru membimbing peserta didik untuk mengamatibahan ajar yang sudah di sediakan guru

10Peserta didik diberi kesempatan membaca danmemahami bahan ajar yang disediakan guru

11Guru menjalankan pembelajaran literasi dengan desainmetode dan model pembelajaran yang telah dirancang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

134

oleh guru

12Guru menerapkan pembelajaran literasi denganmenggunakan 4 aktivitas seperti membaca, menyimak,menulis, dan berbicara

13Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme pesertadidik dalam pembelajaran literasi

14Guru melakukan evaluasi implementasi pembelajaranliterasi dalam mata pelajaran sejarah dengan tes.

15Guru memberikan penugasan pada peserta didik untukmenghasilkan produk dari pembelajaran literasi

16Merefleksikan materi pelajaran sejarah yang didapatdari pembelajaran literasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

135

LAMPIRAN 2

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA PESERTA DIDIK

FokusPenelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan No

Pembelajaransejarah yangmemanfaatkanliterasi

Pelaksanaanpembelajaransejarah yangmemanfaatkanliterasi

Kelebihan proses pembelajaransejarah dengan memanfaatkanpembelajaran literasi.

Kesulitan yang dihadapi dalamproses pembelajan sejarahdengan memanfaatkanpembelajaran literasi.

Cara mengatasi kesulitan yangdihadapi.

Pemahaman yang didapatkandalam pelajaran sejarah denganmemanfaatkan pembelajaranliterasi.

Kesan peserta didik dalamproses pembelajaran sejarahyang memanfaatkan literasi.

1

2

3

4

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

136

LAMPIRAN 3

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PESERTA DIDIK

No Daftar Pertanyaan

1. Apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkanpembelajaran literasi?

2. Apa kesulitan Kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarahdengan memanfaatkan pembelajaran literasi?

3. Bagaimana cara Anda dalam mengatasi kesulitan tersebut?4. Menurut anda pemahaman apa saja yang Anda dapatkan dalam pelajaran

sejarah dengan memanfaatkan literasi?5. Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?6. Menurut Anda, Bagaimana jika Pembelajaran Literasi ini selalu diterapkan

oleh guru dalam pembelajaran sejarah ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

137

LAMPIRAN 4

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA GURU

No Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana menurut bapak tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yangdicanangkan oleh pemerintah ?

2. Apakah bapak pernah memperoleh sosialisasi atau pelatihan mengenaiGerakan Literasi Sekolah (GLS) ?

3. Bagaimana pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS) di SMA Negeri 11Yogyakarta ?

4. Bagaimana antusias atau tanggapan peserta didik menegenai GerakanLiterasi Sekolah (GLS) yang dilaksanakan 15 menit sebelum prosespembelajaran dimulai ?

5. Apa yang bapak ketahui mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS) padatahap pembelajaran ?

6. Apakah bapak pernah mencoba menerapkan literasi ( media) padapembelajaran sejarah ?

7. Apakah guru pernah memberikan tugas terkait dengan literasi ?8. Bagaimana hasil dari penugasan tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

138

LAMPIRAN 5

DAFTAR NARASUMBER

Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta

1. Bapak B. Gartantyo, S.Pd.

Peserta Didik SMA Negeri 11 Yogyakarta

2. Ardiansyah N.R

3. Athaya Zahra

4. Viky Wijaya

5. Adelia Disty N

6. Adinda Nurrohmah

7. Hugo Vale. P

8. Atika Larasati

9. Nadifa Aulia Putri A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

139

LAMPIRAN 6

CATATAN LAPANGAN 1

Hasil Instrumen ObservasiAktivitas Implementasi Pembelajaran Literasi yang Dilakukan Guru

Sekolah : SMA Negeri 11 Yogyakarta

Kelas : X MIPA 4

Hari/Tanggal : Senin, 30 April 2018 dan 7 Mei 2018

Waktu : 14.00-15.30

PETUNJUK:3. Amati kegiatan pembelajaran di kelas dalam melaksanakan pembelajaran literasi!

4. Tuliskan tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang Anda

amati!

NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK

1 Guru membuka pelajaran dengan salam √

2 Guru memeriksa kehadiran peserta didik √

3Guru mempersiapkan alat yang akan digunakan dalamproses pembelajaran

4Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akandicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan

5Guru memberi stimulus guna menghantarkan pesertadidik pada materi pelajaran

6Guru mengarahkan peserta didik dalam pembelajaranliterasi

7Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didikdalam pelaksanaan pembelajaran literasi

8Guru membimbing peserta didik agar dapatmenjalankan kegiatan pembelajaran literasi denganbaik

9Guru membimbing peserta didik untuk mengamatibahan ajar yang sudah di sediakan guru

10Peserta didik diberi kesempatan membaca danmemahami bahan ajar yang disediakan guru

11 Guru menjalankan pembelajaran literasi dengan desain √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

140

metode dan model pembelajaran yang telah dirancangoleh guru

12Guru menerapkan pembelajaran literasi denganmenggunakan 4 aktivitas seperti membaca, menyimak,menulis, dan berbicara

13Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme pesertadidik dalam pembelajaran literasi

14Guru melakukan evaluasi implementasi pembelajaranliterasi dalam mata pelajaran sejarah dengan tes.

15Guru memberikan penugasan pada peserta didik untukmenghasilkan produk dari pembelajaran literasi

16Merefleksikan materi pelajaran sejarah yang didapatdari pembelajaran literasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

141

LAMPIRAN 7

CATATAN LAPANGAN 2

WAWANCARA GURU

Topik/Judul :Implementasi Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran

Sejaarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta

Peneliti : Catharina Ginong Pratidhina

Informan : B. Gartantyo, S.Pd.

Waktu : 31 Mei 2018

Keterangan

P : Peneliti

I : Informan

P :Bagaimana menurut Bapak tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang

dicanangkan oleh pemerintah ?

I :Menurut saya, GLS ini terlambat, karena sebelum GLS dicanangkan warga

sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta sudah melaksanakan kegiatan literasi Agama

setiap hari jumat, jadi literasi agama ini mewajibkan peserta didik untuk membaca

kitab suci kepercayaan masing-masing. Selain itu, dengan melakukan

pembelajaran di perpustakaan. Jadi dengan adanya pencanangan ini maka kegiatan

tersebut lebih ditekunkan lagi.

P :Apakah bapak pernah memperoleh sosialisasi atau pelatihan mengenai Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) ?

I : Sudah, pada saat saya mengikuti Bimbingan Teknis BIMTEK kurikulum 2013 ada

yang khusus untuk membahas GLS.

P : Menurut bapak, bagaimana pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah ( GLS) di SMA

Negeri 11 Yogyakarta ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

142

I : Untuk pelaksanaannya sudah lancar dan baik, Sekolah menjalankan kegiatan GLS

tersebut sesuai dengan aturan dalam buku pedoman GLS. Sekolah juga telah

memfasilitasi perpustakaan dengan sumber buku yang lengkap. Selain di

perpustakaan sekolah ada juga perpustakaan kelas yang menyiapkan berbagai

bacaan seperti Koran, majalah, dan buku cerita yang digunakan untuk kegiatan 15

menit sebelum jam pelajaran. Sekolah juga pernah mengadakan lomba tentang

literasi.

P : Bagaimana antusias atau tanggapan peserta didik menegenai Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) yang dilaksanakan 15 menit sebelum proses pembelajaran

dimulai ?

I : Peserta didik kurang berantusias, karena mereka lebih tertarik dengan gadget

dibandingkan membaca buku. Tetapi peserta didik tetap ditekankan untuk

membaca buku.

P : Apa yang bapak ketahui mengenai Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada tahap

pembelajaran ?

I : Sebagai guru, memang kita perlu memanfaatkan tahap pembelajaran dalam literasi.

Saya sudah sering menerapkannya, contohnya saya menginstruksikan peserta didik

untuk mencari sumber buku tentang materi pelajaran yang sedang dipelajarai, dan

kemudian saya memberi penugasan mereka untuk mendeskripsikan hasil sumber

yang mereka dapatkan. Selain itu, saya juga sering memutarkan film mengenai

sejarah lalu saya memberi penugasan pada peserta didik untuk menceritakan

kembali film tersebut.

P :Apakah bapak pernah mencoba menerapkan literasi ( media) pada pembelajaran

sejarah ?

I : Saya sering menggunakan media yaitu dengan memutarkan film, lalu saya

menyuruh peserta didik untuk mengamati film tersebut. Dengan begitu ternyata

peserta didik lebih dengan mudah memahami materi pelajaran.

P : Apakah bapak pernah memberikan tugas terkait dengan literasi ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

143

I : Pernah, saya dulu memberi penugasan pada peserta didik untuk membuat cerita

mengenai Jendral Sudirman.

P: Bagaimana hasil dari penugasan tersebut?

I : Hasilnya lumayan bagus, mereka sudah mulai kreatif dalam membuat cerita

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

144

LAMPIRAN 8

CATATAN LAPANGAN 3

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Topik/Judul : Implementasi Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran

Sejarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta

Peneliti : Catharina Ginong Pratidhina

Informan : Ardiansyah N.R

Kelas : X IPA 4

Waktu : 14 Mei 2018

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Menurut Anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi ?

I : Siswanya menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, selain itu jadi

gampang menerima materi dengan baik.

P : Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I : Kesulitannya itu jika disuruh mendapatkan informasi, contohnya seperti membuat

cerita. Saya masih susah dalam mendapatkan informasi itu karena saya tidak

terlalu suka membaca dan kadang kurang fokus juga dalam menyimak.

P : Bagaimana cara Anda dalam mengatasi kesulitan tersebut ?

I : Ya lebih memperbaiki dan membiasakan diri dalam membaca dan lebih fokus lagi

dalam menyimak agar lebih mudah dalam mendapatkan informasi.

P : Menurut anda pemahaman apa saja yang Anda dapatkan dalam pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan literasi?

I : Saya jadi lebih paham tentang materi pelajaran karena disini kita dituntut untuk

membaca bahan ajar yang diberikan guru maupun pencarian informasi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

145

kelompok, kemudian menyimak juga informasi pelajaran dari teman atau

kelompok lain , lalu kita diajari menulis, dan berbicara juga.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kesannya itu pembelajaran jadi lebih menyenangkan dan materinya jadi mudah

ditangkap karena banyaknya informasi terbaru tentang materi pelajaran dengan

kegiatan membaca dan menyimak.

P : Menurut Anda, Bagaimana jika Pembelajaran Literasi ini selalu diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran sejarah ?

I : Saya sangat setuju, karena pembelajaran literasi ini menyenangkan dan membuat

kita menjadi aktif dan kreatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

146

LAMPIRAN 9

CATATAN LAPANGAN 4

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Topik/Judul : Implementasi Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran

Sejaarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta

Peneliti : Catharina Ginong Pratidhina

Informan : Athaya Zahra

Kelas : X IPA 4

Waktu : 14 Mei 2018

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Menurut Anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi ?

I : Jadi lebih gampang memahami materi pelajaran karena dituntut untuk membaca,

biasanya saya males membaca jadi susah mengingat materi, terus belajarnya lebih

enak, menyenangkan, dan tidak gampang bosan.

P : Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I : Saya susah fokus pada saat menyimak dan membaca

P : Bagaimana cara Anda dalam mengatasi kesulitan tersebut ?

I : Harus lebih membiasakan diri lagi untuk membaca dan harus lebih fokus lagi.

P : Menurut anda pemahaman apa saja yang Anda dapatkan dalam pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan literasi?

I : Lebih paham dan mudah menyerap materi pelajaran yang sedang dipelajari.

Contohnya materi sekarang ini tentang kerajaan-kerajaan Islam, saya jadi lebih

paham dari berdiri hingga keruntuhannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

147

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Seru, cara belajarnya jadi tidak kaku tidak membosankan, dan juga membuat saya

lebih aktif.

P : Menurut Anda, Bagaimana jika Pembelajaran Literasi ini selalu diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran sejarah ?

I : Sangat setuju, karena dengan pembelajaran literasi ini jadi memudahkan untuk

memahami materi pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

148

LAMPIRAN 10

CATATAN LAPANGAN 5

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Topik/Judul : Implementasi Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran

Sejaarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta

Peneliti : Catharina Ginong Pratidhina

Informan : Viky Wijaya

Kelas : X IPA 4

Waktu : 14 Mei 2018

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Menurut Anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi ?

I : Kelebihannya itu jadi termotivasi untuk rajin membaca sehingga mudah dalam

mencari informasi tentang materi pelajaran.

P : Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I : Susah fokus pada saat berliterasi, khususnya saat membaca.

P : Bagaimana cara Anda dalam mengatasi kesulitan tersebut ?

I : Ya saya harus lebih membiasakan diri untuk membaca, sehingga bisa lebih

memahami isi bacaan itu dan mudah mendapatkan informasi dalam mata

pelajaran.

P : Menurut anda pemahaman apa saja yang Anda dapatkan dalam pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan literasi?

I : Banyak yang saya dapatkan, saya paham dengan materi pelajaran, seperti kemaren

itu materi tentang kerajaan-kerajaan Islam, saya jadi lebih mudah paham dari

masing-masing kerajaan itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

149

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kesannya seru, pelajarannya jadi menyenangkan, tidak mudah bosen saat belajar.

P : Menurut Anda, Bagaimana jika Pembelajaran Literasi ini selalu diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran sejarah ?

I : Setuju banget, karena pembelajaran literasi ini dapat membantu saya dalam

berkreatifitas. Contohnya kemaren guru menyuruh membuat story telling, saya

jadi lebih kreatif saat membuat cerita itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

150

LAMPIRAN 11

CATATAN LAPANGAN 6

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Topik/Judul : Implementasi Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran

Sejaarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta

Peneliti : Catharina Ginong Pratidhina

Informan : Adelia Disty N

Kelas : X IPA 4

Waktu : 14 Mei 2018

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Menurut Anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi ?

I : Kelebihannya membuat saya jadi lebih cepat paham dengan materi pelajaran

sejarah, karena dalam pembelajaran literasi ini dituntut untuk membaca,

menyimak, menulis cerita sejarah, lalu berbicara didepan teman-teman untuk

bercerita tentang sejarah, nah dengaan begitu saya jadi lebih bisa memahami

materi sejarah itu.

P : Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I : Kesulitannya itu pada saat membaca, saya masih malas membaca, dan saya juga

malas menulis, dan juga masih takut berbicara kurang percaya diri.

P : Bagaimana cara Anda dalam mengatasi kesulitan tersebut ?

I : Ya saya harus lebih membiasakan diri untuk membaca, pada saat jam literasi saya

akan memanfaatkannya untuk membaca supaya lebih terbiasa untuk membaca.

P : Menurut anda pemahaman apa saja yang Anda dapatkan dalam pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan literasi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

151

I : Saya jadi lebih paham dengan materi sejarah, jadi sebenarnya saya susah mengerti

dengan materi sejarah tapi setelah belajar sejarahnya dengan literasi ini saya jadi

lebih mudah mengerti dengan materi sejarah

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Berkesan sekali, karena belajarnya jadi lebih asik, dan tidak membosankan karena

banyak aktivitas yang dilakukan.

P : Menurut Anda, Bagaimana jika Pembelajaran Literasi ini selalu diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran sejarah ?

I : Saya sangat setuju, karena dengan literasi ini dapat membuat saya lebih gampang

memahami materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

152

LAMPIRAN 12

CATATAN LAPANGAN 7

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Topik/Judul : Implementasi Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran

Sejaarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta

Peneliti : Catharina Ginong Pratidhina

Informan : Adinda Nurrohmah

Kelas : X IPA 4

Waktu : 14 Mei 2018

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Menurut Anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi ?

I : Saya cepet mengerti materi pelajaran, karena difokuskan pada beberapa aktivitas

salah satunya membaca.

P : Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I : Kesulitannya itu pada saat mengerjakan tugas kelompok, karena dalam kelompok

ini belajar menjadi kurang kondusif karena adanya teman kelompok yang tidak

serius.

P : Bagaimana cara Anda dalam mengatasi kesulitan tersebut ?

I : Cara mengatasinya ya dari kitanya sendiri yang harus bisa menjaga suasana supaya

bisa kondusif dalam mengerjakan tugas, dan dalam menyimak teman saat

membacakan materi yang disediakan guru.

P : Menurut anda pemahaman apa saja yang Anda dapatkan dalam pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan literasi?

I : Saya dapat lebih mudah memahami materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

153

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Sangat senang dan seru, karena dapat melatih saya untuk lebih fokus dalam

pelajaran.

P : Menurut Anda, Bagaimana jika Pembelajaran Literasi ini selalu diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran sejarah ?

I : Sangat setuju, karena pembelajaran literasi ini pelajaran sejarah menjadi tidak

membosankan karena banyak aktivitas yang harus dijalankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

154

LAMPIRAN 13

CATATAN LAPANGAN 8

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Topik/Judul : Implementasi Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran

Sejaarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta

Peneliti : Catharina Ginong Pratidhina

Informan : Hugo Vale. P

Kelas : X IPA 4

Waktu : 14 Mei 2018

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Menurut Anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi ?

I : Menurut saya pembelajarannya lebih detail, jadi saya lebih gampang paham

dengan pelajaran.

P : Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I : Kesulitannya itu pada saat belajarnya itu disuruh bergabung dengan kelompok,

karena itu saya jadi susah fokus karena ribut, padahal disitu kita harus menyimak

salah satu dari anggota kelompok yang membacakan narasi bahan ajar.

P : Bagaimana cara Anda dalam mengatasi kesulitan tersebut ?

I : Cara mengatasinya ya dapat lebih kompak lagi dalam mengkondisikan kelompok,

agar bisa lebih fokus lagi dalam menyimak teman yang sedang membaca.

P : Menurut anda pemahaman apa saja yang Anda dapatkan dalam pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan literasi?

I : Pemahaman yang saya dapatkan itu saya jadi lebih mengerti tentang sejarah

misalnya seperti kemaren itu kita belajar tentang Kerajaan-kerajaan Islam, nah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

155

saya jadi lebih memahami tentang kisah-kisah dari berbagai macam kerajaan

Islam.

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kesannya itu asik dan menyenangkan

P : Menurut Anda, Bagaimana jika Pembelajaran Literasi ini selalu diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran sejarah ?

I : Sangat setuju, supaya pelajaran sejarah tidak membosankan dan jadi gampang

ngerti tentang materi pelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

156

LAMPIRAN 14

CATATAN LAPANGAN 9

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Topik/Judul : Implementasi Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran

Sejaarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta

Peneliti : Catharina Ginong Pratidhina

Informan : Atika Larasati

Kelas : X IPA 4

Waktu : 14 Mei 2018

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Menurut Anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi ?

I : Kelebihannya saya jadi lebih gampang memahami materi pelajaran. Pelajaran jadi

lebih hidup lagi dengan banyaknya aktivitas.

P : Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I : Saya tidak terlalu suka literasi, seperti membaca. Saya malas membaca, tetapi

dibantu tayangan video, jadi saya lebih suka ke menyimak video itu.

P : Bagaimana cara Anda dalam mengatasi kesulitan tersebut ?

I : Cara mengatasinya ya saya harus lebih membiasakan diri untuk membaca,

membiasakannya ini dengan melakukan literasi pada saat jam literasi yang 15

menit itu untuk menumbuhkan motivasi membaca saya.

P : Menurut anda pemahaman apa saja yang Anda dapatkan dalam pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan literasi?

I : Saya jadi lebih paham dengan materi pelajaran. Dapat mengetahui peristiwa-

peristiwa sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

157

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kesannya itu pada awalnya saya tidak tertarik dengan literasi ini, karena pada

awalnya itu saya berfikiran bahwa literasi itu akan disuruh melulu membaca buku,

tetapi ternyata tidak, ternyata ada kegiatan menyimak video, menyimak guru

membacakan materi, menulis cerita sejarah, dan bercerita tentang sejarah didepan

teman-teman. Dengan begitu saya jadi lebih tertarik dengan literasi ini.

P : Menurut Anda, Bagaimana jika Pembelajaran Literasi ini selalu diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran sejarah ?

I : Saya setuju, tetapi harus dibanyakin yang bagian menyimak, karena saya belum

terlalu suka membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

158

LAMPIRAN 15

CATATAN LAPANGAN 10

WAWANCARA PESERTA DIDIK

Topik/Judul :Implementasi Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran

Sejaarah Indonesia di SMA Negeri 11 Yogyakarta

Peneliti : Catharina Ginong Pratidhina

Informan : Nadifa Aulia Putri A

Kelas : X IPA 4

Waktu : 14 Mei 2018

Keterangan P : Peneliti

I : Informan

P : Menurut Anda, apa kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

pembelajaran literasi ?

I : Kelebihannya itu membuat saya lebih paham tentang materi sejarah, karena dalam

literasi ini kita juga disuruh membaca, nah dengan membaca saya jadi dapat

mendapatkan informasi mengenai materi pelajaran.

P : Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan

memanfaatkan literasi ?

I : Kesulitannya itu tidak bisa fokus saat belajarnya itu membentuk kelompok, karena

membuat kelasnya ribut.

P : Bagaimana cara Anda dalam mengatasi kesulitan tersebut ?

I : Cara mengatasinya ya sebaiknya tidak dibentuk kelompok, tetapi lebih enak

sendiri-sendiri saja supaya lebih fokus dan tidak terganggu pada saat membaca,

dan menyimak.

P : Menurut anda pemahaman apa saja yang Anda dapatkan dalam pelajaran sejarah

dengan memanfaatkan literasi?

I : Saya jadi lebih mengerti dengan materi pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

159

P : Apa kesan Anda dalam proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

literasi?

I : Kesan saya, pembelajaran literasi itu seru, apalagi pada saat disuruh membuat

cerita sejarah, karena saya suka menulis dan membuat cerita saya sangat berkesan

sekali.

P : Menurut Anda, Bagaimana jika Pembelajaran Literasi ini selalu diterapkan oleh

guru dalam pembelajaran sejarah ?

I : Sangat setuju, karena pembelajaran literasi membuat belajar sejarah asik dengan

berbagai aktivitas dan juga dapat menambah wawasan baru dengan membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

160

LAMPIRAN 16

SILABUS MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA KELAS X

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.1 Memahami konsep berpikirkronologis, diakronik, sinkronik,ruang, dan waktu dalam sejarah

4.1 Menyajikan hasil penerapan konsepberpikir kronologis, diakronik,sinkronik, ruang, dan waktu dalamperistiwa sejarah dalam bentuktulisan atau bentuk lain

Cara Berpikir Sejarah Cara berpikir kronologis

dalam mempelajari sejarah Cara berpikir diakronik dalam

mempelajari sejarah Cara berpikir sinkronik dalam

mempelajari sejarah

Membaca buku teks dan/melihat tayangan filmpendek tentang aktivitas manusia sehari-hari

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanyajawab/berdiskusi tentang informasi tambahanyang belum dipahami/ingin diketahui sebagaiklarifikasi tentang konsep berpikir kronologis,diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalamsejarah

Mengumpulkan informasi terkait dengankonsep berpikir kronologis, diakronik,sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah darisumber tertulis, sumber lainnya dan/atauinternet.

Menganalisis hasil informasi mendapatkankesimpulan tentang konsep berpikir kronologis,diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalamsejarah

Menyajikan secara tertulis kesimpulan tentangkonsep berpikir kronologis, diakronik,sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

161

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.2 Memahami konsep perubahan dankeberlanjutan dalam sejarah

4.2 Menerapkan konsep perubahan dankeberlanjutan dalam mengkajiperistiwa sejarah

Konsep Perubahan danKeberlanjutan Makna perubahan Makna keberlanjutan

Membaca buku teks dan/melihat tayangan filmpendek tentang aktivitas manusia sehari-hari

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanyajawab/berdiskusi tentang informasi tambahanyang belum dipahami/ingin diketahui sebagaiklarifikasi tentang konsep perubahan dankeberlanjutan dalam sejarah

Mengumpulkan informasi terkait dengankonsep perubahan dan berkelanjutan dalamsejarah dari sumber tertulis, sumber lainnyadan/atau internet

Menganalisis hasil informasi mendapatkankesimpulan tentang konsep perubahan danberkelanjutan dalam sejarah

Menyajikan secara tertulis kesimpulan tentangkonsep perubahan dan berkelanjutan dalamsejarah

3.3 Menganalisis kehidupan manusiapurba dan asal-usul nenek moyangbangsa Indonesia (Melanesoid, Proto,dan Deutero Melayu)

3.4 Memahami hasil-hasil dan nilai-nilaibudaya masyarakat praaksara

Indonesia Zaman Praaksara: AwalKehidupan Manusia Indonesia Manusia purba Asal-usul nenek moyang

bangsa Indonesia Corak kehidupan masyarakat Hasil-hasil budaya masyarakat

Membaca buku teks dan/atau melihat gambar-gambar tentang aktifitas kehidupan masyarakatzaman praaksara, peta persebaran asal-usulnenek moyang bangsa Indonesia danpeninggalan hasil kebudayaan pada zamanpraaksara.

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

162

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indonesia dan pengaruhnya dalamkehidupan lingkungan terdekat

4.3. Menyajikan informasi mengenaikehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang bangsaIndonesia (Melanesoid, Proto, danDeutero Melayu) dalam bentuktulisan

4.4. Menyajikan hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksaraIndonesia dan pengaruhnya dalamkehidupan lingkungan terdekatdalam bentuk tulisan

Nilai-nilai budaya masyarakat jawab/berdiskusi tentang informasi tambahanyang belum dipahami/ingin diketahui sebagaiklarifikasi tentang kehidupan manusia purba,asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,hasil-hasil budaya dan nilai-nilai budaya zamanpraaksara

Mengumpulkan informasi terkait denganpertanyaan mengenai kehidupan manusiapurba, asal-usul nenek moyang bangsaIndonesia, hasil-hasil dan nilai-nilai budayamasyarakat praaksara melalui bacaan sumber-sumber yang ada di museum atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat

Menganalisis informasi dan data-data yangdidapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber lain yang terkait untuk mendapatkankesimpulan tentang kehidupan manusia purba,asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakatpraaksara Indonesia

Menyajikan informasi dalam bentuk laporantertulis mengenai ; kehidupan manusia purba,asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakatpraaksara Indonesia dan pengaruhnya dalamkehidupan lingkungan terdekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

163

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.5 Menganalisis berbagai teori tentangproses masuknya agama dankebudayaan Hindu dan Buddha keIndonesia

3.6 Menganalisis perkembangankehidupan masyarakat,pemerintahan, dan budaya padamasa kerajaan-kerajaan Hindu danBuddha di Indonesia sertamenunjukkan contoh bukti-buktiyang masih berlaku pada kehidupanmasyarakat Indonesia masa kini

4.5. Mengolah informasi tentang prosesmasuknya agama dan kebudayaanHindu dan Buddha ke Indonesiaserta pengaruhnya pada kehidupanmasyarakat Indonesia masa kini sertamengemukakannya dalam bentuktulisan

4.6. Menyajikan hasil penalaran dalambentuk tulisan tentang nilai-nilai danunsur budaya yang berkembang padamasa kerajaan Hindu dan Buddha

Indonesia Zaman Hindu danBuddha: Silang Budaya Lokal danGlobal Tahap Awal Teori-teori masuknya agama

dan kebudayaan Hindu danBuddha

Kerajaan-kerajaan Hindu danBuddha

Bukti-bukti kehidupanpengaruh Hindu dan Buddhayang masih ada sampai masakini

Membaca buku teks dan/atau melihat gambar-gambar peninggalan zaman Hindu dan Buddhadi Indonesia

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanyajawab/berdiskusi tentang informasi tambahanyang belum dipahami/ingin diketahui sebagaiklarifikasi tentang teori masuknya agama dankebudayaan Hindu dan Buddha, perkembanganmasyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-buktipengaruh Hindu dan Buddha yang masihberlaku pada kehidupan masyarakat Indonesiamasa kini.

Mengumpulkan informasi terkait denganpertanyaan mengenai teori masuknya agamadan kebudayaan Hindu dan Buddha,perkembangan masyarakat, pemerintahan danbudaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha,serta bukti-bukti pengaruh Hindu dan Buddhayang masih berlaku pada kehidupan masyarakatIndonesia masa kini melalui bacaan,pengamatan terhadap sumber-sumber zamanHindu dan Budha yang ada di museum ataupeninggalan-peninggalan yang ada dilingkungan terdekat

Menganalisis informasi dan data-data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

164

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

yang masih berkelanjutan dalamkehidupan bangsa Indonesia padamasa kini

didapat dari bacaan maupun sumber-sumberlain yang terkait untuk mendapatkankesimpulan tentang teori masuknya agama dankebudayaan Hindu dan Buddha, perkembanganmasyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-buktipengaruh Hindu dan Buddha yang masihberlaku pada kehidupan masyarakat Indonesiamasa kini

Menyajikan informasi dalam bentuk laporantertulis mengenai teori masuknya agama dankebudayaan Hindu dan Buddha, perkembanganmasyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti-buktipengaruh Hindu dan Buddha yang masihberlaku pada kehidupan masyarakat Indonesiamasa kini

3.7 Menganalisis berbagai teori tentangproses masuknya agama dankebudayaan Islam ke Indonesia

3.8 Menganalisis perkembangankehidupan masyarakat, pemerintahandan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta

Zaman Kerajaan-Kerajaan Islamdi Indonesia Teori-teori masuknya agama

dan kebudayaan Islam Kerajaan-kerajaan Islam Bukti-bukti kehidupan

pengaruh Islam yang masih ada

Membaca buku teks dan melihat gambar-gambar peninggalan zaman kerajaan Islam diIndonesia

Membuat dan mengajukan pertanyaan/tanyajawab/berdiskusi tentang informasi tambahanyang belum dipahami/ingin diketahui sebagaiklarifikasi tentang teori masuknya agama dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

165

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

menunjukkan contoh bukti-buktiyang masih berlaku pada kehidupanmasyarakat Indonesia masa kini

4.7. Mengolah informasi teori tentangproses masuknya agama dankebudayaan Islam ke Indonesiadengan menerapkan cara berpikirsejarah, serta mengemukakannyadalam bentuk tulisan

4.8. Menyajikan hasil penalaran dalambentuk tulisan tentang nilai-nilai danunsur budaya yang berkembang padamasa kerajaan Islam dan masihberkelanjutan dalam kehidupanbangsa Indonesia pada masa kini

sampai masa kini kebudayaan Islam, perkembangan kehidupanmasyarakat, pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sertamenunjukkan contoh bukti-bukti yang masihberlaku pada kehidupan masyarakat Indonesiamasa kini

Mengumpulkan informasi terkait denganpertanyaan tentang teori masuknya agama dankebudayaan Islam, perkembangan kehidupanmasyarakat, pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sertamenunjukkan contoh bukti-bukti yang masihberlaku pada kehidupan masyarakat Indonesiamasa kini melalui bacaan, pengamatan terhadapsumber-sumber zaman kerajaan-kerajaan Islamyang ada di museum atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat

Menganalisis informasi dan data-data yangdidapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber lain yang terkait untuk mendapatkankesimpulan tentang teori masuknya agama dankebudayaan Islam, perkembangan kehidupanmasyarakat, pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesiaserta menunjukkan contoh bukti-bukti yangmasih berlaku pada kehidupan masyarakatIndonesia masa kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

166

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Menyajikan informasi dalam bentuk laporantertulis tentang teori masuknya agama dankebudayaan Islam, perkembangan kehidupanmasyarakat, pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sertamenunjukkan contoh bukti-bukti yang masihberlaku pada kehidupan masyarakat Indonesiamasa kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

167

LAMPIRAN 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 11 Yogyakarta

Kelas/ Semester : X/2

Mata Pelajaran : Sejarah

Materi Pokok : Pengaruh agama dan kebudayaan

Islam di Indonesia

Alokasi waktu : 4 X 45 menit

Jumlah Pertemuan : 2

A. Kompetensi Inti

Kompetensi sikap spiritual yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial yaitu “Memiliki sikap

jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi

permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang

Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang

dianutnya”.

KI.3.Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI.4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

168

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi DasarPengetahuan Keterampilan

No Uraian No Uraian3.8 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat,pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan-kerajaan Islamdi Indonesia sertamenunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku padakehidupan masyarakatIndonesia masa kini

4.8 Menyajikan hasil penalarandalam bentuk tulisan tentangnilai-nilai dan unsur budayayang berkembang pada masakerajaan Islam dan masihberkelanjutan dalamkehidupan bangsa Indonesiapada masa kini

Indikator Pencapaian Kompetensi3.8.1 Menganalisis sumber-sumber

kerajaan Islam di Nusantara4.8.1

4.8.2

Menyajikan informasimengenai perkembangankerajaan-kerajaan Islam diNusantara melalui storytelling

Menyajikan hasil identifikasikehidupan masyarakat,pemerintahan dan budayakerajaan Isam nusantaradalam bentuk tulisan.

3.8.2 Mengidentifikasi bukti-buktipeninggalan kerajaan Isalm diNusantara

3.8.3 Menunjukkan letak kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara

3.8.4 Menganalisis karakteristikkehidupan masyarakat,pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan Samudra Pasaibeserta bukti-buktipeninggalannya

3.8.5 Menganalisis karakteristikkehidupan masyarakat,pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan Malaka besertabukti-bukti peninggalannya

3.8.6 Menganalisis karakteristikkehidupan masyarakat,pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan Aceh besertabukti-bukti peninggalannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

169

Kompetensi DasarPengetahuan Keterampilan

No Uraian No Uraian3.8.7 Menganalisis karakteristik

kehidupan masyarakat,pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan Demak besertabukti-bukti peninggalannya

3.8.8 Menganalisis karakteristikkehidupan masyarakat,pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan Pajang besertabukti-bukti peninggalannya

3.8.9 Menganalisis karakteristikkehidupan masyarakat,pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan Mataran Islambeserta bukti-buktipeninggalannya

3.8.10 Menganalisis karakteristikkehidupan masyarakat,pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan Gowa - Tallobeserta bukti-buktipeninggalannya

3.8.11 Menganalisis karakteristikkehidupan masyarakat,pemerintahan dan budaya padamasa kerajaan Ternate-Tidorebeserta bukti-buktipeninggalannya

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui model Discovery Learning berbasis literasi, peserta didik diharapkan

dapat menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan

contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia

masa kini sekaligus mampu menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan

tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam

dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.

Selain itu dengan menggunakan pembelajaran aktif dan bermakna yang berbasis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

170

literasi, peserta didik juga dapat memiliki minat yang tinggi dalam pembelajaran

sejarah.

D. Materi Pembelajaran

1. Fakta : Sumber serta bukti awal agama dan kebudayaan Islam di

Indonesia beserta peninggalannya

2. Konsep : Islam Nusantara

3. Prosedur : Perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

4. Metakognitif : Keterkaitan antara perkembangan Islam di Indonesia

dengan kemunculan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia

E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran

1. Pendekatan pembelajaran : Student Center Learning

2. Model Pembelajaran : Discovery Learning

3. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan.

F. Media Pembelajaran

1. Alat: LCD, Laptop

2. Bahan:- Power point tentang gambar peninggalan kerajaan Islam

- Teks narasi tentang kerajaan Islam di Nusantara

- Video tentang cuplikan sejarah singkat kerajaan Islam Nusantara dan

video refleksi tentang menghargai peninggalan sejarah

G. Sumber Belajar:

Ratna Hapsari dan Adil,M.2013.Sejarah Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia III. Yogyakarta:

Kanisius

Referensi Lain

Internet:

http://wawasansejarah.com/sejarah-kesultanan-indonesia/

dan alamat lainnya yang terkait.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

171

Lingkungan :

Hasil kebudayaan Islam di DIY, misalnya Keraton Kasultanan Yogyakarta,

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

IPK: 3.8.1, 3.8.2, 3.8.3.

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN ALOKASIWAKTUKegiatan Peserta Didik

Pendahuluan Membangun Karakter1. Peserta didik menjawab sapaan salam dari

guru dan menyampaikan informasi kehadiranpeserta didik ketika guru menanyakankehadiran peserta didik.

2. Peserta didik menyimak stimulus (stimulation)yang disampaikan guru melalui power pointberupa tayangan gambar peninggalan-peninggalan kerajaan Islam di Indonesia dantayangan video tentang cuplikan sejarahsingkat kerajaan Islam Nusantara

3. Peserta didik menyimak penjelasan gurutentang tujuan dan skenario pembelajaran.

4. Peserta didik menyiapkan buku sumber dansumber belajar lainnya untuk mencapaipenguasaan kompetensi religius, sosial,pengetahuan dan keterampilan

10 menit

Inti Guru membagi peserta didik menjadi 8 kolompok.Masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang.Setelah membagi kelompok, guru membagikanteks narasi tentang kerajaan Islam di Nusantarayang mengacu pada materi pembelajaran dimasing-masing kelompok yang telah ditentukan.1. Mengidentifikasi masalah (Problem

Statement): Secara berkelompok peserta didikmembaca narasi yang diberikan oleh guruuntuk menemukan permasalahan antara lain,apa saja bukti-bukti dan sumber-sumber beritatentang berdirinya kerajaan-kerajaan yangbercorak Islam di Indonesia? Di mana letakkerajaan serta bagaimana kehidupan politik,ekonomi, dan sosial kerajaan-kerajaan yangbercorak Islam di Indonesia? Bagaimanaproses berdirinya dan perkembangan sertakeruntuhan kerajaan-kerajaan yang bercorak

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

172

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN ALOKASIWAKTUKegiatan Peserta Didik

Islam di Indonesia?2. Mengumpulkan data (Data Collecting):

melalui studi literasi/studi pustaka/internetpeserta didik mengumpulkan informasimengenai bukti-bukti dan sumber-sumberberita tentang berdirinya kerajaan-kerajaanyang bercorak Islam di Indonesia,mengidentifikasi informasi mengenai letakkerajaan, kehidupan politik, kehidupanekonomi, dan sosial kerajaan-kerajaanbercorak Islam di Indonesia, serta prosesberdirinya, perkembangan dan keruntuhankerajaan-kerajaan yang bercorak Islam diIndonesia

3. Mengolah data (Data Processing) : Secaraberkelompok peserta didik mengolah data,mengkritisi literasi melalui diskusi, konfirmasitentang letak kerajaan, kehidupan politik,kehidupan ekonomi, dan sosial kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia prosesberdirinya, perkembangan dan keruntuhankerajaan-kerajaan yang bercorak Islam diIndonesia sembari menghasilkan draf naskahuntuk story telling sebagai prodak literasi.

Penutup 1. Guru melakukan refleksi pembelajaran2. Guru memberi penugasan pada peserta didik

untuk mempersiapkan story telling yang akanditampilkan pada pertemuan selanjutnya

3. Guru menutup pelajaran dengan salam

10 menit

Pertemuan 2

IPK: 4.8.1

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN ALOKASI

WAKTUKegiatan Peserta Didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

173

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN ALOKASI

WAKTUKegiatan Peserta Didik

Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab sapaan salam dariguru dan menyampaikan informasi kehadiranpeserta didik ketika guru menanyakankehadiran peserta didik.

2. Guru melakukan kegiatan apersepsi denganmenanyakan materi minggu lalu pada pesertadidik

3. Guru menanyakan kesiapan untuk penampilanstory telling pada masing-masing kelompok

5 menit

Inti 1. Memverifikasi (Verification): Setiapkelompok mengkomunikasikan hasil diskusimelalui penampilan story telling yang telahdisiapkan. Secara berkelompok peserta didikmengecek, membandingkan validitas/kebenaran data dari berbagai sumber tentangletak kerajaan, kehidupan politik, kehidupanekonomi, dan sosial serta proses berdirinya,perkembangan dan keruntuhan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia

2. Menyimpulkan (Generalization): pesertadidik menyimpulkan informasi sertamenyempurnakan penugasan strory tellingberdasarkan masukan dan kesimpulan yangtelah diambil

50 menit

Penutup 1. Peserta didik menyimak penguatan konsepyang disampaikan guru, dan mencatatnya dibuku catatan harian

2. Guru menugaskan peserta didik dalamkelompok untuk menyelesaikanpenyempurnaan penugasan story telling

3. Guru membagikan soal tes kognitif4. Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan

guru5. Guru mengajak peserta didik untuk berefleksi

melalui tayangan video6. Peserta didik mengamati video lalu

menuliskan pendapat mereka mengenai videoyang ditayangkan oleh guru

7. Guru menutup pelajaran dengan salam

35 menit

I. Instrumen Penilaian hasil Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

174

Teknik Penilaian

1. Penilaian Sikap : Angket minat

2. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis

3. Penilaian Keterampilan : Penugasan story telling

Bentuk Penilaian

1. Penilaian Sikap : Kuesioner

2. Penilaian Pengetahuan : Soal pilihan ganda

3. Penilaian Keterampilan : Rubrik story telling

Mengetahui

Kepala Sekolah SMA Negeri 11

Yogyakarta

Rudy Rumanto, S.Pd

Yogyakarta, 15 April 2018

Guru Mata Pelajaran Sejarah

B. Gartantyo, S.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

175

MATERI PEMBELAJARAN

A. Sumber dan Bukti Awal Agama serta Kebudayaan Islam di Nusantara

1. Batu nisan Islam yang tertua ditemukan di Leran, Gresik, Jawa Timur.

Nisan itu milik seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun. Nisan

tersebut berangka tahun 475 H atau 1802 M. Dilihat dari hiasannya, nisan

tersebut dibuat di luar Indonesia. Penemuan bukti ini memunculkan

pendapat bahwa masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke-11

Masehi.

2. Batu nisan sultan Kerajaan Samudera Pasai yang pertama, Sultan Malik As

Saleh. Nisan tersebut bertarikh 696 H (1297 M).

3. Dua batu nisan bertarikh 781 H (1380) dan 789 H (1389 M) di Munje

Tujoh, Aceh Utara. Kedua nisan ini menunjukkan tahun meninggalnya

putra sultan Samudera Pasai ketiga, yaitu Sultan Malik Az Zahir.

4. Beberapa batu nisan yang memuat kutipan dari Alquran ditemukan di

kuburan Trowulan dan Troloyo, Jawa Timur. Tempat tersebut berdekatan

dengan bekas istana Kerajaan Majapahit. Ciri dari batu nisan ini adalah

bertuliskan huruf Arab, tetapi menggunakan tarikh Saka dan angka-angka

Jawa Kuno. Nisan di Trowulan bertarikh 1920 Saka (1268-1369 M) dan

beberapa nisan di Troloyo bertarikh 1293-1533 Saka (1371-1611 M).

Makam ini dimungkinkan milik keluarga raja dari Kerajaan Majapahit.

5. Batu nisan milik Maulana Malik Ibrahim ditemukan di Gresik. Ia adalah

salah seorang dari wali sanga. Nisan ini bertarikh 822 H (1419 M). Hal ini

menunjukkan bahwa pada tahun itu agama Islam sudah masuk di pesisir

utara Jawa.

Masuk dan berkembangnya pengaruh agama dan kebudayaan Islam di

Indonesia juga diperkuat dengan beberapa sumber yang berasal dari luar negeri.

Sumber-sumber tersebut di antaranya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

176

1. Berita Arab

Diketahui melalui para pedagang Arab yang melakukan aktivitas

perdagangan dengan bangsa Indonesia. Para pedagang Arab telah datang ke

Indonesia sejak masa Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang menguasai jalur

pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat

Malaka. Hubungan para pedagang Arab dengan Kerajaan Sriwijaya terbukti

dengan adanya sebuah sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya,

yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa.

2. Berita Eropa

Berasal dari Marcopolo dan Tome Pires. Marcopolo adalah orang Eropa

yang pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia, ketika ia kembali dari Cina

menuju Eropa melalui jalur laut. Ia mendapatkan tugas dari kaisar Cina untuk

mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi. Dalam

perjalanannya ia singgah di Pulau Jawa bagian utara. Di daerah tersebut ia

menemukan adanya kerajaan Islam yaitu Kerajaan Samudera dengan ibukotanya

di Pasai. Tome Pires dalam bukunya Suma Orientalmenyebutkan bahwa pada

awal abad ke-16 daerah bagian pesisir timur Sumatra dari Aceh sampai

Palembang, telah banyak masyarakat yang beragama Islam. Namun, di daerah

pedalaman masyarakat setempat pada umumnya masih menganut keyakinan lama.

Proses Islamisasi ke daerah pedalaman Aceh dan Sumatra Barat terjadi sejak Aceh

melakukan ekspansi politik ke daerah pedalaman pada abad ke-16 sampai 17.

3. Berita India

Disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat memiliki peranan

penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Di samping

berdagang mereka juga aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada

masyarakat Indonesia, terutama masyarakat yang berada di daerah pesisir pantai.

4. Berita Cina

Diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis yang mengikuti

perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Dalam tulisannya, ia menyatakan bahwa sejak

sekitar tahun 1400 M telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di

pantai utara Pulau Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

177

B. Islam NusantaraSejarah telah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari

India & Tiongkok sudah mempunyai hubungan dengan bangsa

Indonesia/penduduk Indonesia. Tetapi, kapan tepatnya Islam datang ke

Nusantara? Telah menimbulkan berbagai teori. Walaupun ada beberapa pendapat

tentang kedatangan agama Islam ke Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung

percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan berita

Tiongkok zaman Dinasti Tang. Berita tersebut telah mencatat bahwa awad ke-7,

ada permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, yakni daerah pantai

barat Sumatera Utara. Kemudian pada abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada

perkembangan Islam bersamaan dengan mulai tumbuhnya kerajaan-kerajaan

Islam di Nusantara. Dari pendapat ini, berdasarkan catatan perjalanan yang

pernah dilakukan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di

Perlak pada 1292 & berjumpa dengan orang-orang yang sudah menganut agama

Islam. Bukti lain yang memperkuat pendapat tersebut ialah ditemukannya nisan

makam Raja Samudera Pasai, Sultan Malik Al-Saleh yang berangka tahun 1297.

Agama Islam masuk & berkembang di Nusantara dibawa oleh para

pedagang dari Gujarat, Arab, & Persia. Agama Islam yang dibawa oleh para

pedagang itu untuk pertama kalinya melewati Selat Malaka & daerah yang

terpengaruh Islam adalah Barus & Perlak. Kemudian setelah itu muncul kerajaan

Samudera Pasai, yang mempercepat tersebarnya agama Islam ke pedalaman Pulau

Sumatera, serta menyebar ke arah selatan melewati Siak & Palembang. Dari Pulau

Sumatera, agama Islam selanjutnya menyebar ke wilayah Jawa, yakni kerajaan

Demak yang berperan dalam proses menyebarkan agama Islam ke Banten,

Cirebon, Gresik, & daerah-daerah di pesisir utara Pulau Jawa. Kerajaan Demak

mengembangkan Islam ke Kalimantan Selatan (Banjar), Sulawesi Selatan (Gowa-

Tallo) & Maluku (Ternate-Tidore). Kerajaan Gowa-Tallo (Makassar) di Sulawesi

Selatan ternyata berperan juga menyebarkan agama Islam ke Kalimantan Timur,

Bali, Lombok Sumba, Sumbawa & Timor.

C. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di NusantaraTerdapat banyak kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia. Beberapa

kerajaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

178

1. Kesultanan Samudra Pasai (1267-1521)

a. Lokasi dan Sumber Sejarah

Samudra Pasai adalah kerajaan pertama di Indonesia yang menganut

agama Islam. Letaknya di pantai utara Sumatera (Aceh), dekat Perlak (Malaysia).

Kesultanan ini didirikan oleh Meurah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh,

sekitar tahun 1267. Sumber sejarah yang menyebutkan tentang keberadaan

kerajaan ini adalah berita Marco Polo, berita Ibnu Batutah, hikayat Raja-raja

Pasai.

b. Bidang Politik

Setelah resmi menjadi kerajaan Islam (kerajaan bercorak Islam pertama di

Indonesia), Samudera Pasai berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan

pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina

serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera Pasai. Samudera Pasai

setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman,

meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang,

Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.

Dalam rangka islamisasi, Sultan Malik al Saleh menikah dengan putri Raja

Perlak.

Sultan Malik al Saleh mangkat pada tahun 1297 dan dimakamkan di

Kampung Samudera Mukim Blang Me dengan nisan makam berciri Islam.

Jabatan Sultan Pasai kemudian diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir.

Sultan ini memiliki dua orang putra, yaitu Malik al Mahmud dan Malik al

Mansur. Ketika masih kecil, keduanya diasuh oleh Sayid Ali Ghiatuddin dan

Sayid Asmayuddin. Kedua orang putranya itulah yang kemudian mewarisi takhta

kerajaan. Sementara itu, kedua pengasuhnya itu diangkat menjadi perdana

menteri. Ibu kota kerajaan pernah dipindahkan ke Lhok seumawe. Pemegang

kekuasaan Samudera Pasai selanjutnya adalah Sultan Ahmad Perumadal Perumal.

Pada masa pemerintahannya, Samudera Pasai sudah menjalin hubungan dengan

Kesultanan Delhi (India). Buktinya, ketika Muhammad Tughluq dari India pada

tahun 1345 mengirimkan utusan yang bernama Ibn Battuta ke Cina, utusan

tersebut sempat singgah dahulu diSamudera Pasai. Sekembalinya dari Cina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

179

(1346), Ibn Battuta singgah lagi dan diterima baik oleh Sultan Ahmad Perumadal

Perumal.

c. Aspek Kehidupan Sosial budaya dan Ekonomi

Para pedagang asing yang singgah di Malaka untuk sementara menetap

beberapa lama untuk mengurusi perdagangan mereka. Dengan demikian, para

pedagang dari berbagai bangsa itu bergaul selama beberapa lama dengan

penduduk setempat. Kesempatan itu digunakan oleh pedagang Islam dari Gujarat,

Persia, dan Arab untuk menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, kehidupan

sosial masyarakat dapat lebih maju, bidang perdagangan dan pelayaran juga

bertambah maju. Kerajaan Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam. Hal itu

terbukti terjadinya perubahan aliran Syiah menjadi aliran Syafi’i di Samudera

Pasai ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu di Mesir sedang terjadi

pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syiah kepada Dinasti

Mameluk yang beraliran Syafi’i. Aliran syafi’i dalam perkembangannya di Pasai

menyesuaikan dengan adatistiadat setempat sehingga kehidupan sosial

masyarakatnya merupakan campuran Islam dengan adat istiadat setempat.

2. Kesultanan Malaka (1396-1511)

a. Lokasi dan Sumber Sejarah

Kesultanan Malaka merupakan kesultanan Islam kedua setelah Samudra

Pasai. Berdiri di akhir abad ke- 14, pusatnya adalah di daerah Malaka. Suatu

wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Malaysia. Wilayah kekuasaannya dan

pengaruhnya meliputi tidak saja Semenanjung Malaya, melainkan juga sampai ke

Riau (Indonesia). Keberadaan kerajaan ini dapat diketahui melalui beberapa

sumber yaitu Sulalatus Salatin, berita Cina/ Tiongkok, Laporan kunjungan

Laksamana Cheng ho dari Dinasti Ming.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Secara geografis, posisi Malaka sangat strategis, yaitu berada di jalur

pelayaran dan perdagangan internasional. Kapal-kapal dapat merapat di segala

musim. Bersekutu dengan Orang Laut, yaitu para perompak pengembara yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

180

senang berlalu lalang di Selat Malaka. Karena fasilitas dan pelayanan yang cukup

baik, kapal-kapal dagang tersebut lama-kelamaan singgah dengan sendirinya

tanpa harus di paksa. Kesultanan Malaka dalam urusan kenegaraan telah memiliki

susunan tata pemerintahan yang rapi. Kekuasaan sultan bersifat absolut. Dalam

administrasi pemerintahan sultan dibantu beberapa pembesar seperti bendahara,

tumenggung, penghulu bendahari, dan syahbandar. Terdapat pula beberapa

menteri yang bertanggung jawab atasan beberapa urusan Negara. Selain itu

terdapat jabatan Laksamana yang pada awalnya diberikan kepada kelompok

masyarakat Orang Laut.

c. Sistem Ekonomi Kehidupan Sosial-Budaya

- Perdagangan

- Pelayaran/ Nelayan

Pada kehidupan budaya, Perkembangan seni sastra Melayu mangalami

perkembangan yang sangat pesat seperti munculnya karya karya sastra yang

menggambarkan tokoh tokoh kepahlawanan dari kerajaan Malaka seperti Hikayat

Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat. Sedangkan Kehidupan

Sosial Kerjaan Malka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan alam dan lingkungan

wilayahnya. Sebagai masyarakat yang hidup dari dunia maritim, hubungan sosial

masyarakat sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung mengarah ke sifat

sifat individualisme. Kelompok masyarakatpun bermunculan, seperti adanya

golonga buruh dan majikan.

3. Kesultanan Aceh (1507-1903)

a. Lokasi dan Sumber Sejarah

Kesultanan Aceh (1507-1903), yang terletak di Aceh Rayeuk didirikan

oleh Ali Mughayat Syah pada tahun 1496 di atas bekas wilayah Kesultanan

Lamuri yang ditaklukkan oleh Mughayat Syah. Sumber sejarah tentang kesultanan

ini adalah Kitab Bustanul’salatin karya Nuruddin ar-Raniri tahun 1637 yang berisi

tentang silsilah sultan-sultan Aceh; batu nisan makam Sultan Ali Mughayat Syah.

Di batu nisan ini disebutkan Sultan Ali Mughayat Syah wafat pada 12 Zulhijah

tahun 936 H atau 7 Agustus 1530 M.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

181

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Meskipun Kesultanan Aceh merupakan Negara Islam, kehidupan

masyarakatnya tetap feudal. Dalam tatanan masyarakatnya Aceh memiliki

golongan bangsawan yang memiliki gelar teuku, dan golongan ulama yang

bergelar tengku; kedua golongan ini sering bersaing untuk berebut pengaruh

dalam masyarakat. Dalam bidang politik yang jelas terlihat adalah adanya

perebutan kekuasaan, terutama antara golongan bangsawan (teuku) dengan

golongan ulama (tengku). Diantara para ulama sendiiri juga sering terjadi

pertikaian karena perbedaan aliran dalam agama. Aliran-aliran tersebut

diantaranya adalah aliran Syi’ah dan Ahlussunnah wal Jama’ah.

c. Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya

Letak Aceh yang strategis menyebabkan perdagangannya maju pesat.

Dengan demikian, kebudayaan masyarakatnya juga makin bertambah maju karena

sering berhubungan dengan bangsa lain. Contoh dari hal tersebut adalah

tersusunnya hukum adat yang dilandasi ajaran Islam yang disebut Hukum Adat

Makuta Alam. Menurut Hukum Adat Makuta Alam pengangkatan sultan haruslah

semufakat hukum dengan adat. Oleh karena itu, ketika seorang sultan dinobatkan,

ia berdiri di atas tabal, ulama yang memegang Al-Qur’an berdiri di kanan,

sedangkan perdana menteri yang memegang pedang berdiri di kiri. Pada

umumnya, di Aceh pangkat sultan turun kepada anak. Sultan diangkat oleh rakyat

atas mufakat dan persetujuan ulama serta orang-orang cerdik pandai.

Jika sultan mangkat sebelum ada pengganti oleh karena beberapa sebab

lain, Panglima Sagi XXII Mukim yang menjadi wakil raja. Ia bertugas

menjalankan pemerintahan dan menerima hasil yang didapat dari Aceh sendiri

dan daerah taklukkan. Jika sudah ada yang patut diangkat menjadi sultan,

perbendaharaan itu pun dengan sendirinya berpindah kepada yang berhak. Dalam

menjalankan kekuasaan, sultan mendapat pengawasan dari alim ulama, kadi, dan

Dewan Kehakiman. Mereka terutama bertugas memberi peringatan kepada sultan

terhadap pelanggaran adat dan syara’ yang dilakukan. Sultan Iskandar Muda

berhasil menanamkan jiwa keagamaan pada masyarakat Aceh yang mengandung

jiwa merdeka, semangat membangun, rasa persatuan dan kesatuan, serta semangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

182

berjuang antipenjajahan yang tinggi. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika

Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah. Itulah sebabnya, bangsa-bangsa Barat

tidak mampu menembus pertahanan Aceh.

Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah

Sultan Ibrahim dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin

bertambah makmur. Dengan kekayaan melimpah, Aceh mampu membangun

angkatan bersenjata yang kuat. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda,

Aceh mencapai puncak kejayaan. Dari daerah yang ditaklukkan didatangkan lada

dan emas sehingga Aceh merupakan sumber komoditas lada dan emas. Pada masa

pemerintahan Iskandar Muda muncul ahli tasawuf yang terkenal, yaitu Hamzah

Fansyuri dan muridnya Syamsudin as Sumatrani. Sultan Iskandar Muda mangkat

pada tahun 1636 dan digantikan oleh menantunya, Iskandar Thani (1636–1641).

Masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani tidak lama karena ia tidak memiliki

kepribadian dan kecakapan yang kuat seperti Sultan Iskandar Muda. Pengawasan

kepada para panglima yang mengurusi perdagangan mengendur sehingga mereka

dapat berbuat semaunya. Daerah-daerah yang jauh dari pemerintah pusat mulai

kurang loyal terhadap sultan. Terlebih lagi setelah Nur ar Din al Raniri (Nurrudin

ar Raniri) ahli tasawuf yang beraliran ortodoks dari Gujarat datang ke Aceh. Sejak

Sultan Iskandar Muda mangkat, Aceh terus-menerus mengalami kemunduran dan

akhirnya pada permulaan abad ke-20 (1935) dapat dikuasai oleh Belanda

walaupun dengan susah payah.

4. Kesultanan Demak (1500-1568)

a. Lokasi dan Sumber sejarah

Kesultanan Demak (1500-1568) berlokasi di Demak, Jawa Tengah, adalah

merupakan kesultanan Islam pertama terbesar di Pantai Utara Jawa. Sebelum

menjadi kesultanan, Demak merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit,

dengan Raden Patah sebagai adipatinya sejak 1478. Raden Patah jugalah perintis

sekaligus peletak dasar kesultanan Demak sejak tahun 1478. Kesultanan ini

merupakan pelopor penyebaran agama Islam di Jawa dan Indonesia umumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

183

Kesultanan Demak tidak berumur lama karena adanya perebutan kekuasaan di

antara kerabat kerajaan.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Dalam bidang politik, terjadi konflik perebutan takhta di antara anggota

keluarga kesultanan. Akibat konflik yang terus berlanjut, kemudian berkembang

menjadi perang saudara.

c. Bidang Ekonomi, sosial, dan budaya

Demak dalam bidang ekonomi, berperan penting karena mempunyai daerah

pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras.

Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain

beras, madu, dan lilin. Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan

Jepara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik.

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur.

Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-

tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak

merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaannya yang

cukup terkenal dan sampai sekarangmasih tetap berdiri adalah Masjid Agung

Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.

Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga

memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa

kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal). Selain Masjid

Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali Sanga juga meletakkan

dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak.Perayaan itu digunakan

oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar masuk Islam. Sekaten

ini kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang terus dipelihara sampai

sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

184

5. Kerajaan Pajang

a. Letak dan Sumber Sejarah Kerajaan Pajang

Kesultanan Pajang pada awal terbentuknya dipimpin oleh Jaka Tingkir.

Sebelum menjadi Kesultanan Islam Utama di kawasan Jawa Tengah dan Jawa

Timur, Pajang menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit dan Kesulatanan

Demak. Pada masa Kerajaan Majapahit, Pajang lebih dikenal dengan nama

Pengging. Pengging pada saat itu tidak memiliki andil besar dalam kekuasaan

Majapahit. Hayam Wuruk pernah melewati daerah Pengging hanya satu kali

dalam setahun untuk menuju Sungai Bengawan Solo. Pengging pada massa

Majapahit dipimpin oleh seorang adipati bernama Jayadiningrat. Ketika awal

berdirinya Kesultanan Demak, Pengging masih menganut agam Budha yang

dianut Kerajaan Majapahit. Ketika keturunan Adipati Jayadiningrat memimpin

daerah Pengging, maka Pengging memeluk agama Islam.

Pada masa Kesultanan Demak, pemimpin daerah Pengging, yaitu Ki Kebo

Kenanga melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap Kesultanan Demak.

Pengging tidak memberi Demak upeti tahunan. Sultan Demak melihat hal itu

mengambil kesimpulan bahwa Pengging akan melakukan pemberontakan. Maka

Sultan Demak mengutus Sunan Kudus untuk menemui pemimpin Pengging.

Pemimpin Pengging menolak untuk menghadap ke Demak, maka Sunan Kudus

dan Pemimpin Pengging mengadu ilmu. Dalam pertarungan tersebut Ki Kebo

Kenanga terbunuh oleh Sunan Kudus, kemudian Pengging tunduk menjadi daerah

kekuasaan Demak. Setelah kejadian tersebut daerah Pengging lebih dikenal

dengan nama Pajang. Pajang baru memiliki andil yang cukup berpengaruh dalam

kekuasaan Demak. Daerah Pajang memiliki daerah yang subur, beras merupakan

komoditas utama yang diperjual belikan. Batu bata merah juga komoditas yang

penting dalam membangun ekonomi Pajang, karena terdapat pusat pembuatan

batu bata merah. Sebagian besar rumah penduduk Pajang dibangun menggunakan

batu bata merah. Keraton Pajang hampir seluruh bangunannya terdiri dari batu

bata merah. Hal ini membantu ekonomi Kesultanan Demak dalam hal pangan dan

pembangunan. Hal tersebut semakin maju pada masa kepepimpinan Jaka Tingkir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

185

b. Bidang ekonomi, sosial, dan Budaya Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang ini bisa dikatakan sebagai kerajaan bekas dari Demak.

Hal ini karena sejarah berdirinya Kerajaan Pajang tidak bisa dipisahkan dari

Kerajaan Demak. Pendiri Kerajaan Pajang adalah Joko Tingkir yang kala itu

berhasil menumpas Aryo Penangsang. Aryo Penangsang sendiri adalah raja di

Demak yang tidak diinginkan oleh peihak keluarga besar Demak. Dari sini

kemudian keluarga meminta bantuan Joko Tingkir untuk menyingkirkan Aryo

Penangsang. Setelah berjalannya waktu, Kerajaan Demak runtuh maka Joko

Tingkir kemudian menggeser pusat pemerintahan di Demak ke Pajang yang

sekaligus menjadi penanda berdirinya Kerajaan Islam Pajang. Kehidupan politik

Kerajaan Pajang ini sebenarnya mulai mapan dan stabil. Namun disayangkan

perjalanan Kerajaan Islam Pajang tidak cukup lama karena beberapa konflik yang

terjadi. Kerajaan Pajang sendiri berpusat di Jawa Tengah bekas Kerajaan Demak

lebih tepatnya yaitu di daerah Kartasura dekat Surakarta atau Solo. Kerajaan

Pajang ini sebenarnya meski muncul belakangan, pernah juga disebut oleh Hayam

Wuruk dalam kitab Negarakertagama. Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit,

kerajaan Pajang dan kerajaan Demak sudah disinggung di dalam kitab tersebut.

Meski merupakan kerajaan baru jika dibanding dengan Kerajaan Demak,

namun secara ekonomi Kerajaan Pajang sangatlah baik. Kesejahteraan rakyatnya

cukup terjamin dengan berbagai hasil bumi yang dihasilkan. Ketika Kerajaan

Demak masih berkuasa, bahkan Kerajaan Pajang ini sudah berhasil mengekspor

beras ke beberapa daerah melalui perniagaan dengan memanfaatkan Bengawan

Solo sebagai jalur transportasi. Pada umumnya, masyarakat Pajang mengandalkan

hasil kebun dan pertanian untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Bahkan Pajang

berhasil menjadi lumbung beras pada sekitar abad ke 16 dan ke 17. Hal ini karena

irigasi di daerah Pajang sangat bagus dengan adanya Bengawan Solo sehingga

irigasi lancar yang kemudian membuat hasil pertanian melimpah. Kelemahan

masyarakat Pajang pada saat itu adalah ketidakmampuan dalam bidang

perniagaan. Sehingga meski memiliki hasil agraris yang sangat melimpah,

kedigdayaan ekonomi Kerajaan Pajang ini tidak berlangsung lama. Terlebih lagi

perniagaan dengan basis laut atau maritim yang sedang ngetrend pada saat itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

186

semakin membuat Kerajaan Pajang tertinggal dengan kerajaan lain di bidang

ekonomi perniagaan. Karena masyarakat pajang kurang ahli dalam masalah

kelautan, padahal pada saat itu semua perdagangan hampir dilakukan di lautan.

Meski kerajaan Pajang merupakan salah satu Kerajaan Islam di Jawa,

namun pengaruh tradisi Hindu masih kentara. Sehingga beberapa kebudayaan pun

masih ada yang menggunakan tradisi-tradisi Hindu. Masyarakat di Pajang juga

masih banyak yang menjalankan beberapa tradisi yang sudah turun temurun dari

nenek moyang mereka. Pada masa kejayaan Kerajaan Pajang, terjadi akulturasi

budaya antara Hindu dan Islam yang kuat. Bahkan, kemunculan Kerajaan Pajang

ini juga banyak yang menafsirkan kembalinya kekuasaan Islam kejawen dari

Islam ortodok.

6. Kesultanan Mataram (1586-1755)

a. Lokasi dan sumber sejarah

Kesultanan Mataram (Islam) tidak ada hubungannya dengan kerajaan

Mataram Hindu; kebetulan saja memakai nama yang sama. Kemungkinan juga

pemakaian nama yang sama ini di dorong keinginan untuk menjadi besar seperti

kerajaan Mataram Kuno. Pemindahan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram

pada tahun 1586 oleh Senopati menandai berdirinya Kesultanan Mataram.

Pusatnya adalah di kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Pada awalnya

pemerintahan Senopati mendapat banyak tantangan dari para bupati di sepanjang

Pantai Utara Jawa yaitu di Demak, Jepara, Kudus, Gresik, dan Surabaya.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Sultan Agung membagi sistem pemerintahan Kesultanan Mataram seperti:

1) Kutanegara, daerah pusat keratin, pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh

patih lebet yang dibantu oleh wedana lebet.

2) Negara Agung, daerah sekitar Kutanegara, pelaksanaan pemerintahan

dipegang patih jawi (patih luar) yang dibantu wedana jawi.

3) Mancanegara, daerah luar Negara Agung, pelaksanaan pemerintahannya

dipegang oleh para bupati.

4) Pesisir, daerah pesisir. Pemerintahan dipegang oleh bupati atau syahbandar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

187

Selain tangguh, Sultan Agung juga dikenal sebagai seorang yang ahli

politik, sastra, filsafat (Jawa), serta Agama. Pada masa ini tumbuh Kebudayaan

Kejawen, yaitu akulturasi antara kebudayaan Jawa asli, Hindu, Buddha, dan

Islam.

d. Bidang Sosial, ekonomi dan budaya

Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, raja merupakan pemegang

kekuatan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan yang diserahi

tugas-tugas tertentu. Kebesaran kerajaan dan kewibawaan raja lazim dicerminkan

dalam keraton sebagai kompleks bangunan kediaman raja, seperti sitinggil dan

masjid besar. Kesenian yang ada di kerajaan mempunyai fungsi untuk

melambangkan status raja. Segala benda di sekeliling raja, upacara, dan perayaan-

perayaan, selain mempunyai fungsi sakral-magis juga dapat menambah semarak

suasana kerajaan dengan segala keagungannya. Di bidang keagamaan terdapat

jabatan penghulu, ketib, naib, dan suranata. Pejabat-pejabat keagamaan ini disebut

abdi dalam pametakan atau abdi dalem pemutihan. Penghulu istana merupakan

jabatan tertinggi dalam bidang keagamaan. Tugas penghulu istana adalah

memimpin upacara-upacara keagamaan.

Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa. Jabatan ini

merupakan wewenang wedana-wedana keparak. Di dalam sidang pengadilan

istana, jaksa berhak mengemukakan bukti dan mengajukan tuntutan, sedangkan

yang berhak mengadili adalah raja. Pejabat-pejabat kerajaan, seperti wedana dan

bupati tidak mendapat imbalan berupa gaji, tetapi mendapat hak tanah gaduhan

sebagai tanah lungguh. Dari hasil tanah tersebut para pejabat menggunakan

sebagai biaya keperluan hidupnya, sedangkan sebagian hasilnya harus diserahkan

kepada kas kerajaan. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan diciptakan

peraturan yang dinamakan angger-angger yang harus ditaati oleh seluruh

penduduk.

Letak geografisnya yang berada di pedalaman didukung tanah yang subur,

menjadikan kerajaan Mataram sebagai daerah pertanian (agraris) yang cukup

berkembang, bahkan menjadi daerah pengekspor beras terbesar pada masa itu.

Rakyat Mataram juga banyak melakukan aktivitas perdagangan laut. Hal ini dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

188

terlihat dari dikuasainya daerah-daerah pelabuhan di sepanjang pantai Utara Jawa.

Perpaduan dua unsur ekonomi, yaitu agraris dan maritim mampu menjadikan

kerajaan Mataram kuat dalam percaturan politik di nusantara.

7. Kesultanan Gowa-Tallo (1528-1670-an)

a. Lokasi dan sumber sejarah

Kesultanan Gowa-Tallo (1528-1670-an) letaknya sangat strategis yaitu di

antara wilayah barat (Malaka) dan Timur Nusantara (Maluku). Makassar menjadi

Bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya akan rempah-rempah.

Kerajaan ini memiliki pelaut-pelaut yang tangguh, yang dapat memperkuat

barisan pertahanan laut Makassar. Sumber asing tertulis pertama dari catatan

Tome Pires. Dalam catatannya, ia melukiskan kemampuan pelayaran dan

perdagangan orang-orang Makassar. Tome Pires menulis bahwa orang-orang

Makassar telah berdagang sampai ke Malaka, Jawa, Borneo, Negeri Siam, dan

juga semua tempat yang yang terdapat antara Pahang dan Siam.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Kesultanan ini desebut-sebut kaya akan beras, bahan-bahan makanan

lainnya, daging, dan kapur barus hitam. Mereka memasok barang-barang

dagangan dari luar, antara lain jenis pakaian dari Cambay, Bengal, dan Keling.

Penemuan banyak jenis keramik dari masa Dinasti Sung dan Ming di daerah

Sulawesi Selatan juga membuktikan kerajaan ini telah menjalin hubungan baik

dengan Cina. Meski memiliki kebebasan dalam mencapai kesejahteraan hidup,

dalam kehidupan sosial sehari-hari mereka sangat terikat dengan norma adat yang

mereka anggap sacral. Norma kehidupan sosial Makassar diatur berdasarkan adat

dan agama Islam yang disebut Pangadakkang. Selain norma tersebut, masyarakat

Makassar juga mengenal sistem pelapisan sosial: lapisan yang merupakan

golongan bangsawan disebut ”anakarung/ karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan

disebut “to maradeka”, dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya

disebut golongan “ata”.

c. Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

189

Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan

internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti

Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di

Makasar. Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga

yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE

sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makasar

menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat. Selain perdagangan,

Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga

menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.

Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah

nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf

kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah

kemakmuran hidupnya.Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut,

kerajaan ini menjalin hubungan dengan Ternate yang sudah menerima Islam dari

Gresik. Raja Ternate yakni Baabullah mengajak raja Gowa Tallo untuk masuk

Islam, tapi gagal. Baru pada masa Raja Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan

Gowa Tallo agama Islam mulai masuk ke kerajaan ini. Setahun kemudian hampir

seluruh penduduk Gowa Tallo memeluk Islam. Mubaligh yang berjasa

menyebarkan Islam adalah Abdul Qodir Khotib Tunggal yang berasal dari

Minangkabau. Raja Gowa Tallo sangat besar perannya dalam menyebarkan Islam,

sehingga bukan rakyat saja yang memeluk Islam tapi kerajaan-kerajaan

disekitarnya juga menerima Islam, seperti Luwu, Wajo, Soppeg, dan Bone. Wajo

menerima Islam tahun 1610 M. Raja Bone pertama yang menerima Islam bergelar

Sultan Adam. Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan untuk berusaha

dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka

sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan

masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut

PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-

norma tersebut.

Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan

sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

190

keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan

disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya

disebut dengan golongan “Ata”. Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar

banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia

pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh

orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo. Kapal Pinisi dan Lombo

merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.

8. Kesultanan Ternate (1257-sekarang) dan

Kesultanan Tidore (1322-akhir abad ke-18)

a. Lokasi dan sumber sejarah

Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore adalah dua dari empat

kesultanan Islam di Maluku. Secara geografis letak kedua kesultanan ini di

Kepulauan Maluku, antara lain Sulawesi dan Papua. Kesultanan Ternate didirikan

oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Sumber berita yang menyatakan

tentang keberadaan kesultanan Ternate dan Tidore adalah sejarawan Belanda

F.S.A. de Clercq yang mencatat pada tahun 1334 Tidore dipimpin oleh seorang

yang bernama Hasan Syah.

b. Kondisi sosial-politik kesultanan

Awalnya Ternate dan Tidore hidup berdampingan dengan damai. Konflik

terjadi ketika para pedagang Eropa mulai datang. Bangsa Portugis memilih untuk

berhubungan dengan Ternate, sedangkan Spanyol sama-sama ingin menguasai

wilayah-wilayah yang ada dalam persekutuan kedua kesultanan. Sehingga,

mereka sengaja melancarkan taktik dengan cara membina hubungan baik dengan

penguasa setempat.

c. Bidang Sosial Budaya dan Ekonomi

Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat

sehingga pada abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para

pedagang asing datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras

untuk ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

191

keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate sehingga dapat

membangun armada laut yang cukup kuat.

Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan

Sultan Nuku (1780–1805). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore

untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta

terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapatkan apa-apa

kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan

waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis,

Spanyol, Belanda, maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus

meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Pulau

Halmahera, Kepulauan Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya,

Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

192

LAMPIRAN 18

KISI-KISI SOAL KOGNITIF

KISI-KISI ULANGAN PEMBELARAJAN SEJARAH

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 11 Yogyakarta Hari, tanggal : Minggu, 15 April 2018Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Waktu : 2 x 45 MenitKelas : X MIPA 4 Tahun Pelajaran : 2017/2018

No KompetensiDasar

Materi Pokok Indikator TingkatKesulitan

BentukSoal

NoSoal

KunciJawaban

1 2 3 4 5 6 7 81. 3.8

Menganalisisperkembangankehidupanmasyarakat,pemerintahandan budaya padamasa kerajaan-kerajaan Islamdi Indonesiasertamenunjukkancontoh bukti-

Teori-teorimasuknyaagama dankebudayaanIslam

Kerajaan-kerajaanIslam

Bukti-bukti

Mengidentifikasi kerajaan Islampertama di Indonesia

C4 PG 1D

2. Mengidentifikasi pedagang Islamyang pertama kali masuk keIndonesia

C1 PG 2A

3. Mengklasifikasikan faktor-faktorpendukung utama perkembangankerajaan Samudera Pasai.

C3 PG 3A

4. Mengidentifikasi cara kerajaanBanjar memperluas daerahkekuasaannya.

C1 PG 4D

5. Mengidentifikasikan raja pertamadari kerajaan Samudera Pasai

C1 PG 5D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

193

6. bukti yangmasih berlakupada kehidupanmasyarakatIndonesia masakini

kehidupanpengaruhIslam yangmasih adasampaimasa kini

Menentukan pusat masuknya Islamdi Maluku

C3 PG 6A

7. Mengidentifikasi tokoh di kerajaanGowa-Tallo

C1 PG 7A

8. Menemukan penyebab raja Ternatememeluk agama Islam

C4 PG 8A

9. Mengidentifikasi tujuan kedatanganbangsa Portugis ke kepulauanMaluku

C4 PG 9B

10. Menunjukkan peletak dasarkerajaan Demak

C1 PG 10E

11. Menunjukkan pendiri kerajaanDemak

C1 PG 11E

12. Menggali informasi mengenaipemindahan ibukota kesultanandari Demak ke Pajang

C3 PG 12C

13. Menunjukkan pendiri kerajaanPajang

C1 PG 13C

14. Menggali informasi mengenai masapemerintahan Sultan Agung

C3 PG 14A

15. Menggali informasi mengenai masapemerintahan Amangkurat II

C3 PG 15A

16. Mengidentifikasi berbagaiinformasi mengenai KesultananMalaka yang dipimpin olehParameswara.

C4 PG 16

E

17. Menunjukkan letak kerajaan Banjar C1 PG 17 A18. Menunjukkan bukti spesifik C1 PG 18 D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

194

Kerajaan Mataram Islam di PulauJawa

19. Mengidentifikasi peninggalanKerajaan Demak

C4 PG 19E

20. Mengidentifikasi peninggalan dariKerajaan Gowa-Tallo

C4 PG 20C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

195

LAMPIRAN 19

TES KOGNITIF

ULANGAN SEJARAH INDONESIASMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

Mata Pelajaran : SejarahKelas/Program : X (Sepuluh) / MIPA 4Hari, Tanggal : Senin, 7 Mei 2018

PETUNJUK KHUSUS:

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, dengan memberikan tanda

silang pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar soal pilihan ganda nomor

1-20!

1. Pernyataan yang paling tepat di bawah ini adalah ….A. Kerajaan Mataram merupakan kerajaan Islam pertama di NusantaraB. Kerajaan Malaka merupakan kerajaan Islam pertama di NusantaraC. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di NusantaraD. Kerajaan samudera pasai merupakan kerajaan pertama di NusantaraE. Kerajaan Aceh merupakan kerajaan Islam di Nusantara

2. Pertama kali para pedagang Islam datang di Nusantara adalah pada zamankerajaan….A. Samudra PasaiB. MajapahitC. SriwijayaD. DemakE. Aceh

3.Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa faktor - faktor pendukung utamaperkembangan Kerajaan Samudera Pasai di dunia maritim adalah….A. Letaknya strategis yaitu di jalur perdaganganB. Armada lautnya yang kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

196

C. Bandar-bandar dagang yang amanD. Terdapat sumber-sumber perdaganganE. Tidak pernah terjadi perebutan kekuasaan

4. Tokoh di bawah ini yang merupakan pendiri kerajaan Aceh adalah….A. Sultan HasanuddinB. Sultan Ageng TirtayasaC. Sultan TrenggonoD. Sultan Ali Mughayat SyahE. Sultan Agung

5. Berikut ini pernyataan yang tepat dari Kerajaan Samudra Pasai adalah….A. Zainal Abidin merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra PasaiB. Sultan Ahmad merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra PasaiC. Malik Al Tahir merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra PasaiD. Malik Al Saleh merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra PasaiE. Al Kamil merupakan raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai

6. Pusat masuknya agama Islam di Maluku yaitu….A. TernateB. HalmaheraC. TidoreD. WetarE. Ambon

7. Tokoh yang mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur” adalah….A. Sultan HasanudinB. Amanna GappaC. Sultan BaabullahD. Sultan AlaudinE. Sultan Zainal Abidin

8. Penyebab raja Ternate tertarik untuk mengikuti ajaran agama Islam yaitu ....

A. Ada seseorang dari jawa yang namanya Maulana Husayu yangmenunjukkan kemahirannya dalam menulis dan membaca huruf arabdalam Al-Qur’an sehingga raja Ternate tertarik untuk mempelajarinya

B. Karena Islam tidak membedakan kedudukan dalam masyarakatC. Berbagai upacara dalam islam dilakukan secara sederhanaD. Ajaran Islam berupaya untuk dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat

dengan adanya kewajiban zakatE. Islam dilakukan dengan damai

9. Tujuan kedatangan bangsa Portugis di kepulauan Maluku adalah ....A. Berwisata dan menikmati keindahan pulau MalukuB. Menjalin perdagangan dan memperoleh rempah-rempahC. Menanamkan semua bidang kehidupan di Maluku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

197

D. Menjalin hubungan perdagangan dan mendirikan persekutuan dagangE. Menyebarkan agama Protestan kepada penduduk Maluku

10. Berikut ini tokoh yang menjadi peletak dasar Kerajaan Demak adalah….A. Pati UnusB. Abdul MufakirC. Maulana YusufD. Sultan HajiE. Raden Patah

11. Pernyataan di bawah ini yang paling tepat mengenai Raden Patah adalah ….

A. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan PajangB. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan AcehC. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan malakaD. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan MataramE. Raden Patah merupakan pendiri dari kerajaan Demak

12. Berikut ini perubahan besar yang dilakukan oleh Sultan Hadiwijaya adalah….

A. Membangun Masjid DemakB. Kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi duaC. Pemindahan ibu kota kesultanan dari Demak ke PajangD. Peletak dasar kerajaan DemakE. Menyejahterakan kehidupan rakyatnya

13. Tokoh yang merupakan pendiri Kerajaan Pajang adalah ….

A. Raden PatahB. Sultan Malik Al SalehC. Sultan HadiwijayaD. Sultan Iskandar MudaE. Sunan Kalijaga

14. Perhatikan data berikut ini

(1) Menyatukan pulau jawa di bawah kekuasaan Mataram.(2) Menyusun Karya sastra yang berjudul Gending.(3) Menyerang Belanda ke Batavia.(4) Menulis cerita wayang dengan lakon yang bernapaskan Islam.(5) Menyerang karajaan-kerajaan kecil di Bali.

Dari data tersebut hal mana sajakah yang telah dilakukan Sultan Agung padamasa Pemerintahannya di Mataram?A. (1), (2), (3)B. (1), (2), (4)C. (2), (3), (4)D. (2), (3), (5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

198

E. (3), (4), (5)

15. Pada masa pemerintahan Amangkurat II, wilayah Kerajaan Mataram semakinsempit karena sebagian besar dikuasai oleh Belanda. Hal ini dibuktikandengan adanya perjanjian pada 1755 M, yaitu….A. Perjanjian Giyanti.B. Perjanjian Tuntang.C. Perjanjian Bongaya.D. Perjanjian Salatiga.E. Perjanjian Saragosa

16. Penguasa pertama Kesultanan Malaka disebutkan bernama Parameswara.

Setelah memeluk agama Islam ia kemudian mengganti nama menjadi

sultan….

A. Mahmud SyahB. Mudzafat SyahC. Allauddin SyahD. BaharuddinE. Iskandar Syah

17. Kehidupan ekonomi masyarakat Aceh bergerak dalam bidang ….A. Pelayaran dan perdaganganB. Peternakan dan perkebunanC. Pertanian dan perkebunanD. Pertanian dan peternakanE. Perikanan dan peternakan

18. Bukti spesifik Kerajaan Mataram Islam di Pulau Jawa adalah….A. CandiB. Pendopo AgungC. Masjid istiqlalD. KeratonE. Masjid Gede

19.Keempat tiang ini merupakan salah satu kekhasan yang ada di masjid Demak.Tiang ini dibuat sebagai penopang masjid yang terinspirasi dari konstruksitiang kapal jung Tiongkok. Salah satu tiang yang dibuat dari potongan-potongan kayu yaitu….A. Saka Bledeg yang dibuat oleh Sunan Gunung Jati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

199

B. Saka Guru yang dibuat oleh Sunan KalijagaC. Saka Serambi yang dibuat oleh Sunan AmpelD. Saka Tiang yang dibuat oleh Sunan BonangE. Saka tatal yang dibuat oleh Sunan Kalijaga

20. Salah satu peninggalan dari kerajaan Gowa-Tallo adalah….

A. Benteng MarboroughB. Benteng VredeburghC. Benteng ford RatterdamD. Masjid Agung BantenE. Keraton

Nilai =Ʃ

X 100

Tuliskan komentar anda mengenai pentingnya menghargai peninggalanbersejarah!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

200

LAMPIRAN 20

DATA NILAI KOGNITIF PESERTA DIDIK

No.Urut

NAMA SISWAKKM NILAI TUNTAS

TIDAKTUNTASX MIPA 4

1 Adelia Disty N 75 90 √2 Adinda Nurrohmah 75 85 √3 Afkar WM 75 85 √4 Allysa Radhwa W 75 90 √5 Aprilia Dwi M 75 70 √6 Ardiansyah N.R 75 85 √7 Athaya Bunga Callistha 75 90 √8 Atika Larasati 75 85 √9 Athaya Zahra 75 90 √10 Aufa H.S 75 90 √11 Clarita P.H 75 85 √12 Devira N.Z 75 90 √13 Fattika Cahya K 75 90 √14 Geraldiana Pusparani 75 85 √15 Hugo Vale. P 75 85 √16 Iqbal Jamiarsad 75 75 √17 Ilma Aulia 75 85 √18 Jauzaili Wikan H 75 85 √19 M. Calvin W 75 85 √20 M. Rahan Didi M 75 90 √21 M. Yusuf 75 85 √22 Nanda Ayoe R D 75 85 √23 Nadifa Aulia Putri A 75 85 √24 Pramesthi Wicitra S 75 85 √25 Rizka Aulia F 75 90 √26 Rayhan Amiaji 75 85 √27 Viki Wijaya 75 90 √

JUMLAH 2320RATA-RATA 85,92PROSENTASE 96,30%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

201

LAMPIRAN 21

KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER MINAT

Kisi-Kisi Angket PenelitianKetertarikan Peserta Didik dalam Implementasi Pembelajaran Literasi

Variabel Definisi Variabel Indikator

Pembelajaranliterasi

Pembelajaran literasi adalahpembelajaran yang memuatempat keterampilan yaitumembaca, menyimak,menulis, dan berbicara yangbertjuan untuk mengenalkanpeserta didik tentang dasar-dasar mebaca, menulis,memelihara kesadaranbahasa, dan memotivasiuntuk belajar.

Penerapan literasi dalamproses pembelajaransejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

202

LAMPIRAN 22

INSTRUMEN KUESIONER MINAT

KUESIONERIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA

PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUNAJARAN 2017/2018

A. Pengantar

Kuesioner ini bertujuan sebagai alat pengumpul data peneliti. Dalamkuesioner ini anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur danbenar sesuai dengan apa yang dialami dan telah Anda lakukan dengansebenarnya. Adapun jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap nilaiapapun dan kerahasiaannya terjamin.Kesediaan Anda dalam mengisi kuesioner ini merupakan jasa yang sangatberharga bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Atasketersediaanya penulis mengucapkan terima kasih.

B. Petunjuk Pengisian

1. Tulislah data identitas Anda secara lengkap.

2. Bacalah semua pernyataan dan pilih salah satu jawaban sesuai dengan

penilaian Anda sendiri.

3. Berilah tanda check list (√) pada butir-butir pernyataan berikut ini sesuai

dengan kriteria sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang

Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

4. Sebelum Anda kembalikan kepada peneliti, periksalah kembali kuesioner

Anda apakah semua pertanyaan telah dijawab.

5. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang jujur sangat

diharapkan.

C. Data Responden

1. Nama :

2. Kelas :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

203

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATAPELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN

AJARAN 2017/2018

NO PERNYATAAN SKORSS S KS TS STS

1Saya senang belajar sejarah denganpembelajaran literasi

2Minat belajar sejarah saya meningkatsetelah menggunakan pembelajaranliterasi

3Pembelajaran literasi pada matapelajaran sejarah sangat membosankan

4Saya mudah memahami materi sejarahdengan menggunakan pembelajaranliterasi

5Saya dapat memaknai sejarah melaluipembelajaran literasi

6Pembelajaran literasi memudahkansaya untuk mendapatkan informasidalam pelajaran sejarah

7

Pembelajaran literasi dapatmenumbuhkan empat keterampilanmembaca, menyimak, menulis, danberbicara pada diri saya

8Saya lebih senang belajar sejarahtanpa menggunakan pembelajaranliterasi

9Pembelajaran literasi tidak cocokdigunakan dalam proses pembelajaransejarah

10Saya sangat tertarik belajar sejarahdengan menggunakan pembelajaranliterasi

11

Dalam menerapkan empat aktivitasyang ada dalam literasi, Saya menjadilebih aktif dalam proses pembelajaransejarah

12Melalui pembelajaran literasi sayamudah mengingat dan berpikir kritistentang materi sejarah

13Pembelajaran literasi dapatmengembangkan pengetahuan dalamdiri saya

14Pembelajaran literasi membuat sayaterbiasa untuk membaca buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

204

15Pembelajaran literasi membuat sayasemangat dalam belajar sejarah

16saya sangat nyaman belajar sejarahdengan menerapkan pembelajaranliterasi

17Saya tidak tertarik belajar sejarahdengan menggunakan pembelajaranliterasi

18

Pelajaran sejarah denganmenggunakan pembelajaran literasimembuat saya kesulitan dalammemahami materi pembelajaran

19Saya sangat antusias mengikutipelajaran sejarah dengan pembelajaranliterasi

20

Saya senang belajar sejarahmenggunakan pembelajaran literasidengan desain pembelajaran yangmenarik

Keterangan:

5 = sangat setuju

4 = setuju

3 = kurang setuju

2 = tidak setuju

1 = sangat tidak setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

205

LAMPIRAN 23

DATA HASIL MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

No NamaSkor Pernyataan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 Adelia Disty N 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 602 Adinda Nurrohmah 5 4 2 4 5 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 743 Afkar WM 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 794 Allysa Radhwa Windiana 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 675 Aprilia Dwi M 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 656 Ardiansyah N.R 3 2 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 637 Athaya Bunga Callistha 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 778 Atika Larasati 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 679 Athaya Zahra 2 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 64

10 Aufa Herwina .S 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 6311 Clarita P.H 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 2 4 4 3 3 3 6512 Devira N.Z 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 7213 Fattika Cahya K 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 6614 Geraldiana Pusparani 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 7115 Hugo Vale. P 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 4 3 4 5 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

206

16 Iqbal Jamiarsad 3 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 5417 Ilma Aulia 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 6918 Juuzaili Wikan H 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 6219 M. Calvin W 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 6420 M. Rahan Didi Murdana 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 5 6721 M. Yusuf 3 4 2 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 6422 Nanda Ayoe R D 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 6723 Nadifa Aulia Putri A 4 4 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 5 7724 Pramesthi Wicitra S 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 7425 Rizka Aulia Fachriza 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 6926 Rayhan Amiaji 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 7027 Viki Wijaya 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 76

JUMLAH 1843

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

207

LAMPIRAN 24

INSTRUMEN PENILAIAN KETRAMPILAN

Lembar Keterampilan

“Mengkomunikasikan informasi mengenai kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di

Indonesia melalui story telling”

Rubrik penilaian Keterampilan:

Anggota Kelompok:

1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

4. …………………………………………..

dst

Keterangan:

4 = sangat baik,

3 = baik,

2 = cukup baik,

1 = kurang baik

Nilai =

X 100

No. Kriteria Skor

4 3 2 1

1 Konsep/Gagasan

2 Isi Cerita

3 Penyampaian Cerita

4 Teknik dan Gaya Bercerita

5 Kreativitas

Jumlah skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

208

LAMPIRAN 25

DATA NILAI ASPEK PSIKOMOTORIK

KELOMPOK KKM NILAI Tuntas Tidak

Tuntas

1 (Samudra Pasai) 75 90 √

2 (Malaka) 75 90 √

3 (Aceh) 75 90 √

4 (Demak) 75 90 √

5 (Pajang) 75 85 √

6 (Mataram Islam) 75 90 √

7 (Gowa-Talo) 75 85 √

8 (Ternate-Tidore) 75 90 √

JUMLAH

710

RATA-RATA 88,75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

209

LAMPIRAN 26

HASIL PRODUK LITERASI PESERTA DIDIK

Kelompok 1. (Samudra Pasai)

Kelompok 2. ( Malaka )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

210

Kelompok 3. ( Aceh )

Kelompok 4. ( Demak )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

211

Kelompok 5. ( Pajang )

Kelompok 6. ( Mataram Islam )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

212

Kelompok 7. ( Gowa Tallo )

Kelompok 8. ( Ternate-Tidore )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

213

LAMPIRAN 27

DOKUMENTASI PENELITIAN

Aktivitas membaca pada proses pelaksanaan pembelajaran literasi pada tanggal 30

April 2018

( Sumber: Dokumen pribadi)

Aktivitas menyimak video dan penjelasan guru pada proses pelaksanaan

pembelajaran literasi pada tanggal 30 April 2018

( Sumber: Dokumen pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

214

Aktivitas berdiskusi dalam menemukan dan mengumpulkan informasi

serta membuat draf story telling pada

proses pelaksanaan pembelajaran literasi pada tanggal 30 April 2018

( Sumber: Dokumen pribadi)

Penampilan story telling pada tanggal 7 Mei 2018

( Sumber: Dokumen pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

215

Penampilan story telling pada tanggal 7 Mei 2018

( Sumber: Dokumen pribadi)

Penampilan story telling pada tanggal 7 Mei 2018

( Sumber: Dokumen pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

216

Wawancara dengan Bapak B. Gartantyo, S.Pd. pada 31Mei 2018

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Wawancara dengan Ardiansyah N.R pada 14 Mei 2018

(Sumber: Dokumen Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

217

Wawancara dengan Athaya Zahra pada 14 Mei 2018

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Wawancara dengan Viky Wijaya pada 14 Mei 2018

(Sumber: Dokumen Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

218

Wawancara dengan Adelia Disty N pada 14 Mei 2018

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Wawancara dengan Adinda Nurrohmah pada 14 Mei 2018

(Sumber: Dokumen Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

219

Wawancara dengan Hugo Vale. P pada 14 Mei 2018

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Wawancara dengan Atika Larasati pada 14 Mei 2018

(Sumber: Dokumen Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

220

Wawancara dengan Nadifa Aulia Putri A pada 14 Mei 2018

(Sumber: Dokumen Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI …repository.usd.ac.id/31032/2/141314019_full.pdf · SMA Negeri 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, kuesioner,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI